IDENTIFIKASI JAMUR PADA PAKAIAN BEKAS YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR DI KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : Nur Janna P00341014024 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017
81
Embed
IDENTIFIKASI JAMUR PADA PAKAIAN BEKAS YANG DIJUAL DI ... JANNA.pdf · Peredaran pakaian bekas di dunia dapat berupa hibah untuk korban bencana alam ataupun perdagangan biasa seperti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI JAMUR PADA PAKAIAN BEKAS YANG DIJUAL
DI BEBERAPA PASAR DI KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
Nur JannaP00341014024
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2017
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Nur Janna
Nim : P00341014024
TTL : Bangga, 21 Juni 1995
Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 3 Mawasangka, Tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Mawasangka, Tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Mawasangka, Tamat tahun 2014
4. Tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan sampai sekarang.
vi
ABSTRAK
Nur Janna (P00341014024) Identifikasi jamur pada pakaian bekasyang dijual di beberapa pasar di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,dibimbing oleh Bapak Petrus dan Ibu Ruth Mongan. (xiv + 6 tabel + 9gambar + 8 Lampiran). Direktur jendral standarisasi perlindungan konsumenKementrian perdagangan telah melakukan pengujian terhadap 25 contoh pakaianbekas yang beredar di pasar Senen Jakarta, berdasarkan hasil pengujian yangdilakukan, ditemukan sejumlah koloni jamur yang ditunjukkan parameterpengujian Angka Lempeng Total (ALT) pada semua pakaian bekas yang nilainyacukup tinggi. Kandungan jamur sebesar 36.000 koloni/g. Timbulnya penyakit daripakaian bekas bisa berawal dari kontak langsung dengan kulit atau ditransmisikanoleh tangan manusia yang kemudian membawa infeksi masuk lewat mulut,hidung, dan mata. Berdasarkan temuan diatas penelitian ini dilakukan. Rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat jamur pada pakaian bekasyang dijual di beberapa pasar di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya jamur pada pakaian bekasyang dijual di beberapa pasar di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Variabel penelitian ini adalah pakaian bekas yang dijual di 6 Pasar yang ada diKota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang masing-masing pasar telah diberikode yaitu kode A, kode B, kode C, kode D, kode E, dan kode F. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian deskriptif, dilakukan pada tanggal 15 Juni-11Juli 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proposive sampling.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat koloni jamur pada 6 (100%) sampelpakaian bekas. Jenis jamur yang ditemukan Asperigilus sp. Dapat disimpulkanterdapat jamur pada semua pakaian bekas yang diteliti. Saran bagi penjual dankonsumen pakaian bekas agar tidak menempatkan pakaian bekas di tempatlembab karena dapat ditumbuhi jamur yang berbahaya bagi kesehatan.
Kata Kunci : Jamur, Pakaian bekasDaftar Pustaka : 40 buah (2000-2016)
2. Kepala Kantor Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Ketua Jurusan Analis Kesehatan Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.M.Pd..
4. Kepala Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari Ibu
Satya Darmayani, S.Si.,M.Eng.
5. Ibu Sari musrifah,S.ST Selaku instrutur Laboratorium selama penelitian.
6. Ibu Askrening,SKM.,M.Kes, ibu Hj. St. Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes ,
dan ibu Satya Darmayani, S.Si.,M.Eng. Terimakasih atas masukan, saran
dan kritik selama menguji.
viii
7. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan
pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntun ilmu.
8. Buat saudaraku-saudaraku Siti Salfia yang telah membantu memberikan
support, taklupa pula untuk adik-adik ku Jami, Indah, Alu, Lia, Ita dan
Risi terimakasih telah memberikan tawa dan candanya kepada penulis.
9. Buat seluruh teman-teman seangkatanku Aqli, Arya, Ichsan, Yaqub dan
terkhusus Ni’mah, serta teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutka
namanya satu persatu terimakasih.
10. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya
karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga bentuk dan isi karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliriuan, dan kekurangan.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya
Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................v
MOTTO....................................................................................................... vi
ABSTRAK.................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang....................................................................................1
b. Rumusan Masalah ..............................................................................4
c. Tujuan Penelitian................................................................................4
d. Manfaat Penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan umum tentang jamur............................................................6
b. Tinjauan umum tentang pakaian .....................................................18
c. Tinjauan umum tetang pakaian bekas ..............................................19
d. Tinjauan umum tetang Jamur yang terdapat pada pakaian bekas ....21
BAB III KERANGKA KONSEP
a. Dasar pemikiran................................................................................28
b. Kerangka pikir ..................................................................................29
c. Variabel penelitian............................................................................30
d. Definisi operasional dan Criteria Objectif........................................30
BAB IV METODE PENELITIAN
a. Jenis penelitian .................................................................................32
b. Waktu dan tempat penelitian ............................................................32
c. Populasi dan sampel .........................................................................32
d. Instrumen penelitian .........................................................................33
x
e. Prosedur pemeriksaan laboratorium .................................................35f. Jenis data ..........................................................................................39g. Pengolahan data................................................................................39h. Analisis data .....................................................................................40i. Penyajian data...................................................................................40j. Etika penelitian .................................................................................40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASANa. Hasil penelitian .......................................................................41
b. Pembahasan .....................................................................................45
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan......................................................................................52
b. Saran .....................................................................................52
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Distribusi frekuensi pengambilan sampel pakaian bekas berdasarkan
pasar di Kota Kendari ....................................................................... 33
Tabel 2 Instrumen Penelitian di Lapangan.................................................... 33
Tabel 3 Instrumen Penelitian di Laboratorium ................................................. 34
Tabel 4 Bahan Penelitian................................................................................... 35
Tabel 5 Pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud Dextrose Agar....... 44
Tabel 6 Jenis jamur yang tumbuh pada media Sabouraud Dextrose Agar....... 45
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Jamur Aspergilus niger ........................................................................23
Gambar 2. Jamur Aspergilus flavus .......................................................................24
Gambar 3. Jamur Aspergilus fumigatus.................................................................24
Gambar 4. Jamur Aspergilus parasiticus...............................................................25
Gambar 5. Jamur Candida albicans.......................................................................26
Gambar 6. Koloni jamur di hari pertama inkubasi ................................................37
Gambar 7. Koloni jamur di hari ketiga inkubasi ...................................................37
Gambar 8. Asperigilus niger .................................................................................38
Gambar 9. Asperigilus flavus dan Asperigilus parasiticus ....................................38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Jurusan Analis Kesehatan.
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Kementrian KesehatanKendari.
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian dan Pengembangan.
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.
Lampiran 5 : Proses Identifikasi Jamur Pada Sampel Pakaian Bekas.
Lampiran 6 : Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 7 : Tabulasi Data
Lampiran 8 : Master Tabel
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Jurusan Analis Kesehatan.
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Kementrian KesehatanKendari.
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian dan Pengembangan.
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.
Lampiran 5 : Proses Identifikasi Jamur Pada Sampel Pakaian Bekas.
Lampiran 6 : Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 7 : Tabulasi Data
Lampiran 8 : Master Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia,
sehingga kebutuhan akan pakaian jadi akan terus meningkat seiring
perkembangan populasi di dunia. Industri pakaian jadi dunia terus
berkembang diikuti ole perkembangan perdagangan Internasional untuk
produk tersebut. Namun demikian, pada beberapa dekade, muncullah isu
perdagangan pakaian bekas yang didasari oleh berbagai macam alasan.
Peredaran pakaian bekas di dunia dapat berupa hibah untuk korban
bencana alam ataupun perdagangan biasa seperti lelang baju bekas artis
atau sekadar mencari keuntungan dengan harga murah (Kemendang,
2015).
Isu perdangan pakaian bekas sudah merebak di berbagai negara di
dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Namun demikian, isu
yang berkembang memberikan dampak negatif bagi negara berkembang
yang seolah-olah menjadi penadah bagi pakaian bekas yang sudah tidak
dipakai dinegara maju. Penelitian Baden dan Barber (2005) menyebutkan
kontribusi perdagangan pakaian bekas sangat kecil (kurang dari 0,5%),
namun bagi beberapa negara Afrika, perdagangan pakaian bekas
memberikan kontribusi yang cukup besar (lebih dari 30% dari
perdagangan pakaian jadi). Disebutkan juga bahwa impor pakaian bekas
dapat menggagu kinerja industri tekstil di Afrika Barat, sehingga
menurunkan penjualan yang signifikan pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Penurunan tersebut akibat harga impor pakaian bekas jauh lebih murah
dibandingkan dengan pakaian jadi yang diproduksi dalam negeri, sehingga
produk dalam negeri menjadi kurang berdaya saing (Kemendang, 2015:6).
Selain melakukan importasi pakaian Jadi dalam keadaan baru,
Indonesia juga melakukan importasi pakaian bekas. Pakaian Bekas
diimpor Indonesia dari Perancis dengan pangsa sebesar 26,9% terhadap
2
total impor Pakaian Bekas tahun 2014, diikuti Singapura (19,6%), Belanda
(14,7%), dan Amerika Serikat (10,6%)(Kemendang, 2015).
Di Indonesia penjual pakaian bekas sangat banyak, terdapat di
kota–kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan kota–
kota lainnya. Banyaknya penjualan pakaian bekas ini diakibatkan oleh
begitu besarnya minat konsumen terhadap pakaian impor dari luar negeri
sangatlah ditunggu–tunggu dan diincar. Banyaknya konsumen yang
beresiko dari produk barang bekas tersebut yang tidak aman dan tidak
higienis. Akan tetapi konsumen seakan tidak menghiraukan dari segi
kesehatan dari pakaian bekas tersebut, terbukti minat beli terhadap pakaian
bekas ini sangatlah banyak, tidak hanya konsumen kelas bawah saja akan
tetapi konsumen kelas menengah dan kelas atas pun mempunyai minat beli
terhadap pakaian bekas tersebut. Rata–rata konsumen yang membeli
pakaian bekas tersebut dikarenakan ingin terlihat stylis dengan budged
yang seminimalis mungkin, karena biasanya di toko-toko tersebut selalu
menyediakan pakaian-pakaian bekas yang mempunyai brand–brand yang
sangat bagus dan terbilang mahal sehingga konsumen dapat bergaya
dengan brand–brand dengan membeli pakaian dengan harga yang sangat
murah dibanding dari toko di mall yang sangat mahal (Permatasari, 2015).
Namun belakangan ini warga Indonesia digemparkan dengan berita
yang tidak sedap tentang pakaian bekas. Direktur jendral standarisasi
perlindungan konsumen Kementrian perdagangan telah melakukan
pengujian terhadap 25 contoh pakaian bekas yang beredar di pasar. Contoh
diambil di Pasar Senen Jakarta terdiri atas beberapa jenis pakaian yaitu
pakaian anak (jaket), pakaian wanita (vest, baju hangat, dress, rok, atasan,
hot pants, celana pendek), pakaian pria (jaket, celana panjang, celana
Penjual pakaian bekas di pasar Korem berjumlah 72 penjual
yang kemudian dari 72 penjual tadi diambil 1 penjual dengan cara
proposive sempling untuk dijadikan sampel penelitan yang diberi
kode B.
c. Pasar Basah
Pasar Basah adalah pasar tradisional yang berada di jantung
kota. Pasar ini terletak di jalan Lasandara, Kelurahan Korumba,
Kecamatan Mandonga, Kabupaten Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Latak Pasar Basah pada sebelah utara pasar
merupakan jalan poros Lasandara, Pada bagian timur pasar terdapat
sungai lahundape, di bagian barat pasar merupakan , mall
mandonga, sedangkan pada bagian selatan pasar merupakan Pasar
Korem.
Bangunan Pasar Basah terdiri dari tiga lantai, dimana
terdapat kios, serta lodz di dalamnya. Pada lantai 1 gedung
digunakan sebagai tempat penjualan sayur-sayuran, buah-buahan,
dan juga ikan, untuk lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan
sembako, obat-obatan, asesoris, jajan-jajanan, dan juga ikan,
sedangkan dilantai 3 digunakan sebagai tempat penjualan pakaian,
sepatu, dan juga sendal.
43
Penjual pakaian bekas di pasar Basa berjumlah 19 penjual
yang kemudian dari 19 penjual tadi diambil 1 penjual dengan cara
proposive sempling untuk dijadikan sampel penelitan yang diberi
kode B.
d. Pasar Sentral Wua-Wua
Pasar Sentral Wua-Wua adalah pasar yang dibangun ulang.
Karena pasar yang sebelumnya (Pasar Baru) terbakar, seluruh
pedagangnya direlokasi ke daerah yang akhirnya disebut Pasar
Pajang, karena letaknya yang memanjang menyebar memenuhi
sepanjang jalan yang berjarak sekitar 2 Km dari pasar asalnya.
Pasar Sentral Wua-Wua terletak di jalan MT Haryono, Kelurahan
Anaiwai, Kecamatan Wua-Wua, Kabupaten Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pasar Sentral Wua-Wua merupakan salah satu
pasar modern yang ada di Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara, Pasar Sentar Wua-Wual terbangun diatas lahan seluas
11.092 M² dengan luas bangunan 8.019 M² dimana pasar ini terdiri
dari 748 unit kios dilantai satu dan dua, 462 lapak di pasar besar
dan 46 unit disediakan untuk pedagang campuran.
