Top Banner

of 6

Hubungan Tumbuhan Alfalfa Dan Bakteri Rhizobium Meliloti

Mar 05, 2016

Download

Documents

Interaksi Bakteri dengan tumbuhan alfafa. Interaksi ini adalah contoh bentuk interaksi mutulaisme antara tumbuhan mikroorganisme yang ada di dalam. untuk kedua masing-masing tentu saja salaing menguntungan. File ini berbentuk presentasi singkat.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Hubungan Tumbuhan Alfalfa dan Bakteri Rhizobium meliloti

Hubungan Tumbuhan Alfalfa dan Bakteri Rhizobium melilotiBekzat Mazithov (12081004010047)Elisa Fatma (1108104010050)Miftahul Jannah Brs (1208104010029)Oviana Lisa (1208104010021)TANAMAN ALFALFATanaman ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena kandungan gizinya yang cukup tinggi dari, yaitu: protein, lemak, dan serat kasar. Tergolong ke dalam tanaman legum yang mampu mengikat nitrogen (N2) bebas di udara yang bersimbiosis dengan Rhizobium meliloti. Rhizobium melilotiMikroorganisme yang bersimbiosis dengan akar tanaman Alfalfa sehingga membentuk bintil akar.Bakteri ini sangat peka terhadap asam, sehingga dengan berkurangnya koloni Rhizobium maka akan terhambat pembentukan bintil akar pada tanaman Alfalfa.Tahapan Pembentukan Nodul AkarPertama, gen bakteri nodulasi (nod) aktif dalam merespons sinyal molekul yang dikeluarkan tanaman seperti flavonoids, dihasilkan dari biosintesis dan sekresi lipochitooligosaccharides (LCOs) oleh bakteri rhizobium. Kedua, LCOs mendatangkan bentuk nodul pada akar tanaman inang dan memicu proses infeksi. LCOs yang menyebabkan bentuk akar bernodula pada tanaman inang dinamakan faktor Nod. Bintil pada akar Alfalfa memiliki peranan penting dalam memfiksasi nitrogen. Tempat proses fiksasi nitrogen pada akar tanaman disebut dengan bakteriod. Bakteriod berperan dalam menghasilkan enzim nitrogenase yang mampu mengikat nitrogen.Leghemoglobin yang terdapat dalam bintil akar tidak berperan dalam fiksasi nitrogen simbiotik, tetapi berfungsi sebagai katup biologis dalam mengatur pemasokan oksigen ke bakteriod pada tingkat optimum yang kondusif sehingga berfungsi secara tepat sistem pemfiksasian nitrogen.