Top Banner
MAKALAH Hubungan Anak dan Orang Tua Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Hadis-Hadis Muamalah Dosen Pengampu : Dr. Zuhad, M. Ag. Disusun Oleh : Febryan Hidayat (124211045) Fakultas Ushuluddin INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 0
20

Hubungan Orangtua dan Anak

Apr 01, 2023

Download

Documents

Nur Hamid
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hubungan Orangtua dan Anak

MAKALAH

Hubungan Anak dan Orang Tua

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hadis-Hadis Muamalah

Dosen Pengampu : Dr. Zuhad, M. Ag.

Disusun Oleh :

Febryan Hidayat (124211045)

Fakultas Ushuluddin

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG0

Page 2: Hubungan Orangtua dan Anak

2014

I. Pendahuluan

Keluarga merupakan hubungan yang pertama dan utama bagi

perkembangan individu. Sejak kecil anak tumbuh dan

berkembang dalam lingkungan keluarga. Dalam hal ini,

peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar

pengaruhnya bagi perkembangan dan pertumbuhan anak, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Anak adalah mutiara yang berharaga manakala orang tua

berhasil mendidik dan menanamkan nilai-nilai etika

perilaku secara baik dan benar. Namun anak juga dapat

menjadi sumber malapetaka apabila kurang mendapatkan

sentuhan kasih sayang dan bimbingan moral dan spiritual.

Ketika seorang anak pada akhirnya menjadi liar, berani

kepada orang tua, serta kurang mengindahkan norma asusila,

hal ini bukanlah semata kesalahan si anak, melainkan

kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Oleh karena itu,

peran orang tua sangatlah penting dalam men

Orang tua harus benar-benar memahami karakteristik anak

agar dapat memberikan pemeliharaan dan asuhan yang

bersifat mendidik.

II. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak ?

2. Jelaskan Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua ?

III. Pembahasan

A. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

1

Page 3: Hubungan Orangtua dan Anak

1. Memberikan Nama yang Baik

Memberikan nama kepada anak hukumnya wajib,

sebagaimana ucapan Ibnu Hazm rahimahullah: “Para ulama

telah sepakat, bahwasannya memberikan nama kepada anak

laki-laki dan perempuan adalah wajib.” Nama adalah

lafal dimana seseorang dipanggil dengannya dan islam

memberikan perhatian sangat besar terhadap hal ini,

oleh karena itu wajib bagi setiap orang tua memberikan

nama yang baik kepada anak-anaknya sebagaimana sabda

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam:

Dari Abu Dardaa’, ia berkata: Telah bersabda

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam: “Sesungguhnya

kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan

nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian”

(HR Abu Dawud)

2. Menyusui

Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih

kecil, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

2

Page 4: Hubungan Orangtua dan Anak

Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI

Baqarah: 233)

Dan sebagaima sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa

sallam :

“... Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan,

tiba-tiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-

cabik ular yang ganas. Aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat itu

menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui

anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’.” (HR Ibnu Hibban dan Ibnu

Khuzaimah)

Al-‘Allamah Siddiq Hasan Khan berkata: “Mengandung

sampai menyapihnya adalah tiga puluh tiga bulan.

Maksudnya adalah jumlah waktu selama itu dihitung

mulaih hamil sampai disapih.” 1

Dari ayat dan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa,

seorang ibu wajib menyusui anaknya minimal 2 tahun dan

terdapat pula ancaman bagi seorang ibu yang tidak mau

menyusui anaknya tanpa ada udzur syar’i.

3. Mendidiknya

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat

seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-1 Salamah Ummu Ismail, E-book Antara Hak Anak dan Kewajiban

Ibu, (2004) hal 1-2

3

Page 5: Hubungan Orangtua dan Anak

anaknya dengan akhlak yang baik, seperti akhlak

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan para

Sahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

Mendidik anak bukanlah kemurahan hati seorang ibu

kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban

dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu,

berikut beberapa perkara yang wajib di perhatikan oleh

ibu dalam mendidik anak-anaknya :

a.Menanamkan Akidah yang Bersih

Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari

Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. sebagaimana

firman Allah :

Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan

yang haq melainkan Allah. (QS Muhammad: 19)

Begitu juga sebuah hadis yang diriwayatkan dari

Ibnu Abbas, ia berkata:

“Pada Suatu hati aku membonceng dibelakang Nabi, kemudian

beliau berkata: ‘Wahai anak. Sesungguhnya aku mengajarimu

beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah, niscaya Allah akan

menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya di

hadapanmu. Apablla engkau meminta, maka mintalah kepada

Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah

pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat

berkumpul untuk memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak

akan dapat memberimu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang

telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk

4

Page 6: Hubungan Orangtua dan Anak

memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa

membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah

tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah

kering’.” (HR Tirmidzi)

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana

sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan

berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah

orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah

ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini

kepada anak-anaknya. 2

b.Menanamkan Keimanan

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha ia berkata:

“Suatu ketika Rasullah shalallahu alaihi wasalam, mengerjakan

shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan: “Bangunlah,

dan dirikanlah shalat witir wahai Aisyah”. “Allah mengasihi laki-

laki yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan

isterinya sehingga shalat, jika tidak mau ia memerciki wajahnya

dengan air.” (HR Bukhori-Muslim)

Membiasakan dan menganjurkan para anggota keluarga

dengan sedekah adalah sesuatu yang bisa menambah

iman, ia adalah perkara agung yang dianjurkan oleh

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, beliau

bersabda :

“Wahai segenap wanita, bersedekahlah kalian. Sesungguhnya

aku melihat bahwa kalian adalah sebanyak-banyak penduduk

Neraka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

2 Salamah Ummu Ismail, E-book Antara Hak Anak dan KewajibanIbu, ... hal 2-3

5

Page 7: Hubungan Orangtua dan Anak

Jika anggota keluarga melihat seorang panutan yang

membiasakan puasa pada ayyaamul biidh (puasa pada

pertengahan bulan Qamariyah), hari Senin-Kamis, hari

Asyura, hari Arafah, niscaya akan mendorong anggota

keluarga yang lain untuk mengikutinya. 3

c.Menanamkan Cinta Terhadap Sunnah

Syaikh Sholih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan:

Sebaiknya anak-anak diberikan pengetahuan tentang

hukum-hukum sesuatu beserta dalil-dalilnya,

misalnya: ketika kamu mengatakan kepada anakmu:

“Bacalah basmalah saat akan makan, dan bacalah

hamdalah saat kamu selesai makan!”, jika kamu

mengatakan itu; maka maksud perintahnya sudah

tercapai.

Tapi bila kamu mengatakan: “Bacalah basmalah saat

akan makan, dan bacalah hamdalah saat kamu selesai

makan, karena Nabi shalallahu alaihi wasalam

menyuruh (kita) agar membaca basmalah sebelum makan,

beliau juga mengatakan: “Sungguh Allah meridhoi

seorang hamba yang memakan sesuap makanan dan dia

membaca hamdalah karenanya, dan (seorang hamba) yang

meminum seteguk minuman dan dia membaca hamdalah

karenanya.”

Jika kamu melakukan hal ini, kamu akan mendapatkan

2 manfaat: Pertama: Kamu membiasakan anakmu untuk

mengikuti dalil. Kedua: Kamu mendidik anakmu untuk

mencintai Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, dan

3 Syaikh Muhammad Sholih Al-Munajjid, E-book 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga, (Jakarta: al-Sofwah) hal 6

6

Page 8: Hubungan Orangtua dan Anak

bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasalam adalah

seorang pemimpin panutan yang wajib diikuti arahan-

arahannya.

