HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MI RAUDHATUL JANNAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Rizka Muzayyinatul Jannah NIM 1110018300083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS IV MI RAUDHATUL JANNAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh
Rizka Muzayyinatul Jannah
NIM 1110018300083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Rizka Muzayyinatul Jannah, Hubungan Antara Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Raudhatul
Jannah Jakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir
kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Raudhatul Jannah Jakarta pada
materi kerangka manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah Korelasional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling. Sampel penelitian
berjumlah 30 siswa. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan cara
teknik tes berupa tes hasil belajar, dan tes kemampuan berpikir kreatif . Hipotesis yang
diajukan dalam peneltian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa pada materi kerangka
manusia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI
Raudhatul Jannah Jakarta pada materi kerangka manusia. Dengan persamaan regresi Yˆ =
29,848 + 0,835 X1, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,900 dan nilai koefisien
determinasi sebesar 0,809, atau variansi hasil belajar IPA 80,9% dapat dijelaskan oleh
variabel kemampuan berpikir kreatif..
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Hasil Belajar
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang lebih pantas untuk mengungkapkan rasa Puji
dan Syukur penulis terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
rahmat, kemudahan serta kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan studi di
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) seiring dengan selesainya tugas akhir ini. Sholawat serta salam
tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan serta doa dari orang-orang yang ada dalam kehidupan
penulis. Tiada hal yang paling indah yang bisa penulis berikan selain ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap pihak-pihak yang telah membantu
serta untaian doa yang penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa akan
membalas semua kebaikan yang telah penulis dapatkan. Pada kesempatan ini,
penulis akan mengucapkan rasa terima kasih tersebut kepada:
1. Ayah H. Komari dan Ibu Umi Khaedaroh, S.Ag, sebagai penyemangat dan
motivasi bagi penulis, terima kasih atas dukungan, motivasi, kepercayaan,
pengertian dan bantuan baik secara moril maupun materi, terlebih lagi atas doa
dan kasih sayang yang ayah dan ibu senantiasa tak pernah henti panjatkan dan
curahkan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan perjuangan ini.
Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakak-kakak tersayang Riana,
Riani, Riandar, dan Rizal atas dukungan dan doa yang tulus kepada penulis.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
3. Dr. Khalimi, MA sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd sebagai Sekretaris Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan seluruh jajaran staf Jurusan.
4. Dr. Khalimi, MA sebagai Dosen Pembimbing yang juga telah memberikan
bimbingan, saran, kritik, dukungan serta motivasi kepada penulis dari awal
penyusunan tugas ini hingga akhir.
iii
5. Bapak Dr. Marzuki Mahmud, M. Ag dan Ibu Siti Masyitoh, M. Pd atas semua
kritik dan saran yang diberikan kepada penulis selama ujian skripsi.
6. Subur Hussein, S. Ag selaku Kepala MI Raudhatul Jannah serta guru-guru dan
siswa-siswa kelas IV yang telah membantu penulis dalama melakukan studi
penelitian untuk menyelesaikan karya ini
7. Partner dan sahabat seperjuangan Puguh Apria Rantau, Ari Mulyasari dan
Megatari Gumilar, terima kasih telah menjadi pelipur lara di tengah-tengah
penyusunan tugas akhir ini, terima kasih juga atas dukungan, bantuan, motivasi
dan doa yang tulus tiada henti kalian berikan kepada penulis.
8. Kakak-kakak, teman-teman “Soul Spectra”, dan adik-adik di keluarga besar
Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), terkhusus untuk Amalia Husein, Fikri Abet,
Nur Asih, Nurul Uyun, Repika, Annisa Rizkiana terima kasih telah menjadi
warna dan membawa keceriaan kepada penulis selama masa studi penulis,
terima kasih juga atas semangat, dukungan dan doa yang telah kalian berikan
kepada penulis.
9. Seluruh kawan-kawan seperjuangan di PGMI B 2010 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu, khususnya kepada Rosa Indah Pratiwi, Resty Meidiana,
Della Triwidiastuti, Djehan Nur Mulyani, Risa Afriyanti, Tri Astuti
Nurhidayah, Intan Kartika, Istiqomah dan Siti Khodijah terima kasih telah
menjadi bagian dari cerita penulis selama masa studi, terima kasih juga atas
bantuan, saran, kritik, semangat, motivasi serta doa untuk penulis, semoga kita
semua bisa berjumpa kembali dengan membawa cerita kesuksesan masing-
masing, AAMIIN
10. Keluarga “Uncanny” family, Irfana Fadya, Mutia Rizki Amalia, Novi
Nazmi Kartika, Fitri Apriliana, Meita Ariani, dan Dian Noviyanti terimakasih
atas dukungan, motivasi, saran dan kritik serta doa tulus kepada penulis selama
menyelesaikan tugas akhir ini
Penulis hanya bisa mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi
dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Untaian doa dan harapan senantiasa penulis
iv
panjatkan kepada Allah Swt agar membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis.
Besar harapan penulis semoga karya ini mampu memberikan manfaat bagi
yang membaca serta semua ilmu dan perjuangan yang telah penulis dapatkan dan
selesaikan menjadi sebuah pengingat bagi penulis untuk tetap bersyukur dan
nantinya akan penulis aplikasikan dalam kehidupan penulis di kemudian hari.
Saran dan kritik juga senantiasa penulis terima sebagai perbaikan untuk menjadi
lebih baik.
Jakarta, 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 8
D. Perumusan Masalah ................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ................................................................................ 10
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34
B. Metode Penelitian ..................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 43
G. Hipotesis Statistik …………………………………………….. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 48
B. Pengujian Hipotesis ............................................................... 49
vi
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 51
B. Saran ....................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal yang
berperan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Untuk itu pengembangan potensi peserta didik dilakukan melalui
proses belajar mengajar. Dalam hal ini pendidik sebagai fasilitator dan
mediator bagi peserta didik dalam menemukan informasi-informasi baru.
Untuk menciptakan pembelajaran yang diharapkan dapat memenuhi tujuan
pembelajaran, maka diperlukan tenaga pendidik yang berkompeten.
Tentunya, dalam hal ini penggunaan metode-metode dalam proses
pembelajaran merupakan hal yang penting demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Menurut Permen Diknas No.23 tahun 2006, tujuan pendidikan dasar
ditingkat SD/MI adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.1
Untuk mewujudkan itu semua,
pemerintah telah menetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan
pendidikan di MI yang diharapkan dapat mewujudkan seluruh cita-cita di
atas, sehingga MI dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga
pendidikan yang dapat melahirkan generasi penerus yang religious, cerdas,
dan memiliki kepribadian.
Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pembelajaran di
tingkat MI harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
1 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), hal. 1
2
didik.2
Berdasarkan pertimbangan itu, pembelajaran di MI harus
menitikberatkan pada proses pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa
sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, dan interaksi dengan
lingkungannya, sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek
perkembangan siswa yang sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Selanjutnya menurut Undang-Undang RI No.20 pasal 40 ayat 2 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi: Guru dan tenaga
kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis; 2. Mempunyai
komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; 3.
Member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.3
Dari landasan-landasan tersebut, diketahui bahwa peserta didik MI
dituntut untuk memiliki kecakapan-kecakapan setelah melalui proses
pembelajaran namun dalam hal ini seorang pendidik juga berkewajiban untuk
membimbing peserta didik dalam melaksanakan proses belajar. Pendidik
harus menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi peserta didik agar
mereka mampu memahami pelajaran dengan baik dan tidak hanya mampu
dalam menghafal semua materi pelajaran, namun pendidik juga harus
membuat peserta didik mampu berpikir kreatif serta mandiri. Pendidik dan
peserta didik dalam hal ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi
untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri.
Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar yang berupa
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang tergolong dalam perubahan
tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Salah satu alat ukur
hasil belajar adalah dari kemampuan kognitifnya. Ranah kognitif
menunjukkan pada tujuan pendidikan yang terarah pada kemampuan-
kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan kecerdasan yang dicapai.
2 Badan Standar Nasiional Pendidikan tentang Standar Proses h. 5
3 Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: Fokus Media,
2010, Edisi Revisi, h. 19
3
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya
prestasi belajar siswa, termasuk di dalamnya faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor-faktor tersebut seringkali menjadi penghambat dan
pendukung keberhasilan siswa. Kreativitas merupakan faktor internal dalam
diri siswa yang dapat mendukung dan menghambat prestasi belajar, dalam hal
ini adalah pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6
(enam) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) Faktor
psikologi siswa (27,54%), (2) Faktor lingkungan masyarakat (10,18%), (3)
Faktor lingkungan keluarga (8,70%), (4) Faktor pendukung belajar (6,98%),
(5) Faktor lingkungan keluarga (6,50%), (6) Faktor waktu sekolah (6,23%).
Faktor yang memberikan kontribusi paling besar yaitu faktor psikologi siswa
sebesar 27,54 % dan faktor dengan kontribusi paling kecil yaitu faktor waktu
sekolah sebesar 6,23%.4
Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa kreativitas atau kemampuan
berpikir kreatif menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan hasil belajar
siswa . Selanjutnya, untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan metode yang
inovatif dan tidak monoton.
Berpikir adalah aktivitas mental untuk merumuskan pengertian,
mensintesis, menarik kesimpulan rasional tentang apa yang diperbuat atau
diyakini. Peserta didik yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif berarti
peserta didik tersebut telah mempunyai kreativitas dan peserta didik yang
mempunyai kreativitas berarti mempunyai aktivitas yang cukup tinggi.
Aktivitas belajar merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh seorang
peserta didik dalam konteks belajar untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
aktivitas, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan
mencatat saja, tetapi semakin banyak aktivitas yang dilakukan peserta didik
4 Dana Ratf Suward, "Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar....", Economic
Education Analysis Journal Vol. 2, 2012, h.1
4
dalam belajar, maka kreativitas peserta didik akan semakin terlihat dan proses
pembelajaran yang terjadi akan semakin baik.
Sebuah hasil penelitian dalam jurnal pembelajaran IPA, diketahui hasil
penelitian dari hubungan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar
IPA disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar siswa sebesar 0,541. 5
Selanjutnya dalam sebuah hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan
Open-Ended dilihat dari presentase: (1) siswa sering mengajukan pertanyaan
yang baik dan berbobot dari 18,75% meningkat menjadi 75,00% (2) siswa
mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu dari 25%
menjadi 78,13%; (3) siswa mampu mengajukan pemikiran, gagasan
pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain meningkat dari 15,63%
menjadi 71,88%.6
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar bisa dipengaruhi oleh
kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dan dengan siswa memilik
Berawal dari pengamatan yang telah penulis lakukan mengenai
pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah. Penulis menemukan beberapa
masalah terkait dunia pendidikan sekarang. Hambatan-hambatan dalam
proses pembelajaran yang dating dari pendidik, peserta didik, maupun
lembaga pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan di MI Raudhatul
Jannah, pembelajaran yang banyak dilakukan oleh guru-guru di MI tersebut,
mayoritas dilakukan dengan metode yang konvensional,guru banyak
melakukan pembelajaran khusunya dalam penyampaian materi kepada
peserta didik dilakukan dengan metode ceramah dan pemberian tugas, hal ini
tentunya membuat aktivitas di dalam kelas menjadi monoton. Beberapa faktor
yang membuat hal demikian terjadi diantaranya adalah, kurangnya tenaga
5 Liesa, Arisa S, Undang Rosidin, dkk. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Motivasi dengan Hasil Belajar melalui Model PBL. (dalam Jurnal Pembelajaran IPA)
6 Enggi, Erawati. Skripsi yang berjudul Peningkatan Kreativitas siswa pada Pembelajaran
melalui Pendekatan Open-Ended. 2015
5
pendidik yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan bidang pendidikan
guru MI, kemudian mayoritas guru di MI tersebut termasuk guru senior, yang
mana kurang bisa mengembangkan kompetensi pedagogik nya, sehingga
hanya terpaku pada metode-metode pengajaran yang biasa. Selanjutnya yang
terjadi adalah prasarana yang kurang memadai untuk menunjang kegiatan
pembelajaran serta kurang adanya program peningkatan kualitas mengajar
guru yang dilakukan secara internal sekolah.
Dari pengamatan yang telah penulis lakukan dalam proses pembelajaran,
masih ada pendidik yang kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik. Contohnya, seperti minimnya penggunaan metode
pembelajran yang tidak variatif, serta penguasaan materi yang kurang
menyeluruh. Pendidik kebanyakan minim informasi mengenai hal-hal yang
dapat meningkatkan kualitas nya dalam mengajar. Selanjutnya hambatan dari
peserta didik salah satunya adalah rasa antusiasme yang kurang dalam
mengikuti proses pembelajaran, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Selanjutnya, adakalanya dalam proses pembelajaran, peserta didik hanya
menerima informasi dari pendidik tanpa dibimbing untuk dapat menemukan
sendiri dan memecahkan suatu permasalahan. Lembaga pendidikan juga
memiliki peran penting dalam proses mengembangkan potensi peserta didik.
Terkait dengan hal ini, lembaga menjadi fasilitator dalam keberlangsungan
proses pembelajaran, namun beberapa lembaga masih kurang dalam
ketersediaannya fasilitas yang memadai dalam menunjang proses
pembelajaran itu sendiri. Selanjutnya, hasil belajar peserta didik pada
beberapa mata pelajaran khusunya IPA dirasa kurang maksimal memenuhi
KKM yang sudah ditentukan.
Dengan tujuan pendidikan yang begitu spesifik, seharusnya bisa
diwujudkan secara optimal melalui lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya melibatkan pendidik, peserta didik serta aspek-aspek lain dalam
lembaga pendidikan tersebut yang harus saling terkait. Seperti yang diketahui
bersama, terdapat tiga ranah yang harus dikembangakan dalam diri peserta
didik yaitu ranah kognitif, affektif, dan psikomotorik. Masing-masing ranah
6
tersebut memiliki tingkatan-tingkatan keterampilan yang harus dimiliki atau
dicapai oleh peserta didik. Jika penulis melihat dari pengamatan, kebanyakan
lembaga pendidikan lebih memfokuskan pada ranah kognitif yang berkaitan
dengan hasil belajar. Orientasi pada hasil belajar lebih mengedepankan
kepada angka-angka atau nilai akhir pada ujian dan raport yang harus
memenuhi standar nilau yang sudah ditentukan.
Salah satu mata pelajaran yang menuntut sistwa untuk terlibat aktif
membangun kebermaknaan antar obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungan adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang
berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam memecahkan
masalah kehidupan, karena pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mempelajari
cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis.
IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan siswa,
selain untuk mengetahui segala sesuatu yang adal dalam semesta ini, IPA
juga dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mempelajari tentang
diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Akan
tetapi, kenyataannya sebagian besar peserta didik menafsirkkan IPA sebagai
pelajaran yang tidak menarik. Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar peserta
didik pada setiap jenjang pendidikan, khusunya pada tingkat SD/MI tidak
menyukai belajar IPA. Ketidaksukaan peserta didik tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya adalah karena mereka menganggap IPA sebagai hal
yang sulit dipahami.
IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan
pesrrta didik, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini, IPA juga dijadikan suatu wahan bagi peserta didik untuk
mempelajari tentang diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA di MI/SD perlu
diupayakan strategi pembelajaran aktif yang mampu memberikan kondisi
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan memahami konsep-konsep
yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
7
Dari permasalahan-permasalahan tersebut, penulis melihat bahwa semua
komponen dalam proses pembelajaran harus saling terkait dan berhubungan
satu sama lain. Peserta didik membutuhkan tempat atau media untuk
menggali potensinya, untuk itu mereka membutuhkan seorang tenaga
pendidik yang dianggap mampu memenuhi semua keingintahuan dari peserta
didik. Seorang pendidik dalam melakukan pengajaran atau membantu peserta
didik dalam mengembangkan potensinya membutuhkan pendekatan-
pendekatan dan cara-cara yang sekiranya dapat membantu memudahkan
peserta didik memahami materi pelajaran dan agar proses pembelajaran yang
dilakukan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik secara baik.
