Top Banner
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN MEROKOK DI SMP NEGERI 9 KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH: HASRI MARDI NIM : 07C10104060 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013
34

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

Nov 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAANMEROKOK DI SMP NEGERI 9 KUALA

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH:HASRI MARDI

NIM : 07C10104060

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak

orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain

yang menyatakan bahayanya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga

menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan, dan

sebagainya. Di tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok”

sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih

berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok

(Samoele, 2006).

Kegiatan yang digalakkan di puskesmas pada saat ini adalah Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu ; (1) Memakan makanan yang bergizi

seimbang, tinggi serat dan rendah lemak, (2) Melakukan aktivitas fisik 30 menit

sehari, (3) Tidak merokok. Dari salah satu kegiatan Puskesmas tersebut salah

satunya adalah merokok dimana merokok merupakan sebuah kebiasaan yang

dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat

menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang

disekitarnya (Depkes, RI 2006).

Sehat adalah hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas

hidup sehari-hari. Untuk biasa hidup sehat, kita harus berperilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku

yang dipra ktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

2

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya

(Depkes, 2006).

Indikator PHBS di sekolah antara lain ; (1) mencuci tangan dengan air

bersih mengalir dan sabun, (2) mengkonsumsi jajanan di warung/kantin sekolah,

(3) menggunakan jamban yang bersih dan sehat, (4) olah raga yang teratur dan

terukur, (5) memberantas jentik nyamuk, (6) tidak merokok, (7) menimbang berat

badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, (8) membuang sampah pada

tempatnya (Depkes RI, 2007).

Menurut hasil survey dari WHO (2008), sepertiga dari penduduk di dunia

terutama pada populasi dewasa adalah perokok (dimana 57% diantaranya adalah

laki-laki dan 43% diantaranya adalah perempuan). Pada zaman ini satu dari

sepuluh kematian di dunia adalah akibat rokok dan jumlah kematian mencapai

500 juta orang per tahun. Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat

rokok sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara-

negara berkembang. Sedangkan di negara maju yang terjadi justru sebaliknya,

persentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya

30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal

ini disebabkan tingkat kesadaran masyarakat di negara maju akan bahaya

merokok sudah tinggi.

Menurut Soetjiningsih pada tahun 2004 angka kejadian pada remaja-

remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25% dari angka kejadian

merokok pada orang dewasa, dan lebih dari 80% perokok mulai berumur 18 tahun

serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Anak-anak dan

remaja tidak memiliki kemampuan untuk memahami secara menyeluruh dampak

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

3

kesehatan produk tembakau dan sifat nikotin yang adiktif. Keadaan tingginya

jumlah remaja yang merokok yang dapat mempengaruhi masa depan remaja dan

juga bangsa karena mereka inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa

depan maka mereka perlu dipersiapkan dengan baik.

Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit

sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan

lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai

cara agar terlihat dewasa. Untuk membuktikannya mereka melakukan dengan

sadar melakukan kebiasaan orang dewasa yakni merokok. Seperti halnya

yang diungkapkan oleh Hariyadi (1997: 12) bahwa remaja ingin mencoba

melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa, dengan sembunyi-

sembunyi remaja pria mencoba merokok karena seringkali mereka melihat

orang dewasa melakukannya.

Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk

Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%.

Dengan besarnya jumlah dan tingginya persentase penduduk yang mempunyai

kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di

dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi pada tahun 2002 sebanyak 182

milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China

(1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia (375.000 milyar) dan

Jepang (299.085 milyar) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Anak yang terpapar asap rokok dilingkunganya mengalami pertumbuhan

paru yang lambat dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi

telinga dan asma. Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan merokok

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

4

langsung sebanyak 20 batang perhari, dimana konsekuensinya adalah

meningkatnya kejadian infeksi saluran nafas bagian atas, batuk, asma, sinusitis,

penyakit kardiovaskuler, kanker, mengganggu fertilitas, lahir kurang bulan,

kematian maupun absen dari sekolah atau kerja.

Berdasarkan survei awal pada SMP Negeri 9 Kuala 9 Kuala Kabupaten

Nagan Raya, jumlah siswa dan siswi di sekolah tersebut tercatat sebanyak 81

orang, dengan proporsi laki-laki 52 orang dan perempuan 29 orang. Dari uraian

tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Karakteristik Siswa Dengan Kebiasaan Merokok Di Smp Negeri 9

Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah

adalah bagaimana hubungan karakteristik siswa dengan kebiasaan merokok di

SMP Negeri 9 Kuala 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik siswa dengan kebiasaan

merokok di SMP Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 .