Penjual pakaian bekas di pasar Sentral Wua-Wua berjumlah
2 penjual yang kemudian dari 2 penjual tadi diambil 1 penjual
dengan cara proposive sempling untuk dijadikan sampel penelitan
yang diberi kode D.
e. Pasar Anduonohu
Pasar Anduonohu adalah pasar tradisional yang dibangun
pada tahun 1997 yang terletak di jalan poros Anduonohu,
Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kabupaten Kota
Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pasar Anduonohu
merupakan pasar tradisional pada umumnya, Pasar Anduonohu
memiliki luas lahan 5000 M² dan luas bagunan pasar 4500 M²
dimana pasar ini terdiri dari kios yang berjumlah 253 petak, lods
128 petak, jumlah lapak 72 unit.
44
Penjual pakaian bekas di pasar Andounohu berjumlah 14
penjual yang kemudian dari 15 penjual tadi diambil 1 penjual
dengan cara proposive sempling untuk dijadikan sampel penelitan
yang diberi kode E.
f. Pasar Sentral Lapulu
Pasar Sentral Lapulu adalah pasar tradisional yang terletak
di Jalan Setia Budi, Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli,
Kabupaten Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pasar Sentral Lapulu merupakan pasar tradisional seperti
pasar tradisional pada umumnya, dimana pasar ini terdiri dari 160
kios dan los sebanyak 32 unit untuk penjual ikan atau daging
ditambah beberapa bangunan pendukung.
Penjual pakaian bekas di pasar Lawata berjumlah 24
penjual yang kemudian dari 24 penjual tadi diambil 1 penjual
dengan cara proposive sempling untuk dijadikan sampel penelitan
yang diberi kode F.
2. Variabel Penelitian
Sampel diperoleh dari 6 pasar yaitu dari Pasar Lawata, Pasar
Korem, Pasar Basah, Pasar Sentral Wua-Wua, Pasar Anduonohu dan
Pasar Sentral Lapulu. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
porposive sampling dimana sampel diambil dengan sengaja sesuai
keinginan peneliti dan kemudian tiap pasar diberi kode (kode A, kode
B, kode C, kode D, kode E, kode F.
a. Pengamatan pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) dengan pengamatan langsung
(makroskopik)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari tentang
identifikasi jamur pada pakaian bekas yang dijual dibeberapa pasar
di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara mengunakan metode
Pulasan (Swab), maka diperoleh hasil pertumbuhan jamur pada
45
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dilihat pada tabel dibawa
ini.
Tabel 5. Pertumbuhan koloni jamur pada media SabouraudDextrose Agar (SDA) (Makroskopik)
No KodeSampel
Hasil Pengamatan Koloni Jamur Pada MediaSabouraud Dextrose Agar (SDA) (makroskopik)
1A Ada Pertumbuhan Koloni
2B Ada Pertumbuhan Koloni
3C Ada Pertumbuhan Koloni
4D Ada Pertumbuhan Koloni
5E Ada Pertumbuhan Koloni
6 F Ada Pertumbuhan KoloniSumber : data primer, 2017
Tabel 5 menunjukan bahwa, semua sampel pakaian bekas yang
diteliti telah ditumbuhi jamur.
b. Pengamatan jenis jamur yang tumbuh dari koloni Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) dengan penambahan KOH 10% yang
diamati dibawah (mikroskopik).
Tabel 6. Jenis jamur yang tumbuh pada media SabouraudDextrose Agar (SDA) (Mikroskopik)
No KodeSampel
Hasil identifikasi jamur setelah dilakukanpemeriksaan dibawah mikroskop (mikroskopik).
Asperigilus sp Candida albicans
1A A. niger Tidak ada
2B A. niger dan A.flavus Tidak ada
3C A. parasiticus Tidak ada
4D A. niger dan A.flavus Tidak ada
5E A. parasiticus Tidak ada
6 F A. flavus Tidak adaSumber : data primer, 2017
46
Tebel 6 menunjukan bahwa tidak ditemukan keberadaan Candida
albicans pada pakaian bekas, tetapi semua pakaian bekas yang
diperiksa ditemukan keberadaan Aspergillus sp yaitu pada sampel A
ditumbuhi jamur Asperigilus niger pada sampel B dan D telah
ditumbuhi jamur Aspergilus niger dan Aspergilus flavus, dan pada
sampel C dan E telah ditumbuhi Asperigilus parasiticus sedangkan
pada sampel F ditumbuhi Asperigilus flavus.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 15 Juni -
11 Juli 2017 di Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Kendari tentang identifikasi Jamur pada pakaian bekas yang di jual di
beberapa pasar di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang
bertujuan untuk mengetahui adanya koloni jamur yang mengontaminasi
pakaian bekas, serta jenis jamur yang tumbuh pada sampel pakaian bekas
tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pengamatan pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) dengan pengamatan langsung (makroskopik)
Setelah dilakukan pemeriksaan jamur secara makroskopik, yaitu
untuk mengamati pertumbuhan koloni jamur pada media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA), yang dilakukan dengan cara sampel diambil
dari pakaian bekas dengan cara pulasan kemudian ditanam pada media
dan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 72 jam.
