I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya, penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis. Kondisi Industri Kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil, 80 persen diantaranya bergerak dibidang pertanian. Potensi industri kecil yang sebanyak itu, tentu saja memberikan dampak bagi Produk Domestik Bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta penyerapan tenaga kerja yang besar karena sektor industri kecil didominasi padat karya atau home industri. Peran industri kecil dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Pentingnya industri kecil khususnya di Negara Indonesia dimana jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah dan aneka sumber alam sangat berlimpah, kapital terbatas pembangunan pedesaan masih terbelakang dan distribusi pendapatan tidak merata, sangat erat hubungannya dengan sifat umum kelompok industri kecil. Setiap jenis usaha pasti diharapkan bisa menghasilkan keuntungan, baik itu usaha besar maupun usaha kecil. Tingkat keuntungan suatu usaha merupakan pencerminan dari keberhasilan usaha suatu perusahaan. Semakin besar
51
Embed
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalahrepository.utu.ac.id/172/1/BAB I_V.pdfI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, industri kecil
memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai potensi yang
dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya,
penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua
sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis.
Kondisi Industri Kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42
juta usaha mikro dan kecil, 80 persen diantaranya bergerak dibidang pertanian.
Potensi industri kecil yang sebanyak itu, tentu saja memberikan dampak bagi
Produk Domestik Bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta
penyerapan tenaga kerja yang besar karena sektor industri kecil didominasi padat
karya atau home industri.
Peran industri kecil dapat dilihat dari dua aspek yaitu peran terhadap
penyerapan tenaga kerja dan peranan terhadap nilai ekspor. Pentingnya industri
kecil khususnya di Negara Indonesia dimana jumlah tenaga kerja berpendidikan
rendah dan aneka sumber alam sangat berlimpah, kapital terbatas pembangunan
pedesaan masih terbelakang dan distribusi pendapatan tidak merata, sangat erat
hubungannya dengan sifat umum kelompok industri kecil.
Setiap jenis usaha pasti diharapkan bisa menghasilkan keuntungan, baik itu
usaha besar maupun usaha kecil. Tingkat keuntungan suatu usaha merupakan
pencerminan dari keberhasilan usaha suatu perusahaan. Semakin besar
2
keuntungan berarti perusahaan tersebut akan mampu memenuhi kewajibannya dan
lebih berpotensi untuk berkembang.
Kekuatan, Kelemahan, serta Tantangan Industri Kecil sebagai berikut :
1. Kekuatan Industri Kecil dan Menengah
Industri kecil memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah :
Penyediaan lapangan kerja, peran industri kecil dalam penyerapan dengan 50
persen tenaga kerja yang tersedia, sumber wirausaha baru keberadaan usaha
kecil dan menengah selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh
kembangnya wirausaha baru, memiliki segmen usaha pasar yang unik,
melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar,
memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang
lainnya, memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan
yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri
kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.
2. Kelemahan industri kecil yaitu masih terbatasnya kemampuan sumber daya
manusia, kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri kecil
lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi- fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam
informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi
sebagai tukang saja, kecenderungan konsumen yang belum mempercayai
mutu produk industri kecil, kendala permodalan usaha sebagian besar industri
3
kecil memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil. Di
samping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi
penundaan pembayaran.
3. Tantangan industri kecil meliputi : Iklim usaha yang tidak kondusif, iklim
usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang
usaha tertentu, pengusaha industri dari hulu ke hilir oleh industri besar
berbagai peraturan yang tidak mendukung (Retribusi, perijinan dan lain- lain),
pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.
Karakteristik atau ciri-ciri usaha industri kecil secara umum yaitu
a. Fleksibel dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanya
akan berpindah ke usaha lain.
b. Permodalannya tidak selalu tergantung pada modal dari luar, mereka mampu
berkembang dengan kekuatan modal sendiri.
c. Dalam hal pinjaman sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang
cukup tinggi.
d. Merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani
kebutuhan masyarakat.
