HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2 UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018 SKRIPSI DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan OLEH : FINA FITRAYANA SARANANI P00312014018 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV 2018
73
Embed
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2
UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018
SKRIPSI
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan
OLEH : FINA FITRAYANA SARANANI
P00312014018
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Fina Fitrayana Saranani
Tempat/Tanggal Lahir : Unaaha, 25 Oktober 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl.Haluoleo Kel.Puosu, Kec.Tongauna,
Kab.Konawe
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Puosu Tamat Tahun 2008
2. MTs Negeri Unaaha Tamat Tahun 2011
3. SMK Kesehatan Unaaha Tamat Tahun 2014
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D.IV Kebidanan Tahun
Latar Belakang : Anemia merupakan suatu kondisi kesehatan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin normal umumnya berada pada laki-laki dan perempuan. Pada pria didefinisikan sebagai sebagai kadar hemoglobin 14-16 gram/100 ml sedangkan pada wanita sebagai hemoglobin 12-15 gram/100 ml. Anemia pada remaja puteri adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal di mana nilai Hb normal pada remaja puteri menurut WHO adalah 12 g%. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha Tahun 2018. Metode Penelitian : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2 Unaaha yang telah memenuhi kriteria berjumlah 67 responden dari 198 populasi. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling menggunakan kuesioner. Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat ukur kadar Hb. Hasil Penelitian : Sebagian besar remaja puteri mengalami anemia saat
sedang menstruasi. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pola menstruasi
dengan kejadian anemia pada remaja puteri (ρvalue = 0,000).
Kata Kunci : pola menstruari, kejadian anemia, remaja puteri 1. Mahasiswa DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 2. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 3. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma IV Jurusan Kebidanan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari, dengan judul :”Hubungan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 2 Unaaha
Tahun 2018’’. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi mulai
dari tahap perencanaan hingga selesainya, penulis senantiasa mendapat
tantangan dan hambatan, namun berkat petunjuk, bimbingan dan arahan-
arahan dari ibu Hendra Yulita, SKM, MPH selaku pembimbing I dan ibu
Yustiari, SST, M.kes selaku pembimbing II semua dapat teratasi. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
beliau yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Aswita, S.SiT, MPH, ibu HJ. Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb dan
ibu Farming, SST, M.Keb selaku penguji skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan saran dalam
penyusunan Skripsi hingga selesai.
vii
4. Ibu Hasmia Naningsih, SST, M.Keb selaku ketua prodi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Bapak ibu dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan
atas segala didikan, ilmu dan bimbinganya selama penulis berada
dalam proses perkuliahan.
6. Kepada bapak Lami, S.Pd., MM selaku kepala SMA Negeri 2 Unaaha
yang telah memberikan izin melakukan penelitian.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang tercinta Almarhumah
mama Minartin Pagala yang selalu memberi semangat dan dukungan
selama menjalankan masa kuliah dan papa Firdaus Saranani yang
selalu memberikan dukungan moril maupun materil dan motivasi serta
doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga
bisa sampai ke titik ini.
8. Untuk kedua adikku Muh. Yasin Saranani dan Muh. Yasrin Saranani,
terimakasih atas segala perhatian dan kasih sayangnya Selama ini.
fisik, pola menstruasi, perdarahan dan cacingan (Farida, 2004).
25
C. Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka teori
(sumber :Wahyuni, 2004:8 , Gunatmaningsih, 2007:34, dengan modifikasi)
Pendapatan
keluarga
Pengetahuan Tentang
anemia
Pelayanan
kesehatan
Anemia
Konsumsi zat
besi
Status gizi
Asupan zat besi
Diare
Pertumbuha
fisik
Aktivitas fisik
menstruasi
Perdarahan
Cacingan
Pendidikan
ibu
Keanekarag- aman
makanan
Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus
peptikum)
26
D. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
Gambar 2. Kerangka konsep
E. Hipotesis penelitian
1. Hipotesis alternative (Ha)
Ada hubungan pola menstruasi dengan kejadia
anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha.
2. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada hubungan hubungan pola menstruasi
dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2
Unaaha.
POLA
MENSTRUASI
ANEMIA PADA
REMAJA PUTERI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey anatilik dimana survey ini
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi . Dengan desain cross sectional , dimana hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependenditeliti pada
waktu yang sama. Pendekatan cross sectional adalah suatu
penelitian dimana variabel-variabelnya diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama dengan metode survey melalui observasi dan
wawancara (Notoatmodjo, 2010).
Gambar 3. Rancangan penelitian
Remaja puteri
Pola menstruasi tidak
normal dengan siklus <21
atau > 35 hari, lama <2
atau >8 hari, ganti pembalut
<2 atau >5 kali perhari
Pola menstruasi normal
dengan siklus 21 - 35 hari,
lama 2 - 8 hari, ganti
pembalut 2-5 kali perhari
Remaja
puteri tidak
mengalami
anemia
Remaja
puteri
mengalami
anemia
Remaja
puteri
mengalami
anemia
Remaja
Puteri tidak
mengalami
anemia
28
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidi laksanakan pada bulan April 2018 pada
Remaja Puteri di SMAN 2 Unaaha .
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2
Unaaha dengan jumlah keseluruhan populasi adalah 198 siswi.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2
Unaaha yang telah memenuhi kriteria.
a. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja puteri di SMA Negeri 2 unaaha yang sedang
mengalami menstruasi pada saat dilakukan penelitian.Untuk
melihat berapa jumlah sampel akan digunakan, maka rumus
pengambilan sampel yang di pakai adalah rumus slovin
(Sujarweni, VdanEndrayanto, 2012) sebagai berikut :
n =N
1 + N (e2)
Keterangan :
N = Besar populasi n = Besar sampel e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen
kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan penarikan sampel) yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
29
Sehingga dengan jumlah populasi 198, maka dapat
ditentukan besar sampel sebagai berikut:
n =198
1 + 198 (0,12)
=198
1 + 198 (0,01)
=198
2,98
=66,4 = 67
Jadi, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebesar 67 siswi.
b. Teknik sampling
Teknik sampling yang akan digunakan adalah non
random sampling yaitu pengambilan sampel tidak
didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan,
tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi
kepraktisan semata (Notoatmodjo,2010). Teknik yang
digunakan adalah accidental sampling.
D. Definisi operasional dan criteria objektif
1. Variabel dependen
a. Anemia pada remaja puteri
Adalah dimana Kadar Hb pada remaja putri <12 gr/dl.
Kriteria objektif :
1) Normal : Hb 12 mg/dl
2) Anemia : Hb <12 mg/dl
30
Cara pengukuran : Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat
ukurkadar Hb.
a. Variabel independen
1) Pola menstruasi
Pola menstruasi adalah serangkaian proses
menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan
lama perdarahan menstruasi. Kriteria objektif :
a) Normal : Siklus 21-35 hari, lama 2-8 hari,
Ganti pembalut 2-5 kali perhari
b) Tidak normal : Siklus <21 atau >35 hari, lama
<2 atau >8 hari, ganti pembalut
<2 atau >5 kali perhari
(Gunatmaningsih, 2007)
Cara pengukuran :Dengan kuisoner
E. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari (Siswanto , 2013). Dalam
penelitian ini, data primer berupa jawaban atas pertanyaan
yang diberikan kepada responden melalui kuisioner.
31
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau
data laporan yang telah tersedia (Siswanto , 2013). Data
sekunder didapatkan dari SMA Negeri 2 Unaaha.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner dan alat ukur kadar Hemoglobin.
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,
2002).Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
terstruktur. Setiap jawaban diberi skor dan skor total merupakan
bobot pola menstruasi. Siklus menstruasi adalah teratur atau
tidaknya remaja putri mendapatkan menstruasi setiap bulannya.
