Jurnal Agrica Vol.12 No.1/April 2019 ISSN 1979-8164 (Print) Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online) 10.31289/agrica.v12i1.2219.g1900 25 Identifikasi Komoditas Unggulan Untuk Peningkatan Daya Saing Biofarmaka Di Sumatera Utara Rita Herawaty Br Bangun 1) 1) Fungsional Statistisi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Email: [email protected]Diterima : Januari 2019; Disetujui: Maret 2019; Dipublish: April 2019 Abstract Biopharma is one of the leading commodities of North Sumatra that can be used as an example in taking the first step towards agricultural development. In determining as a superior commodity, the concept of efficiency to achieve comparative and competitive advantages in facing trade globalization needs to be applied in the context of developing these commodities. This study aims to identify superior biopharmaceutical commodities that are priority commodities to be developed and priority areas for the development of biopharmaceutical superior commodities in North Sumatra Province. The analytical methods used were descriptive analysis, question location analysis, and shift-share analysis. The results showed that the superior biopharma commodities in Sumatra Province were ginger, turmeric, and dlingo while the commodities with high competitiveness were kencur. The priority of developing superior biopharmaceutical commodities is based on regional characteristics and the potential of land owned by each central region. The development of ginger and turmeric commodities is prioritized to Simalungun Regency and Toba Samosir Regency. The priority of dlingo development is Langkat Regency while kencur is prioritized to Simalungun Regency and Medan City. Keywords: Biopharma, location quotient, shift- share Abstrak Biofarmaka merupakan salah satu komoditas unggulan Sumatera Utara yang dapat dijadikan contoh dalam mengambil langkah awal menuju pembangunan pertanian. Dalam penentuan sebagai komoditas unggulan, konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan perlu diterapkan dalam rangka pengembangan komoditas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditas biofarmaka unggulan yang menjadi komoditas prioritas untuk dikembangkan dan daerah prioritas pengembangan komoditas unggulan biofarmaka di Provinsi Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis location quetiont dan analisis shift share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan biofarmaka di Provinsi Sumatera adalah jahe, kunyit, dan dlingo sedangkan komoditas yang memiliki daya saing tinggi adalah kencur. Prioritas pengembangan komoditas unggulan biofarmaka berdasarkan karakteristik wilayah dan potensi lahan yang dimiliki masing-masing daerah sentra. Pengembangan komoditas jahe dan kunyit diprioritaskan ke Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba Samosir. Prioritas pengembangan dlingo adalah Kabupaten Langkat sedangkan kencur diprioritaskan ke Kabupaten Simalungun dan Kota Medan. Kata kunci: biofarmaka, location quetiont, shift share
16
Embed
Identifikasi Komoditas Unggulan Untuk Peningkatan Daya ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Identifikasi Komoditas Unggulan Untuk Peningkatan Daya Saing Biofarmaka Di Sumatera Utara
Rita Herawaty Br Bangun1)
1)Fungsional Statistisi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Email: [email protected]
Diterima : Januari 2019; Disetujui: Maret 2019; Dipublish: April 2019
Abstract Biopharma is one of the leading commodities of North Sumatra that can be used as an example in taking the first step towards agricultural development. In determining as a superior commodity, the concept of efficiency to achieve comparative and competitive advantages in facing trade globalization needs to be applied in the context of developing these commodities. This study aims to identify superior biopharmaceutical commodities that are priority commodities to be developed and priority areas for the development of biopharmaceutical superior commodities in North Sumatra Province. The analytical methods used were descriptive analysis, question location analysis, and shift-share analysis. The results showed that the superior biopharma commodities in Sumatra Province were ginger, turmeric, and dlingo while the commodities with high competitiveness were kencur. The priority of developing superior biopharmaceutical commodities is based on regional characteristics and the potential of land owned by each central region. The development of ginger and turmeric commodities is prioritized to Simalungun Regency and Toba Samosir Regency. The priority of dlingo development is Langkat Regency while kencur is prioritized to Simalungun Regency and Medan City. Keywords: Biopharma, location quotient, shift- share
Abstrak