Dalam meningkatkan peranan industri kecil di dalam masyarakat ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar usaha tersebut mempunyai nilai jual
yang tinggi antara lain :
a. Memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Tiap unit
investasi pada sektor industri kecil dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha
4
besar maupun menengah. Pada tahun 2003, ternyata industri kecil menyerap
99,4 persen dari seluruh tenaga kerja.
b. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal, memegang
peranan utama dalam pengadaan produk dan jasa bagi masyarakat, dan secara
langsung menunjang kegiatan usaha yang berskala lebih besar.
c. Industri kecil relatif tidak memiliki utang dalam jumlah besar.
d. Industri kecil memberikan sumbangan sebesar 58,30 persen dari PDB nasional
pada tahun 2003, karena masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini
adalah tingginya tingkat pengangguran.
e. Dapat menumbuhkan usaha di daerah, yang mampu menyerap tenaga kerja.
f. Akhir-akhir ini peran industri kecil diharapkan sebagai salah satu sumber
peningkatan ekspor non migas.
Untuk meningkatkan penjualan, para perajin industri kecil perlu
memperhatikan aspek pemasaran. Pemasaran produk secara langsung ataupun
lewat perantara sebaiknya dioptimalkan. Kerja sama dengan eksportir swasta,
maupun dukungan berbagai lembaga terkait seperti Pemda, Disperindag dan dinas
kepariwisataan diharapkan dapat memperkuat jaringan pemasaran dalam negeri
dan luar negeri.
Upaya sebagian kecil perajin industri kecil yang sudah mempromosikan
kreativitas mereka lewat jaringan internet perlu diikuti oleh perajin industri kecil
yang lain. Dalam hal ini perajin industri kecil dapat bekerja sama dalam
paguyuban untuk mengusahakan bantuan dari pemerintah ataupun lembaga-
lembaga swasta yang concern terhadap perkembangan industri kecil agar
memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas, pelatihan Teknologi Informasi (TI)
5
ataupun pendampingan. Dengan demikian diharapkan cakupan promosi lebih luas
dan efektif sehingga usaha para perajin dapat lebih berkembang.
Para perajin industri kecil yang belum mempunyai ijin usaha, sedapat
mungkin segera mengurusnya. Karena bagi usaha kerajinan yang telah berijin,
biasanya mempunyai omzet produksi yang tinggi dan berani menerima pesanan
dalam jumlah besar. Dengan legalitas usaha, pembeli akan lebih percaya karena
keberlangsungan usaha lebih terjamin.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil studi kasus pada
industri kecil kerupuk Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya.
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik membuat suatu karya ilmiah
yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul “faktor-faktor apa yang
Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan
permasalahan adalah Faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga
tenaga kerja pada usaha UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-
faktor apa yang mempengaruhi pendapatan keluarga tenaga kerja pada usaha UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
6
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, manfaat yang akan diperoleh
dengan diadakannya penelitian ini :
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Penulis
Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang
telah di pelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan hasil data dari UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan
bagi mahasiswa dan perpustakaan Universitas Teuku Umar khususnya Fakultas
Ekonomi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi masyarakat yang bekerja pada pabrik kerupuk tersebut dapat
menambah penghasilannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bagi
pihak pabrik kerupuk tersebut agar lebih meningkatkan lagi kualitas kerupuknya
untuk menambah hasil produksi yang maksimal.
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis dan sistematika
pembahasan.
7
Bagian kedua Tinjauan Pustaka yang meliputi pengertian studi kelayakan
bisnis, faktor- faktor yang menyebabkan kegagalan usaha, pengertian industri,
struktur industri, pengertian pasar dan pemasaran serta perumusan hipotesis.
Bagian ketiga Metode Penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, data
penelitian diantaranya jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model
analisis data, definisi operasional variabel, dan pengujian hipotesis.
Bagian keempat Hasil dan Pembahasan meliputi statistik deskriptif variabel
penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
Bagian kelima kesimpulan dan saran menguraikan kesimpulan dan
keterbatasan dari penelitian dan saran-saran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dapat disimpulkan bahwa suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara medalam tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang
dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan
tujuan yang mereka inginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan
keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi
investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan
utamanya untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang dimaksud dalam
perusahaan bisnis adalah keuntungan finasial. Namun dalam praktiknya
perusahaan nonprofit pun perlu dilakukan studi kelayakan bisnis karena
keuntungan yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk finasial akan tetapi juga
nonfinasial. Jadi dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis akan dapat
memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yanag diteliti layak atau tidak
untuk dijalankan.
