Top Banner
i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana keperawatan Oleh : Budi Isriyadi NIM. ST13012 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
67

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

May 03, 2019

Download

Documents

TranAnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

i

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT

JIWA DAERAH SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana keperawatan

Oleh :

Budi Isriyadi

NIM. ST13012

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

ii

Page 3: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ni :

Nama : Budi Isriyadi

NIM : ST13012

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitiansaya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuandalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainya sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

Budi Isriyadi

NIM : ST13012

Page 4: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur selalu kami ucapkan kepada

Tuhan Yang Maha ESA atas nikmat dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya

dilimpahkan kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan masa kerja dengan tingkat kecemasan perawat di ruang akut

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1) Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi dukungan dalam penyusunan

skripsi ini.

2) Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi

dukungan dalam penyusunan skripsi.

3) Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku dosen pembimbing utama

yang telah memberi saran, arahan dan dukungan dalam menyusun skripsi.

4) Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku dosen pembimbing

pendamping yang telah memberi saran, arahan dan dukungan dalam

menyusun skripsi.

Page 5: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

v

5) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermafaat dalam penyusunan

skripsi.

6) Direktur Rumah Sakir Jiwa Daerah Surakarta yang telah memberi ijin untuk

melakukan penelitian.

7) Ayah dan ibu yang selalu memberi do’a dan dukungan untuk selalu kuat

dalam menghadapi segala kesulitan.

8) Istri dan anak-anakku yang telah memberi semangat, kekuatan dan inspirasi.

9) Teman-teman seangkatan yang telah memberi masukan dan bantuan dalam

penyusunan skripsi.

10) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, demi kesempurnaan skripsi, penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini memberi manfaat

khususnya bagi penulis, dan umumnya untuk pembaca.

Wassalamu’alakum.wr.wb.

Surakarta, Juli 2015.

Budi Isriyadi

Page 6: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR.......................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................ xii

ABSTRACK …………………………………………………............. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori ........................................................ 8

2.1.1. Masa Kerja .................................................... 8

2.1.2. Cemas ............................................................. 10

Page 7: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

vii

2.1.3. Ruang Akut Psikiatri ...................................... 21

2.2. Keaslian Penelitian ................................................... 24

2.3. Kerangka Teori ......................................................... 25

2.4. Kerangka Konsep ..................................................... 26

2.5. Hipotesis ................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ...................................................... 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 27

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 28

3.4. Variabel, Definisi Operasional, Skala Pengukuran ... 29

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ............ 29

3.6. Uji validitas dan Realibitas........................................ 31

3.7. Cara Pengumpulan Data........................................... 32

3.8. Tehnik Pengolahan Data ………………………….. 33

3.9. Analisa Data ............................................................. 34

3.9. Etika Penelitian .......................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat ........................................................ 39

4.1.1 Karakteristik berdasarkan masa kerja ................ 39

4.1.2 Karakteristik berdasarkan tingkat kecemasan ... 39

4.1. Analisa Bivariat .......................................................... 40

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Masa kerja perawat .................................................... 42

Page 8: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

viii

5.2 Tingkat kecemasan perawat ...................................... 43

5.3 Hubungan masa kerja perawat dengan kecemasan ... 45

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan .............................................................. 47

6.2 Saran ........................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

1. Kerangka Teori 26

2. Kerangka Konsep 27

Page 10: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

x

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1. Keaslian Penelitian 24

2. Variabel, definisi operasional, Skala Pengukuran 30

3. Interval koefisien dan tingkat hubungan 36

3. Distribusi frekwensi berdasar masa kerja 38

4. Distribusi frekwensi berdasar tingkat

Kecemasan perawat 39

5. Distribusi frekwensi hubungan masa kerja dengan

tingkat kecemasan perawat 41

Page 11: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 : Surat Permohonan Studi Pendahuluan

2 : Surat Balasan Studi Pendahuluan

3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

4 : Surat Balasan ijin Penelitian

5 : Lembar Permohonan Menjadi respnden

6 : Lembar Persetujuan Menjadi responden

7 : Lembar Kuisiooner

8 : Tabulasi Data Uji Coba Penelitian

9 : Analisa Data

10 : Lembar Konsultasi

11 : JadwalPenelitian

Page 12: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA2015

Budi Isriyadi

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWATDI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ABSTRAK

Salah satupekerjaan yang paling dapat membuat rasa cemas adalah perawat.Masa kerja yang lama akan membuat perawat mempunyai pengalaman kerja yanglebih banyak sehingga sudah terbiasa dengan ancaman yang ada. Kecemasan akanselalu terjadi pada perawat di ruang akut karena ancaman verbal abuse ataupunkekerasan fisik. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan masa kerjadengan tingkat kecemasan perawat di ruang akut Rumah Sakit Jiwa DaerahSurakarta.

Metode penelitian adalah kuantitatif non eksperimental dengan studi diskriptifkorelasional. Sampel penelitian sebanyak 31 responden yang di ambil secara totalsampling. Instrumen yang digunakan kuesioner. Analisis data menggunakan ujikoefisien kontingensi lambda. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar masa kerjaperawat adalah lama (>3 tahun) sebanyak 23 orang (74,2%), kecemasan perawat adalahringan sebanyak 16 orang ( 51,6%).

P value 0,035 (p < 0,05) danuji Koefisien Kontingensi Lambda sebesar 0,478.Ada hubungan yang sedang antara masa kerja perawat dengan kecemasan di ruangakut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Untuk peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian denganperlakuan/eksperimen dengan relaksasi antara kelompok intervensi dengan kelompokkontrol terhadap perawat ruang akut Rumah Sakit Jiwa untuk menggurangikecemasan.

Kata kunci : Masa kerja, tingkat kecemasanDaftar pustaka : (17; 2004 - 2015)

Page 13: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Budi Isriyadi

CORRELATION BETWEEN NURSES’ LENGTH OF EMPLOYMENT ANDTHEIR ANXIETY LEVEL AT THE ACUTE UNIT OF LOCAL

PSYCHIATRIC HOSPITAL OF SURAKARTA

ABSTRACT

One of the professions that can make an anxiety is nurse. The longemployment time can make the nurses have many employment experiences so thatthey are accustomed to threats. Anxiety will always happen to the nurses employed atthe Acute Unit due to the verbal abuse or physical abuse. The objective of thisresearch is to investigate the correlation between the nurses’ length of employmentand their anxiety level at the Acute Unit of Local Psychiatric Hospital of Surakarta.

This research used the non-experimental descriptive correlational quantitativemethod. The samples of research consisted of 31 respondents and were taken byusing the total sampling technique. The data of research were collected throughquestionnaire and analyzed by using the lambda’s contingency coefficient.

The result of research shows that 74.2% (23 people) of respondents had thelength of employment more than three years. 51.6% (16 people) of the respondentshad the low anxiety level as indicated by the p-value = 0.035 which was less than0.05, and the value of the lambda’s contingency coefficient was 0.478. Thus, therewas a correlation between the nurses’ length of employment and their anxiety level atthe Acute Unit of Local Psychiatric Hospital of Surakarta.

Therefore, the future researchers need to develop this research with relaxationtreatment to reduce anxiety level of the nurses employed at the Acute Unit ofPsychiatric Hospital by comparing its result on the experimental group and thecontrol group.

Keywords: Length of employment, anxiety levelReferences: 17 (2004 - 2015)

Page 14: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang pasti mengalami kecemasan di sepanjang rentang

hidupnya. Kecemasan merupakan respon dari ancaman yang tidak diketahui,

samar-samar, internal, dan konfliktual. (Sadock, 2007; Stuart, 2006).