Kemudian dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik
memerlukan fasilitas sebagai penunjang dalam melakukan pembelajaran agar
lebih optimal. Dalam hal ini, lembaga pendidikan atau sekolah membantu
dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses
pembelajaran demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu,
sekolah memerlukan tenaga pendidik untuk menghasilkan lulusan-lulusan
yang memiliki keterampilan-keterampilan guna melaksanakan tugas sebagai
agen perubahan bagi bangsa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Raudhatul Jannah”
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang diidentifikasi sesuai dengan latar belakang yang
dipaparkan di atas adalah sebagai berikut:
1. Pendidik kurang menggunakan pembelajaran yang bervariasi sehingga
siswa mudah jenuh dalam menerima pelajaran
2. Pendidik kurang memiliki wawasan yang terkait dalam pengembangan
diri sebagai seorang pendidik
3. Pendidik kurang memahami cara mengaplikasikan strategi pembelajaran
aktif pada proses pembelajaran IPA
8
4. Orientasi pada hasil belajar masih terpaku pada nilai ujian atau raport,
padahal terdapat keterampilan-keterampilan lain yang harus dimiliki oleh
peserta didik selain mendapatkan nilai bagus, salah satu nya adalah
kreatifitas
5. Peserta didik kurang antusias dan potensi nya kurang digali dalam proses
pembelajaran
6. Kurangnya kesadaran bahwa segala komponen dalam proses
pembelajaran memiliki keterkaitan dan saling menunjang satu sama lain
7. Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA khusunya kurang
memenuhi standar KKM yang sudah ditentukan
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka penulis
membatasi pada masalah kemampuan berpikir kreatif siswa serta hasil belajar
IPA siswa kelas IV.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat hubungan yang
signifikan dan positif antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil
belajar IPA siswa kelas IV?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Secara
umum, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
9
dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi
pertimbangan bagi pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan baik. Penulis juga
berharap hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data awal untuk
kepentingan penelitian-penelitian mengenai pendidikan selanjutnya.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Berpikir Kreatif dalam Sains
a. Konsep Berpikir Kreatif
Betapa pentingnya kreativitas dalam pengembangan sistem
pendidikan yang ditekankan dalam UU RI Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Yakni pasal 8 ayat 2 bahwa “warga negarra
yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus.” . Dalam GBHN tahun 1993 juga dinyatakan bahwa
pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu
dilingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam
pendidikan pra-sekolah.7
Pada setiap tahap perkembangan anak dan pada sampai jenjang
pendidikan. Mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai pendidikan di
perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan serta
ditingkatkan disamping mengembangkan kecerdasan dan cirri-ciri lain
yang menunjang pembangunan.
Ditinjau dari sudut etimologi, kreativitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu to create, yang artinya mencipta. Sedangkan menurut Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Bahasa Indonesia
mengartikan kreativitas sebagai “kemampuan untuk mencipta, daya
cipta.”8
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh pakar
pendidikan berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan dalam
sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi kreativitas dengan
7 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Cet.4, h.16
8 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h.599
11
penekanan yang berbeda-beda. Menurut Baron (1982), kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.9
Dalam buku Muhammad Ali yang berjudul Psikologi Remaja,
dijelaskan "menurut Winkel, dalam kreativitas berpikir atau berpikir
kreatif, kreativitas merupakan tindakan berpikir yang menghasilkan
gagasan kreatif atau cara berpikir yang baru, asli, independen, dan
imajinatif. Kreativitas dipandang sebuah proses mental. Daya
kreativitas menunjuk pada kemampuan berpikir yang lebih orisinal
dibanding dengan kebanyakan orang lain." 10
Selanjutnya Ngalim Purwanto menjelaskan dalam buku Psikologi
Pendidikan, yaitu "menurut Guilford (1970), bahwa “kreativitas mengacu
pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif.”"11
Yakni
dengan berpikir untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu
persoalan (divergen) bukan berpikir bahwa hanya ada satu jawaban yang
benar (konvergen).
Dalam buku yang sama karya Muhammad Ali, dijelaskan bahwa
Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai suatu proses munculnya hasil-
hasil baru ke dalam suatu tindakan. Kreativitas ini juga dapat terwujud
dalam suasana kebersamaan. Selanjutnya dijelaskan juga menurut
Drevdahl, kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk memproduksi
komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas
imajinatif atau sintesis yang mungkin melinatkan pembentukan pola-pola
baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan
yang sudah ada pada situasi sekarang.12
Berdasarkan berbagai definisi kreativitas, Rhodes (1961)
mengelompokkan kreativitas kedalam empat dimensi atau lebih dikenal
9 Muhammad Ali, dkk., Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2004), Cet. 1, h.41
10 Ngalim Purwanto M, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal.
513- 514
11 ibid. 12 op. cit. Muhammad Ali
12
dengan The Four P’s of Creativity, antara lain process, product, person dan
press.13
Dimensi process melihat kreativitas sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh seseorang berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai
dengan berwujudnya suatu perilaku kreatif. Dalam hal ini, memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif
dengan tidak merugikan orang lain atau lingkungannya.
Dimensi product, menekankan pada hasil karya seseorang. Baik
yang sama sekali baru maupun kombinasi karya-karya lama sehingga
menghasilkan sesuatu yang baru. Selain itu hendaknya pendidik
menghargai produk kreativitas dengan mempertunjukkan dan
mengkomunikasikannya dengan orang lain sehingga akan lebih
menggugah minat untuk lebih berkreasi.
Dimensi person, memandang bahwa karakteristik kreatif sesorang
lebih mengacu kepada kemampuan individu itu sendiri. Atau berdasarkan
dari segi cirri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau
yang berhubungan dengan kreativitas.
Untuk dimensi press, penekanannya pada faktor dorongan.
Dorongan tersebut baik dari internal diri sendiri berupa keinginan dan
hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, juga dorongan
secara eksternal dari lingkungan social dan psikologisnya.
Menurut Elizabeth Hurlock (seorang pakar psikologi
perkembangan anak), "kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pad dasarnya
baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan
imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan perangkuman. Ia
mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang
diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama
ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia
13 Fakultas Psikologi UPI Y.A.I, Portofolio Psikologi Kognitif, (Jakarta, 2002)
13
harus mempunya maksud atau tujuan, bukan fantasi semata, walaupun
merupakan hasil yang sempurna lengkap. Ia mungkin dapat bebentuk
produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural
atau metodologis.14
Kreativitas dapat terbina melalui proses berpikir. Berpikir
merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau
jalannya. Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga
langkah, yakni pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan
penarikan kesimpulan.15
Menurut De Bono (dalam "Kreativitas Siswa dan Perilaku dalam
Tes" oleh Purwanto), "berpikir dibedakan menjadi 2 tipe, yakni berpikir
lateral dan berpikir vertical. Berpikir lateral merupakan kecenderungan
menemukan gagasan baru dalam berpikir untuk mencari ide yang
bervariasi. Dalam berpikir lateral, pemikirannya menyimpang dari jalan
yang telah dirintis sebelumnya. Berpikir vertical yakni menghubungkan
dengan membangun ide serta meneliti ide itu semua secara terurut
sehingga menjadi criteria gagasan yang objektif. Berpikir vertical memilih
pendekatan yang paling menjanjikan untuk setiap masalah, sementara
berpikir lateral menghasilkan banyak alternative gagasan untuk mencari
solusi suatu masalah. Berpikir kreatif adalah perpaduan antara berpikir
lateral dan berpikir vertical."16
Dalam buku yang sama, selanjutnya dijelaskan "menurut Sarwono,
kegiatan berpikir terbagi menjadi dua, yaitu berpikir asosiatif (tidak
terarah) dan berpikir terarah. Berpikir asosiatif adalah proses berpikir
dimana suatu ide menstimulus timbulnya ide baru. Jalan pikiran tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya, sehingga ide-ide timbul secara
bebas. Yang termasuk dalam berpikir ini adalah asosiasi bebas, asosiasi
14 Hurlock, Elizabeth B, (2002). Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa.
Terjemahan) (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 4
15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 54-
55
16
Moshe Barak, dkk., Using Portofolios to Enhance Creative Thingking, dalam
www.scholar.lib.vt.edu/ejourney/summer_fall_2000/pdf. , 30 Januari 2007