Dan hakekat ini banyak dilalaikan, kebanyakan

orang mengarahkan anaknya kepada hukum-hukumnya

saja, namun dia tidak mengaitkan arahan itu dengan

sumbernya, yaitu: Kitabullah dan As-Sunnah.

d.Mengajari Anak Sholat

Mengajarkan anak-anak sholat yaitu dalam hal-hal

yang utamanya, wajib-wajibnya, waktunya, cara

berwudhu dan dengan shalat dihadapan mereka.

Demikian pula dengan pergi bersama mereka ke masjid,

berdasarkan sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam:

“Perintahkan anak untuk sholat apabila telah mencapai usia 7

tahun dan apabila telah mencapai usia 10 tahun maka pukullah

dia apabila tidak melaksanakannya.” (HR Tirmidzi dan Abu

Dawud)

Hendaknya para ibu mengajarkan kepada mereka,

bahwa shalat bukan hanya sekedar gerakan atau

rutinitas seorang hamba kepada Rabbnya. Akan tetapi,

shalat merupakan hubungan yang dalam dan kuat antara

seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka peringatkanlah

mereka dengan sungguh-sungguh, supaya tidak

meninggalkan shalat. Berilah mereka ancaman bila

meninggalkan perbuatan tersebut.

7

Page 9: Hubungan Orangtua dan Anak

Suruhlah mereka untuk senantiasa bersegera

menunaikan shalat pada awal waktu. Sebagaimana

firman Allah ta’ala:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang

jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan

hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui

kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan

beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan

tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (QS Maryam:

59-60)

e.Mengajarkan Al-Qur’an

Seharusnya, para ibu ketika bersama anak-anaknya

dirumah, ia mengajarkan Al-Qur’an dimulai dari

menghafal surat al-Fatihah dan ayat-ayat pendek

lainnya, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu

alaihi wasalam:

ا ن� ث�� د ح اج� ج� ن� ح �هال ب ن� ا م ن� ث�� د ة� ح عب� ال ش �ي# ق � ن% ر ب� خ� مة� أ* �لق ن� ع �د ب ث1 معت� مر س

عد ن� ش �دة� ب ن# ب: ن� ع ي# ع ن�� د أ* ن� ع من� ح لمي# ألر ن� ألس مان� ع ث ي# ع رض� ة أهلل ب� ن� ع ع8

Page 10: Hubungan Orangtua dan Anak

ي# ب� ي ألن� ل ص ة أهلل لب# م ع ل ال وس �م ق رك ب# ن� خ� م م عل �ن� ت Xرأ�ق مة أل ل ال وع ��رأ* ق ق وأ*و ب�1 د أ* ن� ع من� ح ي# ألر مرة� ف� مان� أ ث ي ع �ب ان� ح ك اج� حج� ال أل �أكe ق ي# وذ� د� أل

ي# � iن عد �ق عدي# أ* �ق أ م د� هTelah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal

Telah menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata,

Telah mengabarkan kepadaku 'Alqamah bin Martsad Aku

mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As

Sulami dari Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Orang

yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-

Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Bukhori) 4

Para ibu pada masa kejayaan Islam, benar-benar

memotivasi anak-anaknya untuk mendapatkan kebaikan,

terlebih lagi dari Al-Qur'an, sebagaimana mereka

mengusahakan kebaikan bagi jiwa anak-anaknya. 5

4. Memberikan Nafkah

Seorang ayah bertanggung jawab memberikan nafkah

bagi istri dan anak-anaknya, sebagaimana sabda

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam:

4 Abu Ahmad As-Sidokare, E-book Shohih Bukhori, (PustakaPribadi, 2009), Bab Keutamaan Al-Qur’an hal 20

5 Salamah Ummu Ismail, E-book Antara Hak Anak dan Kewajiban Ibu, ... hal 2-6

9

Page 11: Hubungan Orangtua dan Anak

“Satu dinar yang engkau infaqkan di jalan Allah, satu dinar yang

engkau infaqkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang

engkau sedekahkan pada orang miskin dan satu dinar yang engkau

infaqkan pada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya

adalah satu dinar yang engkau infaqkan pada keluargamu.” (HR

Muslim)

Dan dalam riwayat lain, Beliau shalallahu alaihi

wasalam juga bersabda: “Tidaklah kamu menafkahkan suatu

nafkah dengan tujuan untuk mencari ridha Allah, melainkan kamu

akan mendapatkan pahala dari nafkah itu, hingga sesuap makanan

yang kamu suguhkan ke mulut isterimu.” (HR. Bukhari) 6

Sehingga termasuk dosa besar jika seorang ayah,

tidak memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya,

sebagimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi

wasalam :

“Seseorang dianggap melakukan dosa, jika dia menyia-yiakan

orang yang wajib ia nafkahi.” (HR Abu Dawud) 7

5. Mengaqiqohkan dan Mengkhitan6 Mahmud Mahdi al-Istanbuli, E-book Kado Pernikahan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2000) hal 3557 Khalid Abdurrahman Al-‘Ikk, Kado Pintar Nikah, (Semarang: Pustakan Adnan, 2012) hal 258

10

Page 12: Hubungan Orangtua dan Anak

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:

"Fitrah itu ada 5 yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan,

memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak." (HR

Bukhari-Muslim)

Dinukil dari kitab Hayatuna Al Jinsiyah, yang di

tulis oleh DR. Shabri Al Qabani: “Sesungguhnya khitan

merupakan salah satu bentuk mempersiapkan kesehatan

seorang anak untuk melindungi dirinya dari segala

macam penyakit.”

Dalam majalah Is-al Thabiibuka, melalui hasil

pengumpulan data statistik menunjukkan, bahwa kanker

rahim yang terjadi pada wanita muslimah lebih sedikit

jumlahnya jika dibandingkan dengan jumlah penderita

yang terjadi terhadap para wanita (isteri) yang

suaminya tidak di khitan.

Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda:

“Setiap bayi yang baru di lahirkan itu tergadai dengan aqiqahnya,

disembelihkan untuknya pada hari ke tujuh, mencukur rambutnya

dan memberinya nama.” (HR Abu Dawud, An Nasa'i dan

Tirmdzi serta yang lainnya).

Imam Al Baihaqi menyebutkan dari Sulaiman bin

Syarhabil, bahwa Yahya bin Hamzah bercerita kepada

11

Page 13: Hubungan Orangtua dan Anak

kami, dimana ia bertanya kepada 'Atha Al Khurasani:

“Apa yang dijaminkan oleh pelaksanaan aqiqah?” Ia

menjawab: “Memberi jaminan kesucian serta syafa'at

(karena telah melaksanakan perintah Rasulullah) pada

anaknya.”

Jawaban ini mengisyaratkan adanya kewajiban pada

aqiqah. Adapun prosesi (pelaksanaan) pencukuran rambut

pada saat diberlangsungkannya aqiqah adalah untuk

tujuan mendapatkan hasil yang bagus, seperti rambut

yang tebal dan ikal.

Nabi shalallahu alaihi wasalam memberi minyak rambut

pada saat mencukur rambut anaknya yang baru

dilahirkan. Sedangkan untuk mencukurnya beliau

menggunakan pisau cukur yang biasa di pakai.

Beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda:

“Bagi bayi laki-laki (aqiqahnya) dua ekor kambing dan bagi bayi

perempuan satu ekor kambing.” (HR Abu Dawud, Ahmad dan

Tirmidzi)

Dalam riwayat lain:

“Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melakukan aqiqah untuk

Hasan dan Husein serta mengkhitankan mereka berdua pada saat

berumur 7 hari.” (HR Abu Dawud dan An Nasa’i)

Aqiqah itu merupakan kewajiban agama 'hanya' bagi

mereka yang mampu. Sayangnya, tidak semua orang

12

Page 14: Hubungan Orangtua dan Anak

mengetahui akan hal ini. Imam Ibnul Qayyim

rahimahullah berkata di dalam kitabnya yang berjudul

Tuhfatul Wadud bi Ahkaamil Mauluud:

“Bahwa salah satu manfaat dari pelaksanaan aqiqah

yang sesungguhnya adalah merupakan wujud dari

pengorbanan yang akan mendekatkan anak yang baru di

lahirkan pada permulaan waktu kelahirannya ke dunia.

