IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM DARI TIGA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI DESA TEGAL SARI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG (Sebagai Alternatif Bahan Pengembangan Petunjuk Praktikum Pada Materi Bakteri Kelas X Semester I) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi Oleh Langen Puspitawati NPM : 1411060095 Jurusan : Pendidikan Biologi FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H/2018
102
Embed
IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM DARI TIGA PETERNAKAN AYAM …repository.radenintan.ac.id/4791/1/LANGEN PUSPITAWATI.pdf · ii IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM DARI TIGA
PETERNAKAN AYAM PETELUR DI DESA TEGAL SARI KECAMATAN
GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
(Sebagai Alternatif Bahan Pengembangan Petunjuk Praktikum Pada Materi Bakteri
Kelas X Semester I)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi TugasTugas dan Memenuhi SyaratSyarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi
Oleh
Langen Puspitawati
NPM : 1411060095
Jurusan : Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H/2018
IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM DARI TIGA
PETERNAKAN AYAM PETELUR DI DESA TEGAL SARI KECAMATAN
GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
(Sebagai Alternatif Bahan Pengembangan Petunjuk Praktikum Pada Materi Bakteri
Kelas X Semester I)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi TugasTugas dan Memenuhi SyaratSyarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi
Oleh
Langen Puspitawati
NPM : 1411060095
Jurusan : Pendidikan Biologi
Pembimbing I : Drs. Haris Budiman, M. Pd
Pembimbing II : Yessy Velina, M. Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H/2018 M
ii
IDENTIFIKASI Salmonella spp. PADA TELUR AYAM DARI TIGA
PETERNAKAN AYAM PETELUR DI DESA TEGAL SARI KECAMATAN
GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Langen Puspitawati
ABSTRAK
Telur merupakan salah satu sumber protein yang mengandung gizi yang lengkap dan
banyak diminati oleh masyarakat karena harganya yang relatif terjangkau. Telur
dapat berperan sebagai media pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme.
Salmonella spp. merupakan bakteri yang dapat menginfeksi telur. Bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit Salmonellosis pada manusia berupa demam tifoid, paratifoid
dan non-tifoid atau gastroentritis. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 :
2009 menyatakan bahwa Salmonella spp. pada telur segar adalah negatif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memeriksa ada atau tidaknya bakteri Salmonella spp.
yang terdapat pada telur ayam yang diproduksi di desa Tegal Sari Kecamatan Gading
Rejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif, dengan uji kultur
Salmonella menggunakan media XLDA dan HEA. Sembilan sampel telur yang
diidentifikasi dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling, yaitu
suatu teknik dengan tiga kriteria yaitu telur yang retak, bersih dan kotor.
Pemeriksaan telur dilakukan di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Balai
Veteriner Lampung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembilan sampel tersebut dinyatakan negatif
Salmonella spp. dengan demikian tidak terdapat kandungan Salmonella spp. pada
telur ayam yang dijual di tiga peternakan yang berada di desa Tegal Sari Kecamatan
Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dan telur tersebut dinyatakan
bebas Salmonella spp.
Kata Kunci : Telur, Salmonella spp.Tegal Sari
v
MOTTO
Artinya : “Dan hewan ternak telah Diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan”.1
(QS : An-Nahl:5)
1 Departemen RI, Al:Hikmah: Alquran dan Terjemahannya (Jawa Barat: CV Penerbit
Diponegoro, 2014).
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti mempersembahkan
Karya Ilmiah Sederhana ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta bapak Sugiono dan ibu Sumtuti yang
senantiasa memberikan dukungan baik secara moral, materil dukungan
semangat, cinta, kasih sayang tanpa pamrih, sabar, tulus ikhlas dalam
membesarkan, mendidik dan tiada henti mendo’akan untuk kebahagian,
keberhasilan dan kesuksesanku.
2. Kakakku Dimas Aditia Bandoro yang selalu memberikanku semangat,
dukungan, nasehat, motivasi dan selalu mendo’akan untuk kebahagianku.
3. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung.
