perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK DI PRODI D-III KEBIDANAN FIK UNIPDU JOMBANG TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: SUYATI S541008101 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
78
Embed
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN …/Hubungan...hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata kuliah kdpk di prodi d-iii kebidanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK
DI PRODI D-III KEBIDANAN FIK UNIPDU JOMBANG
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh: SUYATI
S541008101
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
judul: “ Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar dengan
Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU
Jombang”.
Dalam membuat proposal tesis ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM., selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga.
4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
5. Ari Natalia Probandari, dr, MPH, Ph.D., selaku Sekretaris Minat Pendidikan
Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
6. Prof. Dr. Sunardi, M.sc, selaku pembimbing I penyusunan tesis, terima kasih
atas masukan dan bimbingannya.
7. Pancrasia Murdani K., dr., MPHEd, selaku pembimbing II penyusunan tesis,
terima kasih atas masukan dan bimbingannya
8. Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM, selaku Ka. Prodi D-III Kebidanan FIK
UNIPDU Jombang.
9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.
10. Semua pihak yang membantu dalam rangka penyusunan penelitian ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
vi
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih kurang dari sempurna. Oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan tesis ini.
Jombang, Juni 2012
Penulis
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
vii
Halaman
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ .. x
ABSTRAK......................................................................................................... xi
ABSTRACT....................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori................................................................................. 7
Suyati, S541008101. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK Di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang . Tesis : Program Studi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah pada dasarnya dapat dilihat dari meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar siswa yang maksimal. Adapun hasil belajar siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kecerdasan emosional dan kemandirian belajar. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK, menganalisis hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK, menganalisis hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. Adapun metode penelitian yang digunakan observasi analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian ini semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu mahasiswa semester I Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang sebanyak 100 mahasiswa. Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar sebesar 0,559, ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar sebesar 0,551, sedangkan hasil analisis dengan korelasi ganda didapatkan bahwa ada hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar secara bersama – sama dengan prestasi belajar sebesar 0,427. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, ada hubungan positif yang signifikan kemandirian belajar dengan prestasi belajar, ada hubungan positif yang signifikan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar secara bersama – sama dengan prestasi belajar.
Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar.
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
xii
ABSTRACT
Suyati, S541008101. Of 2012. The Relationships of Emotional Intelligence, Independence of Learning and KDPK Course Learning Achievement at D-III Prodi Midwifery FIK UNIPDU Jombang. Thesis: UNS Graduate Studies Program Surakarta.
Basically, the improved of education quality at schools can be seen from the increasing of learning achievement. This achievement arises due to their effort in learning process. The student learning outcomes is essentially influenced by several factors such as emotional intelligence and independence of learning. The study aims to analyze the relationship of emotional intelligence with learning achievement KDPK courses, independent study analyzing the relationship with learning achievement KDPK course, analyzing the relationship of emotional intelligence and learning achievement of independence by learning achievement KDPK courses in D-III Midwifery FIK UNIPDU Jombang. The method of research used observational analytical Cross Sectional approach. In this study all samples of the population is used as a first semester student Prodi D-III Midwifery FIK UNIPDU Jombang as many as 100 students. Data analysis technique used is the Pearson Product Moment correlation and multiple regression with a significance level of 5%. The results of this study was there a significant positive relationship between emotional intelligence with learning achievement of 0.559, there is a significant positive relationship between the independence of learning with learning achievement of 0.551, while the results of multiple correlation analysis found that there is a relationship of emotional intelligence and independence of learning together with the learning achievement of 0.427. The conclusions of this study was that there was a significant positive relationship between emotional intelligence and learning achievement, there is a significant positive relationship between independence of learning and learning achievement, there is a significant positive relationship between emotional intelligence and independence of learning together with learning achievement. Keywords: Emotional Intelligence, Independence of Learning, Learning
Achievement.
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya
manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang
berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Pendidikan
merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar, dengan tujuan untuk
mengubah tingkah laku manusia kearah yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan (Muhibbin Syah, 2004).
Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar sanggup
menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta kehidupan
yang semakin kompleks. Pendidikan tidak hanya bertugas untuk menyalurkan
pengetahuan, keterampilan, pengalokasian peran atau status melainkan juga
pembentukan watak. Dalam hal menghasilkan sumber daya manusia yang
terampil dan berkualitas maka dunia pendidikan mempunyai tugas dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar anak didik yang tinggi (Eka Prismantara,
2005).
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah pada dasarnya dapat dilihat
dari meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar
siswa yang maksimal. Adapun hasil belajar siswa pada hakikatnya
dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri siswa (faktor
internal) dan faktor yang datang dari luar dir
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
i siswa (faktor eksternal). Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah
dalam Eka Prismantara (2005) yang menyatakan bahwa siswa yang
mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai
perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya itu. Faktor tersebut antara lain dapat digolongkan faktor internal
yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri dan faktor eksternal
ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Faktor yang datang dari dalam
diri siswa meliputi kemampuan menguasai bidang studi yang berkaiatan,
minat, motivasi, kecerdasan, dan kemandirian belajar siswa. Sedangkan
faktor yang datang dari luar diri siswa meliputi lingkungan keluarga (interaksi
antar anggota keluarga), lingkungan sekolah (teman sekolah, guru pengajar,
suasana kelas), dan lingkungan luar (teman sepermainan, tetangga, keadaan
lingkungan rumah).
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan
menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
(IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi
belajar yang optimal. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah
sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara
dengan kemampuan inteligensinya. Menurut Goleman dalam Dwi Sunar
(2010), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan,
sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Cara belajar yang baik mengandung pedoman tertentu yang harus
dipahami agar mendapatkan hasil belajar yang baik, yaitu dengan berorientasi
pada prinsip belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri adalah prinsip belajar
yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa demi keberhasilan
belajar yang menjadi kewajibannya. Konsep belajar mandiri harus dimiliki
setiap siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang baik. Belajar
mandiri berorientasi pada kemungkinan yang realistis dalam kegiatan sekolah
sehari-hari. Kurangnya kemandirian belajar menghambat mutu belajar siswa.
Hal tersebut muncul karena rendahnya minat belajar pada siswa terhadap mata
pelajaran tertentu. Siswa yang giat belajar karena didorong untuk
mendapatkan nilai yang tinggi, maka siswa tersebut akan terdorong untuk rajin
belajar. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi siswa. Disamping itu dalam masa pembangunan dewasa
ini perlu dikembangkan sikap yang lebih menekankan pada inisiatif dan tidak
sekedar menunggu kesempatan dan pasif. Sikap-sikap tersebut tercakup dalam
kemandirian individu (Rusman, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
Mata kuliah ketrampilan dasar praktek klinik Berdasarkan Kurikulum
Pendidikan Diploma III Kebidanan Departemen Kesehatan Jakarta tahun 2002
bahwa Mata kuliah ketrampilan dasar praktek klinik (KDPK) merupakan mata
kuliah yang diajarkan pada mahasiswa semester 1 dan merupakan salah satu
bekal / penunjang mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik kebidanan I
(PKK I) di Rumah Sakit. Mata kuliah ini membahas tentang ketrampilan dasar
asuhan kebidanan yang meliputi personal hygiene, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostic, tindakan untuk pengobatan yang berhubungan dengan
asuhan kebidanan, pencegahan infeksi. Mata kuliah ini juga membahas
tentang kebutuhan dasar manusia yang berhubungan dengan kebidanan,
penyakit kematian dan menghadapi kematian. Mata kuliah ini diberikan dalam
bentuk ceramah, diskusi dan praktek laboratorium untuk mendekatkan ke
dalam situasi nyata.
Fenomena yang terjadi pada Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan UNIPDU pada tahun ajaran 2009 / 2010, dari hasil evaluasi
mahasiswa semester I sebanyak 77 mahasiswa didapatkan 40 mahasiswa
(51,9%) yang tidak lulus pada ujian utama dengan indeks prestasi di bawah
2,00 sehingga harus mengikuti uji perbaikan. Setelah uji perbaikan barulah
bisa dinyatakan lulus dengan hasil Indeks Prestasi antara 2,00 – 2,75.
Berdasarkan data diatas menunjukkan Prestasi belajar mahasiswa
yang masih kurang maksimal. Hal ini mendorong peneliti ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
belajar dengan prestasi belajar belajar mata kuliah KDPK pada mahasiswa
Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang
B. Rumsan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam proposal peneitian
ini adalah :
1. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar mata kuliah KDPK ?
2. Apaka ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
mata kuliah KDPK ?
3. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan kemandirian
belajar secara bersama – sama dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK
pada Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar
dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK pada Mahasiswa Prodi D-III
Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
2. Tujuan Khusus
a. menganalisis hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
mata kuliah KDPK.
b. Menganalisis hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah KDPK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
c. Menganalisis hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar
secara bersama – sama dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK pada
Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat dipakai untuk melengkapi atau mengembangkan teori
tentang hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar
dengan prestasi belajar.
b. Diharapkan dapat dipakai sebagai dasar dalam pengembangan
penelitian selanjutnya tentang hubungan kecerdasan emosional dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi instansi utamanya
dosen untuk selalu memperhatikan dan meningkatkan kecerdasan
emosional dan kemandirian mahasiswa dalam pencapaian prestasi
belajar.
b. Bagi Mahasiswa D III Kebidanan
Diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi mahasiswa untuk
selalu meningkatkan kecerdasan emosional dan kemandirian
belajarnya agar dapat meraih prestasi dan cita-cita yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kecerdasan Emosional
Hagenhan dan Oslon mengungkapkan pendapat pieget tentang
kecerdasan yang didefinisikan sebagai ”An intelligent act is one cause an
approximation to the conditions optimal for an organism’s survival. In other
word’s, intelligence allows an organism to deal effectively with its
environment”. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kecerdasan merupakan
suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya penghitungan atas kondisi –
kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup berhubungan dengan
lingkungan secara efektif (Hamzah, 2008).
Gardner seorang ahli psikologi mengungkapkan bahwa tidak
memandang kecerdasan manusia hanya berdasarkan skor tes strandar semata
namun memandang kecerdasan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, sebagai kemampuan untuk
menghasilkan persoalan – persoalan baru untuk diselesaikan, dan sebagai
kemamuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang (Hamzah, 2008).
Torndike dalam Dwi Sunar (2010) membagi kecerdasan manusia
menjadi tiga, yaitu :
a. Kecerdasan abstrak yaitu kemampuan memahami simbol matematis atau
bahasa.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
b. Kecerdasan konkrit yaitu kemampuan memahami objek nyata.
c. Kecerdasan sosial yaitu kemampuan untuk memahami dan mengelola
hubungan manusia, yang dikatakan menjadi akar istilah kecerdasan
emosional.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman dalam Dwi Sunar
(2010) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya
emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis.
Emosi penting sebagai energi pengaktif untuk nilai – nilai etika dan juga
berfungsi membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu yang akan membantu
mengantisipasi masa depan yang tidak menentu dan merencanakan tindakan –
tindakan kita sesuai dengan itu. Sedangkan menurut Goleman emosi sangat
berperan penting dalam keberhasilan seseorang baik di tempat kerja, tempat
belajar, rumah dan hubungan antar sesama maupun diri sendiri. Emosi adalah
kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan untuk meraih sukses dalam
hidup (Hamzah, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
Kecerdasan emosional atau biasa dikenal dengan EQ (Emotional
Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola,
serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Kecerdasan
emosional belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan
intelektual. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional
dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan
kontribusi terhadap kesuksesan seseorang (Dwi Sunar, 2010).
Kecerdasan emosional menurut Reuven Bar-On adalah serangkaian
kemampuan, kompetensi dan kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan
lingkungan (Hamzah, 2008).
Daniel Goleman dalam bukunya emotional intelligence menyatakan
bahwa kontribusi IQ (intelligence quotion) bagi keberhasilan seseorang hanya
20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh faktor – faktor yang disebut
kecerdasan emosional. IQ mengangkat fungsi pikiran sedangkan EQ
mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya
menciptakan keseimbangan dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu
yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat (Dwi Sunar, 2010).
Menurut Horwad Gardner dalam Dwi Sunar (2010) mengungkapkan
bahwa terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang yakni
mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan
terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk
memotivasi diri.
Steven J.Stein dan Howard E.Book dalam Hamzah (2008) membagi
kecerdasan emosional ke dalam lima area atau ranah yaitu ;
1) Ranah Intrapribadi
Ranah intrapribadi terkait dengan kemampuan kita untuk mengenal
dan mengendalikan diri sendiri. Ranah Intrapribadi meliputi kesadaran
diri, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri.
2) Ranah antarpribadi
Ranah antarpribadi berkaitan dengan ketrampilan bergaul yang kita
miliki, kemampuan kita berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain.
Ranah antarpribadi meliputi empati, tanggungjawab sosial, hubungan antar
pribadi.
3) Ranah penyesuaian diri
Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk
bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang
muncul. Ranah penyesuaian diri meliputi uji realitas, sikap fleksibel, dan
pemecahan masalah.
4) Ranah pengendalian stres
Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan kita untuk
tahan menghadapi stres dan mengendalikan impuls. Ranah pengendalian
stres meliputi ketahanan menanggung stres, pengendalian impuls.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
5) Ranah suasana hati umum
Ranah suasana hati berkaitan dengan pandangan kita tentang
kehidupan, kemampuan kita bergembira sendiri dan dengan orang lain,
serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah suasana
hati meliputi optimisme, kebahagiaan.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang menurut
Goleman dalam Hamzah (2008) antara lain sebagai berikut :
a) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan sekolah yang pertama kali dalam mempelajari
emosi. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Orang tua
adalah subjek pertama yang perilakunya diidentifikasikan oleh anak dan
kemudian diniternalisasikan yang pada akhirnya akan menjadi bagian
kepribadian anak.
b) Lingkungan non keluarga
Lingkungan non keluarga adalah masyarakat dan lingkungan
pendidikan. Kecerdasan emosi berjalan sesuai dengan perkembangan fisik
dan mental anak. Pembelajaran emosi dapat dilakukan dengan memberi
peran anak sebagai seseorang diluar dirinya sehingga anak dapat belajar
mengenai bagaimana perasaan orang lain ketika menghadapi suatu
masalah.
Salovey Petrus dan yohanes (Jack) Mayer dalam Dwi Sunar (2010)
mengemukakan bahwa kecerdasan emosional terdiri dari lima indikator yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
1. Menyadari emosi sendiri
Menyadari emosi sendiri / mengenali emosi diri merupakan suatu
kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran
tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah
larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
2. Mampu mengelola emosi sendiri
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini
mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan
kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat – akibat yang
ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan – perasaan
yang menekan.
3. Menjadi peka terhadap emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga
empati. Seseorang yang mampu berempati adalah seseorang yang mampu
membaca perasaan dan isyarat non verbal, mereka lebih mampu
menyesuaikan diri secara emosi, lebih mudah bergaul dan lebih mudah
peka.
4. Dapat menggunakan salah satu emosi sendiri untuk memotivasi diri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati serta mempunyai perasaan
motivasi yang positif yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan
diri.
5. Mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional
Mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain berarti
mampu membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan dalam
membina hubungan merupakan suatu ketrampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang berhasil
dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang
lain. Orang – orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman
yang menyenangkan karena kemampuannya dalam berkomunikasi.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk mengenali
emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang
lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
2. Kemandirian Belajar
Kata mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas
dan dapat melakukan sendiri (Rusman, 2011). Kemandirian adalah kemampuan
untuk mengarahkan dan mengendalikan diri, berdiri dengan kaki sendiri.
Secara labih luas, kemandirian adalah kemampuan untuk mengarahkan dan
mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa
bergantung pada orang lain secara emosional. Orang yang mandiri
mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
penting. Orang yang mampu bekerja sendiri, mereka tidak mau bergantung
kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhan emosional mereka. Kemampuan
untuk mandiri bergantung pada tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin
seseorang, serta keinginan untuk memenuhi harapan dan kewajiban tanpa
diperbudak oleh kedua jenis tuntutan itu (Hamzah, 2008).
Menurut Moelino dalam Menik Nurhayati (2003) menyatakan bahwa
“Kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang
lain”. Setiap orang mempunyai kemampuan yang unik untuk memahami
sesuatu sesuai dengan potensi yang dimiliki, bukan hanya memahami saja,
tetapi punya inisiatif untuk mandiri yang terwujud dalam bakat, keinginan-
keinginan untuk meyakinkan diri, memahami segala sesuatunya sendiri,
membuat dan mengambil keputusan sendiri, sehingga secara perlahan-lahan
dan bertahap kemandirian seseorang akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan
dan kedewasaan.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah,
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.
Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya – baik
penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara
belajar, maupun evaluasi belajar – dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar
mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar
yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu (Haris
Mudjiman, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
Menurut Wedemeyer dalam Rusman (2011) kemandirian belajar perlu
diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggungjawab
dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan
kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Sikap - sikap tersebut perlu dimiliki
oleh peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri kedewasaan orang
terpelajar.
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Belajar mandiri bukan
berarti mengasingkan peserta didik dari teman belajarnya dan guru atau
instrukturnya. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah
peningkatan kemampuan dan ketrampilan peserta didik dalam proses belajar
tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak
tergantung pada guru / pendidik, pembimbing, teman atau orang lain dalam
belajar. Dalam belajar mandiri peserta didik akan berusaha sendiri dahulu
untuk memahami isi pelajaran yang di baca atau dilihatnya melalui media
pandang dengar. Kalau mendapat kesulitan, barulah peserta didik akan
bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru atau orang lain.peserta
didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya
(Rusman, 2011).
5Siswa / mahasiswa yang mandiri menunjukkan inisiatif dan berusaha
untuk mengejar prestasi, menunjukkan rasa percaya diri yang besar, secara
relatif jarang mencari perlindungan kepada orang lain dan mempunyai rasa
ingin tahu yang menonjol. Sedangkan Potter dkk dalam Masrun (1986)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
mengatakan bahwa teori kemandirian yang dikenal sebagai teori Locus of
Control menyimpulkan adanya 5 komponen kemandirian yaitu :
a. Kemampuan untuk mengambil inisiatif seperti dalam perilaku yang
eksploratif, kreatif, mampu menyatakan buah pikiran, mampu
mengekspresikan diri dan bertindak secara spontan.
b. Berusaha mengatasi masalah yang dihadapi dalam lingkungan dengan rasa
percaya diri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, serta bebas dalam
mengambil keputusan.
c. Melakukan aktifitas tambahan sesuai dengan kehendak sendiri,
mengerjakan sesuatu tanpa mempedulikan apa yang dipikirkan orang.
d. Puas terhadap hasil kerja yang telah dilakukan yaitu perilakunya diarahkan
kepada diri sendiri.
e. Mampu melakukan tugas rutin sendiri dalam semua aspek kehidupan.
Kemandirian belajar akan terwujud jika siswa / mahasiswa aktif
mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan
selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui
dan siswa mau aktif dalam proses pembelajaran yang ada. Agus Sholeh dalam
Heru Sutopo (2003) menjelaskan bahwa kemandirian belajar memiliki
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Mencukupi kebutuhan sendiri,
2) Mampu mengerjakan tugas rutin secara mandiri,
3) Bertanggung jawab atas tindakannya,
4) Memiliki kemampuan inisiatif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
5) Mampu mengatasi masalah,
6) Percaya diri,
7) Dapat mengembil keputusan dalam bentuk memilih.
Menurut Nurjanah (1995), ciri-ciri kemandirian belajar adalah :
a) Tanggung jawab dalam belajar, hal ini terlihat dari adanya rasa
percaya diri atas kemampuannya, tidak tergantung secara terus
menerus pada orang lain dan menentukan sendiri arah belajarnya.
b) Tegas dalam mengambil keputusan dalam hal ini terlihat adanya
kebebasan dan keberanian dalam mengambil keputusan, selalu
mengandalkan diri sendiri dan mampu mengatasi atau memecahkan
malasah.
c) Memburu minat baru dalam hal ini bertindak kreatif, keberanian
mencoba hal baru dan mampu menyatakan buah pikiran.
Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses
sejak masa kanak-kanak. Dalam perilaku mandiri antara individu satu dengan
yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap mandiri individu dikelompokkan menjadi dua, yaitu
factor dari dalam invidu dan faktor dari luar individu. Menurut Bimo Walgito
(1997) faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:
a) Faktor eksogen
Adalah faktor yang berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor yang berasal dari keluarga misalnya keadaan orang tua, banyak anak
dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
berasal dari sekolah misalnya, pendidikan serta bimbingan yang diperoleh
dari sekolah, sedangkan faktor dari masyarakat yaitu kondisi dan sikap
masyarakat yang kurang memperhatikan masalah pendidikan.
b) Faktor endogen
Adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri, yaitu faktor fisiologi dan
faktor psikologis. Faktor fisiologis mencakup kondisi fisik siswa, sehat atau
kurang sehat, sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, sikap mandiri,
motivasi, kecerdasan dan lain-lain.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian
belajar merupakan suatu kemampuan untuk mencukupi kebutuhan belajar
sendiri, mengerjakan tugas rutin secara mandiri, bertanggung jawab atas
tindakannya, mempunyai kemampuan inisiatif, kemampuan mengatasi masalah
sendiri, percaya diri dan mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan.
3. Prestasi Belajar
Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) menjelaskan Prestasi adalah
hasil yang telah di capai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Sedangkan prestasi belajar menurut Ngalim Purwanto (2002)
adalah hasil yang telah dicapai terhadap bahan pelajaran yang telah
dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang biasa dilaksanakan setiap
akhir semester atau juga disebut tes sumatif. Nilai tes sumatif digunakan untuk
menentukan nilai rapor atau ijazah atau KHS mahasiswa.
Menurut pendapat Arifin dalam Prismantara E (2005) bahwa prestasi
belajar mempunyai beberapa fungsi utama yaitu ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh
anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya
menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan
kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam
suatu program pendidikan.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sebagai
pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsi ekstern
dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dijadikan indikator
tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
Prestasi belajar dijadikan materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
Karakteristik Mahasiswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi :
1) Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-tugas
belajarnya.
2) Cenderung menetapkan tingkat kesulitan yang tinggi dalam belajarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
yang moderat dan mengandung resiko.
3) Memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau
tanggapan atas pelaksanaan tugas belajarnya.
4) Berusaha mengerjakan tugas belajarnya secara mandiri.
Indeks prestasi merupakan indikator dari prestasi belajar mahasiswa
dalam satu atau lebih semester yang diperoleh dengan jalan membagi jumlah
nilai tersebut dengan jumlah SKS. Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan sesorang dalam balajar dilakukan evaluasi belajar yang
mencakup aspek kognitif, psikomotor dan efektif. Penilaian terhadap prestasi
belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan
dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan.
(Depkes RI, 2002).
penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran.
4. Mata kuliah KDPK
Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Diploma III Kebidanan
Departemen Kesehatan Jakarta tahun 2002 bahwa Mata kuliah ketrampilan
dasar praktek klinik (KDPK) merupakan mata kuliah yang diajarkan pada
mahasiswa semester 1 dengan kode mata kuliah Bd.208 dan dengan beban
studi 3 SKS. Mata kuliah ini membahas tentang ketrampilan dasar asuhan
kebidanan yang meliputi personal hygiene, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
diagnostik, tindakan untuk pengobatan yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan, pencegahan infeksi. Mata kuliah ini juga membahas tentang
kebutuhan dasar manusia yang berhubungan dengan kebidanan, penyakit
kematian dan menghadapi kematian. Mata kuliah ini diberikan dalam bentuk
ceramah, diskusi dan praktek laboratorium untuk mendekatkan ke dalam situasi
nyata (Depkes RI, 2002).
5. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar
Aspek psikologis merupakan aspek yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor – faktor
rohaniah siswa (aspek psikologis) yang dianggap lebih esensial adalah tingkat
kecerdasan siswa terutama kecerdasan emosional. Menurut Gottman dalam
Amalia (2004) Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang
lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan
cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian,
lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam
memahami orang lain dan untuk kerja / prestasi akademis di sekolah juga lebih
baik. Siswa yang memiliki Kecerdasan emosional yang baik juga mempunyai
semangat / dorongan untuk berprestasi. Kecerdasan emosional memiliki peran
sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah maupun dalam
berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosional yang tinggi
akan membawa seseorang untuk menuju keseuksesan baik dalam pekerjaan
maupun dalam prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
6. Hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar
Kemandirian belajar mempunyai peranan penting dalam menentukan
dirinya sendiri kepada arah tindakan manusia begitu juga dalam belajar,
kemandirian memberikan arah dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar yaitu perolehan pengetahuan yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
Siswa yang mandiri menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk mengejar /
meraih prestasi, menunjukkan rasa percaya diri yang besar, secara relatif jarang
mencari perlindungan kepada orang lain dan mempunyai rasa ingin tahu yang
menonjol. Dengan belajar mandiri siswa dituntut untuk aktif baik pra PBM
maupun pasca PBM. Siswa yang belajar mandiri akan mempersiapkan materi,
baik dengan membaca materi yang lalu maupun membaca materi yang akan
diajarkan. Setelah PBM berakhir siswa akan mendalami materi, baik dengan
diskusi dengan teman atau membaca ulang materi yang telah diajarkan.
Sehingga siswa yang belajar mandiri akan mendapatkan prestasi yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang tidak menerapkan belajar mandiri.
Menurut Jennings (2006) belajar mengarahkan diri sendiri (belajar mandiri)
telaj terbukti berhubungan dengan rasa ingin tahu yang meningkat, berpikir
kritis, kualitas pemahaman, retensi dan ingatan, keputusan yang lebih baik,
kepuasan prestasi, motivasi, kompetensi dan percaya diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
7. Hubungan kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dengan
prestasi belajar
Oemar Hamalik (2001) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor latihan, kesiapan belajar,
minat (motivasi) dan usaha, kemandirian belajar dan inteligensi.
Kecerdasan emosional dan kemandirian belajar merupakan faktor yang
penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk
meraih prestasi belajar yang lebih baik di sekolah. Dengan kecerdasan
emosional maka siswa mampu mengenal dan mengendalikan emosinya serta
memiliki keyakinan dan rasa percaya diri untuk bisa hidup dan bekerja / belajar
secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain dalam memenuhi harapannya
untuk mencapai prestasi dan kesuksesan.
B. Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tersebut
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Olatoye, et al. (2010) dengan judul
“Emotional intelligence, creativity and academic achievement of business
administration students/ Inteligencia emocional, creatividad y logro academico
en los estudiantes de empresariales” yang dilakukan pada mahasiswa
administrasi bisnis politeknik di nigeria. Hasil menunjukkan bahwa EI secara
signifikan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa (R Square =. 032, p
<.05). E.I. menyumbang 3,2% dari varians total prestasi siswa. Tidak ada
hubungan yang signifikan antara kreativitas dan nilai (r =-. 004, p> .05).
Penelitian oleh Edmondson, et al. (2011) dengan judul “Self-Directed
Learning: A Meta-Analytic Review of Adult Learning Constructs”. Hasil Meta-
analytic menunjukkan bahwa kemandirian belajar secara signifikan dan positif
berkaitan dengan prestasi belajar (r = .15, p < .001), aspirasi masa depan (r =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
.13, p < .001), kreativitas (r = .25, p < .001), rasa ingin tahu (r = .40, p < .01),
dan kepuasan hidup (r = .35, p < .001). Hasil ini menunjukkan bahwa belajar
mandiri adalah konstruksi penting dan harus diimplementasikan ke dalam
pendidikan.
Reinhard Pekrun, et al. (2002) dengan judul penelitian “Academic
Emotions in Students Self Regulated Learning and Achivement”. Penelitian
tersebut secara cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa dan siswa di
sekolah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosi
berkaitan dengan motivasi siswa, strategi belajar, sumber daya kognitif,
kemandirian belajar dan prestasi akademik.
Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Sawitri Wahyuningsih (2004)
dengan judul ” Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur”. Hasil penelitian dari data
analisis korelasi product moment menunjukkan korelasi (r) sebesar 0,248
dengan p = 0,002, hal ini menunjukkan adanya korelasi antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif.
Eka Prismantara (2006) dengan judul ”Hubungan antara prestasi
belajar matematika dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar dasar –
dasar akuntasi kelas satu akuntansi SMK Batik Surakarta” dengan jenis
penelitian korelasi yang dilakukan pada 40 siswa kelas I akuntansi
menunjukkan hasil korelasi product momen sebesar 0,429 dengan taraf
signifikan 5% yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
C. Kerangka Berfikir
Kecerdasan emosi yang disertai kemandirian belajar siswa dimungkinkan
membantu siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di
luar sekolah sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.
Keterangan : ..................... tidak diteliti ___________ ditelit
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
mata kuliah KDPK.
2. Terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
mata kuliah KDPK.
3. Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan kemandirian belajar
secara bersama dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK di Prodi D-III
Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
Kecerdasan Emosional Kemandirian Belajar
1. Mengenali emosi diri 2. Mengelola emosi 3. Memotivasi diri 4. Mengenali emosi orang lain 5. Membina hubungan
1. Mencukupi kebutuhan belajar sendiri
2. Mengerjakan tugas rutin secara mandiri
3. Bertanggungjawab atas tindakannya
4. Kemampuan inisiatif 5. Kemampuan mengatasi
masalah 6. Percaya diri 7. Kemampuan mengambil
keputusan
Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan
pendekatan Cross Sectional artinya subjek penelitian hanya diobservasi satu
kali pengukuran saja dalam waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Prodi D-III kebidanan FIK UNIPDU Jombang Jawa
Timur pada bulan Juni 2011 sampai Juni 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa semester I
Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang dengan jumlah 100
mahasiswa.
Pada penelitian ini semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu
mahasiswa semester I Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang
sebanyak 100 mahasiswa.
D. Kriteria Retriksi
Kriteria dalam penelitian ini adalah Mahasiswa semester I Prodi D-III
Kebidanan FIK UNIPDU Jombang dan yang mengikuti mata kuliah KDPK.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Table 1. Variabel dan Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Satuan Data Skala
1 Variabel independen: kecerdasan emosional
Kemampuan mahasiswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
Kuesioner Unit
Interval
2 Variabel independen: Kemandirian belajar
Kemampuan mahasiswa untuk mencukupi kebutuhan belajar sendiri, mengerjakan tugas rutin secara mandiri, bertanggungjawab atas tindakannya, percaya diri, mempunyai kemampuan inisiatif, mengatasi masalah sendiri, dapat mengambil keputusan sendiri.
Kuesioner Unit
Interval
3 Variabel dependen: Prestasi belajar
Hasil dari penguasaan pengetahuan atau ketrampilan mahasiswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dalam satu semester yang ditunjukkan dengan nilai tes pada mata kuliah KDPK.
Dokumen nilai mata kuliah KDPK
Unit
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
F. Instrumentasi
1. Kecerdasan emosional
Dalam penelitian ini kecerdsasan emosional diukur dengan
menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pernyataan tentang
kecerdasan emosional. Kuesioner di desain berdasarkan skala likert
dengan alternative jawaban meliputi sangat setuju, setuju, tidak setuju dan