Top Banner
TUGAS PAPER MANAJAMEN MUTU TERPADU TENTANG PENERAPAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI D I S U S U N OLEH : JANSEN CORNELIUS SAMOSIR 11 202 170
23

hukum perburuan

Apr 06, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: hukum perburuan

TUGAS PAPER

MANAJAMEN MUTU TERPADU

TENTANG

PENERAPAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

JANSEN CORNELIUS SAMOSIR

11 202 170

Page 2: hukum perburuan

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

MEDAN

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. SEJARAH DAN PENGERTIAN

Pada tahun 1987 Committee of the International

Organization for Standardization (IOS) yang berkantor pusat di

Jenewa, Swiss, mengeluarkan Standard Mutu International.

Standard ini adalah ISO 9000 series yang termasuk di dalamnya

adalah ISO 9001, 9002, 9003 dan 9004. Standard ini kemudian

direvisi pada tahun 1994 dan setelah 6 tahun direvisi kembali

menjadi IS0 9001 versi 2008 ISO 9001:2008 adalah Standard

Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapat pengakuan dari

banyak negara di dunia seperti: semua negara Uni Eropa,

Amerika, Jepang, Australia, ASEAN, dan di lebih 100 negara.

PENGERTIAN ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 adalah Sistem

Manajemen Mutu, yaitu :

Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi

berkaitan dengan mutu .

B. DEFINISI MUTU MENURUT ISO 9000:2008

Mutu (Quality) adalah :

Page 3: hukum perburuan

Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam

memenuhi persyaratan (Degree to which a set of inherent

characteristics fulfils requirements) Jadi dapat dikatakan

bahwa mutu itu bukan hanya berhubungan dengan mutu produk

saja, tetapi juga dengan persyaratan lain seperti: Ketepatan

pengiriman , biaya yang rendah, pelayanan yang memuaskan

pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah yang

berhubungan dengan produk yang dipasarkan.

C. MANFAAT PENERAPAN ISO 9000

Menghadapi era perdagangan bebas (AFTA) 2003, perusahaan

sebaiknya sudah menerapkan System Manajemen Mutu agar membantu

perusahaan dalam meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

pelanggan melalui penyediaan jaminan mutu yang lebih baik.

a. Nilai kompetisi dan image perusahaan semakin meningkat

dengan sertifikasi ISO 9001:2008

b. Penerapan ISO 9001:2008 akan meningkatkan produktivitas,

efisiensi, efektifitas operasional dan mengurangi biaya

yang ditimbulkan barang cacat (reject) atau barang

bermutu rendah dan limbah.

Page 4: hukum perburuan

c. Membuat sistem kerja dalam suatu perusahaan menjadi

standar kerja yang terdokumentasi dan mempunyai aturan

kerja yang baik sehingga memudahkan dalam pengendalian.

d. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih

karyawan yang baru

e. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan

sistem manajemen mutu yang ditetapkan

f. Akan memudahkan Top Management dalam pencapaian target

karena sudah dipersiapkannya target yang terukur dan

rencana pencapaiannya

g. Meningkatkan semangat dan moral karyawan karena adanya

adanya kejelasan tugas dan wewenang (Job Description) dan

hubungan antar bagian yang terkait sehingga karyawan

dapat bekerja dengan efisien dan efektif.

h. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan Mutu dalam

memenuhi permintaan pelanggan, baik internal maupun

eksternal.

BAB II

Page 5: hukum perburuan

Sistem Manajemen Kualitas Internasional

2,1. Pengertian Sistem Manajemen Kualitas

Menurut Gaspersz (2001), Sistem manajemen kualitas (QMS)

merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-

praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa)

terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau

persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan olehpelanggan

dan organisasi. Sistem manajemen kualitas mendefinisikan

bagaimana organisasi menerapkan praktek- praktek manajemen

kualitas secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem

manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gaspersz,

2001, pp.10-11):

Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang

luas dari aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern.

Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama,

antara lain sebagai berikut: transcendent quality yaitu suatu

kondisi ideal menuju keunggulan; product based quality yaitu

suatu atribut produk yang memenuhi kualitas; user based

quality yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan

produk; manufacturing based qualityyaitu kesesuaian terhadap

persyaratan- persyaratan standar; value based quality yaitu

derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.

Page 6: hukum perburuan

Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari

proses kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat

dokumentasi terhadap standar-standar kerja.

Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan

kesalahan sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi

kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa

banyak sistem manajemen kualitas tidak akan efektif sepenuhnya

pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas

juga harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap

masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini,

sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed loop system

yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi

terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap

awal.

Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan

(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (outputs),

proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs), pemasok

(suppliers), dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju

(measurement for feedback and feedforward).

2.2 Tahapan Penerapan Sistem manajemen Kualitas

Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem

manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gaspersz,

2001, pp. 11-17):

1.Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen

mutu yang akan diterapkan.

Page 7: hukum perburuan

2.Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari

organisasi

3.Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang

terdiri dari manajer-manajer senior.

4.Menugaskan wakil manajemen (management representative).

5.Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi sistem

6.Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.

7.Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.

8.menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada

semua tingkat dalam organisasi.

9.Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen

kualitas dalam manual kualitas (buku panduan).

10.Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan

oleh prosedur-prosedur.

11.Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur

operasional atau prosedur terperinci.

12.Memperkenalkan dokumentasi.

13.Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem.

14.Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen

kualitas.

2.3 HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KUALITAS

Page 8: hukum perburuan

Kebanyakan program perbaikan kualitas gagal karena satu dari

dua alasan berikut : program program itu memiliki sistem

manajemen kualitas tetapi tiadakeinginan besar dari manajemn

puncak untuk menerapkannya, atau manajemen puncak memiliki

keinginan untuk menerapkannya tetapi tiada sistem manajemen

kualitas padaoraganisasi tersebut. Berdasarkan studi dari

berbagai pustaka manajemen kualitas,Masters (1996)

mengemukakan hambatan pengembangan sistem manajemen

kualitassebagai berikut:

1.Ketiadaan komitmen dari manajemen.

2.Ketiadaan pengetahuan atau kekurangpahaman tentang manajemen

kualitas. 3.Ketidakmampuan mengubah kultur perusahaan

4.Ketidaktepatan perencanaan kualitas.

5.Ketiadaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

6.Ketidakmampuan membangun suatu learning organization yang

memberikan perbaikan terus menerus.

7.Ketidakcocokan struktur organisasi serta departemen dan

individu yang terisolasi. 8.Ketidakcukupan sumber daya.

9.Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi

karyawan.

Ketatnya persaingan di jaman globalisasi menyebabkan

suatu perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan konsumen

sebanyak mungkin dengan berbagai macam sumber daya yang

dimiliki, pada sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen

Page 9: hukum perburuan

semakin selektif dalam memilih sebuah produkbarang/jasa yang

diminati. Tidak hanya cukup dengan memberikan kualitas

pelayanan terbaik dalam mencapai apa yang disebut dengan

customer

satisfaction akan tetapi kualitas barang/jasa yang ditawarkan

juga harus mampu memberikan jaminan mutu, sehingga mau tidak

mau agar mampu memenuhi tuntukan konsumen tersebut penerapan

Sistem Manajemen Kualitas rupa-rupanya tidak dapat dihindari

lagi.

Menurut beberapa ahli, definisi kualitas adalah: 1. Philip B.

Crosby

Kualitas adalah kesesuaian terhadap persyaratan (conformance

to requirement of spesification), seperti jam yang tahan air

atau sepatu yang tahan lama. Pendekatan Crosby adalah proses

top-down.

2. W. Edwards Deming

Kualitas adalah pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan

terus-menerus. Pendekatan Deming adalah bottom-up.

3. Joseph M. Juran

Kualitas adalah kesesuaian dengan penggunaan (fitness for

use), seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga. Pendekatan

Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.

4. Westinghouse

Page 10: hukum perburuan

Kualitas adalah performa kerja yang dapat memenuhi keinginan

customer secara cepat dan tepat.

Kualitas menurut ISO 9000:2000 adalah derajat atau tingkat

karakteristikyang melekat pada produk yang mencukupi

persyaratan atau keinginan.

Secara konvensional Kualitas biasanya menggambarkan

karakteristik langsung suatu produk, seperti: penampilan,

keandalan, kemudahan penggunaan, estetika, dan sebagainya.

Definisi strategik menyatakan bahwa kualitas adalah segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan

pelanggan. (Gasperz, p.4)

DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU

Sebagai dasar untuk menerapkan ISO 9001:2008 agar efektif dan

efisien, sebaiknya perusahaan mengikuti 8 Prinsip Manajemen

Mutu. Prinsip ini bukan harus diterapkan sekaligus, tetapi

secara bertahap selagi perusahaan masih eksis dalam

menjalankan bisnisnya.

Delapan Prinsip ini merupakan aturan-aturan dasar untuk

memimpin dan melaksanakan suatu

organisasi. (Fundamental rules for leading and operating an

organization)

1.Customer Focus (Fokus kepada pelanggan)

2.Leadership (Kepemimpinan)

Page 11: hukum perburuan

3.Involvement of People (Keterlibatan orang-orang / karyawan)

4.Process Approach (Pendekatan proses)

5.System Approach to Management (Pendekatan sistem untuk

manajemen)

6.Continual Improvement (Perbaikan terus menerus)

7.Factual approach to decision making (Pendekatan faktual

untuk pembuatan keputusan)

8.Mutually beneficial supplier relationships (Hubungan dengan

pemasok saling menguntungkan)

Sebagai sebuah system manajemen formal / baku, ISO 9001

mengatur system dokumentasi organisasi terkait manajemen

mutunya. Dokumen dalam system management mutu ISO 9001biasanya

berisi kebijakan mutu (Quality Policy), sasaran mutu (Quality

Objectives), danpedoman mutu (Quality Manual). Sedangkan

system manajemen

mutu itu sendiri mencakup antara lain: Customer

contracts,Rekrutmen dan pelatihan karyawan.Design dan

pengembangan produk dan jasa.Produksi dan pengiriman

produk.Pemilihan pemasok (Suppliers),Tanggung-jawab

Manajemen.Internal audit mutu.Pengukuran dan

pemantauan,Perbaikan berkesinambungan,Tindakan perbaikan dan

pencegahan,Mutu, dalam System Manajemen Mutu - Quality

Management System ISO 9001, bisa mencakup kualitas produk (Q),

biaya atau Cost (C), pengiriman atau Delivey (D), keamanan /

Page 12: hukum perburuan

keselamatan atau safety (S) dan morale (M) atau biasa

disingkat dengan QCDSM.

System Manajemen Mutu - Quality Management System ISO

9001 menggunakan pendekatan proses (Process Approach),

pendekatan system (system approach) dan juga menggunakan pola

Plan-Do-Check-Action (PDCA) - Continual Improvement.

ISO 9001 adalah sebuah aturan tertulis yang mensyaratkan

agar sebuah organisasi (perusahaan)

Menerapkan aturan-aturan baku yang standard untuk memenuhi

kepuasan pelanggan

Yang menjadi fokus dalam System Manajemen Mutu - Quality

Management System ISO

9001 adalah system manajemen atau pengelolaan mutu, yg harus

mengacu kepadastandard

internasional ISO 9001 yang dikeluarkan oleh badan

standarisasi internasional atauInternational Organization for

Standardization. ISO sendiri bukan singkatan dariInternational

Standardization Organization. ISO berasal dari bahasa Yunani

"Isos" yang berarti sama atau seragam.

Page 13: hukum perburuan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Malcolm Baldrige National Criteria For Performance

Excellence

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence atau

Kritreia Malcolm Baldrige untuk Keungulan Kinerja pada

dasarnya adalah sejumlah pertanyaan tentang aspek-aspek

fundamentalpengelolaan organisasi/perusahaan dalam konteks

pencapaian kinerja unggul. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

dikelompokkan kedalam 7 Katagori dan Profil Organisasi.

Ketujuh katagoritersebut adalah sbb:

Page 14: hukum perburuan

1.Kepemimpinan

2.PerencanaanStratgeis

3.Fokus Pada Pelanggan

4.Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

5.FokuspadaTenagaKerja

6.Fokus pada Operasi

7.Hasil-hasilPertanyaan-pertanyaan pada Katagori 1 s.d.

Katagori 6 menanyakan tentang kesisteman

perusahaan/organisasi, sedangkan pertanyaan-pertanyaan pada

Katagori 7 bertanya tentang outputdari implementasi kesisteman

tersebut. Sementara itu, Pertanyaan- pertanyaan pada

ProfilOrganisasi bertanya tentang informasi lingkungan

internal dan eksternal perusahaan/organisasi.Kriteria tersebut

dapat digunakan untuk organisasi yang berorientasi laba

(Perusahaan/Bisnis),maupun organisasi nirlaba (Non

Commersial).Nama Malcolm Baldrige disandingkan dengan Criteria

for Performance Excellence semata- matauntuk memberikan

penghargaan kepada Mr. Malcolm Baldrige, karena beliaulah yang

pertama kalimemperkanalkan gagasan Criteria for Performance

Excellence di Amerika. Adalah sudah menjadibudaya di Amerika

bahwa siapapun pengusul pertama suatu konsep/gagasan kebijakan

negara,maka nama sang pengusul akan disandingkan dengan

kebijakan nega tersebut ketika Kebijakantersebut disyahkan

pemerintah atau parlemen Amerika.

Page 15: hukum perburuan

Kriteria pada Katagori Kepemimpinan

Pertanyaan-pertanyaan pada katagori Kepemimpinan pada

dasarnya bertanya tentang bagaimanatindakan-tindakan pimpinan

senior perusahaan/organisasi memandu dan

memeliharaperusahaan/organisasinya, menentukan visi, tata

nilai / budaya, dan sasaran kinerjaperusahaan/organisasi.

Secara spesifik juga ditanyakan tentang bagaimana pimpinan

seniorberkomunikasi dengan tenaga kerjanya, bagaimana

meningkatkan keterampilan kepemimpinanmereka, bagaimana mereka

pimpinan senior berpartisipasi dalam pembelajaran organisasi

danmengembangkan pimpinan masa depan perusahaan/organisasi,

bagaimana pimpinan seniormenciptakan fokus pada tindakan,

serta membangun lingkungan kerja yang mendorong perilaku

etisdan berkinerja tinggi. Pada katagori ini juga ditanyakan

tentang sistem tata kelolaperusahaan/organisasi, dan bagaimana

perusahaan/organisasi memenuhi tanggung jawabnya dalamaspek

hukum, etika, dan kemasyarakatan, serta bagaimana

perusahaan/organisasi tersebutmendukung komunitas utamanya.

Kriteria pada Katagori Perencanaan Strategis

Kriteria pada Katagori Perencanaan Strategis menanyakan

tentang bagaimana perusahaanmenyusun perencanaan strategis

termasuk rencana tindakannya (action plan), serta

tentangbagaimana implementasi dari perencanaan yang telah

ditetapkan perusahaan/organisasi tersebut.Kriteria juga

menanyakan tentang bagaimana perusahaan/organisasi memastikan

ketersediaan sumberdaya untuk menjalankan rencana tersebut,

bagaimana mengukur dan mengevaluasipencapaian kinerjanya, dan

Page 16: hukum perburuan

bagaimana rencana tersebut disesuaikan ketika

lingkunganperusahaan/organisasi mengalami perubahan ditengah

jalan. Ditanyakan pula bagaimanaperusahaan menentukan

kompetensi intinya dan bagaimana menjaga sustainabilitas

perusahaandalam jangka panjang.

KriteriapadaKatagori FokusPadaPelanggan

Kriteria pada Katagori Fokus pada Pelanggan menanyakan

tentang bagaimana perusahaan/organisasi meng-engage

pelanggannya, dengan fokus pada mendengarkan pelanggan dan

memberikan dukungan pelanggan,mengukur tingkat kepuasan

pelanggan, menawarkan produk yang tepat bagi pelanggan, serta

membangunhubungan dengan pelanggan yang berdampak pada

loyalitas pelanggan melalui investasi pelanggan padabrand dan

penawaran produk perusahaan/organisasi. Yang dimaksud

pelanggan pada Kriteria baldrige adalahpelanggan aktual maupun

calon pelanggan termasuk pengguna akhir dari produk

perusahaan/organisasimaupun pembeli atau pengguna langsung

seperti distributor, agen, ataupun perusahaan/organisasi

lainnyayang menggunakan produk yang dibelinya sebagai salah

satu komponen dari produk

perusahaan/organisasipembeli/pengguna.

Kriteria pada Katagori Pengukuran, Analisis, dan Manajemen

Pengetahuan

Katagori Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

adalah aspek utama dalam kriteriaBaladrige menyangkut seluruh

informasi utama tentang pengukuran anaslisis, dan

Page 17: hukum perburuan

peningkatankinerja yang efektif serta pengelolaan pengetahuan

organisasi untuk mendorong improvement dandaya saing

perusahaan/organisasi. Kriteria pada Katagori ini menanyakan

tentang bagaimanaperusahaan/organisasi memilih dan menggunakan

data dan informasi untuk pengukuran, analisisi,dan pembahasan

kinerja dalam mendukung perencanaan perusahaan/organisasi

serta peningkatankinerjanya. Kriteria pada katagori ini juga

menanyakan tentang bagaimana perusahaan/organisasimemastikan

kualitas dan ketersediaan data, informasi, software maupun

hardware untuk tenagakerja, pemasok, mitra, pelanggan baik

dalam situasi normal maupun dalam keadaan darurat.Disamping

itu, Kritreia juga menanyakan tentang bagaimana

perusahaan/organisasi mengelola asset pengetahuannya.

LEAN SIX SIGMA

Page 18: hukum perburuan

Lean Six Sigma adalah penyempurnaan dari metode-metode

perbaikan yang lebih dulu lahir

Apa yang membedakan anatara kedua konsep tersebut jika kita

kaji dari sisi fokus, sasaran, dan metodenya. Kita akan bisa

memahami bahwa Sasaran – sasaran dari six sigma cenderung

relatif, yaitu meningkatkan kinerja proses yang berhubungan

dengan Critical Customer Requirement. Dikatakan relatif karena

kebutuhan pelanggan relatif terhadap perkembangan yang

terjadi. Dengan Six Sigma kita diajak untuk mendapatkan

kepuasan pelanggan secara efektif. Sedangkan sasaran dari Lean

adalah absolut, seperti one piece flow, eliminating seven

waste, dll. Lean mengajak kita untuk memenuhi permintaan

pelanggan dengan efisien. Fokus dari Six Sigma adalah cacat

(defect) dan peningkatan kualitas, sementara Lean lebih

diasosiasikan pada pemborosan dan kecepatan.

Metode Six Sigma mempunyai perencanaan yang matang,

disertai metodologi DMAIC, sedangkan metode dari lean adalah

gemba dan Take Action. Kalau kita mengamati dalam setiap

proses disemua perusahaan,sebagai profesional kita dituntut

oleh tiga hal yaitu:

Page 19: hukum perburuan

1.Menjadi lebih responsif dan proaktif terhadap kebutuhan

pelanggan dengan cepat dan tepat,

2.Menjaga Kualitas yang tinggi pada produk atau pelanggan yang

diterima oleh pelanggan

atau service excellent.

3. Beroperasi dengan sumber daya yang paling optimal

Sumber: orielstat.com

Kombinasi Lean dan Six Sigma diharapkan mampu memenuhi ketiga

tujuan di atas. Lean Six Sigma memberikan gambaran terperinci

proses yang kita jalankan dalam value stream map, sehingga

dari sana teridentifikasi proses yang bernilai tambah dan yang

tidak.

Value stream mapping juga memberikan gambaran di mana time

trap (proses yang menghambat) terjadi. Dari sana proyek dapat

diproritaskan. Apakah time trap terjadi karena banyaknya

reject yang terjadi (dengan Six Sigma tools) atau dikarenakan

downtime atau set-up yan g lama (Lean Tools).

Page 20: hukum perburuan

Perusahaan harus mampu meminimalkan cacat (defect) untuk

mencapai kecepatan produksi yang maksimum, di lain sisi juga

perlu melakukan sesuatu untuk menjaga kecepatan (Speed)

tersebut untuk mencapai sigma level tertinggi.

Jadi, penerapan prinsip dan tools dalam Lean dan Six Sigma

mutlak diperlukan bagi perusahaan atau organisasi dalam rangka

menghadapi persaingan bisnis yang begitu cepat akhir akhir

ini, disamping itu juga untuk mempercepat ROI dan tetap berada

dalam posisi terdepan dalam daya saing industri perusahaan.

Page 21: hukum perburuan

Merunut bagaimana Lean dan Six Sigma adalah perpaduan

yang sempurna bagi para aktivis perbaikan bisa dilihat pada

bagan di bawah ini:

Bila dilihat dari bagan di atas, Lean Six Sigma bukanlah suatu

yang baru ada, namun leansix sigma adalah cara baru dalam

melakukan pekerjaan. Lean Six Sigma adalah penyempurnaan dari

metode-metode perbaikan yang dulu lahir.

Sebelum membahas tentang integrasinya, ada baiknya kita

ketahui perbedaan di antara keduanya dari sisi fokus, sasaran,

fokus, dan metodenya.

Sasaran – sasaran dari six sigma cenderung relatif, yaitu

meningkatkan kinerja proses yang berhubungan dengan Critical

Customer Requirement. Dikatakan relatif karenakebutuhan

pelanggan relatif terhadap perkembangan yang terjadi. Dengan

Six Sigmakita diajak untuk mendapatkan kepuasan pelanggan

secara efektif. Sasaran

dari Leanadalah absolut, seperti one piece flow, eliminating

waste, dll. Lean mengajak kita untuk memenuhi permintaan

pelanggan dengan efisien.

Fokus “ Fokus dari Six Sigma adalah cacat dan peningkatan

kualitas, sementara Leanlebih diasosiasikan pada pemborosan

dan kecepatan.

Metode “ Six Sigma mempunyai perencanaan yang matang, disertai

Page 22: hukum perburuan

metodologiDMAIC. Sedangkan metode dari lean adalah gemba dan

action!

Setiap proses dalam semua perusahaan dituntut oleh tiga hal di

bawah ini:

1.Menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan dengan

cepat

2.Kualitas yang tinggi pada produk atau pelayanan yang

diterima pelanggan

3.Beroperasi dengan sumber daya yang paling optimal

Kombinasi Lean dan Six Sigma diharapkan mampu memenuhi

ketiga tujuan di atas. Lean Six Sigma memberikan gambaran

terperinci proses yang anda jalankan dalam valuestream map,

sehingga dari sana teridentifikasi proses yang bernilai tambah

dan yang tidak. Value stream mapping juga memberikan gambaran

di mana time trap (proses yang menghambat) terjadi. Dari sana

proyek dapat diproritaskan. Apakah time trap terjadi karena

banyaknya reject yang terjadi (dengan Six Sigma tools) atau

dikarenakan downtime atau set-up yang lama (Lean Tools).

Perusahaan harus mampu meminimalkan cacat untuk mencapai

kecepatan produksi yang maksimum, di lain sisi juga perlu

melakukan sesuatu untuk menjaga kecepatan tersebut untuk

mencapai sigma level tertinggi. Jadi, penerapan prinsip dan

tools dalam Lean dan Six Sigma mutlak diperlukan bagi

organisasi untuk mempercepat laju perbaikan ROI dan tetap

berada dalam posisi kompetisi terbaiknya.

Page 23: hukum perburuan