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wonosari Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 08
Oktober 1995, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan bapak yang
bernama Sugiono dan ibu bernama Sumtuti. Mempunyai kakak yang bernama Dimas
Aditia Bandoro.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Wonosari pada
tahun 2008, SMP Negeri Gunung Sugih pada tahun 2011, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Mengah Atas Kartikatama Metro pada tahun 2014 dan aktif pada kegiatan
Karya Ilmiah Remaja (KIR). Di tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Raden
Intan Lampung. Penulis melaksanakan KKN selama 35 hari di Desa Karya Mulya
Sari Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan dan melaksanakan PPL di
SMAN 3 Bandar lampung selama 50 hari.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirabbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Identifikasi Salmonella spp.
Pada Telur Ayam Dari Tiga Peternakan Di Desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung”. Skripsi ini disusun dalam memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam proses penyususunan skripsi ini. Hal
ini semata-mata karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu penulis mempunyai banyak harapan kritik dan saran bagi
semua pihak agar nantinya skripsi ini dapat menjadi penunjang dan ilmu pengetahuan
khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.
x
Dalam penyelesain penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril maupun materil. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, membimbing, memberikan dukungan atas penelitian skripsi ini
dengan segala partisipasi dan motivasinya. Secara khusus penulis mengucapkan
terimaksih terutama kepada :
1. Prof. DR. Hi. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
3. Dwijowati Asih Saputri, M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
4. Drs. Haris Budiman, M.Pd, selaku pembimbing I yang banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis;
5. Yessy Velina, M.Si, selaku pembimbing II yang banyak memberikan
bimbingan, nasehat, motivasi, arahan dengan sabar dan penuh ketelitian
dalam penyusunan skripsi ini;
6. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
pada penulis selama menempuh perkulihan;
xi
7. Ibu Anjani selaku pembimbing di laboratorium Kesmavet balai Veteriner
Lampung yang dengan sabar membimbing dan memotivasi dalam
melakukan penelitian ini;
8. Ibu Dewi, Bu Tum, Pak Tri dan Pak Sigit yang sabar membimbing dan
memotivasi serta membantu dalam pelaksanaan praktikum;
9. Bapak Irwan Saputro selaku Kasie Produksi Perbibitan dan Pakan Ternak
Kabupaten Pringsewu yang memberikan kesempatan tempat penelitian
serta memberi semangat dan motivasi dalam penelitian ini;
10. drh. Suhartini dan drh. Eva yang telah membantu dalam terlaksananya
proses pengambilan sampel di kandang serta mendukung dalam proses
penelitian penulis;
11. Keluarga besarku yang telah banyak memberikan dukungan, nasehat,
do’a dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
kampus;
12. Sahabat terbaikku Jesica Eli Anwar & Marita Mayasari yang selalu ada
dihati dan tidak pernah letih memberi semangat, dukungan, motivasi serta
mendo’akanku dalah setiap proses penyusunan skripsi ini;
13. Sahabat sekaligus keluarga yang dekat dihati Mba Eka, Mba Dea, Mba
Anggun, Dek Nandang yang selalu memberikan semangat, nasehat,
motivasi serta mendo’akanku
14. Sahabat sekaligus keluarga yang dekat dihati, Arif Nuryadi, Eka Aprilia,
Elintia Nur Rika Safitri, Farah Nur Fadhilah, Hadi Nur Hidayat, Imam
xii
Wahyudin, Retno Setya Utami, Saidah, Satika Rani, dan Siti Sofiyana
Fauziah yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi dan do’a-
do’a terbaik untukku;
15. Keluarga Besar Pendidikan Biologi B dari absen nomer 1 sampai 35 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membersamai dalam
kegiatan belajar, serta mendoakan dalam kelancaran penyusunan skripsi
ini serta Teman-Teman Angkatan 2014;
16. Teman-teman PPL SMANTA yang senantiasa mendo’akan keberhasilan
penelitianku;
17. Pak Indra yang senantiasa membantu dalam kelancaran bimbingan serta
bapak yang sangat ramah, baik dan selalu menghibur dikala menunggu
giliran bimbingan.
18. Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai
amal ibadah disisi Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis serta pembaca pada umumnya. Aamiin Yarobbal’alamin
Bandar Lampung, Oktober 2018
Langen Puspitawati
NPM.1411060095
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 9
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
F. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Petelur Coklat (Isa Brown) ............................................................. 13
B. Peternakan Ayam ..................................................................................... 15
C. Telur ......................................................................................................... 18
xiii
1. Deskripsi dan Kandungan Telur .............................................. 18
2. Kualitas dan Klasifikasi Telur ................................................. 21
3. Abnormalitas atau Cacat Pada Telur ....................................... 24
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah
diantaranya dari sektor perikanan, pertambangan, pertanian dan kehutanan. Sektor
pertanian memiliki beberapa subsektor diantaranya tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang
memiliki kontribusi terhadap bahan pangan asal hewan berprotein tinggi yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yaitu telur. Prospek usaha peternakan ayam
petelur di Indonesia dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar
negeri.
