1 IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH SALNA WIANGSAH P00324015029 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN D-III KEBIDANAN 2018
74
Embed
IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/490/1/KTI (SALNA WIANGSA).pdf · DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS Nama : Salna Wiangsah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUMPADA IBU HAMIL DI RSUD KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
SALNA WIANGSAHP00324015029
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D-III KEBIDANAN2018
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
Nama : Salna Wiangsah
Tempat, tanggal lahir : Cempedak, 23 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Alamat : Jl. Dermaga Lapulu, Kec. Abeli
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1 Cempedak Kec Laonti, Tamat Tahun 2009.
2. SMP Negeri 1 Laonti, Tamat Tahun 2012.
3. SMA Negeri 8 Kendari, Tamat Tahun 2015.
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-III Kebidanan Tahun 2015
sampai sekarang.
v
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMILDI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Latar Belakang : Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat inimasih memprihatinkan, antara lain, ditandai dengan masih tingginya angkakematian ibu (AKI) yaitu 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan angkakematian bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibudiantaranya disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : perdarahan, toxemiagravidarum, komplikasi kehamilan dan infeksi. Salah satu faktor tersebut adalahkomplikasi kehamilan dapat terjadi pada wanita hiperemesis gravidarumTujuan Penelitian: Untuk Mengidentifikasi Kejadian Hiperemesis GravidarumPada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.Metode Penelitian : Jenis penelitian yang telah digunakan adalah penelitiandeskriptif yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengantujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalamihiperemesis gravidarum dari segi umur paling banyak pada umur 20-35 tahunyakni (42,6%), dari segi graviditas paling banyak terdapat pada graviditas I yakni(31,9%), dari segi pendidikan paling banyak pada ibu yang mempunyaipendidikan menengah yakni (46,8%)Saran: Perlunya peningkatan penyuluhan oleh petugas kesehatan agarmasyarakat memeriksakan kehamilanya secara teratur, mengenal ataumengetahui faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hiperemesisgravidarum, mencegah dan mengobati keluahn yang dialami ibu semasa hamil.Kata Kunci : hipremsis gravidarum (umur, graviditas, pendidikan).
HIPEREMESIS GRAVIDARUM'S INSTANCE IDENTIFICATION ONPREGNANT MOTHER AT RSUD KENDARI'S CITY SOUTH-EAST SULAWESI
PROVINCE
Salna Wiangsah 1 , Sitti Aisa 2 , Yustiari, SST, M. To s 2
Background: Condition of society health degree at Indonesian current stillconcerns, for example, marked by is still in height mother mortality (STORAGEBATTERY) which is 228 about 100.000 natal Live (KH) and infant death number(AKB) 34 about 1000 natal live. In height mother mortality amongst thosebecause of umpteen factor covers: about blood, toxemia gravidarum, pregnancyand infection complication. One of that factor is pregnancy complication canhappen on hiperemesis gravidarum's womanTo the effect Research : To Identify instance Hiperemesis Gravidarum OnPregnant Mother at RSUD kendari's City South-east Sulawesi Province Year2017.Observational method: Observational type already been utilized isobservational descriptive one intendedding to describe in one's line variableresearch something about objektif's ala situation .Observational result: menunjukan's observational result that pregnant motherthat experiences hiperemesis gravidarum of age facet at most at the age 20 35years namely (42,6%), of graviditas's facet at most available on i. graviditasnamely (31,9%), of education facet at most on mother that have intermediateeducation namely (46,8%)Tips: Its needs increasing counselling by that health officer memeriksakankehamilanya's society regularly, know or knows causative jeopardy factors itshappenings hiperemesis gravidarum, prevent and cures keluahn thatexperienced by mother during pregnant.Key word : hipremsis gravidarum (age, graviditas, education).
