Page 1
a
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ADOPTER,
KARAKTERISTIK INOVASI, DAN SALURAN KOMUNIKASI
TERHADAP TINGKAT ADOPSI PROGRAM SIARAN IKI
SUROBOYO REK DI JEJE RADIO 105,10 FM SURABAYA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
GITA JUNIARTI
1111051100003
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H / 2015 M
Page 5
i
ABSTRAK
Gita Juniarti (1111051100003)
Hubungan Karakteristik Adopter, Karakteristik Inovasi, dan Saluran
Komunikasi Terhadap Tingkat Adopsi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
JeJe Radio 105, 10 FM.
Kelebihan dari media penyiaran radio adalah segmentasi audien telah
terkelompok dengan sendirinya, mulai dari segmentasi remaja, perempuan, hingga
pebisnis. Hal ini mendorong perusahaan – perusahaan radio untuk menciptakan
program siaran yang sesuai dengan selera pasar. Contohnya, sebagian besar radio
di kota besar dengan segmentasi remaja menciptakan program siaran tentang
budaya Korea. Tujuannya, perusahaan radio memenuhi selera audien agar
loyalitas audien terhadap stasiun radio tetap konstan, bahkan semakin meningkat.
Di sisi lain, salah satu radio di Surabaya menciptakan inovasi berupa program
siaran bernama Iki Suroboyo Rek. Isi dari program siaran tersebut mengulas
tentang sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Tentunya, berbagai faktor
mendorong audien untuk mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek, bahkan
audien menerapkan isi program siaran dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka muncul berbagai pertanyaan,yaitu
apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan program siaran Iki
Suroboyo Rek? Apakah terdapat hubungan antara karakteristik inovasi dengan
program siaran Iki Suroboyo Rek? Apakah terdapat hubungan antara saluran
komunikasi dengan program siaran Iki Suroboyo Rek?
Teori yang digunakan oleh peneliti adalah difusi inovasi. Teori tersebut
terbentuk dari penelitian Everett M. Rogers tentang tingkat adopsi petani di
Iowa terhadap inovasi berupa bibit jagung hibrida. Rogers menuliskan bahwa
karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran komunikasi
mempengaruhi petani untuk mengadopsi bibit jagung hibrida. Dengan
menggunakan teori ini, peneliti menganalisis tingkat adopsi masyarakat Kota
Surabaya terhadap inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode survei dengan
paradigma positivisme dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian
eksplanatif. Populasi dari penelitian ini adalah penduduk Kota Surabaya yang
mengetahui program siaran Iki Suroboyo Rek dan mengikuti media sosial JeJe
Radio.Populasi dibagi strata berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu responden
SMP, SMU, dan perguruan tinggi untuk pembentukan sampel.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara karakteristik adopter (tingkat pendidikan dan tahun individu
mengakses program siaran), karakteristik inovasi (keuntungan relatif, kesesuaian
inovasi dengan kebutuhan individu, kemudahan dalam memahami program siaran,
inovasi mudah diuji coba, dan inovasi mudah diamati secara konkret), dan saluran
komunikasi (jumlah sumber informasi dan jumlah media yang digunakan
individu untuk mengakses program siaran) dengan tingkat adopsi inovasi.
Semakin besar peran faktor – faktor di atas, maka adopter semakin cepat
mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi.
Keyword : inovasi, program siaran, radio, pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Page 6
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil‟alamin…
Tiada kata yang pantas penulis haturkan selain puja dan puji syukur
kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberikan
kekuatan fisik dan psikis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
Hubungan Karakteristik Adopter, Karakteristik Inovasi, dan Saluran
Komunikasi Terhadap Tingkat Adopsi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
JeJe Radio 105,10 FM Surabaya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengerjakan
skripsi ini. Mulai dari proses “dimatangkan” oleh dosen pembimbing tentang
esensi dari penelitian ini sebelum berangkat ke Surabaya untuk mengambil
data, melakukan wawancara survei kepada ratusan responden untuk
memperoleh data sebagaimana mestinya, mengolah data, hingga menuliskan
dalam bentuk skripsi. Di dalam tiap langkah menyelesaikan penelitian ini,
peneliti telah dibantu oleh banyak pihak sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada Prof. Dr. Ir. Andoyo Supriyantono, M.Sc dan Dr. Ir. Djumiati
Mustiah, M.Si selaku kedua orang tua penulis. Terima kasih untuk doa,
semangat, hingga asupan financial yang tidak pernah putus walau Papa dan
Page 7
iii
Mama jauh di Manokwari. Semoga 15 – 20 tahun lagi, penulis bisa
memperoleh berbagai gelar, prestasi di bidang akademik, dan mengabdi untuk
memajukan Papua seperti Papa dan Mama.
Penulis juga mempersembahkan ucapan terima kasih sebanyak –
banyaknya kepada pihak – pihak berikut :
1. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, MA, selaku Wakil Dekan I,
Dr. Roudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi, M.Si,
selaku Wakil Dekan III.
2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra. Hj.
Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik.
3. Bintan Humeira, M.Si selaku dosen pembimbing. Terima kasih telah
menjadi orang tua kedua penulis dan bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, mencurahkan kasih sayang, hingga mendengarkan curhat
penulis di sela – sela kesibukan yang semakin menumpuk.
4. Fita Faturrohmah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih
telah meluangkan waktu untuk memberi arahan dan perhatian yang luar
biasa kepada penulis beserta para mahasiswa Jurnalistik A angkatan 2011.
5. Siti Nurbaya, M.Si selaku dosen broadcasting. Terima kasih telah
memberikan banyak masukan tentang program siaran radio, jenis radio,
dan pengetahuan lain tentang radio di sela – sela bimbingan skripsi.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mencurahkan berbagai ilmu kepada penulis.
Page 8
iv
7. Kepada keluarga besar JeJe Radio Surabaya. Terima kasih Mbak Tika,
Mbak Fitri, Mas Dhendy, Mas Maulana, Mas Chung Chung, dan teman-
teman divisi survei JeJe Radio yang telah banyak membantu penulis
untuk memperoleh data primer.
8. Gilang Yudhistira Juantari, M.Sc dan Thesa Septine Citra Priyono, S.T,
selaku kakak dari penulis yang tidak pernah bosan memberi nasihat. Untuk
adikku,Gina Andini Putri yang sedang kuliah di Bandung dan adik
bungsu Gifar Andika Putra. Semoga Allah SWT memudahkan tiap
langkah kalian untuk sukses dunia-akhirat.
9. Teman – teman Jurnalistik angkatan 2011, terutama Jurnalistik kelas A.
Terima kasih tanpa terkecuali untuk kalian yang sudah mempercayai
penulis sebagai ketua mahasiswa selama semester 1 sampai semester 7.