Hal ini dikarenakan harga telur yang relatif terjangkau oleh masyarakat Indonesia
dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Perkembangan populasi ayam
ras petelur di Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat pada Gambar 1. di bawah ini yang menggambarkan
perkembangan populasi ayam ras petelur berdasarkan wilayah di Indonesia Tahun
1980 sampai 2015.
2
ayam ras dari tahun 1980 sampai 2015 mengalami peningkatan hingga 5.94%
pertahun.1
Gambar 1. Perkembangan Populasi Ayam Ras Petelur Berdasarkan Wilayah Di Indonesia,
Tahun 1980 sampai 2015
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyebutkan bahwa jumlah
populasi unggas (ayam ras petelur) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
pada tahun 2014, di kabupaten Pringsewu sebanyak 192 650 ekor.2 Jumlah populasi
ayam ras petelur di Kabupaten tersebut memiliki kesempatan dalam pengelolaan
ternak unggas ayam petelur yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi peternak
1 Roch Widiningsih, Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Peternakan Telur (Pusat Data
Dan Sistem Data Informasi Kesetariat Jenderal Kementrian Pertanian, 2015), 10. 2 Tim Badan Pusat Statistik, Jumlah Poulasi Unggas Populasi Unggas (Ayam Ras Petelur)
Menurut Kabupaten/Provinsi Lampung,Badan Pusat Statistik Bandar Lampung, 2014.
3
serta dapat dijadikan sebagai sember mata pencaharian secara individu maupun
kelompok. Usaha peternakan ini juga merupakan suatu usaha yang dikembangkan
oleh salah satu peternak yang berada di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu. Telur ayam yang dihasilkan dari produksi di desa Tegal Sari
merupakan tipe ayam medium atau ayam petelur coklat (Isa Brown) yang memiliki
kandungan gizi yang lengkap serta mudah diperoleh dan harga relatif terjangkau
dibandingkan dengan sumber protein hewani dari jenis ternak ruminanisia.
“Menurut Suryani, 2015 menyatakan bahwa telur merupakan salah satu sumber
protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan mengandung asam amino
esensial yang lengkap. Salah satu keunggulan protein telur dibandingkan dengan
protein hewani lainnya adalah daya cernanya yang sangat tinggi. Artinya, setiap gram
protein yang masuk akan dicerna di dalam tubuh secara sempurna”. Protein
merupakan komponen penting dari makanan manusia yang dibutuhkan untuk
pengganti jaringan, pasokan energi dan makromolekul serbaguna di sistem kehidupan
yang mempunyai fungsi penting dalam semua proses biologi seperti sebagai katalis,
transportasi, berbagai molekul lain seperti oksigen, sebagai kekebalan tubuh dan
4
menghantarkan impuls saraf.3 Kekurangan protein penyebab retardasi pertumbuhan,
pengecilan otot, edema dan penumpukan cairan dalam tubuh anak-anak.4
Telur merupakan salah satu pangan asal hewan yang mempunyai kandungan
gizi yang baik. Oleh karena itu, konsumen harus memperhatikan kualitas serta
kelayakan telur yang akan dikonsumsi sehingga terbebas dari berbagai macam bentuk
kerusakan maupun terbebas dari bibit penyakit yang merugikan kesehatan manusia.
Makanan yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan juga termaktub dalam Al-Quran
Surah Al-Baqarah ayat 168 sebagai berikut :
Artinya : “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.5
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Maha Pemberi rezeki bagi seluruh
makhluk-Nya. Dalam hal pemberi nikmat, Allah menyebut bahwa Dia telah
membolehkan manusia untuk memakan segala apa yang ada di muka bumi, yaitu
3 Fredrick, W. S., Kumar V. S., & dan Ravichandran, S., “Protein Analysis Of The Crab
Haemolymph Collected From The Trash. International Journal of Pharmacy And Pharmaceutical
Sciences” 5, (4), (2013): 304–8. 4 Bashir, L., Ossai, P. C., Shittu, O. K., Abubakar, A. N., Caleb, T., “Comparison of the
nutritional value of egg yolk and egg albumin from domestic chicken, guinea fowl and hybrid
chicken” 6, (5) (2015): 310–16. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Surabaya: Terbit Terang, 2008), 32.
