Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH : FITRIANI S540809310 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
86

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ...eprints.uns.ac.id/2605/1/SECURED-motivasi_belajar_dan...belajar mahasiswa, 3) hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan

Feb 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

    PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

    (Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

    TESIS

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Magister

    Kesehatan

    Program Studi Kedokteran Keluarga

    Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

    OLEH :

    FITRIANI

    S540809310

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

    PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

    (Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

    Disusun oleh :

    Fitriani

    S540809310

    Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing :

    Dewan pembimbing :

    Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

    Pembimbing I

    Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK ....................... ............

    NIP. 19480313 197610 1 001

    Pembimbing II

    Dr. Nunuk Suryani, M,Pd ....................... ............

    NIP. 19661108 1990032001

    Mengetahui,

    Ketua Program Kedokteran Keluarga

    Prof. Dr.Didik .G. Tamtomo,dr. MM, M.Kes, PAK

    NIP. 19480313 197610 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

    PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

    (Pada Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu

    Kesehatan An – Nur Purwodadi)

    Disusun oleh :

    Fitriani

    S540809310

    Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis

    Pada tanggal : 18 Januari 2011

    Dewan penguji :

    Jabatan Nama Tanda Tangan

    Tanggal

    Ketua Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp.PA(K) ................... ........... NIP. 194903171976091001 Sekretaris Ir. Ruben Dharmawan, dr.,M.Sc.,Ph.D .................. ............ NIP. 195111201986011001 Anggota Prof. Dr. Didik G Tamtomo, dr. PAK., MM. M.Kes ............ ............ Penguji NIP. 194803131976101001

    Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd .................. .......... NIP. 196611081990032001

    Surakarta, Januari 2011 Mengetahui,

    Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

    Magister Kedokteran Keluarga

    Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik G Tamtomo, dr. PAK., MM. M.Kes NIP. 195708201985031004 NIP. 194803131976101001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

    ”HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN ORIENTASI

    PASCA LULUS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI D III

    KEPERAWATAN STIKES AN NUR PURWODADI.”Tesis ini disusun dalam

    rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S2, Minat

    Utama Kedokteran Keluarga, Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan ,

    Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

    Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa

    terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

    1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp.KJ (K), selaku Rektor Universitas

    Sebelas Maret beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan

    fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

    Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan dukungan

    untuk mengikuti pendidikan di program pasca sarjana.

    3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes,PAK Selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Profesi Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Maret Surakarta beserta seluruh staf yang telah memberikan bantuan selama

    proses pendidikan.

    4. Ketua Program Studi, Dosen dan seluruh responden yang telah banyak

    membantu dalam penelitian ini.

    5. Suami dan putriku terkasih, M. Zainal Abidin, SH, Rifda Saqila Reifianza

    Zain karena keikhlasan doa, dukungan dan segala pengorbanannya kepada

    penulis.

    6. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengijinkan dan tidak pernah berhenti

    mendoakan serta mendukung penulis dalam menjalani pilihan ini

    7. Teman – teman seperjuangan angkatan 2009 dan semua pihak yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan

    dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

    Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan

    pahala dari Allah SWT dan semoga proposal ini dapat memberikan sumbangan

    pengetahuan dalam upaya peningkatan pembelajaran di Diploma Keperawatan.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Purwodadi, September 2010

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL............................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................. iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

    DAFTAR ISI ..........................................................................................vi

    DAFTAR TABEL .................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................xi

    ABSTRAK ............................................................................................ xii

    ABSTRACT ..........................................................................................xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang..................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah.............................................................. 3

    C. Tujuan Penelitian................................................................ 4

    D. Manfaat Penelitian.............................................................. 4

    E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 5

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Teori motivasi ............................................................... 6

    2. Teori orientasi pasca lulus.............................................. 16

    3. Teori belajar.................................................................... 19

    B. Penelitian Relevan............................................................... 40

    C. Kerangka Berfikir ............................................................... 41

    D. Hipotesis ............................................................................. 46

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................... 47

    B. Lokasi Penelitian.................................................................. 47

    C. Populasi dan Subjek Penelitian............................................ 47

    D. Besar Sampel....................................................................... 48

    E. Sumber Data Penelitian....................................................... 48

    F. Instrumen Penelitian............................................................ 48

    G. Variabel Penelitian.............................................................. 48

    H. Definisi Operasional........................................................... 49

    I. Uji Validitas Dan Reliabilitas............................................. 51

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Penelitian ............................................... 55

    B. Uji Persyaratan ............................................................... 59

    C. Pengujian Hipotesis ....................................................... 63

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    D. Pembahasan ................................................................... 66

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .................................................................... 72

    B. Implikasi ........................................................................ 72

    C. Saran .............................................................................. 73

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 75

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 47

    Tabel 3.2. Definisi Operasional ................................................................... 48

    Tabel 4.1. Penilain Motivasi Belajar ........................................................... 54

    Tabel 4.2. Penilaian Orientasi Pasca Lulus ................................................. 55

    Tabel 4.3. Penilaian Prestasi Mahasiswa ..................................................... 56

    Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 57

    Tabel 4.5. Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolineritas ......................................... 58

    Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................... 60

    Tabel 4.7. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi ........................................ 61

    Tabel 4.8. Hubungan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi ................... 62

    Tabel 4.9. Hasil Korelasi Ganda ................................................................ 63

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Bagan Hirarki Kebutuhan Dasar Menurut Maslow ............. 29

    Gambar 2.2. Kerangka Berfikir Penelitian ............................................... 44

    Gambar 4.1. Diagram Motivasi Belajar Mahasiswa ................................ 54

    Gambar 4.2. Diagram Orientasi Mahasiswa ............................................ 55

    Gambar 4.3. Diagram Prestasi Belajar .................................................... 56

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................... 75

    Lampiran 2. Kisi – kisi Angket Penelitian ..................................................... 76

    Lampiran 3. Surat Permohonan Kepada Responden ...................................... 77

    Lampiran 4. Angket Penelitian ....................................................................... 80

    Lampiran 5. Data Uji Coba Kuesioner ........................................................... 82

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    Lampiran 6. Tabel Motivasi Belajar ............................................................... 86

    Lampiran 7. Tabel Orientasi Pasca Lulus ....................................................... 88

    Lampiran 8. Tabel Prestasi Belajar ................................................................. 90

    Lampiran 9. Uji Korelasi ................................................................................. 92

    ABSTRAK

    Fitriani,S540809310. Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa dan Orientasi Pasca Lulus Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Tesis : Pogram Magister kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahun 2010. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar, 2) hubungan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa, 3) hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2010. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D – III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. Sampel diambil dengan tehnik purposive random sampling pada mahasiswa tingkat II yang berjumlah 74 dan tingkat III sejumlah 45 orang. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah motivasi dan orientasi pasca lulus sedangkan variabel independen adalah prestasi belajar. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian analisa dilakukan dengan menggunakan uji korelasi ganda. Analisa : Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh 1) ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar karena diperoleh r hitung 0,297> r tabel 0,02 (ρ= 0.000), 2) ada hubungan yang signifikan antara orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar dengan r hitung 0,264 > r tabel 0,02( p = 0.000 ), 3) ada hubungan motivasi dan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar dengan nilai F hitung 77,60 > F tabel 3,09. Hasil : Dengan melihat hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di tempat penelitian didapatkan bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar sedang serta berorientasi untuk melanjutkan memiliki prestasi yang juga. Bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah serta berorientasi untuk bekerja, prestasinya juga rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat mahasiswa untuk belajar tentang teori dikelas. Bagi institusi pendidikan, sebaiknya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, melengkapi sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memadai. Kata Kunci : Motivasi, Orientasi Pasca Lulus, Prestasi Belajar ABSTRACT Fitriani, S540809310. Relations Student Learning Motivation and Orientation Post-Graduate Students With Learning Achievement Prodi D - III Nursing STIKES An - Nur Purwodadi. Thesis: Family Medicine Graduate Master Pogram Sebelas Maret University in Surakarta. Year 2010. Objective : This study aims to determine: 1) the relationship of learning motivation and academic achievement, 2) the orientation relationship with post-