Pertumbuhan di hari pertama pada semua pakaian bekas yang
diteliti menunjukan telah ditumbuhi jamur dibuktikan dengan
pertumbuhan koloni pada media SDA dengan ciri-ciri semua koloni
berwarna putih. Setalah hari ketiga semua koloni jamur berubah
warna, ada yang berwarna hitam, hijau kekuningan, dan ada yang
kolninya hampir memenuhi cawan petri dan mempunyai lapisan
menyerupai kapas.
Berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan koloni jamur pada media SDA
yang diamati, koloni jamur yang tumbuh menyerupai koloni jamur
47
Asperigillus sp jenis A. niger, A. flavus, dan A. parasiticus. Dimana
koloni Aspergillus niger pada saat mudah berwarna putih, dan akan
berubah menjadi hitam setelah terbentuk konidiospora, koloni
Aspergillus flavus pada saat muda berwara putih, dan akan berubah
menjadi hijau kekuningan setelah membentuk konidia, dan
Aspergillus parasiticus memiliki koloni mencapai diameter 4 cm
dalam waktu 3 hari, terdiri dari lapisan berwarna putih dan suatu
lapisan konidiofor yang berwarna kuning (Hidayat, 2007).
2. Pengamatan jenis jamur yang tumbuh dari koloni Sabouraud Dextrose
Agar (SDA) dengan penambahan KOH 10% yang diamati dibawah
(mikroskopik).
Pemeriksaan jenis jamur dilakukan dengan mengambil koloni
jamur yang telah ditumbuhkan pada media SDA, kemudian diletakan
diatas obyek glass dan ditetesi dengan larutan KOH 10%. Pemberian
KOH 10% bertujuan untuk menghilangkan berkas lemak yang
terkandung sehingga memperjelas bentuk spora, hifa dan miselium
jamur dibawa mikroskop (Kumala,2016:32).
Hasil pengamatan jenis jamur secara mikroskopik didapatkan ciri-
ciri jamur sebagai berikut, ditemukan hifa bersepta, ada konidiospora,
kepala konidia berwarna hitam dan bulat. Dari ciri-ciri yang
ditemukan dapat dilaporkan jamur yang diamati termasuk jenis jamur
Asperigillus sp(A.niger. A.flavus dan A.parasiticus).
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap
sampai hitam. Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung
memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar dengan
bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus dan
berwarna coklat (Hidayat, 2007). Asperigilus flavus memiliki kepala
konidia berwarna hijau kekuningan hingga hijau tua kekuningan,
berbentuk bulat, konidiofor berdinding kasar, hialin. Vesikula
berbentuk bulat hingga semi bulat. Fialid langsung duduk pada vesikul.
48
Jamur ini dapat menyebapkan kanker pada manusia. Dan Asperigilus
parasiticus Vesikel berbentuk bulat hingga semi bulat, dan berdiameter
25 sampai 45 µm. Konidia berwarna kuning, berbentuk bulat hingga
semi bulat, berdiameter 3,6 µm (Kumala, 2016).
Berdasarkan hasil pemeriksaan jamur yang dilakukan secara
makroskopik dan mikroskopik didapatkan pada semua pakaian bekas yang
diteliti telah ditumbuhi jamur, dibuktikan dengan pertumbuhan koloni
pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskopik diketahui bahwa jamur yang tumbuh pada
semua pakaian bekas adalah jenis jamur Asperigillus sp.
Dimana Pada sampel A ditemukan jamur Asperigilus niger, sampel
A merupakan pakaian bekas (kaos pria) yang diperoleh dipasar Lawata,
dimana kondisi tempat penjualan pakaian bekas di pasar ini tidak terlalu
kotar dan dilakukan secara terbuka di pinggir jalan sehingga dapat dengan
medah pakaian bekas terkontaminasi berbagai mikroganisme termasuk
jamur.
Pada sampel B ditemukan jenis jamur Asperigilus niger dan
Asperigilus flavus, sampel B merupakan pakaian bekas (celana puntung
pria) yang diperoleh dipasar Korem, dimana kondisi tempat penjualn
pakaian bekas di pasar ini sangat kotor dan dilakukan diluar ruangan
sehingga dapat dengan mudah terkontaminasi berbagai mikroganisme
termasuk jamur.
Pada sampel C ditemukan jenis jamur Asperigilus parasiticus,
sampel C merupakan pakaian bekas (celana wanita) yang diperoleh dipasar
Basah, dimana kondisi tempat penjualn pakaian bekas di pasar ini tidak
terlalu kotor dan dilakukan didalam ruangan.
Pada sampel D ditemukan jenis jamur Asperigilus niger dan
Asperigilus flavus, sampel D merupakan pakaian bekas (kaos berkerah
pria) yang diperoleh dipasar Sentral Wua-Wua, dimana kondisi tempat
penjualn pakaian bekas di pasar ini tidak terlalu kotor dan dilakukan
didalam ruangan yang berdekatan dengan penjual bahan makanan
49
sehingga dapat dengan mudah terkontaminasi berbagai mikroganisme
termasuk jamur.
Pada sampel E ditemukan jenis jamur Asperigilus parasiticus,
sampel E merupakan pakaian bekas (celana dalam) yang diperoleh dipasar
Anduonohu, dimana kondisi tempat penjualn pakaian bekas di pasar ini
sangat kotor dan dilakukan di pinggir jalan sehingga dapat dengan mudah
terkontaminasi berbagai mikroganisme termasuk jamur. Dan sampel F
ditemukan jenis jamur Asperigilus flavus, sampel F merupakan pakaian
bekas (jeket wanita) yang diperoleh dipasar Sentral Lapulu, dimana
kondisi tempat penjualn pakaian bekas di pasar ini sangat kotor dan
dilakukan diluar ruangan sehingga dapat dengan mudah terkontaminasi
berbagai mikroganisme termasuk jamur.
Jamur Aspergillus sp terdapat di alam sebagai saprofit, tumbuh di
daerah tropik dengan kelembapan yang tinggi. Meskipun terdapat lebih
dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
ialah Aspergillus niger, Aspergillus flavus, dan Asperigilus parasiticus
yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi. A. niger mampu
memproduksi mikotoksin, karena memiliki gen yang mampu
memproduksinya. Habitat asli Aspergillus dalam tanah, kondisi yang
menguntungkan meliputi kadar air yang tinggi (setidaknya 7%) dan suhu
tinggi. Aspergillus flavus atau Aspergillus parasiticus yaitu dua jenis jamur
yang memproduksi berbagai jenis aflatoksin. Aflatoksin dapat
mengakibatkan kerusakan hati, organ tubuh yang sangat penting dan juga
berperan dalam detotsikasi aflatoksin itu sendiri. Apabila aflatoksin
dikonsumsi dalam jumlah yang kecil tetapi terus menerus maka dapat
menyebabkan kanker hati (Ghofur, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Herna Monalisa Hura tentang Analisis keberadaan Candida albicans
dan Aspergilus sp serta keluhan kesehatan dan perilaku penjual tentang
bahaya kesehatan pada pakaian bekas di pasar Melati Kelurahan Tanjung
Selamat Kecamatan Medan pada tahun 2015, dimana hasil penelitian
50
didapatkan keberadaan jamur jenis Asperigilus sp yaitu Asperigilus niger
,Asperigillus flavus dan tidak ditemukan adanya Candida albicand.
Seperti yang diungkapkan Widodo, Direktur Jenderal Standardisasi
dan Perlindungan Konsumen. Jamur yang diduga hidup pada pakaian
bekas yaitu kapang (Aspergillus sp) dan khamir (Candida sp)
(Kementerian Perdagangan RI, 2015). Namun pada penelitian ini hanya
didapatkan adanya jenis jamur dari spesies Asperigilus sp yaitu Aspergilus
niger, Aspergilus flavus, Asperigilus parasiticus, penyebap tidak
diemukannya jamur Candida albicands pada penelitian ini dengan yaitu di
akibatkan jamur Candida albicand sensitif terhadap suhu panas yaitu
50ºC-60ºC (Firda, 2008). Apabila pakaian bekas yang diperjual belikan
terpapar sinar matahari maka jamur Candida albicand yang ada akan
segera mati, hal ini mungkin menyebapkan pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan keberadaan jamur Candida albicand.
51
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15
Juni – 11 Juli tentang identifikasi jamur pada pakaian bekas yang di jual di
beberapa pasar di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengamatan pertumbuhan koloni jamur pengamatan
langsung (makroskopik) ditemukan koloni jamur pada semua pakian
bekas yang diteliti.
