-
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI
JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN
CIPUTAT 01
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Disusun oleh :
Ayu Saputri Rohmatillah
NIM 11161030000011
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur kehadirat Allah
SWT dan
Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, berkat rahmat
dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Selama
penelitian ini penulis
menyadari bahwa banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan dan
dukungan
dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
:
1. Dr. dr. Hari Hendarto, Sp. PD- KEMD, Ph.D, FINASIM selaku
dekan Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. dr. Achmad Zaki,
M. Epid,
Sp. OT selaku Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh staf dosen pengajar
yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menjali pendidikan
di
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
2. dr. Yanti Susianti Sp. A (K) dan Dr. dr. Fransisca A. .
Tjakradidjaja, M.S.,
Sp.GK selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah
banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan
bimbingan dan
arahan kepada penulis selama penelitian ini berlangsung.
3. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph. D selaku penanggung jawab
riset Program
Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bu Silvia Fitrina Nasution, M. Biomed dan dr. Alyya Siddiqa,
Sp. FK. yang
telah bersedia menjadi penguji penulis dalam sidang skripsi
penelitian ini.
5. Maman Hilman Selaku kepala sekolah SDN Ciputat 01 yang telah
memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDN Ciputat
01.
6. Pak Navis dan pengajar TPA Ar-Rahman yang telah memberikan
izin kepada
penulis untuk melakukan validasi kepada anak TPA Ar-Rahman.
7. Bapak tercinta Maskalong, Ibu tercinta Tri Muryatun, dan Adik
tersayang
Agung Wijoyo yang selalu memberikan kasih sayang, memberi
semangat,
-
vi
dukungan moral, materil, dan doa sepanjang waktu sehingga
penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
8. Keluarga besar Abd. Razak yang selalu memberi dukungan dan
doa sepanjang
waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini,
9. Teman-teman satu kelompok riset, Salsabila, Ayu Namirah,
Keiza Bella C, dan
Wahdania yang membantu menyelesaikan penelitian ini.
10. Geng Squad Jedai Badas, Futihandayani, Ratu Nadia,
Nursalsabila, Dwi
Sheila, Ayu Namirah yang selalu memberi semangat.
11. Para istri personel NCT Dream, Ananda Chairia (istri
Jisung), Azza Nur (istri
Jeno), Masnunah (istri Jaemin), Nila Rahadatul (istri Haechan),
Zely martiani
(istri Chenle), Rani Rahmawati (istri Mark) yang selalu membuat
tertawa
everywhere dan Putri Nurbaeti yang membantu penulis dalam
pengambilan
data.
12. ARD team, Tresna Anugrah dan Febri Diotama yang membantu
penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
13. Teman-teman seperjuangan saya angkatan 2016 yaitu
PACEMAKER.
14. Seluruh responden yang sudah meluangkan waktu untuk
mengikuti penelitian.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
penelitian ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh
karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Demikian penelitian ini
saya tulis,
semoga dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis khusunya
para pembaca
pada umumnya.
Ciputat, 30 Desember 2019
Ayu Saputri Rohmatillah
-
vii
ABSTRAK
Ayu Saputri Rohmatillah. Program Studi Kedokteran. Hubungan
Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian Diare
di SDN
Ciputat 01.
Latar Belakang : Makanan jajanan adalah makanan selingan dan
pelengkap
makanan utama. Anak usia sekolah lebih terpapar makanan jajanan
dan sering
tertarik dengan makanan jajanan, karena makanan jajanan warnanya
lebih menarik,
rasanya menggugah selera, dan harga terjangkau. Banyak penjual
makanan jajanan
tidak memperhatikan higienitas dan keamanan makanan yang dijual,
sehingga
berisiko terkontaminasi bakteri patogen dan dapat menyebabkan
gangguan
pencernaan seperti diare. Tujuan : Mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan
perilaku konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada siswa SDN
Ciputat 01
dalam. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian
potong lintang yang
terdiri dari 144 subjek penelitian. Pemilihan subjek dengan
teknik convenience
sampling, subjek penelitian berada di tempat dan waktu saat
peneliti mengambil
data. Seluruh subjek penelitian mengisi kuesioner untuk menilai
tingkat
pengetahuan, perilaku, dan kejadian diare. Data kuesioner diuji
menggunakan SPSS
22.0 dengan uji Chi Square dan somers’d. Analisa statitistik
dianggap signifikan
jika p
-
viii
ABSTRACT
Ayu Saputri Rohmatillah. Medical Study Program. Correlation of
Knowledge
and Behaviour Snacks Consumption with Incidency of Diarrhea in
Ciputat 01
State Elementary School’s Student.
Background : Snacks are food between meals. School age children
interested
snacks which colored, good taste and cheap. Many snacks
preparation and vending
do not pay attention of the hygiene of the food, so it is risky
to contaminated
pathogenic bacteria and may cause ingestion diarrhea. Objective
: The study aims
to explore the correlation between knowledge and behaviour of
consuming snacks
with incidency of diarrhea in Ciputat 01 state elementary
school’s student. Methods
: The design of study was cross sectional that consist 144
samples. They were
sampled using convenience sampling technique because samples
were available in
same place and time with researchers. All samples answerd the
quesioner to asses
knowledge, behaviour, and incidency of diarrhea. This study was
analyzed using
SPSS 22.0 with the Chi Square and somers’d. Statistical analysis
was considered
significant if p
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..............................................................................................
I
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
................................. ............ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING.....................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
.....................................................................
iv
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
V
ABSTRAK
..........................................................................................................
VII
ABSTRACT
......................................................................................................
VIII
DAFTAR ISI
........................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL
................................................................................................
XI
DAFTAR LAMPIRAN
.....................................................................................
XII
DAFTAR SINGKATAN
...................................................................................
XII
BAB I : PENDAHULUAN
....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
...........................................................................................
2
1.3 Hipotesis
...........................................................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian
...........................................................................................
3 1.4.1. Tujuan Umum
...........................................................................................
3
1.4.2. Tujuan Khusus
...........................................................................................
3
1.5 Manfaat Penelitian
..........................................................................................
3 1.5.1 Bagi Profesi Kedokteran
............................................................................
3
1.5.2 Bagi SDN Ciputat 01
..................................................................................
3
1.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
.........................................................................
4
1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
...........................................................................
4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
........................................................................
5
2.1 Pengetahuan tentang Konsumsi Makanan Jajanan
.................................... 5 2.1.1 Definisi Makanan
Jajanan
..........................................................................
5
2.1.2 Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan
.................................................... 5
2.2 Perilaku tentang Konsumsi Makanan Jajanan
............................................ 9
2.3 Anak Usia Sekolah
........................................................................................
10
2.4 Diare
...............................................................................................................
10 2.4.1 Kejadian Diare di Indonesia
.....................................................................
10
2.4.2 Faktor Risiko Terjadinya Diare
................................................................
12
2.4.3 Gejala Klinis Diare
...................................................................................
13
2.4.4 Pencegahan Penyakit Diare
.......................................................................
13
2.5 Pandangan Agama Islam dalam Pemilihan Makanan
.............................. 14
2.6 Kerangka Teori
.............................................................................................
15
2.7 Kerangka Konsep
..........................................................................................
16
2.8 Definisi Operasional
......................................................................................
17
BAB III : METODE PENELITIAN
..................................................................
20
3.1 Desain Penelitian
...........................................................................................
20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
......................................................................
20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
...................................................................
20 3.3.1 Populasi Penelitian
...................................................................................
20
3.3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
........................................................ 20
3.3.3 Perkiraan Besar Sampel
...........................................................................
20
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
............................................................................
21
-
x
3.5 Kriteria Penelitian
.......................................................................................
22
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
.......................................................................
22
3.7 Variabel Penelitian
.......................................................................................
23
3.8 Cara Kerja Penelitian
...................................................................................
23 3.8.1 Alur Penelitian
..........................................................................................
23
3.9 Manajemen Data
..........................................................................................
24
3.10 Pengolahan dan Analisi Data
.....................................................................
25
3.11 Etika Penelitian
............................................................................................
26
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
.......................................................... 27
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
.................................. 27 4.1.1 Uji Validitas
.............................................................................................
27
4.1.2 Uji Reliabilitas
..........................................................................................
27
4.2 Hasil Penelitian
..............................................................................................
28 4.2.1 Analisis Univariat
.....................................................................................
28
4.2.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian
......................................................... 28
4.2.1.2 Karakteristik Pengetahuan Konsumsi Jajanan Responden
................ 30
4.2.1.3 Karakteristik Perilaku Konsumsi Jajanan Responden
....................... 30
4.2.1.4 Karakteristik Kejadian Diare dalam 1 Bulan Terakhir
...................... 31
4.2.2 Analisi Bivariat
........................................................................................
31
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian
Diare 31
4.2.2.2 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian
Diare ...... 32
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
............................................................ 34
5.1 Kesimpulan
....................................................................................................
34
5.2 Saran
...............................................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
35
LAMPIRAN
.........................................................................................................
38
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Definisi Operasional
............................................................................
17
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
...................................................... 28
Tabel 4.2 Distribusi Responden menurut Pengetahuan Konsumsi
Jajanan .......... 30
Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Perilaku Konsumsi Jajanan
................. 30
Tabel 4.4 Distribusi Responden menurut Kejadian Diare dalam 1
Bulan
Terakhir
................................................................................................
31
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan dengan Kejadian
Diare ..... 31
Tabel 4.6 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian
Diare ............ 32
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan Etik
.......................................................................
38
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian
.................................................... 39
Lampiran 3. Kisi-kisi Kuesioner
...........................................................................
40
Lampiran 4. Penjelasan dan Informasi serta Informed Consent
............................ 41
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
.........................................................................
