Top Banner
Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013 Mata Kuliah : Wisata Alam IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS WISATA ALAM DI TWA GUNUNG PANCAR Oleh : Kelompok 5/P1 Boyriez Herand Twin Pradana (J3B212144) Na’immah Nur’Aini (J3B112044) Novia Sri Ardiyani Kurniawati (J3B112017) Wildan Citra Pratama (J3B112040) Dosen : Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP Wulan Sari Lestari, S.P.,M.Si Insan Kurnia, S.Hut.,M.Si Asisten Dosen : Rima Pratiwi Batubara, A.Md. Dina Sri Suprajanti, A.Md.
57

Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

May 24, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS WISATA ALAM

DI TWA GUNUNG PANCAR

Oleh :

Kelompok 5/P1

Boyriez Herand Twin Pradana (J3B212144)

Na’immah Nur’Aini (J3B112044)

Novia Sri Ardiyani Kurniawati (J3B112017)

Wildan Citra Pratama (J3B112040)

Dosen :

Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP

Wulan Sari Lestari, S.P.,M.Si

Insan Kurnia, S.Hut.,M.Si

Asisten Dosen :

Rima Pratiwi Batubara, A.Md.

Dina Sri Suprajanti, A.Md.

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iiI. PENDAHULUAN.......................................................................................................2

A. Latar Belakang.............................................................................................................2B. Tujuan..........................................................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2A. Teknik..........................................................................................................................2B. Identifikasi...................................................................................................................2C. Wisata Alam................................................................................................................2D. Taman Wisata Alam....................................................................................................2E. Sumber daya Wisata....................................................................................................2F. Wisatawan, Persepsi dan Motivasi..............................................................................2G. Bentuk Kegiatan Wisata..............................................................................................2H. Wisata Alam Pasif.......................................................................................................2I. Wisata Alam Aktif.......................................................................................................2

III. KONDISI UMUM.......................................................................................................2A. Lokasi dan Kondisi Geografis.....................................................................................2B. Status Kawasan TWA Gunung Pancar........................................................................2C. Potensi Kawasan..........................................................................................................2D. Geofisik.......................................................................................................................2E. Obyek Wisata..............................................................................................................2

IV. METODE PRAKTIKUM............................................................................................2A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................................2B. Alat dan Obyek............................................................................................................2C. Jenis dan Teknik Pengambilan Data............................................................................2

V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................2A. Hasil dan Pembahasan Identifikasi Karakteristik Pengunjung TWA Gunung

Pancar...........................................................................................................................2B. Identifikasi Sumber Daya, Bentuk Aktivitas dan Fasilitas..........................................2

di TWA Gunung Pancar...............................................................................................2C. Identifikasi Kegiatan Wisata Bersifat Pasif dan Aktif................................................2

VI. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................2A. Kesimpulan..................................................................................................................2B. Saran............................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2

ii

Page 3: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna tidak dapat diragukan lagi. Indonesia memiliki wilayah hutan tropis, tanah dan area lautan yang luas. Hal ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk membangun industri pariwisata terutama wisata alam yang nantinya mampu memberikan kontribusi secara multidimensi bagi pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan menjadi penghasil devisa nomor satu di Indonesia.

Prospek pariwisata terutama wisata alam memperlihatkan kecenderungan meningkat dari waktu-kewaktu dan besarnya potensi wisata yang dimiliki Indonesia juga menjadi pemicu berkembangnya pariwisata di Indonesia. Salah satu potensi wisata yang dapat dijadikan sebagai penunjang pengembangan pariwisata adalah taman wisata alam. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, taman wisata alam merupakan kawasan pelestarian alam yang pemanfaatan utamanya adalah untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi alam.

Padatnya aktivitas di kota besar, diikuti dengan kemacetan lalu lintas dan polusi udara menjadikan obyek wisata dengan konsep back to nature banyak diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan untuk menghilangkan kepenatan selama beraktivitas. Wisata alam dapat memberikan sensasi relaksasi sehingga dapat membangkitkan kembali semangat mereka untuk menjalankan aktivitas sepulang berwisata. Oleh karena itu, Taman Wisata Alam yang memiliki daya tarik berupa keindahan alam dapat menjadi salah satu alternatif berwisata.

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar dapat menjadi salah satu pilihan wisata back to nature. TWA Gunung Pancar merupakan kawasan hutan pinus yang lokasinya cukup strategis dan berada tidak jauh dari kawasan pemukiman Sentul City. Kawasan ini memiliki kekayaan sumber daya alam hayati yang potensial. Keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna serta keindahan panorama alamnya menjadi daya tarik utama wisata di taman wisata alam ini. Keistimewaan lain dari TWA Gunung Pancar yaitu adanya tempat permandian air panas, sehingga pengunjung tidak hanya dapat menikmati wisata hutan atau gunung dengan panoramanya, tetapi pengunjung juga dapat melakukan pengobatan dan relaksasi dengan berendam di pemandian air panas yang terdapat di TWA Gunung Pancar selain itu di TWA Gunung Pancar juga terdapat sarana olahraga berupa tracking sepeda gunung (downhill) dan arena outbound. Pada TWA Gunung Pancar juga terdapat wisata pendidikan. Koleksi flora dan faunanya yang begitu banyak sangat berpotensi bagi pengembangan wisata pendidikan di TWA Gunung Pancar.

Teknik identifikasi berkaitan dengan wisata alam berupa identifikasi karakteristik, sumber daya wisata, fasilitas wisata, dan bentuk kegiatan aktif maupun pasif di Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Identifikasi tersebut diharapkan mampu untuk memahami karakteristik pengunjung serta mengekplorasi sumber daya maupun fasilitas sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan wisata baik

Page 4: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

aktif maupun pasif. Sebagai ahli ekowisata identifikasi tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk penilaian suatu kawasan yang nantinya akan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Daerah tujuan wisata yang baik harus ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk dilakukan dan sesuatu untuk dibeli. Semua hal tersebut dapat dimulai dengan adanya identifikasi berupa karakteristik pengunjung agar dapat mengetahui sasaran pasar wisata. Kemudian identifikasi sumber daya dan fasilitas yang berguna untuk mengetahui sesuatu yag dapa diberikan kepada wisatawan. Serta identifikasi mengenai kegiatan wisata alam aktif maupun pasif serta belum menikah aktif maupun pasif yang berguna untuk mengetahui kegiatan yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang, maka tujuan dari kegiatan praktikum ini ada beberapa hal. Tujuan-tujuan tersebut dijadikan rumusan awal untuk mempermudah dalam proses identifikasi sehingga dapat diperoleh suatu hasil yang kemudian akan dibahas sehingga dapat menghasilkan kesimpulan. Adapun tujuan praktikum berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung di TWA Gunung Pancar.2. Mengidentifikasi sumber daya dan tingkat kepuasan pengunjung terhadap sumber

daya di TWA Gunung Pancar.3. Mengidentifikasi fasilitas dan tingkat kepuasan pengunjung terhadap fasilitas di

TWA Gunung Pancar.4. Mengidentifikasi bentuk dan karakteristik kegiatan wisata yang bersifat pasif di

TWA Gunung Pancar.5. Mengidentifikasi bentuk dan karakteristik kegiatan wisata yang bersifat aktif di

TWA Gunung Pancar.

Page 5: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan teori-teori pendukung kegiatan praktikum yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempermudah proses praktikum. Adapun tinjaun pustaka dalam kegiatan praktikum identifikasi permintaan wisata alam ini meliputi teknik, identifikasi, wisata alam, taman wisata alam, sumber daya wisata, bentuk kegiatan wisata, wisatawan, persepsi dan motivasi, kegiatan wisata pasif, kegiatan wisata aktif.

A. Teknik

Teknik adalah pendekatan dalam menggunakan alat dan peraturan yang melengkapi satu atau lebih tapan-tahapan dalam siklus pengembangan sistem informasi (Mulyana, 2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik ada yang hanya diterapkan pada satu tahapan saja dan dimungkinkan pula diterapkan pada seluruh siklus pengembangan sistem informasi.

B. Identifikasi

Budiman (2006) mengatakan bahwa identifikasi adalah sebuah proses dimana seseorang menyamakan dirinya dengan sifat-sifat obyek luar (biasanya manusia tetapi dapat juga benda). Beberapa macam identifikasi yang pertama adalah identifikasi narsistik, identifikasi kepada tujuan, identifikasi pada obyek yang hilang, dan sebagainya.

Identifikasi narsistik adalah identifikasi terhadap sifat-sifat yang ada pada dirinya sendiri. Misalnya seorang bangsawan yang bangga akan darah bangsawannya. Dia bergaul bukan karena orang-orang bangsawan cocok diajak bergaul, tetapi karena dia sengaja memuja sifat kebangsawanannya yang ada dalam dirinya.

Identifikasi jenis kedua ialah identifikasi kepada tujuan. Berlainan dengan identifikasi narsistik dimana identifikasi diarahkan kepada sesuatu yang dimilikinya. Identifikasi jenis kedua ini diarahkan kepada suatu sifat yang justru tidak dimiliki oleh seseorang. Misalnya seorang pemuda yang ingin menjadi pengarang terkenal, akan merasa senang sekali jika dia berkenalan dengan beberapa pengarang ternama, dan sering pula, dia lalu meniru tingkah laku dari beberapa pengarang ternama.