Biofarmaka merupakan salah satu komoditas unggulan Sumatera Utara yang dapat dijadikan contoh dalam mengambil langkah awal menuju pembangunan pertanian. Dalam penentuan sebagai komoditas unggulan, konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan perlu diterapkan dalam rangka pengembangan komoditas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditas biofarmaka unggulan yang menjadi komoditas prioritas untuk dikembangkan dan daerah prioritas pengembangan komoditas unggulan biofarmaka di Provinsi Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis location quetiont dan analisis shift share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan biofarmaka di Provinsi Sumatera adalah jahe, kunyit, dan dlingo sedangkan komoditas yang memiliki daya saing tinggi adalah kencur. Prioritas pengembangan komoditas unggulan biofarmaka berdasarkan karakteristik wilayah dan potensi lahan yang dimiliki masing-masing daerah sentra. Pengembangan komoditas jahe dan kunyit diprioritaskan ke Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba Samosir. Prioritas pengembangan dlingo adalah Kabupaten Langkat sedangkan kencur diprioritaskan ke Kabupaten Simalungun dan Kota Medan. Kata kunci: biofarmaka, location quetiont, shift share
Tabel 4. Komponen Pertumbuhan Differential (Di) Komoditas Biofarmaka di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2017 Komoditas Pi Kriteria
(1) (2) (3) Jahe -7.324.091 Rendah Laos/Lengkuas -906.915 Rendah Kencur 872 Tinggi Kunyit -5.389.679 Rendah Lempuyang -8.750 Rendah Temulawak -151.752 Rendah Temuireng -11.314 Rendah Temukunci -9.467 Rendah Dlingo/Dringo -70.007 Rendah Kapulaga -19.627 Rendah Mengkudu/Pace -8.346 Rendah Sambiloto -10.965 Rendah Lidah Buaya -3.265 Rendah
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. (2015). Aplikasi Analisis
Shift Share pada Transformasi Sektor Pertanian dalam Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara. Informatika pertanian, 24(2), 165-178.
Bangun, R. H. (2017). Kajian Potensi Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Location Quotient dan Shift Share. Jurnal Agrica, 10(1), 103–111.
Bangun, R. H. (2018). Analisis Prioritas Pembangunan Wilayah Berdasarkan Sektor Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah-Sumatera Utara (. Litbang Sukowati, 2(1), 19–35.
Basuki, A. T. (2008). Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Pasca Gempabumi Kabupaten Bantul. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 9(1), 11–25.
BPS. (2018a). Kabupaten Langkat Dalam ANGKA, 2018. Stabat: BPS Kabupaten Langkat.
BPS. (2018b). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2018. Medan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
BPS. (2018c). Statistik Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. (2018d). Statistik Tanaman Hortikultura Provinsi Sumatera Utara. Medan: Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Cipta, S. W., Sitorus, S. R. P., & Lubis, D. P. (2017). Pengembangan Komoditas Unggulan Di Wilayah Pengembangan Tumpang Kabupaten Malang. Kawistara, 7(2), 115–206. https://doi.org/10.22146/kawistara.12495
Kanaya, I. A., & Firdaus, M. (2015). Daya Saing Dan Permintaan Ekspor Produk Biofarmaka Indonesia Di Negara Tujuan Utama Periode 2003-2012. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 11(3), 183–198. https://doi.org/10.17358/jma.11.3.183-198
Knudsen, D. C. (2000). Shift-share analysis: Further examination of models for the description of economic change. Socio-Economic Planning Sciences, 34(3), 177–198.
Listyana, N. (2016). Analisis Tanaman Obat yang menjadi Prioritas Untuk Dikembangkan di Jawa Tengah. Sepa, 13(1), 90–97.
Mira. (2013). Keunggulan Sub Sektor Perikanan Dan Pariwisata Bahari Dalam Struktur Perekonomian Wilayah Pulau-Pulau Kecil. Jurnal SOSEK KP, 8(2), 145–156.
Patiung, M. (2015). Analisis Penetapan dan Pengembangan Produk Unggulan Hortikultura Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 15(1), 21–43.
Ratnasari, E. D. (2014). Sectors Analysis and Determination of Gdp Forming Leading. Jurnal Fokus Bisnis, 13(01), 1–29.
Riantika, I. B. A., & Utama, M. S. (2017). Penentuan Prioritas Pembangunan Melalui Analisis Sektor-Sektor Potensila Di
Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP UNUD, 6(7), 1185–1211.
Setianto, P. (2014). Komoditas Perkebunan Unggulan yang Berbasis Pada Pengembangan Wilayah Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 2(2 Agustus), 143–156.
Subositi, D., Rohmat, M., & Widiyastuti, Y. (2015). Keragaman Genetik
Dringo ( Acorus calamus L .). Buletin Kebun Raya, 18(2 Juli), 125–134.
Suparman, Rusman, Y., & Pardani, C. (2015). Analisis Usahatani Kencur (Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanarejo Kabupaten Cilacap). Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH, 1(2 Januari), 125–130.