2. Hasil pengamatan jenis jamur dengan yang diamati dibawah
mikroskop (mikroskopik) ditemukan jenis jamur Asperigillus sp pada
semua pakaian bekas yang diteliti.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan, khususnya jurusan Analis Politeknik
Kesehatan Kendari agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang
jamur pada pakaian bekas yang dijual di beberapa pasar yang ada di
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bagi penjual pakaian bekas agar lebih meningkatkan pengetahuan
mereka tentang bahaya kesehatan dan penyakit pada pakaian bekas,
tempat hidup jamur, pertumbuhan jamur, ciri-ciri pakaian yang
mengandung jamur, jalur masuk dan penyakit yang disebabkan jamur
pada tubuh manusia serta pengetahuan tentang perlakuan yang tepat
sewaktu berjualan dan memakai pakaian bekas.
3. Bagi konsumen pakaian bekas agar memakai masker dan sarung
tangan sewaktu membeli pakaian bekas dan sebelum memakai pakaian
bekas sebaiknya dipisahkan dengan cucian lainnya, diberi cairan
antiseptik seperti pemutih, serta merebus dengan air mendidih selama
5 menit agar pakaian yang digunakan bebas dari jamur.
52
4. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memahami bahwa pada pakaian
bekas didapatkan jamur Asperigillus sp yang dapat membahayakan
kesehatan, sehinggah perlunya peneliti selanjutnya untuk meneliti ada
tidaknya jenis jamur lain pada pakaian bekas.
53
DAFTAR PUSTAKA
Achmad . 2011. Panduan lengkap jamur. Penerbar Swadaya : Jakarta.
Achmadi U F. 2013. Dasar-Dasar penyakit berbasis lingkungan. Rajawali Pers :Jakarta.
Ahamad R Z. 2009. Cemaran kapang pada pakan dan pengendaliannya. LitbangPertanian : Bogor.
Anies. 2006. Manajemen berbasis Lingkungan. Eles Media Komputindo : Jakarta.
Annisa I A. 2015. Gambaran mikroskopik candida albicans dengan mengunakanlarutan NaoH sebagai alternatif larutan KOH. Jurusan AnalisKesehatan Politeknik Kesehatan Bandung : Bandung.
Arikunto S. 2013. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta :Jakarta.
Budi A. 2015. Identifikasi bakteri Escherichia coli pada pakaian bekas. JurusanTinggi Agama Islam Negri(STAIN) : Batusangkar.
Brok G F, Butel J S. & Morse S A. 2005. Mikrobiologi kedokteran, Ahli bahasaMudihardi E, Kuntamah, Wasito, et al. Selembah : Jakarta.
Campbell N A, J B Reece & L G Mitchell. 2010. Biologi edisi ke delapan.Erlangga : Jakarta.
Citrosupomo G. 2005. Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Gadja Mada UniversityPerss : Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010.
Firda. 2015. Candida albicans. http://firda05.wordpress.com/2008/12028/candida-albicans/. Diakses pada tanggal 16 Juni 2017.
Firmansyah R, Agus Muwardi & Umar Riandi. 2009. Mudah dan aktif belajarbiologi dua untuk kelas X SMA/MA. Pusat Perbukuan Depdiknas :Jakarta.
Ghofur I. 2008. Identifikasi Aspergilus sp pada oncom yang dijual di pasartradisional dan pasar moderen. Universitas Negri Malang : Malang.
Guillaume V. 2004. Aspergillus niger.http://www.geniebio.ac-aix-marseille.fr/zimages/spip.php/ diakses pada tanggal 2 Mei 2017.
54
Hidayat N. 2007. Aspergillus niger.www.wordpress.com/ diakses pada tanggal 2Mei 2017.
Hendarawati D Y. 2008. Candida albicans. http://www.google.co.id. Diaksespada tanggal 30 April 2017.
Http://etd.ugm.ac.id/index.mod=penelitian_detail&sut, diakses pada tanggal 30April 2017.
Indrawati G, Wellyzar S & Ariyanti. 2014. Mikologi dasar dan terapan. YayasanPustaka Obor Indonesia : Jakarta.
_ _ _. 2016. Mikologi dasar dan terapan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia :Jakarta.
Irianto K. 2013. Parasitologi medis. Alfabeta : Bandung.
Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2007. Mikrobiologi kedokteran. ECG : Jakarta.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta.
Kementrian Perdagangan. 2015. Laporan analisis impor pakaian bekas. Jakarta.
Khalik M D. 2017. Prevalensi penemuan jamur pada sputum terduga tuberkulosisparu yang diperiksa di RSUP DR. M. Universitas Andalas : Padang.
Kumala N D. 2016. Identifikasi fungi pada jamu bubuk yang dijual di pasartradisional Kota Kendari. Analis Kesehatan Poltekes Kendari :Kendari.