9
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari
berbagai aspek. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi
aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek
teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial,
serta aspek dampak lingkunga. Untuk menilai semua aspek ini perlu dibentuk
semacam tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang
keahlian.
2.1.1 Aspek Hukum
1. Jenis-jenis badan hukum usaha
Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin- izin
sampai dokumen lainnya.
Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai
berikut :
a. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yag dimiliki oleh
perseorangan (hanya seorang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan
sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana
bentuk badan hukum lainnya. Disamping itu , pendirian perusahaan peseorangan
tidak memerlukan modal besar. Kelebihan perusahaan jenis ini disamp ing
pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cuk up
dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan
perseorangan biasanya pemilik usaha tersebut sekaligus menjadi
penanggungjawab terhadap segala aktifitas perusahaan, termasuk kewajiban
10
terhadap pihak luar. Artinya, jika terjadi sesuatu terhadap kewajiban kepada pihak
lain, misalnya dalam hal utang, maka sepenuhya tanggungjawab pemilik sampai
kepada harta pribadi.
Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal
dari luar relatif lebih sulit. Tujuan utama didirikan perusahaan perseorangan
adalah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan.
b. Firma (Fa)
Firma adalah perusahan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan firma terdiri
dari 2 cara. Pertama melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di
berita negara. Namun, jika memilih akta di bawah tangan proses tersebut tidak
perlu, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Seperti halnya perusahaan perseorangan, tujuan firma adalah untuk
mencari keuntungan.
c. Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan komanditer, atau lebih sering disingkat dengan CV, merupakan
persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam perseroan komanditer
terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutu
lainnya. Kemudian ada satu atau lebih sekutu yang bertindak sebagai pember i
modal. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal
yang ditanamkan dalam perusahaan.
Tujuan pendirian CV guna memberikan peluang bagi perseorangan
untuk ikut menanamkan modalnya dengan terbatas.
11
d. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling
banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah karena
badan hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan
badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya bidang usaha yang
dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal
yang disetor.
Pengertian Perseroan Terbatas menurut undang-undang adalah :
“Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
e. Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan Negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan
undang-undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang
dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham. Perusahaan Negara dipimpin oleh
seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh pemerintah. Perusahaan negara
dibagi kedalam beberapa jenis antara lain Perusahaan jawatan (Perjan),
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Perseroan).
Perusahaan Jawatan (Perjan) merupakan Perusahaan Negara yang
didirikan untuk pengabdian dan pelayanan terhadap masyarakat dengan tetap
memegang teguh pad efesiensi, efektivitas, dan ekonomis.
Perusahaan Umum (Perum) adalah perusahaan yang melayani
kepentingan umum. Berbeda dengan Perjan, Perum didirikan dengan tujuan
12
untuk mencari keuntungan. Modal Perum berasal dari pemerintah atau pihak
lain. Pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri.
Perusahaan Persero (Persero) merupakan perusahaan negara yang
didirikan dengan maksud untuk mencari keuntungan. Bentuk badan hukum
perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Modal diperoleh seluruh atau
sebagian dari negara. Dengan demikian, dikemungkinan patungan antara swasta
dengan negara. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang hak suara terbesar
sesuai dengan mayoritas saham yang dipegangnya.
f. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu
peraturan daerah. Modalnya seluruhya atau sebagian besar milik pemerintah
daerah yang dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain dengan atau berdasarkan
undang-undang.
Tujuan didirikan untuk perusahaan daerah untuk turut serta
melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi
nasional umumnya. Pimpinan perusahaan daerah tingkat oleh kepala daerah.
g. Yayasan
Yayasan merupakan badan yang usaha yang tidak bertujuan untuk
mencari keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal
berasal dari sumbangan, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki
pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
h. Koperasi
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1995, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
13
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Koperasi dikelola oleh pengurus yang diangkat oleh para anggota dan
pembagian hasil usaha berdasarkan jasa/partisipasi masing-masing anggota.
Prinsip koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah.
Modal pinjaman berasal dari anggota koperasi lainnya dan anggotanya, bank dan
lembaga keuangan lainnya atau melalui penerbitan obligasi serta surat hutang
lainnya.
Tujuan koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2.1.2 Aspek Pemasaran
1. Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang
akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya
pasar serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya.
Secara khusus dalam asek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahaan
untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat di kategorikan sebagai
berikut :
a. Untuk meningkat penjualan dan laba
Artinya, tujan perusahaan dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar
omzet penjualan dari waktu kewaktu. Dengan meningkatnya omzet penjualan,
14
maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat meningkatkan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
b. Untuk menguasai pasar
Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai
pasar yang ada dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayah-
wilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan berbagai cara,
baik dengan cara mencari atau menciptakan pelang baru atau merebut market
share pesaing yang ada.
c. Untuk mengurangi saingan
Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk
sejenis denga mutu yang sama tetapi harga lebih rendah dari produk utama.
Tujuannya adalah untuk mengurangi saingan dan antisipasi terhadap
kemungkinan pesaing baru yang akan masuk ke dalam industri tersebut.
d. Untuk menaikkan prestise produk tertentu dipasarkan
Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan
perusahaan memasarkan adalah untuk meningkat prestise produk di depan
pelanggannya dengan cara promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan
dengan meningkatkan mutu, selera yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2.1.3 Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pendapaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dari sini akan
terlihat pengembalian uang yang akan ditanamkan seberapa lama akan kembali.
Sedangkan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengukur kesiapan dan
15
kemampuan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut dan
mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan.
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal
seperti :
1. Sumber-sumber dana yang akan di peroleh
a. Modal Asing (Modal Pinjaman)
b. Modal Sendiri
2. Kebutuhan biaya investasi
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk
jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan
5. Kriteria penilaian invesatsi
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.1.4 Aspek Teknis/Operasi
Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, layout
gedung dan ruangan, serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang menjadi
perhatian adalah lokasi yang akan dijadikan sebagai kantor pusat, lokasi pabrik
dan lokasi gudang. Demikian pula dengan penentuan layout gedung dan layout
ruangan juga akan dinilai.
1. Tujuan Aspek Teknis/Operasi
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian
aspek teknis/operasi yaitu :
a. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
16
b. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efesiensi.
c. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
d. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis dari usaha atau investasi
yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai
keperluan perusahaan yaitu antara lain :
a. Lokasi untuk kantor pusat
b. Lokasi untuk pabrik
c. Lokasi untuk gudang
d. Kantor cabang
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pertimbangan di
atas harus dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan
keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuha
perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil
value antara lain adalah :
1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transprotasi
17
4. Tenaga kerja
5. Pertimbangan lainnya
2.1.5 Aspek ekonomi dan sosial
Penelitian selanjutnya adalah untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial
dengan dijalankannya bisnis tersebut bagi masyarakat. Yang terakhir adalah untuk
menilai dampak lingkungan yang ditimbulkan nantinya, apabila bisnis tersebut
dijalankan termasuk metode penaggulangannya.
1. Dampak yang timbul
Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu
usaha atau investasi, misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain :
a. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga
b. Menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber daya
alam
c. Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal maupun regional
d. Pengembangan wilayah
Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi
antara lain meliputi :
a. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya perubahan struktur
penduduk, perubahan tingkat kepadatan penduduk, pertumbuhan
penduduk, dan perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat
partisipasi angkatan kerja maupun tingkat penganggura.
b. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya kemungkinan
perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai, dan
norma adat setempat.
18
c. Perubahan kesehatan masyarakat
d. Pengembangan wilayah
2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha
Resiko kerugian yang akan timbul dimasa yang akan datang disebabkan
karena karena dimasa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian.
Secara umum faktor- faktor yang menyebabkan kegaglan terhadap hasil yang
dicapai sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan
sempurna seperti yang telah diuraikan di atas adalah sebagai beriku :
1. Data dan informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang akan disajikan
kurang lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.
Kemudian, dapat pula data yang disediakan tidak dapat di percaya atau palsu.
Karena itu, sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi
selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yanga ada yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.
2. Tidak teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang melakukan
studi) kurang teliti dalam meneliti dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu,
dalam hal ini tim studi kelayakan bisnis perlu melatih atau mencari tenaga yang
benar-benar ahli dibidang, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan.
Kecerobohan sekecil apa pun akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian.
3. Salah perhitungan
Kesalahan dapat pula diakibatkan si penstudi dalam melakukan
perhitungan. Misalnya, dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung,
19
sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat. Dalam hal ini juga perlu disingkapi
untuk menyediakan tenaga ahli yang andal di bidangnya.
4. Pelaksanaan pekerjaan salah
Para pelaksanaan bisnis sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Apabila para pelaksana di lapangan
tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.
5. Kondisi lingkungan
Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang memang
tidak dapat dikendalikan. Artinya, pada saat melakukan penelitian dan
pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam
perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkungan pada akhirnya berimbas
kepada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan
seperti perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan perubahan perilaku
masyarakat, atau rencana bencana alam.
6. Unsur sengaja
Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk
berbuat kesalahan. Artinya peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab. Ata para pelaksana di
lapangan juga melakukan perbuatan yang tercela, sehingga menyebabkan
gagalnya suatu proyek atau usaha.
2.3 Pengertian Industri
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya
buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara
20
umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada
dimuka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks.
Selain itu menurut perpustakaan online Indonesia yang diakses melalui
internet industri juga mengandung pengertian bahwa suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan
atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
2.1.1 Jenis industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif
Adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Sumber : Hasil Penelitian (Data diolah April 2013)
4.3.1 Analisis Koefesien Korelasi (r)
Untuk mengetahui tingkat keeratan, arah hubungan antara otput terhadap
pendapatan keluarga maka dapat menggunakan koefesien korelasi. Dari
pengolahan data menggunakan SPSS maka diperoleh R = 35.7 % menjelaskan
bahwa hubungan pendapatan dengan output tenaga kerja dan tingkat pendidikan
relatif meningkat.
4.3.2 Analisis Koefesien Determinasi (r2)
Peranan kerupuk UD. Fajar Jaya dalam meningkatkan pendapatan
keluarga di Kab. Nagan Raya menggunakan analisis ini secara konkrit dilakukan
terhadap koefesien determinasi. Adapun koefesien determinasi dalam penelitian
ini dapat diketahui dengan penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :
Koefesien determinasi = r2 × 100%
Koefesien determinasi = (0.357)2 × 100%
Koefesien determinasi = 12.7 persen
44
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai koefesien determinasi (R²)
bernilai 12.7 persen yang mengandung pengertian bahwa pengaruh kerupuk UD.
Fajar Jaya terhadap pendapatan keluarga di Kabupaten Nagan Raya sebesar 12.7
persen, persentase angka tersebut sangatlah tinggi dan berdampak positif terhadap
usaha kerupuk yang melibatkan para karyawan yang bekerja di pabrik tersebut,
dengan adanya usaha dagang kerupuk maka akan membantu perekonomian
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
4.3.3 Uji Regresi Linear Berganda
Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. rumus persamaan regresi berganda
menurut Ridwan (2003) dalam Arafah (2008, h. 10) adalah :
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda maka
persamaannya sebagai berikut Y = 13.774 – .173 X1 + .128 X2. Berdasarkan
Output SPSS Ln dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta dari persamaan diatas sebesar 13.774 nilai konstanta ini
menyatakan apabila variabel pendapatan dianggap konstan maka ouput dan
pendidikan sebesar 13.77.
b. Output sebesar -0.173 artinya apabila produksi naik sebesar 1 persen maka
pendapatan turun sebesar 0.173 persen.
c. Pendidikan sebesar 0.128 artinya apabila jenjang pendidikan lebih tinggi
sebesar 1 persen maka pendapatan naik sebesar 0.128 persen.
45
4.3.4 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pembuktian bahwa variabel output (produksi) dan pendidikan
berpengaruh terhadap pendapatan keluarga pada UD. Fajar Jaya di Kabupaten
Nagan Raya dilakukan pengujian secara partial dengan uji-t pada jumlah
kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada taraf nyata (α) = 0,05 yaitu :
Variabel output di peroleh t-hit sebesar -.973 lebih kecil dari t-tabel sebesar
2.042 artinya secara partial variabel output tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten
Nagan Raya.
Variabel pendidikan di peroleh t-hit sebesar 1.740 lebih kecil dari t-tabel
sebesar 2.042 artinya secara partial variabel pendidikan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya.
4.3.5 Uji F
Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
Apabila Fh > Ft, maka 0H ditolak 1H diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya
di Kabupaten Nagan Raya.
Apabila Fh < Ft , maka 0H diterima 1H ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada
tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara
46
Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk
UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada UD. Fajar Jaya di
Kabupaten Nagan Raya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
a. UD. Fajar Jaya terletak di Desa Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya. Usaha tersebut sudah berjalan selama 2 tahun dan
pemasaran produk kerupuk bukan lagi di Kabupaten Nagan Raya saja akan
tetapi sudah berjalan keluar daerah seperti ke Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Pada UD. Fajar Jaya ada berbagai jenis jurusan dalam memproduksikan
kerupuk tersebut mulai dari bahan dan kelengkapan serta jenis kerupuk juga
menjadi kelengkapan utama guna mendapatkan hasil kerupuk yang maksimal
sehingga diminati oleh masyarakat setempat dan mudah dikenal dengan
lambang kerupuk tersebut adalah gambar kepiting, artinya citarasa kerupuk
beraroma kepiting.
b. Faktor utama yang menjadi pusat penelitian ini adalah tingkat pemberian gaji
kepada para pekerja, karena semakin tinggi gaji yang diterima maka semakin
tinggi pula pendapatan mereka, namun apabila gaji yang mereka terima
sedikit maka pendapatan mereka pun menjadi menurun.
c. Pendapatan keluarga pada kerupuk UD. Fajar Jaya pada tahun 2013 rata-rata
sebesar 13 persen dengan output (produksi) sebesar 4 persen, dan tingkat
pendidikan sebesar 7 persen.
d. Selanjutnya berdasarkan uji t, nilai thitung output diperoleh sebesar -.973
lebih kecil dari ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
47
faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh secara
signifikan terhadap pendapatan keluarga, dan pendidikan diperoleh sebesar
1.740 lebih kecil dari Ttabel sebesar 2,042, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak berpegaruh
secara signifikan terhadap pendapatan keluarga keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya..
e. Dengan adanya hasil pengujian ANOVA atau uji F (secara simultan) pada
tingkat signifikan α = 10 persen, memperlihatkan adanya hubungan antara
Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung sebesar 1.973 > Ftabel sebesar 4,45 artinya
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga pada kerupuk UD.
Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya.
5.2. Saran - saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya di Kabupaten Nagan Raya hendaknya
segala jenis kerupuk lebih bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan bentuk dan
warna yang berbeda, begitu juga dengan citarasanya tidak berpatokan hanya
pada rasa kepiting saja akan tetapi untuk kedepannya kerupuk yang sama
dengan rasa dan aroma yang berbeda.
2. Selanjutnya kepada pihak kerupuk UD. Fajar Jaya agar bisa menciptakan
kerupuk yang baru dan berkualitas tinggi sesuai dengan minat masyarakat
setempat, untuk kedepannya usaha tersebut agar bisa terus dikembangkan dan
dipertahankan agar lebih terjaga kualitasnya.
48
3. Perlu adanya promosi terhadap pabrik Kerupuk UD. Fajar Jaya, disamping
meningkatkan kualitas dan ragam kerupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pegawai Di PT. BPR Syariah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, Karya Ilmiah (Tidak dipublikasikan) LPPM UTU. Meulaboh, 2008.
Baye, Michael R. 2003. Manageria Economic and Business Strategy. Edisi
keempat. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York. Djalal Nacrowi, Analisis Ekonomi dan Keuangan, Ekonometrika, Jakarta : 2006.
Gujarati, statistik penelitian, Jakarta, 1994.
Hasibuan Nurimansjah. 1993. Ekonomi Industri. Persaingan, Monopoli dan
Regulasi LP3ES. Cetakan pertama. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/jenis-kelamin. diakses 15 Desember 2011.
http://Lovnyoknyonkq.blogspot.com. diakses 19 November 2011.
http://Organisasi.Org.Komunitas dan Peroustakaan Online Indonesia. diakses 22
November 2011. http://Organisasi.Org/Ilmu_Perpustakaan/Ekonomi.com. diakses 19 Desember
2011.
Jaya, wihana K. 2001. Ekonomi Industri. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Kasmir & Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua Cetakan Keenam.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Kuncoro Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru 2030. Edisi Pertama Penerbit Andi. Yogyakarta.
Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurba, Diswandi dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir.
Universitas Teuku Umar. Meulaboh.
Ruslan, Rasadi. 2006. Public Relations dan Komunikasi. Edisi Pertama Cetakan
Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Samuelson, Paul A. William D. Nordhaus. 2005. Economics. Edisi kedelapan