Top Banner
IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA DESA BONTO TANGNGA KECAMATAN ULUERE KABUPATEN BANTAENG MUH. RAMLI 105950040513 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017
76

IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN

OBAT PADA DESA BONTO TANGNGA KECAMATAN

ULUERE KABUPATEN BANTAENG

MUH. RAMLI

105950040513

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 2: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN

OBAT PADA DESA BONTO TANGNGA KECAMATAN

ULUERE KABUPATEN BANTAENG

MUH. RAMLI

105950040513

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Kehutanan Strata Satu ( S-1 )

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 3: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Identifikasi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada

Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng

Nama : Muh. Ramli

Stambuk : 10595 004 0513

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Makassar, 12 Januari 2018

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembibmbing

Pembimbing I Pembimbing II

Husnah Latifah, S.Hut., M. Si Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut., M.P

NBM : 742 921 NIDN : 0907028202

Diketahui oleh,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Kehutanan

H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Husnah Latifah, S. Hut., M. Si

NBM : 853 947 NBM : 742 921

Page 4: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

HALAMAN KOMISI PENGUJI

Judul : Identifikasi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada

Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng

Nama : Muh. Ramli

Stambuk : 105950040513

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama

1. Husnah Latifah, S.Hut., M. Si ( ................................. )

Ketua sidang

2. Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut., M.P ( ................................. )

Sekertaris

3. Muhammad Tahnur S.Hut., M.Si ( ................................. )

Penguji I

4. Muthmainnah, S.Hut.,M.Hut ( ................................. )

Penguji II

Tanggal Lulus : 12 Januari 2018

Page 5: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi

IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA

DESA BONTO TANGNGA KECAMATAN ULUERE KABUPATEN

BANTAENG

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang ditertibkan maupun data yang tidak ditertibkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka

dibagian akhrip skripsi

Makassar, Desember 2017

Penulis

Page 6: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2017

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik

atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugika nkepentingan yang wajar Unismuh

Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

Page 7: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

ABSTRAK

Muh. Ramli 1059 5004 0513. Identifikasi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Pada Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng, dibimbing

oleh Husnah Latifah dan Hasanuddin Molo.

Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan obat tradisional, tumbuhan obat merupakan seluruh spesies

tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat.Masyarakat

mengambil tumbuhan didalam Kawasan Hutan Produksi dan menyadari betul

pemanfaatan tumbuhan sebagai obat herbal lebih baik dari pada mengkomsumsi

obat berbahan kimia yang semakin hari semakin mahal dipasaran. Masyarakat

menyadari betul pemanfaatan tumbuhan obat baik untuk dimanfaatkan dan

menjaga kelestarianya.

Penelitian dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 2(dua) bulan yaitu

Agustus - oktober 2017. Tahap persiapan yang dilakukan adalah penentuan lokasi

penelitian yaitu di Kawasan Hutan Produksi, di Desa Bonto Tangnga Kecamatan

Uluere, Kabupaten Bantaeng. Dengan pertimbangan bahwa di Kawasan Hutan

Produksi tersebut banyak terdapat tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan

sebagai bahan obat, selanjutnya dilakukan wawancara responden terhadap

masyarakat yang mempunya pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat di

dalam Kawasan Hutan Produksi Kecamatan Uluere

Hasil peneletian menunjukkan bahwa Identifisikasi pemanfaatan

tumbuhan obat di Kawasan Hutan Produksi Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng terdapat 28 jenis tumbuhan.

Jenis dan Manfaat dari tumbuhan yang berkhasiat obat dapat digunakan

untuk mengobati penyakit dalam maupun luar. Bagian tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai bahan obat yaitu daun, akar, batang, buah dan seluruh

bagian tumbuhan.

Page 8: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD RAMLI lahir di Sailong pada tanggal 03

agustus 1994 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara,

Ayah bernama Amir dan ibu bernama Diana. Penulis

memulai pendidikan formal Sekolah Dasar (SD) Inpres

Sailong Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa pada

tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang

Sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 3 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dan lulus pada

tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Somba Opu 2012. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan pada Tingkat Perguruan Tinggi dan terdaftar sebagai

Mahasiswa pada Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar, Pengalaman selama menjadi mahasiswa Kehutanan

penulis pernah menjadi pengurus HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dengan

jabatan sebagai anggota bagian Bidang Kreatifitas, penulis juga pernah menjabat

sebagai Korlap (Kordinator Lapangan) kegiatan jurusan Kehutanan PKMR

(Perkemahan Kerja dan Malam Rimbawan).

Page 9: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat

terselesaikan dengan judul Identifikasi“ Identifikasi Potensi Pemanfaatan

Tumbuhan Obat Pada Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng.” Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabiullah

Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari lembah kebodohan menuju

lembah kepintaran dan kemuliaan karena hanya beliaulah yang pantas dijadikan

suritauladan bagi kita semua.

Berbagai hambatan dan kesulitan kami jumpai dalam upaya penulisan

Skripsi. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kehutanan Fakultas Pertaninan

Unismuh Makassar. Penulis menyadari semua keterbatasan, namun berkat

kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan dapat

terselesaikan.

Semoga ALLAH SWT, membalas budi baik bagi semua pihak yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis, dukungan dan bantuan kepada saya

sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selama masa perkuliahan

hingga penyelesaian tugas akhir ini, tentunya penulis banyak melakukan

kesalahan dan kekhilafan, maka dengan rendah hati, penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini

tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari pembaca

Page 10: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

sangat diharapkan oleh penulis , sebagai masukan dalam perbaikan karya dimasa

mendatang.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran

bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Tapi tidak sedikit pula hambatan

dan keslulitan yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan,

kerja keras, ketekunan serta kemauan besar yang diserati doa dan bantuan serta

motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu patut kiranya jika dalam kesempatan

ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda AMIR dan Ibunda DIANA tercinta, yang memberi pengorbanan

mulia demi masa depan penulis, serta senantias berdoa yang menjadi penerang

langkah penulis mencapai cita-cita. Hanya ALLAH SWT, yang memberi balasan

yang setimpal.

Untuk pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan,

membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian, sebagai

berikut:

1. Ayahanda H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibunda Husnah Latifah, S.Hut.,M.SiKetua Program Studi Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Husnah Latifah, S.Hut.,M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II

Ayahanda Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut., M.P yang dengan tulus memberika

Page 11: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

nbimbingan dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis penyusunan

Skripsi.

4. Segenap Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis

sejak pertama menjadi mahasiswa.

5. Terimakasih kepada seluruh keluarga besarku yang telah member dorongan

untuk rajin belajar dan kuliah demi masa depanku yang lebih baik.

6. Teman-temanangkatan 013 yang tidak dapat saya sebut namanya satu-persatu,

yang senantiasa member dorongan moral, motivasi dan sumbangan pikiran

hingga penyelesaian ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa atau segala bantuan dan dorongan

yang telah penulis dapatkan dari pihak yang tersebut diatas. Penulis menyadari

betul bahwa selaku hamba Allah SWT yang tak lepas dari segala kehilapan serta

segala keterbatasan. Untuk kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapakan untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga sripsi ini dan bermanfaatn

bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan yang

bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala

jerih payah serta kerja keras kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Amin.....

Billahi FiSabililhaq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, Januari 2018

Penulis

Page 12: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ................................................................ iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ................................................... iv

HAK CIPTA................................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ........................................................................ 1

1.2 RumusanMasalah ................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan ...................................................................................... 4

2.2 Hutan Produksi ...................................................................... 6

2.3 Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK ........................................... 8

2.4 Tumbuhan Obat ..................................................................... 9

2.5 Pemanfaatan Tumbuhan Obat ................................................ 11

Page 13: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

2.6 Habitus Jenis Tumbuhan Yang Berpotensi Dijadikan Obat .. 13

2.6 Kerangka Pikir ....................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 17

3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 17

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 17

3.4 Populasi dan Sampel .............................................................. 17

3.5 Jenis Data ............................................................................... 18

3.6 Analisis Data .......................................................................... 19

3.7 Definisi Operasional .............................................................. 19

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Letak dan Luas Wilayah ........................................................ 21

4.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi ............................................... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ....................................................... 26

5.2 Potensi Jenis Tumbuhan Berakhsiat Obat ............................. 27

5.3 Bagian Yang Dimanfaatkan Sebagai Tumbuhan Obat .......... 34

5.4 Presentase Habitus Tumbuhan Obat ...................................... 40

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 42

6.2 Saran ...................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. Jumlah penduduk dan jenis kelamin ................................................ 23

2. Kepadatan penduduk dan anggota rumah tangga ............................. 24

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 24

4. Sarana Dan Prasarana ........................................................................ 25

5. Krateristik Responden ...................................................................... 26

6. Potensi Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat ......................................... 29

7. Jenis Tumbuhan Obat Dan Bagian Yang Dimanfaatkan ................. 31

Page 15: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

DAFTAR GAMBAR

Gamba r Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Identifikasi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Hutan

Hutan Produksi .................................................................................. 16

2. Bagian Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Dalam Pengobatan ............ . 35

3. Gambar Tumbuhan Daun Harendong (Melastoma Septemneriyu) ... 36

4. Gambar Tumbuhan Akar Bandotan (Ageratum) ............................... 37

5. Gambar Tumbuhan Batang Kemiri (Aleurites moluccana) .............. 39

7. Gambar Tumbuhan Buah Mengkudu (Morinda citriffolia L) ........... 40

8. Presentase Habitus Tumbuhan Yang Dimanfaatkan ......................... 40

Page 16: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Lampiran Responden ........................................................................ 45

3. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 46

Page 17: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

1

I. PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan

khatulistiwa dan dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terluas

dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi bersama Brasil, Indonesia memiliki

keanekaragaman hayati yang sangat lengkap. Anugerah ini membuat Indonesia

menjadi negara pengobatan herbal terbaik di dunia. Beragam jenis tanaman obat

dapat tumbuh dengan subur di negara kita. Tanaman obat menjadi bahan utama

dalam pembuatan obat-obatan herbal (Savitri, 2016). Indonesia dikenal akan

kekayaan alamnya yang luar biasa sehingga negaraIndonesia menduduki nomor

dua dengan tanaman obat tradisional terbanyak setelah Brasil. Segala macam hasil

tumbuhan yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

masyarakat. Dimasa lalu, bangsa Indonesia telah menggunakan berbagai ramuan

dari daun, akar, buah, kayu dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan

menyembuhkan berbagai penyakit. Berbagai ramuan tradisional tersebut sering

dikenal sebagai pengobatan herbal (Suparni & Wulandari, 2012).