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    graduate students' learning achievement, 3) The existence of the relationship together - collaboration between learning motivation and orientation of post-graduate with academic achievement. Method : The method used in this research is descriptive and cross sectional correlational design. This experiment was conducted in August until December 2010. The population of this study are students d III study program student nursing colleges of health sciences An - Nur Purwodadi. Samples taken by stratified random sampling technique at second level students which amounted to 74 and level III of 45 people. In this study dependentnya variable is the motivation and orientation of post-graduate while dependentnya variable was academic achievement. Data was collected using questionnaires and documentation, and then analyzed by using multiple correlation test. Analysis : Based on data analysis and discussion conducted by using the significance level of 5% is obtained 1) there is a significant relationship between learning motivation and academic achievement because the count obtained r 0.297> r table 0.02 (ρ = 0.000), 2) there is a significant relationship between post-graduate orientation and academic achievement with count r 0.264> r Table 0.02 (p = 0.000), 3) there is a relationship of motivation and achievement orientation of post-graduate study with calculated F value 77,60 > F table 3.09. Result : By looking at these results can be concluded that the place was found that students with motivation to learn is well oriented to continue to have achievements as well. For students who have low learning motivation and orientation to work, his performance is also low. This is caused by a lack of student interest in learning about the theory in class. For educational institutions, should enhance students' learning achievements by improving and enhancing the quality of teaching and learning process, complete the facilities, infrastructure and adequate human resources. Key Words: Motivation, Post-Graduate Orientation, Academic Achievement

    BAB I

    PENDAHULUAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    A. Latar Belakang masalah Penelitian

    Garis-garis Besar Haluan Negara (1999:52) menyebutkan bahwa

    pembangunan nasional merupakan peningkatan kualitas manusia dan

    masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan

    kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

    teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.

    Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan di

    rasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

    pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran

    kehidupan masyarakat. Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi dewasa ini, berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan

    agar sesuai dengan tuntutan zaman telah banyak dilakukan karena maju

    mundurnya kehidupan bangsa dan negara tergantung pada pendidikan yang

    ada.

    Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.

    Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil

    yang diharapkan siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar (Sardiman

    2001:55). Tercapai tidaknya tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi

    belajar yang diraih siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi

    siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar keras,

    ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar

    pembelajaran. Motivasi dari dalam diri siswa yakni keinginan untuk bekerja

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    ataupun melanjutkan pendidikan merupakan faktor intrinsik yang

    mempengaruhi pencapaian prestasi belajar.

    Berdasarkan SK MenDikBud RI No. 239/U/1999 tentang kurikulum

    nasional untuk D III Keperawatan yang berlaku secara nasional bahwa

    Tujuan Program Diploma III Keperawatan adalah untuk menghasilkan

    lulusan yang Mampu melaksanakan pelayanan keperawatan profesional

    dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaanumum

    pemerintah yang berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan dan/atau

    asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas berdasarkan

    kaidah-kaidah keperawatan, Mampu menunjukkan sikap kepemimpinan dan

    bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan, Mampu berperan

    serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan

    hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

    meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan / asuhan keperawatan, Mampu

    berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien, Mampu

    mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan

    profesinya. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas,

    penyelenggara program Diploma III keperawatan berpedoman pada : tujuan

    pendidikan nasional , kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan, kepentingan

    masyarakat, serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.

    Untuk mewujudkan hal tersebut maka, motivasi belajar mahasiswa harus

    selalu dipupuk agar lulusan dapat bersaing dalam dunia luar. Motivasi

    mahasiswa untuk mempelajari bidang keperawatan haruslah terus dipupuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian motivasi

    ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa memiliki

    motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-sungguh maka

    prestasi belajarnyapun akan meningkat.

    Dari hasil studi pendahuluan terhadap mahasiswa tingkat II dan III

    Prodi D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang berjumlah total

    119, ditemukan bahwa sebagian besar motivasi belajar mahasiswa

    dipengaruhi oleh orientasi mahasiswa setalah lulus D III keperawatan. Untuk

    itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauhmana

    orientasi mahasiswa ini dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi

    belajar pada mahasiswa D III keperawatan STIKes An Nur Purwodadi.

    B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

    Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi

    belajar. Khusus untuk mahasiswa D III keperawatn , mereka terdorong untuk

    memperoleh prestasi belajar yang optimal karena adanya keinginan yang kuat

    untuk melanjutkan pendidikan ataupun untuk memasuki dunia kerja.

    Dari uraian diatas maka timbul permasalahan sebagai berikut :

    Apakah ada hubungan secara bersama – sama antara Motivasi Belajar

    Mahasiswa dan Orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa D III

    Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi ?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan Umum

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    Mengetahui hubungan secara bersama – sama antara motivasi dan

    orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III

    Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

    Tujuan Khusus

    1.Mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar

    mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada

    mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

    2.Mengetahui hubungan orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar

    mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada

    mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

    D. Manfaat Penelitian

    Kegunaan penelitian ini adalah :

    1. Kegunaan teoritis

    Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan sosial dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang

    penelitian yang sejenis.

    2. Kegunaan praktis

    a. Bagi penulis

    Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan dapat

    menerapkan ilmu-ilmu yang telah di dapat dari bangku kuliah.

    b. Bagi sekolah

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya kepada

    guru / dosen Keperawatan tentang pentingnya pemberian motivasi untuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    belajar pada mahasiswa tingkat II dan tingkat III agar prestasi

    belajarnya meningkat sehingga nantinya sebagai bekal untuk bekerja

    ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

    E. Ruang lingkup penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode crossectional dengan tujuan untuk

    mengetahui hubungan antara motivasi, orientasi pasca lulus terhadap prestasi

    belajar mahasiswa.Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas, maka

    lingkup penelitian ini adalah mahasiswa D III Keperawatan tingkat II dan

    tingkat III STIKes An Nur Purwodadi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    a. Definisi Motivasi

    Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah dorongan yang

    timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

    dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 666). Sedangkan

    Menurut Gunarso (1996: 2) menyatakan motif sebagai daya penggerak dari dalam

    dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu

    tujuan. Motif berada dalam keadaan kesiapsiagaan sedangkan motivasi adalah

    daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sedangkan Donald (dalam Sardiman

    2001:73) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri

    seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

    tanggapan terhadap adanya tujuan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Dari batasan-batasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    motivasi adalah suatu dorongan yang menimbulkan siswa untuk melakukan

    aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki mahasiswa dapat tercapai.

    b. Teori Motivasi

    Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg (

    2001), mengklasifikasikan motivasi kedalam teori – teori isi motivasi dan

    proses motivasi.

    Teori – teori isi motivasi berfokus pada faktor – faktor atau kebutuhan dalam

    diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan

    dan menghentikan perilaku. Berikut teori isi motivasi :

    1) Teori Motivasi Kebutuhan ( Abraham Maslow )

    Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuan manusia secara hirarki,

    yang terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok defisiensi dan kelompok

    pengembangan. Kelompok defisiensi secara hirarki adalah fisiologis, rasa

    aman, kasih sayang dan penerimaan serta kebutuhan akan harga diri.

    Mangkunegara ( 2005 ), menjabarkan hirarki Maslow sebagai berikut :

    a) Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur

    biologis. Kebutuhan ini berupa : kebutuhan makan, minum,

    bernapas, seksual dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan

    kebutuhan yang paling mendasar.

    b) Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan perlindungan dari

    ancaman dan bahaya lingkungan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    c) Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta yaitu kebutuhan untuk

    diterima dalam kelompok, berafuliasi, berinteraksi, dicintai dan

    mencintai

    d) Kebutuhan akan harga diri adalah kebutuhan untuk dihormati dan

    dihargai.

    e) Kebutuhan akan aktualisasi diri kebutuhan untuk menggunakan

    kemampuan (skill) dan potensi serta berpendapat dengan

    mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

    2) Teori ERG ( Alderfer’s ERG Theory )

    Teori ERG ( existence, relatedness, growth) dikembangkan oleh Clayton

    Alerfer. Menurut teori ini komponen existence adalah mempertahankan

    kebutuhan dasar dan pokok manusia. mempertahankan eksistensi

    merupakan kebutuhan manusia untuk menjadi terhormat. Hampir sama

    dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan

    fisiologis juga terdapat kebutuhan akan keamanan yang merupakan

    komponen existence.Relatedness tercemin dari sifat manusia sebagai

    makhluk sosial yang ingin berafiliasi, dihargai dan diterima oleh

    lingkungan sosial. Growth lebih menekankan kepada keinginan

    seseorang untuk tumbuh dan berkembang, mengalami kemajuan dalam

    kehidupan, pekerjaan dan kemampuan serta mengaktualisasi diri (

    Siagian, 2004 ).

    3) Teori Motivasi Dua Faktor ( Frederick Herzbeg’s Two Factors Theory)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    Herzberg seorang psikolog yang berusaha mengembangkan kebenaran

    teorinya melakukan penelitian kepada sejumlah pekerja untuk

    menemukan jawaban dari : Apakah yang sebenarnya diinginkan

    seseorang dari pekerjaannya?”timbulnya keinginan Hezberg untuk

    meneliti adalah karena adanya keyakinan bahwa terdapat hubungan yang

    mendasar antara seseorang dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, sikap

    seseorang terhadap pekerjaannya akan sangat menentukan tingkat

    keberhasilan dan kegagalannya ( Siagian, 2004 ).

    Dalam teori motivasi terdapat dua faktor yang mendasari motivasi pada

    kepuasan atau ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya.

    Pertama faktor pemeliharaan. ( maintenance factors) yang juga disebut

    dissatisfire, hygiene factors, job context dan extrinsic factors. Faktor

    pemeliharaan meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, hubungan

    dengan subordinate, kualitas pengawasan, upah, kondisi kerja, dan status.

    Faktor lainnya adalah faktor pemotivasi (motivational factors) yang

    disebut pula satisfire, motivator, job content atau intrinsic factor yang

    meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan, work it self,

    kesempatan berkembang dan tanggungjawab ( Mangkunegara, 2005 ).

    c. Motivasi berprestasi

    Motivasi berprestasi menurut Heckhausen (dalam purwanto, 1993:

    21) adalah batasan motivasi berprestasi sebagai usaha keras untuk

    meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai

    pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan

    hasil pelaksanaan tugas. Perbandingan dengan prestasi sendiri

    sebelumnya dan perbandingan dengan prestasi orang lain. Hal ini dapat

    dilihat dalam diri siswa yang selalu melakukan kegiatan belajar agar

    tercapai suatu hasil yang lebih baik dari hasil-hasil yang pernah diperoleh

    sebelumnya.

    d. Perkembangan motivasi berprestasi

    Teori kebutuhan yang dikemukakan Mc. Celland dalam Sudjana

    (2000:169) membagi tiga jenis kebutuhan sebagai berikut :

    a) Kebutuhan berprestasi

    Kebutuhan ini berkaitan dengan kegiatan atau kehendak

    seseorang untuk melaksanakan tugas, kegiatan, pekerjaan dengan

    lebih baik dan lebih efisien baik dalam memecahkan permasalahan

    maupun dalam melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks.

    b) Kebutuhan berafiliasi

    Untuk memenuhi kebutuhan ini seseorang berkeinginan untuk

    membina dan memelihara persahabatan dan hubungan akrab serta

    saling membantu dengan orang lain.

    c) Kebutuhan berkuasa

    Kebutuhan ini berkaitan dengan keinginan seseorang untuk

    menguasai orang lain, diterima dan didukung orang lain,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    mempengaruhi perilaku orang lain dan menunjukkan

    tanggungjawabnya terhadap orang lain.

    Perkembangan motivasi selanjutnya yakni siswa akan lebih giat

    belajar untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. Bagi siswa yang

    ingin untuk melanjutkan pendidikan akan terus giat belajar agar

    dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Sedangkan bagi siswa yang

    ingin bekerja akan lebih giat belajar agar prestasinya meningkat

    sehingga memudahkan dalam memperoleh pekerjaan.

    e. Jenis-jenis Motivasi

    Menurut sifatnya, motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi

    intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sardiman 2001:87) yaitu sebagai

    berikut

    a. Motivasi intrinsik

    Motivasi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau karena

    dalam dirinya setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

    sesuatu, misalnya: kesadaran untuk belajar di rumah, kemauan

    untuk mengerjakan tugas,menyimak keterangan guru dan

    berfungsinya aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari

    luar, kemauan untuk mengemukakan pendapat.

    b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan

    berfungsinya karena adanya perangsang dari luar,misalnya peran

    orang tua dan guru dalam pemberian motivasi agar ia giat belajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    f. Fungsi motivasi belajar

    Ada beberapa fungsi motivasi menurut Nasution (1999: 76) adalah:

    1) Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau

    motor yang melepaskan energi. Motivasi disini merupakan motor

    penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan.

    2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

    Motivasi disini memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

    sesuai dengan rumusan tujuannya.

    3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus

    dikerjakan, yang serasi dalam mencapai tujuan dengan menyisihkan

    perubahan-perubahan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

    g. Indikator Motivasi

    Dalam Sardiman (2001:81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada

    diri siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    1) tekun menghadapi tugas

    2) Ulet menghadapi kesulitan

    3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

    4) lebih senang bekerja mandiri

    5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin

    6) dapat mempertahankan pendapatnya

    7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.

    8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

    h. Faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Max Darsono

    dkk 2000:34) antara lain:

    1) Cita-cita atau aspirasi

    Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan

    target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai

    tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna

    bagi seseorang.

    2) Kemampuan

    Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi

    beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya

    pengamatan, perhatian dan daya pikir fantasi.

    3) Kondisi siswa

    Kondisi siswa meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis tetapi

    biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik karena jelas

    menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologisnya.

    4) Kondisi lingkungan

    Kondisi lingkungan siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan

    sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga unsur lingkungan tersebut

    di atas dapat mendukung dan menghambat motivasi belajar.

    5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

    Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

    keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,

    kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi siswa, gairah

    belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.

    6) Upaya guru membelajarkan siswa

    Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan

    diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaaan materi, cara

    menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar

    siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada

    kepentiangan siswa maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan

    motivasi belajar siswa.

    i. Cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

    Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat serta

    keinginannya pada proses belajar tak dapat dipungkiri, karena dengan

    menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-

    kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat

    belajar. Siswa yang bekerja dengan motivasi yang kuat, ia tak akan merasa

    lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu memelihara

    motivasi pelajar dan semua yang berkaitan dengan motivasi seperti

    kebutuhan, keinginan.Metode dan cara mengajar yang digunakan harus

    mampu menimbulkan sikap positif belajar dan gemar membaca. Akibatnya

    timbul keinginan yang besar untuk menuntut ilmu di kalangan para siswa.

    Menurut Nasution (2000:78) ada beberapa cara menumbuhkan motivasi

    belajar siswa yaitu :

    1) Memberi angka

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Dalam

    proses belajar-mengajar perolehan nilai yang berupa angka bagi siswa

    sangat penting artinya sebagai alat motivasi untuk terus meningkatkan

    prestasi belajarnya.

    2) Hadiah

    Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila motivasi setiap

    orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi siswa, hadiah

    tidak selalu merupakan motivasi karena hadiah juga dapat merusak

    sebab dapat menyimpangkan pikiran siswa dari tujuan belajar

    sesungguhnya.

