II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L.) Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman gramine yang mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna, dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada dibagian ujung tanaman. Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga, dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga sempurna (Candra, 2011). Tanaman sorgum mempunyai batang yang merupakan rangkain berseri dari ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnnya silinder dengan ukuran diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5 cm - 5,0 cm. Tinggi batang tanaman sorgum bervariasi yaitu antara 0,5 m - 4,0 meter tergantung pada varietas. Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 meter, dan struktur tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil gula (FAO, 2002). Panen batang dilakukan pada saat kemasakan optimal, pada umumnya terjadi pada umur 16 - 18 minggu (112 - 126 hari), sedangkan biji umumnya matang pada umur 90-100 hari. Oleh karena itu biji dipanen terlebih dahulu (Almodares, 2009). Tinggi tanaman sorgum bergantung pada jumlah dan ukuran ruas batang, sorgum memiliki tinggi rata-rata 2,6 - 4 meter. Pohon dan daun sorgum mirip dengan jagung. Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 meter, dan struktur tanaman yang tinggi dikembangkan untuk pakan 6
16
Embed
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum …eprints.umm.ac.id/51779/26/BAB II.pdf · diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5 cm - 5,0 cm. Tinggi batang tanaman sorgum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L.)
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman gramine yang
mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna,
dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum
merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga
sorgum berada dibagian ujung tanaman. Bentuk tanaman ini secara umum hampir
mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga, dimana jagung
memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga sempurna (Candra,
2011).
Tanaman sorgum mempunyai batang yang merupakan rangkain berseri dari
ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnnya silinder dengan ukuran
diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5 cm - 5,0 cm. Tinggi batang
tanaman sorgum bervariasi yaitu antara 0,5 m - 4,0 meter tergantung pada
varietas. Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat
mencapai 5 meter, dan struktur tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan
untuk pakan ternak dan penghasil gula (FAO, 2002). Panen batang dilakukan pada
saat kemasakan optimal, pada umumnya terjadi pada umur 16 - 18 minggu (112 -
126 hari), sedangkan biji umumnya matang pada umur 90-100 hari. Oleh karena
itu biji dipanen terlebih dahulu (Almodares, 2009).
Tinggi tanaman sorgum bergantung pada jumlah dan ukuran ruas batang,
sorgum memiliki tinggi rata-rata 2,6 - 4 meter. Pohon dan daun sorgum mirip
dengan jagung. Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di China dapat
mencapai 5 meter, dan struktur tanaman yang tinggi dikembangkan untuk pakan
6
7
ternak dan penghasil gula. Tinggi tanaman sorgum berhubungan erat dengan umur
dan jumlah daun (FAO, 2002).
Pada beberapa varietas sorgum, batangnya dapat mengahasilkan tunas baru
membentuk percabangan atau anakan yang dapat tumbuh menjadi individu baru
selain batang utama. Ruas batang sorgum gemmiferous, setiap ruas terdapat satu
mata tunas dapat tumbuh sebagai anakan atau cabang. Tunas yang tumbuh pada
ruas yang terdapat dipermukaan tanah akan tumbuh sebagai anakan, sedangkan
tunas yang tumbuh pada batang bagian atas menjadi cabang. Pertumbuhan tunas
atau anakan bergantung pada varietas dan lingkungan tumbuh tanaman sorgum.
pada suhu kurang dari 18°C memicu munculnya anakan pada fase pertumbuhan
daun ke-4 sampai ke-6. Tanaman sorgum tahunan mampu menghasilkan anakan
2-3 kali lebih banyak dari sorgum semusim. Kemampuan menghasilkan anakan
dan tunas lebih banyak menjadikan tanaman sorgum bisa dipanen untuk kemudian
ditumbuhkan lagi dari batang. Cabang pada tanaman sorgum umumnya tumbuh
apabila batang utama rusak. Jumlah cabang dan anakan bergantung pada varietas,
jarak tanam, dan kondisi lingkungan (Du Plessis,2008).
Sorgum mempunyai daun berbentuk pita, dengan struktur terdiri atas helai
daun dan tangkai daun. Posisi daun terletak secara berlawanan sepanjang batang
dengan pangkal daun menempel pada ruas batang. Panjang daun sorgum rata-rata
1 meter dengan penyimpangan 10 - 15 cm dan lebar 5 - 13 cm. Jumlah daun
bervariasi antara 7 - 40 helai, bergantung pada varietas. Keunikan daun sorgum
terdapat pada sel penggerek yang terletak di sepanjang tulang daun. Sel ini dapat
menggulung daun secara cepat bila terjadi kekeringan, untuk mengurangi
transpirasi. Pelepah daun melekat pada ruas dan menutupi batang, agak tebal dan
8
semakin tipis dipinggir, dengan lebar sekitar 25 - 30 cm atau beragam, bergantung
varietas, bagian dalamnya bewarna putih dan mengkilat, sedangkan bagian luar
bewarna hijau dan berlapis lilin. Permukaan pelepah licin hingga berambut (Du
Plessis, 2008).
Biji sorgum merupakan bagian dari tanaman memiliki ciri-ciri fisik berbentuk
bulat dengan berat 25 - 55 mg. Biji sorgum berbentuk butiran dengan ukuran 4,0 x
2,5 x 3,5 mm. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, sorgum dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu biji berukuran kecil (8 - 10 mg), sedang (12 - 24 mg) dan besar
(25 - 35 mg). Biji sorgum tertutup sekam dengan warna muda krem atau
putih,beragantung pada varietas (Dicko et al, 2006).
2.2 Klasifikasi Tanaman Sorgum
Dalam sistem taksonomi tumbuhan, sorgum diklasifikiasikan oleh United
States Department of Agricultural. (2008) sebagai berikut :
Kingdom : Plantea (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Class : Liliopsida (Berkeping satu atau monokotil)
Subclass : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (Suku rumput-rumputan)
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum bicolor (L.) Moench
9
2.3 Genotip Sorgum
Salah satu masalah yang dihadapi di pengembangan sorgum komoditi di
Indonesia adalah kurangnya pengembangan varietas unggul, terutama disebabkan
mengenai perkembangan perundingan keragaman genotip lokal setempat. Di Jawa
timur, misalnya masih ada dan ditandai liar tidak dikenal keragaman genotip lokal
sorgum ( Susilowati, 2013).
Proses identifikasi keragaman genotip lokal liar dan aksesi diperlukan untuk
mengembangkan genotip lokal sorgum. Identifikasi dan karakterisasi adalah
orang-orang pertama menemukan variasi genetik tanaman untuk membangun
tanaman sorgum yang unggul melalui berbagai tipe genotip dalam proses
perkembangbiakkan yang baik. ( Mofokeng, 2012).
Berdasarkan pengembangan varietas unggul sorgum data di Indonesia dan
fakta bahwa populasi pemerintah masih membutuhkan rangka mendukung
keberhasilan ketahanan pangan, perlu melakukan penelitian karakterisasi dari
beberapa sorgum lokal keragaman genotip lokal ditemukan dijawa timur yaitu