Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA “IDENTIFIKASI GULMA” OLEH : NOVIA DWI HAZRINAH 105040200111201 JURUSAN BUDIDAYA PETANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
26

IDENTIFIKASI GULMA

Jul 17, 2015

Download

Science

Novia Dwi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI GULMA

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA

“IDENTIFIKASI GULMA”

OLEH :NOVIA DWI HAZRINAH

105040200111201

JURUSAN BUDIDAYA PETANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014

Page 2: IDENTIFIKASI GULMA

I . PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada

lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan

dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur

hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori

kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma,

dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun) serta sebagai

tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta

dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang

biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai

perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia,

menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas.

Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu

yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan

memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian

gulma menurut sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai

dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif.

Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar

daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk

menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma yang

dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program

pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan

sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara

fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara

kimiawi dan secara terpadu. Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya

sama atau serupa dengan, dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama latin.

Page 3: IDENTIFIKASI GULMA

1.2. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum identifikasi gulma ini adalah untuk memberikan

pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara mengidentifikasi gulma, dan agar

mahasiswa mampu mengenali jenis jenis gulma,nama daerah,nama latin spesis

gulma,bentuk morfologi,dan bagian anatomi ,dan membedakan golongan gulma.

Page 4: IDENTIFIKASI GULMA

II . TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI GULMA

Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu

yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki

nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. Pengertian gulma menurut

sutidjo (1974) adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan

tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif.

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan

tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan

sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya

guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang

tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai

nilai negative (Johnny, Martin. 2006).

Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma

rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya

dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut

pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan

bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan

tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang

menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan (Mangoensoekarjo

1983).

2.2. KLASIFIKASI GULMA

klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan. Ada beberapa

pengertian mengenai klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut

kaidah atau standar yang ditetapkan.

Adanya berbagai definisi dan dekripsi gulma menunjukkan bahwa

golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi

dalam pemberantasan dan pengelolaannya. Dalam mengidentifikasi gulma dapat

ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:

Page 5: IDENTIFIKASI GULMA

• Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah

diidentifikasi di herbarium.

• Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan

• Mencari sendiri melalui kunci identifikasi

• Membandingkan dengan determinasi yang telah ada.

• Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia

Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan

gambar paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah

banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Dua publikasi gulma P3GI yang

disebutkan pada alinia pertama bab ini, sangat berguna untuk keperluan tersebut.

Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian

mencari dengan kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah

biologi yang berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo. 1990). Bila ada spesies

gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang,

bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium.

Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies

gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan

lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.Sifat vegetatif gulma

antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk

daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun

penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies

gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara

lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak

bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk ukuran -warna-

jumlah buah/biji (Steenis, van. 1981).

Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda

karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar)

gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya

pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus

memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang

diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya

(Tjitrosoedirjdjo, 1984).

Page 6: IDENTIFIKASI GULMA

III . BAHAN DAN METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang di unakan dalam praktikum identifikasi gulma di

sajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan Fungsi

Alat 1 Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi gulma 2 Alat Tulis Untuk menulis hasil identifikasi

gulma 3 Kain bewarna biru Sebagai Background saat

mendokumentasikan4 Kamera Untuk mendokumentasikan gulma Bahan 1 Spesimen gulma lengkap dan segar Sebagai bahan percobaan

3.2. ALUR KERJA

Page 7: IDENTIFIKASI GULMA

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

1. Gulma Golongan Teki

A. Teki (Cyperus rotundus)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus L.

Ciri morfologinya : berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan

membentuk umbi yang banyak, tiap umbi

mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan

berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk

pita dengan pertulangan daun sejajar tidak

mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar

merata mengelilingi batang, serta penampang daun

berbentuk huruf V (Anonymous, 2010).

Daur Hidup : Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman

budidaya karena dapat berkembangbiak melalui biji,

umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk

dikendalikan secara mekanis.

Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan

dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan

terutama di sawah

Nilai Ekonomis : Dalam persaingan dengan tanaman budidaya,

gulma menghasilkan zat allelopati yang dapat

Page 8: IDENTIFIKASI GULMA

meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman

budidaya, dan berguna sebagai bahan pakan bagi

ternak (Anonymous, 2014).

B. Cyperus iria

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperacea

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus iria

Ciri Morfologinya :Batang: 3 menyudut tajam, berumbai, halus, 5-80-

cm tinggi. Daun: basal, kasar menyentuh di bagian

atas, linier, lembek, dengan secara bertahap

meruncing titik dan 3-8 mm lebar; selubung

cokelat kemerahan atau keunguan, membungkus

batang di pangkalan. Bunga majemuk: umbel

sederhana atau senyawa yang terdiri dari berbagai

tegak-menyebarkan 3-10 mm panjang spikelets

diratakan. Buah: tiga-siku, kacang 1,0-1,5 mm

dengan sisi sedikit cekung, dan mengkilap

berwarna coklat tua sampai hitam.

Habitat : Tumbuh subur di padi sawah, lahan kering

tanaman tahunan, dan tanaman perkebunan.

Daur Hidup : Berkembang biak dengan cepat, dapat

menghasilkan bibit 3,000-5,000 per tanaman, bibit

muncul segera setelah padi ditanam; bunga bulan

kemudian dan dapat membangun generasi kedua

dalam musim yang sama. Bunga sepanjang tahun.

Page 9: IDENTIFIKASI GULMA

Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak

(Buhman,1999).

C. Rumput Kenop (Cyperus kylingia)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus kyllingia

Endl.

Ciri Morfologinya :

Batang : ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam, dengan tinggi

antara 10 – 80 cm

Daun : berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah

daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna

hijau mengkilat, panjang daun 10 – 60 cm,

lebar daun 2 – 6 mm, anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis,

keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 – 4.

Tepi daun kasar dan tidak rata. Jari- jari payung 6 – 9.

Bunga : Berisi 10 – 40, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3,

tangkai putik bercabang3

Buah : Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, segitiga berwarna

coklat, panjang lebih kurang 5 mm

Habitat : tanaman terna, menahun.

Daur Hidup : berkembang biak dengan menggunakan biji.

Page 10: IDENTIFIKASI GULMA

Nilai Ekonomis : Berguna sebagai bahan pakan bagi ternak

(Anonymous, 2014).

2. Golongan Gulma Air

A. Teratai (Nymphaea)

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyt

Kelas: Magnoliopsida

Sub Kelas: Magnoliidae

Ordo: Nymphaeales

Famili: Nymphaeaceae

Genus: Nymphaea

Spesies: Nymphaea nouchali Brum F

Ciri morfologinya : Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan

bentuk yang melingkar, dan tepi daun bergerigi.

Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk

menyangga daun mengapung di atas air. Batang

sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada

beberapa yang muncul di atas permukaan air.

Batang memiliki ruang udara yang berkembang

dengan baik.Sistem akar pada hidrofi seperti

Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik dan

tidak memiliki bulu akar maupun tudung akar.

Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama

sebagai jangkar, pelekat atau pencengkeram.

Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh batang dan

daun.

Daur Hidup : Perbanyakan bisa dengan biji dari bunga, daun,

dan anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga

setiap 3-4 hari, dari pagi sampai sore hari. Setelah

Page 11: IDENTIFIKASI GULMA

layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan

dasar bunga yang jadi bakal buah.

Habitat : Danau dan Kolam.

Nilai Ekonomis : Teratai menjadi tanaman di kebun-kebun karena

bunganya yang indah. Pelukis Perancis bernama

Claude Monet terkenal dengan lukisan bunga

teratai. Teratai merupakan tanaman air yang unik.

Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur

(kotor, coklat), warna bunganya lebih cemerlang.

Warna bunga bila putih lebih putih, bila merah lebih

merah, bila merah muda makin terang warnanya.

B. Ganggang hijau(Cyanophyta)

Divisio : Chlorophyta

Classsis : Cholrophyceae

Ordo : Ulvales

Familia : Ulvaceae

Genus : Ulva

Species : Ulva sp.

Daur Hidup : Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada

pula yang bersimbiosis dengan organism lain,

mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.

Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan

zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau

berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya

berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi

berupa suatu zigospora , zigospora tidak

mempunyai alat gerak.

Habitat : Danau dan Kolam.

Page 12: IDENTIFIKASI GULMA

Nilai Ekonomis : sebagai plankton dan merupakan komponen

penting dalam rantai makanan air tawar, dapat

dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella,

penghasil O2 dari proses fotosintesis yang

diperlukan oleh hewan-hewan air.

3. Golongan Berdaun Lebar

A. Kirinyuh (Chromolaena odorata L.)

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Chromolaena

Spesies : Chromolaena odorata (L.) King

& H.E. Robins.

Ciri morfologinya : daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan daun

yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau

yang khas, percabangan berhadapan, perbungaan

majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih.

Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas

permukaan laut

Nilai Ekonomis : Chromolaena odorata adalah salah satu tumbuhan

yang dapat digunakan sebagai larvasida alami.

Tumbuhan ini mengandung senyawa fenol, alkaloid,

triterpenoid, tanin,flavonoid (eupatorin) dan

limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam

daun kirinyuh adalah 2,56%.

Page 13: IDENTIFIKASI GULMA

B. Krokot (Portulaca oleraceae L)

Kerajaan: Plantae

Ordo: Caryophyllales

Famili: Portulacaceae

Genus: Portulaca

Spesies: P. oleracea

Ciri morfologinya : Batangnya berwarna merah keunguan, bentuknya

gemuk dan tebal. Daunnya juga tebal dan

berdaging, dan bunganya berwarna kuning

sulfur.Daun tanaman krokot merupakan daun

tunggal berwarna hijau berbentuk bulat telur, ujung

dan pangkalnya tumpul. Tepi daunnya rata dan

berdaging yang memiliki panjang 1-3 cm dan lebar

1-2cm. Bunga Krokot merupakan bunga majemuk

yang terletak di ujung cabang. Tanaman krokot juga

memiliki kelopak bunga bewarna hijau, bertajuk,

dan bersayap. Mahkota bunga krokot berbentuk

jantung, memiliki 3-5 kepala putik bewarna putih

dan kuning. Buah krokot berbentuk kotak, berwarna

hijau, dan memiliki biji yang banyak. Bijinya bulat

kecil mengkilap, bewarna hitam. Sistem perakaran

tanaman krokot yaitu akar tunggang.

Habitat : Penyebaran meliputi 50 – 1000 m diatas

permukaan laut

Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak,sayur, tanaman obat, dan

Gelang biasa dapat dijadikan insektisida, karena

Page 14: IDENTIFIKASI GULMA

mengandung zat tanin, fosfat, mengandung

magnesium dalam jumlah yang banyak, zat besi,

aluminium, mangan, kalsium, potasium, sodium,

dan urea

C. Putri malu (Mimosa pudica)

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Upafamili: Mimosoideae

Genus: Mimosa

Spesies: M. pudica

Ciri morfologinya : aun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk

menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak

daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian

anak daun berbentuk memanjang sampai lanset,

ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika

kita raba pada permukaan atas dan bawah daun

terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm. daun

berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun

umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan

melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul

rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang tumbuhan

putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu

batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh

batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri

yang menempel , batang tumbuhan putrid malu

dengan rambut sikat yang mengarah secara miring

kepermukaan tanah atau kearah bawah. Putri malu

biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat

Page 15: IDENTIFIKASI GULMA

seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau

kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang

lain. Akan tetapi kelopak bunga putrid malu

bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti

selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran

sangat kecil, bertaju empat seperti selaput

putih.Buah putri malu berbetuk polong, pipih

seperti garis dan berukuran sangat kecil jika

disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan

lainnya.Sama halnya seperti buah, tanaman putri

malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan

bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam

tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan

berkembangbiak dengan biji.

Habitat : Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah

yang lapang baik itu diladang, diperkebunan,

diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya

disekitar kita.

Daur hidup : berkembang biak dengan biji

Nilai Ekonomis : sebagai tanaman obat, dan pencegah erosi karena

memiliki akar yang kuat.

Page 16: IDENTIFIKASI GULMA

4. Golongan Berdaun Sempit

A. Jukut Pahit (Axonopus compressus)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Axonopus

Spesies : Axonopus compressus

(Swartz) Beauv.

Ciri morfologinya : Sistem perakaran tunggang. Akar jukut pahit

memiliki panyak percabangan. Akar jukut pahit

memiliki warna coklat keputih-putihan. Akar jukut

pahit tidak lagi memiliki rambut-rambut halus.

Batangnya tidak berongga, bentuknya tertekan ke

arah lateral sehingga agak pipih, tidak berbulu,

tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih

yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar

dan tunas baru, di lapangan sering tumbuh rapat

membentuk “sheet”.

Daunnya berbangun daun lanset, pada

bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya

agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi

bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah

tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-37,5 cm dan

ukuran lebar 6-16 mm.

Bunga jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz)

Beauv.) terdiri dari dua sampai tiga tangkai yang

ramping semuanya tergabung secara simpodial

muncul dari upih daun paling atas berkembang

Page 17: IDENTIFIKASI GULMA

secara berturut-turut, tangkai perbungaan tidak

berbulu, pada bagian ujung (apex) terbentuk dua

cabang bunga atau bulir (spica) yang berhadapan

berbentuk huruf V.

Buah jukut pahit (Axonopus compressus

(Swartz) Beauv.) tersusun dalam dua baris yang

berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata.

Buah jukut pahit tidak saling tumpang tindih. Buah

jukut pahit berwarna hijau muda. Buah jukut pahit

berukuran kecil. Buah jukut pahit memiliki ukuran

yang kecil.

Biji jukut pahit (Axonopus compressus

(Swartz) Beauv.) berbentuk sangat kecil. Biji jukut

pahit berada di dalam buahnya. Biji jukut pahit

tidak memiliki rambut-rambut halus atau bulu-bulu

halus diseluruh permukaan bijinya. Biji jukut pahit

memiliki warna putih atau memiliki warna putih

kehijau-hijauan. Gulma ini beradaptasi dengan iklim

tropis.

Daur Hidup : Gulma tahunan ( perennial weeds ), gulma yang

umurnya lebih dari 2 tahun. Gulma ini umumnya

berkembang biak secara vegetatif dan generatif.

Organ perkembangbiakan stolon. Pemotongan

organ-organ tersebut biasanya terjadi saat

pengolahan tanah.

Habitat : Tempat-tempat basah, di sepanjang pinggir jalan

dan di rawa-rawa, daerah dibudidayakan, dan

terutama di sawah

Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak

Page 18: IDENTIFIKASI GULMA

B. Eleusine indica (L.) Gaertn

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Eleusine

Spesies : Eleusine indica (L.)

Gaertn

Ciri morfologinya : Memiliki perakaran yang kuat, berumpun dengan

jumlah sedikit buluh sering bercabang pada begian

pangkalnya, tinggi tiap buluh bias mencapai 50 cm,

tiap buku terdapat 3-5 daun yang saling menutupi,

dari ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepah

berwarna hijau muda, berbulu halus panjang.

Perbungaan tegak berdiri diatas 4-6 butir terpusat

diujung, 1 atau 2 butir yang dibawah berseling,

panjang bulir 3-5 cm, buliran rata dan licin 4-12

bunga.

Daur Hidup : Semusim, Berumur pendek, Berkembangbiak

dengan biji, Dapat tumbuh pada 200 m dpl.

Habitat : Jenis rumput belulang ini Tumbuh liar, biasanya di

lapangan atau pinggir pinggir jalan, memmiliki

sedikit bulu halus, akar sangat kuat, dapat tinggi

sampi 50cm.

Nilai Ekonomis : Rumput ini sebagai makan ternak oleh peternak

Guinea pig sejak dulu dan rumput ini juga di

berikan sebagai pakan kambing. rumput ini sangat

terbatas untuk jumlah besar. Sangat di sukai Guinea

Pig.

Page 19: IDENTIFIKASI GULMA

C. Paspalum conjugatum Berg.

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Paspalum

Spesies : Paspalum conjugatum

Berg.

Ciri morfologinya : Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg )

merupakan akar serabut (radix adventica) yang

halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan

dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop)

mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar

terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak

memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).

Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum

Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20-

75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak

ungu, tumbuh tegak (erectus) dan termasuk batang

rumput (calmus). Permukaan batang berusuk

(costatus) dimana terdapat rigi-rigi yang membujur.

Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum

Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita

(ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus).

Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada

permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus),

Page 20: IDENTIFIKASI GULMA

dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar

6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak

(repandus).

Bunga Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum

Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal (planta

uniflora) yang tumbuh pada ujung batang (flos

terminalis). Selain itu, ibu tangkai bunga tidak

bercabang-cabang, sehingga bunga langsung

terdapat pada ibu tangkainya. Berkembangbiak

dengan biji.

Habitat : Tumbuh sampai ketinggian sekitar 2.000 m dpl.

Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak

menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang

sedikit, kebanyakan tumbuh sebagai gulma yang

mengganggu tanaman pertanian.

Nilai Ekonomis : Dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

D. Rumput Jukut caladi (Melinis minutiflora)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Order Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Melinis P. Beauv.

Species : Melinis minutiflora

P. Beauv.

Ciri morfologinya : Rumput perennial membentuk hamparan yang

tebal. Batang yang tau mempunyai sifat merambat.

Perakarannya luas dan dalam. Daunnya halus

Page 21: IDENTIFIKASI GULMA

ditutupi oleh bulu-bulu dan menghasilkan semacam

eksudat yang bersifat lekat. Daun tersebut juga

menghasilkan semacam minyak eteritis yang

menyebabkan bau rangsang, tetapi dilaporkan

bahwa bau ini tidak mempengaruhi bau air susu atau

daging dari sapi yang memakannya. Bungany

berbentuk mayang dengan warna keunguan.

Sedangkan bijinya mempunyai daya tumbuh yang

cukup baik.

Daur Hidup : Terdapat di sungaidaerah dataran rendah terbuka.

Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang

sungai dan saluran air, di lahan sawah.

Habitat : Ada pada daerah tropis yang berasal dari afrika

tropis

Nilai Ekonomis : Sebagai pakan ternak

E. Eleusine indica (L.) Gaertn

Kingdom : Plantae

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Leptochloa P. Beauv.

Species : Leptochloa chinensis (L.)

Nees

Ciri morfologinya : Sebuah tanaman tahunan yang berumbai dan

halus, memiliki tinggi sampai dengan 120 cm.

Batang : ramping, berongga, tegak atau meninggi

Page 22: IDENTIFIKASI GULMA

dari dasar bercabang, perakaran pada node yang

lebih rendah, halus dan tanpa bulu, umumnya

memiliki 10-20 node, dan dapat mencapai setinggi

50-100-cm. Daun : halus, linier, panjang 10-30 cm,

panjang membrane ligule 1-2. Perbungaan: sempit

oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm,

dan dengan cabang yang berbentuk duri seperti

cabang menyirip, panjang bulir 2-3,2 mm, keunguan

atau hijau dan 4-6 bunga.

Daur Hidup : Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran

rendah terbuka.Dapat tumbuh di tanah berat atau

ringan, sepanjang sungai dan saluran air, di lahan

sawah

Habitat : Afrika Tenggara, dari Kenya ke Afrika Selatan,

Asia, dari India dan Sri Lanka ke Asia Tenggara,

juga China, Jepang, dan Korea, Australia, New

Guinea.

Nilai Ekonomis : digunakan sebagai pakan untuk hewan.Biji-bijinya

dapat berfungsi sebagai makanan bencana kelaparan

di Afrika Timur.

Page 23: IDENTIFIKASI GULMA

4.2. PEMBAHASAN

Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial)

dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan

hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja,

sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai

hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan

sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan

mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang

merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi

sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat

morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi

sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang

mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok

yang sama.

Cara klasifikasi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas

dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma

menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula.

Masing-masing kelompok memperlihatkan perbedaan di dalam pengendalian.

Gulma dapat dikelompokan seperti berikut ini :

a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang

menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun

atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai

memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya

hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut

sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan,

tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma

tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek,

menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji

yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia

banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa

Page 24: IDENTIFIKASI GULMA

crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis

flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.

b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan

siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun.

Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif

menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga,

menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma

tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun

yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium

altissimum dan Artemisia biennis.

c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih

dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun).

Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang

berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di

musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang

berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup

untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.

Page 25: IDENTIFIKASI GULMA

V . PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. Gulma menurut Mangoensoekarjo (1983) adalah tumbuhan pengganggu

yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik

secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan

dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia.

2. Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari

sebagian atau seluruh cara-cara dibawah ini:

• Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi

di herbarium.

• Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan

• Mencari sendiri melalui kunci identifikasi

• Membandingkan dengan determinasi yang telah ada.

• Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia

5.2. SARAN

Lebih baik lagi dalam koordinasi antar praktikan dan saat praktikum lebih

kondusif.

Page 26: IDENTIFIKASI GULMA

DAFTAR PUSTAKA

Buhman, R dkk. 1999. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Yogyakarta:

Konisius

Djafarudin. 1996.Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Umum. Jakarta: Bumi

Aksara.

Moenandir, j. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya. Jakarta.

Nurjanah,Uswatun dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma.

FAPERTA UNIB. Bengkulu.

Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka.

Sukman,Yernelis dan Yakup.1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.

Palembang: FAPERTA UNSRI

Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian.

Jogjakarta: Kanisius