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan umur siswa dengan kebiasaan merokok di SMP

Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mengetahui hubungan uang saku perhari siswa dengan kebiasaan

merokok di SMP Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

3. Untuk mengetahui hubungan ada atau tidak anggota keluarga yang merokok

dengan kebiasaan merokok di SMP Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Teoritis

Bagi penulis untuk dapat mengaplikasi ilmu yang telah diperoleh di

bangku kuliah serta meningkatkan keterampilan penulisan dalam penelitian

ilmiah.

1.4.2 Apliaktif

1. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengadakan penyuluhan /

memberikan informasi tentang rokok bagi siswa / siswi

2. Sebagai bahan masukan bagi Instansi kesehatan dan lembaga – lembaga lainya

yang melakukan promosi kesehatan.

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

6

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Karakteristik Siswa

Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik

yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya menurut

Iskandarsyah (2006) karakteristik pada remaja dibagi menjadi menjadi 8 yaitu:

a. Masa remaja adalah periode yang penting, periode ini dianggap sebagai masa

penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa

yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memiliki dampak penting

terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi

perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang

menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat

pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan meminta hal yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak untuk

meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola

perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola

perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang

merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan,

misalnya pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan

diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika

individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa

mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

7

c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada periode ini

berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi

terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima

karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, peningkatan

emosionalitas, perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan

tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan

masalah baru, karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula

perubahan nilai, dan kebanyakan remaja merasa biasa saja terhadap perubahan

yang terjadi.

d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah yang

sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini

disebabkan oleh dua alasan yaitu pertama, pada saat anak-anak sebagian masalah

diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk

bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk

mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru,

sehingga yang ditimbulkan adalah kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan

persoalan tersebut.

e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri, pada periode ini pergaulan

terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba

mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa

mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan

dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status seperti mobil, pakaian dan

benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

8

f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan, masa remaja ini seringkali ditakuti oleh

individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada

dipikiran masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka

berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat remaja itu sendiri merasa takut

untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau guru

untuk memecahkan masalahnya.

g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis, remaja memiliki kecenderungan

untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan

orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal

ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspirasi yang tidak realitis ini tidak sekedar

untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan teman. Semakin tidak realistis

aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut

tidak dapat mereka capai.

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remaja mendekati masa

dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dan

menciptakan kesimpulan bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa

bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup,

sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang

berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan

obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

9

2.2 Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa

bahan tambahan ( PP No.19, 2003).

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas

yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun

terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang

memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena

merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada

kenyataanyaitu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro, 2007).

2.2.1. Kandungan Rokok

Menurut Gondodiputro tahun 2007 bahan utama rokok adalah tembakau, dimana

tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya 200

diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar,

nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan –

bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat – zat beracun yang terdapat dalam

tembakau antara lain:

1. Karbon Monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak

sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang

tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja.

Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

10

tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok

tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar.

2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga

perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan

keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar

0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada

sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1ml nya. Nikotin bukan merupakan

komponen karsinogenik. 3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat

tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket

dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-35 mg/

batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker

pada jalan nafas dan paru-paru.

3. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

4. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan

hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan sangat merangsang. Karena

kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja

ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

5. HCN ( Asam Sianida ) merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak

berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan,

mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan

merusak saluran pernafasan.

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

11

6. Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap

dapat menghilangkan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya digunakan

dokter sebagai pembius saat melakukan operasi.

7. Formaldehid adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam, gas ini tergolong

sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun terhadap semua

organisme hidup.

8. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari beberapa zat organik

seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan

membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi

aktivitas enzim.

9. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol.

10. H2S (Asam Sulfida) adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar

dengan bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim.

11. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat

digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

12. Metil Klorida adalah zat ini adalah senyawa organik yang beracun.

13. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah

terbakar. Jika meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan

bahkan kematian.

14. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), Senyawa ini merupakan senyawa

reaktif yang cenderung bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan

penyebab tumor.

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

12

15. Volatik nitrosamine merupakan jenis asap tembakau yang diklasifikasikan

sebagai karsinogen yang potensial ( Gondodiputro, 2007).

2.2.2. Dampak Tembakau pada kesehatan

Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak

terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi

terhadap timbulnya katarak, pneumonia, kanker lambung, kanker pankreas, kanker

cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah

panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkomsumsi tembakau seperti

kanker paru-paru, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan , penyakit paru kronik,

melebarnya gelembung pada paru-paru dan radang pada tengorokan, stroke, serangan

jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru

disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem

reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir

rendah, kematian bayi setelah lahir dan penyakit-penyakit pada anak-anak. Namun

demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit tersebut,

tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan

passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena

penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya. (

Gondodiputro, 2007). Menurut Gondodiputro (2007), ada beberapa penyakit yang

disebabkan rokok yaitu :

1. Efek tembakau terhadap susunan saraf pusat, hal ini disebabkan karena nikotin

yang diabsorpsi dapat menimbulkan gemetar pada tangan dan kenaikan berbagai

hormon dan rangsangan dari sumsum tulang belakang menyebabkan mual dan

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

13

muntah. Di lain tempat nikotin juga menyebabkan rasa nikmat sehingga perokok

akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu

menekan rasa lapar. Sedangkan efek lain menimbulkan rangsangan senang

sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi

ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan

fungsi psikomotor.

2. Penyakit Kardiovaskuler, ini disebabkan karena asap tembakau akan merusak

dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan

merangsang hormon adrenalin yang akan menyebabkan perangsangan kerja

jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Seseorang yang stres yang

kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja

dengan menambah risiko terkena jantung koroner, proses penyempitan arteri

koroner yang mendarahi otot jantung menyebabkan ketidakseimbangan antara

kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Sehingga

apabila melakukan aktifitas fisik atau stres, kekurangan aliran meningkat

sehingga menimbulkan sakit dada.

Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu atau lebih arteri

koroner berakhir dengan kematian jaringan / komplikasi dari infark miokard

termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia

yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk

memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun

penimbunan cairan di paru – paru. Orang yang merokok lebih dari dua puluh

batang tembakau per hari memiliki resiko enam kali lebih besar terkena infark

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

14

miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler

merupakan penyebab utama dari kematian di negara – negara industri dan

berkembang, yaitu sekitar 30 % dari semua penyakit jantung berkaitan dengan

memakai tembakau.

3. Arteriosklerosis merupakan menebal dan mengerasnya pembuluh darah,

sehingga menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh

darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang

disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sekitar 10 %

dari seratus pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah

(Arteriosklerosis Obliteran) sembilan puluh sembilan diantaranya adalah

perokok.

Ada empat tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu tingkat I

tanpa gejala, tingkat II kaki sakit saat latihan misalnya berjalan lebih dari 200

meter dan kurang dari 200 meter, keluhan hilang bila istirahat, tingkat III keluhan

timbul saat istirahat umumnya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan

sedangkan tingkat IV adalah jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang

dilakukan adalah amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta

daerah perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula

timbulnya gangguan ereksi.

4. Tukak lambung dan Tukak usus dua belas jari, di dalam perut dan usus dua belas

jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu

lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

15

sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita

gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok.

5. Efek Terhadap Bayi, ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan

melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya

tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru –

paru maupun bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok,

sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30 %. Terdapat bukti bahwa anak

yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang.

6. Efek terhadap otak dan daya ingat, akibatnya proses aterosklerosis yaitu

penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan

otak karena kekurangan oksigen. Studi tentang hubungan tembakau dan daya

ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari

Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah

dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang

merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

7. Impotensi, pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan merokok dapat meningkatkan

disfungsi ereksi sekitar 50 %. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir

bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik.

Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang

menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini

meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan

awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

16

8. Kanker, asap tembakau menyebabkan lebih dari 85 % kanker paru – paru dan

berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas,

mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker

yang umumnya terjadi pada pemakai tembakau adalah kanker kandung kemih,

kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks,

kanker payudara dan lain – lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau

yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang

terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas.

9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases ( COPD ), kebiasaan merokok

mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang,

saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk

berat selama paling kurang tiga bulan pada setiap tahun berjalan selama dua

tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh

perokok diatas umur empat puluh tahun.

10. Interaksi Dengan Obat – Obat, perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih

cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim – enzim di mukosa, usus,

atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan demikian, efek obat –

obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih

tinggi daripada non perokok misalnya obat analgetika.

11. Penyakit Pada Perokok Pasif, perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru –

paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat

memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada

wanita hamil.

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

17

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Untuk merokok

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagi remaja untuk merokok yaitu terdiri

dari :

1. Faktor Psikologik yang terdiri dari faktor perkembangan sosial yaitu menetapkan

kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan

psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah

cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka

menyesuaikan diri dengan teman - teman sebayanya yang merokok, faktor

psikiatrik yang dilihat dari suatu studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan

hubungan antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan jiwa,

depresi, cemas dan penyalahgunaan zat –zat tertentu dan remaja yang

memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi

untuk memulai merokok daripada remaja yang tidak menampakkan gejala.

2. Faktor Biologik yang terdiri dari lima bagian yaitu faktor kognitif merupakan

faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin

adalah merasakan adanya efek yang bermanfaat dari nikotin. Telah dibuktikan

bahwa nikotin dapat mengganggu perhatian dan kemampuan, tetapi hal ini akan

berkurang apabila mereka diberi nikotin atau rokok, faktor jenis kelamin dimana

belakangan ini kejadian merokok meningkat pada remaja wanita. Wanita

perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang dan secara sosial baik,

keadaan ini berbeda dengan lelaki perokok yang secara sosial tidak aman, faktor

etnik dapat ditunjukkan bahwa di Amerika serikat angka kejadian merokok

tertinggi pada orang – orang kulit putih dan penduduk asli Amerika, serta

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

18

terendah pada orang –orang Amerika keturunan Afrika dan Asia, Faktor genetik

pada faktor ini variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamine dan

enzim hati yang memetabolisme nikotin. Konsekuensinya adalah meningkatnya

resiko kecanduan nikotin pada beberapa individu.

3. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain

orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar

reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media.

4. Faktor peraturan berupa peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang

tinggi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat

peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun telah dibuat

usaha – usaha untuk mencegahnya ( Soetjiningsih, 2004).

2.3. Kerangka Teori

Menurut Notoatmodjo (2005) dan Glanz et al (2002), Kerangka Teori

Penelitan dapat dilihat di bawah ini:

Pengetahuan Tentang Rokok

Sikap Tentang Rokok

Faktor yang Mempengaruhi :1. Lingkungan Sosial2. Demografi3. Sosio Kultural4. Politik

Merokok

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

19

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka Teori Penelitan diatas maka kerangka konsep dapat

dilihat di bawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Siswa :1. Lingkungan Sosial2. Umur3. Uang Saku

Kebiasaan Merokok

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang analitik dengan desain Crossectional

untuk mengetahui hubungan karakteristik siswa dengan kebiasaan merokok di SMP

Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 yang direncanakan pada bulan

Oktober tahun 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMP

Negeri 9 Kuala sebanyak 81 orang siswa

3.3.2 Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Stratified random

sampling (pengambilan sampel dengan cara berstrata) dengan alasan masing-masing

dari populasi dapat terpilih menjadi sampel. Pemilihan dilakukan sedemikian rupa

sehingga semua anggota dari populasi memperoleh kesempatan yang sama untuk

dipilih dengan memakai rumus (Notoadmojo, 1996):

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

21

sampel : n = N1 + N (d)2

N = 811+ 81 (0,1)2

N = 44.75

N = 45 siswa

Keterangan:

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan sebesar 10% (0,1)

Jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 45 orang siswa.

Sedangkan untuk menentukan besarnya sampel tiap kelas ditentukan seperti

berikut :

Kelas I =

Kelas II =

Kelas II =

Jadi jumlah sampel keseluruhan yang diambil adalah sebanyak 29 siswa.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian melalui wawancara dengan

menggunakan kuesioner kepada responden.

4581

X 12 = 6.6 siswa = 7 siswa

4581

X 19 = 10.4 siswa = 10 siswa

4581

X 21 = 11.5 siswa = 12 siswa

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

22

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari gambaran umum di SMP Negeri 9 dan referensi-

referensi perpustakaan yang ada hubungan dengan penelitian

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel KeteranganVariabel Independen

1. Umur Definisi lama hidup responden yang dihitung mulaidari lahir sampai tahunterakhir ulang tahun

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur

Skala ukur

- < Remaja- > Dewasa awalOrdinal

2. Uang SakuPerhari

Definisi jumlah rupiah untuk pegangan yangdiberikan orang tua atau keluarga kepadaresponden dalam satu hari

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur - < Rendah

- > TinggiSkala ukur Ordinal

3. AnggotaKeluargayang merokok

Definisi ada atau tidak anggota keluarga yangmerokok dan tinggal serumah denganresponden.