Contohnya seperti cara pemberian skor siklus menstruasi yaitu
jika siklus menstruasi teratur (21 – 35 hari) maka diberi skor 1
dan jika siklus menstruasi tidak teratur dimana dapat
dikategorikan menjadi siklus menstruasi pendek (<21 hari) dan
panjang (>35 hari), maka masing – masing diberi skor 0 . Lama
hari menstruasi, adalah banyaknya hari remaja putri mengalami
32
menstruasi setiap bulannya. Cara pemberian skor lama hari
menstruasi yakni skor 1 jika lama hari menstruasi termasuk
kategori normal (2 – 8 hari) dan jika lama hari menstruasi
termasuk tidak normal dimana masih dikategorikan lagi menjadi
pendek (<2 hari) dan panjang (> 8 hari) diberi skor 0. Pada
kuesioner terdapatpertanyaan tentang pola menstruasi
responden.
2. Untuk mengukur Kadar anemia sebagai variabel terikat dalam
penelitian ini didefinisikan kondisi anemia remaja putri yang
digambarkan dari nilai kadar hemoglobin (Hb) diukur dengan
alat ukur kada HB< 12 g/dl. Alat ukur menggunakan GCHb.
G. Pengolahan, penyajian dan analisis data
1. Pengolahan data
Proses kegiatan analisis data/pengolahan data ini terdiri dari
tiga jenis kegiatan, yaitu:
a. Memeriksa data(Editing)
Yang dimaksud memeriksa atau proses editing adalah
memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa
daftar pertanyaan.
b. Memberi kode (Koding)
Salah satu cara menyederhanakan data hasil
penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-
33
simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah
diklasifikasikan.
c. Tabulasi data (Tabulating)
Yang dimaksud yaitu menyusun dan mengorganisir
data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik. (Siswanto, 2013)
2. Penyajian data
Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dinarasikan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat
dihasilkan kesimpulan hasil penelitian.
3. Analisis data
a. Analisi univariat
Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui distribusi frekuensi
digunakan rumus:
𝑃𝑖 =𝑓𝑖
𝑁x 100
Keterangan:
Pi = persentase masing-masing kelompok
fi = frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok
N = total sampel penelitian
Total persentase harus sama dengan seratus persen (100%)
34
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,
2010). Analisis bivariate ini akan digunakan untuk
mengetahui hubungan antara pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja puteri.
Jenis analisis yang digunakan adalah chi square
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
𝑋2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
Keterangan :
O = frekuensi observasi
e = frekuensi harapan
e= total baris x total kolom
grand total
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 2 Unaaha merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang
terletak Jl. S. Parman No.355, Kelurahan Puunaha, Kecamatan
Unaaha, Kabupaten Konawe. Luas wilayah 5,600 M2 . Jumlah guru
35, jumlah siswa Laki-laki 177, Jumlah siswa Perempuan 198
Batas-batas wilayah SMA Negeri 2 Unaaha adalah sebagai berikut
:
a. Sebelah utara : Kel. Arombu
b. Sebelah selatan : Kec. Tongauna
c. Sebelah timur : Jl. Sapati
d. Sebelah barat : Jl. Sao-sao
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan
hubungan pola menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja
putri di SMAN 2 Unaaha. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 20.
36
1. Analisi Univariat
Analisis univariabel merupakan analisis yang dilakukan
untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik
variabel terikat maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan
dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariat pada penelitian
ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola menstruasi dan kejadian
anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018.
a. Deskripsi pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi pola menstruasi
remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
Pola Menstruasi Jumlah Persentase (%)
Normal 39 58,21
Tidak Normal 28 41,79
Total 67 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas remaja
putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi
37
yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri terdapat 39 orang
(58,21%) yang mengalami pola mentruasi normal. Sedangkan 28
(41,79%) orang remaja lainnya mengalami pola menstruasi yang
tidak normal.
b. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi kejadian anemia
remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
Kejadian Anemia Jumlah Persentase (%)
Normal 41 61,19
Anemia 26 38,81
Total 67 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas
remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak mengalami
anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni dari 67 orang
remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak mengalami anemia.
Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya mengalami anemia
pada saat menjalani proses menstruasi.
38
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent
(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan
dengan Chi Square untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan
antara pola mestruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di
SMA Negeri 2 Unaaha tahun 2018. Hasil analisis disajikan pada
tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hubungan pola menstruasi dengan kejadian
anemia remaja putri SMAN 2 Unaaha tahun 2018
Pola
Menstruasi
Kejadian Anemia
P X2hitung Anemia Normal
n % n %
Tidak Normal 19 67,86 9 32,14 0,000 17,596
Normal 7 17,95 32 82,05
Total 26 38,81 41 61,19
Sumber : olahan data primer
Tabel 3 menunjukkan bahwa ditinjau secara statistik
menggunakan analisis Chi Square (X²) pada tingkat kemaknaan
95% menunjukan nilai p = 0,000 < α = 0,05 dengan X2 hitung =
17.596. Ini berarti hipotesis penelitian (Ha) diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola
39
menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2
Unaaha tahun 2018.
C. Pembahasan
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang
siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (Wiknjosastro, 2009).
Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri
dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri
di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi yang
normal, dimana dari 67 responden terdapat 39 orang (58,21%)
mengalami pola menstruasi yang normal. Dari jumlah tersebut,
mayoritas remaja tidak mengalami anemia yakni dari 39 orang
remaja, terdapat 32 orang (82,05%) tidak mengalami anemia dan
hanya 7 orang (17,95%) remaja yang mengalami anemia. Adapun
remaja yang mengalami pola menstruasi tidak normal sebanyak 28
orang (41,79%) remaja, dari jumlah tersebut mayoritas remaja
mengalami anemia yakni dari 28 orang terdapat 19 orang (67,86%)
remaja mengalami anemia dan hanya 9 orang (32,14%) remaja
tidak mengalami anemia. Hasil ini memberikan gambaran bahwa
bagi remaja putri yang mengalami pola menstruasi baik normal
40
maupun tidak normal memiliki potensi untuk mengalami kejadian
anemia. Namun potensi terbesar terjadi pada pola menstruasi yang
tidak normal.
Secara bivariat nilai p-value = 0,000 < α = 0,05 dengan X2
hitung = 17.596. Ini berarti bahwa pola menstruasi memiliki
hubungan yang siginifikan dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018. Hal ini merupakan konfirmasi
dari deskripsi pola menstruasi dan kejadian anemia pada remaja
bahwa ada kecenderungan dari remaja dengan pola menstruasi
yang tidak normal untuk mengalami anemia. Demikian pula
sebaliknya bahwa remaja dengan pola menstruasi normal
cenderung untuk tidak mengalami anemia.
Adanya hubungan tersebut memberi makna bahwa remaja
dalam masa mentruasi berpotensi untuk mengalami anemia. Hal ini
merupakan mengejewantahan dari kejadian mentruasi itu sendiri,
dimana pada remaja yang mengalami mentruasi akan kehilangan
banyak darah, terutama pada menstruasi yang tidak normal.
Meskipun kejadian anemia dipengaruhi oleh banyak faktor
sebagaimana diungkapkan oleh Dian Gunatmaningsih, (2007) yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan
kejadian anemia pada remaja puteri . Hal ini tidak sejalan dengan
Dian Purwitaningtyas Kirana (2011), yang menyatakan bahwa tidak
41
terdapat hubungan pol menstruasi dengan kejidian anemia
pada remaja puteri.
Pada saat dilakukan pengukuran hb responden di SMAN 2
Unaaha yang sedang mengalami menstruasi, Diperoleh keterangan
bahwa sebanyak 26 remaja (38,81%) mengalami anemia.
Pola menstruasi perlu mendapat perhatian yang besar dari
kalangan remaja mengingat hal ini sangat erat kaitannya dengan
kejadian anemia pada remaja. Anemia dalam masa pertumbuhan
atau perkembangan bagi remaja putri akan memberikan dampak
yang kurang baik dalam melakukan aktivitas sehari – hari maupun
bagi pertumbuhan itu sendiri. Berbagai masalah yang dapat
mempersulit masa pertumbuhan mungkin saja terjadi seperti
terganggunya distribusi nutrisi di dalam tubuh, mudah lelah serta
penurunan konsentrasi dan penurunan prestasi bagi remaja
(Arisman, 2009).
Uraian diatas menegaskan bahwa Remaja Putri sangat
rentan mengalami anemia dimana setiap bulannya mengalami
menstruasi. Sementara pada remaja putri yang mengalami anemia
menimbulkan kemampuan dan konsentrasi belajar menurun,
menggangu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak optimal,
menurun kemampuan fisik, muka pucat. Remaja dapat
dikategorikan rentan dalam masalah anemia sehingga diperlukan
penanganan yang tepat dalam menghadapi masalah tersebut.
42
Menghadapi permasalahan anemia pada remaja putri perlu
diselesaikan dengan upaya yang aman dan efektif untuk mengatasi
masalah anemia pada remaja diperlukan suplementasi zat
besi/zinc. Oleh karena itu, adanya suplementasi besi/zinc pada
remaja putri diharapkan akan menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri
sehinnga mampu menekan angka kejadian anemia pada remaja
putri. Perlu adanya penyuluhan secara menyeluruh dan merata
tentang informasi mengenai pentingnya mengosumsi suplementasi
besi/zinc pada remaja setelah mengalami menstruasi.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami
pola menstruasi yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri
terdapat 39 orang (58,21%) yang mengalami pola mentruasi
normal. Sedangkan 28 (41,79%) orang remaja lainnya mengalami
pola menstruasi yang tidak normal.
2. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak
mengalami anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni
dari 67 orang remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak
mengalami anemia. Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya
mengalami anemia pada saat menjalani proses menstruasi
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola menstruasi
dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
44
B. Saran
Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan, untuk meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada kalangan remaja putri khususnya kesiapan
remaja untuk menghadapi masa menstruasi
2. Bagi SMAN 2 Unaaha, agar meningkatkan pemahaman siswa
tentang menstruasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi baik
melalui seminar-seminar disekolah yang diselenggarakan oleh
UKS sekolah atau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah.
3. Bagi remaja putri diharapkan agar bersedia mengkonsumsi
tablet tambah darah (Fe) ketika dalam masa menstruasi, supaya
terhindar dari kejadian anemia yang dapat mengganggu
konsentrasi belajarnya. Serta mengkonsumsi makanan yang
dapat mencegah anemia seperti daging sapi, hati, kacang-
kacangan dan sayur-sayuran.
4. Bagi peneliti selanjutnya, adanya hasil penelitian ini maka
peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi tentang
sumber informasi yang berkaitan dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
45
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. _______. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi II. Jakarta
: ECG Briawan. 2014. Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dinkes provinsi Sulawesi Tenggara. 2016. Hasil Pantauan Status Gizi
Sulawesi Tenggara. Dinkes Sulawesi Tenggara Farida. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Keehatan Wanita. Yogyakarta : Gala
Ilmu Semesta Franser. 2009. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC Gunatmaningsih, Dian. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1. http://s3.amazonaws.com/academia.adu.documents/
Heffner. 2008. sistem reproduksi edisi kedua, Jakarta : EGC Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015 Kirana, Dian Purwitaningtyas. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA. http://eprints.undip.ac.id
Koes, Irianto. 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta :
Alfabeta __________. 2015. Kesehatan reproduksi. Jakarta : Alfabeta Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Papas Sinar Sinanti Muchtadi. 2009. Pengantar Ilimu Gizi. Bandung : Alfabeta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Asdi