IDENTIFIKASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN UNTUK PONDASI JEMBATAN DI KECAMATAN KULAWI SELATAN KABUPATEN SIGI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Oleh Shania Dyah Prabandini NIM 11150970000031 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019
81
Embed
IDENTIFIKASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN UNTUK PONDASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis batuan guna
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN UNTUK
PONDASI JEMBATAN DI KECAMATAN KULAWI SELATAN
KABUPATEN SIGI MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
(S.Si)
Oleh
Shania Dyah Prabandini
NIM 11150970000031
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019
i
IDENTIFIKASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN UNTUK
PONDASI JEMBATAN DI KECAMATAN KULAWI SELATAN
KABUPATEN SIGI MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
(S.Si)
Oleh
Shania Dyah Prabandini
NIM 11150970000031
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Shania Dyah Prabandini
NIM : 11150970000031
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul IDENTIFIKASI KONDISI
BAWAH PERMUKAAN UNTUK PONDASI JEMBATAN DI KECAMATAN
KULAWI SELATAN KABUPATEN SIGI MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 20 Agustus 2019
Shania Dyah Prabandini
11150970000031
v
ABSTRAK
Metode geolistrik adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi lapisan bawah permukaan. Telah dilakukan penelitian
mengenai aplikasi metode geolistrik resistivitas yang bertujuan untuk mengetahui
lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis batuan guna mengetahui
tingkat kelayakan kondisi daerah penelitian untuk dijadikan sebagai pondasi
jembatan. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten
Sigi, Sulawesi Tengah. Konfigurasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Konfigurasi Wenner dengan pengambilan data sebanyak 6 lintasan. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan Google Earth Pro dan Res2Dinv. Hasil dari
pengambilan data geolistrik secara umum litologi lapisan bawah permukaan di
daerah penelitian mengandung lempung, batupasir halus dan batupasir kasar
dengan nilai tahanan jenis antara 0,011-1452 Ωm. Pada penelitian ini dilakukan
korelasi antara hasil nilai tahanan jenis yang diperoleh dengan data log bor yang
ada, peta geologi regional wilayah dan tabel resistivitas.
Kata Kunci: Geolistrik, Google Eart Pro, Konfigurasi Wenner, Pondasi Jembatan,
Res2Dinv.
vi
ABSTRACT
Geoelectric method is one of method that can be used to determine the condition
of the subsurface layer. A research has been conducted on the application of
resistivity geoelectric method to determine the subsurface layer based on the
resistivity value of rock types and to determine the feasibility of the condition of
the research area to be used as a bridge foundation. The research location is in
the District of Kulawi Selatan, Sigi Regency, Central Sulawesi. The configuration
used in this research is the Wenner arrays with data collection of 6 lines. Data
processing is performed using Google Earth Pro and Res2Dinv. The results of
geoelectric data collection in general, subsurface lithology in the research area
contained clay, delicate sandstone and coarse sandstone with resistivity values
between 0.011-1452 Ωm. In this research a correlation was made between the
results of the type of resistivity values obtained with existing drill log data,
regional geological maps and resistivity tables.
Keywords: Bridge Foundation, Geoelectric, Google Earth Pro, Res2Dinv,
Wenner Arrays.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul “Identifikasi Kondisi Bawah Permukaan Untuk Pondasi Jembatan Di
Kecamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi Menggunakan Metode Geolistrik”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat
kepada penulis.
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat
kepada penulis.
3. Ibu Tati Zera, M.Si selaku pembimbing I.
4. Bapak Nur Hidayat, S.T., M.Si selaku Kepala Bagian Pusat Teknologi
Reduksi Risiko Bencana, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan
selaku pembimbing II.
5. Bapak Ir. Heru Sri Naryanto, M.Sc yang telah membimbing dan membantu
penulis selama melakukan penelitian di Pusat Teknologi Reduksi Risiko
Bencana, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
6. Bapak Eko Widi Santoso selaku Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko
Bencana, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
7. November S.Si yaitu Adya dan Silvi yang telah menemani dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman-teman Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir
baik secara langsung maupun tidak langsung.
