HUKUM JAMINAN Anggota Kelompok : 1. Harning Priyastuty (125020309111001) 2. Ashalia Trisani (125020309111002)
HUKUM JAMINAN
Anggota Kelompok :
1. Harning Priyastuty (125020309111001)
2. Ashalia Trisani (125020309111002)
Istilah & Pengertian Hukum Jaminan
Menurut J. Satrio
“Pengaturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap debitur.”
Menurut H.Salim
“Keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antar pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkakn fasilitas kredit “
Unsur-unsur yang Tercantum : Adanya kaidah hukum Adanya pemberi dan penerima jaminan Adanya jaminan Adanya fasilitas kredit
Objek Hukum Jaminan
1. Objek Materiil, yaitu bahan (materiil) yang di jadikan sasaran dalam penyelidikannya
2. Objek Forma, yaitu sudut pandang tertentu terhadap objek materiilnya
Asas-asas Hukum Jaminan
Asas Publicitet Asas Specialitet Asas tidak Dapat dibagi-bagi Asas Inberzittstelling Asas Horizontal
Sistem Pengaturan Hukum Jaminan
1. sistem tertutup (clossed system)
2. sistem terbuka (open system)
Sumber Hukum Jaminan
1. Buku II KUH Perdata (BW)2. KUH Dagang3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah
5. Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Firdusia
6. Pasal 49 Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
Istilah & Pengertian Jaminan
Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu zekerheid atau cautie.
Selain istilah jaminan, dikenal juga dengan agunan.
Menurut Hartono Hadisoeprapto berpendapat bahwa jaminan adalah : “Sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan
keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.”
Menurut M. Bahsan berpendapat bahwa Jaminan adalah : “Segala sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan
debitur unutk menjamin duatu utang piutang dalam masyarakat.”
Jenis Jaminan
Jaminan di bagi menjadi 2 macam :1. Jaminan materiil (kebendaan)
Gadai (pand) Hipotek Hak tanggungan Jaminan Fidusia
2. Jaminan imateriil (perorangan)
Syarat Benda Jaminan
Syarat-syarat benda jaminan yang baik adalah : Dapat secara mudah membantu perolehan kredit
itu oleh pihak yang memerlukan Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari
kredit untuk melakukan atau meneruskan usahanya Memberikan kepastian kepada si kreditur, dalam
arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si penerima (pengambil) kredit
Sifat Perjanjian Jaminan
1. Perjanjian pokok merupakan perjanjian untuk mendapatkan fasilitas kredit dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan nonbank.
2. Perjanjian accesoir adalah perjanjian yang bersifat tambahan dan dikaitkan dengan perjanjian pokok.
Lembaga-lembaga Jaminan
Gadai (Pand) Pasal 1150 s/d Pasal 1161 BW
Hipotik Pasal 1162 s/d Pasal 1232 BW Fidusia UU No. 42 Tahun 1999 Hak Tanggungan UU No. 4 Tahun 1996
GADAI
Menurut H.Salim gadai adalah“Suatu perjanjian yang dibuat antara
kreditur dengan debitur di mana debitur menyerahkan benda bergerak kepada kreditur untuk menjamin pelunasan suatu hutang gadai, ketika debitur lalai melaksanakan tugasnya.” Dasar Hukum Pasal 1150 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1160 Buku II KUH Perdata
Subjek dan Objek Gadai
Subjek Gadai pihak pemberi gadai (pandgever) Pihak penerima gadai (pandnemer)
Objek gadai : benda bergerak benda bergerak berujud Benda bergerak tidak berujud
Hak dan Kewajiban Penerima Gadai
Hak penerima gadai adalah: Menerima angsuran pokok pinjaman dan bunga sesuai dengan
waktu yang di tentukan Menjual barang gadai, jika pemberi gadai tidak memenuhi
kewajibannya setelah lampau waktu atau setelah dilakukan peringatan untuk pemenuhan
Kewajiban penerima gadai: Menjaga barang yang digadaikan sebaik-baiknya Tidak diperkenakan mengalihkan barang yang digadaikan
menjadi miliknya, walaupun pemberi gadai wanprestasi Memberitahukan kepada pemberi gadai (debitur) tentang
pemindahan barang-barang gadai Bertanggung jawab atas kerugian atau susutnya barang gadai,
sejauh hal itu terjadi akibat kelalaiannya
Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai
Hak-hak pemberi gadai: Menerima uang gadai dari penerima gadai Berhak atas barang gadai, apabila hutang pokok, bunga,
dan biaya lainnya telah dilunasinya Berhak menuntut kepada pengadilan supaya barang
gadai dijual untuk melunasi hutang-hutangnya
Kewajiban pemberi gadai: Menyerahkan barang gadai keada penerima gadai Membayar pokok dan sewa modal kpeada penerima gadai Membayar biaya yang dikeluarkan oleh penerima gadai
untuk menyelamatkan barang-barang gadai
Jangka Waktu Gadai
Pada prinsipnya jangka waktu gadai, yaitu 15 hari dan maksimal 120 hari. “Jika sampai dengan jatuh tanggal tempo pinjaman tidak dilunasi/diperpanjang, maka barang jaminan akan dilelang pada tanggal yang sudah ditentukan.”
Hapusnya Gadai
Di dalam Pasal 1152 KUH Perdata ditentukan 2 cara hapusnya hak gadai, yaitu: Barang gadai itu hapus dari kekuasaan
pemegang gadai Hilangnya barang gadai atau dilepaskan
dari kekuasaan penerima gadai surat bukti kredit (SBK)
FIDUSIA
Isilah fidusia berasal dari bahasa Belanda, yaitu fiducie, Bahasa Inggris disebut fiduciary transfer of ownership, yang artinya kepercayaan.
Di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Fidusia adalah: “Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahsa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilih benda itu”
Subjek & Objek Jaminan Fidusia
Subjek dari jaminan fidusia pemberi fidusia (orang perorangan atau korporasi
pemilik benda yang menjadi objek jaminan fidusia) penerima fidusia (orang perorangan atau korporasi
yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia
Objek Jaminan Fidusia, yaitu : Benda bergerak, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang
tidak dibebani hak tanggungan
Tahap Terjadinya Perjanjian Fidusia
Perjanjian pinjam memijam uang Pembebanan Penyerahan kembali dari kreditur kepada
debitor pendaftaran
Pembebanan Jaminan Fidusia
Pembebananan pembebanan fidusia dilakukan dengan :1. Dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia2. Utang yang pelunasannya dijamin dengan jaminan fidusia
adalah: Utang yang telah ada Utang yang akan timbul dikemudian hari yang telah diperjanjikan
dalam jumlah tertentu Utang yang pada utang eksekusi dapat ditentukan jumlahnya
berdasarkan perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi
Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau kepada kuasa atau wakil dari penerima fidusia
Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satupun atau jenis benda termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian
Hapusnya dan Roya Jaminan Fidusia
Ada tiga sebab terhapusnya jamina fidusia : Hapusnya utang yang dijaminkan
dengan fidusia. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh
penerima fidusia Musnahnya barang yang menjadi obejk
jaminan fidusia.
Hak Mendahului
Diatur dalam Pasal 27 – 28 UU No. 42/1999 tentang Jaminan Fidusia. Yang dimaksud dengan hak mendahului adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan utangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
Eksekusi Jaminan Fidusia
Ada 3 cara eksekusi benda jaminan fidusia, yaitu: Pelaksanaan title eksekutorial oleh
penerima fidusia Pelaksanaan parate eksekusi Penjualan dibawah tangan yang
dilakukan berdasarkan kesepakatan pembeli dan penerima fidusia
HAK TANGGUNGAN
Prof.Budi Harsono mengartikan hak tanggungan adalah:“Penguasaan hak atas tanah, berisi kewenangan
bagi kreditur untuk berbuat sesuatu mengernai tanah yang dijadikan agunan. Tetapi bukan untuk dikuasai secara fisik dan digunakan, melainkan untuk menjualnya jika debitur cedera janji dan mengambil dari hasilnya seluruhnya atau sebagian sebagai pembayaran lunas utang debitur kepadanya” (Budi Harsono, 1999: 24)
Dasar Hukum Hak TanggunganUndang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
Subjek & Objek Hak Tanggungan
subjek hukum dalam pembebanan hak tanggungan adalah pemberi hak tanggungan pemegang hak tanggungan
objek dalam pembebanan hak tanggungan adalah setiap hak atas tanah dengan syarat-syarat sebagai berikut : Dapat dinilai dengan uang Termasuk hak yang didaftar dalam daftar umum Mempunyai sifat dapat dipindahtangankan Memerlukan penunjukan dengan undang-undang
Ada 5 jenis hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan dengan hak tanggungan, yaitu : Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai, baik hak milik maupun hak atas
negara Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan
hasil karya yang telah ada atau akan ada merupakan suatu kesatuan dengan tanah tersebut.
Proses Terjadinya Hak Tanggungan
Adapun Proses Terjadinya Hak Tanggungan : Dimulai dari perjanjian kredit diikuti
dengan HPHT (bilamana belum didaftar maka diikuti dengan SKMHT)
Pendaftaran
Peralihan Hak Tanggungan
Peralihan hak tanggungan dapat dilakukan dengan cara : Cessi Subrogasi Pewarisan
Hapusnya Hak Tanggungan
Ada 4 sebab hapusnya hak tanggungan yaitu : Hapusnya utang yang dijamin dengan hak
tanggungan Dilepaskan hak tanggungan oleh pemegang
hak tanggungan Pembersihan hak tanggungan berdasarkan
penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri
Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan
HIPOTIK
Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas barang-barang tidak bergerak, untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan (Pasal 1162 KUH Perdata).
Objek dan Subjek Hipotik
Objeknya adalah benda tidak bergerak (tetap).
Subjek hipotik yaitu hipotik hanya dapat diletakkan/ dipasang oleh orang yang dapat mengoperkan/memindahtangankan benda jaminan (Pasal 1168 KUHPerdata).
Asas-asas Hipotik
Ada beberapa asas-asas hipotik, yaitu : Asas openbaarheid atau publisitas Asas specialiteit Asas ondeelbaarheid atau hipotik tidak
dapat dibagi-bagi