14 Hygiene OralRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus menerus pada kulit. Membran merupakan jaringan epitel yang melapisi dan melindungfi organ mensekresi mukus untuk menjada jalan saluran sistem pencernaan basah dan terminyaki, dan mengabsorpsi nutrien. Mulut, atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekita permukaan mulut, leher sepanjang sisi dinding rongga, lidah dan ototnya dan langit – langit mulut bagian depan dan belakanga yang membentuk akar rongga. Mukos mulut secara normal berwarna merah muda terang dan basah. Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri: memasase gusi: dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau da n rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar diantara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higien mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulus nafsu makan. Tanggung jawab perawat pada higien mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan. Hal ini penting khusus jika klien hendak menerima radiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan medis. Perawat membantu klien untuk mempertahankan higien mulut yang baik dengan mengajarkan teknik yang benar atau dengan menampilkan higien secara aktual pada klien lemah atau cacat. Seringkali perawat harus membuat rujukan ke dokter gigi untuk masalah yang memerlukan perawatan khusus. Pendidikan tentang gangguan gusi dan didi yang umum dan mey ode pencegahan dapat memotivasi klien untuk mengikuti praktik higien oral yang baik. Pengertian Hygiene Oral adalah perawatan mulut dan gigi untuk mempertahankan kebersihan rongga mulut gigi dan lidah. Harus dilakukan sedikitnya 3 kali sehari dan dianjurkan melakukannya sendiri. Hygiene Oral khusus adalah perawatan mulut bagi pasien yang tidak berdaya menggunakan lemon dan swap gliserin dan alat – alat lain. Tujuan 1.Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih dan tidak b au. 2.Mencegah infeksi pada mulut seperti kerusakan gigi, bibir dan lidah pecah – pecah atau stomatitis. 3.Memberi perasaan nyaman serta meningkatkan kepercayaan diri pasien. 4.Membantu meningkatkan nafsu makan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus menerus pada kulit. Membran
merupakan jaringan epitel yang melapisi dan melindungfi organ mensekresi mukus untuk
menjada jalan saluran sistem pencernaan basah dan terminyaki, dan mengabsorpsi nutrien.
Mulut, atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekita permukaan mulut, leher sepanjangsisi dinding rongga, lidah dan ototnya dan langit – langit mulut bagian depan dan belakanga
yang membentuk akar rongga. Mukos mulut secara normal berwarna merah muda terang
dan basah.
Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir.
Menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri:
memasase gusi: dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar diantara
gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higien mulut yang lengkap memberikan
rasa sehat dan selanjutnya menstimulus nafsu makan.
Tanggung jawab perawat pada higien mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan. Hal ini
penting khusus jika klien hendak menerima radiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari
pengobatan medis. Perawat membantu klien untuk mempertahankan higien mulut yang baik
dengan mengajarkan teknik yang benar atau dengan menampilkan higien secara aktual pada
klien lemah atau cacat. Seringkali perawat harus membuat rujukan ke dokter gigi untuk
masalah yang memerlukan perawatan khusus. Pendidikan tentang gangguan gusi dan didi
yang umum dan meyode pencegahan dapat memotivasi klien untuk mengikuti praktik higien
oral yang baik.
Pengertian
Hygiene Oral adalah perawatan mulut dan gigi untuk mempertahankan kebersihan rongga
mulut gigi dan lidah. Harus dilakukan sedikitnya 3 kali sehari dan dianjurkan melakukannya
sendiri.
Hygiene Oral khusus adalah perawatan mulut bagi pasien yang tidak berdaya menggunakan
lemon dan swap gliserin dan alat – alat lain.
Tujuan
1. Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih dan tidak bau.
2. Mencegah infeksi pada mulut seperti kerusakan gigi, bibir dan lidah pecah – pecah
atau stomatitis.
3. Memberi perasaan nyaman serta meningkatkan kepercayaan diri pasien.4. Membantu meningkatkan nafsu makan.
1. Menjadikan mulut dan gigi bersih dan tidak bau.
2. Terhindar dari infeksi mulut.
3. Terhindar dari kerusakan gigi (karies).
4. Menghilangkan bau napas (halitosis).
5. Memberi kenyamanan pasien.
Kontra indikasi
Pasien yang tidak sadar, muntah muntah, mengalami demam tinggi, sedang menerima
pengobatan khusus, dehidrasi, bernafas melalui mulut dan memakai oksigen, tidak boleh
melakukan higiene oral biasa karena akan berakibat buruk bagi pasien, tapi harus melakukan
higien oral khusus.
Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur
mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah
sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif
yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan terartur dan setiap hari. Frekuensi
tindakan higiene bergantung pada kondisi rongga mulut kilen.
Gosok gigi, membersihakn dengan serat ( flossing), dan irigasi adalah perlu untuk
pembersihan yang tepat. Klien juga beruntung dari diet yang tepat, yang menghidari
makanan yang meningkatkan pembentukan plak dan kerusakan gigi dan meningkatkankesehatan struktur periodontal. Klien untuk semua usiaharus memeriksa gigi paling tidak
setiap 6 bulan.
a. Tindakan awal prosedur
1. Cuci tangan anda
2. Siapkan peralatan yang diperlukan3. Pergi ke ruangan pasien, ketuk dan berhenti sebentar sebelum masuk
4. Perkenalkan diri anda dan diidentifikasi pasien dengan memeriksa gelang
identitas
5. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan dan informasikan dimana
mereka bisa menunggu.
6. Beri privasi
7. Jelaskan apa yang akan terjadi dan jawab pertanyaan
8. Naikkan tempat tidur sampai tinggi dan nyaman untuk bekerja
b. Melakukan higien oral rutin
1. Lakukan semua tindakan awal prosedur
2. Ingatlah untuk mencuci tangan anda, mengidentifiasi pasien dan memberi privasi
Hal ini membantu perawat untuk mengenal masalah mulut yang umum. Setiap masalah
menunjukkan tanda dan gejala yang dikenal dan mempengaruhi tipe peawatan higiene dan
pengajaran yang diberikan.
Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea).
Karies gig merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui
kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumuilasi musin, karbohidrat,
basilus asam laktat pada saliva yang secara normal ditemukan pada mulut, yang membentuk
lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah transaparan dan melekat pada gigi, khususnya
dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi,
yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut. Asam akhrinya merusak gigi dan email,
pada kasus yang berat, merusak pulpa atau jaringan spons dalam gigi. Lubang pertama kali
mulai sebagaidiskolorasi pengapuran putih dari gigi. Selanjutnya dengan berkembangnya
lubang, gigi menjadi kecoklatan atau kehitaman.
Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah pyorrhea.
Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran
periodontal atau ligamen periodontal (Mosby, 1994). Diperkirakan bahwa 25% sampai 75%
populasi orang dewasa dengan gigi alami memiliki beberapa bukti dari penyakit ini
(Coleman, Nelson, 1993). Penambahan penyakit meliputi seperti berikut:
1. Deposit kalkus pada gigi di garis gusi.2. Gingiva menjadi bengkak dan perih.
3. Peradangan penyebar, pembentukan celah atau kantung antara gusi dan gingiva, gusi
menyusut.
4. Tulang alveolar hancur, dan gigi lepas (Lewis Collier, 1996).
Halitosis (bau napas) merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini akibat higien mulut
yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Higien mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti
penyakit liver atau diabetes.
Perawat seringkali meghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak,
terutama pada sudut mulut. Devisiensi riboplavin, napas mulut, dan salivasi yang berlebihan
dapat menyebabkan keilosis. Pemberian minyak pada bibir mempertahankan kelembaban,
dan salep anti jamur atau anti bakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
Gejala penyakit periodonetal meliputi gusi yang berdarah: bengkak, jaringan yang radang:
garis gusi yang menyusut, dengan oembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi, dan
kehilangan gigi tiba – tiba. Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipelihara maka bakteri
mati, disebut tartar yang mengumpul di sepanjang garis gusi. Tartar menyerang gusi danserat yang menempel pada gigi, akibatnya kehilangan gigi. Tindakan preventif yang paling
baik adalah pembersihan dengan flossing dan gosok gigi yang teratur.
- Pindahkan suatu bagian gigi palsu dengan menggunakan tekanan yang sama diatas
tiap perbatasan gigi palsu, bukan pada pengapitnya, jika pada pengapitnya dapat
tertekuk dan pecah.
c. Membersihkan gigi palsu
- Ambil kotak gigi palsu untuk menenggelamkan gigi palsu. Berhati – hati untukmenjatuhkan gigipalsu tersebut. Gigi itu mungkin pecah. Menempatkan lap di
mangkok untuk mencegah kerusakan gigi palsu yang dijatuhkan.
- Gunakan sikat gigi atau sikat khusus untuk gigi palsu, gosok gigi palsu dan bersihkan
dengan air hangat kuku. Jangan menggunakan air panas karena dapat mengubah
bentuk semula gigi palsu.
- Bilas gigi palsu dengan air hangat kuku, bilas dan bersihkan sisa – sisa makanan yang
tersisa.
- Jika gigi palsu ternoda, gunakan pembersih yang menyerap dan mengikuti anjuran
dari pabrik gigi palsu tersebut, untuk mencegah gigi palsu berkarat yang
mengendung besi, jangan direndam semalaman.
- Berikut ini adalah campuran pembersih untuk menggantikan cairan pembersih yang
dijual di pasaran:
5 sampai 10 ml (1 sampai 2 sendok teh makan) cuka putih dan 240 ml (1 gelas)
air hangat.
5 ml (1 sendok teh makan) chlorine bleach, qo ml (2 sendok teh makan) air
pelembut dan 240 ml (1 gelas) air hangat. Semua itu penting untuk dicampur
dengan air pelembut dengan bleach untuk mencegah korosi gigi dan untuk
membilas/berkumur dengan baik sebelum menempatkan gigi palsu kembali
kedalam mulut.
d. Memeriksa mulut dan gigi palsu
- Periksa gigi palsu yang kasar, tajam atau area yang kotor/dekil yang dapat
mengganggu selaput lendir atau membran mukosa mulut, bibir dan gusi.
- Periksa mulut yang berwarna kemerahan, area iritasi atau yang diidentifikasikan
terinfeksi.
- Nilai kedodokan gigi palsu. Orang – orang pergi ke dokter gigi setidaknya setahun
sekali untuk memeriksa kecocokan gigi palsu dan timbulnya iritasi pada jaringan
mulut. Klien yang membutuhkan perbaikan untuk gigi palsunya dan ingin
menggantinya dengan yang baru mungkin membutuhkan uang untuk biaya
penggantinya.
e. Mengembalikan gigi palsu ke mulut
Memberikan obat kumur dan bengkok untuk berkumur. Jika klien tidak dapat
memasukkan gigi palsu sendiri, termasuk satu plat pada satu waktu, pegang setiap
plat pada satu ujungnya, masukkan dengan hati – hati untuk mencegah terjadinyakerusakan bibir.