5
makanan yang halal, baik dan bermanfaat bagi dirinya serta tidak membahayakan
bagi tubuh dan akal pikirannya. Dan Allah juga melarang mereka mengikuti langkah
dan jalan syaitan, dalam tindakan-tindakan yang menyesatkan para pengikutnya.6
Banyak orang yang belum mengetahui bahwa mengkonsumsi telur mentah,
makanan yang mengandung telur mentah, serta makanan yang mengandung telur
yang dimasak kurang sempurna dan setengah matang dapat menyebabkan wabah
salmonellosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh Salmonella spp.7 Salmonella spp
dapat masuk kedalam telur malalui pori-pori kerabang atau ayam induk yang
terinfeksi. Gejala yang ditimbulkan salmonellosis seperti sakit perut yang mendadak
dengan diare encer atau berair, mual dan muntah, disertai demam dengan suhu 38
sampai 39°C.8
Cemaran Salmonella spp. pada telur dapat berasal dari kotoran ayam dan
kloaka atau dalam kandang. Infeksi Salmonella spp. tersebut dapat menimbulkan
wabah penyakit misalnya tifus oleh Salmonella typhyi, paratifus oleh Salmonella
paratyphyi.9 Selain penyakit tifus dan paratifus genus Salmonella pada usus manusia,
6 Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1
(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 267. 7 Duguid, J.P. and R. A. E, North, Eggs and Salmonella Food Poisoning : An Evaluation.
Journal Medical Microbiologi, 21(7) : 13. 8 Michael J. Pelczar Jr, Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 (Jakarta: Universitas Indonesia, 1988),
691–92. 9 Nurul Afifah, “Uji Salmonella-Shigella Pada telur Ayam Yang Di Simpan Pada Suhu Dan
Waktu Yang Berbeda” Vol 2(1) (2013).
6
binatang dan unggas. Makanan (telur dan daging) dapat tercemar oleh kuman ini
dapat menyebabkan demam enterik, gastroenterik dan septikemia.10
Penelitian tentang bakteri yang terdapat pada telur sudah pernah dilakukan di
beberapa Kabupaten dan Kota seperti di Sleman Yogyakarta11 di Bali12 dan Kota
Kendari.13
Hasil dari beberapa sampel telur positif sebesar 1,4% mengandung
Salmonella sp. pada penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Penelitian analisis deskriptif kualitatif menggunakan metode pengambilan sampel
secara purposive sampling pada media Xylose Lysine Deoxycholate Agar (XLDA),
Hektoen Enteric Agar (HEA) dan Bismuth Sulfite Agar (BSA) menunjukkan hasil
(0,65%) positif pada sampel daging yang diambil di pasar tradisional. Sedangkan
pengujian pada sampel telur menunjukkan hasil 100% negatif, pada sampel telur
ayam yang diambil di peternakan (farm) di wilayah Bali, NTB dan NTT. Penelitian
yang dilakukan (Darmayani,dkk 2017 ) yang menggunakan media agar Salmonella
Shigella Agar (SSA) menunjukkan hasil negatif pada 34 sampel yang di peroleh dari
pasar Kota Kendari. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa produksi
telur di desa Tegal Sari kabupaten Pringsewu terdapat telur yang mengandung
Salmonella spp.
10
Satish Gupte, MD, Mikrobiologi Dasar (Jakarta: Binarupa Aksara, 1989), 272.
11
Widagdo Sri Nugroho, Tingkat Cemaran Salmonella sp. Pada Telur Ayam Ras Di Tingkat
Peternakan Kabupaten Sleman,2006, 160. 12
Dewi, A.A.S, dkk, “Salmonellasis Pada Daging dan Telur Ayam Di Provinsi Bali, NTB, NTT”
(Vol XXVII (87) (2015). 13
Satya Darmayani,dkk, “Identifikasi Bakteri Salmonella sp. Pada Telur yang Dijual di Pasar
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara ,” Jurnal ilmiah Biologi, Vol 5(1) (2017): 21–26.
7
Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Pringsewu memiliki prospek
potensial untuk mengembangkan ternak ayam ras petelur, karena kebutuhan
masyarakat akan telur ayam cukup tinggi. Populasi ternak ayam ras petelur menurut
Dinas Peternakan Kabupaten Pringsewu tahun 2016 sampai 2017 disajikan pada
Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Pringsewu Tahun 2017
Kecamatan Tahun 2016 Tahun 2017
Pardasuka 4,700 45,000
Ambarawa - -
Pagelaran 3,100 22,900
Pringsewu 25,00 68,900
Gading Rejo 288,00 360,600
Sukoharjo 71,200 88,500
Banyumas 1,000 1,000
Adiluwih 52,730 101,000
Pagelaran Utara - -
Sumber : Dinas Peternakan, 2018
Perkembangan populasi ternak yang terdapat di kabupaten Pringsewu tersebar
di sembilan kecamatan diantaranya Pardasuka, Ambarawa, Pagelaran, Pringsewu,
Gading Rejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih dan Pagelaran Utara. Penyebaran
populasi ternak di sembilan kecamatanyang terdapat Tabel 2. terlihat kenaikan
populasi tahun 2016 dan tahun 2017, seperti di kecamatan Pagelaran, Pringsewu,
Gading Rejo dan Adiluwih. Sedangkan di kecamatan Pardasuka mengalami
8
penurunan dan di Kecamatan Banyumas populasi ayam ras petelur diperoleh hasil
yang sama populasi ayam ras petelur yang dikelola. Kecamatan Gading Rejo
merupakan salah satu kecamatan yang mengalami kenaikan populasi paling besar
dengan jumlah kenaikannya sebesar 72.6%.14 Sehingga kecamatan Gading Rejo
menjadi sentra ternak ayam ras petelur di Kabupaten Pringsewu yang telah di
distribusikan ke berbagai Kabupaten/Kota Provinsi Lampung.
Identifikasi Salmonella spp. pada telur ayam petelur yang diperoleh dari
peternakan yang dikelola secara individu/perorangan yaitu milik Mulawarman,
Dendi dan Surono di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung dengan diuji secara kultur menurut SNI 2897 : 2008 validasi
metode uji Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Balai
Veteriner Lampung 2017, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
dunia pendidikan.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat maka
diperlukan dari hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Sumber
belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan
memberikan kemudahan pada peserta didik untuk memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang memudahkan dalam pencapaian
tujuan belajar.15
14
“Data Dinas Pertanian,”Kabupaten Pringsewu .2018. 15
Lailatul Badriyah, “Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMP Bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan” (Skripsi, Jurusan
9
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merasa perlu adanya penelitian
tentang ada atau tidaknya kandungan Salmonella spp. pada telur ayam yang
diproduksi oleh peternakan yang berada di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu, sehingga dapat diketahui kelayakan telur untuk dikonsumsi
oleh masyarakat luas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah:
1. Ada atau tidaknya Salmonella spp.pada telur ayam yang terdapat
dipeternakan ayam petelur di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu.
2. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa telur dapat terinfeksi
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia bila dikonsumsi
tanpa pemanasan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada penulis, baik dalam hal kemampuan,
waktu, tempat maupun biaya yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian
ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
Pendidikan pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarief Hidayatullah, 2010).
10
1. Lokasi penelitian dipeternakan ayam petelur milik Mulawarman, Dendi
dan Surono di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu.
2. Objek penelitian adalah telur ayam dipeternakan ayam petelur di desa
Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.
3. Penelitian ini mengidentifikasi Salmonella spp.dengan diuji secara kultur
menurut SNI 2897 : 2008 validasi metode uji Laboratorium Kesmavet
dan Balai Veteriner Lampung tahun 2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah terdapat Salmonella spp. pada telur ayam petelur dari tiga
peternakan ayam di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu?
2. Berapa sampel yang positif mengandung Salmonella spp. pada telur ayam
petelur dari tiga peternakan ayam di desa Tegal Sari Kecamatan Gading
Rejo Kabupaten Pringsewu?
11
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah terdapat Salmonella spp. pada telur ayam petelur dari
tiga peternakan ayam di desa Tegal Sari Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu.
2. Mengetahui berapa sampel yang positif mengandung Salmonella spp.
pada telur ayam petelur dari tiga peternakan ayam di desa Tegal Sari
Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu?
F. Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang masih
memungkinkan ditemukannya kontaminasi Salmonella spp. dalam telur
ayam petelur.
2. Menambah informasi tentang bahaya infeksi Salmonella spp. pada telur
apabila dikonsumsi oleh manusia tanpa melalui proses pemanasan yang
cukup.
3. Memberikan masukan kepada peternak rakyat telur ayam ras tentang
bahaya yang dapat ditimbulkan dari telur yang terinfeksi Salmonella spp.
baik melalui induk yang terinfeksi maupun kontaminasi dari lingkungan.
4. Memberikan informasi bagi peneliti lain guna mengembangkan penelitian
selanjutnya sebagai salah satu pengembangan IPTEK.
12
5. Memberikan informasi bagi Pemerintah dan instansi terkait mengenai
infeksi Salmonella spp. pada telur ayam petelur.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Petelur Coklat (Isa Brown)
Ayam petelur coklat (Isa Brown), jenis ayam ini akrab dikenaldengan sebutan
ayam dwiguna, karena memang bisa memproduksi telur dan daging sekaligus. Dilihat
dari kuantitas telurnya cukup banyak dan juga menghasilkan daging yang lebih
banyak.1 Produksi ayam petelur coklat lebih digemari dibandingkan dengan ayam tipe
ringan atau ayam petelur putih. Kedua jenis ayam petelur ini menghasilkan produksi
telur dengan karakteristik yang berbeda. Ayam petelur putih akan menghasilkan
jumlah produksi yang tinggi, sempit dalam kekuatan pasar, tetapi kuat dalam
produksi. Sedangkan ayam petelur coklat memang lebih sedikit atau dibawah
produksi telur ayam ras petelur putih, tetapi telurnya besar-besar.2 Ayam petelur
Polyvalent Somatic O, diperoleh hasil negatif artinya koloni tersebut bukan termasuk
Salmonella spp. seperti yang tampak pada Tabel 8 sebagai berikut.
48
Tabel 8. Hasil pengamatan uji biokimia dan uji serologis
No
Kode
Sampe
l
Uji Substrat
TSIA LIA MR VP Indol SCA Polyvalent
Somatic O
Salmonella
spp.
1 M1 - - - - - - - -
2 M2 - - - - - - - -
3 M3 - - - - - - - -
4 S1 - - - - - - - -
5 S2 - - - - - - - -
6 S3 - - - - - - - -
7 D1 - - - - - - - -
8 D2 - - - - - - - -
9 D3 - - - - - - - -
10 K+ + + + + + + + +
Keterangan : (+) Indikasi adanya Salmonella spp.
(-)Indikasi tidak adanya Salmonella spp.
B. Pembahasan
Salmonella adalah salah satu spesies bakteri yang termasuk dalam anggota
famili Enterobacteriaceae. Habitat utamanya berada dalam saluran pencernaan
hewandan manusia.3 Salmonella spp. biasanya ditemukan pada bahan pangan yang
mengandung protein tinggi. Protein merupakan salah satu zat yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme. Keadaan tertentu atau dalam jumlah yang melebihi
3 Portillo, F. G, Molecular and Cellular Biology of Salmonella Pathogenesis in Microbial
Foodborne Disease (USA, 2000).
49
batas, bakteri dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Salmonellosis, merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella dengan gejala
seperti mual-mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kedinginan, demam dan diare.
Bakteri ini dapat mengkontaminasi telur sewaktu masih dalam indung telur ayam,
tetapi yang paling sering terjadi adalah setelah telur dikeluarkan, terutama apabila
kebersihan kandang dan lingkungan kurang diperhatikan.4
Salmonella dikenal sebagai agen zoonosis dan merupakan peringkat kelima
dalam zoonosis prioritas, sesuai Keputusan Mentri Pertanian nomor 4971/2012
tentang zoonosis prioritas.5 Salah satu surveilens dari penyakit zoonosis adalah
makanan yang bersumber dari pangan asal hewan yaitu telur yang terdapat pada
peternakan. Sampel telur yang diambil difokuskan pada telur-telur yang baru
dikeluarkan dari kloaka dengan berbagai jenis umur, sehingga pengambilan sampel
langsung dari tempat penyimpanan telur. Surveilens ini dilakukan untuk melihat
sejauh mana tingkat pencemaran salmonellosis dipeternakan terjadi, baik dari segi
pemeliharaan, pakan maupun sanitasi kandang dan lingkungan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian seperti yang tampak pada
