i IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEMENSIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan OLEH : HARNITA SARY NIM:P00320014064 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2017
84
Embed
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEMENSIA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEMENSIAPADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
MINAULA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH :
HARNITA SARYNIM:P00320014064
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : HARNITA SARY
Nim : P00324014064
Tempat Tanggal Lahir : Timor-Timur, 20 September 1996
Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Anduonohu
B. Pendidikan
1. SD Negeri 2 Boneatiro, tamat tahun 2008.
2. SMP Negeri 2 Kapontori, tamat tahun 2011.
3. SMA Negeri 1 Kapontori, tamat tahun 2014.
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kendari
sampai sekarang
v
Motto
Jika semua diiringi dengan doa dan usaha, Sukses tidak akan hilang dari
pandangan, tidak akan jauh dari genggamanmu, dan tidak akan terhapus
dari ingatanmu, Apa yang anda piker bisa, pasti bisa, Maka jangan takut
gagal, terus mencoba sampai sukses
Sesuatu yang dilakukan dengan cinta pasti akan indah, Sebab rencana
Allah memang indah padas etiap makhluknya………
Sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas, esok lusa dianggap sebagai suatu
kebutuhan
Karya tulis ilmiah ini kupersembahkan
Untuk kedua orang tuaku, agama
Dan negaraku tercinta
Indonesia
vi
ABSTRAK
Harnita Sary (P0030014064). Identifikasi Faktor-Faktor Yang MempengaruhiDemensia Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun2017. Dibimbing oleh Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes dan Ruth MonganB.Sc., S.Pd., M.Pd (xiii + 56 halaman + 7 tabel + 10lampiran). Demensia merupakankumpulan gejala yang di sebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi tertentusehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku, demensia juga sangatberkaitan dengan lanjut usia. Lanjut usia yang berumur > 60 tahun lebih beresikoterkena penyakit demensia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia. Variabel penelitian ini adalahStatus gizi, aktivitas fisik, dan riwaya tpenyakit. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif.Penelitian ini di lakukan pada tanggal 13 Maret - 26 Juli 2017. Populasi dalampenelitian ini adalah semua lansia yang yang mengalami demensia, yang tinggal diPanti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari. Dengan jumlah sampel 31lansia yangdemensia dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitiandi peroleh bahwa status gizi kurang dan lebih, aktivitas fisik yang dilakukan secaraketergantungan, dan riwayat penyakit hipertensi pada lansia dapat mempengaruhiterjadinya demensia. Dimana frekuensi status gizi yang kurang dan lebih sebanyak 25responden (80,65%), frekuensi aktivitas fisik yang dilakukan secara ketergantungansebanyak 20 responden (64,52%), dan frekuensi riwayat penyakit hipertensisebanyak 23 responden (74,19%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwastatus gizi yang kurang dan lebih, aktivitas fisik yang dilakukan secaraketergantungan danri waya tpenyakit hipertensi dapat mempengaruhi terjadinyademensia pada lansia, dimana sebagian besar yang mempengaruhi adalah statusgizikurangdanlebihyaitu 25 responden(80,65%).Disarankanbagipihakpetugaspantiuntuklebihmemperhatikan status gizi dan riwayatpenyakit, serta memberikan promosi kesehatan tentang pentingnya aktivitas olah ragaterhadap lansia yang belum mengalami demensia.
Kata Kunci: Faktor-Faktor, Demensia, Lansia
DaftarPustaka :14 literatur (2003-2014)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis pajatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ilmiah yang berjudul “Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demensia
Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari tahun 2017”
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak yang
membantu,oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala kerendahan dan
keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada
IbuHj. Sitti Rachmi Misbah S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Ruth
Mongan, B.Sc., S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Petrus,SKM., M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari
2. Bapak Ir. Sukanto Toding, MSP., MA selaku Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mengeluarkan
surat izin penelitian kepada penulis.
3. Bapak Syamsuddin, SST, MA selaku Kepala Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
4. Bapak Muslimin L., A.Kep.,S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekes Kemenkes Kendari.
viii
5. Semua dosen dan Staf pengajar DIII keperawatan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan kepada penulis
selama mengikuti pendidikan di Poltekes Kesehatan Kemenkes Kendari
6. Bapak Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes selaku penguji I, Ibu Lena Atoy,
SST., MPH selaku penguji II, dan Ibu Akhmad, SST., M.Kes selaku
penguji III yang telah member masukan dan tambahan dalam penelitian
penulis
7. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih untuk kedua orang tua tercinta
ayahku ( Rahman .D.) dan Ibuku (Hasni) yang telah bersusahapayah
mengasuh dan membesarkan penulis serta selama ini memberi doa restu
sehingga terbuka jalan menuju keberhasilan
8. Saudara-saudaraku tersayang terutama kakak tercinta Hasman
Maulana,S.Kepd an Brimob Hasran Syawal serta keluarga besarku yang
selalu membantu dan member semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
9. Seluruh rekan-rekan seperjuanganku D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari angkatan 2014 khususnya kelas B yang senantiasa
memberikan bimbingan, dorongan, pengorbanan, motivasi, kasih sayang
serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan.
Semoga Allah SWT membalas segala budi baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Amin
penulis pula menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
ix
sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini serta
sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga hasil Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua, Amin
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan TeoriTentangLanjutUsia.......................................................9
B. Tinjauan TeoriTentangDemensia.........................................................18
C. Tinjauan TentangFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demensia....25
BAB III KERANGKA PIKIR
A. Dasar Pemikiran.......................................................................................33
B. Kerangka Pikir.........................................................................................34
xi
C. Variabel penelitian...................................................................................35
D. Definisi Operasional Dan KriteriaObjektif..........................................35
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................38
B. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................38
C. Populasi dan Sampel...............................................................................38
D. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................39
E. Instrumen Penelitian...............................................................................39
F. Jenis Data................................................................................................40
G. Pengolahan Data....................................................................................40
H. Analisa Data............................................................................................41
I. Penyajian Data........................................................................................41
J. Etika Penelitian.......................................................................................42
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.........................................................................................43
B. Pembahasan..............................................................................................48
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................54
B. Saran.........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
NO HAL
1. Tabel 5.1 Distribusi Sarana dan Prasarana di Panti Sosial TresnaWerdha Minaula Kendari Tahun 2017 44
2. Tabel 5.2 Distribusi Tenaga Pengelola Panti Sosial Tresna WerdhaMinaula Kendari Tahun 45
3. Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di PantiSosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017 45
4. Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di PantiSosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017 46
5. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Status Gizi Sebagai Faktor YangMempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial 47Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
6. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi AktivitasFisik Sebagai FaktorYangMempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial 47Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
7. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Sebagai FaktorYang MempengaruhiDemensia Pada Lansia di Panti 48Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian Dari Poltekes Kendari
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Poltekes Kendari
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan PengembanganProvinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5 SuratPernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 Tabulasi Data
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Hasil Dokumentasi Dalam Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang tejadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya di mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi di mulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secra biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang di tandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidak
proporsional. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia (pasal 1 ayat 2), menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan tua.Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian(Nugroho,
2008).
Saat ini, penduduk dunia di perkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,
meningkat dari sekitar 6,5 milyar di tahun 2006. Peningkatan jumlah penduduk
tersebut di ikuti jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas; antara tahun 1970
2
sampai tahun 2025, jumlah mereka di perkirakan akan meningkat 223% atau
bertambah sekitar 694 juta jiwa. Di tahun 2025 akan terdapat sekitar 1,2 milyar
penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas, yang akan menjadi 2 milyar di tahun
2050; 80% di antaranya tinggal di Negara-negara berkembang,termasuk
Indonesia. WHO menyatakan bahwa penduduk lansia di indonesia pada tahun
2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang,
balitanya tinggal 6,9 % yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di
dunia (Ismayanti, 2012).
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa Indonesia
termasuk 5 besar Negara jumlah penduduk lansia terbnyak di Indonesia. Pada
atahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,1 juta orang. Sementara itu
data badan pusat statistic tahun 2011 jumlah lansia sekitar 24 juta jiwa ( hamper
10% jumlah penduduk ), pada tahun 2012 jumlah penduduk lansia di Indonesia
sebesar 27 juta jiwa,sedangkan tahun 2013 menunjukan lansia di Indonsia sebesar
28 juta jiwa dari total penduduk Indonesia. Penduduk lansia ini di proyeksikan
menjadi 28,8 juta jiwa ( 11,34 % ) dari total penduduk Indonesia pada tahun
2020, atau menurut proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun akan
menjadi dua kali lipat ( 36 juta )pada tahun 2025. Setiap tahun, jumlah lansia
bertambah rata –rata 450 ribu orang, maka pada tahun 2050 di perkirakan
berjumlah 60 juta lansia (Depkes RI,2013).
Salah satu masalah utama para lanjut usia adalah kemunduran fungsi
kognitif. Kemunduran fungsi kognitif tersebut dapat berupa mudah-lupa yaitu
3
bentuk gangguan kognitif yang paling ringan, gangguan ini di perkirakan di
keluhkan oleh 39% lanjut usia berusia 50-59 tahun. Meningkat menjadi lebih dari
85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi
normal kendati mulai sulit mengingat kembali informasi yang telah di pelajari;
tidak jarang di temukan pada orang setengah baya. Jika penduduk berusia lebih
dari 60 tahun di Indonesia berjumlah 7% dari seluruh penduduk, maka keluhan
mudah lupa tersebut di derita oleh setidaknya 3% populasi di Indonesia. Muda-
lupa ini bisa lanjut menjadi gangguan kognitif sampai ke demensia sebagai
bentuk klinis yang paling berat ringan(Wreksoatmodjo, 2014).
Demensia adalah kumpulan gejala klinik yang di sebabkan oleh berbagai
latar belakang penyakit dan terjadi kemunduran kognitif yang sedemikian
beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas
sosial.Kemunduran kognitif pada demensia biasanya di awali dengan
kemunduran memori / daya ingat (pelupa)(Nugroho, 2008).
Grey et al. 2008 menyebutkan bahwa Demensia bukanlah sekedar
penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang di sebabkan beberapa penyakit
atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Demensia sangat berkaitan dengan lanjut usia(Pratiwi, Marliyati, & Latifah,
2013). Demensia juga memiliki tahapan dan gejala klinis progresi, yang di bagi
menjadi tujuh tahap yaitu tahap satu: Normal , tahap dua ; Normal, forgetfulness
subjective(mudah lupa), tahap tiga ; Kesulitan dalam pekerjaan, berbicara,
berpergian ke tempat baru, dilaporkan oleh keluarga, dan diikuti oleh gangguan
ringan, tahap empat ; Penurunan kemampuan untuk berpergian, berhitung,
4
mengingat kejadian da hal yang baru, tahap lima ; Membutuhkan bantuan
pemilihan baju, disorientasi waktu dan tempat, gangguan kemampuan menginga
nama orang, tahap enam ; Membutuhkan bantuan untuk makan,
defekasi/berkemih, inkontinensia, disorientasi waktu, tempat dan orang, tahap
tujuh ; Gangguan berbicara yang parah, inkontinensia, gerakan yang kaku
(Nugroho, 2008).
Menurut Richard et al. (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
demensia yaitu Status Gizi ,aktivitas fisik, dan tingkat pendidikan, usia dan
natrium (garam), karena garam yang berlebih dalam tubuh dapat
meningkatkan tekanan darah (hipertensi) (Maryam, dkk,2011).Menurut
WHO batas tekanan darah normal pada usia> 45 tahun 140/90 mmhg.
33
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. DASAR PEMIKIRAN
Demensia merupakan kumpulan gejala yang di sebabkan oleh beberapa
penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan
tingkah laku, demensia juga sangat berkaitan dengan lanjut usia. Lanjut usia yang
berumur > 60 tahun lebih beresiko terkena penyakit demensia. Status gizi,
Aktivitas fisik, dan riwayat penyakit pada lansia dapat juga mempengaruhi
terjadinya demensia.Status gizi yang kurang dapat mempengaruhi terjadinya
demensia.Zat gizi mikro juga diketahui berakaitan dengan kejadian demensia
pada lansia, salah satunya vitamin B kompleks.Kekurangan B kompleks pada
lansia dapat meningkatkan resiko terjadinya demensia.Kurangnya aktivitas yang
di lakukan juga berpengaruh terhadap demensia, semakin tinggi level aktivitas
fisik yang di lakukan secara mandiri maka semakin rendah kejadian demensia
pada lansia. Seiring berjalannya proses penuaan pada lansia maka respon
terhadap penyakit mengalami penurunan secara perlahan-lahan.Riwayat penyakit
yang dialami seperti Tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dapat menyebabkan
terjadinya demensia pada lansia.
34
B. KERANGKA PIKIR
Keterangan :
: Variabel Independent yang diteliti
: Variabel Dependent
: Variabel Yang tidak diteliti
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Usia
Tingkat Pendidikan
Riwayat Penyakit
Aktivitas fisik
Status Gizi
Faktor Mempengaruhi :
Demensiapada lansia
35
C. Variable Penelitian
Variable dalam penelitian ini adalah :
1. Variable independent (bebas) : variable independent adalah variable yang
mempengaruhi variable dependent (terikat) dimana variable independent
dalam penelitian ini adalah status gizi, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit.
2. Variabel dependent (terikat) : Variabel dependent adalah variable yang di
pengaruhi oleh variable independent dimana dalam penelitian ini adalah
demensia pada lansia.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia (pasal 1 ayat 2), yang di sebut lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita
(Nugroho, 2008).
Demensia merupakan kumpulan gejala klinik yang di sebabkan oleh
berbagai latar belakang penyakit dan di tandai oleh hilangnya memori jangka
pendek, gangguan global fungsi mental (termaksuk fungsi bahasa), mundurnya
kemampuan berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendri, perubahan perilaku,
emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat (Pratiwi, Marliyati, &
Latifah, 2013)
36
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia dalam penelitian ini
adalah faktor status gizi, faktor aktivitas fisik, dan dan faktor riwayat penyakit di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.
NO VARIABEL DEFINISI OPERASOINAL KRITERIA OBJEKTIF
a. Status Gizi Status gizi dalam penelitianini adalah keadaan kesehatantubuh seseorang ataukelompok orang (lansia) yangdiakibatkan oleh konsumsi,penyerapan(absorpsi), danpenggunaan (utilisasi) zat-zat-zat gizi makanan. Statusgizi diketahui denganmenggunakan rumus IMT
=( )( )
1.)Faktor mempengruhi :Jika status gizi kurang
denganIMT<18,5 kg/mdan status gizi lebihdengan IMT >23,0 kg/m
2.)Bukan Faktor :Jika status gizi baik
dengan IMT 18,5-22,9kg/m
b. Aktivitas fisik Aktivitas fisik dalam penelitiaIni adalah kegiatan olahragadan aktivitas harian yang dilakukan oleh lansia baikberupa aktivitas mandi,mencuci pakain, memasak,dan merapikan tempat tidurdan aktivitas lainnya.Aktivitas fisik diukur denganmenggunakan lembar observasi BARTHEL INDEKSdimana dikatakan mandirijika skor nilai 13-17 danketergantungan jika skor nilai0-12.
1.)Faktor mempengaruhi :Ketergantungan
2.)Bukan Faktor :Mandiri
c. Riwayatpenyakit
Riwayat penyakit dalampenelitian ini adalah penyakithipertensi pada lansia dimanapembuluh darah pada lansialebih tebal dan kaku atau di
sebut aterosklerosis sehinggatekanan darah meningkat.Peningkatan tekanan darahkronis dapat meningkatkanefek penuaan pada strukturotak, meliputi reduksisubstansia putih dan abu-abudilobus prefrontal sertameningkatkan hiperintensitassubstansia putih dilobusfrontalis sehingga hal tersebutmempengaruhi penurunankognitif/demensia pada lansia(Myers, 2008). Untukmengetahui riwayat penyakithipertensi diambil dariLES/buku rekamedik lansiayang ada di Panti SosialTresna Werdha MinaulaKendari
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017.
B. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal13 Maret - 26 Juli tahun 2017.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami
demensia, yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah keseluruhan lansia yang mengalami demensia di Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.Dengan tekhnik pengambilan
39
sampel secara total sampling (Arikunto, 2006).Sampel ditentukan dengan
kriteria :
a. Kriteria Inklusi :
1.) Semua lansia yang mengalami demensia
2.) Bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
b. Kriteria eksklusi (tidak diteliti)
1.) Lansia yang tidak mengalami demensia
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan lembar kuisioner pada
responden yang telah dipilih sebagai sampel yang memuat variable-variabel
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah diperoleh dari instansi
terkaityang berhubungan dengan penelitian tersebut dalam hal ini data dari
Panti Tresna Werdha Minaula Kendari.
E. Instrumen Penelitian
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar kuisioner
dan observasi langsung pada responden yang disusun berdasarkan konsep
penelitian. Kuisioner merupakan pengamatan terstruktur yang merupakan hasil
40
pengembangan dari variabel. Dan observasi merupakan pengamatan secara
langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
F. Jenis Data
Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu lansia yang
mengalami demensia.
G. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
6. Editing
Tahap ini di maksudkan untuk mengecek kembali kelengkapan data
responden yang telah di kumpulkan untuk mendapatkan data yang akurat.
7. Coding
Tahap ini di lakukan pengkodean nama responden dengan beberapa
huruf tertentu untuk menjamin keaslian identitas responden.
8. Scoring
Yaitu perhitungan secara manual dengan menggunakan kalkulator
untuk mengetahui persentase setiap variabel yang diteliti.
41
9. Tabulating
Yaitu pengelompokan data atau menyusun data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi setelah dilakukan perhitungan data secara manual.
