RESUME JURNAL
Human iPS Cell-Engineered Cardiac Tissue Sheets with
Cardiomyocytes and Vascular Cells for Cardiac Regeneration
Mata Kuliah: Teknologi Terapi GenKode: SPSBT 6241Dosen: dr. Agus
Surono, Ph.D., Sp.THT-KL.
Oleh:Dewi Sahfitri TanjungNIM: 14/371144/PMU/8224
BIOTEKNOLOGISEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS GADJAH MADA2015Human
iPS Cell-Engineered Cardiac Tissue Sheets with Cardiomyocytes and
Vascular Cells for Cardiac Regeneration
Source: Masumoto, Hidetoshi, et al., 2014. Human iPS
cell-engineered cardiac tissue sheets with cardiomyocytes and
vascular cells for cardiac regeneration. Scientific reports, 4 :
6716.
Penyakit jantung masih menduduki peringkat pertama penyebab
kematian, terutama di negara-negara Barat. Permasalahan kesehatan
ini telah mendorong penelitian ke arah strategi baru dengan
mempergunakan sel punca. Diantara variasi populasi sel punca, yang
memiliki kapasitas untuk meregenerasi sel pada jantung adalah
Embryonic Stem Cells (ESCs) dan induced pluripoten stem cells
(iPSCs). Namun terdapat permasalahan lain, seperti proses penanaman
sel pada jantung yang sulit dengan tingkat keberhasilan yang buruk.
Untuk mengatasi permasalahan ini, para peneliti mengembangkan Cell
Sheet Technology (CTS). CTS memungkinkan para peneliti untuk
mengkultur lapisan sel yang saling terhubung satu sama lain
sehingga dapat mengikuti struktur seperti jaringan atau organ
target. Teknologi ini diproses menggunakan polimer poly
(N-isopropylacrylamide) (PIPAAm) yang responsif terhadap perubahan
temperatur. (Gambar 1).
Gambar 1. Ilustrasi lapisan sel poly (N-isopropylacrylamide)
(PIPAAm) (a) pada suhu 37 C, sel menempel pada permukaan PIPAAm
yang telah didehidrasi. (b) pada suhu 20 C, sel-sel yang saling
bersambungan terlepas dari PIPAAM yang di dihidrasi, yang membentuk
lapisan sel utuh. Sumber: (Tang, Zhonglan, et al; 2012)
Pada penelitian ini, Masumoto, et al. ingin mengembangkan
strategi Cardiac Tissue Sheets (CTSs) ke arah klinis dengan
mempergunakan kultur lapisan sel yang berasal dari human induced
pluripotent stem cells (hiPSC-derived cell sheets). Hipotesis yang
diberikan adalah bahwa hiPSCS-CTSs dapat menunjukkan potensi yang
tinggi dalam memperbaiki disfungsi jantung yang menyebabkan
serangan jantung (myocardial infarction).Hasil pertama yang
diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa induksi secara
simultan pada hiPSCs dapat menginduksi sel untuk berdiferensiasi
menjadi sel otot jantung (cardiomyocytes) dan sel vascular (sel
endotelial dan sel mural) dengan mempergunakan protokol
diferensiasi sel yang dimodifikasi.
Gambar 2. (a) protokol diferensiasi sel yang dimodifikasi dan
(b) diagram diferensiasi sel dengan protokol diferensaisi sel yang
dimodifikasi. (Sumber: Masumoto, Hidetoshi, et al; 2014)
Dalam ptotokol ini, penambahan Dkk1 selama hari ke-5 sampai hari
ke-7 dapat meningkatkan diferensiasi mesoderm menjadi eksklusif sel
otot jantung (Gambar 2a, kiri). Ketika sel mesoderm diinduksi
dengan VEGF tanpa Dkk1 selama hari ke-5 sampai hari ke-15, populasi
sel berdiferensiasi menjadi sel otot jantung, sel endotelial dan
sel mural (Gambar 2a, kanan). Hasil ini mengindikasikan bahwa
modifikasi yang dilakukan dapat mengontrol arah diferensiasi dari
eksklusif hanya sel otot jantung menjadi sel otot jantung plus sel
vascular. Penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa selama protokol
diferensiasi, hiPSCs yang tidak berdiferensiasi menyusut pada hari
ke-15 (Gambar 2b). Selanjutnya Masumoto, et al. mengkultur lapisan
sel dari hiPSCs untuk memperoleh sel-sel kardiovaskular. Proses
kultur sel dilakukan selama 15 hari sebelum mendapatkan lapisan sel
utuh dengan sedikit kontaminasi dari hiPSCs yang tidak
terdiferensiasi. Kultur sel kemudian dipindahkan ke dalam 12 plate
yang responsif terhadap perubahan temperatur dan di rekultur selama
4 hari (Gambar 3a). Penurunan temperatur dengan sukses menghasilkan
CTSs. CTSs yang dihasilkan terdiri atas 3-4 lapis dengan struktur
berlapis utuh yang dibatasi oleh kolagen (Gambar 3b).
Gambar 3. (a) Proses kultur hiPSC untuk memperoleh lapisan utuh
sel jantung (b) kiri atas: Analisis histologi dengan
Hematoxylin-Eosin (HE) staining. Kanan atas: Sirius-red staining
(merah). Bawah: cTnT (CMs, merah), dan DAPI (nukleus, biru).
(Sumber: Masumoto, Hidetoshi, et al; 2014)
Mekanisme selanjutnya adalah transplantasi lapisan sel jantung
untuk memperbaiki disfungsi jantung pada tikus model athymic nude
sub-akut myocardial infraction. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa seluruh tikus (n = 19 untuk tiap grup) dapat bertahan hidup
setelah 8 minggu pasca-operasi, tanpa pembentukan tumor.
Transplantasi ini secara drastis mengembalikan kontraksi dinding
anterior, secara signifikan meningkatkan parameter sistolik pada
ventrikel kiri dan juga secara signifikan memulihkan penebalan
sistolik dari dinding jantung yang terinfarksi. Pengecatan dengan
Sirius Red menunjukkan bahwa transplantasi lapisan sel jantung dari
hiPSCs menghambat fibrosis pada 4 minggu pasca-transplantasi.
Proses terakhir merupakan penanaman hiPSC-CTSs dan observasi
formasi neovascularization. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
terjadi proses angiogenesis yang secara signifikan meningkatkan
densitas kapiler didalam area infarksi pada Tx-d28. Selanjutnya
peneliti mengidentifikasi pembentukan vaskular pada area yang
ditanami lapisan sel jantung pada Tx-d28 (Gambar 4a). Meskipun
penulis belum dapat mengkonfirmasi asal pembentukan vascular,
penulis menemukan struktur luminar dari recipien vaskular
(vWF+/HNA-) yang mempenetrasi kluster sel yang ditanam (Gambar
4b).
Gambar 4. (a) jaringan yang ditanami lapisa sel jantung Tx-d28
dan (b) Double staining untuk vWF (ECs, hijau) dan HNA(human cell
nuclei, merah), dan DAPI. (Sumber: Masumoto, Hidetoshi, et al;
2014)
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa
protokol baru untuk menginduksi secara simultan sel otot jantung
dan sel vascular (sel endotelial dan sel mural) serta menghasilkan
lapisan jaringan jantung yang utuh yang direkayasa dengan human
induced pluripotent stem cells (hiPSCs) menunjukkan efek terapi
yang unggul pada infarksi jantung. Dengan protokol ini, Masumoto,
et al. berhasil membuat cardiac tissue sheets (CTSs) dari hiPSCs
yang terintegrasi secara fisik. Transplantasi hiPSCs-CTSs pada
model tikus dengan infarksi jantung secara signifikan mampu
meningkatkan fungsi jantung. Selain itu juga terjadi pembentukan
neovascularization yang dikonfirmasi dari keberhasilan penanaman
CTSs yang terdiri atas sel-sel otot jantung dan sel vascular. Jadi,
hiPSC-CTSs menunjukkan terapi penyakit jantung regeneratif yang
menjanjikan.
3