“IDENTIFIKASI POLITIK MILITER DALAM MASA TRANSISI DEMOKRASI” (Studi: Perbandingan Peran Politik Militer Indonesia dan Thailand) OLEH: KURNIA CANDRA SARTIKA 372013023 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018
11
Embed
“IDENTIFIKASI POLITIK MILITER DALAM MASA TRANSISI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16577/8/T1_372013023_Judul.pdf · Saripati Penelitian ini berisi tentang perbandingan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“IDENTIFIKASI POLITIK MILITER DALAM
MASA TRANSISI DEMOKRASI”
(Studi: Perbandingan Peran Politik Militer
Indonesia dan Thailand)
OLEH:
KURNIA CANDRA SARTIKA
372013023
SKRIPSI
Diajukan Kepada Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yesus Kristus hingga peneliti dapat
menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Hubungan Internasional di Universitas
Kristen Satya Wacana. Peneliti menyadari bahwa bimbingan dan dukungan berbagai pihak
sangat dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini. Peneliti menggunakan kesempatan
ini untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua saya tersayang Bpk Murcahyono S.B dan Ibu Larisa Siregar yang
telah senantiasa mendukung baik moril maupun materiil bagi saya untuk terus
bersemangat kuliah dan mampu meraih cita-cita. Adik saya tercinta Angelina
K.S yang selalu menemani dan menyemangati serta orang terdekat saya
tercinta Albertus Agung N yang selalu setia memberi dukungan semangat dan
kepercayaan sepenuhnya.
2. Bapak Drs. Daru Purnomo, M. Si sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Putri
Hergianasari, S. IP, M. IP selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa
sabar dalam membimbing dan bersedia memberikan arahan serta masukan
yang bermanfaat bagi peneliti dari proses penyusunan skripsi, seminar
penelitian hingga selesainya tugas akhir ini.
3. Ibu Penny Dewi Herasasti, Bpk. Sulaiman, Bpk. Rafendi Djamin dan Bpk.
Beni Sukadis yang telah bersedia menjadi informan dalam skripsi ini.
4. Kak Adrianus Bintang dan Mas Bagus Trianggono yang telah bersedia
memberikan saran dan masukan-masukan kepada peneliti.
5. Sahabat-sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan semangat dan motivasi.
6. Terimakasih atas bantuan dari segenap staff FISKOM.
Peneliti menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam
penyusunan skripsi, untuk itu peneliti mengharapkan masukan dari pembaca. Akhir kata,
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Tuhan
memberkati.
Salatiga, 4 Januari 2018
Peneliti: Kurnia C.S
Saripati
Penelitian ini berisi tentang perbandingan peran politik militer terhadap
perkembangan demokrasi pada saat masa transisi di negara Indonesia dan Thailand.
Penelitian ini menggunakan metode deksriptif eksploratif dengan mewawancarai Konselor
Politik KBRI Thailand, Staff Politik KBRI Thailand, Direktur Regional Amnesty
Internasional Asia Tenggara-Pasifik dan Kepala LESPERSSI. Faktor utama pendorong
keterlibatan militer dalam kehidupan politik disebabkan oleh kelemahan pemerintahan sipil
dan terpecah-belahnya masyarakat (fragmented society). Kedua faktor tersebut kemudian
membuka kesempatan luas bagi militer untuk mengintervensi kehidupan politik negara. Hal
demikian terjadi di Indonesia dan Thailand. Setelah berhasil memperoleh legitimasi melalui
Supersemar, Soeharto menjadikan ABRI sebagai kekuatan utama pendukung rezimnya.
Sedangkan junta militer Thailand telah berubah menjadi salah satu elit politik yang saling
bekerjasama untuk mempertahankan kekuasaan. Peran politik militer diteliti dari motif dan
dukungan hingga tingkat kesuksesan yang memiliki pengaruh besar dalam mengawal proses
demokratisasi di Indonesia dan Thailand. Keterlibatan peran politik militer dapat menjadi
ancaman serius bagi stabilitas nasional dan menghambat proses demokratisasi.
Kata kunci: otoriter, monarki, militer, demokratisasi
ABSTRACT
This study contains a comparison the political role of the military towards the
development of democracy at the time of transition in Indonesia and Thailand. This research
used descriptive exploratory method by interviewed Minister Counsellor (Political) of
Indonesian Embassy for Thailand, Political Staff of Indonesian Embassy for Thailand,
Regional Director of Amnesty International South East Asia dan Pasific, and the Head of
LESPERSSI. The main factors driving military’s involvement in political life caused by the
weakness of the civilian government and the disintegration of society (fragmented society).
Both of these factors then open wide opportunity for the military to intervene in political life
of the country. It happened in Indonesia and Thailand. After successfully gaining legitimacy
through the Supersemar, Suharto made the ABRI as a major power supporters of his regime.
While the military junta of Thailand has turned into one of a political elit, who are working
together to maintain their power. The role of political militarist examined from the motives
and support, up to the levels of success that has a great influence on the process of
democratization in Indonesia and Thailand. The involvement of the role of political militarist
can be serious threat for the national stability and impede the process of democratization.