Tabel 2. mengenai perkembangan populasi ternak Kabupaten Pringsewu tahun 2017
menyebutkan bahwa Kecamatan Gading Rejo, merupakan salah satu kecamatan yang
mempunyai populasi dari tahun 2016 sebanyak 288,00 ekor dan mengalami kenaikan
4 Doyle dan Cliver, dalam situs resmi Dinas Peternakan Prov. Sumbar, 1990.
5 Dewi, A.A.S, dkk, “Salmonellasis Pada Daging dan Telur Ayam Di Provinsi Bali, NTB,
NTT” (Vol XXVII (87) (2015).
50
yang pesat pada tahun 2017 sebanyak 360,600 ekor. Penyebaran populasi ternak
ayam petelur terbanyak berada di kecamatan ini adalah desa Tegal Sari.
Produksi telur yang dihasilkan dari peternak rakyat tersebut didistribusikan ke
berbagai wilayah Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Lampung. Hal ini dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang lengkap serta memiliki harga yang relatif terjangkau
dibandingkan dengan protein hewani lainnya. Oleh karena itu peneliti menjadikan
desa Tegal Sari sebagai objek penelitian. Peternakan ayam petelur yang disurvey
adalah peternakan dengan jumlah populasi diatas 1000 ekor dengan berbagai
tingkatan umur, yaitu umur muda yang baru belajar bertelur, umur subur yaitu yang
lagi banyak produksi telurnya serta umur tua dengan produksi telur yang sudah
menurun.
Menurut Chusniati, Sri, dkk (2006) menyatakan bahwa ada dua kemungkinan
cara masuknya Salmonella spp. kedalam telur, yaitu secara langsung (vertikal),
melalui kuning telur dan putih telur dari ovarium induk ayam yang terinfeksi
Salmonella spp., masuknya Salmonella spp. juga bisa secara horizontal, melalui pori-
pori pada kulit telur. Cemaran bakteri salmonella spp. dapat terjadi melalui secara
vertikal atau yang disebut dengan transovarial adalah cemaran pada telur yang berasal
dari induk ayam ayam yang terinfeksi. Cemaran pada induk petelur diawali dengan
tertelannya bakteri melalui pakan atau air minum yang tercemar seperti debu, tanah
dan tinja. Bakteri tersebut selanjutnya masuk dan memperbanyak diri dalam saluran
pencernaan maupun peritonium. Selanjutnya akan menembus dinding usus sehingga
menimbulkan reaksi inflamasi. Bakteri tersebut dapat hidup dalam makrofag yang
51
terdapat dalam saluran pencernaan. Selanjutnya menembus mukosa, masuk kedalam
sistem limfatik dan dapat mencapai saluran darah sehingga dapat menyebabkan
bakterimia atau abses. Bakteri tersebut akan menyebar ke organ lain seperti organ
reproduksi ovarium.6 Penularan Salmonella spp pada telur dapat terjadi secara
horizontal, yaitu dengan cara Salmonella spp memperbanyak diri dalam saluran
pencernaan selanjutnya akan diekskresikan melalui feses dan menyebabkan penularan
bakteri dengan cara menempel pada permukaan kerabang telur.7 Infeksi Salmonella
spp. juga dapat terjadi akibat ternak ayam yang mengkonsumsi pakan yang tercemar
Salmonella spp., ataupun karena telur tersebut mengalami keretakan atau kepecahan
yang disebabkan karena kemiringan kandang, pengumpulan dan pengepakkan yang
salah.8
Pengujian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan 9 sampel yang memiliki
kriteria seperti retak, bersih dan kotor. Kriteria tersebut dibuat oleh peneliti terkait
ada tidaknya Salmonella spp. pada telur ayam ras yang diproduksi oleh ketiga
peternakan tersebut. Setelah dilakukan pengujian terhadap 9 sampel yang dilakukan
sebanyak dua kali pengambilan sampel dikandang. Sampel 4 merupakan sampel pada
telur yang retak, sampel tersebut terdapat pertumbuhan koloni yang diduga
6 Supardi, I dan Sukampto, Mikroorganisme Penyebab Penyakit Menular. Dalam Mikrobiologi
Pengolahan dan Keamanan Pangan. Edisi Pertama, (Yayasan Adikara Ikapi dan The Ford
Foundation, 1999). 7 Thiagarajan Saeed D. A. M dan E.K Asem, Mechanism of Transovarian Transmission of
Salmonella Enteridis in Laying Hens (Poutry Science 73, 1994), 89–98. 8 D. Suherman, Pengaruh Faktor Management Terhadap Kepecahan Telur, Poultry Indonesia,
Edisi 302, 2005, 62–65.
