Top Banner
Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme Herlambang P. Wiratraman Magister Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum Universitas Airlangga 4 Maret 2021
11

Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Nov 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme

Herlambang P. Wiratraman Magister Ilmu Hukum (MIH)

Fakultas Hukum Universitas Airlangga 4 Maret 2021

Page 2: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

PembahasanMenjelaskan dan menganalisa tentang Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut.

• Konsep tentang hukum, konstitusi dan konstitusionalisme• Hubungan hukum dan konstitusi• Kedudukan, isi, fungsi dan tujuan konstitusi• Gagasan, isi dan perkembangan konstitusionalisme• Hak konstitusional, wewenang konstitusional

• Asshiddiqie, Jimly , 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jakarta: Konpress

• Wiratraman, H.P. 2007. Teori Konstitusi dalam Perspektif Hukum Kritis. Jurnal Konstitusi, Vol. 4 Nomor 2 Juni 2007. Jakarta: Mahkamah Konstitusi.

Sumber Belajar

Page 3: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Hukum dasar yang menjadi landasan penyelenggaraan kekuasaan dan perlindungan hak warga

Page 4: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Konstitusi, refleksi hukum sekaligus peradaban bernegaranya, karena menata relasi kekuasaan dan warga

Page 5: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

• Hukum dasar sebagai konstitusi, merupakan ekspresi pembentuknya, dalam ruang dan waktu tertentu sebagai penjelas arah konstitusionalismenya

• Konstitusionalismenya, adalah spirit, gagasan, atau pula imajinasi bernegaranya

Page 6: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Konstitusionalisme ala Pak Tandyo

• “Konstitusionalisme adalah unsur sine qua non bagi eksistensi hukum nasional yang tak hanya populis akan tetapi juga humanistis.” (Wignjosoebroto 2002:587)

• Ada empat hal yang perlu secara mendasar dipahami, yakni soal pemaknaan konstitusi dengan konteks sejarahnya, konstitusi sebagai kontrak dasar kewargaan, dan konstitusionalisme sebagai doktrin transplantif beresensi dua. (Wignjosoebroto 2002:403-14)

• Wadah “kotak hitam konstitusi"• Konstitusi itu ‘cumalah raga atau wadah saja’, dan bukanlah ‘jiwa atau semangat’; ‘manifestasi yuridis saja’ dan bukanlah ‘makna kulturalnya’.

• Konstitusionalisme sebagai doktrin transplantif beresensi dua.

Page 7: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Fungsi Konstitusi Maarseveen, H.C and Ger van der Tang (1978). Written Constitutions: A

Computerized Comparative. Study. New York: Oceana. )

Page 8: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Isi Konstitusi

Page 9: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Studi Kasus: Kebebasan Beragama

“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu” (pasal 29 UUD 1945)

Page 10: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Studi Kasus: Hak atas Layanan Kesehatan

Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Page 11: Hukum, Konstitusi dan Konstitusionalisme (2021)

Paradigma berbasis masyarakat versus ‘ketatanegaraan matematis’

State based paradigm Paradigma itu memusatkan perhatiannya pada aspek-aspek struktur dan fungsional negara, seperti aspek institusional, kewenangan, hubungan, hirarki, pergeseran/pengisian jabatan, dan aspek ketentuan normatif yang sebagian besar cara pandangnya serba legal-formal.

Society based paradigm (paradigma berbasis masyarakat, yang melihat hukum-hukum yang bekerja di tengah masyarakat).

Pak Tandyo seolah menjawab sekaligus mengobati dahaga atas realitas negara hukum yang sarat ditumpangi dengan kepentingan elit penguasa yang korup, manipulasi kewenangan, membiarkan praktik transaksional dalam pembentukan hukum serta penundukan sistem hukum oleh kuasa politik ekonomi liberal. Penegak hukum dan penegakan hukum bekerja secara diskriminatif, tegak-tegas berani melawan rakyat miskin, tetapi lumpuh, penuh keraguan dan maju-mundur menghadapi kaum kaya.