1)Graviditas I,2)Graviditas II,3)Graviditas III,4)Graviditas ≥ IV
pada wanita primigravidabelum mampu beradaptasiterhadap hormon estrogendan korionik gonadotropin,yang dikeluarkan terlalutinggi yang merangsangtimbulnya mual dan muntah
a. Pendidikan Dasar : SD,SMPb. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajatc. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1
pada kehamilan di usia kurang20 secara biologis belumoptimal emosinya, cenderunglabil, mentalnya belum matangsehingga mudah mengalamikeguncangan yangmengakibatkan kurangnyaperhatian terhadap pemenuhankebutuhan zat-zat gizi selamakehamilanya. Sedangkanpadausia 35 tahun terkait dengankemunduran dan penurunandaya tahan tubuh serta berbagaipenyakit yang sering menimpadi usia ini
30
D. Kerangka Konsep
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Hasil modifikasi
dari Arsulfa (2009), Ridwan (2007), Dezyrealtrav (2011) dan Arikunto (2015).
Keterangan :
variabel Bebas (independen) : Umur Ibu, Graviditas, dan Pendidikan.
Variabel Terikat (dependen) : Hiperemesis Gravidarum.
Umur Ibu
Graviditas
PendidikanIbu
HiperemesisGravidarum
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang telah digunakan adalah penelitian deskriptif
yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan
tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif
(Notoadmojo, 2010).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di ruang Teratai, RSUD Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 94 orang, di RSUD
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 94 orang, di
32
RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Teknik
pengambilan sampel adalah total sampling.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu hiperemesis gravidarum.
2. Variabel bebas (independent) yaitu umur ibu, graviditas, dan
pendidikan ibu.
E. Defenisi Operasional
1. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis adalah rasa mual dan muntah berlebihan,
dalam waktu yang lama, pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk serta perasaan yang tidak enak
yang dialami oleh ibu dan pada awal masa kehamilan sampai
sekitar trimester II (umur kehamilan 20 minggu), (Arsulfa, 2009).
2. Umur Ibu
Usia ibu merupakan lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat
ibu dilahirkan sampai ibu mengalami hiperemesis gravidarum.
Kriteria Objektif :
a. < 20 tahun,
b. 20 - 35 tahun,
c. >35 tahun (Ridwan, 2007).
33
3. Graviditas
Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh
ibu. Kriteria objektif:
5) Graviditas I,
6) Graviditas II,
7) Graviditas III,
8) Graviditas ≥ IV (Manuaba, 2004).
4. Pendidikan Ibu
Menurut Arikunto (2015) pendidikan adalah suatu usaha
mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Kriteria objektif:
a. Pendidikan Dasar : SD, SMP
b. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajat
c. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapat data yang relevan
dengan masalah yang diteliti yaitu menggunakan instrumen
pengumpulan data berupa salinan data sekunder medical record
RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi data
kejadian hiperemesis gravidarum.
34
G. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Data diperoleh
dari medical record RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
yang meliputi data kejadian hiperemesis gravidarum.
H. Pengelolaan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Data diolah secara manual dengan untuk menggunakan
kalkulator sebelum mengggunaka pengelolaan data terlebih dahulu
dilakukan.
a. Seleksi (merupakan pemilihan data)
b. Editing (mengecek kembali data yang telah dikumpulkan dan
melengkapin data yag kurang)
c. Coding (pekerjaan membuat table data yang dijumlah,
dipresentasikan kemudian diuraikan presentasinya).
Adapun rumus yang digunakan adalah:
X = x K (100%)
Keterangan:
X : presentasi hasil yang dicapai
F : frekuensi fariabel yang diteliti
n : jumlah sampel peneliti
K :konstanta
35
2. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan
diuraikan dalam bentuk narasi.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis RSUD Kota Kendari
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terletak di Kota
Kendari, tepatnya di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu atau
terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel.Kambu Kec.Kambu
Kota Kendari dengan luas lahan 13.000 M2. Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua
2. Sejarah Singkat
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,
tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas
lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2.
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan peninggalan
pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan
telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun
1942-1945Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960
37
c. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989
d. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001
e. Menjadi RSU Kota Kendari pada Tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
f. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota
Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari
2003
g. Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah
Sakit, yang dibangun secara bertahap.
h. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang
terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No:39 Kel. Kambu Kec.