Kecemasan yang ringan dapat memberi stimulus pertumbuhan dan

perkembangan. Cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah

menjadigangguan berat atau panik akan menghambat fungsi seseorang

dalam kehidupannya. Pada dasarnya kapasitas untuk menjadi cemas

diperlukan untuk bertahan hidup, tapi tingkat cemas atau ansietas yang berat

maupun panik tidak sejalan dengan kehidupan (Sadock, 2007; Stuart, 2006).

Kecemasan dalam kerja dapat terjadi pada bebagai macam pekerjaan,

namun ada pekerjaan yang memilik resiko kecemasan yang lebih tinggi dari

pekerjaan yang lain. Salah satu pekerjaan yang paling dapat membuat rasa

cemas adalah perawat (National safety council, 2004). Perawat yang

bertugas di ruang akut pskiatri berada dalam lingkungan yang terbatas

(small space), yang memungkinkan perawat sangat dekat dengan pasien

untuk dapat mengobservasi kondisi klien serta mengevaluasi tindakan

perawatan yang dilakukan (krikson, 2008). Beberapa studi yang meneliti

tentang kecemasan pada perawat mengidentifikasi bahwa banyak stresor

kecemasan pada perawat karena kompleksitas kerja perawat baik yang

1

Page 15: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

15

berada di area perawatan umum maupun perawat kesehatan mental /

psikiatri.

Perawat psikiatri bekerja merawat pasien dengan ketidakadekuatan

mekanisme koping terhadap stres (Laraia, 2007). Pasien yang masuk ke

ruang akut biasanya berada dalam situasi krisis, demikian juga mekanisme

pertahanan diri mereka yang kurang efektif, sehingga selama periode ini

tindakan menyerang atau kekerasan mungkin terjadi. Hal ini menunjukkan

bahwa perilaku kekerasan oleh pasien merupakan salah satu sumber

kecemasan perawat yang bekerja di unit kesehatan mental/psikiatri.

Penelitian membuktikan bahwa 225 perawat yang bekerja di unit psychiatry

sebuah rumah sakit di Jepang, 61,8% perawat mengalami kekerasan fisik

maupun verbal (verbal abuse) dari pasien (Inoue, 2006). Kekerasan fisik

maupun verbal tersebut menjadi ancaman bagi perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan pada klien.

Pasien psikiatri akut dengan dramatic admission biasanya datang

dengan dibawa oleh petugas kepolisian,karena perilaku menyerang dan

mengancam orang lain. Penelitian yang dilakukan the National Alliance For

The Mentally III (NAMI), menyatakan bahwa 10,6% pasien dengan

gangguan mental serius seperti skizofrenia paranoid melukai orang lain, dan

12,2% mengancam menciderai orang lain (Morison, 2005).Pada beberapa

keadaan pasien dengan perilaku kekerasan tidak dapat diajak berkomunikasi

dengan baik, kondisi tersebut akan menimbulkan kecemasanpada perawat di

ruang akut psikiatri.

2

Page 16: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

16

Kecemasan selain disebabkan kerena perubahan ekonomi dan

kemajuan teknologi juga dapat disebabkan oleh tiga kategori,yaitu:

penyebab organisasi, antara lain : hubungan perawat dengan perawat,

hubungan perawat dengan atasan (kepala ruang), dan hubungan perawat

dengan manajemen. Penyebab lingkungan, meliputi : lingkungan yang

kurang nyaman, diskriminatif, perlakuan tidak menyenangkan dan

pelecehan, kekerasan ditempat kerja, beban kerja yang terlalu tinggi atau

jam kerja yang terlalu padat. Adapun Penyebab individu adalahusia,

pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, pelatihan yang pernah diikuti,

masa kerja sebagai perawat dan masa kerja di ruang akut psikiatri. (National

safety Council, 2004).

Perawat yang bekerja dengan masa kerja yang lama lebih banyak

memiliki pengalaman dibandingkan dengan yang bekerja dengan masa kerja

belum lama. Masa kerja yang lama akan membuat perawat mempunyai

pengalaman kerja yang lebih banyak sehingga sudah terbiasa dengan

ancaman yang ada, hal tersebut dapat meringankan atau mengurangi risiko

kecemasan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan (Nursalam,

2007).

Kecemasan akan selalu terjadi pada perawat di ruang akut, baik pada

perawat yang memiliki masa kerja lama maupun baru karena ancaman

verbal abuse, kekerasan fisik dan stresor kerja lain terjadi sepanjang waktu,

3

Page 17: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

17

bukan hanya di tahun awal bekerja maupun tahun-tahun akhir bekerja.

Verbal abuse dan violence yang dilakukan tiap pasien gangguan jiwa akan

tetap menjadi ancaman bagi perawat sekalipun perawat pernah

menanganinya, sehingga tetap memberikan dampak bagi psikologis perawat

(Inoue, 2006).

Data yang diperoleh selama studi pendahuluan di Rumah Sakit Jiwa

daerah Surakarta, bahwa selama tahun 2013 ada sebanyak 2.605 kunjungan

pasien. Bulan November 2014 ada 214 kunjungan pasien, 85,6% nya rawat

inap dan sebanyak 25% pasien yang rawat inap masuk dengan perilaku

kekerasan

Studi pendahuluan melalui wawancara dengan kepala ruang akut pria

RSJD Surakarta tanggal 27 November 2014, ditemukan data bahwa perawat

yang bertugas di ruang akut memiliki masa kerja yang beragam, tapi rata-

rata antara satu sampai lima tahun. Hal ini kemungkinan dapat

mempengaruhi proses adaptasi perawat di ruang akut terhadap masalah-

masalah yang dihadapi. Kepala ruang juga mengatakan bahwa perawat di

ruang akut sering mengalami perilaku kekerasan dari pihak pasien baik

secara fisik maupun verbal. Studi pendahuluan melalui wawancara tanggal

28 November 2014, ditemukan data enam perawat mengatakan tetap merasa

cemas karena ancaman fisik maupun verbal dari pasien yang tidak terduga

dan adanya stresor kerja yang lain seperti ketidaksiapan ditempatkan di

ruang akut karena bebankerja yang lebih dibandingkan dengan di bangsal

inap, sekalipun sudah pernah mengalaminya sejak beberapa tahun yang lalu.

4

Page 18: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

18

Tiga perawat dengan masa kerja kurang lebih satu tahun mengatakan cemas,

tegang, takut, dan beberapa kali mengalami kesulitan tidur. Satu perawat

dengan masa kerja lima tahun mengatakan hal serupa dengan tiga perawat

yang baru bekerja selama satu tahun, namun dua perawat yang telah bekerja

lima tahun lainnya mengatakan tetap merasa takut jika ada ancaman

kekerasan dari pasien, namun tidak mempunyai gangguan tidur dan

ketegangan serta kecemasan yang berarti.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang hubungan masa kerja dengan tingkat kecemasan perawat di ruang

akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1.2. Rumusan Masalah

Perawat yang bertugas di ruang akut pskiatri berada dalam

lingkungan yang terbatas (small space), yang memungkinkan perawat

sangat dekat dengan pasien untuk dapat mengobservasi kondisi klien serta

mengevaluasi tindakan perawatan yang dilakukan (krikson, 2008). Perawat

psikiatri bekerja merawat pasien dengan ketidakadekuatan mekanisme

koping (Laraia, 2007). Pasien yang masuk ke ruang akut basanya berada

dalam situasi krisis, demikian juga mekanisme pertahanan diri mereka yang

kurang efektif, sehingga selama periode ini tindakan menyerang atau

kekerasan mungkin terjadi.