viii
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis telah berusaha
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin, namun tugas akhir ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
membangun akan sangat berguna untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Agustus 2019
Shania Dyah Prabandini
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan 6
1.6 Manfaat 6
1.7 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kondisi Wilayah Regional 8
2.1.1 Letak Geografis 8
2.1.2 Kondisi Geologi Regional 9
2.2 Metode Geofisika 11
2.3 Metode Geolistrik 13
2.3.1 Umum 13
2.3.2 Metode Geolistrik Resistivitas 14
2.3.3 Konfigurasi Wenner 15
2.4 Sifat Kelistrikan Batuan 16
2.4.1. Konduksi Elektronik 18
2.4.2. Konduksi Elektrolitik 18
2.4.3. Konduksi Dielektrik 19
2.5 Batuan 19
x
2.5.1 Umum 19
2.5.2 Batuan Beku 21
2.5.3 Batuan Sedimen 23
2.5.4 Batuan Metamorf 26
2.6 Kekuatan Pondasi Jembatan 28
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
3.2. Alat dan Bahan 32
3.3. Pengolahan Data 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38
4.1 Hasil Analisa Geolistrik 38
4.2 Hasil dan Interpretasi Penampang 39
4.2.1. Lintasan 1 44
4.2.2. Lintasan 2 47
4.2.3. Lintasan 3 50
4.2.4. Lintasan 4 53
4.2.5. Lintasan 5 56
4.2.6. Lintasan 6 59
4.2.1. Persebaran Jenis Batuan 62
BAB V PENUTUP 65
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Geologi Lembar Pasangkayu 10
Gambar 2.2 Susunan Elektroda Arus Dan Potensial Pada
Konfigurasi Wenner
16
Gambar 2.3 Daur Batuan (Siklus Batuan) 20
Gambar 2.4 Contoh Batuan Beku 22
Gambar 2.5 Contoh Batuan Beku 23
Gambar 2.6 Contoh Batuan Sedimen 25
Gambar 2.7 Contoh Batuan Metamorf 27
Gambar 2.8 Contoh Batuan Metamorf 28
Gambar 3.1 Lokasi Wilayah Penelitian 33
Gambar 3.2 Susunan Data Resistivitas (Kanan) Dan Data Topografi
(Kiri) Dalam Notepad
34
Gambar 3.3 Hasil Pengolahan Data Res2dinv 36
Gambar 3.4 Tahapan Kerja Penelitian 37
Gambar 4.1 Lokasi Persebaran Pengukuran Data Geolistrik 38
Gambar 4.2 Kalibrasi Hasil Pengolahan Data Dengan Data Log Bor,
Geologi Regional Dan Tabel Resistivitas
42
Gambar 4.3 Data Log Bor 43
Gambar 4.4 Hasil Penampang Lintasan 1 44
Gambar 4.5 Hasil Interpretasi Lintasan 1 46
Gambar 4.6 Hasil Penampang Lintasan 2 47
Gambar 4.7 Hasil Interpretasi Lintasan 2 49
Gambar 4.8 Hasil Penampang Lintasan 3 50
Gambar 4.9 Hasil Interpretasi Lintasan 3 52
Gambar 4.10 Hasil Penampang Lintasan 4 53
Gambar 4.11 Hasil Interpretasi Lintasan 4 55
Gambar 4.12 Hasil Penampang Lintasan 5 56
Gambar 4.13 Hasil Interpretasi Lintasan 5 58
Gambar 4.14 Hasil Penampang Lintasan 6 59
Gambar 4.15 Hasil Interpretasi Lintasan 6 61
Gambar 4.16 Persebaran Jenis Batuan Lintasan 1, 2 Dan 3 62
Gambar 4.17 Persebaran Jenis Batuan Lintasan 4, 5 Dan 6 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Metode Geofisika 12
Tabel 2.2 Penerapan Metode Survei Geofisika 13
Tabel 2.3 Tabel Resistivitas Batuan 17
Tabel 2.4 Skala Menurut Wentworth 24
Tabel 2.5 Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik Menurut Wentworth 24
Tabel 4.1 Koordinat Pengukuran Data Geolistrik 39
Tabel 4.2 Hasil Korelasi Antara Nilai Resistivitas Yang Diperoleh
Dengan Tabel Resistivitas
41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perencanaan suatu pembangunan, maka dibutuhkan pondasi yang
kuat untuk menjaga struktur bangunan dari goncangan-goncangan dari luar. Hal
ini sebagaimana telah dibahas dalam Al-Qur’an:
نهرا وسبل لعلكم تهتدون ﴿ن تميد بكم وأ
رض روس أ
لق ف ٱل
﴾١٥وأ
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar
kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:15).
