-
HUKUM MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN
(STUDI PERBANDINGAN PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I
DAN IMAM MALIK)
SKRIPSI
MUHAMMAD MU’AZ BIN AZHAR
NIM: SPM 160038
PEMBIMBING :
Drs M. HASBI ASH-SHIDDIQI, MA
ALHUSNI, S. Ag., M.HI
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
َّٰلِِهنَي إَِلا ّلِۡلُهۡؤِنينَِي َوََل يَزِيُد ٱلظاََ ِشَفآءٞ
َورَۡۡحَةٞ ٌُ ُِل ِنَو ٱۡلُقۡرَءاِن َنا َوُنَنّ
َخَساٗرا
Artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang
menjadi penawar
dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang
yang
zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian”1
1 Al-Israa (17):82
-
vii
PERSEMBAHAN
ِحْيمِ ْحَمِه الرَّ ِ الرَّ بِْسِم ّللاه
Kupersembahkan skripsi ini kepada
Ibunda Dan Ayahanda Yang Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada
terhingga
Kupersembahkan skripsi ini kepada Ayahanda Azhar bin Abu Zarim
dan ibunda
Misleha binti Salamal yang telah mendidik dan mengasuh anaknda
dari kecil
hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, agar kelak anaknda
menjadi anak
yang berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi Agama,
Nusa dan
Bangsa, dan dapat meraih cita-cita.
Kekanda Tercinta
Untuk saudaraku, Muhammad Asyraf, Nur Sakinah, NurAisyah
Syakirah,
Fatimah Az-zahra‟, Muhammad Yusuf, Asma‟ Asyiqin, Siti Fatimah.
M terima
kasih di atas segala perhatian dan dorongan yang diberikan,
semoga segala
sesuatu yang terjadi di antara kita merupakan rahmat dan
anugerah dari-Nya, serta
menjadi sesuatu yang indah buat selama-lamanya.
-
viii
ABSTRAK
Muhammad Mu‟az bin Azhar, SPM 160038, Hukum Mengkonsumsi Air
Seni Onta
Untuk Pengobatan (Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’I dan
Imam
Malik). Skripsi ini adalah untuk ingin mengetahui masalah
kebenaran status
kehalalan air seni onta tersebut yang dikonsumsi sebagai obat.
Dan bagaimanakah
pandangan dari Imam Syafi‟I dan Imam Malik mengenai konsumsi air
seni onta
untuk pengobatan tersebut. Tujuan penelitian ini penulis ingin
mencoba untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dan terdorong untuk
mengalanisa lebih dalam
dan menjadikan karya ilmiah melalui skripsi ini. Pendekatan
penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan menggunakan
metode diskriptif. Instrumen pengumpulan data adalah melalui
studi dokumentasi
atau studi literatur. Jenis penelitian yang digunakan dalam
kajian ini yiaitu library
research (kajian pustaka) supaya penulis dapat meneliti dan
membahas kajian ini
secara rinci dan membahas permasalahan ini dengan lebih
mendalam. Dengan
menggunakan data primer yaitu dari buku-buku seperti Sahih
bukhari, al umm,
ilmu pengobatan, manakala data skunder yang merupakan data
pelengkap atau
pendukung yang diperoleh melalui buku-buku, jurnal, dan juga
artikel-artikel.
Hasil dari kajian tersebut Menurut Imam Syafi‟i memandang status
kotoran dan
air seni onta adalah najis, air seni onta dikatagorikan sebagai
benda yang haram
dikonsumsi, kecuali di dalam keadaan darurat. Menurut Imam Malik
pula air
kencing hewan yang memakan atau meminum benda najis adalah
berstatus najis
sehingga air kencing dan kotorannya menjadi najis.
-
ix
KATA PENGANTAR
ِحْيمِ ْحَمِه الرَّ ِ الرَّ بِْسِم ّللاه
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadrat
Allah
SWT atas segala rahmat dan kurnia-Nya. Shalawat dan Salam turut
dilimpahkan
kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAWملسو هيلع هللا ىلص yang
sangat dicintai.
Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis
sentiasa diberi
nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hukum Mengkonsumsi Air Seni Onta Untuk
Pengobatan
(Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’i Dan Imam Malik)”.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap
pengembangan
ilmu syariah dalam bahagian perbandingan mazhab dan juga
memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam
Jurusan
Perbandingan Mazhab pada Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas dari
menerima
hambatan dan halangan baik dalam masa pemgumpulan data
maupun
penyusunannya. Situasi yang mencabar dari awal hingga keakhir
menambahkan
lagi daya usaha untuk menyelesaikan skripsi ini agar selari
dengan penjadualan.
Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maka
skripsi ini dapat
juga diselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.
-
x
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan
terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung
maupun
secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1) Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor UIN STS Jambi,
Indonesia.
2) Bapak Dr. AA. Miftah, M. Ag, Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi,
Indonesia.
3) Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M. HI, Ph.D selaku Wakil Dekan
Bidang
Akademik, Ibu Dr Rahmi Hidayati, S. Ag, M.HI, Wakil Dekan
Bidang
Administrasi Umum, Perancanaan dan Keuangan dan Ibu Dr.
Yulianti, S.
Ag. MHI, Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama di
lingkungan
Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
4) AlHusni, S. Ag., M. HI, Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan
Bapak
Yudi Armansyah, M. Hum, Sekretaris Jurusan Perbandingan
Mazhab,
Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
5) Bapak Drs M. Hasbi Ash-Shiddiqi, MA Pembimbing I dan Bapak
Al
Husni, S. Ag., M. HI Pembimbing II skripsi ini yang telah
banyak
memberi masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6) Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar sepanjang
perkuliahan, asisten
dosen serta seluruh karyawan dan karyawati yang telah banyak
membantu
dalam memudahkan proses menyusun skripsi di Fakultas Syariah
UIN
STS Jambi, Indonesia.
-
xi
7) Untuk sahabat yang diingati, Firdaus, Amirul Aizad, Riduan,
Bullqini,
Hairi, Hafiz, Hashim, Adam, Zulkarnain, serta teman-teman lain
yang
tergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia Di
Indonesia
Cawangan Jambi, ribuan terima kasih di ucapkan atas segala
pikiran,
bantuan kalian, sehingga skripsi ini selesai. semoga ALLAH SWT
melipat
gandakan pahala amalan kalian.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada
kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan,
analisis data,
penyusunan maklumat maupun dalam mengungkapkan argumentasi
pada
bahan skripsi ini. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak
dapat
memberikan kontribusi pemikiran, tanggapan dan masukan berupa
saran,
nasihat dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang
diberikan
dicatatkan sebagai amal jariyah di sisi Allah SWT dan
mendapatkan ganjaran
yang selayaknya kelak.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.........................................................................................
i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
.................................... ii
PERSETUJUAN
PEMBIMBING....................................................................
iii
PENGESAHAN
.................................................................................................
iv
PERNYATAAN
.................................................................................................
v
MOTTO
.............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN
..............................................................................................
vii
ABSTRAK
.........................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR
.......................................................................................
ix
DAFTAR ISI
......................................................................................................
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
......................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN
...................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.....................................................................
1
B. Rumusan
Masalah...............................................................................
6
C. Batasan Masalah
.................................................................................
6
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
.......................................................... 6
E. Kerangka Teori
...................................................................................
7
F. Tinjauan
Pustaka.................................................................................
9
G. Metode Penelitian
...............................................................................
11
H. Sisitematika Penulisan
........................................................................
14
BAB II BIOGRAFI IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK
A. Imam Syafi‟i
.......................................................................................
16
B. Imam Malik
........................................................................................
24
-
xiii
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM MENGKONSUMSI AIR
SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN
A. Hukum
...........................................................................................
36
B. Keistimewaan Unta
........................................................................
36
C. Mukjizat Penciptaan Unta
..............................................................
40
D. Bentuk Unta
...................................................................................
42
E. Air Seni Unta
.................................................................................
46
F. Konsep Umum Pengobatan
........................................................... 48
G. Larangan Meminum Air Seni Unta
............................................... 51
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL KAJIAN
A. Hukum Menggunakan Air Seni Unta Untuk Pengobatan
Menurut Imam Syafi‟i Dan Imam Malik
1. Imam Syafi‟i
.........................................................................
53
2. Imam Malik
..........................................................................
55
B. Manfaat Air Seni Unta Dalam Segi Kesehatan
............................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................
60
B. Saran-Saran
....................................................................................
60
C. Kata Penutup
.................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA
CURRICULUM VITAE
PENGALAMAN ORGANISASI
-
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
n ن g غ sy ش kh خ A ا
w و f ف ṣ ص d د B ب
t ت ق ḍ ض ż ذ q h ه
r ر ṡ ث ك ṭ ط k ء ˋ
z ز J ج y ي l ل ẓ ظ
m م ʻ ع s س ḥ ح
â = a panjang î = u panjang
û = u panjang Au = او Ay = اَى
-
xv
DAFTAR SINGKATAN
UIN STS : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
M : Masihi
H : Hijriah
S.W.T : Subhanahuwata‟ala
S.A.W : Sallallahu „alaihiwasallam
Ra : Radiallahu „an
Q.S : Al-Quran dan Sunnah
Hlm : Halaman
BBB : Bandar Baru Bangi.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia telah timbul suatu isu mengenai hukum meminum air
seni
unta, ini karena seorang agamawan di Indonesia telah meminum dan
mengajak
orang ramai untuk meminum air seni unta sehingga membingungkan
masyarakat
mengenai hukum meminum air seni tersebut. Wasekjen Bidang Fatwa
MUI KH
Sholahudin Al Ayub mengatakan ada perbedaan pendapat dari para
ulama soal
meminum air kencing unta. Ada yang membolehkan dan ada yang
tidak
membolehkan namun sebagian besar ulama mengatakan bahwa
hukum
mengkonsumsi air seni unta adalah tidak diperbolehkan.
Larangan tersebut muncul karena air kencing merupakan kotoran
yang
berasal dari dalam tubuh sehingga dianggap sebagai najis.
Sementara bagi yang
memperbolehkan menganggap ada manfaat dari air kencing unta.
Tambahan, ada
yang menyatakan itu tidak boleh melalui dasar dari hadis yaitu
apa yang keluar
dari dua jalan, jalan depan dan belakang dari hewan ternak itu
adalah bagian yang
najis.
Perkembangan dunia medis dewasa ini kurang memperhatikan
aspek
kehalalan bahan baku obat-obatan. Sementara itu sebagian
masyarakat belum
memiliki pemahaman tentang perlunya kehalalan obat, karena
menganggap bahwa
pengobatan masuk kedalam kategori darurat. Islam mensyariatkan
pengobatan
-
2
karena ia bagian dari perlindungan dan perawatan kesehatan.
Dalam usaha
mencari kesembuhan wajib menggunakan metode pengobatan yang
tidak
melanggar syariat.2
Adapun penggunaan obat yang berbahan najis atau haram untuk
pengobatan hukumnya haram kecuali memenuhi syarat sebagai
berikut:3
1. Digunakan pada kondisi keterpaksaan (darurat), yaitu
kondisi
keterpaksaan yang apabila tidak dilakukan dapat membahayakan
jiwa
manusia, atau kondisi keterdesakan yang sama dengan kondisi
darurat,
yaitu kondisi keterdesakan yang apabila tidak dilakukan, maka
akan dapat
membahayakan eksistensi jiwa manusia di kemudian hari.
2. Belum ditemukan bahan yang halal dan suci.
3. Adanya rekomendasi paramedic kompeten atau terpercaya bahwa
tidak
ada obat yang halal.
Berbicara soal najis yang digunakan sebagai obat, ada kasus yang
timbul
mengenai meminum air seni unta dan susu unta untuk di jadikan
obat, seperti
yang telah diketahui bahwa air kencing termasuk najis begitu
juga dengan air seni
unta, namun bermanfaat untuk dijadikan sebagai obat seperti yang
pernah terjadi
pada zaman Nabi Muhammad SAW yang mana pada saat itu baginda
memerintahkan mereka (masyarakat) untuk mengembala unta, karena
dengan
meminum susu serta air kencingnya (unta) dapat mengobati
penyakit. Maka
2 H. Hasanuddin, Asrorun Ni‟am Sholeh, MUI: Penggunaan Bahan
Najis Dalam Obat-
obatan Hukumnya Haram, diakses melalui alamat
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana
/2013/09/05/26664/mui-penggunaan-bahan-najis-dalam-obatobatan-hukumnya-haram/#sthash.
WLTnzzqS.dpbs, tanggal 26 Februari 2018
3 Ibid
-
3
mereka pun ikut mengembala unta, meminum susu dan air kencing
unta sampai
tubuh mereka menjdi sehat4.
Berobat dengan benda yang najis hukumnya di bolehkan, dengan
syarat-
syarat tertentu:
1. Tidak ada obat yang berasal dari bahan yang suci untuk
menggantikannya,
jika terdapat obat dari bahan yang suci maka hukumnya haram
apabila
berobat dengan benda najis.
2. Jika memang benda najis itu diketahui secara ilmu kedokteran
berkhasiat
sebagai obat dan tidak ada obat lain dari bahan yang suci yang
bisa
menggantikannya.5
Pemahaman ini diambil dari hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim
tentang
orang-orang dari „Urainah yang berobat dengan air kencing unta,
dan kencing
unta menurut Imam Syafi‟i hukumnya najis. Dan mereka memahami
hadits
„Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian dari
apa-apa yang
diharamkan atas kalian.
Bagi Imam Syafi‟i memandang status kotoran dan air seni unta
adalah
najis, air seni unta di kategorikan sebagai benda yang haram di
konsumsi. Mereka
mendasarkan pandangannya pada hadits Rasulullah SAW yang
menyatakan
bahwa kotoran hewan itu najis. Sedangkan kedua imam ini memahami
hadits
perihal masyarakat Uraiyin sebagai izin darurat Rasulullah untuk
kepentingan
4 Gloria Setyvani Putri, Minum Susu Dan Kencing Kita
Mengikutinya?, diakses melalui
alamat
http://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-
haruskah-kita-mengikutinya, tanggal 26 Februari 2018
5 Al-Bukhari Dalam Shahih Al-Bukhari (7/110) Tanpa Sanad, Dan
Dinisbahkan Pada Ibn
Mas‟ud Radhiyallahu „Anhu. Al-Baihaqi Dalam As-Sunan Ash-Shaghir
(4/84)
http://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-haruskah-kita-mengikutinyahttp://sains.kompas.com/read/2018/01/08/071832323/minum-susu-dan-kencing-unta-haruskah-kita-mengikutinya
-
4
pengobatan. Air kencing, muntah, dan kotoran baik hewan maupun
manusia
mutlak najis sesuai perintah Rasulullah SAW untuk membasuh air
kencing.
Bagi Imam Malik, air kencing hewan yang memakan atau meminum
benda najis juga berstatus najis sehingga air kencing dan
kotorannya menjadi
najis. Berlaku juga bila hewan-hewan ini makruh dimakan, maka
air kencing dan
kotorannya juga makruh. Jadi status kencing hewan itu mengikuti
status kenajisan
daging hewan itu sendiri sehingga status air kencing hewan yang
haram dimakan
adalah najis. Sedangkan status air kencing hewan yang halal
dimakan adalah
suci.6
pandangan para ulama mengenai hadits al uraiyin7
ٍِ َياِنك ٍْ أَََِس ْب ٍْ ُعْكم َع ِديَُتَ , فَأََيَر –أَْو
عَُرْيَُتَ –قَاَل : قَِدَو ََاٌس ِي ًَ فَاْجتََىُوا اْن
ٌْ يَْشَربُ ىا نَُهْى انَُّبِيُّ ملسو هيلع هللا ىلص بِِهقَاح ,
َوأََيَرهُْى أَ ا َصحُّ ًَّ ََْطهَقُىا. فَهَ ٍْ أَْبَىاِنَها
َوأَْنبَاََِها فَا ىا ِي
ِ قَتَهُىا َراِعَي انَُّبِّي
Artinya: Dari Anas Bin Malik Radhiyallahu `anhu, ia
berkata,”Telah datang
sekelompok orang dari Ukl atau Urainah, kemudian mereka
enggan
bermukim di Madinah, lalu Rasulullah SAW memerintahkan untuk
menyediakan unta-unta yang memiliki susu dan menyuruh mereka
untuk
meminum air kencing dan susunya, kemudian mereka pun pergi.
Dan
ketika mereka sehat, mereka membunuh penggembala Nabi
Shallallahu
Alaihi Wasallam. (Riwayat Al Bukhari)8
6 Alhafiz Kurniawan, Hukum Minum Air Kencing Unta, diakses
melalui alamat
http://www.nu.or.id/post/read/85017/hukum-meminum-air-kencing-unta
tanggal 26 Februari 2018
7 Sholah Salim,Hukum Mengonsumsi Air Seni Onta Menurut Berbagai
Mazhab, diakses
melalui alamat
https://www.hidayatullah.com/kajian/ikhtilaful-ummah/read/2018/01/15/133004/
hukum-mengkonsumsi-air-seni-onta-menurut-ulama-berbagai-madzhab.html
tanggal 26 Februari
2018
8 Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (7/110) Tanpa Sanad, Dan
Dinisbahkan Pada Ibn
Mas‟ud Radhiyallahu „Anhu. Al-Baihaqi Dalam As-Sunan Ash-Shaghir
(4/84)
http://www.nu.or.id/post/read/85017/hukum-meminum-air-kencing-unta
-
5
Penulis mengangkat judul ini karena tertarik dengan isu meminum
air seni
unta yang berlaku pada awal tahun 2018 di Indonesia. Isu ini
terkait dengan
seorang agamawan yang juga menjabat sebagai Ketua Gerakan
Nasional
Pengawal Fatwa (GNPF) yang telah menyatakan bahwa beliau telah
mengaku dan
mengajak umat muslim untuk mencoba air seni unta.
Alasannya karena air seni unta halal di konsumsi dan beliau
meminum air
seni unta dengan merujuk kepada hasil riset yang dilakukan oleh
Dr. Faten Abdel-
Rahman Khorshid. Beliau merupakan staf Universitas King Abdul
Aziz dan juga
staf Presiden Tissues Culture Unit Pusat Penelitian Medis King
Fahd.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) menyatakan bahwa
air
seni unta boleh menyembuhkan sel-sel kanker dan menyehatkan sel
yang tidak
terserang dan mengandung zat obat dan halal dalam
pengobatan.9
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mencoba untuk
melakukan
penelitian lebih lanjut dan terdorong untuk menganalisa lebih
dalam dan
menjadikan karya ilmiah melalui skripsi dengan judul “HUKUM
MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN (STUDI
PERBANDINGAN PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK)”.
9 Bimo Wiwoho, Bachtiar Nasir Minum Air Kencing Unta Dan Ajak
Muslim Mencoba,
diakses melalui alamat
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-
267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencoba
tanggal 26 Ferbuari
2018
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencobahttps://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105164038-20-267028/bachtiar-nasir-minum-air-kencing-unta-dan-ajak-muslim-mencoba
-
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, yang
menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah manfaat air seni unta dalam segi kesehatan?
2. Bagaimana hukum menggunakan air seni unta untuk pengobatan
menurut
Imam Syafi‟i dan Imam Malik?
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematik
penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan,
maka penulis
membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, hanya
membahas dari
segi pendapat Imam Syafi‟I dan Imam Malik sehingga tidak
terkeluar dari topik
pembahasan skripsi ini.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan pokok
permasalahan yang
menjadi pokok pembahasan, maka tujuan dan penelitian karya
ilmiah ini adalah:
a. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat air seni unta untuk segi
kesehatan.
2. Untuk mengetahui hukum menggunakan air seni unta untuk
pengobatan menurut Imam Syafi‟I dan Imam Malik.
-
7
b. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai teoriti menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana metode
istinbath hukum Imam Syafi‟I dan Imam Malik tentang
pengobatan
dengan air seni unta.
2. Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahasiswa, penelitian
dan
masyarakat seluruhnya melalui pembuatan dan penyusunan karya
ilmiah
sacara baik.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan penulis adalah karena ingin
mengkaji dan
menjelaskan hukum mengkonsumsi air seni unta untuk pengobatan
(studi
perbandingan pemikiran Imam Syafi‟i dan Imam Malik).
1. Konsumsi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermaksud
pemakaian
barang-barang hasil industri seperti bahan pakaian dan makanan.
Selain itu,
konsumsi bermaksud barang-barang yang langsung memenuhi
keperluan hidup
manusia.10
2. Urin.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermaksud zat cair
buangan
yang terhimpun di dalam kandung kemih dan dikeluarkan dari dalam
tubuh
melalui saluran kencing, atau kata lain disebut sebagai air
kencing, air kemih atau
air seni.11
10 Kamus Bahasa Indonesia, Tim Penyusun, , (Jakarta:Pusat Bahasa
Departemen
Pendidikan Nasiomal, 2008), Hlm 750.
11
Ibid Hlm 1597.
-
8
3. Pengobatan.
Ilmu kehidupan berkenaan menjaga dan mempertahankan kesehatan
dan rasa
sehat. Dengan kata lain, pengobatan adalah ilmu untuk mencegah
dan
menyembuh penyakit. Pengobatan meliputi pengetahuan sains dan
penggunaan
pengetahuan tersebut. Ada nernagai jenis cabang ilmu pengobatan
yang spesifik
untuk organ dan penyakit tertentu. Macam-macam pengobatan
menjadi tiga
seperti berikut12
Pengobatan tradisional, pengobatan moden, pengobatan islam.
Sedikit silsilah ringkas mengenai Imam Syafi‟i, nama lengkapnya
ialah
Muhammad bin Idris asy-Syafi`i, lahir di Gaza, Palestina, 150 H
(767 M) dan
wafat di Mesir pada 204 H ( 819 M ). Beliau adalah pendiri
Mazhab Syafi‟i yang
moderat. Beliau adalah peletak dasar ilmu Ushul Fiqh. Mazhab
Syafi‟i memiliki
dua (2) dasar yaitu, Qadim dan Jadid. Beliau adalah salah
seorang murid dari
Imam Malik di Madinah dan murid dari Muslim bin khalid az Zanji
di Makkah.
Dan juga sempat menimba ilmu di Iraq dari murid Imam Abu
Hanifah. Diantara
kitab yang beliau tulis adalah Ar Risalah, Al Hujjah, dan Al
Umm.13
Silsilah ringkas Imam Malik pula, nama lengkapnya Malik ibn Anas
bin
Malik bin „Amr al-Asbahi atau Malik bin Anas. Lahir di Madinah
pada tahun 93
H (714 M). Dan wafat pada tahun 179 H (800 M). Beliau adalah
pakar dibidang
fikih dan ilmu hadis, merupakan pendiri mazhab Maliki. Fikih
yang beliau
kembangkan bersandar pada penggunaan hadis dan kebiasaan
penduduk madinah.
12 “Perubatan”, diakses melalui
https://ms.wikipedia.org/wiki/Perubatan Tanggal 27
Ferbuari 2018.
13
Mohammad Yasir Abd Mutholib, Imam Syafi’I Ringkasan Kitab Al
Umm, Abdullah
Muhammad bin Idris, (Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI Jakarta,
2015) hlm769
https://ms.wikipedia.org/wiki/Perubatan
-
9
Kitab yang disusun oleh beliau adalah Al Muwaththa‟. Memuat
seratus ribu
(100.000) hadis. Yang paling terkenal adalah yang diriwayatkan
dari Yahya bin
Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.14
F. Tinjaun Pustaka
Sejauh ini, penulis telah membaca karangan-karangan ilmiah
yang
membahas tentang najis yang ada keterkaitannya dengan judul
penelitian penulis
di antaranya adalah: yang pertama, hukum menggunakan benda najis
dalam
pengobatan menurut ibn taimiyyah dan yusuf qardawi yang telah
ditulis oleh
saudari Nurul Syafiqah Mohd Safari NIM (13159002) yang membahas
tentang
bagaimana hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan dan
bagaimana
persamaan dan perbedaan hukum menggunakan benda najis dalam
pengobatan
menurut menurut Ibn Taimiyyah dan Yusuf Al-Qardawi.
Terdapat perbedaan antara judul penulis dengan judul yang telah
ditulis
oleh saudari Nurul Syafiqah Mohd Safari yang mana judul hukum
menggunakan
benda najis dalam pengobatan menurut Ibn Taimiyyah Dan Yusuf
Qardawi yang
membahas lebih kepada kesemua hewan dan lebih umum kajiannya dan
diambil
pendapat Ibn Taimiyyah Dan Yusuf Al-Qardawi. Penulis pula
membahaskan
tentang hukum mengkonsumsi air seni unta untuk pengobatan (studi
perbandingan
pemikiran Imam Syafi‟I dan Imam Malik).
Yang kedua, urine unta (studi nalar hadis dan pendekatan medis)
yang di
tulis oleh saudari Fitri Sari NIM (3006163001) yang membahas
mengenai
14 Rahmah Hidayatullah, Al Muwaththa’ Imam Malik, Nur Alim,
(Pustaka Azzam,
Jakarta, 2006) hlm 656.
-
10
memperoleh pengetahuan yang lebih rinci tentang bagaimana
kedudukan hadis
tentang urine unta. Menganalisis pendapat ulama tentang berobat
dengan urine
unta berdasarkan hadis Rasulullah saw. Serta mendeskripsikan
manfaat urine
unta dalam bidang medis.
Perbedaan antara judul penulis dan judul ditulis oleh saudari
Fitri Sari
yang judulnya tentang urine unta (studi nalar hadis dan
pendekatan medis) lebih
membahaskan tentang hadis dari setiap aspek lebih terperinci.
Hasil Kesimpulan
dalam penelitian dapat dipahami bahwa: kedudukan hadis mengenai
urine unta
adalah sahih. Mengenai pendapat ulama, terjadi perbedaan
pendapat, ada yang
menyatakan urine unta najis dan ada yang menyatakan suci.
Yang ketiga, yaitu Urine Sebagai Obat (Telaah Terhadap
Hadis-hadis
Pengobatan) yang di tulis oleh Amin Razak Kamaludin, Uin Sunan
Kalijaga 2005.
Skripsi ini membahas tentang telaah terhadap hadis-hadis berobat
dengan urine
yang dikhususkan kepada urine unta, beliau mengumpulkan
hadis-hadis yang
bertentangan dengan hadis yang membolehkan dan melarangnya,
dengan
menggunakan metode (al-Jam„u wa Taufiq).
Terdapat perbedaan antara judul penulis dengan judul yang telah
di tulis
oleh saudara Amin Razak Kamaludin, yang mana Judulnya yaitu
Urine sebagai
obat (telaah terhadap hadis-hadis pengobatan) lebih
mengkhususkan kepada
hadis-hadis urine unta yang membolehkan dan melarangnya dengan
menggunakan
metode (al-Jam u wa Taufiq), sedangkan Judul skripsi ini sendiri
membahas
tentang pengobatan yang lebih menghusukan pada pandangan Imam
Syafi‟I dan
-
11
Imam Malik. Meskipun kedua-dua imam membolehkan, atas sebab dan
asalan
sendiri.
Kesimpulannya, pada semua tinjauan pustaka yang digunakan
penulis
memiliki perbedaan yang mana tinjauan pustaka tidak secara
khusus mengkaji
tentang judul yaitu “Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta Untuk
Perobatan
(Studi Perbandingan Pemikiran Imam Syafi’I dan Imam Malik).”
Namun
skripsi-skripsi yang digunakan adalah sebagai rujukan bagi
mengumpul semua
data upaya analisis penulis terhadap skripsi ini dapat
dicapai.
G. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian ilmiah, selalu menggunakan
metode-metode
tertentu agar penelitian dapat berjalan secara terarah dan
mencapai hasil yang
diharapkan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam skripsi
ini adalah :
1. Pendekatan Penelitian.
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, analisis dan
komparatif. Dalam
penelitian ini penulis mendeskriptifkan pemikiran dua imam yaitu
Imam Syafi‟I
dan Imam Malik tentang hukum mengkonsumsi air seni unta untuk
pengobatan.
2. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah
sebuah penelitian
yang dilakukan untuk literatur-literatur pustaka saja. Bagi
memenuhi keperluan
tersebut, penulis menggunakan buku-buku rujukan yang asli atau
data-data yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
-
12
3. Jenis Sumber Data Penelitian.
a) Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang diperunakan di dalam
penelitian ini yaitu, pertama Data Primer yakni diperoleh
secara
langsung atau terus kepada objek yang ingin di kaji.
Kemudian
yang kedua yaitu Data Skunder yakni diperoleh data melalui
perantara atau dari orang lain, data tersebut tidak langsung
diperolehi oleh objek yang dikaji.
b) Sumber Data
Sumber data yang diperoleh adalah melalui dua data yang
dijelaskan yaitu Sumber Data Primer dan Data Skunder. Sumber
data primer yaitu sumber pokok dalam penelitian seperti
Al-Quran,
Hadis, kitab-kitab seperti kitab Biografi Empat Imam Mazhab,
Kiitab Al Umm, Kitab Al Muwaththa‟ Imam Malik, Kitab
Bidayatul Mujtahid, Hadis-hadis Hukum, Tafsir Ibnu Katsir,
Keajaiban Resep Obat Nabi Menurut Sain Klasik dan Modern.
Sumber yang kedua yaitu Data Skunder, data yang
diperoleh dari bahan perpustakaan atau literature yang
mempunyai
hubungannya dengan objek penelitian oleh dikarenakan
penelitian
ini deskriptif normative, maka data skunder juga diperlukan.
Contohnya sumber data skunder ialah seperti buku-buku yang
tidak
secara langsung berkaitan dengan bahasa penelitian seperti
jurnal-
jurnal yang ada relevansinya dengan perbahasan dan dokumen.
-
13
4. Teknik Pengumpulan Data.
Mengingat penelitian ini menggunakan studi kepustaan
(Library
research), maka teknik pengumpulan data melalui berbagai
tatapan
sebagai berikut :
a) Mengumpulkan buku-buku atau bahan bacaan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
b) Mengklasifikasikan data-data yang ada pada buku-buku atau
bahan
bacaan yang kaitannya dengan bahan yang diteliti.
5. Analisis Data.
Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif
kualitatif
dan komparatif, yaitu menguraikan seluruh permasalahan yang ada
dengan
jelas dan tersusun, serta dikemukakan perbedaan pandangan
tersebut.
Kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, menarik suatu
kesimpulan
dari penguraian bersifat umum ke khusus, sehingga penyajian
hasil
penelitian ini dapat difahami dengan mudah. Metode yang
digunakan
sebahai berikut :
a) Metode deskriptif analisis yaitu dari data yang terkumpul
disusun
secara sistematik untuk diuraikan dengan penjelasan secara
detail,
lalu dibahas secara ilmiah sesuai dengan prosedurnya. Metode
ini
digunakan untuk menganalisa sebuah data yang ada.
b) Metode komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk
menentukan persamaan dan perbedaan antara pandangan Imam
Syafi‟I dan Imam Malik.
-
14
H. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui dan menjelaskan secara garis besar penyusunan
skripsi
ini maka penilus akan menerangkan sistematika skripsi sebagai
berikut :
Bab pertama, penulis akan memperkenalkan ketentuan-ketentuan
pokok
dalam penyusunan skripsi yaitu terdiri dari latar belakang
masalah yang dijadikan
sebagai dasar dalam merumuskan rumusan masalah. Kemudian batasan
masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian. Penelitian terdahulu sebagai
tinjauan ulang atas
berbagai karya yang berhubung dengan penelitian, metodologi
untuk meneliti
suatu masalah penelitian, dan sistematika penulisan sebagai
upaya pengarahan
pembaca kepada subtansi penelitian.
Bab kedua, membahas mengenai gambaran umum latar belakang
serta
biografi Imam Syafi‟I dan Imam Malik. Dan ianya terdiri
riwayat-riwayat hidup
serta dasar-dasar.
Bab ketiga, penulis membahaskan tinjauan secara umum tentang
pengertian hukun, konsumsi, keistimewaan unta, mukjizat
penciptaan unta, bentuk
unta, air seni unta, konsep umum pengobatan dan larangan meminum
air seni
unta.
Bab keempat, penulis akan membahas apakah manfaat air seni unta
untuk
segi kesihatan, dan membahas hasil pandangan pemikiran bagaimana
hukum-
hukum menggunakan air seni unta untuk pengobatan menurut Imam
Syafi‟I dan
Imam Malik.
Bab kelima, merupakan bab terakhirdari seluruh pembahasan,
merumuskan mengenai penelitian dan kajian serta memberi saran,
penulis
-
15
menyatakan kesimpulan, saran-saran dan kata penutup yang dapat
diambil dari
pemahaman-pemahaman yang perlu dititik beratkan kepada pembaca
diakhir bab
penutup ini. Skripsi ini juga akan dilengkapi dengan daftar
pustaka menjadi
pelengkap dalam skripsi yang dibagas.
-
16
BAB II
BIOGRAFI IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK
A. IMAM SYAFI’I
Beliau adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi‟i
bin
As-Sa‟ib bin Ubaid bin Abdu Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin
Abdu Manaf15
.
Dilahirkan di Ghazzah Palestina pada tahun 150 H, yaitu pada
tahun wafatnya
Abu Hanifah.
Berasal dari keturunan bangsawan Quraisy dan masih keluarga
jauh
Rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di
Abdul Manaf
(kakek ketiga Rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit
Ali bin Abi
Thalib. Ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi. Sehingga
as-Syafi‟i
dibesarkan dalam keadaan yatim dan fakir.16
Ketika beliau berumur lebih kurang 10 tahun dibawa ibunya ke
Mekkah,
ketika itu beliau telah hafal al-quran. Di Mekkah beliau banyak
mendapatkan
Hadits dari ulama-ulama Hadits . Karena kefakirannya sering
memungut kertas-
kertas yang telah dibuang kemudian dipakai untuk menulis. Ketika
semangatnya
untuk menuntut ilmu makin kuat dan menyadari bahwa al-Quran itu
bahasanya
sangat indah dan maknanya sangat dalam, maka beliau ke Kabilah
Hudzai l untuk
mempelajari dan memahami Sastra Arab serta mengikuti saran hidup
Muhammad
15
Ariffin Awang, Fiqih Islam: Mengikut Kajian Ulama Terkemuka Di
Dalam
Perselisihan Mazhab, ( Johor : Jabatan Agama Johor, Cet 1 ,
Januari 1991 , hlm 34 16 Rizem Aizid, Biografi Empat Imam Mazhab,
cet, 1 (Yogyakarta: Saufa, 2016) hlm 164
-
17
SAW. pada masa kecilnya.Di sana beliau sampai hafal “sepuluh
ribu bait syair-
syair Arab”17
Di Mekkah Imam Syafi‟i berguru kepada Sufyan bin Uyainah dan
kepada
Muslim bin Khalid. Setelah itu pergi ke Madinah untuk berguru
kepada Imam
Malik. Sebelum pergi ke Madinah, beliau telah membaca dan
menghafal kitab al-
Muwatha. Beliau membawa surat dari wali Mekkah ditujukan untuk
wali
Madinah agar mudah bertemu dengan Imam Malik. Pada waktu itu,
Imam Syafi‟i
sudah berumur 20 tahun. Kemudian berguru kepada Imam Malik
selama 7 tahun18
Karena terdesak oleh kebutuhan hidupnya, Imam Syafi‟i
kemudian
bekerja di Yaman. Tragedi pernah menimpanya sewaktu bekerja di
Yaman, ia
dituduh terlibat gerakan Syi‟ah sehingga dihadapkan kepada
Khalifah Harun Al-
Rasyidin di Baghdad. Oleh karena ilmunya yang tinggi dan atas
bantuan
Muhammad bin Hassa Asyaibani ( murid Abu Hanifah ), beliau tidak
dijatuhi
hukuman dan bahkan kemudian berguru kepada Muhammad bin
Hassan
Asyaibani serta bertempat tinggal di ru mahnya.
Muhammad bin Hassan Asyaibani pernah belajar kepada Imam
Malik
selama 3 tahun. Dari Muhammad bin Hassan Asyaibani beliau
mendapat
pelajaran Fiqh Imam Abu Hanifah selama dua tahun. Kemudian
kembali lagi ke
Mekkah. Pada kesempatan musim Haji beliau bertemu dengan
ulama-ulama yang
pergi ke Mekkah naik Haji dari seluruh dunia Islam. Dengan
demikian Fiqh Imam
Syafi‟i menyebar di seluruh wilayah Islam.
17
Djazuli, IlmuFiqh :Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum
Islam, (Jakarta:
Kencana), cet ke 7, Januari 2010, hlmn 130 18
Ibid.
-
18
Beliau bermukim di Mekkah selama 7 tahun. Kemudian pada tahun
195 H,
kembali lagi ke Baghdad dan sempat berziarah ke kuburan Abu
Hanifah ketika
umurnya 45 tahun. Di Baghdad beliau memberikan pelajaran kepada
murid-
muridnya yang sangat terkenal adalah Ahmad Ibn Hanbal yang
sebelumnya
pernah bertemu dengan Imam al-Syafi‟i di Mekkah. Ahmad bin
Hanbal sangat
mengagumi kecerdasan dan kekuatan daya ingat Imam Asy-Syafi‟i
serta
kesederhanaan dan keikhlasannya dalam bersikap. Setelah 2 tahun
di Baghdad,
kembali lagi ke Madinah tetapi tidak lama dan pada tahun 198 H,
beliau kembali
lagi ke Baghdad, selanjutnya terus ke Mesir dan sampai di Mesir
tahun 199 H.
Di Mesir beliau memberi pelajaran fatwa-fatwanya kemudian
terkenal
dengan Qaul Jadid. Sedangkan fatwanya waktu di Baghdad disebut
Qaul Qadim.
Imam Syafi‟i meninggal di Mesir pada tahun 201 H/ 822 M. Pada
waktu Imam
Syafi‟i meninggal, Gubernur Mesir ikut memandikan dan
menyalatkan
jenazahnya19
Imam Syafi‟I r.a membagi ilmu menjadi dua bagian yaitu20
: yang pertama, Ilmu
Ammah, yakni ilmu yang harus di ketahui oleh umumnya ummat,
terkecuali
orang gila, yaitu hukum shalat lima waktu, puasa Ramadhan, Haji,
Zakat, Haram
zina, Haram pembunuhan, Mencuri dan Minum khamar (Arak minuman
keras).
Bagian ini dengan tegas di terangkan dalam Al-Qur‟an Al Karim
yang di terima
dari Rasulullah SAW dengan jalan Mutawatir. Yang kedua, Ilmu
Khashshah,
yakni hukum-hukum syariat yang tidak di nash kan dalam kitab dan
hadis Rasul,
19
Ibid., hlmn 131 20
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001),
hlm265
-
19
atau ada nashnya tetapi mungkin merupakan hasil penakwilan dan
bukan para
sunnah Mutawatirah.
Imam Syafi‟i juga mendebat dan mempertahankan pendiriannya
tanpa
menyinggung kehormatan orang-orang yang di debatnya. Imam Ahmad
bin
Hambal r.a berkata Imam Syafi‟I failasuf dalam 4 perkara
yaitu:
1. Masalah lughah (Bahasa arab)
2. Perbedaan pendapat
3. Segi makna
4. Bidang fiqih
Dalam semua perdebatannya, Imam Syafi‟I r.a selalu membela hadis
dan
para ulamanya beliau sangat ahli dalam berdebat dan mengetahui
uslubnya.
Sepanjang hidupnya beliau pergunakan untuk mempertahankan Fiqih
Syariat
untuk kebenaran. Tepatlah kalau di katakan bahwa Imam Syafi‟I
adalah imam
syariat dan Nashirun sunnah.
a) Karya karya Imam Syafi‟i
Di antara kitab-kitab21
yang beliau karang adalah:
1. Kitab “Ar-Risalah”
2. Kitab Al-Umm
3. Kitab Ikhtilaaful Hadits
4. Kitab Musnad
21
Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab,
(Jakarta: Amzah),
Cet 6 , April 2011, hlm 160
-
20
b) Metode Istinbat yang digunakan Mazhab Syafi‟i.
Secara lebih jelas dasar-dasar yang digunakan oleh Mazhab
Syafi‟i
adalah sebagai berikut22
:
1. Al-Quran dan al-Sunnah
Dalam mengambil suatu ketetapan hukum, hal pertama yang di
lakukan oleh Imam Syafi‟I adalah mencari alasan yang bersumber
dari al
Qur‟an. Setelah al–Qur‟an, Sunnah atau hadis menjadi sumber
hukum
yang kedua. Sunnah di gunakan bila ternyata tidak menemukan
rujukan
dari al-Qur‟an terkait suatu masalah. Imam Syafi‟I termasuk
mujtahid
yang sangat kuat dalam membela sunnah. Karena itu, ia pun di
juluki
sebagai Nashir as-sunnah (Pembela Sunnah Nabi)
2. Ijma‟
Sumber lain yang di jadikan rujukan ole Mazhab Syafi‟I dalam
menetapkan hukum bila tidak di temukan di dalam al Qur‟an dan
sunnah
adalah ijma‟ atau kesepakan para sahabat rasul. Dalam hal ini,
Imam
Syafi‟I hanya menerima ijma‟ dari para sahabat saja dan
bukan
kesepakatan dari seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap
suatu
hukum.
22
Abu Ameenah Bilal Philips, SEJARAH & EVOLUSI FIQH:
Aliran-aliran Pemikiran
Hukum Islam, ( Bandung: Nuansa Cendekia), cet I, November 2015,
hlm 110
-
21
3. Pendapat individual sahabat
4. Qiyas
Qiyas merupakan sumber ketetapan hukum yang keempat adalah
qiyas. Dalam
Ar-risalah, Qiyas disebut sebagai ijtihad. Tentunya, qiyas hanya
di lakukan ketika
umat muslim tidak menemukan suatu hukum melalui ijma‟.
5. Istishab23
c) Guru-guru Imam Syafi‟i r.a
Imam Asy-Syafi‟i menerima fiqih dan hadis dari banyak guru
yang
mempunyai manhaj (jalan yang di tempuh) sendiri-sendiri dan
tinggal di tempat
yang berjauhan satu sama lainnya. Di antara para gurunya ada
yang mu‟tazili yang
mengajarkan ilmu kalam yang tidak disukainya. Beliau mengambil
mana yang
perlu diambil dan meninggalkan mana yang perlu di tinggalkan.
Imam Syafi‟I
menerima bimbingan dari para ulama Makkah, para ulama Madinah,
para ulama
Yaman, dan para ulama Irak.24
Para ulama Makkah yang menjadi gurunya ialah :
1. Imam Muslim bin Khalid Az-Zanzi ra.
2. Imam Sufian bin Uyainah ra.
23
Istishab secara literal berarti mencari suatu keterkaitan,
tetapi secara hukum, istihab
merujuk pada proses permusuan hukum-hukum fiqh dengan mengaitkan
serangkaian keadaan-
keadaan berikutnya dengan keadaan-keadaan sebelumnya. Istishab
didasarkan atas asumsi bahwa
hukum fiqh bisa diaplikasikan pada kondisi-kondisi tertentu yang
tetap sah sepanjang
persyaratannya tidak berubah. Misalnya, Jika seseorang “hilang”
dalam jangka waktu yang lama,
dan diragukan apakah ia masih hidup atau sudah meninggal, maka
berdasarkanistishab, semua
aturan-aturan yang berkenaan dengannya tetap berlaku dengan
anggapan bahwa ia masih hidup 24
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
267
-
22
3. Imam Daud bin Abdurrahman Al-„Aththar ra dan
4. Imam Abdul Hamid bin Abdul Azizi ra.
Para ulama Madinah yang menjadi guru nya ialah:
1. Imam Malik bin Anas ra.
2. Imam Ibrahim bin Sa‟ad Al-Anshari ra.
3. Imam Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Dauhrawardi r.a. dan
4. Imam Ibrahim bin Abi Yahya Al-Asami ra.
Para ulama Yaman yang menjadi gurunya ialah:
1. Imam Mutharraf bin Mazim r.a.
2. Imam Hisyam bin Yusuf r.a.
3. Imam ‟ Umar bin Abu Salamah r.a.
4. teman-teman Imam Auza‟i dan
5. Imam Yahya bin Hasan r.a., teman Imam Al-Laits.
Para ulama Irak yang menjadi gurunya ialah:
1. Imam Waki‟ bin Jarrah r.a.
2. Imam Abu Usamah Hammad bin Usamah r.a.
3. Imam Isma‟il bin „Uyaliyah r.a.
4. dan Imam Abdul Wahab bin Abdul Majid r.a
-
23
d) Murid dan Sahabat Imam Syafi‟i
Imam Syafi‟i mempunyai murid dan sahabat yang di kemudian
hari
setelah beliau wafat menjadi terkemuka dan terkenal sebagai
penyebar
mazhab Ash-Syafi‟i.
Para murid Imam Syafi‟I ini terbagi menjadi tiga golongan yaitu
:25
1. Murid-murid Imam Syafi‟I keluaran Makkah.
a. Imam Abu Bakar Al-Humaidi r.a
b. Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad r.a
c. Imam Abu Bakar Muhammad bin Idris r.a
d. Imam Abdul Walid r.a
e. Imam Musa bin Abu Jarud r.a
2. Murid-murid Imam Asy-Syafi‟I keluaran Baghdad.
a. Imam Abu Ali Al-Hassan bin Muhammad Ash-Shahab Az-
Za‟faraini r.a
b. Imam Abu Ali Hasaan bin Ali Al-Karabisi r.a
c. Imam Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid bin Al-Yaman Al-Kalbi
r.a
d. Imam Abu Abdurrahman Ahmad bin Muhammad Bin Yahya Al-
Asy‟ari r.a
e. Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani r.a
f. Imam Ishaq r.a
3. Murid-murid Imam Asy-Syafi‟I keluaran Mesir.
25
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
269
-
24
a. Imam Harmalah bin Yahya Abdullah At-Tujaibi r.a
b. Imam Ar-Rabi‟ bin Sulaiman bin Abdul Jabar bin Kamil Al-
Muradi r.a
c. Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani r.a
d. Imam Abu Yaqub Yusuf bin Yahya Al-Buyaithi r.a
e. Imam Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam r.a
f. Imam Ar-Rabi‟ bin Sulaiman bin Daud Al‟Lizi r.a
g. Imam Yunus bin Abdul A‟la Ash-Shadafi r.a
h. Imam Ahmad bin Sibthi Yahya bin Al-qazir Al-Misri r.a
Demikuanlah sebagian riwayat sahabat dan murid Imam Asy-Syafi‟I
yang
akhirnya yang menjai ulama besar dan terkemuka.
B. IMAM MALIK
Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Maliki bin Anas
bin
Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin
Amr bin Haris
al- Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 93 H/712 M dan wafat
pada tahun 179
H/796 M. Beliau dilahirkan pada zaman al-Walid bin Abdul Malik
dan
meninggal di madinah pada zaman pemerintahan al-Rashid. Beliau
tidak pernah
keluar meninggalkan Madinah.26
Sama seperti Imam Abu Hanifah, beliau dalam dua zaman
pemerintahan,
yaitu Bani Umaiyah dan Bani Abbasiyah. Negara Islam berkembang
luas dalam
kedua masa pemerintahan ini, hingga kelautan Atlantik di barat
dan ke Negara
26 Rizem Aizid, Biografi Empat Imam Mazhab, cet, 1 (Yogyakarta:
Saufa, 2016) hlm 112
-
25
China di timur. Juga telah sampai ke tengah-tengah benua Eropa,
yaitu ketika
negara Spanyol berhasil dikuasai27
. Dia berasal dari keluarga Arab terhormat,
berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya
Islam. Tanah asal
leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyang menganut
Islam, mereka
pindah ke Madinah. Kakeknya Abu Amir, adalah anggota keluarga
pertama yang
memeluk agama Islam pada tahun 2 H.
Kakek dan ayahnya termasuk ulama hadis terpandang di Madinah,
oleh
sebab itu, sejak kecil Imam Malik tidak berniat meninggalkan
Madinah untuk
mencari ilmu, karena beliau merasa Madinah adalah kota sumber
ilmu yang
berlimpah dengan ulama-ulama besarnya. Imam Malik menekuni
pelajaran hadis
kepada ayah dan pamannya juga pernah berguru dengan ulama-ulama
terkenal
seperti Nafi‟ bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab Al-Zuhri, Abu Zinad,
Hasyim bin
Urwa, Yahya bin Said al Anshari, Muhammad bin Munkadir,
Abdurrahman bin
Hurmuz dan Imam Ja‟far As-Shadiq.28
Imam Malik r.a mempunyai beberapa sebab yang menyebabkannya
mencapai kedudukan tertinggi yaitu sifat-sifat kepribadiaanya,
guru-guru yang
membimbingnya, ketekunan dan studi-studinya, masa dan
keadaan.
Allah Azza Wajalla telah menganugerahkan kepada Imam malik
berbagai karunia
yang memungkinkannya untuk mencapai puncak ketinggian, menjadi
muhaddis
(ahli hadis) dan seorang faqih (ahli fiqih) yang berjalan di
bawah sinar Al-Qur‟an
dan ash sunnah serta atsar para salaf.
27
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adilatuhu,(Jakarta:Gema
Insani&Darul
Fikr),2007,Cet. 10, Jilid 1 , hlmn 41 28 Rizem Aizid, Biografi
Empat Imam Mazhab, cet, 1 (Yogyakarta: Saufa, 2016) 112
-
26
Sifat Pertama, yang di miliki Imam Malik ialah daya hafal yang
sangat
kuat. Apabila mendengar sesuatu, beliau langsung menghafalnya.
Imam malik
pernah mendengar 40 hadis sekaligus dan keesokan harinya
beliau
mengemukakan hafalan kepada gurunya,tanpa ada yang luput
darinya.
Sifat Kedua, ialah kesabaran dan ketabahan dalam mencari ilmu
dan
mengatasi segala kesulitan yang menghalanginya hingga mampu
mencapai tujuan.
Beliau tetap pergi untuk belajar ketika terik matahari
menyanggat tubuhnya dan
tetap tahan duduk di muka pintu rumah guru dalam waktu yang
sangat lama, serta
sabra menerima amarah guru.
Sifat Ketiga, keikhlasan dalam mencari ilmu. Imam Malik mencari
ilmu
karena Allah SWT. Bukan untuk mencari kemegahan. Beliau mencari
hakikat
sesuatu. Inilah sifat yang menyebabkannya dapat menemukan
berbagai hakikat
dalam memahami kitab Allah dan hadis Rasullullah.
Sifat keempat, yang di berikan Allah SWT. Kepada beliau adalah
kekuatan firasat
dalam menembuskan pandangannya pada hal-hal yang tersembunyi dan
segala
sesuatu yang bergelora dalam dada manusia.29
Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini
juga
dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan
hukum.
Secara berurutan, sumber hukum yang dikembang dalam Mazhab
Maliki adalah
al-Quran, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi
masyaratkat Madinah
(amal ahli Madinah), qiyas (analogi) dan al maslahah al-mursalah
(kemalahatan
yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).
29
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
204
-
27
Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Makkah, Madinah,
Irak,
Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Maroko, dan
Sudan. Kecuali
di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut Mazhab
Maliki kini
menyusut.
Mayoritas penduduk Makkah dan Madinah saat ini mengikuti
Mazhab
Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga
tidak banyak.
Hanya Maroko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi
menganut Mazhab
Maliki.
a) Karya-karya Imam Malik
Imam Malik sendiri sebenarnya belum menuliskan dasar-dasar
fiqhiyah
yang menjadi pijakan dalam berijtihad, tetapi pemuka-pemuka
mazhab ini, murid-
murid Imam Malik dan generasi yang muncul sesudah itu
menyimpulkan dasar-
dasar fiqhiyah Malik kemudian menuliskannya. Dalam Muwattha‟,
Malik secara
jelas menerangkan bahwa dia mengambil “tradisi orang-orang
Madinah” sebagai
salah satu sumber hukum setelah al-Qur‟an dan as-Sunnah. Ia juga
mengambil
hadis Munqathi‟ dan mursal sepanjang tidak bertentangan dengan
tradisi orang-
orang Madinah itu.
Kitab-kitab mazhab Maliki, antara lain 30
:
1. Al Muwattho‟.
2. Al Mudawwanah.
3. Al Wadhihah.
4. Al Mustakhrijah Al „Atbiyah „ala al Muwattho‟.
30
Khalil Munawar, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab,(Jakarta:
Bulan Bintang,
1996), hlm. 52.
-
28
5. Al Muwaziyah.
6. Mukhtashor Kholil.
7. At Ta‟riifaat.
8. Al Bayan wa at Takhshil.
9. Ad Dakhiro, karya Syihabuddin Ahmad Idris (684 H ).
10. Majmu‟ al Fiqhi fi Madhab Imam Malik.
11. Jaami‟ul Ummahaat
b) Metode Istinbat yang digunakan Mazhab Maliki
Secara lebih jelas dasar-dasar yang digunakan oleh Mazhab Maliki
adalah
sebagai berikut31
:
1. Al-Quran.
Sumber hukum yang pertama Mazhab Maliki adalah al-Qur‟an.
Seperti
kita tahu, al-Qur‟an merupakan sumber pokok ajaran agama islam,
yang di
dalamnya mengandung banyak sekali pengetahuan, termasuk masalah
hukum
fiqh.
2. As-Sunnah32
Sunnah atau hadits merupakan sumber hukum yang juga di gunakan
oleh
mazhab lain. Namun, hal yang di lakukan oleh mazhab lain terkait
dengan sumber
hukum Mazhab Maliki adalah mengenai syarat-syarat dalam menerima
sunnah
atau hadits. Dalam hal ini Imam Malik tidak membuat syarat yang
berat, sebagai
31
Abu Ameenah Bilal Philips, SEJARAH & EVOLUSI FIQH:
Aliran-aliran Pemikiran
Hukum Islam, ( Bandung: Nuansa Cendekia), cet I, November 2015,
hlmn 96 32
Berbeda dengan Abu Hanifah yang mensyaratkan dengan kualifikasi
tertentu, Imam
Malik meski mengutamakan hadis mutawatir dn masyhur, juga
menerima hadis ahad asalkan tidak
bertentangan dengan amal ( pratik ahli Madinah).
-
29
mana Imam Abu Hanifah, Imam Malik dapat menerima khabar ahad
asalkan
sanadnya shahih atau hasan walaupun berlawanan dengan qiyas atau
amal
perbuatan rawinya.
3. Amal ahli Nadinah (praktik masyarakat Madinah)33
Dalam hal ini Imam Malik menjadikan amal perbuatan orang
Madinah sebagai sumber penetapan hukum. Hal itu di lakukan
karena
Madinah merupakan kota Rasulullah Saw, selain itu penduduk
Madinah
merupakan keturunan para sahabat beliau.Karena itu, Imam
Malik
memandang bahwa amaln penduduk madinah dapat di jadikan hujjah
atau
dalil. Bahkan Imam Malik menempatkan amal perbuatan orang
Madinah
di atas qiyas dan khabar ahad
4. Fatwa Sahabat34
Qaul shahabi adalah sumber penetapan hukun yang hanya di
gunakan oleh Mazhab Maliki. Dalam hal ini, Imam malik
menganggap
bahwa qaul shahabi dapat di jadikan sebagai sumber hukum apabila
sah
sanadnya dan sahabat yang memfatwakan tersebut terkenal dari
kalangan
ulama sahabat dan fatwanya tidak bertentangan dengan sunnah
rasul dan
shahih. Bila syarat-syarat itu terpenuhi, maka Imam Malik
pun
memandang qaul shahabi bukan saja dapat di jadikan dalil,
melainkan di
dahulukan atas qiyas.
33
Imam Malik berpendapat bahwa Madinah merupakan tempat Rasulullah
menghabiskan
10 tahun terakhir hidupnya, maka pratik yang dilakukan oleh
masyarakat Madinah mesti
diperbolehkan, atau bahkan dianjurkan oleh Nabi SAW. Oleh karena
itu, Imam Malik beranggapan
bahwa praktik masyaratkat Madinah merupakan bentuk as-Sunnah
yang sangat otentik yang
diriwayatkan dalam bentuk tindakan 34
Imam Malik, seperti halnya Imam Abu Hanifah, memandang ijma‟
sahabat, dan juga
ijma‟ para ulama berikutnya, sebagai sumber hukum Islam
ketiga.
-
30
5. Qiyas.
Sumber ketetapan Hukum Imam malik yang sekanjutnya adalah
qiyas. Dalam Ar-Risalah qiyas disebut ijtihad. Tentunya, qiyas
hanya di
lakukan ketika umat muslim tidak menemukan suatu hukum melalui
ijma‟.
6. Al-Masalahah Mursalah35
Sumber penetapan hukum yang berikutnya yang hanya di gunakan
oleh Mazhab Maliki adalah Maslahah al-Mursalah. Maslahah
al-musalah
yaitu sifat yang diduga akan membawa ke maslahatan.
Adapun dalam kitab Sayarah Al-Bahjah di terangkan bahwa
dasar
fiqih Imam Malik terdiri atas tujuh belas macam, yaitu:
1. Nash Al-Kitab
2. Zahir Al-Kitab, yakni umum
3. Dalil Al-Kitab, yakni Mafhum Mukhalafah
4. Mafhum Muwafaqah
5. Tanbaih Al-Kitab terhadap „illat
6. Nushush sunnah
7. Dzahirus Sunnah
8. Dalilus Sunnah
9. Mafhum Sunnah
10. Tanbihus Sunnah
11. Al-Ijma‟
35
Yakni menetapkan hukum atas berbagai persoalan yang tidak ada
petunjuk nyata dalam
nash, dengan pertimbangan kemaslahatan, yang proses analisisnya
lebih banyak ditentukan oleh
nalar mujtahid.
-
31
12. Al-Qiyas
13. „Amal ahli Madinah
14. Qaulush Shahabi
15. Istihsan
16. Mura‟aatul Khilaf (memelihara perbedaan pendapat)
17. Saddudz Dzara‟I (menutup jalan yang membawa pada
keburukan).36
Dalam masa belajar, Imam Malik r.a mengkhususkan diri pada
empat
macam ilmu, yaitu :
1. Hadis-hadis Rasulullah SAW
Beliau mendatangai orang-orang yang riwayatnya dapat
dipercaya dan mempunyai pengetahuan mendalam di bidang
hukum Islam.
2. Fatwa-fatwa para sahabat dan tabi‟in
Fiqih sahabat dan fiqih tabi‟in merupakan suber bagi
mazhab Malik. Fiqih ini di pelajari dari para ulama tabi‟in.
3. Fiqih Ijtihad
Fiqih ijtihad ini di pelajari dari Rabi‟ah Ar-Ra‟yi dan cara
menggunakan qiyas serta masalah mursalah.
4. Cara membantah pengikut-pengikut hawa nafsu
36
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
220
-
32
Orang-orang yang mengembangkan kesesatan dan sebab-
sebab perbedaan pendapat dalam bidang fiqih, Ilmu ini di
pelajari
dari Ibnu Hurmuz.37
c) Guru- guru Imam Malik38
Sepanjang sejarah, guru Imam Malik terbagi dua, yaitu:
a. Guru yang mengajarkan fiqih dan ijtihad
b. Guru yang mengajarkan hadis.
Yang termasuk guru Imam Malik ialah:
1. Imam Ja‟far Ash-Shaddiqr.a. (wafat tahun 148 H).
2. Imam Ibrahim bin Abi Ablah Al-Uqaili r.a. (wafat tahun 152
H).
3. Imam Isma‟il bin Abi Hakim Al-Madani r.a.( wafat tahun 130
H).
4. Imam Tsaur bin Zaid Ad-Daili r.a.(wafat tahun 135 H),
5. dan Imam Humaid bin Abi Humaid At-ta‟wil (wafat tahun 143
H).
6. Imam Dawud bin Hashim Al-Amawi (wafat tahun 139 H)
7. Imam Zaid bin Aslam Al-Madani (wafat tahun 136 H)
Demikianlah, para guru Imam Malik, di antara mereka hingga kini
masih
tercatat dalam kitab-kitab sebagai pewaris hadis Rasullulah
SAW.
37
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
197 38
Ibid hlm 197
-
33
d) Para Sahabat dan Murid Imam Malik R.A
Para sahabat dan handai taulan (kerabat) yang berhubungan
erat
dengan Imam Malik, terdiri atas para ulama besar dan pemimpin
umat
pada masa itu, yaitu antara lain:39
1. Imam Abu Hanifah r.a
2. Imam Sufyan Ats-tsauri r.a
3. Imam Sufyan Ibnu Uyainah r.a
4. Imam Al-laits bin Sa‟ ad r.a
5. Imam Al-Auza‟i r.a
6. Imam Ibnu Arubah r.a
7. Imam Ibnu Juraji r.a
8. Imam Ar-Rabi‟r.a
9. Imam Ibnu Ishaq r.a
10. Imam Hammad r.a
11. Imam Ma‟mar r.a
12. Imam Abu Yusuf r.a
13. Imam Muhammad bin al Hasan r.a
Adapun murid beliau yang jumlahnya berates-ratus, ada yang masih
tetap
terkenal namanya hingga kini, seperti:40
39
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buuthi, bahaya Bebas Mazhab Dalam
Keagungan
Syariat Islam, cet ke-1 (Anggota IKAPI Jawa Barat, 2001), hlm
221 40
Ibid
-
34
1. Al imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi‟I r.a
2. Imam Isma‟il bin Hammad
3. Imam Abdullah bin Wahbin
4. Imam Abdurrahman bin Al-qasim
5. Imam Asyhab bin Abdul Aziz r.a
6. Imam Abdullah bin Abdul Hakam r.a
7. Imam Zayyad bin Abdurrahman r.a
8. Imam Ali bin Ziyad r.a
9. Imam Abdul Malik bin „Abdul „Aziz r.a
10. Imam Ishaq bin Ibrahim r.a
11. Imam Basyar bin Harits r.a
Perlu di jelaskan disini bahwa para sahabat dan murid Imam Malik
yang
pernah mengambil riwayat darinya berjumlah lebih dari 1000
orang.di antara
mereka adalah seperti yang kami sebutkan. Ada pula yang menjadi
pembela dan
penyiar pendirian atau Mazhab Maliki.
-
35
BAB III
HUKUM MENGKONSUMSI AIR SENI UNTA UNTUK PENGOBATAN.
A. Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta untuk pengobatan
Adapun hukum mengkonsumsi air seni Unta untuk pengobatan
secara
umum ada yang membolehkannya dan ada pula yang melarangnya. Di
karenakan
adanya pihak–pihak ataupun ulama yang menyatakan bahwa air seni
Unta itu
halal atau boleh di konsumsi dan ada ulama yang menyatakan bahwa
air seni Unta
itu haram atau tidak boleh di konsumsi karena merupakan
najis.
Dalam hal ini ulama yang menyatakan bahwa air seni unta itu
najis
membolehkan berobat dengan air seni Unta tersebut dengan syarat
jika hanya
dalam keadaan darurat, yang mana tidak ada lagi obat lain yang
bisa
menyembuhkan suatu penyakit tersebut, adapun jika dalam keadaan
tidak darurat
atau masih ada obat lain yang halal yang bisa menyembuhkan maka
tidak di
bolehkan utuk mengkonsumsi air seni Unta tersebut.
Kemudian ulama yang menyatakan bahwa air seni Unta itu halal
untuk di
konsumsi , Juga tidak dengan sengaja membolehkan untuk
mengkonsumsi air seni
Unta tersebut secara Mutlak41
41
“Hukum Mengkonsumsi Air Seni Unta Menurut Ulama Berbagai
Mazhab,” http://m.hidayatullah.com, Akses 15 Januari 2018
http://m.hidayatullah.com/
-
36
B. Keistimewaan Unta.
Allah swt. memerintahkan manusia untuk merenungi bagaimana
unta
diciptakan, langit ditegakkan, gunung-gunung ditegakkan, dan
bumi dihamparkan.
Semua itu dipaparkan berurutan dalam surat: Al-Ghasiyah. Tentu
terdapat
hikmah, keajaiban, dan keistimewaan aktivitas unta sebagai
spesies hewan.
Dalam surat: Al-Ghasiyah ayat 17 Allah swt. berfirman.
بِِل َكۡيَف ُخلَِقۡت فَََل يَيُظُروَن إََِل ٱۡۡلَِ (17) أ
Artinya : Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
Dia
diciptakan (17)42
.
Pada ayat ke tujuh belas dalam surat: Al-Ghasiyah dikatakan
bahwa,
“maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana unta
diciptakan?”.
Di dalam Kitab Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa
sungguh unta
adalah ciptaan yang mengagumkan dan susunan yang aneh, ia
diciptakan dalam
keadaan yang penuh kekuatan dan keras, namun bersamaan dengan
itu bisa
diatur untuk membawa barang-barang yang berat, tunduk kepada
pengendara
yang lemah, bisa dimakan, bulu-bulunya dimanfaatkan, sedangkan
susunya bisa
diminum. Mereka diperingatkan dengan ciptaan ini (unta), karena
mayoritas
kendaraan orang-orang Arab pada saat itu adalah unta. Unta
dijadikan sebagai
makhluk hidup istimewa karena struktur tubuhnya, yang tidak
terpengaruh oleh
kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa
keistimewaan,
42
Al-Ghasiyah (88): 17.
-
37
yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan
makanan, dan
mampu mengangkat beban ratusan kilogram selama berhari-hari.
Ciri-ciri unta
yang akan kita pelajari selanjutnya menunjukkan bahwa hewan ini
diciptakan
khusus untuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan untuk
melayani
manusia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi
orang-orang yang
berakal. Allah swt. berfirman dalam surat: Yunus ayat 6
ارِ ٍَ ِۡل َوٱنلاٖم إِنا ِِف ٱۡختَِلَِّٰف ٱَّلا َۡ ۡرِض
ٓأَلَيَّٰٖت ّلَِق
ََِّٰت َوٱۡۡل َمََّٰن ُ ِِف ٱلسا َوَنا َخلََق ٱَّللا
(6)َيتاُقَن
Artinya: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan
pada apa yang
diciptakan Allah swt. di langit dan di bumi, benar-benar
terdapat tanda-tanda
(kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.” 43
Unta terdiri dari atas dua jenis:
Pertama, unta yang memiliki satu punuk, yaitu unta arab. Unta
ini tersebar
di semenanjung Arab dan di kawasan-kawasan yang memanjang hingga
ke
India, dan ke barat hingga ke kawasan-kawasan di sekeliling
Gurun Sahara terluas
di Afrika. Usia rata-rata unta Arab ini lebih dari empat puluh
tahun.
Kedua, unta yang memiliki dua punuk. Hewan ini banyak ditemukan
di
kawasan Asia Tengah. Berbagai penelitian statistik yang ada
memperkirakan
43
Yunus (10): 6.
-
38
bahwa jumlah unta di dunia mencapai sekitar 190 juta ekor: 90%
adalah unta
Arab yang memiliki satu punuk dan 80 % dari jumlah tersebut
berada di Afrika. 44
Unta memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk membawa barang
dan
untuk tunggangan biasa disebut (Rukub). Tidak ada unta yang baik
untuk
ditunggangi manusia kecuali unta hajn, yang jantannya disebut
hurr dan betinya
disebut hurrah. Hurrah adalah unta betina yang tubuhnya kecil,
perutnya ramping,
kepalanya kecil dan cantik. Keistimewaan unta jenis ini, ia
sabar dan cepat untuk
perjalanan jarak jauh. Hurrah yang berani berjalan pada malam
yang gelap disebut
jasrah.
Unta jenis ini yang dapat dikendalikan oleh pemiliknya dengan
mudah ,
disebut juga dengan żalul. Unta memiliki keistimewaan yang
banyak sekali. Yang
paling menonjol, ia populer sebagai hewan yang mampu menahan
rasa haus,
lapar, dan melawan panasnya padang pasir. Unta mampu membawa
beban 150 kg.
dalam kondisi darurat ia mampu membawa beban 450 kg. Tingginya
mencapai
dua meter bagi unta yang memiliki dua punuk. Hal ini tergantung
pada panjang
kakinya yang menjauhkan tubuhnya dari permukaan tanah untuk
menghindari
panasnya.
Dalam sehari, unta dapat menempuh jarak 40 km dengan kecepatan
5
km/jam. Unta dapat menyimpan air dalam jumlah yang besar
ditubuhnya, hingga
dapat hidup tanpa ada air dalam waktu yang lama. Ia juga tidak
banyak
mengeluarkan keringat, bahkan dalam situasi yang paling buruk
sekalipun.
44
Fitri Sari, “Urine Unta (Studi Nalar Hadis dan Pendekatan
Medis)”:Hasil penelitian
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (2018), hlm 24
-
39
Karena itu suhu badannya dapat naik 6% dari suhu normal, tanpa
berakibat
bahaya apapun baginya.
Unta dapat melawan suhu yang panas dengan berbagai cara. Di
antaranya
adalah istirahat, mencari tempat yang teduh, menghadapkan wajah
ke arah
matahari agar sinarnya tidak menerpa tubuhnya kecuali hanya
sedikit saja, serta
saling mendekat antara satu dengan yang lainnya dan unta juga
mampu meminum
air hingga 200 liter.
Allah swt. mengaruniai punuk terhadap unta. Punuk itu dapat
menampung
lemak 100-120 kg. di punuk itu lemak dapat menghsilkan air dan
energi. Kalau
unta dalam keadaan lapar, dia dapat mentransformasikan lemak
tersebut menjadi
energi dalam tubuhnya. Kalau haus, dia dapat mentransformasikan
lemak tersebut
menjadi air. Sebagaimana kita ketahui bahwa bila manusia tidak
makan lebih dari
sehari, lemak dalam tubuhnya akan hancur dan menimbulkan zat
asam dalam
darah yang dapat membuatnya pingsan bilamana manusia tidak
mengkonsumsi
makanan dalam jangka waktu yang lama.
Unta mampu mentransformasikan lemak menjadi air dan energi
yang
dibutuhkan. Jadi, unta kapan pun tidak akan menemukan kesulitan
sedikitpun.
Padahal, hewan lain akan menderita sakit yang disebut kitosis
yang diakibatkan
berkurangnya zat lemak di dalam tubuhnya59. Di antara
keistimewaan unta
terdapat susu dan urine yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
khususnya dalam
bidang kesehatan.
-
40
C. Mukjizat Penciptaan Unta.
Allah swt. berfirman dalam surat: Al-Ghasiyah ayat 17-22
بِِل َكۡيَف ُخلَِقۡت فَََل يَيُظُروَن إََِل ٱۡۡلََِهآءِ َكۡيَف
ُرفَِعۡت (17) أ ِإَوََل ٱلسا
َباِل َكۡيَف ىُِصَبۡت (18) ۡرِض َكۡيَف ُسِطَحۡت (19)ِإَوََل
ٱۡۡلَِ (20)ِإَوََل ٱۡۡل
ىَت ُنَذّكِرٞ ََهآ أ ٍِم (21)فََذّكِۡر إِنا ۡسَت َعلَۡي
(22) بُِهَصۡيِطر لا
Artinya: 17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana Dia
diciptakan, 18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, 19. dan
gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan?, 20. dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?, 21. Maka
berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
memberi
peringatan., 22. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas
mereka.45
Allah swt. terlebih dahulu menyebutkan penciptaan unta,
selanjutnya
penciptaan langit dan bumi, penegakan gunung-gunung, dan
penghamparan bumi.
Unta disebutkan terlebih dahulu mengandung pesan agar manusia
memperhatikan
penciptaannya sebagai kunci keimanan tentang kemampuan serta
keagungan
ciptaan-Nya itu. Dalam ayat ini, Allah swt. mengungkapkan
rahasia penciptaan
unta dengan ungkapan yang sederhana, untuk memikirkan dan
berinteraksi dalam
penciptaan unta. Ini merupakan bukti keagungan serta sempurnanya
ciptaan Allah
45
Al-Ghasiyah (88): 17.
-
41
swt. Kita akan dapat mengetahui apa yang diungkapkan para pakar
modern
tentang keistimewaan penciptaan unta, ternyata Alquran telah
menceritakan
terlebih dahulu tentang penciptaan unta ini.46
Adaptasi Unta terhadap Lingkungan, topik ini sungguh mengundang
rasa
takjub dan heran yang mendalam dan menarik minat setiap ilmuan
di bidang
organ tubuh (organologi), anatomi komparatif, zoology (ilmu
kehewanan), dan
biologi untuk mencermati dan menelitinya. Cara unta berjalan,
bulu yang
menutupi badannya, cara duduk dan berdirinya, cara menutup
matanya, bentuk
telinga, mata, hidung, kepala, dahi, punuk, gerakan berdiri,
cara unta menghadapi
badai, insting dan daya ingatnya, serta sistem produksi susu
serta kandungan pada
susu unta adalah perkara-perkara yang selayaknya mendapatkan
penelitian serius
dari para ilmuwan.
Unta merupakan hewan yang memiliki daya adaptasi yang luar
biasa
terhadap lingkungan. Ia memiliki bentuk anggota tubuh yang
selaras dengan
fungsinya. Hal ini membukakan mata kita terhadap sebuah mukjizat
dalam
penciptaan unta. Oleh karena itu Allah swt. memerinthakan
seluruh hamba-Nya
untuk merenungi penciptaan unta dan mentafakuri bentuk fisiknya.
Jika
melakukan hal itu, kita akan sampai kepada sebuah hakikat
keimanan terhadap
penciptaan unta, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat:
Al-Ghasiyah ayat
46
Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat, hlm243.
-
42
1747
Maka penulis di sini akan menjelaskan beberapa bentuk fisik yang
terdapat
di dalam tubuh unta.
D. Bentuk Unta.48
Ketika kita memandangi seekor unta, maka yang terbesit dibenak
kita
adalah bentuk lahiriahnya saja. Padahal, adala yang lebih unik
dalam ciptaan
Allah swt. ini. Berikut kelebihan hewan ini:
1. Dua Telinga
Kedua telinga untuk ukurannya sangat kecil, dengan dua
lubang
yang kecil, tertutup bulu-bulunya. Ini berguna untuk menangkal
pasir
yang ditiup angin. Tidak hanya itu, ia ternyata mempunyai
kemampuan untuk menangkal hempasan dari belakang. Telinganya
juga langsung menempel ke kepala ketika ada pasir yang
dibawa
tiupan angin49
.
2. Hidung Unta.
Lubang hidung unta kecil dan dipenuhi bulu. Hal ini juga
untuk
melindungi ketika ada hempasan pasir tang tertiup angin dari
depan50
47
Ibrahim, Al I‟jaz, hlm 6 48
Fitri Sari, “Urine Unta (Studi Nalar Hadis dan Pendekatan
Medis)”:Hasil penelitian
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (2018), hlm 30
49
Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat, hlm243. 50
Ibid.
-
43
3. Dua mata Unta
Kedua mata unta mempunyai lekukan dua tingkat, seperti
perangkap yang satu dengan yang lainnya menjadi satu. Hal ini
dapat
melindungi kedua matanya dari masuknya pasir yang terhempas
angin51
4. Ekor Unta
Kedua sisi ekor unta terdapat bulu. Kegunaannya untuk
melindungi dari hempasan pasir yang tertiup angin kencang
bagaikan
butiran peluru yang ditembakkan52
5. Tinggi Unta
Kaki-kaki unta relatif panjang sehingga tubuhnya bisa
terhindar
dari hembusan debu di bawahnya. Dengan kakinya yang panjang
tubuh
unta menjadi tinggi, yang membuat jarak antara perut dan tanah
di
bawahnya menjadi jauh. Dengan demikian, panas yang bersal
Dario
padang pasir di bawanya tidak dirasakan oleh perut unta. Di
samping
itu, struktur kakinya bisa membantunya untuk melangkah
dengan
panjang dan ringan. Kaki-kaki unta dilengkapi dengan telapak
berupa
kulit yang kuat dan tebal membentuk bantalan yang melebar
dan
elastic ketika diinjjakkan. Hal ini yang menjadikan unta
mampu
berjalan di atas pasir yang paling halus sekalipun yang sangat
sulit
51
Ibid hlm 244 52
Ibid hlm 246
-
44
dilakukan oleh hewan selainnya. Karena itu, tepatlah jika unta
dijuluki
“bahtera/kapal gurun pasir.
6. Leher Unta
Allah swt. telah menciptakan unta yang mempunyai leher yang
tinggi, agar bisa nyaman dalam memakan tumbuhan, dan agar
mampu
untuk memakan tumbuhan yang tinggi ketika dibutuhkan. Hal ini
juga
berfungsi sebagai penahan beban yang berat. Ketika unta
duduk
beristirahat atau bersantai untuk persiapan perjalanan
selanjutnya, ia
akan menopang ke bantalan dari kulit yang sangat tebal dan
kokoh
yang terdapat di bagian kakinya. Bantalan ini adalah suatu
mukjizat
ciptaan Allah swt. dan Allah swt. menganugerahkan unta
segala
keistimewaan ini. Ia mampu duduk di atas pasir yang sangat
panas.
7. Lambung Unta.
Lambung unta mempunyai empat sisi. Alat pencernaannya
sangat kuat, sehingga unta mampu mencerna apa saja yang
dimakan,
seperti karet ditempat yang kering. Unta tidak bernafas
dengan
hidungnya. Ia tidak akan merasa haus ketika berada dalam
terik
matahari. Dari saluran ini pula air bisa menguap.
8. Pengaturan Suhu Pada Tubuh Unta.
Unta mempunyai keistimewaan jarang mengeluarkan keringat
kecuali hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena unta mampu
-
45
melembabkan suhu badannya di padang pasir yang mudah berubah
antara siang dan malam. Tubuh unta ditutupi dengan sedikit
bulu.
Fungsinya adalah menahan dari sengatan sinar matahari, sehingga
terik
matahari tidak sampai ke kulit dalamnya. Unta mampu berada
pada
perbedaan suhu tubuh sebesar 7 celcius yaitu antara 34 celcius
sampai
41 celcius tanpa ada kendala apa pun.
Hal seperti ini hanya menghabiskan air sebanyak 5 liter. Ini
berbeda jauh dengan tubuh manusia yang hanya bisa bertahan
dalam
suhu 37 celcius. Apabila turun atau naik, maka sangat berbahaya
dan
akan mengalami sakit, serta langsung mrndapat penanganan
medis.
Namun, kalau suhu tubuh manusia sama seperti suhu unta, maka
manusia akan menghadapi ancaman kematian jika suhu tubuhnya
bergerak dari 34 hingga mencapai 41 celcius.
9. Unit Penggunaan Air yang Baik.
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar
sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit.
Di
samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam
hidungnya
yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia.
Dengan
selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta
mampu
menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.
-
46
10. Punuk Unta.
Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari
makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia mengalami
kesulitan
makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup
hingga
tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33%
berat
badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan
kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36
jam,
dan kehilangan seluruh air dari tubuhnya.
E. Air Seni Unta.
Urien adalah air seni atau air kencing, baik yang keluar dari
tubuh manusia
atau hewan, adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Para ahli
mengatakan bahwa
ekreksi urien diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.53
a. Urien atau air kencing hewan.
b. Urien atau air kencing manusia.
Unta adalah hewan yang termasuk kelompok tylopoda, yaitu hewan
yang
berkuku belah atau kelompok mamalia yang berkuku genap. Unta ada
yang
berpunuk satu maupun dua, adalah kendaraan padang pasir. Unta
yang berpunuk
satu berada di Arab, Iran, Afganistan, Australia, dan Afrika.
Jenis ini yang sangat
terkenal di dunia. Unta yang mempunyai dua punuk berada di Asia
Tengah, Asia
53 Hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan menurut Ibn
Taymiyyah Dan
Yusuf Al-Qardhawi (Nurul Syafiqah Mohd Safari) 2017
-
47
Timur, Asia Utara, sebelah utara gunung Himalaya, serta di
daerah-daerah selatan
Mongolia dan Siberia.
Rasulullah saw. adalah orang yang pertama kali menerangkan
media
pengobatan melalui urine unta. Dalam beberapa penelitian yang
telah dilakukan,
urine unta tidak mengandung racun yang dapat mematikan manusia,
tetapi justru
dapat menyembuhkan penyakit manusia. Susu dan urine unta dapat
digunakan
untuk mengobati penyakit pembengkakan perut (ascites). Para
peneliti di Saudi
dicengangkan oleh satu tren pengobatan baru, menggunakan urine
unta. Penelitian
dan investigasi dilakukan oleh Dr. Ahlam Al-Audhi yang bekerja
sama dengan
Dr. Nahid Haikal di Fakultas Pendidikan bagi wanita bagian
keilmiahan kota
Jeddah. Keduanya menggunakan urine unta untuk menghilangkan
jamur yang
mneyerang manusia, tumbuhan, dan hewan. Beliau menggunakan urine
unta
Sekilas tentang air seni unta, di sini penulis ingin menerangkan
sedikit
banyak mengenai air seni unta. Akhir-akhir ini masyarakat mulai
menggunakan
air susu dan air kencing unta sebagai obat berbagai macam
penyakit sebagaimana
saran Nabi Saw dalam hadits shohih riwayat Imam Bukhori dan
Muslim. Dan
ternyata banyak yang mendapatkan kesembuhan dengan cara meminum
air susu
dan air kencing unta. Lalu bagaimanakah pendapat para ahli
teknologi medis
modern tentang air susu dan air kencing unta.
Sebuah dalil mengenai khasiat air seni unta di sebutkan dalam
hadis
riwayat Bukhari dan Muslim dengan banyak redaksi. Di antaranya
dalam riwayat
-
48
Anas bin Malik r.a beliau bercerita :
ٍْ ُعْكم أَ ِ ملسو هيلع هللا ىلص قَْىٌو ِي ِديَُتَ فَأََيَر
قَِدَو َعهَى َرُسىِل َّللاَّ ًَ ْو ُعَرْيَُتَ فَاْجتََىُوا اْن
ٍْ أَْبَىاِنَها َوأَْنبَاََِها ٌْ يَْشَربُىا ِي ِ ملسو هيلع هللا
ىلص بِِهقَاح َوأََيَرُهْى أَ نَُهْى َرُسىُل َّللاَّ
Maksudnya : Ada sejumlah orang dari suku Ukl dan Uranah yang
datang
menemui Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Namun mereka
mengalami sakit karena tidak betah di Madinah. Lalu
Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk
mendatangi kandang unta, dan menyuruh mereka untuk minum air
Kencingnya dan susunya. (HR. Bukhari 1501)54
F. Konsep Umum Pengobatan.
Pengobatan merupakan salah satu cabang ilmu kehidupan
berkenaan
menjaga dan mempertahankan kesehatan atau rasa sehat. Dengan
kata lain,
pengobatan adalah ilmu untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit.
Pengobatan meliputi pengetahuan sains dan penggunaan pengetahuan
tersebut.
Ada berbagai jenis cabang ilmu pengobatan yang spesifik untuk
organ dan
penyakit tertentu.
Ilmu pengobatan adalah pengetahuan tentang sistem tubuh dan
penyakit.
Pengobatan memiliki hubungan langsung dengan ilmu kesehatan
dan
biopengobatan. Dalam konteks lebih luas, pengobatan hari ini
mengacu pada
54 Kitab Sahih Bukhari , hlm 1501
-
49
bidang-bidang pengobatan klinik, penelitian pengobatan, operasi,
lantasnya
mengatasi penyakit dan cedera dan lain-lain55
a. Macam-macam pengobatan.
Pengobatan dibagi menjadi tiga:
1. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional adalah warisan turun-temurun yang
kian
kurang orang mengamalkannya. Pengobatan ini tidak
menunjukkan
efek tindakan secepat pengobatan alopati tetapi
mengamalkannya
adalah untuk kesehatan jangka masa panjang. Pengobatan ini
juga
banyak menggunakan tumbuh - tumbuhan herbal sebagai oba t-
obatan.
2. Pengobatan modern
Pengobatam modern merupakan campuran antara seni merawat
dengan berbagai-bagai sains. Pengobatan memiliki
hubungan langsung dengan ilmu kesehatan dan biopengobatan.
Pengobatan hari ini memiliki bidang-bidang yang lebih luas
seperti
pengobatan klinik, penelitian pengobatan, operasi yang
mengatasi
masalah penyakit dan cedera.
3. Pengobatan islam.
Mengobati penyakit dalam al-Quran, dengan bekam, dengan
makanan makanan subbah seperti kurma, madu, dan sebagainya.
55 Hukum menggunakan benda najis dalam pengobatan menurut ibn
taymiyyah dan yusuf
al-qardhawi (Nurul Syafiqah Mohd Safari) 2017
-
50
Di dalam al-Quran dan hadis, beberapa bahan alam dinyatakan
sebagai makanan bermanfaat atau bahkan obat-obatan. Sebagian di
antara
telah dikenal luas, tetapi sebagian mungkin masih terdengar
asing56
.
Air seni unta dibolehkan untuk diminum dalam pengobatan,
biasanya air
seni unta itu dicampurkan dengan susu unta agar air seni itu
bisa
tersamarkan. Maka tidak heran jika sebagian orang masih bisa
menerima
campuran air seni unta dan susu unta saat mengkonsumsinya.
Firman
Allah SWT :
َيًا ا ِِف ُبُطَىًِِۦ ِنۢو َبنۡيِ فَۡرٖث َوَدٖم َّلا ُّۡسقِيُكم
ّمِها ۖٗ ن ىَۡعَِّٰم لَعِۡۡبَٗةَِإَونا لَُكۡم ِِف ٱۡۡل
َّٰرِبنَِي (66)َخالِٗصا َسآنِٗغا ّلِلشا
Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu,
kamu beroleh
pelajaran yang mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada
kamu dari pada apa Yang terbit dari Dalam perutnya, Yang
lahir
dari antara hampas makanan Dengan darah; (yaitu) susu Yang
bersih, yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi
orang-orang
Yang meminumnya.57
Cara Nabi SAW dalam mengobati diri sendiri, Baginda Nabi SAW
sendiri
tidak menggunakan obat kimia sebagaimana yang dipelopori bangsa
romawi dan
yunani Bahaya obat kimia ialah ketagihan atau kerusakan badan.
Jika sembuh
56 Keajaiban resep obat nabi SAW menurut sains klasik dan
modern, Joko Rinanto
Agustus 2015 hlm 111
57
An-Nahl: (16) 66
-
51
terlalu pantas, bermakna dosa kifarah hanya dapat terhapus
sedikit atau belum
sempat terhapus. Ini mengurangkan dekatnya diri kita pada
Allah.
Rasulullah hanya memilih makanan khasiat tinggi di Tanah
Hijaz
berdasarkan wahyu dan ucapan jibril terus kepadanya. Orang bukan
islam
menafsirkan ialah ilmu pengobatan fitrah semula jadi,
sebagaimana hewan
mengobati dirinya contohnya kucing akan menjilat minyak pelita
(zaitun) apabila
ia terkena racun.
Pengobatan Rasulullah bisa dianggap sebagai pembin