Jenis identifikasi yang ketiga ialah identifikasi terhadap obyek yang hilang. Ini terjadi terutama pada orang yang pernah kehilangan obyek yang dicintainya. Misalnya seorang pemuda yang kematian kekasih yang disayanginya dalamhidup selanjutnya dia akan menjalankan apa yang dinasehatikan kekasihnya itu. Dengan demikian pemuda tersebut masih menganggap kekasihnya hidup bersamanya.

C. Wisata Alam

Suswantoro (1997) mendefinisikan wisata alam merupakan bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Pasal 1 menyatakan bahwa wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk

Page 6: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

menikmati pada keunikan dan keindahan alam, di Taman Nasional, Taman Hutan Rawa, dan Taman Wisata Alam. Sumber daya alam yang dimaksudkan adalah sumber daya alam yang berpotensi serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi, pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan, dan cinta alam. Semua kegiatan wisata ini dilakukan dalam obyek wisata yang ada. Pada umumnya obyek wisata tersebut berada pada suatu kawasan dimana kawasan tersebut sering disebut sebagai kawasan wisata alam. Kawasan wisata alam ini merupakan suatu kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun perairan, dengan mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Suswantoro, 1997).

D. Taman Wisata Alam

Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang dimaksud dengan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Pasal 31 dari Undang-Undang No.5 Tahun 1990 menyebutkan bahwa taman wisata alam sebagai suatu kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta menunjang budidaya dan wisata alam. Berdasarkan surat keputusan menteri pertanian No.681/KPTS/UM/1981 kriteria taman wisata alam adalah: 1) Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan alam yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun buatan manusia, dan 2) memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan terletak dekat pusat-pusat pemukiman penduduk. Modal dasar dalam pengembangan wisata alam pada hakekatnya adalah sumber daya dan tata lingkungan berupa: 1) flora, baik jenis maupun keragamannnya, 2) fauna, baik jenis maupun keragamannya, 3) tata lingkungan alam yaitu bentuk dari sistem hubungan timbal balik antar unsur dalam alam baik hayati maupun non hayati yang saling tergantung dan saling mempengaruhi, 4) gejala alam yaitu bentuk sumber daya alam yang dipengaruhi oleh kondisi fisik bumi, seperti susunan geomorfologi, air terjun, sumber air panas dan kawah, dan 5) pemandangan alam yaitu bentuk sumber daya alam dan tata lingkungannya yang ditentukan oleh ciri khasnya.

Page 7: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

E. Sumber daya Wisata

Zimmerman dalam Wilkinson (1951) mendefinisikan sumber daya sebagai atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Kemudian Pitana (2009) menyebutkan bahwa dalam konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya wisata tersebut kemudian dapat dikategorikan menjadi fasilitas, sarana dan prasarana wisata, serta sumber daya wisata yang bersifat aktual maupun potensial baik sumber daya alam ataupun budaya.

1. Sumber daya Wisata Alam

Flora. Widada, dkk (2006:18) menyatakan bahwa flora dibagi menjadi dua yaitu Tumbuhan dan Tumbuhan Liar. Tumbuhan adalah semua sumber daya alam nabati, baik yang hidup di darat maupun di air dapat dikatakan sebagai tumbuhan contohnya seperti pohon, bunga, rumput, semak dan sebagainya. Sedangkan Tanaman Liar adalah tumbuhan yang hidup dialam bebas dan atau dipelihara yang masih mempunyai kemurnian jenisnya contohnya yaitu rotan. Panut (2004:1) menyatakan bahwa secara evolusi tumbuhan telah dicatat oleh fosil yang dilestarikan dalam endapan di tanah rendah maupun dalam endapan di laut, yang sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Tumbuhan adalah organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber tenaga untuk membuat makanan yang diperlukan untuk hidup dan tumbuhnya. Sel tumbuhan memiliki dinding luar yang kuat, terbuat dari bahan yang disebut selulosa, yang membuat dinding itu menjadi keras dan kaku. Hal ini menjelaskan mengapa tumbuhan hanya dapat bergerak sedikit saja, tidak seperti binatang, yang sel-selnya tidak punya dinding yang keras dan kaku. Tumbuhan berkembang-biak dengan menurunkan informasi genetiknya kepada keturunannya menyerupainya.

Fauna. Darsoprajitno (2002:80-81) menyatakan bahwa hewan juga dapat hidup tanpa hadirnya manusia, kecuali beberapa jenis hewan yang sudah dibudidayakan manusia dan lingkungannya tidak dapat mendukung kehidupannya. Namun, hewan pun tidak dapat hidup tanpa hadirnya tumbuhan atau hutan yang di dalamnya juga ada lapangan perburuan. Hewan pada umumnya memiliki perilaku sesuai dengan kehadirannya sebagai unsur lingkungan, antara lain dapat berfungsi sebagai fertilisator (penyubur tanah), katalisator (pemacu), predator (pemangsa), indikator (penunjuk), fasilitator (penyandang). Hadirnya berbagai jenis hewan dari yang berukuran bakteria sampai dengan berukuran gajah atau ikan paus, semuanya memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Satu dengan yang lainnya saling memerlukan, termasuk dengan tata alam dan lingkungan hayatinya. Widada, dkk (2006:18) menyatakan bahwa Fauna dibagi menjadi dua macam yaitu Satwa dan Satwa Liar. Fauna adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat maupun di air, di udara contohnya Rusa, surili dan kupu-kupu, sedangkan untuk Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat dan atau di air atau udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar baik yang hidup di alam bebas maupun dipelihara contohnya Owa Jawa, Macan tutul, dan Elang Jawa. Supriatna, dkk (2006:25-26) menyebutkan bahwa Fauna Indonesia secara umum dapat dikelompokkan atas tiga

Page 8: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

wilayah yaitu fauna Indonesia bagian barat, Fauna Indonesia bagian tengah, fauna Indonesia bagian timur. Adapun batas-batas persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Hal ini disebabkan fauna merupakan makhluk hidup yang memiliki kecenderungan melakukan perpindahan (migrasi) lebih tinggi jika dibandingkan flora. Wilayah fauna Indonesia bagian barat meliputi Jawa, Jawa, Bali, Kalimantan, serta pulau-pulau kecil disekitarnya.

Gejala Alam. Gejala alam terbagi dalam dua kategori, yaitu gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam biotik dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan lingkungan di sekitar kita yang ditunjukkan oleh keadaan makhluk hidup. Sedangkan gejala alam abiotik adalah suatu keadaan lingkungan di sekitar kita ditunjukkan oleh keadaan benda yang tidak hidup. Keadaan danau, kolam, waduk atau sungai yang permukaan airnya tertutup oleh tumbuhan enceng gondok atau ganggang merupakan salah satu contoh gejala alam biotik. Sedangkan gejala alam abiotik contohnya kebakaran hutan, lahan perkebunan dan lahan pertanian akan menimbulkan asap. Asap merupakan komponen abiotik (Saktiyono, 2004:8-9). Rismiati, dkk (2009:91- 95) menyatakan bahwa gejala alam adalah keadaan atau peristiwa yang tidak biasa dan patut diperhatikan. Jenis-jenis gejala alam terdiri dari angin, hujan, perubahan cuaca, gempa bumi dan gelombang tsunami, gunung meletus.

2. Sumber daya Wisata Budaya

Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu unsur kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayaan di sini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, dikenal adanya unsur-unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal (cultural universal), seperti yang dikemukakan oleh C.Kluckhohn dalam karyanya Universal Categories of Culture. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup. Sistem teknologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut. Sistem religi dan Upacara Keagamaan. Produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kemauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan Sistem Organisasi Kemasyarakatan. Produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akal manusia yang membentuk kekuatan dengan menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dalam masyarakat tradisional, sistem gotong royong seperti yang terdapat di Indoenesia merupakan contoh yang khas. Sedangkan dalam masyarakat modern yang pengaturannya sudah dalam tingkat negara bahkan antarbangsa.

Sistem Pengetahuan. Produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, di samping itu dapat juga dari

Page 9: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas. Terlebih apabila pengetahuan itu dapat dibukukan maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sistem Mata Pencaharian Hidup. Produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingka kehidupan manusia secara umum terus menerus meningkat. Dalam tingkat sebagai food gathering, kehidupan manusia memang sama dengan binatang. Tetapi dalam tingkat food producing terjadi kemajuan yang pesat. Setelah bercocok tanam, kemudian beternak, lalu mengusahakan kerajinan, berdagang, manusia makin dapat mencukupi kebutuhannya yang terus meningkat (rising demands) yang kadang-kadang cenderung serakah. Sistem Teknologi dan Peralatan. Produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang. Misalnya, dengan mobil manusia dapat lebih cepat larinya daripada kijang, dengan kapal dapat lebih cepat dari ikan lumba-lumba, dan dengan pesawat terbang dapat terbang di udara melebihi garuda. Selain menguntungkan, alat tersebut dapat juga merugikan, misalnya manusia memperoleh kecelakaan yang kadang-kadang fatal. Bahasa. Perwujudan dari manusia homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk lisan, dan akhirnya menjadi bentuk tulisan. Semuanya merupakan simbol sehingga Ernest Casirier menyebut manusia sebagai animal symbolic. Bahasa-bahasa yang telah maju memiliki kekayaan kata (causa kata) yang besar jumlahnya sehingga makin komunikatif. Kesenian. Hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut saja, tetapi mereka perlu juga pandangan mata yang indah serta suara yang merdu. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian. Kesenian ditempatkan sebagai unsur terakhir karena keenam kebutuhan sebelumnya, pada umumnya harus dipenuhi terlebih dahulu.

F. Wisatawan, Persepsi dan Motivasi

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan menjelaskan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Suwantoro (2004:4) menyatakan wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan jika lama tinggalnya sekurang- kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong. Kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Wisatawan secara umum menjadi subset atau bagian dari traveller atau visitor. Untuk dapat disebut sebagai wisatawan, seseorang harus seorang traveller atau seorang visitor. Seorang visitor adalah seorang traveller, tetapi tidak semua traveller adalah tourist. Traveller memiliki konsep yang lebih luas, yang dapat mengacu kepada orang yang mempunyai beragam peran dalam masyarakat yang melakukan kegiatan rutin ke tempat kerja, sekolah dan sebagainya sebagai aktivitas sehari-hari. Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata karena motivasi merupakan trigger dan proses perjalanan wisata walaupun motivasi

Page 10: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri Sharpley dan Wahab dalam Pitana (2005:58). Fahmi (2011:143) mendefinisikan motivasi sebagai aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Chung & Meggison dalam Fahmi (2011:143) merumuskan motivasi sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, serta berkaitan erat dengan kepuasan dan performansi pekerjaan. Wisatawan bukan hanya memiliki motivasi, tetapi persepsi juga dimiliki oleh wisatawan. Persepsi juga merupakan hal yang mendasar pada studi tentang wisatawan atau pariwisata. Mulyana (2007:180-181) menjelaskan persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita, atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecap. Persepsi terdiri dari tiga aktifitas yaitu seleksi, organisasi dan interpretasi.

Page 11: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

G. Bentuk Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata alam banyak mengandung manfaat bagi wisatawan yang melakukannya, baik manfaat psikologis maupun fisik. Hal ini dikarenakan wisatawan tidak hanya mengisi waktu luangnya dengan melakukan suatu kegiatan yang disenanginya, melainkan jga menambah wawasan dengan memperoleh pengalaman baru (Anonim, 2007). Aneka ragam bentuk dari wisata alam yang dapat dilakukan oleh wisatawan seperti :

a. Wisata Lintas Alam atau trekking; adalah kegiatan wisata yang bersifat eksplorasi atau ekspedisi ilmiah, berorientasi pada alam dan lingkungan sekitarnya dengan mengadakan pengamatan guna memperoleh pengetahuan tentang flora dan fauna, maupun seni budaya dari penduduk sekitarnya. Wisata lintas alam ini di samping membuat tubuh sehat, juga memberikan manfaat lain bagi wisatawan yaitu pengetahuan baru yang didapat oleh wisatawan. Wisata lintas alam ini cocok untuk kategori umur, karena tidak mengandung resiko yang besar dan tidak membutuhkan banyak kegiatan fisik. Kegiatan wisata alam yang dilakukan di hutan disebut jungle trekking, sedangkan bentuk yang lebih spesifik dar kegiatan wisata lintas alam ini adalah pengamatan burung (birdwatching), wisata berkuda (horse riding), wisata bersepeda (cycling), pengamatan aneka ragam tumbuhan-tumbuhan yang memilki kegunaan tertentu (herb walking) dan wisata lintas alam dengan alat angkut gajah (elephant safari).

b. Wisata mendaki gunung atau hiking; kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan wisata lintas alam, tetapi mengandug bahaya dan risiko yang lebih besar serta membutuhkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dalam melakukan kegiatannya. Mendaki gunung membutuhkan waktu yang cukup lama dan memberikan manfaat membentuk mental, pengenalan alam dan lingkungan serta memupuk persahabatan. Kegiatan mendaki gunung ini cukup popular diantara anak muda karena tantangan yang cukup besar.

c. Wisata Penelusuran Gua atau caving; kegiatna ini bermanfaat untuk mengenal keindahan, keajaiban, serta daya tarik alam yang ada diperut bumi. Kegiatan yang dilakukan berupa penelusuran gua dan menikmat keindahan yang ada didalamnya. Gua yang ditelusuri memiliki tingkat kesulitan yang berbedea berdasarkan kondisinya, untuk itu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus.

d. Wisata Berperahu Karet atau raftig; kegiatan wisata menyusui sungai dengan menggunakan perahu karet, dilakukan berkelompok, membutuhkan tenag fisk yang cukup besar, cukup menantang serta mengandung bahaya. Tingkat bahay ditentuka oleh arus sungai yang diarungi. Kegiatan wisata menyusuri sungai yang lebih tradisional dengan menggunakan bambu disebut Bamboo rafting.

e. Wisata selam atau diving; merupakan wisata olahraga, bermanfaat untuk mengenal keindahan dunia bawah laut dan keaneragaman flora dan fauna yang ada di dalamnya. Wisata ini cukup terkenal di Indonesiakarena sebagai negara dengan wilayah perairan yang cukup besa, Indonesia memiliki keindahan pesona bawqh laut yang masih alami.

f. Wisata Berlayar atau Sailing; kegiatan wisata ini bisa dilakuka sendiri maupun berkelompok dan merupaka komponen dari wisata bahari, wisata berlayaryang

Page 12: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

akhir akhir ini popular adalah wisata pesiar yang berwisata di atas kapal yang besar dengan fasilitas lengkap.

g. Wisata Dayung atau Canoeing; lebih ke arah kegiatan olahraga yang berguna untuk meningkatkan stamina tubuh.

h. Wisata Kemah atau Camping; kegiatan berkemah sudah banyak diminati kalangan remaja, karena tidak membutuhkan biaya yang besar, seiring dengan minat remaja yang cukup besar, maka banyak didirikan bumi perkemahan atau camping ground di lokasi yang ideal. Kegiatan ini bersifat positif bagi remaja untuk lebih mengenal alam dan menjaga dan menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya serta membina mental.

i. Wisata Piknik; adalah bentuk yang lebih sederhana dari wisata alam dan banyak dilakukan oleh keluarga, beberapa orang atau berombonga. Wisatawan biasanya pergi ke luar kota atau tinggal untuk waktu yang cukup singkat (tidak menginap) di suatu tempat yang ideal sepeeti bumi perkemahan atau hutan wisata dengan membawa bekal dan makanan bersama sama.

H. Wisata Alam Pasif

Manusia memiliki kemampuan dalam menyalurkan segala kebutuhan dan keinginannya. Proses penyaluran tersebut diaplikasikan melalui tiga aspek yang dimiliki manusia yaitu aspek alam berpikir, alam rasa, dan alam motorik. Kegiatan wisata merupakan salah satu bentuk aplikasi kebutuhan dan keinginan manusia yang dapat bersifat aktif maupun pasif. Kegiatan wisata alam yang bersifat pasif adalah kegiatan rekreasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan yang dapat dicapai tanpa harus melakukannya degan menggunakan alam motorik yang berlebih. Konteks pasif disini bukan berarti tidak ada aktifitas fisik, tetapi di titik beratkan kepada kepuasan itu sendiri. Contoh dari kegiatan wisata alam pasif adalah melihat pemandangan dari dalam kendaraan, melihat keindahan sungai dengan duduk dan bersantai diatas bebatuan. Kegiatan wisata alam pasif memiliki beberapa karakteristik. Karalteristik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan berada pada objek wisata alam2. Kegiatan meliputi melihat, mendengar mencium, dan merasakan3. Bukan merupakan kegiatan olahraga4. Kegiatan tidak membahayakan5. Kegiatan bersifat tenang

Wisata alam pasif adalah kegiatan wisata alam yang lebih santai dan tidak membutuhkan banyak tenaga fisik dalam melakukan aktifitas wisatanya. Wisata alam pasif ini cocok untuk semua kategori umur, khususnya bagi anak-anak maupun yang sudah lanjut usia. Kegiatan wisata pasif tidak menuntut wisatawan untuk memiliki keahlian atau pengetahuan khusus, karea sifatnya adalah eksplorasi dan menambah pengetahuan serta wawasan dari wisatawan tersebut. Contoh kegiatan wisata alam pasif ini adalah pengamatan kehidupan flora dan fauna, menyaksikan pertandingan canoeing dan sebagainya (Anonim, 2007).

Page 13: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

I. Wisata Alam Aktif

Manusia memiliki kemampuan dalam menyalurkan segala kebutuhan dan keinginannya. Proses penyaluran tersebut diaplikasikan melalui tiga aspek yang dimiliki manusia yaitu aspek dalam berpikir, alam rasa dan alam motorik. Kegiatan wisata merupakan salah satu bentuk aplikasi kebutuhan dan keinginan manusia yang dapat bersifat aktif maupun pasif. Kegiatan wisata alam yang bersifat aktif adalah kegiatan rekreasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan yang dipengaruhi oleh alam motorik. Kepuasan tersebut terdapat pada kerja fisik. Contoh kegiatan wisata alam motorik adalah bird watching. Bird watching tidak dapat dikategorikan ke dalam kegiatan wisata alam pasif, dikarenakan kegiatan ini memerlukan alam motorik atau fisik untuk melakukannya.

Wisata alam aktif adalah kegiatan wisata alam yang mengandung tantangan dan bahaya cukup besar serta membutuhkan tenaga dalam melakukan aktivitasnya. Wisata jenis ini lebih cocok untuk wisatawan yang berumur antara 17-45 tahun (Anonim, 2007). Karena tingkat bahayanya yang tinggi, biasanya kegiatan wisata alam aktif ini dilakukan berkelompok dengan keahlian dan pengetahuan tertentu yang harus dimiliki dan diketahui oleh wisatawan. Peralatan yang lengkap juga diperlukan sebagai penunjang keselamatan dalam melakukan kegiatan wisata alam aktif ini. Contoh dari kegiatan wisata alam aktif ini adalah mendaki gunung, panjat tebing, memancing dan berkemah.

Page 14: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

III. KONDISI UMUM

A. Lokasi dan Kondisi Geografis

Taman Wisata Alam Gunung Pancar mempunyai luas 447,50 Ha. Secara administrasi pemerintahan, taman wisata alam ini terletak di wilayah Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Secara astronomis berada pada koordinat 106o 52’ – 106o 54’ BT dan 06o 34’ – 06o 39’ LS. Batas Administratif TWA Gunung Pancar sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Leuwigoong dan Desa Karang Tengah; sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Cimandala dan Desa Karang Tengah; sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Cibingbin dan Desa Bojong Koneng; dan sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Karang Tengah dan Desa Karang Tengah. Ketinggian TWA Gunung Pancar berkisar antara 300-800 meter di atas permukaan laut. Keadaan topografinya terdiri dari lapangan landai sampai bergelombang dengan kemiringan sekitar 15-80%. Bagian tertinggi yaitu pada puncak Gunung Pancar dengan ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut. Adapun curah hujan di daerah ini berkisar 3.000-4.500 mm per tahun dengan jumlah hari hujan per tahun berkisar antara 150-250 hari. Suhu udara rata-rata 24oC pada malam hari dan 33oC pada siang hari dengan kelembaban udara rata-rata 58-82%.

Cara untuk mencapai TWA Gunung Pancar dapat di tempuh melalui dua jalur, yaitu:

a). Lewat Pintu Tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa Karang Tengah dengan kondisi jalan beraspal yang cukup baik sejauh 13 Km dengan waktu tempuh 20 menit.

b). Melalui kota Bogor dengan melewati daerah Bogor Baru terus menuju Desa Karang Tengah sejauh 25 Km dengan waktu tempuh 1 jam.

Berbagai sarana dan prasarana yang disediakan di TWA Gunung Pancar antara lain adalah sebagai berikut : a). Kantor pusat informasi dan pelayanan. b). Fasilitas outbound : flyingfox, two-lines bridge, elvis walk, dan cargo net. c). Sarana olahraga : hiking tracking, dan mountbike/downhill tracking. Bumi

perkemahan atau camping ground yang merupakan rerumputan asri dengan dikelilingi pohon pinus dengan kapasitas 500 orang.

d). Aula atau hall semi terbuka dengan lantai kayu yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan atau ruang kelas bagi pengunjung yang ingin belajar sambil ditemani suara kicau burung.

e). Pemandian air panas yang bebas belerang dengan suhu 60oC. f). Shelter yang dapat digunakan sebagai tempat bersantai sambil menikmati

pemandangan alam g). Fasilitas lainnya yaitu berupa mushola dan MCK (kamar mandi).

TWA Gunung Pancar adalah salah satu tempat wisata di Kabupaten Bogor yang menyajikan suasana pegunungan yang cukup kental dengan hamparan hutan pinus yang cukup luas. TWA Gunung Pancar juga merupakan kawasan wisata alternatif di Kabupaten Bogor selain Puncak. Suasana nyaman dan hawa sejuk pada TWA Gunung Pancar dapat dijadikan sebagai sarana berekreasi sekaligus relaksasi bagi wisatawan yang datang berkunjung. TWA Gunung Pancar, tidak hanya

Page 15: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

menawarkan pemandangan indah saja, tetapi juga sarana olahraga bagi pengunjung yang ingin berolahraga atau menyalurkan hobinya dan pemandian air panas bagi pengunjung yang ingin berobat atau menjalankan terapi. Hal inilah yang menjadikan TWA Gunung Pancar cukup banyak diminati oleh wisatawan. Jumlah kunjungan di TWA Gunung Pancar cenderung meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan semakin banyak orang yang mengetahui keberadaan TWA Gunung Pancar. TWA Gunung Pancar memberlakukan tiket masuk bagi orang dewasa sebesar Rp 2.000,00. Berdasarkan cara kedatangan, pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua dikenakan biaya Rp 1.000,00, kendaraan roda empat dikenakan biaya Rp 1.500,00, dan untuk kendaraan roda enam dikenakan biaya Rp 2.500,00.

B. Status Kawasan TWA Gunung Pancar

Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam, kawasan hutan Gunung Pancar merupakan bagian kelompok Hutan Gunung Hambalang seluas 6.695,32 hektar yang berfungsi sebagai hutan produksi. Status tersebut disahkan oleh Menteri Pertanian tanggal 23 Maret 1976 dan pengelolaannya diserahkan kepada Perhutani. TWA Gunung Pancar sebagai ialah satu kawasan pelestarian alam ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 156/Kpts-II/1988 tanggal 21 Maret 1988 seluas 447,5 hektar. TWA Gunung Pancar selain mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan dan penelitian dapat juga dikembangkan sebagai sarana rekreasi, khususnya rekreasi di alam terbuka. Guna mengoptimalkan fungsi TWA Gunung Pancar, maka berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 54/Kpts-II/1993 tanggal 8 Februari 1993 pengusahaan kawasan tersebut dipercayakan kepada PT Wana Wisata Indah (WWI).

C. Potensi Kawasan

TWA Gunung Pancar merupakan habitat dari berbagi jenis flora dan fauna. Keanekaragaman flora dan fauna yang di TWA Gunung Pancar juga dapat menjadi salah potensi kawasan yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan wisata. Flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut antara lain :

1. Flora

Tipe vegetasi hutan di TWA Gunung Pancar terdiri dari hutan alam pegunungan, hutan tanaman, dan semak belukar. Tipe vegetasi hutan alam terletak di lereng sampai puncak Gunung Pancar yaitu sekitar 15 Ha dengan jenis tumbuhan meliputi Rasamala (Altingia exelsa), Huru (Quercus sp.), Beringin (Ficus benyamina), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanopsisargentea), Jamuju (Podocaspus imbricatus), Rotan (Calamus sp.) dan beberapa jenis liana. Selain itu terdapat tumbuhan epiphyt yang menempel pada pohon besar seperti Anggrek, Paku Sarang Burung (Asplenium nidus), dan Paku Tanduk Rusa (Platicerium coronarium). Tipe vegetasi hutan tanaman menempati sebagian besar kawasan ini yaitu sekitar 160 Ha dengan jenis tanaman meliputi Pinus (Pinus merkusii), Sengon (Albizia falcatria), Kayu Afrika (Maesopsis emanii) dan Meranti (Shorea sp.) yang ditanam pada tahun 1982-1983. Sedangkan jenis tanaman lainnya adalah tanaman budi daya masyarakat seperti singkong, pisang, dan tanaman pertanian lainnya. Tumbuhan semak belukar terdiri dari jenis Kirinyuh (Chromalalna odorata), Harendong, Jarong, Saliara, Lantana (Lantana camara), dan Alang-alang (Imperata cylindricaI).

Page 16: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

2. Fauna

Fauna yang terdapat di kawasan TWA Gunung Pancar antara lain adalah Kera (Macaca fascicularis), Jelaran (Ratufabicolor), Kulibang (Pycnonotus aurigaster), Babi Hutan (Sus scrofa), Kadal (Mabuaya multifasciata), Ular Hijau (Dryophis prasinus), dan jenis-jenis burung seperti Jalak (Stunopastor jalla), Elang (Haliasturindus), Kutilang (Pygnonotus aurigaster), Ayam Hutan Merah (Galus bankiva), Jalak (Sturnus melanopterus), Srigunting (Dicrurus paradiseus), dan Enggang (Buceros sp).

3. Hidrologi

Sumber air sungai-sungai yang ada di daerah ini berasal dari mata air di TWA Gunung Pancar dan Pegunungan Hambalang. Sungai-sungai yang mengalir disekitar kawasan adalah Sungai Citeureup, Sungai Cibingin, dan Sungai Ciherang yang merupakan sungai dengan debit terbesar, yang mengalir ke arah utara dan bermuara di Laut Jawa. Di samping itu, terdapat sumber air panas dengan suhu yang bisa mencapai 70oC yang berasal dari proses geothermal di Gunung Pancar. Sumber air tersebut telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan wisata dan pengobatan.

D. Geofisik

Bahan induk pembentuk tanah di kawasan TWA Gunung Pancar merupakan tuf volkan intermedier yang berasal dari aliran lava gunung tua. Jenis tanah yang mendominasi kawasan ini adalah Latosol coklat dengan solum dalam (>100 cm). Struktur tanah remah sampai gumpal remah dengan tekstur halus, permeabilitas dan drainase sedang sampai cepat. Kepadatan berkisar antara 1,00 –1,39/cc dengan porositas antara 50 – 60%. Kesuburan tanah rendah sampai sedang dengan pH tanah masam.

E. Obyek Wisata

Taman Wisata Alam Gunung Pancar memiliki keanekaragaman flora dan fauna serta pemandangan alam yang indah dengan udara yang sejuk. Di samping itu, di dalam kawasan TWA Gunung Pancar terdapat sumber air panas alami yang dikembangkan untuk keperluan wisata. Sumber air panas di kawasan ini tidak berbau belerang sehingga sangat aman bagi pengunjung yang ingin melakukan relaksasi dalam waktu yang lama. Selain pemandian air panas, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas outbound seperti camping dan aktivitas olahraga lainnya seperti memanah, menembak, berkuda, dan bersepeda. Khusus untuk olahraga sepeda gunung (downhill), di kawasan ini sudah disediakan track khusus yang cukup menantang bagi mereka yang menyukai olahraga ini.

Page 17: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

IV. METODE PRAKTIKUM

Metode yang digunakan dalam praktikum ini meliputi tempat dan waktu penelitian, alat dan obyek, serta jenis dan teknik pengambilan. Metode-metode tersebut ditempuh guna memperlancar kegiatan praktikum. Adapun metode praktikum adalah sebagai berikut.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TWA Gunung Pancar yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Gunung Pancar merupakan salah satu taman wisata alam merupakan obyek wisata alam yang potensial untuk dikembangkan. Pengambilan data primer dilakukan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013 pukul 13.00-17.30 WIB. Data diperoleh melalui survei lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung yang disertai dengan penyebaran kuisioner dan pengelola di TWA Gunung Pancar.

B. Alat dan Obyek

Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum identifikasi permintaan wisata antara lain adalah buku tulis yang bermanfaat untuk mencatat informasi yang didapatkan. Kamera tipe Nikon seri D3000 bermafaat untuk mengambil gambar dilokasi praktikum. Buku panduan praktikum yang bermanfaat untuk acuan dalam pelaksanaan praktikum. Pustaka penunjang dari buku dan web yang bermanfaat untuk penambahan informasi. Tallysheet untuk merekapitulasi hasil praktikum. Dan komputer/laptop yang bermanfaat untuk pengerjaan laporan. Adapun obyek yang digunakan dalam praktikum adalah kuisioner yang bermanfaat untuk mendata karakteristik pengunjung, sumber daya alam serta tingkat kepuasan pengunjung, fasilitas kegiatan wisata serta tingkat kepuasan pengunjung, dan belum menikah kegiatan yang bersifat aktif serta pasif. Dan responden dalam kegiatan praktikum adalah Pengunjung TWA Gunung Pancar.

C. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi keadaan umum lokasi wisata (sejarah, status, letak, luas, keadaan fisik, serta potensi wisata), keseluruhan data tersebut diperoleh dari pengelola TWA Gunung Pancar dan studi literatur lainnya. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden di TWA Gunung Pancar melalui kuesioner (survey). Data primer meliputi data mengenai data pribadi responden, motivasi kunjungan responden, sumber daya yang digunakan serta tingkat kepuasannya, fasilitas yang digunakan serta tingkat kepuasannya, dan kegiatan yang dilakukan serta lama waktunya.

Teknik yang dilakukan untuk memperolah data dan informasi dalam kegiatan praktikum ini adalah observasi/pengamatan langsung ke lapangan. Observasi/lapangan dilakukan dengan cara mengamati kondisi umum dan mengidentifikasi fasilitas, menyebarkan kuisioner kepada pengunjung lokasi wisata

Page 18: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

dan kepada masyarakat sekitar dan wawancara kepada pengelola serta pedagang yang mengetahui kondisi umum di TWA Gunung Pancar. Selain itu, dilakukan studi literatur untuk menunjang dan melengkapi data yang diperlukan. Studi literatur diperoleh dari buku literatur, jurnal ilmiah, dan internet.

Page 19: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan praktikum identifikasi kegiatan wisata alam yang memiliki beberapa bab pembahasan diantaranya adalah karakteristik pengunjung, identifikasi sumber daya dan fasilitas serta kegiatan wisata aktif dan pasif yang dapat dilakukan di lokasi wisata. Pertama mengenai karakteristik pengunjung yang terdiri dari jenis kelamin, umur, status, pekerjaan, tempat bekerja, pendidikan, motivasi pengunjung, informasi mengenai TWA Gunung Pancar, bentuk kunjungan, tujuan berwisata. Kedua mengenai sumber daya serta fasilitas wisata. Ketiga mengenai kegiatan aktif dan pasif dan terakhir mengenai belum menikah kegiatan aktif dan pasif. Praktikum yang dilakukan dengan metode observasi/pengamatan dan wawancara kepada pengunjung dengan menyebarkan kuisioner serta wawancara kepada pengelola. Kegiatan praktikum yang dilakukan telah memperoleh hasil berupa rekapitulasi dari kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung. Hasil dan pembahasan pada masing-masing kegiatan praktikum akan disajikan berdasarkan bab praktikum agar lebih mudah dalam menyajikan hasil maupun pembahasan. berikut adalah hasil dan pembahasan pada masing-masing kegiatan praktikum.

A. Hasil dan Pembahasan Identifikasi Karakteristik Pengunjung TWA Gunung Pancar

Hasil identifikasi karakteristik pengunjung adalah berupa rekapitulasi dari kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung sebagai pelaku kegiatan wisata. Rekapitulasi berbentuk tabel yang secara jelas disajikan dalam Tabel 1. Selain rakapitulasi berupa tabel, hasil identifikasi kemudian disimpulkan dengan grafik bagan sehingga hasil mengenai karakteristik pengunjung dapat dilihat dengan jelas. Selanjutnya pembahasan mengenai karakteristik pengunjung akan disajikan langsung di bawah tabel mengenai masing-masing kategori berdasarkan data yang sudah didapatkan.

Page 20: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Tabel 1. Rekapitulasi Identifikasi Karakteristik Pengunjung

No

Responden Ke-

Jenis Kelamin

Umur Status Pekerjaan Tempat Bekerja

Pendidikan Motivasi Wisatawan

Sumber Informasi

Kadar Informasi* Bentuk Kunjungan

Tujuan Wisata

1 2 3 4 5 6 7

1 1 Laki-laki 20 Tahun

Belum menikah

Wiraswasta

Jakarta SMP Melihat pemandangan

Kerabat Bersama Pasangan

Rekreasi

2 2 Laki-laki 37 Tahun

Belum menikah

Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Downhill Kerabat Bersama Rombongan

Olahraga

3 3 Laki-laki 43 Tahun

Menikah Swasta Jakarta SMA Downhill Kerabat Bersama Rombongan

Olahraga

4 4 Laki-laki 36 Tahun

Menikah Wiraswasta

Bekasi Perguruan Tinggi

Downhill Kerabat Bersama Teman

Olahraga

5 5 Laki-laki 32 Tahun

Menikah Swasta Jakarta SMA Relaksasi Kerabat Bersama Rombongan

Relaksasi

6 6 Perempuan 47 Tahun

Menikah Ibu Rumah Tangga

Cilacap SMA Relaksasi Kerabat Bersama Rombongan

Rekreasi

7 7 Laki-laki 39 Tahun

Menikah Swasta Jakarta SMA Relaksasi Kerabat Bersama Rombongan

Relaksasi

8 8 Laki-laki 50 Tahun

Menikah Swasta Jakarta SMP Rekreasi Kerabat Bersama Keluarga

Rekreasi

9 9 Perempuan 29 Tahun

Menikah Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Relaksasi Kerabat Bersama Rombongan

Rekreasi

Page 21: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

10 10 Laki-laki 30 Tahun

Menikah Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Camping Kerabat Bersama Rombongan

Mempererat kekeluargaan

11 11 Laki-laki 44 Tahun

Menikah Swasta Jakarta SMA Camping Kerabat Bersama Rombongan

Interaksi sosial

12 12 Laki-laki 24 Tahun

Belum menikah

Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Camping Kerabat Bersama Rombongan

Interaksi Sosial

13 13 Laki-laki 23 Tahun

Belum menikah

Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Camping Kegiatan Kaderisasi

Bersama Rombongan

Olahraga

14 14 Perempuan 21 Tahun

Belum menikah

Mahasiswa Jakarta Perguruan Tinggi

Latihan Dasar Kepemimpinan

Kerabat Bersama Rombongan

Pelatihan kepemimpinan

15 15 Perempuan 20 Tahun

Belum menikah

Mahasiswa Jakarta Perguruan Tinggi

Latihan Dasar Kepemimpinan

Kerabat Bersama Rombongan

Pelatihan Kepemimpinan

16 16 Laki-laki 21 Tahun

Belum menikah

Mahasiswa Jakarta Perguruan Tinggi

Latihan Dasar Kepemimpinan

Kerabat Bersama Rombongan

Pelatihan Kepemimpinan

17 17 Laki-laki 21 Tahun

Belum menikah

Mahasiswa Jakarta Perguruan Tinggi

Latihan Dasar Kepemimpinan

Kerabat Bersama Rombongan

Pelatihan Kepempinan

18 18 Laki-laki 23 Tahun

Belum menikah

Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Rekreasi Kerabat Sendiri Rekreasi