H. Analisa Data
Untuk mendapatkan persentase hasil dari observasi yang telah diteliti
maka akan dianalisa menggunakan rumus sebagai berikut :
( Candra B, 2008)
Keterangan :
X = Jumlah persentase variabel yang diteliti
f = Susunan kategori variabel yang diamati
n = Jumlah sampel penelitian
K = Konstanta (100%)
I. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi persentase dan dinarasikan kemudian dilakukan
pembahasan yang selanjutnya didapatkan kesimpulan penelitian.
X = f/n x K
42
J. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, masalah etika sangat diperhatikan dengan
menggunakan metode :
1. Informed concent(lembar persetujuan)
Merupakan cara persetujuan antar peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan (Informed concent). Informed
concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden mengerti
maksud dan tujuan peneliti serta mengetahui dampaknya.
2. Ananomity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar
alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
43
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum PSTW Minaula Kendari
a. Sejarah Singkat
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Minaula diresmikan oleh
menteri Sosial Republik Indonesia pada tanggal 7 Desember 1981. Pada
awal berdirinya , panti menyantuni lansia sebanyak 20 orang dan jumlah
ini berkembang terus menjadi 100 orang pada tahun 1983. PSTW
Minaula di dirikan di atas areal seluas ± 3 Ha. Sebagian besar ( ± 2 Ha)
telah di pergunakan bagi pembangunan fasilitas perkantoran, rumah
ibadah dan fasilitas lain yang menunjang pelaksanaan program
pembinaan lansia terlantar dalam panti, sedangkan sisanya ± 1 Ha
dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan rekreasi dan ekonomi produktif
berupa perkebunan sayur-sayuran, pemeliharan ternak ayam dan itik
serta pemeliharaan ikan air tawar.
Sejak berdirinya, panti ini telah mendapatkan sambutan dan
dukungan yang positif di kalangan masyarakat luas.
b. LetakPanti Sosial Tresna Werdha Minaula terletak di Desa Rahaona
Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan memiliki lahan
seluas 28.000 M2 dengan batas-batasan sebagai berikut :
44
-Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Poros Bandara Haluoleo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan perkebunan masyarakat
- Sebelah Barat dan Timur berbatasan dengan rumah masyarakat
c. Sarana dan Prasarana
Tabel 5.1 Distribusi Sarana dan Prasarana di Panti Sosial TresnaWerdha Minaula kendari Tahun 2017
No Jenis Sarana dan Prasarana Frekuensi (Unit)1 Wisma tempat tinggal klien 122 Ruangan perawatan khusus 13 Ruangan keterampilan 14 Ruang Pemulasaran Jenasah 15 Kantor 16 Aula 17 Poliklinik 18 Masjid 19 Rumah Jabatan 1
10 Rumah Dinas 611 Gudang 112 Bis 213 Mobil ambulan 114 Mobil Oprasional 315 Motor Oprasional 5
Total 38Sumber : Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 5.1 namapak bahwa ada jenis sarana dan
prasarana di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula dan wisma tempat
tinggal lansia merupakan sarana terbanyak yakni 13 termasuk ruang
khusus.
45
d. Tenaga Pengelola Panti
Tabel 5.2 Distribusi Tenaga Pengelola Panti Sosial Tresna WerdhaMinaula Kendari tahun 2017
No Tenaga Pengelola Frekuensi1 Pegawai Negeri Sipil 192 Pegawai Honorer 36
Total 55Sumber : Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 5.2 nampak bahwa tenaga pengelola Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari untuk Pegawai Negeri Sipil 19
orang dan pegawai honorer sebanyak 36 orang .
2. Karakteristik Responden
a. Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di PantiSosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)1 Laki –laki 18 58,06 %2 Perempuan 13 41,94 %
Jumlah 31 100Sumber: Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Jenis
Kelamin di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Menunjukan
bahwa dari 31 responden, laki-laki sebanyak 18 responden ( 58,06 % ),
dan perempuan 13 responden (41,94 % ).
46
b. Responden Menurut Kelompok Umur
Tabel 5.6 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur diPantiSosial Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
No Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)1 60-69 2 6,45 %2 70-79 6 19,35 %3 80-89 21 67,74 %4 90-100 2 6,45 %
Jumlah 31 100Sumber : Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut
Kelompok Umur di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
menunjukan bahwa dari 31 responden , yang berumur 60-69 tahun
hanya 2 responden (6,45 % ), yang berumur 70-79 tahun 6 responden
(19,35 % ), yang berumur 80-89 tahun sebanyak 21 responden (67,74
% ), dan yang berumur 90-100 tahun 2 responden ( 6,45 % ).
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi status gizi, aktivitas
fisik, dan riwayat penyakit yang menjadi faktor yang mempengaruhi
demensia pada lansia. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada paparan
hasil berikut ini :
47
a. Status Gizi Pada Lansia
Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Status Gizi Sebagai Faktor YangMempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial TresnaWerdha Minaula Kendari Tahun 2017
No Status Gizi Frekuensi Persentase(%)
1 Bukan faktor yang mempengaruhi 6 19,35 %
2 Faktor yang mempengaruhi 25 80,65
Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.7distribusi frekuensi status gizi sebagai
faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi yaitu status gizi kurang dan lebih sebanyak 25
responden (80,65 %), bukan faktor yang mempengaruhi yaitu status
gizi baik sebanyak 6 responden (19,35 %).
b. Aktivitas Fisik Pada Lansia
Tabel 5.8Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Sebagai FaktorYang Mempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti SosialTresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
No Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase(%)
1 Bukan faktor yang mempengaruhi 11 35,48 %2 Faktor yang mempengaruhi 20 64,52 %
Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.8 distribusi frekuensi aktivitas fisik
sebagai faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor
yang mempengaruhi yaitu ketergantungan sebanyak 20 responden
48
(64,52 %),dan bukan faktor yang mempengaruhi yaitu mandiri
sebanyak 11 responden (35,48 %).
c. Riwayat Penyakit
Tabel 5.9Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Sebagai FaktorYang Mempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti SosialTresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017
No Riwayat Penyakit Frekuensi Persentase(%)
1 Bukan faktor yang mempengaruhi 8 25,81 %2 Faktor yang mempengaruhi 23 74,19 %
Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.9 distribusi frekuensi riwayat penyakit
sebagai faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor
yang mempengaruhi yaitu yang memiliki riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 23 responden (74,19 %), dan bukan faktor yang
mempengaruhi yaitu yang tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 8 responden (25,81 %).
B. PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang telah di
lakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari yang di lakukan pada
tanggal 13 Maret -26 Juli 2017 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
demensia pada lansia yaitu faktor status gizi, aktivitas fisik, dan riwayat
penyakit, menunjukan bahwa dari ketiga faktor tersebut sebagian besar yang
49
mempengaruhiterjadinya demensia adalah faktor status gizi yaitu status gizi
kurang dan lebih sebanyak 25 responden(80,65%).
Secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan
variabel berikut :
1. Status Gizi Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Demensia Pada lansiadi Panti Sosial Tresna Werdha Kendari Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.5 distribusi frekuensi status gizi sebagai
faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi
yaitu status gizi kurang dan lebih sebanyak 25 responden (80,65 %), dan
bukan faktor yang mempengaruhi yaitu status gizi baik sebanyak 6
responden (19,35 %).
Sebagian besar responden yang mengalami status gizi kurang dan
lebih di sebabkan karena mereka kadang lupa apakah sudah makan atau
belum serta tidak mengetahui apakah mengalami penurunan berat badan atau
peningkatan berat badan. Hal ini sama dengan teori yang menjelaskan pada
pemeriksaan review of system(ROS) bahwa lansia yang mengalami demensia
kadang lupa apakah sudah makan atau belum serta mengalami penurunan
atau peningkatan berat badan (Maryam, dkk,2011).
Sementara itu 6 responden (19,35%) memiliki status gizi yang
baik. Hal tersebut di karenakan selain mendapatkan makanan dari panti,
responden juga selalu di kunjungi oleh keluarga dan keluarga selalu
50
membawakan makanan kesukaan dan yang bergizi sehingga pola makan
responden terjaga dan memiliki status gizi baik.
Status gizi merupakan asupan makanan yang di dapat seseorang yang
mencukupi gizi seimbang. Status gizi juga dapat di definisikan sebagai
keadaan kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yg diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi), dan penggunaan (utilisasi) zat-zat gizi
makanan ( Hsu 2006).Menurut Richard et al.(2007), salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya demensia pada lansia adalah status gizi. Dapat
dilihat juga dari penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi,dkk (2013) yaitu
subjek yang mengalami demensia memiliki status gizi kurang dan lebih
sebanyak 62,3 % dan subjek status gizi baik sebanyak 37,7 %.
2. Aktivitas Fisik Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Demensia Padalansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kendari Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.6 distribusi frekuensi aktivitas fisik sebagai
faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi
yaitu ketergantungan sebanyak 20 responden (64,52 %), dan bukan faktor
yang mempengaruhi yaitu mandiri sebanyak 11 responden (35,48 %).
Hal ini di sebabkan karena sebagian besar responden dalam
melakukan aktivitas sehari – hari mengalami kesulitan seperti memasak,
mencuci pakaian, merapikan tempat tidur, dan membersihkan ruangan, serta
ada juga yang menggunakan alat bantu seperti tongkat dan kursi roda untuk
51
berjalan sehingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas secara mandiri di
lingkungan tempat tinggal atau di luar ruangan. Selain itu juga sebagian
besar responden dalam melakukan aktivitas di waktu luang seperti kegiatan
olah raga, keagamaan, dan menyalurkan hobi kurang, mereka lebih banyak
berdiam diri di dalam kamar/ ruangan.
Menurut penelitian Turana, Yuda (2013), Saat lansia melakukan
aktivitas fisik dapat langsung menstimulasi otak, sehingga saat melakukan
olah raga teratur dapat meningkatkan protein di otak yang di sebut Brain
Derived Neurotrphic Factor (BDNF). Protein Derived Neurotrphic Factor
(BDNF) ini berperan penting menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat, kadar
Protein Derived Neurotrphic Factor (BDNF) yang rendah dapat
menyebabkan penyakit demensia. Sehingga lansia yang banyak melakukan
aktivitas fisik akan mempunyai fungsi kognitif yang lebih baik. Lansia yang
sudah mengalami demensia sebagian besar juga hanya duduk-duduk dan
tidur sepanjang hari serta aktivitas yang dilakukan seperti aktivitas mandi,
mencuci pakain, memasak, merapikan tempat tidur,dan aktivitas lainnya
memerlukan bantuan orang lain. Semakin tinggi level aktivitas fisik maka
semakin rendah kejadian demensia pada lansia (Pratiwi, Marliyati, &
Latifah, 2013).
Sementara itu 11 responden (35,48%) dapat melakukan aktivitas
fisik secara mandiri. Dikarenakan kondisi kesehatan fisik responden tidak
terganggu atau baik, sehingga untuk melakukan aktivitas olah raga dan
52
aktivitas sehari-hari sepertimandi, mencuci pakaian, merapikan tempat tidur
serta menyalurkan hobi dapat di lakukan secara mandiri. Kemampuan
umum untuk tidak tergantung kepada orang lain mempengaruhi dalam
kegiatan sehari-hari (Nugroho, 2008).
3. Riwayat Penyakit Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Demensia Padalansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kendari Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.7 distribusi frekuensi riwayat penyakit sebagai faktor
yang mempengaruhi demensia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi yaitu yang
memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 23 responden (74,19 %), dan
bukan faktor yang mempengaruhi yaitu yang tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi sebanyak 8 responden (25,81 %).
Hal ini di sebabkan karena seiring berjalannya proses penuaan pada
lansia maka respon terhadap penyakit semakin meningkat, sehingga lansia
banyak yang memiliki riwayat penyakit hipertensi.Dimana pembuluh darah
pada lansia lebih tebal dan kaku atau disebut aterosklerosis sehingga tekanan
darah meningkat.Peningkatan tekanan darah kronis dapat meningkatkan efek
penuaan pada struktur otak, meliputi reduksi substansia putih dan abu-abu di
lobus prefrontal serta meningkatkan hiperintensitas substansia putih di lobus
frontalis sehingga hal tersebut mempengaruhi penurunan kognitif/demensia
pada lansia (Myers, 2008).Pada lansia hendaknya mengurangi konsumsi
natrium (garam), karena garam yang berlebih dalam tubuh dapat
meningkatkan tekanan darah (hipertensi)(Maryam, dkk,2011).
53
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada tanggal 13 Maret-26 Juli
2017 pada 31 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia yaitu faktor
status gizi, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit, dapat disimpulkan secara
umum bahwa dari ketiga faktor tersebut yang mempengaruhi adalah faktor
status gizi yaitu status gizi kurang dan lebih sebanyak 25 responden(80,65%).
dengan penjabaran :
1. Status gizi sebagai faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor
yang mempengaruhi yaitu status gizi kurang dan lebih sebanyak 25
responden (80,65 %), dan bukan faktor yang mempengaruhi yaitu status
gizi baik sebanyak 6 responden (19,35 %).
2. Aktivitas fisik sebagai faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa faktor
yang mempengaruhi yaitu ketergantungan sebanyak 20 responden (64,52
%), dan bukan faktor yang mempengaruhi yaitu mandiri sebanyak 11
responden (35,48 %).
