Page 1
HUBUNGAN PEMBELAJARAN
E_LEARNING DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus Di SMKN 22 Jakarta)
Disusun Oleh :
Miswan
NIM: 21160110000012
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
Page 6
i
ABSTRAK
Miswan
NIM: 21160110000012
Hubungan Pembelajaran E_Learning dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Di Smkn 22 Jakarta)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana hubungan antara
Pembelajaran berbasis e_learning dan motivasi terhadap hasil belajar siswa
di SMK Negeri 22 Jakarta. Oleh karena itu diadakan penelitian bagi peserta
didik sebanyak 198 siswa dari kelas X dengan menggunakan metode survey
serta teknik korelasi dan regresi data, dalam pengolahan data tersebut,
penulis menggunakan SPSS 25. Adapun metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan teknik analisis
korelasi, yaitu mencari hubungan dan pengaruh antara tiga variabel. Metode
ini memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang ditemukan,
sekaligus menyelidiki hubungan dan pengaruh antar variabel, karena itu
metode ini akan mengungkapkan data faktual berdasarkan informasi yang
ditemukan.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara hubungan pembelajaran e_learning, motivasi belajar dan
hasil belajar PAI siswa di SMKN 22 Jakarta dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti siswa bahwa pembelajaran e_learning
berbasis edmodo dan motivasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa di
SMKN 22.
Kata kunci : Pendidikan Agama Islam, E_learning edmodo, motivasi belajar,
hasil belajar siswa.
Page 7
ii
امللخص
ميسوان
21101111111112: رقم الطالب
دراسة ميدانية يف )أثر التعليم اإللكرتوين والدافعية على نتيجة مادة تعاليم الدين اإلسالمي (. جاكرتا 22املدرسة الثانوية احلكومية التخصصية
و يهدف هذا البحث إىل الكشف عن العالقة بني التعليم على الطريقة اإللكرتونية إيدموند(odomde ) ودافعية الطالب، وأثرمها على نتيجة االمتحان يف املدرسة الثانوية احلكومية
طالب من السنة العاشرة 191جرى االختبار للطالب، عددهم . جاكرتا 22التخصصية rea)ودمج املعلومات ( nottalerron)باستخدام االستبيانات وبطريقة ارتباطية
taataooron os dere .) معاملة البيانات، يستخدم الباحث برنامج سبيس يف(S)SS( وأما املنهج الذي استخدمه البحث فهو بتوزيع االستبيانات وبتحليل . 22
. بالبحث عن العالقة واألثر بني األمور الثالثة(. nottalerron enelroro)ارتباطي . ويستخدم البحث البيانات احلقيقية اليت مت مجعها يف املدرسة
ائج البحث، أنه يوجد أثر إجيايب واضح بني التعليم اإللكرتوين والدافعية ونتيجة مادة من نت، دل ذلك على أن للطالب تصديق 1،12> 1،111التعاليم اإلسالمية يف املدرسة بقدر
بأن التعليم اإللكرتوين على أساس إدموندو والدافعية، يستطيعان أن حيسنا نتيجة الطالب يف . جاكرتا 22اإلسالمية يف املدرسة الثانوية احلكومية التخصصية مادة التعاليم
مادة التعاليم اإلسالمية، إيدموندو للتعليم اإللكرتوين، دافعية الطالب : الكلمات املفتاحية . للتعلم، نتيجة الطالب
Page 8
iii
ABSTRACT
Miswan
NIM: 21160110000012
The Relations research of based on E-Learning and Active Learning
Student’s Learning Achievement , in SMKN 22 Jakarta.
This research was aimed to analyze the relationship between E-Learning
and students learning achievement at vocational high school 22 Jakarta .
therefore in this research focused on students with 198 students of the 10th
grade.
The method that used is survey method and correlational research design, in
terms of processing data, the researcher using SPSS 25.
The others method used in this research is a survey method using
correlational and regression analysis techniques is looking for relationship
and influence between the two independent variables with the dependent
variable. This method provides an overview of the variables were found, as
well as investigating the relationship and influence between variables,
therefore this method will reveal the factual data based on information
found.
The result showed that there is a positive and significant effect between E
learning, motivation learning and students learning achievement at
vacational high school 22 Jakarta, with the value of sig 0,000 with the
significant level of 0,05. It means Edmodo basis learning can improve
students learning achievement at vocational high school 22 Jakarta.
Keyword : Education on E-Learning, motivation Learning Student’s,
Learning Achievement.
Page 9
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puja dan syukur senantiasi
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada manusia
agung yang menjadi tolak ukur perkembangan dan peradaban ilmu
pendidikan Islam yaitu baginda Nabi Muhammad SAW, Dan kepada
keluarganya, para sahabatnya, tabi’at tabi’in, ulama salafussholih, para
syuhada, para sholihin dan seluruh kaum muslimin serta muslimat sampai
kepada umatnya saat ini. Dan kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’at
tabi’in, ulama salafussholih, para syuhada, para sholihin dan seluruh kaum
muslimin serta muslimat sampai kepada umatnya saat ini. mudah-mudahan
kita sebagai ummatnya yang senantiasa berusaha mengikuti langkahnya,
ajarannya dan sunnahnya.
Penyelesaian tesis ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Magister Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Setelah melalui beberapa tahapan dan ikhtiar maksimal,
Alhamdulillah penulis berhasil menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Hubungan Pembelajaran E_learning dan Motivasi terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi kasus di SMKN 22 Jakarta).
Penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
dihadapi. Namun berkat dukungan dan doa dari berbagai pihak, hambatan
dan kesulitan tersebut dapat terlewati.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa selesainya
penyusunan Tesis ini tidaklah atas usaha sendiri, namun berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin menghaturkan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan izin dan motivasi untuk melanjutkan studi di
Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Page 10
v
Bahkan beliau juga berkesempatan memberikan kuliah di sela-sela
kesibukannya. Penulis sangat bangga bisa menimba ilmu langsung dari
beliau.
2. Dekan FITK Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,
MA yang telah memberikan ilmu dan pandangan kepada penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
3. Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag., Ketua Program Studi Magister Agama
Islam yang terus memberikan arahan dan motivasi agar para mahasiswa
MPAI termasuk Penulis di dalamnya menyelesaikan Tesis dengan baik.
4. Dr. Yayah Nurmaliah, MA Sejur Prodi PGRA yang menjadi
pembimbing I dalam tesis ini, yang telah memberikan dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran serta arahan keilmuan sehingga tesis ini
menjadi bermutu, berbobot dan akhirnya bisa selesai.
5. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd. Dosen Prodi PGMI yang menjadi
pembimbing II dalam tesis ini telah menjadi sistematis dan teruji secara
statistik.
6. Kepala SMK Negeri 22, Drs. H. Uju Juhiwa, M.Pd beserta guru-guru
dan staffnya yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam
penelitian, sehingga peneliti bisa mengambil data secara valid.
7. Ayahanda Sunan dan Nimah,walaupun sudah almarhum / almarhumah
semoga Allah mengampuni segala dosa-sosanya dan ditempatkan dalam
surga Allah SWT. Dan kakak-kakakku tersayang Suryanah, Sumarni,
8. Dan terkhusus kepada sang Bidadari Surgaku, Nuraini , S.Pd atas do’a,
motivasi, serta dukungan lahir batin kepada penulis. Putri kecilku Ayra
Afiqah Hananiah atas keceriaan dan kebahagiaan yang menjadi
penyemangat penulis.
9. Teman-teman Kelas Magister PAI angkatan 2016 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan, informasi serta
kebersamaannya. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan
semuanya, dengan pahala dan keridhoan-Nya, akhir kata mohon maaf,
Assalamualaikum Wr. WB
Jakarta, Januari 2019
Penulis,
Miswan
Page 11
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PESETUJUAN PENGUJI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 9
C. Batasan Masalah ....................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
BAB II PEMBELAJARAN PAI BERBASIS E_LEARNING .................... 12
A. Regulasi Pendidikan Agama Islam .......................................... 12
B. Konsep Pembelajaran................................................................ 15
C. Pendidikan Agama Islam .......................................................... 18
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 18
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ............. 23
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam .......................................... 27
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................ 28
D. Pembelajaran E_Learning ......................................................... 34
1. Pengertian E_Learning ......................................................... 34
2. Persyaratan E_learning ........................................................ 39
3. Karakteristik E_Learning ..................................................... 40
4. Fungsi E_Learning ............................................................... 40
5. Komponen E_Learning ........................................................ 42
6. Model Pembelajaran E_Learning ......................................... 43
7. Metode Penyampaian E_Learning ....................................... 44
8. Konsep E_learning Edmodo ................................................. 44
9. Fitur-fitur edmodo ................................................................ 46
10. Manfaat E_learning dari aplikasi edmodo .......................... 54
E. Motivasi Belajar ........................................................................ 57
1. Pengertian Motivasi .......................................................... 57
2. Peranan Motivasi Dalam Belajar ........................................ 61
3. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ............................. 64
Page 12
vii
F. Hasil Belajar Pendidiakan Agama Islam ................................. 63
a. Hasil Belajar Kognitif .......................................................... 72
b. Hasil Belajar Afektif ............................................................ 76
c. Hasil Belajar Psikomotik ...................................................... 81
G. Penelitian yang Relevan ............................................................ 86
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 93
A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 93
B. Waktu dan Tempat ...................................................................... 94
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 94
D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 95
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 95
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 103
G. Hipotesis Penelitian..................................................................... 104
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 104
I. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 106
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 109
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 113
1. Uji Validitas Data ................................................................... 113
2. Uji Reliabilitas Data ............................................................... 118
B. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................... 122
1. Analisi Deskriptif Data ........................................................... 122
2. Uji Normalitas ........................................................................ 132
3. Uji Linearitas .......................................................................... 130
4. Uji Hipotesis ........................................................................... 136
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 139
1. Hubungan Pembelajaran e_Learning (X1) dengan
Hasil Belajar (Y) ................................................................... 139 2. Hubungan Motivasi Siswa (X2) terhadap Hasil Belajar Siswa
(Y)........................................................................................... 140
3. Hubungan Pembelajaran e-Learning (X1) Motivasi belajar
( X2) dengan Hasil Belajar Siswa (X3)................... ............... 140
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 141
E. Diskusi Hasil ................................................................................ 142
Page 13
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 146
A. Kesimpulan ........................................................................... 146
B. Implikasi ................................................................................ 146
C. Saran ..................................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 150
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 161
Page 14
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Indikator Kognitif dan Deskripsinya
Tabel 2.2 : Tabel KD dan Indikator Soal PAI
Tabel 2.3 : Indikator Ranah Afektif dan Deskripsinya
Tabel 2.4 : Indikator Ranah Psikomotorik dan Deskripsinya
Tabel 2.5 : Aspek-Aspek Ranah Pembelajaran dan KKO
Tabel 3.1 : Indikator Pembelajaran E_learning
Tabel 3.2 : Indikator Motivasi Belajar
Tabel 3.3 : Indikator dan Kisi-Kisi Hasil Belajar PAI
Tabel 3.4 : Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 3.5 : Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.6 : Pedoman Koefisien Korelasi
Tabel 4.2 : Hasil Validitas Pembelajaran E_learning
Tabel 4.3 : Hasil Validitas Motivasi Belajar
Tabel 4.4 : Hasil Validitas Hasil Belajar PAI
Tabel 4.5 : Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.6 : Analisis Pembelajaran E_Learning ( )
Tabel 4.7 : Analisis Motivasi Belajar ( )
Tabel 4.8 : Hasil Belajar PAI Siswa (Y)
Tabel 4.9 : Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.10 : Intepretasi Hasil Uji Linearitas
Tabel 4.12 : Hubungan antara Pembelajaran e_learning , X2
(motivasi belajar ) dan Y ( Hasil Belajar PAI)
Tabel 4.13: Hubungan XI (pembelajaran E_Learning), X2 (motivasi belajar)
dan Y (Hasil Belajar PAI)
Page 15
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Bagan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Gambar 2.2: Assignment
Gambar 2.3: File Links
Gambar 2.4: Quiz
Gambar 2.5: Polling
Gambar 2.6: Grade Book
Gambar 2.7: Library
Gambar 2.8: Groups
Gambar 2.9: Join Group
Gambar 2.10: Group Class
Gambar 2.11: Profile
Gambar 2.12: Settings
Gambar 2.13: Notification
Gambar 4.1: Diagram Hasil Pembelajaran E_Learning
Gambar 4.2: Diagram Hasil Deskriptif Motivasi Belajar
Gambar 4.3: Diagram Hasil Belajar PAI Siswa
Page 16
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bukti Penelitian
Lampiran 2 : Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Wakaf
Lampiran 3 : Soal Wakaf
Lampiran 4 : Jawaban Tes Materi Wakaf
Lampiran 5 : Panduan Skoring Soal Hasil Belajar PAI
Lampiran 6 : Angket Pembelajaran e_learning
Lampiran 7 : Angket Motivasi Belajar
Lampiran 8 : Angket Tentang e_learning berbasis Edmodo
Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas variabel X_1 (pembelajaran e_learning)
Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas variabel X_2 yakni motivasi belajar
Lampiran 11 : Hasil Uji Validitas variabel Y yakni hasil belajar siswa
Lampiran 12 : Hasil Pembelajaran e_learning, motivasi dan hasil belajar
Lampiran 13 : Uji Normalitas
Lampiran 14 : Uji Linearitas
Lampiran 15 : Uji Hipotesis
Lampiran 16 : Hasil data Realibitas e_learning, motivasi dan hasil belajar
dengan SPSS Versi 25
Lampiran 17 : Dokumentasi Proses Pembelajaran e_learning
Lampiran 18 : Sejarah Tempat Penelitian
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1
mengamanahkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Di samping itu, menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20,
menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.” (Jejen Musfah,
2014: 172).
Berdasarkan kebijakan pemerintah tersebut menurut penulis
bahwa seorang guru dituntut untuk selalu mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi atau yang kita kenal
dengan istilah era digital, dimana guru bukan semata penyebar
informasi, akan tetapi guru yang berorientasi kebutuhan siswa,
sebagai transformator, fasilitator, pembelajar, mampu dalam
pengelola proses belajar, serta sebagai peneliti pengembang dan
penyebar ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, seorang pendidik harus terus belajar untuk
mengembangkan berbagai macam model pembelajaran yang aktif
dan kreatif, apalagi Kurikulum pendidikan yang di Indonesia saat ini
adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini dikenal dengan student center
dan menuntut guru lebih kreatif dalam pembelajaran dengan model-
model pembelajaran yang disarankan oleh kurikulum 2013.
Aunurrahman menyatakan bahwa “model pembelajaran dapat
diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran, (Aunurrahman, 2014:146).”
1
Page 18
2
Disamping itu menurut Trianto, menyebutkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, (Trianto, 2010: 51).
Dari definisi para ahli menurut penulis dapat disimpulkan
sebagai seorang guru PAI harus mampu mengembangkan model
pembelajaran dengan melakukan prosedur atau pola sistematis yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan
alat penilaian pembelajaran.
Namun pada kenyataan dunia pendidikan kita sekarang ini
masih memprihatinkan karena kemajuan zaman seperti sekarangn ini
tidak berbanding lurus dengan kemajuan / peningkatan kemampuan
guru. Kita pun masih menyaksikan realitas yang kontras antara guru
dan murid. Murid sudah sedemikian maju dalam iklim digital,
sementara guru masih berkutat pada tradisi tekstual. Guru sekarang
masih banyak memakai produk 80-an, sementara muridnya sudah
memakai produk kontemporer. Akibatnya, para murid berbeda secara
radikal dengan para guru, karena banyak terjadi ketidaknyambungan
di sana-sini.
Seiring dengan hal tersebut, bahwa perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi sangat cepat dalam satu dasa warsa terakhir
ini. Perkembangan ini dipastikan menyentuh, bahkan melahirkan
orientasi baru pada semua bidang kehidupan manusia, baik sosial,
budaya, ekonomi, politik hukum, maupun pendidikan. Telah terjadi
pergeseran dari era pengetahuan, ke era informasi dan komunikasi.
Transisi dari komunitas berbasis pengetahuan ke komunitas berbasis
informasi dan komunikasi membawa perubahan yang dramatis,
terutama dalam hal, bagaimana informasi dikonstruksi menjadi
pengetahuan yang dapat dikomunikasikan dengan cepat dan secara
luas kepada semua warga negara, sehingga tidak ada warga negara
yang terisolasi dalam informasi.
Menjadi guru di abad 21 berbeda dengan guru di abad 20-an.
Di era digital seperti sekarang ini, eksistensi guru tidak lagi dilihat
dari kharismanya semata. (Karim dan Saleh Sugiyanto: 2006). Lebih
dari itu, bagaimana seorang guru mampu berkomunikasi dan
beradaptasi mengikuti arah tangan zaman.
Page 19
3
Guru di era digital dituntut mampu berinovasi dan berkreasi,
karena sistem pembelajaran tahun 80-an sudah tidak diterima oleh
anak didik zaman sekarang.
Tapscott mengatakan bahwa akibat perkembangan teknologi
internet dan kemajuan teknologi digital yang telah terakselerasi,
informasi, dan pengetahuan menjadi bersifat sementara dan singkat.
Pengetahuan yang bersifat sementara membutuhkan pembaharuan
secara konstan, perkembangan dan peningkatan kemampuan pribadi.
Kemajuan ini mempengaruhi dunia pendidikan secara mendasar, dari
cara pandang terhadap pengetahuan, sampai dengan bagaimana
pengetahuan itu diajarkan di depan kelas. Hal ini juga tentu
berpengaruh terhadap dunia pendidikan guru dan tenaga
kependidikan, terutama bagaimana kompetensi guru harus
diorientasikan terhadap perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dan masyarakat digital dewasa ini. (Tapscott :2013)
Menurut Bastian lebih lanjut, mengatakan bahwa perubahan
tempat belajar, yakni transisi dari era analog ke era digital, juga
dianggap penting. Di era digital, lingkungan belajar harus
diselaraskan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, misalnya internet dan cybernet, yang memungkinkan
pemelajar belajar secara mandiri, dinamis dan tidak terikat oleh hanya
satu tempat dan satu sumber belajar, bahkan tidak tergantung pada
guru pengajarnya saja, tetapi siswa dapat belajar dari banyak guru,
berbagai sumber di dunia maya, (Bastian, Aulia, Reza : 2002).
Oleh karena itu, semua elemen kompetensi guru yang
cenderung memperlakukan siswa hanya berdasarkan pengalaman,
kemampuan, pengetahuan dan sumber-sumber belajar yang dimiliki
seorang guru, atau singkatnya mengukur potensi dan kemampuan
siswa hanya dengan otak seorang guru yang bersangkutan tidak
relevan lagi (Depdikbud, 2003). Tetapi dalam era digital ini guru
harus menerapkan konsep multy channel learning yang
memperlakukan siswa sebagai pemelajar dinamis yang dapat belajar
dimana saja, kapan saja, dari siapa saja, dari berbagai sumber di mana
saja. Dalam hal ini guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang
menunjukkan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, dan
membuka kesempatan pada siswa untuk dapat belajar dari berbagai
sumber pembelajaran digital di dunia global.
Page 20
4
Kemajuan dalam belajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan
tergantung pada ketersediaan akses pengetahuan dan informasi, yang
kini dapat diperoleh dengan mudah dan cepat, yaitu dalam hitungan
mouse click.
Orientasi baru ini akan memberikan pengaruh positif terhadap
kemajuan kreativitas dan daya imajinasi pemelajar. Selain itu,
kemampuan berpikir kritis dan analitis pemelajar diharapkan dapat
ditingkatkan, misalnya dengan mengasah kemampuan mereka untuk
menemukan dan mengidentifikasi berbagai hal secara cepat di dunia
maya. Semua ini akhirnya diharapkan dapat meningkatkan daya saing
pemelajar itu sendiri. Semua ini bermuara pada reorientasi pada peran
baru guru, yaitu sebagai agen perubahan, pembaharuan pengetahuan
dan konsultan pembelajaran.
Dalam mengembangkan system pembelajaran era digital ini,
maka pemerintah RI mendorong dikembangkannya sistem informasi
pendidikan berbasis teknologi dan informasi untuk memberikan akses
sumber pembelajaran kepada pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik (Peraturan Pemerintah No 17 .Tahun 2010, pasal 48 dan
59).Dalam mengembangkan pembelajaran digital, salah satunya
adalah dengan mengembangkan media pembelajaran, menurut
Harjanto bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengan dia contohnya media komunikasi mencakup
surat-surat, televisi, film, dan telepon, (Harjanto : 2008). Sedangkan
menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007) media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap, (Gerlach, 2007).
Sedangkan menurut Azhar mengemukakan ada tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan untuk
pembelajaran dan apa saja yang dapat dilakukan oleh guru terhadap
media agar memiliki pengaruh yang efektif dalam pembelajaran. Tiga
ciri dari media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu ciri fiksatif,
manipulatif, dan distributif. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek yang
dapat diurutkan dan disusun kembali contohnya media yang
digolongkan seperti fotografi, video, tape, disket komputer, dan film.
Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera
atau video kamera dapat direproduksi dengan mudah kapan saja
Page 21
5
diperlukan. Ciri manipulatif (Manipulative Property) adalah
transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki media manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari‐hari bahkan berbulan‐ bulan dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua sampai tiga menit dengan teknik pengambilan gambar
time‐ lapse recording. Ciri Distributif (Distributive property dari
media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama dengan mengenai kejadian itu. Distribusi media tidak
hanya terbatas pada suatu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-
sekolah dalam wilayah tertentu, tetapi juga media itu, misalnya,
rekaman video, audio, disket, dan video compact disk (VCD) dapat
disebarkan ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja,
(Azhar : 2002).
Salah satu media pembelajaran yang menggunakan teknologi
informasi dikenal sebagai e-learning. E-learning adalah pembelajaran
jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer atau Internet (Prawiradilaga, 2013). Hal
ini juga diungkapkan Naidu (2006) dalam Prawiradilaga (2013) yang
mendefinisikan e-Learning sebagai penggunaan secara sengaja
jaringan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan
mengajar. Istilah lain yang mengacu pada hal yang sama, yaitu online
learning atau web based learning. Pembelajarn e-learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui computer atau
dengan Smartphone (komputer genggam yang memiliki fasilitas
telephone) di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik
pergi mengikuti pelajaran di kelas dan memacu untuk melakukan
kegiatan metode synchronous dan asynchronous pada e-Learning.
Istilah lain dari e-learning yaitu online learning, virtual
learning, distributed learning, virtual class atau web-based learning.
Konsep utama penggunaan e-learning yaitu untuk memudahkan
dalam pendistribusian materi pembelajaran, ujian, latihan kuis dan
penilaian. Hal ini dilakukan melalui media elektronik atau internet,
sehingga siswa dapat mengakses dimana saja dan kapan saja. Dengan
pemanfaatan e-learning diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa baik berfungsi sebagai suplemen (tambahan),
komplemen (pelengkap), maupun substitusi (pengganti) pembelajaran
konvensional sesuai dengan pernyataan Siahaan (Darmawan, 2014:
29).
Page 22
6
Menurut Suriadhi bahwa Metode e-learning sejenis lainnya
adalah Edmodo. E_learning edmodo merupakan salah satu jenis LMS
yang sering digunakan saat ini (Suriadhi dkk., 2014). E_learning
edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan
sebagai Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak
lagi sesuai dengan kebutuhan. E_learning edmodo merupakan aplikasi
yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang
menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam
aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini. Edmodo sangat
komprehensif sebagai sebuah course management system seperti
layaknya Moodle, Dokoes, schoology dengan interface yang
menyerupai facebook yang merupakan media sosial popular saat ini,
penguna tidak akan merasa asing bahkan akan merasa mudah untuk
menggunakannya. E_learning edmodo dapat digunakan sebagai
media pembelajaran untuk semua bidang studi yang tidak
menggunakan aktivitas dan pengamatan secara langsung, PAI adalah
salah satunya (Basori, 2013).
Edmodo merupakan social network berbasis lingkungan
sekolah (school based environment). Edmodo menyediakan cara yang
aman dan mudah untuk terhubung dan berkolaborasi antara siswa dan
guru untuk berbagi konten pendidikan, mengelola proyek, tugas dan
menangani pemberitahuan setiap aktivitas. Edmodo membantu
pengajar membangun sebuah kelas virtual sesuai dengan kondisi
pembelajaran di dalam kelas, berdasarkan pembagian kelas nyata di
sekolah, dimana dalam kelas tersebut terdapat penugasan, kuis dan
pemberian nilai pada setiap akhir pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran online sebagai sistem pembelajaran yang baru,
mendorong penyelenggaraan pembelajaran termotivasi.
Begitu pula dalam peningkatan kualitas pembelajar berbasis
e_learning agar mendapat hasil pembelajaran yang maksimal maka
diperlukan motivasi, karena motivasi merupakan satu-satunya
variabel yang menunjukkan secara langsung dan signifikan
berpengaruh terhadap prestasi siswa. Motivasi positif dipengaruhi
hanya oleh persepsi siswa sendiri, bahwa siswa yang belajar secara
online lebih percaya diri tentang kemampuan belajarnya dan
kemudian semakin termotivasi untuk belajar, disamping itu menurut
Uno motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Uno, 2014: 73).
Page 23
7
Jadi motivasi menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha serta pencapaian
prestasi. Motivasi yang baik akan menunjukkan hasil yang baik pula.
Dengan kata lain, motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita- cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik Motivasi adalah
kondisi penting dalam pembelajaran (Uno, 2014: 84).
Pembelajaran yang dilakukan menggunakan e-learning
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi peserta didik. E-learning
mampu mengantarkan siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik
dan dapat memicu motivasi siswa (Ibrahim & Suardiman, 2014).
Motivasi merupakan satu-satunya variabel yang menunjukkan
secara langsung dan signifikan berpengaruh terhadap prestasi siswa.
Dan motivasi positif dipengaruhi hanya oleh persepsi siswa
sendiri,bahwa siswa yang belajar secara online lebih percaya diri
tentang kemampuan belajarnya dan kemudian semakin termotivasi
untuk belajar.
Bertitik tolak dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik
untuk meneliti seberapa besar hubungan pembelajaran e_learning
berbasis Edmodo dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa. Sekilas penulis akan memberikan gambaran tentang lembaga
pendidikan di SMKN 22 Jakarta, bahwa sekolah tersebut telah
mengantungi akreditasi A. Dengan memiliki 4 program jurusan yaitu
jurusan akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran dan teknik
komputer jaringan. Sekolah ini termasuk salah satu sekolah menengah
kejuruan yang cukup diminati oleh sebagian siswa di Jakarta timur.
Dengan rasio peminatan yang mendaftar ke SMKNegeri 22 sekitar
dua ribu siswa, sedangkan yang diterima adalah hanya sekitar 300
siswa. Sekolah tersebut adalah sekolah yang sudah berbasis IT, dan
telah memiliki server sendiri yang berbasis linux centos, termasuk
dalam pengisian raport sudah menggunakan online, yaitu dengan
web: http://sas.smkdki.net, begitu pula dengan pelaksanaan ujian
bersama telah berbasis online, baik ujian tengah semester (UTS)
ataupun penilai akhir semester (PAS), sementara ini ujian berbasis
online tersebut, telah menggunakan aplikasi web online yang dibuat
tim IT SMKN 22 Jakarta, dengan alamat http://sidik.dua.dua.id, akan
tetapi pemanfaatan pembelajaran berbasis online hanya beberapa guru
Page 24
8
saja, dengan memanfaatkan teknologi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas lulusan dari SMKN 22 Jakarta.
Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 22 Jakarta, maka
penulis akan memberikan gambaran terhadap KBM yang sementara
ini telah berjalan. Diantaranya adalah kurang maksimalnya bagi guru
PAI dalam pemanfaatan e_learning disekolah tersebut, hal ini
dibuktikan hasil belajar siswa berdasarkan nilai Ujian tengah
semester (UTS) untuk siswa kelas X belum menunjukan hasil yang
merata, dan bahkan masih ada yang dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) secara kumulatif, KKM yang ditetapkan disana
adalah 75 untuk mata pelajaran PAI, kelas X TKJ dengan nilai rata-
rata yaitu 78, kelas AK dengan nilai rata-rata 75, kelas Administrasi
Perkantoran (AP) 74, kelas Pemasaran (PM) dengan nilai rata-rata 72,
Selain itu motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tergolong
rendah. Saat pembelajaran siswa cenderung ramai, tidak
memperhatikan, telat mengumpulkan tugas atau sering ijin keluar
kelas.
Saat proses pembelajaran berlangsung terdapat dua aspek
penting yaitu proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan proses
belajar yang dilakukan oleh siswa. Pada proses mengajar terlihat
bahwa: media yang digunakan oleh guru dalam mengajar dengan
penggunaan media kovensional, dan terkadang dengan berbasis IT
seperti pemanfaatan power point dan lain-lain, terkadang juga
menggunakan system on-line, sehingga pembelajaran di kelas lebih
sering berpusat pada guru (teacher centered) dari pada siswa (student
center). Pada aktifitas siswa terlihat bahwa siswa kurang mampu
membangun pengetahuannya, motivasinya sendiri dan lebih suka
mendengar materi dari guru serta siswa merasa kesulitan apabila
diminta mengulang kembali materi yang telah dipelajari. Sehingga
hasil belajar pendidikan agamanya tidak maksimal.
Belum maksimalnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
PAI dapat disebabkan juga karena usaha guru PAI yang belum
maksimal dalam mengajar, kurangnya motivasi yang diberikan guru
kepada siswa. Atau mungkin karena keterbatasan kemampuan guru
dalam menggunakan motode pembelajarn online yaitu pembelajaran
e_learning berbasis Edmodo.
Melihat pentingnya pembelajaran berbasis internet (e_learning)
untuk peningkatan kualitas pendidikan Agama Islam, maka perlu
diadakan penelitian dan kajian untuk mengungkapkan sejauh mana
Page 25
9
motivasi belajar dengan metode e_learning berbasis edmodo dalam
meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hal inilah yang membuat penulis mencoba meneliti dan
mengkaji lebih dalam tentang pembelajaran PAI berbasis e-learning
dan motivasi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan
Agama Islam di SMKN 22 Jakarta. Oleh karena itu, dari masalah
yang telah diuraikan di atas, penulis ingin menguraikannya dalam
karya ilmiah tesis dengan judul “Hubungan Pembelajaran
E_learning dan Motivasi terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam (Studi Kasus di SMKN 22 Jakarta).
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan–permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Teknologi Informasi dan komunikasi berbasis e_learning
telah berkembang pesat, namun belum dimanfaatkan secara
optimal dalam proses belajar diSMKN 22 Jakarta
2. Ketersediaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK N 22
Jakarta masih belum maksimal dalam rangka menunjang
kegiatan pembelajaran berbasis e-learning
3. GPAI belum memaksimalkan dalam menggunakan media
pembelajaran seperti e_learning berbasis edmodo dalam
proses belajar mengajar.
4. Masih terdapat siswa yang belum memahami tentang
pembelajaran berbasis e-learning.
5. Siswa pada pelajaran PAI, masih kurang semangat yang
dibuktikan dari nilai hasil semester ganjil.
C. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dimunculkan agar penelitian yang
dilakukan penulis mejadi terfokus menjadi persoalan yang diteliti,
oleh sebab itu penulis membatasinya pada variabel :
1. Pembelajaran e_learning berbasis Edmodo yang akan penulis
lakukan di SMKN 22 Jakarta siswa kelas X
2. Motivasi Pembelajaran PAI di SMKN 22 Jakarta, yang penulis
lakukan hanya siswa kelas X
3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar PAI pada ranah
kognitif di SMKN 22 Jakarta siswa kelas X
Page 26
10
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang kepada permasalahan dasar dan
makro seperti diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara Pembelajaran e_learning
berbasis edmodo terhadap Hasil Belajar PAI siswa di SMKN
22 Jakarta ?
2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi siswa terhadap
hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta ?
3. Apakah terdapat hubungan antara Pembelajaran e_learning
dan Motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa di SMKN 22
Jakarta ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah seperti tersebut diatas maka
tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :
Tujuan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran yang jelas tentang hubungan antara
pembelajaran e_learning terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam kelas X di SMKN 22 Jakarta.
2. Mengetahui gambaran dan besarnya hubungan antara
motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X di
SMKN 22 Jakarta.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara
Pembelajaran berbasis E-Learning dan Motivasi siswa
terhadap hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Penelitian secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan kontribusi teoritis dalam khasanah
keilmuan terutama yang berkaitan dengan
pembelajaran e_learning berbasis edmodo dan motivasi
dengan hasil belajar Pendidikan Agama.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
atau bahan pustaka oleh mahasiswa pascasarjana yang
sedang menyusun tesis.
Page 27
11
2. Manfaat Penelitian secara Praktis
a. Bagi Guru Pendidikan Agama
Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat:
1) Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran
secara individual, interaktif, dan kreatif dengan sumber
belajar yang luas (open source).
2) Guru dapat memfasilitasi pengembangan potensi, gaya
belajar, serta kebutuhan belajar siswa yang beragam.
3) Guru termotivasi untuk mengembangkan e-Learning
berbasis edmodo.
4) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan (pencerahan)
untuk meningkatakan mutu pendidikan Islam khususnya
dalam pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan
e_learning berbasis edmodo dan mendorong guru
untuk kreatif dalam memanfaatkan model pembelajaran
e-learning sebagai model pembelajaran PAI.
b. Bagi Lembaga Terkait
Temuan penelitian ini hendaknya dapat:
1) Dijadikan sebagai bahan informasi serta pertimbangan
untuk membuat rekomendasi tentang langkah-langkah
yang dipandang tepat untuk meningkatkan
kemampuan dalam memanfaatkan / menggunakan
ICT yang berbasis Edmodo.
2) Tersedianya sumber belajar alternatif yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara
interaktif.
3) Mendukung pengembangan teknologi di lingkungan
sekolah.
Page 28
12
BAB II
PEMBELAJARAN PAI BERBASIS E-LEARNING
A. Regulasi Pendidikan Agama Islam
Indonesia bukanlah negara sekular dan bukan pula negara
Agama walaupun mayoritasnya penduduknya beragama dan
mayoritas memeluk agama Islam. Sejumlah orang banyak yang
bangga dengan statement (pernyataan) tersebut, namun disisi lain
sebagai konsekuensi statement itu adalah amat teramat sulit untuk
mengeluarkan peraturan-peraturan yang mendukung keberadaan umat
Islam di Indonesia, termasuk menyangkut pendidikan agama Islam.
Namun demikian, kita bersyukur, telah dikeluarkannya
“Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menjelaskan
bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada
semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Memang pada PP ini,
tidaklah murni semata-mata khusus untuk mengatur pendidikan
agama Islam saja, tetapi juga agama non-Islam. Hal ini, mungkin
untuk menjiwai dan menyelaraskan dengan semangat tinggi
Bhinneka Tunggal Ika dalam koridor Pancasila.
Sedangkan fungsi dan tujuan Pendidikan Agama dan
keagamaan telah dijabarkan dalam PP. No. 55 tahun 2007 pasal 2 ayat
1 dan 2 menjelaskan bahwa : Pendidikan agama berfungsi
membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
Sedangkan tujuan pendidikan agama untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Penjelasan dari pasal tesebut diatas, pendidikan keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
dan/atau menjadi ahli ilmu agama, serta menjadi ahli ilmu agama
yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan
berakhlak mulia serta menguasai dalam ilmu pengetahuan dan
12
Page 29
13
teknologi (IPTEK), sehingga menjadi muslim yang berkualitas baik
dalam penguasaan ilmu agama maupun dalam bidang teknologi.
Pendidikan keagamaan yang diajarkan disekolah sebagaimana
telah diatur oleh pemerintah di dalam pasal 8 PP No. 55 tahun 2007,
yaitu tujuan pendidikan keagamaan yang dimaksud adalah
terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-
nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang
berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis. Keberhasilan
peserta didik untuk menjadi pribadi tersebut tidak lepas dari peran
seorang guru pendidikan agama Islam, karena Guru PAI merupakan
subsistem penting yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan
proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Sebagaimana termaktub
dalam Permenpan dan RB No.16/2009 pasal 5 ayat 1 tentang tugas
utama guru yaitu adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
Apalagi saat ini perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi sangat cepat dalam satu dasa warsa terakhir ini. Telah
terjadi pergeseran dari era pengetahuan, ke era informasi dan
komunikasi. Transisi dari komunitas berbasis pengetahuan ke
komunitas berbasis informasi dan komunikasi membawa perubahan
yang dramatis. Untuk menjadi guru di abad 21 berbeda dengan guru
di abad 20-an. Di era digital seperti sekarang ini, eksistensi guru tidak
lagi dilihat dari kharismanya semata. (Karim dan Saleh Sugiyanto:
2006).
Lebih dari itu, bagaimana seorang guru mampu berkomunikasi
dan beradaptasi mengikuti arah tantangan zaman jika tidak ingin
selalu belajar artinya guru dituntut harus selalu meningkatkan
kualifikasi akademiknnya sebagaimana tertulis dalam Permenpan dan
no. 16 tahun 2009 pasal 6 ayat 2 tentang kewajibanya guru yaitu:
Seorang guru harus meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
Oleh Karena itu seorang guru harus selalu berinovasi dan
meningkatkan strategi dalam proses belajar mengajar dikelas, baik
dari segi pemanfaatan media pembelajaran, inovasi metode yang
digunakan serta memberikan penilaian kepada peserta didik secara
objektik, sebagaimana telah di amanahkan dalam Permenpan dan no.
Page 30
14
16 tahun 2009 pasal 7 ayat 8 yang berbunyi : “Guru berwenang
memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media
pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru.
Selain itu guru dituntut selalu mengembangkan keprofesian
berkelanjutan sebagimana juga telah ditulis dalam Permenpan dan no.
16 tahun 2009 pasal 11 ayat 2 yang yaitu : “Guru harus membuat
publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks pelajaran, buku
pengayaan, dan pedoman Guru”. Pernyataan ini yang cukup berat
bagi tugas seorang guru, tapi harus berani untuk mencoba membuat
publikasi ilmiah serta mengadakan penelitian dengan teman-teman
seprofesinya, yaitu guru minimal harus bergabung di KKG dan
MGMP diwilayahnya masing-masing baik tingkat kota, maupun
tingkat provinsi sebagai ajang peningkatan kualitas diri bagi seorang
pendidik.
Selain itu menurut Kep.Menteri Agama RI Nomor 211 Tahun
2011 Tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan
Agama Islam Pada Sekolah, guru harus memahami tentang standar
isi (SI) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006, standar Proses (SP) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007, standar kompetensi lulusan (SKL) Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006, standar
penilaian (SP) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2007 dan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.
Dari penjelasan beberapa regulasi pendidikan agama maka
dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang bisa menjadi seorang
guru / pendidik, karena menjadi sorang guru itu tidak mudah akan
tetapi harus diawali dengan hati tulus, selalu memahami regulasi yang
berkembang khususnya tentang undang-undang pendidikan atau
selalu mengupdate informasi, menjadi pribadi yang selalu belajar dan
melakukan inovasi dari berbagai macam unsur diantaranya: dari segi
teknik/metode mengajar, serta mampu menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga akan tercipta
peserta didik yang memiliki kuat imannya, cerdas otaknya baik
akhlaknya dan memiliki visi misi kedepan.
Page 31
15
B. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah
usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar
mau belajar dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan
terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan
kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya
mengambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran
menggambarkan aktivitas peserta didik. (Abudin Nata, 2009: 85).
Sedangkan menurut Suwarna pembelajaran adalah suatu
sistem yang terdiri atas komponen input, proses, output dan outcome.
Komponen input sistem pembelajaran dapat berupa siswa, materi,
metode, alat, media pembelajaran, dan perangkat-perangkat
pembelajaran yang lain. Komponen proses berupa tempat dan
aktivitas berinteraksinya berbagai input, baik raw input, instrumental
input, maupun environmental input. Output merupakan cerminan
langsung maupun tidak langsung dari proses pembelajaran yang
berlangsung. Output pembelajaran dapat berupa prestasi belajar,
perubahan sikap, perilaku, skor atau nilai penguasaan materi suatu
mata pelajaran. Outcome dalam sistem pembelajaran merupakan
dampak dihasilkannya output. Jadi outcome merupakan ukuran
kebermaknaan output. Pembelajaran yang bermutu tidak terlepas dari
peran guru. Karena dalam pembelajaran, guru berperan sebagai
perancang, implementor, dan evaluator pembelajaran. (Suwarna,
2006: 34)
Menurut hasil hasil kajian S.Nasution, bahwa hingga saat ini
terdapat tiga model pembelajaran yang sering dikacaukan dengan
pengertian mengajar. Pertama, mengajar adalah menanamkan
pengetahuan kepada peserta didik, dengan tujuan agar pengetahuan
tersebut dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik, mengajar
pada tipe ini dianggap berhasil jika peserta didik menguasai
pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyak-banyaknya.
Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada peserta
didik. Definisi yang kedua ini pada intinya sama dengan definisi
yang pertama yang menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif.
Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
peserta didik sehingga terjadi proses belajar. (S. Nasution , 1995: 4).
Page 32
16
Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian
besar masyarakat tradisional masih banyak digunakan, hasilnya
adalah peserta didik yang banyak menguasai bahan pelajaran, namun
mereka tidak tahu cara menggunakan dan mengembangkannya.
Mereka tak ubahnya seperti seorang anak bayi yang diberikan makan
atau minuman oleh orang tuanya, namun ia tidak tahu dari mana
asalnya makanan dan minuman tersebut, bagaimana cara membuatnya
dan bagaimana pula cara mendapatkannya. Sementara itu, definisi
mengajar model ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada
lembaga-lembaga pendidikan pada masyarakat modern. Hasilnya
adalah peserta didik bukan hanya menguasai bahan pelajaran tersebut,
melainkan mereka mengetahui asal usulnya, cara mendapatkan dan
mengembangkannya.
Di era global yang mengharuskan lahirnya lulusan yang kreatif,
inovatif, dinamis dan mandiri, model pengajaran yang ketiga itulah
yang perlu dilaksanakan. Dengan menerapkan teori yang ketiga, maka
yang terjadi bukan hanya mengajar yang menghasilkan penguasaan
ilmu pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang menghasilkan
penguasaan terhadap metode pengembangan ilmu pengetahuan,
keterampilan, kepribadian, dan seterusnya.
Berdasarkan pada kajian tersebut di atas, maka sebenarnya
yang diharapkan dari penggunaan istilah pembelajaran adalah usaha
membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar. Dengan cara
demikian, maka peserta didik bukan hanya diberikan ikan, melainkan
diberikan alat dan cara menggunakannya untuk menangkap ikan,
bahwa diberikan juga kemampuan untuk menciptakan alat untuk
menangkap ikan tersebut.
Menurut Abudinata: Di dalam Islam, belajar terdapat
sejumlah kegiatan yang menggunakan kemampuan kognitif, afektif,
psikomotorik, dan fitrah, dijumpai pula perintah untuk menggunakan
akal dalam melakukan penalaran (afa laa ta’qilun), perintah
memahami secara mendalam (li yatafaqqahu), perintah untuk
melakukan pengamatan dan observasi (afa laa yandzurun), perintah
untuk melakukan studi banding (awalam yasiru fi al-ardi) perintah
untuk meneliti setiap pekerjaan yang dilakukan (haasibuu anfusakum
qabla antuhaasabuu), dan sebagainya. (Abudin Nata, 2009: 105).
Page 33
17
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada manusia untuk
mengembangkan akal (penalaran, pengamatan, meneliti), dan
melakukan inovasi yang melahirkan jiwa kreativitas, khususnya
dalam bidang pendidikan dan pengajaran Agama Islam.
Konsep Islam tentang belajar tidak hanya berhenti pada
tataran yang bersifat empiris, behavioristik dan psikoanalitis yang
cenderung materialistis, sekularistik dan hedonistik, melainkan harus
dilanjutkan pada tataran visi teologis, sosiologis dan ekologi,
sehingga belajar tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya di
hadapan Tuhan, masyarakat, dan lingkungan alam yang lebih luas.
Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh
pendekatan dan metode yang dipakai guru dalam menyampaikan
materi pengajaran. Pendekatan dan metode yang dipakai berbeda-
beda tergantung keadaan siswa dan jenis materi yang akan
disampaikan. Dalam menggunakan metode dan pendekatan
diperlukan pengamatan terlebih dahulu sebelum diterapkan dalam
proses pembelajaran.
Selain metode dan pendekatan, yang mempengaruhi kuantitas
dan kualitas hasil pembelajaran siswa adalah tingkat
kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat dan minat siswa,
serta motivasi siswa (Muhibbin Syah, 1999, 132).
Jadi menurut penulis pembelajaran adalah usaha
membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar yang didukung dengan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, dan fitrah sehingga
belajar tidak hanya berhenti pada tataran yang bersifat empiris,
behavioristik dan psikoanalitis yang cenderung materialistis,
sekularistik dan hedonistik, melainkan harus dilanjutkan pada tataran
visi teologis, sosiologis dan ekologi, yang hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, masyarakat, dan
lingkungan alam yang lebih luas.
Page 34
18
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata pendidikan dalam bahasa Yunani dikenal dengan nama
paedagogos yang berarti penuntun anak. Paedagogos berasal dari
kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing) (Djumransjah,
2004: 22). Pendidikan agama Islam memiliki dua kata yang
dipadukan menjadi satu, yaitu pendidikan dan Agama Islam atau
pendidikan dan Islam.
Pendidikan Islam direkomendasikan pertama kali pada
Konferensi Pendidik Muslim Internasional (The First Word
Conference on Muslim Education) yang diselenggarakan oleh
Universitas King Abdul Azis di Mekah pada tahun 1977. Dalam
konferensi tersebut belum berhasil merumuskan dengan jelas tentang
pendidikan dalam Islam, namun disimpulkan bahwa pengertian
Pendidikan Islam terkandung dalam istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib
dan riyadhah (Ahmad Tafsir, 2007: 28)
Dalam wacana Islam Pendidikan Agama Islam menurut
bahasa lebih popular dengan istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
Istilah-istilah tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, Tarbiyah, Abdurrohman al-Nahlawi mengatakan istilah
tarbiyah yang paling tepat untuk mendefinisikan pendidikan kata “al-
tarbiyah” berakar dari tiga kata yakni, 1) “raba-yarbu
(bertambah/bertumbuh), 2)“rabiya-yarba”(menjadi besar), dan
3)“rabba-yarubbu” (memperbaiki/menuntun/menjaga/memelihara).
Tarbiyah mengandung arti memelihara, membesarkan,
mendidik, memelihara, merawat, dan lain sebagainya. Penggunaan
kata Tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan agama Islam dapat
dipahami dengan merujuk di dalam firman Allah, Qur‟an surat Al-
Isra‟ ayat 24
Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil".
Page 35
19
Menurut Fahr al-Razi, istilah rabbayani tidak hanya mencakup
ranah kognitif, tetapi juga afektif. Sementara Syed Qutub menafsirkan
istilah tersebut sebagai pemeliharaan jasmani anak dan
menumbuhkembangkan kematangan mentalnya (Abdul Mujib dan
Jusuf Mudzakkir: 2006, 12). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan
yang ada pada anak didik sebagai suatu pendewasaan dan pemberi
ilmu pengetahuan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Kedua, Ta’lim, ta’lim merupakan mashdar (kata benda buatan)
yang berasal dari akar kata allama. Sebagian para ahli
menterjemahkan istilah ta’lim dengan pengajaran yang lebih
cenderung mengarah pada aspek kognitif saja. Muhammad Rasyid
Ridha mengartikan ta’lim dengan proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu (Muhammad Rasyid Ridha, 1373, Juz I,hal 262)
Sedangkan Abdul Fattah Jalal cenderung menggunakan istilah
ta’lim justru lebih universal dibandingkan dengan tarbiyah. Ia
menekankan kata ta’lim tersebut berdasarkan al-quran Surat al-
Baqaroh ayat 30-31 dan 151, menurutnya pula bahwa proses
pendidikan tidak terhenti sekedar membaca, namun membaca dengan
perenungan yang berisi pemahaman, tanggung jawab dan amanah.
Dengan demikian pengertian pendidikan Islam dalam arti topik
mengisyarakatkan adanya transmisi Ilmu pengetahuan dan informasi
wahyu Tuhan demi keberlangsungan hidup manusia (Ahmad Tafsir,
2007: 29).
Ketiga, Ta’dib. Ta’dib pada umumnya diterjemahkan dengan
pendidikan sopan santun, tata krama, budi pekerti, akhlak, moral dan
etika. (Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hlm.149), ta’dib
yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban dan
kebudayaan.
Menurut Naquib al-Attas, berarti pengenalan dan pengakuan
yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang
tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan
kekuatan dan keagungan Tuhan. (Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakkir,
21).
Page 36
20
Istilah ini menunjukan bahwa pendidikan mengarahkan pada
pembentukan sosok manusia yang memiliki tata krama serta akhlak
mulia, memiliki adab kepada Allah, sesama manusia dan
lingkungannya.
Ada satu istilah lagi ditambahkan untuk mengartikan
pendidikan yaitu riyadhah secara bahasa berarti pengajaran atau
pelatihan. Dengan demikian, dapat diketahui pendidikan adalah usaha
pengajaran atau melatih peserta didik menjadi lebih baik. (Mujib dan
Mudzakkir, 2006: 10).
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan
pelatihan. Menurut al-Bastani dalam konteks pendidikan berarti
mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia. Sedangkan menurut
al-Ghajali, mengartikan pelatihan dan pendidikan kepada anak yang
lebih menekankan pada aspek psikomotorik dengan cara melatih.
Pelatihan memiliki arti pembiasaan dan masa kanak-kanak adalah
masa yang paling cocok dengan metode pembiasaan ini.
Sementara menurut Nata (2010: 7) masih terdapat beberapa
kata yang berhubungan dengan pendidikan, diantaranya al-tazkiyyah,
al-mau’idzah, al-tafaqquh, al-irsyad, dan al-tabyin.
Kata al-tazkiyyah beberapa ahli berhubungan dengan
menyucikan atau pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang buruk
menjadi akhlak yang baik. Sesuai pada ayat al-Quran yang terdapat
dalam surat al-Jumu‟ah ayat dua yang berbunyi :
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”
Kata yuzakkihim yang artinya mensucikan mereka pada ayat
diatas, menurut Quraish Shihab dapat diartikan dengan mendidik
(Abudinata, 2010:19). Kata al-mauidzah yang berarti memberikan
penyadaran dan pencerahan batin agar menjadi orang yang baik
(Abudinata, 2010:18). Sesuai dengan ayat Al-Qur‟an pada surat
Yunus (10) ayat 57 yang berbunyi :
Page 37
21
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.”
Kata al-tafaqquh dapat diartikan sebagai kegiatan pengajaran
dan pendidikan ilmu agama (Abudinata, 2010: 22), sesuai dengan
ayat al-quran pada surta at-Taubah (9) ayat 122:
“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.”
Kata al-Irsyad yaitu bimbingan atau pengarahan (Abudinata,
2010: 25) sesuai dengan ayat al-Qur‟an pada surat al-Nisa (4) ayat 6,
yang berbunyi:
“dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.
kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai
memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-
hartanya.”
Page 38
22
Ayat di atas menjelaskan kata lain dari al-irsyad yang dapat
diartikan cerdas, atau orang-orang yang cerdas, maka mencerdaskan
seseorang merupakan suatu tugas pendidik dan pengajar. Selanjutnya
al-tabyin diartikan sebagai kata yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan yang berarti menjelaskan sesuai dengan ayat al-quran
yang terdapat pada suatu surat an-Nahl ayat 64:
“dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman.”
Sementara itu terdapat beberapa perbedaan istilah Pendidikan
Agama Islam yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat yaitu,
(1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya
dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life); (2) Pendidikan
Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan
ajaran Islam. (3) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan
melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam
yang telah diyakininya, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia
maupun di akhirat kelak.” (Zakiah Daradjat: 2008,15).
Sahilun A. Nasir merumuskan Pendidikan Agama Islam
adalah sebagai berikut. “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha
yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang
beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran
Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral
dalam dirinya. Yakni ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini
kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi
pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental.” (Syafaat
dan Sohari Sahranai: 2008,15).
Page 39
23
Sedangkan Arifin mendefinisikan pendidikan Islam adalah
proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik
dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan
kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (M. Arifin:
1994,14).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah segenap kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk membantu seseorang atau sekelompok
peserta didik dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran
Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup
yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Dasar yang kuat dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:
a. Dasar Yuridis.
Menurut Zuhairin dalam Majid (2004: 132), dasar
yuridis terdiri dari tiga aspek, yakni: Dasar falsafah negara
Pancasila, pada sila pertama, yang berbunyi: Ketuhanan yang
Maha Esa, Dasar Konstitusional, yaitu: UUD 45 dalam Bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk yang memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya, Dasar operasional, yaitu UU RI No. 20
Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30 ayat (1) Pendidikan
keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, Ayat (2)
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi
ahli ilmu agama. Ayat (3) Pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Ayat (4) Pendidikan keagamaan berbentuk
pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera,
dan bentuk lain yang sejenis. Ketentuan mengenai pendidikan
keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. Dan terdapat pada pasal 12 No 1/a setiap peserta
Page 40
24
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
b. Dasar Religius.
Menurut alim (2011: 5) pendidikan agama merupakan
perintah Allah dan perwujudan ibadah kepada Allah dan dasar
religius bersumber pada ajaran Islam terdapat dalam Al-
Qur‟an, diantaranya:
1) Surat an-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Bila dilihat dari ayat Al-Qur‟an di atas maka,
Pendidikan Agama Islam harus dilaksanakan agar manusia
tidak tersesat, sehingga dapat membedakan larangan dan
perintah dari Allah.
2) Al-Qur‟an surat Ali-Imran ayat 104:
“
D
a
n
Page 41
25
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.”
Pendidikan Agama Islam juga sangat penting bagi
umat Islam, agar dapat terhindar dari segala perbuatan
menyimpang, dan agar manusia dapat selalu berusaha berbuat
baik.
3) Sunnah Rasulullah: “Sampaikanlah ajaran kepada orang
lain walau hanya sedikit saja”.
c. Dasar Psikologis
Dasar psikologis berhubungan langsung dengan dasar
kejiwaan. Pada hakikatnya manusia membutuhkan suasana
yang tenang, hidup yang harmonis, dan bahagia sehingga
manusia juga harus memenuhi kebutuhan rohaninya yang
berupa agama dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Hal
ini didasari bahwa dalam kehidupan keseharian manusia tidak
terlepas dari hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang,
frustasi, dan pertentangan batin yang membuat manusia
memerlukan pegangan hidup yaitu agama. Alim (2011: 5)
Selanjutnya Langgulung dalam kutipan Ramayulis
(2015: 173) juga menjelaskan tentang dasar operasional
pendidikan agama Islam, yang dibagi menjadi enam bagian,
yaitu: (a) Dasar Historis, seperti undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berupa tradisi ataupun ketetapan yang
menjadikan dasar persiapan pada pendidik; (b) Dasar Sosial,
berupa ketetapan budaya dimana pendidikan dapat bertolak dan
bergerak, seperti memindahkan budaya; (c) Dasar Politik dan
Administrasi. Sebagai dasar akidah yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan dicita-citakan, (d)
Dasar Ekonomi, dasar yang mengatur sebagai sumber anggaran
pembelanjaan untuk memberikan keuangan, materi, dan
persiapan; (e) Dasar Psikologis, dasar yang memberikan
pemahaman tentang karakterisitk pendidik dan peserta didik,
memberikan metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, serta bimbingan dan penyuluhan; (f) Dasar Filosofis,
dasar yang berfungsi sebagai penentu arah dan tujuan terhadap
dasar-dasar operasional lainnya.
Page 42
26
Dasar-dasar pendidikan Agama Islam lainnya menurut
Basri (2009: 149), yaitu:
a. Al-Qur‟an
Dasar yang menyebutkan bahwa Al-Qur‟an merupakan
dasar pelaksanaan pendidikan Agama Islam, sesuai dengan
surat al-Alaq ayat 1-5:
“
B
a
c
a
lah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada
Muhammad yang buta huruf untuk membaca, perintah itu
tidak hanya ditujukkan kepada nabi Muhamamd saja,
tetapi juga bagi seluruh umat manusia, dan ayat al-qur‟an
lainnya seperti pada surat Ali-Imran ayat 190:
“
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal”
Ayat di atas menjelaskan tentang segala bentuk ciptaan
Allah yang terdapat pada ayat-ayat kauniyah harus dibaca,
diamati dan diteliti oleh manusia, agar setiap manusia
mampu bersyukur terhadap ciptaan Allah.
Page 43
27
b. As-Sunnah
As-sunnah merupakan dasar pelaksanaan pendidikan
Agama Islam kedua setelah al-Qur‟an. Dasar pelaksanaan
ini bertujuan agar manusia dapat mencontoh teladan nabi
Muhammad SAW. Seperti menanamkan sifat siddiq,
amanah, fathanah, tabligh terhadap peserta didik serta
dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari
(Basri, 2009: 175).
c. Atsar dan Ijma Sahabat
Selanjutnya dasar pendidikan Agama Islam yaitu dasar
atsar dan ijma sahabat. Sebagaimana sejarah telah
menjelaskan bagaimana para sahabat bergotong-royong
dalam mendirikan masjid Nabawi yang dijadikan sebagai
pusat pendidikan Islam yang berfungsi sebagai tempat
penyebaran ilmu yang telah diterima dari Rasulullah
(Basri, 2009: 175).
d. Ijtihad Ulama
Dasar selanjutnya berupa ijtihad ulama. Banyak para
ulama terdahulu juga banyak yang membangun lembaga
pendidikan dan sekolah yang berguna untuk umat Islam
agar dapat keluar dari kebodohan (Basri, 2009: 175).
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Adapun fungsi pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut.
1) Pengembangan Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah SWT
serta Akhlak Mulia.
Agama Islam di samping fungsinya sebagai fungsi pendidikan,
juga sebagai fungsi agama, artinya, untuk mengetahui ajaran
Agama Islam tidak lain melalui tahapan proses pendidikan yang
pada akhirnya dapat tercapai konsep manusia beriman, takwa,
dan berakhlak mulia.
2) Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan agama tidak dapat lepas dari pengajaran agama,
yaitu pengetahuan yang ditujukan kepada pemahaman hukum-
hukum, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, batas-batas dan
norma-norma yang harus dilakukan dan diindahkan sehingga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Page 44
28
3) Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang termasuk dalam
UU Sistem Pendidikan Nasional, begitu pula pendidikan Agama
Islam berperan sebagai pendukung tercapainya tujuan umum
tersebut.
4) Fungsi Semangat Studi Keilmuan dan IPTEK
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan Yang
Maha Esa dan bangsa yang menghendaki kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam pelaksanaannya,
Pendidikan Nasional tidak dapat mengabaikan dua dimensi
tersebut (Abdul Rahman Shaleh: 44-50).
Beberapa fungsi pendidikan agama Islam sebagaimana
diuraikan di atas, telah memberikan suatu kesadaran bahwa
pendidikan agama tidak hanya dipahami sebagai pemahaman
terhadap ketentuan-ketentuan syariat saja. Namun lebih kepada
adanya dua dimensi yaitu, keterpaduan keimanan dan ketakwaan dan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga upaya
pengembangan IPTEK akan memperteguh kekuatan IMTAK.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Merujuk pada tujuan pendidikan Nasional, bahwa tujuan
pendidikan Agama Islam adalah mengembangkan manusia seutuhnya,
yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang baik
dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (M. Alim, 2011: 6-7)
Dari keterangan di atas, jelas bahwa tujuan pendidikan
Agama Islam berorientasi pada pemenuhan pemahaman keagamaan
pada peserta didik sehingga dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut penulis, peserta didik yang telah
dibekali pengetahuan agama hendaknya agar selalu mendapatkan
perhatian, dukungan, nasihat, dan bimbingan yang terpantau agar
aktualisasi dan pemahaman agamanya dapat menjadi kebiasaan
hingga akhir hayatnya.
Muhammad Fadhil al-Jamali dalam Arikunto (2007: 3)
merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan empat macam, yaitu:
1) Mengenalkan manusia akan perannya diantara sesama
makhluk dan tanggung jawabnya dalam hidup ini.
Page 45
29
2) Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung
jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
3) Mengenalkan manusia akan alam dan mengajak mereka untuk
mengetahui hikmah diciptakannya serta memberi
kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat
darinya.
4) Mengenalkan manusia akan penciptaan alam (Allah) dan
menyuruhnya beribadah kepadanya.
Pendidikan agama Islam memiliki tujuan yang berorientasi pada
proses dan pengamalan akan nilai-nilai Islam hingga akhir hayat.
Tujuan mulia tersebut, merupakan cerminan dari semangat (ghiroh)
ke-Islaman yang menjadi pembeda dengan umat yang lain. Karena
pada sejatinya misi utama pendidikan agama Islam adalah
membentuk peserta didik agar menjadi agen Islam, menjadi teladan
dan memberi manfaat di masyarakat.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengintegrasikan dan
menyeimbangkan aspek jasmani, akal dan rohani; mengintegrasikan
dan menyeimbangkan sisi individual dan sosial; mengintegrasikan
dan menyeimbangkan posisinya sebagai abid dan khalifah; serta
mengintegrasikan dan menyeimbangkan aspek kehidupan dunia dan
akhirat (Arief (ed), 2005: 16).
Dari penjelasan tentang tujuan di atas dapat dipahami bahwa
tujuan pendidikan tidak hanya bersifat ukhrawi (mendekatkan diri
kepada Allah), tetapi juga bersifat duniawi. Namun dunia hanya
dimaksudkan sebagai jalan menuju kebahagiaan hidup di alam akhirat
yang lebih utama dan kekal.
Dalam al-Quran banyak ayat menyatakan agar manusia tidak
terlena dengan kehidupan dunia, sementara akhirat adalah tempat
kembali yang kekal.
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (Q.S.
Al-A’la/87: 16-17)
Namun demikian akhirat oriented juga bukanlah sikap yang
sejalan dengan ajaran Al-Quran. Keseimbangan antara dunia dan
akhirat adalah sebuah tuntutan yang harus dilaksanakan.
Page 46
30
Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mewujudkan kebahagiaan anak didik baik di dunia maupun di akhirat,
sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S.
Al-Qashash/28: 77).
Dalam mencermati ayat di atas Ibnu Khaldun terinspirasi
untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam, sebagaimana yang
dikutip oleh Muhammad Athiyah al-Abrasyi, (1987) yaitu: M.
Athiyah Al-Abrasyi, 1987
1) Tujuan berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba-hamba
Allah yang dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya
kepada Allah.
2) Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia-
manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan
yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.
Dari rumusan tujuan pendidikan Islam di atas dapat penulis
simpulkan bahwa dengan pendidikan Islam diharapkan dapat
membentuk pribadi muslim untuk menjalankan tugas sebagai
makhluk Allah yang selalu taat beribadah kepada Allah swt,
mengakomodasikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
kebutuhan manusia, yaitu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan, teknologi, seni, sastra, budaya, sehingga mampu
melahirkan manusia yang berkualitas, handal, moral,
mengembangkan intelegensi yang didasarkan pada nilai-nilai
illahiyah sebagai produk dari pendidikan Islam.
Page 47
31
Pendidikan Islam adalah salah satu sarana untuk
mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang
berlangsung seumur hidup dan pelaksanaannya dimulai sejak anak
dilahirkan sampai akhir hayat serta menjadi tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan, demikian,
pelaksanaan pendidikan Islam tidak hanya formal tetapi juga informal
dan non formal, sehingga pendidikan Islam dapat dilaksanakan di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Tujuan Pendidikan Islam menurut Muhammad Munir Mursi
(1977: 18), adalah: mencapai manusia sempurna dengan memiliki
akhlak yang baik, karena manusia diciptakan Allah sebagai khalifah
di bumi ini; mencapai kebahagiaan di dunia maupun diakhirat kelak;
mempererat ikatan persaudaraan antara sesama muslim, mendukung
sesama muslim, membantu mereka dalam memecahkan masalah yang
dihadapi sesuai dengan cara yang telah diajarkan dalam pendidikan
Islam; mendidik manusia untuk beribadah dan bertakwa kepada
Allah. Cara beribadah dan bertakwa kepada Allah itu dengan
ilmu karena Ilmu merupakan jalan untuk mencapai ketakwaan yang
sebenarnya agar dapat mengenal Allah. Seperti firman Allah pada
surat Fathir ayat 28:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”.
Berbeda dengan Zakiah Daradjat yang membagi tujuan
pendidikan menjadi beberapa tahap yang lain, yaitu (1) tujuan umum;
(2) tujuan akhir; (3) tujuan sementara dan (4) tujuan operasional.
Selanjutnya Ahmad D. Marimba membagi tujuan yang harus dicapai
pendidikan Agama Islam untuk sementara, dan (2) tujuan akhir, yaitu
terbentuknya kepribadian seorang muslim sesuai dengan ajaran
Agama Islam. (Sukring, 2013: 26).
Perumusan di atas dapat dilihat dalam sistem hubungan integralistik
dan holistik di bawah ini.
Page 48
32
Tahapan-tahapan tujuan Pendidikan Agama Islam:
a. Tujuan Akhir
Jusuf Amir Feisal membagi tujuan pendidikan, yaitu:
membentuk seorang muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah, membentuk seorang muslim yang dapat pula menjalankan
ibadah muamalah, menjadikan seorang muslim yang dapat
bertanggungjawab kepada masyarakat dalam rangka
bertanggungjawab kepada Allah, membentuk tenaga professional
yang terampil, mengembangkan seorang muslim menjadi tenaga ahli
dalam bidang agama maupun ilmu-ilmu Islam lainnya (Sukring,
2013: 27).
Bila dilihat dari tujuan akhir Pendidikan Agama Islam, maka
tujuan akhir seorang muslim pada umumnya ialah agar mendapatkan
kebaikan di dunia dan di akhirat kelak, sehingga seorang muslim
berusaha untuk menjalankan kebaikan sesuai dengan perintah Allah.
TUJUAN
AKHIR TUJUAN
KHUSUS
TUJUAN
PENDIDIKAN
ISLAM
TUJUAN
SEMENTARA
Gambar 2.1:
Bagan Tujuan Pendidikan Agama Islam
(Sumber: Sukring, 2013: 26)
Page 49
33
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama Islam bersifat relatif,
sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan perubahan yang
sesuai dengan tuntunan. Ali Asraf mengemukakan tentang tujuan
khusus pendidikan dalam kutipan Sukring (2013: 29), adalah:
mengembangkan pengetahuan spiritual dan pemahaman rasional
tentang Islam dalam kehidupan modern, membekali peserta didik
dengan pengetahuan praktis, kekuasaan, kesejahteraan, lingkungan
sosial, kebijakan, dan pembangunan nasional, mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam di atas semua kebudayaan yang ada,
mampu mengembangkan kemampuan kreatif, serta dapat mengetahui
norma-norma Islam yang sesuai dengan ajarannya, membimbing
peserta didik khususnya dalam belajar, berpikir, dan proses
pemikirannya yang sesuai dengan hipotesis tentang konsep
pengetahuan yang dituntut, mengembangkan wawasan peserta didik
tentang proses relasional dan lingkungan yang sesuai dengan ajaran
Islam.
Tujuan khusus bisa digambarkan sebagai tujuan pada
Pendidikan Agama Islam di sekolah bagi peserta didik, misalnya:
peserta didik dapat membaca al-Qur‟an dengan baik, peserta didik
dapat berperilaku secara baik di dalam lingkungan sekolah.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara Pendidikan Agama Islam menurut Sukring
adalah tujuan praktis yang harus dicapai melalui beberapa kegiatan
pendidikan yang mencakup tujuan instruksional, dan tujuan nasional
(Sukring, 2013: 29). Tujuan sementara Pendidikan Agama Islam
lainnya menurut Zakiah Daradjat dalam kutipan Ramayulis (2015:
188) merupakan tujuan yang diperoleh oleh peserta didik sesuai
dengan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya yang sesuai
dengan kurikulum pendidikan formal.
Tujuan sementara biasanya dapat berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang terjadi pada umumnya.
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam Secara Nasional
Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab II Pasal 3 dijelaskan
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
Page 50
34
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sukring, 2013: 29).
Mengingat bahwa tujuan pendidikan biasanya dibuat oleh
seorang pendidik, maka pendidik itu harus memahami tentang
kurikulum, gaya belajar dan hasil belajar peserta didik, serta dapat
merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (Ramayulis,
2015: 194).
Menurut GBPP PAI dalam kutipan Muhaimin (2012: 78)
bahwa pada umumnya tujuan pendidikan Agama Islam adalah untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, serta pengalaman
peserta didik terhadap ajaran-ajaran Islam, sehingga menjadi pribadi
yang beriman, bertakwa kepada Allah, serta berakhlak mulia.
Dari beberapa tujuan pendidikan Agama Islam di atas, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan umum pendidikan Agama Islam agar
peserta didik mempunyai ilmu yang akan bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain, akhlak yang dapat mencegah diri dari segala perbuatan
menyimpang. Selanjutnya tujuan akhir dari pendidikan agama Islam
agar mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat kelak.
Karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlanjut
terus-menerus, sebagai suatu proses yang berlangsung dalam berbagai
situasi dan lingkungan, baik dalam lingkungan keluarga maupun
sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap lingkungan tersebut dapat
memberikan pengaruh pada proses pembentukan individu melalui
pendidikan yang diterimanya baik langsung maupun tidak langsung.
D. Pembelajaran E_learning
1. Pengertian E-Learning
Guru adalah suatu tugas yang istimewa dan sangat mulia,
karena guru bertugas membina mental, moral anak didik bangsa,
sehingga membentuk kepribadian yang lebih baik dan berkarakter.
Menjadi Professional adalah meramu kualitas dengan
integritas, menjadi guru professional adalah keniscayaan. Namun
demikian profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang
psikologis, humanis bahkan identitas dengan citra kemanusiaan.
Karena ibarat sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuan
yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga
suatu bangsa. Asfar Amir Tanjung (2017: 57)
Page 51
35
Guru yang profesional adalah guru yang kompeten
(berkemampuan), karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat
diartikan sebgai kemapuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi.
Menurut undang-undang No. 19 Tahun 2005 , ada 4 bentuk
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi:
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi
profesional.
Kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia pada dasarnya
bukan disebabkan oleh kurikulum yang silih berganti, namun
kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan kurangnya minat
belajar pada siswa. Fathurohman dan Suryana, (2012, h. 39)
Kondisi kemerosotan kualitas pendidikan seperti saat ini,
sudah sepatutnya para guru dan instansi-instansi yang terkait harus
berbenah diri dan menjalankan alur pendidikan sebagaimana
mestinya, mungkin saja penyebab kurangnya minat belajar PAI
disebabkan oleh metodologi yang kurang sesuai atau faktor guru yang
belum kompeten.
Menurut Kunandar seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, tugas guru sebagai komponen utama pendidikan makin
berat karena guru dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan
melampaui perkembangan ilmu pengetahuan. (Kunandar, 2007, h. 37)
Guru yang tidak siap dengan tantangan zaman, maka sudah
pasti murid yang dibimbingnya akan kesulitan dalam
memproyeksikan masa depannya, maka dibutuhkan guru yang
terampil dan profesionalitas, lebih-lebih guru agama Islam yang turut
andil dalam pembinaan akhlak dan moral anak.
Jika kompetensi guru rendah, maka para muridnya kelak akan
menjadi generasi yang bermutu rendah. Jangankan mampu bersaing,
mencari pekerjaan pun sulit, tentu menambah beban sosial dan
pengangguran (Musfah, 2015, h. 3)
Ibarat sebuah kereta yang berjalan di atas rel, jika guru
sebagai masinis kemudi tidak bisa menjalankan tugasnya dengan
baik, maka bagaimana dengan anak gerbong yaitu peserta didik,
sudah pasti tidak akan berjalan dengan baik sebagaimana yang
diharapkan.
Di Indonesia, banyak guru yang belum profesional dalam
menjalankan tugasnya, menurut suatu penelitian Fathurohman dan
suryana (2012, h. 5) mengemukakan penelitian hasil Konsorium Ilmu
Page 52
36
Pendidikan pada tahun 2000, menyatakan bahwa 40% guru SMP dan
33% guru SMA mengajar bidang study diluar bidang keahliannya.
Hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa guru di Indonesia
masih jauh dari profesionalitasnya, bagaimana mau maju pendidikan
kita, jika gurunya saja belum memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan.
Modernisasi teknologi pendidikan mempunyai pengertian
sebagai suatu upaya melakukan proses perubahan kurikulum, cara,
metodelogi, situasi dan kondisi pendidikan Islam dari yang tradisional
ke arah yang lebih rasional sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan dan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
Menurut Nana sudjana dan Ahmad Rivai dalam bukunya
Media Pengajaran berpendapat bahwa: Untuk menyikapi hal tersebut
agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan
dapat segera terwujud, maka kecenderungan yang telah
dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Secara sederhana e-learning dapat dipahami sebagai suatu proses
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa
komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet)
dan multimedia (grafis, audio, video), sebagai media utama dalam
penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan
pembelajar (siswa/mahasiswa) dengan menggunakan media dalam
pengajaran dapat mempertinggi hasil belajar siswa yang dicapai
(Nana Sudjana, 2005 : 2).
Senada dengan hal tersebut menurut Soekartawi dalam
seminar Nasional tentang Prospek Pembelajaran Melalui Internet,
yang diselenggarakan oleh UT Pustekkom dan IPTPI, Juli 2002
mengatakan bahwa : “ Banyak hal yang mendorong mengapa e-
learning menjadi salah satu pilihan untuk peningkatan mutu
pendidikan, antara lain pesatnya fasilitas teknologi informasi, dan
perkembangan pengguna internet di dunia saat ini berkembang
dengan cepat. Penggunaan internet menjadi suatu kebutuhan dalam
mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari. Apalagi dengan
tersedianya fasilitas jaringan (internet infrastructure) dan koneksi
internet (internet connections). Serta tersedianya piranti lunak
pembelajaran (management course tools). Juga orang yang terampil
mengoperasikan atau menggunakan internet semakin meningkat
jumlahnya.
Page 53
37
Berkaitan dengan hal tersebut e-learning menjadi alternatif
dalam pembelajaran mengingat akses informasi melalui internet yang
tidak terbatas selayaknya dapat dimanfaatkan oleh siswa, khususnya
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu,
perubahan paradigma strategi pembelajaran dari teacher centered ke
learner-centered mendorong guru untuk menggunakan e-learning
sebagai salah satu alternatif pembelajarannya (Oetomo, 2002: 53).
Menurut Deni Darmawan bahwa; keberadaan e-learning
tidak terlepas dari keberadaan komputer dan Internet yang semakin
maju di dunia modern ini, komputer yang muncul di tahun 1970-an
terus berkembang guna mempermudah pekerjaan manusia. Seiring
dengan perkembangan itu maka berkembanglah teknologi yang
mempermudah segala sesuatu pekerjaan manusia terutama dalam
bidang pendidikan. Sistem pembelajaran elektronik atau e-
pembelajaran (inggris: Electronic learning disingkat E-learning)
adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-pembelajaran
pertama kali dikenal oleh Universitas Illionois di Urbana–Champaign
dengan menggunakan system intruksi berbasis computer (computer–
assisted instruction) dan computer bernama PLATO, sejak itu,
perkembangan e-learning dari masa kemasa adalah sebagai berikut :
1) Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based Tranining) saat mulai
bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC
standlone atau berbentuk kemasan CD-ROM,
2) Tahun 1994: seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat
sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang
lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3) Tahun 1997: LMS (Learning Manageman System), masyarakat
di dunia mulai terkoneksi dengan internet, dari sinilah muncul
LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat maka diperlukan
pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar –
LMS. Bentuk standar yang dikeluarkan oleh AICC (Ailine
Industry CBT Committee), IMS, SCORM, IEEE LOM,
ARIADINE, dan sebagainya.
4) Tahun 1999: Muncul aplikasi e-learning berbasis Web,
perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web
berkembang secara total, baik untuk pembelajaran (leaner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS sudah di design
dengan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif
dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard dan
berukuran kecil. (Deni Dermawan, 2014: 16)
Page 54
38
E-learning telah dikenal sangat luas dalam dunia pendidikan
maka beberapa para ahli menguraikan tentang definisi e-learning dari
berbagai sudut pandang.
Tom Kelly dari Cisco dalam bukunya Allison Rossert
mengemukakan bahwa e_learning adalah tentang informasi,
pendidikan komunikasi, dan pelatihan. Terlepas bagaimana siswa
hanya menginginkan keterampilan atau pengetahuan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik
internet. (Allison Rosset, 2002, 501)
Sedangkan Deni Darmawan. E-Learning merupakan suatu
jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet, atau
media jaringan komputer lain. (Deni Darmawan, 2014: 62).
Menurut Dong Kamarga, pengertian e-learning adalah
kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
yang tersambungkan ke internet di mana peserta belajar berupaya
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Dong
(Kamarga, 2002: 53)
M. Ally dalam bukunya Fondations of Educational Theory
for Online Learning mengatakan Istilah e_learning juga identik
dengan online learning, internet learning, distributed learning,
network learning, tele-learning, virtual learning, computer-assisted-
learning, web-based learning, sistance learning ataupun online
instruction. (M. Ally, 2004, 4). Semua istilah tersebut mengacu pada
makna yang sama, namun dalam penerapannya akan menggunakan
teknologi komputer seperti intranet dan internet. E-learning telah
mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada pengajar
(teacher centered learning) menjadi berpusat pada pelajar (student
centered learning).
Berdasarkan pada pengertian di atas, menurut penulis bahwa
posisi e-learning berarti sebagai salah satu alternatif pembelajarannya
untuk melengkapi pembelajaran konvensional yang lazim digunakan
dalam proses pembelajaran, dan juga sebagai perubahan paradigma
strategi pembelajaran dari teacher centered ke learner-centered,yang
kegiatan belajarnya bersifat asynchronous yaitu melalui teknologi
elektronik internet sehingga peserta didik dapat memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Page 55
39
Model pembelajaran yang dikembangkan melalui e-learning
menekankan pada resource based learning, yang juga dikenal dengan
learner-centered learning. Dengan model ini, peserta didik mampu
mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing (melalui
personal computerdi rumah masing-masing atau di kantor).
Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalah tingkat
kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknik
komunikasi mereka yang menunjukkan kemajuan yang
menggembirakan. Dengan model ini, komunikasi antar peserta didik
dengan staf pengajar berlangsung secara bersamaan atau sendiri-
sendiri melalui dukungan jaringan komputer.
2. Persyaratan E-Learning
E-Learning adalah pendekatan pembelajaran melalui
perangkat komputer yang tersambung ke internet, peserta didik
berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya dan e_learning merupakan aplikasi internet yang dapat
menghubungkan antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah
ruang belajar online. Agar pelaksanan pembelajaran e_learning dapat
berjalan secara maksimal maka ada beberapa persyaratan yang harus
dipersiapkan.
Menurut Deni Darmawan mengatakan: Ada tiga hal penting
sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu:(1)
kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
(internet), jaringan dapat saja dengan LAN, WAN dan MAN; (2)
tersedianya dukungan layanan belajar yagn dapat dimanfaatkan oleh
peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan (3)
tersedinya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
belajar apabila mengalami kesulitan.
Selain itu menurut pendapatnya, tentang Computer
Mediated Commuication (CMC), menambahkan persyaratan-
persyaratan lainnya untuk menunjang terlaksananya e-learning,
diantanya: (1) lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan
pembelajaran mengerti cara mengelola system pembelajaran ini; (2)
sikap positf peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi
komputer dan Internet; (3) rancangan system pembelajaran yang
dapat dipelajari diketahui oleh setiap peserta belajar; (4) sistem
evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta
belajar; dan (5) mekanisme umpan balik yang dikembangakan oleh
lembaga penyelenggara. (Deni Darmawan, 2014: 26).
Page 56
40
3. Karakteristik E_Learning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan,
yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan
atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi.
Ada beberapa kategori e_learning, yaitu pembelajaran
interaktif melaui internet dan teleconference, pembelajaran semi–
interaktif melalui televisi, radio dan internet (e_mail): pembelajaran
sendiri melalui tulisan atau modul-modul elektronik, serta
pembelajaran dan pengujian baik interaktif maupun pasif melalui
media elektronik. (Munir, 2009: 7).
Adapun karakteristik-karakteristik e-learning dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa
dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat
protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks)
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
5) Bahan yang direka dan dibina oleh pasukan pembina bahan yang
professional
6) Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga
untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi
pendidikan, serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.
4. Fungsi E-Learning
Perkembangan pembelajaran dalam pendidikan kini semakin
meningkat. Pada awalnya, metode atau konsep pendidikan yang
bersifat klasik atau konvesional, kini berkembang dengan adanya
beberapa metode yang dapat diterapkan dengan melihat situasi atau
Page 57
41
karakteristik dari peserta didik. Hal ini sangat membantu proses
pembelajaran bagi peserta didik, salah satu contoh kemajuan
teknologi dalam dunia pendidikan adalah pembelajar yang
menggunakan sistem e-learning.
E_learning menurut Siahaan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas (classroom instruction) Terdapat tiga fungsi yaitu: (1) sebagai
tambahan (suplement), yang sifatnya adalah opsional bagi peserta
untuk menggunakan e-learning (2) pelengkap (complement); materi
e-learning dijadikan materi pengayaan atau remedial bagi peserta
pembelajaran, dan (3) pengganti (subsitusi); e-learning secara total
berfungsi sebagai alternatif penyampaian pembelajaran (Sudirman
Siahan, 2005: 784-808).
a. Suplement (Tambahan)
Maksud dari suplemen ( tambahan ) yaitu guru atau murid bebas
memilih antara mengunakan e_learning atau tidak dalam
pembelajaran tertentu, guru dan siswa tidak wajib memanfaatkan e-
learing dalam proses pembelajaran, walaupun sifanya tidak wajib,
apabila guru dan siswa dapat memanfaatkan e-learning dengan tepat
tentu akan mendapatkan pengetahuan tambahan dari pada tidak
memanfaatkan e-learning.
b. Komplemen (Pelengkap)
Arti komplemen disini adalah e-learning dijadikan sebagai
pelengkap atau penunjang dalam proses pembelajaran. Sebagai
komplemen berarti e-learning diprogramkan sebagai materi
reinforcement (pengayaaan) atau remedial bagi siswa saat
melaksanakan pembelajaran konvensional. E-Learning dikatakan
sebagai enrichment apabila ada siswa dalam penguasaan materi
pelajaran dapat dilakukan secara cepat ketika dalam pembelajaran
secara tatap muka, diberikan kesempatan untuk memanfaatkan
e_learning tertentu yang memang secara khusus dikembangakan
untuk kepentingan siswa.
c. Substitusi (Pengganti)
Tujuan dari pengganti disini adalah agar siswa dapat fleksibel
dalam memanfaatan kegiatan belajar sesuai dengan waktu dan
aktifitas lain siswa. Ada 3 model kegiatan pembelajaran yang dapat
dipilih peserta didik yaitu: (1) pembelajaran sepenuhnya secara tatap
muka (konvensional) (2) sebagai pembelajaran secara tatap muka
dan sebagaian lagi melalui e-learning yang disajikan melaui intenet,
atau bahkan (3) sepenuhnya melalui e-learning yang disajikan
melalui internet.
Page 58
42
5. Komponen E-Learning
Elearning sebagai salah satu teknologi pembelajaran sebagai
media yang berbasis teknologi internet besar manfaatnya dalam
mendukung pencapaian penyampaian informasi. Sarana dan prasarana
baik hardware maupun software perlu keterdukungan semua lapisan.
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan e-learning dibutuhkan
berbagai komponen pendukung, setidaknya ada tiga komponen utama
yang menyusun e-learning tersebut (Wahono, 2007)
1) E-learning System : system perangkat lunak yang mem-
virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
system penilaian, system ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajeman proses belajar mengajar.
2) E-Learning Content ( Isi), konten dan bahan ajar ini bisa dalam
bentuk Multimedia-Based Contet (konten berbentuk multimedia
interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran biasa)
3) E-learning Infrastructure (Peralatan), infrastruktur e-learning
dapat berupa personal computer (PC), jaringan computer dan
perlengakapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan
teleconfrence apabila kita memberikan layanan synchronous
learning melalui teleconference.
4) Kesempatan bekerja sama: Adanya perangkat lunak yang dapat
mengatur pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan
secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak.
5) Multimedia: penggunaan teknologi audio dan video dalam
penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar.
Model pembelajaran berbasis teknologi informasi dengan
menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar
dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen
penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan
model e-learning di sekolah, keempat komponen itu ialah (1) Peserta
didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai
pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan,
memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. (2)
Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. (3) Tersedianya infrastruktur
yang memadai. (4) Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan
infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.
Page 59
43
6. Model Pembelajaran E_Learning
Klasifikasi model e-learning dilihat dari sisi system
penyampaianya (delivery system model). Menurut Rashty (1999) yang
dikutip oleh Noirid dkk ( 2007) Yaitu:
a) Model Adjuct : Model ini dapat dikatakan sebagai proses
pembelajaran tradisional plus. Artinya pembelajaran tradisional yang
ditunjang dengan system penyampaian secara online sebagai
pengayaan. Keberadaan system penyampain secara online, contohnya
untuk menunjang pembelajaran di kelas, seorang guru/dosen
menugaskan siswa/ mahasiswa untuk mencari informasi dari internet.
b) Model Mixed / Blended : Model Blended menempatkan system
penyampaian secara online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap
muka maupun pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan
utuh.
c) Model Online Penuh (Full Online): semua interaksi
pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara online,
contoh: Bahan ajar berupa video streaming via internet, atau
pembelajaran ditautkan (link) melai hyperlink ke sumber lain yang
berupa teks atau gambar. Ciri utama model ini adalah adanya
pembelajaran kolaboratif secara online.
7. Metode Penyampaian E-Learning
Dalam penyampaian materi pelajaran dengan metode
pembelajaran yang memanfaatkan e-learning Soekartawi
mengungkapkan ada dua cara penyampaian, one way communication
(komunikasi satu arah) yaitu penyampaian yang dilakukan oleh guru
melalui e-learning tanpa ada timbal balik dari siswa, dan two way
communication (komunikasi dua arah) yaitu pembelajaran yang
memanfaatkan e-learning dengan model interaktif antara guru dan
siswa (Soekartawi:2003:1-26).
Sementara Romi Satrio Wahono menjelaskan bahwa
proses penyampaian e-learning dapat terjadi melalui mekanisme
sebagaimana berikut:
a) Synchronous e-learning: guru dan siswa berada di dalam kelas, di
waktu yang sama tetapi berada di tempat yang berbeda. Dalam
pembelajaran ini menggunakan infrastruktur teleconference,
melalui teleconference siswa dapat berinteraksi dengan guru di
tempat yang berbeda. Untuk dapat menggunakan fasilitas
Page 60
44
teleconference dibutuhkan kapasitas bandwith yang memadai,
sehingga proses teleconference tidak terputus-putus.
b) Asynchronous e-learning: guru dan siswa berada pada kelas yang
sama, tetapi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Menggunakan
kelas yang sama maksudnya adalah kelas virtual yang ada dalam
jaringan internet maupun jaringan lokal. Dalam hal ini dibutuhkan
sistem e-learning berupa learning management system (LMS) dan
content pembelajaran baik berupa teks maupun multimedia. Jika
sistem e-learning berada pada jaringan internet maka materi
pelajaran dapat diakses siswa selama 24 jam. Sehingga siswa
dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan pengaturan
waktunya.
Sistem e-learning diharapkan bukan sekedar menggantikan
tetapi diharapkan pula untuk dapat menambahkan metode dan materi
pengajaran tradisional seperti diskusi dalam kelas, buku, CD-ROM
dan pelatihan komputer non internet. Elemen yang terdapat dalam
sistem e-learning sebagai berikut ini.
1) Soal-soal: materi dapat disediakan dalam bentuk modul,
adanya soal-soal yang disediakan dan hasil pengerjaannya
dapat ditampilkan. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dan pelajar mendapatkan apa yang dibutuhkan.
2) Komunitas: para pelajar dapat mengembangkan komunitas
online untuk memperoleh dukungan dan berbagi informasi
yang saling menguntungkan.
3) Pengajar online: para pengajar selalu online untuk
memberikan arahan kepada para pelajar, menjawab
pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
4) Dalam menyampaikan e-learning Soekartawi mengungkapkan
ada dua cara penyampaian komunikasi satu arah (one way
communication) yaitu pembelajaran yang memanfaatkan e-
learning dengan model interaktif antara guru dan siswa.
(Soekartawi, 2003: 1-26)
8. Konsep E_learning Edmodo
Salah satu social network yang cukup banyak memiliki fitur
untuk mendukung pembelajaran e-learning adalah Edmodo. Akun
Edmodo dapat diperoleh tanpa berbayar dengan alamat website
www.edmodo.com. Pada halaman awal Edmodo terlihat, bahwa
pengguna Edmodo terbatas, yaitu guru, siswa, orang tua, dan sekolah.
Edmodo mempunyai fitur-fitur Learning Management System (LMS)
Page 61
45
untuk mendukung e-learning seperti folder untuk meletakan materi
pelajaran, posting pesan untuk saling bertanya jawab antara sesama
anggota group belajar, penugasan, kuis dan jajak pendapat (Marfuah,
2011). Selain itu terdapat fasilitas untuk memungkinkan adanya
group-group kecil untuk cooperative learning dalam Edmodo.
Edmodo adalah program jejaring sosial untuk guru, siswa dan
orang tua yang berbasis sekolah. Sebenarnya program jejaring sosial
ini telah dikembangkan mulai September 2008 oleh Nicolas Borg dan
Jeff O‟Hara. Edmodo merupakan institusi virtual yang berkantor
pusat di San Mateo, California.
Edmodo merupakan jejaring sosial yang dapat diakses dimana
saja asal ada internet, aplikasinya gratis, interfacenya mirip facebook
(familiar dengan dunia anak saat ini), aplikasi pendukungnya bagus
dan tersedia dalam beberapa bahasa diantaranya Bahasa Inggris,
Spanyol, Portugis, Belanda, Yunani dan Perancis.
Keunggulan Edmodo, antara lain menyediakan fasilitas yang
mudah dan aman dalam mengembangkan kelas sesuai dengan
keinginan, memberi kesempatan terjadinya pembelajaran sesuai
karakteristik murid yang berbeda secara personal, dan menyediakan
sarana komunikasi bagi guru, siswa dan orang tua/wali murid secara
personal.
Keunggulan lainnya adalah Edmodo akan memudahkan guru,
siswa dan orang tua dalam berbagai ide/gagasan, berbagi file,
penugasan PR, penilaian, quis/ulangan, polling, diskusi,
mengingatkan tugas dll. Fasilitas yang akan didapat seorang guru di
Edmodo antara lain guru dapat mendesain kelas secara online sesuai
keinginan, setiap kelas memiliki kode kelas yang unik (tiap kelas bisa
dibuat berbeda), mengendalikan siapa saja yang boleh bergabung,
berkomentar/ berpesan ke kelas, perorangan secara
spesifik/individual, memberikan tugas, menanggapi dan menilai tugas
yang telah dikerjakan, untuk membuat ujian quiz/ulangan interaktif,
melakukan polling, membentuk kelompok-kelompok kecil,
berkomunikasi secara personal, berkolaborasi dengan guru lainnya.
Guru dapat memberikan bahan ajar seperti pertanyaan, foto, video
pembelajaran kepada murid dengan mudah. Selain itu, murid juga
dapat mengunduh bahan ajar tersebut, guru dapat memberikan soal
dari mana saja dan kapan saja serta dengan adanya Edmodo, orang tua
murid dapat memantau kegiatan belajar anaknya dengan mudah.
Page 62
46
Edmodo menyediakan lingkungan yang aman untuk belajar
dimana guru dapat membuat sebuah kelas untuk siswa-siswanya.
Dalam group virtual ini, guru dapat:
o Meletakan sumber daya digital untuk diakses atau diunduh siswa.
o Membuat jejak pendapat yang dapat diikuti oleh siswa secara
online.
o Membuat ringkasan pendek tentang pelajaran untuk siswa yang
absen ke sekolah
9. Fitur Edmodo
Edmodo memiliki beberapa fitur untuk pembelajaran, dari
semua fitur tersebut edmodo menyediakan tiga akun khusus bagi
pengguna, akun tersebut sesuai dengan status pemakai diantaranya
akun untuk guru (teacher), orang tua (parent), dan siswa (student).
Fitur-fitur tersebut diantaranya :
1) Assignment
Gambar 2.2: Assignment
Assignment digunakan oleh guru untuk memberikan penugasan
kepada siswa secara online. Fitur ini dilengkapi dengan waktu
deadline dan fitur attach file sehingga siswa dapat mengirimkan tugas
dalam bentuk file secara langsung kepada guru, selain itu, kiriman.
Assignment juga terdapat tombol “Turn in” yang menandakan bahwa
siswa telah menyelesaikan tugas mereka. Guru dapat secara langsung
memberikan penilaian terhadap hasil tugas yang telah dikerjakan
siswa. Skor yang diberikan secara otomatis akan tersimpan dalam
fitur grade book.
Assignment title
Load Assignment Due Date
Page 63
47
2) File Links
Gambar 2.3: File Links
Pada fitur ini guru dan siswa dapat mengirimkan pesan dengan
melampirkan file dan link pada grup kelas, siswa atau guru lainnya.
File yang dilampirkan berlaku untuk semua jenisekstensi seperti .doc,
.pdf, .ppt, .xls, dll
3) Quiz
1
Assignment Description
Send to
2
Page 64
48
Gambar 2.4: Quiz
Quiz digunakan untuk memberikan evaluasi secara online baik berupa
pilihan ganda, isian singkat, maupun soal uraian. Quiz hanya dapat
dibuat oleh guru, sedangkan siswa hanya mengerjakannya saja. Fitur
ini dilengkapi dengan batas waktu pengerjaan, informasi tentang kuis
yang akan dibuat, judul kuis dan tampilan kuis. Perhitungan skor pada
setiap butir soal quiz dilakukan secara otomatis untuk jenis
pertanyaan pilihan ganda dan isian singkat, sedangkan untuk
penskoran soal uraian harus diperiksa oleh guru terlebih dahulu.
4) Polling
Gambar 2.5: Polling
Page 65
49
Polling hanya dapat dibuat oleh guru untuk dibagikan kepada siswa,
biasanya guru menggunakan poling untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai hal tertentu yang berkenaan dengan pelajaran.
Berikut dibawah ini adalah tampilan polling mengenai tanggapan
siswa terhadap materi fungsi logika sebelum pembelajaran diberikan
5) Grade Book
Gambar 2.6: Grade Book
Grade Book Fitur grade book digunakan sebagai catatan nilai siswa.
Pemberian nilai dapat dilakukan oleh guru dan dapat diisi secara
manual atau secara otomatis. Pengisian nilai secara otomatis hanya
bisa dilakukan berdasarkan hasil skor Assignment dan Quiz. Penilaian
pada gradebook dapat di-export menjadi 31 file.csv. Dalam fitur ini,
guru mengatur penilaian hasil belajar seluruh siswa. Guru dapat
mengatur nilai maksimal pada masing-masing subjek nilai. Nilai total
adalah persentase dari nilai keseluruhan setiap siswa secara otomatis
oleh sistem. Untuk penilaian Quiz diisi secara otomatis oleh sistem
berdasarkan hasil Quiz setiap siswa. Pada siswa, fitur ini hanya dapat
dilihat berupa rekapan nilai dalam bentuk grafik dan penilaian
langsung.
Page 66
50
6) Library
Gambar 2.7: Library
Fitur ini digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai sumber
pembelajaran dengan konten yang beragam. Dengan fitur library,
guru dapat mengupload bahan ajar, materi, presentasi, sumber
referensi, gambar, video, audio dan konten digital lainnya. Link dan
File yang terdapat di Library dapat dibagikan baik kepada siswa
maupun grup. Siswa juga dapat menambahkan konten yang dibagikan
oleh guru ke dalam library-nya. Fitur ini dapat digunakan sebagai
media untuk menampung berbagai sumber dari dalam dan luar,
sehingga siswa dapat menyimpan berbagai informasi dari luar namun
tetap diakses melalui Edmodo.
7) Groups
Gambar 2.8: Groups
Page 67
51
Merupakan cara untuk bergabung dalam suatu kelas yang akan di
pelajari, dengan cara klik icon plus (+) maka siswa dapat bergabung
atau join kelas dalam suatu mata pelajaran, sebelum join siswa harus
mengetahui kode atau sejenis pin yang dibuat oleh guru agar siswa
dapat bergabung dalam mata pelajaran di kelas yang telah dibuat.
8) Join Group
Gambar 2.9: Join Group
Merupakan langkah berikutnya untuk dapat bergabung di kelas mata
pelajaran yang diinginkan dengan cara memasukkan pin atau code
yang telah diberikan oleh guru, klik join untuk dapat bergabung.
9) Group Class
Gambar 2.10: Group Class
p36ugy
Page 68
52
Setelah bergabung di group class yang sudah siswa invite maka
dengan otomatis siswa dapat join dalam group matapelajaran tersebut,
fitur didalam group.