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memberi manfaat

bagi manusia, baik ekologis maupun ekonomis. Sumber daya hutan dibagi dalam

dua bagian yaitu hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan

non kayu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan salah satunya

adalah tumbuhan obat.

Page 18: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

2

Hutan terdapat sekitar 30.000 spesies tumbuhan berbunga,yang memberi

manfaat bagi manusia baik ekologis maupun ekonomis. Kekayaan alam hutan

tropis Indonesia, menyimpan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat.

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian, di hutan tropis Indonesia terdapat

sekitar 1.300 jenis berkhasiat obat dan se- kitar 300 jenis yang telah dimanfaatkan

untuk pengobatan secara tradisional, sedangkan menurut World Health

Organization(WHO), lebih dari 20.000 spesies tumbuhan berkhasiat obat

digunakan oleh penduduk di seluruh dunia( Zuhud dkk,1994).

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah

dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad lalu berdasarkan

etnofarmasi yang menggunakan bahan alam sebagai obat terkait dengan

penggunaannya dalam konteks kultural oleh masyarakat lokal (etnik). Hal ini

terkait ciri budaya masyarakat Indonesia dengan masih dominannya unsur-unsur

tradisional dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu kawasan Hutan Produksi yang diteliti Desa Bonto Tangnga

Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng, luas wilayah Desa Bonto Tangnga yaitu

+ 6,85 km2. Desa ini memeiliki beberapa jenis Tumbuhan Obat yang berpotensi di

manfaatkan sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam

penyakit. Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang

berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional sehingga masyarakat

dapat memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai bahan obat tradisional.

Page 19: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

3

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada peneletian ini adalah:

1. Apa jenis tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat di Desa

Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng?

2. Bagaimana potensi tumbuhan obat di Desa Bonto Tangnga Kecamatan

Uluere Kabupaten Banteang?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan berkhsiat obat di Desa Bonto Tangnga

Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng?

2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan di Desa Bonto Kecamatan

Uluere Kabupaten Bantaeng?

1.4. Manfaat Peneletian

1. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui

jenis tumbuhan yang berpotensi dijadikan obat.

2. Dapat memberikan infromasi bagi peneliti dan menjadikan referensi bagi

peneliti selanjutnya.

Page 20: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

Hutan merupakan komunitas biologi yang didominasi oleh pohon-pohonan

tanaman keras. Sedangkan menurut Undang-Undang No.5 tahun 1967, hutan

diartikan sebagai lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang secara menyeluruh

merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya.

Kumpulan pohon-pohon yang dikategorikan sebagai hutan jika sekelompok

pohon-pohon tersebut mempunyai tajuk-tajuk yang rapat. Karena hutan diartikan

sebagai suatu assosiasi, maka antara jenis pohon yang satu dan jenis pohon yang

lain yang terdapat di dalamnya akan saling tergantung.

Hutan suatu ekosistem natural yang telah mencapai keseimbangan klimaks

dan merupakan komunitas tetumbuhan paling besar yang mampu pulih kembali

dari perubahan-perubahan yang dideritanya, sejauh tidak melampaui batas-batas

yang dapat ditoleransi di dalam hutan akan terjadi pula persaingan antar anggota-

anggota yang hidup saling berdekatan. Hutan bukan semata-mata kumpulan

pohon-pohon yang hanya dieksploitasi dari hasil kayunya saja, tetapi hutan

merupakan persekutuan hidup alam hayati atau suatu masyarakat tumbuhan yang

kompleks yang terdiri atas pohon-pohon, semak, tumbuhan bawah, jasad renik

tanah, hewan, dan alam lingkungannya. Hutan sebagai sebuah ekosistem

berfungsi:

a) Untuk menjaga keseimbangan sistem ekologi lingkungan hidup,

b) Gudang penyimpanan plasma nutfah,

Page 21: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

5

c) Mempertahankan degradasi tanah dan erosi

d) Sumber kayu industri dan penggergajian lokal

e) Sumber hasil bagi penduduk setempat

f) Untuk penelitian.

Hutan sangat penting bagi kehidupan di muka bumi, terutama bagi

kehidupan generasi mendatang. Kesalahan dalam pengelolaan hutan berarti

menyiksa kehidupan generasi kita mendatang. Untuk mecegah kesalahan dalam

pengelolaan hutan, maka fungsi hutan harus dipelajari dan dimengerti secara

holistik (utuh). Begitu pula, kita perlu mempelajari hutan secara merologik

(melihat bagian-bagiannya) untuk mengantisipasi segi-segi yang mampu

menimbulkan malapetaka bagi kehidupan.

Jenis - jenis Hutan berdasarkan fungsi utamanya, hutan di Indonesia

dikelompokkan dalam tiga jenis (Indriyanto, 2008.)

1. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan, erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara

kesuburuan tanah.

2. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Hasil utama dari hutan produksi berupa kayu,

sedangkan hasil hutan lainya termasuk hasil hutan non-kayu mencakup rotan,

bambu, tumbuhan obat, rumput, bunga, buah, biji, kulit kayu, daun, leteks

(getah), resin (dama, kopal, gom, gondorukem, dan jemang), dan zat ekstraktif

lainnya berupa minyak.

Page 22: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

6

3. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas utama yang

mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

serta ekosistemnya.

2.2. Hutan Produksi

Hutan Produksi adalah kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang

dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan. Dalam Peraturan Pemerintah No

10 tahun 2010 tentang cara perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan di

jelaskan bahwa Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok memproduksi hasil hutan. Negara bisa memberikan hutan berupa konsesi

kepada pihak swasta untuk dimanfaatkan dan dikelola hasil hutannya. Terkecuali

di Pulau Jawa, pengelolaan Hutan Produksi yang berada di areal hutan negara

dikelola oleh Perum Perhutani, Perusahaan milik Negara. Hasil Hutan Indonesia

memiliki 129 juta hektar kawasan hutan, lebih dari setengahnya atau sekitar 72

juta hektar berupa hutan produksi.Sisanya masuk ke dalam Hutan Konservasi dan

Hutan Lindung. Hutan Produksi merupakan kawasan hutan paling luas.

Berdasarkan peraturan, Hutan Produksi dibagi ke dalam 3 tipe yang yaitu:

1. Hutan Produksi Tetap (HP)

HP adalah hutan yang bisa dieksploitasi hasil hutannya dengan cara tebang

pilih maupun tebang habis. HP biasanya berupa kawasan hutan yang memiliki

kelerengan landai, tanah yang rendah erosi dan memiliki curah hujan yang

kecil. Faktor-faktor kelerengan, erosi dan curah hujan tersebut ditentukan

dengan cara menghitung indeksnya berdasarkan metode skoring. Areal hutan

Page 23: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

7

yang ditetapkan sebagai HP harus memiliki skor dibawah 125, dan areal

tersebut tidak termasuk ke dalam kawasan lindung.

2. Hutan Produksi Terbatas (HPT)

HPT merupakan hutan yang dialokasikan untuk dieksploitasi kayunya

dalam intensitas rendah. Penebangan kayu masih bisa dilakukan

dengan menggunakan metode tebang pilih. Hutan jenis ini umumnya berada di

wilayah pegunungan yang memiliki lereng-lereng curam. Areal yang bisa

ditetapkan sebagai HPT setidaknya memiliki skor 125-174, diluar kawasan

lindung seperti hutan konservasi atau hutan lindung.

3. Hutan Produksi yang bisa dikonversi (HPK)

HPK yang bisa dikonversi adalah kawasan hutan yang dicadangkan untuk

digunakan dalam pembangunan diluar kehutanan. Terdapat dua kondisi yang

bisa dijadikan patokan untuk menetapkan jenis hutan ini. Pertama, hutan yang

memiliki skor kelerengan, erosi dan curah hujan di bawah 124. Kedua,

kawasan hutan yang dicadangkan untuk permukiman, transmigrasi, perkebunan

dan pertanian

Untuk memanfaatkan Hutan Produksi, ada beberapa syarat yang harus

dilengkapi agar bisa memanfaatkannya, diantaranya harus memililik izin yaitu:

a. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK), Izin yang diberikan untuk

pemanfaatan hutan Produksi dan juga bisa hutan lindung

b. Izin Usaha Pemanfaatann Jasa Lingkungan (IUPJL), Izin yang

diberikan untuk pemanfaatan jasa lingkungan di kawasan Hutan

Produksi ataupun Hutan Lindung

Page 24: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

8

c. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), Izin usaha yang

diberikan untuk pemanfaatan hail hutan seperti kayu dengan cara

memanen, menebang, pemeliharaan, dan juga pemasaran

d. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK),

Memberikan izin untuk melakukan kegiatan pemanenan, penebangan,

pemasaran di dalam hutan produksi buka kayu

e. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK), Memberikan izin untuk

pengambilan hasil hutan produksi berupa kayu dalam bentuk

pemanenan, penebangan.