3. Riwayat penyakit sebagai faktor yang mempengaruhi demensia pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari menunjukan bahwa
54
faktor yang mempengaruhi yaitu yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi sebanyak 23 responden (74,19 %), dan bukan faktor yang
mempengaruhi yaitu yang tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 8 responden (25,81 %).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang di peroleh, maka :
1. Di harapkan bagi institusi pendidikan khususnya Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari kiranya penelitian ini dapat di
jadikan bahan masukan atau referensi tentang Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Demensia Pada Lansia.
2. Di harapkan bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengembangan
ilmu dalam bidang penelitian serta dapat berguna bagi pembaca sebagai
ilmu yang dapat menambah wawasan pengetahuan.
3. Di harapkan bagi pihak petugas Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
Kendari untuk lebih memperhatikan status gizi dan riwayat penyakit,
sertamemberikan promosi kesehatan tentang pentingnya aktivitas olah raga
terhadap lansia yang belum mengalami demensia.
55
DAFTAR PUSTAKA
Ismayanti, N. 2012.Hubungan Antara Pola Konsumsi Dan Aktivitas Fisik. Dalamhttp//www.wikipedia.com diakses pada tanggal 25 Februari 2017.
Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2013. Kecamatan kendari Dalam Angka 2013.Di akses dari http//kendarikota.bps.go.id. diakses pada tanggal 25 februari2017.
Batubara, Irwan. 2011. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: SalembaMedika.
Candra B, 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : EGC.
Maryam.dkk.2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: SalembaMedika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental KeperawatanEd,4.Vol.1. Jakarta:EGC
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental KeperawatanEd,4.Vol.2. Jakarta:EGC
Pratiwi, C.dkk. 2013.Demensia Pada Lansia. Dalam http//www.wikipedia.com diAkses pada tanggal 25 februari 2017.
Sirajuddin. 2012. Status Gizi. Jakarta : EGC.
Turana, Yuda. 2013. Informasi Kesehatan. Dalam http//www.wikipedia.com diakses
Pada tanggal 25 februari 2017.
Wreksoatmodjo, B. 2014. JournalBeberapa Kondisi Fisik Dan Penyakit YangMerupakan Faktor Resiko Gangguan Kognitif. Dalam Portal Garuda di aksesPada tanggal 25 februari 2017.
Yatim, F. 2003. Demensia,Penyakit Alzheimer. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
56
57
58
59
Lampiran 4
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
di-
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan maka saya :
Nama : Harnita Sary
Nim : P00320014064
Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “ Identifikasi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari Tahun 2017 “.
Sehubungan dengan hal ini, mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan
waktu menjadi Responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau
menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka Bapak/Ibu dipersilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan Responden ini.
Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam peneltian ini, sebelumnya
diucapkan terima kasih.
Peneliti
Harnita Sary
60
Lampira 5
PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswi Program D III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan, Harnita Sary
(NIM.P00320014064), dengan judul “ Identifikasi Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Demensia Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
Kendari Tahun 2017 “.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kendari, Juli 2017
Responden
(………………………….)
61
Lampiran 6
KUISIONER STATUS GIZI SEBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEMENSIA
PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
MINAULA KENDARI TAHUN 2017
A. Identitas Responden
1. Nama Inisial :
2. Umur :
3. Alamat :
B. Variabel Yang Di teliti
1. Tinggi Badan : Cm
2. Berat Badan : Kg
Rumus IMT :
IMT =( )( )
Indeks Massa Tubuh (IMT) Kriteria objektif
18,5 – 22,9 kg/m Status gizi baik
<18,5 kg/m Status gizi kurang
>23,0 kg/m Status gizi lebih
62
KUISIONER AKTIVITAS FISIK SEBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DEMENSIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
MINAULA KENDARI TAHUN 2017
A. Identitas Responden
1. Nama Inisial :
2. Umur :
3. Alamat :
BARTHEL INDEKSMODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ
NOAktivitas Mandiri
NILAI1
KetergantunganNILAI 0
1 Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan,mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakan
3 Memakan makanan yang telah disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilandiri(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosokgigi, mencukur kumis)
5 Membuang air besar di WC(membersihkan danmengeringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontro lpengeluaran feaces (tinja)
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkandanmengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluarruangan tampa alat bantu, spt tongkat
63
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaanyang di anutnya
11 Melakukan pekerjaan rumah. Spt merapihkan tempattidur,mencucipakaian,memasakdanmembersihkanruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhankeluarga
13 Mengelola keuangan ( menyimpan dan menggunakanuang sendiri)
14 Menggunakan saran transportasi umum untukbepergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai denganaturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untukkepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akanpelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatankeagamaan, sosial, rekreasi, olah raga danmenyalurkan hobi)