19 19 Perempuan 16 Tahun

Belum menikah

Pelajar Bogor SMA Rekreasi Kerabat Bersama Pasangan

Rekreasi

20 20 Laki-laki 35 Tahun

Menikah Swasta Jakarta Perguruan Tinggi

Downhill Kerabat Bersama Teman

Olahraga

Sumber : Analisis Data Primer, 2013

Page 22: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner karakteristik pengunjung masing-masing akan disajikan dalam bentuk presentase. Penyajian dalam bentuk tabel berupa presentase dapat memudahkan dalam pembacaannya. Berikut adalah masing-masing karakteristik pengunjung berupa presentase jenis kelamin, umur, status, pekerjaan, tempat bekerja, pendidikan, motivasi wisatawan, sumber informasi, tingkat kepuasan terhadap sumber informasi, bentuk kunjungan dan tujuan berwisata.

a. Jenis KelaminPertama mengenai jenis kelamin berupa presentase pengunjung laki-laki dan

perempuan yang menjadi pengunjung di TWA Gunung Pancar. Adapun mengenai presentase jenis kelamin akan ditampilkan dalam presentase yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Identifikasi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Presentase (%)

Laki-laki 75

Perempuan 25

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa presentase antara laki-laki dan perempuan sangat terlihat perbedaannya dari segi jumlah. Berdasarkan kuisioner dapat disimpulkan bahwa presentase menunjukkan pengunjung laki-laki lebih mendominasi TWA Gunung Pancar. Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan pengunjung yang datang adalah untuk menyalurkan hobi yang kebanyakan didominasi oleh kegiatan downhill yang banyak diikuti oleh kaum laki-laki. Selain itu, jenis kelamin yang didominasi oleh kaum laki-laki juga disebabkan karena kebanyakan responden yang datang didominasi oleh kaum laki-laki yang datang selain untuk menyalurkan hobi juga untuk mengikuti sebuah acara kaderisasi dari sebuah partai. Semua peserta dari kegiatan partai tersebut adalah laki-laki. Penyebaran pengunjung dari berbagai kawasan yang ada di TWA Gunung Pancar juga didominasi oleh laki-laki seperti camping ground, area downhill, pemandian air panas dan tempat strategis lain.

b. UmurMenurut karakteristik umur, sebagian besar pengunjung TWA Gunung

Pancar adalah kaum muda yang berusia antara 15-25 tahun yaitu sebanyak 45%. Pengunjung yang usianya berkisar antara 26-35 tahun sebanyak 20%. Selain itu, pengunjung yang berusia 36-45 tahun sebanyak 25 % dan 10% sisanya merupakan pengunjung yang berusia di atas 46 tahun. Hal ini merepresentasikan keadaan di lapangan dimana banyak ditemui kaum muda di tempat wisata tersebut dikarenakan kondisi alam di TWA Gunung Pancar sangat cocok untuk mereka yang suka berpetualang dan olahraga yang menantang. Menurut Muntasib (2007), para pemuda mempunyai karakteristik ingin selalu mencari sesuatu yang baru, berpetualang menghadapi tantangan dan berkelana mengarungi alam. Presentase mengenai jumlah responden TWA Gunung Pancar berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Page 23: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Tabel 3. Identifikasi Umur

Umur Presentase (%)

15-25 Tahun 45

26-35 Tahun 20

36-45 Tahun 25

46-55 Tahun 10

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

c. StatusBerdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner dapat disimpulkan bahwa status dari

para pengunjung TWA Gunung Pancar dapat dilihat bahwa adanya keseimbangan antara pengunjung yang belum menikah dan menikah. Presentase menunjukkan bahwa 50 % untuk belum menikah dan 50 % untuk menikah. Status belum menikah adalah untuk usia 15-25 tahun sedangkan menikah untuk usia 25 tahun ke atas. Presentase mengenai status dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Identifikasi Status

Status Presentase (%)

Belum menikah 50

Menikah 50

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

d. PekerjaanBerdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner dapat lihat bahwa pekerjaan dari

pengunjung yang datang ke TWA Gunung Pancar mayoritas adalah swasta sebesar 60 % dengan bentuk pekerjaan swasta yang beragam seperti karyawan, perawat, supir, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk pekerjaan terbanyak kedua adalah mahasiswa sebanyak 20% yang pada saat berada dilokasi kebanyakan adalah untuk mengikuti kegiatan kampus. Presentase selanjutnya adalah wiraswasta sebesar 10% yang pada saat berada di lokasi kebanyakan untuk bermain downhill. Presentase selanjutnya menunjukkan hasil yang sebanding sebesar 5% yaitu ibu rumah tangga dan pelajar. Presentase mengenai pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Identifikasi Pekerjaan

Pekerjaan Presentase (%)

Swasta 60

Wiraswasta 10

Page 24: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Ibu Rumah Tangga 5

Mahasiswa 20

Pelajar 5

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

e. Tempat BekerjaBerdasarkan hasil kuisioner dapat dilihat bahwa mayoritas tempat bekerja

dari pengunjung yang datang ke TWA Gunung Pancar berasal dari Jakarta yaitu sebesar 85%. Pengunjung yang datang dari Jakarta kebanyakan untuk berelaksasi dan menyalurkan hobi yaitu bermain downhill. Selain itu mereka datang ke TWA Gunung Pancar untuk melepas penat atau berelaksasi dengan mandi di pemandian air panas. Selain berasal dari Jakarta, pengunjung yang datang adalah dari Bogor, Cilacap dan Bekasi. Pengunjung dari luar Jakarta menunjukkan presentase yang sama yaitu sebesar 5% yang datang ke lokasi untuk sekedar melepas lelah. Presentase mengenai tempat bekerja dapat lihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Identifikasi Tempat Bekerja

Tempat Bekerja Presentase (%)

Jakarta 85

Bogor 5

Cilacap 5

Bekasi 5

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

f. PendidikanTingkat pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh

seseorang. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi kesadaran untuk melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan faktor tingkat pendidikan, sebagian besar pengunjung TWA Gunung Pancar merupakan lulusan Perguruan Tinggi yakni sebanyak 60%. Selanjutnya adalah pendidikan tingkat SMA yakni sebanyak 30%. Pengunjung yang berpendidikan akhir SMP sebanyak 10%. Semakin tinggi tingkat pendidikan akhir pengunjung diharapkan akan semakin tinggi pula tingkat pemahaman mereka akan pentingnya menjaga kelestarian dan keberlanjutan dari suatu sumber daya alam serta meminimalisir kerusakan akibat esploitasi alam yang terjadi sehingga keberadaan TWA Gunung Pancar dapat terus dijaga. Tingginya pendidikan pengunjung TWA Gunung Pancar juga akan meningkatkan rasa ingin tahu tentang obyek wisata yang ada di TWA Gunung Pancar, meningkatkan kesadaran pengunjung tentang suatu perjalanan wisata, serta kesadaran mereka dalam memberikan persepsi tentang nilai sumber daya alam suatu obyek wisata yang secara tidak langsung persepsi ini akan mendorong mereka melakukan

Page 25: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

perjalanan wisata atau kunjungan ke TWA Gunung Pancar. Terkait dengan karakteristik tingkat pendidikan pengunjung TWA Gunung Pancar, pengelola sebaiknya dapat menambah dan meningkatkan sarana informasi wisata serta petunjuk-petunjuk yang mudah dipahami oleh wisatawan, sehingga pemanfaatan lokasi tersebut dapat terarah dan terkelola dengan baik. Presentasi mengenai tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Identifikasi Pendidikan

Pendidikan Presentase (%)

SMP 10

SMA 30

Perguruan Tinggi 60

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

g. Motivasi Wisatawan Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner dapat dilihat bahwa motivasi

pengunjung mendatangi TWA Gunung Pancar antara lain adalah untuk relaksasi, downhill, rekreasi, latihan dasar kepemimpinan, menikmati pemandangan dan camping. Dari masing-masing motivasi tersebut kebanyakan dari pengunjung hampir memiliki presentase yang sama. Pada beberapa kegiatan seperti relaksasi, downhill, latihan dasar kepemimpinan dan camping memiliki presentase yang sama yaitu sebesar 20%. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung secara acak diperoleh data yang sebanding satu dengan yang lainnya. Selain kegiatan yang memiliki presentase 20 %, ada beberapa kegiatan lain yang menjadi motivasi para pengunjung diantaranya adalah rekreasi yang memiliki presentase sebesar 15% dan menikmati pemandangan sebesar 5%. Dari semua kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung tersebut kebanyakan dilakukan pada saat akhir pekan. Presentase mengenai motivasi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Motivasi Wisatawan

Motivasi Wisatawan Presentase (%)

Relaksasi 20

Downhill 20

Rekreasi 15

Latihan Dasar Kepemimpinan 20

Menikmati Pemandangan 5

Camping 20

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

Page 26: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

h. Sumber InformasiBerdasarkan rekapitulasi kuisioner dari sumber informasi mengenai TWA

Gunung Pancar dapat dilihat bahwa mayoritas berasal dari kerabat. Sumber informasi yang didapatkan oleh para pengunjung menunjukkan 95% berasal dari kerabat dengan tingkat kejelasan berbeda-beda dari masing-masing pengunjung. Sedangkan untuk 5% yang lain dari sumber informasi yang didapat adalah dari suatu kegiatan yang kebetulan sedang diikuti oleh pengunjung tersebut. Sumber informasi dari kerabat tersebut menurut pengakuan dari kebanyakan pengunjung adalah sistem dari individu satu ke individu yang lain atau biasa disebut dengan jaringan komunikasi. Berbagai kegiatan ataupun atraksi yang dapat dinikmati dai TWA Gunung Pancar tersebut sehingga banyak informasi yang bermunculan dari masing-masing pengunjung yeng pernah datang. Presentase mengenai sumber informasi dapat dilihat di Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Identifikasi Sumber Informasi

Sumber Informasi Presentase (%)

Kerabat 95

Kegiatan 5

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

i. Kepuasan Sumber InformasiBerdasarkan rekapitulasi kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung

mengenai tingkat kepuasan dari sumber informasi mengenai TWA Gunug Pancar masing-masing pengunjung memiliki persepsi yang berbeda. Pengunjung diberikan pilihan skala 1-7 guna menaksir tingkat kepuasan yang didapatkan dari informasi. Mayoritas pengunjung memilih tingkat kepuasan pada skala jelas yaitu sebanyak 35%. Tingkat kepuasan yang selanjutnya sebesar 25% adalah pada skala agak tidak jelas. Tingkat kepuasan yang selanjutnya sebesar 20% menunjukkan agak jelas dan 15% untuk sangat jelas serta 5% untuk tidak jelas. Berdasarkan presentase tersebt dapat dilihat pada pengunjung mayoritas mendapatkan informasi yang bisa dikatakan jelas. Presentase tersebut menunjukkan bahwa TWA Gunung Pancar sudah banyak diketahui keberadaannya baik oleh masyarakat sekitar Bogor maupun masyarakat dari luar daerah Bogor. Presentase mengenai tingkat kepuasan sumber informasi secara jelas dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Identifikasi Tingkat Kepuasan Sumber Informasi

Tingkat Kepuasan Presentase (%)

Tidak Jelas 5

Agak Tidak Jelas 25

Agak Jelas 20

Jelas 35

Page 27: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Sangat Jelas 15

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

j. Bentuk KunjunganBerdasarkan hasil rekapitulasi mengenai bentuk kunjugan dapat dilihat bahwa

pengunjung memiliki bentuk kunjungan yang beragam. Bentuk kunjungan oleh pengununju tersebut antara lain adalah bersama pasangan, bersama teman, sendiri, bersama keluarga, dan bersama rombongan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh presentase dari beberapa bentuk kunjungan. Presentase terbesar dari bentuk kunjungan ditujukan oleh kunjungan bersama rombongan sebesar 70%. Bentuk kunjungan bersama rombongan tersebut terdiri dari rombongan kecil, sedang dan besar. Adapun yang mempengahi besarnya bentuk kunjungan bersama rombongan diantaranya dalah karena pada saat pengamatan sedang diadakan kegiatan camping dari sebuah universitas dan kegiatan kaderisasi dari sebuah partai. Maka hal tesebut mempengaruhi bentuk kunjugan yang bayak ditunjukkan bersama rombongan. Selain bersama rombongan, presentase lain mengenai bentuk kunjungan ditujukan oleh bersama pasangan sebesar 10%, bersama teman 10%, sendiri 5% dan bersama keluarga 5%. Selain kegiatan yang diadakan secara rombongan, kebanyakan atraksi wisata yang ditawarkan di TWA Gunung Pancar memang ditujukan untuk banyak orang. Berdasarkan informasi tersebut, penyediaan paket-paket wisata dapat menjadi alternatif tawaran bagi pengunjung TWA Gunung Pancar yang datang secara berkelompok, sehingga aktivitas wisata dapat lebih terorganisir.

Tabel 11. Identifikasi Bentuk Kunjungan

Bentuk Kunjungan Presentase (%)

Bersama Pasangan 10

Bersama Rombongan 70

Bersama Teman 10

Sendiri 5

Bersama Keluarga 5

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

k. Tujuan WisataTWA Gunung Pancar mempersembahkan suasana yang begitu dekat dengan

alam sehingga menarik minat wisatawan untuk berekreasi menikmati keindahan alam TWA Gunung Pancar. Wisatawan semacam ini banyak ditemui di lokasi dan sangat mendominasi motivasi kunjungan yakni sebesar 30%. Adapula pengunjung lain yang datang ke TWA Gunung Pancar melakukan aktivitas olahraga yakni sebesar 25%,

Page 28: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

10% datang untuk melakukan pengobatan atau terapi, dan 10% datang untuk melakukan interaksi sosial. Sedangkan, tujuan yang terakhir dari beberapa responden yang datang adalah untuk melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan yang dilakukan oleh maasiswa dari universitas swasta di Jakarta. Sebaran tujuan wisata pengunjung TWA Gunung Pancar disajikan pada Tabel 12. Terkait dengan tujuan wisata, perawatan fasilitas yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dalam menikmati keindahan alam yang ditawarkan TWA Gunung Pancar.

Tabel 12. Identifikasi Tujuan Wisata

Tujuan Wisata Presentase (%)

Rekreasi 30

Olahraga 25

Relaksasi 10

Interaksi Sosial 10

Pelatihan Kepemimpinan 20

Mempererat Kekeluargaan 5

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2013

B. Identifikasi Sumber Daya, Bentuk Aktivitas dan Fasilitas

di TWA Gunung Pancar

Sumber daya dalam suatu kawasan wisata alam merupakan suatu aspek penting yang mutlak harus ada. Sumber daya tersebut yang nantinya akan menjadi salah satu daya tarik dalam kegiatan wisata. Bentuk ativitas dan kegiatan wisata ada dua macam, yaitu kegiatan wisata alam aktif dan kegiatan wisata alam pasif. Bentuk kegiatan wisata tersebut dipengaruhi oleh sumber daya yang ada dan merupakan dampak dari adanya sumber daya tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai suatu bentuk aktivitas atau kegiatan sehingga dapat menjadi suatu daya tarik wisata. Berkenaan dengan sumber daya dan aktifitas, maka untuk mendukung suatu kegiatan atau aktifitas diperlukan adanya fasilitas wisata untuk mendukung segala bentuk aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan di suatu kawasan wisata alam.

Taman Wisata Alam Gunung Pancar memiliki sumber daya yang sangat melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata. Maka dari itu perlu adanya fasilitas untuk mendukung adanya aktifitas atau kegiatan yang dapat dikembangkan di TWA Gunung Pancar. Identifikasi mengenai sumber daya, bentuk aktivitas dan fasilitas diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung. Berikut pada Tabel 13 adalah rekapitulasi mengenai hasil dari kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung.

Page 29: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Tabel 13. Identifikasi Sumber Daya, Aktivitas dan Fasilitas Wisata

No Responden Ke-

Sumber daya Wisata

Aktivitas/Kegiatan Wisata

Tingkat Kepuasan Fasilitas Wisata

Tingkat Kepuasan

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1 1 Bentang Alam Menikmati Udara Sejuk

2 2 Air Panas, Tanah

- Berendam- Downhill

- Jalur Downhill-Kolam

3 3 Air Panas, Tanah

- Berendam- Downhill

- Jalur Downhill- Kolam

4 4 Air Panas, Tanah

- Berendam- Downhill

- Jalur Downhill- Kolam

5 5 Air Panas Berendam Gazebo

6 6 Air Panas Berendam √ Kantin √

7 7 Air Panas Berendam √ Gazebo √

8 8 Air Panas Berendam √

9 9 Air Panas Berendam √ Kantin √

10 10 Bentang Alam Camping √ Pendopo √

29

Page 30: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

11 11 Bentang Alam Menyusuri Gunung Pancar

√ Pendopo √

12 12 Bentang Alam Outbound √ Tenda Dome

13 13 Bentang Alam Camping, jalan gunung, outbound

√ Tenda Dome

14 14 Tanah, Hall Camping, Tracking, Seminar

√ Tenda Dome, sleeping bag

15 15 Tanah Tracking, Outbound, Camping

√ √ Aula, camping ground

16 16 Bentang Alam Outbound √ Pendopo √

17 17 Bentang Alam Camping, Tracking √ Camping ground

18 18 Bentang Alam Menikmati pemandangan √ Tempat duduk

19 19 Bentang Alam Menikmati pemandangan √ Tempat duduk

20 20 Bentang Alam Mountbike √ Sepeda khusus gunung

Page 31: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Page 32: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Sumber daya yang banyak digunakan oleh para pengunjung adalah air panas, sumber daya ini lebih mendominasi dibandingkan sumber daya yang telah ada. Taman Wisata Alam Gunung Pancar menyediakan tempat pemandian air panas yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan, oleh sebab itu sumber daya ini lebih banayak digunakan oleh para pengunjung untuk melakukan aktivitas wisata di TWA Gunung Pancar. Selain air panas sumber daya yang digunakan lainnya yaitu bentang alam. Bentang alam ini biasa digunakan untuk aktivitas outbound, mountbike, camping dan menikmati pemandangan.

Aktivitas yang mendominasi dalam pengamatan ini adalah berendam. Di kawasan TWA Gunung Pancar terdapat pemandian air panas yang membuat motivasi pengnjung untuk datang ke kawasan ini. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Gunung Pancar baik kegiatan pasif maupun aktif. Kegiatan pasif yang dilakukan di Gunung Pancar antara lain, downhill, menyususri Gunung Pancar, outbound, dan tracking. Sedangkan kegiatan pasif yang dapat dilakukan antara lain, menikmati udara sejuk di Gunung Pancar, seminar, berendam, dan menikmati pemandangan sekitar Gunung Pancar. Para pengunjung rata-rata memilih skala likertpuas untuk kegiatan wisata yang ada di Gunung Pancar.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Gunung Pancar contohnya camping, downhill, dan berendam. Oleh karena itu, fasilitas yang digunakan pun juga banyak. Fasilitas yang digunakan oleh para pengunjung untuk menunjang kegiatan wisata di Gunung Pancar adalah tenda, jalur downhill, kolam, aula, tempat duduk, kantin dan gazebo. Fasilitas yang digunakan untuk camping berupa tenda, namun pendopo juga menjadi bagian fasilitas yang digunakan untuk tempat istirahat penyelenggara untuk beristirahat ataupun menyimpan peralatan camping.fasilitas yang digunakan untuk berendam adalah kolam-kolam yang terdapat di pemandian air panas. Pengunjung biasanya menggunakan fasilitas pendukung seperti tempat duduk untuki menikmati pemandangan ataupun menikmati udara sejuk disekitar Gunung Pancar. Jalur downhill disediakan untuk kegiatan sepeda gunung, jalur sepeda gunung ini terletak di dekat jalan raya yang biasanya dilalui untuk menuju ke pemandian air panas ataupun masyarakat yang ingin menuju ke rumahnya.

31

Page 33: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

C. Identifikasi Kegiatan Wisata Bersifat Pasif dan Aktif

Kegiatan wisata alam yang bersifat aktif adalah kegiatan rekreasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan yang dipengaruhi oleh alam motorik. Kepuasan tersebut terdapat pada kerja motorik atau kerja fisik. Sedangkan, kegiatan wisata pasif merupakan kegiatan menikmati keindahan wisata alam tanpa melakukan apapun. Seperti definisi mengenai masing-masing kegiatan wisata, TWA Gunung Pancar juga mempunyai kegiatan wisata berupa aktif dan pasif. Adapun pembahasannya dari masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Wisata Alam PasifContoh kegiatan wisata alam yang bersifat pasif dari TWA Gunung Pancar

diantaranya adalah menikamati pemandangan alam dan berendam di pemandian air panas. TWA Gunung Pancar memiliki alam yang indah dan sangat sejuk dapat dimanfaatkan oleh wisatawan untuk kegiatan berekreasi atau melepas lelah. Adapun kegiatan lainnya yaitu berendam di pemandian air panas adalah kegiatan dominan yang hampir selalu dilakukan oleh wisatawan yang datang. Kegiatan wisata alam pasif ini memberikan efek menyehatkan dan relaksasi kepada para pengunjung. Pemandian air panas yang memiliki bayak kolam tersebut disusun sedemikian rupa agar pengunjung nyaman untuk berendam. Pemandian air panas tersebut merupakan sumber air panas alami yang memiliki suhu 60-70 0C dan terhindar dari aktivitas belerang. Sehingga pengunjung nyaman melakukan kegiatan berenda maupun relaksasi. Berikut pada Gambar 1 merupakan ilustrasi dari kegiatan pasif di TWA Gunung Pancar.

Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013

(a) (b)

Gambar 1. Menikmati Udara Sejuk (a); Berendam di Pemandian Air Panas (b)

2. Kegiatan Wisata Alam AktifSeperti halnya kegiatan wisata alam pasif yang banyak dilakukan di TWA Gunung Pancar, maka kegiatan wisata alam aktif juga banyak di lakukan di kawasan tersebut. Adapun kegiatan wisata alam aktif yang menggunakan gerak motorik lebih banyak diminati oleh para pengunjung khususnya bagi yang suka memacu adrenalin. Adapun kegiatan wisata alam aktif yang

Page 34: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

terdapat di TWA Gunung Pancar diantaranya adalah downhill, outbound, dan camping. Pembahasan mengenai masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut.a. Downhill

Kegiatan tracking yang sudah tersedia adalah tracking downhill, yaitu jalur yang dibuat sedemikian rupa untuk kegiatan wisata olahraga dengan menggunakan sepeda gunung. Sampai saat ini aktivitas dan kegiatan yang paling mendominasi di TWA Gunung Pancar adalah kegiatan downhill ini. Menurut pengakuan responden yang merupakan penikmat kegiatan downhill/sepeda gunung ini, track yang tersedia sudah cukup baik dengan medan yang beragam mulai dari mudah hingga sulit. Ilustrasi mengenai kegiatan downhill dapat dilhat pada Gambar 2.

Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013

Gambar 2. Kegiatan Downhill/Sepeda Gunung

b. Outbound

Kegiatan selanjutnya adalah outbound, hingga saat ini arena-arena outbound hanya terdiri dari flyingfox, two-lines bridge, elvis walk, dan cargo net. Arena outbound tersebut juga belum termanfaatkan secara maksimal karena pengelolaan yang kurang baik. Dikatakan pengelola kurang baik karena arena outbound belum memiliki standar keselamatan tinggi bagi pengunjungnya, dan prosedur permaianan outbound yang kurang memadai. Arena outbound kurang diminati pengunjung terbukti dengan sepinya aktivitas di arena outbound oleh para pengunjung atau wisatawan. Maka dari itu, dari beberapa responden yang ada mereka menghendaki untuk outbound supaya arena dan fasilitas yang sudah ada dapat dimaksimalkan sehingga dapat menarik minat pengunjung atau wisatawan. Ilustrasi dari arena outbound dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 35: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013

Gambar 3. Arena Outbound

c. Kegiatan selanjutnya adalah camping, hingga saat ini kegiatan camping sudah berjalan dengan baik dimulai dengan adanya fasilitas yang memadai, area yang luas dan lanskap yang indah. Tetapi, hal tersebut juga belum bisa dikatakan maksimal, karena hingga saat ini belum banyak wisatawan yang memanfaatkan kegiatan camping sebagai kegiatan wisata utama di TWA Gunung Pancar. Sangat disayangkan sekali, dengan lanskap yang indah didukung dengan berbagai elemen tetapi kurang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan wisata. Ilustrasi mengenai arena camping ground dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013

(a) (b)

Gambar 4. Arena Camping Ground (a); Elemen Pembentuk Camping Ground

Page 36: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karekteristik pengunjung terdiri dari jenis kelamin sebanding dengan presentase 50%. Umur didominasi oleh 15-25 Tahun dengan presentase 45%. Status Pernikahan sebanding sebesar 50%. Pekerjaan swasta sebesar 60 % dan tempat bekerja didominasi Jakarta dengan 85%. Pendidikan didominasi Perguruan Tinggi sebesar 60%. Motivasi wisatawan rata-rata sebanding. Sumber informasi dominasi kerabat sebesar 95% dengan tingkat kejelasan dominasi jelas dengan presentase 35%. Bentuk kunjungan dominasi 70% bersama rombongan dan tujuan wisata sebanding satu dengan yang lain.

2. Sumber daya yang banyak digunakan adalah air panas. Aktivitas yang banyak dilakukan adalah berendam. Kegiatan yang ada di TWA Gunung Pancar diantaranya adalah camping, downhill, dan berendam.

B. Saran

1. Perlu adanya peningkatan kualitas TWA Gunung Pancar dengan perawatan dan penambahan fasilitas rekreasi terutama pada fasilitas-fasilitas yang menurut pengunjung perlu diperbaiki dan ditingkatkan menurut pengunjung. Hal ini dibutuhkan untuk pengembangan dan pengelolaan yang lebih baik dari tempat wisata tersebut, serta menarik minat pengunjung untuk datang ke TWA Gunung Pancar.

2. Pengembangan kegiatan wisata baik aktif maupun pasif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lestari.

3. Potensi wisata mengenai flora dan fauna dijadikan sebagai kegiatan wisata, misalnya wisata pendidikan bagi semua kalangan umum.

Page 37: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

DAFTAR PUSTAKA

Sihombing, Rumanthy Marcia Devina. 2011. Penilaian Ekonomi dan Prospek Pengembangan Wisata Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Diakeses di repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53127 pada tanggal 19 Maret 2013 pukul 20.32 WIB.

Avenzora, R. Mulyana, B. Yudiarti, Y. 2012. Panduan Praktikum Edisi Revisi: Rekreasi dan Ekowisata. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Avenzora, R. Mulyana, B. Kurnia, I. 2013. Panduan Praktikum Edisi Revisi : Wisata Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 38: Identifikasi Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Pancar, Bogor

Laporan Praktikum IV 6 Maret 2013Mata Kuliah : Wisata Alam

LAMPIRAN

Gambar Bersama Responden Gambar Papan Interpretasi

Gambar Responden Bersama Keluarga Gambar Arena Start Downhill

Gambar Arena Camping Ground Gambar Pemanfaatan Arena Camping untuk Kegiatan Kampus