2.3. Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK)

Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil

hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya

kecuali kayu yang berasal dari hutan. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) penting

untuk konservasi, kelestarian dan ekonomi. Penting untuk konservasi sebab untuk

mengeluarkan hasil hutan bukan kayu biasanya dapat dilakukan dengan kerusakan

minimal terhadap hutan. HHBK penting untuk kelestarian sebab proses panen

biasanya dapat dilakukan secara lestari dan tanpa kerusakan hutan. Penting untuk

ekonomi karena bukan timber produk ini berharga/memiliki nilai ekonomi yang

tinggi. Pada beberapa keadaan, pendapatan dari HHBK dapat lebih banyak jika

dibandingkan pendapatan dari semua alternatif yang lain. Mengekuarkan HHBK

dapat memperkembangkan antara pengawetan dan pengembangan Hutan Tropis.

Keuntungan lain dari pengelolaan HHBK adalah dapat mengurangi kerusakan

Page 25: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

9

hutan alam, selama masyarakat lokal memperoleh pendapatan dari lahan hutan (

Baharuddin dan Taskirawati, 2009).

Manfaat Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) terdiri dari benda-benda

hayati yang terdiri dari flora dan fauna. Selain itu termasuk juga jasa air, udara,

dan manfaat tidak langsung dari hutan. Definisi lain mengartikan HHBK adalah

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

35 Tahun 2007. Hasil Hutan Bukan Kayu secara umum dapat dimanfaatkan

masyarakat sebagai sumber pangan (sagu dan sukun), energi (kayu bakar dan

arang), termasuk tumbuhan obat-obatan. Hasil Hutan Bukan Kayu sangat penting

untuk dibudidayakan dan konservasi sehingga menjaga kelestarian dan nilai

ekonomi masyarakat. Pentingnya untuk dikonservasi dikarenakan untuk

mendapatkan hasil hutan bukan kayu juga berasal dari hutan sehingga pengaruh

tindakan manusia terhadap hutan tetap ada. Mengingat hasil hutan bukan kayu

akan tetap tersedia di hutan jika hutan tetap dalam keadaan baik sebagai tempat

hidup tumbuhan dan hewan.

2.4.Tumbuhan Obat

Sandra dan Kemala (1994) mengartikan tumbuhan obat sebagai semua

tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan

yang dapat digunakan obat. Sedangkan Zuhud et al.(1994) menyatakan bahwa

tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan

dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tersebut dikelompokan

menjadi :

Page 26: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

10

a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan

dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku

obat tradisional;

b. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis;

c. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga

mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum

dibuktikan secara ilmiah-medis atau penggunaannya sebagai bahan

tradisional sulit ditelusuri (Zein 2005) mengatakan bahwa tumbuhan obat

memiliki kelemahan sebagai obat.

d. Sulitnya mengenali spesies tumbuhan dan berbedanya nama tumbuhan

berdasarkan daerah tempat tumbuh;

e. Kurangnya sosialisasi tentang manfaat tumbuhan obat, terutama di

kalangan profesi dokter;

f. Penampilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa fitofarmaka yang

kurang menarik dan kurang meyakinkan dibandingkan dengan penampilan

obat paten;

g. Kurangnya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi dari tumbuhan

obat ini di kalangan profesi dokter;

h. Belum adanya upaya pengenalan terhadap tumbuhan yang berkhasiat obat

di institusi pendidikan yang sebaiknya dimulai dari pendidikan dasar.

Page 27: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

11

2.5. Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat merupakan komponen penting dalam pengobatan

tradisional yang telah digunakan sejak lama di Indonesia. Beberapa bukti yang

menunjukan hal tersebut adalah ditemukannya beberapa naskah yang berisi

pengetahuan mengenai pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat,

antara lain naskah pada daun lontar “Husodo” (Jawa),“Usada” (Bali), “Lontarak

Pabbura” (Sulawesi Selatan) menurut Aliandi (1994).

Keuntungan obat tradisional yang langsung dirasakan oleh masyarakat

adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di

pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri di rumah, sehingga hampir

setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati

penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika

masih bayi, anak-anak maupun setelah dewasa. Penggunaan tumbuhan obat tetap

besar di masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara

turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih belum banyak

diketahui. Selain manfaat yang dirasakan, penggunaan tumbuhan obat pun

dilatarbelakangi sulitnya jangkauan fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah

pedesaan yang terpencil (Zein 2005).

Terdapat tiga kelompok masyarakat yang dapat dibedakan berdasarkan

intensitas pemanfaatan tumbuhan obat menurut Aliandi (1994), yaitu :

1. Kelompok pertama adalah kelompok masyarakat asli yang hanya

menggunakan pengobatan tradisonal, umumnya tinggal di pedesaan atau

daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan prasarana kesehatan.

Page 28: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

12

Kelompok ini berusaha mencari sendiri pengobatan untuk mengatasi berbagai

penyakit, sesuai dengan norma dan adat yang berlaku;

2. Kelompok kedua adalah kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan

tradisional dalam skala keluarga, umumnya tinggal di pedesaan yang memiliki

sarana dan prasarana terbatas. Pada daerah ini sudah tersedia puskesmas,

namun tenaga medis, peralatan dan obat-obatan yang tersedia terbatas. Selain

itu, kondisi ekonomi masyarakat pun umumnya masih rendah sehingga

pengobatan tradisional merupakan alternatif dalam pemenuhan kesehatan

masyarakat. Pada kelompok kedua ini, pemerintah telah memasyarakatkan

TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

3. Kelompok ketiga adalah kelompok industriawan obat tradisional. Suku-suku

bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk

kepentingan pengobatan tradisional. Pengetahuan yang dimiliki suku-suku

tersebut mengenai pengobatan tradisional berbeda-beda, termasuk pengetahuan

mengenai tumbuhan obat (Roosita et al.(2007) mengatakan bahwa masyarakat

Sunda memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap obat tradisional.

mengatakan bahwa masyarakat Sunda memiliki ketergantungan yang cukup

besar terhadap obat tradisional.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan, yaitu

masyarakat Sunda menggunakan obat tradisional untuk dua dari tiga kasus

gangguan kesehatan, baik melalui penggunaan sendiri (60,9%) maupun dengan

bantuan ahli pengobatan (6,5%). Para ahli pengobatan yang menggunakan obat

tradisional menurut Roosita et al. (2007) menciptakan 96 terapi untuk mengobati

Page 29: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

13

berbagai gangguan kesehatan yang diklasifikasikan menjadi 23 kategori dengan

menggunakan 117 spesies tumbuhan. Menurut hasil penelitian tersebut, terdapat

257 spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan.

Penduduk Kampung Dukuh di Garut Jawa Barat misalnya mengenal 137 spesies

tumbuhan obat dari 52 suku. Pemanfaatan terbesar tumbuhan obat di kampung ini

adalah sebagai perawatan kesehatan ibu melahirkan, yaitu sebanyak 41 spesies

tumbuhan (Santhyami 2011).

2.6. Habitus Jenis TumbuhanYang Berpotensi Dimanfaatkan Obat

1. Herba

Herba adalah tumbuhan yang mempunyai batang basah karena

mengandung banyak air dan tidak mempunyai kayu Herba yaitu tumbuhan

yang tidak memiliki batang berkayu di atas permukan tanah. Tanaman yang

bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Hampir seluruh

bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan sebagai herba seperti daun, buah,

batang dan akar. Pada saat ini sebutan herba ditujukan kepada tanaman yang

mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan untuk

pengobatan atau terapeutik.

Tumbuhan herba merupakan salah satu jenis tumbuhan penysusun hutan

yang batangnya basah, tidak berkayu dan ukurangnya jauh lebih kecil jika

dibandingkan dengan habitus semak ataupun pohon (Nadakvukaren 1985).

Tumbuhan ini memiliki organ tubuh yang tidak tetap di atas permukaan tanah,

siklus hidup yang pendek dengan jaringan yang cukup lunak (Wilson, 1962).

Page 30: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

14

Herba biasanya banyak ditemukan di tempat - tempat terbuka dan dapat

juga ditemukan di tempat yang ternaungi kecuali pada tempat yang sangat

gelap di hutan (Richard, 1981). Lapisan herba yang ternaungi atau tidak

ternaungi oleh tutupan tajuk menutupi lebih dari 10% permukaan hutan.

2. Pohon

Pohon adalah Tumbuhan berkayu yang memiliki diameter batang setinggi

dada (breast height).Menurut kamus kehutanan Pohon adalah tumbuhan

berkayu yang mempunyai sebuah batang utama dengan dahan dan ranting yang

jauh dari permukaan tanah.Menurut Dangler (2015), Pohon adalah suatu

tumbuhan yang mempunyai akar, batang dan tajuk yang jelas dan tinggi

minimal 5 meter.

Klasifikasi pertumbuhan pohon menurut Wahyudi dkk (2014) sebagai

berikut:

a. Semai adalah anakan pohon mulai dari kecambah sampai anakan

setinggi kurang dari 1,5m.

b. Pancang adalah anakan pohon yang tingginya > 1,5 meter berdiameter

10 cm.

c. Tiang adalah anakan pohon yang berdiameter 10 cm sampai < 20 cm.

d. Pohon adalah pohon dewasa berdiameter > 20 cm.

3. Tiang

Tiang yaitu tumbuhan dengan diameter anatara 10-20 cm. Pengukuran

dilakukan pada petak subkuadran berukuran 10 x 10 in. sama dengan pohon

maka parameter pengukuran adalah diamter tiang. Tiang tinggi bebas cabang

Page 31: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

15

jumlah tiang dan jumlah cabang. pengukuruan diameter batang juga dilakukan

pada ketinggian 1,3 meter.

4. Pancang

Pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran lebih tinggi dari 1,5

meter serta diameter batang kurang dari 10 cm. Ukuran petak pengamatan yang

digunakan untuk pengukuran pancang ini adalah 5x5 meter. tidak seperti tiang

pohon diamater pancang tidak di ukur pengukuran hanya dilakukan pada

jumlah individu dan jumlah spesies karena pada tahap pertumbuhan pancang,

yang penting untuk diketahui adalah kerapatan dan frekuensi

2.7. Karangka Pikir

Uraian gambaran kerangka pikir menjelaskan bahwa Hutan Produksi

adalah Hutan Produksi adalah kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang

dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan seperti pemanfaatan tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai

obat, Tumubuhan Obat Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng merupakan

tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bahan pengobatan

tradisioanal, Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat secara tradisional masih

menggunaka cara pengolahan yang sederhana. Mengetahui jenis-jenis Tumbuhan

obat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat

Penelitian dimulai dengan cara mengetahui jenis tumbuhan yang

berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Desa

Page 32: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

16

Bonto Tangnga Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng. Adapun kerangka pikir

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Identifikasi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan

Obat di Hutan Produksi

Hutan Produksi

Tumbuhan Obat

Identifikasi

Jenis Pemanfaatan Obat Jenis Tumbuhan Obat

Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Page 33: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

17

III. METODE PENELETIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 2(dua) bulan yaitu

Agustus - oktober 2017, di Kawasan Hutan Produksi, di Desa Bonto Tangnga

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan di lapangan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat tulis menulis

2. Kamera

3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Objek yang diteliti

Tumbuhan berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional di Desa Bonto

Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

2. Metode Wawancara

Wawancara dengan masyarakat yang dianggap memiliki pemahaman

terhadap tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui

tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional di Desa

Bonto Tangna Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng, sedangkan Sampel dalam

Page 34: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

18

penelitian ini adalah responden yang terdiri dari;

a. Masyarakat yang mengetahui tentang pemanfaatan tumbuhan berkhasiat

obattradisional (alami)

b. Sesepuh desa/tetua adat (sandro)

c. Masyarakat umum (bapak - ibu) yang sering menggunakan tumbuhan obat

untuk bahan obat tradisional penyakit pada anak.

Pengambilan data dalam penelitian ini dengan carawawancara secara

langsungdengan masyarakat melalui pertimbangan khusus, yaitu merupakan

seseorang yang dianggap paling tahu tentang tumbuhan obat.

3.5.Jenis Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung di

lapangan dan wawancara dengan responden yang berada di sekitar Desa Bonto

Tangnga Kecamatan Uluere, yang terlibat langsung dalam proses pemanfaatan

Tumbuhan berkhasiat obat.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor desa, kantor luar

serta instansi-instansi yang terkait seperti badan pusat statistik yang meliputi data

keadaan umum lokasi dan data sosial ekonomi dan Dinas Kehutanan.

Page 35: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

19

3.6. Analisis Data

Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi manfaat-manfaat yang di

peroleh oleh masyarakat dari tumbuhan obat yang diperoleh dengan observasi

langsung di lapangan dan melakukan wawancara dengan masyarakat serta data

kondisi biosifik dan data sosial ekonomi masyrakat.

3.7. Definisi Operasional

1. Tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui

dan dipercaya mempunyai khasiat obat baik yang sudah dibudidayakan

maupun yang belum dibudidayakan.

2. Pemanfaatan tumbuhan obat adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal

dari tumbuhan, hewan, mineral yang secara turun-temurun digunakan

sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman.

3. Hutan merupakan komunitas biologi yang didominasi oleh pohon-pohonan

tanaman keras, hutan diartikan sebagai lapangan bertumbuhan pohon-

pohon yang secara menyeluruh merupakan persekutuan hidup alam hayati

beserta alam lingkungannya.

4. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Hutan produksi merupakan kawasan hutan

yang dimanfaatkan untuk memproduksi hasil hutan

5. HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta

produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Hasil

Hutan Bukan Kayu (HHBK) penting untuk konservasi, kelestarian dan

Page 36: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

20

ekonomi. Hasil Hutan Bukan Kayu secara umum dapat dimanfaatkan

masyarakat sebagai sumber pangan (sagu dan sukun), energi (kayu bakar

dan arang), termasuk tumbuhan obat-obatan

6. Masyarakat adalah penduduk yang memanfaatkan tumbuhan obat untuk di

gunakan sebagai obat tradisional

Page 37: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

21

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELETIAN

4.1 Letak dan Luas Wilayah

4.1.1. Administrasi Desa

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere

Kabupaten Bantaeng. Adapun luas wilayah Kecamatan Uluere yaitu 67,92 km

atau sekitar 17% dari Kabupaten bantaeng, dan luas Desa Bonto Tangnga

adalah sekitar 6,85 km2 dengan ketinggian sekitar ketinggian 700-800 meter di

atas permukaan laut.

4.1.2. Demografi / Batas Desa

Batas-batas wilayah Administrasi Desa Bonto Tangnga berbatasan

langsung dengan :

a. Sebelah Utara : Bonto Lojong

b. Sebelah Selatan : Bonto Karaeng

c. Sebelah Barat : Bonto Daeng

d. Sebelah Timur : Pa’bumbungam

4.1.3. Keadaan Topografi dan Tanah

Secara umum keadaan topografi Bonto Tangnga Kecamatan Uluere

Kabupaten Bantaeng yang berada pada ketinggian 700 meter sampai 800

meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan kemiringan 8-14% atau sebagian

besar adalah dataran tinggi serta berbukit. Jenis tanah yang terdapat di Desa

Bonto Tangnga yaitu tanah alluvial dan struktur tanah remah dengan tekstur

lempung, liat berpasir. Jenis tanah tersebut mempunyai kondisi yang cukup

Page 38: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

22

subur, dan cocok sebagai lahan pertanian. Jenis batuan di Kecamatan Uluere

adalah erupsi parasit. Sementara jenis tanahnya adalah Tanah andosoil coklat.

4.1.4. Iklim

Iklim di Desa Bonto Tangnga sebagaimana desa-desa lainnya di

wilayah Indonesia beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim Kemarau

dan Hujan. Curah hujan setiap tahun pada umumnya bervariasi antara 700-

800 mdpl, delapan bulan basah dan tiga bulan kering dengan curah hujan rata-

rata 2.715 mm tahun termasuk dalam tipe iklim C, suhu rata-rata bulanan

terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 20,6°C.

4.1.5. Kondisi Masyarakat

Mayoritas penduduk Desa Bonto Tangnga adalah suku Makassar

beragama Islam. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Makassar,

dan Bahasa Indonesia. Masyarakat Desa Bonto Tangnga sebagian besar

bermata pencaharian di bidang peternakan, pertanian, perkebunan.

(pemanfaatan hutan)

4.1.6. Aksebilitas

Ibu kota kecamatan Desa Bonto Tangnga adalah Desa Ulugalung. Desa

Bonto Tangnga dapat di akses dengan mengendarai kendaraan roda dua

maupun roda empat. Jarak desa ke ibukota kecamatan ±2,5 km. jarakdari

ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten ±23 km, sehingga jarak dari ibukota

kabupaten ke Desa Bonto Tangnga ±35 menit.

Page 39: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

23

4.2. Keadaan Sosial dan Ekonomi

4.2.1. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya sebuah

Negara atau wilayah atau sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya

pembangunan di segala bidang kehidupan baik dalam bentuk pembangunan

fisik maupun non fisik. Oleh karena itu kehadiran dan peranannya sangat

menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil

maupun besar, sehingga dibutuhkan data atau potensi kependudukan yang

tertib dan terukur.

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Bonto Tangnga

jumlah penduduknya yang tercatat secara administarasi, jumlah total 1102

Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. dan perincian

kepadatan penduduk dan anggota rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat

Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng,

2016

No. Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase(%)

1

2

Laki laki

perempuan

554

558

49,36

50,64

Total 1102 100%

Sumber : Kantor Desa Bonto Tangnga, KecamatanUluere, 2016

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan total masyarakat Desa Bonto

Tangnga sebanyak 1102 jiwa, dimana jenis kelamin perempuan terdapat 558

jiwa (50,64%), dan jenis kelamin laki-laki terdapat 554 jiwa (49, 36%).

Page 40: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

24

Tabel 2. Kepadatan Penduduk dan Anggota Rumah TanggaDesa Bonto Tangnga,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2016

No Rumah Tangga Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

Anggota Rumah

Tangga

1. 276 1102 161 4

Sumber : Kantor Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Uluere,

Kabupaten Bantaeng, 2017

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan penduduk Desa Bonto

Tangnga terdapat 1102 jiwa, dengan jumlah 276 rumah tangga, kepadatan

penduduk sebanyak 161 jiwa dan anggota rumah tangga terdapat 4 jiwa

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui jumlah penduduk yang berpendidikan mulaidari

SD sampai dengan SMA di Desa Bonto TangngaKecamatan Uluere

Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bonto

TangngaKecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1

2

3

4

TidakSekolah/TidakTamat

SD

SMP / Sederajat

SMA / Sederajat

441

279

50

-

Sumber : Kantor Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Uluere, 2013.

Bila ditinjau dari segi penyebaran penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan di Desa Bonto TangngaKecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng

yang jumlah paling banyak adalah penduduk yang tingkat pendidikan

Page 41: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

25

Sekolah Dasar (SD) sedangkan relative sedikit adalah Tingkat SMP dan

tingkat SMA tidak ada.

4.2.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dansangat

dibutuhkan oleh masyarakat, karena berhubungan berbagai segi kehidupan

jasmani maupun rohani. Ketersediaan sarana dan prsarana tersebut tentunya

akan memperlancar kegiatan masyarakat, khusunya kegiatan peningkatan

kerja dan mutu pertanian di daerah tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Desa Bonto TangngaKecamatan Uluere

KabupatenBantaeng Tahun 2016

No JenisSaranadanPrasarana Jumlah Unit

1

2

3

4

6

7

8

Mesjid

Langgar/Musallah

TK

SDN/SD Inpres

Posyandu

Kantor Desa

Poskedes

2

1

1

1

3

1

1

Sumber :Kantor Desa Bonto Tangnga, KecamatanUluere, 2016

Pada Tabel 4 terlihat bahwa sarana dan prasana di Desa Bonto

TangngaKecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng terbilangsedikit yaitu

mushala, TK, SD, pos kamling, pos yandu, pos kesdes, dan kantor desa hanya

memiliki masing-masing satu(1) unit.

Page 42: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Krateristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang diwawancarai sebanyak 30

orang masyarakat Desa Bonto Tangnga, Perbandingan jumlah responden laki-laki

dan perempuan tidak merata yaitu terdiri atas 28 responden laki-laki dan

responden perempuan 2 orang. Mayoritas pekerjaan masyarakatsebagai petani.

Penduduk di Desa Bonto Tangnga 100% merupakan suku Makassar beragama

Islam. Tingkat pendidikan keseluruhan responden lulusan sekolah dasar (SD),hal

ini disebabkan aksesibilitas menuju sekolah cukup jauh sehingga membuat

sebagian besar masyarakat lebih memilih sekolah sampai tingkat SD dan masih

rendahnya tingkat ekonomi.

Tabel. 5. Krakteristik Responden di Desa Bonto Tangnga

No Umur responden Jumlah (Orang) Presentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

50 – 54

55 – 59

60 – 64

1

4

7

10

0

7

1

3,33

13,33

23,33

33,33

0

23,33

3,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Di Olah 2017

Page 43: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

27

Berdasarkan Tabel 5 diatas hasil wawancara terhadap 30 responden dapat

diketahui Masyarakat Bonto Tangnga di dominasi umur responden (45-49 tahun).

Hal tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat

banyak diketahui dan dilakukan oleh masyarakat berumur 45–49 tahun, namun

hal tersebut tidak menunjukan bahwa jumlah spesies dan ramuan tumbuhan obat

yang diketahui dan dimanfaatkan masyarakat dengan kisaran umur tersebut lebih

banyak dan beragam dibandingkan kisaran umur masyarakat lainnya yang

diwawancarai.

Responden termuda berumur 30 tahun, sedangkan responden tertua

berumur 60 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa tumbuhan obat ternyata

dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai umur, dari yang muda hingga

yang tua. Meskipun tentu saja intensitas pemanfaatan dan banyaknya pengetahuan

pada setiap umur tersebut berbeda.

Pada umumnya responden usia muda memiliki pengetahuan lebih terbatas

dibandingkan responden usia tua yang juga mempengaruhi tingkat pemanfaatan

tumbuhan.Masyarakat mengambil tumbuhan didalam kawasan Hutan Produksi.

Pemanfaatan tumbuhan obat sebenarnya sudah sangat minim dilakukan oleh

masyarakat tergantung dari penyakit,masyarakat biasanya lebih memilih berobat

di Puskesmas terdekat.

5.2. Potensi Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30responden menunjukkan bahwa

pemanfaatan jenis tumbuhan yang berkhasiat dimanfaatkan sebagai obat di Desa

Bonto Tangnga masih menggunakan cara yang sederhana yang diwariskan secara

Page 44: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

28

turunn temurun, cara pengolahanyaseperti direbus,ditumbuk,diparut,dihaluskan,

Terdapat juga spesies tumbuhan obat yang digunakan tanpa mengalami

pengolahan terlebih dahulu atau dapat dimanfaatkanlangsung, yaitu dengan cara

pemakaian langsung, seperti pada air kelapa yang dimanfaatkan untuk mengobati

penyakit keracunan makanan dengan cara meminum langsung air kelapa. Bagian

tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, akar, buah,

batang.Tingkat kerusakan akibat pengambilan bagian Tumbuhan Hutan

Berkhasiat Obat (THBO) berbeda-beda tergantung pada sistem pengambilan dan

jumlah yang diambil. Hasil peneletian di Desa Bonto Tangnga Kecamatan Ulere

Kabupaten Bantaeng, Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan

pengobatan ada 4 (empat) bagian yaitu daun,akar, buah, batang.

Berdasarkan hasil penelitian Desa Bonto Tangnga, berbagai spesies

tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat, dapat dikelompokkan berdasarkan

penyakit yang diobati, berdasarkan data yang ada Desa Bonto Tangnga

Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng, data penyakit dibagi menjadi beberapa

kelompok yaitu sakit kepala, kencing manis, bisul, sariawan, batuk - batuk,

kencing manis, insomnia, rematik, jantung, sakit kuningdan lain-lain (termasuk

panas, diare, sakit mata, alergi, sakit tenggorokan). Adapun potensijenis tumbuhan

berkhasiat obat secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 45: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

29

Tabel. 6. Potensi Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Desa Bonto Tangnga

No Nama Indonesia/

Lokal

Nama Latin Famili Habitus

1 Lada

(Lada)

Piper nigrum

Linn Piperaceae Herba

2 Kumis kucing

(Kumis kucing)

Orthhosiphon

aristatus Lamiaceae Herba

3 Lajagowah

(Lambutasa)

Arpllia

malaccensis Ziugriberaceae Herba

4 Kemiri

(Sapiri)

Aleurites

moluccana Euphorbiaceae Pohon

5 Daun pandan wangi

(Pandan Bau)

Pandanus

amarylifoliu s Pandanaceae

Herba

6 Paria

(Paria)

Momoridica

charantia L Cucurbitaceae

Herba

7 Harendong

(Bereng bereng)

Melastoma

septemneryiu Melastomaceae Herba

8 Tembelakan

(Gandi-gandi)

Lantana camara

L

Verbenaceae Herba

9 Bandotan

(Botto-botto)

Ageratum

Asteraceae Herba

10 Jahe

(Jahe)

Croton argyratus

Zingiberaceae Herba

11

Putri malu

(Jabe-jabe)

Mimosa padica Rubiacea

Herba

12 Songgolangit

(Songgolangit)

Tridax

procumbeus Ateraceaee Herba

13 Lida buaya

(Lida buaya)

Aloe vera L Asphodelaceae Herba

14 Jambu biji

(Jambu lisere)

Psidium guajaya

L

Myrtaceae

Pancang

15 Sereh

(Sarre)

Cymbopogon

citratu S

Poaceae Herba

16 Daun sirih

(Leko’)

Piper betle L Piperaceae

Herba

17 Bawang merah

(Lasuna eja)

Allium cepa L.

Var. aggeratum Liliaceae

Herba

Page 46: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

30

18 Timun

(Bonte)

Cucumis satiyus L Cucurbitaceae

Herba

19 Belimbing wulu

(Bainang)

Averrhoa bilimbi

L

Oxalidaceae Herba

20 Kelapa

(Kaluku)

Cocos nucifera L Arecaceae Tiang

21 Daun dewa

(Sambungnyawa)

Gynura

pseudochina Asteraceae Herba

22 Labu siam

(Labu siam)

Sechium edule Cucurbitaceae Herba

23 Sosor bebek

(Sosor bebek)

Bryopyllum

pinnatum Crassulaceae Herba

24 Siri kaya

(Sirikaya)

Annona squamosa Annonaceae Pancang

25 Tebu

(Ta’bu)

Saccharum

officinarum L

Poaceae Herba

26

Wortel

(Wartel)

Raphanus sattivus

L

Umbelliferae

Herba

27 Pepaya

(Kaliki)

Carica papaya L Caricaceae Herba

28 Mengkudu

(Baya’)

Morinda

citriffolia L

Rubiaceae Tiang

Sumber: Data Primer Setelah Di Olah 2017

Berdasarkan Tabel 6 diatas terdapat 28 jenis tumbuhan obat yang ada di

Desa Bonto Tangnga, terdapat beberapa habitus tumbuhan yang didominasi

habitus herba sebanyak 23 jenis, dan habitus pohon sebanyak 1 (satu) jenis yaitu

Kemiri (Aleurites moluccana), habitus Pancang sebanyak 2 (dua) yaitu Jambu biji

(Psidium guajava L), Siri kaya (Annona squamosa L), habitus Tiang sebanyak 2

(dua) jenis yaitu Mengkudu (Morinda citriffolia L), Kelapa (Cocos nucifera

L).Adapun Pemanfaatan jenis tumbuhan obat dapat dilihat lebih jelas sebagai

berikut pada Tabel 7.

Page 47: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

31

Tabel. 7.Jenis Tumbuhan Obat dan Bagian yang di Manfaatkan Masyarakat Desa

Bonto Tangnga

No

Nama

Indonesia/

Latin

Famili Habitus Jenis

Penyakit

Bagian Yang

Digunakan

1

Lada

(Piper

nigrum Linn)

Piperaceae Herba

Sakit

kepala,

rematik,

batu ginjal

Buahnya di

tumbuk lalu di

oles, daun di

rebus lalu di

minum airnya

2

Kumis

kucing

(Orthosiphon

aristatus)

Lamiaceae Herba Kencing

manis

Daun yang di

rebus lalu di

munum airnya

3

Lajagowah

(Arpillia

malaccensis)

Ziugriberaceae

Herba

Obat bisul,

sakit

perut, obat

kuat

Rimpang dan

buah di

konsumsi

4

Kemiri

(Aleurites

moluccana)

Euphorbiaceae

Pohon

Sariawan,

sakit gigi,

diarae,

gatal-gatal

Batang kemiri

di keruk dan

getahnya di

oleskan atau di

minum, buah

di bakar lalu di

oles

5

Daun pandan

wangi

(Pandanus

amaryllifoliu

s)

Pandanaceae Herba

Rambut

rontok

Daun di

tumbuk lalu di

oleskan pada

bagian kepala

6

Paria

(Momordica

Charantia L)

Cucurbitaceae Herba

Batuk/rada

ng

tenggorok

an, demam

Daun paria di

tumbuk lalu di

minun airnya

atau langsung

di kunyah dan

di telan

7

Harendong

(Melastoma

Septemneryiu

)

Melastomacea

e

Herba

Obat

diare,

menetralk

an racun,

bisul,

sariawan

Daun

harendong

yang paling

muda direbus

dan diminum

airnya

Page 48: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

32

8

Tembelakan

(Lantana

Camara L)

Verbenaceae Herba

Nyeri

Otot,

Memar,

Bisul,

Bengkak-

Bengkak,

Luka,

Rematik,

Keseleo,

Sakit Gigi,

Sakit

Kepala,

Diare

Daun di

haluskan lalu

diperas dan di

minum airnya,

ditumbuk

halus lalu di

tempelkan

pada bagian

yang luka,

akarnya dapat

di rebus lalu di

minum

9 Bandotan

(Ageratum) Asteraceae Herba

Demam,

Luka,

Sakit

Mata,

Sakit

Dada

Daun bandotan

di haluskan

dengan sedikit

minyak

goreng, daun

bandotan dan

akarnya di

rebus lalu di

minum airnya

10

Jahe

(Croton

argyratus)

Zingiberaceae Herba

Batuk,

sakit gigi,

gula darah

Direbus

selama 30

menit baru

diminum

airnya

11

Putri malu

(Mimosa

Padica)

Rubiacea

Herba

Batuk

Berdahak,

Insomnia,

Rematik

Daun putri

malu di rebus

lalu diminum

airnya, atau di

tumbuk halus

lalu di tempel

pada bagian

yang sakit

12

Songgolangit

(Tridax

procumbeus)

Ateraceaee Herba

Penyakit

rematik,

persendian

, ginjal,

asam urat

Daun

ditumbuk dan

di haluskan di

jadikan teh lalu

diminum

13 Lida buaya

(Aloe vera L) Asphodelaceae Herba

Sakit

kepala

atau

pusing

Daun yang di

tumbuk lalu di

oles

Page 49: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

33

14

Jambu biji

(Psidium

guajava L)

Myrtaceae Pancang

Diare atau

sakit perut

Daun yang di

tumbuk lalu di

minum airnya

15

Sereh

(Cymbopogo

n citratuS)

Poaceae Herba

Sakit

panas,

salah urat

Di parut lalu di

oles pada

bagian yang

sakit

16

Daun sirih

(Piper betle

L)

Piperaceae Herba Jantung,

alergi

Daun yang di

tumbuk lalu di

oles atau di

rebus dan di

minum airnya

17

Bawang

merah

(Allium cepa

L. Var.

Aggregatum)

Liliaceae Herba

Gatal

kepala

Bawang di

tumbuk lalu di

oles pada

kepala

18

Timun

(Cucumis

sativus L)

Cucurbitaceae Herba

Tnggi

darah

Buah timun di

makan

langsung

19

Belimbing

wulu

(Averrhoa

bilimbi L)

Oxalidaceae Herba Batuk-

batuk

Buah yang di

rebus lalu di

minum airnya

20

Kelapa

(Cocos

nucifera L)

Arecaceae Tiang Keracunan

ikan

Air kelapa di

minum

21

Daun dewa

(Gynura

pseudochina)

Asteraceae Herba Tinggi

darah

Daun yang di

rebus lalu di

minum airnya

22

Labu siam

(Sechium

edule)

Cucurbitaceae Herba Kurang

darah

Buah lau siam

di parut lalu di

rebus dan di

makan

23

Sosor bebek

(Bryopyllum

pinnatum)

Crassulaceae Herba panas

Daunnya di

rebus lalu di

minum airnya

24

Siri kaya

(Annona

squamosa L)

Annonaceae Pancang

Sakit

cacing di

usus

Daun yang

direbus lalu di

minum airnya

25

Tebu

(Saccharum

officinarum

L)

Poaceae Herba

Jantung,

batuk-

batuk

Batang tebu di

peras lalu

diminum

airnya

26

Wortel

(Raphanus Umbelliferae Herba

Mata

minus

Wortel di

makan

Page 50: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

34

Satiivus L) langsung

27

Pepaya

(Carica

papaya L)

Caricaceae Herba

Malaria,

demam,

keputihan

Daun pepaya

di rebus lalu di

minum airnya

28

Mengkudu

(Morinda

citriffolia L)

Rubiaceae Tiang

Sakit

kuning,

sakit perut

Buah di rebus

lalu di minum

airnya

Sumber:Data Primer Setelah Di Olah 2017

Berdasarkan Tabel 7 hasil wawancara dengan responden di Desa Bonto

Tangnga bahwa tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat

tradisional terdapat 28 jenis tumbuhan, masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat

untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti sakit kepala, kencing manis,

bisul, sariawan, batuk-batuk, kencing manis, insomnia, rematik, jantung, sakit

kuning, panas,diare, sakit mata, alergi, sakit tenggorokan dan lain-lain, berbagai

bagian tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat dalam mengobati penyakit

seperti daun, akar, buah dan batang. Masyarakat mengelolah bagian tumbuhan

dengan cara direbus, ditumbuk, diparut dan dihaluskan.

5.3 Bagian Yang Dimanfaatkan Sebagai Tumbuhan Obat

Hasil Pendataan terdapat 28 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan obat, diperoleh dari 4 bagian yang sering digunakan masyarakat Desa

Bonto Tangnga yaitu daun, akar, buah, batang.adapun seluruh bagian tumbuhan.

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun sebanyak 13 jenis

tumbuhan.menurut Zenebe et al.(2012) daun merupakan bagian yang paling

mudah di dapatkan tanpa harus merusak tumbuhan tersebut. Selain itu,

penggunaan daun untuk bahan obat tidak berpengaruh negatif terhadap

Page 51: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

35

pertumbuhan tumbuhan, karena daun dapat tumbuh lagi pada bagian pucuk

tumbuhan.Adapun presentase bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan

obat secara jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagian Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Dalam Pengobatan

Berdasarkan hasil pada Gambar 2 hasil penelitian di Desa Bonto Tangnga

dari semua jenis tumbuhan, Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan

sebagai bahan obat yaitu Daun 13 jenis tumbuhan, Akar 2 jenis tumbuhan, Batang

1 jenis tumbuhan, Buah 8 jenis tumbuhan dan semua bagian 4 jenis tumbuhan.

Menurut masyarakat setempat, mereka sering menggunakan daun karena tradisi

yang dicontohkan oleh tetua di desanya secara turun temurun.

1. Daun

Daun adalah salah satu organ tanaman yang tumbuh dari batang, biasanya

berwarna hijau (mengandung klorofil) dan pada dasarnya berfungsi sebagai

penangkap energi dari sinar matahari melalui fotosintesis. Daun adalah organ

13

2 1

8

4

0

2

4

6

8

10

12

14

Daun Akar Batang Buah Seluruh Bagian

Bagian Tumbuhan Yang Digunakan

Page 52: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

36

terpenting untuk tanaman dalam kehidupan mereka, karena tanaman

merupakan autotrof wajib, mereka harus menyediakan kebutuhan energinya

sendiri dengan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.Bentuk daunnya

sangat beragam, tapi biasanya dalam bentuk untaian, bisa tipis atau tebal. Citra

dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bentuk daun. Bentuk dasar

daunnya bulat, dengan variasi bilah, aplikator atau elips dan

memanjang.daunnya juga memiliki pigmen lain, seperti karoten (jeruk

berwarna), xanthophyl (kuning) dan antosianin (merah, biru atau ungu,

tergantung derajat keasamannya). daunnya berfungsi untuk mengalikan

tanaman karena proses kehamilan berarti daun menjadi cairan atau cairan

berupa tetesan.

Gambar 3. Daun Harendong(Melastoma Septemneriyu)

Daun berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis - proses pengolahan atau

produksi makanan dari karbon dioksida (CO2) melalui stomata dan air menjadi

pati dengan bantuan energi cahaya. Masyarakat Bonto Tangnga memanfaatkan

tumbuhan Harendong (Melastoma Septemneriyu), untuk mengobati penyakit

Page 53: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

37

diare, menetralkan racun, bisul, sariawan dan pendarahan rahim. Cara

penggunaan tumbuhan harendong yaitu memilih daun yang masih muda lalu

direbus dan diminum airnya.

2. Akar

Akar adalah salah satu bagian tumbuhan dan tumbuhnya di dalam tanah.

Pada umumnya akar berada di dalam tanah. Akar mempunyai warna yang

biasanya putih atau kuning. Bentuk akar pada tumbuhan sebagian besar

meruncing pada bagian ujungnya. Bentuk runcing pada akar tersebut dapat

memudahkan akar untuk menembus tanah.Akar merupakan organ tumbuhan

yang memiliki fungsi utama yaitu guna menghisap air dan garam mineral dari

dalam tanah. Air dan mineral tersebut digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh.

Akar mempunyai struktur luar yang terdiri dari daerah pertumbuhan akar,

tudung akar, serta bulu akar. Bagian-bagian akar yang paling dalam dapat

untuk diamati dengan cara memotong akar tersebut secara melintang. Berikut

Contoh Gambar 4. Akar Tumbuhan Bandotan (Ageratum)

Gambar 4. Akar Tumbuhan Bandotan (Ageratum)

Page 54: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

38

Fungsi akar menyokong serta memperkuat tumbuhan untuk berdiri di

tempat hidupnya.Menyerap air serta berbagai macam garam mineral dari dalam

tanah dan Mengangkut air serta berbagai zat-zat makanan yang sudah diserap

ke tubuh tumbuhan.akar dapat berfungsi sebagai alat respirasipada beberapa

macam tumbuhan, akar ada juga yang berfungsi untuk tempat dalam

menyimpan cadangan makanan.Masyarakat Bonto Tangnga memanfaatkan

akar tumbuhan bandotan mengobati penyakit demam, luka, sakit mata dan sakit

dada, dengan cara penggunanan akar tumbuhan bandotan direbus dan diminum

3. Batang

Batang adalah bagian utama tanaman yang berada di atas tanah, yang

berfungsi untuk menunjang bagian tanaman lainnya seperti daun, bunga dan

buah-buahan. Struktur batang lebih rumit dari pada akar, dimana batang

memiliki segmen dan antar bagian. Cabang yang terpisah pada tangkai

tanaman berfungsi untuk posisi daun dalam posisi yang memungkinkan daun

untuk menerima sinar matahari untuk fotosintesis.BatangMerupakan bagian

kedua dari organ tanaman setelah akar. Batang yang menghubungkan dengan

akar.

Page 55: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

39

Gambar 5. Batang Kemiri (Aleurites moluccana)

Fungsi Batang untuk mendukung bagian tanaman lainya seperti daun,

bungan dan buah-buahan sebagai rute pengukuran air dan fotosintetis,

mendukung proses pernapasan oksigen bisa masuk ke dalam lintuculum,

tempat pelekatan bagian tanaman, sebagai alat propogasi vegetativ dengan

metode trnsplatasi dan tempat menyimpan stok makanan. Masyarakat Bonto

Tangnga memanfaatkan batang kemiri (Aleurites moluccana), sebagai obat

tradisional untuk penyakit diarae, mengatasi ifeksi jamur. Cara penggunaan

batang kemiri yaitu memotong kecilbatang kemiri yang masih segar lalu

direbus, getah batang kemiri dimanfaatkan sebagai obat sariawan dan sakit

gigi.

4. Buah

Buah adalah bagian dari tanaman yang berasal dari bunga. Buah

dihasilkan dari penyerbukan putik oleh benang sari didalam buah terdapat biji

yang merupakan bagian penting bagi tumbuhan yang berkembang biak secara

Page 56: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

40

generatif karena biji nantinya jika ditanam akan tumbuh dan berkembang

menjadi individu baru yang mempunyai sifat seperti kedua induknya. Buah

berasal dari bunga.

Gambar 6. Menkudu (Morinda citriffolia L)

Buah berfungsi sebagai penghalang fisik antara biji atau benih

dilingkungan eksternal selama perkembangan benih. Buah berkembang

(Ovarium) mempromosikan bakal biji atau pengembangan benih dengan

mencegah desikasi dan memastikan lingkungan yang lembab untuk embrio.

Masyarakat Bonto Tangnga memanfaatkan buah mengkudu (Morinda

citriffolia L), sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit sakit

kuning dan sakit perut dengan cara rebus buah mengkudu dan airnya diminum.

5.4 Presentase Habitus Tumbuhan Obat

Hasil peneletian di Desa Bonto Tangga Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat terdapat 4 habitus yaitu

Page 57: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

41

herba, pohon, tiang, pancang. Gambar 8. Adapun presentase habitus jenis

tumbuhan obat di Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

Gambar 8. Presentase Tumbuhan yang Dimanfaatkan

Berdasarkan hasil pada Gambar 4 presentase habitus tumbuhan obat yang

dimanfaatkan Masyarakat Desa Bonto Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten

Bantaeng, Hasil presentase tersebut dapat diketahuijenis tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai obat didominasi tumbuhan habitus herba sebanyak 82.14%

(23 jenis tumbuhan), sedangkan pohon 3.57% (1 jenis tumbuhan yaitu Kemiri),

tiang 7.14% (2 jenis tumbuhan Kelapa, Mengudu), dan pancang 7.14% (2 jenis

tumbuhan yaitu Jambu biji, Siri kaya). Hasil presentase dapat diketahui jenis

tumbuhan berhabitus herba paling banyak dimanfaatkan terdapat 82% (23 jenis

tumbuhan). Menurut (Anwar et al, 1987). Hutan yang baru mengalami suksesi di

tandai dengan banyaknya tumbuhan pionir dan tumbuhan kecil lainnya seperti

herba, tiang dan pancang. herba berperan penting dalam siklus hara tanah.

82.14%

3.57% 7.14%

7.14%

Herba

Pohon

Tiang

Pancang

Page 58: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

42

VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Hasil peneletian menunjukkan bahwa tumbuhan obat di Desa Bonto

Tangnga Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng terdapat 28 jenis tumbuhan

yang dimanfaatkan sebagai bahan obat. bagian tumbuhan yang dimanfatkan

sebagai bahan obat yaitu daun, akar, buah, batang. Masyarakat mengelolah bagian

tumbuhan dengan cara yang masih sederhana seperti direbus, ditumbuk, diparut

dan dihaluskan, dari keseluruhan 28 jenis tumbuhan terdapat 4 habitus yaitu

Herba, Pohon, Tiang dan Pancang.

6.2 Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah:

a. Masyarakat perlu membudidayakan jenis tumbuhan obat yang berpotensi

dimanfaakatkan sebagai bahan obat dipekarangan rumah atau dikebun agar

lebih mudah dijangkau dan perlurnya perlindungan terhadap tumbuhan

yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat tradisional

b. Masyarakat perlu pembinaan bagaimana pentingnya menjaga tumbuhan

yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan obat karena sebagian

masyarakat masih kurang pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan.

Page 59: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

43

DAFTAR PUSTAKA

Aliandi A. Romantyo HS, 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional Dengan

Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Pelestarian Pemanfaatan

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia Bogor.

Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan

Lembaga Alam Tropika Indonesia.

Anwar et al, 1987. Ekologi Ekosistem. Sumatrea. UGM Press. Yogyakarta.

Baharuddin, dan 1. Taskirawati 1. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas

Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Dangler, 2015. Pengertian Pohon. Principle of Silviculture. Mc. Graw Hill Book.

Company, Inc, New York. USA.

Indriyanto, 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nadakavukaren & McCracken. 1985. An Introduction to Plant Biology. New

York: West Publishing Company.

Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2010. tentang cara Perubahan Peruntukan

dan Fungsi Kawasan Hutan

Richard, P.W. 1981. Pengertian Herba. The Tropical Rain Frorest London.

Cambridge University Press.

Roosita et al, 2007. Paraahli pengobatan yang menggunakan obat tradisional.

Yogyakarta: Ayyana pp. 3.

Sandra E. Kemala S, 1994. Tujuan Pemanfaatan Tumbuhan Obat dan Hutan

Tropika di Indonesia. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman

Tumbuhan Obat Hutan Tropika Inodesia Bogor. Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika

Indonesia.

Savitri, 2016. Indonesia dikenal dengan Kekayaan Alamnya. Tanaman Ajaib

Basmi Penyakit Dengan TOGA ( Tanaman Obat Keluarga). Depok: Bibit

Publisher

Santyami & Salistyawati, 2011. Etntobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat

Kampung Dukuh. Garut Jawa Barat. School of life Science & Technology

Bandung Institute Technology, Indonesia

Page 60: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

44

Suparni & Wulandari, 2012. Berbagai Ramuan Tradisional dikenal Sebagai

Pengobatan Herbal. Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional Asli

Indonesia. Yogyakarta:R

Tukiman, 2004. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Untuk Kesehatan

Keluarga. ( 22 Agustus 2016) Jakarta.

Undang-Undang No 5. Pengertian Hutan. Tahun 1967.

Undang-Undang No 41. Tahun 1999. Pengertian dan manfaat HHBK. Peraturan

Manteri Kehutanan No 35 Tahun 2007.

Wahyudi Dkk. 2014. Klasifikasi Pohon. Agustus Bandowoso.

Wilson, C. L. & W. Loomis. 1962. Pengertian Herba. Botany. Edition. New York

Zein U, 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharan

Kesehatan. http://e-usureporsitory.com 19 Maret 2011.

Zenebe et al, 2012.daun merupakan bagian yang paling mudah di dapatkan tanpa

harus merusak tumbuhan tersebut. An Ethnobotanical Study Of

Medicalcinal Plants In Asgede Tsimbila District.

Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S, 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai

Sumber Keanekaragaman Plasma Nuftah Tumbuhan Obat. Pelestarian

Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika

Indonesia. IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia.

Page 61: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

45

Lampiran Responden

No Nama Umur

(Tahun) Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan

1 Buda’Talibo 41 Laki-Laki SD Petani

2 Saho 43 Laki-Laki SD Petani

3 Bateng 45 Laki-Laki SD Petani

4 Samiun 44 Laki-Laki SD Petani

5 Soltan 37 Laki-Laki SD Petani

6 Samsuddin 49 Laki-Laki SD Petani

7 Baharuddin 55 Laki-Laki SD Petani

8 Maing 40 Laki-Laki SD Petani

9 Kasri 30 Laki-Laki SD Petani

10 Subair 40 Laki-Laki SD Petani

11 Baco’ 56 Laki-Laki SD Petani

12 Simon 37 Laki-Laki SD Petani

13 Syamsul 39 Laki-Laki SD Petani

14 Kulle 57 Laki-Laki SD Petani

15 Baseng 46 Laki-Laki SD Petani

16 M.Yunus 58 Laki-Laki SD Petani

17 Nurul H 55 Perempuan SD Irt/Petani

18 Yusri Yunus 43 Laki-Laki SD Petani

19 Sultan R 48 Laki-Laki SD Petani

20 Syarifuddin 45 Laki-Laki SD Petani

21 Sajeng 47 Laki-Laki SD Petani

22 Nawing 49 Laki-Laki SD Petani

23 Hafid 48 Laki-Laki SD Petani

24 Sudirman 39 Laki-Laki SD Petani

25 Bahar 42 Laki-Laki SD Petani

26 Jumalla 55 Perempuan SD Irt/Petani

27 Rahman T 47 Laki-Laki SD Petani

28 Baso’ B 35 Laki-Laki SD Petani

29 Arif Sarif 57 Laki-Laki SD Petani

30 Sapi’ 60 Laki-Laki SD Petani

Page 62: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

46

DOKUMENTASI PENELETIAN

Wawancara Responden Kunci

Page 63: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

47

Page 64: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

48

Page 65: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

49

.

Lajagowah (Arpillia malaccensis)

Kemiri (Aleurites moluccana)

Page 66: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

50

Harendong (Melastoma septemneryiu)

Angguni Tambelekan (Lantana camara L)

Page 67: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

51

.

Bandotan (Ageratum)

Putri Malu (Mimosa padica)

Page 68: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

52

Songgo Langit (Tridax procumbeus)

Pengambilan Data Dilapangan

Page 69: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

53

LAMPIRAN KUISIONER

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan terakhir:

5. Alamat :

6. Pekerjaan :

7. Jumlah tanggungan :

8. Alamat : Desa, Kecamatan, Kabupaten

9. Apakah saudara penduduk asli desa ini ? (Ya) / (Tidak)

10. Jika (Tidak), dari mana asalnya,

Sudah berapa lama tinggal di desa ini,…………… tahun

11. Saudara termasuk suku apa ?

12. Apakah saudara tahu bahwa ada jenis tumbuhan hutan yang dapat dipakai

untuk obat ?

a. Sangatmengetahui

b. Kurangtahu

c. Tidaktahu

13. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, pertama kali tahu dari siapa ?

a. Turun temurun

b. Tetangga/dukun

c. Informasi media

14. Apakah saudara mengetahui dimana mencari tumbuhan obat :

a. Dalam kawasan hutan

b. Kebun

c. pekarangan

c. lainnya……..

15. Menurut saudara potensi tumbuhan obat di hutan masih banyak ?

a. Banyak

b. Sedang

c. Kurang

16. Menurut anda untuk memperoleh tumbuhan obat dari hutan :

a. Sulit

b. Agaksulit

c. Mudah

Page 70: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

54

B. PemanfaatanTumbuhanObat

17. Apakah saudara pernah menggunakan tumbuhan obat untuk pengobatan dan

memelihara kesehatan ?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

18. Dari mana saudar amendapatkan tumbuhan obat tersebut ?

a. Dari hutan

b. Budidayasendiri

c. Pekaranganrumah

19. Jika dari hutan, berapa jaraknya ?

20. Apa saja namatumbuhan obat yang saudara gunakan ?Untuk obat apa dan

bagian tanaman yang digunakan ?

a………………..

b………………..

c………………..

d………………..

21. Apakah saudara membuat ramuan obat sendiri ?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Cara pembuatannya

22. Biasanya dalam memakai obat tradisional, menurut saudara bagaimana khasiat

obat tersebut ?

a. Sangatmanjur

b. Kurangmanjur

c. Tidakmanjur

23. Jenis penyakit apa saja yang sering diderita masyarakat dan jenis tumbuhan

obat apa saja yang sering digunakan ?............

24. Jika tidak menggunakan tumbuhan obat, apakah saudara juga menggunakan

jasa medisatau obat yang dikemas pabrik dan dijuals ecara umum

a. Ya

b. Tidak

25. Jikaya, apakah menurut Anda penggunaan jasa medis atau obat yang dijual

secara umum lebih praktis ?

Page 71: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

55

a. Ya

b. Tidak…….jelaskan kenapa……….

26. Apa alasan Anda menggunakan tumbuhan/tanaman obat ?

a. Murah

b. Alamiah/tdk memiliki efek samping

c. Mudah didapat

d. Alasanlainnya……………………….

27. Menurut saudara saran apa yang harus dilakukan untuk melestarikan

tumbuhan obat ?.........

28. Menurut Anda bagaimana kecenderungan penggunaan tumbuhan obat saat ini

?

a. Meningkat

b. Konstan/tetap

c. Menurun

Jelaskan alasannya

Page 72: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

56

KUISIONER UNTUK RESPONDEN KUNCI

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Pekerjaan :

5. Saudara termasuk suku apa ?

6. Menurut saudara ada berapa suku yang tinggal di desaini ?

7. Suku apa yang dikatakan penduduk asli

8. Apakah ada peraturan adat yang melindungihutan ?Apakah ada sanksi adat

yang dikenakan bila melanggar ?

9. Apakah saudara mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat ?

10 Apakah pengetahuan saudara tentang tumbuhan oba tmerupakan pengetahuan

turun temurun ? (Ya/ Tidak)

11 Apakah ada tumbuhan obat yang digunakan untuku pacara adat ? (Ya/Tidak).

Jika ada sebutkan jenisnya ?

12 Menurut anda untuk memperoleh tumbuhan obat dari hutan :

a. Mudah

b. Agaksulit

c. Sulit

13 Dalam pengambilan tersebut apakah mengambil sendir iatau minta bantuan

orang lain ?Berapa jauh jaraknya ?

14 Jika sulit karena faktor apa ?

15. Masyarakat desa di sini kalau sakit berobat kemana ?

a. Dukun/ tabib

b. Puskesmas

c. Beli obat kemasan

d. ……………..

Page 73: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …

57

16. Apakah masyarakat sini masih banyak menggunakan tumbuhan obat ?

a. Ya

b. Mulaikurang

c. Sangat berkurang

17. Jenis penyakit apa saja yang sering diderita masyarakat dan jenis tumbuhan

obat apa saja yang sering digunakan ?

18. Jenis tumbuhan obat manakah yang sering digunakan dalam pengobatan dan

memelihara kesehatan ?Alasan…………………….

19. Menurut saudara, mungkinkah tumbuhan obat yang ada di hutan bisa punah ?

a. Mungkin

b. Tidakmungkin

c. Tidaktahu

20. Menurut saudara saran apa yang harus dilakukan untuk melestarikan

tumbuhan obat ?

21. Jeni spenyakit apa saja yang sering diderita masyarakat dan jenis tumbuhan

obat apa saja yang sering digunakan ?

22. Apa saja namatumbuhan obat yang saudara gunakan ? Untuk obat apa dan

bagian tanaman yang digunakan ?

a………………..

b………………..

c………………..

d………………..

23. Apakah ada aturan pengambilan dana tau pengolahan tumbuhan tanaman

obat, jelaskan!

Page 74: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …
Page 75: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …
Page 76: IDENTIFIKASI POTENSI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA …