KEUANGAN NEGARA “HUTANG PEMERINTAH / NEGARA DAN KEBIJAKAN FISKAL” Oleh Kelompok 3 : Alfino Longdong Carissa Gumansing Elisabeth Mandalika Feiby J. Porawouw Gisella Ch. Dayoh Jenry Wahongan Jessica Kawung Akuntansi Publik Dan Perpajakan B “IV” Fakultas Ekonomi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEUANGAN NEGARA“HUTANG PEMERINTAH / NEGARA DAN
KEBIJAKAN FISKAL”
Oleh Kelompok 3 :
Alfino Longdong
Carissa Gumansing
Elisabeth Mandalika
Feiby J. Porawouw
Gisella Ch. Dayoh
Jenry Wahongan
Jessica Kawung
Akuntansi Publik Dan Perpajakan B “IV”
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2015
Kata PengantarPuji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat pertolongan-Nya sehingga makalah
mengenai “Hutang Negara dan Kebijakan Fiskal” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini, tentunya untuk
memenuhi standar penilaian dalam perkuliahan.Dimana tugas
kelompok menjadi satu keharusan yang mesti dikerjakan untuk
memperoleh nilai yang baik.Selain itu, tentunya untuk menambah
wawasan dari para pembaca agar melalui makalah ini pembaca
dapat menemukan pokok materi yang dibutuhkan.
Meski melewati beberapa kendala, baik dari dalam diri
sendiri maupun dari pihak luar tapi dengan bekerja sama
sebagai satu kesatuan kelompok akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Untuk itu kami mengucapkan terima kasih banyak
kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun Makalah
ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan memiliki banyak kekurangan.Oleh sebab itu,
sangat diharapkan pengertian dari para pembaca.Serta masukan
dan saran yang dapat membangun kami menjadi lebih baik.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi proses belajar mengajar para
pembaca.
Tondano, Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
BAB II : PEMBAHASAN / ISI
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain salingberpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing-masingvariabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi olehdua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah(government expenditure).Sedangkan variabel utama dalam kebijakanmoneter yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneterberkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor,dimana sektor-sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga,sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor duniainternasional / luar negeri.Keempat sektor ini memiliki
hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatandan pengeluaran.
Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraansemula dan suasana kepastiannya sangat tinggi.Kepercayaanmasyarakat dunia terhadap perekonomian menuruntajam.Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suramdari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkansuku bunga sampai tingkat yang terendah.Tingkat bunga yangsedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang untukmelakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihanyang tersedia hanya pada kebijakan fiskal.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yangsangat melimpah, oleh sebab itu banyak negara yang inginmenguasai, memeras dan menguras bangsa Indonesia.Sejakkemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus1945, Indonesia mulai membangun negaranya agar menjadi negarayang mandiri, demi mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yangadil dan makmur.
Setelah merdeka, pemerintah Indonesia memiliki warisan utangluar negeri yang diwariskan oleh pemerintah Hindia Belandayang walaupun hutang tersebut tidak pernah dibayar olehpemerintah Indonesia, akan tetapi pemerintah Indonesiamemiliki utang yang baru. Utang pemerintah merupakan utangyang digunakan untuk melancarkan pembangunan perekonomianIndonesia.
Pembangunan perekonomian suatu negara merupakan cara pertamayang dilakukan oleh suatu bangsa, untuk dapat meningkatkantaraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat denganmenggunakan sumberdaya ekonomi yang dimiliki Indonesia.
Akibat dari terbatasnya sumberdaya ekonomi terutama sumberdayamodal maka pemerintah Indonesia mendatangkan pinjaman-pinjamandari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan yangcukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonominasional.Pinjaman-pinjaman dari negara-negara lain ini tidakbersifat cuma-cuma, tetapi dengan berbagai konsekuensi baikyang bersifat komersil maupun yang bersifat politis.
Pada satu sisi, pinjaman dari luar negeri tersebut dapatdigunakan untuk mendukung program pembangunan ekonomi nasionalpemerintah, sehingga target pertumbuhan ekonomi nasionalmasyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanyapinjaman dari luar dapat menimbulkan berbagai masalah dalamjangka panjang, baik ekonomi maupun politik, dan akan menjadibeban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justrumenyebabkan berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyat.
Utang pemerintah negara kita sudah berawal sejak masa jabatanPresiden Soekarno dan berlanjut ke masa jabatan PresidenSoeharto, B.J Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati SeokarnoPutri, Soesilo Bambang Yudhoyono serta hingga sampai denganPresiden sekarang Joko Widodo.
Dalam artian bahwa sejak merdeka pemerintah Indonesia sudahmemiliki pinjaman (utang) dari negara-negara lain yang wajibdibayar dari setiap pergantian kepala pemerintahan,pemerintahan baru tersebut sudah memiliki kewajiban terhadapnegara pemberi pinjaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami dapat membuatbeberapa rumusan masalah yaitu antara lain :
1. Pengertian Kebijakan Fiskal(Fiscal Policy)2. Tujuan Kebijakan Fiskal3. Pengertian Hutang Pemerintah / Negara
1.3 Tujuan Pembahasan Untuk lebih memahami pengertian dari kebijakan fiskal Untuk lebih memahami tentang hutang pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN / ISI
2.1 Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan olehpemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dankebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untukmembelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakanpembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiskal adalahkebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaanataupengeluaran Negara.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintahuntuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran danpendapatan pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintahuntuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran danpendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan Fiskal berbedadengan kebijaka moneter, yang bertujuan menstabilkanperekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlahuang yang beredar.Instrumen utama kebijakan fiskal adalahpengeluaran dan pajak.
Kebijakan Fiskal yang sering disebut “politik fiskal” atau“fiscal policy” biasa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh
pemerintah dalam bidang anggaran belanja Negara dengan maksuduntuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
Anggran belanja Negara terdiri dari penerimaan berupa hasilpungutan pajak dan pengeluaran yang dapat berupa “governmentexpenditure” dan “government transfer’’, maka sering pula dikatakanbahwa kebijakan fiskal meliputi semua tindakan pemerintah yangberupa tindakan memperbesar atau memperkecil jumlah pungutanpajak memperbesar atau memperkecil “government expenditure” danatau memperbesar atau memperkecil “government transfer” yangbertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
Sadono Sukirno, 2003 Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalamsistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untukmengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki duaprioritas, yang pertama adalah mengatasi defisit anggaranpendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBNlainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintahlebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalahmengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antaralain ; pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerjadan neraca pembayaran.
Sedangkaan menurut Nopirin, Ph. D. 1987, kebijakan fiskalterdiri dari perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakkandengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunanpermintaan agregat.Indicator yang biasa dipakai adalah budgetdefisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan jugapembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuatpemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melaluipengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yangdijelaskan diatas dapat kita simpulkan bahwa kebijakan fiskaladalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintahdalam pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi
perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yangtercantum dalam APBN.
2.2Peranan Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian
Peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian dalamkenyataannya menunjukkan bahwa volume transaksi yang diadakanoleh pemerintah di kebanyakan negara dari tahun ke tahunbertendensi untuk meningkat lebih cepat daripada meningkatnyaPendapatan Nasionalini berarti bahwa peranan dari tindakanfiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatannasional lebih besar.Untuk negara-negara yang sudah majuperekonomiannya, peranan tindakan fiskal pemerintah semakinbesar dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasionalterutama dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih mampudalam mempengaruhi jalannya perekonomian.
Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya kebijakanfiskal, pemerintah dapat mengusahakan terhindarnyaperekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkanseperti misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi,neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit,dan sebagainya.
Bagi Negara-negara yamg sedang berkembang, pemerintah padaumumnya menyadari akan rendahnya investasi yang timbul atasinisiatif dari masyarakat sendiri. Untuk memperbesar kapasitasproduksi nasional dibutuhkan adanya capital formation. Dengandemikian berarti masyarakat perlu mengadakan investasi yangcukup besar untuk terwujudnya capital formation yang dibutuhkantersebut.
2.3 Bentuk-Bentuk Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat dibedakan kepada dua golongan :penstabil otomatik (bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedangberlaku yang secara otomatik cenderung untuk menimbulkankestabilan dalam kegiatan ekonomi) dan kebijakan fiskal
diskresioner (langkah-langkah dalam bidang pengeluaranpemerintah dan perpajakan yang secara khusus membuat perubahanke atas sistem yang ada, yang bertujuan untuk mengatasimasalah-masalah ekonomi yang dihadapi).
Penstabil otomatik adalah sistem perpajakan yang progresifdan proporsional, kebijakan harga minimum, dan sistem asuransipengangguran. Pajak progresif dan pajak proporsional, pajakini biasanya digunakan dalam memungut pajak pendapatanindividu dan praktekkan hampir disemua negara.
Pada pendapatan yang sangat rendah pendapatan seseorangtidak perlu membayar pajak. Akan tetapi semakin tinggipendapatan, semakin besar pajak dikenakan ke atas tambahanpendapatan yang diperoleh. Dibeberapa negara sistem pajakproporsional biasanya digunakan untuk memungut pajak ke ataskeuntungan perusahaan-perusahaan korporat, yaitu pajak yangharus dibayar adalah proporsional dengan keuntungan yangdiperoleh.
Jika ditinjau dari sisi teori, ada tiga macam kebijakananggaran yaitu:
a. Kebijakananggaranpembiayaanfungsional (functionalfinance)kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintahdengan melihat berbagai akibat tidak langsung terhadappendapatan nasional dan bertujuan untuk meningkatkankesempatan kerja.
b. Kebijakan pengelolaan anggaran (the finance budgetapproach)kebijakan untuk mengatur pengeluaran pemerintah,perpajakan, dan pinjaman untuk mencapai ekonomi yangmantap.
c. Kebijakanstabilisasianggaranotomatis (the stabilizingbudget)kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintahdengan melihat besarnya biaya dan manfaat dari berbagaiprogram.
Jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan denganjumlah pengeluaran, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadiempat jenis, yaitu :
a. KebijakanAnggaranSeimbangKebijakan anggaran seimbang, adalah kebijakan anggaran yangmenyusun pengeluaran sama besar dengan penerimaan.
b. KebijakanAnggaranDefisitKebijakan anggaran defisit yaitu kebijakan anggaran dengancaramenyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
c. KebijakanAnggaranSurplusKebijakan anggaran surplus, yaitu kebijakan anggaran dengancara menyusun pengeluaran lebih kecil daripenerimaan.
d. KebijakanAnggaranDinamisKebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran dengancara terus menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran sehinggasemakin lama semakin besar (tidak statis).
4. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Keseimbangan PasarBarang-Jasa
Kebijakan fiskal dapat menggerakkan perekonomian, karenapeningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajakmempunyai efek multiplier dengan cara menstimulasi tambahanpermintaan untuk barang konsumsi rumah tangga. Begitu pulahalnya apabila pemerintah melakukan pemotongan pajak sebagaistimulus perekonomian. Pemotongan pajak akan meningkatkandisposable income dan akhirnya mempengaruhi permintaan.
5. Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannyaperekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalannya memperkecilpengeluaran konsumsi pemerintah (G), jumlah transfer
pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterimapemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatannasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran danmenstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pospenerimaan dan pengeluaran dalam anggran pendapatan danBelanja Negara (APBN).Dengan semakin kompleknya strukturekonomi perdagangan dan keungan. Maka semakin rumit pula carapenanggulangan infalsi. Kombinasi beragam harus digunakansecara tepat seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter,perdagangan dan penentuan harga.
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakanpembangunan ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagaiberikut :
a. Untuk meningkatkan laju investasi
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu lajuinvestasi disektor swasta dan sektor Negara.Selain itu,kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk mendorong danmenghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itupemerintah harus menerapkan kebijaan investasi berencana disektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negaraberkembang dan tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimanalangkanya tabungan sukarela, tingkat konsumsi yang tinggi danterjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakatdinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modalasing yang cukup, baik swasta maupun pemerintha.Oleh karenaitu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskaldapat meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapatdipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong danmenghambat laju investasi. Menurut Dr. R. N. Tripathyterdapaat 6 metode yang diterapkan oleh pemerintah dalamrangka menaikkan rasio tabungan incremental bagi mobilisasivolume keuangan pembangunan yang diperlukan diantaranya;control fisik langsung, peningkatan tarif pajak yangada,penerapan pajak baru, surplus dari perusahaan negara,
pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflationer dankeuangan deficit.
b. Untuk mendorong investasi optimal secara sosial
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasioptimal secara sosial, dikarenakan investasi jenis inimemerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi tangungganNegara secara serentak berupaya memacu laju pembentukkanmodal. Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaatdalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatanproduktivitas dan pengurangan biaya produksi.
c. Untuk meningkatkan kesempatan kerja
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperandalam hal pengelolan pengeluaran seperti dengan membentukanggaran belanja untuk mendirikan perusahaan negara danmendorong perusahaan swasta melalui pemberian subsidi,keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkahini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah iniharus juga diiringi dengan pelaksanaan program pengendalianjumlah penduduk.
d. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalammempertahankan stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuataninternal dan eksternal.Dalam rangka mengurangi dampakinternasional fluktuasi siklis pada masa boom, harusditerapkan pajak ekspor dan impor.Pajak ekspor dapat menyedotrejeki nomplok yang timbul dari kenaikkan harga pasar.Sedangkan bea impor yang tinggi pada impor barang konsumsi dan
barang mewah juga perlu untuk menghambat penggunaan daya belitambahan.
e. Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasisalah satunya adalah dengan cara penetapan pajak langsungprogresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi, karena pajakseperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahanpendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
f. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatannasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikanpendapatan nasional terdiri dari upaya meningkatkan pendapatannyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang lebihtinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi daripemerintah seperti pelancaran program pembangunan regionalyang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.
6. Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian
Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisadianalisa dalam dua tahap yang berurutan, yaitu :
a. Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan menjadisuatu APBNb. Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.
APBN mempunyai dua kategori, kategori yang pertamayaitu, mencatat pengeluaran dan penerimaan yang terdiri daribeberapa pos utama diantaranya :
PENERIMAAN PENGELUARANo Pajak (berbagai macam)o Pinjaman dari Bank
Sentralo pinjaman dari masyarakat
dalam negerio Pinjaman dari luar negeri
o Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang/jasa
o Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai
o Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment
Kebijakan anggaran pemerintah dahulu selalu mengharuskankebijakan anggaran berimbang. Kebijakan anggaran berimbangterjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besardengan pemasukan. Namun pada saat ini kebijakan anggran dapatmenjadi kebijakan anggaran defisit (defisit budget), anggaransurplus (surplus budget).
Kebijakananggaranemplisit adalah kebijakan pemerintahuntuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negaraguna memberi stimulus pada perekonomian. Dalam hal ini,peningkatan pengeluaran yaitu pembelian pemerintah atas barangdan jasa.Peningkatan pembelian atau belanja pemeritahberdampak terhadap peningkatan pendapatan nasional.Contohnya pemerintah mengadakan proyek membangun jalanraya.dalam proyek ini pemerintah membutuhkan buruh dan pekerjalain untuk menyelesaikannya. dengan kata lain proyek inimenyerap SDM sebagai tenaga kerja. Hal ini membuat pendapatanorang yang bekerja di situ bertambah.Anggaran defisit memilikikeunggulan maupun kelemahan, salah satu keunggulannya adalahterdapat penertiban pada angka defisit dan nilai tambahanutang yang jelas dan lebih transparan serta bisa diawasimasyarakat.
Menurut Mantan MENKEU Agus DW Martowardojo penerapankebijakan anggaran defisit tujuannya untuk menciptakanekspansi fiskal dan menguatkan pertumbuhan ekonomi agar tetapterjaga pada level yang tinggi. Umumnya sangat baik digunakanjika keadaan ekonomi sedang resesif.
Anggaran defisit salah satunya dengan melakukanpeminjaman/hutang, dahulu pemerintahan Bung Karno pernah
menerapkannya dengan cara memperbanyak utang dengan meminjamdari Bank Indonesia, yang terjadi kemudian adalah inflasibesar-besaran (hyper inflation) karena uang yang beredar dimasyarakat sangat banyak.
Untuk menutup anggaran yang defisit dipinjamlah uang darirakyat, sayangnya rakyat tidak mempunyai cukup uang untukmemberi pinjaman pada pemerintah.akhirnya, pemerintah terpaksameminjam uang dari luar negeri. Ini merupakan salah satu kasusyang menggambarkan kelemahan dari anggaran defisit.
Sedangkan, anggaran surplus adalah kebijakan pemerintahuntuk membuat pemasukannya lebih besar daripadapengeluarannya.Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakanketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulaimemanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
Anggaran surplus (Surplus Budget )/ Kebijakan FiskalKontraktif adalah kebijakan pemerintah untuk membuatpemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknyapolitik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian padakondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untukmenurunkan tekanan permintaan.
Cara kerja anggara surplus adalah kebalikan darianggaran defisit, uang yang didapat pemerintah dari pendapatanpajak lebih banyak dari yang dibelanjakan, pemerintahmemenfaatkan selisihnya untuk melunasi beberapa hutangpemerintah yang masih ada. Surplus anggaran akan menaikkandana pinjaman, mengurangi suku bunga dan meningkatkaninvestasi. Investasi yang lebih tinggi seterusnya dapatmeningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhanekonomi.
Utang Pemerintah Indonesia Dari Tahun 1990-2005
Indonesia merupakan negara sedang berkembang.
Sebelum terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Hal ini sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi yang
dicanangkan oleh pemerintahan saat itu, yang menempatkan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai target prioritas
pembangunan perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia sejak akhir tahun 1970-an selalu positif, serta
tingkat pendapatan per kapita yang relatif rendah, menyebabkan
target pertumbuhan ekonomi yang relatif tersebut tidak cukup
dibiayai dengan modal sendiri, tetapi harus ditunjang dengan
menggunakan bantuan modal asing.
Modal asing ini merupakan pinjaman / utang
pemerintah terhadap negara pemberi pinjaman. Pinjaman
pemerintah tersebut diterima dalam bentuk hibah serta soft
loan dari negara-negara sahabat dan lembaga-lembaga pinjaman
lainnnya, baik secara bilateral maupun multilateral.
Selanjutnya seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian
Indonesia, pinjaman yang bersyarat lunak semakin terbatas
diberikan, sehingga untuk keperluan-keperluan tertentu dan
dalam jumlah yang terbatas, pemerintah mulai menggunakan
pinjaman komersial dan obligasi dari kreditur swasta
internasional.
Karena semakin pesatnya pembangunan dan
terbatasnya kemampuan pemerintah untuk secara terus-menerus
menjadi penggerak utama pembangunan nasional, maka pemerintah
Indonesia mengambil suatu kebijakan agar pembangunan
perekonomian Indonesia tetap berjalan dengan lancar demi
kepentingan rakyat Indonesia agar adil dan sejahtera yaitu
dengan cara melakukan kebijakan pinjaman luar negeri.
Adapun utang pemerintah Indonesia dari tahun 1990-
2005 dapat dilihat dari pinjaman pemerintah sebagai berikut :