Allah SWT menyebutkan nikmat yang didapat manusia secara tidak langsung. Dia
menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang. Dengan
demikian, binatang-binatang serta manusia yang berada di permukannya dapat
hidup tenang. Gambaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah bahwa gunung
diciptakan oleh Allah sebagai pemelihara keseimbangan bumi sehingga dapat
berputar dengan tenang. Mengenai ketenangan numi karena adanya gunung, dapat
diumpamakan seperti tenangnya perahu di atas air. Apabila perahu itu tidak diberi
beban, ia mudah tergoncang oleh gelombang ombak. Tetapi apabila diberi beban
yang cukup berat, maka perahu itu tidak mudah tergoncang oleh gelombang
ombak. Allah SWT menciptakan sungai di permukaan bumi yang mengalir dari
suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba-Nya.
Sungai itu berfungsi sebagai sumber pengairan yang dapat diatur untuk mengairi
2
sawah dan ladang sehingga manusia dapat bercocok tanam untuk memenuhi
segala macam kebutuhannya. Di samping itu, sungai dapat dijadikan sebagai
sarana lalu lintas guna kepentingan pengangkutan barang-barang dagangan
manusia. Allah juga menciptakan daratan yang dapat digunakan sebagai sarana
perhubungan dan transportasi dari suatu negeri ke negeri yang lain. Jalan-jalan itu
terbentang mulai dari tepi pantai, menembus hutan-hutan, dan melingkari gunung-
gunung, sehingga dengan demikian manusia dapat mencapai tujuannya tanpa
tersesat ke tempat lain. Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah SWT menyebutkan
bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk yang artinya
tidak tersesat tanpa arah tujuan. [1]
Dan dia yang mahakuasa yang telah menancapkan gunung dengan kokoh
dan kuat di bumi tempat kamu tinggal agar bumi itu tidak goncang bersama kamu.
Dan dia pula yang menciptakan sungai-sungai yang mengalirkan air untuk
dimanfaatkan oleh makhluk hidup, dan di atas bumi itu pula Allah menciptkana
jalan-jalan yang terbentang agar kamu mendapat petunjuk, baik menuju arah yang
benar maupun menuju pengakuan atas keesaan Allah SWT. Dan Allah juga
menciptakan tanda-tanda, yaitu penunjuk-penunjuk jalan, agar manusia dapat
mencapai tujuannya dengan benar. Dan dengan bintang-bintang yang bertaburan
dan gemerlapan di langit mereka, yakni para penghuni bumi tidak terkecuali kaum
musyrik, mendapat petunjuk menuju arah yang benar. [2]
Kecamatan Kulawi Selatan terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
yang berjarak 9,8 km dari Kota Palu. Luas wilayah Kabupaten Sigi adalah
5.196,02 km2
atau sekitar 7,64 persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah.
3
Sedangkan Kecamatan Kulawi Selatan memiliki luas 418,12 km2. Kabupaten Sigi
merupakan wilayah dengan kawasan pegunungan dan perbukitan, dengan
ketinggian wilayah umumnya berada antara 60 m sampai 700 m di atas
permukaan laut. Kabupaten Sigi merupakan kabupaten yang sedang berkembang
karena memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan
pembangunan masyarakatnya. Salah satu ukuran kemajuan masyarakat yaitu dapat
dihitung berdasarkan tingkat konsumsi yang digunakan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, sehingga segala aktifitas yang
dilakukan akan memiliki nilai tambah yang optimal. Hampir sebagian besar
wilayah Kabupaten Sigi dialiri oleh sungai, salah satunya adalah sungai Koro
Lariang. Oleh Karena itu, pembangunan jembatan di daerah penelitian diharapkan
bisa meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat produktif.
Dalam perencanaan pembangunan suatu pondasi jembatan perlu dilakukan
identifikasi kondisi lapisan bawah permukaan. Suatu bangunan yang dibangun
tanpa memperhatikan kondisi litologi bawah permukaan akan menyebabkan risiko
yang besar terhadap kekuatan pondasi. Kekuatan pondasi sangat dibutuhkan
dalam pembangunan termasuk pembangunan jembatan. Dengan mengetahui
kondisi bawah permukaan, dapat meminimalisir kegagalan dalam pembangunan
pondasi jembatan.
Untuk mengetahui kondisi lapisan bawah permukaan yang berhubungan
dengan pembangunan suatu pondasi, diperlukan identifikasi lapisan geologi
bawah permukaan di daerah penelitian. Salah satu metode geofisika yang dapat
4
digunakan untuk mengetahui kondisi lapisan bawah permukaan adalah dengan
menggunakan metode geolistrik.
Metode geolistrik merupakan salah satu dari metode geofisika yang sering
digunakan untuk eksplorasi bawah permukaan yang relatif dangkal karena hasil
yang didapatkan lebih akurat. Kelebihan dari metode geolistrik selain hasil yang
didapatkan lebih akurat, yaitu biaya yang dikeluarkan relatif murah dan waktu
yang dibutuhkan untuk pengambilan data juga relatif cepat. Metode geolistrik
dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan menduga
keberadaan jenis material dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di
bawah permukaan bumi. Survei geolistrik dilakukan untuk mengetahui sifat fisika
batuan terhadap arus listrik, dimana setiap sifat fisika batuan yang berbeda akan
mendapatkan nilai tahanan jenis yang berbeda pula. Berdasarkan nilai resistivitas
listriknya, lapisan bawah permukaan dapat diketahui material-material
penyusunnya.
Cara kerja dari metode geolistrik resistivitas adalah dengan menginjeksikan
arus listrik ke dalam bumi dengan dua elektroda arus dan dua elektroda potensial
sehingga nilai resistivitas bisa didapatkan. Konfigurasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konfigurasi Wenner. Dalam konfigurasi Wenner, jarak antar
elektroda arus dan elektroda potensial adalah sama.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah daerah Kulawi Selatan
merupakan daerah yang labih sehingga untuk perencanaan infrastruktur
diperlukan penyelidikan bawah permukaan yang jelas. Lokasi penelitian ini
berada pada zona patahan besar Palu Koro yang baru terjadi gempa.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai batasan masalah seperti:
1. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah.
2. Penelitian ini menggunakan data geolistrik yang akan diolah
menggunakan Res2Dinv.
3. Pengambilan data geolistrik menggunakan konfigurasi Wenner untuk
mengetahui lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis
batuan.
1.4 Rumusan Masalah
Penelitian ini memiliki Rumusan Masalah:
1. Bagaimana kondisi lapisan bawah permukaan di Kecamatan Kulawi
Selatan?
2. Dimana persebaran lapisan yang layak untuk dijadikan pondasi
jembatan?
6
1.5 Tujuan
Penelitian ini memiliki tujuan:
1. Membuat model geolistrik 2D lapisan bawah permukaan.
2. Mengetahui lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis
batuan.
3. Mengetahui tingkat kelayakan kondisi daerah penelitian berdasarkan
metode geolistrik untuk dijadikan sebagai pondasi jembatan.
1.6 Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui kondisi lapisan di
bawah permukaan bumi untuk mengetahui jenis, sebaran, ketebalan dan kondisi
lapisan bawah permukaan sehingga dapat ditentukan daerah yang dapat dijadikan
sebagai pondasi jembatan.
1.7 Sistematika Penulisan
Pembahasan pokok dari penelitian ini dapat diuraikan secara singkat:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan mendeskripsikan mengenai latar belakang penelitian untuk
menentukan lapisan kerasa yang layak dijadikan sebagai pondasi jembatan,
tujuan, manfaat, rumusan masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisikan teori-teori mendasar mengenai letak geografis, kondisi
geologi regional, metode geofisika, metode geolistrik, sifat kelistrikan batuan dan
jenis-jenis batuan.
7
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, alat dan bahan
penelitian, pengolahan data dan prosedur kerja.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil penampang 2D dari pengolahan data
geolistrik dan interpretasi dari data geolistrik untuk mengetahui persebaran lapisan
keras yang layak untuk dijadikan pondasi jembatan.
BAB V PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk penelitian
selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Wilayah Regional
2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Sigi adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten
induk yatu Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang beribukota Sigi
Biromaru terletak di sebelah tenggara Kota Palu yang berjarak 15 km [3].
Kabupaten Sigi terletak pada koordinat 0°52’-2°03 Lintang Selatan dan 199°38’-
120°21’ Bujur Timur. Di sebelah utara Kabupaten Sigi berbatasan dengan
Kabupaten Donggala dan Kota Palu, di sebelah selatan berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Donggala dan Provinsi Sulawesi Barat, sedangkan di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso. Secara keseluruhan
Kabupaten Sigi memiliki luas 5.196,02 km2 atau sekitar 7,64 persen dari total
wilayah Sulawesi Tengah [4].
9
2.1.2 Kondisi Geologi Regional
Kabupaten Sigi terdiri dari daerah pegunungan dan dataran rendah.
Beberapa satuan pegunungan, perbukitan dan pedataran yaitu: [3]
1. Satuan pegunungan Tokalekaju terdiri dari Gunung Gawalise dan Gunung
Pekava dengan ketinggian rata-rata 2.000 m di atas permukaan laut.
2. Satuan Pegunungan Molengraff terdiri dari Gunung Dali, Gunung Tua,
Gunung Watimposo sampai Gunung Nokilalaki dengan ketinggian rata-
rata 1.500-2.800 m di atas permukaan laut.
3. Satuan Pegunungan Palolo, Gumbasa dan Lindu dengan ketinggian rata-
rata 700-1.700 m di atas permukaan laut.
4. Satuan Perbukitan Marawola, Perbukitan Bora, Perbukitan Dolo dengan
ketinggian rata-rata 250-500 m.
10
Gambar 2.1. Peta Geologi Lembar Pasangkayu
11
Berdasarkan peta geologi lembar Pasangkayu skala 1:250.000, litologi
batuan penyusun wilayah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Formasi Pakuli (Qp)
Litologi batuan terdiri dari konglomerat, batupasir dan batulempung
karbonan. Sebarannya terdapat di Lembah Palu antara Bombaru, Bangga,
Bora hingga Pakuli, Winatu dan Kantewu.
2. Batuan Terobosan (Tmpi)
Litologi batuan terdiri dari granit dan granodiorit. Sebarannya terdapat di
daerah Salobiro hingga Morana, sepanjang Lembah Palu-Koro antara Bora
hingga Bomba, dan di hulu Sungai Pasangkayu.
3. Kompleks Gumbasa (TRJgg)
Litologi batuan terdiri dari granit ganesan, dan diorit ganesan. Sebarannya
terdapat di sekitar Bora, Gumbasa dan Winatu.
4. Kompleks Wana (TRw)
Litologi batuan terdiri dari sekis mika, sekis amfibol, genes dan kuarsit.
Sebarannya terdapat di sekitar Wana, antara Towulu hingga Winatu dan di
Sungai Lariang bagian tengah. Satuan ini tersingkap di daerah Wana ±25
km sebelah barat laut Kulawi, Kabupaten Palu, Sulawesi Tengah.
2.2 Metode Geofisika
Ilmu geofisika menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mempelajari bumi.
Investigasi geofisika pada interior bumi melibatkan pengukuran pada atau di dekat
permukaan bumi yang dipengaruhi oleh distribusi internal sifat-sifat fisika. Dalam
metode eksplorasi geofisika, pengukuran dalam area yang dibatasi secara
12
geografis digunakan untuk menentukan distribusi sifat fisika pada kedalaman
yang mencerminkan geologi bawah permukaan. Beberapa metode survei geofisika
dapat digunakan di laut. Biaya modal dan operasi yang lebih tinggi terkait dengan
pekerjaan laut atau udara diimbangin oleh peningkatan kecepatan operasi dan
manfaatnya untuk dapat mensurvei daerah-daerah dimana akses darat sulit untuk
dijangkau. [5]
Tabel 2.1. Metode Geofisika [5]
Metode Parameter Yang Diukur Ketentuan Fisika
Seismik Waktu tempuh gelombang
seismik yang
dipantulkan/dibiaskan
Massa jenis dan
moduli elastis, yang
menentukan kecepatan
rambat gelombang
seismik
Gravitasi Variasi spasial dalam kekuatan
medan gravitasi bumi
Massa jenis
Magnetik Variasi spasial dalam kekuatan
bidang geomagnetik
Kerentanan magnetik
dan remanensi
Resistivitas Listrik Resistansi bumi Konduktivitas listrik
Induced
Polarization
Tegangan polarisasi atau
resistansi tanah yang bergantung
pada frekuensi
Kapasitansi listrik
Self-Potential Potensial listrik Konduktivitas listrik