HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMKN 2 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Siti Hardiyanti NIM 11140182000051 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
115
Embed
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43378/1/SITI... · terdepan dalam suksesnya pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMKN 2
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Siti Hardiyanti
NIM 11140182000051
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Siti Hardiyanti, NIM 11140182000051, Hubungan Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMKN 2 Tangerang Selatan.
Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 2 Tangerang Selatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah 50 orang
dengan sampelnya 44 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
korelasi dengan pendekatan kuantitatif, dengan instrument utama penelitian
angket serta didukung oleh studi dokumen untuk memperoleh hasil penelitian
yang optimal. Hasil penelitian perhitungan uji korelasi dengan menggunakan
rumus product moment diperoleh angka korelasi sebesar 0,377%. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru. Artinya, antara
komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru mempunyai hubungan yang
rendah. Sebagian kecil kinerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal
kepala sekolah yang baik. Koefisien determinasi sebesar 14,21% menunjukan
bahwa komunikasi interpersonal memberikan kontribusi dengan variabel kinerja
guru sebesar 14,21% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut untuk meningkatkan komunikasi
interpersonal kepala sekolah, disarankan agar kepala sekolah dapat lebih
memahami guru sehingga dapat dengan mudah memberikan arahan dan pelatihan
kepada para guru yang masih memiliki kemampuan kinerja yang rendah. Dengan
begitu maka kualitas kinerja guru meningkat.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah, Kinerja Guru
ii
ABSTRACT
Siti Hardiyanti, NIM 11140182000051, Relationship between Headmaster’s
Interpersonal Communication and Teacher Performance at SMK 2 Tangerang
Selatan. Undergraduate Thesis Program (S1) Department of Management
Education Faculty of Teaching and Training Sciences Syarif Hidayatullah
States Islamic University Jakarta.
This study aims to describe the relationship of the Headmaster's
interpersonal communication with the performance of teachers at SMKN 2
Tangerang Selatan. The population in this study were all teachers totaling 50
people with a sample of 44 people. The research method used is a correlation
method with a quantitative approach, with the main instrument questionnaire
research and supported by document studies to obtain optimal research results.
The results of the calculation of the correlation test using the product moment
formula obtained a correlation rate of 0.377%. Thus, it can be concluded that
there is a significant relationship between headmaster's interpersonal
communication and teacher performance. That is, between the Headmaster's
communications with the teacher's performance has a low relationship. A small
percentage of teacher performance is influenced by good interpersonal
communication of the headmaster. The coefficient of determination of 14.21%
shows that interpersonal communication contributes to the teacher performance
variable of 14.21% and the rest is influenced by other factors.
Based on the results of these studies to improve interpersonal
communication of the Head master, it is suggested that Headmaster can better
understand teachers so that they can easily provide direction and training to
teachers who still have low performance skills. That way the quality of teacher
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.5 Instrumen dikatakan
valid apabila instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang
hendak diukur. Dalam menentukan validitas suatu instrumen
digunakan rumus product moment yaitu :
Dimana :
( )( )
√( ( ( ) )
rxy : koefisien korelasi product moment
n : jumlah sampel
X : jumlah skor perbutir
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, h. 211
37
Y : jumlah skor seluruh butir
X2 : jumlah skor kuadrat per butir
Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir
Hasil perhitungan setiap skor tersebut akan dikonsultasikan dengan
―r‖ tabel, dengan ketentuan jika r hit > r tabel maka butir tersebut
dinyatakan valid. Sebaliknya jika r tabel > r hit maka butir tersebut
dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring
data.
a. Variabel Kinerja Guru (Y)
Hasil perhitungan variabel Y (Kinerja Guru) menggunakan
SPSS diketahui bahwa dari 54 soal yang diujikan terdapat 18 butir
soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 3, 4, 6, 7, 12, 13, 18,
20, 29, 32, 33, 36, 40,42, 43, 46, 49, 52.
b. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)
Hasil perhitungan variabel X (Komunikasi Interpersonal
Kepala Sekolah) menggunakan SPSS diketahui bahwa dari 45 soal
yang diujikan terdapat 3 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal
nomor 3, 8, 10. Untuk selanjutnya hanya butir-butir soal yang valid
yangdijadikan sebagai instrumen penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu
instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di
atas 0,60. Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha.
