Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis Terhadap Fungsi Pengendalian Perilaku Ivana Ariella Nita Hadi, Noorhana Setiawati Winarsih 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia 2. Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia E-mail: [email protected]Abstrak Psikosis merupakan gangguan jiwa berat yang mengakibatkan gangguan fungsi pengendalian perilaku pada anak. Penelitian sebelumnya menyatakan lama waktu pencarian pengobatan (duration of untreated psychosis, DUP) yang panjang berhubungan dengan fungsi eksekutif yang lebih buruk. Namun belum ada penelitian mengenai hubungannya dengan fungsi pengendalian perilaku sebagai salah satu komponen fungsi eksekutif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis terhadap fungsi pengendalian perilaku. Desain studi ini adalah potong lintang dengan 48 subjek yang memenuhi kriteria penelitian dengan metode consecutive sampling. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu DUP pendek (<6 bulan) dan DUP panjang (>6 bulan). Orang tua / wali dari subjek diwawancara dengan menggunakan kuesioner Behavior Rating Inventory of executive function- Bahasa Indonesia (BRIEF-BI). Dengan uji T-test, didapat fungsi pengendalian perilaku dengan lama waktu pencarian pengobatan dengan beda rerata= 10,12 (IK95%= 1,09 – 19,15; nilai p= 0,029). Komponen dari fungsi pengendalian perilaku, inhibisi, shift, dan kontrol emosional bernilai p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan dengan fungsi pengendalian perilaku. Namun, hanya komponen shift yang menunjukkan hasil signifikan. Relationship between Duration of Untreated Psychosis and Behavioral Function Abstract Psychosis is a severe mental illness that causes dysfunction of behavioural regulation. Prior studies showed that longer duration of untreated psychosis (DUP) was associated with worse executive function. However, there is no study on association between DUP and behavioral regulation as one of the components of executive function. The aim of this study is to assess the relationship between duration of untreated psychosis and behavioral regulation. This is a cross-sectional study with 48 subjects divided into two groups, the long (>6 months) and the short (<6 months) duration of untreated psychosis. Parents or guardian of the subjects were given Behavior Rating Inventory of Executive Function-Bahasa Indonesia questionnaire. Based on T-test, behavioral regulation shows that the mean difference between two groups is 10,12 (p value= 0,029; 95% CI= 1,09 – 19,15). P value results for the components of behavioral regulation, that is inhibition, shift, and emotional are p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 respectively. There is association between duration of untreated psychosis and behavioral regulation although only one component of behavioral regulation, shift, shows significant association. Keywords: behavioural regulation, duration of untreated psychosis, emotional control, inhibition, shift Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017
19
Embed
Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hubungan Lama Waktu Pencarian Pengobatan Pasien Psikosis Terhadap Fungsi Pengendalian Perilaku
Ivana Ariella Nita Hadi, Noorhana Setiawati Winarsih
1. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat, 10430,
Indonesia 2. Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan
Psikosis merupakan gangguan jiwa berat yang mengakibatkan gangguan fungsi pengendalian perilaku pada anak. Penelitian sebelumnya menyatakan lama waktu pencarian pengobatan (duration of untreated psychosis, DUP) yang panjang berhubungan dengan fungsi eksekutif yang lebih buruk. Namun belum ada penelitian mengenai hubungannya dengan fungsi pengendalian perilaku sebagai salah satu komponen fungsi eksekutif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis terhadap fungsi pengendalian perilaku. Desain studi ini adalah potong lintang dengan 48 subjek yang memenuhi kriteria penelitian dengan metode consecutive sampling. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu DUP pendek (<6 bulan) dan DUP panjang (>6 bulan). Orang tua / wali dari subjek diwawancara dengan menggunakan kuesioner Behavior Rating Inventory of executive function- Bahasa Indonesia (BRIEF-BI). Dengan uji T-test, didapat fungsi pengendalian perilaku dengan lama waktu pencarian pengobatan dengan beda rerata= 10,12 (IK95%= 1,09 – 19,15; nilai p= 0,029). Komponen dari fungsi pengendalian perilaku, inhibisi, shift, dan kontrol emosional bernilai p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lama waktu pencarian pengobatan dengan fungsi pengendalian perilaku. Namun, hanya komponen shift yang menunjukkan hasil signifikan.
Relationship between Duration of Untreated Psychosis and Behavioral Function
Abstract
Psychosis is a severe mental illness that causes dysfunction of behavioural regulation. Prior studies showed that longer duration of untreated psychosis (DUP) was associated with worse executive function. However, there is no study on association between DUP and behavioral regulation as one of the components of executive function. The aim of this study is to assess the relationship between duration of untreated psychosis and behavioral regulation. This is a cross-sectional study with 48 subjects divided into two groups, the long (>6 months) and the short (<6 months) duration of untreated psychosis. Parents or guardian of the subjects were given Behavior Rating Inventory of Executive Function-Bahasa Indonesia questionnaire. Based on T-test, behavioral regulation shows that the mean difference between two groups is 10,12 (p value= 0,029; 95% CI= 1,09 – 19,15). P value results for the components of behavioral regulation, that is inhibition, shift, and emotional are p= 0,146; p= 0,007; p= 0,120 respectively. There is association between duration of untreated psychosis and behavioral regulation although only one component of behavioral regulation, shift, shows significant association. Keywords: behavioural regulation, duration of untreated psychosis, emotional control, inhibition, shift
Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017
Pendahuluan Psikosis merupakan serangkaian gejala akibat gangguan kejiwaan, di mana
individu mengalami gangguan dalam menilai realitas.1 Gangguan psikosis dapat
menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang. Menurut ICD 10, gangguan
jiwa dengan ciri psikosis termasuk ke dalam kelompok F2, antara lain,
skizofrenia, skizotipal,waham, psikosis akut, dan skizoafektif.1 Menurut
Riskesdas tahun 2013, prevalensi psikosis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar
1,7 per mil penduduk (1-2 orang per 1000 penduduk), di mana di DKI Jakarta,
prevalensi tahun 2013 mencapai 1,1 per mil penduduk.2
Pasien dengan gangguan psikosis mengalami berbagai kelainan, salah satunya
berupa gangguan fungsi pengendalian perilaku, yang mencakup kontrol inhibisi,
shift atau fleksibilitasi kognitif, dan kontrol emosional.3 Menurut penelitian,
gangguan pengendalian perilaku menyebabkan penurunan fungsi sosial yang
mencakup kemampuan interpersonal, komunikasi, sosialisasi, partisipasi dalam
komunitas, kesulitan dalam bekerja, serta ketidakmampuan untuk merawat dirinya
sendiri. Fungsi sosial merupakan salah satu komponen dari kualitas hidup.
Dengan demikian, penurunan fungsi sosial akibat gangguan perilaku inilah yang
menyebabkan kualitas hidup pasien lebih buruk.4,5,6,7
Berdasarkan penelitian, gangguan fungsi sosial juga memiliki hubungan dengan
lama waktu pencarian pengobatan pasien psikosis atau DUP (duration of untreated
psychosis). DUP merupakan durasi sejak psikosis episode pertama, yaitu keadaan
munculnya gejala psikotik pertama kalinya, hingga mendapatkan pengobatan.
Menurut penelitian tersebut, pada DUP yang lebih panjang ditemukan fungsi
sosial yang lebih buruk. Walaupun sudah diketahui bahwa DUP menyebabkan
penurunan fungsi sosial, akan tetapi, belum diketahui bagaimana DUP
menyebabkan penurunan fungsi sosial. Diduga DUP tidak mempengaruhi fungsi
sosial secara langsung, namun dimediasi oleh fungsi pengendalian perilaku.
Namun demikian, belum ada penelitian yang meneliti hal tersebut. Selain itu,
penelitian lain membuktikan bahwa DUP berhubungan dengan fungsi eksekutif,
di mana salah satu komponennya adalah fungsi pengendalian perilaku.8,9
Hubungan lama ..., Ivana Ariella Nita Hadi, FK UI, 2017
Dengan mengetahui hubungan DUP dengan fungsi pengendalian perilaku, dapat
diketahui apakah fungsi pengendalian perilaku mempengaruhi fungsi sosial secara
independen atau merupakan perantara dari DUP dengan fungsi sosial. Dengan
demikian, dapat diketahui apakah fungsi pengendalian perilaku dapat dijadikan
target intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan antara DUP dan pengendalian
perilaku dengan mengkategorikan DUP menjadi DUP pendek (<6 bulan) dan
DUP panjang (>6 bulan). 6
Tinjauan Pustaka
Psikosis adalah keadaan di mana seseorang kehilangan kontak dengan realita.
Seseorang yang menderita psikosis tidak dapat membedakan mana yang nyata dan
tidak nyata. Menurut ICD 10, psikosis merupakan gejala utama dari gangguan
kejiwaan kelompok F2 yang mencakup skizofrenia, skizotipal, waham menetap,