5

Page 19: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

19

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pertanyaan penelitian

adalah “adakah hubungan antara masa kerja dengan tingkat kecemasan

perawat yang bertugas di ruang akut RSJD Surakarta?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan masa kerja

dengan tingkat kecemasan perawat di ruang akut RSJD Surakarta

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi gambaran masa kerja perawat ruang akut

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

1.3.2.2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan perawat di ruang akut

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

1.3.2.3. Mengidentifikasi hubungan masa kerja perawat dengan

kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta.

1.3. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tentang tingkat kecemasan

perawat yang bertugas di ruang akut, sehingga bisa dijadikan

pertimbangan untuk menentukan kebijakan rotasi penempatan

6

Page 20: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

20

perawat dengan psiko tes khususnya di ruang akut, yang berdampak

terhadap mutu pelayanan rumah sakit.

1.4.2. Bagi perawat ruang akut

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

tentang kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta, sehingga perawat yang bertugas di ruang akut mampu

beradaptasi dengan baik dan meningkatkan kualitas pelayanan

kepada pasien.

1.4.3. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

mengembangkan dan memajukan ilmu keperawatan,khususnyailmu

keperawatan jiwa.

1.4.4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari peneltian ini diharapkan bisa menjadi referensi

penelitian selanjutnya khususnya tentang kecemasan pada perawat

yang bekerja di ruang akut Rumah Sakit Jiwa dan mampu

memotivasi peneliti lain untuk meneliti lebih jauh tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan perawat di ruang akut

rumah sakit jiwa.

1.4.5. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga

bagi peneliti dengan segala kendala dan keterbatasan.

7

Page 21: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan teori

2.1.1. Masa kerja

2.1.1.1. Pengertian masa kerja

Masa kerja ada karena adanya hubungan kerja, oleh

karenanya perhitungan masa kerja dihitung sejak terjadinya

hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha atau sejak

pekerja pertama kali mulai bekerja di perusahaan tertentu

dengan berdasarkan pada perjanjian kerja (psl. 50 UU

ketenagakerjaan)

Masa kerja pekerja dihitung dari tanggal masuknya

pekerja sesuai jenis status dalam perjanjian kerja. Ada 2

(dua) status pekerja yaitu PKWT (perjanjian kerja untuk

waktu tertentu) / tenaga kerja kontrak dan PKWTT

(perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu) / tenaga kerja

tetap. Pekerja dengan status PKWT maka masa kerjanya

otomatis sesuai periode waktu perjanjian yang sudah di

tandatangani dan disepakati antara perusahaan dan pekerja,

tidak berlaku lagi tanggal masuk dari pekerja tersebut sesuai

surat kontrak sebelumnya. Kemudian berlaku masa kerja

yang baru dengan surat kontrak yang baru.

8

Page 22: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

22

Status PKWTT ada yang namanya probation

(percobaan 3 atau 6 bulan) dengan status surat perjanjianya

adalah kontrak sampai 3 bulan, kemudian perusahaan akan

mengangkat pekerja tersebut sebagai pekerja tetap apabila

lulus evaluasi kinerja selama probation 3 bulan yang sudah

dijalani dan diangkat menjadi pekerja tetap. Status pkwtt ini

masa kerja dari pekerja dihitung dari sejak probation 3

bulan sampai diangkat menjadi tetap. (UU RI tentang

tenaga kerja no 13 tahun 2003)

Masa kerja atau lama kerja adalah waktu untuk

melakukan suatu kegiatan atau lama waktu seseorang sudah

bekerja (Tim penyusun KBBI, 2010). Masa kerja adalah

suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di

suatu tempat (Handoko, 2010). Masa kerja adalah rentang

waktu yang telah ditempuh oleh seseorang perawat dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

Masa kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui

seseorang sejak menekuni pekerjaan. Masa kerja dapat

menggambarkan pengalamannya dalam menguasai bidang

tugasnya. Pada umumnya, pertugas dengan pengalaman

kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan

dibangdingkan dengan petugas yang pengalamannya

sedikit. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu

9

Page 23: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

23

organisasi maka akan semakin berpengalaman orang

tersebut sehingga kecakapan kerjanya semakin baik.

(Ranupendoyo dan Saud, 2005)

2.1.1.2. Klasifikasi

Masa kerja dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1). Masa kerja kategori baru ≤ 3 tahun

2). Masa kerja kategori lama > 3tahun (Handoko, 2010)

2.1.2. Kecemasan

2.1.2.1. Pengertian

Kecemasan merupakan respon individu terhadap

suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh

semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari

(Herdman, 2010). Kecemasan sebagai respon dari ancaman

yang tidak diketahui, samar-samar, internal, dan konfliktual

(saddock, 2007)

Kecemasan atau ansietas adalah kekhawatiran yang

tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan

yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak

memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara

subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.

Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan

penilaian intelektual terhadap bahaya. Ansietas adalah

10

Page 24: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

24

respon emosional terhadap penilaian tersebut. Dalam buku

Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011,

ansietas merupakan masalah keperawatan yang

didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber

sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);

perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap

bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

memampukan individu untuk bertindak terhadap ancaman.

Kapasitas untuk menjadi cemas sebenarnya diperlukan

untuk bertahan hidup, tapi tingkat ansietas yang berat tidak

sejalan dengan kehidupan (Tomb, 2004).

2.1.2.2. Tingkat kecemasan (Stuart, 2006)

Kecemasan dikategorikan menjadi empat tingkatan

yaitu ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan

tingkat panik dari ansietas.

1). Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari. Ansietas ini menyebabkan

individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang

persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

11

Page 25: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

25

2). Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus

pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain.

Ansietas ini mempersempit lapang persepsi. Individu

mengalami perhatian yang selektif namun dapat

berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk

melakukannya.

3). Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi

individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu

yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir pada hal

lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak

arahan untuk berfokus pada area lain.

4). Tingkatan ansietas yang terakhir adalah panik.Panik

berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan

teror.Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Individu

yang mengalami panik tidak mampu melakukan

sesuatu walaupun dengan arahan karena kehilangan

kendali. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan

menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan

pemikiran yang rasional.Tingkat ansietas ini tidak

sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus

12

Page 26: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

26

dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan

kematian.

2.1.2.3. Respon kecemasan

1) Respon cemas secara fisiologis, kognitif, dan

emosional pada tiap tingkat kecemasan (Videbeck,

2008)

a) Respon fisiologis

Respon fisiologis cemas ringan diantaranya

terjadi ketegangan otot ringan, sadar akan

lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh

perhatian, dan rajin.

Respon fisiologis cemas sedang diantaranya

tanda-tanda vital normal atau sedikit meningkat,

mengalami ketegangan atau gelisah, takut pada

orang lain, pasif, mudah terkejut, menunjukkan

tingkah laku protes, ketegangan otot sedang, pupil

dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir,

sering memukulkan tangan, suara berubah menjadi

bergetar atau nada tinggi, kewaspadaan dan

ketegangan meningkat, sering berkemih, sakit

kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung.

Respon fisiologis cemas berat diantaranya

tanda-tanda vital meningkat, keringat berlebihan,

13

Page 27: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

27

sering berkemih, diare, mulut kering, nafsu makan

menurun, menunjukkan tindakan agresif /

menyerang. Respon fisiologis cemas berat

diantaranya ketegangan otot berat, hiperventilasi,

kontak mata buruk, pengeluaran keringat

meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi,

tindakan tanpa tujuan dan serampangan, rahang

menegang dan menggertakkan gigi, kebutuhan

ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak,

meremas tangan, gemetar.

