LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 HUKUM DAN TEOREMA RANGKAIAN ELEKTRONIK YUSUF SIGIT PAMUNGKAS(1137030081) September 23, 2014 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014 1
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR 1
HUKUM DAN TEOREMA
RANGKAIAN ELEKTRONIK
YUSUF SIGIT PAMUNGKAS(1137030081)
September 23, 2014
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
1
Abstract
In this lab conducted experiments to understand Ohm’s and Kirch-
hoff’s laws and be able to apply them in series or parallel resistor cir-
cuit and can use Thevenin and Norton theorem to simplify complex
circuits. Experimental method used by circuit simulation using Mul-
tisim software. As a result, the resistance is inversely proportional to
the amount of current flowing through the resistor and Thevenin and
Norton theorems are proven to simplify complex circuits.
Keyword: Ohm’s law, Kirchhoff, series, parallel, Thevenin theo-
rem, Norton
Ringkasan
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk memahami hukum
Ohm dan Kirchhoff serta mampu menerapkannya pada rangkaian re-
sistor seri maupun paralel dan dapat menggunakan teorema Thevenin
dan Norton untuk menyederhanakan rangkaian kompleks. Metode
percobaan yang digunakan melalui simulasi rangkaian dengan meng-
gunakan software MultiSIM. Hasilnya, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melalui resistor tersebut dan teo-
rema Thevenin serta Norton terbukti dapat menyederhanakan rangka-
ian yang kompleks.
Kata Kunci: hukum Ohm, Kirchhoff, seri, paralel, teorema Thevenin,
Norton
1
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jika berbicara tentang rangkaian elektronika, maka kita tidak lepas kaitannya
dengan berbagai jenis rangkaian elektronika. Mulai dari rangkaian elektron-
ika yang kompleks hingga rangkaian yang lebih sederhana.
Khusus untuk menyederhanakan suatu rangkaian dari rangkaian yang
kompleks menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada suatu teori
yang dapat membantunya menyederhanakan rangkaian kompleks tersebut.
Teori inilah yang disebut dengan teorema Thevenin-Norton. Pada teorema
Thevenin, rangkaian pengganti memiliki sumber tegangan tunggal dan ham-
batan tunggal. Sedangkan pada teorema Norton, rangkaian pengganti memi-
liki sumber arus ideal yang dihubungkan secara oaralel dengan sebuah tahanan
sumber.
Dalam memahami konsep rangkaian elektronika, tentunya terdapat be-
berapa hukum dasar yang harus diketahui. Seperti hukum Ohm dan Kirch-
hoff. Yang mana pada hukum Ohm, resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melalui resistor tersebut. Dan pada hukum Kirch-
hoff tentang rangkaian seri, selisih tegangan sumber dengan jumlah tegangan
jatuh pada masing-masing beban adalah 0, sedangkan pada rangkaian par-
alel, arus yang mengalir menuju suatu titik berbanding lurus dengan jumlah
arus yang keluar dari titik tersebut.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami hukum Ohm dan Kirchhoff
serta mampu menerapkannya pada rangkaian resistor seri maupun paralel
dan dapat menggunakan teorema Thevenin-Norton untuk menyederhanakan
rangkaian kompleks, maka dilakukanlah praktikum ini yang berjudul ”Hukum
dan Teorema Rangkaian Elektronik”.
1.2 Tujuan
1. Memahami hukum Ohm dan Kirchhoff pada rangkaian resistor seri
maupun paralel.
2
2. Mampu menerapkan hukum Kirchhoff pada rangkaian resistor seri maupun
paralel.
3. Menggunakan teorema Thevenin untuk menyederhanakan rangkaian
kompleks.
4. Menggunakan teorema Norton untuk menyederhanakan rangkaian kom-
pleks.
1.3 Dasar Teori
a.) Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diberikan
kepada penghantar tersebut. Secara matematis Hukum Ohm dapat diny-
atakan dalam persamaan matematis sebagai berikut.
V = I.R (1)
Dimana :
V = tegangan listrik yang terdapat padakedua ujung penghantar (V)
I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (A)
R = nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu peng-
hantar (Ω)
b.) Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu teori elektronika untuk men-
ganalisa lebih lanjut tentang arus yang mengalir dalam rangkaian dan tegan-
gan yang terdapat pada titik-titik rangkaian elektronika.
1. Hukum Kirchhoff I (Arus)
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
3
percabangan. Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam su-
atu simpul percabangan, maka jumlah arus listrik yang menuju simpul
percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah nol.
2. Hukum Kirchhoff II (Tegangan)
Hukum Kirchoff 2 menyatakan bahwa dalam rangkaian tertutup,jumlah
aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak
ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti
semua energi listrik bisa digunakan atau diserap. Hukum ini menye-
butkan bahwa di dalam suatu lup (loop) tertutup maka jumlah sumber
tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
3. Rangkaian Seri
Rangkaian seri listrik adalah rangkaian listrik, dimana input suatu
komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan rangkaian lisrik dapat menghemat biaya (digunakan sedikit
kabel penghubung). Misalnya, ada tiga buah hambatan yang masing-
masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri. Susunan seri ketiga hambatan
itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan.
Gambar 1. Tiga buah hambatan disusun secara seri.
Pada rangkaian seri besarnya arus listrik yang mengalir di setiap titik
besarnya sama. Apabila kuat arus yang melewati hambatan R1 adalah
I1, kuat arus yang melewati hambatan R2 adalah I2, dan kuat arus
yang melewati hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang
keluar dari sumber adalah I, maka berlaku:
I1 = I2 = I3 = I (2)
4
4. Rangkaian Paralel
Jika resistor resistor itu paralel, maka arus yang melalui resistor tidak
sama. Tetapi selisih potensial diantara terminal terminal setiap resis-
tor harus sama dan sebanding dengan V. Umumnya arus yang melalui
resistor berbeda karena muatan terakumulasi atau terkuras ke luar dari
titik a, maka arus total I harus sama dengan jumlah ketiga arus dalam
resistor. Misalnya ada tiga buah hambatan yang masing-masingR1, R2,
dan R3 dirangkai secara paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu
kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan, perhatikan Gambar
2 dibawah ini.
Gambar 2. Tiga buah hambatan disusun secara paralel.
Pada rangkaian paralel, tegangan yang jatuh pada masing-masing be-
ban sama dengan tegangan sumber.
V 1 = V 2 = V 3 = V (3)
c.) Teorema Thevenin
Teorema Thevenin adalah suatu cara untuk membantu menyelesaikan dan
menyederhanakan rangkaian yang kompleks. Pada teorema ini banyak sum-
ber (tegangan) dan komponen yang diganti oleh sumber tegangan tunggal
dan hambatan tunggal.
Langkah-langkah penyelesaian teorema Thevenin:
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada
terminal a-b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab =
Isc).
5
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non-aktifkan den-
gan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan
bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas
diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
d.) Teorema Norton
Teorema Norton adalah suatu cara untuk membantu menyederhanakan
dan menyelesaikan rangkaian kompleks dengan sebuah sumber arus yang dis-
usun secara paralel dengan hambatan pada terminal yang ditinjau. Teorema
Norton ini sangat berhubungan erat dengan teorema Thevenin. Rangkaian
pengganti Norton mempunyai sumber arus ideal yang dihubungkan pararel
dengan sebuah tahanan sumber. Sumber arus tersebut memberikan arus
yang konstan sebesar Vth/Rth.
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada
terminal a-b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc
= IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan den-
gan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan
bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas
diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth).
4. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari
tegangan pada titik tersebut (Vab = Voc).
5. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang di-
tanyakan.
6
2 Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini berlangsung pada tanggal 11 September 2014 bertempat di
Laboratorium Fisika.
2.2 Alat dan Bahan
1. Notebook/laptop
2. Software MultiSIM
2.3 Prosedur Percobaan:
2.3.1 Rangkaian Seri
Membuat simulasi rangkaian dengan MultiSIM dan nilai resistansinya di-
tentukan sendiri sesuai Gambar 3, kemudian mengukur besar resistansi to-
tal pada rangkaian, memberikan tegangan sebesar 10 Vdc kemudian men-
gukur besar tegangan pada masing-masing resistor dan menjumlahkannya
kemudian bandingkan dengan tegangan sumber, mengukur besar arus yang
mengalir pada rangkaian untuk menghitung resistansi total gunakan rumus
pada hukum Ohm dan membuktikan hukum Kirchoff pada rangkaian, serta
menuliskan datanya pada tabel 1.
2.3.2 Rangkaian Paralel
Membuat simulasi rangkaian dengan MultiSIM dan nilai resistansinya diten-
tukan sendiri sesuai Gambar 4, mengukur besar resistansi pengganti pada
rangkaian, memberikan tegangan sebesar 24 Vdc kemudian mengukur besar
arus pada masing-masing resistor dan menjumlahkannya kemudian mem-
bandingkan dengan arus pada rangkaian, kemudian mengukur tegangan pada
rangkaian, mencari resistansi pengganti, arus pada masing-masing resistor
dan tegangan pada rangkaian dengan menggunakan hukum Ohm dan juga
7
membuktikan hukum Kirchoff pada rangkaian, serta menuliskan datanya
pada tabel 2.
2.3.3 Teorema Thevenin
Membuat simulasi rangkaian dengan MultiSIM seperti pada Gambar 5, menghi-
langkan hambatan a-b, melepas sumber tegangan kemudian mengukur ham-
batan Thevenin antara titik a dan b, mengganti sumber tegangan dengan
tegangan Thevenin kemudian rangkai seri dengan hambatan Thevenin, mele-
takan kembali hambatan a-b pada titik a dan b kemudian mengukur arus
yang melintasi hambatan a-b dan menuliskan datanya pada tabel 3.
2.3.4 Teorema Norton
Membuat simulasi rangkaian dengan MultiSIM seperti pada Gambar 6, men-
gukur arus yang mengalir antara titik a dan b kemudian menuliskan datanya
pada tabel 4.
8
2.3.5 Diagram Alir Rangkaian Seri
Mulai
Buat rangkaian seri dan tentukan R1, R2, R3
Ukur Rtotal dan beri tegangan 10Vdc
Ukur VR1, VR2, VR3 dan arus
Hitung Rtotal, VR1, VR2, VR3 dan arus dengan hukum Ohm
Buktikan hukum Kirchhoff pada rangkaian tersebut
Menulis data pada tabel 1
9
2.3.6 Diagram Alir Rangkaian Paralel
Mulai
Buat rangkaian paralel dan tentukan R1, R2, R3
Ukur Rpengganti dan beri tegangan 24Vdc
Ukur IR1, IR2, IR3 dan tegangan
Bandingkan dengan Itotal
Cari Rpengganti pada masing-masing resistor dengan hukum Ohm
Buktikan hukum Kirchhoff pada rangkaian tersebut
Menulis data pada tabel 2
10
2.3.7 Diagram Alir Teorema Thevenin
Mulai
Buat rangkaian Thevenin dan tentukan R1, R2, R3
Hilangkan hambatan a-b
Ukur tegangan Thevenin pada titik a dan b
Ganti sumber tegangan dengan tegangan Thevenin
Rangkai seri dengan hambatan Thevenin
Letakan hambatan a-b pada titik a dan b
Ukur arus yang melintasi hambatan a-b
Menulis data pada tabel 3
11
2.3.8 Diagram Alir Teorema Norton
Mulai
Buat rangkaian Norton dan tentukan R1, R2, R3
Ukur arus yang melintasi hambatan a-b
Menulis data pada tabel 4
12
3 Hasil dan Pembahasan
3.1 Data Hasil Pengamatan
3.1.1 Tabel 1. Rangkaian Seri
No Rtotal VR1 VR2 VR3 VS I VS=(VR1+VR2+VR3)1 6 KΩ 1.67 KΩ 3.33 KΩ 5 KΩ 10 V 1.67 A 10 V2 11.4 KΩ 1.754 KΩ 3.772 KΩ 4.74 KΩ 10 V 0.87 A 10.26 V3 14.3 KΩ 2.098 KΩ 3.566 KΩ 4.336 KΩ 10 V 0.69 A 9.99 V4 18 KΩ 2.389 KΩ 3.44 KΩ 4.167 KΩ 10 V 0.55 A 9.99 V5 20.8 KΩ 2.452 KΩ 3.606 KΩ 3.942 KΩ 10 V 0.48 A 10 V
3.1.2 Tabel 2. Rangkaian Paralel
No Rpengganti IR1 IR2 IR3 Itotal V Itotal=(IR1+IR2+IR3)1 14.4 Ω 21.25 A 5 A 5 A 1.67 A 24 V 31.25 A2 11.8 Ω 17 A 3.772 KΩ 4.74 KΩ 10 V 0.87 A 10.26 V
3.1.3 Tabel 3. Teorema Thevenin
No V Rth I1 1.98 kV 1 Ω 1 A
13
3.1.4 Tabel 4. Teorema Norton
No V Iab I1 12 V 2.9 A 1.93
3.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk dapat memahami hukum
Ohm dan Kirchhoff pada rangkaian resistor seri maupun paralel, mampu
menerapkan hukum Kirchhoff pada rangkaian seri maupun paralel, serta
menggunakan teorema Thevenin dan Norton untuk menyederhanakan rangka-
ian kompleks.
Pada praktikum ini, praktikan hanya menggunakan beberapa rangkaian
simulasi untuk menperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan soft-
ware MultiSIM, sehingga data yang diperoleh nantinya merupakan hasil per-
hitungan digital dari komputer.
Berdasarkan hasil perolehan data pada tabel 1, maka dapat diketahui
bahwa dengan sumber tegangan yang tetap, semakin besar hambatannya
(resistor) maka semakin kecil arus yang mengalir pada rangkaian seri terse-
but. Hal ini dapat disebabkan karena arus yang mengalir terhambat oleh
beberapa hambatan dalam rangkaian yang masing-masing hambatan memi-
liki hambat jenisnya tersendiri.
Pada tabel 1 juga dapat diketahui bahwa tegangan di setiap titik ham-
batan memiliki perbedaan nilai. Hal ini disebabkan karena pada rangkaian
seri, besarnya tegangan dibagi ke setiap titik hambatan yang sejajar (seri).
Dengan demikian, percobaan yang telah praktikan lakukan dengan meng-
gunakan rangkaian simulasi telah sesuai dengan teori hukum Ohm dimana
terdapat hubungan antara kuat arus (I) dengan tegangan (V) dan hambatan
(R) seperti pada dasar teori diatas.
Berdasarkan hasil perolehan data pada tabel 2, maka dapat diketahui
bahwa arus yang mengalir di beberapa titik hambatan ada yang terbagi
seperti pada R2, R3, R4, R5 dan R6, sehingga besarnya arus total yang
mengalir pada titik-titik tersebut adalah penjumlahan dari besar arus dis-
etiap titiknya. Hal ini dapat terlihat pada perbedaan arus yang mengalir
pada titik hambatan yang terangkai sejajar (seri) dengan titik hambatan
14
yang terangkai berseberangan (paralel). Dan pada rangkaian paralel, be-
sarnya tegangan disetiap ruas yang berseberangan (paralel) memiliki besar
yang sama.
Berdasarkan hasil perolehan data pada tabel ke 3, maka dapat diketahui
bahwa sumber tegangan yang semula 12 V dapat diganti dengan sumber
tegangan ideal (Vth) yang didapat dari pengukuran tegangan Thevenin pada
titik a dan b pada simulasi rangkaian. Dan setelah rangkaian disusun seri
dengan menggunakan sumber tegangan ideal (Vth) diperoleh kuat arus yang
mengalirnya sebesar 999.06 mA atau bila dibulatkan menjadi 1 A.
Dan pada percobaan terakhir, yaitu simulasi rangkaian dengan teorema
Norton, dapat diketahui bahwa teorema ini sangat berhubungan erat den-
gan teorema Thevenin. Pada teorema Thevenin, rangkaian pengganti memi-
liki sumber tegangan ideal dan hambatan tunggal yang dihubungkan secara
seri. Sedangkan pada teorema Norton, rangkaian pengganti memiliki sumber
arus ideal yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan sumber.
Sumber arus tersebut kemudian akan memberikan arus yang konstan, karena
rangkaian tersusun secara paralel seperti yang telah dijelaskan pada penje-
lasan rangkaian paralel diatas.
3.3 Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, simulasi rangkaian praktikan telah sesuai
dengan teori-teori yang dijabarkan pada dasar teori diatas. Akan tetapi,
masih terdapat kesalahan yang praktikan lakukan dalam membuat rangkaian,
terutama pada rangkaian Thevenin dan rangkaian Norton yang disebabkan
karena kekurangan informasi mengenai kedua teorema tersebut. Sehingga
terjadi kesalahan dalam pengambilan maupun perhitungan datanya.
15
4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melalui
resistor tersebut.
2. Hukum Kirchhoff pada rangkaian seri, selisih tegangan sumber dengan
jumlah tegangan jatuh pada masing-masing beban adalah 0.
3. Hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel, jumlah arus yang mengalir
menuju satu titik sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik terse-
but.
4. Pada teorema Thevenin, rangkaian pengganti memiliki sumber tegan-
gan ideal dan hambatan tunggal yang dihubungkan secara seri. Sedan-
gkan pada teorema Norton, rangkaian pengganti memiliki sumber arus
ideal yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan sumber.
16
References
[1] Floyd dan Buchla. ”Fundamental of analog circuits”. Prentice Hall,
New Jersey, 2008.
[2] Malvino. ”Prinsip-prinsip elektronika I”. 1994. Jakarta: Erlangga.
[3] http://www.slideshare.net/risal07/hukum-kirchhoff. Diakses pada tang-
gal 14 Septermber 2014 pukul 07.00 WIB
[4] http://www.scribd.com/doc/114485726/Thevenin-Dan-Norton. Diakses
pada tanggal 14 September 2014 pukul 07.10 WIB
[5] http://www.scribd.com/doc/166250854/Hukum-dan-Teorema-
Rangkaian-Elektronika. Diakses pada tanggal 14 September 2014
pukul 08.00 WIB
[6] Tippler, Paul. ”Fisika untuk Sains dan Teknik jilid II”.Bandung
[7] Sutiman. ”Modul Listrik dan Elektronika Dasar” 2004. Yogyakarta.
17