Kambu Kota Kendari
i. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan
Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik, dan IGD)
j. Berdasarkan SK Walikota Kendari No.16 Tahun 2015 tanggal
13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota
Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 tahun 2001
3. Visi dan Misi RSUD Abunawas Kota Kendari
38
Dalam menjalankan tugas dan fungsi RSUD Abunawas Kota
Kendari mempunyai visi dan misi :
1) Visi
Visi RSUD Kota Kendari yaitu sebagai “Rumah Sakit Pilihan
Masyarakat
2) Misi
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau
b) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota
Kendari menjadi rumah sakit mitra keluarga.
c) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan non
medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan kelurganya
serta masyarakat pada umumnya.
4. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sebagai
berikut :
a. Gedung Anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenville (Poliklinik)
c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)
f. Gedung Asoka ( ICU)
g. Gedung Teratai (Obgyn-Ponek)
39
h. Gedung Lavender ( Rawat Inap Penyakit Dalam)
i. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)
j. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)
k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)
l. Gedung Angggrek (Rawat Inap VIP, Kelas I dan Kelas II)
m. Gedung Instalasi Gizi
n. Gedung Loundry
o. Gedung Laboratorium
p. Gedung Kamar Jenazah
q. Gedung VIP (dalam tahap penyelesaian)
r. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses
pembangunan
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,
10 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda
motor.
5. Ketenagaan
Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendaritahun 2018.
No. Jenis Tenaga PNS NonPNS
PNSMOU
Jumlah
I. Tenaga Dokter1. Dokter spesialis2. Dokter Umum3. Dokter Gigi
III. Tenaga Non Medis1. S1 Ekonomi2. S1 Komputer3. D3 komputer4. D1 Komputer5. S1 Sosial Politik6. S1 Teknologi Pangan7. S2 Hukum8. S2 Manajemen9. D3 Manajemen10.S1 Informatika11.SMA12.SMP13.SD
1111211200911
41001000112534
0000000000000
52113112113445
Jumlah 194 244 13 451
Sumber : Profil RSUD Kota Kendari, 2018
41
B. Hasil Penelitian
Setelah di kumpul dan dilakukan pengolahan data sesuai dengan
tujuan penelitian, selanjutnya hasil penelitian disajikandalam bentuk
tabel dan disertai dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Umur Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Umur Ibu n %
<20 tahun 29 30,8
20-35 tahun 40 42,6
>35 tahun 25 26,6
Total 94 100
Sumber : data sekunder terolah.
Dari tabel di atas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai
umur 20-35 tahun yakni (42,6%), sedangkan ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan
umur >35 tahun yakni (26,6%) , dan <20 tahun yakni (830,8%).
42
2. Graviditas
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Graviditas Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Graviditas n %
I 30 31,9
II 20 21,3
III 29 30,8
≥IV 15 15,9
Total 94 100
Sumber : data sekunder terolah.
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai
graviditas I yakni (31,9%), sedangkan ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan graviditas
≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni (21,3%) dan graviditas III
yakni (30,8%).
3. Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Pendidikan Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Sumber : data sekunder terolah.
Pendidikan n %
Dasar 20 21,3
SMA/ Sederajat 44 46,8
Tinggi 30 31,9
Total 94 100
43
Dari tabel di atas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai
pendidikan menengah yakni (46,8%), sedangkan ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan
pendidikan dasar yakni (21,3%), pendidikan tinggi yakni (31,9%).
C. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian mengenai Identifikasi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, berdasarkan hasil
pengumpulan data sekunder dari rekam medik, ditemukan ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 94 orang yang
datang memeriksakan kehamilanya. Untuk lebih jelasnya secara
terperinci hasil penelitian tersebut dapat di bahas berdasarkan variabel
berikut.
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi penderita
hiperemesis gravidarum menurut umur ibu yang paling banyak
terdapat pada ibu yang mempunyai umur 20-35 tahun yakni
(42,6%), sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum paling sedikit pada ibu dengan umur >35 tahun yakni
(26,6%) , dan <20 tahun yakni (830,8%).
Terjadinya hiperemesis gravidarum pada usia >35 karena
pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan
44
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa dan
penyakit mudah masuk d iusia ini (Ridwan, 2007).
Terjadinya hiperemesis gravidarum di bawah umur 20 tahun
karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun secara biologis
belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi
selama kehamilanya (Ridwan, 2007).