Respon fisiologis panik diantaranya pucat,

tekanan darah menurun, kondisi otot melemah,

nyeri, sensasi mendengar berkurang, gemetar,

napas cepat, mual/gangguan perut, perasaan

pusing, pingsan. fight atau freeze, ketegangan otot

sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi,

tanda-tanda vital meningkat, tidak dapat tidur,

hormon stres atau neurotransmitter berkurang,

wajah menyeringai atau mulut ternganga.

b) Respon kognitif/perseptual

Respon kognitif cemas ringan diantaranya

area persepsi luas, masih terdapat kesadaran

terhadap rangsang internal dan eksternal, pikiran

14

Page 28: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

28

dapat menjadi kacau tapi masih bisa dikontrol.

lapang persepsi luas, terlihat tenang dan percaya

diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan

memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan

informasi, tingkat pembelajaran optimal.

Respon kognitif cemas sedang diantaranya

persepsi menyempit tapi masih bisa fokus, masih

ada perhatian, perhatian terganggu, kreativitas

menurun, mudah terganggu. lapang persepsi

menurun, tidak perhatian secara selektif, fokus

terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian

menurun, penyelesaian masalah menurun,

pembelajaran terjadi dengan memfokuskan.

Respon kognitif cemas berat diantaranya

area persepsi sangat sempit, tidak bisa

memecahkan masalah, perhatian selektif, distorsi

waktu. Respon kognitif cemas berat diantaranya

lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-

pecah, sulit berpikir, penyelesaian buruk, tidak

mampu mempertimbangkan informasi, hanya

memperhatikan ancaman, preokupasi dengan

pikiran sendiri, egosentris.

15

Page 29: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

29

Respon kognitif panik diantaranya area

persepsi menyebar atau menutup, bingung,

kehilangan kontrol, takut cedera. persepsi sangat

sempit, pikiran tidak logis dan terganggu,

kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan

masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak rasional,

sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi atau

waham atau ilusi mungkin terjadi.

c) Respon emosional/perilaku

Respon emosional cemas ringan diantaranya

perasaan relatif nyaman dan aman, rileks, tenang.

perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas

menyendiri, terstimulasi, tenang.

Respon emosional cemas sedang diantaranya

menjadi waspada, belajar keterampilan baru, tidak

nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri

goyah, tidak sabar, dan tidak gembira.

Respon emosional cemas berat diantaranya

merasa terancam, aktivitas kemungkinan

meningkat atau berkurang (menggenggam tangan

dengan keras, merintih, bicara tergagap, menarik

diri), tampak depresi, menghindar, mengeluh nyeri,

agitasi, iritabel, sangat cemas, agitasi, takut,

16

Page 30: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

30

bingung, merasa tidak adekuat, menarik diri,

penyangkalan, ingin bebas.

Respon emosional panik diantaranya tidak

ada harapan dengan kehilangan kontrol total,

marah, ketakutan, menjerit, merasa terbebani,

merasa tidak mampu dan tidak berdaya, lepas

kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut,

mengharap hasil yang buruk, kaget, lelah.

2.1.2.4. Etiologi

1) Faktor predisposisi cemas yaitu:

a) Menurut Teori Psikodinamik

Ansietas adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian: id dan

superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls

primitif sedangkan superego mencerminkan hati

nurani dan dikendalikan oleh nilai budaya. Ego dan

Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua

elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi

ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada

bahaya (Stuart, 2006). Ansietas merupakan

stimulus perilaku. Berdasarkan penjelasan tersebut,

ansietas dipandang sebagai pertentangan dalam diri

akan adanya stimulus yang dinilai diri sebagai

17

Page 31: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

31

bahaya dan mendorong diri untuk bertindak

(Videbeck, 2008).

Teori pandangan interpersonal, ansietas

timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan

dan penolakan interpersonal (Stuart, 2006).

Pandangan tersebut sama dengan pandangan Sheila

L. Videbeck dalam bukunya “Buku Ajar

Keperawatan Jiwa” bahwa ansietas timbul dari

masalah hubungan interpersonal.

Teori pandangan perilaku, ansietas

merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu

yang mengganggu kemampuan individu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan (Stuart, 2006).

Ansietas merupakan sesuatu yang dipelajari

melalui pengalaman individu (Videbeck, 2008).

b) Menurut Teori Biologi (Videbeck, 2008).

Riwayat ansietas pada keluarga memiliki

efek nyata untuk mewariskan kepada

kerabat.Insiden gangguan panik mencapai 25%

pada kerabat tingkat pertama, dengan wanita

berisiko dua kali lipat lebih besar daripada pria.

Teori neurokimia, menjelaskan bahwa otak

mengandung reseptor khusus untuk

18

Page 32: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

32

benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan

neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat

(GABA), yang berperan penting dalam mekanisme

biologis yang berhubungan dengan ansietas.

2) Faktor pencetus cemas yaitu:

a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi

disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau

penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas

hidup sehari-hari.

b) Ancaman terhadap sistem diri dapat

membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi

sosial yang terintegrasi pada individu

3) Faktor penyebab cemas di ruang akut psikiatri

a) Organisasi

Faktor penyebab cemas karena organisasi

antara lain : Hubungan perawat dengan perawat,

hubungan perawat dengan atasan (kepala ruang),

dan perawat dengan manajemen rumah sakit.

b) Lingkungan

Penyebab cemas karena lingkungan antara

lain :lingkungan yang kurang nyaman,

diskriminatif, perlakuan tidak menyenangkan dan

pelecehan, kekerasan ditempat kerja, beban kerja

19

Page 33: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

33

yang terlalu tinggi atau jam kerja yang terlalu

padat.

c) Individu

Penyebab cemas karena usia, pendidikan,

jenis kelamin, status perkawinan, pelatihan yang

pernah diikuti, lama kerja sebagai perawat, dan

lama kerja di ruang akut psikiatri. (National safety

council, 2004)

2.1.2.5. Mekanisme Koping

Individu yang cemas ringan cenderung tetap

dominan dan sering ditanggulangi dengan pemikiran yang

sadar. Ansietas sedang dan berat biasanya menimbulkan 2

jenis mekanisme koping yaitu reaksi berorientasi tugas

(menyerang, menarik diri, dan kompromi)

2.1.2.6. Pengukuran cemas

Alat pengukuran tingkat kecemasan adalah dengan

menggunakan kuisioner yang sudah valid dan reliable,

yaitu dengan menggunakan Kuisiner HARS (hamilton

anxiety rating scale. Kuesioner HARS adalah alat ukur

yang lengkap (menyajikan 14 gejala kecemasan secara

lengkap baik respon fisiologis, emosional/perilaku, dan

kognitif. Empat belas gejala kecemasan tersebut adalah

perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur,

20

Page 34: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

34

gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala

somatik (otot-otot), gejala sensorik, gejala kardiovaskuler,

gejala pernapasan, gejala pencernaan, gejala perkemihan

dan kelamin, gejala vegetatif/otonom, dan perasaan

perawat.

2.1.3. Psikiatri Akut

2.1.3.1. Definisi

Ruang perawatan psikiatri akut adalah ruang

perawatan untuk pasien dengan kondisi psikiatri akut.

Kondisi psikiatri akut ini meliputi tindakan yang

membahayakan diri sendiri dan kegawatdaruratan psikiatri

lainnya (Davies, 2009). Pasien psikiatri akut yang

membahayakan diri sendiri dapat melakukan

tindakanmelukai diri yang bisa berakibat pada

kematian.Kegawatdaruratan psikiatrik adalah tiap

gangguan dalam pikiran, perasaan dan tindakan dimana

diperlukan intervensi terapetik yang segera (Sadock, 2007).

Kondisi kegawatdaruratan psikiatri ini terbagi atas bunuh

diri dan kegawat daruratan psikiatri lainnyayang

disebabkan oleh perubahan status mental akibat penyakit

organik, ketergantungan alkohol dan gangguan yang

berhubungan dengan zat lainnya. Pelayanan yang

21

Page 35: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

35

diperlukan dalam menangani pasien dengan psikiatri akut

diantaranya adalah akses ke unit perawatan yang

memungkinkan terjadinya kerjasama dan follow up

berbagai disiplin ilmu (Davies, 2009).

Pasien ruang akut psikiatri dikategorikan menjadi 4

(empat), yaitu :

1) Cara masuk yang dramatis ke ruang rawat (dramatic

admission),

2) Protes dan penolakan (protests and refusal of

treatment),

3) Perilaku yang meningkat (escalating behavior) dan

4) Adanya peraturan yang bersifat memaksa sementara

(temporary coercive measure) (Krikson, Lutzen,

Ivarson & Eriksson, 2008)

Pasien psikiatri akut biasanya datang dengan dibawa

oleh petugas keamanan atau petugas kepolisian karena

perilaku menyerang dan mengancam orang lain (dramatic

admission). Karakteristik pasien psikiatri akut yang lain

adalah kondisi pasien yang sering melakukan perselisihan

dengan melakukan protes terhadap staf perawat dengan

tujuan menolak tindakan perawatan maupun pengobatan

yang akan dilakukan (protests and refusal of treatment).

Hal ini terjadi karena pasien tidak mengetahui atau

22

Page 36: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

36

menyadari alasan dirinya di bawa ke ruang rawat (Krikson

et al, 2008). Beberapa keadaan, pasien dengan perilaku

kekerasan tidak dapat diajak berkomunikasi. Pasien kadang

berteriak mengancam, dan mengejek atau menghina

menggunakan kata kata kasar kepada petugas dan pasien

lainnya (escalating behavior).Perilaku mengancam dan

menyerang ini terkadang tak hanya ditujukan pada orang

lain namun juga pada dirinya sendiri, intensitasdari perilaku

yang merusak diri ini jika terakumulasi akan dapat

menimbulkan perilaku percobaan bunuh diri (Krikson et al,

2008).

Perawat di ruang psikiatri akut berada dalam

lingkungan yang terbatas (small space), yang

memungkinkan ia dekat dengan pasien untuk dapat

mengobservasi secara intensif kondisi klien dan

mengevaluasi tindakan perawatan maupun tindakan medis

yang dilakukan (Krikson et al , 2008). Di ruangan ini

diterapkanperaturan yang bersifat memaksa untuk

sementara(temporary coercive measure),yang bertujuan

untuk mengkondisikan pasien kepada perilaku yang lebih

asertif.

23

Page 37: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

37

2.2. Keaslian penelitian

Tabel 2.1. Keaslian penelitian

No. Namapeneliti Judul penelitian Metode penelitian Hasil penelitian

1 HarikliaStathopoulouet.al, 2011

Anxiety levelsand relatedsymptoms inemergencynursingpersonnel inGreek

Uji korelasideskriptif analitik,non parametriccomparison

Tingkat kecemasanringan terjadi padawanita dan perawat dirumah sakitmempunyai tingkatkecemasan yang lebihtinggi. Terdapathubungan lemah antarapengalaman kerja diUGD dengan stateanxiety. Manifestasiyang paling seringmuncul adalah gejalapsikis gangguan tidur,mood cemas, mooddepresi.

2. MakotoInoue, et.al,2006.

Psychologicalimpact of verbalabuse andviolence bypatients onnurses workingin psychiatricdepartments

Survey Hasil penelitianmenunjukkan dari 225perawat, 141 perawatyang menyatakanpernah mengalamiverbal abuse dankekerasan fisikmengalami dampakpsikologi yang buruk.

3. AchmadFaizin danWinarsih,2008

Hubungantingkatpendidikan danlama kerjaperawat dengankinerja perawatdi RSU PandanArang KabupatenBoyolali

Studi korelasi 2.3. Ada hubungantingkat pendidikanperawat dengankinerja perawat

2.4. Ada hubunganlama kerja dengankinerja perawat

4 DeewarMahesa,2010

Analisis pengaruhmotivasi dankepuasan kerjaterhadap kinerjakaryawan denganlama kerjasebagai variabelmoderating

Analisis yangdigunakanmeliputi ujivaliditas, ujireliabilitas, ujiasumsi klasik,ModeratedRegresionAnalysis (MRA)dan pengujianhipotesis.

Variabel kepuasankerja dan motivasikerja berpengaruhpositif terhadap kinerjakaryawan, dan variabellama bekerjamemoderasi kepuasankerja terhadap kinerjakaryawan, sedangkanvariabel lama bekerjatidak berhasilmemoderasi motivasikerja terhadap kinerja.

24

25

Page 38: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

38

2.1. Kerangka teori

Factor

Penyebab

Keterangan : : kotak yang diteliti

: kotak yang tidak diteliti

Gambar 2.2.

Kerangka teori

Kecemas Perawat

Stress kerja

Masakerja

Ruangakut psikiatri

Organisasi

pendidikan

Lingkungan

Individu

Pelatihan

Statusperkawinan

usia

Jeniskelamin

Page 39: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

39

Sumber : (National safety council, 2004), (sadock, 2007), (Davies, 2009)

Page 40: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

40

2.4. Kerangka konsep

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2.3. Kerangka konsep

2.5. Hipotesis

Hipotesis (H1) adalah ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat

kecemasan perawat di ruang akut RSJD Surakarta.

Hipotesis (H0) adalah tidak ada hubungan masa kerja dengan tingkat

kecemasan perawat di ruang akut RSJD Surakarta

Masa Kerja Tingkat KecemasanPerawat

26

Page 41: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis dan rancangan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non

eksperimental.Desain yang digunakan adalah studi diskriptif korelasional,

yaitu mengidentifikasi hubungan antar variabel.Peneliti dapat mencari,

menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori

yang ada (Hamid, 2007). Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui

hubungan masa kerja dengan tingkat kecemasan perawat yang bertugas di

ruang perawatan akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

3.2. Populasi dan sampel penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini

adalah semua perawat yang bekerja di ruang akut Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta yang berjumlah 32 orang. Enam belas

orang perawat di ruang akut pria (Ruang Puntadewa) dan 16 orang

perawat di ruang akut wanita (Ruang Subadra).

27

Page 42: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

42

3.2.2. Sampel

Sampel adalah objek penelitian atau objek yang diteliti

dalam penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2010). Sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil dengan car-cara tertentu (Wasis, 2008). Tehnik

pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik total

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil

seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel

(Sugiyono, 2009). Dengan demikian, maka peneliti mengambil

sampel dari seluruh perawat yang bekerja di ruang akut RSJD

Surakarta sebanyak 31 orang.

3.3.Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

tepatnya di ruang akut psikiatri pria dan wanita.Penelitian dilaksanakan

padabulan Juni2015.

28

Page 43: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

43

3.4. Variabel, definisi operasional, alat ukur dan skala pengukuran

Tabel 3.1. Variabel, definisi operasional, alat ukur dan skala ukur

No.

Variabel Definisi operasional Alatukur

Hasil ukur skala

1. Independen:Masakerja

Lama perawatbekerja di ruang akutpsikiatri RumahSakit Jiwa DaerahSurakarta yangdinyatakan dalamberapa tahun telahbekerja sampai saatpengukuran/penelitian

Masakerja

≤ 3 tahun:Masa kerjabaru

> 3tahun:Masa kerjalama

Nominal

2. Dependen:Tingkatkecemasan perawat

Perasaan khawatir,ketidaknyamanan,dan ketidakamananatas kejadian yangdialami perawat saatbekerja di ruang akutyang dinyatakanmelalui responfisiologis,emosional/ perilaku,dan kognitif.

KuisionerHARS,dengan14pertanyaankecemasan

6-14:cemasringan

15-27:cemassedang

28-36:cemasberat

>36:Cemasberatsekali/panik

Ordinal

3.5. Alat penelitian dan cara pengumpulan data

3.5.1. Alat penelitian

Alat penelitian berupa kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner

Hamilton Anxiety Rating Scaleuntuk mengukur kecemasan.

29

Page 44: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

44

Kuesioner berisi:

1. Nama inisial responden

2. Lama kerja perawat : dikategorikan menjadi 2, yaitu baru dan

lama.

3. Kecemasan

Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup tentang tanda-tanda

kecemasan perawat yang akan ditanyakan oleh peneliti dengan

bahasa yang mudah dipahami. Peneliti membagi tingkat kecemasan

perawat kedalam 4 kategori yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

Pertimbangan penggunaan kuisioner HARS, antara lain :

1) Kuesioner HARS adalah alat ukur yang lengkap (menyajikan

14 gejala kecemasan secara lengkap baik respon fisiologis,

emosional/perilaku, dan kognif. Empat belas gejala kecemasan

tersebut adalah perasaan cemas, ketegangan, ketakutan,

gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi

(murung), gejala somatik (otot-otot), gejala sensorik, gejala

kardiovaskuler, gejala pernapasan, gejala pencernaan, gejala

perkemihan dan kelamin, gejala vegetatif/otonom, dan

perasaan perawat. Adapun cara pengisian kuisioner adalah

dengan memberi tanda centang pada kotak yang telah

disediakan dari masing-masing item jawaban.

2) Alat ukur HARS sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Validitas kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

30

Page 45: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

45

3.5.2. Uji validitas dan reliabilitas

3.5.2.1. Uji validitas

Uji Validitas adalah apabila ada kesamaan antara data yang

terkumpul data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. (Sugiyono, 2007). Instrument yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berati instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak

diukur (Sugiyono, 2007).

Validitas kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale telah

dibuktikan dengan internal scale consistency (koefisien alfa) 0,92

(tinggi) dan mean item terhadap total scale correlation 0,65

(Nursalam, 2008).

3.5.2.2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran jika diukur

dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 200).Kuesioner Hamilton

Anxiety Rating Scale telah dibuktikan sebagai alat

ukur/instrument yang reliable.

.

31

Page 46: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

46

3.5.3. Cara pengumpulan data

3.5.3.1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus perizinan dari

STIKes Kusuma Husada yang ditujukan kepada Direktur Utama

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

3.5.3.2. Peneliti melakukan perijinan penelitian kepada Kepala Diklat

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk mendapatkan ijin

penelitian.

3.5.3.3. Setelah mendapat ijin dari Kepala Diklat, peneliti menemui

Kepala Ruang perawatan akut psikiatri pria dan wanita Rumah

Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian dan akhirnya mendapatkan persetujuan untuk

melakukan pengumpulan data.

3.5.3.4. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti menemui responden

dan menjelaskan tentang tujuan penelitian, meminta responden

untuk membaca dan memahami informed consent,

menandatangani surat persetujuan, kemudian peneliti membagi

kuesioner kepada para responden dan menjelaskan cara pengisian.

3.5.3.5. Tahap akhir lembar kuesioner yang telah terkumpul siap

dilakukan perhitungan dan analisa.

32

Page 47: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

47

3.6. Teknik pengolahan data

Pengolahan data dan analisis data bertujuan untuk mengubah data menjadi

informasi.

1. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding, dan tabulasi

(Wasis, 2008; Riyanto, 2009; Kurniawan, 2009).

a. Editing

Peneliti mengedit kelengkapan dan kebenaran data meliputi apakah

semua pertanyaan telah terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah

jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah diperbaiki.

b. Koding

Peneliti melakukan koding, yaitu usaha-usaha memberi kode-kode

tertentu pada jawaban responden. Pertama, peneliti mengkode data

dengan angka (skor), lalu diklasifikasikan dalam tingkat untuk

diinterpretasikan.

1) Nama inisial responden

2) Masa kerja perawat

a) Masa kerja < 3 tahun: kategori masa kerja baru/pendek dikode 1

b) Masa kerja ≥ 3 tahun: kategori masa kerja lama dikode 2

3) Kecemasan perawat

Skor dan kode kategori tingkat kecemasan:

Skor 6-14 : cemas ringan, dikode 1

Skor 15-27 : cemas sedang, dikode 2

Skor 28-36 : cemas berat, dikode 3

33

Page 48: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

48

Skor > 36 : cemas berat sekali atau panik, dikode 4

c. Entry Data

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam database

komputer kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

d. Cleansing

Peneliti mengecek kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada

kesalahan atau tidak.

e. Tabulating

Peneliti menyajikan data dalam tabel-tabel sesuai kriteria.

3.7. Analisa data

3.7.1. Analisa univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data

kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk

disajikan dalam bentuk tabulasi dengan cara memasukkan seluruh

data kemudian diolah secara statistik deskriptif untuk melaporkan

hasil dalam bentuk distribusi dari masing-masing variabel

(Notoatmodjo, 2010).

Analisis univariatdalam penelitian ini disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan persentase karena seluruh data dalam

bentuk kategorik. Data dalam analisis ini yaitu:

34

Page 49: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

49

a) Nama inisial responden

b) Masa kerja perawat di ruang akut RSJD Surakarta

c) Tingkat kecemasan perawat dianalisis dalam data ordinal yaitu

cemas tingkat ringan, sedang, berat dan panik. Skor 6-14: cemas

ringan, skor 15-27: cemas sedang, skor 28-36: cemas berat, skor >

36: cemas berat sekali atau panik.

3.7.2. Analisa bivariat

Analisis data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari

dua variabel (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini menganalisa

hubungan 2 variabel, yaitu hubungan masa kerja dengan tingkat

kecemasan perawat di ruang akut RSJD Surakarta.

Analisa bivariat menggunakan koefisien kontingensi lambda

sesuai untuk analisa dalam penelitian korelatif dengan menggunakan

skala kategorik (nominal/ordinal) (Sopiyudin, 2013). Perhitungan

statistik dengan bantuan software statistik/SPSS

35

Page 50: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

50

Ha : di terima jika ρ≠ 0

Ho : di terima jika ρ = 0

Tabel 3.2. Interval koefisien dan tingkat hubungan

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat lemah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

3.8. Etika penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut (Notoadmodjo, 2010).

Aplikasi etika penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut (Nursalam, 2007) :

a) Informed consent

Informed concentyaitu proses pemberian informasi kepada

responden mengenai partisipasinya dalam suatu penelitian. Hal ini

meliputi pemberian informasi kepada responden tentang hak-hak dan

tanggungjawab mereka dalam suatu penelitian dan

36

Page 51: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

51

mendokumentasikan sifat kesepakatan dengan cara menandatangani

lembar persetujuan riset bila responden bersedia diteliti, namun

apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa.

Prinsip lain adalah menghormati martabat manusia dengan

memberikan kebebasan responden untuk menentukan sikapnya untuk

ikut dalam penelitian atau tidak, memberikan informasi secara jelas

dan jujur mengenai penelitian yang akan dilakukan dan selanjutnya

jika responden bersedia, peneliti mempunyai hak untuk mendapatkan

data yang jujur dan berhak menanyakan tentang data yang kurang

jelas untuk klarifikasi.

b) Anonimity

Anonimity berarti merahasiakan nama peserta terkait

denganpartisipasi mereka dalam suatu proyek penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti tidak menampilkan identitas dari responden

untuk menjaga privasi dan kerahasiaan responden, dengan cara pada

saat pengisian biodata, responden diminta untuk menuliskan inisial

nama saja, selanjutnya setelah data terkumpul peneliti akan

menggunakan kode untuk menandai identitas reponden. Peneliti

menjamin kerahasiaan informasi yang disampaikan responden, dengan

menampilkan kelompok data saja yang akan disajikan atau dilaporkan

sebagai hasil riset/penelitian.

37

Page 52: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

52

c) Confidentiality

Peneliti menghormati kerahasiaan dan privasi subyek penelitian.

Peneliti memahami bahwa setiap individu mempunyai privacy dan

kebebasan untuk memberikan informasi. Setiap individu berhak

untuk tidak memberitahukan apa yang diketahui pada orang lain.

38

Page 53: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis univariat

4.1.1 Masa kerja

Variabel masa kerja pada penelitian ini dikategorikan

menjadi masa kerja baru yaitu ≤3 tahun dan masa kerja lama

yaitu>3 tahun. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden di RumahSakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2015 (n = 31)

No. Kategori Frekuensi %12

≤3 tahun>3 tahun

823

25,874,2

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer Tahun 2015

Berdasarkan masa kerja responden pada Tabel 4.1 di atas

diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki masakerja

lama yaitu>3 tahun sebanyak 23 orang (74,2%) dan masa kerja

baru yaitu ≤3 tahun sebanyak 8 orang (25,8%).

4.1.2 Tingkat kecemasan perawat

Tingkat kecemasan pada penelitian ini dikategorikan menjadi

tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat dan cemas

berat sekali/ panik. Hasil penelitian mengenai tingkat tingkat

kecemasan perawat digambarkan pada tabel berikut :

39

Page 54: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

54

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden diRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2015 (n =31)

No. Kategori Frekuensi %12345

Tidak cemasCemas ringanCemas sedangCemas beratCemas berat sekali/ panik

616900

19,451,629,0

00

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer Tahun 2015

Pada Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 16 orang

(51,6%), cemas sedang sebanyak 9 orang (29,0%) dan responden

yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 6 orang (19,4%).

4.2 Analisis bivariat

Hasil penelitian mengenai hubungan antara masa kerja perawat

dengan kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

dapat dilihat pada tabel berikut :

40

Page 55: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

55

Tabel 4.3 Hubungan antara Masa Kerja Perawat dengan Kecemasan diRuang akut Rmah Sakit Jiwa Daerah SurakartaTahun 2015 (n =31)

NoMasa kerja

perawat

Tingkat kecemasan Total

Pvalue

LambdaTidakcemas

Cemasringan

Cemassedang

F % f % f % f %

1.2.

BaruLama

06

019,4

115

3,248,4

72

22,66,5

823

25,874,2

0,035 0,478

Jumlah 6 19,4 16 51,6 9 29,0 31 100Sumber : Data Primer Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa dari 8 responden yang

memiliki masa kerja baru (≤3 tahun) terdapat 1 orang (3,2%) yang

mengalami cemas ringan dan 7 orang (22,6%) cemas sedang, sedangkan

dari 23 responden yang memiliki masa kerja lama (>3 tahun) terdapat 6

orang (19,4%) yang tidak cemas, 15 orang (48,4%) mengalami cemas

ringan dan 2 orang (6,5%) cemas sedang.

Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai pvalue diperoleh 0,035

berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan antara masa kerja perawat dengan

kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.Hasil uji

Koefisien Kontingensi Lambda diperoleh sebesar 0,478 yang berarti bahwa

keeratan hubungan antara variabel adalah sedang.

41

Page 56: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

56

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Masa Kerja Perawat

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa sebagian besar masa kerja

perawat adalah termasuk dalam kelompok masa kerja lama yaitu >3 tahun

sebanyak 23 responden (74,2%). Hasil penelitian ini di dukung oleh

Achmad Faizin dan Winarsih (2008), tentang hubungan tingkat pendidikan

dan lama kerja perawat dengan kinerja perawat di RSU Pandan Arang

Kabupaten Boyolali, bahwa responden dalam penelitiannya termasuk dalam

kategori masa kerja lama.

Penelitian ini diperoleh sebagian besar responden termasuk dalam

kategori masa kerja lama yaitu>3 tahun, hal ini dikarenakan responden

adalah pegawai yang telah lama bekerjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta, sedangkan responden yang termasuk dalam kategori masa kerja

baru dikarenakan perawat tersebut adalah pegawai pindahan dari rumah

sakit lain dan rekrutmen tenaga perawat dalam 3 tahun terakhir.

Masa kerja pada penelitian ini dihitung dari awal perawat bekerja

sampai pada saat dilakukan penelitian dan ini sesuai dengan UU

Ketenagakerjaan pasal 50 yaitu masa kerja ada karena adanya hubungan

kerja, oleh karenanya perhitungan masa kerja dihitung sejak terjadinya

hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha atau sejak pekerja pertama

42

Page 57: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

57

kali mulai bekerja di perusahaan tertentu dengan berdasarkan pada

perjanjian kerja.

Masa kerja dapat menggambarkan pengalamannya dalam menguasai

bidang tugasnya. Pada umumnya, pertugas dengan pengalaman kerja yang

banyak tidak memerlukan bimbingan dibandingkan dengan petugas yang

pengalamannya sedikit. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu

organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga

kecakapan kerjanya semakin baik (Ranupendoyo dan Saud, 2005).

5.2 Tingkat kecemasan perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami

kecemasan ringan yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dan responden dengan

kecemasan sedang sebanyak 9 orang (29,0%). Hasil ini didukung oleh

penelitian Hariklia Stathopoulou et.al (2011), yang berjudul Anxiety levels

and related symptoms in emergency nursing personnel in Greek, dengan

hasil bahwa tingkat kecemasan ringan terjadi pada perawat dengan hasil

sebesar 48,5%.

Penyebab kecemasan yang dialami perawat yaitu karena beban kerja

yang terlalu berat, dimana perawat harus melakukan tindakan keperawatan

pada pasien jiwa yang sangat akut, karakteristik pasien psikiatri akut adalah

perilaku menyerang dan mengancam orang lain (dramatic admission),

kondisi pasien yang sering melakukan perselisihan dengan melakukan protes

43

Page 58: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

58

terhadap staf perawat dengan tujuan menolak tindakan perawatan maupun

pengobatan yang akan dilakukan (protests and refusal of treatment) (Ivarson

& erikson, 2008)

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang

dialami responden yaitu berupa kegelisahan, kewaspadaan dan ketegangan

meningkat namun perawat masih bisa fokus dalam melakukan tindakan

keperawatan terhadap pasien dengan rajin melakukan komunikasi terapeutik

untuk pendekatan kepada pasien (membina hubungan saling percaya).

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari. Kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan

meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas (Stuart, 2006)

Respon kognitif cemas ringan diantaranya area persepsi luas, masih

terdapat kesadaran terhadap rangsang internal dan eksternal, pikiran dapat

menjadi kacau tapi masih bisa dikontrol, waspada dan memperhatikan

banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal.

Respon kognitif cemas sedang diantaranya persepsi menyempit tapi masih

bisa fokus, masih ada perhatian, perhatian terganggu, kreativitas menurun,

mudah terganggu, lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,

fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun,

pembelajaran terjadi dengan memfokuskan.

Hasil kecemasan yang dialami responden jika dilihat dari respon

emosional menunjukkan bahwa perawat dengan kecemasan ringan terlihat

44

Page 59: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

59

lebih rileks namun sedikit tidak sabar, sedangkan perawat dengan

kecemasan sedang cenderung lebih tidak sabar dan mudah tersinggung. Hal

tersebut didukung oleh Videbeck (2008), bahwa respon emosional cemas

ringan diantaranya perasaan relatif nyaman dan aman, rileks, tenang.

perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi,

tenang. Respon emosional cemas sedang diantaranya menjadi waspada,

belajar keterampilan baru, tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan

diri goyah, tidak sabar, dan tidak gembira

5.3 Hubungan masa kerja perawat dengan kecemasan

Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai p value diperoleh 0,035

berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan yang bermakna antara masa kerja

perawat dengan kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yaitu responden yang

memiliki masa kerja lama lebih banyak yang mengalami cemas ringan yaitu

sebanyak 15 responden (48,4%) dan responden yang tidak cemas sebanyak 6

orang (19,4%) sedangkan responden yang memiliki masa kerja baru lebih

banyak yang mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 7 responden (22,6%)

dan tidak ditemukan responden yang tidak mengalami kecemasan.

Hasil uji contingency Coefficient Lambda diperoleh sebesar 0,478

yang berarti bahwa keeratan hubungan antara variable adalah sedang,

sehingga terdapat hubungan yang sedang antara masa kerja perawat dengan

kecemasan. Hasil ini berarti bahwa selain factor lamanya masa kerja

45

Page 60: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

60

perawat, kecemasan pada perawat dapat dipengaruhi oleh faktor lain.

Menurut National safety Council (2004), kecemasan selain masa kerja dapat

disebakan karena perubahan ekonomi dan kemajuan teknologi juga dapat

disebabkan oleh faktor organisasi, lingkungan dan individu itu sendiri.

Hasil ini didukung oleh penelitian Hariklia Stathopoulou et.al (2011),

yang berjudul Anxiety levels and related symptoms in emergency nursing

personnel in Greek, menyatakan bahwaterdapat hubungan lemah antara

pengalaman kerja di UGD denganstate anxiety. Manifestasi yang paling

sering muncul adalah gejala psikis gangguan tidur, mood cemas, mood

depresi.

Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara masa kerja

dengan kecemasan perawat.Masa kerja yang lama akan membuat perawat

mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak sehingga sudah terbiasa

dengan ancaman yang ada, hal tersebut dapat meringankan atau mengurangi

risiko kecemasan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

(Nursalam, 2007)

Salah satu pekerjaan yang paling dapat membuat rasa cemas adalah

perawat. (National council savety, 2004).Perawat yang bertugas di ruang

akut pskiatri berada dalam lingkungan yang terbatas (small space), yang

memungkinkan perawat sangat dekat dengan pasien untuk dapat

mengobservasi kondisi klien serta mengevaluasi tindakan perawatan yang

dilakukan (Krikson, 2008).

46

Page 61: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

61

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai “Hubungan Masa

Kerja Perawat dengan Kecemasan di Ruang Akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta” akan diuraikan sebagai berikut :

6.1.1 Masa kerja perawat di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakartasebagian besar dalam kategori lama (>3 tahun), yaitu

sebesar 74,2%.

6.1.2 Kecemasan perawat di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakartasebagian besar dalam kategori ringan, yaitu sebesar 51,6%.

6.1.3 Ada hubungan yang sedang antara masa kerja perawat dengan

kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakartadengan

pvalue 0,035 (p < 0,05).

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Rumah sakit dapat mengetahui tentang hubungan masa kerja

dengan tingkat kecemasan perawat di ruang akut, sehingga

managemen rumah sakit dapat menempatkan perawat pada ruangan

yang sesuai dengan keadaan pribadi perawat tersebut sehingga dapat

meningkatkan mutu dalam pemberian pelayanan terhadap pasien.

Page 62: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

62

6.2.2. Bagi perawat ruang akut

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang

kecemasan di ruang akut Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta,

sehingga perawat yang bertugas di ruang akut mampu beradaptasi

dengan baik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.

6.2.3. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan dapat memanfaatkan hasil penelitian

sebagai sumber referensi dalam proses belajar mengajar tentang

kecemasan perawat di ruang akut Rumah Sakit Jiwa..

6.2.4. Bagi peneliti selanjutnya

Mengembangkan penelitian dengan melakukan penelitian

eksperiment (relaksasi) dengan membandingkan kelompok intervensi

dan kelompok control atau meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kecemasan dengan menggunakan analisis multivariat.

6.2.5. Bagi peneliti

Peneliti mengetahui tingkat kecemasan perawat di ruang akut

dan hubungan masa dengan tingngkat kecemasan dan Penelitian ini

merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam melakukan

proses penelitian dengan segala kendala dan keterbatasan.

48

47

Page 63: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

63

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davies. T., Craig. (Ed). 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : EGC

Djaali & Muljono, Pudji. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Grassindo.

Guy, William. 2015. Hamilton Anxiety Scale (HAMA) - Diakses melalui

http://www.healthtechsys.com/ivr/assess/ivrhama.html. Diakses tanggal 10

Januari 2015.

Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia. Edisi

kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.

Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Yogyakarta:

MediaKom.

Lutzen, K. Ivarsson, A.B., Eriksson., Salmann, M. Krikson (2008). The core

characteristics and Nursing care activities in psychiatric intensive care unit

in Sweden. International journal Of mental Health Nursing (2008) 17, 98-

107.

Laraia & stuat, 2007. Principles & Practiceof Psychiatric Nursing. Philadelphia:

Elsevier Mosby

Makoto Inoue, et.al, 2006.Psychological impact of verbal abuse and violence by

patients on nurses working in psychiatric departments.International journal

psychiatric. Di akses 15 januari 2015.

Page 64: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

64

NAMI. (2004). Mental Nurse Job Stress. SA: nami-journal. Di unduh 12 Januari

2015.

National Safety Council. 2004. Manajemen cemas. (Widiastuti, penerjemah).

Jakarta. EGC.

Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.: Rineka

Cipta

Nursalam 2007. Manajemen keperawatan, aplikasi dan praktik keperawatan

professional. Salemba medika. Jakarta

Nursalam. 2008. KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan,

PedomanSkripsi, TesisdanInstrumenPenelitianKeperawatanEdisi 2.

Jakarta: SalembaMedika.

PusatBahasa. 2008. KamusBesarBahasa Indonesia PusatBahasa.EdisiKeempat.

Jakarta:PT Gramedia.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dengan Rancangan

Percobaan SPSS 2012. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Ranupendoyo dan Suad, 2005. Manajemen personalia, edisi4, Pustaka Binawan

Presindo FE - UGM, Yogyakarta.

Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sadock BJ. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku / psikiatri klinik.

Jakarta. EGC

Sopiyudin, M. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Salemba

medika.

Page 65: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

65

Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D.Alfabeta:Bandung

Stuart, Gail.W. 2006. BukuSaku KeperawatanJiwa. Jakarta:EGC.

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Tomb, David A. 2004. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jakarta. EGC.

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa/ Alih Bahasa. Jakarta.

EGC.

Wasis.2008.Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta:EGC.

Page 66: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

66

Page 67: HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-budiisriya... · i HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG

67