i IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH ANAWULAN P00324013069 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2017
67
Embed
IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/194/1/FIX.pdfii HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIO CAESAREADI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
ANAWULANP00324013069
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANKENDARI
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIO CAESAREADI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI
TAHUN 2016
Diajukan Oleh:
ANAWULANP00324013069
Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah
dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Tabel 2. Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016............. 34
Tabel 3. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea di RSU Dewi Sartika
Kendari Tahun 2016...........................................................35
Tabel 4. Jenis Indikasi Ibu Pada Persalinan Sectio Caesarea di
RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016..............................36
Tabel 5. Jenis Indikasi Janin Pada Persalinan Sectio Caesarea di
RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016..............................37
Tabel 6. Jenis Indikasi Ibu dan Janin Pada Persalinan Sectio
Caesarea di RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2016.........38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin pengambilan data awal dari Poltekkes
Kemenkes kendari
Lampiran 2. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian
Lampiran 3. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra
Lampiran 4. Surat keterangan melakukan penelitian dari RSU Dewi
Sartika Kota Kendari
Lampiran 5. Master tabel
Lampiran 6. Output analisis data
x
ABSTRAK
IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIO CAESAREADI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KENDARI
TAHUN 2016
Anawulan1 Melania Asi2 Andi Malahayati2
Latar belakang: Salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi adanyakomplikasi obstetrik pada masa bersalin yaitu dilakukan persalinan buatanseperti persalinan sectio caesare. Faktor-faktor dilakukan seksio sesarea adadua yaitu, faktor ibu dan faktor janin.Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persalinan sectiocaesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2016.Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Sampelpenelitian adalah ibu persalin SC tahun 2016 yang berjumlah 67 orang.Instrumen pengumpulan data berupa ceklis tentang indikasi persalinan SC(indikasi ibu dan janin). Data dianalisis dengan uji deskriptif.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Persalinan sectio caesareaberdasarkan indikasi ibu di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2016sebesar 31,3%, indikasi janin sebesar 55,3%, indikasi ibu dan janin sebesar13,4%. Indikasi ibu yang terbanyak adalah keinginan ibu. Indikasi janin yangterbanyak adalah gawat janin. Indikasi ibu dan janin yang terbanyak adalahCephalopelvic diproportion (CPD) dan janin besar.
Kata kunci : Persalinan SC, Indikasi Ibu dan Janin
160, bayi besar (makrosemia), letak sungsang, faktor plasenta (plasenta
previa, plasenta lepas (Solution placenta), plasenta accreta), kelainan tali
pusat (prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung), terlilit tali pusat)
(Kasdu, 2012).
Hasil penelitian menyatakan bahwa indikasi ibu pada persalinan SC
adalah Cephalopelvic diproportion (CPD), ketuban pecah dini, riwayat SC
sebelumnya, keinginan ibu, tidak ada his. Chepalo Pelvik Disproportion
43
(CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang
yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus
dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami.
Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis
juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami
sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut
menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-
ukuran bidang panggul menjadi abnormal. Pada panggul sempit tidak ada
gunanya melakukan versi luar karena meskipun menjadi presentasi
kepala, akhirnya perlu dilakukan seksio sesarea. Batas terendah untuk
melahirkan janin vias naturalis adalah conjugata vera = 8 cm. panggul
dengan conjugata vera = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan
janin dengan normal dan harus diselesaikan dengan seksio sesarea
(Manuaba, 2015).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu,
sedangkan di bawah 36 minggu. Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD
meliputi mudah terjadinya infeksi intra uterin, partus prematur, prolaps
bagian janin terutama tali pusat (Manuaba, 2015). Robeknya kantung
ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus segera
44
dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes ke luar sehingga
tinggal sedikit atau habis. Air ketuban (amnion) adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim (Kasdu, 2012).
Terdapat tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pecah
dini yaitu peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas,
komplikasi selama persalinan dan kelahiran, risiko infeksi baik pada ibu
maupun janin, dimana resiko infeksi karena ketuban yang utuh merupakan
barrier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Melihat
adanya komplikasi yang bisa terjadi dari KPD, maka ibu disarankan untuk
segera mengakhiri kehamilannya. Salah satunya melalui operasi SC
(Saifuddin, 2012).
Pada wanita yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya
biasanya kembali mengalami hal yang sama pada kehamilan dan
persalinan berikutnya, hal ini disebabkan karena mengingat adanya
bahaya ruptura uteri karena seksio sesarea sebelumnya. Namun wanita
yang pernah mengalami seksio sesarea sebelumnya dapat diperbolehkan
untuk bersalin pervaginam kecuali jika sebab seksio sesarea sebelumya
adalah mutlak karena adanya kesempitan panggul (Cunningham, 2015).
