Page 1
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU KESIAPSIAGAAN DALAM MENANGGULANGI
KEBAKARAN DI PT PURA BARUTAMA KUDUS
(Studi Tim Penanggulangan Kebakaran di PT Pura Barutama)
\
Oleh:
IJAB SEFRI RAIS
A2A014009
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
http://repository.unimus.ac.id
Page 2
http://repository.unimus.ac.id
Page 3
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU
KESIAPSIAGAAN DALAM MENANGGULANGI
KEBAKARAN DI PT PURA BARUTAMA KUDUS
Ijab Sefri Rais1, Bina Kurniawan
2, Diki Bima Prasetio
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
ABSTRAK :
Latar belakang : Pelatihan penanggulangan kebakaran (pengoperasian APAR) oleh anggota
tim penanggulangan kebakaran yang dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali kepada
pekerja belum bisa berjalan sendiri harus didampingi kepala bagian PMK (Petugas Mobil
Kebakaran). Tim penanggulangan kebakaran di PT Pura Barutama Kudus bekerja selama 24
jam yang dibagi 3 shift kerja yang harus siap dalam menanggulangi kebakaran kapan saja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
kesiapsiagaan kebakaran. Metode : Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik
yaitu penelitian yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan
rancangan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan penelitian ini sebanyak 30
responden tim penanggulangan kebakaran, menggunakan teknik total sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel adalah total populasi. Hasil : Pengetahuan tim
penanggulangan kebakaran yang kategori kurang baik sebanyak 10 orang (33,3 %). Sikap tim
penanggulangan kebakaran dengan kategori negatif sebanyak 12 orang (40,0) dan kategori
positif 18 orang (60,0). Perilaku kesiapsiagaan dengan kategori kurang baik sebanyak 12 orang
(40,0) dan perilaku kesiapsiagaan kategori baik sebanyak 18 orang (60,0). Hubungan
pengetahuan dengan perilaku kesiapsiagaan dengan p value 0,045. Hubungan sikap dengan
perilaku kesiapsiagaan dengan p value 0,000. Simpulan : Ada hubungan antara pengetahuan
dan sikap dengan perilaku kesiapsiagaan kebakaran.
Kata kunci : Perilaku kesiapsiagaan, tim penanggulangan kebakaran, pengetahuan, sikap
ABSTRACT :
Background: Fire management training (APAR operation) by members of the fire
management team that is conducted once a week or once every two weeks for workers cannot
walk alone must be accompanied by the head of the PMK (Fire Car Officer). The fire
management team at PT Pura Barutama Kudus works for 24 hours divided by 3 work shifts
that must be prepared to deal with fires at any time. This study aims to determine the
relationship between knowledge and attitudes with fire preparedness behavior. Methods : The
type of research used is analytic observational research that is used to analyze the relationship
between variables with a cross sectional approach design. The sample used in this study were
30 respondents to the fire prevention team, using a total sampling technique which is a
sampling technique in which the total sample is the total population. Results : The knowledge
of the fire management team is not good enough as many as 10 people (33.3%). The attitude of
the fire management team in the negative category was 12 people (40.0) and the positive
category was 18 people (60.0). Preparedness behavior with poor category is 12 people (40.0)
and good category preparedness behavior is 18 people (60.0). The relationship of knowledge
with preparedness behavior with p value 0.045. Relationship of attitude with preparedness
behavior with p value 0,000. Conclusion : There is a relationship between knowledge and
attitudes with fire preparedness behavior.
Keywords: preparedness behavior, fire prevention team, knowledge, attitude
http://repository.unimus.ac.id
Page 4
PENDAHULUAN
Kebakaran merupakan kejadian api yang tidak dikehendaki dari tiga
unsur berdasarkan teori segitiga api yang saling berkaitan yaitu panas, oksigen
dan bahan bakar. Banyak hal merugikan akibat kebakaran dari korban jiwa,
fasilitas sarana prasarana rusak dan lainnya. Semakin merugikan bila terjadinya
kebakaran di tempat industri atau tempat usaha, selain sarana prasarana dan
fasilitas rusak pastinya pengusaha mengalami kerugian finansial yang tidak
sedikit. Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, kapan saja dan dimana saja,
karena terdapat banyak peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran.(1)(2)
Menurut data National Fire Protection Association (NFPA) kejadian
kebakaran pada tahun 2016, ada 1.342.000 kebakaran yang tercatat dalam
pelaporan terjadi di Amerika Serikat. Kebakaran ini menyebabkan 3.390
meninggalnya warga sipil, korban yang mengalami luka-luka 14.650 orang, dan
kerugian kerusakan properti sebesar $ 10,6 miliar. Kasus kebakaran yang cukup
parah pada 2016 di AS, seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan
sebuah api setiap 24 detik. Satu struktur api dilaporkan setiap 66 detik.(3)
Kasus kebakaran di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2015 yang tercatat
dan terlaporkan terdapat 979 kasus disebabkan oleh korsleting arus listrik,
ledakan kompor gas, gesekan kayu yang didukung karena cuaca sangat panas,
pembakaran sampah dan lainnya. Penataan ruang dan minimnya sarana
prasarana penanggulangan kebakaran juga berkontribusi terhadap timbulnya
kebakaran, khususnya kawasan industri dan pemukiman yang padat penduduk.(4)
Peristiwa kebakaran di perusahaan tercatat pada bulan April 2017
perusahaan percetakan di PT Srideli Jaya Kecamatan Siak Hulu Kota Pekanbaru
mengalami kebakaran, terdapat 2 korban mengalami luka bakar pada bagian kaki
disebabkan ledakan kaleng solven di salah satu ruangan gedung.(5)
Peristiwa
yang lain juga terjadi di Perusahaan Percetakan Kota Semarang pada bulan
Februari 2015 PT Trisakti Mustika Grafika Kecamatan Ngaliyan, kebakaran
http://repository.unimus.ac.id
Page 5
yang mengakibatkan kerugian barang-barang berharga di gudang percetakan
tersebut hilang semua dan beberapa mesin cetak ikut terbakar, tidak ada korban
jiwa, belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.(6)
Berdasarkan studi pendahuluan di PT.Pura Barutama mempunyai 25 unit
produksi yang masing-masing mempunyai spesifikasi produksi yang berbeda.
Sumber kebakaran berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan seperti bahan
dasar dalam percetakan yaitu solven, tinta, pekerjaan produksi (mencetak,
mengelas pada bagian mesin). Kepentingan penelitian ini dilakukan
kesiapsiagaan tim penanggulangan kebakaran berdasarkan pengamatan peneliti
lakukan sikap dan perilaku yang dilakukan setiap harinya seperti masih merokok
saat jam kerja, kemudian dalam praktik rutin penanggulangan kebakaran
(pengoperasian APAR) seminggu sekali atau dua minggu sekali kepada pekerja
masih harus didampingi Kepala Bagian Petugas Mobil Kebakaran (PMK) selaku
penanggung jawab utama dalam penanggulangan kebakaran belum bisa berjalan
sendiri. Tim penanggulangan kebakaran di Pura Group ada 30 orang.
METODE
Tim penanggulangan kebakaran di PT.Pura Barutama terdiri dari 30
orang yang bekerja selama 24 jam dan terbagi menjadi 3 shift kerja. Penilaian ini
dilakukan melalui teknik wawancara dengan instrument berupa kuesioner.
Peneliti melakukan wawancara kepada pekerja tim penanggulangan kebakaran
dengan jumlah 30 sampel. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, pada pukul
9-12 siang atau menyesuaikan waktu yang dapat dilakukan oleh responden tim
penanggulangan kebakaran. Pengambilan data untuk masing-masing responden
memerlukan waktu kurang lebih selama 20 menit. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila
menggunakan total seluruh populasi di PT Pura Barutama Kudus semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
http://repository.unimus.ac.id
Page 6
HASIL
Berdasarkan tabel 1 penelitian hasil dari tabel distribusi frekuensi variabel
penelitian pengetahuan, sikap dan perilaku kesiapsiagaan dapat diambil
kesimpulan bahwa pada aspek pengetahuan dengan kategori baik memiliki
presentase lebih tinggi yaitu 66,7%. Kemudian pada aspek sikap dengan kategori
positif memiliki presentase lebih banyak yaitu 60,0%. Terakhir aspek perilaku
kesiasiagaan memiliki presesentase sama dengan aspek sikap yaitu dengan
kategori baik mempunyai presentase lebih banyak 60,0%.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Pengetahuan
-Kurang baik 10 33.3
-Baik 20 66.7
Total 30 100.0
Sikap
-Sikap negatif 12 40.0
-Sikap positif 18 60.0
Total 30 100.0
Perilaku
Kesiapsiagaan
-Kurang baik 12 40.0
-Baik 18 60.0
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 2 hubungan pengetahuan dengan perilaku
kesiapsiagaan tim penanggulangan kebakaran di PT Pura Barutama diketahui
bahwa pekerja tim penanggulangan kebakaran dengan pengetahuan kurang baik
yang memiliki perilaku kesiagsiagaan kategori kurang baik sebanyak 7 orang
http://repository.unimus.ac.id
Page 7
(70,0) dan yang memiliki perilaku kesiapsiagaan kategori kurang baik sebanyak
5 orang (25,0). Analisis data menggunakan Fisher’s Exact Test diperoleh p value
sebesar 0,045 (< 0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan perilaku kesiapsiagaan.
Tabel 2. Hubungan Antara Variabel Pengetahuan dengan Perilaku
Kesiapsiagaan
Kategori
Pengetahuan
Kategori Perilaku
Kesiapsiagaan
Total p value
Kurang baik Baik
n % n % n %
Kurang baik 7 70.0 3 30.0 10 100,0 0.045
Baik 5 25.0 15 75.0 20 100,0
Jumlah 12 40.0 18 60.0 30 100,0
Berdasarkan tabel 3 hubungan sikap dengan perilaku kesiapsiagaan tim
penanggulangan kebakaran di PT Pura Barutama diketahui bahwa pekerja tim
penanggulangan kebakaran dengan sikap negatif yang memiliki perilaku
kesiapsiagaan kategori kurang baik yang berjumlah 10 orang (83,3%) masuk
pada sikap negatif. Sedangkan pekerja tim penanggulangan kebakaran yang
memiliki perilaku kesiapsiagaan kurang baik berjumlah 2 orang (11,1%) masuk
pada kategori sikap positif. Analisis data yang digunakan adalah Fisher’s Exact
Test dengan memperoleh p value sebesar 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat
hubungan antara sikap dan perilaku kesiapsiagaan dalam menanggulangi
kebakaran di PT Pura Barutama Kudus .
http://repository.unimus.ac.id
Page 8
Tabel 3. Hubungan Antara Variabel Sikap dengan Perilaku
Kesiapsiagaan
Kategori Sikap
Kategori Perilaku
Kesiapsiagaan Total p value
Kurang baik Baik
n % n % n %
Negatif 10 83.3 2 16.7 12 100,0 0.000
Positif 2 11.1 16 88.9 18 100,0
Jumlah 12 40.0 18 60.0 30 100,0
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada hubungan
pengetahuan dengan perilaku kesiapsiagaan pada tim penanggulangan kebakaran
di PT.Pura Barutama. Perilaku kesiapsiagaan seseorang dapat dibentuk melalui
seberapa sering orang tersebut mendapat pengetahuan atau informasi mengenai
kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran.(10)
Oleh sebab itu sebagian besar
tingkat pengetahuan tim penanggulangan kebakaran baik, sehingga perilaku
kesiapsiagaan tim penanggulangan kebakaran juga baik. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara
pengetahuan dengan upaya kesiapsiagaan pada karyawan bagian produksi dalam
menghadapi bahaya kebakaran di PT.Sandang Asia Maju Abadi.(9)
Hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada hubungan sikap dengan
perilaku kesiapsiagaan pada tim penanggulangan kebakaran di PT.Pura
Barutama. Sikap positif seseorang akan berdampak langsung terhadap perilaku
seseorang tersebut hal ini dikarenakan sikap merupakan faktor penting
untukbertindak dan berpersepsi.(22)
Adanya sikap akan menyebabkan manusia
bertindak secara khas terhadap obyek-obyeknya. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
http://repository.unimus.ac.id
Page 9
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi bersifat emosional terhadap
stimulus social, sikap mempunyai kecenderungan bertindak.(31)
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di PT.Pura Barutama sikap
tim penanggulangan kebakaran yang sudah dilakukan yaitu pengecekan APAR
secara berkala, adanya pengawasan aktifitas kerja terhadap bahaya kebakaran,
memperhatikan keselamatan rekan kerja merupakan hal yang sangat penting.
Tim penanggulangan kebakaran yang memiliki sikap positif akan lebih siaga
dalam menghadapi kebakaran. Sikap yang ditunjukkan tim penanggulangan
kebakaran dalam kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran sebagai bentuk
tanggung jawab bersama dan kerjasama antara tim dan pihak tempat kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan ada hubungan sikap dengan penerapan SMK3RS pada karyawan di
RSUD Taman Husada Bontang.(48)
KESIMPULAN
Pengetahuan tim penanggulangan kebakaran yang kategori kurang baik
sebanyak 10 orang (33,3 %). Rata-rata skor pengetahuan tim penanggulangan
kebakaran sebesar 21,87. Sikap negatif sebanyak 12 orang (40,0) dan sikap
positifnya 18 orang (60,0) . Rata-rata skor sikap tim penanggulangan kebakaran
sebesar 92,2. Perilaku kesiapsiagaan dengan kategori kurang baik sebanyak 12
orang (40,0) dan perilaku kesiapsiagaan kategori baik sebanyak 18 orang (60,0).
Rata-rata skor perilaku kesiapsiagaan sebesar 23,2.
Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku kesiapsiagaan tim
penanggulangan kebakaran di PT.Pura Barutama Kudus dengan p value 0,045.
Ada hubungan antara sikap dengan perilaku kesiapsiagaan tim penanggulangan
kebakaran di PT.Pura Barutama Kudus dengan p value 0,000.
http://repository.unimus.ac.id
Page 10
SARAN
Sebaiknya tim penanggulangan kebakaran perlu diberikan tambahan
pelatihan tentang penanggulangan kebakaran baik dari internal perusahaan
maupaun pihak luar misalnya tim damkar dari provinsi atau tim damkar dari
perusahaan lain yang sudah mempunyai pengalaman dibidangnya.
Perlu adanya penelitian lain tentang kesiapsiagaan kebakaran di bidang
lain misalnya pada bidang konstruksi pembangunan, karena perbedaan tempat
kerja juga potensi bahaya kebakaran juga berbeda. Pada wawancara terhadap
responden lebih diperdalam agar hasilnya lebih akurat dan jelas dengan
menambah variabel yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mehaffey JR dan LB. Fire Protection [Internet]. 1997 [cited 2018 Jan 24].
Available from: www.cdc.gov./niosh/docs/2004-101/pcfs/firepro.pdf
2. Suma’mur P.K. Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : CV.Haji
Masagung; 1996.
3. NFPA. Kebakaran di AS [Internet]. 2016 [cited 2018 Jan 24]. Available from:
www.nfpa.org/News-and-Research/Fire-statistic-and-reports/Fire-
statistics/Fires-in-the-US
4. BNPB. data kebakaran pemukiman [Internet]. 2015 [cited 2018 Jan 24].
Available from:
geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/datakbmukimall.php
5. Nando. Kebakaran pabrik percetakan [Internet]. 2017 [cited 2018 Jan 24].
Available from: pekanbaru.tribunnews.com/2017/04/20/dua-karyawan-jadi-
korban-kebakaran-pabrik-percetakan-pt-sridelli-jaya
6. Parwito. kejadian kebakaran di percetakan [Internet]. 2015. Available from:
http://repository.unimus.ac.id
Page 11
www.merdeka.com/peristiwa/gedung-percetakan-yang-pernah-digeledah-kpk-
di-kasus-ektp-terbakar.html
7. Ramli S. System Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta.:
Dian Rakyat; 2010.
8. Kepmenaker No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja. 1999.
9. Fitriana L. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Kesiapsiagaan
Karyawan Bagian Produksi Dalam Menghadapi Bahaya Kebakaran di PT
Sandang Asia Maju Abadi. Fak Kesehat Masy Bagian Keselam dan Kesehat
Kerja Univ Diponegoro. 2017;
10. Lindell PR dan. Volcanic Risk Perception and Adjusment in Multi Hazard
Environment. J Volcanol Geotherm Res.
11. Sejarah Pura [Internet]. 2017 [cited 2018 Jan 30]. Available from:
www.puragroup.com/index.php?ref=id&ref1=tentang-kami
12. Kurnia SI. Hubungan antara pengetahuan, ketersediaan sarfas dan peran
perusahaan terhadap kesiapsiagaan tanggap darurat bencana kebakaran pada
pekerja di PT.Pura Barutama Unit Paper Mill 5/6/9 Kudus Tahun 2017. Fak
Kesehat Univ Dian Nuswantoro. 2017;
13. Linuwih RM. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat Kebakaran Pada Penghuni Mess PT.Sango Indonesia Semarang. Fak
Kesehat Univ Dian Nuswantoro 2015. 2015;
14. Aditiansyah I. Hubungan antara tingkat pengetahuan penghuni dan fasilitas
rumah susun terhadap kesiapan tanggap darurat bencana kebakaran di rumah
susun pekunden kota semarang. Fak Kesehat Univ Dian Nuswantoro. 2014;
http://repository.unimus.ac.id
Page 12
15. Risha V. Kesiapsiagaan Pedagang Terhadap Resiko Kebakaran di Pasar
Tradisional Karangayu Kota Semarang. Fak Kesehat Univ Dian Nuswantoro.
2015;
16. Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
17. Ramli S. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Fire Management) I.
Jakarta: Dian Rakyat; 2010.
18. Ridley J. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Ketiga.
Simarmata L, editor. Jakarta: Erlangga; 2006.
19. Peraturan Daerah DKI No. 8 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran tahun 2008. 2008;
20. Purbo H. Utilitas Bangunan. Jakarta: Jambatan; 1992.
21. Guiness M. Mechanical, Electrical and Equipment for Buildings. New York:
Mc Guiness Book; 1981.
22. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. revisi. Jakarta: Rineka
Cipta; 2011.
http://repository.unimus.ac.id