10) Profile
Gambar 2.11: Profile
Merupakan data diri yang berisikan foto profil, nama, sekolah asal
dan status, jumlah post, dan jumlah group yang telah bergabung
11) Parent Code
Dengan fitur ini, orang tua murid dapat memantau aktifitas belajar
yang dilakukan anak-anak mereka. Untuk mendapatkan kode tersebut,
orang tua murid dapat mendapatkannya dengan mengklik nama kelas/
grup anaknya di Edmodo atau dapat memperolehnya langsung dari
guru yang bersangkutan.
12) Settings
Gambar 2.12: Settings
Page 69
53
Menu pengaturan untuk email yang digunakan apakah sudah
terkonfirmasi atau belum, dapat mengganti poto profil, country
(Negara), dan juga Time Zone (Zona Waktu).
13) Notification
Gambar 2.13: Notification
Menu bergambarkan bell ini merupakan menu yang berisi segala
pemberitahuan group yang telah siswa invite, pemberitahuan tersebut
dapat berupa coment, post, tugas dan informasi dari guru. Guru dapat
melihat apakah ada notifikasi jika ada anggota baru bergabung, guru
baru yang ingin terkoneksi, permintaan untuk terkoneksi, dan jika
ada tugas dari siswa yang perlu dinilai.
Untuk siswa, bagian notifikasi juga akan terlihat manakala
tugas tersedia dalam waktu dua minggu dan menunggu untuk
dikerjakan, bergitupula siswa dapat melihat notifikasi nilai yag
sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang sudah dikerjakan.
10. Manfaat dari pembelajaran e_learning dengan aplikasi
edmodo antara lain
1) Tugas Mandiri
Johnson (2009), menguraikan bahwa menugaskan murid
mengerjakan tugas mandiri memiliki banyak keuntungan. Pertama,
anda bebas memanaskan kelas dan dapat bertindak sebagai pemberi
informasi dari pada pemimpin kelas. Kedua, murid-murid akan
belajar bertanggung jawab atas pendidikan mereka; mereka memiliki
kesempatan untuk melatih kemampuan penting seperti menentukan
prioritas dan mengelola waktu; dan mereka dapat belajar sesuai pola
Page 70
54
yang mereka kehendaki. Ketiga dan mungkin yang terpenting, dengan
memberi tanggungjawab lebih di pundak murid-murid anda, anda
menunjukkan bahwa anda percaya pada kepandaian dan kemampuan
belajar mereka. Tugas mandiri pengajaran Pendidikan Agama Islam (
PAI) dapat berupa latihan soal, pemecahan studi kasus untuk berpikir
lebih kritis, maupun berupa penelitian mandiri.
Menurut Yamin (2008), belajar mandiri memiliki manfaat
yaitu: (1) memupuk tanggung jawab, (2) meningkatkan
keterampilan,(3) memecahkan masalah, (4) mengambil keputusan, (5)
berpikir kreatif, (6) berpikir kritis, (7) percaya diri yang kuat, serta (8)
menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Tugas mandiri yang biasa diterapkan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam adalah pemberian modul bagi siswa untuk
dikerjakan secara individual. Modul yang diberikan pada siswa dapat
disesuaikan terhadap kompetensi apa yang harus dicapai oleh siswa.
Karena kurang lebih fungsi, manfaat, tujuan dan operasional
Moodle hampir sama dengan Edmodo, maka dapat diterapkan
penggunaan yang sama pula. Sebagai contoh, pemberian modul tugas
pribadi atau kelompok tentang perkembangan Islam di Indonesia.
Guru dapat membuat latihan soal dan kriteria penilaian kemudian
meng-upload di Edmodo. Guru dapat menguraikan terlebih dahulu
dalam video yang diupload via Edmodo berupa tutorial singkat teknis
tugas dan mengumumkannya pada seluruh siswa. Selanjutnya guru
menetapkan batas waktu (date) pengumpulan tugas.
Untuk beberapa sekolah, terutama pada masa prakerin siswa
SMK, guru memberikan modul manual bagi siswa untuk dikerjakan
selama prakerin, dan dikumpulkan pada waktu yang ditentukan.
Teknik ini memang unggul dalam kepraktisan, efisiensi waktu dan
tenaga, serta penilaian yang mudah. Namun juga memiliki
kelemahan, antara lain kembali lagi pada masalah proses belajar pada
umumnya, guru dapat langsung menjatuhkan penilaian bahwa level
kognitif yang dicapai setiap siswa adalah sama, yakni
terselesaikannya modul tersebut. Sekalipun dalam masa prakerin,
untuk beberapa sekolah dilangsungkan seminggu sekali, proses
belajar mengajar tetap dilakukan untuk memenuhi mata pelajaran
yang telah ditetapkan, tentunya kontrol guru tetaplah sangat terbatas
dikarenakan durasi mengajar.
Page 71
55
Hal tersebut dapat diminimalisir dengan memanfaatkan
Edmodo. Sebagai gambaran, misalnya, setelah guru memberikan
modul baik manual maupun via Edmodo, guru tetap dapat
memberikan perhatian lebih di luar kelas. Guru dapat menghimbau
siswanya untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam
mengerjakan modul, ataupun ada instruksi yang tidak dipahami siswa,
baik secara private message maupun sharing pada teman-temannya.
Di sini, guru dapat mengontrol dan membantu siswa sembari
memberikan penilaian dan evaluasi baik secara subjektif maupun
objektif. Subjektif untuk mengetahui bagaimana dan sejauh mana
siswa telah belajar, dan objektif terhadap hasil tugas siswa.
Selanjutnya, guru dapat mengindentifikasi permasalahan apa yang
selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya, untuk
memastikan seluruh siswa mencapai hasil belajar yang ditentukan,
berdasarkan informasi kesulitan siswa yang disampaikan pada guru
via Edmodo.
2) Games
Guru dapat memanfaatkan Edmodo untuk menciptakan
kompetisi ringan berupa games yang menyenangkan. Topik games
dapat disesuaikan dengan materi pelajaran, dilakukan secara berkala
seusai pemberian materi, seiring dengan kompleksitas pemahaman
yang meningkat, maka guru juga dapat meningkatkan level games
atau kuis sembari mengontrol daya serap dan pemahaman siswa untuk
dilakukan evaluasi secara kontinyu. Pembelajaran menggunakan
Edmodo telah beberapa kali dilakukan dan memberikan hasil yang
cukup signifikan. Dalam salah satu penelitian eksperimental yang
dilakukan oleh Al-Kathiri (2014) terhadap 42 siswa dengan
pembelajaran menggunakan metode tradisional dikolaborasikan
dengan Edmodo, menghasilkan pencapaian yang signifikan secara
positif. Cari sumber dan daftar pustaka.
3) Diskusi
Menurut Yamin (2012:103) Metode diskusi adalah interaksi
antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis,
memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu, sedangkan menurut Bahri & Zain (2006:87)
metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswi
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat data problematis untuk dibahas dan
Page 72
56
dipecahkan bersama. Serta menurut Hamdani (2010:159) metode
diskusi adalah interaksi antar siswa atau interkasi siswa dengan guru,
untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan metode
diskusi adalah interaksi antara siswa dan siswa atau siswa denga guru
, dimana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa pernyataan atau pertanyaan yang berisfat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama, dimana guru memberi kesematan
kepada siswa ( kelompok-kelompok siwa ) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas
suatu masalah.
Sardiman (2009) dalam Anisa dan Ratnasari (2013)xx
mengemukakan bahwa mengetahui apa yang dipelajari adalah awal
yang baik untuk belajar. Dengan mengakses materi terlebih dahulu,
siswa mengetahui apa yang akan mereka pelajari sehingga mereka
lebih siap untuk belajar. Kesiapan akan meningkatkan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa mengkonstruksikan berbagai
pengetahuan dan pengalamannya untuk menguraikan, menganalisis
dan menjawab persoalan yang diberikan oleh guru sesuai cara mereka
masing-masing. Dengan kreativitas guru dalam mengontrol alur
diskusi, guru harus dapat terus-menerus merangsang keingintahuan,
pertanyaan-pertanyaan, argumen-argumen dan seluruh bentuk respon
dari perspektif siswa. Mengkonstruksikan pengetahuan untuk
mendalami materi terbukti lebih efektif hasilnya dibandingkan
metode tradisional. Fowler (2006)xx pun mendukung metode
pembelajaran aktif, dan menjelaskan bahwa lebih sering berpikir
berdasarkan pengalaman, maka hasilnya akan lebih baik. Penelitian
Fowler pun menunjukkan bahwa kelas aktif terbukti dapat memahami
konsep dengan lebih baik.
4) Sharing Antar Guru
Edmodo tidak hanya menjadi media komunikasi antara guru
dengan murid, akan tetapi dapat menjadi wadah sharing dengan guru-
guru pengampu pendidikan Agama Islam lainnya untuk
mengembangkan metode pembelajaran PAI. Dengan berbagi
permasalahan, pengalaman dan pendapat, maka metode pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat berkembang, baik dalam
strategi pembelajaran, solusi kesulitan-kesulitan siswa, kelemahan
Page 73
57
dan kelebihan penerapan berbagai metode pembelajaran PAI, bahkan
dapat melakukan kolaborasi pembelajaran secara online
E. Motivasi Belajar
1. Pengertian Dan Hakekat Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Menurut Hasibuan (2007), motivasi berasal dari kata latin
movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan. Menurut Handoko (2012), disebutkan
bahwa motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Winkel (dalam Asti Wahyuni 2007 : 24) berpendapat “motivasi
adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan
percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh
sebelumorang itu melakukan suatu perbuatan”.
Motivasi memiliki peranan yang penting dalam mendorong
kesuksesan siswa. Motivasi merupakan proses psikologi yang sangat
kompleks dan dapat menjadi penggerak seseorang kelompok untuk
mencapai suatu tujuan yang diharapkan (Muftah & Galea, 2013;
Surifah, Mustiati, Syaifullah, & Bowo, 2016). Motivasi bersifat
dinamis dan kontekstual yang berhubungan dengan strategi
pembelajaran yang hanya mampu dikontrol oleh diri siswa sendiri
(Dai Sternberg, 2004, p. 43; Wong, Chai, Chen, & Chin, 2013).
Motivasi dianggap oleh banyak pendidik sebagai faktor yang sangat
penting dalam meningkatkan keterlibatan dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran memiliki memiliki fungsi yang sangat penting karena
motivasi menentukan usaha dalam proses belajar (Pavlou, 2006).
Selanjutnya M. Utsman Najati (dalam Abdul Rahman Saleh,
2009: 183-184) membagi motivasi menjadi tiga komponen pokok,
yaitu:
Page 74
58
1) Menggerakkan.
Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu,
membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif,
dan kecenderungan mendapat kesenangan.
2) Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku.
Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah
laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
3) Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan
menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu.
Dalam kaitannya dengan motivasi ini, Steers, V. Ricard M. dan
Parter, Liman W. Memandang motivasi dalam tiga definisi, yaitu: (1)
Motivasi menggambarkan suatu kekuatan energi yang mendorong
manusia atau menyebabkan manusia melakukan cara-cara tertentu, (2)
Sebagai dorongan mengarahkan terhadap sesuatu, yaitu motivasi
mempunyai orientasi tujuan yang kuat,(3) Layanan motivasi untuk
mendorong motivasi sepanjang waktu. Ini sesuai dengan pernyataan
Buford bahwa motivasi berhubungan dengan tiga aspek, yaitu: a)
What enerizes behavior, b) What direct or channels behavioer, dan c)
How this behavioer is minted or sustained.
Selain itu, motivasi merupakan faktor kunci dalam
pembelajaran yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Rana,
Mahmood, & Reid, 2015; Yong, 2009). Tella (2007) dalam
penelitiannya,menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan pada prestasi akademik siswa di sekolah menengah yang
memiliki motivasi rendah dengan siswa yang memiliki motivasi
tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Reardon dan Bertoch
(2010) yang berpendapat bahwa seseorang dengan motivasi tinggi
secara teori akan cenderung aktif berpartisipasi dan melakukan
perencanaan yang baik dalam belajar. Hal ini dikarenakan ada
keinginan yang kuat dalam diri untuk mencapai tujuan dan
memberikan yang terbaik dalam setiap usaha yang dilakukan.
Motivasi belajar merupakan permasalahan yang sudah lama
berkembang di masyarakat dan sudah banyak kajian relevan
menyajikan dan membahasnya (Cho, Harrist, Steele, & Murn, 2015;
Duta, 2015; Pintrich, 2003).
Page 75
59
Motivasi belajar pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Secara umum motivasi
instrinsik (IM) merujuk pada kegiatan yang dilakukan siswa dalam
bentuk, kesenangan dan kepuasaan yang berasal dari diri. Siswa
dengan motivasi intrinsik berusaha mengembangkan diri untuk
mencapai tujuan dan prestasi belajar. Motivasi instrinsik untuk belajar
merupakan suatu kebermaknaan untuk mendapatkan nilai dan
mencapai prestasi akademik terlepas dari materi atau tugas tersebut
menarik atau tidak (Williams & Williams, 2011).
Motivasi ekstrinsik (EM) mengacu pada berbagai perilaku yang
berkaitan dengan seseorang atau sarana prasarana dan bukan karena
diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi ekstrinsik mengacu
pada sesuatu yang berasal dari luar dan terpisah dari perilaku diri
seseorang (Wong et al., 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi ekstrinsik siswa antara lain: harapan keluarga, harapan guru,
uang, dan teman (harapan untuk diterima dalam suatu kelompok).
Motivasi ekstrinsik sangat berbeda dengan motivasi instrinsik
yang kesenangan atau keinginan diri dari pada nilai instrumentalnya.
Motivasi ekstrinsik cenderung merupakan pembuktian kompetensi
siswa, sedangkan motivasi instrinsik mendorong siswa untuk
mengembangkan kompetensinya. Jika ditelaah lebih jauh lagi,
sebenarnya tujuan akhir dari motivasi adalah untuk mendorong
mencapai dan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
Motivasi berperan penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa, maka diperlukan perhatian dan upaya dari guru untuk
mendorong semangat belajar siswa. Dalam beberapa konsep motivasi
tersebut, terlihat bahwa makna motivasi sangatlah berperan dalam
meningkatkan aktivitas seseorang untuk tujuan yang dinginkan.
Konsep motivasi tersebut memiliki makna yang sama yakni sebagai
pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.
Dengan kata lain motivasi adalah keseluruhan atau totalitas kekuatan
yang tersembunyi dalam diri seseorang, sehingga orang itu dapat
menggerakkan tenaga dan energinya untuk melakukan sesuatu yang
lebih baik, dibandingkan sebelumnya dalam mencapai tujuan tertentu.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam belajar tetapi perlu dipahami tidak semua siswa memiliki
motivasi yang tinggi. Pada proses pembelajaran motivasi belajar
dapat ditumbuhkan dengan adanya bimbingan dari semua pihak yang
mendukung kegiatan belajar, metode belajar, materi pelajaran yang
diberikan sesuai dan seharusnya dipelajari oleh siswa ataupun
Page 76
60
penggunaan media pembelajaran (Oktaria, Zulkardi, & Somakim,
2013). Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami motivasi
belajar siswa sehingga segala tindakan untuk tercapainya kompetensi
dapat terlaksana dengan baik. Para ahli di atas pada umumnya melihat
motivasi dari subyeknya yaitu individu, sehingga mengertikan
motivasi sebagai dorongan internal individu. Motivasi pada dasarnya
memang sangat tergantung dari faktor internal individu (instrinsi),
akan tetapi keadaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal dari lingkungannya(ekstrinsik).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar (Ahmadi, 2005), yaitu):
a. Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak
memiliki kondisi yagn berbeda-beda dalam kondisi sosiologi dan
kondisi psikologi.
b. Faktor raw environmental input (faktor lingkungan) baik
lingkungan alami maupun lingkungan social.
c. Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari
kurikulum, program/ bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta
tenaga pengajar (guru).
Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi
menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar.
Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem
peringkat di sekolah. Motivasi menggerakan individu,mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna
bagikehidupan idividu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan
mengaapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu yidak
dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah
manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkahlaku yang nampak
pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa
yangmenjadi motivasi individu bersangkutan
Bertolak dari definisi tersebut diatas, maka dapat dikatakan
bahwa dalam arti luas motivasi adalah suatu keadaan diri seseorang,
baik itu berupa kebutuhan, keinginan, dorongan maupun desakan
yang datang dari dalam diri (instrinsik) dan dari luar diri seseorang
(ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu. Dengan kata
lain motivasi adalah suatu potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Di jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) motivasi
memegang peranan yang sangat penting, karena pola pembelajaran
Page 77
61
yang lebih bersifat mandiri (Putra & Sudarti, 2015). Sistem
pembelajaran yang juga berbeda apabila dibandingkan dengan SD,
SMP juga menjadi faktor yang penting untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa (Triyanto & Handayani, 2016). Sebagian besar siswa
berpikir bahwa untuk dapat menyelesaikan mata pelajaran dengan
baik diperlukan motivasi yang tinggi untuk belajar. Sebagimana
dijelaskan pada Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal : 5
ayat 72 menyatakan : “ Pendidikan Agama diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, manantang, medorong
kreativitas dan kemandirian, serta menumbuhkan motivasi untuk
hidup sekses. Oleh Karena itu guru PAI dituntut untuk mengetahui
motivasi instrinsik dan ekstrinsik.dalam proses belajar diantarnya
faktor internal maupun eksternal.
2. Peranan Motivasi Dalam Belajar
Winkle mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan”. (Winkle, 2009 : 169),
Sementara menurut Brophy mengatakan bahwa pengertian dari
“motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan
kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang
baik dari kegiatan tersebut”. (Brophy : 2011)
Diperkuat pendapat Hamzah mengatakan “motivasi belajar
ialah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung”. (Hamzah B,
2007 : 23)
Begitu pula dengan Chang dan Chen menyatakan bahwa
motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu perhatian,
kepercayaan, kepuasan, dan relevansi (Chang dan Chen, 2015; Kim
dan Yang, 2015). Komponen pertama adalah perhatian (attention)
dilakukan untuk mengatahui apakah aktivitas pembelajaran dengan e-
learning dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan perhatian siswa.
Komponen kedua adalah relevansi (relevance) yang digunakan untuk
mengetahui apakah kegiatan tersebut relevan dengan kebutuhan
siswa. Komponen ketiga adalah Model ini juga menilai apakah
kegiatan menanamkan kepercayaan (confidence) pada siswa dan
komponen keempat dan apakah aktivitas online membawa kepuasan
Page 78
62
(satisfaction) pada siswa (Chang dan Chen, 2015; Strang, 2016;
Strang, 2016a).
Motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat
mengoptimalkan kecerdasan siswa dalam meraih prestasi dan hasil
belajar. Motivasi belajar siswa yang tinggi, umumnya akan memiliki
prestasi belajar dan hasil belajar yang baik. Sebaliknya rendahnya
motivasi akan membuat prestasi belajar anak menurun (Elmirawati,
Daharnis, Syahniar, 2013).
Ardhan menyatakan bahwa motivasi belajar sebagai kegiatan
seseorang untuk mencapai prestasi yang unggul. Motivasi belajar ini
sebagai perluasan dari motivasi intrinsik yang mempunyai ciri-ciri,
sikap dan perilaku seperti: ketekunan, keuletan, daya tahan,
keberanian menghadapai tantangan, kegairahan, dan kerja keras.
(Ardhan: 2003)
Menurut Oemar Hamalik ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi, baik motivasi instrinsik maupun motivasi
ekstrinsik diantaranya:
1. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah
laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak
dicapai.
2. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu
merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas
dan bermakna bagi kelas.
3. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat
maka motivasinya lebih cenderung ke sifat ekstrinsik. 4. Suasana
kelas juga berbengaruh terhadap muncul sifat tertentu pada
motivasi belajar siswa. (Oemar Hamalik, 2003:121)
Tinggi rendahnya motivasi belajar menunjukkan pada
perbedaan kecenderungan individu dalam berusaha untuk meraih suatu
prestasi. Karakteristik individu yang memiliki motivasi belajar tinggi,
Ibrahim (Nisriyana, 2007: 25).
a. Senang bekerja keras unuk mencapai keberhasilan.
b. Selalu khawatir mengalami kegagalan
c. Cenderung bertindak atau menetapkan suatu pilihan yang realistis.
d. Senang berkompetisi yang sehat
e. Bertanggung jawab atas pilihan atau perbuatannya.
Page 79
63
Terdapat enam karakteristik siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi menurut Sudjana (Farozin, 2011:57), yaitu :
a. Kesenangan atau kenikmatan untuk belajar, berarti menaruh
perhatian dan minat terhadap kegiatan-kegiatan belajar dan merasa
senang mengarjakan tugas-tugas sekolah dan rumah.
b. Orientasi terhadap penguasaan materi, suatu kemampuan yang
dimiliki siswa dalam menguasai materi-materi yang didapat di
kelas.
c. Hasrat ingin tahu, keinginan siswa dalam mencari hal-hal baru.
d. Keuletan dalam mengerjakan tugas, siswa memusatkan sepenuhnya
untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah atau putus
asa.
e. Keterlibatan pada tugas, siswa tekun dalam mengerjakan tugas,
berkonsentrasi pada tugas dan meluangkan waktu untuk belajar.
f. Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.
Apabila siswa memiliki ciri-ciri seperti diatas, maka siswa tersebut
memiliki motivasi yang kuat dalam belajarnya. Motivasi belajar yang
kuat mutlak dimiliki oleh siswa yang menginginkan kesuksesan
belajar. Di sini guru dituntut untuk membangkitkan motivasi belajar
siswa dengan berbagai cara dengan inovasi yang menarik minat siswa
untuk belajar.
Seperti yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa
motivasi itu sangat terkait dengan kebutuhan, dan salah satu kebutuhan
siswa adalah pencapaian prestasi belajar dari setiap mata pelajaran.
Oleh sebab itu Komariah menegaskan bahwa motivasi belajar
berpangkal pada bahan pelajaran itu sendiri, motivasi belajar itu
ditentukan dalam situasi-situasi yang dibuat pelajaran, bila pelajaran
itu memiliki arti penuh, dan berhubungan dengan realitas (Komariah,
2010: 210). Sedangkan menurut Makmun motivasi adalah suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu. Makmun (2007: 157)
Dari uraian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar pada dasarnya merupakan keseluruhan daya
penggerak psikis siswa yang menimbulkan gairah, rasa senang, dan
semangat dalam belajar. Motivasi ini memiliki ciri-ciri ketekunan,
keuletan, daya tahan, keberanian menghadapi tantangan, kegairahan,
dan kerja keras yang pada gilirannya meningkatkan perolehan prestasi
belajarnya.
Page 80
64
Berdasarkan uraian tersebut untuk menciptakan situasi dan
kondisi yang menunjang bangkitnya motivasi belajar siswa, guru
menggunakan strategi belajar tertentu, misalnya dengan
menggunakan metode mengajar dalam proses pembelajaran. Dengan
menciptakan situasi dan kondisi belajar dalam kehidupan individu
masyarakat.
F. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Prestasi menurut Purwodarminto Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah
dilakukan dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. (Purwodarminto,
1976: 768)
Hasil belajar adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki
oleh peserta didik setelah memperoleh pengalaman pembelajaran.
Berdasarkan pada taksonomi Bloom, hasil belajar dapat dilihat pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Lee, dkk., 1017).
Zahay menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang
penting dalam proses pembelajaran karena hal ini merupakan
indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa, menjadi umpan balik bagi perbaikan proses
pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan (Zahay, dkk., 2017). Dari hasil belajar ini, guru dapat
merancang pembelajaran lanjut yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
Dalam pengertian prestasi ini, Al-Qur‟an juga telah menjelaskan
bahwasanya Allah akan memberikan balasan dari apa yang sudah
dikerjakan manusia sebesar usaha yang mereka lakukan, yakni tertera
dalam Q.S Al-Ahqaf ayat 19 yang berbunyi:
Artinya : ”dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa
yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi
mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada
dirugikan” (Q.S Al-Ahqaf :19).
Dari sini dapat diketahui secara jelas bahwasanya manusia
diperintahkan untuk memacu diri dalam rangka peningkatan prestasi
yang maksimal, sehingga akhirnya akan dapat merasakan hasil dari
usaha dan jerih payahnya sendiri.
Page 81
65
Demikian pula halnya seorang siswa, prestasi yang diperoleh juga
dapat dilihat dari usaha-usahanya dalam belajar. Karena pada
dasarnya yang membuat seseorang maju atau mundur adalah dirinya
sendiri.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra‟d ayat 11, sebagai
berikut:
Artinya “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”.
Sedangkan belajar sebagaimana yang diungkapkan Mulyasa
(2004, h. 189), pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang
dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhanya, sehingga setiap
kegiatan belajar yang dilakukan seseorang akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam dirinya, dan perubahan tersebut meliputi
kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar adalah hasil
usaha yang telah dicapai siswa dari apa yang dilakukan dan
dikerjakan selama dalam kegiatan belajar mengajar, yang ditandai
adanya perubahan-perubahan dalam diri siswa meliputi ke tiga aspek
belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang dicapai oleh
siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Menurut Syah (1999, h. 192), prestasi belajar merupakan
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Page 82
66
Fred Percival dan Henry Ellington dalam (Yamin, 2004, h. 25)
memberikan pendapat mengenai tujuan instruksional hasil belajar,
yakni suatu pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan atau
keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai
hasil belajar.
Robert F. Mager dalam (Rachmawati dan Daryanto, 2015, h.39)
memberikan pendapat bahwa tujuan dari hasil belajar adalah perilaku
yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik
pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas mengungkapkan suatu makna
esensi yang sama mengenai tujuan hasil belajar, yakni agar dapat
mengubah peserta didik dengan berbagai proses kependidikan
sehingga terbentuk insan yang kamil, baik kamil dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Sebagaimana yang telah di sampaikan di atas, bahwa
pendidikan Agama Islam menghendaki agar para peserta didiknya
memiliki pemahaman agama yang baik yang pada akhirnya
diaplikasikan dalam perwujudan menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya.
Sriyanti (2011, h. 16-25) memberikan pendapat mengenai
perwujudan hasil belajar yang dapat dilihat dari beberapa wujud
perubahan pada diri peserta didik,yaitu:
a. Kebiasaan
Salah satu bentuk wujud hasil belajar adalah dengan adanya
perubahan kebiasaan dalam diri individu. Pembiasaan peserta
didik yang berhasil dalam belajarnya sudah tentu akan mengubah
kebiasaan tidak baik dan meminimalisirnya menjadi perbuatan
yang baik, keberhasilan belajar akan menjadikan siswa berperilaku
positif yang relatif menetap dan otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang
tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat dari tingkat
keterampilan yang ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses penerimaan, menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui pancaindra, terutama
mata dan telinga.
Page 83
67
Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang
objektif dan tepat, ia akan menggunakan pengamatannya untuk
dijadikan pengetahuan yang akan membimbingnya ke arah yang
lebih baik lagi. Dengan pengamatan tersebut, maka diharapkan
peserta didik agar mampu menerapkan apa yang diamati tersebut
dalam memecahkan suatu masalah, (Uno, 2010, h. 36).
d. Berpikir assosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir assosiatif dan mengoptimalkan daya ingat, bepikir
asosiatif ini maksudnya adalah berpikir untuk menghubungkan
suatu hal dengan sesuatu lainnya. Keberhasilan salah satu
peserta didik dalam belajarnya adalah bagaimana ia dapat
mengoptimalkan akalnya hingga mampu mengingat suatu hal
yang pernah dialaminya, serta mampu mengintegrasikan
sesuatu hal hingga menjadi kesatuan ilmu. Guru yang efektif
perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan siswa secara
komprehensif, agar peserta didik seiring berfikir asosiatif yang
terarah dalam kebaikan, (Hamalik, 2014, h. 93).
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu
menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat,
menganalisis, menyimpulkan dan sebagainya.
Peserta didik yang berhasil dalam proses pembelajaran akan
terlihat dari cara berfikirnya yang kritis dan rasional, ia akan
mampu membedakan mana fiksi dan mana yang benar fakta.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relative menetap untuk
mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai
munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam
menghadapi suatu objek, tata nilai dan peristiwa. Sikap yang
tumbuh karena pendidikan, akan melahirkan respon terbimbing
seperti meniru, mengikuti, dan melakukan kegiatan sesuai
arahan dalam pendidikan. (Uno, 2010, h. 39).
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang
tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain
yang lebih baik.
Page 84
68
Peserta didik yang mengembangkan ilmunya akan memilah
mana perbuatan yang baik yang akan dilakukan dengan
perbuatan yang sia-sia baginya, karenanya pembelajaran PAI
menghendaki tujuan agar para peserta didik memiliki sikap
yang kamilah.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu
orang yang belajar. Peserta didik akan memberikan apresiasi
pada dirinya setelah mengetahui bahwa dirinya telah berhasil
dan sukses melewati rintangan dalam proses memahami
pelajaran itu.
Kebahagiaan tentunya akan muncul ketika kita merasa bahwa
kita bisa melewati ujian dan rintangan yang ada di depan kita,
atau keberhasilan kita dalam mencapai target. Pada dasarnya
manusia memiliki rasa kebutuhan agar dihargai, maka jika guru
mampu menghargai anak didiknya, maka akan memunculkan
motivasi dan daya belajar yang kuat. (Ramayulis, 2015, h.
168).
i. Tingkah laku efektif
Peserta didik yang telah memiliki ilmu akan memiliki tingkah
laku yang efektif, tingkah laku yang efektif ini dapat dilihat
sebagai wujud dari hasil belajar. Tingkah laku yang efektif
akan terlihat dari peserta didik yang mengembangkan
ilmunya, tutur kata yang baik, sikap yang santun, dan
seterusnya merupakan salah satu kesuksesan dari program
pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dengan beberapa
kriteria di atas sebagaimana yang telah disampaikan, guru yang
baik adalah guru yang mampu mengubah karakter peserta didik
dan mengasah kemampuannya menjadi sesuatu yang lebih baik
bagi masa depannya.
Menurut Hamalik (2014, 93) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam perkembangan peserta didik, yakni
pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, dan perkembangan.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari stimulus
perkembangan tersebut, dapat dilihat dari sisi kognitif anak,
afektif dan psikomotorik. Apabila ada perubahan yang baik
dalam ke-3 ranah tersebut pada anak, maka sudah dipastikan
proses pembelajaran yang telah berjalan itu sudah benar,
begitupun dengan sebaliknya.
Page 85
69
Dalam Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, dijelaskan bahwa
pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional (Muhaimin, 2001 : 75).
Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa,
proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh
siswa di sekolah, akan terbentuk dimulai dari tahapan kognisi,
yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya
menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi
ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti
menghayati dan meyakininya.
Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, karena
penghayatan dan keyakinan siswa akan menjadi kokoh jika
dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran
dan nilai agama Islam. Pendidikan harus dapat membina dan
mengembangkan potensi peserta didik, bakat, dan kemampuan
dasar manusia seperti sehat fisik, akal, sikap, serta hati. (Nata,
2014, h. 19).
Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh
motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan
menaati ajaran Islam (sebagai tahapan psikomotorik) yang telah
diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan
terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa, dan
berakhlak mulia.
1. Hasil Belajar Kognitif
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu langkah menuju
perubahan dan pemahaman, perubahan dan pemahaman
tersebut tidak hanya terjadi pada sikap dan fisik yang dapat
diamati.
Pengertian belajar menurut aliran kognitif ini adalah
perubahan persepsi dan pemahaman pada pengetahuan anak
yang disebabkan oleh adanya stimulus proses yang
melibatkan cakupan ingatan, pengolaan informasi, emosi
Page 86
70
dan aspek-aspek kejiwaan lainnya yang sangat kompleks.
(Rachmawati dan Daryanto, 2015, h. 61).
Hasil belajar kognitif dapat dilihat dengan adanya
perubahan pada pola pengetahuan anak didik, yang tidak
tahu menjadi tahu, dengan demikian pengetahuan anak telah
berkembang kearah yang lebih baik lagi.
Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir
anak yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yakni mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode
hingga kepada prosedur yang menjadi pola pemecahan
masalah tersebut. (Yamin, 2004, h. 27).
Kawasan kognitif yakni kawasan yang berkaitan dengan
aspek –aspek intelektual atau berfikir nalar seperti
pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. Dengan
demikian tujuan pembelajaran kognitif menurut Rachmawati
dan Daryanto (2015, h. 40) yakni diharapkan peserta didik
dapat :
a. Mengetahui, yakni mempelajari dan mengingat fakta,
kata-kata, istilah, peristiwa, konsep, aturan, kategori,
metodologi, teori dan sebagainya.
b. Memahami, yakni menafsirkan sesuatu,
menterjemahkannya dalam bentuk lain, menyatakannya
dengan kata-kata sendiri, mengambil kesimpulan
berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat sesuatu
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya.
c. Menerapkan, yakni menggunakan apa yang dipelajari
dalam situasi baru (mentransfer). Siswa juga dapat
memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari (Uno, 2010, h. 36)
d. Menganalisis, yakni menguraikan sesuatu keseluruhan
dalam bagian-bagian untuk melihat hakikat bagian-
bagiannya serta hubungan antara bagian-bagian itu.
e. Mensintesis, yakni menggabungkan bagian-bagian dan
secara kreatif membentuk sesuatu yang baru.
f. Mengevaluasi, yakni menggunakan kriteria untuk
menilai sesuatu. Siswa dapat membuat perkiraan atau
keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya. (Uno, 2010, h. 36).
Page 87
71
Prinsip-prinsip dalam konsep belajar kognitif
menurut Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 67) adalah:
a). Mengukur kesiapan peseta didik seperti minat,
kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal,
interview, review, pertanyaan-pertanyaan dan lain-lain
teknik.
b). Memilih materi-materi kunci, lalu menyajikannya
dimulai dengan contoh-contoh kongkrit.
c). Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai
dari materi baru itu.
d). Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh
tentang apa yang harus dipelajari.
e). Memakai advance organizers.
f). Mengajar peserta didik memahami konsep-konsep
dari prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan
fokus pada hubungan-hubungan yang ada.
Dalam merancang dan mendesign program pembelajaran
yang bersifat kognitif, guru mesti menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat dengan kata kerja operasional ke dalam
tingkatan kognitif tersebut agar peserta didik dapat dengan
mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut.
Dalam menerapkan keenam tingkat kognitif, perlu
diperhatikan eksistensi dan kontinuitas dari tingkat yang paling
rendah atau sederhana hingga pada tingkatan yang paling tinggi
atau abstrak (tingkat evaluasi).
Sebagaimana menjadi tujuan pendidikan agama Islam, yakni
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama,
(Nata, 2014, h. 258).
Maka untuk mampu melakukan pengamalan nilai-nilai
agama bagi murid, guru harus memastikan terlebih dahulu
mengenai pemahaman murid, bahwa ia mampu dan menguasai
pemahaman dasar untuk melaksanakan pengamalan nilai-nilai
agama.
Untuk menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan,
tentu dibutuhkan pembiasaan-pembiasaan yang harus sering
dilakukan oleh siswa, diantaranya dalam bentuk kegiatan kecil
seperti, guru mencontohkan memungut sampah yang ada di
Page 88
72
lantai sekolah, lalu membuangnya di tempat sampah, atau bisa
juga misalnya guru selalu hadir pada pagi hari, tanpa telat datang
ke sekolah, hal ini dimaksudkan agar dapat mencontohkan
kepada siswa tentang perilaku hidup bersih, dan disiplin,
sebagaimana yang telah dicontohkan dalam kehidupan agama
Islam.
Dengan adanya pembiasaan tersebut, sudah pasti siswa akan
mencontohkan perilaku gurunya disekolah, dengan harapan
pembiasaan perilaku-perilaku tersebut dapat selamanya
dilakukan siswa dimana pun ia berada. Dengan demikian nilai-
nilai agama sudah pasti dapat tertanam dalam diri siswa,
Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 40) mengutip
Anderson dkk dalam memberikan rancangan indikator-indikator
kognitif, diantaranya adalah sebagai berikut di bawah ini :
Tabel 2.1
Indikator Kognitif dan Deskripsinya
No Indikator Kognitif Deskripsi
1 Mengingat :
Mengemukakan kembali
apa yang sudah dipelajari
dari guru, buku, sumber
lainnya sebagaimana
aslinya, tanpa melakukan
perubahannya.
Pengetahuan hafalan :
ketepatan, kecepatan,
kebenaran pengetahuan yang
diingat dan digunakan ketika
menjawab pertanyaan
tentang fakta, definisi
konsep, prosedur, hukum,
teori dari apa yang sudah
dipelajari di kelas tanpa
diubah/ berubah.
2 Memahami :
Sudah ada proses
pengolahan dari bentuk
aslinya tetapi arti dari
kata, istilah, tulisan,
grafik, tabel, gambar,
foto tidak berubah.
Kemampuan mengolah
pengetahuan yang dipelajari
menjadi sesuatu yang baru
seperti menggantikan suatu
kata / istilah lain yang sama
maknanya; menulis kembali
suatu kalimat/paragraf
tulisan dengan tulisan sendiri
tanpa mengubah makna
aslinya.
3 Menerapkan :
Menggunakan informasi,
Kemampuan menggunakan
pengetahuan seperti konsep
Page 89
73
konsep, prosedur,
prinsip, hukum, teori
yang sudah dipelajari
untuk sesuatu yang
baru/belum dipelajari.
massa, cahaya, suara, listrik,
hukum permintaan dan
penawaran, hukum Boyle,
hukum Archimedes,
membagi/ menggali/
menambah/ mengurangi/
menjumlah, menghitung
modal dan harga, hukum
persamaan kuadrat ,
menentukan arah kiblat,
menggunakan jangka,
menggunakan jarak tempat
di peta dll.
4 Menganalisis:
Menggunakan
keterampilan yang telah
dipelajarinya terhadap
suatu infomasi yang
belum diketahuinya
dalam mengelompokan
informasi, menentukan
keterhubungan antara
yang satu kelompok dari
informasi dengan
kelompok dari inforamsi
lainnya, antara fakta
dengan konsep, antara
argumen dengan
kesimpulan, benang
merah pemikiran antara
satu karya dengan yang
lainnya
Kemampuan
mengelompokan benda
berdasarkan persamaan dan
perbedaan ciri-cirinya,
memberinya nama bagi
kelompok tersebut,
menentukan apakah satu
kelompok sejajar/ lebih
tinggi/ lebih luas dari yang
lainnya, menentukan mana
yang lenih dulu mana yang
belakangan muncul,
menentukan mana yang
memberikan pengaruh dan
mana yang menerima
pengaruh, dll
5 Mengevaluasi:
Menetukan nilai suatu
benda atau informasi
berdasarkan suatu
kriteria.
Kemampuan menilai apakah
informasi yang diberikan
berguna, apakah suatu
informasi/ benda menarik/
menyenangkan bagi dirinya,
adakah penyimpangan dari
suatu pekerjaan/ keputusan/
peraturan, memberikan
Page 90
74
pertimbangan alternatif mana
yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai
benar/ salah/ bagus/ jelek
dan sebagainya
6 Mencipta :
Membuat sesuatu yang
baru dari apa yang sudah
ada sehingga hasil
tersebut merupakan suatu
kesatuan utuh dan
berbeda dari komponen
yang digunakan untuk
membentuknya
Kemampuan membuat suatu
cerita/ tulisan dari berbagai
sumber yang dibacannya,
membuat suatu benda dari
bahan yang tersedia,
mengembangkan fungsi baru
dari suatu benda,
mengembangkan berbagai
bentuk kreatifitas.
Sumber: Rachmawati dan Daryanto (2015) dalam buku teori
belajar dan proses pembelajaran yang mendidik
Adapun soal yang akan diujikan untuk mengetahui daya kognitif
siswa yakni sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tabel KD dan Indikator Soal PAI
N0 KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.7 Memahami Q.S
At-taubah[9]:122
dan Hadits terkait
tentang semangat
menuntut ilmu,
menerapkan dan
menyampaikannya
kepada sesama
4.5 Menceritakan
tokoh-tokoh teladan
dalam semangat
mencari ilmu.
1. Menjelaskan pengertian ilmu dan
menuntut ilmu.
2. Menyebutkan tiga contoh perilaku
seseorang yang mencerminkan Q.S At-
Taubah [9]: 122
3. Menunjukkan dua tokoh teladan
(ilmuan) yang terkenal dengan
ketekunannya menuntut ilmu beserta
karyanya
Page 91
75
3.8 Memahami
kedudukan al-
Qur‟an, Hadits dan
Ijtihad sebagai
sumber hukum
Islam
4.6 Menyajikan
macam-macam
sumber hukum
Islam
1. Menyebutkan fungsi hadits terhadap
Al-quran.
2. Menjelaskan fungsi al-quran dalam
kehidupan sehari-hari
3. Menjelaskan sumber-sumber hukum
Islam
4.7.1 menyajikan
dalil tentang
ketentuan wakaf
4.7.2 Menyajikan
pengelolaan Wakaf
3.10.1 Memahami
substansi dan
strategi dakwah
rosulullah SAW di
Mekah
4.6.3
Mendeskripsikan
substansi dan
strategi dakwah
Rosulullah SAW di
Mekah
1. Menunjukkan manfaat dari waqaf
2. Mempraktikkan tata cara pengelolaan
wakaf
1. Menjelaskan strategi dakwah Nabi
Muhamad SAW di periode Mekah
2. Menjelaskan esensi dakwah Nabi
Muhamad SAW di periode Mekah
5. Menjelaskan manfaat yang dapat
diambil oleh umat Islam dalam
berdakwah berdasarkan strategi dakwah
di periode Mekah
3.10.1 Memahami
substansi dan strategi
dakwah rosulullah
SAW di Mekah
4.6.3
Mendeskripsikan
substansi dan
strategi dakwah
1. Menjelaskan strategi dakwah Nabi
Muhamad SAW di periode Madinah
2. Menjelaskan esensi dakwah Nabi
Muhamad SAW di periode Madinah
5. Menjelaskan manfaat yang dapat
diambil oleh umat Islam dalamberdakwah
berdasarkan strategi dakwah di periode
Page 92
76
Rosulullah SAW di
Mekah
Madinah
Sumber: Rachmawati dan Daryanto (2015) dalam buku teori
belajar dan proses pembelajaran yang mendidik
2. Hasil Belajar Afektif
Hasil pembelajaran yang menyentuh ranah afektif
biasanya proses pembelajaran yang akan mengukur pada
perubahan sikap dan perilaku anak didik, peserta didik yang
memiliki sikap buruk, tentu akan menjadi baik seiring
dengan teknik pembelajaran yang akan mempengaruhinya
menjadi lebih baik.
Menurut Yamin (2004, h. 32), tujuan pembelajaran
yang berhubungan dengan ranah afektif ini dapat ditinjau
dari perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati (attitude)
yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap
sesuatu. Paling sederhananya, yaitu memperhatikan suatu
fenomena sampai kepada yang komplek dari faktor internal
seseorang seperti kepribadian, hati nurani, minat, sikap hati,
sikap menghargai, sistem nilai serta kecenderungan emosi.
Menurut Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 45),
tujuan dari pembelajaran afektif agar peserta didik :
a. Menyadari untuk menerima aturan ( penerimaan)
b. Menyadari untuk melaksanakan aturan ( tanggapan)
c. Menghayati nilai atau norma ( penghargaan)
d. Mengatur nilai, sehinga peserta didik memiliki sistem
nilai ( organisasi).
Tujuan dari pembelajaran afektif ini tentu agar siswa
dapat menyadari, menerima, melaksanakan aturan dan
berorganisasi, karenanya sikap pada peserta didik tersebut
harus baik dan mencerminkan nilai-nilai akhlak terpuji agar
ketika ia berada di tengah masyarakat dan lingkungannya ia
dapat beradaptasi dengan baik disekitarnya sebagaimana
makhluk sosial pada umumnya. Bersosialisasi merupakan
suatu kebutuhan bagi setiap manusia, untuk dapat menjalin
jiwa sosial yang baik maka perlu pengajaran dan ilmu yang
cukup, sebagaimana contoh jika seseorang sedang berbicara
mengenai materi Al-Qur‟an, maka yang diajak bicara sedikit
Page 93
77
lebihnya perlu mengetahui materi Al-qur‟an agar komunikasi
menjadi terhubung, begitupun dengan pembahasan yang
lainnya.
Tutur kata juga menjadi penilaian penting dalam
menjalin komunikasi dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya,
maka dengan alasan-alasan tersebut, peserta didik yang
menjadi cikal bakal pemimpin penerus harus memiliki bekal
sosial yang cukup, pendidikanlah yang akan mampu
mewarnai jiwa peserta didik tersebut.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkembang di
masyarakat itu terjadi karena adanya kegiatan pendidikan
dengan berbagai komponennya. (Abudinata, 2014, h. 75).
Dengan pendidikan, jiwa sosial atau afektif siswa akan
tertata baik, banyak hal sisi afektif yang dihasilkan guru
dalam mendidik siswa-siswanya, seperti cara guru
berperilaku, bertutur kata, memberikan materi akhlak, dan
lain sebagainya yang kedepan ilmu tersebut akan amat
bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
Tidak beda dengan pendapat Rachmawati di atas, Yamin
(2004, h. 33) memberikan tanggapan mengenai tujuan
pembelajaran afektif, yakni:
1). Tingkat menerima
Menerima dalam pengertian ini dapat diartikan
sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku
dengan cara membangkitkan kesadaran tentang
adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika.
Contoh : kemauan seorang siswa untuk
mendengar berita di televisi dengan sungguh-
sungguh tentang bencana banjir yang melanda
Negara Filipina.
2). Tingkat tanggapan
Tanggapan dapat diartikan sebagai perilaku baru
dari sasaran didik (siswa) sebagai manivestasi dari
pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang
pada saat ia belajar. Jika dilihat dari sisi psikologi
tingkat tanggapan dapat diartikan sebagai segala
perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang
timbul karena adanya perangsang dan perubahan
tersebut dapat diamati.
Page 94
78
Siswa berani menanggapi sesuatu untuk
menyatakan keinginannya dan partisipasinya, hal ini
merupakan hasil dari pendidikan (Uno, 2010, h. 38)
Contoh : para siswa tingkat 1 SMA hadir pada
diskusi yang dilaksanakan oleh kakak kelas mereka
dengan topik bahaya narkoba dan pengaruhnya
terhadap masa depan remaja.
3). Tingkat menilai
Pada tingkatan ini penilaian dapat diartikan
sebagai pengakuan secara objektif ( jujur ) bahwa
siswa itu objek, sistem, atau benda tertentu yang
mempunyai kadar manfaat.
Pada arti lain menilai juga dapat diartikan
kemauan untuk menerima suatu objek atau
kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek
tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan
cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku
positif/negatif.
Siswa sadar akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, sadar akan tanggung jawab dan haknya.
(Uno, 2010, h. 38)
Contoh : seorang siswa sedang memilih bahan
baju dari sekian banyak corak dan warna yang ada
serta ia anggap sesuai untuk dipakai dihari ulang
tahunnya.
4). Tingkat organisasi
Tingkatan organisasi dapat diartikan sebagai
proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun
hubunga antar nilai-nilai tersebut, kemudian
memilih nilai-nilai yang terbaik untuk diterapkan.
Pengertian lain dari tingkatan ini adalah suatu
kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai,
mentukan hubungan antar nilai dan menerima bahwa
suatu nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang
lain apabila kepadanya diberikan berbagai nilai.
(Uno, 2010, h. 38).
Page 95
79
Contoh : seorang siswa memutuskan untuk hadir
pada pertemuan kelompok, walaupun pada jam yang
sama di televisi ada program film horor yang
menarik. Padahal ia seorang penggemar film
tersebut.
5). Tingkat karakteristik
Tingkatan karakteristik dapat diartikan sebagai
sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan
oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat
diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu
seolah-olah telah menjadi ciri-ciri perilakunya dan
berusaha melaraskannya. (Uno, 2010, h. 38).
Contoh : walaupun Pak Anton sebagai pimpinan
proyek non-fisik yang terbuka kemungkinan
membuat kwitansi fiktif untuk pembelian barang,
tetapi ia tetap tidak mau berbuat tidak jujur
sekalipun tidak ada orang yang mengetahuinya.
Dari kelima tingkatan di atas merupakan suatu rumusan
perencanaan dalam membuat jiwa afektif siswa menjadi lebih
baik. Dimulai dari adanya pelatihan sikap solidaritas siswa,
kepedulian siswa, tutur kata siswa, estetika siswa, perencanaan
matang siswa hingga pada konsistensi terhadap perilaku.
Pelatihan tersebut akan menumbuhkan jiwa sosial yang
tinggi dan kematangan emosional peserta didik. Guru perlu
melakukan program dan perencanaan mengenai strategi
mendidik agar pembelajaran sikap afektif dapat benar-benar
terserap oleh siswa dengan baik.
Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 45) memberikan tujuan
pembelajaran afektif yang lain, yaitu agar peserta didik mampu:
a) Memperhatikan, menunjukkan minat, sadar akan adanya
suatu gejala, kondisi, situasi, atau masalah tertentu,
misalnya keindahan dalam musik gamelan atau arsitektur
gedung lama. Ia menunjukkan kesediaannya untuk
mendengarkan atau melihat dan tidak mengelakannya.
b) Merespons atau memberi reaksi terhadap gejala, situasi,
atau kegiatan itu dengan merasa suatu kepuasan.
c) Menghargai, menerima suatu nilai, mengutamakannya,
bahkan menaruh komitmen terhadap nilai itu. ia percaya
akan kebaikan nilai itu dan rela untuk
mempertahankannya.
Page 96
80
d) Mengorganisasi nilai dengan mengkonseptualisasi dan
mensistematisasinya dalam pikiran. Siswa yang pandai
mengorganisasi nilai-nilai, terlebih sikap, maka sudah
pasti pendidikan akhlak akan membentuk manusia yang
bermoral baik (Ramayulis, 2015, h. 175).
e) Mengkarakterisasi nilai-nilai, menginternalisasinya,
menjadikannya bagian dari suatu pribadi dan
menerima sebagai suatu falsafah hidupnya.
f) Hubungan timbal balik antara tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran.
Pada tujuan afektif ini, Rachmawati dan Daryanto
menambahkan tujuan lain dari ranah afektif, yakni adanya
responsif timbal balik dari tujuan, materi, proses, samapai
kepada hasil pembelajaran. Dalam hal ini proses pembelajaran
memiliki peranan sangat penting dalam pengembangan ranah
afektif siswa.
Adapun tingkatan (spiritual dan sosial) dan deskripsinya
menurut olahan Krathwohl dkk, sebagaimana yang dikutip oleh
Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 46) yakni sebagai tabel
berikut:
Tabel 2.4
Indikator Ranah Afektif dan Deskripsinya
No Indikator
Ranah Afektif Deskripsi
1 Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan
meberikan perhatian terhadap nilai
tersebut
2 Menanggapi
nilai
Kesediaan menjawab suatu nolai dan ada
rasa puas dalam membicarakan nilai
tersebut
3 Menghargai
nilai
Menganggap nilai tersebut baik, menyukai
nilai tersebut, dan komitmen terhadap nilai
tersebut
4 Menghayati
nilai
Memasukan nilai tersebut sebagai bagian
dari sistem dirinya
5 Mengamalkan
nilai
Mengembangkan nilai tersebut sebagain
ciri dirinya dalam, berfikir, berkata,
berkomunikasi, bertindak (karakter)
Sumber: Rachmawati dan Daryanto (2015) dalam buku teori
belajar dan proses pembelajaran yang mendidik.
Page 97
81
3. Hasil Belajar Psikomotorik
Siswa terkadang ada yang bisa menciptakan jenis sesuatu
peralatan atau teknologi yang dapat bermanfaat bagi
manusia, ada juga siswa yang ahli dalam bidang musik,
pandai dalam memainkannya.
Pada contoh gambaran di atas, menunjukan bahwa dalam
syaraf dan diri siswa terdapat sensor motorik yang dapat
menyimpan segala sesuatu dari apa yang dipandang,
dipelajarinya, dan dapat diaplikasikan dengan sentuhan
belajar, itulah yang dinamakan sebagai ranah psikomotorik.
Menurut Yamin (2004, h. 37), kawasan psikomotorik
adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau
tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf
dan otot.
Dengan demikian maka kawasan psikomotorik ini
berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya
koordinasi otot-otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat
keterampilan fisik tertentu. Misalnya keterampilan dalam
membongkar dan memasang mesin dan lain sebagainya.
Segala jenis bakat keterampilan dan kreativitas yang
didapat oleh siswa merupakan stimulus yang dihasilkan dari
prosesi pembelajaran dan pendidikan, siswa mampu untuk
menunjukan keterampilannya dan kreativitasnya dalam
kehidupan sehari-hari seperti bermain alat musik, seni
olahraga, sains dan lain sebagainya.
Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotorik ini
menurut Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 43) adalah
sebagai berikut:
a. Persepsi,
Mampu memilah dan memilih bagian organ tubuh
yang mau digunakan. Contoh: ketika kita akan
bermain bola kita akan menyiapkan organ tubuh
tangan dan kaki.
b. Kesiapan,
Mampu untuk menyiapkan organ tubuh yang
akan digunakan (pemanasan).
Page 98
82
c. Gerakan terbimbing,
Mampu untuk dibimbing. Contoh : anak umur
satu tahun perlu dibimbing untuk memakai celana
atau cara makan, begitu juga peserta didik yang perlu
dibimbing dalam prosesi pembelajarannya.
Adanya gerakan terbimbing akan membentuk
akhlak yang tertanam di dalam diri peserta didik,
menurut imam Ghazali yang dikutip oleh Ramayulis
(2015, h. 175) membagi akhlak yang muncul dari
tabiat manusia menjadi 2 bagian : yakni tabiat fitrah
dan tabiat yang muncul dari suatu perangai
pembiasaan amal perbuatan. Tabiat baik akan
memunculkan perbuatan baik.
d. Gerakan terbiasa,
Mampu belajar sendiri tanpa ada bimbingan.
Contoh: anak umur 6 tahun tidak perlu dibimbing lagi
untuk belajar mandiri seperti cara makan dan
sebagainya. Begitupun dengan peserta didik yang
sudah besar tidak perlu dibimbing lagi karena sudah
mulai terbiasa dalam belajar mandiri.
e. Gerakan kompleks,
Mampu luwes dalam satu waktu peserta didik
mampu mengerjakan banyak aktifitas. Misalnya
menghafal sambil menulis dalam keadaan berjalan.
f. Penyusuaian,
Mampu menyesuaikan situasi dan kondisi.
Misalnya peserta didik berhadapan dengan gurunya,
peserta didik tersebut mampu menyesuaikan dengan
siapa ia berbicara, sehingga peserta didik tersebut
tidak salah dalam berucap dan bertingkah laku.
g. Kreatifitas
Mampu menciptakan pola gerakan baru/gaya
baru. Sifatnya khas, tidak dimiliki oleh kebanyakan
orang dan tidak meniru orang lain. Siswa mampu
mengembangkan pengetahuan dan pengamatannya
yang ia dapat untuk dijadikan sebagai bahan
kreatifitas, seperti menanam hidroponik dengan
toples, mampu melakukan dan menemukan perubahan
baru, dan sebagainya.
Page 99
83
Guru di samping mentransfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didik, guru juga harus menanamkan afektif dan skill
yang baik pula. Layaknya seorang petani dalam menanam
jagung dilahannya, diperlukan tanah yang subur, bibit yang
unggul, perawatan dan pupuk yang cukup agar tanaman jagung
tersebut dapat tumbuh berkembang menjadi tanaman yang
bermanfaat bagi lingkungan dan sekitarnya. Dalam pandangan
Islam, sejak lahir manusia telah mempunyai jiwa agama, jiwa
yang mengakui adanya zat yang Maha Pencipta dan Maha
Mutlak yaitu Allah swt (Ramayulis, 2015, h. 174).
Demikian halnya dengan pendidikan, guru harus mengolah
dan merancang dengan signifikan mengenai pemilihan metode,
strategi pembelajaran, media dan sebagainya agar peserta didik
yang sedang di asuh dan diberikan pendidikan dapat
berkembang baik dan tumbuh menjadi insan yang kamilah, baik
dari fisik, sikap dan pengetahuannya agar kedepan mereka dapat
menjalankan kehidupan masa depan dengan lebih baik lagi.
Dengan adanya modal dasar tersebut, guru harus mampu
membentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik anak didik agar
dapat menjadi insan yang kamil sebagaimana tujuan hasil
belajar PAI.
Adapun tingkatan (keterampilan / psikomotorik) dan
deskripsinya menurut olahan Dyers, sebagaimana yang dikutip
oleh Rachmawati dan Daryanto (2015, h. 44) yakni sebagai
tabel berikut:
Tabel 2.5
Indikator Ranah Psikomotorik dan Deskripsinya
No Indikator
Psikomotorik Deskripsinya
1 Menirukan
Mengaktifkan, menyesuaikan,
menggabungkan, melamar,
mengatur, mengumpulkan,
menimbang, memperkecil,
membangun, mengubah,
membersihkan, memposisikan,
mengonstruksi
2 Memanipulasi Mengoreksi, mendemonstrasikan,
merancang, memilah, melatih,
Page 100
84
memperbaiki, mengidentifikasikan,
mengisi, menempatkan, membuat,
memanipulasi, mereparasi,
mencampur
3 Pengalamiahan
Mengalihkan, menggantikan,
memutar, mengirim, memindahkan,
mendorong, menarik, memproduksi,
mencampur, mengoperasikan,
mengemas, membungkus
4 Artikulasi
Mengalihkan, mempertajam,
membentuk, memadankan,
menggunakan, memulai, menyetir,
menjeniskan, menempel,
menseketsa, melonggarkan,
menimbang
Sumber: Rachmawati dan Daryanto (2015) dalam buku teori
belajar dan proses pembelajaran yang mendidik.
Guru yang baik sudah tentu mampu mengelolah
seperangkat alat dan unsur pendidikan dengan baik, agar dapat
membentuk karakter peserta didik sebagaimana rumusan tujuan
pendidikan itu sendiri.
Pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, Fathurahman
dan Sutikno (2007, h. 53) memberikan rumusan sesuai dengan
KKO pada aspek-aspek tersebut
Tabel 2.6
Aspek-Aspek Ranah Pembelajaran dan KKO
No
Aspek-Aspek
Ranah
Pembelajaran
KKO
1 Aspek Kognitif
Pengetahuan
Menyebutkan, mengidentifikasi,
menjodohkan, memilih,
mendefinisikan
Pemahaman
Menjelaskan, menguraikan,
merumuskan, merangkum, mengubah,
menyadur, meramalkan,
menyimpulkan, menarik kesimpulan.
Menerapkan
Menghitung, menghubungkan,
menghasilkan, melengkapi,
Page 101
85
menyediakan, menyesuaikan.
Analisis
Memisahkan, menerima, menyisihkan,
menghubungkan, memilih,
membandingkan, mempertentangkan,
membagi, membuat diagram,
menunjukan hubungan, membagi.
Sintesis
Mengkategorikan,
mengkombinasikan, mengarang,
menciptakan, mendesain, mengatur,
menyusun kembali, menyimpulkan,
merangsang, membuat pola.
Evaluasi
Memperbandingakn, menyimpulkan,
mengkritik, mengevaluasi,
membuktikan, menafsirkan,
membahas, menaksir, memilih,
menguraikan, membedakan,
melukiskan, mendukung, menolak.
2 Aspek Afektif
Menerima
Memilih, mempertanyakan, mengikuti,
memberi, menganut, mematuhi,
meminati.
Menanggapi
Menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromika, menyenangi,
menyambut, mendukung, menyetujui,
menampilkan, melaporkan, memilih,
mengatakan, memilah, menolak
Menilai
Mengasumsikan, meyakini,
melengkapi, meyakinkan,
memperjelas, memprakarsai,
mengimani, mengundang,
menggabungkan, mengusulkan,
menekankan, menyumbang
Mengelola
Menganut, mengubah, menata,
mengklasifikasikan, mengombinasikan,
mempertahankan, membangun,
membentuk pendapat, memadukan,
mengelola, menegosiasi, merembuk.
Menghayati
Mengubah perilaku, berakhlak mulia,
mempengaruhi, mendengarkan,
Page 102
86
mengkualifikasi, melayani,
menunjukkan, membuktikan,
memecahkan
3 Aspek
Psikomotorik
Persepsi
Memilih, membedakan,
mempersiapkan, menyisihkan,
menunjukan, mengidentifikasi,
menghubungkan.
Kesiapan
Memulai, bereaksi, memprakasai,
menanggapi, mempertunjukkan.
Gerakan
Terbimbing
Mempraktekan, memainkan,
mengikuti, mengerjakan, membuat,
mencoba, memasang, membongkar.
Gerakan Terbiasa
Mengoperasikan, membangun,
memasang, membongkar,
memperbaiki, melaksanakan,
mengerjakan, menyusun,
menggunakan.
Sumber : Fathurrohman dan Sutikno dalam Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami.
Guru harus bisa membuat pelajaran menjadi
menyenangkan, dengan bantuan kata kerja operasional di atas,
guru dapat memilih kata kerja mana yang akan digunakan dan
sesuai dengan materi pembelajaran, selanjutnya guru bisa
membuat perencanaan pembelajaran atau (RPP), dengan rpp
tersebut guru dapat menentukan strategi dan model apa yang
akan ia bawakan ketika pelajaran akan berlangsung nanti.
G. Penelitian yang Relevan
Kajian ini dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah
yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman
tentang informasi yang digunakan melalui khazanah pustaka,
terutama yang berkaitan dengan tema yang dibahas.
1. Tesis yang ditulis oleh Arlina dengan judul “Hubungan
Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar
Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam”. Adapun
Page 103
87
hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran
kooperatif learning dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan hasil belajar PAI, adapun nilai (R) = 0,665, dan R
square = 0,442, berarti sekitar 44,2% hasil belajar PAI dapat
dipengaruhi oleh model pembelajaran koperatif dan motivasi
belajar siswa.
2. Penelitian yang ditulis oleh Nurul Hikmah Anwar yang
berjudul : Efektivitas Media Pembelajaran Edmodo Terhadap
Minat Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi PAI
Kelas XI IPA SMAN 1 Tanete Rilau. Hasil penelitian deskriptif
menunjukkan bahwa nilai rata-rata minat belajar siswa pada
materi PAI yang diajar dengan media Edmodo sebesar 86,2
dan yang tidak menggunakan media Edmodo sebesar 78,10.
Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi PAI
yang diajar dengan media Edmodo sebesar 82,5 yang tidak
diajar dengan media Edmodo sebesar 75,23. Selanjutnya,
berdasarkan hasil analisis statistik untuk minat belajar siswa
yang menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar
7,142 dan tabel sebesar 2,00, untuk hasil belajar menunjukkan
bahwa thitung yang diperoleh sebesar 4,94 dan ttabel sebesar
2,00. Sehingga thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan minat dan hasil belajar siswa pada materi
PAI yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media
Edmodo dan yang tidak diajar dengan media Edmodo pada
kelas XI IPA SMAN 1 Tanete Rilau.
3. Hasil penelitian yang ditulis oleh Arief Rahman dengan judul
: Implementasi Media Edmodo untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar PAI pada siswa kelas X di SMA Negeri 4 Yogjakarta ,
dinyatakan : Terdapat peningkatkan prestasi belajar PAI siswa
kelas X, yang diukur dari ranah kognitif melalui ulangan
harian yaitu kelas XC dan XD nilai UTS nya 79.75 sedangkan
nilai hariannya : 94.43. adapun kelas XD, nilai harian 80,86 ,
nilai UTS 93.31
Page 104
88
4. Jurnal ditulis oleh Desi Novitasari, Sawitri Komarayanti,
Gatot Sugeng Purwono, Seminar Nasional UM Jember,
dengan judul : “Pengaruh media pembelajaran e_learning
berbasis edmodo terhadap motivasi siswa”.Hasil
Penelitiannya menunjukan bahwa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan P-value atau
Significance lebih kecil dari pada nilai α (0,05) maka H0
ditolak dan H1 diterima. Pada kelas eksperimen sebelum
perlakuan 49,83 dan sesudah perlakuan 60,94, peningkatan
motivasi belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah
perlakuan sebesar 11,11. Sedangkan pada kelas kontrol
sebelum perlakuan 44,3 dan sesudah perlakuan 47,05,
peningkatan motivasi belajar siswa kelas kontrol sebelum dan
sesudah perlakuan sebesar 2,75. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh media pembelajaran
berbasis edmodo terhadap motivasi belajar siswa.
5. Jurnal ditulis oleh Ahmad Zanin Nu'man (Volume 7 Nomor 1
September 2014) dengan judul : Efektifitas Penerapan E-
Learning Model Edmodo Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus :
SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran PAI di kelas eksperimen
lebih efektif dibandingkan pembelajaran di kelas control
ditinjau dari hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari uji t adalah
p (0.699) < oc (0.05), sehingga ha „efektivitas penggunaan
media pembelajaran e-learning model Edmodo lebih tinggi
daripada penggunaan media pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK
muhammadiyah 1 sukoharjo pada mata pelajaran pai diterima.
Perhitungan nilai gain ternormalisasi antara kelas eksperimen
juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain
ternormalisasi kelas eksperimen g = 0.80 dan pada kelas
kontrol g = 0.70
6. Eurasia Journal Science and Technology Education, ditulis
oleh Ming-Hung Lin dkk, pada tahun 2017, yang berjudul : “
A Study of the Effects of Digital Learning on Learning
Motivation and Learning Outcome, hasil penelitiannya
memberi kesimpulan bahwa :“Total 116 students in 4 classes
Page 105
89
are selected as the research subjects for the instructional
research. The research results conclude that 1.digital learning
presents better positive effects on learning motivation than
traditional teaching does, 2.digital learning shows better
positive effects on learning outcome than traditional teaching
does, 3.learning motivation reveals significantly positive
effects on learning effect in learning outcome, and 4.learning
motivation appears remarkably positive effects on learning
gain in learning outcome. It is expected to combine with
current teaching trend and utilize the advantages of digital
learning to develop practicable teaching strategies for the
teaching effectiveness”.
H. Kerangka Pemikiran
1. Hubungan Pembelajaran E_learning terhadap Hasil
Belajar Siswa Pembelajaran e_learning dalam penelitian ini adalah
menggunakan aplikasi Edmodo, Edmodo sendiri telah
didirikan oleh Nicolas Borg dan Jeff O'Hara, dua orang yang
bekerja di sekolah terpisah di daerah
Chicago. Edmodo sendiri adalah media social network
microblogging yang aman bagi siswa dan guru. Pada situs ini
orangtua pun dapat bergabung serta berkomunikasi dengan
guru dan orangtua siswa lain, tentu saja dengan putra atau
putri mereka sendiri. Sekarang Edmodo sudah berkembang
pesat dan sudah memiliki kurang lebih 7 juta akun yang
terdiri dari guru dan murid.
Pembelajaran e_learning ini secara internatif berbasis
Edmodo dengan memanfaatkan labtob atau media
handphone, yang dibahas hanya bersifat ranah kognitif
(pengetahuan). Sedangkan Hasil belajar siswa adalah hasil
output dari tujuan pendidikan yang didapat oleh siswa,
dalam hal ini yakni kognitif siswa.
KBM yang sementara ini telah berjalan menjelaskan
bahwa kurang maksimalnya bagi guru PAI dalam
pemanfaatan e_lerning disekolah tersebut, sehingga hasil
belajar siswa berdasarkan nilai Ujian tengah semester (UTS)
untuk siswa kelas X belum menunjukan hasil yang merata,
dan bahkan masih ada yang dibawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) secara kumulatif, KKM yang ditetapkan
Page 106
90
disana adalah 75 untuk mata pelajaran PAI, kelas X TKJ
dengan nilai rata-rata yaitu 78, kelas AK dengan nilai rata-
rata 75, kelas Administrasi Perkantoran (AP) 74, kelas
Pemasaran (PM) dengan nilai rata-rata 72, Selain itu motivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran tergolong rendah. Saat
pembelajaran siswa cenderung ramai, tidak memperhatikan,
telat mengumpulkan tugas atau sering ijin keluar kelas.
Hasil belajar yang diharapkan adalah agar siswa mampu
agar siswa mampu menggunakan fitur-fitur elearning
berbasis Edmodo, sehingga akan memperoleh hasil belajar
yang maksimal.
2. Hubungan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa Motivasi dapat diartikan juga sebagai suatu upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada
pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini perilaku
belajar yang terjadi dalam situasi interaksi belajar-
mengajardalam mencapai tujuan dan hasil belajar.
Motivasi siswa di SMKN 22 Jakarta, masih tergolong
tergolong rendah, sehingga hasil belajarnya rendah, dampak
dari rendahnya motivasi tersebut adalah saat pembelajaran
siswa cenderung ramai, tidak memperhatikan, telat
mengumpulkan tugas atau sering ijin keluar kelas. Oleh
karena itu guru pendididikan Agama Islam harus memberikan
stimulus ( ransangan) terhadap siswa, agar memiliki motivasi
tinggi baik motivasi dari dalam diri (instrinsik) maupun
motivasi dari lingkungan (ekstrinsik).
Hasil belajar yang diharapkan adalah agar siswa mampu
memperoleh nilai yang tinggi secara kognitif.
3. Hubungan Pembelajaran E_learning dan Motivasi
belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Memahami kerangka pemikiran sebelumnya, yang
menguraikan hubungan antara Pembelajaran e_learning,
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka dalam
hal ini diduga terdapat hubungan yang positif, bahwa kedua
variabel bebas tersebut memberikan kontribusi terhadap
hasil belajar siswa.
Page 107
91
Atas dasar pemikiran tersebut, terlihat dari kedua
variabel bebas yaitu pembelajaran e_learning dan motivasi
belajar diperlukan sebagai faktor pendukung dalam
membangun dan menghasilkan hasil belajar siswa, sehingga
jika kedua variabel bebas tersebut disinergikan dengan baik,
maka diduga akan memperoleh hasil belajar siswa
sebagaimana yang diharapkan.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut, maka
dapat diduga bahwa terdapat hubungan yang positif antara
pembelajaran e_learning dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa.
Berikut kerangka berpikir pada penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara pembelajaran e_learning dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa :
Pembelajaran E_Learning
(𝑋1)
1. Assignment
2. File Links
3. Quiz
4. Polling
5. Gradebook
6. Library
7. Group
8. Join Group
9. Group Class
10. Profle
11. Parente code
12. Setting
13. Notification
Hasil Belajar Siswa (Y)
1. Pengertian wakaf
2. Pelaksanan wakaf
3. Dasar hukum
wakaf
4. Rukun wakaf
5. Syarat wakaf
6. Hikmah wakaf
7. Fungsi wakaf
8. Makna istilah
wakaf
9. Hukum wakaf
Motivasi Belajar (𝑋2)
1. Kemauan
2. Jam belajar
3. Ketekunan
4. Ulet
5. senang
Page 108
92
D. Hipotesis Penelitian
Berdaasarkan uraian diatas maka hipotesi yang diajukan sebagai
berikut :
1) Pembelajaran e_learning terhadapa hasil belajar Pendidikan Agama
Islam adalah signifikan
2) Motivasi belajar PAI terhadap hasil belajar Pendidikan Agama
Islam adalah signifikan
3) Pembelajaran e_learning dan Motivasi Belajar PAI terhadap hasil
belajar Pendidikan Agama Islam adalah signifikan
Page 109
93
BAB III
METODE PENELITIAN
“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang
artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang
artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporannya.
Menurut Sutrisno Hadi MA sesuai dengan tujuannya,
penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Menurut Emzir (2008 :86) bahwa metode kuantitatif yaitu
cara atau prosedur untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
penemuan, pengembangan berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan.
Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasi pembelajaran e_learning dan motivasi dengan
kualitas hasil belajar siswa.
Menurut Arikunto (2006: 130), variabel adalah obyek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian pada suatu penelitian.
Variabel penelitian ini dibagi menjadi dua : e_learning (X1) sebagai
variabel bebas dan motivasi belajar (X2) sebagai variabel bebas, serta
efektif (Y) sebagai variabel terikat.
Penelitian ini meggunakan produk moment dengan taraf
sifnifikansi sebesar 0,05 %
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
analisis korelasi sederhana, penelitian ini melihat suatu korelasi
Pembelajaran e_learning, motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Pengumpulan data menggunakan metode angket yang diberikan
kepada siswa dan metode dokumentasi serta observasi, yakni berupa
raport kelas X semester satu dan mengamati sikap sosial karakter
guru PAI di SMKN 22 Jakarta.
Untuk mengetahui hubungan tiap variabel, peneliti
menggunakan sebuah analisis statistik product moment.
93
Page 110
94
B. Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini diadakan pada tanggal 24 Januari 2018
sampai 4 Mei 2018 di SMKN 22 Jakarta, tepatnya di Jalan Condet
Raya Kelurahan Kampung Gedong, RT.12/RW.3, Kecamatan Pasar
Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kode Pos
13761
C. Populasi dan Sample
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
subjek atau objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK
Negeri 22 Jakarta pada kelas X tahun pelajaran 2017/2018 yang
berjumlah 198 siswa.
Sampling dalam pengambilan data pada penelitian ini, penulis
menggunakan probability sampling, menurut Sugiyono (2010, h.63),
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
rumus Slovin
sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono(2010, h.63)
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
E = Tingkat kesalahan (catatan: umumnyadigunakan 1 % atau
0,01, 5 % atau 0,05,dan 10 % atau 0,1).
Jumlah populasi siswa di SMKN 22 Jakarta kelas X pada tahun
ajaran 2017-2018 adalah 198 siswa, dan presisi yang ditetapkan atau
tingkat signifikansi kesalahan adalah 0,05, maka sampel dalam
penelitian ini yakni sebanyak:
Hasilnya adalah 132,44 jadi dibulatkan menjadi 132.
Page 111
95
Berdasarkan rumusan Slovin tersebut, maka penulis mengambil
sample sebanyak 132 siswa lalu penentuan siswa tersebut dilakukan
dengan prinsip random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek
mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
Penulis menggunakan tiga variabel dalam melakukan uji
penelitian ini, yakni Pembelajaran e-learning di SMKN 22 Jakarta,
motivasi pembelajaran aktif, dan hasil belajar PAI siswa, adapun
variabel bebas dan terikat akan didefinisan sebagai berikut:
1. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yakni hasil belajar PAI
siswa di SMKN 22 Jakarta, penulis akan melihat prestasi hasil
belajar siswa melalui angket yang berisikan soal-soal semester
satu tahun ajaran 2017-2018,
2. Sedangkan untuk (X2) adalah motivasi belajar, penulis melihat
keadaan motivasi belajar ketika siswa belajar di dalam kelas,
penulis menggunakan angket sebagai bahan data untuk
menentukan motivasi belajar siswa SMKN 22 Jakarta.
3. Variabel bebas (X1) adalah pembelajaran e_learning PAI di
SMKN 22 Jakarta, penulis meneliti pembelajaran e_learning
dan motivasi belajar siswa/i PAI.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen data merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Arikunto,
2005, h. 101).
Dalam menentukan instrumen ada beberapa kaidah
pertanyaan/ pernyataan yang bersifat mengukur sikap seseorang,
yakni pertama pertanyaan/ pernyataan hanya berisi satu pesan;
kedua dirumuskan dengan kalimat pendek dan jelas; ketiga tidak
menggunakan perumusan kalimat yang berbelit, menjebak, atau
mengarahkan pada jawaban tertentu. (Sukmadinata, 2006, h. 236)
Pada penelitian ini, penulis menggunakan instrumen skala likert
dengan dimensi interval, adapun rating atau alternatif jawaban
yang digunakan pada penelitian ini adalah yang telah dimodifikasi
seperti; SS = Sering Sekali, S = Sering, J = Jarang, JS = Jarang
Sekali, TP = Tidak Pernah. Model Likert, tidak hanya digunakan
Page 112
96
untuk mengukur sikap tetapi juga mengukur persepsi, minat,
motifasi, kegiatan pelaksanaan program (Sukmadinata, 2006, h.
242).
Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan jawaban pada
anget berupa; SS = Sangat Setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu /
Tidak Tahu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju. Untuk
standar point, bagi pertanyaan/ pernyataan positif, point 5 akan
diberikan pada jawaban SS, 4 pada jawaban S, hingga seterusnya.
Pada pernyataan/ pertanyaan negatif, point 5 untuk yang menjawab
STS, point 4 bagiyang menjawab TS dan seterusnya.
Sedarmayanti dan Hidayat (2011, h. 95) mengutip pendapat
Likert yang menyatakan ranah dimensi dari sikap pada pandangan
Likert adalah:
1. Cognitive domain (pengetahuan)
2. Affective domain (perasaan terhadap sesuatu)
3. Conative domain (tendensi untuk bertingkah laku)
Berdasarkan pandangan Likert di atas, penulis akan
menggunakan instrument dengan pendekatan skala Likert tersebut
untuk mengetahui Pembelajaran E_learning PAI dan motivasi
terhadap hasil belajar siswa.
1. Indikator Pembelajaran E_learning (variabel X1)
Indikator pembelajaran e_learning yang akan diteliti adalah
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Tabel 3.1
Indikator Pembelajaran E_learning
No Jenis Fitur Tujuan Fitur Indikator/ Instrumen No
Soal
1 Polling 1.1 Mengadakan
Polling untuk
keperluan
pembelajaran
a. Siswa dapat
menggunakan fitur
polling untuk
membantu dalam
mempelajari suatu
materi
b. Memudahkan
siswa dalam
menemukan sebuah
data valid
1, 2,
Page 113
97
1.2 Mengetahui
tingkat ke-
efesiensi suatu
materi
a. Siswa lebih mudah
mengetahui tingkat
efektifitas soal
dengan grafik
3, 4,
2 Gradebook 1.1 Mengetahui
hasil belajar
Para siswa bisa
mengetahui tingkat
keberhasilan dalam
suatu mata pelajaran
5, 6
1.2Memantau
stabilitas nilai
Para siswa bisa
melihat tingkat
stabilitas nilai dalam
belajar
7
1.3Memanajeme
n hasil belajar
seluruh
Para siswa bisa
memanajemen nilai
dengan mudah
8,
3 File dan
Links
1.1 Mampu
meng-upload
file-file lain
Siswa bisa mengerti
cara meng-upload file
lain berekstensi .doc,
.ppt, .xlx, .pdf, dan
lain-lain untuk
membantu
pembelajaran
9, 10,
11,
1.2 Menjadi
tempat
penyimpanan
dan perantara
Menjadi tempat
tambahan suatu
materi agar bisa
dilihat, namun jika
materi berada di
website tertentu atau
terlalu besar di-
upload, maka bisa
menggunakan fitur
link untuk mengakses
web tersebut
12,13
Page 114
98
4 Quiz 1.1 Mengerjakan
quiz/soal dengan
mudah
Siswa dapat
mengerjakan quiz
dengan mudah dan
menyenangkan karna
bisa menyisipkan
gambar/video sebagai
bentuk kelengkapan
quiz
14, 15,
16
1.2 Memiliki
banyak pilihan
Memiliki beberapa
pilihan dalam
mengerjakan quiz
yaitu berupa pilihan
ganda atau essai.
Tergantung pembuat
soal
17, 18
5 Accout 1.1 Mengerti
cara
menggunakan
fitur ini dengan
baik dan benar
Siswa dapat
menggunakan fitur
ini untuk bermacam-
macam kebutuhan
yaitu : Spotlight, PLC
Saya, Pengaturan,
Pusat Bantuan, dan
Keluar
19, 20,
21, 22,
23,
6 Library 1.1 Wadah
penyimpanan
materi yang
diupload
Siswa bisa meng-
upload ataupun
mendownload materi
di fitur ini. Selain itu
fitur ini memiliki
kapasitas tanpa batas
24, 25,
26, 27
7 Grub 1.1 Wadah
komunikasi
antara guru
dengan murid
Fitur ini menjadi
sangat penting karna
fungsi utama dari
fitur group adalah
untuk berbagi dan
mengerjakan tugas
28, 29,
30, 31,
32,
8 Parent fitur 1.1Mempermud
ah orangtua
untuk memantau
aktivitas siswa
Orang tua bisa
mengawasi anak-
anak mereka dengan
fitur ini dengan
fleksibel
9, 12
Page 115
99
9 Fitur
Penghargaan
1.1 Memberikan
penhargaan
beruppa Badge
agar siswa
termotivasi
Siswa mendapat
penghargaan dari
guru karna kerja
keras dan
keberhasilannya
23
2. Indikator Motivasi Belajar (Variabel X2)
Pada indikator proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Indikator dan Kisi – kisi Motivasi Belajar
Indikator:
1. Kuatnya kemauan untuk berbuat/belajar
2. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar (Jam belajar)
3. Ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah
4. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
5. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam hal/pelajaran
6. Lebih senang mengerjakan tugas/belajar mandir
No Indikator Indikator pada Mata PAI
No.
Item
Soal
Jml
Soal
1
Kuatnya
kemauan
untuk
berbuat/belajar
Kemampuan untuk belajar tanpa
adanya perintah 1,2,3 3
Kemauan siswa memperoleh
nilai baik 4,5 2
2
Jumlah waktu
yang
disediakan
untuk belajar
(Jam belajar)
Siswa belajar pada jam atau
jadwal yang sudah dibuat 6,7 2
Menggunakan waktu belajar
ketika ada ulangan tes 9,10 2
Memanfaatkan waktu luang
untuk belajar
11,12,1
3 3
3
Ketekunan
dalam
mengerjakan
tugas sekolah
Ketekunan siswa mengerjakan
soal-soal pelajaran disekolah 14,15 2
Ketekunan siswa mengerjakan
PR dirumah 16,17 2
Ketekunan siswa menyelesaikan
tugas dengan berdiskusi 18.19 2
Page 116
100
3. Indikator Hasil Belajar Siswa/I (Variabel Y)
Hasil belajar merupakan kumpulan esensi dari prosesi
pembelajaran dan pendidikan, dalam penelitian ini penulis
menyimpulkan hasil belajar siswa yang akan diuji yakni meliputi
pembelajaran e_learning dan motivasi belajar.
Adapun hasil belajar yang akan diuji akan dijabarkan
pada tabel di bawah ini :
4
Ulet
menghadapi
kesulitan (
tidak lekas
putus asa)
Sikap tidak mudah putus asa
terhadap kesulitan belajar dan
mengerjakan tugas
20,21 2
Ulet dalam melakukan latihan-
latihan untuk mengerjakan soal-
soal dalam buku pelajaran
22,23 2
Aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok pada Mata pelajaran
PAI
24,24 2
Adanya ketertarikan terhadap
materi dengan mencari informasi
dari berbagai referensi
25,26 2
6
Lebih senang
mengerjakan
tugas/belajar
mandiri
Menyelesaian tugas-tugas/PR
secara mandiri (tanpa bantuan) 27,28 2
Percaya diri terhadap jawaban-
jawaban sendiri dan tidak meniru
jawaban teman
29,30 2
Senang belajar sendiri dari pada
belajar PAI 31,32 2
Jumlah 32
Page 117
101
Variabel Sub
Variabel Indikator
Item Soal
Nomor Jumlah
Hasil
Belajar
PAI
(Waqaf)
Pengertian
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
pengertian waqaf
1. 16, 34 3
Pelaksanaan
waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
aturan
pelaksanaan
waqaf
10.18.28,20 4
* Siswa dapat
menyebutkan
macam-macam
waqaf
6,7,8,11,20,
38, 39,
40, 41
9
* Siswa dapat
mengetahui
pelaksanaan
waqaf pada
zaman Rasulullah
9, 33, 37 3
Dasar
Hukum
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
Undang-Undang
tentang waqaf
14, 24 2
* Siswa dapat
menyebutkan
dalil Al-Quran
dan
hadist tentang
waqaf
15,19 2
Rukun
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
kegiatan yang
termasuk rukun
waqaf
2, 49 2
Syarat
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
syarat-syarat Al-
31 1
Tabel 3.3
Indikator dan Kisi-Kisi Hasil Belajar PAI
Page 118
102
Waqif
* Siswa dapat
menyebutkan
syarat-syarat
harta benda yang
diwaqafkan ( Al-
Mauquf)
13, 17, 23,
29, 35,
42, 44,
47
8
* Siswa dapat
menyebutkan
syarat-syarat
shigat
26, 27, 30 3
Hikmah
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
hikmah
dilaksanakannya
waqaf
4,12, 21, 32 4
Fungsi
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
fungsi waqaf
5 1
Makna
Istilah
Waqaf
* Siswa dapat
menjelaskan
makna istilah
dalam berbagai
kegiatan waqaf
3, 22, 25,
43, 48 5
Hukum
Waqaf
* Siswa dapat
menyebutkan
hukum-hukum
yang terjadi
dalam
pelaksanaan
waqaf
30, 45, 46 3
Jumlah 50
Page 119
103
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Nasution. S (2008) dalam observasi itu
diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan sebenarnya tanpa
usaha sengaja untuk menambahkan maupun mengurangi hasil
pengamatan penelitian yang diperoleh di lapangan.(h. 106)
Observasi yaitu pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan secara langsung. Observasi merupakan langkah
metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung.
Dalam hal ini, penulis akan melakukan observasi melalui
hasil pembelajaran e_learning dan motivasi belajar selama
pembelajaran PAI siswa/i selama di sekolah.
2. Angket
Sugiyono (2011, h. 142) memberikan pernyataan
mengenai angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
sebagai penunjuk hasil penelitian, dalam hal ini, apakah ada
korelasi antara pembelajaran e_learning PAI di SMKN 22 Jakarta
dengan hasil belajar siswa.
Angket akan disebarkan kepada responden yang dalam hal
ini adalah siswa SMKN 22 Jakarta, agar dapat mengetahui apakah
ada korelasi terhadap penelitian terkait.
3. Dokumentasi
Menurut Indrawan (t.t) kamus lengkap bahasa Indonesia,
dokumentasi adalah barang yang dipergunakan sebagai bukti (h.
136). Metode dokumentasi ini merupakan metode yang relatif
murah dalam pembiayaan penelitian. Karena peneliti hanya
mengamati serta mengabadikan hasil amatan tersebut melalui
tulisan ataupun gambar.
Metode dokumentasi menjadi salah satu metode penunjang
validnya suatu data penelitian, karena pada penelitian ini bersifat
Kuantitatif, maka peneliti menggunakan metode dokumentasi
sebagai pembantu dalam mengambil hasil kesimpulan dalam
penelitian.
Dokumentasi pada penelitian ini yakni melihat pada hasil
raport siswa di SMKN 22 Jakarta.
Page 120
104
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ha : Ada hubungan antara pembelajaran e_learning PAI dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar PAI siswa di SMKN 22
Jakarta.
2. Ho :Tidak terdapat hubungan antara pembelajaran e_learning
PAI dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PAI siswa di
SMKN 22 Jakarta.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Salah satu persyaratan agar instrumen penelitian dapat
dikatakan valid atau sah, maka dapat dilakukan dengan cara menguji
instrumen penelitian tersebut dengan menggunakan uji validitas dan
reliabilitas,
Arifin (2009, h. 245) mengemukakan pendapatnya bahwa uji
validitas merupakan suatu cara ketepatan menguji instrumen (alat
ukur) dalam penelitian. Uji validitas dimaksudkan agar dapat tepat
mengukur suatu penelitian, sehingga dapat mengurangi kesalahan
dalam menentukan instrumen penelitian atau alat ukur penelitian.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pembelajaran
e_learning dengan prestasi belajar siswa, maka penulis menggunakan
rumusan korelasi, yakni rumusan product moment dari Pearson
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√⌊ ∑ ∑ ⌋{ (∑ ) ∑
Sumber: Arikunto (2010, h. 72)
Keterangan: Rxy =Koefisien korelasi antara x dan y
N =Jumlah responden
∑X =Nilai hasil variabel pembelajaran e_learning
∑Y =Nilai hasil variabel prestasi belajar siswa
∑XY =Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
Menurut Arikunto (2010, h. 72), kriteria pengujian jika,
rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur
tersebut valid, begitu pula sebaliknya, jika rhitung< rtabel, maka
alat ukur tersebut tidak valid.
Page 121
105
Rumus ini digunakan karena memiliki hasil standar eror
yang rendah, selain itu penggunaan rumus korelasi pearson dalam
uji validitas soal memiliki hasil keterbacaan yang lebih mudah
dianalisis karena langsung dapat dicari dari hasil angket.
Analisis koefisien korelasi pearson digunakan untuk
mengukur kuat lemahnya hubungan antara satu variabel bebas dan
satu variabel terikat, korelasi pearson digunakan karena data
berskala interval.
Reliabilitas menurut Arikunto (2010, h. 178) sebagai
ketetapan alat ukur dalam mengukur suatu data penelitian, dalam
arti setiap kali alat ukur itu digunakan maka akan menghasilkan
data yang sama, atau hasil yang sama.
Metode reliabilitas digunakan pada penelitian ini agar dapat
mengetahui bahwa instrumen penelitian yang akan dijadikan
sebagai alat ukur, dapat dikatakan baik dan dipercaya sebagai
pedoman memperoleh data penelitian.
Rumusan yang digunakan pada metode reliabilitas ini adalah
dengan rumusan uji reliabilitas alpha, karena menurut Arikunto
(2010, h. 239), teknik ini penerapannya lebih luas, tidak hanya
selalu digunakan dengan tes dua pilihan, seperti menguji skala
pengukuran sikap, alat ukur nya dapat digunakan dengan tiga,
empat, atau lima pilihan.
Rumusan alpha merupakan teknik pengujian reliabilitas
suatu instrumen yang berupa kuesioner yang jawaban atau
tanggapannya lebih dari dua pilihan, untuk bentuk rumusannya
menurut Arifin yakni sebagai berikut:
r11= (
)
Sumber: Arikunto (2010, h. 239)
keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
= Jumlah butir soal/ pertanyaan
= jumlah variansi butir soal
= jumlah variansi skor total
Page 122
106
I. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Pada sampel uji validitas dalam penelitian ini adalah 30
orang, menurut Arikunto (2010, h. 402) untuk mengetahui tingkat
validitas dari suatu instrumen, dapat di lihat dari nilai r tabel dan r
hitung nya, maka jika r hitung > r tabel, instrumen itu dapat
dikatakan valid. Adapun rumus untuk mencari r tabel pada uji
sampel ini yakni dengan cara menggunakan rumusan sebagai
berikut:
df = n – 2
diketahui :
n = jumlah responden / sampel.
Standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh penulis yakni
5%, maka diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
df = 30 – 2 = 28.
maka dengan demikian, r tabel pada penelitian ini yang mengacu
pada standar rumusan adalah 0,361. Hasil uji validitas yang telah
dihitung melalui aplikasi SPSS oleh penulis, dapat dilihat melalui
lampiran-lampiran pada penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Setelah data diolah untuk mencari validitas dari data butir
soal di atas, selanjutnya penulis melakukan uji reliabilitas dari
data valid yang telah dihitung, diketahui sebagaimana jumlah data
valid di atas, untuk variabel (pembelajaran e_learning PAI)
terdapat 57 butir soal, variabel (motivasi belajar) terdapat 52
butir soal, dan Y (hasil belajar siswa) terdapat 32 butir soal yang
valid.
Penulis meratakan untuk diambil uji sampel pada rumusan
reliabilitas ini masing-masing variabel menjadi 32 butir soal saja,
adapun soal yang dipilih oleh penulis pada masing-masing
variabel yakni sebagai berikut:
Variabel (pembelajaran e_learning PAI)
Nomer soal : 4, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 21, 23, 26, 28, 32, 34, 35,
37, 39, 41, 43, 44, 46, 47, 49, 50, 51, 56, 57, 59, 61, 62, 66, 68,
70.
Page 123
107
Variabel (motivasi belajar)
Nomer soal : 2, 6, 7, 11, 15, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 30,
32, 34, 40, 43, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 59, 62, 63, 64, 67, 68, 69,
70.
Y (hasil belajar siswa)
Nomer soal : 7, 9, 11, 16, 18, 19, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31,
33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 50, 52, 53, 60, 61, 62, 65,
68.
Penulis menggunakan uji reliabilitas dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 25 IBM, adapun data reliabilitas yang penulis
dapatkan dari hasil pengolahan yakni sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Cronbach's
Alpha Keterangan
1. Pembelajaran E_learning (X1) 0.624 Reliabilitas diterima
2. Motivasi Belajar Siswa (X2) 0.640 Reliabilitas diterima
3. Hasil Belajar Siswa (Y) 0.655 Reliabilitas diterima
a. Analisis Pembelajaran E_learning (X1)
Berdasarkan hasil reliabilitas di atas, dapat diketahui nilai
Cronbach Alpha sebesar 0.624 yang berarti reliabilitas diterima.
Semakin mendekati angka satu pada nilai cronbach Alpha, maka
semakin kuat data keberartiannya.
Data reliabilitas tersebut diuji dengan responden sebanyak
30, dan soal pada angket sebanyak 32, teknik menghitung yang
digunakan oleh penulis, yakni menggunakan analisis SPSS IBM 25,
penulis menggunakan aplikasi IBM 25 dikaenakan dapat
memudahkan penulis dalam penghitungannya,
Setelah dihitung, data hasil penghitungan tersebut akan
disajikan dalam bentuk tabel. Adapun semakin dekat nilai reliabel
annti kepada angka 1, maka akan semakin kuat kualitas reliabelnya,
begitupun sebaliknya, jika semakin jauh dari angka satu, maka akan
Page 124
108
lemah daya reliabelnya. Batas reliabel dikatan cukup jika hasil data =
0,600, jika nilai reliabelnya > dari 0,600 maka dapat dikatakan data
sudah reliabel.
b. Motivasi Belajar Siswa (X2)
Berdasarkan hasil reliabilitas di atas, dapat diketahui nilai
Cronbach Alpha sebesar 0.640 yang berarti reliabilitas diterima.
Semakin mendekati angka satu pada nilai Cronbach Alpha, maka
semakin kuat data keberartian nya.
Data reliabilitas tersebut diuji dengan responden sebanyak
30, dan soal pada angket sebanyak 32, teknik menghitung yang
digunakan oleh penulis, yakni menggunakan analisis SPSS IBM 25,
c. Hasil Belajar Siswa (Y)
Berdasarkan hasil reliabilitas di atas, dapat diketahui nilai
Cronbach Alpha sebesar 0.655 yang berarti reliabilitas diterima.
Semakin mendekati angka satu pada nilai cronbach Alpha, maka
semakin kuat data keberartian nya.
Data reliabilitas tersebut diuji dengan responden sebanyak
30, dan soal pada angket sebanyak 32, teknik menghitung yang
digunakan oleh penulis, yakni menggunakan analisis SPSS IBM 25,
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, h.
312) yakni jika nilai alpha nya di atas 0.600 maka dapat dikatakan
reliabel, sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0.600 maka data
tersebut tidak reliabel, berikut tabel nilai reliabilitas:
Tabel 3.5
Koefisien Reliabilitas
No Alpha Keterangan
1 0.800 - 1.00 Reliabilitas baik
2 0.600 – 0.799 Reliabilitas diterima
3 Kurang dari 0.600 Reliabilitas kurang baik
Sumber: Sekaran (2000, h. 312)
Arikunto (2010, h. 154) menyatakan reliabilitas menunjuk
pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.
Page 125
109
Dalam pedoman koefisien korelasi, jika Cronbach's Alpha
pada variabel menunjukan 0,600 ke atas, maka dapat dikatakan
reliabel, sedangkan jika Cronbach's Alpha menunjukan kurang dari
0,600 pada suatu variabel, maka dapat dikatakan jika data tersebut
belum reliabel.
Pada Cronbach's Alpha yang ditemukan penulis dalam uji
reliabilitas tersebut, menunjukan bahwa data instrumen penelitian ini
yang akan dilakukan penulis dapat dikatakan telah valid dan reliabel
sehingga instrumen penelitian, dapat digunakan untuk dijadikan
tolak ukur oleh penulis dalam memperoleh data penelitian tesis.
J. Teknik Analisis Data
Setelah penulis mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisis
data dengan mengatur, mengolah, dan mengorganisasikan ke dalam
jenis uraian data.
Sugiyono (2010, h. 207) memberikan tahapan dalam
melakukan teknik analisis data, yakni sebagai berikut:
1. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden
2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden
3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti
4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan (bagi penelitian yang menggunakan hipotesis).
Data yang telah dianalisis nantinya dijadikan sebagai
jawaban dari salah satu kesimpulan penelitian dan untuk menguji
hipotesis pada penelitian ini. Dalam teknik analisis data, peneliti
menggunakan uji prasyarat penelitian, agar kualitas data sudah tidak
diragukan lagi keabsahannya. Adapun uji prasyarat yang akan
dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif
Yakni untuk mengetahui kondisi suatu variabel secara
deskriptif sehingga data memiliki arti dan makna, data diolah dan
dikelompokan serta disusun secara teratur agar lebih mudah
untuk diketahui dan diartikan.
Penulis akan menganalisa data penelitian dari tiap
variabel dengan cara menentukan nilai dari rata-rata dan
simpangan baku, kemudian dikelompokan sesuai kebutuhannya.
Page 126
110
2. Analisis Uji Normalitas
Setelah sampel data penelitian di ujikan validitas dan
reliabilitasnya, maka data yang valid dan reabel itu dipilah dan
diolah, lalu di tabulasikan ke lembar kerja exel agar lebih mudah
untuk menghitungnya.
Dalam penelitian ini, rumusan uji normalitas yang
digunakan dengan uji Chi Kuadrat, menurut Sugiyono (2010, h.
