1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah pembengkakan pada daerah leher ini mudah dikenali oleh penderita atau dideteksi selama pemeriksaan rutin. Untuk tujuan diskriptif, leher dibagimenjadi dua bagian oleh garis tengah vertikal dan setiap sisinya dibagi menjadi segitiga anterior dan posterior oleh otot sternokleidomastoideus, sebagian besar masa yang tampak seperti tonjolan terjadi pada segitiga servikal anterior. Beberapa kelainan, seperti kista bronkial, kista duktus tiroglosus atau kista palatum sering terjadi. 1.2 Benjolan dileher dapat sebagai kelaianan primer maupun sebagai manifestasi penyakit lain yang dapat mengenai kelenjar leher (limfadenopati) atau jaringan lain. Lebih dari 75 buah kelenjar terdapat dikanan kiri leher dan masing-masing merupakanaliran tertentu di daerah leher dan kepala seperti rongga mulut, lidah, tonsil, nasofaring,hidung, telinga , laring, maupun dari daerah leher sendiri seperti tiroid dan kelenjar liur mayor maupun minor. Kelainan lain kemungkinan suatu kelainan bawaan seperti limfangioma (higroma kistik), kista dermoid, sisa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah
pembengkakan pada daerah leher ini mudah dikenali oleh penderita atau dideteksi
selama pemeriksaan rutin. Untuk tujuan diskriptif, leher dibagimenjadi dua bagian
oleh garis tengah vertikal dan setiap sisinya dibagi menjadi segitiga anterior dan
posterior oleh otot sternokleidomastoideus, sebagian besar masa yang tampak
seperti tonjolan terjadi pada segitiga servikal anterior. Beberapa kelainan, seperti
kista bronkial, kista duktus tiroglosus atau kista palatum sering terjadi.1.2
Benjolan dileher dapat sebagai kelaianan primer maupun sebagai
manifestasi penyakit lain yang dapat mengenai kelenjar leher (limfadenopati) atau
jaringan lain. Lebih dari 75 buah kelenjar terdapat dikanan kiri leher dan masing-
masing merupakanaliran tertentu di daerah leher dan kepala seperti rongga mulut,
lidah, tonsil, nasofaring,hidung, telinga , laring, maupun dari daerah leher sendiri
seperti tiroid dan kelenjar liur mayor mau pun min o r. K e l a ina n l a i n
kem ungk inan s ua tu ke l a in an baw aan se pe r t i limfangioma (higroma
kistik), kista dermoid, sisa duktus tiroglosus, kista branchial dan karsinoma
bronkogenik dan laringokel.2,3
Aparatus brankial pertama kali dikemukakan oleh VonBaer,
kelainan yang terjadi pada perkembangan brankial kemudian diuraikan oleh
Von Ascherson pada tahun 1832. A s c h e r s o n b e r p e n d a p a t b a h w a
k i s t a b r a n k i a l a d a l a h k i s t a y a n g d i h a s i l k a n o l e h kegagalan
hilangnya celah brankial. Pada tahun 1864, Heusinger
memperkenalkanistilah fistula brankial.4,5
Fistula dan kista celah brankial menunjukkan sekitar 20 % massa leher
yang seringterjadi pada anak-anak. Dari beberapa kasus, 2/3 pasien kista
ini terlihat pada umur di baw ah 30 t a hun . K i s t a yang be r s i f a t
b i l a t e r a l s ek i t a r 1 % da r i ka s us , t anpa ada nyakec end run gan ke
sa l ah s a t u s i s i ( ka nan a t au k i r i ) d i man a b i a sa n ya
2
be r kembang . Biasanya kista ini berlokasi di region cervikalis, parotis dan
mediatinum.6,7
Ben jo l an pad a l e h e r umu mnya t im bu l pad a ana k -an ak t e t a p i
mu l t i p l i s i t a s da n lokasinya biasanya khas. Penelitian klinis pada anak-anak
dapat sangat sulit karena kistacelah brankial dapat menyerupai nodus
limfatikus, bahkan dapat timbul dan berlanjut pada penyakit radang saluran
pernafasan atas.1,3
P a d a a d o l e s e n d a n d e w a s a m u d a , k i s t a c e l a h b r a n k i a l
m u n g k i n m e r u p a k a n penyebab tersering bagi pembengkakan ovoid,
soliter, rata dan besar di lateral leher.B i a s a n y a l e b i h b e s a r d a r i
n o d u s l i m f a t i k u s d a n m u l a - m u l a t i m b u l d i
t r i g o n u m karotikum, tepat diliputi tepi anterior muskulus
sternokleidomastoideus. Seperti kistaduktus tiroglossus, ia sering
membesar dan menjadi sangat nyeri tekan pada infeksisaluran
pernapasan atas. Beberapa kista celah brankial terletak lebih tinggi (di
ekor parotis). Biasanya tidak disertai dengan abnormalitas lain pada sistem
brankial.3
Oleh karena itu, penulis menyusun referat ini untuk mengembangkan
pendekatanrasional terhadap massa pada leher, khususnya kelainan brankial,
sehingga diharapkandapat secara tepat dalam penatalaksanaan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang hidrosefalus yang berlandaskan teori, guna memahami
bagaimana cara mengenali dan mengobati termasuk tindakan pada saat menangani
pasien sehingga dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam
3
merawat pasien yang menderita hidrosefalus dan juga untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
RSUP. HAM. Medan Departemen Ilmu Bedah Saraf.
1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai hidrosefalus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sirkulasi Cairan Serebrospinal
Secara umum sirkulasi CSS terdiri dari pleksus koroideus, ventrikulus, ruang
subaraknoid dan vili araknoidea.
2.1.1. Pleksus koroideus
Pleksus koroideus terletak pada ventrikulus lateralis, tertius dan quartus. Pada
saat embrio, pleksus ini berkembang dari invaginasi mesenkim pada daerah
mielensefalon selama minggu keenam intra-uterin. Pada usia minggu ke-7 sampai ke-9,
4
pleksus koroideus mulai kehilangan jaringan mesenkimal dan ditutupi oleh sel-sel
ependimal.1
Gambar 1. Potongan koronal dari ventrikulus lateralis dan tertius, tampak pleksus koroideus.1
2.1.2. Sistem ventrikulus
Sistem ventrikulus terdiri dari:1
Ventrikulus Lateralis
Ventrikulus lateral berjumlah dua buah dan berbentuk huruf C, secara anatomi,
ventrikel ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian kornu anterior, korpus
dan kornu posterior. Corpus dari ventrikulus lateralis menjadi dasar dari septum
pelusida.1
Ventrikulus Tertius
Ventrikulus tertius berada diantara dua thalami dan dibatasi oleh hypothalamus di
bagian inferior. Bagian anterior dari ventrikulus tertius berhubungan dengan
lamina teminalis dan foramen interventrikularis atau foramen Monroe.
Sedangkan bagian posteriornya berhubungan dengan ventrikulus quartus melalui
aquaduktus cerebri Sylvii.1
Ventrikulus Quartus
Ventrikulus quartus terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian superior (bagian dari
isthmus rhombensefalon), intermedius (bagian metensefalon) dan inferior (bagain
5
mielensefalon). Dinding dari ventrikel ini dibatasi oleh sel-sel ependim, berlanjut
ke bawah oleh canalis sentralis dari medulla dan bagian superior oleh aquaduktus
cerebri Sylvii dan melebar ke foramen lateralis/foramen Luschka.1
Gambar 2. Proyeksi ventrikel lateral, tertius dan quartus pada otak.1
2.1.3. Spatium/Ruang Subaraknoid
Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh menings yang terdiri dari tiga lapisan.
Dari luar ke dalam dimulai dari duramater, araknoid dan piamater. Duramater merupakan
lapisan paling superfisial dan melekat pada calvaria cranii, kemudian lapisan kedua
adalah araknoid. Dan selaput otak (menings) yang langsung melekat pada girus otak
adalah piamater. Antara araknoid dan piamater terdapat spatium subaraknoid. Spatium
subaraknoid diisi oleh CSS dan arteri-arteri utama yang memperdarahi otak. Pada bagian
tertentu spatium subaraknoid melebar dan membentuk suatu cisterna. Antara medulla dan
cerebellum terdapat cisterna magna.1,2
Gambar 3. Posisi dari sisterna ruang subaraknoid.1
6
2.1.4. Granulatio dan vili araknoidea
Telah diketahui bahwa granulatio dan vili araknoidea sangat berperan penting
dalam mengatur aliran CSS ke sistem venosus pada tubuh manusia.1
Gambar 4. (Kiri) potongan koronal melalui verteks memperlihatkan vena, menings dan granulatio
arknoidea. (kanan) diagram granulatio.1
2.2. Fisiologi Aliran Cairan Serebrospinal
Sebagian besar (sekitar 70%) CSS diproduksi oleh pleksus choroideus
yang terletak di dalam sistem ventrikel, terutama pada ventrikel lateralis. Produksi
CSS normal adalah 0,20-0,35 mL / menit; atau sekitar 300-500 ml/hari. Kapasitas
ventrikel lateralis dan tertius orang yang sehat adalah 20 mL dan total volume
CSS pada orang dewasa adalah 120 -160 mL. (1,3,4,5)
Aliran CSS dimulai dari pleksus choroideus yang terdapat pada
ventrikulus lateralis kemudian ke ventrikel tertius melalui foramen
interventrikular (foramen Monroe), dari ventrikel tertius CSS dialirkan ke dalam
ventrikulus quartus melalui aquaductus cerebri Sylvii, dan pada akhirnya ke ruang
subaraknoid melalui foramen Luschka dan Magendie dan selanjutnya diabsorbsi
di granulatio dan vili araknoidea ke sistem sinus venosus.2,3,6
7
Gambar 5. Tanda panah memperlihtakan aliran cairan serebrospinal dari ventrikulus lateralis ke
villi arachnoidea.7
Gambar 6. Menings dan aliaran CSS.2
2.3. Definisi
8
Secara umum hidrosefalus dapat didefiniskan sebagai suatu gangguan
pembentukan, aliran, atau penyerapan dari cairan serebrospinal sehingga
menyebabkan peningkatan dari volume cairan serebrospinal pada susunan saraf
pusat. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai gangguan hidridinamik dari cairan
serebrospinal.6
2.4. Epidemiologi
Frekuensi hidrosefalus lebih kurang 2 kasus per 1.000 kelahiran. Frekuensi
hidrosefalus dan spina bifida adalah 9.7% diantara kelainan perkembangan sistem saraf.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Juga tidak ada perbedaan ras. Pada remaja
dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis.6
Hidrosefalus infantil, 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas prekembangan
otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, kurang dari 4% akibat tumor
fossa posterior.6
Insiden hidrosefalus kongenital di AS adalah 3 per 1.000 kelahiran hidup
sedangkan insiden untuk hidrosefalus akuisita (aquired hidrosefalus) tidak diketahui
secara pasti karena penyebab penyakit yang berbeda-beda. Pada umumnya, Insiden
hidrosefalus adalah sama untuk kedua jenis kelamin, kecuali pada sindrom Bickers-
Adams, X-linked hidrosefalus ditularkan oleh perempuan dan diderita oleh laki-laki.
Hidrosefalus dewasa mewakili sekitar 40% dari total kasus hidrosefalus.4
2.5. Etiologi
Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus terjadi sebagai akibat obstruksi,
gangguan absorbsi atau kelebihan produksi CSS. Tempat predileksi obstruksi adalah