___________________________________________________________ Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 1 I. Tujuan Umum 1. Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki kebiasaan yang islami pada individu dan masyarakaatnya. 2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari sikap berlebihan, serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya. 3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri seorang muslim 4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih sayang kepada manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan manusia, menghormati harta secara umum dan khusus pola hidup ekonomis dan mengembangkan harta serta menjaganya. 5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat islam pada dirinya keluarga dan masyarakat. II. T ujuan Kognitif (cognitive) 1. Menjelaskan yang dimaksud shalat dengan munasabah 2. Menjelaskan pengertian shalat sunnah nafilah 3. Menjelaskan kedudukan Shalat sunnah Nafilah 4. Menjelaskan pembagian shalat sunnah nafilah bighairi munasabah 5. Keistimewaan Shalat nafilah bilmunasabah 6. Menjelaskan keutamaan Shalat sunnah III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik) 1. komitmen melakukan shalat nafilah bighairi munasabah 2. Komitmen melakukan shalat nafilah bilmunasabah IV. Pilihan Kegiatan Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah : 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tujuan kajian tentang Shalat dengan Munasabah 2. Kagiatan Inti: Kajian tentang Shalat dengan Munasabah
30
Embed
I. Tujuan Umum - mtalhur.files.wordpress.com · Nuzhatl Muttaqin Syarh Riyadussolihin Mustafa al-Banna ... Secara bahasa kata nafilah berasal dari kata An-Nafal dan Nafilah, bentuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 4
ركعات( 4) الظهر لوات الخمس المفروضة ركعات( 4) العصر الص
ركعات( 3) المغرب ركعات( 4) العشاء
اتب سنة الرو سنة الوتر سنة
د )قيام الليل( سنة التهج سنة المطلق
الصالة صالة النبي
سلم عند صلى هللا عليه و مستحبة النافلة بغير مناسبة خروج ودخول البيت
ع تطو
سنة الضحى وضوء النافلة سنة ال سنة تحية المسجد سنة االستخارة بالمنفرد ة اج ح سنة ال ة ب و سنة الت ح ي ب س سنة الت النافلة بالمناسبة ح ي او ر الت سنة ن ي د ي ع ال سنة ف و س ك ال و ف و س خ ال سنة بالجماعة اء ق س ت س اال سنة ة از ن ج ال سنة هللا د ن ع د ب ع ال ة ج ر د د ي ز ت
ة ض و ر ف م ال ات و ل الص ام ي ق ن م ان ص ق الن د س ت ة ل اف الن ة ال ص ل ائ ض ف د و م ح م ال ام ق م ال د ب ع ي ال ط ع ت
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 7
sebelum Ashar." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini
hasan)
2. Shalat sunnah witir yaitu shalat sunnat muakad (dianjurkan) yang biasanya
dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat.
عن وسلمعليههاللصلىاللهرسولقال قالالنصارهي هأيوبأبهمس يوتهرأنأحبفمنمسلهم كل هعلىحق الوهت ر ومنف لي فعلبهدة يوتهرأنأحبومنف لي فعلبهثلث يوتهرنأأحب ف لي فعلبهواحه
Dari Abu Ayyub Al-Anshori berkata Rasulullah saw bersabda : “Witir itu hak, maka
siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga,
kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah” (H.R. Abu Daud dan
Nasai).
Dari Aisyah : “Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya dan
terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaat dan yang penghabisan satu
Dari Samurah berkata: Rasulullah saw memerintahkan kepada kami untuk shalat dari sebagian malam sedikit atau banyak, dan menjadikan akhir dari shalat dengan witir”. (HR. Thabrani dan Bazzar).
الكبريوالوسط(Dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah saw memerintahkan shalat lail dan mendorong untuk menunaikannya, sehingga dia bersabda : Hendaklah kalian melakukan shalat malam walau hanya satu rakaat. (HR. Thabrani)
عن ت باركرب ناي نزهلقالوسلمعليههاللصلىاللهرسولهري رةأنأبهلة كلوت عال ن ياالسماءهإهللي يالد قىحه رالليلهث لثي ب ف ي قولالخه
من يبيدعوينه منلهفأستجه منفأعطهيهيسألنه لهفأغفهريست غفهرينه (رواهالماعة)
Dari Abu Hurairah ra berkata : bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhan kita akan
selalu turun setiap malam ke langit dunia saat berada sisa pertiga malam terakhir,
lalu Dia berfirman : “Barangsiapa yang berdoa kepadaku maka Aku akan
mengabulkannya, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri,
dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR.