Kelainan tenaga atau his adalah his tidak normal/ sifatanya
menyebabkan rintangan pada jalan dan tidak dapat ditasi sehingga
menyebabkan persalinan macet (Saifuddin, 2012). Salah satu sebab
yang penting dalam kelainan his ialah apabila bahwa janin tidak
berhubungan rampat dengan segmen bawah rahim ini dijumpai pada
45
kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sefalopelvik. Salah
pimpinan persalinan atau salah pemberian obat-obatan seperti oksitosin
dan obat penenang. Kelainan pada uterus misalnya uterus birkornis
unikolis dapat pula mengakibatkan kelainan his. Jika kontraksi rahim
lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak
elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses
persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong, tidak dapat
melewati jalan lahir dengan lancar (Manuaba, 2015).
Dalam menghadapi persalinan lama dilakukan evaluasi secara
keseluruhan untuk mencari sebab-sebabnya. Tekanan darah diukur tiap
emat jam. Pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering apabia ada gejala
pre-eklmpsia, denyut jantung janin dicatat tiap setengah jam dalam kala I
dan lebih sering dalam kala II. Kemungkinan juga dehidrasi dan asidosis
harus mendapat perhatian sepenuhnya. Pada persalinan lama selalu ada
kemungkinan untuk melakukan tindkan pembedahan dengan narcosis
(Manuaba, 2015).
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan
mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit
di pinggang dan pangkal paha yang semakin kuat dan “menggigit”.
Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru melahirkan
merasa ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya. Hal ini bisa karena
alasan secara psikologis tidak tahan melahirkan dengan sakit.
46
Kecemasan yang berlebihan juga akan mengambat proses persalinan
alami yang berlangsung (Kasdu, 2012).
Hasil penelitian menyatakan bahwa indikasi janin pada persalinan SC
adalah janin besar, gawat janin, letak sungsang, plasenta previa, gemelli.
Janin dengan berat 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan sulit
keluar dari jalan lahir. Bila dipaksakan untuk dilahirkan maka dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi khususnya pada bayi, sehingga
diperlukan tindakan untuk mengurangi hal tersebut. Salah satu tindakan
yang diperlukan adalah dilakukannya persalinan SC (Manuaba, 2015).
Gawat janin adalah keadaan/reaksi ketika janin tidak memperoleh
oksigen yang cukup. Gawat Janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut
frekwensi bunyi jantung janin kurang dari 100 x/menit atau lebih dari 180
x/menit, berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10
kali per hari), adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan
(Manuaba, 2015). Gawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia
(kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung
janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi
(perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap,
glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan
pH janin yang menurun. Salah satu tindaka untuk mengurangi komplikasi
dari gawat janin adalah dilakukannya persalinan SC (Saifuddin, 2012).
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio
sesarea tanpa menghiraukan faktor–faktor lainnya. Plasenta previa
47
parsialis pada primigravida sangat cenderung untuk seksio sesarea.
Perdarahan banyak dan berulang merupakan indikasi mutlak untuk seksio
sesarea karena perdarahan itu biasanya disebabkan oleh plasenta previa
yang lebih tinggi derajatnya (Saifuddin, 2012). Seksio sesarea dianjurkan
pada letak sungsang apabila ada indikasi panggul sempit, janin besar,
primigravida, dan anak mahal dengan komplikasi pertolongan persalinan
letak sungsang melalui jalan vaginal sebagian besar pertolongan
persalinan di lakukan dengan seksio sesarea (Manuaba, 2015).
Seksio sesarea pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi
janin pertama pada letak lintang, plasenta previa, prolapsus funikuli, dan
interlocking yaitu janin pertama dalam letak sungsang dan janin kedua
dalam presentasi kepala (Arif, 2014). Tidak selamanya bayi kembar
dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki risiko
terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,
bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang
sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persalinan sectio caesarea berdasarkan indikasi ibu di Rumah
Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2016 sebesar 31,3%.
Indikasi yang terbanyak adalah keinginan ibu.
2. Persalinan sectio caesarea berdasarkan indikasi janin di Rumah
Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2016 sebesar 55,3%.
Indikasi yang terbanyak adalah gawat janin.
3. Persalinan sectio caesarea berdasarkan indikasi ibu dan janin di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari tahun 2016 sebesar
13,4%. Indikasi yang terbanyak adalah CPD dan janin besar.
B. Saran
1. Dianjurkan ibu hamil lebih sering memeriksakan kehamilannya ke
petugas kesehatan agar ibu lebih dini mengetahui faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya persalinan sectio caesarea. Minimal ibu
melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) yang baik selama
kehamilan ialah empat kali karena hal ini dapat mencegah terjadinya
komplikasi persalinan dan sectio caesarea.
2. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat mensosialisasikan
dan memberikan informasi ke masyarakat mengenai faktor-
faktor penyebab sectio caesarea khususnya faktor dari ibu dan janin.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, masyarakat khususnya
48
49
ibu hamil pasti akan lebih memperhatikan kehamilannya agar tidak
terjadi sectio caesarea.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta:Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional, DepartemenKesehatan, & Macro International Inc. (2013). Survei Demografidan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
Mochtar, R. (2014). Sinopsis Obstentri Fisiologi dan ObstentriPatofisiologi. Edisi 3 Jilid I. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S., (2010) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
51
Nursalam, (2011) Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2015). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika, (2017) Laporan Tahunan Rumah Sakittahun 2014 s/d periode Januari sd. September 2016. Kendari: RSUDewi Sartika.
Saifuddin, A.B., (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawiroharjdo Wahyuningsih, Heni, P. (2009) Dasar-dasar IlmuKesehatan Masyarakat dalam Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Widyastuti, Y., Wiyati, N., (2014). Perawatan Ibu Bersalin (AsuhanKebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.
Wawan (2015) Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesarea TanpaIndikasi Medis Di RSU Bunda Thamrin Medan.http://www.Google.Com/# sclient=psy. Diakses 23 Januari 2013.
World Health Organization. (2015) Promoting Proper Feeding For Infantsand Young Children. Geneva: WHO.
Yaeni, M., (2013) Analisis Indikasi Dilakukan Persalinan Sectio Caesareadi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegara Klaten. Naskah Publikasi.Surakarta: UNS.
52
LAMPIRAN
53
54
55
56
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN PERSALINAN SECTIOCAESAREA
DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKATAHUN 2016
NO NAMA INDIKASI IBU INDIKASI JANIN1 NY. M Tidak ada indikasi Sungsang2 NY. A Tidak ada indikasi Gawat janin3 NY. M Keinginan ibu Tidak ada indikasi4 NY. R Tidak ada indikasi Janin besar5 NY. A Keinginan ibu Tidak ada indikasi6 NY. D Tidak ada indikasi Gawat janin7 NY. S CPD Tidak ada indikasi8 NY. D Tidak ada indikasi Janin besar9 NY. S Tidak ada indikasi Gawat janin
10 NY. R Tidak ada indikasi Sungsang11 NY. A CPD Tidak ada indikasi12 NY. M Tidak ada indikasi Gawat janin13 NY. N Tidak ada indikasi Janin besar14 NY. N Tidak ada indikasi Gawat janin15 NY. N Tidak ada indikasi Janin besar16 NY. M Tidak ada indikasi Gawat janin17 NY. S Tidak ada indikasi Plasenta previa18 NY. M Keinginan ibu Tidak ada indikasi19 NY. R Tidak ada indikasi Janin besar20 NY.N Tidak ada indikasi Gawat janin21 NY. S Riwayat SC Tidak ada indikasi22 NY. R Tidak ada indikasi Sungsang23 NY. A Keinginan ibu Tidak ada indikasi24 NY.W Tidak ada indikasi Janin besar25 NY. H Riwayat SC Janin besar26 NY.S Tidak ada his Tidak ada indikasi27 NY. Y Tidak ada indikasi Plasenta previa28 NY. A Tidak ada indikasi Gawat janin29 NY. N Riwayat SC Tidak ada indikasi30 NY. M Keinginan ibu Tidak ada indikasi31 NY. S Tidak ada indikasi Plasenta previa32 NY. W CPD Tidak ada indikasi33 NY. Z Tidak ada indikasi Gawat janin
57
34 NY. T Keinginan ibu Tidak ada indikasi35 NY. Y CPD Janin besar36 NY. N Tidak ada indikasi Gawat janin37 NY. M CPD Tidak ada indikasi38 NY. P Tidak ada indikasi Plasenta previa39 NY. T CPD Tidak ada indikasi40 NY. R CPD Janin besar41 NY. O Tidak ada indikasi Plasenta previa42 NY. I Tidak ada his Tidak ada indikasi43 NY. O Tidak ada indikasi Gawat janin44 NY. U Tidak ada indikasi Plasenta previa45 NY. S CPD Janin besar46 NY. B CPD Janin besar47 NY. C Tidak ada his Tidak ada indikasi48 NY. T Tidak ada indikasi Gawat janin49 NY. P Tidak ada his Tidak ada indikasi50 NY. K Riwayat SC Sungsang51 NY. L CPD Janin besar52 NY. G KPD Tidak ada indikasi53 NY. F Tidak ada indikasi Janin besar54 NY. O KPD Tidak ada indikasi55 NY. J Tidak ada indikasi Gawat janin56 NY. L CPD Gemelli57 NY.A Tidak ada indikasi Janin besar58 NY. S Tidak ada indikasi Plasenta previa59 NY. T KPD Tidak ada indikasi60 NY. S Tidak ada indikasi Gawat janin61 NY. L Tidak ada indikasi Gemelli62 NY. H Tidak ada indikasi Janin besar63 NY. G Tidak ada indikasi Plasenta previa64 NY. F KPD Tidak ada indikasi65 NY. D Tidak ada indikasi Gawat janin66 NY. S Tidak ada indikasi Gemelli67 NY. K Riwayat SC Janin besar