52
Salmonella spp., seperti yang tampak pada koloni pertumbuhan pada sampel 4 yang
diduga Salmonella spp seperti yang tampak pada Gambar 6 dan Gambar 7. Uji kultur
ini diikuti dengan kontrol seperti yang tampak pada Gambar 4 dan Gambar , yaitu
gambar pertumbuhan koloni kontrol pada media XLDA dan HEA. Perbedaan
morfologi yang terlihat pada sampel 4 yang ditanam di media XLDA dan HEA serta
morfologi yang terlihat pada kontrol positif di media XLDA dan HEA. Tahapan
selanjutnya yaitu menguji sampel 4 melalui biokimia dan uji serologis menggunakan
polyvalent somatic O. Hasil yang diperoleh adalah negatif seperti yang tampak pada
Tabel 8, tidak mengandung Salmonella spp. pada sampel 4 (telur yang retak).
Tidak adanya Salmonella spp. pada sampel 4, karena telur memiliki pertahanan
alamiah berupa pertahanan fisik yang terdapat pada kerabang telur. Kerabang telur
(shell) terdapat beberapa ribu pori-pori (7.000-17.000) per butir yang digunakan
untuk pertukaran gas. Pori-pori tersebut berukuran sempit, berukuran 0,01-0,07 mm
dan tersebar diseluruh permukaan kerabang telur. Telur yang masih baru, pori-
porinya masih dilapisi oleh lapisan tipis kutikula yang terdiri dari 90% protein dan
sedikit lemak. Fungsi kutikula untuk mencegah penetrasi mikroba melalui kerabang
telur dan mengurangi penguapan air yang terlalu cepat. Pertahanan fisik pada telur
juga terdapat pada selaput, pada bagian kerabang telur ditemukan dua selaput
(membran), yaitu membran kerabang telur (outer shell membrane) dan membran
putih telur (inner shell membrane) yang berfungsi melindungi isi telur dari infiltrasi
53
bakteri dari luar.9 Selain pertahanan fisik, telur memiliki pertahanan secara kimiawi
yang terletak pada putih telur yaitu lisozim. Lisozim merupakan suatu zat bakterisida
yang mampu menghancurkan bakteri.10
Putih telur juga mengandung ovotransferin
yang berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena daya khelasi yang
dimiliki terutama terhadap ion Fe++
.11
Hasil penelitian lain yang pernah dilakukan oleh (Darmayani, Satya,dkk, 2017)
menggunakan medium selektif Salmonella Shigella Agar (SSA) dari 34 telur yang di
jual di pasar Kota Kendari provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan hasil negatif.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh (Dewi, A.A.S, dkk, 2015) melakukan
pengambilan sampel daging ayam di pasar tradisional dan sampel telur ayam di
peternakan (Farm) di wilayah provinsi Bali, NTB dan NTT sebanyak 155 sampel
daging ayam dan 150 sampel telur menggunakan media agar Hektoen Enteric Agar
(HEA), Xylose Lysine Deoxycholate Agar (XLDA) dan Bismuth Sulfite Agar (BSA),
hasil uji menunjukkan bahwa positif satu sampel daging ayam (0,65%) positif
mengandung Salmonella sp. sedangkan semua sampel telur 100% negatif Salmonella
sp.
Pengendalian dan penanganan cemaran bakteri Salmonella spp. sudah
dilakukan secara sinergis oleh pihak peternak tersebut dengan Dinas Peternakan
9 Supardi, I dan Sukampto, D. Suherman, Loc.Cit, h. 49.
10 Arisman, Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2009), 8. 11
TJ. Humphrey, Contamination of Eggs Shell and Contents with Salmonella Enteridis:i a