I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan Kota Palangkaraya kedepan yang akan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraandan semakin tingginyakesadaran masyarakat akan pola hidup sehat maka kebutuhan terhadap komoditi hortikultura khususnya buah-buahan juga akan semakin meningkat. Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan perlu mendapat perhatian adalah tanaman melon (Cucumis melo L.). Tanaman melon termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi khususnya dalam peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Daya tarik buah melon bagi konsumen yaitu cita rasa yang enak, manis, beraroma wangi dan khas serta menyegarkan; sedangkan daya tarik bagi pembudidayanya yaitu umur panen yang pendek yaitu 60-70 hari setelah tanam dan harga buah melon di pasaranyang relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman hortikultura lainnya. Hal ini akan memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha melon. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan melon bagi masyarakat Kota Palangka Raya, sebagian besar masih harus didatangkan dari luar kota. Melihat potensi lahan yang tersedia di Kota Palangka Raya dan sekitarnya, sangat memungkinkan untuk budidaya tanaman melon.
63
Embed
I. PENDAHULUAN Latar Belakang - umpalangkaraya.ac.id · Pupuk kandang kotoran ayam merupakan salah satu pilihan bahan organik yang dapat dimanfaatkan. Pemberian pupuk kandang kotoran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan Kota Palangkaraya
kedepan yang akan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan
kesejahteraandan semakin tingginyakesadaran masyarakat akan pola hidup sehat
maka kebutuhan terhadap komoditi hortikultura khususnya buah-buahan juga akan
semakin meningkat. Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan
perlu mendapat perhatian adalah tanaman melon (Cucumis melo L.). Tanaman melon
termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti
penting bagi perkembangan sosial ekonomi khususnya dalam peningkatan
pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.
Daya tarik buah melon bagi konsumen yaitu cita rasa yang enak, manis,
beraroma wangi dan khas serta menyegarkan; sedangkan daya tarik bagi
pembudidayanya yaitu umur panen yang pendek yaitu 60-70 hari setelah tanam dan
harga buah melon di pasaranyang relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya. Hal ini akan memberi banyak keuntungan kepada petani atau
pengusaha melon.
Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan melon bagi masyarakat Kota
Palangka Raya, sebagian besar masih harus didatangkan dari luar kota. Melihat
potensi lahan yang tersedia di Kota Palangka Raya dan sekitarnya, sangat
memungkinkan untuk budidaya tanaman melon.
2
Namun demikian, karena tanaman melon masih tergolong jenis tanaman yang
relatif baru menyebabkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya melon yang
baik dan benar masih terbatas sehingga masih sangat sedikit petani yang
mengusahakan tanaman ini. Melon memang memiliki nilai ekonomis dan prospek
yang cukup besar dalam pemasarannya, tetapi memerlukan penanganan intensif
dalam budidayanya.
Pada era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat. Oleh
karenanya, pelaku agribisnis melon perlu meningkatkan mutu buah dengan sistem
produksi yang tepat sehingga memiliki daya saing dipasar dan memberikan
keuntungan berkelanjutan. Tehnik budi daya yang baik mutlak diperlukan dalam
mendukung produksi yang tinggi dan kualitas buah yang memenuhi standar mutu
pasar.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam budidaya melon di daerah
Kalimantan Tengah khususnya Palangka Raya adalah lahan pertanian yang
didominasi oleh tanah marginal salah satunya adalah tanah berpasiryang tingkat
kesuburannya rendah dan sifat fisiknya kurang menguntungkan.
Upaya yang dapat dilakukan agar produktivitas tanahnya meningkat salah
satunya adalah dengan pemberian bahan organik dan pemupukan yang berimbang
agar pertumbuhan dan produksi tanaman melon dapat optimum.
Pupuk kandang kotoran ayam merupakan salah satu pilihan bahan organik
yang dapat dimanfaatkan. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berfungsi untuk
menyuburkan tanah dan membuat strukturnya remah hingga tidak mudah memadat,
3
meningkatkan kemampuan mengikat air dan sebagai sumber hara nitrogen, fosfor
dan kalium (Sutejo, 2000).
Menurut ahli tanah di fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta Sarwono Hardjowigeno kotoran ayam lebih unggul menyuburkan tanah
ketimbang kotoran lain karena bagian padat dan cair kotoran ayam menyatu
(Ridha,2014)
Selain pupuk kandang, untuk pertumbuhan yang baik, tanaman juga perlu
diberi pupuk buatan. hal ini disebabkan kandungan unsur hara dalam pupuk kandang
belum mencukupi, kecuali pada lahan yang benar-benar subur (Setiawan, 2009)
Pemupukan umumnya diberikan melalui tanahterutama untuk pupuk yang
mengandung unsurhara makro (N,P, dan K). Sedangkan unsur-unsurhara mikro yang
tidak kalah pentingnya bagitanaman melon perlu mendapat perhatian.Oleh karena
itu, pemakaian pupuk N, P, dan Kyang diberikan lewat tanah perlu diimbangidengan
pemberian pupuk daun yang mengandungunsur hara mikro.
Pemupukan melalui daun inihanyalah sebagai pelengkap dari pupuk
yangdiberikan lewat tanah.Pemberian pupuk pelengkap melalui daunlebih efektif,
karena unsur hara mikro yangdikandungnya cepat diserap, sehingga dapatmemacu
pertumbuhan, disamping mengandung unsur mikro, pupuk pelengkap juga
mengandungzat pengaktif (bio aktivator) bio sintesa dalamjaringan tanaman dan
sebagai biokatalisatorpembentuk berbagai senyawa di dalam sel tanamandalam
memanfaatkan ketersediaaan unsur haradalam tanah secara optimal (Abdullah,
1993).
4
Pupuk Plant Catalyst 2006 merupakan salah satu pupuk pelengkap yang dapat
berperan sebagai katalisator tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara dalam tanah
serta menyediakan unsur hara makro dan mikro untuk tanaman. Selain itu juga dapat
mengefektifkan pemakaian unsur hara makro, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanaman (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001).
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran ayam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
b. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
c. Mengetahui pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayam
dan pupuk plant catalyst 2006 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
melon (Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
1.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
b. Pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
5
c. Interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayamdan pupuk Plant Catalyst
2006 berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon
(Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Melon
Dalam klasifikasi tanaman melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan
(Cucurbitaceae). Menurut Rukmana (1994) secara lengkap dan sistematika
klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
Melon termasuk tanaman semusim atau setahun (annual) yang bersifat
menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin. Tentang
sistem perakarannya tanaman melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang
menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm.
Batang tanaman melon bisa mencapai ketinggian (panjang) antara 1,5-3
meter, berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku, sebagai tempat melekatnya tangkai
daun. Batang melon mempunyai alat pemegang yang disebut pilin. Batang ini
digunakan sebagai tempat memanjat tanaman (Rukmana, 1994).
Daun melon (Cucumis melo L.) berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar
sudutnya lima, mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3-7 lekukan. Daun melon
7
berwarna hijau, lebar bercangap atau berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan
daun kasar, ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak bercangap.
Panjang pangkal berkisar 5-10 cm dengan lebar 3-8 cm (Soedarya, 2010).
Bunga melon tumbuh di ketiak daun dan hampir selalu berkelamin tunggal,
berumah satu (monoceous). Artinya letak bunga jantan dan betina terpisah tidak
dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman bahkan dalam satu cabang
tanaman. Bunga betina terbentuk secara tunggal, tidak berkelompok. Bunga jantan
mudah dibedakan dari bunga betinanya. Bunga jantan terbentuk berkelompok 3-5
buah dan terdapat pada setiap ketiak daun. Bunga betina umumnya terletak pada
daun ke-1 atau 2 pada setiap ruas percabangan. Bunga betina mempunyai putik,
mahkota bunga dan bakal buah (Prajnanta, 2003).
Buah melon sangat bervariasi, baik bentuk, warna kulit, warna daging buah
maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon antara bulat, bulat oval sampai
lonjong atau selindris. Warna kulit buah antara putih susu, putih-krem, hijau-krem,
hijau kekuningan, hijau muda, kuning, kuning-muda, kuning jingga sampai
kombinasi dari warna-warni tersebut. Bahkan ada yang bergaris-garis, totol-totol
danjuga struktur kulit antara berjala, semi berjala hingga tipis dan halus (Rukmana,
1994).
Warna daging buah melon bermacam-macam, mulai hijau kekuningan,
kuning agak putih, hingga jingga. Ketebalan daging buah antara agak tebal (sedang),
sampai tebal dengan cita rasa manis beraroma harum yang khas. Kandungan kadar
gulanya pada kisaran 10% sampai 16%. Berat buah melon masak antara 0,5-2,5 kg.
Melon hibrida bahkan ada yang beratnya mencapai 4kg, yakni varietas Ten-Me dan
8
Action 434.Umur buah di panen antara 60-100 hari setelah pindah tanam tergantung
varietas nya (Agromedia, 2007)
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Tanaman melon memerlukan curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun.
Ketinggian tempat yang optimal adalah 200-900 m dpl. Namun, tanaman melon
masih dapat berproduksi dengan baik pada ketinggian 0-100 meter dpl.
Pertumbuhan tanaman melon tidak banyak dipengaruhi oleh kelembaban udara,
asalkan kadar air di dalam tanah cukup tersedia. Kelembaban ± 65% . Kelembaban
yang tinggi akan mempercepat perkembangan penyakit, jamur dan proses
pemasakan. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon dan
hujan yang turun terus menerus juga akan merugikan tanaman melon. (Prajnanta,
2003).
Tanaman melon membutuhkan tempat yang mendapat sinar matahari penuh
sekitar 10-12 jam/hari, suhu udaranya hangat dan kelembaban udaranya relatif
rendah. Selama proses perkecambahan idealnya pada suhu udara 28oC-
30oC,sedangkan pada periode pertumbuhan kisaran suhu yang ideal 25oC-30o C
(Rukmana, 1994).
Jenis tanah yang paling ideal untuk melon adalah tanah geluh berpasir yang
lapisan olahnya dalam, tidak mudah becek (menggenang), subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, dan pHnya antara 6,0-6,8 meskipun masih toleran pada
pH antara 5,8-7,2 (Rukmana, 1994).
9
2.3. Tanah Berpasir
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsional (%) relatif antara fraksi pasir, debu
dan liat. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70 % pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung ( Hanafiah, 2009).
Menurut Novizan (2005), tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah. Tanah
jenis ini memiliki ketersediaan rongga udara dan drainase yang baik. Namun, tekstur
pasir yang memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga
kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya cepat kering.
Kemampuan menyimpan hara pada tekstur pasir juga sangat rendah, sehingga unsur
hara yang diberikan melalui pemupukan cepat hanyut terbawa air keluar dari area
perakaran.
Tanah berpasir merupakan tanah yang mempunyai struktur porous. Pada tanah
ini umumnya bila secara alamiah ditanami, tanaman tidak bisa tumbuh subur, karena
sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut unsur
hara hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman tidak bisa dijangkau akar ( Lingga, 2001)
Salah satu cara dalam mengatasinya yaitu penambahan bahan organik, seperti
kompos dan pupuk kandang dalam jumlah banyak. Bahan ini bertindaksebagai
perekat partikel pasir dan menambah kemampuannya dalam menyimpan air dan
unsur hara.
10
2.4. Pupuk Kandang Kotoran ayam
Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha peternakan.
Limbah tersebut tidak saja berupa feses, melainkan juga sisa pakan, urine, dan sekam
sebagai litter pada pemeliharaan ayam (Setiawan, 2011).
Menurut Jumin (2008), keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain :
(1) dapat memperbaiki kesuburan fisik tanah melalui perubahan struktur dan
permeabilitas tanah, (2) Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena
mengandung unsur N, P, K, Ca dan Cl, (3) dapat meningkatkan kegiatan
mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan biologis, (4) dalam
pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman,
seperti auxin, gibberelin dan cytokinin.
Dalam penggunaannya pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang
dan siap pakai. Pada kondisi matang, pupuk kandang antara lain mempunyai tanda-
tanda sebagai berikut, Jika diraba, pupuk terasa dingin, jika diremas, pupuk tersebut
mudah rapuh, pada kebanyakan pupuk kandang, wujudnya telah berubah dari wujud
aslinya, bau aslinya (bau kotoran) telah hilang (Setiawan, 2009).
Pupuk yang belum matang, apalagi yang baru keluar dari tubuh hewan
sebaiknya tidak digunkan. Sebab, kotoran masih mengalami proses penguraian oleh
jasad renik. Salah satu hasil proses penguraian ini adalah energi panas yang akan
memberikan efek buruk bagi tanaman (Agromedia, 2007).
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk kandang sangat
tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan
11
tempat penyimpanan. Berikut ini gambaran tentang kandungan hara dalam beberapa
jenis pupuk kandang.
Tabel 1. Jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang
Jenis pupuk kandang Kandungan (%)
Nitrogen (N) Fosfor (P) Potasium (K)
Kotoran sapi 0,97 O,69 1,66
Kotoran Kuda 0,50 0,74 0,84
Kotoran Biri-biri 2,04 1,66 1,83
Kotoran Ayam 2,71 6,31 2,01
Kotoran Itik 0,83 1,80 0,43
Kotoran Kambing 0,60 0,30 1,17
Kotoran domba 0,75 0,50 0,45
Kotoran Babi 1,25 1,85 0,75
Sumber : Agromedia (2007)
Pupuk kandang kotoran ayam tergolong salah satu jenis pupuk kandang yang
bagian padat dan cairnya tergabung menjadi satu.
Menurut Hardjowigeno dalam Supraptono (2008), karena bagian padat dan cair
menjadi satu, maka kandungan haranya lebih tinggi dibanding dengan pupuk
kandang lain.
Berdasarkan penelitian Supraptono (2008), pada budidaya melon pada tanah
mineral disarankan, hendaknya melon diberi pupuk kandang kotoran ayam 30 t ha-1 .
Pada penelitian penulis sebelumnya dengan dosis pupuk kandang 30 t ha-1 pada
tanah berpasir masih belum mampu menghasilkan berat buah rata-rata pada deskripsi
varietas.
2.5. PupukPlant catalyst 2006
Kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu penyerapan unsur
haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk yang diberikan lewat akar.
12
Akibatnya tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak, oleh
karena itu pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil dibandingkan pemupukan
lewat akar(Lingga, 2001).
Plant Catalyst 2006 adalah pupuk pelengkap yang mengandung unsur hara
lengkap (makro dan mikro). Merupakan katalisator dan berperan dalam
mengefektifkkan serta mengoptimalkan tanaman menyerap pupuk-pupuk utama dari
dalam tanah dan dari pupuk dasar (urea, SP-36, KCl, ZA, pupuk kandang).
Tabel 2. Komposisi Unsur Plant Catalyst 2006
Komposisi Unsur Hara Plant Catalyst 2006
Unsur Jumlah
Nitrogen ( N ) 0,23 % Kalium ( K ) 0,88 % Phosfor ( P ) 5,54 %
P2 O5 12,70 % Sulfur ( S ) 0,02 % Boron ( B ) 0,25 % Chloride ( Cl ) 0,11 % Natrium ( Na ) 27,42 % Carbon ( C ) 6,47 % Calcium ( Ca ) < 0,05 ppm Magnesium ( Mg ) 25,92 ppm Manganese ( Mn ) 2,37 ppm Zinc ( Zn ) 11,15 ppm Iron ( Fe ) 36,45 ppm Molibdenum ( Mo ) 35,37 ppm Copper ( Cu ) < 0,03 ppm Aluminium ( Al ) < 0,4 ppm Cobalt ( Co ) 9,59 ppm
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Analisa Sucofindo No. 2724428Tanggal 16
Agustus2000) Catatan : Dalam aplikasinya, komposisi/kadar seperti diatas, harus dilarutkan
minimal dalam 400 L air untuk setiap 1- 4 kg formula.
13
Saat aplikasi pupuk Plant Catalyst 2006, pupuk dasar (NPK, Urea, SP-36, KCl,
ZA, Pupuk kandang) tetap diberikan sesuai rekomendasi Dinas Pertanian. Waktu
penyemprotan yang baik adalah pagi hari sebelum pukul 09.30 atau sore setelah
pukul 15.30.Khusus tanaman padi, jagung, dan timun, jangan menyemprot pada saat
tanaman berbunga.
Keunggulan dari pupuk Plant Catalyst 2006 yaitu (1) meningkatkan produksi
per satuan luas (2) meningkatkan kualitas produksi (buah lebih besar, biji lebih
bernas, tahan terhadap hama dan penyakit), (3) ramah lingkungan dan tidak merusak
struktur tanah, (4) kandungan unsur haranya lengkap (unsur hara makro dan mikro),
(5) mengatasi defisiensi laten unsur-unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, (6)
dapat digunakan untuk semua jenis tanaman, (7) bentuk tepung (powder)
memudahkan cara menyimpan (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001).
Sudarman dalam Surtinah (2006) melaporkan bahwa produksi sawi dapat
ditingkatkan sampai 150% dari produksi Nasional apabila diberi Plant Catalyst 2006
dengan konsentrasi 7,5 g dengan media tanam diberi pupuk kandang ayam dengan
dosis 20 ton/hektar dan dipanen pada umur 36 hari setelah pindah tanam.
Pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 dengan konsentrasi 0,3% memberikan
hasil tertinggi pada tanaman mentimun (Hanibal, 2004)
Pemberian pupuk plant catalys 2006 dengan konsentrasi 2 gram/liter air dengan
dosis pupuk kandang 30 t ha-1 memberikan hasil tertinggi untuk parameter berat
buah, tebal daging buah dan kadar kemanisan buah pada tanaman melon (Andrianus,
2014.
14
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakankan pada bulan Mei-Agustus 2014.Penelitian
berlokasi di kebun percobaan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Jalan Mahir Mahar Km. 5,5 Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau,Kota
Palangka Raya.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah, benih melon varietas Action 434,
mampu meningkatkan ketersediaan hara yang ditunjukkan dengan adanya
peningkatan jumlah daun pada umur 28 HST, ternyata belum diimbangi dengan
kemampuan tanaman memanfaatkan unsur hara meskipun ketersediaannya
meningkat. Hal ini diduga karena pertumbuhan tanaman dibatasi oleh ruang tumbuh.
Pertumbuhan tanaman yang meningkat namun tidak diimbangi ruang tumbuh yang
memadai menyebabkan hasil tanaman tidak maksimal, sehingga peningkatan dosis
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak berpengaruh
terhadap tingkat kemanisan buah.
Selain faktor ruang tumbuh, tingkat kemanisan buah juga dipengaruhi oleh
kemasakan buah. Umumnya pada tanaman melon masak buah tidak seragam
sehingga untuk menjaga kualitas buah, pemanenan melon dilakukan secara bertahap.
Pada penelitian ini panen buah dilakukan secara serentak sehingga potensi
terjadinya keragaman hasil akibat masak buah yang tidak merata cukup tinggi. Dari
pengukuran tingkat kemanisan buah yang dilakukan 5 hari setelah dilakukan panen
tanaman sampel, tingkat kemanisan buah mencapai 130Briks, sehingga faktor
36
kemasakan buah juga diduga berpengaruh terhadap peningkatan kemanisan buah
melon.
Waktu panen optimal berkaitan dengan kadar gula buah. Kadar gula buah
bertambah secara drastis selama proses pemasakan. Jadi, ciri-ciri waktu panen yang
pas harus diketahui karena panen dini akan menurunkan kadar gula buah
(Trubus,2011).
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk Plant
Catalyst 2006 berpengaruh nyata pada pada variabel pengamatan jumlah
daun umur 28 HST. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel
diameter batang melon pada umur 14 HST, 21 HST dan 28 HST, umur
mulai berbunga, jumlah daun umur 14 dan 21 HST, serta variabel hasil
tanaman.
b. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam secara tunggal berpengaruh
sangat nyata terhadap variabel diameter batang umur 14 HST, namun tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan pertumbuhan
lainnyaserta variabel hasil tanaman melon.
c. Hasil diameter buah dan tebal daging buah tertinggi dihasilkan oleh
perlakuan K3P2dengan diameter buah rata-rata 16,98 dan tebal daging buah
rata-rata 4,69 cm, berat buah tertinggi dihasilkan perlakuan K3P1 dengan
berat buah rata-rata 2,69 kg, sedangkan tingkat kemanisan buah tertinggi
dihasilkan oleh kombinasi perlakuan K3P3 yaitu dengan tingkat kemanisan
rata-rata 10,07 (0Briks).
5.2. Saran
Dalam budidaya melon pada tanah berpasir khususnya di Palangkaraya,
kalimantan tengah, disarankan mempertimbangkan pengunaan pupuk kandang
38
dengan dosis 40 t ha-1dan plant catalyst 2006 dengan konsentrasi 1 gram/liter air
(K3P1).
39
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Rhineka Cipta. Jakarta.
Andrianus, T. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Plant Catalyst 2006 Terhadap Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.).Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Hanafiah, Ali,K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta
Hanibal dan Nusifera, S. 2004. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Plant Catalyt 2006 Terhadap tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Lingga, P. 1994. Petunjuk Pengunaan Pupuk . Penebar Swadaya. Jakarta
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Thoha, M. 2013. Efektivitas Pemberian Pupuk Organik Cair Kotoran Ayam dan Pengurangan Jumlah Buah Terhadap Hasil tanaman Melon (Cucumis melo. L) Pada Tanah Gambut. Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Prajnanta, F. 2003. Melon: Pemeliharaan Secara Intensif, kiat sukses beragribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta.
PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001. Pupuk Pelengkap Plant Catalyst 2006. Leaflet. Tidak dipublikasikan.
Redaksi Agromedia, 2007. Budi Daya Melon. Agromedia Pustaka. Jakarta .
Redaksi Agromedia, 2007. Petunjuk pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Ridha YK, 2014. Malu Hilang Manis Datang, Majalah Trubus No. 532 Edisi maret 2014/XLV
Rukmana, R. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Setiawan,Iwan, A. 2009. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
40
Setiawan, Susilo, B.2011, Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sobir dan Siregar,F. D. 2011. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.
Surtinah. 2006. “Peranan Plant Catalyt 2006 Dalam meningkatkan Produksi Sawi (Brssica juncea, L)”. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 3 No. 1 Agustus 2006.
Supraptono, D. 2008. Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Pada Tanah Mineral. Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Sutejo, M. M. 2000. Pupuk Dan Cara Pemupukan, Rhineka Cipta. Jakarta.
Trubus, 2011. The Best Melon. PT Trubus Swadaya. Jakarta.
Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan Analisis dan Interprestasinya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.