Rumus alpha Cronbach sebagai berikut :
=
*
}
Dimana :
r11 = Nilai Reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians Total
38
k = Jumlah Item
a. Variabel Kinerja Guru(Y)
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap
variabel kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Kinerja Guru
Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel
kinerja guru sebesar 0,974. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel kinerja guru sudah reliabel.
b. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap
variabel komunikasi interpersonal kepala sekolah (X) dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel
komunikasi interpersonal sebesar 0,987. Suatu variabel dikatakan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,974 36
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,987 42
39
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komunikasi interpersonal kepala
sekolah sudah reliabel.
H. Teknik Pengolahan Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang
telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada
kemungkinan data yang telah dimasukan tidak memenuhi
syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan editing untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan di lapangan6
b. Pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai
yang gunanya untuk memberikan identitas pada data yang
telah di edit.
c. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
d. Mengolah data menggunakan SPSS 2.3
I. Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa data sebagai uji prasyarat adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data
berasal dari populasi normal ataukah tidak.7 Uji normalitas yang
digunakan adalah uji Kolmogrov Smirnov (KS)
6 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 86. 7 Getut Pramesti, Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi Dengan SPSS 23,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016), h. 67
40
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi
Untuk mengetahui tingkat korelasi antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah terhadap kinerja guru, akan menggunakan rumus
product momen dengan rumus :8
( )( )
√* ( )
+ *
( )
+
Keterangan :
rxy = koefisien validitas
N = Banyaknya Subjek
X = Nilai pembanding
Y = Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya
Tabel 3.8
Interprestasi Data
Besarnya r product memen rxy Interprestasi
0,00 - 0,20 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah/sangat
rendah sehingga korelasi itu
diabaikan
0,20 - 0,40 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2006), Cet. 1 h. 205-206
41
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sedang
atau cukup
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y memang
terdapat korelasi yang sangat kuat
dan sangat tinggi
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa kontribusi variabel X terhadap
variabel Y digunakan rumus sebagai berikut :
Rumus koefisien determinan :
KD = r2 x 100%
9
9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2010), Cet. XXII, h. 193
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMKN 2 Tangerang Selatan
1. Sejarah Singkat
SMKN 2 Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009 dengan nama
awalnya adalah SMKN 8 Pondok Aren. Kemudian dengan adanya
pemekaran wilayah, sebagian Kabupaten Tangerang menjadi Kota
Tangerang Selatan. SMKN 8 Pondok Aren yang masuk dalam wilayah
Kota Tangerang Selatan berubah menjadi SMKN 2 Kota Tangerang
Selatan.
2. Visi, Misi
a. Visi
― Terwujudnya SMK yang menghasilkan tamatan unggul Imtaq
dan Ipteks, berbudi pekerti luhur, peduli dan berbudaya lingkungan
serta mampu bersaing ditingkat nasional maupun global.‖
b. Misi
Adapun misi untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dalam
mencapai kompetensi siswa berstandar nasional maupun
global.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian.
3) Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam
mewujudkan standar pelayanan minimal.
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana
pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEKS.
5) Mewujudkan kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri
sesuai prinsip demand driven.
6) Mewujudkan kualitas pengelolaan unit produksi dalam
menunjang kualitas SDM.
43
7) Mengembangkan pembelajaran keterampilan dan teknologi
ramah lingkungan yang sesuai bakat dan minat peserta didik.
8) Melaksanakan dan mengembangkan program kepeduliaan
terhadap lingkungan hidup, pelestarian dan pencegahan
kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan pemanfaatan sampah
organic dan non organic.
9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, rindang, asri,
dan bersih.
Visi misi ini tidak akan tertuju kalau standar kinerja guru rendah.
Oleh karena itu, kepala sekolah dan guru harus berupaya secara
optimal agar dapat menghasilkan kinerja guru yang tinggi. Kepala
sekolah juga harus mampu berkomunikasi yang baik sehingga dapat
mempengaruhi kinerja guru.
3. Tujuan Sekolah
Adapun tujuan SMKN 2 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif
mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada
di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian
yang dipilihnya.
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan
gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, agar mampu mengembangkan diridikemudian hari
baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang
sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
44
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya
maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu,
guru merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan
program pendidikan.
Tabel 4.1
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMKN 2
TANGSEL
No Nama Pendidikan MATPEL
Diampu
TMT Status
1 Drs. H.
Ambiar, M. Pd
Manajemen
Pend
Dasar Teknik
Mesin
2013 PNS
2 Dra. Hj.
Ernidawati
Pend MIPA Matematika 2011 PNS
3 Drs. H.
Askolani
Bahasa Arab Pend Agama &
Budi Pekerti
2009 PNS
4 Rochmat U,
SE
Manajemen Kewirausahaan 2013 PNS
5 Dipo Imam S,
S.Pd, MM
Manajemen
SDM
Produktif TKR 2015 PNS
6 Tri Iswati,
S.Pd
Pendidikan
Akuntansi
Produktif
Akuntansi
2013 PNS
7 Drs. Gede
Yenu Yani
IPS PPKN & IPS 2013 PNS
8 Wawan
Herwanto,
S.Pd
Pendidikan
Teknik Mesin
Produktif
Teknik Sepeda
Motor
2017 PNS
9 Santoso, M.Pd Manajemen
Pendidikan
Elektronika 2013 PNS
10 Jumiyem, S.Pd Pendidikan
Ekonomi
Produktif
Akuntansi
2012 PNS
11 Yudi Purwa T,
S.Pd
Teknik Mesin Produktif
Teknik
Kendaraan
Ringan
2016 PNS
12 Suprapti
Handayani,
Fisika Fisika 2017 PNS
45
S.Si
13 Erwin Eka W,
S.Pd
Pendidikan
Penjaskes
Penjas Orkes 2016 PNS
14 Ririn Rahmani,
S.Pd, Si, M.Pd
Pendidikan
Kimia
kimia 2014 PNS
15 Yadi, S.Pd Pendidikan
Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris 2014 PNS
16 Galih
Windiagiri,
S.Pd
Pendidikan
Seni Musik
Seni Budaya 2014 PNS
17 Bambang
Herlambang S,
S.Pd
MIPA Matematika 2014 PNS
18 Nuni Rosiana,
S.Pd
Pendidikan
Akuntansi
Produktif
Akuntansi
2014 PNS
19 Fitria Rahayu
N, SE, M.Pd
Manajemen
Administrasi
Produktif
Akuntansi
2014 PNS
20 Nur Bayu
Wijayaningsih,
S.Pd, S.kons
Bimbingan
Konseling
Bimbingan
Konseling
2012 PNS
21 Herawati, S.Pd Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
2014 PNS
22 Nur Azizah,
S.Pd
Pendidikan
Ilmu
Komputer
Produktif
Multimedia
2014 PNS
23 Retno Lestari,
S.Pd
Pendidikan
Ilmu
Komputer
Produktif
Multimedia
2014 PNS
24 Lovina, S.Pd Seni Tari Seni Budaya 2016 PNS
25 Marwati, S.Pd IPS Produktif
Akuntansi
2012 PNS
26 Octafiana Dwi
S, ST, S.Pd
Pendidikan
Matematika
Matematika 2009 HONORER
27 Yuli
Kurniasih, M.
Pd
Pendidikan
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
2009 HONORER
46
28 Sari
Purwaningrum
, ST, M.Pd
Evaluasi
Pendidikan
IPA 2009 HONORER
29 Taufik Solihin,
S. Kom
Sistem
Informasi
KKPI 2009 HONORER
30 Ghema Nusa
P, S.Kom, S.
Pd, M.TI
Tek.
Informatika
Produktif
Multimedia
2009 HONORER
31 Ade Putra A,
S. Pd
PPKN PPKN 2009 HONORER
32 Ir. Riyan
Alfian
Teknik Mesin Produktif
Teknik
Kendaraan
Ringan
2009 HONORER
33 Lena Ayu,
S.Pd
Pendidikan
IPS
Sejarah
Indonesia
2009 HONORER
34 Rini Hariyani,
SE. Sy. M. Pd
Administrasi
Pendidikan
Produktif
Akuntansi
2010 HONORER
35 Hamdi Gafur,
S. Kom
Sistem
Informasi
Produktif
Multimedia
2010 HONORER
36 Heru Sutanto,
S. Pd
Matematika Matematika 2010 HONORER
37 Imawan
Susanto, S. H
Ilmu Hukum PPKN 2010 HONORER
38 Elija Miko
Fanani, SE
Administrasi
Perkantoran
KKPI 2010 HONORER
39 Drs.
Burhanudin
Penjaskes Penjas Orkes 2012 HONORER
40 A. Salim
Sabiti, S. Pd
Pendidikan
Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris 2012 HONORER
41 Nur Eka
Yuliana, M. Pd
Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris 2012 HONORER
47
42 Suhendi, M.
Kom
Rekayasa
Komputasi
Terapan
Produktif
Teknik
Kendaraan
Ringan
2012 HONORER
43 Fitria Trisna,
S. Pd
Pendidikan
Matematika
Matematika 2013 HONORER
44 Hanafi, S. PdI,
M. PdI
Manajemen
Pendidikan
Islam
Pendidikan
Agama & Budi
Pekerti
2013 HONORER
45 Dhony
Setiawan, M.
Pd
Pendidikan
Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris 2013 HONORER
46 Idris Afandi, S.
Pd
Pendidikan
Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Bahasa
Indonesia
2013 HONORER
47 Mukhamad
Azhar, SE
Pendidikan
Ekonomi
Produktif
Akuntansi
2013 HONORER
48 Deggy Susilo,
ST
Teknik Mesin Produktif
Teknik Sepeda
Motor
2015 HONORER
49 Sipa Paujiah,
S. Pd.I
Pend. Agama
Islam
Pendidikan
Agama & Budi
Pekerti
2016 HONORER
50 Yamin, SS, M.
Pd
Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris 2016 HONORER
51 Lely
Rosmalini, S.
Pd
Pendidikan
Matematika
KKPI 2016 HONORER
52 Luluk Sofiyani
H, S.Psi
Bimbingan
dan
Konseling
Bimbingan
Konseling
2016 HONORER
53 Tri
Wahyuningsih,
S.Pd
Pendidikan
IPS
IPS - HONORER
48
54 Imaniar Aidul
Y E, S. Pd
Bimbingan
dan
Konseling
Bimbingan
Konseling
- HONORER
55 Gagas Rahmat
S, S. Kom
Teknik
Informatika
- HONORER
56 Ahmad
Saltuth, S.Pd
Pendidikan
Olahraga
Penjas Orkes - HONORER
5. Keadaan Sarana Prasarana
Sarana prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaanya
tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya dalam melangsungkan
proses belajar mengajar.
Tabel 4.2
Keadaan Sarana Prasarana
No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Kapasitas
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik Memadai
2 Ruang Waka Hubin 1 Baik Memadai
3 Ruang Waka Kurikulum 1 Baik Memadai
4 Ruang BP/BK 1 Baik Memadai
5 Ruang Guru 1 Baik Memadai
6 Ruang Keamanan 1 Baik Memadai
7 Ruang Koperasi 1 Baik Memadai
8 Ruang Lab Akuntansi 1 Baik Memadai
9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik Memadai
10 Ruang Osis 1 Baik Memadai
11 Ruang Perpustakaan 1 Baik Memadai
49
12 Ruang Praktek Editing 1 Baik Memadai
13 Ruang Praktek
Multimedia
1 Baik Memadai
14 Ruang Praktek Tek.
Kendaraan Ringan
1 Baik Memadai
15 Ruang Toilet Guru 4 Baik Memadai
16 Ruang Toilet Siswa 8 Baik Memadai
17 Ruang Belajar/Kelas 31 Baik Memadai
18 Ruang TU 1 Baik Memadai
Sarana dan prasarana yang seperti ini sangat memungkinkan guru
dapat bekerja menjalankan tugas-tugas profesinya secara optimal.
Sehingga guru menghasilkan kinerja yang baik.
B. Deskripsi Data
1. Kinerja Guru (Y)
Kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan
kepada responden sebanyak 44 guru. Angket yang telah diisi oleh
responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor
tertinggi didapat oleh responden no. 32 dengan skor 168, sedangkan
skor terendah didapat oleh responden no. 12 dengan skor 141. Berikut
adalah tabel yang memuat hasil penelitian data statistik deskriptif
kinerja guru.
Tabel 4.3
Data Statistik Deskriptif Kinerja guru
Jumlah 6744
Nilai Maksimum 168
50
Nilai Minimum 141
Mean 153,27
Median 153,00
Modus 152
Standar Deviasi 5,671
Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu
6744. Sedangkan nilai mean 153,27, median 153,00, dan modus 152.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata kinerja guru dapat
diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor kinerja guru dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
153,27 – 5,671 = 147,599
153,27 +5,671 = 158,941
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainnya 147,599 – 158,941
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 158,941 sampai dengan skor tertinggi yaitu 168.
c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor berada dibawah 147,599 sampai skor terendah
yaitu 141.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata kinerja guru (153,27) berada pada kategori sedang. Berikut adalah
persentase hasil angket pada variabel kinerja guru:
51
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Kinerja Guru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 141 1 2,3 2,3 2,3
145 1 2,3 2,3 4,5
146 3 6,8 6,8 11,4
147 1 2,3 2,3 13,6
148 3 6,8 6,8 20,5
149 2 4,5 4,5 25,0
150 4 9,1 9,1 34,1
152 6 13,6 13,6 47,7
153 6 13,6 13,6 61,4
154 2 4,5 4,5 65,9
155 1 2,3 2,3 68,2
156 3 6,8 6,8 75,0
158 4 9,1 9,1 84,1
159 1 2,3 2,3 86,4
160 2 4,5 4,5 90,9
161 1 2,3 2,3 93,2
164 1 2,3 2,3 95,5
166 1 2,3 2,3 97,7
168 1 2,3 2,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai
berikut:
52
GAMBAR 4.1
Diagram Kinerja Guru
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah
skor tertinggi dengan skor 168 sebanyak 1 responden, sedangkan skor
terendah dengan skor 141 sebanyak 1 responden.
2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)
Komunikasi interpersonal kepala sekolah diukur dengan
menggunakan angket yang disebarkan kepada responden sebanyak 44
guru. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor,
diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi didapat oleh responden no.
44 dengan skor 195, sedangkan skor terendah didapat oleh responden
no. 29 dengan skor 164. Berikut adalah tabel yang memuat hasil
penelitian data statistik deskriptif komunikasi interpersonal kepala
sekolah.
53
Tabel 4.5
Data Statistik Deskriptif
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Jumlah 7884
Nilai Maksimum 195
Nilai Minimum 164
Mean 179,18
Median 178,00
Modus 170
Standar Deviasi 8,472
Dari tabel diatas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu
7884. Sedangkan nilai mean 179,18, median 178,00, dan modus 170.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata kinerja guru dapat
diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor kinerja guru dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
179,18 – 8,472 = 170,708
179,18 + 8,472 = 187,652
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainnya 170,708 - 187,652
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 187,652sampai dengan skor tertinggi yaitu 195.
54
c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor berada dibawah 170,708 sampai skor terendah
yaitu 164.
Berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata komunikasi interpersonal (179,18) berada pada kategori sedang.
Berikut adalah persentase hasil angket pada variabel komunikasi
interpersonal kepala sekolah:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 164 1 2,3 2,3 2,3
165 2 4,5 4,5 6,8
168 1 2,3 2,3 9,1
170 3 6,8 6,8 15,9
171 2 4,5 4,5 20,5
172 2 4,5 4,5 25,0
173 3 6,8 6,8 31,8
174 2 4,5 4,5 36,4
175 1 2,3 2,3 38,6
176 2 4,5 4,5 43,2
177 3 6,8 6,8 50,0
179 1 2,3 2,3 52,3
180 2 4,5 4,5 56,8
182 2 4,5 4,5 61,4
183 2 4,5 4,5 65,9
184 2 4,5 4,5 70,5
185 1 2,3 2,3 72,7
186 3 6,8 6,8 79,5
188 1 2,3 2,3 81,8
189 2 4,5 4,5 86,4
190 1 2,3 2,3 88,6
55
191 1 2,3 2,3 90,9
192 1 2,3 2,3 93,2
193 1 2,3 2,3 95,5
194 1 2,3 2,3 97,7
195 1 2,3 2,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai
berikut:
GAMBAR 4.2
Diagram Komunikasi Interpersonal
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah
skor tertinggi dengan skor 195 sebanyak 1 responden, sedangkan skor
terendah dengan skor 164 sebanyak 1 responden.
56
C. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov (KS). Perhitungan data
tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. 23
Tabel 4.7
Test of Normalitiy
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
kinerja guru ,133 44 ,050 ,974 44 ,426
komunikasi interpersonal ,102 44 ,200* ,967 44 ,242
Dari hasil uji kolmogrov smirnov di atas dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi (Asymo. Sign 2-tailed) untuk X sebesar 0,200 dan
untuk variabel Y sebesar 0,050 karena signifikansi lebih dari 0,05
maka data tersebut telah berdistribusi secara normal.
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi
Deskripsi data hasil korelasi antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah dengan kinerja guruyang dilakukan di SMKN 2
TANGSEL menggunakan rumus product moment dengan bantuan
software SPSS. 23
Tabel 4.8
Correlations
kinerja guru
komunikasi
interpersonal
kinerja guru Pearson Correlation 1 ,377*
Sig. (2-tailed) ,012
57
N 44 44
komunikasi interpersonal Pearson Correlation ,377* 1
Sig. (2-tailed) ,012
N 44 44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil output tersebut diperoleh angka koefisien
korelasi pearson correlation dengan rumus product moment sebesar
0,377. Hal ini menunjukan bahwa hasil korelasi antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,377%.
Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 3.8 tentang
interpretasi data menunjukan bahwa korelasi antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru terdapat korelasi
yang rendah berada pada angka (0,20 – 0,40).
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap
variabel Y digunakan rumus sebagai berikut:
Rumus koefisien determinan
KD = r2
x 100%
KD = 0,3772
x 100%
KD = 14, 21%
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi
sebesar 14,21%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
kurang antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja
guru sebesar 14,21%.
E. Pembahasan dan Hasil
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan sebesar 14,21%
anatara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di
SMKN 2 Tangerang Selatan. Dengan demikian dari hasil perhitungan data
yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya hubungan yang signifikan
antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di
58
SMKN 2 Tangerang Selatan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa kinerja guru tidak hanya disebabkan atau dipengaruhi oleh
komunikasi interpesonal kepala sekolah, tetapi masih banyak faktor lain
yang dapat mempengaruhi kinerja guru seperti: gaji, sarana & prasarana,
lingkungan kerja fisik, kepemimpinan.
Untuk hasil penelitian yang membuktikan ada atau tidaknya hubungan
anatar variabel X dan variabel Y maka dilakukan perhitungan product
moment untuk kedua variabel tersebut dengan taraf signifikasi 5%. Dari
hasil perhitungan x dan y diperoleh nilai rxy = 0,377 yang dikonsultasikan
pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi
rendah karena 0,377 berada di antara 0,20 – 0,40.
Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari
lapangan, terlihat hubungan yang signifikan antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya tentang
hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja
guru, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Rata-rata kinerja guru dan komunikasi interpersonal kepala
sekolah berada pada kategori sedang.
2. Terdapat korelasi yang rendah antara komunikasi interpersonal
kepala sekolah dengan kinerja guru. Setidaknya jika
komunikasi interpersonal kepala sekolah berjalan dengan baik,
maka dapat memberikan kontribusi yang tinggi bagi kinerja
guru.
3. Kinerja guru terlaksana secara efektif hal ini terjadi karena
guru mengajar sesuai dengan indikator yang ada seperti
membuat perencanaan pembelajaran, menguasai strategi dan
metode pembelajaran, mampu mengelola kelas dengan baik,
menguasai materi pelajaran serta melakukan penilaian dan
evaluasi.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru dapat ditingkatkan melalui berbagai cara dan media
salah satunya adalah dengan mengefektifkan komunikasi kepala
sekolah. Dengan demikian, agar guru dapat menampilkan kinerja
terbaiknya maka kepala sekolah perlu menciptakan komunikasi
interpersonal yang baik.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil penelitian maka dapat
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kepala sekolah,
disarankan agar kepala sekolah dapat lebih memahami guru.
60
sehingga dapat dengan mudah memberikan arahan dan
pelatihan kepada guru yang memiliki kemampuan kinerja yang
masih rendah.
2. Perlu adanya peningkatan kinerja guru agar lebih kreatif dan
inovatif dalam mengajar (pelatihan)
61
DAFTAR PUSTAKA
Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta : Gaung
Persada Press, 2006.
Idris Apandi. Guru Kalbu. Bandung : CV. SMILE’s Indonesia Institute,
2015.
Jamil Suprihatiningrum. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi &