Top Banner
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya baik di darat maupun di laut. Perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi yang melalukan penangkapan terhadap hewan air dan tumbuhan air. Perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan manusia dalam pengusahaankan hewan dan tumbuhan air. Menurut DKP (2005), sumberdaya perikanan di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah perairan yaitu : (1) Perairan barat yang meliputi perairan : Selat Malaka, Timur Sumatra, Laut Jawa, Laut Cina Selatan, dan Timur Kalimantan; dan (2) Perairan timur yang meliputi perairan: Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara, dan Lautan Banda. Karakteristik perairan Barat Indonesia ditandai dengan perairan yang subur (banyak terdapat fitoplankton), dangkal dan sumberdaya ikan yang dominan adalah ikan domersal dan palagis kecil. Ikan palagis besar hanya terdapat di barat Sumatra, Selatan Jawa, dan Selat Makasar. Di perairan Timur Indonesia, ikan dominan adalah ikan palagis besar. Akibat dari over fishing, saat ini jumlah ikan di perairan Barat Indonesia lebih rendah dibandingkan perairan Timur. Daerah lain yang mengalami over fishing adalah perairan Utara Jawa, Selat Malaka, dan Selat Bali. Pada perairan Timur Indonesia hanya udang saja yang telah dieksplorasi dalam jumlah besar, seperti di perairan Laut Arafura dan Papua. 2.2 Gambaran Umum Komoditas Ikan Kerapu Nama ikan kerapu dalam pergaulan internasional kerapu dikenal dengan grouper atau trout, mempunyai sekitar 46 spesies yang tersebar di berbagai jenis habitat. Spesies tersebut, dapat dikelompokkan ke dalam tujuh genus meskipun hanya tiga genus yang sudah diusahakan dan menjadi jenis komersial yaitu genus Chromileptes, Plectropomus, dan Epinephelus. Spesies kerapu komersial Chromileptes altivelis termasuk jenis Serranidae, ordo Perciformes. Jenis kerapu ini disebut juga polka dot grouper atau hump backed rocked atau dalam bahasa lokal sering disebut ikan kerapu macan. Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar
18

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

Mar 03, 2019

Download

Documents

phungkiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perikanan Laut di Indonesia

Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan

tangkap dan perikanan budidaya baik di darat maupun di laut. Perikanan tangkap

adalah kegiatan ekonomi yang melalukan penangkapan terhadap hewan air dan

tumbuhan air. Perikanan budidaya adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan

manusia dalam pengusahaankan hewan dan tumbuhan air.

Menurut DKP (2005), sumberdaya perikanan di Indonesia dibagi menjadi

dua wilayah perairan yaitu : (1) Perairan barat yang meliputi perairan : Selat

Malaka, Timur Sumatra, Laut Jawa, Laut Cina Selatan, dan Timur Kalimantan;

dan (2) Perairan timur yang meliputi perairan: Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa

Tenggara, dan Lautan Banda.

Karakteristik perairan Barat Indonesia ditandai dengan perairan yang

subur (banyak terdapat fitoplankton), dangkal dan sumberdaya ikan yang dominan

adalah ikan domersal dan palagis kecil. Ikan palagis besar hanya terdapat di barat

Sumatra, Selatan Jawa, dan Selat Makasar. Di perairan Timur Indonesia, ikan

dominan adalah ikan palagis besar. Akibat dari over fishing, saat ini jumlah ikan

di perairan Barat Indonesia lebih rendah dibandingkan perairan Timur. Daerah

lain yang mengalami over fishing adalah perairan Utara Jawa, Selat Malaka, dan

Selat Bali. Pada perairan Timur Indonesia hanya udang saja yang telah

dieksplorasi dalam jumlah besar, seperti di perairan Laut Arafura dan Papua.

2.2 Gambaran Umum Komoditas Ikan Kerapu

Nama ikan kerapu dalam pergaulan internasional kerapu dikenal dengan

grouper atau trout, mempunyai sekitar 46 spesies yang tersebar di berbagai jenis

habitat. Spesies tersebut, dapat dikelompokkan ke dalam tujuh genus meskipun

hanya tiga genus yang sudah diusahakan dan menjadi jenis komersial yaitu genus

Chromileptes, Plectropomus, dan Epinephelus. Spesies kerapu komersial

Chromileptes altivelis termasuk jenis Serranidae, ordo Perciformes. Jenis kerapu

ini disebut juga polka dot grouper atau hump backed rocked atau dalam bahasa

lokal sering disebut ikan kerapu macan. Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

11

abu-abu dengan bintik hitam. Daerah habitatnya meliputi Kepulauan Seribu,

Kepulauan Riau, Bangka, Lampung dan kawasan perairan berterumbu karang.

Kerapu Sunu (coral trout) sering ditemukan hidup di perairan berkarang. Warna

tubuh merah atau kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah, yang warnanya

bisa berubah apabila dalam kondisi stres. Mempunyai bintik-bintik biru bertepi

warna lebih gelap. Daerah habitat tersebar di perairan Kepulauan Karimunjawa,

Kepulauan Seribu, Lampung Selatan, Kepulauan Riau, Bangka Selatan, dan

perairan terumbu karang. Kerapu Lumpur atau estuary grouper (Epinephelus spp)

mempunyai warna dasar hitam berbintik-bintik sehingga disebut juga kerapu

hitam. Spesies ini paling banyak diusahakan karena laju pertumbuhannya yang

cepat dan benih relatif lebih banyak ditemukan. Daerah habitat banyak ditemukan

di Teluk Banten, Segara Anakan, Kepulauan Seribu. Lampung, dan daerah muara

sungai. Ikan kerapu dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

(Ghufran 2001)

Filum : Chordata

Klas : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Cromileptes

Spesies : Cromileptes altivelis

Genus : Plectropoma

Spesies : Plectropoma maculatus, P. Leopardus, dan P.oligacanthus

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus suillus, E.malabaricus, E.fuscoguttatus,

E.merra, dan E.maculatus.

Ikan kerapu biasa disebut goropa atau kasai, semua spesies tersebut,

ternyata berasal dari tujuh genus, yaitu Aethaloperca, Anyperodon,

Cephalopholis, Cromileptes, Plectropoma, Epinephelus, dan Varicla. Dari tujuh

genus tersebut, genus Cromileptes, Plectropoma, dan Epinephelus merupakan

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

12

golongan kerapu komersial bernilai ekonomi tinggi, yang diusahakan melalui

penangkapan di alam maupun pengusahaan (Ghufran 2001).

Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di

perairan karang, di antaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar

perairan (DKP 2004). Secara umum, ikan kerapu memiliki kepala yang besar,

mulut lebar, dan tubuhnya ditutupi sisik-sisik kecil. Bagian tepi operculum,

bergerigi dan terdapat duri-duri pada operculum. Letak dua sirip punggungnya

(yang pertama berbentuk duri-duri), terpisah. Semua jenis kerapu mempunyai

tiga duri pada sirip dubur dan tiga duri pada bagian tepi operculum (Ghufran

2001).

Ikan kerapu dikenal sebagai ikan pemangsa (predator) yang memangsa

jenis-jenis ikan kecil, zooplankton, dan udang-udang kecil lainnya. Ikan kerapu

bersifat hermaphrodit protogynous (hermaprodit protogini), yang berarti setelah

mencapai ukuran tertentu, akan berganti kelamin (changce sex) dari betina

menjadi jantan. Selain itu ikan kerapu tergolong jenis ikan yang bersifat

hermaphrodit synchroni, yaitu di dalam satu gonad satu individu ikan, terdapat sel

seks betina dan sel seks jantan yang dapat masak dalam waktu yang sama,

sehingga ikan dapat mengadakan pembuahan sendiri dan dapat pula tidak. Ikan

kerapu merupakan ikan berukuran besar, yang bobotnya dapat mencapai 450 kg

atau lebih. Jenis ikan kerapu ini terdapat di berbagai perairan antara lain di

Afrika, Taiwan, Filipina, Malaysia, Australia, Indonesia, dan Papua Nugini.

Sementara di Indonesia, kerapu ditemukan di Teluk Banten, Segara Anakan,

Kepulauan Seribu, Lampung, dan daerah muara sungai (Ghufran 2001).

2.2.1 Ciri-Ciri Morfologi Ikan Kerapu

Ciri-ciri morfologi ikan kerapu adalah sebagai berikut (Wardana 1994):

1) Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada panjang dan tinggi

tubuh.

2) Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.

3) Mulut lebar, serong ke atas dengan bibit bawah yang sedikit menonjol

melibihi bibir atas.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

13

4) Serip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang di mana

bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari

lunak.

5) Posisi sirip perut berada di bawah sirip dada.

6) Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid.

2.2.2 Jenis-Jenis Ikan Kerapu

1) Kerapu Bebek

Kerapu bebek sering disebut sebagai kerapu tikus, di pasaran Internasional

dikenal dengan nama polka-dot grouper, namun ada pula yang menyebutnya

hump-backed rocked. Ikan kerapu bebek ini berbentuk pipih dan warna dasar

kulit tubuhnya abu-abu dengan bintik-bintik hitam di seluruh permukaan tubuh.

Kepala berukuran kecil dengan moncong agak meruncing. Kepala yang kecil

mirip bebek menyebabkan jenis ikan ini populer disebut kerapu bebek, namun ada

yang menyebutnya sebagai kerapu tikus, karena bentuk moncongnya yang

meruncing menyerupai moncong tikus (Gambar 1).

Gambar 1. Ikan Kerapu Bebek

Ikan kerapu macan dikategorikan sebagai ikan konsumsi bila bobot

tubuhnya telah mencapai 0,5 kg–2 kg per ekor. Selain dijual sebagai ikan

konsumsi, ikan kerapu macan juga dapat dijual sebagai ikan hias dengan nama

grace kelly. Ikan kerapu macan memiliki bentuk sirip yang membulat. Sirip

punggung tersusun dari 10 jari-jari keras dan 19 jari-jari lunak. Pada sirip dubur,

terdapat 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lunak. Ikan ini bisa mencapai panjang

tubuh 70 cm atau lebih, namun yang dikonsumsi, umumnya berukuran 30 cm–50

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

14

cm. Ikan kerapu macan tergolong ikan buas yang memangsa ikan-ikan dan

hewan-hewan kecil lainnya. Ikan kerapu macan merupakan salah satu ikan laut

komersial yang mulai diusahakan baik dengan tujuan pembenihan maupun

pembesaran.

2) Kerapu Sunu

Ikan kerapu sunu biasa pula disebut sebagai ikan sunu atau ikan lodi. Ada

dua jenis kerapu sunu yang dikenal sebagai ikan laut komersial, yaitu jenis

Plectropoma maculatus atau populer dengan sebutan spotted coral trout dan jenis

Plectropoma leopardus atau populer dengan sebutan leopard coral trout. Kerapu

sunu memiliki tubuh agak bulat memanjang, dengan jari-jari keras pada sirip

punggungnya. Warna tubuh sering mengalami perubahan tergantung pada kondisi

lingkungan. Perubahan warna tubuh terjadi jika ikan dalam keadaan stres. Tubuh

sering berwarna merah atau kecokelatan, sehingga kadang juga disebut kerapu

merah atau kasai makot (Gambar 2).

Gambar 2. Ikan Kerapu Sunu

Tubuhnya terdapat bintik-bintik berwarna biru, dengan tepi gelap dan ada

enam pita berwarna gelap, kadang-kadang tidak nampak. Ikan kerapu sunu jenis

P.maculatus, mempunyai bintik yang tidak seragam, sedangkan jenis P.

Leopardus, mempunyai bintik-bintik yang seragam.

3) Kerapu Lumpur

Disebut sebagai kerapu lumpur, karena ikan ini betah hidup di dasar

perairan. Nama lain dari jenis ikan kerapu ini adalah kerapu balong, estuary

grouper, atau sering pula disebut kerapu hitam, walaupun sebenarnya memiliki

warna dasar abu-abu dan berbintik-bintik. Ikan kerapu lumpur ini terdiri atas

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

15

beberapa macam, namun yang bernilai ekonomis tinggi dan telah umum

diusahakan adalah Epinephelus suillus dan Epinephelus malabaricus. Jenis E.

suillus memiliki tubuh berwarna abu-abu gelap dengan kombinasi bintik cokelat

dan lima garis menyerupai pita gelap samar yang memanjang pada tubuhnya

(Gambar 3).

Gambar 3. Ikan Kerapu Lumpur

Ikan kerapu lumpur banyak diusahakan karena pertumbuhannya cepat dan

benihnya paling mudah diperoleh di laut, terutama pada musim-musim tertentu

sedangkan jenis E. Malabaricus, memiliki tubuh dengan warna dasar abu-abu

agak muda dengan bintik hitam kecil. Habitat ikan kerapu lumpur ada di kawasan

terumbu karang, perairan berpasir, dan bahkan hutan mangrove, serta muara-

muara sungai. Ikan kerapu lumpur ukuran konsumsi biasanya memiliki bobot

tubuh berkisar antara 400 g–1.200 g per ekor.

4) Kerapu Macan

Bentuk ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mirip dengan

kerapu lumpur, tetapi dengan badan yang agak lebar. Masyarakat Internasional

menyebutnya dengan sebutan flower atau carpet cod (Ghufran M 2001). Ikan

kerapu macan memiliki mulut lebar serong ke atas dengan bibir bawah menonjol

ke atas dan sirip ekor yang umumnya membulat (rounded). Warna dasar sawo

matang, perut bagian bawah agak keputihan dan pada badannya terdapat titik

berwarna merah kecokelatan, serta tampak pula 4-6 baris warna gelap yang

melintang hingga ekornya. Badan ditutupi oleh sisik kecil, mengkilat dan

memiliki ciri-ciri loreng (Antoro 2004). Gambar ikan kerapu macan dapat dilihat

pada Gambar 4.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

16

Gambar 4. Ikan Kerapu Macan

2.3 Prospek Pengusahaan Ikan Kerapu

Pengusahaan laut (Marine cultur) adalah suatu kegiatan pemeliharaan

organisme akuatik laut dalam wadah dan perairan yang terkontrol dalam rangka

mendapatkan keuntungan. Ada beberapa jenis sistem pengusahaan yang bisa

digunakan di laut, yaitu sistem kandang (Pen culture), sistem keramba (Cage

culture), dan tali panjang (Longline). Sistem pengusahaan yang paling banyak

digunakan di Indonesia adalah sistem kandang dan sistem keramba.

Sistem kandang adalah metode pengusahaan yang membatasi suatu

wilayah di laut dengan luasan tertentu dengan menggunakan kurungan tancap

(dikenal dengan keramba jaring tancap/KJT) atau kurungan apung (dikenal

dengan Keramba Jaring Apung/KJA). Sistem ini juga biasa pada pengusahaan

ikan air tawar dan air payau, tetapi tingkat keberhasilannya di laut masih belum

maksimal dibandingkan dengan di air tawar dan payau.

Sistem metode pengusahaan dengan cara membuat suatu bangunan semi

permanen di laut dan menempatkan jaring di laut dan menempatkan jaring di

tengahnya dengan kedalaman tertentu. Sistem ini yang paling banyak digunakan

pada pengusahaan laut di Indonesia.

Produksi ikan kerapu saat ini masih relatif rendah sehingga mengakibatkan

harga jual kerapu juga masih mahal dibandingkan dengan keadaan mati (segar).

Harga ikan kerapu bebek (Chmoreleptis altivelis) di tingkat produsen atau

pengusahaan KJA mencapi Rp 400.000 per kilogram, sedangkan kerapu macan

(Ephinephelus fuscoguttatus) Rp 130.000 Per kilogram. Rendahnya produksi

kerapu disebabkan oleh masih tingginya penangkapan langsung dari laut yang

bisa menggunakan alat tangkap kail, yaitu hand line dan longline. Alat tangkap ini

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

17

hanya bisa satu per satu sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk

mendapatkan kerapu dalam jumlah besar. Selain itu jumlah kerapu di laut juga

semakin berkurang karena terjadi over fishing di beberapa daerah dan penggunaan

bahan peledak serta potasium sianida yang mengakibatkan anak-anak kerapu yang

belum layak tangkap mati. Penangkapan dengan menggunakan cara di atas juga

mengakibatkan ikan yang didapat dalam keadaan mati, padahal permintaan pasar

luar negeri maupun dalam negeri lebih banyak menginginkan kerapu dalam

keadaan hidup.

Kegiatan pengusahaan kerapu macan relatif lebih mudah dan peluang

keberhasilannya juga tinggi dibandingkan ikan kerapu jenis lain, udang maupun

bandeng tambak. Ikan kerapu macan mudah untuk diusahakan karena tingkat

keberhasilan hidupnya (survival rate) tinggi serta pakan alami (ikan rucah) bisa

menggunakan ikan laut manapun. Kendala teknis yang paling banyak ditemukan

adalah ketersediaan benih kerapu, karena selama ini pengusahaan sangat

tergantung dari hasil tangkapan laut. Namun ketersediaan benih dari laut tidak

kontinyu dan semakin sedikit.

Sari (2006), tingkat pemanfaatan kerapu hasil tangkapan di Kepulauan

Seribu telah melampaui batas optimal yang disarankan. Produksi penangkapan

dan produksi pengusahaan kerapu pada operasi optimal sebesar 32.798 kilogram

per tahun. Permasalahan benih telah dapat teratasi dengan adanya BBL yang

menjual benih kerapu yang berkualitas tinggi dan harga yang lebih murah, serta

hatcheri yang ada di Bali dan Situbondo (Jawa Timur) sehingga pengusahaan ikan

kerapu tidak lagi sepenuhnya bergantung pada benih yang berasal dari laut.

Berdasarkan keadaan di atas dapat dilihat pengusahaan ikan kerapu macan

memiliki peluang untuk dikembangkan. Meskipun demikian analisis kelayakan

pengusahaan ikan kerapu macan tetap diperlukan untuk mencegah kerugian

investor atau pengusahaan ikan kerapu macan sebelum menanamkan modalnya.

Pengusahaan dengan sistem keramba yang dilakukan pemerintah beserta instansi

yang terkait menyebabkan peningkatan pengusahaan dengan sistem keramba

jaring apung.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

18

2.4 Pengusahaan Ikan Kerapu

Pengusahaan ikan kerapu macan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu pembenihan dan pembesaran ikan kerapu macan. Kegiatan

pembenihan adalah kegiatan produksi yang menghasilkan benih ikan ukuran 5-7

cm yang biasa disebut dengan fingerling. Kegiatan pembenihan sampai dengan

fingerling berkisar antara 3-4 bulan (tergantung dari jenis ikan kerapu). Kegiatan

pembenihan sampai dengan fingerling ini merupakan kegiatan yang cukup

menarik, terutama untuk menghasilkan benih dari berukuran 2-3 cm menjadi

berukuran 5-7 cm. Dalam jangka waktu yang tidak begitu lama sekitar 60 hari,

perbandingan harga benih yang berukuran 2-3 cm dengan yang berukuran 5-7 cm

meningkat sampai sekitar 100 persen yang memberikan keuntungan sekitar 70

persen. Kegiatan pembenihan ini dapat dilakukan di dalam tangki pengusahaan

berkapasitas 1-2 m3 atau dalam keramba jaring apung (dimensi 1,5 m x 1,5 m x

1,5 m dan mesh size 3-4 mm) dengan kepadatan 250-300 ekor per m3. Pakan

yang diberikan sebaiknya pelet kering dengan kadar protein sekitar 40 persen

(Nainggolan 2003).

Pembesaran jenis ikan kerapu sampai dengan berukuran konsumsi berkisar

antara 7-10 bulan, tergantung dari jenis ikan kerapu yang dibesarkan (untuk

kerapu macan dibutuhkan waktu sekitar 7 bulan dan untuk kerapu tikus sekitar 10

bulan). Pembesaran ikan kerapu untuk menjadi ikan kerapu muda ukuran 100 g

per ekor dari ukuran fingerling diperlukan waktu 3-4 bulan pada kerapu macan

dan 7-10 bulan pada kerapu tikus. Pembesaran ikan kerapu biasanya dilaksanakan

dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) atau di dalam tangki

pembesaran dengan sistem air mengalir (Nainggolan 2003).

Pakan yang diberikan dapat berupa ikan rucah atau pelet. Usaha

pembesaran ikan kerapu di lapangan (yang dilakukan masyarakat) cukup

bervariasi. Ada yang membesarkan dari fingerling sampai dengan menjadi ukuran

konsumsi, ada pula yang membesarkan dari fingerling sampai dengan ukuran 100

g per ekor (ikan kerapu muda) dan dari ikan kerapu muda sampai ukuran

konsumsi (sekitar 500-1.200 g per ekor). Pemeliharaan dari ukuran 100 g per

ekor sampai dengan lebih besar dari 500 g per ekor memerlukan waktu 3-5 bulan

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

19

untuk ikan kerapu macan dan 8-10 bulan untuk ikan kerapu tikus (Nainggolan et

al. 2003).

2.5 Keramba Jaring Apung (KJA)

Keramba jaring apung (biasa disebut kejapung) biasa digunakan untuk

menamai wadah pemeliharaan ikan, terbuat dari jaring yang dibentuk segiempat

atau silindris dan diapungkan dalam air permukaan menggunakan pelampung dan

kerangka kayu, bambu atau besi, serta sistem penjangkaran. Sesuai dengan

sifatnya yang sangat dipengaruhi kondisi perairan, lingkungan bagi kegiatan

pengusahaan laut dalam bentuk keramba jaring apung sangat menentukan

keberhasilan usaha. Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting bagi

usaha pemeliharaan ikan dalam keramba jaring apung. Komoditas yang dapat

dipelihara dalam keramba jaring apung di laut tropis yaitu berbagai spesies ikan

kerapu seperti kerapu lumpur, kerapu macan, kerapu sunu, kerapu tikus, dan

kerapu lemak serta beberapa spesies lain seperti ikan beronang, kuwe, lobster,

kakap merah, kakap putih, bandeng dan nila merah (Achmad 1995). Pemilihan

komoditas yang akan diusahakan mempengaruhi kontruksi keramba jaring apung.

Keramba jaring apung dengan banyak sudut seperti segienam, segidelapan, atau

segiempat cocok untuk pemeliharaan ikan kerapu. Hal ini dikarenakan semua

spesies ikan kerapu cenderung hidup bersembunyi, berbaring di dasar perairan di

bawah naungan (Achmad 1995). Menurut Kiswaloejo (2004) berdasarkan letak

keramba dalam perairan, dikenal tiga jenis keramba, yaitu:

1) Keramba Jaring Apung

Keramba biasanya dipakai di sungai yang dalam, danau atau waduk atau

bendungan. Keramba ini terletak di permukaan air, di mana setiap pelampungnya

berada di permukaan air.

2) Keramba Tancap

Keramba tancap terletak di dasar perairan. Keramba ini terbagi dua, yaitu

keramba yang diletakkan di dasar perairan dan keramba yang ditanam di dasar

perairan. Keramba di dasar perairan umumnya digunakan pada perairan yang

sempit dan tidak begitu dalam, seperti pada sungai-sungai kecil atau saluran air

yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter. Keramba ini tidak menggunakan alas,

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

20

karena alas keramba ini adalah dasar perairan itu sendiri. Oleh karena itu dipilih

dasar perairan yang agak keras untuk meletakkan keramba ini. Keramba yang

seluruhnya ditanam di dasar perairan umumnya di pasang pada sungai-sungai atau

saluran air yang dangkal dan mempunyai dasar perairan yang agak keras.

Keuntungan menggunakan keramba ini adalah tidak menimbulkan hambatan

terhadap kelancaran arus sungai, karena posisi keramba berada di bawah

permukaan dasar perairan dan memiliki daya tahan yang cukup lama, sehingga

akan terhindar dari benturan benda-benda keras.

3) Keramba Tenggelam

Keramba tenggelam dikembangkan di daerah perairan yang agak dalam.

Keramba ini dilengkapi dengan alas, pelampung, jangkar dan pemberat agar tidak

mudah hanyut oleh arus air. Keramba tenggelam dipakai di sungai yang dalam,

danau, waduk atau bendungan. Keramba tenggelam ini berada beberapa puluh

cm di bawah permukaan air, sehingga dalam proses pemberian pakan ikan kerapu

macan perlu diberi pipa pakan ikan.

Kontruksi keramba jaring apung selain dipengaruhi oleh spesies yang

dipelihara juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, metode pengusahaan, sifat

bahan, dan keterampilan tenaga setempat. Secara ideal bahan yang digunakan

untuk keramba jaring apung harus kuat, ringan, tahan cuaca dan korosi, mudah

dikerjakan dan diperbaiki, bebas gesekan, tekstur halus agar tidak melukai ikan.

Selain itu tata letak keramba jaring apung harus diperhitungkan berdasarkan arah

dan kekuatan arus karena bentuk keramba jaring apung di laut sangat dipengaruhi

oleh arus (Achmad 1995)

Menurut Kordi (2005), keramba atau kurungan berfungsi sebagai wadah

pemeliharaan dan pelindung ikan. Keramba yang telah dirakit dan siap untuk

dipasang belum tersedia di pasar. Bahan yang tersedia masih dalam bentuk jaring

polietilen (PE) yang digulung dan dijual berdasarkan bobot. Keramba dapat

dibedakan menjadi keramba pendederan, keramba penggelondongan, dan keramba

pembesaran.

Keramba pendederan terbuat dari jaring yang bermata jaring kecil (sekitar

4 mm) yang ditempatkan dalam keramba besar. Keramba penggelondongan

berukuran 3m x 3m x 3m dan terbuat dari jaring PE dengan mata jaring berukuran

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

21

1 inchi. Keramba pembesaran dibuat dengan ukuran 3m x 3m x 3m yang

menggunakan jaring PE bermata jaring 1,5 inchi – 2 inchi (Kordi K 2005).

2.6 Pengusahaan Ikan Kerapu dengan Sistem KJA

Keramba jaring apung (KJA) adalah sistem pengusahaan yang paling

banyak digunakan di Indonesia. KJA telah dilakukan di Jepang pada tahun 1954

dan kemudian menyebar ke Malaysia pada tahun 1973. Di Indonesia KJA mulai

dikenal pada tahun 1976 di Kepulauan Riau dan sekitarnya, sedangkan di Teluk

Banten dimulai pada tahun 1979. Salah satu kelebihan KJA adalah ikan dapat

dipelihara pada kepadatan yang tinggi tanpa kekurangan oksigen.

Sarana dan prasarana yang idealnya digunakan dalam usaha pengusahaan

ikan kerapu antara lain :

1) Rakit

Kontruksi wadah pengusahaan ikan kerapu macan merupakan kontruksi

berupa rakit. Rakit adalah kotak yang dilengkapi dengan pelampung yang

biasanya berupa tong plastik atau styrofoam. Rakit ini merupakan wadah untuk

melekatkan atau mengikat jaring. Rakit biasanya terbuat dari kayu dengan ukuran

bingkai 8 x 8 meter, di mana tiap rakit menjadi empat kotak berukuran 3,5 x 3,5

meter.

2) Waring

Waring adalah kantong yang terbuat dari jaring. Waring digunakan

sebagai wadah untuk memelihara ikan kerapu. Untuk pembesaran ikan kerapu,

jaring yang digunakan berukuran 3,5 x 3,5 x 3,5 meter dengan ukuran mata jaring

(mesh size) 1-2 inci.

3) Perahu

Perahu merupakan sarana transportasi petani keramba. Perahu ini juga

dapat digunakan untuk pencarian pakan alami ikan kerapu (rucah). Idealnya setiap

petani KJA memiliki minimal satu perahu.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

22

2.7 Karakteristik Lokasi Pengusahaan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar KJA dapat berjalan dengan

baik. Persyaratan tata letak yang umum harus dipenuhi dalam memilih lokasi

keramba adalah sebagai berikut :

1) Terlindung dari angin dan gelombang besar

Angin dan gelombang besar dapat merusak kontruksi sarana pengusahaan

(rakit) dan dapat menganggu aktivitas pengusahaan seperti pemberian pakan.

Tinggi gelombang yang disarankan untuk pengusahaan kerapu tidak lebih dari 0,5

meter.

2) Kedalaman perairan

Kedalaman perairan ideal untuk pengusahaan ikan kerapu macan dengan

menggunakan keramba jaring apung adalah 5-15 meter. Perairan yang selalu

dangkal (kurang dari lima meter) dapat mempengaruhi kualitas air karena banyak

sisa pakan yang membusuk. Pada perairan yang kedalamnnya lebih dari 15 meter

dibutuhkan tali yang panjang untuk mengikat jangkar sehingga dibutuhkan

tambahan biaya.

3) Jauh dari limbah pencemaran

Lokasi yang jauh dari buangan limbah industri, pertanian, rumah tangga,

dan tambak sangat dianjurkan untuk pengusahaan ikan kerapu macan dengan

sistem KJA. Limbah rumah tangga biasanya dapat menyebabkan tingginya bakteri

perairan. Limbah industri dapat membuat konsentrasi logam berat di perairan

tinggi. Sementara limbah tambak dapat meningkatkan kesuburan perairan

sehingga organisme penempel seperti teritip dan kerang kerangan perairan tumbuh

subur dan dapat menyebabkan jaring menjadi tertutup.

4) Dekat sumber pakan

Sumber pakan yang dekat dengan lokasi keramba sangat penting karena

pakan merupakan kunci keberhasilan pengusahaan ikan kerapu. Pakan yang akan

diberikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pakan rucah dan pakan buatan. Daerah

penangkapan ikan dengan menggunakan lift net merupakan lokasi terbaik karena

pakan merupakan ikan segar dapat diperoleh dengan mudah dan murah.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

23

5) Sarana transportasi

Tersedianya sarana trasportasi yang baik dan mudah diakses adalah suatu

keuntungan tersendiri pada lokasi pengusahaan ikan kerapu macan karena

memberikan kemudahan dalam hal pengangkutan pakan dan hasil panen.

Khusus untuk pengusahaan ikan kerapu macan dengan sistem KJA,

kriteria-kriteria kesesuaian lahannya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Kesesuaian untuk Cage Culture (Keramba Jaring Apung)

No Parameter Kriteria Kesesuaian 1 Keterlindungan Sangat terlindung

2 Kedalaman peraiaran 5-15 meter

3 Substrat dasar perairan Karang berpasir

4 Arus 0,15-0,35 m/detik

5 Kecerahan ≥ 60°C

6 Salinitas (ppt) 29-31 ppt

7 Suhu 28-32°C

8 DO (mg/l) ≥ 2

9 pH 6,5-8,5 Sumber : Soebagio 2004

Kondisi yang ditemukan di lapangan akan dibandingkan dengan kriteria-

kriteria yang terdapat pada literatur-literatur berupa hasil-hasil penelitian yang

terlibat dalam proyek pemerintah ini dari data yang dimiliki di instansi pemerintah

setempat.

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha

pengusahaan komoditas perikanan seperti pengusahaan ikan, lobster air tawar, dan

udang. Salah satunya adalah Atmoko (2006) yang melakukan penelitian dengan

judul Analisis Usahatani Pembesaran dan Pemasaran Ikan Mas. Penelitian yang

dilakukan bertujuan untuk menganalisis keragaan dan kelayakan usahatani

pembesaran ikan mas berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, dan

aspek lingkungan. Selain itu juga menganalisis tingkat sensitivitas kelayakan

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

24

usahatani terhadap perubahan harga pakan, benih, biaya tenaga kerja, penurunan

harga jual serta penurunan volume produksi. Marjin pemasaran dan saluran

pemasaran juga dianalisis untuk mengetahui tingkat efesiensi usahatani

pembesaran ikan mas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

pendapatan usahatani, analisis kelayakan investasi, analisis sensitivitas, dan

analisis biaya pemasaran. Hasil dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa dari

aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek finansial usahatani

tersebut dapat dijalankan. Usaha di atas memiliki tingkat kepekaan yang rendah

terhadap perubahan yang telah diasumsikan. Secara keseluruhan saluran

pemasaran kurang efisien, hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pemasaran dan

menyebabkan tingginya marjin pemasaran ikan mas.

Herlina (2006) juga melakukan penelitian yang berjudul Usaha

Pengusahaan Pendederan Ikan Kerapu Macan Di Pulau Semak Daun. Tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha pendederan ikan kerapu macan

ditinjau dari aspek finansial, aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen. Metode

yang digunakan adalah analisis deskiptif untuk menganalisis data yang tidak

termasuk dalam aspek finansial dan analisis kuantitatif untuk analisis data

finansial. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan usaha pengusahaan

tersebut dari aspek pasar, teknis, dan manajemen layak untuk diusahakan. Secara

finansial tidak layak di usahakan karena nilai jual benih yang dihasilkan di bawah

harga pasar, namun usaha tersebut dapat layak diusahakan apabila harga benih

yang dijual mengikuti harga pasar.

Beberapa penelitian lain yang terkait dengan kelayakan usaha

pengusahaan komoditas perikanan juga dilakukan oleh Riska (2008) yang

melakukan penelitian dengan Judul Analisis Ekonomi Pengusahaan Ikan Kerapu

Pada Kelompok Sea farming Dengan Sistem Keramba Jaring Apung Dan Jaring

Tancap di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Kegiatan pengusahaan

dengan menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap ini

memiliki lima tahap yaitu, tahap persiapan, dalam tahap persiapan dilakukan

pemilihan lokasi dan pembuatan keramba untuk pembesaran ikan kerapu. Tahap

penebaran benih, yaitu kegiatan penebaran benih ikan kerapu pada keramba jaring

apung dan tancap yang dilakukan pada pagi atau sore hari. Tahap pemeliharaan,

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

25

yaitu kegiatan pemeliharaan ikan kerapu seperti pemberian pakan, pencucian

jaring, dan pencucian ikan. Pemanenan, pemanenan dilakukan ketika ikan kerapu

berumur 8-12 bulan dengan ukuran berkisar antara 3-7 ons. Pemasaran,

pempengusahaan ikan kerapu di Kelompok Sea farming dalam memasarkan ikan

kerapu melalui pedagang pengumpul di Pulau Panggang.

Usaha pengusahaan ikan kerapu pada tahap awal dengan sistem Keramba

Jaring Apung belum memberikan manfat secara langsung bagi pempengusahaan.

Hal ini dapat dilihat dari identifikasi biaya dan manfaat langsung yang

menunjukkan nilai manfaat bersih sebesar Rp(378.239,20). Di sisi lain, manfaat

tidak langsung dari usaha pengusahaan ini telah dirasakan bagi masyarakat Pulau

Panggang yaitu dengan adanya nilai tambah bagi nelayan sebagai penjual ikan

rucah untuk pakan ikan kerapu sebesar Rp11.978.571,43 dan menghasilkan nilai

tambah bagi pedagang pengumpul sebesar Rp112.307.071,67. Usaha pengusahaan

pada tahap awal dengan sistem Keramba Jaring Tancap telah memberikan

manfaat langsung dan tak langsung. Hal ini dapat dilihat dari Net Present Value

(NPV) sebesar Rp41.772.562,85. Net B/C dari usaha pengusahaan dengan

Keramba Jaring Tancap adalah sebesar 3,24.

Menurut Wahyuni (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Skala Ekonomi Pengusahaan Kerapu Dalam Kerangka Sea farming Di Kelurahan

Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu belum optimal,

sehingga keutungan yang diperoleh belum maksimum. Keuntungan yang

diperoleh dari usaha pengusahaan ikan kerapu macan pada kondisi aktual sebesar

Rp 252.801,87 per musim tanam, sedangkan keuntungan yang diperoleh pada

kondisi optimal sebesar Rp 2.954,29 per musim tanam.

Menurut Amril (2008) yang melakukan penelitian yang berjudul

Efektivitas dan Strategi Pengembangan Sea farming Di Kabupaten Kepulauan

Seribu didapatkan hasil perhitungan ekonomi yang membandingkan tingkat

keuntungan pada kegiatan sebelum dengan sesudah kegiatan Sea farming maka

dihasilkan, keuntungan sebelum Sea farming Rp 96.043.333,33 dan setelah

kegiatan Sea farming Rp 14.113.333,33. Keuntungan berasal dari total

penerimaan dikurangi total biaya. Nilai tersebut merupakan akumulasi dari hasil

yang diterima 10 responden. Bila di rata-ratakan maka keuntungan sebelum Sea

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

26

farming Rp 9.694.333,33 sedangkan setelah Sea farming sebesar Rp 1.411.333,33.

Keutungan yang didapat merupakan keuntungan dalam satu tahun.

Analisis lain yang digunakan dalam perhitungan ekonomi ini dengan

menggunakan analisis R/C. Kondisi sebelum Sea farming memiliki R/C sebesar

1,76 sedangkan setelah Sea farming 1,11 dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

kegiatan sebelum Sea farming belum dapat meningkatkan pendapatan nelayan.

R/C yang dimiliki lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan sebelum Sea

farming, kondisi ini disebabkan karena kegiatan Sea farming masih baru berjalan

sehingga banyak masalah yang ditemukan diantaranya penyediaan bibit ikan dan

pakan yang masih sulit dan mahal.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Atmoko

(2006), perbedaan yang ada dengan penelitian ini adalah jenis komoditas yang

akan dianalisis secara finansial dan non finansial. Sedangkan penelitian lain

memiliki perbedaan yang ada dengan penelitian ini adalah setiap penelitian

terdahulu dilakukan hanya dengan melihat aspek finansial dari masing-masing

usaha dan Amril (2008) yaitu dengan membandingkan antara pendapatan nelayan

budidaya dan sebelum menjadi nelayan budidaya. Selain itu penelitian ini juga

membuat alternatif model usaha yang akan dikembangkan oleh nelayan budidaya

ikan kerapu macan.

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Laut di Indonesia · 2.1 Perikanan Laut di Indonesia Secara garis besar, perikanan dibedakan menjadi dua jenis yaitu perikanan ... golongan kerapu

27

Perbedaan dan persamaan anatara penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu No Penelitian/Tahun Persamaan Perbedaan 1 Atmoko 2006 Menganalisis keragaan

dan kelayakan usahatani pembesaran ikan mas berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, finansial, dan lingkungan.

Analisis marjin pemasaran dan saluran pemasaran untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani.

2 Herlina 2006 Menganalisis kelayakan usaha pendederan ikan kerapu macan ditinjau dari aspek finansial, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen.

Dilakukan pada usaha pendederan ikan kerapu macan, tidak pada pembesaran.

3 Riska 2008 Menganalisis usaha pengusahaan ikan kerapu macan pada kelompok tani sea farming

Menganalisis usaha budidaya ikan kerapu macan dari segi ekonomi dan membandingkan antara sistem keramba jaring apung dan keramba jaring tancap yang dilihat dari sistem kelembagaan sea farming.

4 Wahyuni 2008 Menganalisis usaha pengusahaan ikan kerapu macan pada kelompok tani sea farming

Menganalisis usaha budidaya ikan kerapu macan dari segi ekonomi dan membandingkan antara sistem keramba jaring apung dan keramba jaring tancap.

5 Amril 2008 Menganalisis usaha pengusahaan ikan kerapu macan pada kelompok tani sea farming.

Membandingkan antara pendapatan petani sebelum sea farming dan setelah menjadi anggota sea farming sudah optimal dan efektif.