Cara ukur wawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur - Tidak ada

- AdaSkala ukur Ordinal

Variabel Dependen4. Kebiasaan

MerokokDefinisi Tindakan yang dilakukan siswa untuk

menghisap merokok minimal 1 batangdalam sehari

Cara ukur wawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur - Tidak pernah merokok

- Terbiasa merokokSkala ukur Ordinal

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

23

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1 Umur

1. Remaja jika < 16 Tahun

2. Dewasa awal jika > 16 Tahun

3.6.2 Uang Saku Perhari

1. Rendah jika < Rp. 12.000

2. Tinggi jika > Rp. 12.000

3.6.3 Anggota Keluarga yang Merokok

1. Tidak Ada

2. Ada

3.6.3 Kebiasaan Merokok

1. Tidak Pernah Merokok: apabila responden mendapatkan total skor ≥ 50% dari

total skor

2. Terbiasa Merokok: apabila responden mendapatkan total skor < 50% dari total

skor.

3.7 Analisis Data

3.7.1. Analisis Univariat

Hasil yang diperoleh kemudian dibuat rata-rata dan dibuat distribusi frekuensi

dari semua variabel.

3.7.2 Analisis Bivariat

Biasanya digunakan untuk menguji hipotesis dengan melihat hubungan

variabel menggunakan tabulasi silang (cross tabulation) untuk melihat hubungan

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

24

antara variabel independen dan variabel dependen, menggunakan uji Chi-Square pada

tingkat kemaknaan 95% (a = 0,05)

Aturan yang berlaku pada uji Chi Square adalah sebagai berikut:

a. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai harapan (expected value = E) kurang dari 5,

maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.

b. Bila pada tabel 2 x 2 dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya

Continuity Correction.

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Univariat

Sebelum dilakukannya analisis bivariat untuk melihat hubungan antar

variabel maka terlebih dahulu dibuat analisis univariat dengan tabel distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang di teliti.

1. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Siswa Di Smp Negeri 9Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %1 Remaja 67 82,72 Dewasa awal 14 17,3

Total 81 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.1. dari 81 responden diketahui bahwa usia siswa yang paling

banyak adalah remaja sebanyak 67 orang (82,7%).

2. Uang saku perhari

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Uang saku perhari Siswa DiSmp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %1 Tinggi 28 34,62 Rendah 53 65,4

Total 81 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.1. dari 81 responden diketahui bahwa uang saku siswa yang

paling banyak adalah siswa dengan uang saku rendah sebanyak 53 orang (65,4%).

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

26

3. Anggota keluarga yang merokok

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Anggota keluarga yangmerokok Siswa Di Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan RayaTahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %1 Tidak ada 34 42,02 Ada 47 58,0

Total 81 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.1. dari 81 responden diketahui bahwa anggota keluarga yang

merokok siswa yang paling banyak adalah yang ada merokok sebanyak 47 orang

(58%).

4. Kebiasaan merokok

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan merokok Siswa DiSmp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %1 Tidak pernah merokok 47 58,02 Terbiasa merokok 34 42,0

Total 81 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.1. dari 81 responden diketahui bahwa kebiasaan merokok

siswa yang paling banyak adalah tidak pernah merokok sebanyak 47 orang (58%).

4.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan

dependen. Penguji ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p< 0,05.

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

27

a. Umur dengan Kebiasaan Merokok

Tabel 4.4. Hubungan Umur dengan Kebiasaan Merokok Siswa Di SmpNegeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 67 responden yang umurnya

remaja 64,2% tidak pernah merokok sedangkan dari 14 responden yang

umurnyanya dewasa awal 71,4% terbiasa merokok. Dari hasil uji chi square di

dapat nilai P Value = 0,031 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya

hubungan yang signifikan antara dengan Kebiasaan Merokok Siswa Di Smp

Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Dilihat dari nilai OR 4,479 maka dapat diartikan bahwa umur yang remaja

memiliki peluang 4 kali tidak pernah merokok dari pada responden dengan umur

yang dewasa awal.

b. Uang saku perhari dengan Kebiasaan Merokok

Tabel 4.4. Hubungan Uang saku perhari dengan Kebiasaan Merokok SiswaDi Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 53 responden yang uang saku

perharinya rendah 67,9% tidak pernah merokok sedangkan dari 28 responden

UmurKebiasaan Merokok

TotalP

Tidak pernahmerokok

Terbiasamerokok

n % n % n % ORRemaja 43 64,2 24 35,8 67 100 0,031 4,479Dewasa awal 4 28,6 10 71,4 14 100 (1,267-15,830)Jumlah 47 58,0 34 42,0 81 100

Uang sakuperhari

Kebiasaan Merokok

TotalP

Tidak pernahmerokok

Terbiasamerokok

n % n % n % ORTinggi 11 39,3 17 60,7 28 100 0,025 0,306Rendah 36 67,9 17 32,1 53 100 (0,116-0,792)Jumlah 47 58,0 34 42,0 81 100

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

28

yang uang saku perharinyanya tinggi 60,7% terbiasa merokok. Dari hasil uji chi

square di dapat nilai P Value = 0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga

terdapatnya hubungan yang signifikan antara dengan Kebiasaan Merokok Siswa

Di Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Dilihat dari nilai OR 4,479 maka dapat diartikan bahwa uang saku perhari

yang rendah memiliki peluang 4 kali tidak pernah merokok dari pada responden

dengan uang saku perhari yang tinggi.

c. Anggota keluarga yang merokok dengan Kebiasaan Merokok

Tabel 4.4. Hubungan Anggota keluarga yang merokok dengan KebiasaanMerokok Siswa Di Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan RayaTahun 2013.

Sumber: data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 34 responden yang anggota

keluarga yang merokoknya tidak ada 76,5% tidak pernah merokok sedangkan dari

47 responden yang anggota keluarga yang merokoknya ada 55,3% terbiasa

merokok. Dari hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,008 dan ini lebih

kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara dengan

Kebiasaan Merokok Siswa Di Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Dilihat dari nilai OR 4,024 maka dapat diartikan bahwa anggota keluarga

yang merokok yang tidak ada memiliki peluang 4 kali tidak pernah merokok dari

pada responden dengan anggota keluarga yang merokok yang ada.

Anggotakeluargayangmerokok

Kebiasaan Merokok

TotalP

Tidak pernahmerokok

Terbiasamerokok

n % n % n % OR

Tidak ada 26 76,5 8 23,5 34 100 0,008 4,024Ada 21 44,7 26 55,3 47 100 (1,512-10,711)Jumlah 47 58,0 34 42,0 81 100

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

29

4.2. Pembahasan

4.2.1. Umur dengan Kebiasaan Merokok

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 67 responden yang umurnya

remaja 64,2% tidak pernah merokok sedangkan dari 14 responden yang

umurnyanya dewasa awal 71,4% terbiasa merokok. Jelas bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara umur dengan kebiasaan merokok.

Hal ini disebabkan oleh responden yang berumur diatas 16 tahun lebih

berani untuk merokok karena mereka meras dirinya sudah dewasa dan berhak

melakukan apapun yang hendak mereka lakukan termasuk merokok. Hal ini

sesuai dengan pendapat Oskamp (1984) menyatakan baha setelah mencoba

merokok pertama mereka seorang individu menjadi ketagihan merokok dengan

alasan-alasan seperti kebiasaan, menurut kecemasan dan mendapat penerimaan.

Orang mencoba untuk merokok awalnya karena ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.

Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan

(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memilki skor tinggi pada

berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan

dengan mereka yang memiliki skor yang rendah. Faktor kepribadian merupakan

faktor penyabab dari dalam diri individu (intrinsik). Ada beberapa tipe-tipe

kepribadian pada diri seseorang yang dapat memicu untuk merokok, misalnya

konformitas sosial dan kepribadian lemah. Faktor penyebab ini keberadaannya

tidak dapat dirubah. Hal ini sama dengan faktor intrinsik lainnya seperti umur dan

genetic (Samoele, 2006).

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

30

4.2.2. Uang saku perhari dengan Kebiasaan Merokok

Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara uang saku perhari dengan

kebiasaan merokok dimana dari 53 responden yang uang saku perharinya rendah

67,9% tidak pernah merokok sedangkan dari 28 responden yang uang saku

perharinyanya tinggi 60,7% terbiasa merokok.

Faktor pemungkin perilaku merokok adalah tersedianya rokok dijual di

sekitar rumah, selain itu penjualan eceran atau batangan meningkatkan akses anak

dan remaja terhadap rokok. Penjualan rokok batangan merupakan hal yang biasa,

walaupun harga per bungkus sudah rendah.

Dampak yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi rokok yaitu dapat

menyebabkan pemborosan, karena uang yang semestinya bukan digunakan untuk

merokok dengan rokok remaja tidak segan-segan memotong atau memangkas

uang jajan yang diberikan oleh orang tua. Bahkan diketahui bahwa kebanyak

remaja memporoleh uang untuk membeli rokok dengan membohongi orang tua

mereka bahwa disekolah ada kegiatan yang mebutuhkan dana atau sumbangan

dari siswa. Selain itu untuk dampak yang besar dari merokok responden dalam

penelitian ini belum terlalu merasakan dampak dari perilaku merokok karena

responden atau remja tersebut masih kategori perokok ringan.

4.2.3. Anggota keluarga yang merokok dengan Kebiasaan Merokok

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 34 responden yang anggota

keluarga yang merokoknya tidak ada 76,5% tidak pernah merokok sedangkan dari

47 responden yang anggota keluarga yang merokoknya ada 55,3% terbiasa

merokok dan diperkuat dengan hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,008

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

31

dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan

antara dengan Kebiasaan Merokok Siswa Di Smp Negeri 9 Kuala Kabupaten

Nagan Raya.

Hal ini disebabkan karena keluarga adalah panutan yang terbaik menurut

kita sehingga apapun yang dilakukan oleh anggota keluarga cenderung baik

menurut anggota keluarga lain termasuk merokok dan apapun yang dilakukan

kemungkinan besar diikuti anggota keluarga yang lain. Menurut Nasution (2007)

dari survey terhadap perokok bahwa faktor-faktor yang menyababkan remaja

merokok salah satunya adalah adanya orang tua atau saudara yang merokok.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam interaksi,

membentuk pola perilaku dan sikap seseorang yang dipengaruhi norma dan nilai

yang terdapat dilingkungan keluarga, kemungkinan seseorang menjadi perokok

lebih tinggi pada keluarga yang orang tuanya perokok.

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Adanya hubungan antara umur dengan kebiasaan merokok dengan nilai P

Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,031.

2. Adanya hubungan antara uang saku perhari dengan kebiasaan merokok

dengan nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,025.

3. Adanya hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan

kebiasaan merokok dengan nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu

0,008.

5.2. Saran

1. Kepada orang tua agar lebih memperhatikan lagi anaknya dikarenakan masa

remaja adalah masa yang sangat rentan dalam pengaruh oleh karena itu orang

tua harus lebih produktif lagi dalam memperhatikan anaknya, selain itu orang

tua adalah panutan bagi anak kebiasan orang tua yang buruk akan diikiti oleh

anak maka dari itu orang tua harus bersikap baik agar anak juga bersikap

baik.

2. Kepada remaja agar lebih meningkatkan kesadaran akan bahayanya merokok

serta mencari informasi mengenai bahaya merokok selain itu remaja harus

selektif dalam bergaul teman yang buruk akan membaa remaja menjadi buruk

juga.

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN KEBIASAAN …repository.utu.ac.id/223/1/BAB I_V.pdf · Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Departemen KesehatanR.I. , 2003. Mitos dan Fakta tentang tembakau diIndonesia. Jakarta.

----------------------------------- , 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentangKebijakan Dasa Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

----------------------------------- , 2006. Lakukan Gaya Hidup Sehat. Jakarta

Dinas Kesehatan, 2002. Jaminan Pemeliharaan kesehatan masyarakat. BaktiHusada, Jakarta.

Gondodiputro, Sharon , 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk SediaanTembakau. Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.

Iskandarsyah, Aulia , 2006. Remaja dan Permasalahanya,Jurnal Fakultaspsikologi Universitas Padjajaran, Bandung.

Notoadmojo, Soekidjo , 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, RinekaCipta, Jakarta.

Peraturan Pemerintah RI no.19 tahun2003 tentang pengamanan rokok bagikesehatan, Jakarta.

Soetjiningsih,2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya, SagungSeto. Jakarta.