Jamaah)
4. Shalat Mutlaq, yaitu shalat sunnat yang dapat dilakukan tanpa memerlukan sebab
tertentu dan kapan saja kecuali waktu-waktu yang diharamkan untuk
mengerjakan shalat (lihat pada shalat sunnat). Jumlah rakaatnya tidak terbatas dan
dilakukan dengan seri 2 raka'at.
Niat shalat ini, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan
didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta'ala
semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin
dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang
ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.
b. Mustahab; Shalat mustahab ialah yang keutamaannya telah diberitakan oleh Nabi,
tetapi tak ada riwayat yang menerangkan bahwa beliau rutin mengerjakannya, seperti
shalat ketika keluar dan masuk rumah.
c. Tathawwu ; yaitu shalat yang tidak ada nash yang menentukannya, tetapi dikerjakan
oleh seseorang atas dasar keinginan dan kerelaannya sendiri.
Tidak ada seorangpun yang berwudhu dan baik wudhu lalu shalat dua rakaat
menghadapkan hati dan wajahnya kepada-Nya kecuali wajib baginya surga
(HR. Muslim dan Abu Daud dan lain-lainnya)
b. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda:
دأحدكمدخلإهذا يلهسأنق بلركعت يهف لي ركعالمسجه “Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
c. Shalat Dhuha. yaitu shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik
kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12
raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 12
Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :
Dari Anas berkata : Rasulullah bersabda :
عن يهري رةأبه قالعنهاللرضه يامهبهثلث وسلمعليههللاصلىخلهيلهيأوصاينه صه )رواهالشيخان(أنامأنق بلأوتهروأنالضحىوركعتشهر كل همهنأيام ثلثةه
Dari Abu Hurairah ra berkata: kekasihku nabi saw mewasiatkan kepada tiga perkara : “Berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum saya tidur”. (HR. Bukhari Muslim)
قصر الهاللب نركعة عشرةثهنتالضحىصلىمن" )رواهالرتمذي("النةهفه “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga”. (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).
Doa Shalat Dhuha
Pada dasarnya doa setelah shalat dhuha dapat menggunakan do'a apapun. Doa
yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas shalat dhuha adalah :
"Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan
ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu,
perlindungan-Mu". "Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan
jika ada di dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram
sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan,
keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang
telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh".
d. Shalat Istikharah yaitu shalat sunnat yang dikerjakan untuk meminta petunjuk
Allah oleh mereka yang berada diantara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu
untuk memilih. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat
shalat istikharah untuk menentukan dimana ia kuliah, siapa yang lebih cocok
menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih. Setelah shalat
istikharah, maka dengan ijin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam
memilih.
Waktu Pengerjaan
Pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja namun dianjurkan
“Wahai Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan mengampuni dosamu, baik yang pertama dan
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 19
terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksankan shalat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali, Kemudian ruku’lah dan bacalah do’a tersebut 10 kali ketika sedang ruku, kemudian sujudlah dan bacalah do’a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu” (HR Tirmidzi)
Kedua: Sholat tasbih boleh dilaksanakan (boleh tapi tidak disunnahkan).
Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut Mazhab Hambali. Mereka berkata: “Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan sholat tersebut termasuk Fadhoilul A’maal, maka cukup berlandaskan hadits dhaif.” Ibnu Qudamah berkata: “Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena shalat nawafil dan Fadhoilul A’maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih” (Al-Mughny 2/123)
Ketiga: Sholat tersebut tidak disyariatkan.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ berkata: “Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan sholat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan shalat dalam shalat tasbih yang berbeda dengan shalat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada hadits yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan shalat tasbih tidak kuat”.
Ibnu Qudamah menukil riwayat dari Imam Ahmad bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnuljauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat tasbih termasuk maudhu`. Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya. Dan juga shalat tasbih berbeda gerakannya dengan shalat-shalat yang lain.
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 20
Dalam kitab-kitab fiqih mazhab Hanafiyah dan Malikiyah tidak pernah disebutkan perihal shalat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa beliau berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang shalat tasbih ini.
2. Shalat sunnah dengan munasabah yang dilakukan secara berjama’ah, adapun macam-macamnya adalah sebagai berikut :
a. Shalat Tarawih, yaitu Shalat Tarawih (terkadang disebut teraweh atau
taraweh) adalah shalat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan
ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari ترويحة
yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan
shalat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjama'ah di masjid. Fakta menarik tentang shalat ini ialah bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya
secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kemudian tidak melanjutkan pada
malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan
kepada ummat muslim (lihat sub seksi hadits tentang tarawih).
Rakaat Shalat
Terdapat beberapa praktek tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada
shalat tarawih, pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam jumlah
raka'atnya adalah 8 raka'at dengan dilanjutkan 3 raka'at witir. Dan pada
jaman khalifah Umar menjadi 20 raka'at dilanjutkan dengan 3 raka'at witir.
Perbedaan pendapat menyikapi boleh tidaknya jumlah raka'at yang
mencapai bilangan 20 itu adalah tema klasik yang bahkan bertahan
hingga saat ini. Sedangkan mengenai jumlah salam praktek umum adalah
salam tiap dua raka'at namun ada juga yang salam tiap empat raka'at.
Sehingga bila akan menunaikan tarawih dalam 8 raka'at maka formasinya
adalah salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap
empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at.
Niat shalat
Niat shalat ini, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan
didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 23
عليه أبي سعيد رضي هللا عنه قال عن صلى الل : كان رسول الل به ل شيء يبدأ وسلم يخرج يوم الفطر والضحى إلى المصلى فأو
لصالة ثم ينصرف فيقوم مقابل الناس والناس جلوس على اصفوفهم فيعظهم ويوصيهم ويأمرهم فإن كان يريد أن يقطع بعثا
قطعه أو يأمر بشيء أمر به ثم ينصرف .
Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi SAW. pada hari raya
idul fitri dan idul adha keluar ke mushalla (padang untuk shalat), maka
pertama yang beliau kerjakan adalah shalat, kemudian setelah selesai
beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk
tertib pada shaf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah)
apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan
sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai
beliau pergi. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
c. Shalat Gerhana atau shalat kusufain sesuai dengan namanya dilakukan saat terjadi gerhana baik bulan maupun matahari. Shalat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan shalat khusuf sedangkan saat gerhana matahari disebut dengan shalat kusuf.
Latar belakang Hadits yang mendasari dilakukannya shalat gerhana ialah:
صلى عن جابر قال عليه وسلم يوم : انكسفت الشمس في عهد رسول الل الل عليه وسلم فقال الناس إنما انكسفت مات إبراهيم ابن رسول الل صلى الل
لموت بالناس فقال يا أيها عليه وسلم فصلىإبراهيم فقام النبي صلى الل وإنهما ال الناس إنما ينكسفان لموت أحد الشمس والقمر آيتان من آيات الل
شيء توعدونه جلي ما من من الناس فإذا رأيتم شيئا من ذلك فصلوا حتى تن إال قد رأيته في صالتي " . رواه مسلم
"Telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim putera Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana matahari kerana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 24
demikian, maka hendaklah kamu shalat dan berdoa sehingga habis gerhana." (HR. Muslim) Niat shalat Niat shalat ini, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta'ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana. Tata cara Shalat gerhana dilakukan dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca Al Fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua. Bacaan Al Fatihah pada shalat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan pada gerhana matahari tidak. Dalam membaca surat yang sunnat pada tiap raka'at, disunnatkan membaca yang panjang. Hukum shalat gerhana adalah sunnat muakkad berdasarkan hadits Aisyah Radhiallaahu anha. Nabi dan para shahabat melakukan di masjid dengan tanpa adzan dan iqamah.
(متفقعليه)سجدات وأربعTelah berbicara kepada kami Muhammad bin Mihran, berkata Al-Walid bin Muslim berkata, diberitakan kepada kami ibnu Namir mendengar ibnu Syihab dari Urwah dari Aisyah ra Aisyah Radhiyallahu ‘Anha (yang artinya), "Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, maka beliau berdiri, bertakbir, dan orang-orang berbaris
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 25
dibelakang beliau. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam membaca bacaan yang panjang lalu beliau ruku’ dengan ruku’ yang lama, kemudian mengangkat kepalanya dan mengucapkan, "SAMI’ ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WA LAKA AL HAMDU". Kemudian beliau berdiri dan membaca bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan yang pertama, lalu takbir dan ruku’ yang lama lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian mengucapkan, "SAMI’ ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, ROBBANAA WA LAKA AL HAMDU". Kemudian sujud. Lalu beliau mengerjakan yang seperti itu pada rakaat yang kedua hingga sempurna empat ruku’ dan empat sujud. Dan matahari kembali terlihat sebelum beliau selesai" (Muttafaqun ‘Alaih)
d. Shalat Istisqa’, yaitu shalat sunnat yang dilakukan untuk meminta
diturunkannya hujan. Shalat ini dilakukan bila terjadi kemarau yang
panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan/hajat tertentu.
Shalat istisqa' dilakukan secara berjama'ah dipimpin oleh seorang imam.
Tata cara pelaksanaan
Pra shalat
Tiga hari sebelum shalat Istisqa dilaksanakan terlebih dahulu seorang
pemimpin seperti ulama, aparat pemerintah atau lainnya menyerukan
kepada masyarakat agar berpuasan dan bertaubat meninggalkan segala
bentuk kemaksiatan serta kembali beribadah, menghentikan perbuatan
yang zalim dan mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.
Hari H
Pada hari pelaksanaan, seluruh penduduk diperintahkan untuk berkumpul
(bahkan membawa binatang ternak) di tempat yang telah dipersiapkan
untuk shalat istisqa' (tanah lapang). Penduduk sebaiknya memakai
pakaian yang sederhana, tidak berhias dan tidak pula memakai
wewangian.
Shalat istisqa' dilaksanakan dalam dua raka'at kemudian setelah itu diikuti
oleh khutbah dua kali oleh seorang khatib.
Khutbah shalat istisqa' sendiri memiliki ciri/ketentuan tersendiri antara
lain:
Khatib disunnatkan memakai selendang
Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 kali sedangkan
Dari Zuhri berkata, berkata kepada saya Abbad bin Tamim bahwa pamannya salah seorang sahabat nabi saw memberitakan bahwa nabi saw keluar kepada manusia meminta air untuk mereka, maka beliau
Dari Abu Hurairah berkata: Barangsiap yang mengiringi jenazah lalu menshalatkan maka baginya satu qirath, dan barangsiapa yang mengiringinya hingga selesai maka baginya dua qirath yang terkecil keduanya seperti uhud atau salah satunya seperti gunung uhud. (Diriwayatkan oleh jamaah)
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 29
ثلقهرياط كلأجر مهنقهرياطانه هاصلىنومأحد مه لهكانرجعثعلي ثلالجرهمهن )رواهمسلم( أحد مه
Dari Khobbab ra: bahwa dia mendengar Rasululah saw bersabda bersabda : “Barangsiapa yang keluar mengiringi jenazah dari rumahnya dan shalat atasnya kemudia mengirinya hingga dikuburkan maka baginya dua qirath, dari satu ganjaran setiap satu qirath seperti gunung Uhud, dan barangsiap yang shalat atasnya kemudian pulang maka baginya ganjaran seperti gunung uhud. (HR. Muslim)
Dan cara pelaksanannya adalah dengan bertakbir 4 kali yang rinciannya adalah sebagai berikut:
Setelah takbir pertama membaca surat al-fatihah
Setelah takbir kedua membaca shalawat atas nabi Muhammad saw
Setelah takbir ketiga membaca do’a untuk mayyit
Setelah takbir keempat membaca untuk mayyit dan untuk umat islam lainnya
Keutamaan Shalat sunnah Sesungguhnya di balik disyariatkannya Shalat sunnah terdapat
hikmah-hikmah yang agung dan rahasia yang sangat banyak yaitu diantaranya:
1. Shalat sunnah dapat menambah kebajikan dan meninggikan derajat seseorang.
2. Shalat sunah berfungsi sebagai penutup segala kekurangan dalam pelaksanaan Shalat fardu.
3. Shalat sunah mempunyai keutamaan yang agung, kedudukan yang tinggi yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lainnya.
Dari Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, pelayan Rasulullah saw, berkata, "Aku pernah menginap bersama Rasulullah saw, kemudian aku membawakan air wudhu untuk beliau serta kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda, 'Mintalah kepadaku', maka aku katakan kepada beliau, 'Aku minta agar bisa bersamamu di Surga', beliau bersabda, 'Ataukah permintaan yang lain?' Aku katakan, 'Itu saja'. Beliau bersabda, 'Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu dengan banyak bersujud (Shalat)'." (HR Muslim).
ل إن فإن صالته عمله من القيامة يوم العبد به يحاسب ما أو انتقص فإن وخسر خاب فقد فسدت وإن وأنجح أفلح فقد صلحت
Materi Tarbiyah muayyid, madah tazkiyah, pb. Shalat dengan munasabah 30
ع ل تطو على عمله سائر يكون ثم الفريضة من انتقص ما بها فيكم ذلك
Dari Abu Hurairah ra , ia berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali di hisab (diperhitungkan) pada hari Kiamat nanti adalah Shalatnya, apabila Shalatnya baik, maka sungguh dia telah beruntung dan selamat, dan jika Shalatnya rusak, maka dia akan kecewa dan merugi. Apabila Shalat fardunya kurang sempurna, maka Allah berfirman, 'Apakah hamba-Ku ini mempunyai Shalat sunnah? Maka tutuplah kekurangan Shalat fardu itu dengan Shalat sunnahnya.' Kemudian, begitu pula dengan amalan-amalan lainnya yang kurang'." (HR Abu Daud, Tirmizi, dan lainnya, hadis sahih).