108) uji normalitas berfungsi untuk memeriksa apakah populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu dicek
keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Rumusan dalam uji normalitas, pada chi kuadrat adalah
sebagai berikut :
=
Sumber: Sugiyono (2010, h. 107)
Diketahui :
= Chi Kuadrat
= frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan
Dalam perhitungannya, jika nilai Chi Kuadrat yang
diperoleh dalam perhitungan kecil jika dibandingkan dengan
harga Chi Kuadrat yang tertera pada tabel setelah perhitungan di
SPSS, maka distribusinya adalah normal.
Syarat normalitas yang digunakan oleh penulis, adalah
mengacu pada nilai asymp sig>= 0.05 , artinya nanti di
perhitungan SPSS jika asymp sig lebih besar dari 0,05 maka data
pada variabel itu bisa dikatakan normal, karena kriteria yang
digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal menurut
Sugiyono (2007, h. 108) jika harga koefisien Asymp. Sig pada
output Kolmogorov-Smirnov test > dari alpha yang ditentukan
yaitu 5 % (0.05).
Penulis menggunakan bantuan SPSS IBM 25 untuk
menghitung dan menganalisa hasil data, agar lebih cepat dan
mudah mendapatkan hasil kesimpulan data.
Page 127
111
3. Uji Linearitas
Setelah data selesai diujikan normalitas, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji linearitas, Pengujian linieritas
dilakukan terhadap variabel-variabel independen yang terdiri dari
X1 yakni pembelajaran e_learning PAI dan X2 yakni motivasi
belajar, variabel dependennya ( Y = prestasi hasil belajar).
Uji yang digunakan untuk mengetahui linier atau
tidaknya adalah menggunakan uji F yang rumusnya adalah:
=
Sumber: Sugiyono (2010, h. 286)
Diketahui :
= harga garis korelasi
N = cacah kaus
M = cacah prediktor
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
Setelah didapat harga F, kemudian dikorelasikan dengan
harga F pada tabel dengan taraf signifikansi 5%, menurut
Sugiyono (2007, h. 286), jika harga deviation from liniarity lebih
besar atau sama dari taraf signifikansi yang diambil (5%) berarti
berhubungan linier.
Sebaliknya, jika harga deviasi linearnya kecil atau
dibawah dari 5%, maka belum linear.
Penulis menggunakan bantuan SPSS IBM 25 untuk
menghitung dan menganalisa hasil data, agar lebih cepat dan
mudah mendapatkan hasil kesimpulan data.
4. Uji Hipotesis
Setelah data berdistribusi normal, maka untuk tahap
akhir, gunakanlah uji Hipotesis. menurut Arikunto (2010, h.
116), dalam menentukan hipotesis, yakni penerimaan ataupun
penolakan maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi
hipotesis (Ho).
Menurut Arikunto (2010, h.319) setelah data diolah,
maka dapat dilihat hasil data tersebut mengenai tingkatan
kekuatan korelasi tersebut, adapun interval skalanya adalah
sebagai berikut :
Page 128
112
Tabel 3.6
Pedoman Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Arikunto (2010, h. 319)
Uji hipotesis korelasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni pertama dengan menganalisa korelasi sederhana dan
menganalisa korelasi ganda, adapun rumusan korelasi tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi Sederhana
Rumusan korelasi sederhana yang digunakan penulis yakni
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√⌊ ∑ ∑ ⌋{ (∑ ) ∑
Sumber: Arikunto (2010, h. 72)
Keterangan: Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
∑ = Nilai hasilvariabel kompetensiguru
∑ = Nilai hasil variabel prestasi belajarsiswa
∑ = Jumlah hasilperkalian skor xdan skory
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
Pembelajaran e_learning PAI dengan motivasi belajar siswa
(hipotesis1), untuk mengetahui hubungan pembelajaran
e_learning PAI dengan hasil belajar PAI (hipotesis 2) dan untuk
mengetahui antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar
PAI (hipotesis 3).
Page 129
113
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi
productmoment dari pearson, sebagaimana rumusan yang ada di
atas.
Teknik analisis untuk menguji hipotesis tersebut, penulis
menggunakan bantuan SPSS agar lebih memudahkan dalam
mengetahui nilai signifikansi korelasi yaitu harga r hitung yang
dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi sebesar
5%.
Jika r hitung sama dengan atau lebih besar r tabel (r hitung
> r tabel), maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel
terikat signifikan, namun jika r hitung lebih lebih kecil dari r
table (r hitung< r tabel), maka korelasi antara variabel tidak
signifikan.
Untuk menghitung data penelitian, penulis menggunakan
aplikasi SPSS IBM versi 25, hal tersebut dimaksudkan agar data
yang sudah diperoleh dilapangan, dapat dengan mudah dalam
menghitung, menganalisis dan menyimpulkan data-data statistik
penelitian. Hasil data akan dianalisa sesuai kaidah dan ketentuan
panduan statistik, agar hasil kesimpulan dapat valid dan sesuai
dengan keadaan hasil penelitian.
Metode penelitian di atas digunakan dalam rangka
memudahkan penulis dalam meneliti tesis ini, penulis mengikuti
bentuk teknik sistematika penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Pada Bab empat nanti, penulis terlebih dahulu melakukan
uji validitas, selanjutnya data yang valid tersebut sesuai kaidah
penghitungan statistik, penulis akan meneruskan penghitungan
data yang valid tersebut kepada uji reliabilitas, agar keabsahan
data nya sahih dan baik untuk digunakan kepada uji prasyarat.
Adapun setelah data itu dipastikan valid dan reliabel,
penulis akan melanjutkan kepada uji prasyarat analisis data,
penulis menggunakan uji deskriptif, uji normalitas, uji linearitas,
dan uji hipotesis yang nantinya untuk membuktikan hipotesis-
hipotesis yang muncul dari penelitian ini, sebagaimana yang
telah dituliskan pada akhir dari Bab dua di atas.
Pada penelitian ini, data dan hasil penelitian akan diujikan
pada Bab empat, dibawah ini.
Page 130
114
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Data
Setelah data angket dibagikan ke anak sejumlah 132 siswa,
maka data tersebut kembali ditabulasi dan dilihat apakah valid
atau tidak dari jawaban tersebut.
Pengujian validitas ini dibutuhkan agar hasil olahan data
yang akan diujikan benar-benar valid dan dapat dipertanggung
jawabkan keabsahannya.
Pada sampel uji validitas dalam penelitian ini adalah 132
orang, menurut Arikunto (2010, h. 402) untuk mengetahui tingkat
validitas dari suatu instrumen, dapat di lihat dari nilai r tabel dan r
hitung nya, maka jika r hitung > r tabel, instrumen itu dapat
dikatakan valid. Adapun rumus untuk mencari r tabel pada uji
sampel ini yakni dengan cara menggunakan rumusan sebagai
berikut:
df = n – 2
diketahui :
n = jumlah responden / sampel.
standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh penulis yakni
5%, maka diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
df = 132 – 2 = 130
maka dengan demikian, r tabel pada penelitian ini yang mengacu
pada standar rumusan adalah 0,171. Hasil data uji validitas yang
telah dihitung melalui aplikasi IBM SPSS 25 oleh penulis, dapat
disajikan sebagai berikut :
a. ( ) Pembelajaran e_learning
Tabel 4.2
Hasil Validitas Pembelajaran E_learning
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.187 0.171 Valid
2 0.496 0.171 Valid
Page 131
115
3 0.279 0.171 Valid
4 0.256 0.171 Valid
5 0.323 0.171 Valid
6 0.237 0.171 Valid
7 0.403 0.171 Valid
8 0.515 0.171 Valid
9 0.531 0.171 Valid
10 0.235 0.171 Valid
11 0.509 0.171 Valid
12 0.383 0.171 Valid
13 0.370 0.171 Valid
14 0.291 0.171 Valid
15 0.269 0.171 Valid
16 0.604 0.171 Valid
17 0.513 0.171 Valid
18 0.273 0.171 Valid
19 0.333 0.171 Valid
20 0.498 0.171 Valid
21 0.506 0.171 Valid
22 0.509 0.171 Valid
23 0.101 0.171 tidak valid
24 0.331 0.171 Valid
25 0.204 0.171 Valid
26 0.387 0.171 Valid
27 0.165 0.171 tidak valid
28 0.262 0.171 Valid
29 0.172 0.171 Valid
30 0.178 0.171 Valid
31 0.260 0.171 Valid
32 0.188 0.171 Valid
Page 132
116
Berdasarkan dari tabel di atas 4.2, dapat disimpulkan
bahwa seluruh soal yang kembali diujikan oleh penulis melalui
angket dapat dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 23
dan 27, karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas
tersebut dapat dikatakan valid karena angka r hitung
menunjukan lebih besar > dari pada r tabel, dengan demikian
hasil tersebut dapat dikatakan valid.
Maka dari jumlah soal 32, terdapat 30 soal yang valid dan
dapat digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap
selanjutnya.
b. ( ) Motivasi Belajar
Tabel 4.3
Hasil Validitas Motivasi Belajar
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.235 0.171 Valid
2 0.438 0.171 Valid
3 0.220 0.171 Valid
4 0.204 0.171 Valid
5 0.365 0.171 Valid
6 0.240 0.171 Valid
7 0.396 0.171 Valid
8 0.578 0.171 Valid
9 0.529 0.171 Valid
10 0.133 0.171 Tidak valid
11 0.523 0.171 Valid
12 0.341 0.171 Valid
13 0.365 0.171 Valid
14 0.345 0.171 Valid
15 0.392 0.171 Valid
16 0.588 0.171 Valid
17 0.491 0.171 Valid
18 0.281 0.171 Valid
Page 133
117
19 0.376 0.171 Valid
20 0.494 0.171 Valid
21 0.457 0.171 Valid
22 0.414 0.171 Valid
23 0.176 0.171 Valid
24 0.261 0.171 Valid
25 0.171 0.171 Tidak valid
26 0.434 0.171 Valid
27 0.206 0.171 Valid
28 0.197 0.171 Valid
29 0.181 0.171 Valid
30 0.180 0.171 Valid
31 0.292 0.171 Valid
32 0.090 0.171 Tidak valid
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh soal
yang kembali diujikan oleh penulis melalui angket dapat
dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 10, 25 dan 32,
karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas
tersebut dapat dikatakan valid karena angka r hitung
menunjukan lebih besar > dari pada r tabel, dengan demikian
hasil tersebut dapat dikatakan valid.
Maka jumlah soal 32, terdapat 29 soal yang valid dan
dapat digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap
selanjutnya.
c. ( ) Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.4
Hasil Validitas Hasil Belajar PAI
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.202 0.171 Valid
2 0.519 0.171 Valid
3 0.268 0.171 Valid
Page 134
118
4 0.248 0.171 Valid
5 0.339 0.171 Valid
6 0.254 0.171 Valid
7 0.416 0.171 Valid
8 0.611 0.171 Valid
9 0.572 0.171 Valid
10 0.138 0.171 Tidak Valid
11 0.562 0.171 Valid
12 0.348 0.171 Valid
13 0.336 0.171 Valid
14 0.330 0.171 Valid
15 0.363 0.171 Valid
16 0.632 0.171 Valid
17 0.551 0.171 Valid
18 0.305 0.171 Valid
19 0.337 0.171 Valid
20 0.532 0.171 Valid
21 0.530 0.171 Valid
22 0.493 0.171 Valid
23 0.160 0.171 tidak valid
24 0.284 0.171 Valid
25 0.166 0.171 tidak valid
26 0.397 0.171 Valid
27 0.238 0.171 Valid
28 0.233 0.171 Valid
29 0.214 0.171 Valid
30 0.162 0.171 tidak valid
31 0.263 0.171 Valid
32 0.153 0.171 tidak valid
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh soal
yang kembali diujikan oleh penulis melalui angket dapat
dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 10, 23, 25, 30 dan 27,
karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Page 135
119
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas tersebut
dapat dikatakan valid karena angka r hitung menunjukan lebih
besar > dari pada r tabel, dengan demikian hasil tersebut dapat
dikatakan valid. Maka jumlah soal 32, terdapat 27 soal yang valid
dan dapat digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap
selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas Data
Setelah data diolah untuk mencari validitas dari data butir
soal di atas, selanjutnya penulis melakukan uji reliabilitas dari
data valid yang telah dihitung, diketahui sebagaimana jumlah data
valid di atas, untuk variabel (Pembelajaran e_learning) terdapat
30 butir soal, variabel (Motivasi Belajar) terdapat 29 butir soal,
dan Y (hasil belajar siswa) terdapat 27 butir soal yang valid.
Penulis meratakan untuk diambil uji sampel pada rumusan
reliabilitas ini masing-masing variabel menjadi 32 butir soal saja,
adapun soal yang dipilih oleh penulis pada masing-masing
variabel yakni hanya soal yang valid saja.
Penulis menggunakan uji reliabilitas dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 25 IBM, adapun data reliabilitas yang penulis
dapatkan dari hasil pengolahan data yakni sebagai berikut:
a. Variabel ( Pembelajaran e_learning)
Case Processing Summary
N %
Case
s
Valid 132 100,0
Exclude
da 0 ,0
Total 132 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,624 33
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada X1 ini
berjumlah 32 soal dengan sampling responden 132 siswa,
Page 136
120
setelah data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung
reliabilitas berjumlah 0,624, artinya semakin mendekati angka
satu, maka semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada
hasil uji X1 ini, dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Batasan-batasan angka reliabel masih dapat diterima jika
jumlah dari hasil hitung reliabel lebih besar dari angka 0,600,
maka masih dapat diterima dan masih dikatakan data itu
reliabel, namun jika angka dari hasil hitung reliabel dibawah
dari 0,600, maka hasil itu dikatakan lemah reliabelnya.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian
ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji
prasyarat di tahap selanjutnya.
Adapun soal yang valid dan reliabel yang telah dipilih oleh
penulis, dapat dilihat pada daftar lampiran-lampiran pada
penelitian ini.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data
yang telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan
keabsahannya, maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk
memastikan jika data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan
tidak akan jauh berbeda jika diujikan pada responden lain yang
selinear dalam jenjang pendidikannya.
b. Variabel ( Motivasi Belajar ).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 132 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 132 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,640 33
Page 137
121
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada X2 ini
berjumlah 29 soal dengan sampling responden 132 siswa,
setelah data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung
reliabilitas berjumlah 0,640, artinya semakin mendekati angka
satu, maka semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada
hasil uji X2 ini, dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian
ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji
prasyarat di tahap selanjutnya.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data
yang telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan
keabsahannya, maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk
memastikan jika data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan
tidak akan jauh berbeda jika diujikan pada responden lain yang
selinear dalam jenjang pendidikannya.
Adapun soal yang valid dan reliabel yang telah dipilih oleh
penulis berdasarkan metode rumus, dapat dilihat pada daftar
lampiran-lampiran pada penelitian ini.
(Hasil belajar siswa)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 132 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 132 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,655 33
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada Y ini
berjumlah 32 soal dengan sampling responden 132 siswa, setelah
Page 138
122
data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung reliabilitas
berjumlah 0,655, artinya semakin mendekati angka satu, maka
semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada hasil uji Y ini,
dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian ini
sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji prasyarat
di tahap selanjutnya.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data yang
telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan keabsahannya,
maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk memastikan jika
data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan tidak akan jauh
berbeda jika diujikan pada responden lain yang selinear dalam
jenjang pendidikannya. Adapun soal yang valid dan reliabel yang
telah diolah oleh penulis, dapat dilihat pada daftar lampiran-
lampiran pada penelitian ini.
Berikut daftar tabel uji reliabilitas X1, X2 dan Y, yakni
pembelajaran e_learning PAI, motivasi belajar dan hasil belajar
siswa . yang penulis sajikan pada tabel 4.5 :
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Persepsi Siswa terhadap Cronbach's
Alpha Keterangan
1. Pembelajar e_learning (X1) 0.624 Diterima/Reliabel
2. Motivasi Belajar (X2) 0.640 Diterima/Reliabel
3. Hasil Belajar Siswa (Y) 0.655 Diterima/Reliabel
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, h.
312) yakni jika nilai alpha nya di atas 0.600 maka dapat dikatakan
reliabel, sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0.600 maka data
tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat kita lihat hasil reliabilitas
dari variabel X1 sejumlah 0,624 yang berarti data tersebut reliabel,
selanjutnya hasil reliabilitas dari variabel X2 sejumlah 0,640 yang
berarti data tersebut ureliabel, selanjutnya hasil reliabilitas dari
Page 139
123
variabel Y sejumlah 0,655 yang berarti data tersebut reliabel atau
diterima.
Dengan demikian berdasarkan rumusan dari analisa hasil
data reliabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa ketiga variabel
diatas adalah reliabel atau dapat diterima keabsahannya.
Data yang baik, adalah data yang sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya, agar keabsahan suatu data tersebut dapat
dipertanggung jawabkan.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Data
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji analisis
deskriptif pada setiap variabel dengan menggunakan SPSS IBM
2.5. adapun variabel yang akan di teliti yakni ( ) pembelajaran
e_learning, ( ) motivasi belajar dan (Y) hasil belajar siswa.
Data Penelitian diperolah dari siswa kelas X SMK N 22 Jakarta,
jumlah responden yakni berjumlah 132 siswa yang akan dibagikan
angket sesuai acak.
Data yang diperoleh dari angket tersebut kemudian dilakukan
tabulasi data untuk memudahkan dalam pengolahan data yang
tujuannya lebih pada penggambaran dari masing-masing data
variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat, disamping
itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi, histogram distribusi
frekuensi dan kecenderungan skor.
Selanjutnya data yang sudah dikategorikan dilakukan uji
analisis korelasi. Sebelum dilakukan uji korelasi, penulis
melakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas dan uji
linieritas Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :
a. ( ) pembelajaran e_learning
Berikut analisis deskriptif dari Pembelajaran e_learning :
Tabel 4.6
Analisis Pembelajaran E_Learning ( )
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 110 1 ,8 ,8 ,8
117 2 1,5 1,5 2,3
118 2 1,5 1,5 3,8
Page 140
124
119 1 ,8 ,8 4,5
120 12 9,1 9,1 13,6
121 9 6,8 6,8 20,5
122 10 7,6 7,6 28,0
123 13 9,8 9,8 37,9
124 7 5,3 5,3 43,2
125 22 16,7 16,7 59,8
126 17 12,9 12,9 72,7
127 7 5,3 5,3 78,0
128 11 8,3 8,3 86,4
129 4 3,0 3,0 89,4
130 5 3,8 3,8 93,2
131 3 2,3 2,3 95,5
132 2 1,5 1,5 97,0
135 2 1,5 1,5 98,5
136 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.6 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel X1, dapat terlihat skor terendah dari
pembelajaran e_learning yakni sebesar 110, sedangkan skor
tertingginya adalah 136. Skor-skor tersebut diperoleh dari hasil data
penelitian uji deskriptif data. Penulis menggunakan bantuan aplikasi
SPSS IBM versi 25 dalam menghitung dan mentabulasi data tunggal
menjadi data kelompok seperti pada tabel diatas.
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari responden
132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket, sedangkan untuk
frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok siswa, dapat dilihat
pada tabel 4.6,
Page 141
125
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 124,77
Std. Error of Mean ,345
Median 125,00
Mode 125
Std. Deviation 3,959
Variance 15,677
Skewness ,117
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis 1,452
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 26
Minimum 110
Maximum 136
Sum 16469
Percentiles 25 122,00
50 125,00
75 127,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) pembelajaran e_learning di SMKN 22
Jakarta sebanyak 124,77dengan standar error sebesar 0,345,
sehingga estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan
95% adalah 1,96 standar error mean atau (124,77 ± 1,96 x 0,345)
= (124,77 ± 0,68) = ( 124,09 - 125,45). Angka 1,96 adalah harga
Z untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai pembelajaran e_learning berbasis edmodo
berada pada estimasi 124,09 sampai 125,45.
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah
125, sedangkan nilai modus nya adalah 125. Standar deviasinya
adalah 3,95 dan nilai minimum berada pada 110, sedangkan nilai
maksimum nya 136.
Page 142
126
Gambar 4.1
Diagram Hasil Pembelajaran E_Learning
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari X1, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
10%, sedangkan maximumnya 11%, percentil 25 sebesar 10%,
percentil 50 sebesar 11 % dan percentil 75 sebesar 11%. ,
selanjutnya mean sebesar 11 %, modus sebesar 11% serta median
sebesar 11 % dan lain-lain.
Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa motivasi belajar
b. ( ) Motivasi Belajar
Berikut analisis data deskriptif dari proses pembelajaran aktif :
Statistics 0% X1
0%
N Valid 11%
N Missing 0%
Mean 11%
Std. Error of Mean
0% Median
11%
Mode 11%
Std. Deviation 0%
Variance 2%
Skewness 0%
Std. Error of Skewness
0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0%
Range 2%
Minimum 10%
Maximum 11%
Percentiles 25 10%
Percentiles 50 11%
Percentiles 75 11%
description
Page 143
127
Tabel 4.7
Analisis Motivasi Belajar ( )
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 104 1 ,8 ,8 ,8
115 3 2,3 2,3 3,0
118 1 ,8 ,8 3,8
119 2 1,5 1,5 5,3
120 5 3,8 3,8 9,1
121 7 5,3 5,3 14,4
122 8 6,1 6,1 20,5
123 9 6,8 6,8 27,3
124 12 9,1 9,1 36,4
125 15 11,4 11,4 47,7
126 13 9,8 9,8 57,6
127 13 9,8 9,8 67,4
128 15 11,4 11,4 78,8
129 6 4,5 4,5 83,3
130 8 6,1 6,1 89,4
131 4 3,0 3,0 92,4
132 5 3,8 3,8 96,2
133 3 2,3 2,3 98,5
135 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.7 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel X2, dapat terlihat skor terendah dari
persepsi siswa terhadap pembelajaran e_learning yakni sebesar
104, sedangkan skor tertingginya adalah 125. Skor-skor tersebut
diperoleh dari hasil data penelitian uji deskriptif data. Penulis
menggunakan bantuan aplikasi SPSS IBM versi 25 dalam
menghitung dan mentabulasi data tunggal menjadi data kelompok
seperti pada tabel diatas.
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari
responden 132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket,
sedangkan untuk frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok
siswa, dapat dilihat pada tabel 4.7,
Page 144
128
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 125,56
Std. Error of Mean ,377
Median 126,00
Mode 125a
Std. Deviation 4,329
Variance 18,737
Skewness -1,007
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis 4,024
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 31
Minimum 104
Maximum 135
Sum 16574
Percentiles 25 123,00
50 126,00
75 128,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) hasil proses pembelajaran e_learning di
SMKN 22 sebanyak 125,56 dengan standar error sebesar 0,377,
sehingga estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan
adalah 95% adalah 1,96 standar error mean atau (125,56 ± 1,96 x
0,377) = (125,56 ± 0,74) = (124,82 - 126,3). Angka 1,96 adalah
harga Z untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai pembelajaran e_learning berada pada
estimasi 124,82 sampai 126,3.
Page 145
129
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah
126, sedangkan nilai modus nya adalah 125. Standar deviasinya
adalah 4,3 dan nilai minimum berada pada 104, sedangkan nilai
maksimum nya 135.
Gambar 4.2
Diagram Hasil Deskriptif Motivasi Belajar
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari X2, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
17%, sedangkan maximumnya 20%, percentil 25, terdapat 19%,
percentil 50 sebesar 19 % dan percentil 75 sebesar 19% dan lain-
lain. Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa pembelajaran berbasis e_learning
c. ( ) Hasil Belajar Siswa
Berikut analisis data deskriptif dari hasil belajar siswa
Std. Deviation 1%
Variance 2%
Skewness 0%
Std. Error of Skewnes
s 0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0% Range 3%
Minimum 17%
Maximum 20%
Percentiles 25 19%
Percentiles 50 19%
Percentiles 75 19%
description
Page 146
130
Tabel 4.8
Hasil Belajar PAI Siswa (Y)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 105 1 ,8 ,8 ,8
109 1 ,8 ,8 1,5
111 4 3,0 3,0 4,5
112 3 2,3 2,3 6,8
113 9 6,8 6,8 13,6
114 5 3,8 3,8 17,4
115 13 9,8 9,8 27,3
116 12 9,1 9,1 36,4
117 17 12,9 12,9 49,2
118 13 9,8 9,8 59,1
119 16 12,1 12,1 71,2
120 8 6,1 6,1 77,3
121 9 6,8 6,8 84,1
122 9 6,8 6,8 90,9
123 3 2,3 2,3 93,2
124 4 3,0 3,0 96,2
125 3 2,3 2,3 98,5
126 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.8 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel Y, dapat terlihat skor terendah dari persepsi
siswa terhadap kompetensi guru yakni sebesar 105, sedangkan skor
tertingginya adalah 126. Skor-skor tersebut diperoleh dari hasil data
penelitian uji deskriptif data. Penulis menggunakan bantuan aplikasi
SPSS IBM versi 25 dalam menghitung dan mentabulasi data
tunggal menjadi data kelompok seperti pada tabel diatas.
Page 147
131
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari
responden 132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket,
sedangkan untuk frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok
siswa, dapat dilihat pada tabel 4.8,
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 117,68
Std. Error of Mean ,322
Median 118,00
Mode 117
Std. Deviation 3,701
Variance 13,700
Skewness -,145
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis ,341
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 21
Minimum 105
Maximum 126
Sum 15534
Percentiles 25 115,00
50 118,00
75 120,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta
sebanyak 117,68 dengan standar error sebesar 0,32, sehingga
estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan adalah 95%
adalah 1,96 standar error mean atau (117,68 ± 1,96 x 0,32) =
(117,68 ± 0,62) = (117,06 – 118,30). Angka 1,96 adalah harga Z
Page 148
132
untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata nilai pembelajaran e_learning berada pada estimasi 117,06
sampai 118,30.
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah 118,
sedangkan nilai modus nya adalah 117. Standar deviasinya adalah
3,7 dan nilai minimum berada pada 105, sedangkan nilai maksimum
nya 126.
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar PAI Siswa
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari Y, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
9%, sedangkan maximumnya 11%, percentil 25 berjumlah 10%,
percentil 50 sebesar 11 % dan percentil 75 sebesar 11 % dan lain-
lain.
Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa pembelajaran e_learning
Statistics 0%
hasilbelajar 0%
N Valid 12%
N Missing 0%
Mean 11% Std. Error of
Mean 0%
Median 11%
Mode 11%
Std. Deviation 0%
Variance 1%
Skewness 0%
Std. Error of Skewness
0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0% Range
2%
Minimum 9%
Maximum 11%
Percentiles 25 10%
Percentiles 50 11%
Percentiles 75
11%
description
Page 149
133
2. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, rumusan uji normalitas yang digunakan
dengan uji rumus Kolmogrov-Smirnov, menurut Sugiyono (2010,
h. 108) uji normalitas berfungsi untuk memeriksa apakah
populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu
dicek keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Kolmogrov-Smirnov, berdasarkan analisis data dengan bantuan
program komputer yaitu SPSS 2.5 agar dapat diketahui nilai
signifikansi yang menunjukan normalitas data.
Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi
normal jika harga koefisien Asymp. Sig pada output Kolmogrov-
Smirnov test lebih besar ( > ) dari alpha yang ditentukan, yakni
5% (0.05).
Begitupun sebaliknya, jika harga koefisien Asymp. Sig pada
output Kolmogrov-Smirnov test lebih kecil ( ˂ ) dari alpha yang
ditentukan, yakni 5% (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak normal.
hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada di
bawah ini
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 X2 Y N 132 132 125,56 Normal Parametersa,b
Mean 124,77 4,329 117,68
Std. Deviation
3,959 125,56 3,701
Most Extreme Differences
Absolute ,086 ,066 ,073 Positive ,086 ,066 ,073 Negative -,063 -,051 -,063
Test Statistic ,086 ,066 ,073 Asymp. Sig. (2-tailed) ,078c ,200c,d ,081c
Dari data di atas, dapat di interpretasikan menjadi berikut :
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Page 150
134
No Variabel Asym.Sig
(p-value) Kondisi
Keterangan
Distribusi
1 Pembelajaran
e_learning(X1)
0,078 P > 0.05 Normal
2 Motivasi belajar (X2) 0,200 P > 0.05 Normal
3 Hasil Belajar Siswa (Y) 0,081 P > 0.05 Normal
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi variabel tingkat
pendapatan dari Pembelajaran e_learning (X1) 0,078, motivasi belajar
(X2) 0,200, dan Hasil Belajar Siswa (Y) sebesar 0,081, Asym.Sig dari
ketiga variabel tersebut lebih besar dari batas alpha (0,05). Dengan
demikian secara statistik data tersebut dari masing-masing ketiga
variabel dapat dikatakan berdistribusi Normal.
Selanjutnya data yang sudah diujikan normalitas, akan diujikan
kembali pada tahap pengujian linearitas, data yang sudah berdistribusi
normal sudah tentu data tersebut telah memenuhi prasyarat data
penelitian.
3. Uji Linearitas
Uji liniearitas dilakukan untuk mengetahui garis hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Hasil uji linearitas
menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang linier.
Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji linier dengan
bantuan SPSS 2.5, jika Sig. Deviantion From Liniarity lebih besar atau
sama dengan taraf sinifikansi yang dipakai (0,05) berarti data tersebut
berkorelasi linier.Berikut hasil pengujian linieritas yang dilakukan
dengan bantuan SPSS 2.5 :
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
x2 *
x1
Betwe
en
Group
s
(Co
mbi
ne
d)
267,613 19 14,085 1,00
0
,467
Within Groups 1578,114 112 14,090
Total 1845,727 131
Page 151
135
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X1) yakni hubungan
Pembelajaran e_learning terhadap (Y) proses hasil belajar di SMKN
22 Jakarta. Tanda hasil pengujian data melalui SPSS ini adalah yang
telah diberi tanda warna kuning, yang menunjukan sig deviation from
linearity sebesar 0,467. Nilai tersebut menandakan bahwa hasil nilai
Sig lebih besar dari 0,05, dengan demikian data tersebut adalah linear.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y*
X
1
Between
Groups
(Combined) 288,999 29 9,965 ,675 ,000
Linearity 62,146 1 62,146 4,210 ,000
Deviation
from
Linearity
226,854 28 8,102 ,549 .110
Within Groups 1505,637 102 14,761
Total 1794,636 131
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X2) yakni hubungan
motivasi belajar terhadap (Y) hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta.
Tanda hasil pengujian data melalui SPSS ini adalah yang telah diberi
tanda warna kuning, yang menunjukan sig deviation from linearity
sebesar 0,110. Nilai tersebut menandakan bahwa hasil nilai Sig lebih
besar dari 0,05, dengan demikian data tersebut adalah linear.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y*
X2
Between
Groups
(Combine
d) 1736,129 17 102,125
198,98
8 ,000
Linearity 1726,447 1
1726,44
7
3363,9
27 ,000
Deviation
from
Linearity
9,682 16 ,605 1,179 ,295
Within Groups 58,507 114 ,513
Total 1794,636 131
Page 152
136
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X1) yakni hubungan
Pembelajaran e_learning dengan (X2) motivasi belajar terhadap (Y)
hasil belajar siswa di SMN 22 Jakarta. Tanda hasil pengujian data
melalui SPSS ini adalah yang telah diberi tanda warna kuning, yang
menunjukan sig deviation from linearity sebesar 0,295. Nilai tersebut
menandakan bahwa hasil nilai Sig lebih besar dari 0,05, dengan
demikian data tersebut adalah linear.
Melalui tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil data
menunjukan hubungan antara X1 yakni pembelajaran e_learning, dan
X2 motivasi belajar terhadap Y yakni hasil belajar siswa adalah linear
Dengan demikian, ketiga variabel tersebut, yakni hubungan antara
(X1) pembelajaran e_learning, (X2) motivasi belajar, dan (Y) hasil
belajar siswa di SMKN 22 Jakarta dapat dikatakan memiliki hubungan
yang linear antar variabel, hal tersebut dapat analisa dengan nilai Sig
pada tiap-tiap hubungan antar variabel memiliki nilai di atas 0,05.
Kesimpulan dari uji linearitas pada data di atas, dapat di
intepretasikan sebagai berkut :
Tabel 4.10
Intepretasi Hasil Uji Linearitas
No Variabel Sig. Deviation
from Linierity
Taraf
Signifikansi Kesimpulan
1. Pembelajaran e_learning
terhadap Hasil Belajar 0,467 0,05 Linier
2. Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa 0,110 0,05 Linier
3 E_learning, Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa 0,295 0,05 Linier
Dari hasil data diatas, dapat dianalisa bahwa nilai Sig pada deviation from
linierity menunjukan angka yang lebih besar dari pada nilai taraf
signifikansi, dengan demikian data dapat dikatakan linear, atau linearitas.
Page 153
137
Adapun intepretasi dari data diatas pada tabel 4.10, adalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran e_learning terhadap Hasili Belajar (X1-Y)
memiliki nilai Sig sebesar 0,467 > 0,05 yang berarti kedua
hubungan antar variabel tersebut adalah linear.
2. Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (X2-Y) memiliki
nilai Sig sebesar 0,110 > 0,05 yang berarti kedua hubungan antar
variabel tersebut adalah linear.
3. E_Learning, Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (X1-
X2-Y) memiliki nilai Sig sebesar 0,295 > 0,05 yang berarti kedua
hubungan antar variabel tersebut adalah linear.
Dengan linearnya data antar variabel tersebut, maka penulis
melanjutkan dari uji prasyarat, menjadi uji hipotesis.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban sementara atas
permasalahan yang dirumuskan, maka dari itu pengujian hipotesis
diperlukan guna menjawab kebenaran tersebut secara empirik.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengunakan teknik korelasi sederhana untuk hipotesis yang pertama,
kedua, sedangkan untuk hipotesis ketiga menggunakan teknik regresi
ganda. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Pada penelitian ini, hipotesis nya adalah untuk melihat apakah ada
korelasi antara pembelajaran e_learning, motivasi belajar dan Hasil
Belajar PAI di SMKN 22 Jakarta
Pada asumsi tersebut, hipotesis nya adalah :
Ho: ρ = 0,05
Ha : ρ > 0,05
Page 154
138
Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara pembelajaran
e_learning, motivasi belajar dan hasil belajar PAI
SMKN 22 Jakarta.
Ha :Terdapat hubungan positif antara Pembelajaran
e_learning , motivasi belajar dan hasil belajar PAI
SMKN 22 Jakarta.
Uji hipotesis yang pertama ini digunakan dengan bantuan SPSS
IBM 25, agar dapat memudahkan penulis dalam menghitung data,
dan menganalisa terhadap hasil data yang telah di hitung tersebut,
adapun hasil data penelitian, akan dipaparkan sebagai berikut, pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.12
Hubungan antara Pembelajaran e_learning , X2 (motivasi belajar )
dan Y ( Hasil Belajar PAI)
Correlations
X1 X2 Y
X1 Pearson
Correlation 1 ,589** ,606**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
X2 Pearson
Correlation ,589** 1 ,776**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
Y Pearson
Correlation ,606** ,776** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Intepretasi data :
1. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1
(Pembelajaran E_Learning dengan Y (Hasil belajar) nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan.
Page 155
139
2. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1 (Motivasi
belajar) dengan Y(hasil belajar PAI) nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.
3. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1
(Pembelajaran E_learning) dengan X2 (Motivasi belajar) terhadap
Y (hasil belajar PAI) nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan.
Berdasarkan hasil data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang berarti antara pembelajaran e_learning,
motivasi belajar dan hasil belajar PAI siswa di SMKN 22 Jakarta. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan nilai Sig yang dibawah 0,000 <
0,05 yang menandakan terdapat hubungan yang berarti antara kedua
variabel.
Disamping itu, berikut nilai r nya :
Tabel 4.13
Hubungan XI (pembelajaran E_Learning), X2 (motivasi belajar) dan
Y ( Hasil Belajar PAI)
No Variabel R Ket
1 Pembelajaran e_learning
dengan hasil belajar
(X1–Y)
0,589 Berkorelasi
2 Motivasi belajar dengan
hasil belajar PAI (X2-Y) 0,606 Berkorelasi
3 Pembelajaran e_learning
dan motivasi dengan hasil
belajar PAI (X1,X2-Y)
0,776 Berkorelasi
Berdasarkan tabel 4.13, dapat di analisa bahwa :
1. Pembelajaran e_learning dengan Hasil belajar siswa (X1 – Y)
terdapat nilai r sebesar 0,589 yang menandakan adanya korelasi
terhadap kedua variabel tersebut.
2. Motivasi belajar dengan hasil belajar PAI (X2-Y) terdapat nilai r
sebesar 0,606 yang menandakan adanya korelasi terhadap kedua
variabel tersebut.
Page 156
140
3. Pembelajaran e_learning dan Motivasi belajar dengan hasil
belajar PAI (X1,X2-Y) terdapat nilai r sebesar 0,776 yang
menandakan adanya korelasi terhadap kedua variabel tersebut.
Dari uji statistik korelasi antara pembelajaran e_learning, motivasi
belajar dan hasil belajar PAI dapat disimpulkan dengan tolak Ho berarti
terima Ha dengan kesimpulan hipotesis “Terdapat hubungan positif
antara pembelajaran e_elearning, motivasi belajar dan hasil belajar PAI
di SMKN 22 Jakarta”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Pembelajaran e_learning (X1) dengan (Y) Hasil
Belajar Siswa di SMKN 22 Jakarta
Proses pembelajaran yang baik, sebenarnya sudah termaktub
dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 pemerintah
menyatakan, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.”
Pembelajaran akan menjadi efektif dan termotivasi jika guru
sudah mampu membuat proses pembelajaran berbasis e_ learning
yang interaktif, murid lebih berperan aktif pada proses pembelajaran
tersebut.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,589,
semakin dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat
hubungannya. Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah 0,000
< 0,005 yang menunjukan hasil tersebut memiliki nilai keberartian,
terdapat hubungan antara Pembelajaran e_learning, dengan hasil
belajar di SMKN 22 Jakarta.
2. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar PAI (Y)
di SMKN 22 Jakarta
Proses pembelajaran yang baik, sebenarnya sudah termaktub
dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 pemerintah
menyatakan, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.”
Page 157
141
Adanya pengembangan diri, pengembangan kemampuan
mengajar dan pengembangan keterampilan mengajar, diharapkan
seorang guru tersebut mampu setidaknya bukan hanya sekedar
transfer of knowledge, melainkan guru itu juga mampu memberi suri
tauladan yang baik, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosulullah
SAW terhadap umatnya di dalam mendidik hingga umat dan
sahabat-sahabat beliau dapat tumbuh kembang menjadi insan kamil
yang dapat berguna bagi agama, keluarga serta bangsanya.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,606,
semakin dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat
hubungannya. Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah
0,000 < 0,005 yang menunjukan hasil tersebut memiliki nilai
keberartian, terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar PAI di SMKN 22 Jakarta.
3. Hubungan (X1) Pembelajaran e_learning (X2) Motivasi Belajar
dengan Hasil Belajar PAI (Y) di SMKN 22 Jakarta
Guru yang memiliki kompetensi saja belum cukup untuk
memberikan motivasi belajar dan menaikan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik, maka diperlukan metode guru yang baik dan
cakap dalam mendidik agar siswa dapat menjadi insan kamilah
sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pendidikan Islam. Proses
pembelajaran amat penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa, dalam hal ini kognitif siswa.
Siswa akan amat mudah menyerap ilmu pengetahuan dengan
maksimal jika pembelajaran itu tidak membosankan. Dalam hadist
Nabi, menurut Zaini dan Muhaimin (1991, h. 49) juga disebutkan
bahwa seseorang yang membiasakan diri melakukan hal-hal yang
baik dan benar maka akan memperoleh kebaikan. Sedangkan dalam
kaitannya dengan kebiasaan belajar yang baik dan benar, yang
diperoleh siswa adalah keberhasilan belajarnya yaitu ditunjukkan
dengan pembelajaran e_learning, motivasi yang kuat serta prestasi
yang tinggi.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,776, semakin
dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat hubungannya.
Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah 0,000 < 0,005 yang
menunjukan hasil tersebut memiliki nilai keberartian, terdapat
hubungan antara pembelajaran e_learning, motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta. Dengan demikian,
hubungan antara ketiga variabel tersebut dapat saling mempengaruhi,
Page 158
142
artinya pembelajaran berbasis e_learning, akan bisa memberikan
motivasi belajar siswa, siswa yang diajar dengan model
pembelajaran e_learning, akan mendapatkan hasil yang bagus,
karena siswa dituntut belajar aktif, kreatif dengan hasil yang efektif
dan diajarkan dengan cara yang menyenangkan.
Pembelajaran e_learning yang diawali dengan motivasi yang
kuat, sudah tentu akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, dan
guru akan mendapat perhatian dari siswa, dengan adanya perhatian
tersebut, guru akan mudah mendidik dan mentransfer materi
pelajaran dan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan. Jika proses
pembelajaran nya sudah baik, metode yang digunakan nya sudah
sesuai dengan kebutuhan siswa, maka hasil belajar siswa akan
meningkat, meningkatnya hasil pembelajaran dalam agama Islam,
dapat dicirikan dengan, semakin bertakwanya seseorang dan
menjalankan perbuatan baik serta menjauhi perbuatan yang tidak
mencerminkan agama Islam.
D. Keterbatasan Penelitian
Walaupun penelitian korelasi antara pembelajaran e_learning,
motivasi belajar dan Hasil Belajar PAI di SMKN 22 Jakarta sudah
mengikuti standar prosedur penelitian, namun penulis menyadari
masih ada kekurangan-kekurangan dalam proses penelitian, penulis
berharap penelitian ini dapat disempurnakan oleh penulis lain yang
meneliti dengan judul yang sama, keterbatasan penelitian ini antara
lain :
1. Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor positif yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, sedangkan secara objektif,
masih ada faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, seperti motivasi belajar, reward dan lain-lain.
2. Meskipun data hasil penelitian ini telah diujikan validitas dan
reliabilitas, namun tetap saja masih ada kelemahan-kelemahan
dalam pengisian angket, diantaranya masih adanya jawaban yang
tidak jujur dalam pengisian, responden kurang luas dalam
menjawab dan lain-lain.
3. Penulis memiliki keterbatasan dalam keilmuan, kurangnya
pengetahuan serta waktu dan biaya yang kurang,
Keterbatasan penelitian ini merupakan faktor manusiawi yang
timbul dari diri penulis, namun segala prosedur dan masukan-
masukan dalam perbaikan penulisan karya ilmiah ini sudah
Page 159
143
dilakukan, guna menjadi lebih baik lagi hasil dari penelitian ini,
dan semoga menjadi bermanfaat bagi khazanah keilmuan.
Semoga dalam keterbatasan penelitian ini, akan ada peneliti-
peneliti lain yang menyempurnakannya, hingga khazanah
keilmuan akan semakin berkembang.
E. Diskusi Hasil
Pada penelitian ini, temuan dari hasil analisis data di atas,
menunjukan bahwa pembelajaran berbasis e_learning dan motivasi
belajar siswa dapet meningkatkan hasil belajar siswa. Karena, hasil
belajar siswa dapat meningkat jika guru tersebut mampu mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran elearning, model
pembelajaran ini membimbing murid untuk aktif dalam belajar, guru
juga cakap dalam berkreatif menciptakan pembelajaran yang tidak
menjenuhkan, efektif dan menyenangkan dalam penyampaian
materinya serta selalu memberikan motivasi dalam proses belajar
mengajar.
Ketika murid sudah merasa senang dalam pembelajaran
berbasis e_learning, dan selalu memberikan motivasi belajar kepada
siswa maka dapat dipastikan hasil belajarnya akan bertambah baik,
sebaliknya, jika murid merasa jenuh dalam belajar, dan tidak
memberikan motivasi belajar kepada siswa maka kemungkinan hasil
belajarnya kurang baik, dan tidak ada peningkatan.
Hasil temuan ini hampir senada dengan hasil penelitian tesis
yang ditulis oleh Anisah Rohmatillah dalam judul “Pengaruh
Pemanfaatan Media Pembelajaran Bebasis Edmodo terhadap Hasil
Belajar Siswa kelas X SMK Negeri Boyolali”. Beliau menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran
menggunakan media berbasis Edmodo dengan pembelajaran
konvensional pada siswa dimana penggunaan media ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Pemanfaatan media berbasis Edmodo ini memperoleh respon dan
ditanggapi dengan antusias oleh siswa sehingga mampu
meningkatkan keterampilan siswa. Siswa termotivasi untuk
mengikuti pelajaran
Tesis yang ditulis oleh Ahmad Zanin Nu'man dengan judul :
Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar
Siswa (Studi Kasus : SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo).
Page 160
144
Adapun hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut
: Bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PAI di
kelas eksperimen lebih efektif di bandingkan pembelajaran di kelas
control ditinjau dari hasil belajar siswa. hal ini dilihat dari uji t
adalah P (0.699) < oc (0.05), sehingga Ha „Efektivitas penggunaan
media pembelajaran E-Learning model edmodo lebih tinggi
daripada penggunaan media pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo pada mata pelajaran PAI diterima. Perhitungan nilai
gain ternormalisasi antara kelas eksperimen juga lebih tinggi
daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain ternormalisasi kelas
eksperimen g = 0.80 dan pada kelas kontrol g = 0.70
Tesis yang ditulis oleh Arlina dengan judul “Hubungan
Model Pembelajaran E_learning dan Motivasi Belajar Dengan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam”. Adapun hasil penelitian
diperoleh kesimpulan sebagai berkut :
Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran E_
learning dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar PAI, adapun nilai (R) = 0,665, dan R square = 0,442, berarti
sekitar 44,2% hasil belajar PAI dapat dipengaruhi oleh model
pembelajaran koperatif dan motivasi belajar siswa. Hasil temuan
pada tesis Arlina tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa
dapat meningkat jika guru mampu berinovatif dalam mengajar,
diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran E_learning
yang dipadukan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
siswa yang diterangkan oleh Arlina, yakni memberikan stimulus, dan
mengarahkan siswa akan semangat dalam belajar, demi menggapai
cita-cita, dengan demikian motivasi belajar siswa dapat muncul.
Disamping tesis Saipul dan Arlina, ada pula temuan tesis
yang ditulis oleh Eko Nursalim dengan judul.“ Studi Korelasi Antara
Kreatifitas Guru PAI dan Pembelajaran E_learning dengan Prestasi
Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam”, adapun hasil
penelitian diperoleh sebagai berikut : Terdapat hubungan yang
signifikan secara bersama-sama antara kreatifitas guru PAI dan
pembelajaran e_learning dengan prestasi hasil belajar siswa. Hasil
ini dapat dilihat dari hasil uji F = 6,792 dengan taraf signifikansi 0,01
(Ftabel = 2,904) dan pada uji regresi ganda (F reg = 5,216) dengan
taraf signifikansi 0,05 (F tabel = 3,287) dan memberikan sumbangan
efektif 25% terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
Page 161
145
Hasil temuan tesis yang ditulis Eko menggambarkan bahwa prestasi
belajar siswa dapat meningkat jika guru mampu berkreatif dalam
mengajar, diringi pemilihan model pembelajaran yang tepat seperti
E_learning, menurut beliau, ada peningkatan sekitar 25% prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PAI di sekolah.
Beberapa jurnal internal juga mendukung tentang hasil
penelitian tesisi ini diantaranya :
Pertama : Jurnal internasional yang ditulis oleh Safiyeh Rajaee
Harandi dengan judul : “E-Learning and Students‟ Motivation: A
Research Study on the Effect of E-Learning on”, Tabatabai
University, Tehran, Iran (2015). Dengan menggunakan sample 140
orang metode randem sampling, dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis, kuesioner yang dirancang ahli digunakan untuk e_learning
dan motivasi intrinsik yang mencakup 18 pertanyaan, yang menurut
skala 5-poin a Skala Likert (dari 1 = sangat tidak setuju sampai 5 =
sangat setuju). Dalam penelitian ini reliabilitas kuesioner diperiksa
melalui alpha Cronbach (e-learning kuesioner 0,63 dengan N of Item
11 dan motivasi intrinsik 0,74 dan N of Items 7 ). Data yang
dikumpulkan dianalisis menggunakan statistik inferensial (korelasi
Pearson koefisien untuk menghitung ukuran korelasi antara dua
variabel) melalui program analisis statistik, SPSS 20. Adapun hasil
penelitian menunjukkan, bahwa ada hubungan yang signifikan antara
e-learning dan motivasi siswa, karena fitur interaktif e-learning
dapat meningkatkan motivasi siswa untuk proses pembelajaran.
Penelitian ini awalnya dilakukan untuk Pendidikan di Negara Mesir
sebab masih banyak mengalami masalah dan itu bisa teratasi dengan
bantuan system E-Learning Moodle yang mampu untuk membuat
pendidikan di mesir dapat Berkembang Pesat.
Kedua : Jurnal Internasional yang ditulis oleh Ming-Hung Lin,
Huang-Cheng Chen dan Kuang-Sheng Liu dari Negara eurasia dengan judul :“A Study of the Effects of Digital Learning on
Learning Motivation and Learning Outcome”. Yang telah ditulis
pada tanggal 19 Maret 2017, dalam penelitian ini, siswa diuji dan
melanjutkan survei kuesioner untuk memahami pendapat tentang
pembelajaran digital, tujuan penelitian untuk menguji hipotesis
penelitian, penelitian kuasi-eksperimental diterapkan dalam
penelitian ini. Total 116 siswa dalam 4 kelas dipilih sebagai subjek
penelitian untuk penelitian instruksional.
Page 162
146
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1). Pembelajaran digital
memberikan efek positif yang lebih baik pada motivasi belajar
daripada pengajaran tradisional, (2). Pembelajaran digital
menunjukkan efek positif yang lebih baik pada hasil belajar daripada
pengajaran tradisional,(3). Motivasi belajar mengungkapkan efek
positif yang signifikan pada efek pembelajaran dalam belajar hasil,
dan (4). motivasi belajar muncul efek yang sangat positif pada
peningkatan belajar dalam hasil belajar. Diharapkan untuk
menggabungkan dengan tren pengajaran saat ini dan memanfaatkan
keuntungan dari pembelajaran digital untuk mengembangkan strategi
pengajaran yang praktis untuk efektivitas pengajaran.
Ketiga : Jurnal Internasional yang ditulis oleh Safiyeh Rajaee
Harandi dengan judul :“Effects of e-learning on students'
motivation”.Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki kekuatan
hubungan antara e-learning dan motivasi siswa di kalangan siswa
berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di Teheran
Alzahra University. Secara keseluruhan, hasil dari Penelitian ini
telah mengkonfirmasi bahwa e-learning adalah elemen yang
mempengaruhi motivasi siswa. Implikasi praktis - Hasil dari
penelitian ini akan membantu di negara-negara berkembang untuk
pendidikan pemikir untuk lebih memahami efek e-learning pada
motivasi siswa.
Page 163
113
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Data
Setelah data angket dibagikan ke anak sejumlah 132 siswa,
maka data tersebut kembali ditabulasi dan dilihat apakah valid
atau tidak dari jawaban tersebut.
Pengujian validitas ini dibutuhkan agar hasil olahan data
yang akan diujikan benar-benar valid dan dapat dipertanggung
jawabkan keabsahannya.
Pada sampel uji validitas dalam penelitian ini adalah 132
orang, menurut Arikunto (2010, h. 402) untuk mengetahui tingkat
validitas dari suatu instrumen, dapat di lihat dari nilai r tabel dan r
hitung nya, maka jika r hitung > r tabel, instrumen itu dapat
dikatakan valid. Adapun rumus untuk mencari r tabel pada uji
sampel ini yakni dengan cara menggunakan rumusan sebagai
berikut:
df = n – 2
diketahui :
n = jumlah responden / sampel.
standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh penulis yakni
5%, maka diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
df = 132 – 2 = 130
maka dengan demikian, r tabel pada penelitian ini yang mengacu
pada standar rumusan adalah 0,171. Hasil data uji validitas yang
telah dihitung melalui aplikasi IBM SPSS 25 oleh penulis, dapat
disajikan sebagai berikut :
a. ( ) Pembelajaran e_learning
Tabel 4.2
Hasil Validitas Pembelajaran E_learning
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.187 0.171 Valid
113
Page 164
114
2 0.496 0.171 Valid
3 0.279 0.171 Valid
4 0.256 0.171 Valid
5 0.323 0.171 Valid
6 0.237 0.171 Valid
7 0.403 0.171 Valid
8 0.515 0.171 Valid
9 0.531 0.171 Valid
10 0.235 0.171 Valid
11 0.509 0.171 Valid
12 0.383 0.171 Valid
13 0.370 0.171 Valid
14 0.291 0.171 Valid
15 0.269 0.171 Valid
16 0.604 0.171 Valid
17 0.513 0.171 Valid
18 0.273 0.171 Valid
19 0.333 0.171 Valid
20 0.498 0.171 Valid
21 0.506 0.171 Valid
22 0.509 0.171 Valid
23 0.101 0.171 tidak valid
24 0.331 0.171 Valid
25 0.204 0.171 Valid
26 0.387 0.171 Valid
27 0.165 0.171 tidak valid
28 0.262 0.171 Valid
29 0.172 0.171 Valid
30 0.178 0.171 Valid
31 0.260 0.171 Valid
32 0.188 0.171 Valid
Page 165
115
Berdasarkan dari tabel di atas 4.2 , dapat disimpulkan bahwa
seluruh soal yang kembali diujikan oleh penulis melalui angket
dapat dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 23 dan 27,
karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas
tersebut dapat dikatakan valid karena angka r hitung
menunjukan lebih besar > dari pada r tabel, dengan demikian
hasil tersebut dapat dikatakan valid.
Maka dari jumlah soal 32, terdapat 30 soal yang valid dan
dapat digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap
selanjutnya.
b. ( ) Motivasi Belajar
Tabel 4.3
Hasil Validitas Motivasi Belajar
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.235 0.171 Valid
2 0.438 0.171 Valid
3 0.220 0.171 Valid
4 0.204 0.171 Valid
5 0.365 0.171 Valid
6 0.240 0.171 Valid
7 0.396 0.171 Valid
8 0.578 0.171 Valid
9 0.529 0.171 Valid
10 0.133 0.171 Tidak valid
11 0.523 0.171 Valid
12 0.341 0.171 Valid
13 0.365 0.171 Valid
14 0.345 0.171 Valid
15 0.392 0.171 Valid
16 0.588 0.171 Valid
17 0.491 0.171 Valid
18 0.281 0.171 Valid
Page 166
116
19 0.376 0.171 Valid
20 0.494 0.171 Valid
21 0.457 0.171 Valid
22 0.414 0.171 Valid
23 0.176 0.171 Valid
24 0.261 0.171 Valid
25 0.171 0.171 Tidak valid
26 0.434 0.171 Valid
27 0.206 0.171 Valid
28 0.197 0.171 Valid
29 0.181 0.171 Valid
30 0.180 0.171 Valid
31 0.292 0.171 Valid
32 0.090 0.171 Tidak valid
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh soal
yang kembali diujikan oleh penulis melalui angket dapat
dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 10, 25 dan 32,
karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas
tersebut dapat dikatakan valid karena angka r hitung
menunjukan lebih besar > dari pada r tabel, dengan demikian
hasil tersebut dapat dikatakan valid.
Maka jumlah soal 32, terdapat 29 soal yang valid dan
dapat digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap
selanjutnya.
c. ( ) Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.4
Hasil Validitas Hasil Belajar PAI
No r hitung r tabel Keterangan
1 0.202 0.171 Valid
2 0.519 0.171 Valid
3 0.268 0.171 Valid
Page 167
117
4 0.248 0.171 Valid
5 0.339 0.171 Valid
6 0.254 0.171 Valid
7 0.416 0.171 Valid
8 0.611 0.171 Valid
9 0.572 0.171 Valid
10 0.138 0.171 Tidak Valid
11 0.562 0.171 Valid
12 0.348 0.171 Valid
13 0.336 0.171 Valid
14 0.330 0.171 Valid
15 0.363 0.171 Valid
16 0.632 0.171 Valid
17 0.551 0.171 Valid
18 0.305 0.171 Valid
19 0.337 0.171 Valid
20 0.532 0.171 Valid
21 0.530 0.171 Valid
22 0.493 0.171 Valid
23 0.160 0.171 tidak valid
24 0.284 0.171 Valid
25 0.166 0.171 tidak valid
26 0.397 0.171 Valid
27 0.238 0.171 Valid
28 0.233 0.171 Valid
29 0.214 0.171 Valid
30 0.162 0.171 tidak valid
31 0.263 0.171 Valid
32 0.153 0.171 tidak valid
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh soal
yang kembali diujikan oleh penulis melalui angket dapat
dikatakan valid kecuali soal yang bernomor 10, 23, 25, 30 dan 27,
karena jumlah r hitungnya lebih kecil dari pada r tabel.
Page 168
118
Selebihnya, data soal selain yang disebutkan di atas tersebut
dapat dikatakan valid karena angka r hitung menunjukan lebih
besar > dari pada r tabel, dengan demikian hasil tersebut dapat
dikatakan valid.
Maka jumlah soal 32, terdapat 27 soal yang valid dan dapat
digunakan untuk pengujian tes reliabilitas pada tahap selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas Data
Setelah data diolah untuk mencari validitas dari data butir
soal di atas, selanjutnya penulis melakukan uji reliabilitas dari
data valid yang telah dihitung, diketahui sebagaimana jumlah data
valid di atas, untuk variabel (Pembelajaran e_learning) terdapat
30 butir soal, variabel (Motivasi Belajar) terdapat 29 butir soal,
dan Y (hasil belajar siswa) terdapat 27 butir soal yang valid.
Penulis meratakan untuk diambil uji sampel pada rumusan
reliabilitas ini masing-masing variabel menjadi 32 butir soal saja,
adapun soal yang dipilih oleh penulis pada masing-masing
variabel yakni hanya soal yang valid saja.
Penulis menggunakan uji reliabilitas dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 25 IBM, adapun data reliabilitas yang penulis
dapatkan dari hasil pengolahan data yakni sebagai berikut:
a. Variabel ( Pembelajaran e_learning)
Case Processing Summary
N %
Case
s
Valid 132 100,0
Exclude
da 0 ,0
Total 132 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,624 33
Page 169
119
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada X1 ini
berjumlah 32 soal dengan sampling responden 132 siswa,
setelah data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung
reliabilitas berjumlah 0,624, artinya semakin mendekati angka
satu, maka semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada
hasil uji X1 ini, dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Batasan-batasan angka reliabel masih dapat diterima jika
jumlah dari hasil hitung reliabel lebih besar dari angka 0,600,
maka masih dapat diterima dan masih dikatakan data itu
reliabel, namun jika angka dari hasil hitung reliabel dibawah
dari 0,600, maka hasil itu dikatakan lemah reliabelnya.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian
ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji
prasyarat di tahap selanjutnya.
Adapun soal yang valid dan reliabel yang telah dipilih oleh
penulis, dapat dilihat pada daftar lampiran-lampiran pada
penelitian ini.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data
yang telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan
keabsahannya, maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk
memastikan jika data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan
tidak akan jauh berbeda jika diujikan pada responden lain yang
selinear dalam jenjang pendidikannya.
b. Variabel ( Motivasi Belajar ).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 132 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 132 100,0
Page 170
120
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,640 33
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada X2 ini
berjumlah 29 soal dengan sampling responden 132 siswa,
setelah data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung
reliabilitas berjumlah 0,640, artinya semakin mendekati angka
satu, maka semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada
hasil uji X2 ini, dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian
ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji
prasyarat di tahap selanjutnya.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data
yang telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan
keabsahannya, maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk
memastikan jika data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan
tidak akan jauh berbeda jika diujikan pada responden lain yang
selinear dalam jenjang pendidikannya.
Adapun soal yang valid dan reliabel yang telah dipilih oleh
penulis berdasarkan metode rumus, dapat dilihat pada daftar
lampiran-lampiran pada penelitian ini.
(Hasil belajar siswa)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 132 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 132 100,0
Page 171
121
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,655 33
Berdasarkan data di atas, soal yang diujikan pada Y ini
berjumlah 32 soal dengan sampling responden 132 siswa, setelah
data diolah melalui SPSS, hasil atau jumlah data hitung reliabilitas
berjumlah 0,655, artinya semakin mendekati angka satu, maka
semakin kuat reliabel dari suatu data tersebut. Pada hasil uji Y ini,
dapat dikatakan reliabel atau diterima.
Jika suatu data sudah valid dan reliabel, maka sudah jelas
keabsahan dan kualitas dari suatu data tersebut, pada penelitian ini
sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah
selanjutnya, data tersebut dapat kembali diujikan pada uji prasyarat
di tahap selanjutnya.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat apakah data yang
telah valid tersebut sudah baku, dan dipastikan keabsahannya,
maka dari itu uji reliabilitas dibutuhkan untuk memastikan jika
data tersebut sudah pasti keabsahannya, dan tidak akan jauh
berbeda jika diujikan pada responden lain yang selinear dalam
jenjang pendidikannya. Adapun soal yang valid dan reliabel yang
telah diolah oleh penulis, dapat dilihat pada daftar lampiran-
lampiran pada penelitian ini.
Berikut daftar tabel uji reliabilitas X1, X2 dan Y, yakni
pembelajaran e_learning PAI, motivasi belajar dan hasil belajar
siswa . yang penulis sajikan pada tabel 4.5 :
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Persepsi Siswa terhadap Cronbach's
Alpha Keterangan
1. Pembelajar e_learning (X1) 0.624 Diterima/Reliabel
2. Motivasi Belajar (X2) 0.640 Diterima/Reliabel
3. Hasil Belajar Siswa (Y) 0.655 Diterima/Reliabel
Page 172
122
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, h.
312) yakni jika nilai alpha nya di atas 0.600 maka dapat dikatakan
reliabel, sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0.600 maka data
tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat kita lihat hasil reliabilitas
dari variabel X1 sejumlah 0,624 yang berarti data tersebut reliabel,
selanjutnya hasil reliabilitas dari variabel X2 sejumlah 0,640 yang
berarti data tersebut ureliabel, selanjutnya hasil reliabilitas dari
variabel Y sejumlah 0,655 yang berarti data tersebut reliabel atau
diterima.
Dengan demikian berdasarkan rumusan dari analisa hasil
data reliabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa ketiga variabel
diatas adalah reliabel atau dapat diterima keabsahannya.
Data yang baik, adalah data yang sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya, agar keabsahan suatu data tersebut dapat
dipertanggung jawabkan.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Data
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji analisis
deskriptif pada setiap variabel dengan menggunakan SPSS IBM
2.5. adapun variabel yang akan di teliti yakni ( ) pembelajaran
e_learning, ( ) motivasi belajar dan (Y) hasil belajar siswa.
Data Penelitian diperolah dari siswa kelas X SMK N 22 Jakarta,
jumlah responden yakni berjumlah 132 siswa yang akan dibagikan
angket sesuai acak.
Data yang diperoleh dari angket tersebut kemudian dilakukan
tabulasi data untuk memudahkan dalam pengolahan data yang
tujuannya lebih pada penggambaran dari masing-masing data
variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat, disamping
itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi, histogram distribusi
frekuensi dan kecenderungan skor.
Selanjutnya data yang sudah dikategorikan dilakukan uji
analisis korelasi. Sebelum dilakukan uji korelasi, penulis
melakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas dan uji
linieritas Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :
a. ( ) pembelajaran e_learning
Berikut analisis deskriptif dari Pembelajaran e_learning :
Page 173
123
Tabel 4.6
Analisis Pembelajaran E_Learning ( )
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 110 1 ,8 ,8 ,8
117 2 1,5 1,5 2,3
118 2 1,5 1,5 3,8
119 1 ,8 ,8 4,5
120 12 9,1 9,1 13,6
121 9 6,8 6,8 20,5
122 10 7,6 7,6 28,0
123 13 9,8 9,8 37,9
124 7 5,3 5,3 43,2
125 22 16,7 16,7 59,8
126 17 12,9 12,9 72,7
127 7 5,3 5,3 78,0
128 11 8,3 8,3 86,4
129 4 3,0 3,0 89,4
130 5 3,8 3,8 93,2
131 3 2,3 2,3 95,5
132 2 1,5 1,5 97,0
135 2 1,5 1,5 98,5
136 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.6 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel X1, dapat terlihat skor terendah dari
pembelajaran e_learning yakni sebesar 110, sedangkan skor
tertingginya adalah 136. Skor-skor tersebut diperoleh dari hasil data
penelitian uji deskriptif data. Penulis menggunakan bantuan aplikasi
SPSS IBM versi 25 dalam menghitung dan mentabulasi data tunggal
menjadi data kelompok seperti pada tabel diatas.
Page 174
124
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari responden
132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket, sedangkan untuk
frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok siswa, dapat dilihat
pada tabel 4.6,
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 124,77
Std. Error of Mean ,345
Median 125,00
Mode 125
Std. Deviation 3,959
Variance 15,677
Skewness ,117
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis 1,452
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 26
Minimum 110
Maximum 136
Sum 16469
Percentiles 25 122,00
50 125,00
75 127,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) pembelajaran e_learning di SMKN 22
Jakarta sebanyak 124,77dengan standar error sebesar 0,345,
sehingga estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan
95% adalah 1,96 standar error mean atau (124,77 ± 1,96 x 0,345)
= (124,77 ± 0,68) = ( 124,09 - 125,45). Angka 1,96 adalah harga
Z untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai pembelajaran e_learning berbasis edmodo
berada pada estimasi 124,09 sampai 125,45.
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah
125, sedangkan nilai modus nya adalah 125. Standar deviasinya
adalah 3,95 dan nilai minimum berada pada 110, sedangkan nilai
maksimum nya 136.
Page 175
125
Gambar 4.1
Diagram Hasil Pembelajaran E_Learning
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari X1, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
10%, sedangkan maximumnya 11%, percentil 25 sebesar 10%,
percentil 50 sebesar 11 % dan percentil 75 sebesar 11%. ,
selanjutnya mean sebesar 11 %, modus sebesar 11% serta median
sebesar 11 % dan lain-lain.
Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa motivasi belajar
b. ( ) Motivasi Belajar
Berikut analisis data deskriptif dari proses pembelajaran aktif :
Statistics 0% X1
0%
N Valid 11%
N Missing 0%
Mean 11%
Std. Error of Mean
0% Median
11%
Mode 11%
Std. Deviation 0%
Variance 2%
Skewness 0%
Std. Error of Skewness
0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0%
Range 2%
Minimum 10%
Maximum 11%
Percentiles 25 10%
Percentiles 50 11%
Percentiles 75 11%
description
Page 176
126
Tabel 4.7
Analisis Motivasi Belajar ( )
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 104 1 ,8 ,8 ,8
115 3 2,3 2,3 3,0
118 1 ,8 ,8 3,8
119 2 1,5 1,5 5,3
120 5 3,8 3,8 9,1
121 7 5,3 5,3 14,4
122 8 6,1 6,1 20,5
123 9 6,8 6,8 27,3
124 12 9,1 9,1 36,4
125 15 11,4 11,4 47,7
126 13 9,8 9,8 57,6
127 13 9,8 9,8 67,4
128 15 11,4 11,4 78,8
129 6 4,5 4,5 83,3
130 8 6,1 6,1 89,4
131 4 3,0 3,0 92,4
132 5 3,8 3,8 96,2
133 3 2,3 2,3 98,5
135 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.7 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel X2, dapat terlihat skor terendah dari
persepsi siswa terhadap pembelajaran e_learning yakni sebesar
104, sedangkan skor tertingginya adalah 125. Skor-skor tersebut
diperoleh dari hasil data penelitian uji deskriptif data. Penulis
menggunakan bantuan aplikasi SPSS IBM versi 25 dalam
menghitung dan mentabulasi data tunggal menjadi data kelompok
seperti pada tabel diatas.
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari
responden 132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket,
sedangkan untuk frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok
siswa, dapat dilihat pada tabel 4.7,
Page 177
127
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 125,56
Std. Error of Mean ,377
Median 126,00
Mode 125a
Std. Deviation 4,329
Variance 18,737
Skewness -1,007
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis 4,024
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 31
Minimum 104
Maximum 135
Sum 16574
Percentiles 25 123,00
50 126,00
75 128,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) hasil proses pembelajaran e_learning di
SMKN 22 sebanyak 125,56 dengan standar error sebesar 0,377,
sehingga estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan
adalah 95% adalah 1,96 standar error mean atau (125,56 ± 1,96 x
0,377) = (125,56 ± 0,74) = (124,82 - 126,3). Angka 1,96 adalah
harga Z untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai pembelajaran e_learning berada pada
estimasi 124,82 sampai 126,3.
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah
126, sedangkan nilai modus nya adalah 125. Standar deviasinya
adalah 4,3 dan nilai minimum berada pada 104, sedangkan nilai
maksimum nya 135.
Page 178
128
Gambar 4.2
Diagram Hasil Deskriptif Motivasi Belajar
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari X2, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
17%, sedangkan maximumnya 20%, percentil 25, terdapat 19%,
percentil 50 sebesar 19 % dan percentil 75 sebesar 19% dan lain-
lain. Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa pembelajaran berbasis e_learning
c. ( ) Hasil Belajar Siswa
Berikut analisis data deskriptif dari hasil belajar siswa
Std. Deviation 1%
Variance 2%
Skewness 0%
Std. Error of Skewnes
s 0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0% Range 3%
Minimum 17%
Maximum 20%
Percentiles 25 19%
Percentiles 50 19%
Percentiles 75 19%
description
Page 179
129
Tabel 4.8
Hasil Belajar PAI Siswa (Y)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 105 1 ,8 ,8 ,8
109 1 ,8 ,8 1,5
111 4 3,0 3,0 4,5
112 3 2,3 2,3 6,8
113 9 6,8 6,8 13,6
114 5 3,8 3,8 17,4
115 13 9,8 9,8 27,3
116 12 9,1 9,1 36,4
117 17 12,9 12,9 49,2
118 13 9,8 9,8 59,1
119 16 12,1 12,1 71,2
120 8 6,1 6,1 77,3
121 9 6,8 6,8 84,1
122 9 6,8 6,8 90,9
123 3 2,3 2,3 93,2
124 4 3,0 3,0 96,2
125 3 2,3 2,3 98,5
126 2 1,5 1,5 100,0
Total 132 100,0 100,0
Analisa pada tabel 4.8 diatas menggambarkan tentang data
kelompok dari variabel Y, dapat terlihat skor terendah dari persepsi
siswa terhadap kompetensi guru yakni sebesar 105, sedangkan skor
tertingginya adalah 126. Skor-skor tersebut diperoleh dari hasil data
penelitian uji deskriptif data. Penulis menggunakan bantuan aplikasi
SPSS IBM versi 25 dalam menghitung dan mentabulasi data
tunggal menjadi data kelompok seperti pada tabel diatas.
Page 180
130
Hasil data diatas menggambarkan data penelitian dari
responden 132 dengan soal sebanyak 32 pada data angket,
sedangkan untuk frekwensi dari tiap-tiap skor hasil data kelompok
siswa, dapat dilihat pada tabel 4.8,
Statistics
N Valid 132
Missing 0
Mean 117,68
Std. Error of Mean ,322
Median 118,00
Mode 117
Std. Deviation 3,701
Variance 13,700
Skewness -,145
Std. Error of Skewness ,211
Kurtosis ,341
Std. Error of Kurtosis ,419
Range 21
Minimum 105
Maximum 126
Sum 15534
Percentiles 25 115,00
50 118,00
75 120,00
Interpretasi Data :
Berdasarkan analisis deskripsi data di atas, dapat dikatakan
bahwa:
Mean (rata-rata) hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta
sebanyak 117,68 dengan standar error sebesar 0,32, sehingga
estimasi rata-rata data sampel pada tingkat kepercayaan adalah 95%
adalah 1,96 standar error mean atau (117,68 ± 1,96 x 0,32) =
(117,68 ± 0,62) = (117,06 – 118,30). Angka 1,96 adalah harga Z
Page 181
131
untuk tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata nilai pembelajaran e_learning berada pada estimasi 117,06
sampai 118,30.
Median (nilai tengah) pada rentang nilai di atas adalah 118,
sedangkan nilai modus nya adalah 117. Standar deviasinya adalah
3,7 dan nilai minimum berada pada 105, sedangkan nilai maksimum
nya 126.
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar PAI Siswa
Diagram lingkaran diatas, menggambarkan data deskripsi
dari Y, jika diprosentasekan, dapat dilihat nilai minimum sebesar
9%, sedangkan maximumnya 11%, percentil 25 berjumlah 10%,
percentil 50 sebesar 11 % dan percentil 75 sebesar 11 % dan lain-
lain.
Diagram ini dimaksudkan untuk membantu penulis dan
pembaca dalam menganalisa pembelajaran e_learning
Statistics 0%
hasilbelajar 0%
N Valid 12%
N Missing 0%
Mean 11% Std. Error of
Mean 0%
Median 11%
Mode 11%
Std. Deviation 0%
Variance 1%
Skewness 0%
Std. Error of Skewness
0%
Kurtosis 0%
Std. Error of Kurtosis
0% Range
2%
Minimum 9%
Maximum 11%
Percentiles 25 10%
Percentiles 50 11%
Percentiles 75
11%
description
Page 182
132
2. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, rumusan uji normalitas yang digunakan
dengan uji rumus Kolmogrov-Smirnov, menurut Sugiyono (2010,
h. 108) uji normalitas berfungsi untuk memeriksa apakah
populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas perlu
dicek keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Kolmogrov-Smirnov, berdasarkan analisis data dengan bantuan
program komputer yaitu SPSS 2.5 agar dapat diketahui nilai
signifikansi yang menunjukan normalitas data.
Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi
normal jika harga koefisien Asymp. Sig pada output Kolmogrov-
Smirnov test lebih besar ( > ) dari alpha yang ditentukan, yakni
5% (0.05).
Begitupun sebaliknya, jika harga koefisien Asymp. Sig pada
output Kolmogrov-Smirnov test lebih kecil ( ˂ ) dari alpha yang
ditentukan, yakni 5% (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak normal.
hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada di
bawah ini
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 X2 Y N 132 132 125,56 Normal Parametersa,b
Mean 124,77 4,329 117,68
Std. Deviation
3,959 125,56 3,701
Most Extreme Differences
Absolute ,086 ,066 ,073 Positive ,086 ,066 ,073 Negative -,063 -,051 -,063
Test Statistic ,086 ,066 ,073 Asymp. Sig. (2-tailed) ,078c ,200c,d ,081c
Dari data di atas, dapat di interpretasikan menjadi berikut :
Page 183
133
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Uji Normalitas
No Variabel Asym.Sig
(p-value) Kondisi
Keterangan
Distribusi
1 Pembelajaran
e_learning(X1)
0,078 P > 0.05 Normal
2 Motivasi belajar (X2) 0,200 P > 0.05 Normal
3 Hasil Belajar Siswa (Y) 0,081 P > 0.05 Normal
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi variabel tingkat
pendapatan dari Pembelajaran e_learning (X1) 0,078, motivasi belajar
(X2) 0,200, dan Hasil Belajar Siswa (Y) sebesar 0,081, Asym.Sig dari
ketiga variabel tersebut lebih besar dari batas alpha (0,05). Dengan
demikian secara statistik data tersebut dari masing-masing ketiga
variabel dapat dikatakan berdistribusi Normal.
Selanjutnya data yang sudah diujikan normalitas, akan diujikan
kembali pada tahap pengujian linearitas, data yang sudah berdistribusi
normal sudah tentu data tersebut telah memenuhi prasyarat data
penelitian.
3. Uji Linearitas
Uji liniearitas dilakukan untuk mengetahui garis hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Hasil uji linearitas
menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang linier.
Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji linier dengan
bantuan SPSS 2.5, jika Sig. Deviantion From Liniarity lebih besar atau
sama dengan taraf sinifikansi yang dipakai (0,05) berarti data tersebut
berkorelasi linier.Berikut hasil pengujian linieritas yang dilakukan
dengan bantuan SPSS 2.5 :
Page 184
134
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
x2 *
x1
Betwe
en
Group
s
(Co
mbi
ne
d)
267,613 19 14,085 1,00
0
,467
Within Groups 1578,114 112 14,090
Total 1845,727 131
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X1) yakni hubungan
Pembelajaran e_learning terhadap (Y) proses hasil belajar di SMKN
22 Jakarta. Tanda hasil pengujian data melalui SPSS ini adalah yang
telah diberi tanda warna kuning, yang menunjukan sig deviation from
linearity sebesar 0,467. Nilai tersebut menandakan bahwa hasil nilai
Sig lebih besar dari 0,05, dengan demikian data tersebut adalah linear.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y*
X
1
Between
Groups
(Combined) 288,999 29 9,965 ,675 ,000
Linearity 62,146 1 62,146 4,210 ,000
Deviation
from
Linearity
226,854 28 8,102 ,549 .110
Within Groups 1505,637 102 14,761
Total 1794,636 131
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X2) yakni hubungan
motivasi belajar terhadap (Y) hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta.
Tanda hasil pengujian data melalui SPSS ini adalah yang telah diberi
tanda warna kuning, yang menunjukan sig deviation from linearity
sebesar 0,110. Nilai tersebut menandakan bahwa hasil nilai Sig lebih
besar dari 0,05, dengan demikian data tersebut adalah linear.
Page 185
135
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y*
X2
Between
Groups
(Combine
d) 1736,129 17 102,125
198,98
8 ,000
Linearity 1726,447 1
1726,44
7
3363,9
27 ,000
Deviation
from
Linearity
9,682 16 ,605 1,179 ,295
Within Groups 58,507 114 ,513
Total 1794,636 131
Uji linearitas pada tabel diatas, adalah (X1) yakni hubungan
Pembelajaran e_learning dengan (X2) motivasi belajar terhadap (Y)
hasil belajar siswa di SMN 22 Jakarta. Tanda hasil pengujian data
melalui SPSS ini adalah yang telah diberi tanda warna kuning, yang
menunjukan sig deviation from linearity sebesar 0,295. Nilai tersebut
menandakan bahwa hasil nilai Sig lebih besar dari 0,05, dengan
demikian data tersebut adalah linear.
Melalui tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil data
menunjukan hubungan antara X1 yakni pembelajaran e_learning, dan
X2 motivasi belajar terhadap Y yakni hasil belajar siswa adalah linear
Dengan demikian, ketiga variabel tersebut, yakni hubungan antara
(X1) pembelajaran e_learning, (X2) motivasi belajar, dan (Y) hasil
belajar siswa di SMKN 22 Jakarta dapat dikatakan memiliki hubungan
yang linear antar variabel, hal tersebut dapat analisa dengan nilai Sig
pada tiap-tiap hubungan antar variabel memiliki nilai di atas 0,05.
Kesimpulan dari uji linearitas pada data di atas, dapat di
intepretasikan sebagai berkut :
Tabel 4.10
Intepretasi Hasil Uji Linearitas
No Variabel Sig. Deviation
from Linierity
Taraf
Signifikansi Kesimpulan
1. Pembelajaran e_learning
terhadap Hasil Belajar 0,467 0,05 Linier
Page 186
136
2. Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa 0,110 0,05 Linier
3 E_learning, Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa 0,295 0,05 Linier
Dari hasil data diatas, dapat dianalisa bahwa nilai Sig pada deviation from
linierity menunjukan angka yang lebih besar dari pada nilai taraf
signifikansi, dengan demikian data dapat dikatakan linear, atau linearitas.
Adapun intepretasi dari data diatas pada tabel 4.10, adalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran e_learning terhadap Hasili Belajar (X1-Y)
memiliki nilai Sig sebesar 0,467 > 0,05 yang berarti kedua
hubungan antar variabel tersebut adalah linear.
2. Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (X2-Y) memiliki
nilai Sig sebesar 0,110 > 0,05 yang berarti kedua hubungan antar
variabel tersebut adalah linear.
3. E_learning, Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (X1-
X2-Y) memiliki nilai Sig sebesar 0,295 > 0,05 yang berarti kedua
hubungan antar variabel tersebut adalah linear.
Dengan linearnya data antar variabel tersebut, maka penulis
melanjutkan dari uji prasyarat, menjadi uji hipotesis.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban sementara atas
permasalahan yang dirumuskan, maka dari itu pengujian hipotesis
diperlukan guna menjawab kebenaran tersebut secara empirik.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengunakan teknik korelasi sederhana untuk hipotesis yang pertama,
kedua, sedangkan untuk hipotesis ketiga menggunakan teknik regresi
ganda. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Page 187
137
Pada penelitian ini, hipotesis nya adalah untuk melihat apakah ada
korelasi antara pembelajaran e_learning, motivasi belajar dan Hasil
Belajar PAI di SMKN 22 Jakarta
Pada asumsi tersebut, hipotesis nya adalah :
Ho: ρ = 0,05
Ha : ρ > 0,05
Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara pembelajaran
e_learning, motivasi belajar dan hasil belajar PAI
SMKN 22 Jakarta.
Ha :Terdapat hubungan positif antara Pembelajaran
e_learning , motivasi belajar dan hasil belajar PAI
SMKN 22 Jakarta.
Uji hipotesis yang pertama ini digunakan dengan bantuan SPSS
IBM 25, agar dapat memudahkan penulis dalam menghitung data,
dan menganalisa terhadap hasil data yang telah di hitung tersebut,
adapun hasil data penelitian, akan dipaparkan sebagai berikut, pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.12
Hubungan antara Pembelajaran e_learning , X2 (motivasi belajar )
dan Y ( Hasil Belajar PAI)
Correlations
X1 X2 Y
X1 Pearson
Correlation 1 ,589** ,606**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
X2 Pearson
Correlation ,589** 1 ,776**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
Y Pearson
Correlation ,606** ,776** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 188
138
Intepretasi data :
1. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1
(Pembelajaran E_Learning dengan Y (Hasil belajar) nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan.
2. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1 (Motivasi
belajar) dengan Y(hasil belajar PAI) nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.
3. Dari output hasil data di atas, dapat diketahui antara X1
(Pembelajaran E_learning) dengan X2 (Motivasi belajar) terhadap
Y (hasil belajar PAI) nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan.
Berdasarkan hasil data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang berarti antara pembelajaran e_learning,
motivasi belajar dan hasil belajar PAI siswa di SMKN 22 Jakarta. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan nilai Sig yang dibawah 0,000 <
0,05 yang menandakan terdapat hubungan yang berarti antara kedua
variabel.
Disamping itu, berikut nilai r nya :
Tabel 4.13
Hubungan XI (pembelajaran E_Learning), X2 (motivasi belajar) dan
Y ( Hasil Belajar PAI)
No Variabel R Ket
1 Pembelajaran e_learning
dengan hasil belajar
(X1–Y)
0,589 Berkorelasi
2 Motivasi belajar dengan
hasil belajar PAI (X2-Y) 0,606 Berkorelasi
3 Pembelajaran e_learning
dan motivasi dengan hasil
belajar PAI (X1,X2-Y)
0,776 Berkorelasi
Page 189
139
Berdasarkan tabel 4.13, dapat di analisa bahwa :
1. Pembelajaran e_learning dengan Hasil belajar siswa (X1 – Y)
terdapat nilai r sebesar 0,589 yang menandakan adanya korelasi
terhadap kedua variabel tersebut.
2. Motivasi belajar dengan hasil belajar PAI (X2-Y) terdapat nilai r
sebesar 0,606 yang menandakan adanya korelasi terhadap kedua
variabel tersebut.
3. Pembelajaran e_learning dan Motivasi belajar dengan hasil
belajar PAI (X1,X2-Y) terdapat nilai r sebesar 0,776 yang
menandakan adanya korelasi terhadap kedua variabel tersebut.
Dari uji statistik korelasi antara pembelajaran e_learning, motivasi
belajar dan hasil belajar PAI dapat disimpulkan dengan tolak Ho berarti
terima Ha dengan kesimpulan hipotesis “Terdapat hubungan positif
antara pembelajaran e_elearning, motivasi belajar dan hasil belajar PAI
di SMKN 22 Jakarta”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Pembelajaran e_learning (X1) dengan (Y) Hasil
Belajar Siswa di SMKN 22 Jakarta
Proses pembelajaran yang baik, sebenarnya sudah termaktub
dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 pemerintah
menyatakan, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.”
Pembelajaran akan menjadi efektif dan termotivasi jika guru
sudah mampu membuat proses pembelajaran berbasis e_ learning
yang interaktif, murid lebih berperan aktif pada proses pembelajaran
tersebut.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,589,
semakin dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat
hubungannya. Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah 0,000
< 0,005 yang menunjukan hasil tersebut memiliki nilai keberartian,
Page 190
140
terdapat hubungan antara Pembelajaran e_learning, dengan hasil
belajar di SMKN 22 Jakarta.
2. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar PAI (Y)
di SMKN 22 Jakarta
Proses pembelajaran yang baik, sebenarnya sudah termaktub
dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 pemerintah
menyatakan, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.”
Adanya pengembangan diri, pengembangan kemampuan
mengajar dan pengembangan keterampilan mengajar, diharapkan
seorang guru tersebut mampu setidaknya bukan hanya sekedar
transfer of knowledge, melainkan guru itu juga mampu memberi suri
tauladan yang baik, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosulullah
SAW terhadap umatnya di dalam mendidik hingga umat dan
sahabat-sahabat beliau dapat tumbuh kembang menjadi insan kamil
yang dapat berguna bagi agama, keluarga serta bangsanya.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,606,
semakin dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat
hubungannya. Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah
0,000 < 0,005 yang menunjukan hasil tersebut memiliki nilai
keberartian, terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar PAI di SMKN 22 Jakarta.
3. Hubungan (X1) Pembelajaran e_learning (X2) Motivasi Belajar
dengan Hasil Belajar PAI (Y) di SMKN 22 Jakarta
Guru yang memiliki kompetensi saja belum cukup untuk
memberikan motivasi belajar dan menaikan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik, maka diperlukan metode guru yang baik dan
cakap dalam mendidik agar siswa dapat menjadi insan kamilah
sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pendidikan Islam. Proses
pembelajaran amat penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa, dalam hal ini kognitif siswa.
Siswa akan amat mudah menyerap ilmu pengetahuan dengan
maksimal jika pembelajaran itu tidak membosankan. Dalam hadist
Nabi, menurut Zaini dan Muhaimin (1991, h. 49) juga disebutkan
Page 191
141
bahwa seseorang yang membiasakan diri melakukan hal-hal yang
baik dan benar maka akan memperoleh kebaikan. Sedangkan dalam
kaitannya dengan kebiasaan belajar yang baik dan benar, yang
diperoleh siswa adalah keberhasilan belajarnya yaitu ditunjukkan
dengan pembelajaran e_learning, motivasi yang kuat serta prestasi
yang tinggi.
Dari hasil data di atas, diketahui r nya berjumlah 0,776, semakin
dekat ke angka 1 nilai r korelasi, maka semakin kuat hubungannya.
Di samping itu, nilai sig pada tabel 4.12 adalah 0,000 < 0,005 yang
menunjukan hasil tersebut memiliki nilai keberartian, terdapat
hubungan antara pembelajaran e_learning, motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa di SMKN 22 Jakarta. Dengan demikian,
hubungan antara ketiga variabel tersebut dapat saling mempengaruhi,
artinya pembelajaran berbasis e_learning, akan bisa memberikan
motivasi belajar siswa, siswa yang diajar dengan model
pembelajaran e_learning, akan mendapatkan hasil yang bagus,
karena siswa dituntut belajar aktif, kreatif dengan hasil yang efektif
dan diajarkan dengan cara yang menyenangkan.
Pembelajaran e_learning yang diawali dengan motivasi yang
kuat, sudah tentu akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, dan
guru akan mendapat perhatian dari siswa, dengan adanya perhatian
tersebut, guru akan mudah mendidik dan mentransfer materi
pelajaran dan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan. Jika proses
pembelajaran nya sudah baik, metode yang digunakan nya sudah
sesuai dengan kebutuhan siswa, maka hasil belajar siswa akan
meningkat, meningkatnya hasil pembelajaran dalam agama Islam,
dapat dicirikan dengan, semakin bertakwanya seseorang dan
menjalankan perbuatan baik serta menjauhi perbuatan yang tidak
mencerminkan agama Islam.
D. Keterbatasan Penelitian
Walaupun penelitian korelasi antara pembelajaran e_learning,
motivasi belajar dan Hasil Belajar PAI di SMKN 22 Jakarta sudah
mengikuti standar prosedur penelitian, namun penulis menyadari
masih ada kekurangan-kekurangan dalam proses penelitian, penulis
berharap penelitian ini dapat disempurnakan oleh penulis lain yang
meneliti dengan judul yang sama, keterbatasan penelitian ini antara
lain :
Page 192
142
1. Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor positif yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, sedangkan secara objektif,
masih ada faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, seperti motivasi belajar, reward dan lain-lain.
2. Meskipun data hasil penelitian ini telah diujikan validitas dan
reliabilitas, namun tetap saja masih ada kelemahan-kelemahan
dalam pengisian angket, diantaranya masih adanya jawaban yang
tidak jujur dalam pengisian, responden kurang luas dalam
menjawab dan lain-lain.
3. Penulis memiliki keterbatasan dalam keilmuan, kurangnya
pengetahuan serta waktu dan biaya yang kurang,
Keterbatasan penelitian ini merupakan faktor manusiawi yang
timbul dari diri penulis, namun segala prosedur dan masukan-
masukan dalam perbaikan penulisan karya ilmiah ini sudah
dilakukan, guna menjadi lebih baik lagi hasil dari penelitian ini,
dan semoga menjadi bermanfaat bagi khazanah keilmuan.
Semoga dalam keterbatasan penelitian ini, akan ada peneliti-
peneliti lain yang menyempurnakannya, hingga khazanah
keilmuan akan semakin berkembang.
E. Diskusi Hasil
Pada penelitian ini, temuan dari hasil analisis data di atas,
menunjukan bahwa pembelajaran berbasis e_learning dan motivasi
belajar siswa dapet meningkatkan hasil belajar siswa. Karena, hasil
belajar siswa dapat meningkat jika guru tersebut mampu mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran elearning, model
pembelajaran ini membimbing murid untuk aktif dalam belajar, guru
juga cakap dalam berkreatif menciptakan pembelajaran yang tidak
menjenuhkan, efektif dan menyenangkan dalam penyampaian
materinya serta selalu memberikan motivasi dalam proses belajar
mengajar.
Ketika murid sudah merasa senang dalam pembelajaran
berbasis e_learning, dan selalu memberikan motivasi belajar kepada
siswa maka dapat dipastikan hasil belajarnya akan bertambah baik,
sebaliknya, jika murid merasa jenuh dalam belajar, dan tidak
memberikan motivasi belajar kepada siswa maka kemungkinan hasil
belajarnya kurang baik, dan tidak ada peningkatan.
Page 193
143
Hasil temuan ini hampir senada dengan hasil penelitian tesis
yang ditulis oleh Anisah Rohmatillah dalam judul “Pengaruh
Pemanfaatan Media Pembelajaran Bebasis Edmodo terhadap Hasil
Belajar Siswa kelas X SMK Negeri Boyolali”. Beliau menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran
menggunakan media berbasis Edmodo dengan pembelajaran
konvensional pada siswa dimana penggunaan media ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Pemanfaatan media berbasis Edmodo ini memperoleh respon dan
ditanggapi dengan antusias oleh siswa sehingga mampu
meningkatkan keterampilan siswa. Siswa termotivasi untuk
mengikuti pelajaran
Tesis yang ditulis oleh Ahmad Zanin Nu'man dengan judul :
Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar
Siswa (Studi Kasus : SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo). Adapun
hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Bahwa Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PAI di kelas
eksperimen lebih efektif di bandingkan pembelajaran di kelas control
ditinjau dari hasil belajar siswa. hal ini dilihat dari uji t adalah P
(0.699) < oc (0.05), sehingga Ha „Efektivitas penggunaan media
pembelajaran E-Learning model edmodo lebih tinggi daripada
penggunaan media pembelajaran konvensional dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo pada
mata pelajaran PAI diterima. Perhitungan nilai gain ternormalisasi
antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol,
yaitu nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen g = 0.80 dan pada
kelas kontrol g = 0.70
Tesis yang ditulis oleh Arlina dengan judul “Hubungan
Model Pembelajaran E_learning dan Motivasi Belajar Dengan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam”. Adapun hasil penelitian
diperoleh kesimpulan sebagai berkut :
Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran E_
learning dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar PAI, adapun nilai (R) = 0,665, dan R square = 0,442, berarti
sekitar 44,2% hasil belajar PAI dapat dipengaruhi oleh model
pembelajaran koperatif dan motivasi belajar siswa. Hasil temuan
pada tesis Arlina tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa
dapat meningkat jika guru mampu berinovatif dalam mengajar,
diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran E_learning
Page 194
144
yang dipadukan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
siswa yang diterangkan oleh Arlina, yakni memberikan stimulus, dan
mengarahkan siswa akan semangat dalam belajar, demi menggapai
cita-cita, dengan demikian motivasi belajar siswa dapat muncul.
Disamping tesis Saipul dan Arlina, ada pula temuan tesis
yang ditulis oleh Eko Nursalim dengan judul.“ Studi Korelasi Antara
Kreatifitas Guru PAI dan Pembelajaran E_learning dengan Prestasi
Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam”, adapun hasil
penelitian diperoleh sebagai berikut : Terdapat hubungan yang
signifikan secara bersama-sama antara kreatifitas guru PAI dan
pembelajaran e_learning dengan prestasi hasil belajar siswa. Hasil
ini dapat dilihat dari hasil uji F = 6,792 dengan taraf signifikansi 0,01
(Ftabel = 2,904) dan pada uji regresi ganda (F reg = 5,216) dengan
taraf signifikansi 0,05 (F tabel = 3,287) dan memberikan sumbangan
efektif 25% terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil
temuan tesis yang ditulis Eko menggambarkan bahwa prestasi
belajar siswa dapat meningkat jika guru mampu berkreatif dalam
mengajar, diringi pemilihan model pembelajaran yang tepat seperti
E_learning, menurut beliau, ada peningkatan sekitar 25% prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PAI di sekolah.
Beberapa jurnal internal juga mendukung tentang hasil
penelitian tesisi ini diantaranya :
Pertama : Jurnal internasional yang ditulis oleh Safiyeh Rajaee
Harandi dengan judul : “E-Learning and Students‟ Motivation: A
Research Study on the Effect of E-Learning on”, Tabatabai
University, Tehran, Iran (2015). Dengan menggunakan sample 140
orang metode randem sampling, dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis, kuesioner yang dirancang ahli digunakan untuk e_learning
dan motivasi intrinsik yang mencakup 18 pertanyaan, yang menurut
skala 5-poin a Skala Likert (dari 1 = sangat tidak setuju sampai 5 =
sangat setuju). Dalam penelitian ini reliabilitas kuesioner diperiksa
melalui alpha Cronbach (e-learning kuesioner 0,63 dengan N of Item
11 dan motivasi intrinsik 0,74 dan N of Items 7 ). Data yang
dikumpulkan dianalisis menggunakan statistik inferensial (korelasi
Pearson koefisien untuk menghitung ukuran korelasi antara dua
variabel) melalui program analisis statistik, SPSS 20. Adapun hasil
penelitian menunjukkan, bahwa ada hubungan yang signifikan antara
e-learning dan motivasi siswa, karena fitur interaktif e-learning
dapat meningkatkan motivasi siswa untuk proses pembelajaran.
Page 195
145
Penelitian ini awalnya dilakukan untuk Pendidikan di Negara Mesir
sebab masih banyak mengalami masalah dan itu bisa teratasi dengan
bantuan system E-Learning Moodle yang mampu untuk membuat
pendidikan di mesir dapat Berkembang Pesat.
Kedua : Jurnal Internasional yang ditulis oleh Ming-Hung Lin,
Huang-Cheng Chen dan Kuang-Sheng Liu dari Negara eurasia dengan judul :“A Study of the Effects of Digital Learning on
Learning Motivation and Learning Outcome”. Yang telah ditulis
pada tanggal 19 Maret 2017, dalam penelitian ini, siswa diuji dan
melanjutkan survei kuesioner untuk memahami pendapat tentang
pembelajaran digital, tujuan penelitian untuk menguji hipotesis
penelitian, penelitian kuasi-eksperimental diterapkan dalam
penelitian ini. Total 116 siswa dalam 4 kelas dipilih sebagai subjek
penelitian untuk penelitian instruksional. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa (1). Pembelajaran digital memberikan efek
positif yang lebih baik pada motivasi belajar daripada pengajaran
tradisional, (2). Pembelajaran digital menunjukkan efek positif yang
lebih baik pada hasil belajar daripada pengajaran tradisional,(3).
Motivasi belajar mengungkapkan efek positif yang signifikan pada
efek pembelajaran dalam belajar hasil, dan (4). motivasi belajar
muncul efek yang sangat positif pada peningkatan belajar dalam
hasil belajar. Diharapkan untuk menggabungkan dengan tren
pengajaran saat ini dan memanfaatkan keuntungan dari pembelajaran
digital untuk mengembangkan strategi pengajaran yang praktis untuk
efektivitas pengajaran.
Ketiga : Jurnal Internasional yang ditulis oleh Safiyeh Rajaee
Harandi dengan judul :“Effects of e-learning on students'
motivation”.Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki kekuatan
hubungan antara e-learning dan motivasi siswa di kalangan siswa
berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di Teheran
Alzahra University. Secara keseluruhan, hasil dari Penelitian ini
telah mengkonfirmasi bahwa e-learning adalah elemen yang
mempengaruhi motivasi siswa. Implikasi praktis - Hasil dari
penelitian ini akan membantu di negara-negara berkembang untuk
pendidikan pemikir untuk lebih memahami efek e-learning pada
motivasi siswa.
Page 196
146
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian pada bab 4, maka
kesimpulan pada penelitian “Hubungan Pembelajaran e_learning,
motivasi belajar dan Hasil Belajar PAI di SMK Negeri 22 Jakarta”
dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Pembelajaran e_learning ternyata memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar PAI, hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menjelaskan bahwa Pembelajaran e_learning
memberi pengaruh terhadap motivasi belajar PAI mencapai
58,9 %. Pengaruh tersebut memperjelas tingkat yang sedang.
2. Motivasi belajar ternyata dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar PAI, hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukan bahwa motivasi berpengaruh
terhadap hasil belajar PAI mencapai 6,06 %. Pengaruh
tersebut memperjelas tingkat yang kuat.
3. Apabila dikombinasikan antara pembelajaran e_learning
berbasis Edmodo dengan motivasi belajar akan memperoleh
tingkat yang lebih tinggi terhadap hasil belajar siswa. Bukti
pengaruh yang lebih tinggi ini ditemukan hasil belajar hasil
belajar PAI mencapai 7,76 %.
B. Implikasi
Pembelajaran e_learning berbasis edmodo, akan memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar PAI, hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitian yang menjelaskan bahwa pembelajaran e_learning
dengan hasil belajar PAI mencapai 58,9 %, artinya jika seorang
guru PAI dalam proses pembelajaran menggunakan media
e_learning bebasis Edmodo ingin meningkatkan hasil belajar PAI
yang lebih tinggi, maka harus sering menggunakan pembelajaran
e_learning dalam kegiatan belajar mengajar, jadi hasil
146
Page 197
147
penelitian ini menemukan suatu manfaat/cara bagi guru PAI
khususnya dan umumnya bagi guru yang lain, jika seorang siswa
kurang semangat dalam pembelajarn dikelas maka sebagai salah
satu solusinya berdasarkan hasil penelitian ini, guru sering
memanfaatkan/menggunakan media e_learning berbasis Edmodo
dalam proses belajar mengajar maka secara otomatis akan
meningkatkan hasil yang tinggi bagi siswa. Penjelasan ini
sebagai penguat teori yang diungkapkan oleh Oetomo, (2002: 53)
Motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap hasil belajar
PAI, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menjelaskan
bahwa motivasi belajar PAI mencapai 6,06 %, artinya jika
seorang guru PAI dalam proses pembelajaran menggunakan
memberikan motivasi untuk meningkatkan hasil belajar PAI
yang lebih tinggi, maka harus sering memberikan motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar, jadi hasil penelitian ini menemukan
suatu manfaat/cara bagi guru PAI khususnya dan umumnya bagi
guru yang lain, jika seorang siswa memiliki semangat yang rendah
dalam pembelajarn dikelas maka sebagai salah satu solusinya
berdasarkan hasil penelitian ini, guru harus sering memberikan
motivasi dalam proses belajar mengajar. Penjelasan ini sebagai
penguat teori yang diungkapkan oleh Elmira, Daharnis, Syahniar
(2013: 45)
Pembelajaran e_learning dan motivasi belajar jika
dikombinaikan secara bersama – sama akan memperoleh
pengaruh yang lebih tinggi terhadap hasil belajar PAI, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa
Pembelajaran e_learning dan motivasi belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar PAI mencapai 7,76 %, artinya
Pembelajaran e_learning dan motivasi belajar secara bersama-
sama akan menunjukan peningkatkan hasil belajar PAI yang
maksimal pada siswa, jadi seorang guru PAI dalam proses
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar PAI yang maksimal,
harus menggunakan media e_learning bebasis Edmodo dan selalu
memberikan motivasi dalam pembelajaran PAI. Penjelasan ini
sebagai penguat teori yang diungkapkan Mulyasa, (2004: 189)
Page 198
148
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil data penelitian yang diketahui
di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
pertama Pembelajaran e_learning berbasis edmodo, akan
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar PAI, dari hasil
penelitian tentang hubungan dimana X1 (Pembelajaran
e_Learning) dengan Y (Hasil belajar), ternyata memiliki
pengaruh, yang telah dibuktikan angka sebesar 5,89. Artinya
pembelajaran e_learning dapat meningkatkan hasil belajar yang
lebih baik, jika seorang guru sering melakukan metode
pembelajaran e_learning berbasis Edmodo maka seorang siswa
akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Untuk itu disarankan, bila guru PAI ingin meningkatkan
hasil belajar PAI siswa maka yang harus dilakukan adalah guru
PAI harus menggunakan pembelajaran e_leraning berbasis
edmodo.
Kedua Motivasi belajar PAI berpengaruh terhadap hasil
belajar PAI, dari hasil penelitian tentang hubungan dimana X2
(Motivasi belajar PAI) dengan Y (Hasil belajar), ternyata
memiliki pengaruh, yang telah dibuktikan angka mencapai 6,06
%, artinya jika seorang guru PAI dalam proses pembelajaran
menggunakan ingin mendapatkan hasil belajar PAI yang lebih
tinggi, maka harus sering memberikan motivasi dalam kegiatan
belajar mengajar.
Untuk itu disarankan bagi guru PAI jika menemukan
seorang siswa memiliki semangat belajar PAI yang rendah dalam
pembelajarn dikelas maka sebagai salah satu solusinya
berdasarkan hasil penelitian ini, guru harus sering memberikan
motivasi dalam proses belajar mengajar.
Ketiga Pembelajaran e_learning dan motivasi belajar
ternyata bersama – sama memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar PAI, dari hasil penelitian tentang hubungan dimana X1
(Pembelajaran e_learning) dan X2 (Motivasi belajar PAI)
terhadap Y (Hasil belajar), ternyata memiliki pengaruh yang
tinggi, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa Pembelajaran e_learning dan motivasi belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI mencapai 7,76 %.
Page 199
149
Untuk itu disarankan bagi guru PAI selalu menggunakan
metode pembelajara e_learning berbasis edmodo dan sering
memberikan motivasi belajar terhadap siswa di kelas agar dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dan
memberikan kreatifitas kepada kita hingga akan mucul kelak
ilmuan-ilmuan Indonesia yang mampu membawa nama harum
keluarga, agama dan Negara khususnya Negara Indonesia.
Page 200
150
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
1. Bahasa Indonesia
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan (Bandung:
Rosdakarya, 2005), 22
Ali Muhammad Al-Khulli, Strategi Pembelajaran. Bandung:
Angkasa. 2010
Alim, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam Upaya
Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Allison Rossert, The Astd e_learning Handbook (New York:
McGraw-Hill Professional,2002), 501
Al-Nahlawi, A. 1979. Ushul al-tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha
fi al-Bayt Wa al Madrasah Wa al-Mujtama‘.Damaskus:
Dar al-fikr. Self-Regulated Learning Behaviorsand
Learning Performance (ChulalongkornUniversity
Language Institute Bangkok, 10330, Thailand
Arief, Armai, Metodelogi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputra Pers,
2002),7
Arief, Armai. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Arief, (ed.). (2005). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan
Lembaga-Lembaga Pendidikan
Arifin M., Filsafata Pedidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara,
1994),hlm. 14
Arikunto, Suharsimi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
150
Page 201
151
Arikunto Suharsimi,. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
2009
Athiyah Al-Abrasyi M., 1987.Dasar-dasar Pokok Pokok
Pendidikan Islam, terj. Bustami A Ghani dan Djohar
Bahry. Jakarta: Bulan Bintang
Azra, Azyumardi Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru , Jakarta: Logos , 2002
Bahri, D. & Zain, A. (2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya.
Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia Boteach, S. 2006, 10 Conversations you Need To
Hace With Your Children. New York: Regan Books.
Chen, H. H and Chang, N. C.,., 2015, ―A motivational analysis of
the ARCS model for information literacy courses in a
blended learning environment‖, Libri, 65(2), 129-142.
Darling-Hammond,L dan Bransford, J. (Eds).2005. Preparing
Teacher for A Changing World: What Teacher Should
Learn and Be Able To Do. San Francisco: Jossey- Bass.
Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008), hlm. 15
Darmawan Deni, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2011
Darmawan Deni, Pengembangan E-learning teori dan desain,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014
Daryanto, Panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif,
Jakarta,2009, 251
Davies, K.I.1971. The Mangement of Learning. London, MxGraw
Hill Book Company.
Page 202
152
Davidson,Gayle V. dan Karen L. Rasmussen, Web Base Learning:
Designing, Implementation, and Evaluation, New Jersey:
Pearson Education inc. 2006
DepKes RI, 2000, Kurikulum Program Diploma III Keperawatan,
DepKes RI Jakarta.
Djamarah, Strategi belajar mengajar, Jakarta, RJineka Cipta,
2006
Djumransjah, Filsafat Pendidikan, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2004) ,hal.22
Charles D. Gervitz, Developing new Product Wit TQM
(California: MxGraw Hill,1994),92
Chen, H. H., and Chang, N. C., 2015, ―A motivational analysis of
the ARCS model for information literacy courses in a
blended learning environment‖, Libri, 65(2), 129-142.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Fajar, Malik, Holistika Pemikiran Pendidikan, Jakarta : Raja
Grafindo Perdasa, 2005
Farida Mukti dan Basuki Wibowo, 1992, Media Pengajaran,
Depdikbud, Jakarta.
Fuchan Arif, ―Developing pancasilaist "Muslims: Islamic
Religious Wduation in Public Schools in
Indonesia,‖Disertasi Doktor tidak dipulikasikan Austarlia
: La Trobe University Bundorora Victoria. 1993) dalam
Muhaiminm Pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Seklah , Madrasah dan perguruan TInggi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),26
Hamdani. ( 2007). Stategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia
Page 203
153
Hassibuan, JJ, dan Mudjiono, 2002, Proses Belajar Mengajar,
Remaja Rosdakarya, Bandung
Hisyam, Zaini, Dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta : CTSD IAIN Sunan Kali Jaga
Huda Miftahul, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014
Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. Metodologi Penelitian.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2014.
Iskandar dan Muktar , Design Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Sebuah Orientasi Baru).
Jakarta: Gaung Press, 2010
Konstantina Chatzara, Charalampos dan Demosthenes, ―Emotional
Interaction in e_learning,‖ dalam Researh on E-Learning
dan ICT in Education, editor Athanassions Jimoyiannis (
New York, Springer, 2011), 263
Lexi J Moleong,. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung:
Rosda karya,2007.
Majid, Abdul. 2014.Strategi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Made Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.
suatu tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Matsubara, Jin, Q., Yoon, H. G., and. K Lee, Y. J., Kim, M., 2017,
―Revised bloom‘s taxonomy—the swiss army knife in
curriculum research‖, In East-Asian Primary Science
Curricula, Springer Singapore, 11-16
Melvin L. Silberman, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa
Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia. 2013
Page 204
154
Musfah, Jejen, “ Manajemen Pendidikan ( teori, kebijakan, dan
praktik). Jakarta, Kencana,cet.ke2 , 2017
M. Ally Fondations of Educational Theory for Online Learning,
dalam T. Andersondan F. Ellomi, Theori and Practice
Online Learning (Canada, Athabasca University, 2004), 4
Muhaimin, Paradigam Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004),89-90
Muhibbin Syah, Psikologi belajar (Jakarta: PT Logos Wacana
Ilmu, 1999),132
Mujib Abdul dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Kencaran Prenada Media, 2006),hal. 12
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (Bandung: 2009) 170
Mursi, Muhammad Munir. 1977. al-Tarbiyyah al-Islamiyyah
Ushuluha wa Thatwaruha fi al-biladi dar al-Aravuttag.
Kairo: Dar al-Ma‘arif
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung
: Remaja Rosdakarya.
Mudjiono dan Hassibuan, JJ, 2002, Proses Belajar Mengajar,
Remaja Rosdakarya, Bandung
Muhaimin Nuansa baru Pendidikan Islam , Mengurai Benar Kusut
dunia Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006,
Nasution, Metode Reseach, Jakarta, Bumi Aksara, 1996
________ Didaktik Asas-asas Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksasra,
1995), hlm 4
Nata Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Bandung:
Angkasa, 2003, 11.
Page 205
155
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002. e-Education konsep,
Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogjakarta:
Andi Yogyakarta.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm.121
Poppy Yaniawati, Rully dan Indrawan. Metodologi Penelitian.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2014
Qodri Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangaun Etika
Sosial( Semarang: Aneka Ilmu, 2003),Cet.II.60
Rahman Nazarudin, Manajemen Pembelajaran ; Implementasi
Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Umum, Cet I, Yogyakarta, Pustaka
Felicha, 2009, hal. i.
Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
_________,2015. Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filsosofis
Sistem Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia.
Remiswal & Rezeki Amelia. 2013. Format Pengembangan Strategi
PAIKEM Dalam Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ridha Rasyid Muhammad, Tafsir al-Manar, (kairo: Dar al-Manar,
1373), JuzI,hal 262
Rosenberg, Marc Jeffrey, E_Learning: Strategi for Delivering
Knowledge in the Digital Age. New York: McGraw-Hill
Professional, 2001
Prawiradilaga Salma Dewi, Mozaik Teknologi Pendidikan
e_learning, Jakarta: kencana,2013
Ryan K, Ellis, 2009. Field Guide to Learning Management
Systems. San Fransisco: ASTD.
Page 206
156
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2007
Sahranai Sohari dan Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam
dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008),hal.15
Sardiman. (2008). Interaksi dan motivasi mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Seyfarth,J.T.2002. Human Resources: Managemant For Effective
Schools. Edisi ke-3. Boston:Allyn and Bacon.
Siahan Sidirman. “ Penelitian Penjajagan tentang Kemungkinan
PemanfaatanInternet untuk Pembelajaran di SLTA di
wilayah Jakarta dan Sekitarnya.‖ Jurnal Pendidikan
Kebudayaan volume 8,no 39 ( November 2002): 784-808
Subaryana. 2005. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta : IKIP
PGRI Wates.
Sudarwan Danim & Khairil. (2010). Pedagogi, andragogi dan
heutagogi. Bandung: Alfabeta.
Sudjana Nana, Rivai Ahmad. Media Pengajaran.Bandung: Sinar
Baru Algensin do, 2005, hal. 2
Sugiono. Metodologi Penelitian Pendidikaan kualitatif dan
kualitatif dan R & D Bandung, Alfabeta ,2007. Pedoman
penjamin mutu Penyelenggaraan E_Learning, Jakarta:
Badan Penjamin Mutu Akadiek Universitas Indonesia,
2007
Sukring. 2013. Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif Bebasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi , Jakarta, GP Press, 2011
Page 207
157
Syafaat Aat dan Sahrani Sohari, Peranan Pendidikan Agama
Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 15
Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka
Trimble, Kumar, A, dan Zahay, D. , C., 2017, ―Motivation and
active learning to improve student performance”, In
Creating Marketing Magic and Innovative Future
Marketing Trends, Springer, Cham, 1259-1263.
Yamin, Martini. (2012). Desain Baru Pembelajaran
Konstruktivistik. Jakarta: Referensi
2. Bahasa Asing
Al-Abrasyi, Muhammad ‗Athiyah (1975). At-Tarbiyah Al-
Islamiyah wa Falasifatuha. Kairo : Isa al-Babi al-Halabi.
Arends, Richard I., Winintzky,Nachy E., Tannenbaum Margaret
D. (2001). Exploring Teaching: An Infroducton to
Education. New York: McGraw Hill
Harandi Safiyeh Rajaee ( 2015) E-Learning and Students‘
Motivation: A Research Study on the Effect of E-
Learning on, Tabatabai University, Tehran, Iran (Islamic
Republic of), Procedia - Social and Behavioral Sciences
181, 423 – 430
Jude, L. T., Kajura, M. A., & Birevu, M. P. (2014). Adoption of
the SAMR model to assess ict pedagogical adoption: A
case of Makerere University. International Journal of e-
Education, e-Business, e-Management and e-Learning,
4(2), 106-115
Kuang-Sheng Liu, Huang-Cheng Chen, & Ming-Hung Lin ( 2017):
A Study of the Effects of Digital Learning on Learning
Motivation and Learning Outcome, Journal Science and
Technology Education
Page 208
158
Ming-Hung Lin., Huang-Cheng Chen., & Kuang-Sheng Liu
(2017), The Influence of the Use of E-learning to Student
Cognitive Performance and Motivation in Digital
Simulation Course, International Journal of e-Education,
EURASIA Journal of Mathematics Science and
TechnologyEducation,DOI10.12973/eurasia.2017.00744a
,19 March 2017
Pritchard, Alan (2007). Efective Teaching with Internet
Technology. London: Paul Chapman Publishing.
Schunk, Dale. H (Diterjemehkan Hmdiah, Eva & dkk).(2012).
Learning Theories An Educational Perspective.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Sumber Jurnal A. Chaeruman (2008). Mendorong penerapan e-learning di
sekolah. Jurnal Teknodik, Vol. 12 No 1 Juni 2008, 26-32.
Budiyono Sri Anitah Retno Palupi ( 2014), Hubungan Antara
Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Terhadap Kinerja
Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar Dengan Hasil
Belajar Ipa Siswa Kelas Viii Di Smpn N 1 Pacitan, ISSN:
2354-6441, Vol.2, No.2, hal 157-170, Edisi April 2014
Efendi Agus, 2017 . e-learning berbasis schoology dan
edmodo: ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa
smk, Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational
Education), Volume 2, Nomor 1, Mei 2017
Ghani hamid Sulhan, 2013, peran kemajuan sains dan teknologi
Abad kejayaan Islam dan Implikasinya terhadap
modernisasi abad kontemporer (studi analisis kebijakan
politik pendidikan islam), jurnal dakwah tabligh, vol. 14,
no. 1, juni 2013 : 127 – 139.
Page 209
159
Muksin Mochamad, 2016: Islam dan perkembangan sains &
teknologi (studi perkembangan sains dan teknologi dinasti
abbasiyah), teknologi & manajemen informatika, volume
2, nomor 4, juni 2016
Mutia & Leonard, Kajian Penerapan E-Learning da Kajian
Penerapan E-Learning Dalam Proses Pembelajaran Di
Perguruan Tinggi, Faktor Exacta 6 (4): 278- 289, 2013
ISSN: 1979-276X
Nu'man Zanin Ahmad,2004. “Efektifitas Penerapan
E-Learning Model Edmodo Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar
Siswa. STMIK Duta Bangsa Surakarta, lume 7 Nomor
1 September 2014.
Nu'man Zanin Ahmad, 2014, Efektifitas Penerapan E-Learning
Model Edmodo Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi
Kasus : SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo),STMIK
Duta Bangsa Surakarta, Duta.com ISSN : 2086-9436
Volume 7 Nomor 1 September 2014.
Sihabudin, 2009.” Model-model Pembelajaran E_Learning dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan : Nizamjia, Volume 12
no, 1, 2009
Soekartawi. (2003). Prinsip dasar e-learning teori dan
aplikasinya di Indonesia. Jurnal Teknodik,
No.12/VII/TEKNODIK/Oktober 2003, 5-27.
Soekartawi. ―Prinsip Dasar E-Learning : Teori Dan Aplikasinya
Di Indonesia, ―Jurnal Teknodik 7, o. 12 ( Oktober 2003):
1-26
Sutrisno,2002, Problem-Problem Pendidikan Umat Islam; Studi
atas Pemikiran Fazlur Rahman, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan Islam, Vol. 3 no 2 Januari 2002, Yogyakarta,
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, hal. 31-21.
Page 210
160
Wahyuni Asti .2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode
Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1
SMK PELITA NUSANTARA 1 Semarang. Program Studi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
C. Makalah
Soekartawi. Prospek Pembelajaran Melalui Internet. Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional ‗Teknologi
Kependidikan‘ yang diselenggarakan oleh UT Pustekkom
dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002
Panen maulana,: Pengembagan E_Learning: Antara mitos dan
kenyataan,”Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Menuju Masyarakat Belajar,
Jakarta, 5-6 Desember 2005.
Page 211
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 22 JAKARTA Jl. Raya Condet,Pasar Rebo,Jakarta Timur, 13760 Telp.8400901, Fax.8416003 Email : [email protected] Website : http://www.smkn22-jkt.sch.id
SURAT KETERANGAN NO: 431/I.851.7
Adalah benar tanda tangan dibawah ini kepala SMK Negeri 22 Jakarta menerangkan : Nama : Miswan NIM : 21160110000012 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas / Universitas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/ UIN ( Universitas Islam Negeri)
Syarief Hidayatullah Jakarta Adalah benar telah melaksanakan penelitian dan pengambilan data kelas X SMKN 22 Jakarta mulai
tanggal 24 Januari 2018 sampai dengan 04 Mei 2018 dalam rangka menyusun thesis dengan judul:
“Hubungan Pembelajaran E_learning dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
(Studi kasus di SMKN 22 Jakarta).”
Surat keterangan ini diberikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakata , Juni 2018 Kepala SMKN 22 Jakarta Drs. H. Uju Juhiwa, M.Pd
NIP.195909011985031014
Lampiran 1
Page 212
Variabel Sub Variabel Indikator Item Soal
Nomor Jumlah
Hasil
Belajar
PAI
(Waqaf)
Pengertian
Waqaf
* Siswa dapat menyebutkan pengertian
waqaf 1. 16, 34 3
Pelaksanaan
waqaf
* Siswa dapat menyebutkan aturan
pelaksanaan waqaf 10.18.28,20 4
* Siswa dapat menyebutkan macam-
macam waqaf
6,7,8,11,20,
38, 39,
40, 41 9
* Siswa dapat mengetahui pelaksanaan
waqaf pada zaman Rasulullah 9, 33, 37 3
Dasar Hukum
Waqaf
* Siswa dapat menyebutkan Undang-
Undang tentang waqaf
14, 24 2
* Siswa dapat menyebutkan dalil Al-
Quran dan hadist tentang waqaf
15,19 2
Rukun Waqaf * Siswa dapat menyebutkan kegiatan
yang termasuk rukun waqaf 2, 49 2
Syarat Waqaf
* Siswa dapat menyebutkan syarat-
syarat Al-Waqif 31 1
* Siswa dapat menyebutkan syarat-
syarat harta benda yang diwaqafkan
( Al-Mauquf)
13, 17, 23,
29, 35,
42, 44,
47
8
* Siswa dapat menyebutkan syarat-
syarat shigat 26, 27, 30 3
Hikmah
Waqaf * Siswa dapat menyebutkan hikmah
dilaksanakannya waqaf 4,12, 21, 32 4
Fungsi Waqaf * Siswa dapat menyebutkan fungsi
waqaf 5 1
Makna Istilah
Waqaf
* Siswa dapat menjelaskan makna
istilah dalam berbagai kegiatan
waqaf
3, 22, 25,
43, 48 5
Hukum
Waqaf
* Siswa dapat menyebutkan hukum-
hukum yang terjadi dalam
pelaksanaan waqaf 30, 45, 46 3
Jumlah 50
Kisi – kisi Tes Hasil Belajar Materi Wakaf Lampiran 2
Page 213
TES HASIL BELAJAR MATERI WAKAF
Nama : ……………………………………..
Kelas :………………………………………
Kelas : X ( Sepuluh )
Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis nama dan kelas anda pada kolom yang telah disediakan
2. Kerjakan soal yang menurut anda paling mudah terlebih dahulu.
3. Jawaban ini murni untk penelitian, bukan untuk publikasi dan tidak ada pengaruh terhadap nilai
4. Atas kesediaannya untuk mengisi soal ini, kami ucapkan terima kasih.
Berikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c ,d dan e pada lembar jabawan berikut !
1. Wakaf menurut bahasa memiliki arti Al-Habs dan Al-Man'u. Yang di maksud dari Al-Habs adalah ...
A. menahan C. menyerahkan
B. mencegah D. diberikan
2. Menurut jumhur ulama dari mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka sepakat bahwa rukun wakaf ada empat,
kecuali
A. wakif. C. sighat.
B. mauquf 'alaih D. nisab.
3. Bagi seseorang yang telah mampu untuk memberikan wakafnya perlu memperhatikan sesuatu yang disebut dengan
sighat. yang dimaksud dengan sighat adalah....
A. batas minimal harta yag dimiliki. C. akad serah terima barang yang diwakafkan
B. jenis harta yang harus diwakafkan. D. jumlah harta yang wajib dikeluarkan wakif
4. Wakaf adalah berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan taqarrub kepada Allah SWT untuk mendapatkan
kebaikan dan ridha-Nya. Adapun Tujuan wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. dapat dipahami
ada dua macam yakni:
A. untuk mencari keridhaan Allah SWT C. mendapatkan pujian dari manusia
B. untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata D. supaya kita selalu beristiqomah dalam ibadah
5. Fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, berikut ini yang tidak termasuk dalam fungsi wakaf, adalah…
A. fungsi Sosial. C. fungsi Tasawuf
B. fungsi Ibadah D. fungsi Akhlak
6. Wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan
wakaf,maka tersebut dinamai dengan wakaf …
A. wakaf langsung C. wakaf produktif
B. wakaf tidak langsung D. wakaf formal
7. Wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk
kegiatan belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan sebagainya, maka wakaf demikian
disebut…
A. wakaf langsung C. wakaf produktif
B. wakaf tidak langsung D. wakaf tidak produktif
8. Apabila tujuan wakafnya untuk hanya untuk kepentingan umum, maka wakaf yang demikian disebut…
A. wakaf keluarga (dzurri)
B. wakaf individu
C. wakaf sosial
D. wakaf mahdhoh
9. Sahabat Nabi yang pernah memindahkan masjid kufah ke tempat yang baru dan yang lama dijadikan pasar kurma
adalah…
A. Utsman bin Affan
B. Abu Bakr ash Shiddiq
C. Umar bin Khatab
D. Ali bin Abi Thalib
10. Dalam sangketa wakaf apabila mekanisme musyawarah tidak membuahkan hasil sangketa dapat dilakukan melalui
A. musyawarah dan mufakat C. mediasi, arbitrasi atau pengadilan
B. surat pernyataan
C. mediasi, arbitrasi atau pengadilan
D. tasyakurran
LAMPIRAN 3
Page 214
11. Berdasarkan klasifikasinya orang yang menerima wakaf di bagi menjadi dua macam yaitu …
A. bergerak dan tidak bergerak
B. tertentu dan tidak tertentu
C. qabliyah dan ba’diyah
D. mustahik dan muzakki
12. Diperintahkannya syari’at wakaf, memiliki banyak manfaat (hikmah) bagi yang menerima wakaf, kalimat yang
tidak termasuk manfaat dari wakaf adalah …
A. bisa menjadi sempit dalam beragama
B. bisa membantu untuk memberantas kebodohan
C. bisa berbuat baik lebih leluasa untuk beribadah kepada allah
D. bisa beramal soleh lebih banyak
13. Berikut ini yang tidak termasuk yarat – syarat harta (benda) yang diwakafkan, kecuali ...
A. harta wakaf harus diserahkan selama lamaya
B. harta wakaf boleh digunaan utuk kepentingan yag lain dari tujuan orang yang memberi wakaf asalkan untuk
kepentinga umum
C. harta wakaf tidak boeh dipindah tangankan menjadi milik pribadi
D. hartawakaf harus digunakan sesuai dengan tujuan orang yang memberi wakaf
14. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya adalah
penjelasan dari peraturan pemerintah …
A. No 4 Tahun 2004
B. No 5 Tahun 1960
C. No 23 Tahun 2000
D. No 28 tahun 1977
15. Berdasarkan dalil-dalil wakaf bagi kepentingan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat
dianjurkan oleh Islam, yang artinya “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (harta sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Pernyataan tersebut merupakan penjelasan arti surat...
A. Q.S. Al-Imron/3 : 82
B. Q.S. Al-Baqarah/2 : 261
C. Q.S. An Nisa/4 : 16
D. Q.S. Al-Imron/3 : 92
16. Ungkapan yang mengandung penahan harta miliknya kepada orang lain atau lembaga adalah pengertian wakaf
menurut istilah ..
A. Syar’i
B. Ulama
C. Ijma’
D. Arab
17. Benda milik pribadi, berharga, berguna, dan dapat digunakan dalam jangka lama, termasuk ke dalam ...
a. Hukum wakaf
b. Rukun wakaf
c. Syarat benda wakaf
d. Tata cara wakaf
18. Di dalam ruislag tanah wakaf, kewajiban nadzir yang terutama adalah …
A. Mengamankan harta wakaf yang dikelolanya dan mengamankannya
B. Keahlian dalam mengelola waktu
C. Memiliki energi maksimal, berani mengambil resiko, antusias, dan percaya diri.
D. Kemampuan atau keahlian teknis, misalnya mengoperasikan komputer, mendesain ruangan dan lainnya
19. Hadist Rasulullah riwayat Bukhari berbunyi “Sesungguhnya Umar bin Khatab memiliki tanah yang dinamakan
dengan… yang ada kurma indah sekali
a. Hejaz
b. Najd
c. Sargum
d. Sur
e. Telaga
20. Wakaf tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya untuk seseorang fakir, miskin, tempat ibadah, dll, termasuk a.
Hukum wakaf
b. Hikmah wakaf
c. Syarat wakaf
e. Wakaf tidak tertentu
21. Di bawah ini yang dimaksud hikmah wakaf adalah …
a. Menumbuhkan solidaritas sosial sesama masyarakat
b. Menimbulkan keirian
c. Menumbuhkan kinerja dalam bekerja
d. Menimbulkan kebencian
Page 215
22. Wakaf disebut sedekah jariah karena...
a. Pahalanya paling besar
c. Pahala wakaf itu akan mengalir terus ke orang yang berwakaf
d. Wakif akan disenangi masyarakat
e. Hikmah wakaf dapat menghilangkan kesenjangan social
23. Salah satu syarat harta yang dapat diwaafkan adalah
a. Mahal
b. Bagus, bernila tinggi
d. Kekal zatnya dan bermanfaat
e. Bisa Menghasilkan uang bagi Waqif
24. Berdasarkan pasal 11,Undang-undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tenang wakaf, berikut ini merupakan
tugas Nazir
a. Melakukan Pengadministrasian harta benda wakaf
b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukanya
c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf
d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia
25. “Kekal Zatnya”. Yang dimaksud zat dalam wakaf adalah ...
a. Kandungan
b. Manfaat
c. Makluk di dalamnya
e. Tahan lama
26. Status tanah yang diwakafkan akan menjadi milik …
a. Yayasan/lembaga yang diserahi wakaf
b. Pengurus wakaf
c. Pemerintah
d. Departemen Agama
e. Ahi waris
27. Berikut ini yang termasuk syarat wakaf adalah …
a. Bisa menggunakan jangka waktu
b. Bisa diambil kembali oleh yang mewakafkan / ahli warisnya
c. Harus diserahkan selama-lamanya
d. Boleh dimanfaatkan untuk hal lain yang bertentangan dengan tujuan wakaf pada umumnya
28. Nazir juga memiliki syarat, kewajiban, dan hak. Nazir bisa dilakukan oleh perseorangan, organisasi atau badan
hukum. Berikut yang bukan termasuk syarat nazir perseorangan adalah...
a. Warga negara Indonesia
b. Beragama Islam
d. Amanah
e. Semua salah
29. Wakaf adalah menyerahkan hartanya untuk diambil manfaatnya. Di bawah ini adalah harta yang dapat di wakafkan,
kecuali ...
a. Tanah
b. Logam mulia
c. Barang bekas
d. Kendaraan
30. Wakif atau pihak yang mewakafkan, sebelum mewakafkan hartanya harus mengucapkan ikrar (sigat). Berikut
adalah syarat ikrar wakaf, kecuali ...
a. Ucapan tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan
b. Ucapan bersifat tidak pasti
c. Ucapan bersifat pasti
d. Ucapan dengan yakin dan ikhlas
31. Balig, berakal, rasyid, dan pemilik sah harta wakaf merupakan syarat atau rukun dari ...
a. Wakaf
b. Sholat
c. Wudhu
d. Puasa
e. Tahajjud
32. Manfaat wakaf bagi yang menerima wakaf adalah dibawah ini, kecuali . .
a. Mengurangi kemiskinan
b. Bisa menjadi sempit dalam beragama
c. Bisa beramal shaleh lebih banyak
d. Membantu kesejahteraan umat
33. Menurut kaum muhajirin, wakaf pertama kali di berlakukan dan dimulainya pada zaman …
a. Bilal bin rabbah
b. Ali bin abi thalib
c. Abu bakar ash Shiddiq
d. Umar bin khatab dan dimuai pada zaman Rasulullah
Page 216
34. Menahan suatu benda dan membebaskan / mengalirkan manfaatnya” kalimat tersebut adalah pengertian wakaf
secara . .
a. Bahasa
b. Ijma ulama
c. Syar’i
d. Insan
35. Harta benda yang diwakafkan bisa harta bergerak dan tidak bergerak, yang termasuk harta bergerak dibawah ini
adalah . . .
a. Surat Berharga
b. Uang
c. Tanah
d. Tanaman
36. Saya wakafkan tanah seluas 2 hektar ini untuk membangun masjid”. Akad wakaf tersebut hukumnya . . .
a. Sah
b. Sunnah
c. Makhruh
d. Haram
37. derdasarkan Asbabunnuzul, Q.S. At-taubah/9 : 119 berkaita dengan diterimanya taubat 3 sahabat yang pada
awalnya tidak menaati perintah rasul untuk mengikuti perang. Perang yang dimaksud adalah perang...
a. Badar
b. Uhud
c. Tabuk dd Khandaq
38. Salah satu fungsi wakaf yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-barang yang mudah rusak ketika
dipergunakan tanpa member isyarat untuk mengganti bagian yang rusak dan keinginan wakif yang memberi batasan
waktu ketika mewakafkan barangnya, maka wakaf tersebut dinamakan …..
a. Wakaf abadi
b. Wakaf sunnah
c. Wakaf Sementara
d. Wakaf Zari’ah
39. Apabila dalam berwakaf berbentuk barangnya seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak
yang ditentukan oleh wakif sebagai barang yang produktif dan hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf,
sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya. Maka wakaf tersebut dinamaka
dengan…
a. Wakaf abadi
b. Wakaf sunnah
c. Wakaf nazir
d. Wakaf Sementara
e. Wakaf Zari’ah
40. Wakaf bertujuan untuk memberi manfaat kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa
melihat kaya atau miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda, maka wakaf tersebut dinamakan ….
a. Wakaf keluarga (dzurri)
b. Wakaf Individu
c. Wakaf sosial
d. Wakaf mahdhoh
41. Apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga secara bersamaan, maka wakaf tersebut dinamakan ….
A. wakaf keluarga (dzurri)
B. wakaf gabungan (musytarak)
C. wakaf individu
D. wakaf mahdhoh
42. Wakaf yang diperlukan oleh lembaga keuangan syariah yang di tunjukan oleh menteri agama dan di infestasikan
termasuk ke dalam …
A. benda tidak bergerak
B. benda bergerak
C. benda mati
D. benda kekal
43. Harta yang berdiri sendiri dan tidak melekat pada harta lain disebut … atau ,,,
a. Muakkad atau ghairu muakkad
b. Muffrazan atau gairi sai
c. Kekal atau abadi
e. Qabliyah dan ba’diyah
Page 217
44. Sertifikasi wakaf diperlukan agar tertib secara administrasi dan memiliki kepastian hak bila terjadi …
a. Sengketa atau masalah hukum
b. Pembagian warisan
c. Pemindahan tanah
d. Rusaknya wakaf
45. Harta yang diwakafkan harus diketahui kadarnya, adapun hukum pengalihan harta wakaf pada saat itu adalah …
A. Sah
B. tidak sah
C. sunnah
D. wajib
46. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang yang memisahkan sebagian dari harta miliknya
dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau kepentingan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu, dasar hukum wakaf adalah …
A. wajib
B. sunnah
C. mubah
D. haram
47. Surat berharga, kendaraan, logam mulia, hak sewa, merupakan benda-benda wakaf yang berbentuk...
a. Benda tidak bergerak
b. Benda bergerak
c. Benda mati
d. Benda kekal
48. Orang yang diserahi mengurus dan mengembangkan wakaf disebut . . .
a. Mauqf’alaih
b. Sigat
c. Waqif
d. Mustahik
49. Diwakafkan untuk selama-lamanya tidak terbatas waktu tertentu. Kalimat tersebut masuk pada kategori . .
a. Hikmah wakaf
b. Syarat wakaf
c. Rukun wakaf
d. Harta wakaf
50. Hak nadzir atas imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta dan pengembangan wakaf
sebesar …
a. 50% - 70%
b. Tidak lebih 10 %
c. Tidak lebih 50%
d. 30%
Page 218
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR MATERI WAKAF
Pelajaran : Wakaf
1. A 2. D 3. C 4. A 5. C 6. C 7. A 8. C 9. C 10. C 11. B 12. A 13. C 14. D 15. D 16. A 17. C 18. A 19. C 20. D 21. A 22. B 23. C 24. B 25. B 26. A 27. C 28. D 29. C 30. B 31. A 32. B 33. D 34. C 35. A 36. A 37. C 38. C 39. A 40. C 41. B 42. B 43. B 44. A 45. B 46. B 47. B 48. B 49. C 50. B
LAMPIRAN 4
Page 219
Panduan Skoring Soal Hasil Belajar PAI
Panduan Skoring Angket Motivasi Belajar
Positif Makna
Negatif Makna
Scor Scor
5 Sangat Setuju 1 Sangat Setuju
4 Setuju 2 Setuju
3 Ragu-ragu 3 Ragu-ragu
2 Tidak Setuju 4 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju
JML Scor Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Betul Betul Betul Betul Betul
1 2.2 11 24.2 21 46.2 31 68.2 41 90.2
2 4.4 12 26.4 22 48.4 32 70.4 42 92.4
3 6.6 13 28.6 23 50.6 33 72.6 43 94.6
4 8.8 14 30.8 24 52.8 34 74.8 44 96.8
5 11 15 33 25 55 35 77 45 100
6 13.2 16 35.2 26 57.2 36 79.2
7 15.4 17 37.4 27 59.4 37 81.4
8 17.6 18 39.6 28 61.6 38 83.6
9 19.8 19 41.8 29 63.8 39 85.8
10 22 20 44 30 66 40 88
Scor Scor Scor Scor
LAMPIRAN 5
Page 220
Lampiran 6
Indikator
Pembelajaran E_learning
Petunjuk pengisian :
1. Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda
benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Untuk kategori SS = Sangat setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu atau tidak
tahu, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju.
3. Isilah dengan jujur.
4. jawaban anda terjamin kerahasiaannya, dan tidak ada satu instansi manapun
yang mengetahuinya kecuali peneliti.
--------------------------------------------------------------------------------
Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Jenis Fitur Tujuan Fitur Indikator/ Instrumen No
Soal
1 Polling 1.1 Mengadakan
Polling untuk
keperluan
pembelajaran
a. Siswa dapat
menggunakan fitur polling
untuk membantu dalam
mempelajari suatu materi
b. Memudahkan siswa
dalam menemukan sebuah
data valid
1, 2,
1.2 Mengetahui
tingkat ke-efesiensi
suatu materi
a. Siswa lebih mudah
mengetahui tingkat
efektifitas soal dengan
grafik
3, 4,
2 Gradebook 1.1 Mengetahui
hasil belajar
Para siswa bisa mengetahui
tingkat keberhasilan dalam
suatu mata pelajaran
5, 6
1.2 Memantau
stabilitas nilai
Para siswa bisa melihat
tingkat stabilitas nilai
dalam belajar
7
1.3 Memanajemen
hasil belajar
seluruh
Para siswa bisa
memanajemen nilai dengan
mudah
8,
3 File dan
Links
1.1 Mampu meng-
upload file-file lain
Siswa bisa mengerti cara
meng-upload file lain
berekstensi .doc, .ppt, .xlx,
.pdf, dan lain-lain untuk
membantu pembelajaran
9, 10,
11,
1.2 Menjadi tempat
penyimpanan dan
Menjadi tempat tambahan
suatu materi agar bisa
12,13
Page 221
perantara dilihat, namun jika materi
berada di website tertentu
atau terlalu besar di-upload,
maka bisa menggunakan
fitur link untuk mengakses
web tersebut
4 Quiz 1.1 Mengerjakan
quiz/soal dengan
mudah
Siswa dapat mengerjakan
quiz dengan mudah dan
menyenangkan karna bisa
menyisipkan gambar/video
sebagai bentuk
kelengkapan quiz
14,
15, 16
1.2 Memiliki
banyak pilihan
Memiliki beberapa pilihan
dalam mengerjakan quiz
yaitu berupa pilihan ganda
atau essai. Tergantung
pembuat soal
17, 18
5 Accout 1.1 Mengerti cara
menggunakan fitur
ini dengan baik
dan benar
Siswa dapat menggunakan
fitur ini untuk bermacam-
macam kebutuhan yaitu :
Spotlight, PLC Saya,
Pengaturan, Pusat Bantuan,
dan Keluar
19,
20,
21,
22,
23,
6 Library 1.1 Wadah
penyimpanan
materi yang
diupload
Siswa bisa meng-upload
ataupun mendownload
materi di fitur ini. Selain itu
fitur ini memiliki kapasitas
tanpa batas
24,
25,
26, 27
7 Grub 1.1 Wadah
komunikasi antara
guru dengan murid
Fitur ini menjadi sangat
penting karna fungsi utama
dari fitur grub adalah untuk
berbagi dan mengerjakan
tugas
28,
29,
30,
31,
32,
8 Parent fitur 1.1 Mempermudah
orangtua untuk
memantau aktivitas
siswa
Orang tua bisa mengawasi
anak-anak mereka dengan
fitur ini dengan fleksibel
9, 12
9 Fitur
Penghargaan
1.1 Memberikan
penhargaan
beruppa Badge
agar siswa
termotivasi
Siswa mendapat
penghargaan dari guru
karna kerja keras dan
keberhasilannya
23
Page 222
Lampiran 7
Angket
Tentang E_Learning berbasis Edmodo
Petunjuk pengisian :
1. Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda
benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Untuk kategori SS = Sangat setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu atau tidak
tahu, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju.
3. Isilah dengan jujur.
4. jawaban anda terjamin kerahasiaannya, dan tidak ada satu instansi manapun
yang mengetahuinya kecuali peneliti.
--------------------------------------------------------------------------------
Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban di bawah ini yang menurut anda benar
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Angket
Jawaban
SS S R TS STS
1 Edmodo menyediakan fitur sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran
2 Fitur polling membantu siswa untuk
mengetahui tingkat efektifitas suatu materi
3 Fitur polling membantu siswa untuk
mengetahui tingkat validasi suatu materi
4 Grafik pada fitur polling memudahkan
siswa
5
Fitur Gradebook memudah untuk
mengetahui tingkat perkembangan dalam
suatu pembelajaran
6 Fitur Gradebook merekam kinerja
pembelajaran
7 Fitur Gradebook memudahkan untuk
melihat transparansi nilai
8 Fitur Gradebook memudahkan siswa dalam
memanajemen nilai dan pelajaran
9 Fitur Parent membuat siswa merasa diawasi
orang tua
10
Siswa dimudahkan dengan adanya fitur File
dan Links untuk memasukkan file
berekstensi lain
11 Siswa dapat berkreasi dalam mengerjakan
Page 223
tugas di edmodo dengan macam-macam
pilihan jenis soal
12 Fitur Parent menjadikan komunikasi antara
siswa dan orang tua semakin membaik
13
Fitur File dan Links menjadi perantara
antara edmodo dengan web lain yang
terdapat materi
14 Fitur Quiz bersifat user-friendly
15 Fitur pengujian dengan fitur Quiz
memberikan hasil yang maksimal
16
Pembelajaran menjadi mudah karena
adanya fitur untuk mengupload gambar dan
video
17 Siswa dapat mengerjakan soal di mana saja
18 Siswa dimudahkan dalam menjawab soal
dengan ditambah fitur essai
19 Fitur Account memudahkan siswa untuk
mengubah data pribadi
20 Siswa dimudahkan dengan fitur bantuan
saat ada yang tidak dimengerti
21 Tampilan fitur Account cukup menarik
22 Siswa dapat menjaga privacy di fitur ini
23 Siswa merasa termotivasi untuk
mendapatkan badge dari guru
24 Siswa dimudahkan dengan adanya fitur
Library dengan kapasitas tak terbatas
25
Fitur ini meyediakan penyimpanan untuk
materi dan dapat diupload dan didownload
kapan saja
26 Fitur Library memungkinkan saya
mempelajari materi yang saya butuhkan
27 Menu yang ditampilkan dalam fitur Library
mudah diikuti dan dioperasikan
28 Dengan fitur Grub, tidak perlu lagi bertatap
muka dengan guru setiap hari
29 Pembelajaran dengan fitur Grub lebih
menarik karena disertai gambar dan animasi
30
Menu yang ditampilkan dalam
pembelajaran Grub mudah diikuti dan
dioperasikan
31 Pembelajaran dengan fitur Grub dapat
mudah diakses
32 Pembelajaran via Grub dapat memotivasi
agar lebih giat belajar
Page 224
Lampiran 8
Indikator dan Kisi – Kisi
Motivasi Belajar
Indikator:
1. Kuatnya kemauan untuk berbuat/belajar
2. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar (Jam belajar)
3. Ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah
4. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
5. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam hal/pelajaran
6. Lebih senang mengerjakan tugas/belajar mandir
No Indikator Indikator pada Mata PAI
No.
Item
Soal
Jml
Soal
1
Kuatnya
kemauan
untuk
berbuat/belajar
Kemampuan untuk belajar tanpa
adanya perintah 1,2,3 3
Kemauan siswa memperoleh
nilai baik 4,5 2
2
Jumlah waktu
yang
disediakan
untuk belajar
(Jam belajar)
Siswa belajar pada jam atau
jadwal yang sudah dibuat 6,7 2
Menggunakan waktu belajar
ketika ada ulangan tes 9,10 2
Memanfaatkan waktu luang
untuk belajar
11,12,1
3 3
3
Ketekunan
dalam
mengerjakan
tugas sekolah
Ketekunan siswa mengerjakan
soal-soal pelajaran disekolah 14,15 2
Ketekunan siswa mengerjakan
PR dirumah 16,17 2
Ketekunan siswa menyelesaikan
tugas dengan berdiskusi 18.19 2
4
Ulet
menghadapi
kesulitan (
tidak lekas
putus asa)
Sikap tidak mudah putus asa
terhadap kesulitan belajar dan
mengerjakan tugas
20,21 2
Ulet dalam melakukan latihan-
latihan untuk mengerjakan soal-
soal dalam buku pelajaran
22,23 2
Aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok pada Mata pelajaran
PAI
24,24 2
Adanya ketertarikan terhadap 25,26 2
Page 225
materi dengan mencari informasi
dari berbagai referensi
6
Lebih senang
mengerjakan
tugas/belajar
mandiri
Menyelesaian tugas-tugas/PR
secara mandiri (tanpa bantuan) 27,28 2
Percaya diri terhadap jawaban-
jawaban sendiri dan tidak meniru
jawaban teman
29,30 2
Senang belajar sendiri dari pada
belajar PAI 31,32 2
Jumlah 32
Page 226
Lampiran 9
Angket
Motivasi Belajar
Petunjuk pengisian :
1. Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda
benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Untuk kategori SS = Sangat setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu atau tidak
tahu, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju.
3. isilah dengan jujur.
4. jawaban anda terjamin kerahasiaannya, dan tidak ada satu instansi manapun
yang mengetahuinya kecuali peneliti.
--------------------------------------------------------------------------------
Berilahtanda (x) padasalahsatujawaban di bawahini yang
menurutandabenardansesuaidengankeadaan yang sebenarnya.
No Angket Jawaban
SS S R TS STS
1 Saya selalu belajar dirumah tanpa disuruh
oleh guru
2 Saya belajar dirumah tanpa disuruh orang
tua
3 Saya belajar dirumah tanpa disuruh
anggota keluarga lainnya
4 Apakah tujuan saudara belajar adalah untuk
meningkatkan nilai
5 Bagaimana kemauan/motivasi belajar
saudara untuk bersaing dengan teman
6 Saya belajar dirumah sesuai dengan jadwal
belajar
7 Saya mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah (PR) tepat waktu
8 Saya senang mengerjakan soal-soal latihan
yang kemungkinan akan keluar dalam
ulangan
9 Saya belajar pada pagi hari sebelum
berangkat ke sekolah untuk persiapan
ulangan/tes
10 Saya menggunakan waktu luang dirumah
untuk belajar ketika akan ada ulangan
11 Saya memanfaatkan waktu/jam kosong
Page 227
disekolah dengan berdiskusi tentang
pelajaran dengan teman
12 Saya menggunakan jam istirahat di sekolah
untuk membaca materi pelajaran
13 Saya dalam mengerjakan tugas-tugas
sekolah tidak menunda-nunda karena takut
menumpuk
14 Saya berdiskusi tentang soal-soal yang
sulit dengan teman
15 Saya selalu mengerjakan PR dirumah
setiap ada PR dari sekolah dan tidak
menunda-nunda
16 Saya akan meminta jawaban PR dari teman
karena tidak bisa mengerjakannya
17 Saya berdiskusi kelompok untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah
18 Saya aktif dalam diskusi kelompok
19 Saya belajar dengan semangat ketika
mendapat nilai jelek dalam ulangan
20 Saya belajar dengan semangat ketika
mendapat nilai bagus dalam ulangan
21 Saya senang mengerjakan soal-soal atau
tugas dalam buku pelajaran
22 Saya mengerjakan soal-soal latihan di buku
atau LKS meskipun tidak disuruh guru
23 Saya aktif dalam diskusi kelompok di kelas
karena saudara senang dengan pelajaran
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
24 Saya aktif bertanya dan menjawab dalam
kegiatan diskusi kelompok di kelas
25 Saya mencari referensi dari internet atau
dari media masa karena ingin tahu lebih
banyak tentang materi pelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam
26 Saya mencari informasi atau bahan-bahan
pelajaran yang lebih banyak melalui media
internet
27 Saya mengerjakan ulangan sendiri, tanpa
bantuan dari teman
28 Saya mengerjakan sendiri soal-soal pada
buku pelajaran tanpa bantuan teman
29 Saya percaya diri dapat menyelesaikan
tugas-tugas sekolah
30 Saya memiliki kepercayaan diri untuk
menjawab soal-soal tanpa bertanya kepada
Page 228
teman
31 Saya memilih belajar sendiri ketika akan
ada ulangan dari pada belajar dengan
kelompok
32 Saya merasa belajar sendiri lebih efektif
daripada belajar dengan orang lain
Page 229
Lampiran 10
Hasil Uji Validitas variabel 𝑿𝟏 yakni pembelajaran e_learning
No.
Soal
r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.418 > 0.374 Item soal valid
2 0.212 < 0.374 Item soaltidak valid
3 0.085 < 0.374 Item soaltidak valid
4 0.472 > 0.374 Item soal valid
5 0.415 > 0.374 Item soal valid
6 0.196 < 0.374 Item soaltidak valid
7 0.322 < 0.374 Item soaltidak valid
8 0.654 > 0.374 Item soal valid
9 0.629 > 0.374 Item soal valid
10 0.822 > 0.374 Item soal valid
11 0.847 > 0.374 Item soal valid
12 0.624 > 0.374 Item soal valid
13 0.468 > 0.374 Item soal valid
14 0.510 > 0.374 Item soal valid
15 0.182 < 0.374 Item soaltidak valid
16 0.769 > 0.374 Item soal valid
17 0.697 > 0.374 Item soal valid
18 0.429 > 0.374 Item soal valid
19 0.288 < 0.374 Item soaltidak valid
20 0.530 > 0.374 Item soal valid
21 0.600 > 0.374 Item soal valid
Page 230
22 0.728 > 0.374 Item soal valid
23 0.764 > 0.374 Item soal valid
24 0.169 < 0.374 Item soaltidak valid
25 -0.006 < 0.374 Item soaltidak valid
26 0.484 > 0.374 Item soal valid
27 -0.026 < 0.374 Item soaltidak valid
28 0.427 > 0.374 Item soal valid
29 0.270 < 0.374 Item soaltidak valid
30 0.337 < 0.374 Item soaltidak valid
31 0.345 < 0.374 Item soaltidak valid
32 0.407 > 0.374 Item soal valid
33 0.337 < 0.374 Item soaltidak valid
34 0.719 > 0.374 Item soal valid
35 0.799 > 0.374 Item soal valid
36 0.793 > 0.374 Item soal valid
37 0.597 > 0.374 Item soal valid
38 0.569 > 0.374 Item soal valid
39 0.722 > 0.374 Item soal valid
40 0.534 > 0.374 Item soal valid
41 0.799 > 0.374 Item soal valid
42 0.686 > 0.374 Item soal valid
43 0.719 > 0.374 Item soal valid
44 0.585 > 0.374 Item soal valid
45 0.663 > 0.374 Item soal valid
46 0.639 > 0.374 Item soal valid
Page 231
47 0.661 > 0.374 Item soal valid
48 0.579 > 0.374 Item soal valid
49 0.694 > 0.374 Item soal valid
50 0.477 > 0.374 Item soal valid
51 0.599 > 0.374 Item soal valid
52 0.550 > 0.374 Item soal valid
53 0.868 > 0.374 Item soal valid
54 0.874 > 0.374 Item soal valid
55 0.732 > 0.374 Item soal valid
56 0.524 > 0.374 Item soal valid
57 0.653 > 0.374 Item soal valid
58 0.735 > 0.374 Item soal valid
59 0.747 > 0.374 Item soal valid
60 0.822 > 0.374 Item soal valid
61 0.832 > 0.374 Item soal valid
62 0.730 > 0.374 Item soal valid
63 0.556 > 0.374 Item soal valid
64 0.796 > 0.374 Item soal valid
65 0.609 > 0.374 Item soal valid
66 0.631 > 0.374 Item soal valid
67 0.809 > 0.374 Item soal valid
68 0.652 > 0.374 Item soal valid
69 0.598 > 0.374 Item soal valid
70 0.813 > 0.374 Item soal valid
Page 232
Berdasarkan penghitungan yang penulis lakukan, dengan aplikasi SPSS,
terlihat nomer item soal yang valid dan yang tidak valid, dari sampel 30 responden,
dan 70 butir soal, adapun item soal yang valid yakni berjumlah 57 butir soal, dan
yang tidak valid berjumlah 13 butir soal.
Page 233
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas variabel 𝑿𝟐 yakni Motivasi Belajar
No.
Soal
r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.266 < 0.374 Item soaltidak valid
2 0.384 > 0.374 Item soal valid
3 0.306 < 0.374 Item soaltidak valid
4 0.016 < 0.374 Item soaltidak valid
5 0.164 < 0.374 Item soaltidak valid
6 0.569 > 0.374 Item soal valid
7 0.626 > 0.374 Item soal valid
8 0.641 > 0.374 Item soal valid
9 0.168 < 0.374 Item soaltidak valid
10 0.395 > 0.374 Item soal valid
11 0.447 > 0.374 Item soal valid
12 0.100 < 0.374 Item soaltidak valid
13 0.442 > 0.374 Item soal valid
14 0.616 > 0.374 Item soal valid
15 0.407 > 0.374 Item soal valid
16 0.642 > 0.374 Item soal valid
17 0.609 > 0.374 Item soal valid
18 0.483 > 0.374 Item soal valid
19 0.345 < 0.374 Item soaltidak valid
20 0.462 > 0.374 Item soal valid
21 0.527 > 0.374 Item soal valid
Page 234
22 0.360 < 0.374 Item soaltidak valid
23 0.559 > 0.374 Item soal valid
24 0.588 > 0.374 Item soal valid
25 0.535 > 0.374 Item soal valid
26 0.569 > 0.374 Item soal valid
27 0.481 > 0.374 Item soal valid
28 0.443 > 0.374 Item soal valid
29 0.683 > 0.374 Item soal valid
30 0.576 > 0.374 Item soal valid
31 0.254 < 0.374 Item soaltidak valid
32 0.562 > 0.374 Item soal valid
33 0.131 < 0.374 Item soaltidak valid
34 0.448 > 0.374 Item soal valid
35 0.363 < 0.374 Item soaltidak valid
36 0.583 > 0.374 Item soal valid
37 0.529 > 0.374 Item soal valid
38 0.505 > 0.374 Item soal valid
39 0.611 > 0.374 Item soal valid
40 0.466 > 0.374 Item soal valid
41 0.560 > 0.374 Item soal valid
42 0.574 > 0.374 Item soal valid
43 0.607 > 0.374 Item soal valid
44 0.712 > 0.374 Item soal valid
45 0.570 > 0.374 Item soal valid
46 0.558 > 0.374 Item soal valid
Page 235
47 0.406 > 0.374 Item soal valid
48 0.567 > 0.374 Item soal valid
49 0.456 > 0.374 Item soal valid
50 0.141 < 0.374 Item soaltidak valid
51 0.600 > 0.374 Item soal valid
52 0.477 > 0.374 Item soal valid
53 0.570 > 0.374 Item soal valid
54 0.597 > 0.374 Item soal valid
55 0.096 < 0.374 Item soaltidak valid
56 -0.130 < 0.374 Item soaltidak valid
57 0.321 < 0.374 Item soaltidak valid
58 0.095 < 0.374 Item soaltidak valid
59 0.463 > 0.374 Item soal valid
60 0.266 < 0.374 Item soaltidak valid
61 0.559 > 0.374 Item soal valid
62 0.519 > 0.374 Item soal valid
63 0.466 > 0.374 Item soal valid
64 0.401 > 0.374 Item soal valid
65 0.331 < 0.374 Item soaltidak valid
66 0.453 > 0.374 Item soal valid
67 0.565 > 0.374 Item soal valid
68 0.379 > 0.374 Item soal valid
69 0.606 > 0.374 Item soal valid
70 0.400 > 0.374 Item soal valid
Page 236
Adapun untuk variabel X2 ini, terlihat nomer item soal yang valid dan yang
tidak valid, dari sampel 30 responden, dan 70 butir soal, adapun item soal yang
valid yakni berjumlah 52 butir soal, dan yang tidak valid berjumlah 18 butir soal.
Page 237
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas variabel Y yakni hasil belajar siswa
No.
Soal
r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.172 < 0.374 Item soaltidak valid
2 0.046 < 0.374 Item soaltidak valid
3 0.150 < 0.374 Item soaltidak valid
4 0.100 < 0.374 Item soaltidak valid
5 0.333 < 0.374 Item soaltidak valid
6 -0.095 < 0.374 Item soaltidak valid
7 0.576 > 0.374 Item soal valid
8 0.305 < 0.374 Item soaltidak valid
9 0.455 > 0.374 Item soal valid
10 0.230 < 0.374 Item soaltidak valid
11 0.385 > 0.374 Item soal valid
12 0.036 < 0.374 Item soaltidak valid
13 0.240 < 0.374 Item soaltidak valid
14 0.230 < 0.374 Item soaltidak valid
15 0.276 < 0.374 Item soaltidak valid
16 0.584 > 0.374 Item soal valid
17 0.128 < 0.374 Item soaltidak valid
18 0.505 > 0.374 Item soal valid
19 0.462 > 0.374 Item soal valid
20 0.129 < 0.374 Item soaltidak valid
21 0.034 < 0.374 Item soaltidak valid
Page 238
22 0.214 < 0.374 Item soaltidak valid
23 0.713 > 0.374 Item soal valid
24 0.768 > 0.374 Item soal valid
25 0.624 > 0.374 Item soal valid
26 0.206 < 0.374 Item soaltidak valid
27 0.720 > 0.374 Item soal valid
28 0.441 > 0.374 Item soal valid
29 0.567 > 0.374 Item soal valid
30 0.689 > 0.374 Item soal valid
31 0.611 > 0.374 Item soal valid
32 0.355 < 0.374 Item soaltidak valid
33 0.552 > 0.374 Item soal valid
34 0.675 > 0.374 Item soal valid
35 0.183 < 0.374 Item soaltidak valid
36 0.410 > 0.374 Item soal valid
37 0.222 < 0.374 Item soaltidak valid
38 0.226 < 0.374 Item soaltidak valid
39 0.409 > 0.374 Item soal valid
40 0.493 > 0.374 Item soal valid
41 0.667 > 0.374 Item soal valid
42 0.553 > 0.374 Item soal valid
43 0.302 < 0.374 Item soaltidak valid
44 0.566 > 0.374 Item soal valid
45 0.506 > 0.374 Item soal valid
46 0.375 > 0.374 Item soal valid
Page 239
47 0.082 < 0.374 Item soaltidak valid
48 0.037 < 0.374 Item soaltidak valid
49 0.365 < 0.374 Item soaltidak valid
50 0.582 > 0.374 Item soal valid
51 -0.213 < 0.374 Item soaltidak valid
52 0.445 > 0.374 Item soal valid
53 0.435 > 0.374 Item soal valid
54 -0.133 < 0.374 Item soaltidak valid
55 0.118 < 0.374 Item soaltidak valid
56 0.218 < 0.374 Item soaltidak valid
57 0.325 < 0.374 Item soaltidak valid
58 0.045 < 0.374 Item soaltidak valid
59 0.310 < 0.374 Item soaltidak valid
60 0.489 > 0.374 Item soal valid
61 0.382 > 0.374 Item soal valid
62 0.501 > 0.374 Item soal valid
63 0.247 < 0.374 Item soaltidak valid
64 0.315 < 0.374 Item soaltidak valid
65 0.490 > 0.374 Item soal valid
66 0.201 < 0.374 Item soaltidak valid
67 0.125 < 0.374 Item soaltidak valid
68 0.384 > 0.374 Item soal valid
69 0.252 < 0.374 Item soaltidak valid
70 0.080 < 0.374 Item soaltidak valid
Page 240
Sedangkan untuk variabel X3, Berdasarkan penghitungan yang penulis
lakukan, dengan aplikasi SPSS, terlihat nomer item soal yang valid dan yang tidak
valid, dari sampel 30 responden, dan 70 butir soal, adapun item soal yang valid
yakni berjumlah 32 butir soal, dan yang tidak valid berjumlah 38 butir soal.
Page 241
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 321 AGNESTI ASTI AMANDHA 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 138
2 ALIFA TRISVIANA 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 3 4 5 4 5 4 4 4 5 1363 ANINDYA SHAZWANA 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 3 5 4 4 4 3 1314 BAGAS TEGUH SUSILO 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 3 4 5 5 5 5 4 5 3 1415 CANDRA ILHAMSAH 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1326 CINTYA PUTRI ANGGRAINI 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 1317 CITRA NUR FITRIA 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 1378 CLARA PUTRI KHUSUMA 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 1239 DEVIA WIJAYA 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 13210 DIAN AURELIA HERDIANTI 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13411 DINA SETIANI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 13612 DINI ARI CAHYANI 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 13813 DITA PUTRI BUDIYANTI 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 13414 DITTA SHEFIANI PUTRI 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 13215 ERIKA MARSYANDA 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 14116 FEBRI HARI PRAKOSO 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 5 4 13917 FEBRINA WIDIANINGSIH 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 14518 HERNISSA AULIYA HAFIZAH 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 13619 ISTIANA HASANAH 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 134
20 ISTIKA RATNA 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 13721 JULFI DAFFA AGUNG 4 5 4 5 5 3 4 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 13422 LUTHFIYYAH NABILA 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 13523 MIFTAUL ZANAH 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 14724 MITA NURBAITI 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 4 5 14225 NUR ALIMAH KHASANAH 3 4 4 5 3 4 4 5 3 5 4 3 5 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 4 4 13326 NURUL HANIFAH 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 14427 RAHMA HARYANTI 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 14328 RAHMALIA INDAH 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 14829 RISKYNA SIFTYA FADIYA 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 14330 SAFA LAILITA PUTRI 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 142
HASIL BELAJAR SISWA
Lam
pira
n 1
3
Page 242
31 SEFTIA NUR HOLIFAH 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 14132 TAZKIAH AULIA 4 4 5 4 4 3 3 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 13333 ULI AULIA 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 14034 YELA RESPIANA 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 14035 ZIDHAN KHAUDRY 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 14236 AGUSTINA OLIVIA PUTRI 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 14737 ALIFAH OKTAVIA 5 4 4 4 4 5 4 3 5 3 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 3 5 4 4 3 5 3 5 3 5 4 13438 ANDRIYAWATI 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 5 4 13639 AZILLA ZALIANY ZUBAIDI 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 13240 CHANDIRA ARINI 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 3 5 13741 DHEA SAFITRI 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 5 4 3 4 13642 DHIA FAJRIKA HUMAIRAH 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 5 4 3 5 13143 DINA SHELLY ARIFANI 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 5 13844 ELSI VIK SANDI 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 13945 ERINA MARSYAPUTRI 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 14146 FARHAN DAFFA MAUDI 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 14547 FITRI PIDIAH MAHESA 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 14248 HESTI KHOTIMAH 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 13649 INKA CORNELIA 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 14050 KURNIAWATI 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 13851 MAYA RACHMAWATY 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 13852 MUHAMAD IMAN 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 14053 MUHAMMAD RAFLI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 13854 NABILA IZZATUL JANAH 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 13355 NABILA SITI ADHIYANTI 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 14056 NOVITA MARYATI PUSPITASARI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 14257 RAAFI NURFIKRI 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 5 13658 RASELA MARDIANA 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 13959 RASYADANI RIZKY AL FARIS 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 15060 ROSADINA MAYASYIFA 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 140
Page 243
61 SALSABILA RAHMA PUTRI 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 13662 SUHAIBAH 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 14063 TIARA SAFITRI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 14164 VINA NURTIARMAN 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 13965 WYNNONA KYLA AMARA 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 13666 ZALSA NUR HALIZA 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 13867 ABDULLAH 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 3 5 5 5 4 14568 ADE BAGUS SANJAYA 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 14469 AMALIYAH SHOLIKHA 5 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 13470 ANINDA TRISTIN MAULIDYA 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 5 3 3 5 4 5 13671 DEVI ANDINI 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 14572 DEVI FITRIANI 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 13973 DEWI SINTAWATI 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 14074 DISYA DHIYA'AN WIBOWO 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 14175 EGI FAJRI 5 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 5 4 5 4 3 13676 ELVIRA ZAINI 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 15077 ERIKA DWI OKTAVIA 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15178 ERNI NOVIANTY RAHAYU 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 14279 FANY OKTAVIANI 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 14980 FEBIO NAUFAL DZAKY NUMANSYAH 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 14481 FERISTINA HERMALIA 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 14282 HARISYAH RAHMAH 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 14083 JANU SAPUTRA 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3 14284 MARCELLIA FAUZIA 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 14085 MARIYANTO 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 14886 MUHAMAD DEZAN ADINTA 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 13787 MUHAMMAR DINDA FAHLEPI ANGGORO5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 14688 NANI TIA PURWA IRANTI 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 14089 NOVIA HANDAYANI 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 14090 NUR ANGELICA FEVRIEANNA 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 146
Page 244
91 REYHANI NUR PUTRI 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 14292 RUSTYA MAHARANI SAPUTRI 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 14293 SALMA SABILLA 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 3 14294 SEKAR PRIHATINI 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 13695 SIFA DEFIANTI 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 13396 SITI MASITHO 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 13997 YUNITA HERAWATI 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 14798 ADHIKA SAPUTRI 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 14199 ADHISTYA PUTRI 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 141
100 ALIFIA TIASTANIA 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 137101 ANGGIE PRASETYO 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 144102 ANNISA HERAWATI 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 139103 ARIA ANGGARA SAPUTRA 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 136104 BAGAS SATRIO ALIYUDIN 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 136105 CAHYA ANGGUN DWI ANANDA 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 142106 CHANDRA ARYATI DEWI 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 144107 DEWI PUSPITA NINGRUM 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 145108 DIMAS ARDIYANSYAH 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 134109 DINI NIATI 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 138110 FARAH AZZAHRA 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 144111 FITRI FEBRIYANTI 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 147112 HASAN AL ASKARI 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 145113 IMAM RAHMAT SETIAWAN 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 141114 LARAS AYU WARDANI 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 136115 LARAS RASENDRIYA ARYONO 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 143116 LINAWATI 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 139117 MUHAMMAD AZIZ NURRAHMAN 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 147118 MUHAMMAD IQBAL RIYADI 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 3 5 3 4 4 5 4 134119 MUTIARA FARAS TASYA 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 5 4 5 4 135120 NADYA ASNISYAH FARADILLA 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 137121 NURUL HIKMAH 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 146
Page 245
122 PUTRI APRIYANI 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 141123 RIDWAN NUR HAKIM 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 142124 SABRINA PANGESTIKA 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 140125 SHAFIRA RENALDI PUTRI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 144126 SITI MAULID DYAH 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 139127 SULASTRI 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 143128 TRI WAHYU RAMADHANI 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 141129 WARDATUL QISTI 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 145130 YUHYINA ZULVA KHOIRUNNISA 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 137131 ZEFANYA VERANOV SILITONGA 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 139132 ZHIFA SYAIFFANA 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 141
Page 246
NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 X1
1 AGNESTI ASTI AMANDHA 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 140
2 ALIFA TRISVIANA 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 5 4 134
3 ANINDYA SHAZWANA 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3 5 4 135
4 BAGAS TEGUH SUSILO 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 130
5 CANDRA ILHAMSAH 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 131
6 CINTYA PUTRI ANGGRAINI 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 5 3 136
7 CITRA NUR FITRIA 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 130
8 CLARA PUTRI KHUSUMA 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 136
9 DEVIA WIJAYA 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 131
10 DIAN AURELIA HERDIANTI 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 122
11 DINA SETIANI 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 137
12 DINI ARI CAHYANI 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 135
13 DITA PUTRI BUDIYANTI 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 133
14 DITTA SHEFIANI PUTRI 3 5 3 5 5 5 5 3 4 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 3 3 4 127
15 ERIKA MARSYANDA 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 131
16 FEBRI HARI PRAKOSO 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 143
17 FEBRINA WIDIANINGSIH 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 5 3 137
18 HERNISSA AULIYA HAFIZAH 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 141
19 ISTIANA HASANAH 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 5 3 5 4 133
20 ISTIKA RATNA 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 141
21 JULFI DAFFA AGUNG 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 142
22 LUTHFIYYAH NABILA 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 141
23 MIFTAUL ZANAH 4 3 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 130
24 MITA NURBAITI 4 3 3 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 131
25 NUR ALIMAH KHASANAH 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 140
26 NURUL HANIFAH 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 5 3 4 134
27 RAHMA HARYANTI 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 130
28 RAHMALIA INDAH 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 129
29 RISKYNA SIFTYA FADIYA 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 128
30 SAFA LAILITA PUTRI 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 3 5 4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5 134
PEMBELAJARAN E_LEARNING
Page 247
31 SEFTIA NUR HOLIFAH 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 132
32 TAZKIAH AULIA 4 3 5 5 4 3 3 5 5 3 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 3 3 3 3 4 127
33 ULI AULIA 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 3 3 4 3 5 5 136
34 YELA RESPIANA 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 3 4 3 3 3 4 3 5 5 139
35 ZIDHAN KHAUDRY 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 132
36 AGUSTINA OLIVIA PUTRI 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 4 5 5 3 5 4 4 3 3 3 4 5 4 138
37 ALIFAH OKTAVIA 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 3 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 5 127
38 ANDRIYAWATI 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5 134
39 AZILLA ZALIANY ZUBAIDI 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 5 4 131
40 CHANDIRA ARINI 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 138
41 DHEA SAFITRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 3 4 3 4 4 142
42 DHIA FAJRIKA HUMAIRAH 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 4 136
43 DINA SHELLY ARIFANI 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 3 5 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 5 3 135
44 ELSI VIK SANDI 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 140
45 ERINA MARSYAPUTRI 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 4 4 135
46 FARHAN DAFFA MAUDI 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 4 4 138
47 FITRI PIDIAH MAHESA 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 128
48 HESTI KHOTIMAH 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 3 5 4 5 4 4 5 3 3 3 4 3 5 4 134
49 INKA CORNELIA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 131
50 KURNIAWATI 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 3 3 4 3 128
51 MAYA RACHMAWATY 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 3 3 3 4 4 3 134
52 MUHAMAD IMAN 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 3 3 5 3 4 3 4 4 138
53 MUHAMMAD RAFLI 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 3 3 5 5 4 134
54 NABILA IZZATUL JANAH 4 5 5 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 5 3 5 5 3 3 5 5 3 134
55 NABILA SITI ADHIYANTI 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 129
56 NOVITA MARYATI PUSPITASARI 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 129
57 RAAFI NURFIKRI 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 131
58 RASELA MARDIANA 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 4 4 129
59 RASYADANI RIZKY AL FARIS 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 129
60 ROSADINA MAYASYIFA 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 5 3 3 5 3 4 3 4 4 134
Lam
pira
n 1
4
Page 248
61 SALSABILA RAHMA PUTRI 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 133
62 SUHAIBAH 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 127
63 TIARA SAFITRI 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 3 3 3 3 4 3 130
64 VINA NURTIARMAN 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 3 5 3 4 3 4 4 141
65 WYNNONA KYLA AMARA 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 136
66 ZALSA NUR HALIZA 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 129
67 ABDULLAH 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 131
68 ADE BAGUS SANJAYA 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 136
69 AMALIYAH SHOLIKHA 5 4 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 129
70 ANINDA TRISTIN MAULIDYA 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 3 4 5 3 5 3 136
71 DEVI ANDINI 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 5 5 3 4 3 135
72 DEVI FITRIANI 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 135
73 DEWI SINTAWATI 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 3 138
74 DISYA DHIYA'AN WIBOWO 5 5 5 3 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 4 4 4 3 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 138
75 EGI FAJRI 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 143
76 ELVIRA ZAINI 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 139
77 ERIKA DWI OKTAVIA 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 143
78 ERNI NOVIANTY RAHAYU 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 129
79 FANY OKTAVIANI 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 5 5 3 3 3 3 3 4 4 132
80 FEBIO NAUFAL DZAKY NUMANSYAH 4 5 5 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 3 139
81 FERISTINA HERMALIA 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 5 4 4 4 142
82 HARISYAH RAHMAH 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 142
83 JANU SAPUTRA 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 136
84 MARCELLIA FAUZIA 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 143
85 MARIYANTO 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 141
86 MUHAMAD DEZAN ADINTA 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 4 3 138
87 MUHAMMAR DINDA FAHLEPI ANGGORO 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 136
88 NANI TIA PURWA IRANTI 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 132
89 NOVIA HANDAYANI 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 131
90 NUR ANGELICA FEVRIEANNA 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 5 3 3 5 4 129
Page 249
91 REYHANI NUR PUTRI 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 5 3 5 5 5 3 5 5 3 136
92 RUSTYA MAHARANI SAPUTRI 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 130
93 SALMA SABILLA 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 132
94 SEKAR PRIHATINI 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 142
95 SIFA DEFIANTI 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 4 4 3 3 4 127
96 SITI MASITHO 4 3 5 4 4 5 3 5 5 3 5 4 5 4 5 3 3 4 3 3 3 3 3 5 3 3 3 5 4 3 3 3 121
97 YUNITA HERAWATI 3 3 5 4 4 4 3 5 5 3 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 5 122
98 ADHIKA SAPUTRI 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 135
99 ADHISTYA PUTRI 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 128
100 ALIFIA TIASTANIA 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 3 3 3 3 4 3 130
101 ANGGIE PRASETYO 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 126
102 ANNISA HERAWATI 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 3 3 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 5 3 131
103 ARIA ANGGARA SAPUTRA 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 132
104 BAGAS SATRIO ALIYUDIN 4 5 5 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 3 5 3 3 3 4 141
105 CAHYA ANGGUN DWI ANANDA 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 135
106 CHANDRA ARYATI DEWI 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 128
107 DEWI PUSPITA NINGRUM 4 5 4 3 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 3 3 5 3 134
108 DIMAS ARDIYANSYAH 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 144
109 DINI NIATI 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 129
110 FARAH AZZAHRA 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 3 136
111 FITRI FEBRIYANTI 4 5 4 3 4 5 3 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 4 4 4 3 5 3 4 4 5 4 4 4 5 3 5 133
112 HASAN AL ASKARI 4 3 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 3 3 3 4 138
113 IMAM RAHMAT SETIAWAN 4 5 4 5 3 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 131
114 LARAS AYU WARDANI 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 144
115 LARAS RASENDRIYA ARYONO 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 5 4 3 137
116 LINAWATI 3 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 135
117 MUHAMMAD AZIZ NURRAHMAN 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 3 5 3 5 3 137
118 MUHAMMAD IQBAL RIYADI 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 3 5 3 5 4 139
119 MUTIARA FARAS TASYA 3 5 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 136
120 NADYA ASNISYAH FARADILLA 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 3 3 3 3 136
Page 250
121 NURUL HIKMAH 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 144
122 PUTRI APRIYANI 3 5 5 4 4 5 3 5 3 3 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 134
123 RIDWAN NUR HAKIM 3 5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 143
124 SABRINA PANGESTIKA 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 132
125 SHAFIRA RENALDI PUTRI 3 5 5 5 4 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 134
126 SITI MAULID DYAH 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 136
127 SULASTRI 4 5 5 4 3 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 3 5 5 4 136
128 TRI WAHYU RAMADHANI 3 5 5 4 5 3 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 5 5 5 3 5 5 3 133
129 WARDATUL QISTI 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 135
130 YUHYINA ZULVA KHOIRUNNISA 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 137
131 ZEFANYA VERANOV SILITONGA 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 135
132 ZHIFA SYAIFFANA 4 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 127
Page 251
NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 y
1 AGNESTI ASTI AMANDHA 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 139
2 ALIFA TRISVIANA 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 136
3 ANINDYA SHAZWANA 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 132
4 BAGAS TEGUH SUSILO 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 3 4 5 3 4 4 5 4 4 138
5 CANDRA ILHAMSAH 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 133
6 CINTYA PUTRI ANGGRAINI 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 129
7 CITRA NUR FITRIA 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 135
8 CLARA PUTRI KHUSUMA 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 3 4 4 125
9 DEVIA WIJAYA 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 134
10 DIAN AURELIA HERDIANTI 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 135
11 DINA SETIANI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 137
12 DINI ARI CAHYANI 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 140
13 DITA PUTRI BUDIYANTI 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 134
14 DITTA SHEFIANI PUTRI 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 132
15 ERIKA MARSYANDA 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 139
16 FEBRI HARI PRAKOSO 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 140
17 FEBRINA WIDIANINGSIH 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 144
18 HERNISSA AULIYA HAFIZAH 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 134
19 ISTIANA HASANAH 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 134
20 ISTIKA RATNA 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 137
21 JULFI DAFFA AGUNG 4 5 4 5 5 3 4 5 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 135
22 LUTHFIYYAH NABILA 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 134
23 MIFTAUL ZANAH 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 145
24 MITA NURBAITI 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 142
25 NUR ALIMAH KHASANAH 3 4 4 5 3 4 4 5 3 5 4 3 5 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 131
26 NURUL HANIFAH 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 143
27 RAHMA HARYANTI 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 141
28 RAHMALIA INDAH 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 147
29 RISKYNA SIFTYA FADIYA 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 144
30 SAFA LAILITA PUTRI 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 141
MOTIVASI BELAJAR SISWA
15
La
mp
iran
15
Page 252
31 SEFTIA NUR HOLIFAH 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 141
32 TAZKIAH AULIA 4 4 5 4 4 3 3 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 132
33 ULI AULIA 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 138
34 YELA RESPIANA 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 138
35 ZIDHAN KHAUDRY 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 141
36 AGUSTINA OLIVIA PUTRI 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 145
37 ALIFAH OKTAVIA 5 4 4 4 4 5 4 3 5 3 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 3 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 133
38 ANDRIYAWATI 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 137
39 AZILLA ZALIANY ZUBAIDI 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 134
40 CHANDIRA ARINI 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 3 4 4 137
41 DHEA SAFITRI 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 3 5 4 135
42 DHIA FAJRIKA HUMAIRAH 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 5 4 3 4 4 133
43 DINA SHELLY ARIFANI 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 136
44 ELSI VIK SANDI 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 138
45 ERINA MARSYAPUTRI 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 141
46 FARHAN DAFFA MAUDI 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 145
47 FITRI PIDIAH MAHESA 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 143
48 HESTI KHOTIMAH 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 135
49 INKA CORNELIA 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 140
50 KURNIAWATI 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 139
51 MAYA RACHMAWATY 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 137
52 MUHAMAD IMAN 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 140
53 MUHAMMAD RAFLI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 140
54 NABILA IZZATUL JANAH 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 133
55 NABILA SITI ADHIYANTI 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 139
56 NOVITA MARYATI PUSPITASARI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 141
57 RAAFI NURFIKRI 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 136
58 RASELA MARDIANA 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 137
59 RASYADANI RIZKY AL FARIS 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 149
60 ROSADINA MAYASYIFA 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 141
Page 253
61 SALSABILA RAHMA PUTRI 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 134
62 SUHAIBAH 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 140
63 TIARA SAFITRI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 3 138
64 VINA NURTIARMAN 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 141
65 WYNNONA KYLA AMARA 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 136
66 ZALSA NUR HALIZA 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 140
67 ABDULLAH 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 146
68 ADE BAGUS SANJAYA 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 143
69 AMALIYAH SHOLIKHA 5 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 136
70 ANINDA TRISTIN MAULIDYA 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 5 138
71 DEVI ANDINI 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 146
72 DEVI FITRIANI 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 137
73 DEWI SINTAWATI 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 140
74 DISYA DHIYA'AN WIBOWO 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 140
75 EGI FAJRI 5 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 138
76 ELVIRA ZAINI 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 148
77 ERIKA DWI OKTAVIA 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 150
78 ERNI NOVIANTY RAHAYU 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 142
79 FANY OKTAVIANI 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 148
80 FEBIO NAUFAL DZAKY NUMANSYAH4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 144
81 FERISTINA HERMALIA 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 142
82 HARISYAH RAHMAH 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 141
83 JANU SAPUTRA 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 3 4 5 4 5 4 140
84 MARCELLIA FAUZIA 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 140
85 MARIYANTO 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 147
86 MUHAMAD DEZAN ADINTA 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 137
87 MUHAMMAR DINDA FAHLEPI ANGGORO5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 143
88 NANI TIA PURWA IRANTI 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 140
89 NOVIA HANDAYANI 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 140
90 NUR ANGELICA FEVRIEANNA 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 144
Page 254
91 REYHANI NUR PUTRI 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 142
92 RUSTYA MAHARANI SAPUTRI 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 143
93 SALMA SABILLA 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 142
94 SEKAR PRIHATINI 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 137
95 SIFA DEFIANTI 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 132
96 SITI MASITHO 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 139
97 YUNITA HERAWATI 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 146
98 ADHIKA SAPUTRI 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 138
99 ADHISTYA PUTRI 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 139
100 ALIFIA TIASTANIA 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 136
101 ANGGIE PRASETYO 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 142
102 ANNISA HERAWATI 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 137
103 ARIA ANGGARA SAPUTRA 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 136
104 BAGAS SATRIO ALIYUDIN 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 137
105 CAHYA ANGGUN DWI ANANDA 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 141
106 CHANDRA ARYATI DEWI 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 143
107 DEWI PUSPITA NINGRUM 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 146
108 DIMAS ARDIYANSYAH 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 5 4 3 132
109 DINI NIATI 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 138
110 FARAH AZZAHRA 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 145
111 FITRI FEBRIYANTI 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 146
112 HASAN AL ASKARI 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 144
113 IMAM RAHMAT SETIAWAN 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 3 137
114 LARAS AYU WARDANI 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 137
115 LARAS RASENDRIYA ARYONO 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 142
116 LINAWATI 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 138
117 MUHAMMAD AZIZ NURRAHMAN5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 145
118 MUHAMMAD IQBAL RIYADI 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 3 4 4 4 5 5 5 136
119 MUTIARA FARAS TASYA 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 136
120 NADYA ASNISYAH FARADILLA 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 3 135
Page 255
121 NURUL HIKMAH 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 145
122 PUTRI APRIYANI 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 141
123 RIDWAN NUR HAKIM 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 143
124 SABRINA PANGESTIKA 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 139
125 SHAFIRA RENALDI PUTRI 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 142
126 SITI MAULID DYAH 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 138
127 SULASTRI 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 139
128 TRI WAHYU RAMADHANI 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 142
129 WARDATUL QISTI 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 143
130 YUHYINA ZULVA K 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 137
131 ZEFANYA VERANOV S 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 140
132 ZHIFA SYAIFFANA 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 140
Page 278
Lampiran 16
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 X3
N 132 132 132
Normal Parametersa,b Mean 126,689
4
125,954
5
117,681
8
Std.
Deviation 4,70039 3,75360 3,70129
Most Extreme
Differences
Absolute ,073 ,066 ,073
Positive ,073 ,066 ,073
Negative -,064 -,051 -,063
Test Statistic ,073 ,066 ,073
Asymp. Sig. (2-tailed) ,078c ,200c,d ,081c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Page 279
Lampiran 17
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y
*
X1
Between
Groups
(Combine
d) 288,999 29 9,965 ,675 ,887
Linearity 62,146 1 62,146
4,21
0 ,043
Deviation
from
Linearity
226,854 28 8,102 ,549 ,965
Within Groups 1505,637 102 14,761
Total 1794,636 131
Tanda hasil pengujian data melalui SPSS ini adalah yang telah diberi tanda
warna kuning, yang menunjukansig deviation from linearity sebesar 0,965.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Y
*
X2
Between
Groups
(Combine
d) 1736,129 17
102,12
5
198,9
88 ,000
Linearity 1726,447 1
1726,4
47
3363,
927 ,000
Deviation
from
Linearity
9,682 16 ,605 1,179 ,295
Within Groups 58,507 114 ,513
Total 1794,636 131
Tandahasilpengujian data melalui SPSS iniadalah yang telah diberitanda warna
kuning, yang menunjukansig deviation from linearity sebesar 0,295.
Page 280
Lampiran 18
Uji Hipotesis
Korelasi Antara X1- X2 dan X3
Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
1 ,981a ,962 ,961 ,727
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: YTabel 4.12
Hubungan terhadapXI (Pembelajaran e_learning), X2 (Motivasi Belajar) dan
X3 ( Hasil Belajar PAI)
Correlations
X1 X2 X3
X1 Pearson
Correlation 1 ,589** ,606**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
X2 Pearson
Correlation ,589** 1 ,776**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
X3 Pearson
Correlation ,606** ,776** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 132 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Page 281
A. Profil SMK Negeri 22 Jakarta
1. Identitas Sekolah
Page 282
2. Sejarah Singkat
SMK Negeri 22 Jakarta adalah nama baru dari SMEA Negeri 19
Jakarta. Perubahan ini berdasarkan SK Nomor 036/O/1997 tertanggal 7
Maret 1997. Sedangkan SMEA Negeri 19 didirikan berdasarkan SK No.
49/UKK3/70 tertanggal 31 Maret 1970. Pada awalnya lokasi SMEA
Negeri 19 berada di Gandaria, Cijantung, Jakarta Timur. Dan sejak
tahun 1977 SMEA Negeri 19 menempati gedung baru di Jl. Raya
Condet Pasar Rebo, Jakarta Timur sampai dengan sekarang.
3. Identitas SMK Negeri 22 jakarta
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 22 Jakarta, adalah
lembaga pendidikan yang berada pada level SLTA dengan penekanan
pendidikan dan pelatihan pada pemberian bekal kejuruan, untuk
mempersiapkan tamatan dapat memasuki lapangan kerja.
SMK Negeri 22 Jakarta adalah sekolah menengah kejuruan yang
termasuk dalam bidang/kelompok Bisnis Managemen dan Teknologi
Informasi. SMK jenis ini pada awalnya adalah sekolah yang
dikembangkan dari bentuk Sekolah Menengah Menengah Ekonomi
Atas (SMEA). Sesuai dengan bidangnya, SMK Negeri 22 Jakarta
memiliki 4 Program Keahlian/Jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi
Perkantoran, Pemasaran dan Teknik Komputer dan Jaringan.
Sejak tahun 2004, untuk program keahlian akuntansi telah
dicalonkan untuk menjadi sekolah berstandar nasional.
Gedung SMK Negeri 22 dibangun 2 lantai dengan luas bangunan
2.741 m2 yang berdiri diatas lahan seluas 5.500 m2.
4. Visi, Misi dan Tujuan
Visi Sekolah :
Mewujudkan SMKN 22 Jakarta menjadi SMK yang unggul dalam
prestasi dan luhur dalam budi pekerti.
Misi Sekolah :
1) Menyelenggarakan pembelajaran berbasis ICT untuk semua
kompetensi keahlian,
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan
karyawan secara berkelanjutan,
3) Mengimplementasikan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun
dalam proses pembelajaran,
4) Menegakkan disiplin sesuai peraturan yang berlaku dalam proses
pembelajaran,
5) Menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan berkarakter
bangsa.
Page 283
5. Daftar Periode Kepala Sekolah
Sejak berdirinya SMEA Negeri 19/SMK Negeri 22 telah dipimpin oleh
beberapa Kepala Sekolah, yaitu :
1) Drs. Timbul Suryanto (tahun 1969 – 1974).
2) L. Parapat (tahun 1974 – 1976).
3) Ny. Maryam Umar, SH. (tahun 1976 – 1986).
4) H. Suharno (tahun 1986 – 1989).
5) Ny. Sri Pratiwi Ukur (tahun 1989 – 1993).
6) Sangkan Paran (tahun 1993 – 1995).
7) Dra. Sustiyastuti (tahun 1995 – 1999).
8) Drs. Lukman Amsar (tahun 1999 – 2003).
9) Dra. Sri Wartini (tahun 2003 – 2004).
10) Dra. Windu Kartikawati, MM (tahun 2004 – 2007).
11) Hasanudin, SE. MM (tahun 2007 – 2010)
12) Drs. Amron Afandi, MM ( tahun 2010 – 2012)
13) Drs. Eko Wahyu Wibowo ( tahun 2012 – 2014 )
14) Prihatin Gendra Priyadi, S.Pd ( tahun 2014-2016 )
15) Drs. H. Uju Juhiwa, M. Pd (tahun 2016-sekarang)
6. Daftar Nama-nama Guru SMK Negeri 22 Jakarta
No. Nama Guru Mata Pelajaran
Yang Diampu No. Nama Guru
Mata
Pelajaran
Yang
Diampu
1 Drs. H. Uju
Juhiwa, M.Pd.
Penjasorkes
(Kepsek) 26
Asih Wulansari,
S.Psi. BP/BK
2 Drs. Agus Riyono Bahasa
Indonesia 27
Achmad Riyadi,
S.Si.
Produktif
TKJ
3 Dra. Hj. Subekti
Nur Indriastuti PPKN 28
Diding Holidin,
S.Pd. Penjasorkes
4 Dra. Sri
Wuryantari, M.Pd. Produktif PM 29
Dedi Supriyatna,
S.Pd. Matematika
5 Hj. Nannny H.
Rambe, S.Pd., MM. Produktif AP 30 Kelastutik, S.Pd.
Produktif AP
Page 284
6
Hj. Tutik
Mulyaningsih,
S.Pd.
Produktif AP 31 Darningsih, M.Pd. Produktif AP
7 Dra. Ririh Wijayani Matematika 32 Dra. Windiarti Bahasa
Indonesia
8 Drs. Eko Suryono PPKN 33
Wening Sistha
Laksitaningsih,
M.Pd.
Produktif PM
9 Zulkifli, SE., MM. Produktif AK 34 Nurcahyati, SE,
M.Pd. Produktif AK
10 Dra. Wuryatmi BP/BK 35 Adel Bahrum,
S.Pd.
Produktif
TKJ
11 Dra. Ni Wayan
Dewi Ardiyanti Matematika 36
Miswan, S.Ag.,
M.Kom.
Pend. Agama
& Budi
Pekerti
12 Dra. Nani Kartini
Lasso Bahasa Inggris 37
Acim Mulyana,
S.Si. Matematika
13 Dra. Siti Marwati Produktif AP 38 Trini Kusmiah,
S.S.
Bahasa
Indonesia
14 Lailatus Sa'adah,
M.Pd.
Prakarya &
KWU 39
Fify Fibriant W.,
M.Pd. Produktif AK
15 Riama Br. Lumban
Raja, S.PAK.
Pend. Agama &
Budi Pekerti 40 Irmayanti, S.Pd.I
Pend. Agama
& Budi
Pekerti
16 Herni Setyawati,
M.Pd. Bahasa Inggris 41
Burhanuddin,
S.Pd.I
Pend. Agama
& Budi
Pekerti
17 Rima Febriani,
S.Pd. Bahasa Inggris 42
Linda Puspitasari,
S.Pd.
Bahasa
Indonesia
18 Dwi Safitri, S.Pd. Produktif AK 43 Afifah Innayatur
Rahmah, S.Pd. Produktif AK
19 Lili Kurniati, S.Pd. Bahasa Inggris 44 Muhamad Ilham,
M.Pd. Penjasorkes
20 Dra. Hj. Yurdani BP/BK 45 Aris Priambodo,
S.Pd. Seni Budaya
21 Dra. Dwi Koranna
Sri Alam,M.Pd. Produktif TKJ 46
Jessy Abdul
Rahman
Produktif
TKJ
Page 285
22 Suroso, S.Pd. Penjasorkes 47 Ivand Ardiantomo
Liaran, S.Sn. Seni Budaya
23 Drs. Kusnowo Prakarya &
KWU 48
Muhammad
Solihin, A.Md.
Produktif
TKJ
24 Siti Rahayu, M.Pd. Produktif AP 49 Dra. Sri Avilan,
MM Produktif PM
25 M. Awaludin,
S.Kom. Produktif TKJ 50
Drs. Agustinus Ari
Wibowo Produktif PM
7. Kompetensi Keahlian
SMK Negeri 22 Jakarta memiliki 2 (dua) Bidang Keahlian, yaitu Binis
dan Manajemen dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan 4
(empat) Kompetensi Keahlian, yaitu :
1 Administrasi Perkantoran (AP)
2 Akuntansi (AK)
3 Pemasaran (PM)
4 Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
Profil kemampuan tamatan SMK Negeri 22 Jakarta:
a) Profil kemampuan tamatan Perkantoran
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten :
1) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan memperhatikan
norma dan lingkungan masyarakat,
2) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi
informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien,
3) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk
merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi dan
mengevaluasi tugas yang menjadi tanggung jawabnya,
4) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam
mengelola surat atau dokumen sesuai standar operasi dan
prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga,
5) Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi,
sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak,
6) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola
administrasi keuangan, sehingga segala aspek keuangan dapat
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
Page 286
Bidang pekerjaan : Tata usaha kantor, sekretaris muda, juru tik,
receptionis, juru steno dan operator komputer.
b) Profil kemampuan tamatan Akuntansi
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten :
1) Mengelola buku transaksi keuangan,
2) Mengelola buku jurnal,
3) Mengelola buku besar,
4) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa,
5) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang,
6) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur,
7) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan berbasis komputer,
8) Mengelola akuntansi pajak,
9) Mengelola akuntansi koperasi,
10) Mengelola transaksi perbankan.
Bidang pekerjaan :
Pembukuan, kasir/teller, administrasi penggajian, operator mesin
hitung, operator komputer, administrasi pergudangan dan
penyusunan laporan keuangan.
c) Profil kemampuan tamatan Pemasaran
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap
agar kompeten :
1) Memahami prinsip-prinsip bisnis,
2) Menata produk,
3) Melaksanakan negosiasi,
4) Melakukan konfirmasi keputusan pelanggan,
5) Melakukan proses administrasi transaksi,
6) Melakukan penyerahan barang atau pengiriman barang,
7) Melaksanakan penagihan pembayaran,
8) Mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan,
9) Menemukan peluang baru dari pelanggan,
10) Melaksanakan pelayanan prima,
11) Membuka usaha eceran/ritel,
12) Melakukan pemasaran barang dan jasa,
13) Membuat program aplikasi bisnis.
Bidang pekerjaan : Pramuniaga, tenaga pemasaran(marketing),
pengelola pergudangan, kasir/teller, tenaga administrasi pembelian
dan penualan, perantara dagang dan juga bidang usaha lainnya.
Page 287
d) Profil Teknik Komputer Jaringan ( TKJ)
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap
agar kompeten :
1) Merakit, memperbaiki dan merawat Personal Computer,
2) Menginstalasi sistem operasi berbasis GUI (Graphical User
Interface) dan Text,
3) Menginstalasi software,
4) Menginstalasi perangkat jaringan lokal (Local Area Network),
5) Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC yang tersambung
jaringan,
6) Melakukan perbaikan dan atau setting ulang koneksi jaringan,
7) Menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical
User Interface) dan Text,
8) Menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (Wide Area
Network),
9) Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan
berbasis luas (Wide Area Network),
10) Mendisain sistem keamanan jaringan,
11) Melakukan perbaikan dan atau setting ulang koneksi jaringan
berbasis luas (Wide Area Network),
12) Mengadministrasi server dalam jaringan,
13) Merancang bangun dan menganalisa Wide Area Network.
Bidang pekerjaan : Teknisi komputer, Technical support, maintenance
dan perbaikan perlengkapan IT kantor, operator komputer,
wirausahawan dibidang teknologi informasi (warnet, rental komputer,
game statation), Network administrator.
5. Jumlah Peserta Didik SMKN 22 Jakarta
1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
292 446 738
Page 289
6. Tim Management Sekolah
Page 290
Lampiran 20
Foto Proses Pemebelajaran E_Learning Berbasis Edmodo SMK N 22 Jakarta
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS E_LEARNING DENGAN EDMODO