II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah 1. Definisi Tanah Pembentukan tanah yang utama berasal dari pelapukan batuan batuan yang mempunyai ukuran butiran yang besar dan melebihi diamter 30 mm sampai puluhan m. Batuan tersebut akan hancur dan menjadi diameter yang kecil dan bahkan halus dikarenakan beberapa faktor antara lain, cuaca, Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme), bahan induk, topografi, relief dan waktu Beberapa ilmuan geologi menyatakan bahwa tanah adalah benda alami di atas permukaan bumi yang terbentuk dari bahan utamanya seperti bahan organik atau bahan mineral dikarenakan oleh proses pembentukan tanah dari interaksi faktor-faktor iklim, relief/bentuk wilayah, organisme (makro/mikro) dan waktu, tersusun dari bahan padatan organik dan anorganik), cairan dan gas, berlapis-lapis dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Batas atas adalah udara, batas samping adalah air dalam lebih dari 2 meter atau singkapan batuan dan batas bawah adalah sampai kedalaman aktivitas biologi atau padas yang tidak tembus akar tanaman, dibatasi sampai kedalaman 2 meter (Subardja, 2004).
35
Embed
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah 1. Definisi Tanahdigilib.unila.ac.id/10380/15/BAB II .pdf · sampai kedalaman aktivitas biologi atau padas yang tidak tembus akar tanaman ... sumber
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
1. Definisi Tanah
Pembentukan tanah yang utama berasal dari pelapukan batuan batuan
yang mempunyai ukuran butiran yang besar dan melebihi diamter 30 mm
sampai puluhan m. Batuan tersebut akan hancur dan menjadi diameter yang
kecil dan bahkan halus dikarenakan beberapa faktor antara lain, cuaca,
Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme), bahan induk,
topografi, relief dan waktu
Beberapa ilmuan geologi menyatakan bahwa tanah adalah benda
alami di atas permukaan bumi yang terbentuk dari bahan utamanya seperti
bahan organik atau bahan mineral dikarenakan oleh proses pembentukan
tanah dari interaksi faktor-faktor iklim, relief/bentuk wilayah, organisme
(makro/mikro) dan waktu, tersusun dari bahan padatan organik dan
anorganik), cairan dan gas, berlapis-lapis dan mampu mendukung
pertumbuhan tanaman. Batas atas adalah udara, batas samping adalah air
dalam lebih dari 2 meter atau singkapan batuan dan batas bawah adalah
sampai kedalaman aktivitas biologi atau padas yang tidak tembus akar
tanaman, dibatasi sampai kedalaman 2 meter (Subardja, 2004).
7
Tanah dalam pandangan teknik sipil dapat didefinisikan sebagai sisa
atau produk yang dibawa dari pelapukan batuan dalam proses geologi yang
dapat digali tanpa peledakan dan dapat ditembus dengan peralatan
pengambilan contoh (sampling) pada saat pemboran (Hendarsin, 2000).
Tanah membagi bahan-bahan yang menyusun kerak bumi secara garis
besar menjadi dua kategori: tanah (soil) dan batuan (rock), sedangkan
batuan merupakan agregat mineral yang satu sama lainnya diikat oleh gaya-
gaya kohesif yang permanen dan kuat (Terzaghi, 1996).
Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau
lemah ikatan antar partikelnya, terbentuk karena pelapukan dari batuan.
Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-
pori (void space) yang berisi air atau udara (Craig, 1991).
Tanah juga didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
(butiran) mineral-mineral padat tersementasi (terikat secara kimia) satu
sama lain dan dari bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel
padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel padat tersebut (Das, 1995).
Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan
yang relative lepas (loose) yang terletak di atas batu dasar (bedrock)
(Hardiyatmo, H.C., 1992). Menurut Bowles, tanah adalah campuran
partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut :
8
1. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya
lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150
mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
2. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150
mm.
3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm,
berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074
mm. Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit
yang disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada
muara sungai.
5. Lempung (clay), partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002
mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada
tanah yang kohesif.
2. Klasifikasi Tanah
Sistem Klasifikasi Tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa
jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam
kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan
pemakaiannya (Das, 1995).
Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk menentukan dan
mengidentifikasikan tanah dengan cara sistematis guna menentukan
kesesuaian terhadap pemakaian tertentu dan juga berguna untuk
menyampaikan informasi mengenai kondisi tanah dari suatu daerah ke
9
daerah lain dalam bentuk suatu data dasar. Klasifikasi tanah juga berfungsi
untuk studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta
kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis seperti
karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya (Bowles,
1991).
Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokkan tanah-
tanah sesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu.
Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam urutan berdasarkan suatu kondisi-
kondisi fisis tertentu bisa saja mempunyai urutan yang tidak sama jika
berdasarkan pada kondisi-kondisi fisis yang lainnya (Dunn, 1992).
Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indek pengujian yang
sangat sederhana untuk memperoleh karakteristik tanahnya. Umumnya
klasifikasi didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisis
saringan (percobaan sedimentasi) dan plastisitasnya (Hardiyatmo, 2002).
Sistem klasifikasi tanah yang umum digunakan dalam perencanaan
jalan adalah sebagai berikut :
Sistem Unified (Unified Soil Classification / USCS)
(USCS) diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya
dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation (USBR) dan
United State Army Corps of Engineer (USACE). Kemudian American
Society for Testing and Materials (ASTM) memakai USCS sebagai metode
standar guna mengklasifikasikan tanah. Dalam bentuk yang sekarang,
10
sistem ini banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan geoteknik. Dalam
USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama yaitu :
a. Tanah berbutir kasar (coarse-grained soil), yaitu tanah kerikil dan pasir
yang kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan No.200.
Simbol untuk kelompok ini adalah G untuk tanah berkerikil dan S
untuk tanah berpasir. Selain itu juga dinyatakan gradasi tanah dengan
simbol W untuk tanah bergradasi baik dan P untuk tanah bergradasi
buruk.
b. Tanah berbutir halus (fine-grained soil), yaitu tanah yang lebih dari
50% berat contoh tanahnya lolos dari saringan No.200. Simbol
kelompok ini adalah C untuk lempung anorganik dan O untuk lanau
organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan
kandungan organik tinggi. Plastisitas dinyatakan dengan L untuk
plastisitas rendah dan H untuk plastisitas tinggi.
Menurut Bowles, 1991 Kelompok-kelompok tanah utama sistem
klasifikasi Unified dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini :
11
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified
Jenis Tanah Prefiks Sub Kelompok Sufiks
Kerikil G Gradasi baik W
Gradasi buruk P
Pasir S Berlanau M
Berlempung C
Lanau M
Lempung C wL < 50 % L
Organik O wL > 50 % H
Gambut Pt
Sumber : Bowles, 1991.
Keterangan :
G = Untuk kerikil (Gravel) atau tanah berkerikil
(Gravelly Soil).
S = Untuk pasir (Sand) atau tanah berpasir (Sandy soil).
M = Untuk lanau inorganik (inorganic silt).
C = Untuk lempung inorganik (inorganic clay).
O = Untuk lanau dan lempung organik.
Pt = Untuk gambut (peat) dan tanah dengan kandungan
organik tinggi.
W = Untuk gradasi baik (well graded).
P = Gradasi buruk (poorly graded).
L = Plastisitas rendah (low plasticity).
12
Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Unified
Divisi Utama Simbol Nama Umum Kriteria Klasifikasi T
anah
ber
bu
tir
kas
ar≥
50%
bu
tira
n
tert
ahan
sar
ing
an N
o. 20
0 K
erik
il 5
0%
≥ f
rak
si k
asar
tert
ahan
sar
ing
an N
o. 4
Ker
ikil
ber
sih
(han
yak
erik
il) GW
Kerikilbergradasi-baik dan campurankerikil-pasir, sedikitatau
sama
sekalitidakmengandungbutiranhalus
Kla
sifi
kas
iber
das
ark
anp
rose
nta
sebu
tira
nh
alu
s ;K
ura
ngd
ari
5%
lolo
s sa
ring
an n
o.2
00
: G
M, G
P,
SW
, S
P.
Leb
ihd
ari
12
% l
olo
s sa
ring
anno
.20
0 :
GM
, G
C, S
M,
SC
. 5
% -
12%
lo
los
sari
ng
an
No
.200
: B
atas
ank
lasi
fik
asi
yan
g m
emp
uny
ai s
imbo
l dob
el
Cu = D60> 4 D10
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
D10 x D60
GP
Kerikilbergradasi-buruk dan
campurankerikil-pasir, sedikitatau sama
sekalitidakmengandungbutiranhal
us
Tidak memenuhi kedua kriteria untuk
GW
Ker
ikil
den
gan
Buti
ranh
alu
s GM Kerikilberlanau, campurankerikil-
pasir-lanau
Batas-batas
Atterberg di
bawahgaris A atau
PI < 4
Bila batas
Atterbergberadadi
daeraharsirdaridiagramplastisitas,
makadipakaidobe
l simbol GC
Kerikilberlempung,
campurankerikil-pasir-lempung
Batas-batas
Atterberg di
bawahgaris A atau PI > 7
Pas
ir≥
50
% f
rak
sikas
ar
lolo
s sa
ring
an N
o. 4
Pas
irber
sih
(h
any
apas
ir) SW
Pasirbergradasi-baik , pasirberkerikil, sedikitatau sama
sekalitidakmengandungbutiranhal
us
Cu = D60> 6
D10
Cc = (D30)
2 Antara 1 dan 3
D10 x D60
SP
Pasirbergradasi-buruk, pasirberkerikil, sedikitatau sama
sekalitidakmengandungbutiranhal
us
Tidakmemenuhikeduakriteriauntuk SW
Pas
ir
den
gan
bu
tira
n
hal
us
SM Pasirberlanau, campuranpasir-
lanau
Batas-batas
Atterberg di
bawahgaris A atau PI < 4
Bila batas
Atterbergberadadi
daeraharsirdaridiagramplastisitas,
makadipakaidobe
l simbol SC
Pasirberlempung, campuranpasir-
lempung
Batas-batas
Atterberg di
bawahgaris A atau PI > 7
Tan
ah b
erbu
tir
hal
us
50%
ata
u l
ebih
lo
los
ayak
an N
o. 200
Lan
au d
an l
emp
un
g b
atas
cai
r ≤
50
%
ML
Lanauanorganik, pasirhalussekali,
serbukbatuan, pasirhalusberlanauatauberlempun
g
DiagramPlastisitas:
Untukmengklasifikasikadarbutiranhalus yang terkandungdalamtanahberbutirhalus dan kasar.