    3) Saingan atau kompetisi

    Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

    mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual maupun persaingan

    kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

    4) Memberi ulangan

    Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh

    karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

    5) Mengetahui hasil,

    Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan

    mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Dalam hal ini guru perlu

    membagikan hasil ulangannya kepada siswa, agar siswa mengetahui

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    perolehan nilai yang diraihnya. Ini penting sebagai upaya untuk terus

    memacu prestasi belajar siswa.

    6) Pujian

    Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik

    perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah reinforcement yang positif dan

    sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu agar pujian ini

    merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.

    7) Hasrat untuk belajar

    Hasrat untuk belajar diartikan ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

    belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa itu memang ada

    motivasi untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan lebih

    baik.

    8) Minat

    Motivasi muncul disebabkan adanya minat. Sehingga minat merupakan

    alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila

    disertai minat.

    2. Orientasi pasca lulus

    Orientasi adalah peninjauan atau pandangan untuk menentukan sikap

    ( arah,tempat dan sebagainya ) dengan arah yang benar, kecenderungan

    pada pandangan atau menitikberatkan pada pandangan. ( nursalam, 2005 )

    Diantara motivasi intrinsik mahasiswa D – III Keperawatan adalah

    motivasi untuk bekerja dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan.

    a) Orientasi untuk bekerja

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Menurut White dalam Moekijat (2002:55) mengemukakan bahwa

    pekerjaan adalah suatu gelanggang perlombaan dimana seseorang

    dihadapkan pada kemampuan dan ketrampilan terhadap lingkungan

    pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Implikasi motivasi atas

    pekerjaan adalah keinginan untuk mendapatkan penghasilan,

    memproduksi barang dan jasa, berinteraksi dengan orang lain dan

    sebagai simbol status sosial.

    Motivasi untuk bekerja pada siswa D – III Keperawatan diartikan

    sebagai dorongan yang kuat dari dalam mahasiswa guna meningkatkan

    hasil belajar agar tujuan untuk memperoleh pekerjaan dapat tercapai.

    Bagi siswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi mudah

    diterima sebagai tenaga kerja yang baru di perusahaan tersebut. Karena

    prestasi merupakan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa ia

    telah menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah baik

    teori maupun praktek.

    Harapan mahasiswa untuk bekerja setelah tamat belajar, merupakan hal

    yang wajar karena kurikulum D – III Keperawatan sendiri sudah

    menitikberatkan bahwa tujuan pengajarannya adalah mempersiapkan

    tamatannya untuk bekerja. Diakui bahwa siswa D III Keperawatan

    merupakan remaja usia produktif yang pantas diartikan sebagai usia

    pencari kerja. Realitas dilapangan bahwa siswa D – III Keperawatan

    merupakan siswa yang berasal dari golongan ekonomi menengah

    kebawah sehingga sebagian mereka mengharapkan memperoleh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    pekerjaan setelah lulus dari bangku kuliah untuk dapat sedikit

    membantu ekonomi keluarga.

    b) Orientasi untuk melanjutkan pendidikan

    Menurut sardiman (2001:63) mengemukakan bahwa

    pendidikan akademik mendidik siswa untuk memasuki lapangan

    kerja atau mengikuti pendidikan keahlian pada tingkat yang lebih

    tinggi. Pendidikan tinggi bertujuan untuk meneruskan,

    mengembangkan dan melestarikan peradaban, ilmu, teknologi dan

    seni serta harus ikut dalam pembangunan manusia Indonesia

    seutuhnya. Mahasiswa biasanya lebih termotivasi untuk meneruskan

    ke tingkat lebih lanjut dengan berbagai keuntungan yang didapat

    selain biaya kuliah mudah dijangkau dengan pengajaran yang

    berkualitas juga banyaknya beasiswa yang ditawarkan oleh PT

    kepada siswa yang prestasi akademiknya tinggi tetapi dari golongan

    kurang mampu. Tentunya ini menarik bagi mahasiswa dari kalangan

    ekonomi menengah ke bawah yang berkeinginan untuk melanjutkan

    pendidikan sehingga nantinya dapat meringankan beban orang tua

    dalam membiayai pendidikannya. Usaha pencapaian prestasi belajar

    yang optimal bagi mahasiswa Prodi D – III Keperawatan merupakan

    suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya prestasi belajar

    merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan

    pendidikan ataupun untuk bekerja.Oleh karena itu siswa harus terus

    belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan

    guru disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian

    motivasi ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus

    menggerakkan belajar siswa baik itu melalui pemberian motivasi,

    pujian, kompetisi dan lain-lain.

    3. Belajar

    a. Pengertian belajar

    Sudjana (2000:5) mengemukakan belajar adalah suatu proses

    yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.Perubahan

    sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

    seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

    ketrampilan, kecakapan, kebiasaaan serta perubahan aspek-aspek lain

    yang ada pada individu belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999:7)

    menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang

    kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa

    sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses

    belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada

    di lingkungan siswa.

    Laindgren ( dalam Thulus, 1989 ) mengemukakan belajar adlah

    menunjukkan beberapa perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil

    dari latihan atau beberapa jenis pengalaman atau interaksi dengan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    lingkungannya. Sesuai dengan pendapat tersebut, belajar merupakan

    aktivitas individu untuk mengubah dan mengembangkan perilaku atau

    membentuk perilaku baru.

    The Liang Gie ( 1983 ) berpendapat bahwa belajar adalah

    segenap kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang

    mengakibatkan perubahan dalam dirinya, penambahan pengetahuan atau

    kemahiran yang sifatnya sedikitbanyak permanen. Pada pendapat ini juga

    menekankan adanya perubahan dari diri individu didalam belajar.

    menurut pendapat ini berarti perubahan – perubahan tingkah laku akibat

    pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh

    obat – obatan tidak termasuk pada proses belajar.

    Secara umum belajar dikatakan juga sebagai suatu proses

    interaksi antar diri manusia ( 1d – ego – superego )dengan lingkungannya

    yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal

    ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses

    internalisasi dari suatu kedalam diri pebelajar dan dilakukan secara aktif

    dengan segenap panca indera ikut berperan.

    Nasution (1999:32) mengemukakan bahwa :

    1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf

    Belajar adalah pembentukan “S-R bonds” atau hubungan-hubungan

    tertentu dalam sistem urat syaraf sebagai hasil respon-respon terhadap

    stimulus. Belajar adalah pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam

    sistem urat syaraf.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    2) Belajar adalah penambahan pengetahuan

    3) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan

    latihan

    Jadi, belajar diartikan sebagai suatu perubahan pada individu-individu yang

    belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

    pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian,

    harga diri, minat, watak maupun penyesuaian diri.

    b. Proses belajar

    Menurut Uzer Usman (1992:1) proses belajar merupakan suatu proses

    yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

    timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

    tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu

    merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

    Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas,

    tidak sekadar hubungan antara guru dan siswa tetapi berupa interaksi

    edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi

    pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang

    belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut,

    siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.

    Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik yang dibelajarkan

    dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi

    tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya motivasi dan

    keberhasilan belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri (Dimyati

    dan Mudjiono 1999:42).

    Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan

    perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif

    menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap

    belajar sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang

    diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar juga berkaitan dengan sifat-

    sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun

    yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

    c. Jenis-jenis Belajar

    Menurut Nasution (2000:57) menyebutkan ada beberapa jenis belajar yang

    berhubungan dengan hal yang harus di pelajari antara lain :

    1) Belajar berdasarkan pengamatan

    Pengamatan sangat penting sebagai dasar untuk memperoleh pengertian

    dan tanggapan yang jelas tentang sesuatu misalnya tanggapan visual dalam

    ilmu hayat, ilmu alam, kimia, geografi dan sebagainya yang banyak

    memerlukan pengamatan langsung.

    2) Belajar berdasarkan gerak

    Belajar berdasarkan gerak ini membutuhkan gerakan fisik seperti cara

    menulis, membaca, gerakan olah raga. Oleh karena itu dalam belajar

    berdasarkan gerak ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan siswa yaitu

    mengetahui tujuan, mempunyai tanggapan yang jelas tentang kecakapaaan,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    pelaksanaan yang tepat pada taraf kecakapan itu dan latihan untuk

    mempertinggi kecepatan.

    3) Belajar berdasarkan menghafal

    Belajar yang bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan di sekolah,

    baik di sekolah dasar maupun di sekolah yang lebih tinggi sebab belajar

    adalah menempuh ujian dan untuk itu di perlukan penguasaan sejumlah

    pengetahuan.

    4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah

    Metode pemecahan masalah dapat digunakan untuk memecahkan masalah-

    masalah dalam berbagai mata pelajaran seperti

    matematika,fisika,sejarah,biologi dan sebagainya. Selain itu, metode

    pemecahan masalah ini diperlukan juga untuk memecahkan masalah-

    masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

    5) Belajar berdasarkan emosi

    Segi-segi pribadi seperti ketekunan, ketabahan menghadapi masalah,

    ketelitian, kebersihan, kecakapan dalam bergaul dengan orang lain dan

    sering dipelajari dalam setiap pelajaran sebab selalu tersimpul didalamnya,

    akan tetapi belajar berdasarkan emosi ini sangat kurang mendapat

    perhatian pendidik karena belajar jenis ini sukar sifatnya dan pelaksanaan

    yang tidak mudah.

    d. Prinsip-prinsip belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Ada beberapa prinsip belajar yang berlaku umum yang dipakai sebagai

    dasar dalam upaya pembelajaran baik bagi siswa yang perlu meningkatkan

    upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan

    mengajarnya (Dimyati dan Mudjiono 1999:42), prinsip-prinsip itu antara

    lain :

    1) Perhatian dan motivasi

    Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

    belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila

    bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran

    itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-

    hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

    2) Keaktifan

    Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri.

    John Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah

    menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri,

    maka inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru sekadar

    pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916 dalam Davies, 1973:31)

    3) Keterlibatan langsung atau pengalaman

    Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik

    semata namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental

    emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan

    perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan juga pada saat

    mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    4) Tantangan

    Agar pada siswa timbul motif yang kuat mengatasi hambatan dengan

    baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi

    dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

    Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu

    dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran

    yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-

    konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa

    berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan

    generalisasi prinsip-prinsip tersebut.

    5) Balikan dan penguatan

    Siswa akan belajar lebih semangat apabila mendapatkan hasil yang

    baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan

    berpengaruh baik pada usaha belajar selanjutnya.

    Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode

    penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan

    terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa

    setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat

    siswa terdorong untuk lebih giat dan bersemangat.

    6) Perbedaan individual

    Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang

    siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan

    yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    dan sifat-sifatnya. Karenanya, perbedaaan individual perlu diperhatikan

    oleh guru dalam upaya pembelajaran.

    e. Tujuan Belajar

    Dalam Sardiman (2001:26), di sebutkan ada tiga jenis tujuan belajar yakni

    1) Untuk mendapatkan pengetahuan

    Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir diperlukan bahan

    pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar

    perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan

    guru sebagai pengajar lebih menonjol.

    2) Penanaman konsep dan ketrampilan

    Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu

    ketrampilan. Ketrampilan di sini diartikan ketrampilan jasmani dan

    rohani. Ketrampilan jasmani menitikberatkan pada ketrampilan gerak

    dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar sedangkan

    ketrampilan rohani menyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan

    berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

    masalah atau konsep.

    3) Pembentukan sikap

    Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas

    dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of value. Oleh karena itu, guru

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    tudak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

    memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

    f. Teori Belajar

    Menurut Max Darsono, dkk (2000:5) disebutkan bahwa teori-teori belajar

    dalam pendidikan antara lain :

    1) Teori Belajar Behavioris

    Diantara tokoh yang mencetuskan teori behavioris adalah Thorndike,

    Pavlov dan Skinner yang berasumsi bahwa manusia adalah makhluk

    pasif, tidak mempunyai potensi psikologis yang berhubungan dengan

    kegiatan belajar antara lain pikiran, persepsi, motivasi dan emosi.

    Dengan asumsi seperti ini, manusia dapat direkayasa sesuai dengan

    tujuan yang hendak dicapai. Yang penting dalam belajar adalah

    pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat

    diobservasi dan diukur.

    2) Teori Belajar Sosial

    Teori ini dipelopori oleh Bandura yang menyatakan bahwa tingkah

    laku manusia tidak hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya

    melainkan oleh interaksi yang kontinu dan timbal balik antara pribadi

    dan lingkungan. Dalam teori ini mengandung dua konsep utama yaitu :

    (1) Pemodelan

    Proses belajar siswa dilakukan dengan peniruan terhadap model

    sehingga dia dapat melakukan respon yang benar sesuai dengan

    model.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    (2) Fase belajar

    Untuk mencapai tujuan belajar, akan dilalui beberapa fase yaitu:

    (a) Perhatian

    Perhatian merupakan awal dari peniruan. Model tidak akan

    ditiru tanpa dilihat atau di observasi.

    (b) Retensi

    Belajar melibatkan dua kejadian yaitu :memperhatikan

    penampila dan memperhatikan penyajian simbolik dari

    penampilan tersebut.Agar model mudah di ingat, model itu

    harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas tertangkap oleh

    orang yang meniru.

    (c) Reproduksi

    Reproduksi adalah proses memunculkan kembali sesuatu yang

    sudah tersimpan dalam ingatan.

    (d) Motivasi

    Motivasi diartikan sebagai keinginan melakukan sesuatu yang

    sama dengan model kareana dengan demikian ia akan merasa

    memperoleh reinforcement.

    3) Teori Belajar Kognitif

    Ahli-ahli yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa belajar

    adalah peristiwa internal artinya belajar baru dapat terjadi bila ada

    kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut

    ialah kemampuan mengenal yang di sebut dengan istilah kognitif.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    4) Teori Belajar Gestalt

    Peletak dasar aliran ini adalah Wax Wertheimer yang menyatakan

    bahwa belajar diperlukan kemampuan mengorganisir obyek yang

    dipersepsi sehingga menjadi suatu bentuk yang bermakna dan mudah

    dipahami.

    5) Teori Belajar humanis

    Teori ini menyatakan bahwa manusia dianggap sebagai individu yang

    unik dan bisa mewujudkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Tokoh

    dalam aliran ini antara lain Abraham H. Maslow yang menyatakan bahwa

    dalam diri manusia terdapat dorongan untuk tumbuh dan kekuatan yang

    menghalangi pertumbuhan. Dalam hal ini Maslow mencetuskan teorinya

    tentang motivasi yakni teori hirarki kebutuhan yang artinya bahwa

    kebutuhan manusia bersifat hirarkis dimana suatu kebutuhan mulai

    dipikirkan apabila kebutuhan di bawahnya /mendahului sudah terpenuhi.

    Gambar 2.1. Hirarki Kebutuhan menurut Maslow

    estetis

    mengerti

    aktualisasi diri

    harga diri

    Memiliki & mencintai

    keamanan

    jasmaniah

    Dari gambar tersebut di atas, Maslow membagi dua kelompok kebutuhan yakni :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    a. Deficiency need adalah kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk

    memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini

    meliputi : kebutuhan jasmaniah, kemanan, memiliki dan mencintai, haraga

    diri

    b. Growth need adalah kebutuhan untuk tumbuh. Pemenuhan kebutuhan ini tidak

    tergantung pada orang lain. Peranan kemampuan diri sendiri akan

    menentukan berhasil tidaknya seseorang memenuhi ketiga kebutuhan ini.

    3. Prestasi Belajar

    Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

    dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau

    angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI 1995:787). Sedangkan Sudrajat

    (1994:60) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang

    dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar yang dinyatakan

    dengan angka-angka atau simbol-simbol sesuai dengan tujuan pendidikan.

    Menurut Thomas F. Staton, hasil-hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif dan

    psikomotorik sebaiknya seimbang (Sutadi 1996:29). Tingkah laku baru disebut

    sebagai hasil belajar harus memenuhi syarat-syarat, bahwa hasil belajar

    merupakan :

    a. Pencapaian tujuan belajar

    b. Hasil dari proses yang disadari

    c. Hasil latihan atau ujicoba yang disengaja

    d. Tindak-tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    e. Fungsi operasional dan potensial yaitu merupakan tindak-tanduk itu sendiri

    dan tindak-tanduk lainnya (Sutadi 1996: 30)

    Menurut Abu Ahmadi dan Joko T. Prasetyo (1997:157) ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu :

    a. waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bahan

    b. usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut

    c. bakat seseorang yang sifatnya individual

    d. kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran

    e. kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari

    keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapi.

    Setiap dosen hendaknya menyadari bahwa bakat individu siswa berbeda

    satu dengan lainnya. Demikian pula dalam kemampuan untuk menangkap

    pelajaran dan tingkat usahanyabervariasi, maka faktor waktu yang dibutuhkan

    oleh individu siswa yang berbeda juga akan berbeda untuk menguasai bahan

    yang sama. Prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengarah pada

    prestasi bidang kelompok mata kuliah produktif dimana memuat berbagai

    mata pelajaran yang memberikan pendidikan dan keahlian bagi mahasiswanya

    sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja ataupun untuk melanjutkan

    pendidikan.

    Menurut Poerwodarminto ( 1990 ), Keberhasilan belajar adalah

    penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap

    mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai test angka yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    diberikan oleh setiap guru. Lebih lanjut Sarono ( 1989 ) menjelaskan

    keberhasilan belajar adalah perubahan kemampuan sebelumnya.

    Keberhasilan belajar atau disebut juga prestasi belajar adalah hasil yang

    telah dicapai seseorang yang teah melakukan serangkaian proses belajar

    mengajar atau penguasaan ketramplilan yang umumnya diwujudkan dalam

    bentuk nilai test ( Neoleka 1986 ).

    4. Alat Pengukur Keberhasilan Belajar

    Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar

    kecilnya objek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas

    dari kegiatan evaluasi yang mana merupakan kelanjutan setelah dilakukan

    proses pengukuran. Menurut Winkel ( 1999 ) evaluasi berarti penentuan

    seberapa jauh suatu berharga, bermutu atau bernilai. Evaluasi yang dilakukan

    terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar

    mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu

    sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom telah menerpkan dua

    bentuk evaluasi yaitu evaluasi sumatif dan formatif. Evaluasi formatif adalah

    penggunaan tes – tes selam belajar mengajar masih berlangsung sehingga

    mendapatkan feed back mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sedang yang

    dimaksud evaluasi sumatif adalah penggunaan tes – tes pada akhir suatu

    periode pengajaran tertentu yang meliputi beberapa unit pengajaran atau semua

    unit pengajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin

    dilakukan pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada

    siswa dan memberikan umpan balik bagi bagi siswa, tenaga pengajr, memberi

    informasi pada orang tua, memperoleh informasi tentang kelulusan,

    mempertanggungjawabkan suatu program studi.

    Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan uji tertulis, lisan, kuis,

    praktek maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari beberapa kegiatan

    evaluasi berupa nilai dimyatakan dalam Indeks Presatsi ( IP ).

    5. Pendidikan Diploma III Keperawatan

    Hasil Lokakarya Nasional dalam bidang keperawtan tahun 1983

    telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang

    mengakui keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian,

    pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan

    sebagai pendidikan profesi.

    bertolak dari pandangan keperawatan sebagai profesi dan ilmu

    keperawatan seperti diuraikan diatas, maka orientasi pendidikan tinggi

    keperawatan mampu mengikuti perkembangan sekaligus memberikan

    landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) keperawatan yang

    kokoh pada peserta didik. Disamping itu, institusi pendidikan keperawatan

    selalu mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat, baik

    perkembangan yang berhubungan dengan maslah kesehatan dan

    keperawatan yang dihadapi masyarakat, tuntutan dan kebutuhan

    masyarakat akan pelayanan kesehatan/ keperawatan maupun

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    perkembangan hal – hal khusus pada masyarakat yang dapat dimanfaatkan

    dalam pengembangan pengalaman belajar dimasyarakat bagi peserta didik.

    a. Tujuan Pendidikan

    Berlandaskan pada kernagka konsep ini, diharapkan isi pendidikan

    dan proses belajar mengajar dapat disusun dan dikembangkan secara

    lebih terarah sehngga institusi pendidikan tinggi keperawatan mampu

    melakukan hal – hal sebagai berikut :

    1) Menumbuhkan/ membina sikap dan tingkah laku profesional yang

    sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan

    2) Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik

    kelompok ilmu keperawatan maupun berbagai kelompok ilmu

    dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan

    pelayanan/ asuhan keperawatan profesional yaitu mengembangkan

    diri pribadi dan mengembangkan ilmu keperawatan.

    3) Menumbuhkan/ membina ketrampilan profesional yang mencakup

    antara lain intelektual, ketrampilan teknikal dan interpersonal yang

    diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan

    profesional yaitu mengembangkan diri pribadi dan

    mengembangkan ilmu keperawatan.

    4) Menumbuhkan/ membina landasan etik keperawatan yang kokoh

    dan mantap sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan

    pelayanan/ asuhan keperawatan dalam dalam kehidupan

    keprofesian.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    b. Dasar Pendidikan

    Dasar falsafah dalam pengembangan Program Pendidikan D – III

    keperawatan disepakati tentang nilai – nilai dan keyakinan yang

    berlandaskan pancasila, adalah sebagai berikut :

    1) Manusia sebagai makhluk bio- psiko-sosio kultural dan spiritual

    adalah unik, merupakan satu kesatuan yang utuhjasmani dan

    rohani dan tidak ada dua individu yang sama seruap.

    2) Masyarakat terdiri dari individu, kelompok dan komuniti yang

    mempunyai tujuan dan nilai – nilai, merupakan suatu organisasi

    yang terbentuk karena adanya interaksi antara manusi dan budaya

    dalam lingkungannya serta bersifat dinamis.

    3) Sehat adalah suatu keadaan utuh yang dinamik dalam siklus

    kehidupan dimana manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri

    secara terus – menerus terhadap perubahan yang timbul untuk

    memenuhi kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari – hari.

    Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan

    secara optimal dalam batas – batas kemampuannya.

    4) Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu

    dalam memenuhi kebutuhan fisik , fisiologik, psikologik dan

    sosial secara maksimal yang berfungsi secara tepat sesuai dengan

    tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

    5) Perawatan adalah bagian integral dari pelayanan esensial dalam

    meningkatkan harkat hidup individu, keluarga dan masyarakat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    Perawatan merupakan suatu proses yang dilakuakan dengan

    tindakan terarah dan berorientasi pada masalah, serta

    menggunakan pendekatan ilmiah dan dilandasi etika profesi.

    6) Perawat adalah orang yang telah menyelesaikan pendidikan

    profesional keperawatan dan diberikan kewenangan untuk

    melaksanakan peran dan fungsinya.

    7) Proses belajar mengajar adalah suatu proses karena interaksi yang

    berkesinambungan antara pendidik dan peserta didik dan

    merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berlangsung

    seumur hidup. Untuk belajar secara efektif diperlukan peran aktif

    peserta didik yang melibatkan seluruh pribadinya. Mengajar

    sebagai suatu ilmu dan kiat dalam mengatur informasi dan proses

    mengajar agar pada peserta didik terjadi proses belajar. Proses

    belajar merupakan rangkaian kegiatan terarah, terdiri dari antara

    lain menentukan tujuan pendidikan, menyusun materi mengajar

    dan belajar, mengorganisasikan materi dan lingkungan belajar,

    merancang kegiatan belajar, serta mengevaluasi hasil belajar

    peserta didik.

