TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN 2BKONSEP WABAH DAN KLB
HIPERTENSI
oleh:Kelompok 6Anindia Maya A 132310101006Nur
Winingsih132310101020Yulia Marta Fandhiani132310101029Aulia Bella
Marinda132310101030Nuzulul Kholifatul F132310101048Ike
Andriani132310101057
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2014KONSEP WABAH
DAN KLB HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSIHipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut
WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi
dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan
114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995).Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO,
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama
atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi
dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan
114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995).
PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara
menyeluruhb. Pemeriksaan retinac. Pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantungd. EKG untuk
mengetahui hipertropi ventrikel kirie. Urinalisa untuk mengetahui
protein dalam urin, darah, glukosaf. Pemeriksaan : renogram,
pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal
terpisah dan penentuan kadar urin.g. Foto dada dan CT
scanHipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dan dapat menimbulkan komplikasi pada
ginjal, jantung dan otak. Menurut American Heart Association (AHA),
penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi
telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar
90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan
silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan
kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.Klasifikasi
(JNC7) Tekanan sistolikTekanan diastolik
mmHgkPammHgKpa
Normal901191215,960798,010,5
Pra-hipertensi12013916,018,5808910,711,9
Hipertensi Derajat 114015918,721,2909912,013,2
Hipertensi Derajat 216021,310013,3
Hipertensi sistoliktersendiri14018,7 50 tahunPria > wanita
pada usia < 50 tahun.e. Adat KebiasaanKebiasaan- kebiasaan buruk
seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut
seperti:1. Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras
dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan
adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga
, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol
atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang
meningkatkan resiko hipertensi.2. Indra perasa kita sejak
kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima
makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol,
terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah
(warung, restoran, hotel, dan lain-lain).3. Pola makan yang salah,
faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu
penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah
kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.f.
PekerjaanStress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya
hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan,
misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar
tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami
tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan
dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih longgar tanggung
jawabnya. Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai
penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung,
hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.2. Agent (Penyebab
Penyakit)Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya
atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi
yang menjadi agen adalah:a. Faktor Nutrisi1. Konsumsi natrium yang
berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraseluler meningkat.Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya
hipertensi. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu
sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya
masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki
ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk
dapat menerima makanan yang agak tawar.2. Minuman berkafein dan
beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat
meningkatkan resiko hipertensi. Selain itu, makanan cepat saji juga
merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ).
Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan
berlebih.b. Faktor KimiaMengkonsumsi obat-obatan seperti kokain,
Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan
Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).c. Faktor
BiologiTekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin
dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya
tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik
dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari
obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik)
dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang
beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi
orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, gaya hidup
yang tidak aktif (malas berolah raga), dan berat badan yang
berlebih 3. Environment (Lingkungan)Lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.Lingkungan ini
termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik
seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang
terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti
hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol
dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolah raga), stres,alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan. Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah
Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading
dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak
terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga
Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah
pegunungan.
C. FAKTOR KONSTRIBUSI HIPERTENSIFaktor-faktor terjadinya 1.
Faktor Genetik, Faktor keturunan berpengaruh terhadap hipertensi
primer melalui beberapa gen yang terlibat dalam regulasi vascular
dan reabsorbsi natrium oleh ginjal. Efek poligemik, misalnya
dihasilkan dari peningkatan fungsi mutasi dan polimorfisme pada
penerjemahan komponen gen atau pengaturan molekul molekul pada
sistem renin angiotensin dan transport natrium ginjal. Jadi
hubungan antara riwayat keluarga dengan hipertensi mempunyai risiko
lebih tinggi terserang hipertensi dibandingkan orang yang tidak
mempunyai riwayat keluarga hipertensi 2. Kebiasaan merokokYang
mendasari peningkatan tekanan darah adalah proses inflamasi. Baik
pada perokok aktif terjadi peningkatan jumlah protein C-reaktif dan
agen agen inflamasi alamai yang dapat mengakibatkan disfungsi
endothelium, kerusakan pembuluh darah, ataupun terjadinya
pembentukan plak, dan kekakuan pada dinding arteri yang berujung
pada kemaikan tekanan darah. 3. Konsumsi garamGaram merupakan
faktor penting dalam pathogenesis hipertensi. Patogfisiologi
hubungan asupan garam dengan hipertensi terjadi karena reabsorbsi
natrium oleh tubulus ginjal akan meningkat pada penderita
hipertensi primer yang disebabkan oleh stimulasi beberapa
pengangkut natrium yang terletak di membrane luminal seperti halnya
pompa natrium yang terletak di membrane basolateral dan menyediakan
energy untuk transport tersebut. Selain itu suatu zat endogen yang
disebut digitalis-like factor yang identic dengan ouabain atau
merupakan stereoisomer dari ouabain, dilepaskan oleh kelenjar
adrenal sebagai respon terhadap asupan natrium yang tinggi4.
Konsumsi lemakKebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaiatannya
denagn peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.
Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang
berkaitan denagn kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak
tak jenuh yang berasal dari minyak sayuran, biji bijian dan makan
lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. 5.
Jenis kelaminPada dasarnya prevalensi terjadinya hipertensi pada
pria sam denagn wanita. Namun sebelum mengalamai menopause, wanita
terlindungi dari penyakit kardiovaskular karena aktivitas hormone
estrogen yang berperan dalam peningkatan kadar High density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan
faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses arterosklerosis.
Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. 6. Konsumsi alkohol dan kafeinKonsumsi secara berlebihan
alkohol dan kafein meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena
dapat merangsang sekresi corticotropin releasing hormone (CRH) yang
berujung pada peningkatan tekanan darah. Sementara kafein dapat
menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan
lebih banyak darah pada setiap detiknya.
D. LANGKAH SURVEILENCE HIPERTENSI1. Identifikasi
HipertensiMengidentifikasi faktor resiko terjadinya
hipertensi.Faktor resiko hipertensi antara lain adalah:a. Faktor
resiko dapat di ubah, misalnya kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,
berat badan, olahh raga, dan kondisi penyakit lain.b. Faktor resiko
tidak dapat diubah, misalnya umur, genetik,gender,dan ras2.
Pengumpulan Dataa. Menentukan Tujuan Meneliti dan mengetahui
kondisi hipertensi dalam suatu populasib. Menetapkan
DefinisiMenetapkan bahwa hipertensi merupakan kondisi tekanan darah
sistolik seseorang diatas 140 mm/Hg dan tekanan darah diastolik
diatas 90 mm/Hgc. Tentukan Sumber DataSumber Data dapat diperoleh
dari laporan layanan kesehatan masyarakat setempatd. Tentukan
InstrumenInstrumen dapat berupa manual maupun elektronike. Tentukan
IndikatorIndikator faktor risiko penyakit(RR dan OR), indikator
program (input. Proses, output dan outcome), indikator morbidity,
mortality, disability, indikator hasil pemeriksaan tekanan darah3.
Pengolahan dan Penyajian Data Data yang sudah terkumpul dilakukan
pengolahan dan penyajian dalam bentuk tabel ataupun grafik.
Penggunaan komputer diperlukan untuk mempermudah proses, misalnya
SPSS, lotus, excel dan lain-lain.
4. Analisis dan Interpretasi Data Data jumlah penderita
hipertensi yang telah terkumpul di dianalisis dengan melihat
korelasional selanjutnya dibandingkan dengan standar atau indikator
yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah di analisis lalu di
intepretasikan untuk mempermudah pembaca mengerti hasil
penelitian.5. Diseminasi dan AdvokasiInformasi yang telah
didapatkan dari beberapa proses kemudian di sebarluaskan kepada
pihak yang berkepentingan dalam masalah kesehatan. Hal ini
dilakukan guna membaiki tingkat hipertensi.6. EvaluasiSetelah
diketahui informasi tentang hipertensi, perlu diadakaannya
pengevaluasian secara periodik untuk perkembangannnya.
E. KRITERIA HIPERTENSIKriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut
Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :1. Timbulnya suatu penyakit
menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama
3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu
jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya4. Jumlah penderita
baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per
bulan dalam tahun sebelumnya5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan pada tahun sebelumnya6. Angka kematian kasus suatu penyakit
(Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama7. Angka proporsi penyakit
(Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
F. LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASILangkah-lngkah Investigasi KLB
(Hipertensi)1. Konfirmasi/ menegakkandiagnosaHipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dan dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, jantung
dan otak.2.
Menentukanapakahperistiwaitusuatuletusan/wabahataubukanPenyakit
Tidak Menular. Prevalensi penyakit hipertensi berdasar diagnosa dan
minum obat hipertensi, tertinggi (14,3%) di kabupaten Bangkalan.
Hasil diagnosa dan pengobatan hipertensi yang diterima ternyata
lebih rendah dari prevalensi hipertensi hasil pengukuran, yaitu
7,5% dibanding 37,4 %. Hal ini menunjukkan banyak kasus hipertensi
di masyarakat yang tidak terdeteksi. Kejadian Hipertensi di wilayah
Bangkalan ini termasuk dalam bentuk Kejadian Luar Biasa. 3.
Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat
dan oranga. Person (orang)Banyak fokus kita ketahui bahwa
epidemiologi yang ditujukan pada aspek orang dalam hal penyakit,
ketidakmampuan, cedera, dan kematian. Studi epidemiologi umumnya
berfokus pada beberapa karakteristik demografi utama dari aspek
manusia yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, status perkawinan,
pekerjaan. Di kabupaten Bangkalan yang merupakan suku Madura,
dimana di daerah tersebut banyak diproduksi garam. Sehingga
pengkonsumsian garam oleh penduduk Bangkalan berpegaruh pada
meningkatnya kejaian hipertensi diwilayah tersebut. b.
Waktu.Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan
ketika melakukan analisis morbiditas dalam studi epideiologi karena
pencatatan dan laporan insidensi dan prevalensi penyakit selalu
didasarkan waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan.
a.Kecepatan perjalanan penyakit Apabila suatu penyakitdalam waktu
yang singkat menyebar dengan pesat, berarti perjalanan penyakit
tersebut berlangsung cepat. b.Lama terjangkitnya suatu penyakit
Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat pula diketahui dari
penyebaran penyakit menurut waktu, yakni dengan memanfaatkan
keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan keterangan
tentang waktu lenyapnya penyakit tersebut.c. Tempat Kabupaten
Bangkalan yang merupakan saah satu wilayah penghasil garam di
Madura secara langsung mempengaruhi tinginya tigkat pengonsumsian
garam oleh penduduk diwilayah Bangkalan yang sebanding dengan
menigkatnya kejadian hipertensi di kabupaten Bangkalan. 4.
RumuskansuatuhipotesasementaraBangkalan yang merupakan salah satu
daerah penghasil garam mempegaruh meningkatnya konsumsi garam
sehingga kejadian hiprtensi di wlayah tersebut juga meningkat.5.
Rencanapenyelidikanepidemiologiyang lebih detail Untuk menguji
hipotesisa. Penyebab Hipertensi diantaranya: riwayat keluarga
(Genetik), konsumsi garam dan lemak berlebih, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol, jenis kelamin, kepribadian, dan usia.b. Gejala
hipertensi diantaranya sakit kepala, pendaraqhan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan6. Laksanakan penyelidikan
yang sudah direncanakana. Mengukur tekanan darah Bertujuan untuk
mengetahui tekanan darah penderita hipertensi b. Wawancara dengan
penderitaBertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan
terjadinya penyakit hipertensi. Melakukan hipotesa (dugaan
sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat
menerangkan pola penyakit hipertensi yang sesuai dengan sifat
penyakit, dan faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit. Melakukan
tindakan penanggulanganMenentukan cara penanggulangan yang paling
efektif untuk mengatasi penyakit hipertensi . Melakukan surveilence
terhadap penyakit hipertensi dan faktor lain yang berhubungan
dengan hipertensi, dan menentukan cara pencegahan penyakit
hipertensi dimasa akan datang.
7. Buatlah analisa dan interpretasi dataHipertensi merupakan
problem kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara baik
mengingat prevalensinya yang cukup tinggi di mana kenaikan
prevalensi sejalan dengan bertambahnya usia. Tekanan darah
merupakan faktor risiko yang menonjol untuk terjadi komplikasi
penyakit cardiovasculer, peningkatan tekanan darah disamping
disebabkan oleh penyakit cardiovasculer juga disebabkan oleh makin
bertambahnya usia. Hipertensi merupakan penyebab kematian utama
sebagia proses terjadi stroke, infark otot jantung, kemudian
kegagalan ginjal.8. Kesimpulanpenyakit hipertensi darah tinggi
ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang seringkali
merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Dan
gejala-gejala misalnya seperti sakit kepala, mimisan, dan juga
pusing, atau juga migren yang sering ditemukan sebagai salah satu
gejala penyakit hipertensi darah tinggi. Kadang-kadang penyakit
hipertensi esensial ini berjalan tanpa adanya suatu gejala dan juga
baru timbul suatu gejala setelah terjadinya komplikasi yang terjadi
pada organ sasaran misalnya adalah pada ginjal, otak, dan
jantung.9. LakukantindakanpenanggulanganPenanggulangan hipertensi
dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perbahan pola
hidup kearah yang lebih sehat. Ujung tombak penanggulangan
hipertensi berada ditangan dokter/paramedis, baik yang bekerja di
puskesmas, poliklinik, maupun praktik pribadi. Konsensus ini
terutama ditujukan bagi mereka yang melayani masyarakat umum,
karena itu bersifat mendasar dan umum. Data penelitian yang
berskala nasional dan meliputi jumlah penderita yang banyak, oleh
karena itu data yang diambil kebanyakan dari pedoman negara maju
dan negara tetangga. Pedoman biasanya disepakati oleh para pakar
berdasarkan prosedur standar dan ditujukan untuk meningkatkan hasil
penanggulangan. Organisasi profesi yang bersangkutan bersama
pemangku kepentingan lain perlu bekerja sama untuk mengembangkan
penyusunan pedoman penanggulangan hipertensi ini.
10. Laporan tentang penyelidikan epidemiologi yang telah
dilakukanHipertensiadalahkeadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu
yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh
tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi
adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.Diketahui
9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat
diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi
dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru
merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi
komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal,
gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya
mengurangi harapan hidup para penderitanya.Hipertensi selain
mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate)
juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak
pula bagi penurunan kualitas hidup.Hipertensi sebenarnya dapat
diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua
terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita
Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki orang tua penderita hipertensi.
G. SUPERFISI LAPANGAN TERHADAP WABAH/PENYAKITPada Stroke
ischaemi akut ( AHA/ASA Guideline ,2007)Kenaikan tekanan darah
>160 mm Hg ditemukan lebih dari 60 % pasien stroke akut. Tekanan
darah yang naik atau turun memberikan outcome stroke yang jelek.
Setiap kenaikan 10 mm Hg diatas 180 mm Hg memberikan resiko
kelainan neurologi sebesar 40 % dan oucome yang buruk meningkat 23
%. Kenaikan tekanan darah dapat pula disebabkan oleh stress dari
stroke sendiri, kandung kemih yang penuh, nyeri, mual, reaksi
terhadap hipoxia, atau reaksi terhadap kenaikkan tekanan
intrakranial. Alasan utama menurunkan tekanan darah pada pasien
stroke adalah :1. Mengurangi terjadinya udem otak2. Mencegah
terjadinya transformasi perdarahan pada daerah infark3. Mencegah
gangguan vaskuler lain dan mencegah terjadinya stroke
ulang.Penurunan tekanan darah juga harus segera dilaksanakan jika
terjadi hipertensi ensefalopati, disseksi aorta,gagal ginjal akut,
udem paru atau infark miokard akut. Namun penurunan tekanan darah
yang aggresif memperburuk tekanan perfusi serebral dan memperburuk
daerah ischaemi. Pada banyak pasien tekanan darah akan turun dengan
sendirinya setelah pasien berbaring dikamar yang tenang, kandung
kemih telah dikosongkan dan nyeri telah diatasi, juga penurunan
tekanan intrakranial akan menurunkan tekanan darah. Konsensus
terakhir memutuskan tekanan darah pada stroke ischameic akut hanya
diturunkan jika tekanan darah sistole > 220 mm Hg dan diastole
> 120 mm Hg. Setelah dipastikan bahwa tindakan emergensi
penurunan darah harus dilaksanakan maka penurunan harus
dilaksanakan secara perlahan-lahan dan hati-hati, dan diturunkan
diantara 15-25 % pada hari pertama. Pemilihan obat penurun tekanan
darah harus disesuaikan dengan kondisi pasien, misalkan pada
penderita sama tak diberikan gol. bloker, juga nifedipin sublingual
tak diberikan pada pasien stroke ischaemi akut karena effeknya yang
panjang. Sedangkan rtPA tidak boleh diberikan jika tekanan darah
sistole >180 dan diastole >110 mm Hg. Pada pasien pasien yang
sebelumnya minum obat antihipertensi, umumnya didapatkan tensi yang
tinggi juga pada waktu mendapat serangan stroke, maka umumnya obat
penurun tekanan darah diberikan 1 hari setelah serangan stroke
(Schrader et al, 2003). Pengobatan ini juga tergantung pada status
neurology pasien dan penyakit-penyakit lain yang berperanan dalam
terjadinya stroke.
DAFTAR PUSTAKAAdrogue, H.J., and Madias, N.E. (2007) Sodium and
Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. The New England
Madicine. 356: p1996-1997Armilawaty, Husnul A, Ridwan A.( 2007)
Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi. Makasar:
Bagian Epidemiologi FKM UNHAS
Lumban,Tobing.( 2008).Tekanan Darah Tinggi.Jakarta :FKUI