Adapun manfaatnya yang lain adalah membebaskan sang

anak dari apa yang di sebutkan oleh Rasulullah sebagai

'gadaian'.” 8

B. Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua

1. Berbakti Kepada Kedua Orang tuanya

د عن� ن� ع ن� أهلل �مرو ب ع ن� �عاص ب ال أل �ل ق ب� �ق ل أ* �لي رح أ ي# ب� � ث ي أهلل ل ص أهللة لب# م ع ل ال وس �ق �عكe ق #ات ث�� لي أ* رة� ع هج� هاذ أل ج� ي# وأل غ� �ت �ث ر أ* �ج ن� ألأ* م ال أهلل �هل ق �ف

ن� � مeك ي�# د د وأل ح ال حي# أ* �عم ق �ل ت �ما ي لأه ال ك �ي# ق غ� �ت ن� �ب �ر ق �ج ن� ألأ* م ال أهلل �قعم �ال ت �ع ق �ارج �لي ق كe أ ي�# د سن� وأل ح ا* �هم ق �ن ب� ج اص

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhyiallahu anhu, dia

berkata: "Pada suatu hari ada seorang laki-laki menghadap kepada

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan berkata: “Ya Rasulullah, saya

8 Mahmud Mahdi al-Istanbuli, E-book Kado Pernikahan, ... hal 365-368

13

Page 15: Hubungan Orangtua dan Anak

berbai'at kepada engkau untuk berhijrah dan berjihad agar saya

memperoleh pahala dari Allah azza wajalla.” Rasulullah shalallahu

alaihi wasalam bertanya kepadanya: “Apakah salah seorang dari dua

orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Ya dan bahkan

keduanya masih hidup.” Lalu Rasulullah bertanya lagi kepadanya:

“Apakah kamu menginginkan pahala dari Allah Azza wa Jalla?” Laki-laki

tersebut menjawab: "Ya." Rasulullah pun akhirnya berkata: “Kalau

begitu, pulanglah kepada kedua orang tuamu dan berbaktilah kepada

keduanya.” (HR Muslim) 9

Dari telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib

Muhammad bin Ala’, telah menceritakan kepada kami Abu

Usamah dari Hisyam dari bapaknya dari Asma' binti Abu

Bakar radhyiallahu anha dia berkata: "Aku pernah bertanya

kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam: “Wahai Rasulullah,

sesungguhnya ibuku (seorang musyrik) pernah datang kepadaku

karena rindu dan ingin berjumpa denganku. Apakah aku boleh

menghormati dan bergaul dengannya?” Rasulullah menjawab: “Ya.”

(HR Muslim) 10

Sebagai seorang anak, sudah menjadi kewajiban kita

untuk berbakti kepada keduanya, tidak menyusahkan

mereka, serta tidak melawan mereka. Bahkan, kita

diharamkan untuk berkata “ah” kepada orang tua apabila

9 Yoga Permana, E-book Mukhtasar Shohih Muslim, (Kampung Sunnah, 2009) Bab Perbuatan Baik hal 310 Yoga Permana, E-book Mukhtasar Shohih Muslim, ... Bab Zakat hal 25

14

Page 16: Hubungan Orangtua dan Anak

diperintah mengerjakan sesuatu. Allah telah berfirman

dalam QS. Al-Israa ayat 23 yang bunyinya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik

pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa: 23)

Jika perkataan “ah” saja tidak diperbolehkan, maka

bagaimana halnya jika kita mengatakan kata-kata kasar

terhadap ibu dan bapak kita ? Atau bahkan memukul mereka

? Kita tidak boleh mencontoh perilaku orang-orang kafir

yang sering muncul di tivi-tivi dan di majalah-majalah

yang menyebutkan kedurhakaan mereka terhadap orang tua.

2. Tidak Mencelanya

Banyak diantara kita, jika memanggil temannya dengan

sebutan nama orangtuanya, atau terkadang memanggilnya

dengna panggilan yang menhina orangtuanya, padahal

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melarang hal ini

dan hal ini termasuk dosa besar, sebagaimana hadis yang

15

Page 17: Hubungan Orangtua dan Anak

di riwayatkan oleh Abdullah bin amr bin ash radhiyallahu

‘anhu,

Dari Abdullah bin amr bin ash radhiyallahu ‘anhu

berkata : Rasullah shalallahu alaihi wasalam bersabda :

“Sesungguhnya diantara dosa-dosa besar adalah melaknat

seseorang kepada kepada kedua orang tuanya, para sahabat

bertanya: ya Rasulullah, apakah mungkin seseorang

melaknat kedua orang tuanya ?, Rasulullah menjawab: Iya,

dia mencela bapak seseorang, lalu orang tersebut

membalas mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu

membalas mencela ibunya.” (HR Bukhori, Muslim, Abu Dawud

dan Tirmidzi) 11

Seburuk-buruknya mereka, mereka adalah orangtua yang

telah melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawa.

Mereka membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan

harapan. Mereka menafkahi kita dengan bekerja keras

membanting tulang bermandikan peluh dan tak jarang air

mata. Bahkan ridha Allah pun ada pada ridha orang tua,

ini menunjukan betapa mereka seharusnya diperlakukan

dengan baik, bukan malah di cela.

3. Mendo’akan keduanya

11 http://www.lidwa.com/app/

16

Page 18: Hubungan Orangtua dan Anak

Mendo’akan kedua orangtua merupakan prihal yang sangat

urgen sebab do’a juga merupakan wujud ungkapan

terimakasih anak kepada orangtuanya, sebagaimana dalam

firman Allah:

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang

masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang

beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau

tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain

kebinasaan". (QS Nuh: 28)

Adapun jika keduanya telah meninggal dunia kita tetap

bisa berbakti kepada keduanya dengan berbagai cara,

sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasalam:

Dari Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu,

beliau menceritakan: “Ketika kami sedang duduk bersama

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, tiba-tiba datang

seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya, ‘Wahai

Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti

kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?’ Jawab Nabi

shalallahu alaihi wasalam :

“Ya, menshalatkan mereka, memohonkan ampunan untuk

mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal,

memuliakan sahabat mereka, dan menyambung silaturahmi

17

Page 19: Hubungan Orangtua dan Anak

yang terjalin karena sebab keberadaan mereka.” (HR.

Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Hakim

dan disetujui adz-Dzahabi).

IV. Kesimpulan

Diantara hubungan orangtua terhadap anaknya adalah:

memberikan nama yang baik, menyusui, mendidiknya,

memberikan nafkah, mengaqiqohkan dan mengkhitan

Diantara hubungan anak terhadap orangtuanya adalah:

berbakti kepada keduanya, tidak mencelanya dan

mendo’akannya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Ikk, Khalid Abdurrahman. Kado Pintar Nikah. Semarang.

Pustakan Adnan. 2012.

Al-Istanbuli, Mahmud Mahdi. E-book Kado Pernikahan. Jakarta.

Pustaka Azzam. 2000.

Al-Munajjid, Muhammad Sholih. E-book 40 Nasehat Memperbaiki

Rumah Tangga. Jakarta. Al-Sofwah.

As-Sidokare, Abu Ahmad. E-book Shohih Bukhori. Pustaka

Pribadi. 2009.

18

Page 20: Hubungan Orangtua dan Anak

Ilyas, Yunahar. Kuliyah Akhlaq. Yogyakarta. LPPI. 1999.

Ismail, Salamah Ummu. E-book Antara Hak Anak dan Kewajiban Ibu.

2004

Permana, Yoga. E-book Mukhtasar Shohih Muslim. Kampung Sunnah.

2009.

http://www.lidwa.com/app/

19