    8) Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus

    menjamin pengembangan potensi dan kemampuan profesional

    secara maksimal peserta didik dan dilaksanakan oleh institusi

    pendidikan tinggi.

    c. Kurikulum Pendidikan Diploma D – III Keperawatan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    50

    Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan, telah

    diselenggarakan berbagai upaya yang didukung oleh antara lain

    sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan

    kebutuhan pembangunan kesehatan. Selain itu, tuntutan

    masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat

    seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan

    masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi bidang kesehatan. Perubahan dan perkembangan

    tersebut merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas

    pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas sumberdaya

    manusia kesehatan.

    Pendidikan Diploma III Keperawatan menghasilkan lulusan

    sebagai Ahli Madya Keperawatan dengan memiliki sikap dan

    kemampuan bidang keperawatan yang diperoleh melalui

    penerapan kurikulum pendidikan yang telah mengalami

    penyesuaian. Dengan adanya penyesuaian kurikulum yang

    berbasis kompetensi, semakin banyaknya jumlah institusi

    pendidikan tenaga kesehaitan serta bervariasinya kualitas

    penyelenggaraan pendidikan dengan berbagai keterbatasannya,

    maka kondisi ini dapat mengakibatkan lulusan yang dihasilkan

    oleh setiap institusi akan bervariasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    51

    d. Konsep Penilaian Pencapaian Kompetensi

    Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan

    ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk

    melakukan tugas/ pekerjaan berdasarkan standart kinerja dibidang

    tertentu. Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit

    kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/

    pekerjaan/ bidang tertentu yang didasarkan oleh pengetahuan,

    ketrampilan dan sikap sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan.

    e. Dimensi Kompetensi

    Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan

    sikap serta penerapkannya dalam suatu pekerjaannya sesuai

    dengan standar yang disyaratkan oleh tempat kerja meliputi :

    1) Ketrampilan melaksanakan pekerjaan yaitu ketrampilan untuk

    melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang

    disyaratkan oleh tempat kerja, meliputi standar “Profesional

    Practice dan Professional Ethic”

    2) Ketrampilan mengelola pekerjaan yaitu ketrampilan

    menejerial mulai dari membuat perencaan dan mengorganisir

    tugas – tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan

    efektif dan efisien

    3) Ketrampilan menguasai kemungkinan yaitu meletakkan

    tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat atas suatu

    masalah dilandasi dengan kemampuan berfikir kritis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    52

    4) Ketrampilan mengelola lingkungan kerja (Job/ Role

    environment Skills) yaitu ketrampilan untuk berperan serta

    dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan

    lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan,

    keamanan dengan memperdayakan individu, keluarga dan

    masyarakat.

    5) Ketrampilan beradaptasi (Transfer/ Adaptasi Skills ) yaitu

    kemampuan untuk menerapkan ketrampilan dan

    pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan

    kerjasama dan kemampuan berkomunikasi.

    B. Penelitian Relevan

    Tuti Asih 2005 , Analisis Motivasi Belajar Akuntansi Dan Orientapasca

    Lulus Serta Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada

    Siswa Kelas III Jurusan Akuntansi Smk Bisnis Dan Manajemen Se-Kota

    Tegal. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui besarnya pengaruh

    motivasi belajar mata pelajaran akuntansi antara siswa yang ingin bekerja

    dan melanjutkan pendidikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada

    siswa kelas III jurusan akuntansi SMK Bisnis Manajemen se- Kota Tegal

    tahun ajaran 2004/2005. Pada penelitian ini diambil rsponden sebanyak

    116 siswa SMK sekota Tegal berdasarkan metode cluster random

    sampling yaitu diambil dari negeri dua SMK swasta dari empat yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    53

    ada. Sedangkan penentuaresponden dengan system undian atau dengan

    simple random sampling.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara

    motivasi belajar siswa dengan orientasi pasca lulus ditinjau dari Secara

    parsial diperoleh koefisien motivasi belajar akuntansi terhadap prestasi

    belajar akuntansi sebesar 0,281 sedangkan orientasi bekerja ataupun

    melanjutkan pendidikan sebesar 0,279 tampak bahwa hubungan motivasi

    belajar akuntansi lebih tinggi dari orientasi bekerja ataupun melanjutkan

    pendidikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Berdasarkan analisa data

    bahwa siswa yang berorientasi melanjutkan pendidikan rata-rata prestasi

    belajarnya sebesar 8,0263 lebih tinggi dari siswa yang berorientasi untuk

    bekeja yakni sebesar 7,6410.

    C. Kerangka Berfikir

    Motivasi merupakan daya penggerak yang menyebabkan seseorang

    bertindak untuk melakukan sesuatu. Motivasi selalu bergayut pada

    masalah perasaan, kejiwaan, gejolak yang menyebabkan seseorang

    berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan agar tujuan yang

    dikehendaki dapat tercapai. Teori belajar menurut Maslow menyatakan

    bahwa manusa dianggap sebagai individu yang unik dan bisa mewujudkan

    potensi-potensi yang ada pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa

    dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan adanya

    kekuatan untuk menghalangi pertumbuhan. Dalam teori hirarki yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    54

    dikemukakan Maslow menyatkan bahwa suatu kebutuhan baru mulai

    dipikirkan bila kebutuhan yang mendahuluinya sudah terpenuhi.

    Teori lain menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan

    berhasil bila didorong oleh kemauan dari dalam dirinya dan dorongan dari

    lingkungan sekitar. Kegitan belajar mengajar akan berhasil bila dalam diri

    mahasiswa ada motivasi untuk belajar.

    Motivasi ini menyangkut motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi

    intrinsik merupakan motivasi yang muuncul dari dalam diri siswa untuk

    tekun belajar, ulet menghadapi kesulitan, menunujukaan minat yang besar

    pada berbagai mata pelajaran, senang mencari dan memecahkan soal-soal

    dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi upaya guru

    dalam mebelajarkan siswa mulai dari persiapan merencanakan pengajaran,

    cara menyampaikan materi dan mengevaluasi pembelajaran. Upaya guru

    dalam pembrian motivasi dalam pelaksanan belajar pembelajaran bisa

    dilakukan dengan mengadakan komptisi/ saingan di dalam kelas.

    Kompetisi akan berfungsi efektif karena mahasiswa akan terdorong belajar

    lebih keras agar bisa mengunggguli teman-temannya. Guru juga perlu

    mengandalkan ujian agar mahasiswa tergerak untuk menguasai bahan-

    bahan belajar yang sudah diajarkan dan membagikan hasil ulangannya

    pada mahasiswa sehingga para mahasiswa mengetahui sjauh mana

    kemampuan dirinya dalam menguasai mata pelajaran. Pemberian pujian

    juga merupakan alat yang efektif untuk menumbuhkan motivasi siswa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    55

    karena pujian merupakan reinforcement yang positif yang mampu

    menggerakkan motivai belajar mahasiswa.

    Motivasi sangatlah penting sebagai pendorong manusia untuk

    berbuat, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

    dcapai dan menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, mahasiswa

    akan tergerak untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang

    terencana agar tujuannya tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan

    tingginya prestasi belajar sebagai hasil dari pelaksanaan belajar

    pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa yang ingin

    prestasinya tinggi harus pandai memanajemen waktu belajarnya dan

    menyeleksi perbuatan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan agar

    tidak merugikan dirinya.

    Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan mahasiswa setelah

    menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan dengan angka-angka

    atau simbol-simbol tertentu menutut aturan dalam pendiikan. Tinggi

    rendahnya prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh waktu yang

    tersedia untuk menyelesaikan bahan belajarnya, usaha mahasiswa untuk

    menguasai bahan belajar, bakat dan kemampuan mahasiswa serta kualitas

    pengajaran.

    Motivasi belajar merupakan daya penggerak mahasiswa untuk melakukan

    aktivitas belajar agar prestasi belajarnya selalu meningkat. Pencapaian

    prestasi belajar yang optimal merupakan hal yang didambakan mahasiswa,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    56

    oleh karena itu mahasiswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk

    mencapai prestasi belajar yang baik.

    Motivasi mahasiswa untuk mempelajari bidang keperawatan haruslah

    terus dipupuk sedemikian rupa baik motivasi intrinsik maupun pemberian

    motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran di kelas. Apabila mahasiswa

    memiliki motivasi yang kuat untuk mendalaminya secara sungguh-

    sungguh maka prestasi belajarnyapun akan meningkat.

    Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa sangat

    tergantung pada usaha mahasiswa dalam menguasai suatu mata pelajaran

    yang tergabung dalam keahlian karena merupakan mata pelajaran yang

    sangat membutuhkan konsentrasi penuh dalam mempelajarinya karena di

    dalamya memuat pokok bahasan tentang ilmu – ilmu keperawatan.

    Dalam proses pembelajaran, mahasiswa dituntut memiliki motivasi yang

    tinggi untuk mempelajarinya di sini diperlukan perhatian penuh, keaktifan,

    keterlibatan langcsung dan adanya balikan dan penguatan. Di sini guru

    juga perlu memahami perbedaan individual dari para siswanya karena pada

    dasrnya tidak ada dua orang siswa yang sama, masing-masing mahasiswa

    memiliki IQ, kecerdaasan dan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini

    agar tujuan belajar yakni adanya penambahan pengetahuan, ketrampilan

    dan adanya perubahan tingkah laku pada diri sisa dapat terwujud.

    Keinginan mahasiswa untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan

    merupakan dorongan yang menyebabkan mahasiswa termotivasi untuk

    belajar lebih tekun lagi. Motivasi untuk belajar pada mahasiswa tingkat II

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    57

    dan tingkat III Prodi D III Keperawatan haruslah terus dibangkitkan

    karena mahasiswa yang sudah berada di tingkat akhir ini sudah mulai

    memikirkan untuk menentukan masa depannya, akan bekerja ataukah

    melanjutkan pendidikan.

    Bagi siswa yang berkingiann untuk bekerja, harus terus meningkatkan

    pengetahuannya sebagai bekal pengetahuan agar bisa menyesuaikan diri

    dengan lingkungan pekerjaannya. Bagi mahasiswa yang berkeinginan

    untuk melanjutkan pendidikan, pengetahuan yang di dapatkan di bangku

    akademik harus terus dikembangkan sesuai dengan bidnag keahliannya.

    Usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal bagi mahasiswa Prodi D

    III Keperawatan merupakan suatu yang tidak bisa ditunda lagi. Tingginya

    prestasi belajar merupakan modal utama bagi mahasiswa yang ingin

    melanjutkan pendidikan ataupun untuk bekerja. Oleh karena itu mahasiswa

    harus terus belajar dengan menggerakkan motivasi yang terpendam agar

    nantinya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peranan guru

    disini juga tidak kalah pentingnya yakni dengan pemberian motivasi

    ekstrinsik sebagai rangsangan dari luar untuk terus menggerakkan belajar

    mahasiswa baik itu melalui pemberian motivasi, pujian, kompetisi dan

    lain-lain.

    Menurut uraian diatas dapat dijadikan kerangka berfikir sebagai berikut ;

    Gambar 2.2. Kerangka Berfikir

    Teori Belajar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    58

    Ket :

    = tidak diteliti

    = diteliti

    D. Hipotesis

    1. Terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

    yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada mahasiswa tingkat

    III Prodi D III Keperawatan

    2. Terdapat hubungan orientasi pasca lulus dengan motivasi belajar

    mahasiswa yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan pada

    mahasiswa tingkat III Prodi D III Keperawatan

    3. Terdapat hubungan secara bersama – sama antara motivasi belajar dan

    orientasi pasca lulus dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III

    Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi

    Prestasi Belajar Motivasi Belajar

    Orientasi Pasca Lulus

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    59

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

    pendekatan cross sectional karena pengukuran variable bebas dan

    variable terikat dilakukan secara bersama – sama.

    B. Tempat dan Waktu penelitian

    Penelitian dilakukan pada mahasiswa Prodi D III Keperawatan

    Stikes An Nur Purwodadi dimulai pada tanggal 6 agustus 2010.

    C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1998:115).

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II dan tingkat

    III Prodi D III Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang

    berjumlah 119 orang.

    2. Sampel

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    60

    Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti

    (Arikunto 1998:117).

    Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan

    oleh Surakhmad ( 2004 ). Adapun rumus tersebut adalah :

    n = N

    ( N.d2+ 1)

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    d = presisi yang diharapkan

    hasil perhitungan sampel diketahui sebagai berikut :

    n = 119 = 91,71

    ( 119 x 0,052+1 )

    Sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan dibulatkan menjadi 95

    mahasiswa. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan

    purposive random sampling. Tehnik Purposive Random sampling

    adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi dengan cara

    stratifikasi dari daftar seluruh unit populasi ( zainuddin, 2003 ).

    Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi D – III

    Keperawatan tingkat II dan III. Adapun mahasiswa tingkat II

    berjumlah 74 mahasiswa, maka besar sampel yang diambil adalah (

    (74/119) x 95 = 59,07 ( dibulatkan menjadi 59). Sedangkan mahasiswa

    tingkat III berjumlah 45 0rang, maka besar sampelnya adalah ( 45/119)

    x 95 = 35,92 ( dibulatkan menjadi 36)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    61

    Tabel 3.1 Mahasiswa Program studi D – III keperawatan Stikes an – Nur Purwodadi

    NO TINGKAT JUMLAH

    POPULASI

    PROSENTASE JUMLAH

    SAMPEL

    1 II 74 62% 59

    2 III 45 38 % 36

    Jumlah 119 100% 95

    D. Definisi Operasional

    Definisi operasional adalah definisi dari karakteristik yang diamati dari

    sesuatu yang didefinisikan ( Nursalam, Pariani S, 2001 )

    Tabel 3.2.Definisi Operasonal Variabel Penelitian N

    O

    VARIABEL SKALA PENGUKURAN

    1 Motivasi a. Alat ukur : angket

    b. Kategori :

    1. tinggi = 76 – 100 % dari

    nilai tertinggi

    2. sedang = 56 - 75 % dari

    nilai tertinggi

    3. rendah = , 55 % dari nilai

    tertinggi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    62

    c. Skala : ordinal

    2 Orientasi pasca lulus a. Alat ukur : angket

    b. Kategori :

    1. bekerja = 0

    2. melanjutkan pendidikan = 1

    c. skala : nominal

    3 Prestasi belajar a. Alat ukur : angket

    b. Kategori :

    1) 1. 3,51 – 4,00 = sangat

    baik

    2) 2,75 – 3,50 = baik

    3) 2,00 – 2, 74 = cukup

    4) 1,00 – 1,99 – kurang

    5) 0,10 – 0,99 = buruk

    skala : ordinal

    E. Pengumpulan Data

    Instrument yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada

    responden. Angket memuat semua pertanyaan yang merupakan variable

    yang akan diukur yaitu variable terikat dan variable bebas.

    Angket sebelumnya diuji cobakan pada mahasiswa prodi D III

    Keperawatan STIKes An Nur Purwodadi yang tidak dipakai sebagai

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    63

    sampel yang selanjutnya akan diuji validitas dan reliabilitas dengan

    menggunakan rumus Alfa Cronbach.

    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    1. Uji validitas Instrumen

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk