Top Banner
i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANJUT USIA DI DUSUN LOWOKJATI KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: Dimas Arsyad Amrillah Noor NIM 205070209111034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2021
108

hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

Apr 02, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 DENGAN

MEKANISME KOPING PADA LANJUT USIA DI DUSUN LOWOKJATI

KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

Dimas Arsyad Amrillah Noor

NIM 205070209111034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021

Page 2: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

ii

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 DENGAN MEKANISME

KOPING PADA LANJUT USIA DI DUSUN LOWOKJATI

KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

Dimas Arsyad Amrillah Noor

NIM 205070209111034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021

Page 3: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 DENGAN MEKANISME

KOPING PADA LANJUT USIA DI DUSUN LOWOKJATI

KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

Dimas Arsyad Amrillah Noor

NIM. 205070209111034

Menyetujui untuk diuji:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yati Sri Haryati, S.Kep., M.Kes Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep

NIP. 197710052002122002 NIK. 2016098806052001

Page 4: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

iv

Page 5: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dimas Arsyad Amrillah Noor

NIM : 205070209111034

Program Sudi : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran Universitas Brawijaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis

ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 31 Desember 2021 Yang membuat pernyataan

Dimas Arsyad Amrillah Noor

NIM. 205070209111034

Page 6: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 Dengan Mekanisme Koping Pada

Lanjut Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang”.

Ketertarikan penulis akan topik ini didasari oleh pentingnya Tingkat

Pengetahuan Covid-19 di masa pandemi Dengan Mekanisme Koping Pada Lanjut

Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Penelitian ini

bertujuan membuktikan bahwa tingkat pengetahuan tentang Covid-19 memiliki

hubungan dengan mekanisme koping pada lanjut usia di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Yati Sri Haryati, S.Kep., M.Kes sebagai pembimbing pertama yang telah

memberikan bantuan reagens, yang dengan sabar membimbing untuk bisa

menulis dengan baik, dan senantiasa memberi semangat, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep sebagai pembimbing kedua yang dengan

sabar telah membimbing penulisan dan analisis data, dan senantiasa

memberi semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Dr. Asti Melani Astari, S.Kp., M.Kep, Sp. Mat sebagai penguji yang telah

menyempatkan waktu dan memberikan saran serta masukan terhadap dalam

Tugas Akhir saya.

4. Dr. dr. Wisnu Berlianto, M.Si., Med., SpA(K), dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya yang telah memberikan penulis kesempatan menuntut

ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

5. Dr. Yati Sri Hayati, S.Kp., M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah membimbing penulis menuntut ilmu di Program Studi

Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

6. Kepala Desa Baturetno, yang telah membantu dalam hal perizinan dan

pelaksanaan pengambilan data dalam Tugas Akhir saya.

Page 7: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

vii

7. Kepala Dusun Lowokjati yang telah memberikan izin pelaksanaan

pengambilan data dalam Tugas Akhir saya

8. Responden yang telah bersedia menjawab pertanyaan kuesioner dengan baik

dalam Tugas Akhir saya.

9. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir FKUB, yang telah membantu

melancarkan urusan administrasi, sehingga penulis dapat melaksanakan

Tugas Akhir dengan lancar.

10. Keluarga atas segala pengertian, dukungan dan kasih sayangnya.

11. Teman-temanku atas konsultasi, saran, dan masukannya.

12. Semua pihak yang sudah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang

membangun.

Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Malang, 31 Desember 2020

Penulis

Page 8: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

viii

ABSTRAK

Arsyad, Dimas. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping Lanjut Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Dr. Yati Sri Haryati, S.Kep., M.Kes (2) Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep.

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak sekali dampak bagi masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lansia merupakan kelompok yang termasuk dalam kategori rentan tertular infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh “proses penuaan yang berdampak pada penurunan daya tahan fisik dan penurunan kemampuan psikologis lansia salah satunya yaitu mekanisme koping. Berdasarkan dari beberapa sumber menyatakan bahwa mekanisme koping dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan Covid-19 dengan mekanisme koping pada lansia. Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuantitatif dan dilakukan dengan metode deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 114 lansia berdasarkan kriteria inklusi dan esklusi. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner tingkat pengetahuan Covid-19 dan mekanisme koping. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman rho (p<0,05). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa korelasi tidak searah dan hubungan antar dua variabel sangat lemah dengan nilai (p=0,109 dan r=-0,151). Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan covid-19 dengan mekanisme koping pada lansia. Pada era pandemi Covid-19 diharapkan perawat tidak hanya berfokus pada keluhan fisik namun juga” memperhatikan kondisi psikologis dari lansia. Kata kunci: Covid-19, tingkat pengetahuan, mekanisme koping lansia

Page 9: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

ix

ABSTRACT

Arsyad, Dimas. 2021. The Relationship between Covid-19 Knowledge Levels and

Coping Mechanisms for the Elderly in Lowokjati Hamlet, Singosari District, Malang Regency. Final Project, Nursing Science Study

Program, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya. Advisor: (1) Dr. Yati Sri Haryati, S.Kep., M.Kes (2) Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep.

The COVID-19 pandemic has had an unprecedented impact on society.

The elderly are a group that is included in the category of being vulnerable to contracting Covid-19 infections caused by the "aging process which has an impact on decreasing physical endurance and decreasing psychological abilities of the elderly, one of which is coping mechanisms. Based on several sources stated that the coping mechanism can be influenced by the level of knowledge. The purpose of this study was to analyze whether there was a relationship between the level of knowledge of Covid-19 and coping mechanisms in the elderly. The type of research carried out in this research is quantitative and is carried out using a correlational analytical descriptive method with a cross-sectional approach. The sample in this study amounted to 114 elderly people based on inclusion and exclusion criteria. The instruments used are in the form of a Covid-19 knowledge level questionnaire and coping mechanisms. Analysis of the data in this study using the Spearman rho test (p <0.05). The results showed that the correlation was not unidirectional and the relationship between the two variables was very weak with values (p=0.109 and r=-0.151). Based on the results and discussion of the research that has been carried out, it can be concluded that there is no relationship between the level of knowledge of COVID-19 and coping mechanisms in the elderly. In the era of the Covid-19 pandemic, nurses are expected to not only focus on physical complaints but also pay attention to the psychological condition of the elderly Keywords: Covid-19, level of knowledge, coping mechanisms of the elderly

Page 10: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

x

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 1 1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 6 1.3 TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 6 1.4 MANFAAT PENELITIAN ................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8 2.1 Covid-19 .......................................................................................... 8

2.1.1 Definisi ................................................................................... 8 2.1.2 Epidemiologi .......................................................................... 8 2.1.3 Patofisiologi ........................................................................... 9 2.1.4 Tanda dan Gejala ................................................................... 10 2.1.5 Faktor Resiko Covid-19 ......................................................... 11 2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 12 2.1.7 Penegakan Diagnosis ........................................................... 14

2.2 Mekanisme Koping ......................................................................... 16 2.2.1 Definisi ................................................................................... 16 2.2.2 Unsur Koping ......................................................................... 17 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Mekanisme koping ................. 17 2.2.4 Karakteristik mekanisme koping .......................................... 19 2.2.5 Bentuk mekanisme koping ................................................... 20 2.2.6 Indikator Penilaian Mekanisme Koping ............................... 22

2.3 Konsep Pengetahuan ..................................................................... 24 2.3.1 Definisi ................................................................................... 24 2.3.2 Ranah pengetahuan .............................................................. 24 2.3.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........................... 25 2.3.4 Pengukuran pengetahuan ..................................................... 27

2.4 Lansia .............................................................................................. 28 2.4.1 Definisi ................................................................................... 28 2.4.2 Klasifikasi lansia ................................................................... 28 2.4.3 Karakteristik lansia ................................................................ 29 2.4.4 Perubahan pada lansia ......................................................... 30

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................. 32 3.1 Kerangka konsep .......................................................................... 32

Page 11: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

xi

3.2 Hipotesis penelitian ...................................................................... 33 BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................... 34

4.1 Rancangan penelitian ................................................................... 34 4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 34

4.2.1 Populasi ................................................................................. 34 4.2.2 Sampel .................................................................................... 34 4.2.3 Sampling ................................................................................ 36 4.2.4 Kriteria inklusi ........................................................................ 36 4.2.5 Kriteria Esklusi ...................................................................... 36

4.3 Variabel penelitian ........................................................................ 36 4.3.1 Variabel dependen ................................................................. 36 4.3.2 Variabel independen .............................................................. 37

4.4 Lokasi dan waktu penelitian ......................................................... 37 4.5 Instrumen penelitian ..................................................................... 37 4.6 Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................... 39

4.6.1 Uji Validitas ............................................................................ 39 4.6.2 Uji Reabilitas .......................................................................... 39

4.7 Definisi operasional ...................................................................... 41 4.8 Pengumpulan data ........................................................................ 43

4.8.1 Sumber data ........................................................................... 43 4.8.2 Teknik pengumpulan data ..................................................... 43 4.8.3 Pengolahan data .................................................................... 45

4.9 Analisa data ................................................................................... 48 4.9.1 Analisa Univariat ................................................................... 48 4.9.2 Analisa Bivariat ...................................................................... 48

4.10 Etika penelitian ............................................................................ 50 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................................... 51

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 51 5.2 Data Umum .................................................................................... 51

5.2.1 Karakteristik Responden ....................................................... 52 5.3 Data Khusus .................................................................................. 54

5.3.1 Variabel Penelitian ................................................................. 54 5.3.1.1 Tingkat pengetahuan Covid-19 ................................. 54 5.3.1.2 Mekanisme koping lansia .......................................... 55

5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping Lanjut Usia ................................................... 55

BAB 6 PEMBAHASAN ............................................................................... 57 6.1 Tingkat Pengetahuan tentang Covid-19 pada Lansia ................. 57 6.2 Mekanisme Koping pada Lansia .................................................. 59 6.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme

Koping Lanjut Usia ....................................................................... 64 6.4 Keterbatasan penelitian ................................................................ 65

BAB 7 PENUTUP ........................................................................................ 66 7.1 Kesimpulan .................................................................................... 66 7.2 Saran .............................................................................................. 66 Daftar pustaka ..................................................................................... 68 Lampiran .............................................................................................. 72

Page 12: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik ................................................ 72

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 73

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 77

Lampiran 4. Penjelasan Penelitian ............................................................... 78

Lampiran 5. Informed Consent ..................................................................... 81

Lampiran 6. Lembar Kuesioner Mekanisme Koping ..................................... 82

Lampiran 7. Lembar Kuesioner Pengetahuan Covid-19 ............................... 84

Lampiran 8. Lembar Konsultasi ................................................................... 85

Lampiran 9. Tabulasi Data Demografi .......................................................... 88

Lampiran 10. Hasil Analisa Data .................................................................. 93

Lampiran 11. Uji Validitas Reabilitas ............................................................ 93

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 95

Lampiran 13. Riwayat Hidup Peneliti ........................................................... 96

Page 13: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................. 38

Page 14: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 44

Tabel 4.2 Panduan interpretasi hasil uji korelatif .......................................... 55

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................... 52

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik usia di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ..................................... 52

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir di

Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang .......... 53

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ...................... 53

Tabel 5.5 Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang (n=114) ....... 54

Tabel 5.6 Gambaran Mekanisme Koping Lansia tentang Covid-19 di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang (n=114) ....... 55

Tabel 5.7 Hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan mekanisme koping

pada lansia di dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten

Malang (n=114) ............................................................................ 55

Page 15: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

xv

DAFTAR SINGKATAN

ACE2 : Angiotensin Converting Enzyme 2

COVID-19 : Corona Virus Disase 19

CT-SCAN : Computerized Tomography

DINKES : Dinas Kesehatan

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

MERS : Middle East respiratory syndrome

PCR : Polymerase Chain Reaction

PDPI : Persatuan Dokter Paru Indonesia

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SD : Sekkolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Kebawah

SMA : Sekolah Menengah Atas

TB : Tuberculosis

USG : Ultrasonografi

WHO : World Health Organization

Page 16: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana informasi yang diperoleh dari World Health Organization

(WHO), terdapat pneumonia yang serangannya terhadap masyarakat di wilayah

Wuhan dimana hal tersebut penyebabnya belum diidentifikasi, dan kejadiannya di

akhir tahun 2019, dan selanjutnya diperoleh pengetahuan bahwasanya hal ini

akibat dari serangan “Coronavirus yang disebut novel coronavirus” (WHO, 2019).

Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah termasuk ke dalam penyakit yang bisa

ditularkan pada individu dimana penyebabnya ialah “virus SARS-CoV-2”,

kebanyakan “orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 ini akan mengalami

penyakit pernapasan ringan, sedang hingga berat. Orang yang lebih tua dan

mereka yang memiliki komorbid atau faktor pemberat seperti penyakit

kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, atau kanker lebih

memungkinan terjadi perburukan kondisi yang serius (WHO, 2019). Lansia

merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan virus Covid-19 dan memiliki

resiko kematian yang cukup tinggi, hal tersebut disebabkan oleh proses penuaan

yang berdampak pada penurunan daya tahan fisik dan” penurunan kemampuan

psikologis lansia (Indarwati, 2020).

Seajuh ini banyak lansia yang belum mengetahui upaya preventif yang di

lakukan oleh pemerintah karena kurangnya informasi dan banyak lansia yang

memiliki pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan lansia juga rendah

terutama lansia yang tinggal di pedesaan (He, 2016).

Data dari WHO (2020) menunjukkan bahwa pada individu yang telah lanjut

usia yang terjangkit virus ini akan berakibat fatal yang mana pada akhirnya akan

Page 17: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

2

mengakibatkan terjadinya infeksi yang berat atau bahkan bisa menyebabkan

hilangnya nyawa dari individu tersebut. “Di Tiongkok jumlah kematian pada

populasi usia 60-69 tahun sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan

pada usia lebih dari 80 tahun sebanyak 14.8% (Janah, 2021). Di Indonesia, angka

mortalitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia yaitu pada populasi

usia 45- 54 tahun adalah 8%, 55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas 22%

(Indarwati, 2020). Berdasarkan data per 3 Juni 2021, dari total 155.505 orang

terkonfirmasi positif Covid di Jawa Timur, terdapat 26.162 orang lansia atau

sebesar 16,8 persen yang terpapar Covid-19. Jumlah kematian Covid lansia

sebesar 5.131 atau 44,47% dari total angka kematian di Jatim akibat Covid-19

yang berjumlah 11.478 orang (Jatim Newsroom, 2021). Data dari Satgas Covid-

19 Kabupaten Malang per tanggal 17 September” terdapat 14045 kasus dengan

proporsi usia 20-44 tahun sebanyak 43.1% dan usia diatas 55 tahun sebanyak

25.3%. Di Kecamatan Singosari tercatat kasus terkonfirmasi per tanggal 3

September 2021 sebanyak 1724 orang, sembuh 1601 orang dan 81 orang

meninggal dunia (Dinkes Kab Malang, 2021).

Seorang individu yang telah lanjut usia akan menjalani rangkaian penuaan

dimana hal ini diketahui dengan menurunnya daya ketahannya secara fisik yang

mengakibatkan ia memiliki kerentanan yang cukup tinggi dalam terkenanya suatu

penyakit (Festy, 2018). “Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia antara lain

penurunan sistem tubuh seperti sistem saraf, perut, limpa dan hati, penurunan

kemampuan panca indera seperti pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan

perasa serta penurunan kemampuan motorik seperti kekuatan dan kecepatan,

selain berdampak pada kondisi fisik lansia, proses penuaan juga berdampak pada

kondisi psikologisnya (Festy, 2018). Kualitas fisik dan sistem kekebalan tubuh

Page 18: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

3

yang lemah serta memiliki penyakit kronis akan semakin memperberat kondisi

sakit dan mengakibatkan menurunnya kemampuan psikologis pada lansia”

(Janah, 2021).

Hasil studi Qiu et al., (2020) menyatakan bahwasanya berbagai informasi

terkait dengan covid ini bukanlah suatu hal yang benar, dimana yang paling

utamanya terkait dengan banyaknya jumlah kematian bagi individu yang telah

lansia dan berakibat tidak baik bagi psikologisnya. “Dampak psikologis dari

masalah kesehatan terkait penyakit kronis maupun wabah penyakit menular

dipengaruhi oleh perilaku koping yang digunakan oleh individu untuk beradaptasi

lebih baik dan mengurangi dampak kesehatan serta gangguan mental, perilaku

koping terkait pandemic COVID-19 menjadi penting karena berhubungan dengan

peningkatan beban psikologis (Petros et al., 2020). Mekanisme koping adalah

cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi

perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengacam baik secara kognitif

maupun perilaku (Kartikasari & Lestari, 2018). Mekanisme koping atau disebut

juga perilaku adaptasi psikologis, terbagi atas dua macam yaitu perilaku konstruktif

(adaptif), dan perilaku destruktif (maladaptif). Perilaku adaptif membantu individu

menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik yang dialami seseorang,

Sedangkan perilaku maladaptive dapat mempengaruhi orientasi realitas,

kemampuan pemecahan masalah, kepribadian, dan situasi yang sangat berat

(Nafiah et al., 2015). Lanjut usia merupakan kelompok yang paling rentan terkena

dampak penyakit Covid19. Data dari WHO menunjukkan lansia lebih banyak

mengalami infeksi virus corona yang berdampak infeksi berat dan kematian

dibandingkan” kelompok usia remaja dan dewasa (Janah, 2021). Dampaknya bisa

sangat sulit bagi orang tua yang mungkin mengalami gangguan kognitif atau

Page 19: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

4

demensia, beberapa orang tua mungkin sudah terisolasi secara sosial dan

mengalami kesepian, yang dapat memperburuk kesehatan mental (Javadi &

Nateghi, 2020).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme koping

seseorang dan salah satunya adalah pengetahuan tentang penyakit (Suyanta &

Ekowarni, 2013). “Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (No & Mona, 2020). Informasi atau

pengetahuan merupakan salah satu sumber daya koping yang berfungsi

mengontrol situasi dan mengurangi rasa takut terhadap masalah yang muncul

serta membantu seseorang untuk dapat menilai stresssor dengan lebih baik

(Asnayanti dkk., 2013). Selain itu, pengetahuan mempunyai peran penting untuk

mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Terbentuknya suatu

perilaku pada lansia dimulai pada pengetahuan kognitif yang artinya dapat

mengetahui terlebih dahulu terhadap materi” (Kustantya, 2013).

Lebih lanjut, sebagaimana yang disampaikan Notoatmodjo (2012)

bahwasanya rendahnya tingkat pendidikan seorang individu akan mengahalngi

pertumbuhan sikap serta pemahaman dari individu tersebut serta memiliki

kecenderungan kesulitan dalam melakukan pemahaman atas upaya yang dapat

dilakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. “Pemahaman yang kurang

menyebabkan seseorang akan sulit menginterprestasikan suatu objek dan materi

yang kemudian akan mempengaruhi tingkat perilaku sehingga berpendidikan

rendah lebih cenderung memicu terjadinya stres (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan kesehatan yang baik dapat membantu seseorang untuk memahami

bagaimana pola kehidupan yang sehat dengan cara mengetahui dan memahami

cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit,

Page 20: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

5

pengetahuan yang mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan”

(Nugraheni dkk., 2018).

Kajian yang dilakukan oleh Istiarini (2014) menunjukkan bahwa terdapat

“hubungan antara tingkat pengetahuan tentang retradasi mental dengan

mekanisme koping pada orang tua anak penyandang retradasi mental. Hasil

penelitian Ramadhan dkk (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan mekanisme koping penderita TB Paru di wilayah

kerja Puskesmas Guntung Payung dan Puskesmas Banjarbaru. Pendapat yang

berbeda dinyatakan oleh Kristamuliana & Simak (2020) pada penelitian tentang

Tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia tentang covid-19 cenderung baik,

strategi koping yang digunakan cenderung berfokus emosi dan tidak ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dan strategi koping yang digunakan oleh

masyarakat dalam menghadapi pandemic covid-19 di Indonesia. Penelitian yang

dilakukan oleh Simbar (2015) juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan

pengetahuan remaja putri tentang Dhysminorea dengan mekanisme koping.

Penelitian tentang tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 dengan

mekanisme koping masih belum ada yang melakukan penelitian. Berdasarkan

latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan melihat hasil dari beberapa

penelitian yang telah dilakukan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

adakah hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan” mekanisme koping pada

lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari.

Page 21: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

6

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan mekanisme

koping pada lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan mekanisme

koping pada lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia di

Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari.

2. Mengidentifikasi mekanisme koping pada lansia di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari.

3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan Covid-19 dengan

mekanisme koping pada lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan

Singosari

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ilmu

pendidikan kesehatan di masyarakat khususnya tentang faktor pengetahuan

yang berhubungan dengan mekanisme koping pada lansia.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi responden

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki mekanisme koping

terutama pada lansia melalui faktor pengetahuan

Page 22: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

7

2. Tempat penelitian

Membantu masyarakat terutama lansia memperbaiki mekanisme koping

mengenai Covid-19

Page 23: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

8

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Covid-19

2.1.1 Definisi

Virus SARS-CoV-2 adalah jenis termuda dari 7 virus corona yang bisa

menginfeksi manusia. Covid-19 dideklarasikan sebagai pandemik oleh WHO pada

tanggal 12 Maret 2020. Hal ini membuat Covid-19 menjadi perhatian utama dunia.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengungkap agen penyebab Covid-19

serta patogenesis dan manifestasi klinis pada pasien Covid-19 (PDPI, 2020).

Coronavirus termasuk virus yang menyerang saluran pernapasan. Virus yang

berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan akan menggunakan sel

epitel dan mukosa saluran napas sebagai target awal dan menyebabkan infeksi

pada saluran pernapasan atau kerusakan organ (Susilo dkk., 2020).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan

bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan sebuah virus

dinamakan Sars-CoV-2 yang menyerang saluran pernafasan. Virus corona adalah

zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia), namun berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan menyatakan hewan yang menjadi sumber penularan COVID-

19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

2.1.2 Epidemiologi

Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di

China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari

2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar,

kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh China (Wu &

Page 24: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

9

McGoogan, 2020). COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2

Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang

terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas

COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia

Tenggara (Tulandi et al., 2021).

2.1.3 Patofisiologis

Kebanyakan Corona virus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.

Corona virus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan

kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,

kuda, kucing dan ayam. Corona virus disebut dengan virus zoonotic yaitu virus

yang di transmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat

membawa pathogen dan bertindak sebagai vector untuk penyakit menular

tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa

ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber

utama untuk kejadian Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle

East respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus atau Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, hasil

anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan SARS. Pada kasus Covid-19,

trenggiling diduga sebagai perantaranya karena genomnya mirip dengan

coronavirus pada kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV2 (91%).Coronavirus disease

2019 Covid-19 atau yang sebelumnya disebut SARS-CoV2. Covid-19 pada

manusia menyerang saluran pernapasan khususnya pada sel yang melapisi

alveoli. Covid-19 mempunyai glikoprotein pada enveloped spike atau protein S.

Untuk dapat meninfeksi “manusia” protein S virus akan berikatan dengan reseptor

ACE2 pada plasma membrane sel tubuh manusia. Di dalam sel, virus ini akan

Page 25: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

10

menduplikasi materi genetik dan protein yang dibutuhkan dan akan membentuk

virion baru di permukaan sel. Sama halnya SARS-CoV setelah masuk ke dalam

sel selanjutnya virus ini akan mengeluarkan genom RNA ke dalam sitoplasma dan

golgi sel kemudian akan ditranslasikan membentuk dua lipoprotein dan protein

struktural untuk dapat bereplikasi (Zhang et al., 2020).

2.1.4 Tanda dan Gejala

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 C), batuk dan kesulitan

bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia,

gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari

pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara

cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit

dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari.

Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan

demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil

dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul

jika terinfeksi (PDPI, 2020).

Gejala umum di awal penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia,

batuk kering. Serta beberapa organ yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak

napas, sakit tenggorokan, hemoptisis atau batuk darah, nyeri dada),

gastrointestinal (diare, mual, muntah), neurologis (kebingungan dan sakit kepala)

(Huang, 2020). Namun tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah demam (83-

98%), batuk (76-82%), dan sesak napas atau dyspnea (31-55%) (Wu &

McGoogan, 2020).

Page 26: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

11

2.1.5 Faktor Resiko Covid-19

Faktor risiko terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti

umur, jenis kelamin, ras, suku, genetik termasuk adanya kasus pneumonia yang

serius yang sebelumnya belum teridentifikasi etiologinya. Sedangkan faktor yang

dapat diubah yaitu perilaku tidak sehat sehingga menyebabkan penyakit komorbid

seperti hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskuler, penyakit paru (Hidayani,

2020).

Laki-laki perokok aktif adalah faktor risiko dari infeksi Covid-19. Begitu pula

dengan pasien yang sudah ada penyakit bawaan seperti diabetes mellitus,

hipertensi, dan penyakit kardiovaskular (perokok, diabetes mellitus, serta

hipertensi) terdapat peningkatan pada reseptor ACE2. Pasien lanjut usia yang

memiliki komorbiditas seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, penyakit ginjal

kronis, dan diabetes mellitus memiliki faktor risiko lebih besar terkena SARS-CoV-

2. Pengguna (ARB) angiotensin receptor blocker berisiko tinggi terkena Covid-19.

Pasien dengan kanker lebih rentan terhadap infeksi daripada orang yang tidak

memiliki kanker (Cai, 2020).

Pasien kanker dan penyakit hati kronik lebih rentan terhadap infeksi SARS-

CoV-2. Kanker diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif, sitokin yang

berlebihan, supresi induksi agen proinflamasi, dan gangguan maturasi sel

dendritik.Pasien dengan sirosis atau penyakit hati kronik juga mengalami

penurunan respons imun, sehingga lebih mudah terjangkit COVID-19, dan dapat

mengalami luaran yang lebih buruk (Namagiri, 2020).

Page 27: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

12

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (PDPI, 2020):

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada

pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi

subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass.

2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah

1) Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan

orofaring)

2) Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila

menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal

3. Bronkoskopi

4. Pungsi pleura sesuai kondisi

5. Pemeriksaan kimia darah

6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas

(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah. Kultur darah untuk

bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan

menunda terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah)

7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).

Pemeriksaan Diagnostik untuk SARS-CoV-2 antara lain:

1. Pemeriksaan Antigen-Antibodi

Beberapa perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan mengklaim telah

mengembangkan uji serologi untuk SARS-CoV-2, namun hingga saat ini

belum banyak artikel hasil penelitian alat uji serologi yang dipublikasi. Salah

satu kesulitan utama dalam melakukan uji diagnostik tes cepat yang sahih

adalah memastikan negatif palsu, karena angka deteksi virus pada rRT-

Page 28: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

13

PCR sebagai baku emas tidak ideal. Selain itu, perlu mempertimbangkan

onset paparan dan durasi gejala sebelum memutuskan pemeriksaan

serologi. IgM dan IgA dilaporkan terdeteksi mulai hari 3-6 setelah onset

gejala, sementara IgG mulai hari 10-18 setelah onset gejala (Wölfel et al.,

2020). Pemeriksaan jenis ini tidak direkomendasikan WHO sebagai dasar

diagnosis utama. Pasien negatif serologi masih perlu observasi dan

diperiksa ulang bila dianggap ada faktor risiko tertular (WHO, 2020).

2. Pemeriksaan Virologi

Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asam

nukleat dengan real-time reversetranscription polymerase chain reaction

(rRTPCR) dan dengan sequencing. Sampel dikatakan positif (konfirmasi

SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada minimal dua target genom (N, E,

S, atau RdRP) yang spesifik SARSCoV-2; ATAU rRT-PCR positif

betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau seluruh

genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2 (WHO, 2020).

3. Pengambilan Spesimen

WHO merekomendasikan pengambilan spesimen pada dua lokasi, yaitu

dari saluran napas atas (swab nasofaring atau orofaring) atau saluran

napas bawah sputum, bronchoalveolar lavage (BAL), atau aspirat

endotrakeal (WHO, 2020). Sampel diambil selama 2 hari berturut turut

untuk PDP dan ODP, boleh diambil sampel tambahan bila ada perburukan

klinis. Pada kontak erat risiko tinggi, sampel diambil pada hari 1 dan hari

14 (Kemenkes, 2016)

Page 29: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

14

4. Bronkoskopi

Bronkoskopi untuk mendapatkan sampel BAL merupakan metode

pengambilan sampel dengan tingkat deteksi paling baik. Induksi sputum

juga mampu meningkatkan deteksi virus pada pasien yang negatif SARS-

CoV-2 melalui swab nasofaring/orofaring. Namun, tindakan ini tidak

direkomendasikan rutin karena risiko aerosolisasi virus (Wang et al., 2020).

2.1.7 Penegakan Diagnosis

Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama:

demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak

(PDPI, 2020).

a) Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek/possible

1. Seseorang yang mengalami:

1) Demam (≥38 C) atau riwayat demam

2) Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan

3) Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau

gambaran radiologis. (pada pasien immunocompromised

presentasi kemungkinan atipikal) dan disertai minimal satu kondisi

sebagai berikut :

4) Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara yang

terjangkit* dalam 14 hari sebelum timbul gejala

5) Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah

merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang

tidak diketahui penyebab / etiologi penyakitnya, tanpa

memperhatikan riwayat bepergian atau tempat tinggal.

Page 30: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

15

2. Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai

berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:

1) Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable

COVID-19, atau

2) Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah

teridentifikasi), atau

3) bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan

kasus terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok

atau wilayah/negara yang terjangkit.

4) Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu

≥380C) atau riwayat demam.

b) Orang dalam Pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa

pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau

wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat

paparan diantaranya:

1) Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19

2) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan

dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau

wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan

penyakit)

3) Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular

sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang

terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit

Page 31: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

16

c) Kasus Probable

Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi

inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil

konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.

d) Kasus terkonfirmasi

Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi Covid-19.

2.2 Mekanisme Koping

2.2.1 Definisi

Mekanisme koping merupakan cara mengatasi stress dan kecemasan

dengan memperdayakan diri. Individu biasanya menghadapi kecemasan

menggunakan mekanisme koping yang berfokus pada masalah, mekanisme

koping yang berfokus pada kognitif dan mekanisme koping yang berfokus pada

emosi. Lazarus dan Folkman mengatakan bahwa coping merupakan suatu proses

dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-

tuntutan dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi

stress full (situasi penuh tekanan) (Kurniawan, 2017). Mekanisme koping adalah

cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi

perubahan yang terjadi, dan situsi yang mengacam baik secara kognitif maupun

perilaku (Kartikasari & Lestari, 2018).

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka

dapat disimpulkan bahwa Coping merupakan suatu usaha yang dilakukan

seseorang ketika menghadapi suatu permasalahan, baik usaha dalam bentuk

positif maupun negatif yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi

ancaman-ancaman yang dialami baik internal maupun eksternal.

Page 32: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

17

2.2.2 Unsur Koping

Menurut Smet Berg (1994) dalam KURNIAWAN (2017) Coping dapat dibagi

menjadi tiga unsur, yaitu:

a. Coping respond, adalah perilaku kognitif atau fisik yang terjadi sebagai

respon terhadap stressor yang dipersepsikan atau diarahkan untuk

mengubah kejadian yang menyebabkan stres.

b. Coping goal, adalah tujuan yang ingin dicapai untuk menghilangkan atau

mengurangi tingkat suatu stressor dan dapat mengubah suatu stressor.

c. Coping out come, adalah konsekuensi langsung dari respon koping, baik

itu yang positif maupun negatif.

Maka dapat dikatakan bahwa unsur koping merupakan respon terhadap

masalah yang ada dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi stres guna

untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Mekanisme Koping

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Mekanisme Koping, yaitu

(Suyanta & Ekowarni, 2013):

1) Kurangnya Pengetahuan mengenai Penyakit

Kurangnya pemahaman subjek terhadap penyakitnya melahirkan berbagai

respon emosi dan mekanisme koping yang berbeda Mekanisme koping

yang dilakukan subjek juga menunjukkan dinamika yang bervariasi

disebabkan oleh pemahaman yang rendah mengenai sakit yang dialami

yang meliputi menjalani terapi secara inkonsisten, mengemukakan alasan

yang bisa diterima (rasionalisasi), menekan keinginan (represi), memilih

diam, penyangkalan, dan pasrah.

Page 33: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

18

2) Jenis Penyakit dan Pengalaman Sakit sebelumnya

Jenis penyakit dan pengalaman sakit subjek sebelumnya menjadi faktor

yang berpengaruh bagi munculnya respon emosi dan mekanisme koping

yang dilakukan Jenis penyakit yang dialami juga akan menentukan respon

yang berbeda berkenaan dengan emosi dan mekanisme kopingnya.

3) Kebutuhan atau Keinginan

Dorongan keinginan dan pikiran-pikiran yang dialami subjek ketika sakit,

khususnya yang berkaitan dengan faktor internal seperti keinginan bisa

melihat cucu tumbuh besar, keinginan untuk tetap aktif dan produktif guna

mencukupi kebutuhan ekonomi, pikiran bahwa anakanak masih butuh

pendampingan, dan perasaan akan amal baik yang masih kurang, menjadi

faktor yang juga berpengaruh bagi pengalaman emosi lansia

4) Dukungan Keluarga

Faktor dukungan keluarga menjadi faktor penting yang turut memberikan

kontribusi bagi respon emosi dan mekanisme koping subjek ketika sakit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kelen et al., (2016) beberapa factor

yang dapat mempengaruhi mekanisme koping lansia, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan, keterampilan yang cukup dapat membantu individu dalam

mencari alternatif yang realitas dan rasional dalam pemecahan masalah

sehingga penyelesaian masalah dapat teratasi dengan kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki

2) Usia

Hubungan antara sistem sosial dengan individu bertahan stabil pada saat

individu bergerak dari usia pertengahan menuju usia tua

Page 34: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

19

3) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat pertama bagi seseorang, dan seseorang dapat

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada

sifat lingkungan dan individu itu sendiri.

4) Motivasi dan dukungan sosial

Motivasi ini meliputi dukungan menemukan kebutuhan informasi dan

psikologis pada diri individu yang diberikan oleh anggota keluarga, saudara

dan lingkungan sekitar.

5) Status Ekonomi

Seseorang dengan status sosial ekonomi rendah akan menampilkan

coping yang kurang aktif, kurang realistis, dan lebih fatal atau menampilkan

respon menolak, dibandingkan dengan seseorang yang status ekonominya

lebih tinggi

2.2.4 Karakteristik Mekanisme Koping

Menurut Stuart (2013) pada penelitian (Fangidae, 2020) rentang respon

mekanisme koping dapat digambarkan berurutan dari Adaptif, Kurang Adaptif dan

Mal Adaptif:

1) Adaptif jika memenuhi criteria sebagai berikut:

a. Masih mampu mengontrol emosi pada dirinya

b. Memiliki kewaspadaan yang tinggi, lebih perhatian pada masalah

c. Memiliki presepsi yang luas

d. Dapat menerima dukungan dari orang lain

2) Kurang adaptif jika memenuhi criteria sebagai berikut:

a. Memiliki perasaan yang takut terhadap apa yang terjadi pada dirinya

b. Memiliki perasaan malu terhadap keadaan paa dirinya sendiri

Page 35: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

20

c. Memiliki pemikiran yang tidak adekuat

3) Maladaptif jika memenuhi criteria sebagai berikut:

a. Tidak mampu berfikir apa-apa atau disorientasi

b. Tidak mampu menyelesaikan masalah

c. Perilakunya cenderung merusak

Mekanisme koping berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi dua yaitu

mekanisme koping adaptif dan maladaptif (Ramadhan dkk., 2013)

1) Mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang mendukung

fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya

adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,

teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.

2) Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme koping yang

menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan

otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan

berlebihan atau mungkin tidak makan sama sekali, bekerja berlebihan,

menghindar.

2.2.5 Bentuk Mekanisme Koping

Coping bukan sekedar pertanyaan untuk mengetahui apa yang dilakukan

pada saat stres tetapi lebih mengimplikasikan sebuah penggunaan keterampilan

kognitif, sosial dan behavioral secara fleksibel untuk mengatasi situasi-situasi yang

mengambang, sulit diprediksikan atau yang penuh tekanan. Berdasarkan fungsi

ini Lazarus membagi coping dalam 3 kategori besar yaitu problem focused coping,

emotion focused coping dan maladaptive coping (Kurniawan, 2017).

Page 36: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

21

1. Problem Focused Coping (koping berfokus pada masalah)

Koping berfokus pada masalah adalah upaya untuk mengatasi stres

langsung pada sumber stres, baik dengan mengubah masalah yang

dihadapi, mempertahankan tingkah laku ataupun mengubah kondisi

lingkungan. Cooper membagi dalam dua bentuk, yaitu tingkah laku dan

kognitif. Pada koping berfokus pada masalah, bentuk tingkah lakunya

berupa upaya untuk mengontrol situasi yang tidak menyenangkan dan

memecahkan permasalahan.

Sementara bentuk kognitif dari jenis k oping ini adalah upaya yang

ditujukan untuk mengubah cara untuk mempersepsikan dan

menginterprestasi situasi, misalnya mengevaluasi ulang situasi atau

menyusun kembali penilaian situasi. Strategi koping berfokus pada

masalah ini muncul apabila individu merasa bahwa sesuatu yang

konstruktif bisa dilakukan untuk mengatasi stress.

2. Emotion focused coping (koping berfokus pada emosi)

Jenis koping ini bertujuan untuk meredakan atau mengatur tekanan

emosional atau mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi.

Bentuk tingkah laku dari jenis coping ini misalnya berupaya untuk mencari

dukungan sosial atau tambahan informasi. Sementara bentuk kognitifnya

adalah berupaya mengatasi emosi yang timbul pada tingkat kognitif.

3. Maladaptive coping

Mc Crae dan Costa memandang jenis koping ini adalah tidak efektif.

Adapun jenis-jenis coping yang termasuk maladaptive coping adalah

sebagai berikut:

Page 37: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

22

a. Focusing on and venting of emotion, yaitu kecenderungan untuk

memusatkan diri pada stres yang bersifat negatif, kekesalan atau

perasaan-perasaan yang dialami oleh individu dan mengungkapkan

kekesalan serta perasaan tersebut. Koping ini dapat berfungsi baik

bila waktu yang diperlukan untuk melakukan coping ini tidak terlalu

lama periodenya. Bila berlarut-larut akan menghambat individu

tersebut untuk melakukan koping yang adaptif.

b. Behavioral Disengagement, yaitu keadaan dimana individu

mengurangi usahanya untuk mengatasi situasi stres, sampai pada

situasi dimana mereka menyerah untuk mencapai tujuan yang ada

karena potensi mereka selalu terhalang oleh sumber stres tersebut.

Fenomena helplessness, dimana individu merasa tidak berdaya

mengatasi situasi stres yang ada.

c. Mental disengagement, yaitu suatu usaha untuk melupakan

sementara waktu masalah yang sedang dihadapi, dengan

melakukan berbagai aktivitas alternatif, seperti: menonton televisi,

tidur, berkhayal dan sebagainya. Koping ini kurang adaptif karena

dapat menghambat individu untuk mengatasi masalah yang ada.

2.2.6 Indikator Penilaian Mekanisme Koping

Indikator untuk menilai mekanisme seseoreng antara lain (Azwar, 2011):

1. Meminta dukungan pada individu lain

Merupakan usaha individu dalam mencari dukungan sosial sebagai

bantuan yang berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, teman kerja

dan orang – orang lainnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa informasi,

Page 38: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

23

tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang

menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.

2. Melihat sesuatu dari segi positifnya

Memahami masalah dengan mengembangkan cara berpikir positif yaitu

berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan

atau tentang seseorang. Sikap positif dapat tercermin dalam bertakwa

terhadap Tuhan yang Maha Esa dan selalu memohon pertolongan Tuhan

setiap mengalami kesulitan, disiplin, jujur, setia kawan, kekeluargaan,

selalu menyelesaikan tanggung jawab dengan baik, dan sebagainya.

3. Cendrung realistik

Sifat seseorang yang cenderung untuk berpikir yang penuh perhitungan

dan sesuai dengan kemampuan, sehingga gagasan yang akan diajukan

bukan hanya angan – angan atau mimpi belaka tetapi sebuah kenyataan.

4. Menjauhi permasalahan dengan menyibukkan diri pada aktivitas lain

Menjauhi permasalahan merupakan suatu ketidakmampuan seseorang

dalam mengendalikan diri. Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik

orang lain (mencuri, merampok, korupsi), penyalahgunaan obat terlarang,

dan seks bebas merupakan contoh perilaku yang timbul karena

ketidakmampuan dalam mengendalikan diri dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

5. Menarik diri

Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain karena suatu kondisi yang

dialami, ditandai dengan adanya usaha pembatasan hubungan dengan

dunia luar dan reaksi terbatas terhadap rangsang luar.

Page 39: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

24

6. Cendrung bersifat emosional

Sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan

reaksi berlebihan, perilaku yang kurang berkenan, marah, kecewa, atau

dengan melampiaskan kemarahan kepada orang – orang di sekitarnya.

2.3 Konsep Pengetahuan

2.3.1 Definisi

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan suatu domain kognitif

yang sangat berpengaruh dalam membentuk tindakan seseorang. Penerimaan

terhadap perilaku baru akan lebih langgeng bila didasarkan oleh pengetahuan,

sedangkan perilaku tersebut tidak akan bertahan lama tanpa didasarkan oleh

pengetahuan (Untari & Himawati, 2021). Pengetahuan diperlukan sebagai

pendorong sikap dan perilaku dalam kegiatan sehari-hari, sehingga dapat

dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi tindakan seseorang (Kholid,

2012).

2.3.2 Ranah Pengetahuan

Benjamin S. Bloom dalam Budiman & Riyanto (2013) membagi

pengetahuan dalam 6 ranah yaitu:

1) Tahu (Know)

Berisikan kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengingat

mengenai istilah,definisi, fakta, ide, pola, urutan, metodelogi, prinsip dasar,

dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami merupakan kemampuan menjelaskan dengan benar objek

yang diketahui dan dapat diinterprestasikan secara benar. Orang yang

Page 40: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

25

memahami objek akan mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, dan

menyimpulkan objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari pada

kondisi sebenarnya dan dapat menggunakan rumus-rumus, metode,

prinsip disituasi lainnya.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek

yang masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Analisis dapat dilihat dari

kemampuan membedakan, mengelompokkan, memisahkan,

menggambarkan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan menghubungkan bagian dalam satu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain adalah kemampuan untuk

menyusun kemampuan suatui formasi-formasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan dengan pengetahuan dalam menilai

suatu materi atau objek berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

antara lain (Yuliana, 2017)

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan keperibadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan

Page 41: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

26

seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik

dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif

dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang

terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang

diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut.

2) Media Massa/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate impact),

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.

Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru.

Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan, dan lain-lain pempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

Page 42: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

27

tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi

timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

5) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap

seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

2.3.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden (Notoatmodjo,

2012). Menurut Erfandi (2010) dalam Simbar (2015) pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang berisi tentang materi yang

akan diukur dari responden ke dalan pengetahuan dan disesuaikan dengan

tingkatannya. Pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan

dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

Page 43: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

28

1) Pertanyaan subjektif, salah satunya seperti pertanyaan essay. Pernyataan

essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian pertanyaan ini

melibatkan faktor subjektif sehingga nilainya akan berbeda antara satu

dengan yang lain.

2) Pertanyaan objektif, seperti pertanyaan pilihan ganda, betul salah dan

sebagainya, pertanyaan tersebut dikatakan pertanyaan objektif karena

dapat dinilai secara pasti.

2.4 Lansia

2.4.1 Definisi

Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia, Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

tahun ke atas (Kemenkes, 2016). Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60

tahun dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017).

Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia

merupakan seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan

kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari seorang diri.

2.4.2 Klasifikasi Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) lansia meliputi (Sevrita, 2019) :

1) Usia Pertengahan (Middle age) antara usia 45-59 tahun

2) Lanjut Usia (Elderly) antara usia 60-74 tahun

3) Lanjut Usia Tua (Old) antara usia 75-90 tahun

4) Usia Sangat Tua (Very old) 90 tahun

Page 44: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

29

Menurut Depkes RI (2013) lansia digolongkan dalam kategori (Widiari, 2019) yaitu

1) Pralansia (usia 45-59 tahun)

2) Lansia (usia >60 tahun)

3) Lansia dengan resiko tinggi (usia 70 tahun ataulebih) dengan masalah

kesehatan, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan yang

menghasilkan barang atau jasa, lansia tidak potensial lansia yang tidak

berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan

orang lain

2.4.3 Karakteristik Lansia

Menurut pusat data dan informasi, kementrian kesehatan RI (2016) dalam

(Sevrita, 2019) karakteristik lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini :

1) Jenis kelamin

Lansia lebih didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, ini

menunjukan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan.

2) Status perkawinan

Penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus

kawin 60% dan cerai mati 37%

3) Living arrangement

Angka beban tanggungan adalah angka yang menunjukan perbandingan

banyaknya orang tidak produktif (umur 65 tahun) dengan orang berusia

produktif (umur 15-64 tahun). Angka tersebut menjadi cermin besarnya

beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk

membiayai penduduk usia nonproduktif.

Page 45: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

30

4) Kondisi kesehatan

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa menjadi

indikator kesehatan negatif. Artinya, semakin rendah angka kesakitan

menunjukan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.

2.4.4 Perubahan pada Lansia

Seiring berjalannya waktu, lansia akan mengalami berbagai perubahan dalam

beberapa hal (Ratnawati, 2017) antara lain:

1) Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis pada lansia bebrapa diantaranya, kulit kering,

penipisan rambut, penurunan pendengaran, penurunan refleks batuk,

pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan sebagainya. Perubahan

tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan

terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus menerus terjadi

seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi kondisi kesehatan, gaya hidup,

stressor, dan lingkungan

2) Perubahan fungsional

Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan perilaku aman

dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk menentukan

kemandirian lansia. Perubahan yang mendadak dalam ADL merupakan

tanda penyakit akut atau perburukan masalah kesehatan.

3) Perubahan kognitif

Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan

gangguan kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar

Page 46: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

31

neurotransmiter) terjadi pada lansia yang mengalami gangguan kognitif

maupun tidak mengalami gangguan kognitif

4) Perubahan psikososial

Perubahan psikososial erat kaitannya dengan keterbatasan produktivitas

kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-masa pensiun akan

mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut:

a. Kehilangan finansial (pedapatan berkurang).

b. Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas).

c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi

Page 47: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping Lanjut Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang”

Covid-19 1.Imun rendah

2. Komorbid

3. Obesitas

4. Petugas Kesehatan

4. Psikologis

5. Mekanisme koping

6. Pengetahuan

Baik

Adaptif

5. Lanjut Usia

1. Fisiologis 2. Fungsional 3. Kognitif

1. Perilaku 2. Kecemasan 3. Sikap 4. Depresi

Maladaptif

1. Usia 2. Pengalaman 3. Dukungan Keluarga 4. Lingkungan 5. Ekonomi

Cukup

Kurang

Page 48: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

33

3.2 Hipotesis Penelitian

H1: Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping

pada Lansia

Page 49: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

34

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuantitatif dan

dilakukan dengan metode deskriptif analitik korelasional. Penelitian ini

menggambarkan Hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan mekanisme

koping pada lansia di dusun Lowokjati.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian

cross-sectional hanya mengobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap variabel subjek pada saat penelitian (Notoatmodjo, 2012).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2016). Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat

kaitannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua Lansia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang sebanyak 138 lansia.

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016). Sampling

adalah proses menyeleksi porsi populasi untuk mewakili populasi (Nursalam,

2016). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Lansia di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang berjumlah 114

lansia berdasarkan kriteria inklusi dan esklusi.

Page 50: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

35

Rumus yang digunakan peneliti untuk menentukan ukuran sampel

menggunakan rumus Slovin yaitu:

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

e= batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Penulis menggunakan rumus Slovin dalam perhitungan sampel dengan

tingkat kesalahan sebesar 5%, berdasarkan penjelasan di atas, maka dengan

menggunakan rumus Slovin, ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:

n= ___138___ 1+Ne² n= _____138_____ 1+138(0,05)² n= __138___ 1+0,345 n= __138__ = 102,60223 dibulatkan= 103 responden 1,345

Untuk menghindari adanya sampel yang drop out maka dilakukan koreksi

sebesar 10%. Maka besar sampel yang ditambahkan 10% untuk

mengantisifasi kemungkinan drop out sehingga besarnya keseluruhan

sampel adalah

n′=__ 𝑛___

(1−𝑓) n’=_103__ (1-0,1) n’=_103_ 0,9

Page 51: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

36

n’= 114,44 dibulatkan menjadi 114

Keterangan:

n’ = perkiraan jumlah sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out (10%)

Jumlah sampel yang harus dipenuhi berdasarkan perhitungan diatas yaitu

sebanyak 114 responden

4.2.3 Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Purposive Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi

dengan pertimbangan tertentu (Nursalam, 2016).

4.2.4 Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu:

a. Lansia berusia >60 tahun

b. Lansia yang bisa baca tulis

c. Tinggal bersama dengan keluarga

4.2.5 Kriteria Ekslusi

Kriteria Ekslusi yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu

a. Lansia dengan Demensia/gangguan kognitif

b. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Dependen (Tergantung)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah mekanisme koping lansia.

Page 52: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

37

4.3.2 Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang Covid-19 pada lansia.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang pada bulan Desember 2021.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner

yang berisikan data responden dan hasil selama penelitian dilakukan. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner, sebelum

mengisi kuesioner responden diminta kesediaannya dan diberi lembar persetujuan

terlebih dahulu.

1) Kuesioner tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan lansia tentang Covid-19. Jenis kuesioner dalam penelitian ini

adalah pernyataan mengenai Covid-19 dengan pilihan jawaban “benar”

dan “salah” sebanyak 10 soal dengan jumlah soal “benar” sebanyak 4 soal

(nomor: 2, 6, 7, 10) dan terdapat 6 soal jawaban “salah” (nomor: 1, 3, 4, 5,

8, 9) yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan Yanti et al., (2020)

dengan memberikan cek atau tanda sesuai dengan jawaban yang

diinginkan. Kuesioner ini diberikan satu kali pada kepada semua sampel.

Scoring adalah langkah untuk memberikan skor atau nilai pada tiap-tiap

butir pertanyaan setiap variable dalam kuesioner pengetahuan. Pada

penelitian ini scoring yang diberikan:

Page 53: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

38

Skor soal:

a. Jawaban benar bernilai (1)

b. Jawaban salah bernilai (0)

Skor kriteria (kategori) (Nursalam, 2016):

a. Baik jika skor 76 % -100%

b. Cukup jika skor 56% - 75%

c. Kurang jika < 55%

2) Kuesioner mekanisme koping lansia

Instrumen untuk mengetahui mekanisme koping lanisa pada penelitian ini

menggunakan lembar kuesioner menurut Moos dalam Brunner dan

suddarth (2002) dan Siswanto (2007) menggunakan skala likert. Beberapa

bentuk jawaban pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert yaitu

untuk pernyataan positif jika nilai Selalu (SL) = 5, Sering (S) = 4, Pernah

(P) = 3, Kadang-kadang (KK) = 2, Tidak pernah (TP) = 1.

Sedangkan, untuk pernyataan negatif jika nilai Selalu (SL) = 1, Sering (S)

= 2, Pernah (P) = 3, Kadang-kadang (KK) = 4, Tidak pernah (TP) = 5.

Jumlah nilai total adalah 60, selanjutnya dibedakan menjadi 2 kategori yaitu

adaptif dan maladaptif, yaitu koping adaptif jika skor > 30 dan koping

maladaptif jika skor ≤ 30 (Azwar, 2011). Kisi-kisi kuesioner berupa:

No Indikator positif negatif Jumlah

1 Meminta dukungan pada individu lain (1,2) 2

2 Melihat sesuatu dari segi positifnya (3,4) 2

3 Cendrung realistik (5,6) 2

4 Menjauhi permasalahan dengan menyibukkan diri pada aktivitas lain

(7,8) 2

5 Menarik diri (9,10) 2

6 Cendrung bersifat emosional (11,12) 2 TOTAL 12

Page 54: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

39

4.6 Uji Validitas dan Uji Reabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

bisa mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang

telah disusun oleh peneliti mampu mengukur apa yang hendak diukur maka perlu

diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan

skors total kuesioner tersebut dengan menggunakan teknik komputer SPSS

(Software Product and Service Solution) versi 16.0 for windows, taraf kepercayaan

95% atau level signifikasi 5% (p = 0,05) (Notoatmodjo, 2012).

4.6.2 Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan bahwa

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-

pertanyaan yang telah memilki validitas sehingga harus dilakukan uji validitas dulu

sebelum dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik komputer SPSS

(Software Product and Service Solution) versi 16.0 for windows

(Notoatmodjo,2012).

Page 55: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

40

4.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksut atau tentang apa yang akan diukur oleh variabel

yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 4.1 Definisi operasional

Variabel Definisi Operasinal Indikator Alat ukur Skala data Hasil ukur

Independen Tingkat Pengetahuan lansia tentang Covid-19

Kemampuan untuk mengerti atau memahami sesuatu yang berpengaruh dalam membentuk perilaku atau tindakan lansia tentang Covid-19

1. Definisi Covid-19 2. Tanda dan Gejala Covid-19 3. Penularan Covid-19 4. Pencegahan Covid-19 5. Kelompok rentan penularan Covid-19

Kuesioner Pengetahuan tentang Covid-19 (Yanti et al., 2020)

Ordinal Berupa skor yang dikelompokkan dalam: Baik jika skor 76 %-100% Cukup jika skor 56%-75% Kurang jika <55%

Dependen Mekanisme Koping Lansia

Cara yang digunakan oleh individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

1. Meminta dukungan pada individu lain 2. Melihat sesuatu dari segi positifnya 3. Cendrung realistik 4. Menjauhi permasalahan dengan menyibukkan diri pada aktivitas lain 5. Menarik diri 6. Cendrung bersifat emosional

Kuesioner Moos dalam Brunner dan suddarth (2002) dan Siswanto (2007)

Ordinal Adaptif jika skor >30 Maladaptif jika skor <30

Page 56: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

41

4.8 Pengumpulan Data

4.8.1 Sumber data

1) Data primer

Data primer merupakan data yang diambil atau berasal langsung dari

sumber penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

berasal dari hasil pengisian kuesioner tingkat pengetahuan lansia

tentang Covid-19 dan mekanisme koping lansia. Data ini memberikan

gambaran mengenai tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 dan

mekanisme koping pada lansia.

2) Data Sekunder

Data yang didapat dari data sekunder ini merupakan data yang telah

dikumpulkan oleh orang lain dan tidak di persiapkan untuk kegiatan

penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian. Data

sekunder pada penelitian ini adalah data jumlah lansia yang berada di

dusun lowokjati kecamatan singosari kabupaten malang.

4.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu tahap penting penelitian

yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

langsung mengenai tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan

mekanisme koping pada lansia. Langkah-langkah dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

Page 57: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

42

1. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian dan pengambilan data

dari Institusi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya kepada

Kepala Desa Baturetno kecamatan singosari, kemudian diteruskan

kepada Kepala Dusun Lowokjati Desa Baturetno.

2. Peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu di dusun

lowokjati desa baturetno, kemudian menyusun proposal penelitian.

3. Pengujian Proposal Penelitian

4. Peneliti memasukan proposal penelitian ke Ethical Clearance Komisi

Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

5. Setelah mendapat persetujuan dari pihak Ethical Clearance Komisi

Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, peneliti melakukan

pengumpulan data.

6. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen kuesioner

pengehtauan dan mekanisme koping.

7. Peneliti menentukan jumlah sampel sesuai dengan perhitungan

sampel.

8. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden mengenai tujuan,

manfaat dan prosedur penelitian, hak sebagai responden, cara

pengisian kuesioner dan melakukan skrining untuk mengetahui respon

memiliki gangguan kognitif (Demenisa) atau tidak

9. Responden yang setuju maka diberikan lembar informed concent

beserta kuesioner yang harus diisi.

10. Peneliti memastikan semua pertanyaan terjawab, jika terdapat

pertanyaan yang belum terjawab maka dikembalikan ke responden

yang sama untuk dilengkapi kembali.

Page 58: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

43

11. Peneliti melakukan analisa data dan mengelola data yang telah

diperoleh dari menyebar kuesioner serta menyimpulkan hasil

penelitian.

12. Peneliti menyusun laporan penelitian untuk disajikan pada saat

seminar hasil.

4.8.3 Pengolahan Data

1) Pengkoreksian (Editing)

Peneliti melakukan koreksi atau pengecekan data dari hasil pada

lembar kuesioner. Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah:

kelengkapan data, adanya kekeliruan dalam pengisian data,

kejelasan tulisan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Apabila

ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan

perlu dilakukan pengumpulan data ulang untuk melengkapi data

tersebut. Jika tidak memungkinan maka data tersebut tidak dapat

digunakan atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”

karena ada beberapa item pernyataan yang tidak terisi.

2) Pengkodean (Coding)

Pada tahap ini setiap jawaban yang ada dalam lembar jawaban

diberi kode berupa angka pada masing-masing variabel, untuk

mempermudah pengelompokan data sehingga mempermudah

peneliti dalam pengolahan data selanjutnya. Kode yang akan

digunakan yaitu:

Page 59: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

44

1. Karakteristik responden:

a) Jenis kelamin:

Laki-laki= 1

Perempuan= 2

b) Usia:

60-65= 1

66-70=2

71-75= 3

76-80= 4

>80= 5

c) Pendidikan terakhir:

SD= 1

SMP= 2

SMA= 3

Diploma= 4

Sarjana= 5

Lain-lain= 6

d) Pekerjaan:

Tidak bekerja= 1

Swasta= 2

Wirausaha= 3

PNS/TNI/POLRI= 4

Petani/Buruh/Peternak= 5

Page 60: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

45

2. Tingkat pengetahuan:

Baik= 3

Cukup= 2

Kurang= 1

3. Mekanisme koping:

Adaptif= 2

Maladaptif= 1

3) Memasukan Data (Data Entry) atau Processing

Jawaban dari responden yang sudah dalam bentuk kode,

selanjutnya dimasukan kedalam program komputer. Program

komputer yang digunakan oleh peneliti adalah SPSS v.25 for

Windows

4) Pembersihan Data (Clearing)

Data yang telah dimasukkan kedalam program komputer perlu

dicek kembali untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan kesalahan lainnya yang kemudian akan

dilakukan pembetulan.

5) Tabulating

Tabulating adalah kegiatan dimana setelah semua lembar

kuesioner sudah terkumpul maka peneliti melakukan pengumpulan

data untuk melihat Tingkat pengetahuan tentang Covid-19 pada

lansia dan mekanisme koping. Data akan disajikan dalam bentuk

tabel atau diagram agar mudah dianalisa untuk mengetahui

karakteristik responden.

Page 61: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

46

4.9 Analisa data

4.9.1 Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel tanpa mengetahui pengaruh atau hubungan dari karakteristik

responden. Analisa univariat dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Rumus: 𝑃 =𝑓

𝑛 𝑥 100 %

Keterangan:

P= Presentase yang dicari

f= Frekuensi subjek dengan karakteristik tertentu

n= Jumlah sampel

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010). Pengolahan data

menggunakan SPSS v.25 for windows. Analisa korelasi bivariat merupakan

analisa yang digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan

antara dua variabel dependen dengan variabel independen. Dalam

penelitian ini analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan lansia tentang Covid-19 dengan mekanisme koping. Peneliti

menggunakan uji Spearman rho dikarenakan peneliti ingin mengetahui

korelasi dari kedua variabel dan kedua data menggunakan data ordinal

sehingga tidak perlu dilakukan uji normalitas (non parametrik).

Nilai alpha yang digunakan pada penelitian ini adalah 5% (0,05) dengan

tingkat kepercayaan 95%. Interpretasi dan ketentuan hasil uji korelasi

menurut Dahlan (2014) adalah sebagai berikut:

Page 62: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

47

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan

korelasi

secara

statistik

0,0-<0,2 Sangat lemah

0,2-<0,4 Lemah

0,4-<0,6 Sedang

0,6-<0,8 Kuat

0,8-<1,00 Sangat kuat

2. Arah korelasi Positif Semakin tinggi variabel A

maka semakin tinggi

variabel B

Negatif Semakin tinggi variabel A

maka semakin rendah

variabel B

3. Nilai P p>0,05 Korelasi tidak bermakna

p<0,05 Korelasi bermakna

4. Kemaknaan

klinis

r yang diperoleh< r

minimal

Korelasi tidak bermakna

r yang diperoleh> r

minimal

Korelasi bermakna

Tabel 4.2 Panduan interpretasi hasil uji korelatif

Page 63: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

48

4.10 Etika Penelitan

1) Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Person)

Memberikan penjelasan dan informasi tentang prosedur penelitian

kepada para responden. Setelah pemberian informasi pada seluruh

responden tersebut, diharapkan responden mengerti tentang prosedur

penelitian dan bersedia menjadi responden. Jika responden bersedia

maka akan mendatangani informed consent

2) Prinsip berbuat baik (Beneficience)

Prinsip moral yang mengutamakan berbuat baik, pada penelitian ini

peneliti tidak hanya berbuat baik melainkan perbuatan yang sisi

manfaatnya lebih besar dari sisi buruknya, kepentingan responden yang

lebih diutamakan. Adapun prinsip berbuat baik: melindungi dan

mempertahankan hak-hak yang lain, mencegah terjadinya kerugian,

menghilangkan kondisi penyebab kerugian.

3) Prinsip tidak merugikan (Non maleficence)

Peneliti hanya akan memulai penelitian pada responden yang merasa

tidak keberatan dan tidak merasa terganggu selama berpartisipasi dalam

penelitian ini. Dimana semua responden tidak keberatan dilakukan

penelitian

4) Prinsip keadilan

Pada penelitian ini seluruh responden diperlakukan sama selama ikut

serta dalam penelitia. Semua responden akan mendapatkan kuesioner

yang sama. Peneliti ini diselenggarakan tanpa adanya diskriminasi.

Page 64: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

49

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 24 sampai dengan 30

Desember 2021 dan didapatkan sebanyak 114 responden. Penyajian data meliputi

gambaran umum lokasi penelitian, gambaran karakteristik responden, dan hasil

analisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan

mekanisme koping lansia. Karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan pekerjaan.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun Lowokjati berada di lingkup Desa Baturetno Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Kode Pos 65153. Sebagian besar mata

pencaharian penduduk Dusun Lowokjati adalah petani dengan komoditi utamanya

adalah tebu dan padi.

5.2 Gambaran Karakteristik Responden

Analisa univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel tanpa mengetahui pengaruh atau hubungan dari

karakteristik responden. Analisa univariat dalam penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Page 65: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

50

5.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteritik Jenis Kelamin di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%)

Laki-laki 69 60,5

Perempuan 45 39,5

Jumlah 114 100 Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.1 diperoleh bahwa mayoritas responden pada

penelitian ini adalah laki-laki (60,5%)

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteritik Usia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Usia Jumlah (Orang) Presentase (%)

60-65 tahun 52 45,7

65-70 tahun 54 47,3

71-75 tahun 4 3,5

76-80 tahun 4 3,5

>80 tahun 0 0

Jumlah 114 100 Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.2 diperoleh bahwa responden pada penelitian ini

paling banyak berusia antara 65-70 tahun (47,3%).

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteritik Pendidikan terakhir di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Presentase (%)

SD 102 89,6

SMP 11 9,6

SMA 1 0,8

Diploma 0 0

Sarjana 0 0

Lain-laiin 0 0

Jumlah 114 100 Sumber Data: Data Primer

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.3 diperoleh bahwasanya

“responden paling banyak yaitu dengan pendidikan SD sebanyak 102 orang

(89,6%)

Page 66: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

51

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteritik Pekerjaan di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Pekerjaan Jumlah (Orang) Presentase (%)

Tidak Bekerja 29 25,44

Swasta 0 0

Wirausaha 0 0

PNS/TNI/POLRI 0 0

Petani/Pedagang/Buruh 85 74,56

Jumlah 114 100 Sumber Data: Data Primer

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.4 diperoleh bahwasanya

responden terbanyak bekerja sebagai Petani/Pedagang/Buruh” yaitu

sebanyak 85 orang (74,56%).

5.3 Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan

mekanisme koping lansia

Analisis korelasi bivariat merupakan analisa yang digunakan untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel dependen dengan

variabel independen. Dalam penelitian ini analisa bivariat berfungsi untuk

mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 dengan

mekanisme koping lansia. Peneliti menggunakan uji Spearman rho dikarenakan

peneliti ingin mengetahui korelasi dari kedua variabel dan kedua data

menggunakan data ordinal sehingga tidak perlu dilakukan uji normalitas (non

parametrik).

Page 67: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

52

5.3.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Covid-19

Tabel 5.5 Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang (n=114)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f)

Presentase (%)

Baik 2 1,7

Cukup 27 24,3

Kurang 85 74

Jumlah 114 100

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.5 diperoleh bahwa

pengetahuan bahwasanya tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 di

Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang mayoritas kurang

(74%).

5.3.2 Gambaran Mekanisme Koping Lansia di Dusun Lowokjati

Tabel 5.6 Gambaran Mekanisme Koping Lansia tentang Covid-19 di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang (n=114)

Mekanisme Koping Lansia

Frekuensi (f)

Presentase (%)

Adaptif 111 97,3

Maladaptif 3 2,7

Jumlah 114 100

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.6 diperoleh pengetahuan

bahwasanya “mekanisme koping adaptif sebanyak 111 orang (97,3%) dan

mekanisme koping maladaptif sebanyak 3 orang” (2,7%).

Page 68: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

53

5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme

Koping Lanjut Usia

=0.05 (taraf kepercayaan 95%)

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.7 diperoleh hasil bahwa

nilai p (=0,109) > α(=0,05) sehingga H0 diterima, artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan mekanisme

koping pada lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

Tabel 5.7 Hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan mekanisme koping pada lansia di dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dengan (n=114)

Mekanisme koping

p r

Tingkat pengetahuan 0,109 -0,151

Page 69: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan

covid-19 dengan mekanisme koping lanjut usia di Dusun Lowokjati Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang.

6.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Covid-19 pada Lansia di Dusun

Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Berdasarkan hasil diperoleh bahwa tingkat pengetahuan tentang Covid-19

pada lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagian

besar kurang (74%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Riska (2021) yang menyatakan bahwa pengetahuan lansia tentang Covid-19

berada dalam kategori rendah, yaitu 63,4%. Penelitian Lestari (2021) dengan judul

Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Covid-19 Dengan Kepatuhan Protokol

Kesehatan Di Desa Kosgoro, Kec. Ulu Terawas, Kab, Musi Rawas juga

menyatakan bahwa sebagian besar lansia memiliki tingkat pengetahuan tentang

Covid 19 kurang baik (61,5%).

Tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19 ini jika dikaitkan dengan

karakteristik responden dimana sebagian besar berusia 65-70 tahun (47,3%)

dimana lansia telah mengalami penurunan fungsi tubuh, baik fungsi secara fisik

maupun psikologis, termasuk kemampuan kognitif (Probosuseno, 2020). Hasil ini

sejalan dengan Cropton, J (1997) dalam Aulia (2013) yang menyatakan bahwa

usia produktif merupakan usia dewasa yang aktif dalam kegiatan sehingga

mendukung dalam belajar dan mengingat informasi yang diperoleh, akan

tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

Page 70: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

55

Hasil penelitian juga menyatakan bahwa pendidikan responden mayoritas

SD (89.6%), dimana tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan dalam

menyerap dan menerima informasi, bahwa semakin tinggi pengetahuan

seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan bahwa

pendidikan ikut berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap informasi

dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Status

pendidikan akan mempengaruhi kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan,

lansia yang mempunyai pendidikan rendah akan memiliki sikap rendah pula dalam

pengetahuan kesehatannya (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan hasil yang telah dijelaskan bahwa usia dan pendidikan

merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

(Yuliana, 2017). Kumolohadi (2017) menyatakan bahwa usia yang semakin

bertambah mengakibatkan seseorang akan mudah mengalami stres, hal ini

berkaitan dengan faktor fisiologis yang mengalami kemunduran dalam berbagai

kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar

(Kumolohadi, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sirait (2020) yang menjelaskan bahwa pengetahuan lansia dalam kategori

kurang. Lansia dengan tingkat pengetahuan yang kurang karena faktor kurangnya

pendidikan, maka berkurangnya tingkat pengetahuan (Sari, 2019). Notoatmodjo

(2012) menyatakan bahwa pendidikan yang rendah akan menghambat

perkembangan sikap dan pengetahuan seseorang dan cenderung lebih sulit

pemahaman terhadap penyelesaian masalah, dengan pemahaman yang kurang

tersebut seseorang akan sulit menginterprestasikan suatu objek dan materi yang

kemudian akan mempengaruhi tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Melihat

besarnya risiko penularan Covid-19 pada kelompok lansia karena adanya

Page 71: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

56

perubahan fungsi organ yang menurun seiring dengan bertambahnya usia, penting

dilakukan program pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan lansia

tentang COVID-19 sebagai upaya preventif dan promotif yang diberikan kepada

lansia (Simamora, 2021).

6.2 Gambaran Mekanisme koping pada Lansia di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Hasil penelitian menyatakan bahwa mekanisme koping pada lansia di

Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagian besar adaptif

sebanyak 111 orang (97,3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Artini Budi (2014) tentang “Mekanisme Koping Lansia dalam

Menghadapi Masa Pensiun” dengan hasil menunjukkan bahwa Mekanisme Koping

Lansia Pensiun di GKJW Jemaat Pulungdowo yaitu adaptif 90% dan maladaptif

10%. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurgad & Fatmalia (2021) yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga

dengan mekanisme koping lansia penderita hipertensi” dengan hasil penelitian

menunjukkan mekanisme koping lansia penderita hipertensi sebagian besar

adalah kategori dalam adaptif sebanyak 96 orang (95,0%) sedangkan kategori

maladaptif yakni 5 orang responden (5,0%). Berdasarkan penelitian Lestari (2021)

juga didapatkan hasil yaitu mekanisme koping lansia pada masa pandemi Covid-

19 di RW 05 Kelurahan Cibuluh Kota Bogor menunjukkan bahwa lebih dari

setengahnya responden mempunyai koping adaptif yaitu sebanyak 45 responden

(70%) dan kurang dari setengahnya responden mempunyai koping maladaptif

yaitu sebanyak 19 responden (30%). Koping merupakan suatu proses kognitif dan

tingkah laku yang bertujuan untuk mengurangi perasaan tertekan yang muncul

ketika menghadapi situasi stres (Rubbyana, 2012). Terdapat faktor-faktor yang

Page 72: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

57

mempengaruhi strategi koping (Wahyudi, dkk, 2016) meliputi kesehatan fisik,

keyakinan/pandangan fisik, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan

sosial, dukungan sosial, dan materi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari

perempuan dengan jumlah laki-laki sebanyak 69 orang (60,5%) dan perempuan

sebanyak 45 orang (39,5%). Jenis kelamin/jender sangat mempengaruhi dalam

berespon terhadap penyakit, stress serta penggunaan koping dalam menghadapi

masalah (Sahara, 2010). Endler & Parker (2018) menyatakan bahwa perempuan

cenderung menggunakan strategi koping yang bertujuan mengubah respon emosi

terhadap keadaan yang stresfull, sedangkan laki – laki lebih banyak menggunakan

koping yang berfokus pada masalah dalam mengatasi keadaan yang stresssfull.

Perbedaan gender antara perempuan dan laki – laki secara khas dalam mengatasi

stres merupakan salah satu alasan mengapa perempuan cenderung menunjukkan

distres psikologis, tanda – tanda depresi, dan cemas dibandingkan dengan laki –

laki. Oleh karena itu, perempuan cenderung menggunakan koping yang berfokus

pada emosi untuk mengatur stresor yang lebih banyak dihubungkan dengan

depresi dan cemas dibanding laki – laki. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Setianingsih (2012) di Desa Mata Allo Kec. Bontomarannu Kabupaten Gowa

dengan 69 responden bahwa jenis kelamin laki-laki lebih mendominasi daripada

perempuan. Pola koping laki-laki lebih efektif daripada perempuan karena jenis

koping yang berfokus pada emosional juga kurang diminati oleh laki-laki.

Page 73: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

58

Hasil penelitian diperoleh bahwa usia responden 65-70 tahun sebanyak 54

orang (47,3%) lalu usia 60-64 tahun sebanyak 52 orang (45,7%) serta pada usia

71-75 tahun dan 76-80 tahun memiliki jumlah responden yang sama yaitu

sebanyak 4 orang (3,5%). Menurut Aziz (2007) menyatakan bahwa tingkat

perkembangan individu dapat mempengaruhi respon tubuh dimana semakin

matang dalam perkembangannya maka semakin baik pula kemampuan untuk

mengatasi masalah, sehingga semakin cukup umur seseorang akan lebih matang

dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden dengan

pendidikan SD sebanyak 102 orang (89,6%), sebagian kecil responden dengan

pendidikan SMP sebanyak 11 orang (9,6%) dan sebagian kecil juga berpendidikan

SMA sebanyak 1 orang” (0,8%). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang mudah terkena stress atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan,

maka toleransi dan pengontrolan terhadap stressor akan lebih baik serta dapat

semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki (Hamka, 2009 dalam Ramadayanti 2018). Menurut teori Notoatmodjo

(2012) pendidikan yang tinggi dapat memiliki pengetahuan yang luas dan

pemikiran yang lebih realistis dalam pemecahan masalah dan respon mekanisme

koping yaitu salah satunya tentang kesehatan sehingga dapat menerapkan gaya

hidup sehat agar terhindar dari penyakit.

Sebagaimana data yang disajikan pada tabel 5.4 diperoleh data

bahwasanya lebih dari setengah responden bekerja sebagai

Petani/Pedagang/Buruh yaitu sebanyak 85 orang (74,56%) dan kurang dari

setengah responden yaitu sebanyak 29 orang (25,44%) tidak bekerja. Hasil

penelitian Setianingsih (2012) menyebutkan responden sebagian besar tidak

Page 74: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

59

bekerja karena pensiun yang sudah lama, sehingga responden di rumah

menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang positif dan menghasilkan

mekanisme koping yang positif untuk responden dalam menghadapi sebuah

masalah. Lansia yang melakukan banyak kegiatan untuk mengisi waktu luang

akan meminimalkan lansia mengalami kesepian dan jenuh sehingga besar

kemungkinan untuk memperoleh rasa puas dalam hidup, banyaknya kegiatan

yang dilakukan lansia akan membantu lansia untuk meluapkan rasa negatifnya

seperti perasaan kesepian (Strawbridge, W.J. 2012).

.

Page 75: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

60

6.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping

Lanjut Usia

Hasil analisa data menggunakan uji Spareman test diperoleh nilai p= 0,109 >

α=0,05 sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan Covid-19 dengan mekanisme koping lansia di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Selaras dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kristamuliana & Simak (2020) pada penelitian tentang tingkat

pengetahuan masyarakat Indonesia tentang covid-19 cenderung baik, strategi

koping yang digunakan cenderung berfokus emosi dan tidak ada hubungan antara

tingkat pengetahuan dan strategi koping yang digunakan oleh masyarakat dalam

menghadapi pandemic covid-19 di Indonesia, hal ini disebabkan oleh faktor

kecemasan akibat berada di wilayah dengan jumlah kasus terbanyak dan

kecemasan akibat pembelajaran jarak jauh/pembelajaran dari rumah.

Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan mekanisme koping pada lansia. Hal

tersebut menggambarkan bahwa mekanisme koping lansia tetap adaptif meski

berada dalam kondisi pandemi Covid-19. Nursasi (2002) menyatakan bahwa

penggunaan koping yang efektif dalam merawat lansia akan lebih optimal bila

didukung pemberdayaan keluarga (Nursasi, 2002). Lansia pada penelitian ini rata-

rata tinggal bersama keluarga, dimana lansia merupakan sosok penting dan

memiliki tempat tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa. Motivasi

dari keluarga bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari

secara teratur dan akan tercipta hubungan interpersonal yang baik (Nursasi,

2002). Lansia yang tinggal bersama keluarga mempunyai mekanisme koping yang

baik dalam menghadapi suatu permasalahan sehingga dapat mempengaruhi

Page 76: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

61

kualitas hidup lansia itu sendiri (Idris, 2009). Sehingga dalam kondisi pandemi

Covid-19 pun lansia tetap memiliki kemampuan mekanisme koping yang baik

meskipun pengetahuan tentang Covid-19 kurang. Penelitian lain yang sejalan,

yaitu Mendoko (2017) tentang “Perbedaan Status Psikososial Lanjut Usia Yang

Tinggal Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado Dengan Yang Tinggal

Bersama Keluarga Di Desa Sarongsong Kecamatan Airmadidi Kabuaten

Minahasa Utara” menyatakan bahwa sebagian besar responden yang tinggal d i

Panti Werdha Damai Ranomuut Manado mengalami depresi dan sebagian besar

responden yang tinggal bersama keluarga tidak mengalami depresi. Penelitian

Kelen (2017) juga menyatakan bahwa sebagian besar (73%) lansia memiliki

mekanisme koping adaptif terkait pemeliharaan kesehatan. Keluarga memegang

peranan penting dalam kehidupan lansia, sehingga jika keluarga mampu

memberikan perawatan kesehatan yang baik lansia, maka kondisi lansia tetap

terjaga meskipun dalam situasi pandemi Covid-19.

6.4 Keterbatasan Penelitian

1. Sebagian besar pekerjaan responden adalah petani/pedagang/buruh yang

mana pada pagi hari berada di ladang/sawah dan berdampak pada

pengambilan data yang dilakukan pada sore hari sering terhambat oleh

kondisi musim penghujan yang sering terjadi pada sore hari sehingga

pengambilan data terhambat oleh kondisi hujan.

Page 77: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

62

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tingkat pengetahuan Lansia tentang Covid-19 di Dusun Lowokjati

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang mayoritas berada dalam kategori

kurang.

2. Mekanisme koping Lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang mayoritas berada dalam kategori adaptif (97,3%).

3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Covid-19

dengan mekanisme koping lansia di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang.

7.2 Saran

1. Bagi Dusun Lowokjati Desa Baturetno

Hasil penelitian menyatakan tingkat pengetahuan lansia tentang Covid-19

masih kurang sehingga perlu dilakukan pemberian pendidikan kesehatan atau

penyuluhan oleh Kader kesehatan Desa Baturetno dan Dusun Lowokjati

mengenai Covid-19 pada masyarakat dan terutama pada kelompok lansia

dikarenakan kelompok lansia merupakan salah satu kelompok yang rentan

terhadap penularan virus Covid-19

Page 78: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

63

2. Bagi Tenaga Kesehatan Desa setempat

Dengan hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan desa setempat tidak

hanya berfokus pada gejala atau kondisi fisik pada kelompok lansia namun

juga memperhatikan kondisi psikologis terutama pada era pandemi Covid-19

seperti yang terjadi saat ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang

faktor lain yang dapat mempengaruhi mekanisme koping pada lansia

Page 79: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

64

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, P. L., Simatupang, L. L., & Silaen, H. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Mekanisme Koping Pasien Hemodialisis Di Murni Teguh Memorial Hospital Medan. Jurkessutra : Jurnal Kesehatan Surya Nusantara, 9(2), 328–341. https://jurnal.suryanusantara.ac.id/index.php/jurkessutra/article/view/77

Asnayanti, A., Kumaat, L., & Wowiling, F. (2013). Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kejadian Stres Pasca Bencana Alam Pada Masyarakat Kelurahan Tubo Kota Ternate. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1), 107958.

Azwar. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3–22.

Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.

Cai, H. (2020). Sex difference and smoking predisposition in patients with COVID-19. The Lancet Respiratory Medicine, 8(4), e20. https://doi.org/10.1016/S2213-2600(20)30117-X

Endler, N., & Parker, J. D. A. (2018). Coping Inventory for Stressful Situations.

https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/t13031-000 Fangidae, A. P. E. (2020). HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN

STATUS STRES PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS II B KUPANG.

http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/83/65%0Ahttp://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L603546864%5Cnhttp://dx.doi.org/10.1155/2015/420723%0Ahttp://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76

Festy, P. (2018). Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. Gannika, Lenny & Sembiring, E. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku

Pencegahan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Pada Masyarakat Sulawesi Utara Lenny Gannika. NERS: Jurnal Keperawatan, 16(2), 83–89.

He, J. (2016). Global Disparities of Hypertension Prevalences and Control. A Systemic Analysis of PopulationBased Student from 90 Countries. American Heart Association Journal, 6(1–7), 134.

Hidayani, W. R. (2020). Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan COVID 19 : Literature Review. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 4(2), 120–

134. https://doi.org/10.52643/jukmas.v4i2.1015 Indarwati, R. (2020). Lindungi Lansia dari Covid-19. Jurnal Keperawatan

Komunitas, 5(1), 2020. Istiarini, H. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Retradasi Mental dengan

Mekanisme Koping Pada Orang Tua Anak Retradasi Mental. STIKES Bethesda Yakkum.

Janah, E. N. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Covid-19 dengan Gangguan Psikologis Lansia di Masa Pandemik. Jurnal of Bionursing, 3(2), 85–94.

Jatim Newsroom. (2021). Peringati Hari Lanjut Usia, Dinkes Jatim Gelar Vaksinasi 1000 Lansia. 05 Jun 2021 08:19:41 PM.

http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/peringati-hari-lanjut-usia-dinkes-jatim-gelar-vaksinasi-1000-lansia-

Javadi, S. M. H., & Nateghi, N. (2020). COVID-19 and Its Psychological Effects on the Elderly Population. Disaster Medicine and Public Health Preparedness,

Page 80: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

65

14(3), e40–e41. https://doi.org/10.1017/dmp.2020.245

Kartikasari, R., & Lestari, I. (2018). Mekanisme Koping Keluarga Dengan Anggota Keluarga yang Menderita Gangguan Jiwa (Skizofrenia, Depresi Dan Cemas) di Poliklinik Psikiatri RSAU Dr. M. Salamun. Jurnal Kesehatan Aeromedika, 4(2), 65–70.

Kelen, A. P. L., Hallis, F., & Putri, R. M. (2016). Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan Dengan Mekanisme Koping Lansia. Care, 4(1), 58.

https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/474 Kemenkes. (2016). SITUASI LANJUT USIA. PUSAT DATA DAN INFORMASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 1. KEMENKES, R. (2016). Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit. Petunjuk Teknis Menejemen Dan Tatalasan TB Anak. Jakarta:

Kholid. (2012). Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, 1, 42–49.

Kristamuliana, & Simak, V. F. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Strategi Koping Masyarakat Indonesia Menghadapi Pandemi Covid-19 - the Level of Knowledge and Coping Strategies of Indonesian Facing the Covid-19 Pandemic. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda, Vol. 6, No(2), 158–163.

Kurniawan, A. D. (2017). STRATEGI COPING DALAM MENGATASI STRES AKIBAT KETIDAKBERHASILAN DALAM BUDIDAYA UDANG (Issue 11210052).

Nafiah, H., Rahmawati, R., & Hidayati, R. (2015). Mekanisme Koping Pasien Kusta. Jurnal Ilmiah Kesehatan, VII(1).

Namagiri, A. P. (2020). Running head: DEXAMETHASONE AN OLD MEDICINE FOR COVID-19 1 Dexamethasone an Old Medicine for Covid-19 Name - Aslesha Padmavathi Namagiri. 1–20.

Nelini. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Covid-19 di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Preventif Journal, 5(2), 88–94.

No, V., & Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2), 117–125.

https://doi.org/10.7454/jsht.v2i2.86 Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Ed. Rev). PT. Rineka

Cipta : JAKARTA. Nugraheni, Wiyatini, H., Wiradona, T., & Irmanita. (2018). Kesehatan Masyarakat

dalam Determinan Sosial Budaya. Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed.). Buku

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. http://eprints.ners.unair.ac.id/id/eprint/982

PDPI. (2020). Official Journal of The Indonesian Society of Respirology. Departemen Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, 40(2).

Petros, S., Stefanos, B., Achilleas, O., Georgios, D., Paschalis, G., Evridiki, P., & Venetsanos, M. (2020). Depression and Its Relationship with Coping Strategies and Illness Perceptions during the COVID-19 Lockdown in Greece: A Cross-Sectional Survey of the Population. Depression Research and Treatment, 2020, 11. https://doi.org/10.1155/2020/3158954

Qiu, J., Shen, B., Zhao, M., Wang, Z., Xie, B., & Xu, Y. (2020). A nationwide survey

Page 81: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

66

of psychological distress among Chinese people in the COVID-19 epidemic: implications and policy recommendations. General Psychiatri, 33(2)(100213).

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7061893/ Ramadhan, I., Budiarti, L. Y., & Lestari, D. R. (2013). Tingkat pengetahuan dengan

mekanisme koping penderita tuberculosis paru. Dunia Keperawatan: Jurnal …, 01(01), 80–88. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/view/1657

Ratnawati, E. (2017). Keperawatan Komunitas (Cet. I). Pustaka Baru Press :

YOGYAKARTA. Satgas.Covid.Kab.Malang. (2021). Jumlah Kasus Covid Kabupaten Malang (Issue

September). https://satgascovid19.malangkab.go.id/konten/file//17092021/_20210917-174046.pdf

Sevrita, I. E. (2019). GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL [Poltekkes Kemenkes Jogja]. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/3641

Simbar, W. septriono. (2015). HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DYSMENORRHEA DENGAN MEKANISME KOPING SAAT DYSMENORRHEA PADA SISWI SMP KRISTEN TAWAANG KECAMATAN TENGA.pdf.

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.

https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415 Suyanta, & Ekowarni, E. (2013). Pengalaman Emosi dan Mekanisme Koping

Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis. Jurnal Psikologi UGM, 39(2), 206–

219. https://doi.org/10.22146/jpsi.6987 Tulandi, V. A., Tucunan, A. A. T., & Maramis, F. R. R. (2021). Gambaran Perilaku

Pencegahan Covid-19 Di Desa Senduk Kecamatan tombariri. Kesmas, 9(7),

121–127. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/31621 Untari, S., & Himawati, L. (2021). Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang COVID-

19 di Desa Mayahan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 5(2), 20–24.

Wang, D., Hu, B., Hu, C., Zhu, F., Liu, X., Zhang, J., Wang, B., Xiang, H., Cheng, Z., Xiong, Y., Zhao, Y., Li, Y., Wang, X., & Peng, Z. (2020). Clinical Characteristics of 138 Hospitalized Patients with 2019 Novel Coronavirus-Infected Pneumonia in Wuhan, China. JAMA - Journal of the American Medical Association, 323(11), 1061–1069. https://doi.org/10.1001/jama.2020.1585

WHO. (2019). WHO. https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1

WHO. (2020). Laboratory testing for coronavirus disease (COVID-19) in suspected human cases: interim guidance, 11 Setember 2020. World Health Organization (WHO), March, 20.

https://apps.who.int/iris/handle/10665/334254 Widiari, I. D. A. D. (2019). GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

POST STROKE NON HEMORAGIK DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS SUKAWATI I GIANYAR [Politeknik

Kesehatan Kemenkes Denpasar]. http://repository.poltekkes-

Page 82: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

67

denpasar.ac.id/id/eprint/2220 Wölfel, R., Corman, V. M., Guggemos, W., Seilmaier, M., Zange, S., Müller, M. A.,

Niemeyer, D., Jones, T. C., Vollmar, P., Rothe, C., Hoelscher, M., Bleicker, T., Brünink, S., Schneider, J., Ehmann, R., Zwirglmaier, K., Drosten, C., & Wendtner, C. (2020). Virological assessment of hospitalized patients with COVID-2019. 581(May). https://doi.org/10.1038/s41586-020-2196-x

Wu, Z., & McGoogan, J. M. (2020). Characteristics of and Important Lessons from the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China: Summary of a Report of 72314 Cases from the Chinese Center for Disease Control and Prevention. JAMA - Journal of the American Medical Association, 323(13), 1239–1242. https://doi.org/10.1001/jama.2020.2648

Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D. P., Wisnawa, G. A., Agustina, N. P. D., & Diantari, N. P. A. (2020). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19 Dan Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(4), 491. https://doi.org/10.26714/jkj.8.4.2020.491-504

Yuliana, E. (2017). ANALISIS PENGETAHUAN SISWA TENTANG MAKANAN YANG SEHAT DAN BERGIZI TERHADAP PEMILIHAN JAJANAN DI SEKOLAH [UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.].

http://repository.ump.ac.id/id/eprint/4114 Zhang, T., Wu, Q., & Zhang, Z. (2020). Erratum: Probable Pangolin Origin of

SARS-CoV-2 Associated with the COVID-19 Outbreak (Current Biology (2020) 30(7) (1346–1351.e2), (S0960982220303602), (10.1016/j.cub.2020.03.022)). Current Biology, 30(8), 1578. https://doi.org/10.1016/j.cub.2020.03.063

Page 83: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

68

Lampiran 1: Surat Keterangan Kelaikan Etik

Page 84: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

69

Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian

a. Studi Pendahuluan

Page 85: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

70

b. Uji Validitas

Page 86: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

71

c. Ijin Pengambilan data

Page 87: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

72

d. Ijin Penelitian

Page 88: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

73

Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 89: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

74

Lampiran 4: Penjelasan Penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

1. Saya Dimas Arsyad Amrillah Noor Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan ini

meminta Bapak/ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian

yang berjudul ” HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19

DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANJUT USIA DI DUSUN

LOWOKJATI KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG”.

2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan tingkat

pengetahuan Covid-19 dengan Mekanisme Koping pada Lanjut Usia Di

Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ilmu khususnya

tentang Covid-19 dan Mekanisme Koping pada Lanjut Usia.

3. Pengambilan data penelitian ini akan dilakukan dengan mengisi 2 lembar

kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti yaitu lembar kuesioner

tentang pengetahuan Covid-19 dan lembar kuesioner mengenai

Mekanisme Koping Lansia.

4. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dengan keikutsertaan Bapak/Ibu

adalah dapat meningkatkan pengetahuan tentang Covid-19 dan

Mekanisme Koping

5. Ketidaknyamanan/ resiko yang mungkin muncul yaitu tersitanya waktu

selama 5-8 menit saat mengisi lembar kuesioner, jika selama proses

pengambilan data Bapak/Ibu merasa lelah atau ingin berhenti sejenak

peneliti akan menyetujuinya.

6. Pada penelitian ini, prosedur pemilihan subjek yaitu Lanjut Usia berusia

>60 tahun di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

7. Prosedur pengambilan sampel adalah purposive sampling dimana

pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai

dengan tujuan penelitian cara ini mungkin menyebabkan perasaan tidak

menyenangkan tetapi Bapak/Ibu tidak perlu kuatir karena peneliti akan

menjaga kerahasiaan segala macam identitas

8. Setelah Bapak/Ibu menyatakan kesediaan berpartisipasi dalam penelitian

ini, maka peneliti memastikan Bapak/ibu dalam keadaan sehat

Page 90: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

75

9. Sebelum proses pengambilan data dilakukan, peneliti akan menerangkan

tujuan dan kontrak waktu pada proses pengumpulan data pada penelitian

ini kepada Bapak/Ibu, selama 2 menit, dengan cara memberikan

penjelasan dan contoh cara menjawab pertanyaan, sesuai dengan

pengalaman yang Bapak/Ibu ketahui

10. Bapak/Ibu dapat memberikan umpan balik dan saran pada peneliti terkait

dengan proses pengambilan data baik selama maupun setelah proses

pengambilan data secara langsung kepada peneliti.

11. Peneliti akan memberikan waktu 2-3 menit pada Bapak/Ibu untuk

menyatakan dapat berpartisipasi / tidak dalam penelitian ini secara

sukarela.

12. Jika Bapak/Ibu menyatakan bersedia menjadi responden namun disaat

penelitian berlangsung anda ingin berhenti, maka Bapak/Ibu dapat

menyatakan mengundurkan diri atau tidak melanjutkan ikut dalam

penelitian ini. Tidak akan ada sanksi yang diberikan kepada Bapak/Ibu

terkait hal ini.

13. Nama dan jati diri Bapak/Ibu akan tetap dirahasiakan, sehingga diharapkan

Bapak/Ibu tidak merasa khawatir dan dapat mengisi kuisioner sesuai

kenyataan dan pengalaman yang sebenarnya

14. Jika Bapak/Ibu merasakan ketidaknyamanan atau dampak karena

mengikuti penelitian ini, maka Bapak/Ibu dapat menghubungi peneliti yaitu

Dimas Arsyad Amrillah Noor (085852456075)

15. Perlu Bapak/Ibu ketahui bahwa penelitian ini telah mendapatkan

persetujuan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya sehingga Bapak/Ibu tidak perlu khawatir

karena penelitian ini akan dijalankan dengan menerapkan prinsip etik

penelitian yang berlaku.

16. Hasil penelitian ini kelak akan dipublikasikan namun tidak terdapat identitas

Bapak/Ibu dalam publikasi tersebut sesuai dengan prinsip etik yang

diterapkan.

17. Peneliti akan bertanggung jawab secara penuh terhadap kerahasiaan data

yang Bapak/Ibu berikan dengan menyimpan data hasil penelitian yang

hanya dapat diakses oleh peneliti

Page 91: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

76

Peneliti Utama

(Dimas Arsyad mrillah Noor)

Page 92: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

77

Lampiran 5: Informed Consent

Pernyataan Persetujuan Untuk Berpartisipasi Dalam Penelitian

(Inform Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama (Inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan

memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam

penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut

sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 Dengan Mekanisme Koping

Pada Lanjut Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten

Malang”

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa

paksaan.

Malang, Desember 2021

Mengetahui,

Penanggung jawab penelitian Yang menyatakan

Dimas Arsyad Amrillah Noor ..................................... NIM: 205070209111034 Responden

Page 93: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

78

Lampiran 6: Lembar Kuesioner Mekanisme Koping

Kuesioner mekanisme koping lanjut usia

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda checklist (√) pada salahsatu kolom jawaban dari 5 pilihan yang

sesuai dengan kondisi saat ini yang anda alami dan rasakan.

Keterangan:

SL : Selalu (Jika perlakuan akan sesuatu yang dilakukan secara terus

menerus dan setiap hari/tiap saat).

S : Sering (Jika Jika perlakuan akan sesuatu yg terus menerus namun

tidak tiap hari/hampir tiap hari).

P : Pernah (Jika Jika perlakuan akan sesuatu yang dilakukan hanya

sekali)

KK : Kadang-kadang (Jika perlakuan akan sesuatu yang dilakukan hanya

kalau sedang mau).

TP : Tidak Pernah (Jika perlakuan akan sesuatu yang dilakukan tidak

menentu dan terlihat hampir tidak melakukan perbuatan itu).

Page 94: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

79

No Pernyataan TP KK P S SL

1. Saya membicarakan masalah dengan keluarga

2. Saya membicarakan masalah saya dengan orang yang lebih mengerti tentang hal tersebut

3. Saya mengambil hikmah dan pelajaran setelah menghadapi sebuah masalah

4. Saya berdoa dan berserah diri kepada Tuhan

5. Saya berfikir masalah yang terjadi saat ini karena suatu hal yang saya lakukan di masa lalu

6. Saya yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya

7. Saya menggunakan alkohol atau obat terlarang

8. Saya tidak mau makan atau makan terlalu banyak ketika terjadi sebuah masalah pada diri saya

9. Saya mengurung diri saat menghadapi masalah

10. Saya merahasiakan masalah atau kondisi sakit saya kepada orang lain

11. Saya marah dan menyalahkan orang lain atas masalah ini

12 Saya merasa mudah marah saat ada masalah atau saya sedang sakit

Page 95: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

80

Lampiran 7: Lembar Kuesioner Pengetahuan Covid-19

Kuesioner pengetahuan Covid-19

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda centang (√ ) pada kolom “Benar” atau “Salah” sesuai dengan pilihan

anda

No Pernyataan Benar Salah

1 Penyakit virus Corona (Covid-19) adalah penyakit

menular yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan

2 Gejala klinis utama pada Covid-19 yang muncul yaitu sesak nafas

3 Gejala COVID-19 pada usia yang lebih tua lebih berat dari pada usia yang lebih muda muda

4 Virus korona tidak akan menular pada saat berbicara

5 Orang yang sehat tidak akan tertular penyakit virus Corona

6 Orang yang sehat tidak perlu memakai masker saat keluar rumah

7 Rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membantu mencegah dan menularkan virus Corona

8 Orang dengan komorbiditas seperti penyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis memiliki risiko lebih besar terkena SARS-CoV-2

9 Risiko kematian pasien COVID-19 lebih tinggi pada penderita penyakit kronis dan lansia

10 Anak-anak tidak termasuk kelompok yang berisiko karena jarang terinfeksi Covid- 19

Page 96: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

81

Lampiran 8: Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR

Nama : Dimas Arsyad Amrillah Noor N I M : 205070209111034 Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul Tugas Akhir : Hubungan Tingkat Pengetahuan Covid-19 Dengan

Mekanisme Koping Pada Lanjut Usia Di Dusun Lowokjati Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Pembimbing I : Dr. Yati Sri Hayati, S.Kp., M.Kes. Pembimbing II : Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep

Tgl Pembi

mbing

I /II

Metode

Bimbin

gan

Topik

Pembahas

an

Saran Pembimbing Tanda

Tangan

3 Mei 2021

I

Asinkron (Email)

Topik

penelitian dan BAB I

Penyetoran judul penelitian

11 Mei 2021

I Sinkron (zoom)

BAB I 1. Ubah variabel penelitian

2. Perbanyak literatur

24 Mei 2021

I

Asinkron (Email)

Revisi BAB 1

1. Tambahkan alasan penelitian terkait tempat pengambilan data

2. Tambahkan data gambaran mekanisme koping lansia secara umum dan pada masa pandemi (berdasarkan artikel penelitian)

3. Tambahkan bagaimana cara menilai mekanisme koping pada lansia

4. Lanjutkan sampai bab 4

25

Mei

2021

II

Asinkron (Email)

Topik penelitian dan BAB I

Penyetoran judul penelitian

3

Juni

2021

II Sinkron

(zoom) BAB I

Susunan paragraph

1: paparkan fenomena

2: tuliskan prevalensi 3: kronologis permasalahan, 4: solusi yang ditawarkan

Page 97: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

82

6 Juli 2021

II

Asinkron (Email)

Revisi BAB

I

1. Perbaiki penulisan dan penyusunan kalimat 2. Perbaiki SPOK 3. Teliti lagi kesalahan penulisan (Thypo, cetak miring)

19 Agustu

s 2021

II

Asinkron (Email)

Revisi BAB

I

1.Perbaiki penulisan dan sitasi pada tiap sumber dan data yang dicantumkan 2. Data harus dari sumber yang jelas

14

Septem

ber

2021

II

Asinkron (Email)

Revisi BAB

1

16

Septem

ber

2021

II

Sinkron (Zoom)

Revisi BAB

1

1. Perbaiki susunan paragraf 2. Tambahkan adakah hubungan antara pengetahuan dengan mekanisme koping

23

Septem

ber

2021

II

Asinkron (Email)

Revisi BAB

1

Tambahkan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan judul untuk memperkuat rumusan masalah

24

September

2021

I

Sinkron (Zoom)

Konsul BAB 1-

4

1. Desain penelitian 2. Tambahkan rumus pengambilan sampel

07

Oktobe

r 2021

I

Asinkron (Email)

Acc ujian proposal

28

Septem

ber

2021

II

Asinkron (Email)

Konsul BAB 1-4

1

Oktobe

r

2021

II

Asinkro

n

(Email)

Revisi BAB 1-4

1. Perbaiki penulisan dan SPOK

11

Oktobe

r 2021

II

Asinkro

n

(Email)

Revisi BAB 4 1. Tambahkan rumus pengambilan sampel penelitian 2. Perbaiki kalimat pada definisi operasional 3. Lengkapi lampiran (kuesioner) 4. Cantumkan kode yang digunakan pada lembar kuesioner

21

Oktobe

r 2021

II

Asinkro

n

(Email)

Acc ujian proposal

Page 98: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

83

30

Desem

ber

2021

I Asinkro

n

(whatsapp

)

Konsul BAB 5-6-7 Acc pendaftaran ujian Semhas

31

Desem

ber

2021

II

Asinkro

n

(whatsap

p)

Konsul BAB 5-6-7 Acc pendaftaran ujian Semhas

Mengetahui:

Koordinator TA,

Ns. Bintari Ratih Kusumaningrum, S.Kep., M.Kep

NIK. 2013098604092001

Page 99: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

84

Lampiran 9: Tabulasi Data Demografi

Responden usia jenis

kelamin pendidikan pekerjaan pengetahuan koping

1 1 2 4 1 2 2

2 1 2 1 5 3 2

3 3 2 1 5 1 2

4 4 2 1 5 1 2

5 2 2 1 5 1 2

6 2 2 1 1 1 2

7 1 2 1 5 1 2

8 2 1 1 1 1 2

9 1 2 1 5 1 2

10 3 1 1 5 2 1

11 1 2 1 5 1 2

12 2 2 1 5 1 2

13 2 1 1 5 1 2

14 1 2 1 5 1 2

15 4 1 1 5 1 2

16 2 2 1 5 1 2

17 2 2 1 5 1 2

18 4 1 1 5 1 2

19 3 2 1 1 1 2

20 4 1 1 5 1 2

21 1 2 1 5 1 2

22 1 1 1 5 1 2

Page 100: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

85

23 1 1 1 5 2 2

24 2 2 1 5 1 2

25 2 1 1 5 2 2

26 2 1 1 5 2 2

27 1 1 1 5 1 2

28 1 2 1 5 1 2

29 1 1 2 5 1 2

30 2 1 1 5 1 2

31 2 2 1 5 1 2

32 2 1 1 1 1 2

33 1 1 1 5 2 2

34 1 1 1 5 1 2

35 1 1 1 5 1 2

36 2 2 1 5 1 2

37 1 1 1 5 1 2

38 2 2 1 1 1 2

39 2 2 1 1 1 2

40 1 1 1 5 1 2

41 1 1 1 5 1 2

42 2 1 1 5 1 2

43 2 1 1 1 1 2

44 2 2 1 5 1 2

45 1 1 1 5 1 2

46 2 2 1 1 1 2

47 2 1 1 1 1 2

Page 101: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

86

48 1 2 1 5 2 2

49 1 1 1 5 1 2

50 2 1 1 5 2 2

51 3 2 1 1 1 2

52 1 1 1 5 2 2

53 2 1 1 5 2 1

54 1 1 2 5 2 2

55 1 1 1 5 1 2

56 2 2 1 5 1 2

57 2 1 1 5 1 2

58 2 1 1 5 2 2

59 1 2 1 5 1 2

60 2 2 1 1 2 2

61 2 2 1 1 1 2

62 2 1 1 5 1 2

63 2 2 1 1 1 2

64 1 1 1 5 1 2

65 2 1 2 5 1 2

66 2 1 1 5 1 2

67 2 2 1 1 2 2

68 1 1 2 5 2 2

69 2 2 1 1 1 2

70 1 1 1 5 2 2

71 1 1 2 5 1 2

72 1 1 1 5 1 2

Page 102: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

87

73 1 1 1 5 1 2

74 2 1 1 1 1 2

75 2 1 1 5 2 2

76 2 1 1 5 1 2

77 2 1 1 5 1 2

78 1 2 1 1 2 2

79 2 2 1 1 1 2

80 2 1 1 1 1 2

81 2 1 2 5 2 2

82 2 2 1 5 3 2

83 2 2 1 1 1 2

84 2 1 1 5 1 2

85 1 1 2 5 1 2

86 2 2 1 1 2 2

87 1 1 2 5 2 2

88 1 2 1 5 2 2

89 1 1 1 5 1 1

90 1 1 1 5 1 2

91 1 2 1 1 2 2

92 1 1 2 5 1 2

93 2 1 1 5 2 2

94 2 1 1 5 2 2

95 1 2 1 1 1 2

96 2 1 1 5 1 2

97 1 1 1 5 1 2

Page 103: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

88

98 2 2 1 1 1 2

99 1 1 1 5 1 2

100 1 1 2 5 1 2

101 1 1 1 5 1 2

102 1 1 1 5 1 2

103 2 1 1 5 1 2

104 2 1 1 1 1 2

105 2 2 1 5 1 2

106 1 1 1 5 1 2

107 1 1 1 5 1 2

108 2 1 1 1 1 2

109 1 2 1 5 1 2

110 1 1 1 5 1 2

111 2 1 2 5 2 2

112 1 2 1 1 1 2

113 1 1 1 5 1 2

114 1 2 1 1 2 2

Keterangan:

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Koping 60-65 : 1 Laki-laki : 1 SD : 1 Tidak Bekerja : 1 Kurang : 1 Maladaptif : 1 66-70 : 2 Perempuan : 2 SMP : 2 Swasta : 2 Cukup : 2 Adaptif : 2 71-75 : 3 SMA : 3 Wirausaha : 3 Baik : 3 76-80 : 4 Diploma : 4 PNS/TNI/POLRI : 4 >80 : 5 Sarjana : 5 Petani/Pedagang/

Buruh : 5

Lain-lain : 6

Page 104: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

89

Lampiran 10: Hasil Analisa Data

Correlations

KOPING

Spearman's rho PENGETAHUAN Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

1.000

.

114

-.151**

.109

114

KOPING Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

-.151**

.109

114

1.000

.

114

** Lampiran 11: Uji Validitas dan Reabilitas a. Mekanisme Koping

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 35 100.0

Excludeda 0 .0

Total 35 100.0

a.

Reliability Statistics

N of Items

.973 12

Page 105: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

90

b. Tingkat Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 35 100.0

Excludeda 0 .0

Total 35 100.0

a.

Reliability Statistics

N of Items

.926 10

Page 106: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

91

Lampiran 12: Dokumentasi Penelitian

Page 107: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

92

Lampiran 13: Daftar Riwayat Hidup Peneliti

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dimas Arsyad Amrillah Noor,

A.Md.Kep

2. NIM : 205070209111034

3. Program Studi : Ilmu Keperawatan

4. Institusi : Universitas Brawijaya

5. Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 8 Januari 1998

6. Jenis Kelamin : Laki-laki

7. No. HP/ ID Line : 085852456075 /

8. Email : [email protected]

9. Alamat Rumah : Perum Bumi Ardimulyo Blok T-11 RT11 RW 12

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Riwayat Pendidikan

Jenjang Nama Sekolah/ Institusi Jurusan Tahun

TK TK Dharma Wanita 2004

SD MI Almaarif 02 Singosari 2010

SMP SMPN 03 Singosari 2013

SMA SMAN 1 Singosari 2016

D-III Poltekkes RS dr. Soepraoen

Malang

Keperawatan 2019

Page 108: hubungan tingkat pengetahuan covid-19 dengan

93

Pengalaman Organisasi

Nama Organisasi Tahun

Badan Eksekutif Mahasiswa Poltekkes RS dr.

Soepraoen Malang

2016-2019

Riwayat Prestasi

No. Nama Kompetisi Capaian Tahun

1. Pornikes Turnamen Futsal Se-Jawa

Timur STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Peringkat II 2019

Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat Sebelumnya

No. Judul Karya Jenis Tahun

1. Gambaran Tanda-tanda Infeksi Luka

Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit

BAN Lawang

Karya Tulis Ilmiah 2019