Kumala W. 2006. Mikologi dasar kedokteran Universitas Trisakti : Jakarta.
Malik dkk. 2012. Impact of brand image, service quality and price on costumerSatistion in Pakistan.
Monalisa H. 2015. Analisis keberadaan Candida albicans dan Aspergillus spserta keluhan kesehatan dan perilaku penjual tentang bahayakesehatan pada pakaian bekas di pasar Melati Kelurahan TanjungSlamat. Universitas Sumatra Utara : Medan.
Nasir M. 2011. Metedologi penelitian kesehatan. Nuha Medika : Yongyakarta.
Noesa M. 2015. Murahnya baju, celana dan sepatu impor ’RB’ di kotaKendari.http://m.kompasnia.com/mahajinoesa/murahnya-baju-celana-dan-sepatu-impor-rb-di-kendari_55.28 Maret 2015.Diakses padatanggal 01 Juni 2017.
Nuraeni E. 2007. Panduan praktikum jamur mata kuliah botani. FakultasPendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (UPI) : Bandung.
55
Permatasari P. 2015. Perlindungan hukum konsumen terhadap perdaganganpakaian impor bekas ditinjau dari Undan-Undang No 8 tahun 1999tentang perlindungan konsumen .Uiversitas Brawijaya : Malang.
Rakhamawati A. 2010. Keaneka ragaman hayati. Biologi FMIPA UNY :Jongjakarta.
Siaran Pers. 2015.Pakaian bekas mengandung ribuan bakteri. KementrianPerdagangan Republik Indonesia. 4 Februari 2015.Diakses padatanggal 24 Mei 2017.
Siregar. 2005. Penyakit jamur kulit. Buku Kedektoran ECG : Jakarta.
Suhartono E. 2012. Laporan penelitian perdagangan cakar Kota ParepareSulawesi Selatan _ Mahaligai mudayaku.htm Akses Tanggal 29 April2017.
Syamsuri I. 2000. Biologi 2000. Erlangga : Jakarta.
Widhi N A. 2013. Mikrobiologi kedokteran. ECG : Jakarta.
Yulliawati T. 2016. Pasti untung dari budi daya jamur . Agromedia : Jakarta.
56
57
58
59
60
61
Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas YangDijual di beberapa Pasar Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara.
Pengambilan Sampel Pakaian bekas
Pasar A Pasar B
Pasar C Pasar D
Pasar E Pasar F
61
Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas YangDijual di beberapa Pasar Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara.
Pengambilan Sampel Pakaian bekas
Pasar A Pasar B
Pasar C Pasar D
Pasar E Pasar F
61
Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Jamur Pada Pakaian Bekas YangDijual di beberapa Pasar Kota Kendari Provinsi SulawesiTenggara.
Pengambilan Sampel Pakaian bekas
Pasar A Pasar B
Pasar C Pasar D
Pasar E Pasar F
62
Mensterilkan alat
Menimbang Media SDA
Pemeriksaan PH media
62
Mensterilkan alat
Menimbang Media SDA
Pemeriksaan PH media
62
Mensterilkan alat
Menimbang Media SDA
Pemeriksaan PH media
63
Melarutkan Media
Mensterilkan Media
63
Melarutkan Media
Mensterilkan Media
63
Melarutkan Media
Mensterilkan Media
64
Penuangan Media
Inokulasi Sampel Pakaian Bekas Pada Media SDA
Inkubasi Media SDA Pada Inkubator
64
Penuangan Media
Inokulasi Sampel Pakaian Bekas Pada Media SDA
Inkubasi Media SDA Pada Inkubator
64
Penuangan Media
Inokulasi Sampel Pakaian Bekas Pada Media SDA
Inkubasi Media SDA Pada Inkubator
65
Mengidentifikasi koloni Jamur
Hari 1 inkubasi
Hari 3 inkubasi
Pemeriksaan jenis jamur dibawa mikroskop
65
Mengidentifikasi koloni Jamur
Hari 1 inkubasi
Hari 3 inkubasi
Pemeriksaan jenis jamur dibawa mikroskop
65
Mengidentifikasi koloni Jamur
Hari 1 inkubasi
Hari 3 inkubasi
Pemeriksaan jenis jamur dibawa mikroskop
66
Jenis jamur dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x
A. Asperigilus niger
B. Asperigilus flavus
C. Asperigilus parasiticus
66
Jenis jamur dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x
A. Asperigilus niger
B. Asperigilus flavus
C. Asperigilus parasiticus
66
Jenis jamur dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x