2. Graviditas
Berdasarakan penelitian di peroleh distribusi hiperemesis
gravidarum yang paling banyak pada ibu yang mempunyai
graviditas I yakni (31,9%), sedangkan ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan graviditas
≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni (21,3%) dan graviditas III
yakni (30,8%).
Terjadinya hiperemesis gravidatas I (primigravida) karena
pada wanita primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
hormon estrogen dan krionik gonadotropin yang dikeluarkan
terralalu tinggi yang merangsang timbulnya mual dan muntah
(Saifuddin, 2007).
Terjadinya hiperemesis garavidarum pada graviditas II-III atau
multi gravida karena garviditas bukan meupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namuan ada
45
beberapa fakor lain seperti umur, psikologi yang memegang
peranan penting, zat gisi,pendidikan,ekonomi dan lain sebagainya.
3. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu
yang mempunyai pendidikan menengah yakni (46,8%), sedangkan
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit
pada ibu dengan pendidikan dasar yakni (21,3%), pendidikan tinggi
yakni (31,9%).
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku terhadap pola hidup dalam memotivasi untuk siap berperan
serta dalam perubahan kesehatan. Rendahnya pendidikan
seseorang makin sedikit keinginan untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan, dan sebaliknya makin tingginya pendidikan seseorang,
makin mudah untuk menerima informasi dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada. Pendidikan merupakan faktor
predisposisi adalah faktor yang ada dalam individu seperti
pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat
pendidikan.Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya
(pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu
sendiri maupun bagi janinnya (Sumijatun,.dkk, 2006).
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di
RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak
pada ibu yang mempunyai umur 20-35 tahun yakni (42,6%),
sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
paling sedikit pada ibu dengan umur >35 tahun yakni (26,6%) , dan
<20 tahun yakni (830,8%).
2. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak
pada ibu yang mempunyai graviditas I yakni (31,9%), sedangkan
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit
pada ibu dengan graviditas ≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni
(21,3%) dan graviditas III yakni (30,8%).
3. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak
pada ibu yang mempunyai pendidikan menengah yakni (46,8%),
sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
paling sedikit pada ibu dengan pendidikan dasar yakni (21,3%),
pendidikan tinggi yakni (31,9%).
47
B. Saran
1. Disarankan kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak mengenai hiperemesis gravidarum baik melalui
tenaga kesehatan dengan memeriksakan kehamilan atau melalui
media informasi sehingga mereka mampu dan mengerti jika hal ini
terjadi pada mereka.
2. Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di RSUD
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam kasus-kasus patologi.
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitan lanjutan
mengenal identifikasi ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsulfa Sitti. (2009). Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika.
Ari, Sulistiawati. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.
Dezyrealtrav. (2011). Hiperemesis Gravidarum. Tersedia dalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/212/hiperemesis-gravidarum.html.Diakses tanggal 13 Januari 2018.
Departemen Kesehatan RI. (2016). Angka Kematian Ibu, Angka KematianBayi.
Elsa.V dan Pertiwi H.W (2012). Hubungan Paritas Ibu Hamil Trimester Idengan Kejadian Emesis Gravidarum di Puskesmas Teras. JurnalKebidanan. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
Kusmiyati., dkk. (2010). Perawatan ibu Hamil. Jakarta: Fitramaya.
Lisnawati. (2011). Buku Pintar Bidan. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Manuaba. (2004). dalam Dezyrealtrav. Hiperemesis Gravidarum. Tersediadalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/2011/12/hiperemesisgravidarm.Diakses tanggal 13 Januari 2018.
Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.
Ridwan. (2007). dalam Dezyrealtrav. Hiperemesis Gravidarum. Tersediadalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/2011/12/hiperemesisgravidarm.html. Diakses tanggal 13 Januari 2018.
Saifuddin. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan MaternalDan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumijatun., dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta:EGC.
47
Umboh H.S dkk .(2014). Faktor-faktor yang Berhubungan denganKejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas TompasoKabupaten Minahasa . Jurnal Bidan Ilmiah.
Winkjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.
47
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBUHAMIL DI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA