HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PRIMERPADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : HERLINA MP. MERONDA NIM : P00312014021 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN D IV KEBIDANAN TAHUN 2018
87
Embed
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/646/1/HERLINA MP MERONDA.pdfHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PRIMERPADA REMAJA PUTRI DI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIANDYSMENORRHEA PRIMERPADA REMAJA
PUTRI DI SMAN 8 KENDARITAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Pada Program Studi Diploma IV Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
HERLINA MP. MERONDANIM : P00312014021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN D IV KEBIDANANTAHUN 2018
BIODATA
I. IDENTITASNama : Herlina Mp. Meronda
Tempat/Tanggal Lahir : Kendari 18 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kel. Sambuli Kec. Abeli
II. Pendidikan
1. SDN 9 Abeli, Tahun 2007
2. SMPN 11 KENDARI, TAHUN 2010
3. SMAN 8 KENDARI , TAHUN 2013
4. Program, Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari, Masuk Tahun 2014 Sampai Sekarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian
ini tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, dengan judul : “Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dismenore Primerpada Mahasiswi DIV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari Tahun 2018”
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini, secara khusus
penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku
pembimbing I dan ibu Aswita, S. Si, T, MPH selaku pembimbing II yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Hasmia Naningsih, SST, M. Keb selaku Ketua Program Studi D IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.Seluruh dosen dan staf
pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan yang telah
banyak membantu dan memberikan ilmu pengetahuan maupun
motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes
Kendari.
5. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yang telah mengasuh,
membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta
memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta Saudara-
saudariku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan angkatan 2014. Sahabat seperjuanganku (Iin Husmar
Anandari, Reski Wahyuni Haris, Aditia Silvia Fazila, Afrelin Sri Putri
Yolision, Asrifah dan Elsa safitri) atas dukungan dan kerja sama, serta
setia membantu penulis dalam suka dan duka selama penulis
menempuh pendididkan di bangku kuliah dan sampai pada
penyelesaian skripsi ini, sahabat hati ku yang tercinta “ Iin Husmar
Anandari” saya ucapkan terima kasih, telah banyak membantu dalam
menempuh perkuliahan dari sejak awal masuk sampai sekarang tetap
menemani dalam suka dan duka.
Hanya Tuhan yang memiliki kemampuan, maka dari itu penulis sangat
harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Pada Remaja Putri SMAN 8
Kendari Tahun 2018 ........................................................................ 46
2. Distribusi Frekuensi Tingkat kelas Responden Pada Remaja Putri
SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 46
3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Stres Pada Remaja Putri
SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 47
4. Distribusi RespondenMenurut Dysmenorrhea primer Pada Remaja Putri
SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 47
5. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer
Pada Remaja Putri Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018...................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner
2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden
3. Kuesioner Penelitian
4. Master Tabel Penelitian
5. Analisis Chi Square
6. Surat Izin Penelitian
7. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian
8. Dokumentasi Penelitian
ABSTRAK
Hubungan Tingkat Stres Denga Kejadian Dysmenorrhea Primer PadaRemaja Putri Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018
Herlina MP. Meronda1, Halijah2, Aswita3
Latar Belakang: Stres merupakan penyebab terjadinya DysmenorrheaPrimer. Di indonesia angka kejadian Dysmenorrhea primer 64,89% yangterdiri dari 54,89% dysmenorrhea primer dan 9,36% dysmenorrheasekunder (Info sehat, 2012).
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stresdengan kejadian dysmenorrhea primer di SMAN 8 Kendari.
Metedo Penelitian : jenis penelitian ynag digunakan adalah penelitianyang bersifat observasional analitik dengan menggunakan desain crosssectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putrikelas X dan XI di SMAN 8 Kendari. Untuk menentukan samapel makadigunakan stratified random sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak55 orang responden. Analisis data mneggunakan uji chi-square dengantingkat kepercayaan 95% (α=55).
Hasil Penelitian : menenjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkatstres dengan dysmenorrhea primer (p=0,002) pada remaja putri di SMAN8 Kendari.
Saran : Diharapkan kepada remaja putri atau siswi untuk memeriksakankesehatan kepada petugas kesehatan untuk memperoleh informasitentang kesehatan.
Daftar Bacaan :(30 literatur) (2001-2014)
Kata Kunci : Tingkat Stres dan Dysmenorrhea Primer
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVELS WITH THE EVENT OFPRIMARY DYSMENORRHEA IN ADOLESCENTS IN PRIVATE
VOCATIONAL SCHOOL IN SMAN 8 KENDARI IN 2018
Herlina MP. Meronda1, Halijah2, Aswita3
Background: Stress is the cause of Primary Dysmenorrhea. In Indonesiathe incidence of primary dysmenorrhea is 64.89% which consists of54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhea(Healthy Info, 2012).
Objective: To determine the relationship between stress levels and theincidence of primary dysmenorrhea at SMAN 8 Kendari.
Metedo Research: the type of research used is research that isobservational analytic by using a cross sectional study design. The samplein this study were all young women of class X and XI at SMAN 8 Kendari.To determine the background, stratified random sampling was used, sothat the number of samples was 55 respondents. Data analysis used chi-square test with a 95% confidence level (α = 55).
Results: found that there was a relationship between stress levels withprimary dysmenorrhea (p = 0.002) in girls in SMAN 8 Kendari.
Suggestion: It is expected for young women or girls to check their healthwith health workers to obtain information about health.
Reading List: (30 literature) (2001-2014)
Keywords: Stress Level and Primary Dysmenorrhea
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), masa remaja adalah
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada
masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi
sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Masa remaja
merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
manusia. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perkembangan
fisik, seksual dan psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas
(Setianingrum, 2014).
Masa remaja yaitu masa transisi antara masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri
seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan-
perubahan psikologi dan kognitif. Masa remaja berlangsung pada
usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun
sampai dengan 23 tahun bagi pria. Setiap remaja akan mengalami
pubertas (Ansori, 2010).
Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni
suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,
hormonal dan seksual serta mampu mengadakan proses
Istilah(dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa
yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti
sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea
yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian, secara
singkat dysmenorrhea dapat di definisikan sebagai aliran
menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri
(Anurogo, 2011).
Dysmenorrheaadalah nyeri perut yan berasal dari kram
rahim dan terjadi selama menstruasi (Nugroho, utama, 2014).
Dysmenorrheaadalah rasa sakit yang menyertai
menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan
pekerjaan sehari-hari (Manuaba, 2008).
Dysmenorrhea merupakan keadaandimana timbul rasa
nyeri yang hebat pada saat mentruasi (Kusmiran, 2013).
b. Klasifikasidysmenorrhea
1) DysmenorrheaPrimer
Dysmenorrhea primer adalah nyeri haid yangdijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genetalia yang nyata.Dysmenorrhea primer terjadi beberapa setelah menarchedatang biasanya setelah 12 bulan atau lebih, umumnyaanovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbultidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaanhaid berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapakasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeriialah kejang berjangkit, biasanya terbatas pada perutbawah, tetapi dapat menyebar kearah pinggang dan paha,bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya(Calis, 2011).
2) Dysmenorrheasekunder
Dysmenorrheasekunder adalah nyeri haid yangberhubungan berbagai keadaan patologis di organgenitalia, misalnya endometriosis, radang pelvis, fibroid,adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis.Umumnya,dysmenorrhea sekunder tidak terbatas pada haid, kurangberhubungan dengan hari pertama haid, terjadi padaperempuan yang lebih tua (30-40 tahun) dan dapat disertai
dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulandanperdarahan yang abnormal)(Calis, 2011).
c. Penyebab dysmenorrhea primer
Disebut dysmenorrheaprimer jika tidak ditemukan
penyebab yang mendasarinya dan dysmenorrhea sekunderjika
penyebabnya adalah kelainan kandungan.
Dysmenorrhea primer sering terjadi, kemungkinan lebih
dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami
nyeri yang hebat. Biasanya dysmenorrheaprimer timbul pada
masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi
pertama.
Nyeri pada dysmenorrhea perimer diduga berasal dari
kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri
dirasakan semakin hebat, ketika bekuan atu potongan jaringan
dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika
saluran serviksnya sempit.
Faktor lain yang biasa memperburuk dysmenorrhea
adalah:
1. Rahim yang menghadap ke belakang (Retroversi)
2. Kurang berolah raga
3. Stres psikis atau stres social.
Pertambahan umur dan kehamilan alan menyebabkan
menghilangnya dysmenorrhea primer. Hal ini diduga terjadi
karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan
hilangnya sebagia saraf pada akhir kehamilan. Perbedaan
beratnya nyeri tergantung pada kadar prostaglandin. wanita yang
mengalami dysmenorrhea memiliki kadar prostaglandin yang 5-
13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami dysmenorrhea. Dysmenorrhea sangat mirip dengan
nyeri yang dirasakan wanita hamil yang mendapatkan suntikan
prostaglandin untuk merangsang persalinan20 tahun (Nugroho,
Utama, 2014).
d. Gejala dysmenorrheaprimer
Orang yang mengalami dysmenorrheaprimer terlihat
gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah,
mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala,
kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh,
perasaan cemas, gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo, 2011)
e. Ciri – ciri dysmenorrheaprimerCiri- ciri dysmenorrhea primer yaitu sebagai berikut :
a. Sering ditemukan pada usia muda
b. Nyeri sering timbul segera setelah dimulai haid teratur
c. Nyeri sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri
kepala
d. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari
pertama atau kedua haid
e. Jarang ditemukan kelainan genetalia pada pemeriksaan
ginekologis.
f. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan
medikamentosa (Manuaba, 2008).
f. Tingkat keluhan dysmenorrhea primerMenurut Manuaba (2008) berdasarkan tingkat
keluhannya dysmenorrhea terjadi atas tiga, yakni :
a. Ringan yaitudysmenorrhea berlangsung beberapa saat dan
dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari.
b. Sedang yaitu membutuhkan obat penghilang rasa nyeri
tanpa perlu meninggalkan pekerjaannya.
c. Berat yaitu perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai
sakit kepala, sakit pinggang, diare bahkan sampai pingsan.
g. Faktor – faktor yang mempengaruhi dysmenorrheaprimer
Menurut Wiknjosastro (2005), beberapa faktor yang
memegang peranan sebagai penyebab dysmenorrheaprimer,
antara lain:
1. Faktor kejiwaan:
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi
jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang
proses haid, mudah timbul dysmenorrhea.Faktor kejiwaan
yang dapat terjadi adalah depresi, kecemasan, dan stres.
2. Faktor konstitusi:
Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut
di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa
nyeri. Faktor - faktor seperti anemia, penyakit menahun,
dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya
dysmenorrhea.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis:
Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi
mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi
hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang
penting sebagai penyebab dysmenorrhea. Banyak wanita
menderita dysmenorrheatanpa stenosis servikalis dan tanpa
uterus dalam hiperantefleksi. Sebaliknya, terdapat banyak
wanita tanpa keluhan dysmenorrhea, walaupun ada stenosis
servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau
hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip
endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-
otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk
mengeluarkan kelainan tersebut.
4. Faktor endokrin:
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus
dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang
melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan
bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus,
sedang hormon progesteron menghambat atau
mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan
fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan
disfungsional anovulatoar, yang biasanya bersamaan
dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya
progesteron. Penjelasan lain diberikan oleh Clitheroe dan
Pickles. Mereka menyatakan bahwa karena endometrium
dalam fase sekresi memproduksi Prostaglandin F2 yang
menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika
jumlahprostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam
peredaran darah, maka selain dysmenorrhea, dijumpai pula
efek umum, seperti diare, nausea, muntah flushing.
5. Faktor alergi:
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya
asosiasi antara dysmenorrheadan urtikaria, migraine atau
asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi
ialah toksin haid. Penyelidikan dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkanbahwa peningkatankadarprostaglandin
memegang peranan penting dalam etiologi
dysmenorrheaprimer.
h. Pencegahan dysmenorrhea menurut Anurogo (2011) :
1). Menghindari stres
2). Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yangmemadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna
3). Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yangcenderung asam dan pedas
4). Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalulelah, dan tidak menguras energi secara berlebihan
5). Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8jam sehari. Lakukan olahraga ringan secara teratur.
I. Pengobatan
Menurut Nugroho, Utama (2014) untuk mengurangi rasanyeri bias diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnyaibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dandilanjutkan sampai 1-2 hari menstruasi.
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga biasa dikurangidengan:
1. Istirahat yang cukup
2. Olah raga yang teratur (terutam berjalan)
3. Pemijatan
4. Yoga
5. Organisme pada aktivitas seksual
6. Kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bias diberikan obat anti
mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya
telah teratasi. Gejala juga bias dikurangi dengan istirahat yang
cukup serta olah raga secara teratur.
Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan
sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung
estrogen dan progesterone atau diberikan medroxiprogesteron.
Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah
ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan
prostaglandin, yang selanjunya akan mengurangi bertanya
dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan
pemeriksaan tambahan (misalnya laparaskopi).
Jika dysmenorrhea sanga berat bias dilakukan ablsio
endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar
atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk
dysmenorrhea sekunder tergantung kepada penyebabnya.
j. Kalsifikasi nyeriMenurut barbara (2001) tingkatan nyeri terdiri dari :
1. Tidak nyeri (skala 0) dengan kriteria klien tidak mengalami
ketika temperatur tidak panas, takut tanpa ada alasan yang
jelas merasa lega jika situasi berakhir (Psychology
Foundation of Australia, 2010).
c. Stres sedang
Stres yang berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Misalnya perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan dengan seseorang. Stresor ini dapat
menimbulkan gejala yaitu, mudah merasa letih, mudah
marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung,gelisah
(Psychology Foundation of Australia, 2010)
d. Stres berat
Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa
minggu, seperti perselisihan dengan dosen atau teman
secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang
dan kesulitan finansial. Stresor ini dapat menimbulkan
gejala yaitu, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan
kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan segala
hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa
diharapkan di masa depan (Psychology Foundation of
Australia, 2010).
e. Stres sangat berat
Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa
bulan dan dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.
Biasanya seseorang untuk hidup cenderung pasrah dan
tidak memiliki motivasi untuk hidup. Seseorang dalam
tingkatan stres ini biasanya teridentifikasi mengalami depresi
berat kedepannya (Psychology Foundation of Australia,
2010).
d. Penyebab stress
Stres pada remaja dapat disebabkan oleh banyak hal,diantaranya stres dapat dipicu karena siswi kehilangan ataubertengkar dengan pacar atau orang yang disayangi bisamembuat remaja menjadi depresi dan stres jika terlalu dipikirkan.
Kemudian stres yang dialami oleh remaja juga bisa terjadi akibatkonflik di dalam keluarga, masalah prestasi sekolah ataukegagalan. Kehidupan sekolah juga menjadi salah satu faktorutama penyebab stres pada remaja (Hawari, 2008).
Jika seseorang mengalami stres, maka tubuh akanmemproduksi hormon adrenalin, estrogen dan prostaglandinyang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatankontraksi uterus secara berlebihan. Peningkatan kontraksisecara berlebihan ini menyebabkan otot tubuh tegangtermasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketikamenstruasi. Zat kimia yang bernama prostaglandindinyatakan dapat meningkatkan dysmenorrhea. Bila kadarprostaglandin berlebih, maka kontraksi rahim pada masahaid bertambah sehingga terjadi nyeri yang hebat.Sedangkan kontraksi uterus yang terus menerusmenyebabkan suplay darah ke uterus terhenti dan dapat terjadidysmenorrhea (Isnaeni, 2010).
Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiranyang disebabkan oleh perubahan dan tuntunan kehidupanyang dipengaruhi baik oleh lingkungan ataupun penampilanindividu didalam lingkungan tersebut (Sunaryo, 2013).
e. Gejala stres
Gejala yang sering ditemukan pada orang yang mengalami
Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 55 siswi
SMAN 8 Kendari. Dari sampel 55 orang maka untuk menentukan
sampel tiap kelas menggunakan rumus sebagai berikut :
=Keterangan :
: besar sampel yang diambil berdasarkan strataN : besar populasi yang diteliti berdasarkan strataN : besar populasin : besar sampel yang di ambil
Dari jumlah populasi sebanyak 219 orang, maka sampel
penelitian tiap kelas sebagai berikut := 55 = 29 orang
= 55 = 26 orang
Jadi sampel untuk kelas X diambil sebanyak 29 orang dan
untuk kelas XI diambil sebanyak 26 orang.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
1. Variabel terikat (Dependen) yaitu dysmenorrheaprimer
2. Variabel Bebas (independen) yaitu tingkat stress
E. Definisi Operasioanal dan Kriteria Objektif
1. Dysmenorrheaprimer
Dysmenorrhea primer adalah nyeri saat haid yang dapat
dirasakan pada bagian perut bawah atau pada bagian pinggang
tanpa adanya kelainan pada alat kandungan.
Instrument pengumpulan data yang digunakan daalm
penelitian ini menggunakan kuesioner NRS (Numeric Rating
Scale). NRS (Numeric Rating Scale) dibagi menjadi skala 0 atau
tidak nyeri, skala 1-3/nyeri ringan, skala 4-6/nyeri sedang, skala
7-9/nyeri berat, skala 10/nyeri tak tertahankan.
Kriteria objektif
a. Tidak nyeri : 0
b. Nyeri ringan : 1-3
c. Nyeri sedang : 4-6
d. Nyeri berat : 7-9
e. Nyeri tak terhankan : 10
2. Tngkat stres
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang
terganggu karena tekanan psikologis.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan lembar kuesioner DASS 42 dan
lembar wawancara (interview). Kuesioner merupakan suatu
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
Depression Anxiety Stress Scale(DASS) yang berisi 42
pertanyaan untuk mengetahui tingkat stress.
Kriteria objektif
1. Normal : 9-14
2. Stres ringan : 15-18
3. Stres sedang : 19-25
4. Stres berat : 26-33
5. Sangat berat :≥34
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
a. Jenis data
Menurut Setiawan dan Saryono (2010), data yang
diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu:
b. Data primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden yang menjadi objek dalam penelitian ini. Data primer ini
yaitu seluruh siswa yang mengalami dyismenorrhea primer.
c. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari institusi yang
telah mengumpulkan datanya dan data sudah ada, digunakan
untuk mendukung data primer. Data sekunder yaitu data yang
diambil dari data jumlah siswi kelas X dan XI di SMAN 8 Kendari.
d. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
yang telah disusun pada kuesioner kepada responden,
selanjutnya akan dijawab oleh responden.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data (Notoatmodjo,2010). Alat ukur yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,
dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal
wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
H. Alur Penelitian
Setelah mendapat Surat Izin dari KampusPeneliti melaksanakan studi pendahuluandengan tujuan mencari permasalahanyang muncul berkaitan tentangDysmenorrhea prymer
Pengumpulan data akan dilakukan penelitisendiri
Data diperoleh dengan membagikankuesioner kepada responden dandilakukan pengisian kuesioner
Penelitimengecekkembali kelengkapankuesioner yang telah diisi oleh respondendan apabila ada jawaban yang belumlengkap maka peneliti akan memintaresponden untuk melengkapinya
Gambar 3.2 Alur penelitian
I.Pengolahan Data
Menurut Arikunto(2010) setelah dilakukan pengumpulan data,
maka selanjutnya data tersebut diolah dengan cara :
1. Editing
Yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam
pengisian atau pengambilan data. Pada tahap ini
dikumpulkan untuk dilakukan pengecekan nama dan
identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan
istrumen pengumpulan data. Setelah diperiksa ternyata
responden telah mengisi dengan benar dan semua item
pertanyaan sudah dijawab dengan benar.
2. Coding
Yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya
dengan memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang
Pengolahan Data
Analisis Data
Penyajian Data
diperoleh diberikan angka-angka untuk memudahkan pengenalan
data.
3. Processing
Yaitu setalah kuesioner terisi penuh dan juga sudah
melewati tahapan pengkidingan, maka langkah selanjutnya adalah
memproses data dengan cara mengantri data dalam kuesioner
kedalam paket program computer.
4. Cleaning
Yaitu merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak saat memasukan
data ke computer.
J. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel yang
diteliti. Selanjutnya data yang telah diolah dari kuesioner
dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi, kemudian di
persentase ke tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus
(Icham, 2008) sebagai berikut:
= 100%Keterangan :
p= Proporsi
f = jumlah karakteristik dari jumlah penelitian
n = jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis denganmenentukan hubungan antar variabel independen dan dependenmelalui uji Chi-Squaer Tes (X²), untuk melihat hasil kemaknaanperhitungan statistik antara 2 variabel digunakan bataskemaknaan 0,05% (95%) (p <0,05), karena pada umumnyapenelitian-penelitian dibidang pendidikan menggunakan tarafsignifikan 0,05 (Arikunto, 2010).
Rumus :x² = ∑[( ) ]Keterangan :
X²= Chi-Squaer test
O = Frekuensi observasi
E = Frekuensi harapan
Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik ini adalah :
a. Ho diterima, jika x2 hitung < x2 (jika P value > 0,05) tabel
artinya tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti
dengan tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea prymer.
b. Ha ditolak, jika x2 hitung ≥ x2 tabel (jika P value < 0,05) artinya
ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan tingkat
stress dengan kejadian dysmenorrhea prymer.
K. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekunsi disertai penjelasan – penjelasan atau dinarasikan.
L. Etika Penelitian
1. Lembar Persetujuan (Informed concent)
Peneliti akan memberikan lembar persetujuan kepada responden.
Sampel yang akan menjadi responden bersedia menandatangani
lembar persetujuan, dan bagi responden yang menolak, peneliti
tetap menghormati dan menghargai haknya dan tidak akan
dipaksa.
2. Tanpa Nama (Anonymous)
Peneliti akan menjaga kerahasiaan reponden dengan tidak
mencantumkan nama responden tetapi hanya memberi kode
tertentu untuk setiap responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi diberikan oleh responden dijamin oleh
peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam
penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 8 Kendari terletak di tengah-tengah pusat
pengembangan pemukiman Kota Kendari, tepatnya di Kelurahan
Nambo Kecamatan Abeli. Wilayahnya termasuk daerah
pengembangan kota, sehingga SMA Negeri 8 Kendari berpontensi
untuk dijadikan sebagai salah satu sekolah unggulan. Hal tersebut
berdasar pada luas lahan yang cukup untuk pengembangan sarana
dan prasarana sekolah yang berstandar nasional bahkan
internasional. Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli merupakan daerah
bagian Timur dan berjarak ± 10 km dari pusat Kota Kendari. Daerah
ini merupakan pusat pengembangan Kawasan Perekonomian Kota
Kendari dan pusat pengembangan pemukiman penduduk Kota
Kendari. Untuk pengembangan wilayah, transportasi darat memang
sangat strategis dan dibutuhkan, namun sarana ini relatif mahal dan
kurang memadai, hal ini dilihat dari kondisi jalan darat yang sudah
bagus. Kendaraan roda empat dan roda dua merupakan kendaraan
yang banyak dimiliki masyarakat.
Dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari
Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah. Mutu pendidikan
pada umumnya masih tegolong sedang. Hal ini berkaitan eratdengan mata pencaharian penduduk yang sebagian besar adalahwiraswasta.
1. Identitas Kepala Sekolah
2. Keadaan Siswa
KeadaanSiswa
TahunPelajaran Kelas X Kelas
XIKelas
XII Jumlah
JumlahSiswa
2013/2014 132 124 116 372
2014/2015 146 133 125 404
2015/2016 224 138 132 494
2016/2017 222 219 131 571
2017/2018 197 186 203 587
Jumlah 2013/2014 5 4 4 13
RombonganBelajar
2014/2015 4 4 4 12
2015/2016 7 4 4 15
2016/2017 7 7 4 18
2017/2018 7 7 7 21
3. Keadaan Guru
KualifikasiPendidikan
Jumlah
Guru TetapJumlahGuruTidak tetap
S 3 1
S 2 5
S 1 29 10
Jumlah 35 10
4. Prasarana Belajar, Penunjang dan Kantor
NoJenis
RuanganLuas(m2) Jumlah
TotalLuas(m2)
Ket.
1. Kelas/Teori 72 15 1.296 3 rusakringan
2. Laboratorium IPA
a. Lab. Fisika 120 1 120 RusakRingan
b. Lab. Kimia 20 1 120 Baik
c. Lab. Biologi 120 1 120 Rusak
Ringan
d. Lab. Komputer 120 1 120 Baik
3. FasilitasOlahRaga
a.LapanganBasket 1
b. Lapangan BuluTangkis 1
c. Lapangan Volly 1
4. Perpustakaan 120 1 120 Baik
5. Ruang BK 16 1 12 Sementara
6. Ruang OSIS/UKS 16 1 16 RusakRingan
7. Kantin 60 1 60 Darurat
8. WC Siswa 2,25 5 12,5 RusakRingan
9. Masjid 140 1 140 Baik
10. Tempat Parkir 28 1 28 RusakBerat
11. Ruang KepalaSekolah 16 1 16 Baik
12. Ruang WakilKepala Sekolah 16 1 16 Baik
13. Ruang TataUsaha 12 1 12 Baik
14. Kamar Mandi /WC 2,25 2 5 Rusak
Ringan
5. Tanah Sekolah SMA Negeri 8 Kendari
Status : : Milik Negara
Luas Tanah : : 11.000 m2
LuasBangunan : : 1.296 m2
B. Hasil Penelitian
1. Karaterisik Responden
a. Umur
Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktukeberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupunyang mati. Semisal umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Elvan, 2012).Distribusi responden menurut kelompok umur di sajikan dalamtabel berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Kelas X danXI Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018
Umur (Tahun) Jumlah (n) Persen(%)
15 21 38,2
16 20 36,4
17 14 25,5
Total 55 100,0
Sumber : Data Primer, diolah juni 2018
Tabel 4.1 menunujukkan bahwa distribusi respodenberdasarkan umur responden yang paling banyak adalah umur 15tahun sebanyak 21 orang (38,2%), responden urutan keduaadalah umur 16 tahun sebnayak 20 orang (36,4%) dan respondenyang paling sedikit adalah umur 17 tahun sebanyak (25,5%).
b. Tingkat Kelas
Tingkat kelas adalah salah satu faktor yang mempengaruhiresponden dalam befikir. Semakin tinggi tingkat kelas maka makinmudah menerima sesuatu yang sifatnya baru dan lebih terampilserta lebih dinamis terhadap setiap perubahan (Andriani, 2010).
Distrisbusi responden menurut tingkatan kelas disajikandalam tabel berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Kelas Responden kelas X dan XIdi SMAN 8 Kendari Tahun 2018
Tingkat kelas Jumlah (n) Persen(%)
X 29 52,7
XI 26 47,3
Total 55 100,0
Sumber : Data Primer, diolah Juni 2018
Tabel 4.2 menunujukkan bahwa jumlah responden masing –masing kelas yang paling banyak adalah kelas X sebanyak 29orang (52,7%). Dan yang paling sedikit kelas XI sebanyak 26 orang(47,3%).
2. Analisis Univariat
a. Tingkat Stres
Tingkat stres siswi kelas X dan XI SMAN 8 Kendari dapatdilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Stres KelasX dan XI Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018
Tingkat Stres Jumlah (n) Persen (%)
Normal 2 3,6
Stres ringan 20 36,4
Stres sedang 31 56,4
Stres berat 2 3,6
Stres sangat berat 0 0,0
Total 55 100,0
Sumber : Data Primer, diolah juni 2018
b. Dysmenorrhea Primer
Dysmenorrhea primer siswi kelas X dan XI SMAN 8 Kendaridapatdlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut DysmenorrheaPrimer kelas X dan XI Di SMAN 8 Kendari Tahun2018
DysmenorrheaPrimer
Jumlah (n) Persen (%)
Tidak nyeri 9 16,4
Nyeri ringan 28 52,7
Nyeri sedang 14 25,5
Nyeri berat 3 5,5
Total 55 100,0
Sumber : Data Primer, diolah juni 2018
3. Analisis Bivariat
Hubungan antar variabel penenlitian di analisis denganmenggunakan tabulasi silang (Crosstab) antara variabel independenyakni tingkat stres dengan variabel dependen yakni dismenorreaprimer sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil tabulasi silang antaravariabel independen dan variabel dependen akan disajikan padatabel berikut :
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Stres Dengan KejadianDysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri
Tingkatstress
DysmenorrheaPrimerTotal P
valueTidak
nyeriNyeriringan
Nyerisedang
Nyeri
BeratNyeri TakTerhankan
n % n % n % n % n % n % 0,002
Normal 1 50,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0
Stresringan
8 40,0 11 55,0 1 5,0 0 0,0 0 0,0 20 100,0
Stres 0 0,0 17 54,8 11 35,5 3 9,7 0 0,0 31 100,0
Sumber : Data Primer, diolah juni 2018
Tabel 4.5 diatas menunujukkan bahwa dari 55 responden siswiSMAN 8 kendari yang diteliti, tidak stres sebanyak 2 responden (100,0),stres ringan sebanyak 20 responden (100,0), stres sedang sebanyak 31responden (100,0), stres berat sebanyak 2 responden (100,0) dan stressangat berat 0 responden (0,0). Hasil uji statistik chi – square 0,002berarti bahwa ada hubungan tingkat stres dengan kejadiandysmenorrhea primer.
C. Pembahasan
setelah melakukan penelitian tentang dysmenorrhea primerpada siswi remaja putri kelas X dan kelas XI di SMAN 8 Kendari makavariabel yang diteliti dapat dibahas seperti berikut.
Hasil penelitian dari 55 orang responden remaja putri siswikelas X dan kelas XI SMAN 8 Kendari mempunyai tingkat stres yangberbeda-beda. Berdasarkan nilai tersebut dapat dikatakan bahwabanyak siswi yang mengalami stres sedang.
Hasil penelitian ini didukung olehPriyanti dan Mustikasari(2017)dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antaraHubungan tingkat stress dengan terhadapdysmenorrhea di madrasah aliyah mamba’ul ulum awing-awangmojosari mojokerto.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yangdilakukan olehPriyanti dan Mustikasari(2017)yang menunjukkan adahubungan bermaknaantaraHubungan tingkat stress denganterhadapdysmenorrhea di madrasah aliyah mamba’ul ulum awing-awang mojosari mojokerto.Hasilmenunjukkan bahwa responden yangtidak stres atau normal terdiri dari 18 responden (39,1%) dan mayoritasresponden yang mengalami dysmenorrhea sebanyak 29orangresponden (63,0%).
Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang dapat dibedakan dengandysmneorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.Dysmenorrhea
primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan, terapiyang diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan terapihormonal. Sedangkan dysmrnorrhea sekunder adalah kelainanginekologik seperti salpingitis, endometriosis dan lain – lain sehinggapenanganannya tergantung dari penyebab (Maryanti, Septikasari,2009).
Salah satu penyebab dysmenorrhea adalah faktor psikis.Salah satu faktor psikis tersebut adalah stres (Wijayanti, 2009). Stresdapat mengganggu kerja sistem endokrin. Sistem endokrin tergangguketika endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandinF2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos sehingga dapatmenyebabkan rasa sakit saat menstruasi atau dismenore (Anurogo,2011).
Salah satu faktor yang paling dekat denga remaja putri adalahstres. Stres merupakan salah satu faktor psikologis manusia dimanafaktor ini dapat menyebabkan suplai darah tidak lancar sehingga terjadidefiseinsi oksigen di uterus meningkatkan produksi serta merangsangsekresi prostaglandin (PGs) di uterus (Silvana, 2012).
Stres merupakan suatau respon fisiologis, psikologis danperilaku dari manusia yang mecoba untuk mengadaptasi dan mengaturbaik tekanan internal maupun eksternal. Stres yang berkelanjutan dapatmenyebabkan depresi.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut yang harus dilakukanadalah diharapkan pada pihak guru untuk menigkatkan pendidikan dibidang kesehatan misalnya mengadakan penyuluhan kesehatandengan cara bekerja sama dengan instansi kesehatan serta denganmelakukan pemeriksaan kepada petugas kesehatan (dokter, bidan,perawat) agar dapat memperoleh informasi tentang kesehatan sertamendapatkan pengobatan bila mengalami nyeri haid (dysmenorrhea).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri di SMAN 8
Kendari, dapat disimpulkan bahwa: Tingkat Stres dengan Kejadian
Dysmenorrhea Psrimer siswi kelas X dan XI di SMAN 8 Kendari
menurut tingkat stres ringan 20 responden, stres sedang 31
responden, dan stres berat 2 responden, dan stres sangat berat 0.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih meningkatkan
pendidikan kesehatan misalnya mengadakan penyuluhan
kesehatan dengan cara bekerja sama dengan instansi kesehatan
misalkan petugas puskesmas terdekat.
2. Diharapkan kepada orang tua agar memberikan pengetahuan
tentang nyeri haid agar siswi dapat menyesuaikan nyeri haid yang
dirasakan.
3. Diharapkan kepada remaja putri atau siswi SMAN 8 Kendari
untuk memeriksakan kesehatan kepada petugas kesehatan
(dokter, bidan, perawat) agar dapat memperoleh informasi atau
penyuluhan tentang kesehatan serta mendapatkan pengobatan
bila mengalami nyeri haid.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, M. (2010). Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara
Anurogo, D (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri haid Yogyakarta: ANDI
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. RinikaCipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. RinikaCipta.
Barbara. 2001. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta
Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu
KebidananPoltekkes Kemenkes kendari yang bernama Herlina MP.
Meronda“hubungan tingkat stres dengan kejadian Dysmenorrhea
primer pada remaja putri di SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018”.
Saya mengetahui dan menyadari bahwa informasi yang akan saya
berikan ini bermanfaat bagi saya sendiri, masyarakat dan penelitian.
Kendari ............2018
(.......................................)
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
No. responden :
Nama :
Umur :
Kelas :
A. LEMBAR OBSERVASI INTENSITAS NYERIPada skala ini Tidak nyeri jika: 0, Nyeri Ringan jika: 1-3, Nyeri Sedang
jika: 4-6, Nyeri Berat jika: 7-10. Silahkan responden menunjukkan posisi
garis yang sesuai untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan dengan
melingkari angka pada gambar.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Numerical Rating Scale
Lampiran 3
B. KUESIONER TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMENORE
PRIMER
Pilihlah jawaban apayang anda rasakan atau benar- benar anda alami
pada saat Dismenore dengan cara member tanda ceklist (√) dikolom yang
akan tersedia.
Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42)
Skor :
Normal : 9 - 14
Stress ringan : 15 -18
Stress sedang : 19 – 25
Stres berat : 26 – 33
stres sangat berat : ≥ 34
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah
karena hal- hal sepele
2 Saya merasa bibir saya kering
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan
perasaan positif
4 Saya mengalami kesulitan bernafas
(misalnya : seringkali terengah-engah atau
tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktifitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk
melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa
mau copot).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai
9 Saya menemukan diri saya dalam situasi
yang membuat saya begitu cemas ketika
mereka berakhir
10 Saya merasa tidak ada hal untuk hal yang
dapat diharapkan di masa depan
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa
kesal
12 Saya merasa saya telah meghabiskan
banyak energi untuk merasa cemas
13 Saya merasa sedih dan tertekan
14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak
sabar ketika mengalami penundaan
(misalnya : kemacetan lalu lintas, menunggu
sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pinsan
16 Saya merasa kehilangan minta akan segala
hal
17 Saya merasa tidak berharga sebagi seorang
manusia
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung
19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya
: tangan berkeringat), padahal temperature
tidak panas
20 Say merasa takut tanpa alasan yang jelas
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan
24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari
berbagai hal yang saya lakukan
25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun
saya tidak tidak sehabis melakukan aktifitas
fisik (misalnya : meras dteak jantung
meningkat atau melemah)
26 Saya merasa putus asa dan sedih
27 Saya merasa sangat mudah marah
28 Saya merasa saya hampir panik
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membaut saya kesal
30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh
tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya
lakukan
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal
apapun
32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan
33 Saya sedang merasa gelisah
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga
35 Saya tidak dapat memaklumi hal apa pun
yang menghalangi saya untuk menyelesaikan
hal yang sedang saya lakukan
36 Saya merasa sangat ketakutan
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa
depan
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah
40 Saya merasa khawitir dengan situasi dimana
saya mungkin menjadi panik dan memerlukan
diri sendiri
41 Saya merasa gemetar (misalnya : pada
tangan)
42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan
inisiatif dalam melakukan sesuatu
Sumber : lovibond & lovibond (2003)
Lampiran 5
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEAPRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018
No. NAMA UMUR KELAS TINGKATSTRES
DISMENORRHEAPRIMER
1 A 16 X Ringan nyeri ringan2 A 15 X normal nyeri ringan3 I 15 X Ringan nyeri ringan4 A 15 X Sedang nyeri sedang5 A 15 X Ringan nyeri ringan6 A 15 X Ringan tidak nyeri7 A 15 X Ringan tidak nyeri8 C 16 X Ringan nyeri ringan9 D 16 X Ringan tidak nyeri
10 D 15 X Ringan nyeri ringan11 E 15 X Sedang nyeri ringan12 E 15 X Sedang nyeri sedang13 F 15 X Ringan tidak nyeri14 F 16 X Sedang nyeri sedang15 F 15 X Sedang nyeri ringan16 H 15 X Sedang nyeri sedang17 I 15 X normal tidak nyeri18 I 15 X Ringan tidak nyeri19 I 16 X Ringan nyeri ringan20 I 16 X Ringan nyeri ringan21 J 15 X Ringan nyeri ringan22 K 15 X Ringan nyeri ringan23 K 15 X Ringan tidak nyeri24 L 16 X Ringan tidak nyeri25 M 15 X Ringan tidak nyeri26 M 15 X Ringan nyeri ringan27 M 15 X Berat nyeri sedang
28 M 15 X Berat nyeri sedang29 M 17 X Sedang nyeri berat30 M 16 XI Sedang nyeri ringan31 M 16 XI Sedang nyeri berat32 M 17 XI Sedang nyeri sedang33 M 17 XI Sedang nyeri sedang34 N 16 XI Sedang nyeri ringan35 N 16 XI Sedang nyeri ringan36 P 16 XI Sedang nyeri ringan37 R 16 XI Sedang nyeri ringan38 R 17 XI Sedang nyeri sedang39 R 17 XI Sedang nyeri ringan40 T 17 XI Sedang nyeri ringan41 U 16 XI Sedang nyeri ringan42 S 16 XI Sedang nyeri sedang43 I 16 XI Sedang nyeri ringan44 E 17 XI Sedang nyeri berat45 C 17 XI Sedang nyeri ringan46 G 16 XI Sedang nyeri ringan47 A 17 XI Sedang nyeri sedang48 A 17 XI Sedang nyeri ringan49 I 17 XI Sedang nyeri ringan50 M 16 XI Sedang nyeri ringan51 M 16 XI Sedang nyeri ringan52 P 17 XI Ringan nyeri sedang53 R 17 XI Ringan nyeri ringan54 Y 16 XI Sedang nyeri ringan55 B 17 XI Sedang nyeri sedang
1. Karateristik responden
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
15 21 38,2 38,2 38,2
16 20 36,4 36,4 74,5
17 14 25,5 25,5 100,0
Total 55 100,0 100,0
tingkat kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 29 52,7 52,7 52,7
2 26 47,3 47,3 100,0
Total 55 100,0 100,0
2. Analisis Univariatdysmenorrhea primer
Frequency Percent Valid Percent Cumula
tive
Percent
Valid
tidak nyeri 9 16,4 16,4 16,4
nyeri ringan 29 52,7 52,7 69,1
nyeri sedang 14 25,5 25,5 94,5
nyeri berat 3 5,5 5,5 100,0
Total 55 100,0 100,0
tingkat stress
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Validnormal 2 3,6 3,6 3,6
stres ringan 20 36,4 36,4 40,0
stes sedang 31 56,4 56,4 96,4
stres berat 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0
3. Analisis bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat stres *
dysmenorrhea primer55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
tingkat stres * dysmenorrhea primer Crosstabulation
dysmenorrhea primer Total
tidak
nyeri
nyeri
ringan
nyeri
sedang
nyeri
berat
tingkat
stress
normal
Count 1 1 0 0 2
%
within
tingkat
stres
50,0% 50,0% 0,0% 0,0% 100,0%
stres ringan
Count 8 11 1 0 20
%
within
tingkat
stres
40,0% 55,0% 5,0% 0,0% 100,0%
stres sedang
Count 0 17 11 3 31
%
within
tingkat
stres
0,0% 54,8% 35,5% 9,7% 100,0%
stres berat
Count 0 0 2 0 2
%
within
tingkat
stres
0,0% 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%
Total Count 9 29 14 3 55
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 26,425a 9 ,002
Likelihood Ratio 31,658 9 ,000
Linear-by-Linear
Association18,417 1 ,000
N of Valid Cases 55
a. 11 cells (68,8%) have expected count less than 5. The minimum