42
Lampiran 6 Hasil Validasi dan Reliabilitas
.......................................................... 45
Lampiran 7 Hasil Analisis
....................................................................................
49
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian
.....................................................................
50
Lampiran 9 Curriculum Vitae
...............................................................................
51
-
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KLB = Kejadian Luar Biasa
BAB = Buang Air Besar
SDN = Sekolah Dasar Negeri
WHO = World Health Organization
Depkes = Departemen Kesehatan
UKS = Usaha Kesehatan Sekolah
FAO = Food and Agriculture Organization
RI = Republik Indonesia
CFR = Case Fatality Rate
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
SKRT = Survei Kesehatan Rumah Tangga
QS = Qur’an Surat
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan berperan penting dalam pemenuhan kecukupan gizi dan
kalori
manusia, terutama pada anak sekolah (usia 6-12 tahun). Pada anak
sekolah,
keseimbangan gizi perlu dijaga agar tumbuh kembang anak dapat
optimal.1 Dalam
pemenuhan keseimbangan gizi anak, diperlukan pengetahuan gizi
pada anak agar
dapat memilih makanan jajanan bergizi, sehat serta terjaga
higienitasnya.2
Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang dipersiapkan
dan
dijual oleh pedagang kaki lima di tempat-tempat keramaian umum
yang langsung
dikonsumsi oleh konsumen tanpa pengolahan lebih lanjut (World
Health
Organization 2015).3 Anak sekolah lebih sering terpapar makanan
jajanan kaki
lima dan seringkali tertarik dengan jajanan tersebut karena
warnanya yang menarik,
rasanya menggugah selera, serta harganya yang terjangkau, tetapi
banyak penjual
tidak memerhatikan higienitas dan keamanan makanan yang dijual.4
Menurut
Almanfaluthi M L dan Budi M H (2015), anak sekolah cenderung
membeli jajanan
di kaki lima dari pada membawa bekal dari rumah karena harga
terjangkau, mudah
didapat, dan warnanya menarik.1
Perilaku konsumsi makan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan
dan
penerapan dalam memilih makanan, seperti memilih makanan yang
aman, sehat
serta terbebas dari pencemaran zat fisika, biologi, atau kimiawi
serta memiliki gizi
yang baik.5 Makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima berisiko
terhadap
paparan fisika, kimiawi, serta biologis (mikroorganisme),
sehingga konsumsi
makanan jajanan pada anak sekolah harus diperhatikan karena
imunitas tubuh anak
yang belum maksimal dan aktivitas anak yang tinggi.6
Sepanjang 2017, Badan Pengawas Obat dan Makanan telah
mencatat
sebanyak 53 kejadian luar biasa keracunan pangan. Berdasarkan
penyebab KLB
terbanyak adalah mikrobiologi sebanyak 45%. Ditinjau dari jenis
pangan, penyebab
KLB terbanyak adalah jajanan siap saji sebanyak 11%. Berdasarkan
tempat, KLB
terbanyak di lembaga pendidikan sebanyak 28% terutama di
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Dapat disimpulkan bahwa KLB keracunan
makanan
-
2
banyak terjadi di lembaga pendidikan terutama SD/MI dan
disebabkan oleh
kontaminasi bakteri patogen.7 Makanan yang terkontaminasi oleh
bakteri
patogen berisiko mengganggu kesehatan seperti terjadi gangguan
pencernaan, yaitu
diare.6
Diare adalah gangguan BAB yang ditandai dengan konsistensi feses
cair,
dapat disertai dengan atau tanpa darah dan lendir dengan
frekuensi lebih dari 3 kali
sehari. Penelitian yang dilakukan Nadia A. (2016) menyatakan
bahwa tingginya
angka kejadian diare anak terutama di SDN Cirendeu 02 disebabkan
oleh banyak
faktor, yaitu higienitas makanan rendah, sanitasi buruk, dan
terutama perilaku cuci
tangan yang buruk. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
dari 100 responden,
sebanyak 63% mengalami diare dalam 6 bulan terakhir.8 Penelitian
yang dilakukan
Almanfaluthi M L dan Budi M H (2015) menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan
antara jajanan kaki lima terhadap penyakit diare pada anak SD.
Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan 100 responden siswa kelas 5 dengan
frekuensi jajan 141 kali
dalam sebulan didapatkan siswa yang mengalami diare sebanyak
20,5%.1
Diare masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat terutama
di negara
berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan
mortalitasnya masih tinggi.
Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh subdit diare
Depkes, diare
menjadi penyakit endemis di Indonesia dan potensial KLB.
Kejadian KLB dari
tahun 2008 s/d 2016 memperlihatkan insidensi naik.9 Lima
provinsi dengan insiden,
diare tertinggi adalah Jawa Barat (186.809), Jawa Timur
(151.878), Jawa Tengah
(132.565), Sumatera Utara (55.351), dan Banten (48.621).10
Berdasarkan Data dan
Informasi Profil Kesehatan dari tahun 2016 hingga tahun 2018
kejadian diare
mengalami kenaikan dari tahun ketahun. 11-13
Tingginya angka kejadian diare pada anak sekolah membuat
peniliti tertarik
untuk meneliti tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku
konsumsi
jajanan terhadap kejadian diare di SDN Ciputat 01.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, perilaku konsumsi
jajanan,
dengan kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01 ?
-
3
1.3 Hipotesis
Pengetahuan dan perilaku konsumsi jajanan memiliki hubungan
yang
signifikan dengan kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, perilaku
konsumsi
jajanan, dengan kejadian diare pada siswa kelas IV, V, dan VI
SDN Ciputat 01
dalam 1 bulan terakhir.
1.4.2. Tujuan Khusus
1.4.2.1 Mengetahui karakteristik subjek penelitian berdasarkan
usia, kelas dan
jenis kelamin, pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat
01.
1.4.2.2 Mengetahui pengetahuan konsumsi jajanan pada siswa kelas
IV, V, dan VI
SDN Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.
1.4.2.3 Mengetahui perilaku konsumsi jajanan pada siswa kelas
IV, V, dan VI
SDN Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.
1.4.2.4 Mengetahui angka kejadian diare pada siswa kelas IV, V,
dan VI SDN
Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.
1.4.2.5 Mengetahui hubungan antara pengetahuan, perilaku
konsumsi jajanan,
dengan kejadian diare pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat
01
dalam 1 bulan terakhir.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Profesi Kedokteran
Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program
pembelajaran
kedokteran komunitas, terutama di tingkat sekolah (UKS).
1.5.2 Bagi SDN Ciputat 01
Sebagai informasi tambahan yang dapat diperoleh dan dijadikan
masukan
bagi guru tentang angka kejadian diare pada siswa dan dapat
dijadikan acuan untuk
evaluasi dan perencanaan program yang berkaitan dengan jajanan
sehat.
-
4
1.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
Informasi yang ada dapat dijadikan masukan bagi pelayan
kesehatan untuk
dapat memberikan penyuluhan mengenai higiene makanan di sekolah
terkait
dengan angka kejadian diare yang tinggi.
1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau
bahan rujukan
untuk penelitian selanjutnya.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan tentang Konsumsi Makanan Jajanan
2.1.1 Definisi Makanan Jajanan
Definisi makanan jajanan menurut WHO yaitu makanan atau
minuman
yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
atau di tempat-
tempat keramaian umum yang langsung dikonsumsi oleh konsumen
tanpa
pengolahan atau persiapan lebih lanjut.3 Berdasarkan FAO (Food
and Agriculture
Organization), street food atau makanan jajanan adalah makanan
dan minuman siap
saji yang dipersiapkan serta dijual oleh pedagang kaki lima
khususnya di jalan.14
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
942/MENKES/SK/VII/2003,
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh
pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan
hotel.5 Makanan jajanan berfungsi sebagai makanan selingan serta
berperan dalam
pemenuhan zat-zat makanan jika makanan utama kurang. Makanan
jajanan banyak
dibeli dan dikonsumsi oleh semua kalangan, baik dari usia
sekolah hingga usia
manula.
2.1.2 Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang setelah melakukan
penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Menurut Bloom dan Skinner,
Pengetahuan adalah
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang
diketahui dalam
bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh
melalui pengalaman orang lain, pendidikan, media massa serta
lingkungan. 2
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya perilaku. Dalam
domain
kognitif, pengetahuan memiliki 6 pengetahuan :
1. Tahu (Know)
Seseorang dikatakan tahu jika dapat mengingat sesuatu yang
telah
dipelajari, termasuk mengingat kembali sesuatu yang telah
dipelajari.
Contoh anak dapat menyebutkan manfaat mencuci tangan. 2
-
6
2. Memahami (Comprehension)
Sesorang dikatakan memahami jika mampu menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menyimpulkan
dengan
benar. Contohnya anak dapat menjelaskan pentingnya mencuci
tangan
sebelum makan dan setelah BAB.2
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada situasi sebenarnya. Misalnya seseorang akan
mencuci
tangan setiap kali makan dan setelah BAB.2
4. Analisis (Analysis)
Sesorang mampu menjabarkan materi ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam struktur yang sama dan berkaitan
satu
sama lain. Mampu membedakan, memisahkan, dan
mengelompokkan.2
5. Sintesis (Synthesis)
Seseorang mampu meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dapat menyusun
formulasi-
formulasi baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, dan
menyesuikan.2
6. Evaluasi (Evaluation)
Seseorang mampu untuk melakukan penilaian terhadap suatu
materi.
Misal mengetahui dampak makanan tidak sehat.2
Mengemukakan pengetahuan sesorang dapat diketahui dengan
cara
menanyakan sehingga dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalm
bentuk bukti
atau jawaban lisa. Bukti atau jwaban tersebut merupakan reaksi
dari stimulus yang
diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung (wawancara)
ataupun tertulis
(kuesioner). 2
Pengetahuan dalam memilih makanan jajanan adalah kemampuan
seseorang untuk memilih makanan yang sehat dan mempunyai zat-zat
gizi cukup.
Pengetahuan anak terkait gizi akan mempengaruhi perilaku anak
dalam pemilihan
makanan jajanan, yaitu dapat memilih jajanan yang sehat ataupun
jajanan yang
membahayakan. 15
-
7
Pengetahuan gizi pada anak diperoleh secara internal (berasal
dari
pengalaman hidup dirinya sendiri) dan eksternal, yaitu faktor
luar yang
mempengaruhi anak dalam memilih jajanan. Adapun faktor tersebut
dapat
diperoleh dari keluarga, masyarakat, dan metode pembelajaran.
Keluarga berperan
utama dalam pendidikan anak dan sangat berpengaruh dalam
pembentukan
kebiasaan makan anak. Anak dapat terbiasa memilih jajanan yang
sehat dan bergizi
jika dalam keluarga memiliki pengetahuan gizi yang baik, jika
dalam keluarga tidak
memiliki pengetahuan gizi yang baik maka anak juga tidak dapat
memilih jajanan
yang sehat dan bergizi. Pada umumnya anak memilih jajanan tidak
berdasarkan
kandungan gizi yang terkandung di dalamnya, melainkan
berdasarkan panca indera,
sehingga jajanan yang dipilih tidak memenuhi syarat sehat dan
seimbang. 2
Lingkungan sekitar juga mempengaruhi pengetahuan gizi anak,
seperti
lingkungan sekolah, teman sebaya serta media massa. Pendidikan
gizi juga
mempengaruhi anak dalam memilih jajanan. Umumnya pendidikan gizi
diberikan
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) dan jasmani di
sekolah. Anak
dijelaskan bahwa gizi berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Selain itu, anak juga diajarkan
sumber-sumber gizi serta
konsekuensi apabila kekurangan atau kelebihan. 2
Dalam pemilihan makanan jajanan terdapat faktor yang
mempengaruhi,
yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah
faktor yang ditimbulkan
dari diri sendiri, meliputi faktor psikologis dan faktor
fisiologis. Faktor fisiologis
adalah kebutuhan makan saat lapar dan berhenti makan saat
kenyang. Faktor
psikologis adalah kesukaan terhadap makanan, emosi (mood/
stress), dan
kepribadian yang dapat mempengaruhi pemilihan makanan. Sedangkan
faktor
eksternal yaitu meliputi : budaya berperan dalam penentuan utama
pemilihan
makanan pokok, agama memiliki peraturan tentang makanan yang
diperbolehkan
dan yang tidak diperbolehkan, tingkat ekonomi mempengaruhi
kemampuan
seseorang untuk memperoleh dan menentukan pilihan makanan,
sosial atau
lingkungan, pendidikan atau pengetahuan seseorang terhadap
pemenuhan gizi dan
jajanan sehat, serta informasi tentang beberapa makanan yang
dapat mempengaruhi
pemilihan makanan.16
-
8
Pemilihan makanan jajanan harus diperhatikan dari segi
keamanannya,
yaitu terbebas dari pencemaran zat kimiawi, biologi ataupun
fisika agar tidak
menyebabkan keracunan pangan dan akan mengancam kesehatan.10
Berikut
contoh-contoh bentuk cemaran pada makanan jajanan :
a. Pencemaran yang berupa fisika terletak pada penjamah makanan
jajanan atau
penjual, sehingga perlu diperhatikan penjual jajanan makanan.
Lihat dari
penjamah atau penjual makanan apakah memakai celemek dan tutup
kepala,
mencuci tangan setiap menangani makanan, tidak sambil merokok,
tidak
menggaruk anggota badan, menjaga kebersihan diri (seperti
rambut, kuku, dan
pakaian), tidak menderita penyakit menular, saat menjamah
makanan memakai
alat atau alas tangan, dan tidak bersin atau batuk di hadapan
makanan. Selain
terletak pada penjamah atau penjual makanan, cemaran fisika
perlu diperhatikan
dan dilihat juga pada peralatan yang digunakan untuk pengolahan
dan penyajian
makanan apakah sudah dicuci bersih dengan sabun, sudah
dikeringkan, serta
tidak menggunakan peralatan yang hanya bisa digunakan untuk
sekali pakai.10
b. Pencemaran kimia terdapat pada air yang digunakan dalam
penanganan
makanan jajanan harus memenuhi persyaratan higiene sanitasi.
Bahan olahan
yang dipakai sebagai bahan olahan harus terdaftar di Kemenkes,
tidak
kadaluwarsa, dan tidak rusak. Tidak menggunakan pemanis buatan
seperti
Dulsin dan tidak menggunakan pengawet seperti methanil yellow
atau rhodamin
B. Tidak menggunakan pengawet seperti formalin dan boraks.10,
17
c. Pencemaran biologi dapat diperhatikan dari makanan yang
dihidangkan, apakah
dalam keadaan baik, segar dan tidak busuk. Makanan yang
dijajakan harus dalam
keadaan terbungkus dan tertutup agar tidak tercemar oleh bakteri
patogen yang
akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.10
Anak sekolah lebih tertarik dengan jajanan yang dijual oleh
pedagang kaki
lima karena warnanya yang menarik, rasanya menggugah selera,
serta harganya
yang terjangkau.4 Anak usia sekolah juga sering menolak untuk
sarapan di rumah
dan sebagai gantinya dimintanya uang jajan sehingga sesampainya
di sekolah uang
jajan yang diberikan, dibelanjakan untuk membeli makanan jajanan
di pedagang
kaki lima.18 Keamanan makanan jajanan di kaki lima perlu
diperhatikan karena
sering menjadi sumber keracunan. Makanan jajanan anak sekolahan
cenderung
-
9
menggunakan bahan-bahan pengawet, pewarna, penyedap, pemanis
sehingga dapat
mengancam kesehatan.4
2.2 Perilaku tentang Konsumsi Makanan Jajanan
Perilaku kesehatan adalah respon terhadap objek yang berkaitan
dengan
sakit, penyakit, makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku
tidak dapat
muncul secara tiba-tiba, perilaku merupakan proses yang
dilakukan berulang kali.
Sebelum seseorang memiliki perilaku baru, maka terdapat beberapa
tahapan, yaitu
a. Kesadaran (Awareness), dengan kesadaran maka akan memicu
seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang apa yang
diterima.
b. Ketertarikan (Interest). Setelah sadar, seseorang akan
memulai
melakukan tindakan terhadap stimulus yang diterima.
c. Menimbang (Evaluation). Seseorang memikirkan baik buruk
terhadap
stimulus. Jika stimulus dianggap buruk, maka akan diam.
Sebaliknya,
jika stimulus dianggap baik, maka akan bertindak.
d. Mencoba (Trial), yaitu keinginan untuk mencoba.
e. Mengadopsi (Adoption). Seseorang mampu melakukan tindakan
yang
dianggap baik atau buruk terhadap stimulus yang diterima.
Terdapat beberpa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yaitu
faktor
predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor
predisposisi
(Predisposition), yaitu faktor yang mendasari dalam melakukan
suatu tindakan.
Faktor predisposisi pada seseorang diantaranya usia, jenis
kelamin, keyakinan,
nilai-nilai, status sosio ekonomi, dan sikap. Faktor pemungkin
(Enabling) adalah
faktor yang memungkinkan motivasi atau keinginan untuk dapat
terlaksana, yang
termasuk dalam faktor pemungkin yaitu sumber daya, ketersediaan
fasilitas, dan
ketersediaan informasi. Faktor penguat (Reinforcing) adalah
faktor yang muncul
setelah tindakan dilakukan. Faktor penguat ini dapat bersifat
negatif atau positif.2
Perilaku pemeliharaan kesehatan terjadi dari 3 aspek : 1)
Perilaku
pencegahan penyakit, yaitu mencegah terjadinya penyakit.
Misalnya mencegah
terjadinya diare dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat, dengan
mencuci tangan sebelum dam sesudah makan, BAB. 2) Perilaku
peningkatan
kesehatan. 3) Perilaku makanan dan minuman.2
-
10
Perilaku makanan dan minuman dalam konsumsi makanan jajanan
agar
mencegah penyakit yaitu bisa dengan menjaga kebersihan diri
seperti memotong
kuku secara teratur, menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan
menjaga kebersihan
tubuh. Sebelum mengkonsumsi makanan jajanan harus mencuci tangan
dengan
sabun dan air mengalir.17 Memilih makanan jajanan yang aman,
yaitu memilih
makanan jajanan yang tertutup rapat, memerhatikan label makanan,
memerhatikan
warna makanan, dan kualitas makanan. Terdapat beberapa faktor
yang dapat
memengaruhi perilaku pemilihan jajanan, yaitu faktor mengenai
makanan, faktor
personal untuk pemusatan pemilihan jajanan, dan faktor sosial
ekonomis.18
2.3 Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak berusia 6-12 tahun.1 Masa ini
di tandai
dengan mulai memasukinya bangku sekolah dasar. Anak usia sekolah
mulai
memasuki dunia baru, mulai berhubungan dengan orang lain selain
keluarganya
dan bergabung dengan teman seusianya.19 pada masa ini anak
berada dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan, sehingga dibutuhkan keseimbangan
gizi agar
tumbuh kembang anak optimal.1 Pada usia ini anak lebih peka,
sehingga mudah
untuk dibimbing, dan ditanamkan kebiasaan yang baik. Kebiasaan
dalam memilih
jajanan termasuk salah satu kebiasaan baik yang penting untuk
ditanamkan, agar
anak dapat memilih jajanan yang sehat, aman dan bergizi sehingga
tumbuh
kembang dapat optimal.2
2.4 Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan konsistensi
lembek atau cair
atau setengah cair atau setengah padat dapat disertai dengan
darah dan atau lendir
dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam satu hari.20, 21
Diare menyebabkan tubuh kehilangan cairan, elektrolit, dan bahan
yang
sudah ditelan, sehingga tubuh menjadi dehidrasi, kehilangan
nutrien, dan asidosis
metabolik karena HCO3- keluar.22
2.4.1 Kejadian Diare di Indonesia
Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang
terutama Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang
masih tinggi. Survei
-
11
morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun
2000s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens diare yang
meningkat. Pada tahun
2000 insiden penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik
menjadi
374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk,
dan tahun 2010
menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa diare juga masih
terjadi dengan
angka CFR yang tinggi. Pada tahun 2008 KLB terjadi dengan kasus
5756 di 24
kecamatan dan 100 orang meninggal (CFR 1,74%), tahun 2010 dengan
kasus 4204
di 33 kecamatan dan 73 orang meninggal (CFR 1,74%).23
Pada tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di tiga
provinsi, 3
kabupaten dengan insiden 198 kasus dan kematian 6 orang (CFR
3,04%).
Berdasarkan rekapitulasi RISKESDAS 2016 KLB diare dari tahun
2008 s/d 2016
terlihat CFR yang masih cukup tinggi (>1%) kecuali pada tahun
2011 CFR saat
KLB sebesar 0,40%, tetapi pada tahun 2016 meningkat menjadi
3,04%. Hasil survei
Morbiditas Diare tahun 2014 yaitu 270/1.000 penduduk, sehingga
diperkirakan
penderita diare di fasilitas kesehatan pada tahun 2016 sebanyak
6.897.463, tetapi
jumlah yang dilaporkan ditangani fasilitas kesehatan sebanyak
3.198.411, yang
berarti 46,4% dari target (target penderita diare yang datang ke
faskes 10%).9
Berdasarkan data profil kesehatan dari tahun 2016 hingga tahun
2018, perkiraan
diare di sarana kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2016
sebanyak
6.897.463, di tahun 2017 sebanyak 7.77299, dan tahun 2018
menjadi 7.157.483,
sehingga dapat disimpulkan kejadian diare masih tinggi.11-13
Berdasarkan RISKESDAS 2018, insiden diare untuk seluruh
kelompok
umur di Indonesia adalah 6,8%. Provinsi dengan diare tertinggi
yaitu Jabar, Jatim,
Jateng, Sumut, dan Banten. Insiden diare tinggi pada kelompok
usia 5-14 tahun,
pendidikan hanya tamat SD, dan kelompok tidak bekerja. Kelompok
berdasarkan
jenis kelamin dan tempat tinggal menunjukkan proporsi yang tidak
jauh berbeda.10
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) dari tahun 2001
hingga
tahun 2007, Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar di
Indonesia dari tahun ke
tahun diare masih menjadi penyebab utama kematian balita.
Penyebab utama
kematian balita akibat diare yaitu tata laksana yang tidak tepat
baik di rumah atau
di sarana kesehatan. Maka dari itu perlu tatalaksana diare yang
cepat dan tepat.
Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare penyebab
kematian
-
12
dengan peringkat ke-13 dan proporsi 3,5%. Berdasarkan penyakit
menular, setelah
TB dan pneumonia, diare merupakan penyebab kematian.
2.4.2 Faktor Risiko Terjadinya Diare
Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian diare yaitu, higiene
individu
yang buruk, higiene makanan yang buruk, dan sanitasi yang buruk.
Tangan
merupakan agen yang membawa patogen sehingga menyebabkan
patogen
berpindah dari satu orang ke orang yang lain baik secara kontak
langsung atau tidak
langsung. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih merupakan
salah satu upaya
pencegahan penyakit serta dapat menurunkan angka kejadian diare.
Higiene
individu yang buruk seperti jarang mencuci tangan dengan atau
tanpa sabun
sebelum memasak, menyajikan makanan atau makan, serta setelah
BAB dapat
menyebabkan diare. 24
Selain kontaminasi bakteri di tangan, kontaminasi bakteri pada
makanan
dapat juga menyebabkan diare, susu atau buah yang unpasteurized
dan daging atau
telur yang dimasak setengah matang, meningkatkan risiko
kontaminasi patogen.
Selain kontaminasi patogen, makanan yang mengandung logam berat
dan toksin
jamur dapat juga menyebabkan gangguan pencernaan seperti
diare.21, 25
Kontaminasi bakteri pada sumber air juga dapat menyebabkan
diare.
Sanitasi yang buruk merupakan sumber air bersih yang tidak aman
karena
mengandung bakteri patogen seperti E.coli yang dapat menyebabkan
diare dan
meningkatkan kematian hingga 88%.26 Air yang tidak bersih
menjadi tempat
berkembang biak berbagai mikroorganisme sehingga menyebabkan
berbagai
penyakit. Selain air yang tidak aman digunakan, sanitasi buruk
disebabkan juga
oleh tempat pembuangan kotoran manusia atau jamban yang tidak
memenuhi
standar dan persyaratan kesehatan.27 Jamban yang tidak memenuhi
standar dan
persyaratan kesehatan dapat mengkontaminasi manusia dengan
berbagai sumber
penyakit terutama diare.28
-
13
2.4.3 Gejala Klinis Diare
Diare memiliki gejala sering buang air besar dengan konsistensi
feses
lembek, cair, setengah cair, setengah padat dengan selang waktu
singkat, dengan
frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari disertai dengan atau
tanpa lendir atau
darah.20 Diare juga disertai dengan keluhan sakit perut dan atau
kembung, sakit
pada anus, berat badan menurun, dan bisa juga disertai demam.29
Anak dengan diare
berisiko tinggi untuk mengalami dehidrasi.23
Gejala diare yang ditimbulkan tiap mikroorganisme memiliki
gejala yang
berbeda. Demam pada diare terjadi akibat proses peradangan atau
proses dehidrasi
(pada diare inflamatik). Mual muntah adalah gejala nonspesifik
tetapi bisa
disebabkan oleh mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna
bagian atas
(enteric virus, Giardia). 30
2.4.4 Pencegahan Penyakit Diare
Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang
terutama Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang
masih tinggi.23
morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi dapat diturunkan
melalui pengendalian
faktor risiko kegiatan. Pencegahan penyakit diare dapat
dilakukan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), penyediaan air bersih, serta
terdapat sarana
pembuangan air limbah. PHBS bertujuan menghindari dari bahaya
bakteri dan
organisme lain yang menyebabkan diare. Salah satu contoh PHBS
yaitu, mencuci
tangan sebelum menyiapkan dan memegang makanan serta setelah
buang air kecil
dan buang air besar, karena tangan merupakan agen yang dapat
membawa bakteri
dari suatu individu ke individu yang lain. 31
Bakteri patogen penyebab diare ditularkan dengan cara fecal-oral
yaitu
melalui makanan, minuman, ataupun benda yang tercemar dengan
feses (jai-jari
tangan atau wadah yang dicuci dengan air tercemar). Makanan yang
terkontaminasi
bakteri patogen dapat menyebabkan diare, sehingga dibutuhkan
pengolahan
makanan yang aman dan sehat. Selain memerhatikan kebersihan
makanan,
penggunaan air bersih dan bebas dari kontaminasi bakteri patogen
harus tersedia di
setiap rumah tangga agar dapat mengurangi risiko terjadinya
diare. Penyediaan air
bersih harus dijaga dari pencemaran limbah (baik limbah industri
atau limbah
-
14
rumah tangga seperti feses). Setiap rumah tangga harus mempunyai
jamban dan
anggota keluarga harus buang air besar di jamban karena feses
dapat menularkan
penyakit sehingga penting diadakan sistem pendistribusian dan
pengelolaan
limbah.31
2.5 Pandangan Agama Islam dalam Pemilihan Makanan
Makanan dijadikan sebagai pemelihara kehidupan dan memberikan
kekuatan
esensial bagi kehidupannya.32 Seiring dengan berkembangnya
zaman, kebutuhan
manusia akan makanan ikut berkembang mengikuti selera dan
kebutuhan individu
sehingga muncul beraneka makanan yang dapat memelihara kesehatan
bahkan
dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan
atau diare,
penyakit degeneratif, kanker, dsb. Maka manusia harus cermat
dalam memilih
makanan untuk dikonsumsi sebagaimana Allah telah mengingatkan
kepada kita
semua QS. ‘Abasa ayat 24 “Maka hendaklah manusia itu
memperhatikan
makanannya”. 33 Tetapi banyak manusia tidak memerhatikan makanan
yang di
konsumsi, terutama anak usia sekolah lebih tertarik terhadap
makanan yang dijual
oleh kaki lima, tanpa memerhatikan kualitas serta higienitas
makanan jajanan
tersebut. Makanan mempunyai berpengaruh terhadap jasmani dan
rohani manusia,
maka dalam Islam banyak peraturan berkaitan dengan makanan,
seperti mengatur
makanan yang halal dan haram dan etika makan.32
-
15
2.6 Kerangka Teori
Bebas dari pencemaran
memerhatikan
Pengetahuan
konsumsi jajanan
Mengetahui jajanan
sehat & aman
Fisika Kimia Biologi
Kebersihan
penjual Peralatan yang
digunakan
Mengetahui jajanan
bergizi
Air memenuhi
syarat hygiene
Bahan olahan
terdaftar di
Kemenkes, tidak
kadaluwarsa, &
tidak rusak
Tidak
mengandung
bahan berbahaya
Makanan yang
dihidangkan segar
& tidak busuk
Makanan yang
disajikan dalam
keadaan terbungkus
Perilaku
konsumsi jajanan
Memilih jajanan
sehat & aman
Menerapkan
PHBS
Cuci tangan
sebelum makan
Menjaga
kebersihan diri
Faktor risiko diare
Higiene
individu buruk
Jarang cuci
tangan sebelum
makan
Higienitas
makanan buruk
Sanitasi buruk
Diare pada anak
Diare akut
Diare persisten
Diare kronik Etiologi
Diare infeksi
Invasif Non invasif
Diare non-infeksi
Intoksikasi, alergi,
malabsorbsi,
imunodefisiensi
Sekresi
toksin
Terbentuk
cAMP di
dinding usus
Sekresi air
dan elektrolit
Inflamasi di
dinding usus
Mukosa usus
rusak
Produksi
mukus
Eksudasi air
dan elektrolit
ke lumen usus
Absorbsi usus
-
16
2.7 Kerangka Konsep
Variabel independent Variabel dependent
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Riwayat diare
dalam 1 bulan
terakhir
Faktor
Predisposisi
Usia, Jenis
Kelamin,
Tingkatan Kelas
Perilaku
konsumsi jajanan
Memilih jajanan
sehat & aman
Menerapkan
PHBS
Cuci tangan
sebelum makan
Menjaga
kebersihan diri
Pengetahuan
konsumsi jajanan Mengetahui jajanan
sehat & aman
Kebersihan penjual
& Peralatan yang
digunakan penjual
Mengetahui jajanan
bergizi
Air memenuhi syarat
hygiene, bahan olahan
terdaftar di Kemenkes
Makanan yang dihidangkan
segar, tidak busuk, & disajikan
dalam keadaan terbungkus
Keluarga Lingkungan Pendidikan
-
17
2.8 Definisi Operasional
Tabel 2.1 Definisi operasional
No Variabel
Karakte
ristik
Definisi
operasional
Cara ukur Alat
ukur
Hasil ukur Skala
ukur
1. Jenis
kelamin
Keadaan tubuh
secara gender
yang dibedakan
secara fisik.
Diisi oleh
responden
Kuesio
ner
1 = laki-laki
2 = perempuan
Nomi
nal
2. Usia Satuan waktu
yang mengukur
keberadaan
makhluk sejak
dilahirkan (lama
waktu hidup).
Diisi oleh
responden
Kuesio
ner
1 = usia 9-10
tahun
2 = usia 11-13
tahun
Ordin
al
3. Kelas Tingkatan atau
jenjang dalam
suatu lembaga
pendidikan.
Diisi oleh
responden
Kuesio
ner
1 = Kelas IV
2 = Kelas V
3 = Kelas VI
Ordin
al
-
18
Tabel 2.1 Definisi Operasional (lanjutan)
No Variabel
Indepen
den
Definisi
operasional
Cara ukur Alat
ukur
Hasil ukur Skala
ukur
4. Pengetah
uan
memilih
makanan
jajanan
Kemampuan
seseorang untuk
mengingat
kembali tentang
tindakan dalam
memilih makanan
jajanan
Pertanyaan berupa
multiple choice,
responden
memilih jawaban
yang dianggap
paling benar
berjumlah 13 soal.
Kuesio
ner
dengan
skala
guttma
n.
Pada 13 soal
pertanyaan
multiple
choice
jawaban benar
diberi nilai 1,
jawaban salah
diberi nilai 0.
1. Baik : >
70%
jawaban
benar
1. Kurang baik
: skor < 70%
jawaban
benar.
Ordin
al
5. Perilaku
memilih
makanan
jajanan
Suatu tindakan
atau aktivitas
yang dilakukan
seseorang dalam
memilih makanan
jajanan.
bentuk pernyataan
tertutup berjumlah
24 soal dengan
memberi tanda
ceklis pada salah
satu jawaban yang
dianggap benar
oleh responden
Kuesio
ner
dengan
skala
likert.
Pernyataan
Positif : SS =
4; S = 3; KD =
2; TP = 1
Pernyataan
Negatif : SS =
1; S = 2; KD =
3; TP = 4
Kriteria :
1. Sangat baik
= 78-96
2. Baik = 60-
77
3. Buruk = 42-
59
4. Sangat
Buruk = 24-
41
Ordin
al
-
19
Tabel 2.1 Definisi Operasional (lanjutan)
No Variabel
Depende
n
Definisi
operasional
Cara ukur Alat
ukur
Hasil ukur Skala
ukur
6. Diare BAB dengan
konsistensi
lembek atau cair
dapat disertai atau
tanpa lendir atau
darah dengan
frekuensi 3 kali
dalam sehari yang
didiagnosa oleh
dokter atau tenaga
medis.
Mengisi
pertanyaan pilihan
ganda pada
kuesioner yang
diberikan
Kuesio
ner
1 = tidak diare
2 = diare
Ordin
al
-
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah potong
lintang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 01, Kota
Tangerang
Selatan, Banten pada bulan November hingga Desember 2019.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi target yang digunakan pada penelitian ini adalah anak
kelas 4-6.
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa/i kelas 4-6
SDN Ciputat 01.
3.3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV, V, dan
VI yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pemilihan sampel dengan
cara nonprobability
sampling berupa convenience sampling, yaitu peneliti langsung
mengambil sampel
penelitian karena responden berada di tempat dan waktu saat
peneliti mengambil
data.
3.3.3 Perkiraan Besar Sampel
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antar variabel, dan
dilakukan
dalam satu kali pengukuran sehingga perkiraan besar sampel yang
dibutuhhkan
untuk penelitian dihitung dengan menggunakan rumus analitik
kategorik tidak
berpasangan yaitu :
𝑛1 = 𝑛2 = (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑃1 − 𝑃2)
2
-
21
𝑛1 = 𝑛2 = (1,96 √2(0,275)(0,725) + 1,28 √(0,4)(0,6) +
(0,15)(0,85)
0,4 − 0,15)
2
𝑛1 = 𝑛2 = 65,2864 dibulatkan menjadi 65 orang
Keterangan :
n1 = Jumlah subjek kelompok 1
n2 = Jumlah subjek kelompok 2
α = Kesalahan tipe satu. (ditetapkan α = 5%)
Zα = Nilai standar alpha 5% yaitu 1,96
β = Kesalahan tipe dua. (ditetapkan β = 10%)
Zβ = Nilai standar beta 10% yaitu 1,28
P1 = Proporsi pada kelompok satu 40%33 = 0,4
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,4 = 0,6
P2 = Proporsi pada kelompok dua yaitu clinical judgment peneliti
15% = 0,15 %
Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,15 = 0,85
P = (P1 + P2)/2 = (0,4 + 0,15)/2 = 0,275
Q = 1 – P = 1 – 0,275 = 0,725
Untuk mengantisipasi kemungkinan drop out, maka besar sampel
diperbeasr
menjadi 130 orang, dengan rumus: n’ = 𝑛
1−𝑓 =
130
1−0,1 = 144
Keterangan :
n’= besar sampel setelah antisipasi drop out
n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 10 % = 0,1
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian pada penelitian menggunakan kuesioner yang
dibuat sendiri
oleh peneliti (Lampiran 5), dalam pembuatan kuesioner peneliti
membuat kisi-kisi
kuesioner terlebih dahulu (Lampiran 3). Peneliti menggunakan
lembar kuesioner
yang terdiri dari empat bagian, antara lain :
1. Lembar kuesioner tentang identitas responden yang langsung
diisi oleh
responden yaitu meliputi nama, usia, jenis kelamin, dan
tingkatan kelas.
2. Lembar kuesioner tentang pengetahuan memilih makanan jajanan.
Responden
diminta untuk memilih jawaban benar dari 13 soal multiple
choice. Jawaban
-
22
benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi skor 0, kemudian akan
di skoring oleh
peneliti.
3. Lembar kuesioner tentang perilaku memilih makanan terdapat 27
pernyataan,
tetapi pada pernyataan nomor item 4, 5, dan 6 tidak dimasukkan
kedalam
penelitian dikarenakan pernyataan tidak dapat dijadikan sebagai
tolok ukur
perilaku seseorang. Setiap pernyataan terdapat pernyataan
positif ataupun
pernyataan negatif. Responden diminta untuk memberikan tanda
ceklist (√)
pada kolom “Tidak pernah”, “Kadang-kadang”, “Sering”, dan
“Sangat sering”
pada setiap pernyataan tentang perilaku memilih makanan jajanan,
kemudian
akan diskoring oleh peneliti.
4. Responden diberikan pertanyaan terkait riwayat diare dalam 1
bulan terakhir
dan berapa kali mengalami diare dalam 1 bulan tersebut.
Responden diminta
untuk mengisi jawaban sesuai yang dialami responden.
Sebelum dilakukan pengambilan data menggunakan kuesioner
tersebut.
Peneliti melakukan uji validitas isi, yaitu ingin mengetahui
sejauhmana elemen-
elemen instrumen assesmen relevan dengan konsep-konsep yang
ditampilkan
dalam kajian literatur. Uji validitas isi pada penelitian ini
menggunakan Pearson
moment dan uji reliabelitas dengan Cronbach Alpha menggunakan
sofware IBM
SPSS statistics version 22.
3.5 Kriteria Penelitian
Pengambilan data dilakukan di SDN Ciputat 01 dikarenakan dekat
dengan
kampus dan mudah dijangkau oleh peneliti. Dari perhitungan
sampel, sebanyak 144
siswa dipilih dari beberapa kelas IV, V, dan VI.
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Adapun yang termasuk dalam kriteria Inklusi (kriteria yang layak
diteliti)
kuesioner, yaitu :
a. Anak Sekolah usia 9-12 tahun.
b. Siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01.
c. Bersedia menjadi subyek penelitian.
d. Siswa yang bisa membaca dan menulis dengan lancar.
-
23
Adapun yang termasuk dalam kriteria eksklusi (kriteria yang
tidak layak diteliti)
kuesioner, yaitu :
a. Siswa kelas I, II, dan III SDN Ciputat 01.
b. Siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01 yang tidak hadir
pada hari
pembagian kuesioner .
c. Mengisi kuesioner dengan tidak lengkap.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel Bebas dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, usia,
pengetahuan
pemilihan makanan jajanan, dan perilaku dalam pemilihan makanan
jajanan
(termasuk perilaku cuci tangan sebelum makan. Sedangkan variabel
terikat pada
penelitian ini adalah kejadian diare dalam 1 bulan terakhir
3.8 Cara Kerja Penelitian
3.8.1 Alur Penelitian
Disseminate questionnaire
Pembuatan proposal dan kuesioner
Proposal dan kuesioner diserahkan kepada pembimbing
Meminta perizinan untuk melakukan penelitian pada FK UIN Jakarta
(Pembuatan surat etik)
Melakukan uji validasi isi kuesioner
Kuesioner telah valid
Meminta perizinan untuk melakukan
penelitian pada SDN Ciputat 01
Kuesioner tidak valid
Melakukan perbaikan
pada item yang tidak valid
Collecting questionnaire
Pengolahan data
Analisis deskriptif
Analisis statistik
Laporan hasil
-
24
1.9 Manajemen Data
Manajemen data merupakan cara pengolahan data yang dilakukan
mulai dari
pengumpulan data hingga analisis data. Tahapan dalam manajemen
data yaitu
a. Editing, adalah memeriksa ulang kuesioner yang sudah diisi
oleh
responden.
b. Coding atau pengkodean, merupakan pengubahan data berbentuk
kalimat
atau huruf menjadi angka atau bilangan agar mempermudah peneliti
dalam
pemasukan dan pengolahan data.
Pengkodean skala likert
Jumlah pilihan : 4 Jumlah pertanyaan : 24
Skoring terendah : 1 Skoring tertinggi : 4
Jumlah skor terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x
24 = 24
Jumlah skor tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 4 x
24 = 96
Median : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2 =
24+96
2 = 60
Kuartil 1 : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ+𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
2=
24+60
2 = 42
Kuartil 3 : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖+𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
2 =
96+60
2 = 78
Kategori perilaku responden adalah sebagai berikut
1. Sangat Baik : kuartil 3 ≤ x ≤ skor minimal (78 ≤ x ≤ 96)
2. Baik : median ≤ x < kuartil 3 (60 ≤ x < 78)
3. Buruk: kuartil 1 ≤ x < median (42 ≤ x < 60)
4. Sangat Buruk : skor minimal ≤ x < kuartil 1(24 ≤ x <
42)
c. Data entry, yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari
masing-masing
responden yang sudah dalam bentuk kode ke dalam program atau
software.
d. Cleaning, adalah kegiatan membersihkan dan memeriksa kembali
data
yang sudah masukdan dilakukan pembetulan apabila terdapat data
yang
tidak lengkap.
-
25
3.10 Pengolahan dan Analisi Data
Data yang sudah ada diolah menggunakan sofware IBM SPSS
statistic
version 22 kemudian dilakukan analisis dengan analisis univariat
dan bivariat.
1.9.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk
menganalisis tiap
variabel penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk
mendeskripsikan atau
menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian yang
diteliti. Dalam
analisis penelitian ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, kelas, pengetahuan memilih
jajanan, perilaku
memilih jajanan, dan kejadian diare pada subjek penelitian. Data
dianalisis
menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkam dalam bentuk
tabulasi.
Kemudian hasil dilaporkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
persentase (%)
dari masing-masing item.
1.9.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berkorelasi
atau berhubungan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini
uji statistik yang
digunakan adalah uji statistik non parametrik yaitu uji kai
kuadrat (Chi-Square)
pada tabel 2x2 dan uji korelasi somers’d pada tabel 3x2. Uji
Chi-Square digunakan
jika skala pengukuran merupakan kategorik (ordinal/nominal),
syarat analisis
menggunakan uji ini adalah sel yang mempunyai nilai expected
kurang dari 5,
maksimal 20% dari jumlah sel. Uji korelasi Somers’d digunakan
pada dua variabel
yang setara dan skala kedua variabel ordinal. Dengan menggunakan
data
kepercayaan 95% dengan nilai α 5%, sehingga jika nilai ρ (p
value) < 0,05 maka
hasil penghitungan statistik bermakna (signifikan) atau
menunjukkan adanya
hubungan atau korelasi antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Jika nilai ρ
value > 0,05 maka hasil penghitungan statistik tidak bermakna
(tidak signifikan)
atau menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas
dengan variabel
terikat.
-
26
3.11 Etika Penelitian
Penelitian ini telah diajukan kepada komisi etik penelitian
Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah mendapatkan
persetujuan
penelitian yang dibuktikan dengan dikeluarkannya surat
keterangan lolos uji etik
(Ethical Approval) dengan nomor protokol
3674022P111132019112600005 dan
nomor surat B-029/F12/KEPK/TL00/12/2019. Selain mendapat
persetujuan etik,
peneliti juga mendapat persetujuan dengan Informed Consent
kepada subjek
penelitian.
-
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji Instrumen menggunakan content validity dan uji reliabilitas
telah
dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Ar-Rahmah yang
bertempat di
musholla Ar-Rahmah, gang Jambu, Pisangan, Ciputat. TPA tersebut
merupakan
tempat anak usia sekolah (9-12 tahun) belajar mengaji. Peneliti
melaksanakan uji
validitas dan reabilitas di tempat tersebut karena sepadan
dengan subjek penelitian
yang akan diteliti. Uji instrumen dilakukan pada seluruh butir
pertanyaan kuesioner.
4.1.1 Uji Validitas
Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid
tidaknya
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian.
Instrumen penelitian
ini dilakukan hingga didapatkan hasil yang valid, yaitu hingga
tiga kali
pengambilan. Suatu item kuesioner dikatakan memiliki validitas
yang baik apabila
r hitung lebih besar daripada r tabel. Nilai r tabel tiap
pengambilan berbeda, karena
berdasarkan jumlah sampel.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
apakah
instrumen yang digunakan pada penelitian reliable (dapat
dipercaya) atau tidak.
Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberi nilai yang
stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
mengetahui nilai
Cronbach’s alpha. Menurut Arikunto interpretasi nilai Cronbach’s
Alpha adalah
sebagai berikut :
1. Sangat reliable : 0,81-1,00
2. Reliable : 0,61-0,80
3. Cukup reliable : 0,41-0,60
4. Agak reliable : 0,21-0,40
5. Kurang reliable : 0,00-0,20
-
28
Uji reliabilitas pada kuesioner “Pengetahuan” memiliki nilai
Cronbach’s
Alpha 0,759 dan pada kuesioner “Perilaku” memiliki nilai
Cronbach’s Alpha 0,747.
Nilai tersebut menunjukkan hasil uji reabilitas reliable
sehingga dapat memberi
nilai yang konsisten jika dilakukan pengambilan data secara
berulang.
4.2 Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi
pada tempat
jajan di SDN Ciputat 01. Dalam SDN Ciputat 01 terdapat tempat
jajan anak-anak
baik di dalam sekolah yaitu kantin sekolah dan tempat jajanan di
luar sekolah yaitu
jajanan kaki lima yang terletak di samping sekolah. Anak-anak
pada sekolah
tersebut membeli jajanan di dalam kantin dan juga di luar
sekolah, kebanyakan
anak-anak membeli jajan tidak memperhatikan kebersihan diri
penjual ataupun
makanan yang dibeli.
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia (tahun)
9-10
11-13
Kelas
IV
V
VI
74
70
96
48
48
63
33
51,4
48,6
66,7
33,3
33,3
43,8
22,9
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden
laki-laki
lebih banyak daripada responden perempuan, yaitu sebanyak 74
orang (51,4%),
sedangkan responden perempuan hanya sebesar 70 orang (48,6%).
Hal ini
sebanding dengan jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian,
dimana jumlah
pupolasi laki-laki sebanyak 548 siswa dan populasi perempuan
sebanyak 493 siswa.
Selain itu teknik pengambilan sampel adalah teknik convenience
sampling, dimana
sampel yang diambil didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan
mendapatkan.
-
29
Sampel diambil jumlah keseluruhan siswa satu kelas dari beberapa
kelas setiap
tingkatan (kelas IV, V, dan VI), sehingga setiap siswa di SDN
Ciputat 01 tidak
memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek
penelitian.
Berdasarkan usia, responden yang berusia 9-10 tahun merupakan
usia
responden yang terbanyak yaitu sebanyak 96 orang (66,7%).
Responden paling
banyak dari kelas V yaitu 63 orang (43,8%). Hal ini sesuai
dengan teori, dimana
usia merupakan salah satu faktor pembentuk karakteristik
seseorang yang dapat
berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia, maka akan
semakin berkembang pola pikir seseorang. Sedangkan responden
yang berusia 11-
13 tahun sebanyak 42 orang (34,4%). Karena pengambilan kelas 5
diambil 2 kelas.
Perbedaan jumlah responden berdasarkan usia terjadi karena
proporsi pengambilan
sampel sesuai dengan tingkatan kelas responden.
Peneliti memilih kelas IV, V, dan VI karena pada tingkatan kelas
tersebut
usia responden 9-12 tahun merupakan usia anak sekolah dimana
membutuhkan
makanan yang bergizi untuk tumbuh kembang. Anak sekolah lebih
terpapar
makanan jajanan kaki lima dan seringkali tertarik dengan jajanan
tersebut karena
warnanya yang menarik, rasanya menggugah selera, serta harganya
yang
terjangkau. Pada tingkatan kelas IV, V, dan VI siswa sudah bisa
membaca dan dapat
mengisi kuesioner peneliti. Sehingga hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
responden kelas IV sebanyak 47 orang (33,3%), kelas V sebanyak
63 orang
(43,8%), dan kelas VI sebanyak 33 orang (22,9%). Sedangkan
jumlah siswa pada
kelas VI sebanyak 180, jumlah siswa kelas V sebanyak 188 orang,
jumlah siswa
kelas VI 190 orang. Hal ini terjadi karena perbedaan proporsi
pengambilan sampel.
-
30
4.2.1.2 Karakteristik Pengetahuan Konsumsi Jajanan Responden
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Konsumsi
Jajanan
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kebanyakan responden
mempunyai pengetahuan baik tentang memilih makanan jajanan
sebanyak 83 orang
(57,6%). Pengetahuan memilih makanan dapat dicontohkan dengan
mengetahui
jajanan sehat, jajanan bergizi, dan waktu yang tepat untuk
mencuci tangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
baik
sebanyak 83 orang (57,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian
Gulton Maria M.K
yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki
pengetahuan
yang baik dalam memilih jajanan, dimana responden dapat
membedakan antara
jajanan yang sehat dengan yang tidak sehat. Sehingga jika
pengetahuan responden
terhadap jajanan sehat baik, maka resiko anak mengalami diare
makin sedikit.33
4.2.1.3 Karakteristik Perilaku Konsumsi Jajanan Responden
Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Perilaku Konsumsi
Jajanan
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kebanyakan responden
mempunyai perilaku baik dalam memilih jajanan, yaitu sebanyak 71
orang (49,3%).
Salah satu contoh perilaku dalam memilih makanan yaitu dengan
mencuci tangan
setelah BAB, sebelum dan sesudah makan. Selain dari mencuci
tangan,
memperhatikan kebersihan makanan, kebersihan penjual, serta alat
yang dipakai
untuk mengolah merupakan hal yang penting dalam memilih jajanan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai perilaku
baik dalam
memilih jajanan sebanyak 71 orang (49,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa hampir
setengah responden memiliki perilaku memilih jajanan dengan
baik.
Variabel N %
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
61
83
42,4
57,6
Perilaku n %
Buruk
Baik
Sangat Baik
39
71
34
27,1
49,3
23,1
-
31
4.2.1.4 Karakteristik Kejadian Diare dalam 1 Bulan Terakhir
Tabel 4.4 Distribusi Responden menurut Kejadian Diare l dalam 1
Bulan Terakhir
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kebanyakan responden
mengalami diare dalam 1 bulan terakhir, yaitu sebanyak 83 orang
(57,6%). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian diare pada siswa SDN
Ciputat 01
banyak yang mengalami diare dalam 1 bulan terakhir. Angka
kejadian diare yang
tinggi ini kemungkinan terdapat faktor lain yang mempengaruhi
kejadian diare,
yaitu higiene individu sperti mencuci tangan, sanitasi air dan
jamban, serta higiene
makanan yang buruk. Higiene makanan yang buruk dapat diperoleh
dari jenis
jajanan yang di beli (kualitas jajanan yang rendah). Menurut
penelitian Agustina
Rina, selain dari jenis jajanan yang dibeli, cara menyimpan
makanan, cara memasak
dengan memakai peralatan yang kotor dapat meningkatkan resiko
diare hingga
70%.35
4.2.2 Analisi Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian
Diare
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Angka
Kejadian
Diare
Pengetahuan Angka Kejadian Diare Jumlah p value
Diare Tidak diare
n % n % n %
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
54
29
88,5
34,9
7
54
11,5
65,1
61
83
100
100
0,000
Berdasarkan tabel 4.5 kebanyakan 83 responden memiliki
pengetahuan baik
dalam memilih jajanan tetapi hanya 29 orang (65,1% ) yang tidak
mengalami diare.
Tabel tersebut merupakan tabel 2x2 menunjukkan 0 sel yang angka
expected count
Riwayat Kejadian Diare dalam 1 Bulan N %
Tidak Diare
Diare
61
83
42,4
57,6
-
32
kurang dari 5 dan tidak lebih dari 20%, sehingga layak uji
Chi-Square dengan
koreksi Yates dan didapatkan nilai significancy dengan
continuity correction (p-
value) = 0,000, karena p value < 0,05 maka Ho di tolak yang
berarti terdapat
hubungan antara pengetahuan memilih jajanan terhadap kejadian
diare. Hasil
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Almanfaluthi M
L, dimana nilai p value 0,002 yang berarti terdapat hubungan
antara jajanan kaki
lima terhadap penyakit diare.1
Tetapi pada hasil penelitian ini, anak yang memiliki pengetahuan
baik masih
terdapat yang mengalami diare, yaitu sebanyak 29 orang (47,8%).
Kemungkinan
pengetahuan yang baik tidak diterapkan dalam pemilihan jajanan
dan terdapat
faktor-faktor diare lain yang memengaruhi kejadian diare,
seperti sanitasi air yang
buruk.26, 27
4.2.2.2 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian
Diare
Tabel 4.6 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian
Diare
Perilaku Kejadian Diare Jumlah p value r
Diare Tidak diare
n % n % n %
Buruk 36 92,3 3 7,7 39 100
Baik 36 50,7 35 49,3 71 100 0,000 0,413
Sangat Baik 12 35,3 23 67,7 34 100
Berdasarkan Tabel 4.6 kebanyakan responden memiliki perilaku
baik dalam
memilih jajanan yaitu sebanyak 71 orang tetapi hanya 36 orang
(50,7%) yang
mengalami diare. Uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara perilaku
memilih jajanan dengan kejadian diare adalah dengan menggunakan
uji korelasi
somers’d karena tabel yang digunakan merupakan tabel BxK dan
variabel yang
dipakai kategorik ordinal. Pada tabel tersebut perilaku memilih
jajanan memiliki
nilai signifikan sebesar 0,000 < α = 0,05 maka H1 diterima.
Artinya terdapat
hubungan antara perilaku memilih jajanan dengan kejadian
diare.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Hernanda A P, dimana terdapat
hubungan
yang signifikan antara kebiasaan jajan dengan kejadian diare
dengan p value
0,000.36 Penelitian ini juga sesui dengan penelitian Dyana F
dimana terdapat
hubungan antara konsumsi jajanan di pedagang kaki lima terhadap
kejadian diare,
-
33
dimana anak usia sekolah cenderung untuk berperilaku mengonsumsi
jajanan
terbuka pada pedagang kaki lima yang berdampak terhadap
kesehatan dan
menyebabkan diare. 37
Tetapi pada penelitian ini meski perilaku memilih jajanan pada
siswa baik,
masih terdapat siswa yang mengalami diare yaitu sebanyak 36
orang (50,7%). Hasil
tersebut tidak sesuai dengan penelitian Hernanda A P, dimana
anak yang memiliki
perilaku jajan yang tidak sehat terdapat 98 responden mengalami
diare (78%).36
Kemungkinan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi
kejadian diare selain
perilaku memilih jajanan, yaitu sanitasi air dan jamban yang
buruk di rumah. 26, 27
4.4 Keterbatasan Penelitian
1. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability (tidak
berdasarkan
peluang), sehingga setiap siswa SDN Ciputat 01 (populasi target)
tidak
memiliki peluang yang sama untuk menjadi subjek penelitian.
2. Dalam penelitian ini pada variabel perilaku memilih makanan
pada responden
tidak dilakukan observasi secara langsung oleh peneliti,
melainkan
menggunkan kuesioner.
3. Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin mengetahui
pengetahuan dan
perilaku memilih jajanan sehingga tidak diteliti penyebab diare
yang lain
seperti sanitasi yang buruk.
4. Karena keterbatasan tenaga dan waktu, pengisian kuesioner
tiap kelas
dilakukan bersamaan sehingga tiap siswa dapat melihat jawaban
kuesioner
siswa lain didekatnya. Sehingga menyebabkan pengisian kuesioner
tidak
sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan sehingga dapat
menimbulkan
bias pada penelitian ini.
-
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Karakteristik subjek penelitian pada siswa SDN Ciputat 01
berdasarkan jenis
kelamin, terbanyak adalah siswa laki-laki 51,4%; berdasar usia,
terbanyak
adalah usia 9-10 tahun 66,7%; berdasar kelas, terbanyak adalah
pada kelas V
43,8%.
2. Pengetahuan konsumsi jajanan pada siswa SDN Ciputat 01,
kebanyakan baik
dalam konsumsi jajanan 57,6%
3. Perilaku Konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Ciputat 01,
kebanyakan
baik, yaitu sebanyak 49,3%.
4. Kejadian diare dalam 1 bulan terakhir di SDN Ciputat 01
tinggi, yaitu 57,6%.
5. Sebanyak 61 responden memiliki pengetahuan kurang baik dalam
konsumsi
jajanan, terdapat 88,5% mengalami diare. Sebanyak 39 responden
memliki
perilaku buruk dalam konsumsi jajanan, terdapat 92,3% mengalami
diare.
Berdasarkan uji analisis dengan Chi-Square dan Soemers’d di
dapatkan p-
value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan
perilaku
konsumsi jajanan memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian diare.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan food recall
jajanan
yang dibeli oleh siswa dalam 1 minggu, agar dapat menilai
tingkat perilaku
konsumsi jajanan responden.
2. Bagi instansi terkait (SDN Ciputat 01) karena angka kejadian
diare tinggi,
maka disarankan pemberian edukasi tentang diare, pengetahuan
tentang
gizi serta pembuatan kantin sehat.
-
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Almanfaluthi M L, Budi M H. Hubungan Antara Konsumsi Jajanan
Kaki Lima Terhadap Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah Ilmu-
Ilmu Kesehatan. 2015;13(3):58-65
2. Notoatmodjo S. BAB V Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dalam
Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2003. h 106-162
3. WHO. Essential Safety Requirements for Strear Vended Foods.
WHO. 1996. Diakses di
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/63265/WHO_FNU_FOS_9
6.7.pdf?sequence=1 tanggal 4 Mei 2019.
4. Adriani M, Wirjatmadi B. BAB 11 Keamanan Pangan dalam
Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
2012. h 295-308
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003
Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
6. Amelia, Kindi. Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan
Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah
Dasar
Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang. Universitas
Negeri
Padang. Diakses di
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/890/744
pada tanggal 13
Mei 2019.
7. BPOM. Laporan Tahunan BPOM. BPOM. 2017. Diakses di
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20180710/Laporan%20Tahunan%20
BPOM%202017.pdf tanggal 13 Mei 2019.
8. Atika N. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diare pada
Siswa SDN Cirendeu 02 Tahun 2016. UIN Jakarta. 2016. Diakses di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/34221
tanggal 4 Mei
2019.
9. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2017.
10. Kemenkes RI. Laporan Nasional : RISKESDAS 2018. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KEMENKES RI. 2018.
11. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
2018. Jakarta : Kemenkes RI. 2019.
12. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
2017. Jakarta : Kemenkes RI. 2018.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/63265/WHO_FNU_FOS_96.7.pdf?sequence=1https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/63265/WHO_FNU_FOS_96.7.pdf?sequence=1http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/890/744https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20180710/Laporan%20Tahunan%20BPOM%202017.pdfhttps://www.pom.go.id/new/admin/dat/20180710/Laporan%20Tahunan%20BPOM%202017.pdfhttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/34221
-
36
13. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
2016. Jakarta : Kemenkes RI. 2017.
14. FAO. Street Foods. FAO. 2019. Diakses di
http://www.fao.org/fcit/food-processing/street-foods/en/ tanggal 30
Juli 2019.
15. Pudjiadi S. Ilmu Gizi pada Anak Edisi 4. Jakarta : Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.
16. Barasi, Mary E. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga.
2007.
17. Permenkes RI No. 1168/MENKES/PER/X/1999 Tentang Perubahan
Atas Permenkes No. 722/Menkes/Per/Ix/1988 Tentang Bahan
Tambahan
Makanan.
18. Aprillia A B, Dieny F F. The Factor Related to Snacks
Preference in Elementary School Children. BIMGI. 2014;2(2):27
19. Wong D L, Eaton M H, Wilson D, Winkelstein M L, Schwartz P.
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC, 2008.
20. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan
Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013.
21. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A W, et all. BAB 23
Gastroenterologi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
VI. Jakarta : Internal Publishing. 2014.
h 1899-908
22. Sherwood L. BAB 16 Sistem Pencernaan dalam Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem Edisi 9. Jakarta : EGC. 2016. h 619-73
23. Kemenkes RI. Situasi DIARE di Indonesia : Buletin Jendela
Data dan Informasi Kesehatan triwulan II. Jakarta : Kementerian
Republik Indonesia.
2011.
24. Kemenkes RI. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Pusat Data dan Informasi.
2014.
25. Kotloff K L. Chapter 366 Acute Gastroenteritis in Children
in Nelson Textbook of Pediatrics 21th Edition Vol 2. Philadelphia :
Elsevier Inc. 2019.
26. Tumwine J K, Thompson J, Katua-Katua M, Mujwajuzi M,
Johnstone N, Wood E, et all. Diarrhoea and Effects of Different
Water Sources, Sanitation
and Hygiene Behaviour in East Africa. Tropical Medicine and
International
Health. 2002;7(9):750-56
27. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 2014.
http://www.fao.org/fcit/food-processing/street-foods/en/http://www.fao.org/fcit/food-processing/street-foods/en/
-
37
28. WSP-EAP. Informasi Pilihan Jamban Sehat : Water and
Sanitation Program East Africa and The Pacific. Jakarta : World
Bank Office. 2009. h 7-13
29. WHO. BAB 5 Diare dalam Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan
Anak di Rumah Sakit : Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat
Pertama di
Kabupaten/Kota. Jakarta : WHO Indonesia. 2008. h 131-52
30. Subagyo B, Santoso N B. BAB VI Diare Akut di IDAI UGH. Buku
Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid I. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI. 2012.
31. Kemenkes RI. Pedoman Tatalaksana Diare : Lintas Diare : Lima
Langkah Tuntaskan Diare. Jakarta : Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kemenkes
RI. 2017.
32. Mahran J, Mubasyir A. Azhim Hafna. Al-Quran Bertutur tentang
Makanan dan Obat-obatan. Yogyakarta : Minta Pustaka. 2006.
33. Nugraheni M. Peranan Makanan Bagi Manusia. Disampaikan dalam
acara POTM SDIT Salsabila Al-Muthi’in.
34. Gulton M M.K, Onibala F, Bidjuni H. Hubungan Konsumsi
Jajanan dengan Diare pada Anak Di SDN 3 Gogagoman Kecamatan
Kotamobagu Barat Kota
Kotamobagu. E-journal Keperawatan. 2018; 6 (1). h 1-7
35. Agustina Rina, Sari T P, Satroamidjojo S, Bovee-Oudenhoven I
MJ, Feskens E JM, and Kok F J. Association of Food-Hygiene
Practices and Diarrhea
Prevalence among Indonesian Young Children from Low
Socioeconomic
Urban Areas. BMC Public Health. 2013;13:977
36. Hernanda A P, Djallalluddin D, Noor M S. Hubungan Perilaku
dengan Kejadian Diare pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Cempaka
Kecamatan
Cempaka Kota BanjarBaru. Jurnal Berkala Kedokteran.
2013;9(1).
37. Dyana F, Dayu V, Indrawati D. Hubungan Perilaku Konsumsi
Jajanan pada Pedagang Kaki Lima dengan Kejadian Diare. Jurnal
Endurance.
2018;3(3):524-30
-
38
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Persetujuan Etik
-
39
Lampiran 2
Surat Permohonan Izin Penelitian
-
40
Lampiran 3
Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Kontruktor Nomor
item
Identitas Responden Nama
Jenis Kelamin
Usia
Pengetahuan
Konsumsi Jajanan
Definisi jajanan sehat 1
Contoh jajanan sehat 2
Definisi Jajanan bergizi 3
Contoh jajanan aman 4, 6
Cara memilih jajanan aman 5
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membeli jajanan 7
Contoh makanan berkemasan 8
Contoh makanan tidak berkemasan 9
Definisi cuci tangan 10
Tujuan cuci tangan 11
Langkah-langkah mencuci tangan dengan benar 12
Waktu yang tepat untuk mencuci tangn 13
Variabel Pernyataan Jenis
Pernyataan
Nomor
item
Perilaku
memilih jajanan
Memilih jajanan berkemasan atau terbungkus
rapi
+ 1, 18
Memilih jajanan tidak berkemasan tetapi
ditutup
+ 2, 20
Memilih jajanan ditempat bersih + 3
Membeli makanan berpenyedap - 7
Memakan makanan kadaluwarsa - 8
Memperhatikan tanggal kadaluwarsa + 9
Membeli makanan berwarna menarik - 10
Membeli jajanan bergizi + 11
Membeli makanan mengandung minyak
berlebih, kehitaman
- 12, 13
Membeli jajanan berpemanis - 14
Membeli jajanan yang tidak dikemas dengan
rapi
- 15
Membeli jajanan yang tidak berkemasan dan
tidak ditutupi
- 16, 19
Membeli jajanan berkemasan yang
bungkusnya sudah rusak
- 17
Memilih jajanan yang terbuka dan dihinggapi
lalat
- 23
Tidak membeli jajanan yang dijual di pinggir
jalan
+ 27
Memperhatikan kebersihan peralatant yang
digunakan untuk mengolah dan menyajikan
jajanan
+ 21
Memperhatikan kebersihan diri penjual + 22
Waktu yang tepat untuk cuci tangan + 24
Cara mencuci tangan dengan benar + 25
terbiasa sarapan di rumah dan membawa bekal
dari rumah dibanding membeli jajan di
sekolah.
+ 26
-
41
Lampiran 4
Penjelasan dan informasi serta Informed Consent
-
42
Lampiran 5
Kuesioner Penelitian
-
43
Lampiran 5
(lanjutan)
-
44
Lampiran 5
(lanjutan)
-
45
Lampiran 6
Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas
1. Hasil validasi dan reabilitas item sex
2. Hasil validasi dan reabilitas item usia
3. Hasil validasi dan reabilitas item kelas
4. Hasil validasi dan reabilitas item kejadian
diare
-
46
5. Hasil Validasi dan Reabilitas Kuesioner “Pengetahuan A”
Lampiran 6
(lanjutan)
-
47
6. Hasil Validasi dan Reabilitas Kuesioner “Perilaku”
Lampiran 6
(lanjutan)
-
48
Lampiran 6
(lanjutan)
-
49
Hasil Univariat
1. Deskripsi jenis kelamin
2. Deskripsi usia
3. Deskripsi Kelas
4. Deskripsi Pengetahuan A
5. Deskripsi Perilaku
6. Deskripsi Kejadian Diare
Lampiran 7
Hasil Analisis
UJI CHI-SQUARE
1. Uji Chi-Square pada Pengetahuan A
Analisis Korelasi Somers’d
1. Analisis pada Perilaku
-
50
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
-
51
Lampiran 9
Riwayat Penulis
CURRICULUM VITAE
Nama : Ayu Saputri Rohmatillah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 01 Maret 1999
Golongan Darah : AB
Agama : Islam
Alamat : RT/ RW 003/006 Desa Karang Anyar, Kecamatan
Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Email : [email protected]
No. HP : 087851856956
NIM : 11161030000011
Riwayat Pendidik