10. Keluarga kecil dalam grup “Bimbingan Bu Bintan” yang terbentuk di
whatsapp. Terima kasih untuk Novi, Mira, Wulan, Wina, Anet, dan Olivia
sebagai kawan diskusi sembari menunggu giliran bimbingan.
11. Keluarga besar LPM INSTITUT, khususnya untuk 14 teman satu
angkatan dan satu perjuangan. Kalian sungguh luar biasa.
12. Kepada Ibu Eliss Sukmawati, M.Si selaku dosen pembimbing KKN. Juga
teman – teman KKN Bakti Mahasiswa untuk Bumi Pertiwi (BAMBU).
Sebulan bersama kalian di Desa Sukasari, Tangerang, masih membekas
sampai sekarang.
13. Alumni SMA Negeri 1 Manokwari angkatan 2008 – 2011, yang kini
tersebar di seluruh penjuru Indonesia, Jerman, Jepang, dan China. Foto
Page 9
v
kalian mengenakan toga beserta dukungan, semangat, dan doa agar penulis
cepat wisuda membuat penulis bersemangat untuk segera lulus dan
memajukan Papua Barat bersama kalian.
14. Keluarga besar penulis yang tersebar di penjuru Indonesia. Terima kasih
banyak untuk asupan doa, semangat, dan saran yang tidak pernah putus.
15. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
untuk semangat, dukungan, dan kesempatan yang telah kalian berikan
hingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penulis berharap, Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas
segala kebaikan pihak – pihak yang telah saya sebutkan di atas. Akhir kata,
semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi JeJe Radio, radio – radio lain di
Indonesia, dan juga para peneliti selanjutnya.
Ciputat, Oktober 2015
Gita Juniarti
Page 10
vi
DAFTAR ISI
Abstrak …………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ………………………………………………………... ii
Daftar Isi ………………………………………………………………. vi
Daftar Tabel …………………………………………………………… x
Daftar Gambar ……………………………………………………….... xiii
Daftar Lampiran ……………………………………………………..... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ……………………… 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 8
D. Signifikansi Penelitian …………………………………….. 9
E. Kerangka Penelitian ……………………………………….. 10
F. Telaah Pustaka ……………………………………………... 11
G. Sistematika Penulisan …………………….………………... 18
BAB II : KAJIAN TEORITIS
A. Daya Tarik Stasiun Radio ………………………………... 19
B. Program Siaran Radio …………………………………….. 26
C. Inovasi ……………………………………………………… 28
D. Teori Difusi Inovasi ………………………………………. 29
1. Sejarah dan Perkembangan Teori Difusi Inovasi …… 29
2. Proses Adopsi Inovasi ………………………………… 32
a. Perubahan Pengetahuan ……………………….. 38
b. Perubahan Sikap ………………………………. 39
c. Perubahan Perilaku…….………………………. 41
3. Kategori Adopter ………………………………………. 42
4. Faktor – Faktor Pendorong Adopsi Inovasi .……..…… 47
a. Karakteristik adopter …………………………... 47
b. Karakteristik inovasi …………………………… 49
c. Saluran komunikasi ………………….…………. 50
5. Esensi Teori Difusi Inovasi ………………………….... 55
6. Kelemahan Teori Difusi Inovasi ……………………… 57
E. Hipotesis Teori ……………………….…………………….. 59
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian ………………………...……………… 60
B. Pendekatan Penelitian ……………………………………….. 61
C. Jenis Penelitian ……………………………………..……/…. 62
D. Subjek dan Objek Penelitian ……………………...…….….. 63
E. Populasi dan Sampel ……………….………………………... 64
Page 11
vii
1. Populasi Penelitian ………………………………………. 64
2. Sampel Penelitian ………………………………………... 65
F. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………….… 69
G. Operasionalisasi Variabel ……………………………………. 70
1. Faktor – Faktor Pendorong Adopsi Inovasi …………….. 70
2. Tingkat Adopsi Inovasi ………………………………….. 76
H. Sumber dan Metode Pengumpulan Data ………………….... 79
1. Sumber Data …………….………………………………... 79
2. Metode Pengumpulan Data …………….………………... 80
I. Validitas dan Reliabilitas Data ……………………………... 81
1. Validitas Data …………………………………………….. 81
2. Reliabilitas Data ………………………….………………. 83
J. Teknik Analisis Data ………………………………….……... 84
1. Analisis Tingkat Adopsi Inovasi ………………………... 84
2. Analisis Korelasi Variabel Dependen dan Independen... 85
a. Uji Signifikansi Konsep Penelitian …….…………… 85
b. Uji Korelasi …………………………….…………….. 87
K. Hipotesis Statistik ……………………………….…………… 88
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum JeJe Radio ……………………………….. 89
1. Sejarah dan Perkembangan JeJe Radio …………………. 89
2. Program Siaran di JeJe Radio …………………………... 93
3. Divisi Operasional JeJe Radio …………………………... 95
4. Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek …………………. 100
5. Media Publikasi Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek…. 103
B. Hasil Penelitian ………………………………………………. 106
1. Karakteristik Adopter ……………………………………. 106
a. Tingkat Pendidikan …………………………………... 106
b. Tahun Mengakses Program Siaran …………………. 107
2. Karakteristik Inovasi …………………………………….. 108
a. Keuntungan Relatif ………………………………...… 108
b. Inovasi Sesuai dengan Kebutuhan Individu …...…... 110
c. Inovasi Mudah untuk Dipahami ………...………….. 111
d. Inovasi Mudah untuk Diakses …………………….... 113
1) Inovasi Mudah Diakses Melalui Radio… ……… 113
2) Inovasi Mudah Diakses Melalui Twitter ….……. 115
3) Inovasi Mudah Diakses Melalui Facebook ...…... 117
e. Inovasi Mudah untuk Diamati Secara Konkret ……. 118
1) Lokasi Sejarah Kota Surabaya dan Budaya
Jawa Timur Mudah untuk Dikunjungi .…..…….. 119
2) Kuliner Khas Jawa Timur Mudah untuk
Dikonsumsi ……………………………………….. 120
3) Upacara Adat dan Festival Budaya Jawa Timur
Mudah untuk Dikunjungi………………………… 122
Page 12
viii
3. Saluran Komunikasi ……………………………………… 123
a. Jumlah Sumber Informasi yang Digunakan
Individu ……………………………………………..... 124
b. Media yang Digunakan untuk Mengakses Program
Siaran …………………………………………………. 126
c. Frekuensi Mendengar Program Siaran ……………… 129
4. Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku …..……….. 131
a. Pengetahuan Individu Terhadap Inovasi ……………. 131
1) Pengetahuan Individu Terhadap Lokasi Sejarah
Kota Surabaya dan Budaya Jawa Timur ...…….. 132
2) Pengetahuan Individu Terhadap Upacara Adat
dan Festival Budaya Jawa Timur ………………. 134
3) Pengetahuan Individu Terhadap Kuliner Khas
Jawa Timur..…………………………….………… 136
4) Pengetahuan Individu Terhadap Sejarah Kota
Surabaya ………………………………………..…. 138
5) Pengetahuan Individu Terhadap Tokoh-Tokoh
Penting di Kota Surabaya …………..………….... 140
b. Sikap Individu Terhadap Inovasi ……….…………... 142
c. Perilaku Individu dalam Menerapkan Inovasi ….….. 144
1) Mengunjungi Lokasi Sejarah dan Budaya Jawa
Timur ……………………………………………… 145
2) Mengunjungi Upacara Adat dan Festival Budaya
Jawa Timur ………………………...……………... 148
3) Mengonsumsi Kuliner Khas Jawa Timur ……… 150
4) Menceritakan Sejarah Kota Surabaya ………….. 152
5) Menceritakan Tokoh Surabaya …………………. 154
5. Tingkat Adopsi Inovasi …………………………..…….. 156
C. Analisis Temuan Data ………………………………………. 158
1. Hasil Uji Signifikansi Komsep Penelitian …………….. 158
2. Hasil Uji Korelasi ……………………...………………… 159
a. Hubungan Antara Karakteristik Adopter dan Tingkat
Adopsi Inovasi ……………………………….……….. 161
b. Hubungan Antara Karakteristik Inovasi dan Tingkat
Adopsi Inovasi ……………………………………….. 164
c. Hubungan Antara Saluran Komunikasi dan Tingkat
Adopsi Inovasi ……………………………………….. 177
D. Interpretasi ……………………………………………………. 181
E. Kelemahan Penelitian ………………………………………... 190
1. Metode Pengumpulan Data ……………………………… 190
2. Penggunaan Jenis Penelitian Eksplanatif untuk Mengukur
Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku...................... 191
Page 13
ix
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….... 195
B. Saran ………………………………………………………….. 196
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 199
LAMPIRAN ……………………………………………………………... 203
Page 14
x
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel X …..……………………….... 70
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel Y …….……………………….. 76
Tabel 3.3 Jumlah responden yang mengikuti try out uji validitas …. 82
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ………………… 88
Tabel 4.1 Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan …… 107
Tabel 4.2 Jumlah responden berdasarkan tahun mengakses
program siaran untuk pertama kali …………………….. 107
Tabel 4.3 Persepsi responden tentang keuntungan relatif program
siaran Iki Suroboyo Rek …………………………………. 109
Tabel 4.4 Persepsi responden tentang kesesuaian inovasi dengan
kebutuhan responden ……………………………………... 110
Tabel 4.5 Persepsi responden tentang inovasi mudah untuk
dipahami …………………………………………………... 111
Tabel 4.6 Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui radio ……………………………………. 114
Tabel 4.7 Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui twitter …………………………………... 115
Tabel 4.8 Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui facebook ………………………………... 117
Tabel 4.9 Persepsi responden tentang lokasi sejarah Kota Surabaya
dan budaya Jawa Timur mudah untuk dikunjungi …... 119
Tabel 4.10 Persepsi responden tentang kuliner khas Jawa Timur
mudah untuk dikonsumsi ………………………………... 121
Tabel 4.11 Persepsi responden tentang upacara adat dan festival
budaya Jawa Timur mudah untuk diikuti ………..…….. 122
Tabel 4.12 Jumlah responden berdasarkan jumlah sumber informasi
yang digunakan untuk mencari informasi tentang
inovasi …………………………………………….……… 124
Tabel 4.13 Jumlah responden berdasarkan jenis sumber informasi
yang digunakan untuk mengetahui informasi tentang
inovasi …………………………………………………..… 125
Tabel 4.14 Jumlah responden berdasarkan jumlah media yang
digunakan untuk mengakses isi program siaran……….. 126
Tabel 4.15 Jumlah responden berdasakan jenis media untuk
mengakses isi program siaran ……………………..……. 128
Tabel 4.16 Jumlah responden berdasarkan frekuensi mendengar
program siaran melalui radio ………………………...…. 129
Tabel 4.17 Jumlah responden berdasarkan waktu individu
mendengar program siaran dalam waktu satu minggu ... 130
Tabel 4.18 Jumlah responden berdasarkan jumlah lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang diketahui
oleh responden ……………………………………………. 132
Page 15
xi
Tabel 4.19 Jumlah responden berdasarkan lokasi sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur yang diketahui
oleh responden ………………..…………………………. 133
Tabel 4.20 Jumlah responden berdasarkan jumlah upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur yang diketahui oleh
responden …………………………………………..…….. 134
Tabel 4.21 Jumlah responden berdasarkan upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur yang diketahui oleh
responden ……………………………………………..….. 135
Tabel 4.22 Jumlah responden berdasarkan jumlah kuliner khas Jawa
Timur yang diketahui oleh responden ………………….. 136
Tabel 4.23 Jumlah responden berdasarkan kuliner khas Jawa
Timur yang diketahui oleh responden ………………….. 137
Tabel 4.24 Jumlah responden berdasarkan jumlah sejarah Kota
Surabaya yang diketahui oleh responden ……………….. 138
Tabel 4.25 Jumlah responden berdasarkan sejarah Kota Surabaya
yang diketahui oleh responden …………………………... 139
Tabel 4.26 Jumlah responden berdasarkan jumlah tokoh-tokoh
penting di Kota Surabaya yang diketahui oleh
responden ………………………………………………….. 140
Tabel 4.27 Jumlah responden berdasarkan tokoh-tokoh penting di
Kota Surabaya …………………………………………….. 141
Tabel 4.28 Jumlah responden berdasarkan sikap responden untuk
mendukung kemajuan program siaran Iki Suroboyo Rek... 143
Tabel 4.29 Jumlah responden berdasarkan jumlah lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang telah
dikunjungi ……………………………………………….... 145
Tabel 4.30 Jumlah responden berdasarkan lokasi sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur yang telah
dikunjungi…………………………………………………. 146
Tabel 4.31 Jumlah responden berdasarkan jumlah upacara adat
dan festival budaya Jawa Timur yang telah dikunjungi….... 148
Tabel 4.32 Jumlah responden berdasarkan upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur yang telah dikunjungi……. 149
Tabel 4.33 Jumlah responen berdasarkan jumlah kuliner Jawa
Timur yang telah dikonsumsi …………………...……… 150
Tabel 4.34 Jumlah responden berdasarkan kuliner khas Jawa
Timur yang telah dikonsumsi …………………...……… 151
Tabel 4.35 Jumlah responden berdasarkan jumlah sejarah Kota
Surabaya yang telah diceritakan kepada responden lain….. 152
Tabel 4.36 Jumlah responden berdasarkan sejarah Kota Surabaya
yang telah diceritakan kepada responden lain ..............…. 153
Tabel 4.37 Jumlah responden berdasarkan jumlah tokoh di Kota
Surabaya yang telah diceritakan kepada responden lain…... 154
Tabel 4.38 Jumlah responden berdaarkan tokoh di Kota Surabaya
yang telah diceritakan kepada responden lain ……………. 155
Page 16
xii
Tabel 4.39 Penghitungan nilai tengah untuk mengelompokkan
tingkat adopsi inovasi program siaran Iki Suroboyo
Rek ……………………………………………………… 157
Tabel 4.40 Jumlah responden berdasarkan tingkat adopsi inovasi
program siaran Iki Suroboyo Rek ……………………… 157
Page 17
xiii
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian ……………………………………… 10
Gambar 4.1 Logo JJ Radio sejak tahun 2001 – 2012 ………………. 91
Gambar 4.2 Logo JeJe Radio sejak tahun 2012 hingga sekarang …. 91
Gambar 4.3 Kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek di Twitter
JeJe Radio Surabaya …………………………………….. 103
Gambar 4.4 Kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek di
Facebook JeJe Radio Surabaya …………………………. 104
Gambar 4.5 Kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek di
Instagram JeJe Radio Surabaya …………………………. 104
Gambar 4.6 Kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek di
Youtube JeJe Radio Surabaya …………………………… 105
Gambar 4.7 Acara off air JeJe Radio di Tunjungan Plaza…………. 105
Page 18
xiv
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Transkrip wawancara ………………………………….. 204
Lampiran 2 Kuesioner penelitian …………………………………... 208
Lampiran 3 Output nilai ……………………………………………. 217
Lampiran 4 Tabel thitung ……………………………………………... 226
Lampiran 5 Hasil uji validitas ……………….. ……………………. 227
Lampiran 6 Hasil uji reliabilitas …………………………………… 228
Lampiran 7 Surat – surat ……………………………………………. 229
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, media penyiaran yang telah tersegmentasi dengan baik
adalah stasiun radio. Berdasarkan riset, stasiun radio di kota besar tidak lagi
menjadi media yang bersifat umum dan membidik seluruh lapisan
masyarakat. Stasiun di kota besar telah membidik segmen secara tertentu,
misalnya segmentasi kalangan remaja, perempuan, pebisnis, dan lain – lain. 1
Perusahaan – perusahaan radio wajib menjalankan positioning agar
para audiens tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tersebut. Morrisan
(2013) menuliskan, positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan
dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, suatu merek, atau
perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak
memiliki penilaian tertentu. Dengan demikian, positioning harus dilakukan
dengan perencanaan yang matang dan langkah yang cepat. Pengelola media
penyiaran harus mengetahui bagaimana audien memproses informasi,
menciptakan persepsi, dan bagaimana pengaruh persesi dalam pengambilan
keputusan.2
1 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta : Kencana Media Group, 2013), cet-4, h.177 2 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
h.197
Page 20
2
Untuk melaksanakan positioning, perusahaan radio wajib mengetahui
seluk beluk tentang audien terlebih dahulu. Hasil penelitian di Amerika
Serikat membuktikan bahwa di kawasan perkotaan, sebagian besar audien
mendengar program siaran radio pada saat prime time, yaitu pada pukul
19.00 hingga 22.00. Jumlah pendengar menurun pada tengah malam hingga
dini hari, kemudian kembali meningkat ketika pagi hari.3 Jumlah tersebut
selalu konstan sehingga sejumlah perusahaan radio mengudarakan tayangan
yang menarik perhatian publik pada saat prime time. Contohnya, audien yang
mendengarkan program siaran berita pada pukul 19.00 berjumlah 25 ribu,
maka jumlah tersebut akan cenderung bertahan pada waktu siaran tersebut
setiap harinya. Jumlah audien mulai berkurang ketika para audien
menemukan program siaran yang lebih menarik untuk dikonsumsi
dibandingkan program siaran yang telah didengar sebelumnya. Hal ini
membuktikan bahwa positioning sangat penting untuk dijalankan oleh
perusahaan – perusahaan radio agar loyalitas audien tetap terjaga.
Di kota-kota besar di Indonesia, sejumlah radio bersegmentasi remaja
menjalankan positioning agar para remaja di dua kota besar tersebut tetap
loyal untuk mendengarkan beragam program siaran yang diciptakan oleh
perusahaan radio. Salah satu program siaran yang paling digemari oleh pasar
adalah program siaran tentang lagu dan budaya Korea. Di Bandung, terdapat
beberapa program siaran yang berhubungan dengan budaya Korea, antara
lain Jako Matsuri di SKY FM 105,5 FM, Happy Hanguk di CBL Radio
3 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
h.201
Page 21
3
91,7 FM, Ozriental di OZ Radio 103,10 FM, dan JATAKO (Japan Taiwan
Korea) di Swara Jatinangor 107,9 FM. Di Jakarta, sejumlah radio juga
mengeluarkan program siaran terbaru yang membahas mengenai budaya
Korea, antara lain Sunday Korea di PAS FM 92,4, KBS Program di Radio
Camajaya 102,6 FM, K.Pop Com di Soka FM 102, 2 FM, Korean Waves
Attack di Gen FM 98,7 FM, dan K.Pop Jjang di Trax FM 101,4 FM. Di
Kota Surabaya, berbagai macam radio juga mengeluarkan berbagai program
siaran baru yang berhubungan tentang kebudayaan Korea. Contohnya,
program sairan Solagracia di Elfara FM 99,0 FM, Korea and Mandarin di
Global 90,9 FM, dan Asian Hits di Istara FM.
Di saat radio – radio lain sedang berlomba – lomba menyajikan apa
yang disukai oleh pasar, salah satu radio bersegmentasi remaja di Kota
Surabaya tidak melakukan hal yang sama. JeJe Radio mengeluarkan inovasi
program siaran terbaru, yaitu program siaran Iki Suroboyo Rek. Program
siaran tersebut berbeda dengan sebagian besar inovasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan – perusahaan stasiun radio bersegmentasi remaja lainnya. Program
siaran karya JeJe Radio tidak berkaitan dengan topik yang membahas
tentang kultur negara lain. Program siaran Iki Suroboyo Rek justru
membahas tentang sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Secara
umum, terdapat lima tema dari program siaran Iki Suroboyo Rek yang
dibuat oleh tim kreatif JeJe Radio, yaitu :
1. Informasi tentang lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur terdapat di Kota Surabaya dan sekitarnya.
Page 22
4
2. Informasi tentang upacara adat dan festival budaya Jawa Timur yang
digelar di Kota Surabaya dan sekitarnya.
3. Informasi tentang kuliner khas Jawa Timur.
4. Pengetahuan tentang sejarah tentang Kota Surabaya.
5. Pengenalan tokoh-tokoh penting yang memajukan Kota Surabaya.
Kehadiran inovasi dapat mempengaruhi perkembangan pikiran
manusia. Pernyataan tersebut berdasar pada teori Darsono (2009) tentang
perkembangan pikiran manusia. Darsono (2009) menuliskan, pada dasarnya
pikiran manusia ditentukan oleh hal – hal yang baru. Perkembangan pola
pikir manusia yang hakiki ditentukan oleh faktor internal masyarakat, yaitu
inovasi dan discovery. Inovasi berperan sebagai pembaharuan penggunaan
sumber daya alam, alat kerja, metode kerja, dan tenaga kerja untuk produksi
barang dan jasa yang lebih efektif. Sementara discovery berperan sebagai
penemu sumber daya alam baru, alat kerja baru, metode baru, dan tenaga
kerja baru. Perpaduan antara inovasi dan discovery akan menjadi invention,
yaitu perkembangan pola pikir atau kebudayaan yang lebih baik jika
masyarakat telah menerapkan dalam kehidupan sehari – hari.4
Seperti halnya teori Darsono (2009) tentang perkembangan pemikiran
manusia, hakikatnya pikiran manusia ditentukan oleh hal – hal baru, termasuk
oleh inovasi yang hadir di sekitarnya. Tim kreatif JeJe Radio membuat
program siaran Iki Suroboyo Rek untuk menambah pengetahuan para remaja
4 Darsono. Budaya Organisasi. Kajian Tentang Organisasi, Budaya, Ekonomi, Sosial,
dan P olitik, (Jakarta : Nusantara Consulting, 2009),cet-1, h.53
Page 23
5
di Kota Surabaya tentang lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur, festival budaya dan upacara adat khas Jawa Timur, kuliner khas Jawa
Timur, kilasan sejarah Kota Surabaya, dan tokoh – tokoh penting yang telah
membangun Kota Surabaya. Kehadiran inovasi tersebut menjadi landasan
untuk mengembangkan pemikiran para remaja di Kota Surabaya. Tim kreatif
JeJe Radio mengharapkan, para remaja mengingat kembali bahwa Surabaya
merupakan kota pahlawan yang penuh dengan cerita sejarah dan kota yang
masih kental dengan budaya Jawa Timur.
Penyajian program siaran Iki Suroboyo Rek juga berbeda dari
program siaran – program siaran lainnya. Program siaran Iki Suroboyo Rek
tidak hanya berupa teks yang dibacakan oleh penyiar, tetapi juga berupa live
report dan talkshow dengan beberapa narasumber yang berkompeten dalam
hal sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Audiens dapat
menikmati program siaran Iki Suroboyo Rek melalui saluran 105,10 FM
pada hari Sabtu dan Minggu pukul 08.00, 12.00, 18.00, dan 20.00. Apabila
audiens tidak memiliki radio atau tidak sempat mendengarkan isi program
siaran melalui radio, audiens tetap dapat mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek melalui media sosial JeJe Radio dan rubrik advertorial di
media cetak lokal Surabaya, seperti majalah remaja Provoke, Surabaya City
Guide (SGC), dan koran Surya.
Pada tanggal 21 Februari 2015, program siaran Iki Suroboyo Rek
menyiarkan tempat – tempat menarik di Surabaya yang berhubungan dengan
hari raya Imlek. Pukul 08.00, reporter Jeje Radio menyiarkan secara
Page 24
6
langsung tentang kunjungan ke Kelenteng Sam Poo Tay Djien yang terletak
di Surabaya. Ketika Imlek tiba, kelenteng di ibukota Jawa Timur itu ramai
dikunjungi oleh masyarakat Tiong Hoa. Sementara itu, pukul 12.00, penyiar
di program siaran Iki Suroboyo Rek mendeskripsikan tentang kelenteng
tertua di Kota Surabaya, yaitu Kelenteng Hok Ang Kyong. Pukul 18.00,
program Iki Suroboyo Rek mengudarakan siaran tentang kuliner tradisional
yang berhubungan dengan hari raya Imlek di Surabaya. Pukul 21.00, penyiar
mengajak pendengar untuk mengenal lebih dekat mengenai tradisi memetik
angpau. Tradisi tersebut dilaksanakan oleh masyarakat Tiong Hoa pada hari
raya Imlek, teramasuk masyarakat yang bedomisili di Surabaya.
Berdasarkan pernyataan Rogers (1983), individu yang menerima
kehadiran sebuah inovasi akan melalui berbagai tahapan sebelum
memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut dalam kehidupan sehari –
hari. Tahapan tersebut akan mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu. 5
Tahapan pertama adalah individu mengetahui definisi inovasi,
fungsi inovasi, dan cara menggunakan inovasi (knowledge stage). Tahap
berikutnya adalah individu menerima bujukan dari berbagai macam media
untuk menggunakan inovasi tersebut, baik media interpersonal, media massa,
maupun media sosial (persuasion stage). Tahap selanjutnya adalah individu
membuat keputusan untuk menggunakan inovasi tersebut (persuasion stage).
Individu mencoba menggunakan inovasi tersebut dalam skala kecil. Hasil
dari percobaan tersebut mempengaruhi individu untuk menghentikan
5 Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier McMillan Publisher,
1983), 3rd
Edition, h. 163 – 186
Page 25
7
penggunaan inovasi tersebut atau melanjutkan menggunakan inovasi dalam
kehidupan sehari – hari (implementation stage). Pada akhirnya, individu
memutuskan untuk mengadopsi inovasi atau menolak inovasi tersebut.
(confirmation stage).
Sebelum individu mencapai keputusan final untuk menerapkan isi dari
program siaran Iki Suroboyo Rek dalam kehidupan sehari – hari, individu
akan diterpa oleh beberapa faktor. Rogers (1983) menyebutkan, beberapa
faktor yang mempengaruhi keputusan individu untuk mengadopsi inovasi
adalah karakteristik inovasi, karakteristik adopter, dan saluran komunikasi.
Faktor – faktor tersebut akan mendorong individu untuk mengadopsi inovasi
atau menolak inovasi. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis hubungan
antara faktor – faktor yang mempengaruhi individu dalam mengadopsi
inovasi dengan tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki
Suroboyo Rek.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengukur hubungan tingkat adopsi
inovasi dengan karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran
komunikasi saja. Peneliti sengaja tidak memasukkan sistem sosial ke dalam
variabel yang akan diteliti. Berdasarkan teori difusi inovasi, sistem sosial
Page 26
8
dioperasikan jika meneliti suku bangsa tertentu, komunitas suku atau agama,
sebuah organisasi, dan sistem lokal seperti desa6.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik adopter dengan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek?
2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik inovasi dengan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek?
3. Apakah terdapat hubungan antara saluran komunikasi dengan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kekuatan hubungan antara karakteristik adopter dan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek.
2. Mengetahui kekuaan hubungan antara karakteristik inovasi dan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek.
3. Mengetahui kekuatan hubungan antara saluran komunikasi dan
tingkat adopsi program siaran Iki Suroboyo Rek.
6Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London ; Collier Macmillan Publishers,
1983), 3rd edition, h. 27
Page 27
9
D. Signifikansi Penelitian
Signifikansi yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Signifikansi terhadap dunia akademis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi atau literatur bagi mahasiswa maupun sivitas akademika.
Bahan referensi tersebut berguna untuk penelitian atau kegiatan lain
yang berhubungan dengan difusi dan adopsi inovasi.
2. Signifikansi terhadap instansi terkait
Hasil dari penelitian ini akan menjadi informasi tentang
sejauh mana perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja di
Kota Surabaya terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek. Hal
tersebut menjadi bahan evaluasi bagi Jeje Radio agar meningkatkan
faktor – faktor yang mendukung dan membenahi faktor – faktor yang
tidak mendukung perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja
setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek.
3. Signifikansi terhadap masyarakat luas
Hasil dari penelitian ini akan menjadi panutan sekaligus
evaluasi bagi radio maupun media lain di Indonesia agar semakin
kreatif dan gencar dalam menyusun program siaran tentang
pengenalan daerah mereka masing – masing. Siaran tersebut sebagai
salah satu upaya agar tempat, upacara adat, festival budaya, dan
kuliner di Indonesia tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda.
Page 28
10
E. Kerangka Penelitian
Keterangan : = mempengaruhi
= terdiri dari
Gambar 1.1 Kerangka penelitian
X2(Karakteristik
Inovasi)
X1 (Karakteristik
Adopter)
X3(Saluran
komunikasi)
X1 .1(Tingkat pendidikan)
X1.2 (Tahun individu mengadopsi inovasi)
X2 .1(Keuntungan relatif)
X2.2 (Inovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat)
X2.3 (Inovasi mudah untuk dipahami)
X2.4.1 (Isi program siaran mudah diakses melalui r adio)
X2.4.2 (Isi program siaran mudah diakses melalui twitter)
X2.4.3(Isi program siaran mudah diakses melalui facebook)
X2.5.1 (Lokasi sejarah dan budaya di Surabaya mudah untuk dikunjungi)
X2.5.2 (Kuliner khas Jawa Timur mudah untuk dikonsumsi)
X2.5.3 (Upacara adat dan festival budaya mudah untuk diikuti)
X3.1 (Jumlah media sumber informasi)
X3.2 (Media yang digunakan individu untuk mengakses program siaran)
X3.3(Frekuensi mendengar program
siaran)
TINGKAT ADOPSI PROGRAM SIARAN IKI SUROBOYO REK
- Perubahan pengetahuan - Perubahan sikap
- Perubahan perilaku
Page 29
11
F. Telaah Pustaka
Penelitian tentang difusi inovasi sudah sering dilakukan, terutama
pada bidang studi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Berbagai metode
pertanian, bibit unggul, hingga teknologi pertanian diperkenalkan kepada
petani. Tujuannya untuk mempermudah kerja petani, menghemat anggaran
pengeluaran, dan dapat memproduksi hasil tani yang baik untuk dikonsumsi.
Seiring perkembangan zaman, penyuluhan – penyuluhan tentang inovasi diluar
ranah pertanian pun digalakkan pada lokasi yang masih tertinggal. Inovasi
tersebut bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, terutama di kawasan
pedesaan.
Beberapa penelitian tentang difusi inovasi dan adopsi inovasi telah
dilakukan oleh universitas nasional maupun internasional. Pada International
Journal of Agriculture and Biology, Gary S. Straquident dari University of
Idaho, Moscow beserta teman – temannya dari Kanada dan Pakistan
melakukan penelitian berjudul Assesing Probable Success : Applying Rogers
„Diffusion of Innovations‟ Theory for Method Agroforestry7. Penelitian
tersebut membahas tentang adopsi inovasi metode agroforestri. Agroforestri
merupakan teknik penanaman berbagai macam pohon dengan atau tanpa
tanaman setahun atau semusim pada lahan yang sama.
7 Gary. S Straquadine, 2005. Contionuing Education Article (Assesing Probable
Succes : Applying Rogers „Diffusion of Innovations‟ Theory to Agroforestry), International
Journal of Agriculture and Biology, pg. 1040
Page 30
12
Pada penelitian ini, peneliti dari Rusia, Kanada, dan Pakistan menuju
ke Nairobi, Kenya dengan harapan warga Afrika Barat mampu mengadopsi
inovasi berupa metode agroforesti. Hutan di Afrika mengalami penurunan
kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora fauna, kekeringan, dan perubahan
lingkungan global lainnya. Maka, para inovator ini hendak menawarkan
metode agroforesti untuk memadukan antara ilmu pertanian dan kehutanan
di negara tropis. Metode tersebut mengupayakan keselamatan hutan di
Kenya.
Setelah melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, Gary
menyimpulkan bahwa inovasi program pelestarian kehutanan kurang
berjalanan sukses. Penyebabnya, penduduk Nairobi, Kenya sulit untuk
mengadopsi inovasi tersebut karena tingkat kerumitannya tinggi dan
penduduk Kenya kurang yakin dengan inovasi tersebut karena program
agroforestri tidak bisa langsung diamati. Solusi yang ditawarkan oleh Gary
adalah disebarkannya agen – agen inovator yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan mumpuni tentang sistem agroforesti. Analoginya, mereka menjadi
„agen promosi‟ tentang metode tersebut. Kesimpulan dari jurnal ini pun
menyatakan bahwa masyarakat Nairobi, Kenya masuk dalam kategori
laggard (tradisional). Mereka membutuhkan bukti nyata dan konkret tentang
keberhasilan metode tersebut. Bukti nyata akan mendorong masyarakat
Nairobi untuk mengadopsi inovasi tersebut.
Untuk penelitian difusi inovasi dalam negeri, terdapat sejumlah jurnal,
skripsi dan tesis yang telah mengkaji tentang difusi dan adopsi inovasi.
Page 31
13
Jurnal karya Chitta Amalia Ilmiputri dan Tubagus Furqan Sofhani dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) mengkaji proses difusi inovasi peraturan
yang berpengaruh terhadap proses pengambilan kebijakan di Kabupaten
Sumedang. Kebijakan tersebut dibuat berdasarkan inisiatif Pusat Penelitian
dan Pengembangan Masyarakat Lokal (P3ML). Peraturan tersebut mengajak
masyarakat untuk ikut terlibat dalam peraturan pengambilan kebijakan
tingkat daerah. P3ML mendifusikan inovasi tersebut secara bertahap. Pertama,
mereka mendifusikan kepada anggota DPRD Sumedang. Kedua, mereka
mendifusikan inovasi tersebut kepada masyarakat Sumedang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan ketika
mendifusikan inovasi kepada DPRD dan masyarakat. Untuk mendifusikan
pesan kepada DPRD, P3ML hanya menyampaikan kepada ketua DPRD.
Selanjutnya, ketua DPRD memanggil ketua masing – masing fraksi untuk
mendifusikan inovasi tersebut. Ketua fraksi pun menyampaikan kepada
anggota – anggota fraksinya. Untuk tingkat DPRD, hal yang paling dominan
dalam proses adopsi inovasi adalah tipe keputusan dan peran opinion leader
dalam kelompok mereka. Anggota jajaran fraksi harus patuh kepada
pemegang otoritas dalam organisasi tersebut.
Di sisi lain, difusi inovasi kepada masyarakat Sumedang jauh lebih
sulit. Ketika anggota DPRD yang terbentuk dari fraksi – fraksi telah setuju,
terbentuklah Peraturan Daerah No. 1 tahun 2007, Peraturan Bupati No. 17
Tahun 2008, Peraturan Bupati No. 10 tahun 2008, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Sumedang tahun 2010 – 2013. Masyarakat
Page 32
14
diperkenalkan dengan aturan – aturan tersebut dan berhasil mengadopsi
inovasi tersebut setelah melewati kurun waktu 2 tahun. Kendala paling
utama adalah tingkat kerumitan inovasi yang sulit dipahami oleh masyarakat
Sumedang. Selain itu, masyarakat juga belum merasakan dampak inovasi
tersebut secara langsung. Akibat tidak bisa mengamati dampak secara
langsung, keyakinan dalam diri masyarakat untuk mengadopsi inovasi
tersebut masih terbilang rendah.8
Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan. Pertama, inovasi yang
ditawarkan tidak berbentuk fisik. Penelitian di Kenya menawarkan metode
agroforesti kepada masayrakat, sementara penelitian di Sumedang
menawarkan ide berupa peraturan perundang – undangan kepada DPRD dan
masyarakat. Kedua, lokasi penelitian berada di daerah yang masih tertinggal
sehingga masyarakat butuh agen penyampai inovasi yang gigih. Penelitian di
atas menggunakan teori difusi inovasi. Tiap individu yang tergabung dalam
organisasi dan sistem sosial diteliti dengan lima langkah difusi inovasi, yaitu
tahap pengetahuan, bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Langkah
– langkah tersebut dapat mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku individu
untuk mengadopsi atau menolak inovasi. Ide yang ditawarkan pun telah
memenuhi lima karakteristik inovasi yang ideal, yaitu memiliki keuntungan
relatif, tingkat kerumitannya rendah, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
dapat diamati, dan dapat diobservasi.
8 Chitta Amilia Ilmiputri, Tubagus Furqan Sofhani, 2011. Difusi Inovasi Model
Representasi Masyarakat Dalam Perencanaan Publik di Kabupaten Sumedang, Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V1N2 ITB , h. 550
Page 33
15
Sejumlah penelitian terdahulu membuktikan bahwa saluran
komunikasi juga mempengaruhi tingkat adopsi inovasi, baik inovasi
berbentuk fisik maupun non-fisik. Pada tesis karya Ordika (2012), peneliti
memperoleh temuan bahwa peran penyuluh dari psoyandu yang
berkomunikasi secara interpersonal dengan ibu-ibu rumah tangga di Desa
Singosari, Malang, Jawa Timur membawa dampak positif. Ibu-ibu rumah
tangga bersedia untuk menerapkan metode posyandu tumbuh aktif untuk
memeriksa balita dan batita mereka di posyandu terdekat.9
Temuan tersebut berbeda dengan tesis karya Syarifruddin (2003) yang
meriset mengenai peran media cetak dalam menyebarkan informasi tentang
inovasi beternak ayam broiler di Kendari, Sulawesi Tenggara. Media cetak
mempengaruhi peternak ayam untuk mengadopsi inovasi benih ayam boriler
guna meninggalkan ekonomi peternak di Kendari. 10
Pada penelitian Adelia (2014), petani di Ciawi, Bogor, Jawa Barat
lebih mengikuti isi program siaran di Radio Pertanian Ciawi (RPC) tentang
inovasi teknologi untuk mengolah hasil pertanian11
Artinya, tidak hanya media
interpersonal dan media cetak saja yang berhasil mempengaruhi individu
9 Dwi Bagus Ordika, Difusi Inovasi Posyandu Peduli Tumbuh Aktif Tanggap oleh
PT. Netsle Indonesia – Dancow Batita Bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga di Kota Malang Tahun 2012. Tesis Fakultas Kesehatan
Masyarakat (Jakarta : Universitas Indonesia, 2012), h. 84 10
Syariffudin, Pengaruh Media Cetak Dalam Proses Adopsi Inovasi dan Difusi
Inovasi Beternak Ayam Broiler di Kota Kendari.Tesis Program Studi Ekonomi Pertanian
dan Peternakan (Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 2003), h.139 11
Lia Adelia. Evektifitas Program Siaran Radio Pertanian Ciwawi (RPC) Terhadap
Pengembangan Masyarakat Dalam Mengolah Hasil Pertanian. Skripsi Fakultas Ekologi
Manusia (Bogor : Institut Pertanian Bogor, 2014), h.76
Page 34
16
untuk mengadopsi inovasi. Kekuatan media elektronik juga mempengaruhi
individu untuk mengadopsi inovasi.
Seiring perkembangan zaman, tidak hanya media interpersonal, media
cetak, dan media elektronik saja yang digunakan untuk mendifusikan
inovasi. Pada tesis karya Wahyuningsih (2013), nasabah bank CIMB lebih
cepat mengadopsi aplikasi rekening ponsel bank CIMB ketika membaca
informasi tentang aplikasi tersebut di fanpage facebook. 12
Artinya, media
sosial juga memiliki peran besar untuk mendorong individu mengadopsi
inovasi.
Untuk penelitian skripsi ini, peneliti mengambil populasi yang
berbeda dengan studi difusi inovasi yang lainnya. Masyarakat yang diteliti
berdomisili di ibukota Jawa Timur, yaitu Surabaya. Masyarakat di Surabaya
terhitung telah modern dan kosmopolitan. Masyarakat mudah untuk mencari
tahu informasi mengenai inovasi yang ditawarkan melalui berbagai jenis
saluran komunikasi. Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, para peneliti
menyimpulkan bahwa masyarakat di desa cenderung menerima inovasi
karena mereka membutuhkannya, namun tidak sedikit juga yang menolak
setelah melalui tahap percobaan. Bagi masyarakat desa, inovasi tergolong
kompleks untuk digunakan dan masyarakat cenderung tidak ingin mencoba
sesuatu yang baru. Hal ini didukung oleh sebagian besar penelitian yang
12 Pravita Wahyuningtyas. Difusi Inovasi Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus
Rekening Kampanye Ponsel Melalui Fanpage Facebook CIMB Indonesia), Tesis Program
Studi Komunikasi Massa dan Multimedia (Jakarta : Universitas Binus, 2013), h. 99
Page 35
17
mengenalkan biopestisida, penggunaan alat tangkap ikan, metode posyandu
tumbuh aktif, dan inovasi – inovasi lain untuk para petani, nelayan, ibu-ibu
PKK, dan para penggerak di desa.
Pada hasil penelitian Baron dan Graham (2007) berjudul Identifying
Key Factors in Adoption of Innovative Practive, Baron dan Graham (2007)
mengambil sampel penelitian penghuni di apartemen sederhana di San
Francisco. Mereka menganilisis tingkat adopsi inovasi para penghuni
apartemen tentang kunci apartemen yang lebih canggih dalam bentuk kartu
layaknya apartemen – apartemen mewah di San Francisco. Sebagian besar
penghuni mengadopsi inovasi tersebut, sementara sebagian kecil tidak
mengadopsi inovasi. Beberapa penghuni apartemen menganggap bahwa sulit
untuk mengurus segala sesuatu untuk kunci apartemen berbentuk kartu.13
Rujukan pustaka ini menyimpulkan bahwa tidak seluruh masyarakat yang
tergolong modern dan tinggal di kota besar akan mengadopsi sebuah
inovasi yang ditawarkan kepada mereka. Masyarakat di kota besar juga akan
menelisik lebih lanjut tentang karakteristik inovasi sebelum mengadopsi
inovasi.
Peneliti juga membutuhkan rujukan penelitian dengan teknik analisis
data yang sesuai. Salah satu penelitian yang dapat dijadikan rujukan adalah
jurnal karya Herdiawan (2014). Jurnal berjudul Diskontinuitas Penerapan
Inovasi Biogas oleh Peternak Sapi Perah ini meneliti tentang upaya
13
Michelle Baron, Graham Charles, 2007. Identifiying Key Factors in Adoption of
Innovative Practive. Birgham Young Univrsity Journal, h.17-24
Page 36
18
pemerintah mengintroduksi inovasi teknologi biogas untuk mengurangi
dampak negatif kegiatan peternakan. Diskontinuitas penerapan inovasi biogas
ini menunjukkan bahwa ide dan teknologi baru tentang biogas akan
terintegrasi ke dalam perilaku para peternak yang menrima inovasi tersebut.
Adapun metode analisis yang digunakan Herdiawan (2014) adalah
transformasi data tentang sikap responden yang memiliki skala ordinal
menjadi interval dengan Methode of Succesive Interval (MSI). Herdiawan
(2014) menggunalan analisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Momment (PPM).14
Metode analisis tersebut dirasa tepat untuk dijadikan
rujukan bagi penelitian adopsi inovasi terhadap siaran radio.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyusun hasil penelitian dengan
kerangka penyusunan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjadi dasar peneliti dalam mengangkat masalah adopsi
inovasi menjadi sebuah penelitian. Bab ini terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, hipotesa
penelitian,tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka penelitian, dan telaah
pustaka yang sebagai tinjauan terhadap penelitian – penelitian terdahulu
tentang difusi dan adopsi inovasi.
14
Gian Herdiawan, 2014.Diskontinuitas Penerapan Inovasi Biogas Oleh Peternak :
Studi Kasus di Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Ternak
Universitas Padjadjaran Bandung, Juni 2014, Vol. 1, No.1, h.6
Page 37
19
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori yang digunakan dalam penulisan ini. Isi
dari bab tinjauan pustaka adalah penjabaran tentang teori difusi inovasi,
mulai dari sejarah dan perkembangan teori difusi inovasi, esensi teori difusi
inovas, kelemahan dari teori difusi inovasi, proses adopsi inovasi, dan
kategori kelompok adopter. Selain itu, peneliti juga menyajikan tentang
definisi inovasi dan program siaran radio.. Pembahasan pada bab ini
diperoleh dari berbagai buku referensi.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang digunakan
untuk penelitian. Metodologi tersebut berisi tentang paradigma penelitian,
pendekatan penelitian, jenis penelitian, operasionalisasi variabel, teknik
pengambilan sampel, teknik pengambilan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil dari temuan data dan pembahasan dari
hasil termuan di lapangan. Pembahasan tersebut berisi tentang gambaran
umum media, penyajian temuan data, analisis hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen, interpretasi, dan kelemahan penelitian.
BAB V : Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Dua subbab tersebut
merupakan hasil akhir dari penelitian ini.
Page 38
20
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Daya Tarik Stasiun Radio
Pada awal tahun 2000, Hadley Cantril dari Princenton University, US
meneliti efek suara radio dari drama horror berjudul War of The World
terhadap kehidupan para pendengar. Drama horor itu diputar pada radio
milik pemerintah Amerika Serikat pukul 18.00 waktu setempat. Sebanyak 6
juta pendengar menyukai tayangan tersebut dan terus mengikuti drama horor
tersebut. Berkat efek suara yang sangat memukau, sekitar 1 juta pendengar
percaya bahwa ada UFO yang mendarat dan mengeluarkan makhluk –
makhluk aneh dari dalam kendaraan angkasa mereka. Makhluk tersebut akan
meneror bumi. Bahkan, tidak sedikit pendengar yang menelepon para kerabat
agar mengungsi. Ternyata, efek suara merupakan salah satu elemen dari daya
tarik stasiun radio yang mempertahankan loyalitas pendengar untuk
mengikuti program siaran drama radio tersebut.15
Rupanya, selain efek suara yang diciptakan oleh stasiun radio, masih
banyak elemen lain yang menjadi daya tarik stasiun radio. Rosalia (2010)
meneliti faktor-faktor penting daya tarik stasiun radio terhadap pendengar di
15
Jefferson D. Pooley, Micahel J. Socolow, 2013. Checking Up on The Invansion
from Mars : Hadley Cnatril. Paul F. Lazarfeld, and the Making of a Misremembered
Classic. International Journal of Communication 7, h. 920 – 948.
Page 39
21
Jawa Tengah. Rosalia menyebutkan empat faktor yang membuat pendengar
tertarik dan loyal pada sebuah stasiun radio16
, yaitu :
1) Faktor program siaran
Untuk memiliki keseluruhan program siaran yang dapat
dinikmati oleh target segmentasi, unsur utama dari faktor daya tarik
harus terpenuhi. Program siaran menjadi faktor utama pada daya
tarik sebuah stasiun radio. Pada faktor program siaran, Naiza
membaginya menjadi empat variabel, antara lain :
Pemancar radio yang berkualitas. Pemancar radio yang berkualitas
mempengaruhi daya tarik sebuah stasiun radio. Pasalnya, pendengar
tidak akan merasa nyaman jika mendengarkan siaran yang
salurannya terkadang terputus – putus, atau bahkan hilang sama
sekali. Stasiun radio harus memiliki kualitas pemancar dimana
pendengar dapat menikmati isi siaran radio dengan jelas.
Musik. Selain pemancar yang berkualitas tinggi, musik sebagai
hiburan juga menjadi bagian dari faktor program siaran yang
dicari oleh para pendengar. Saat ini, acara musik di televisi
sedang gencar – gencarnya, seperti Dahsyat di RCTI dan Inbox di
SCTV. Daya tarik acara musik di televisi adalah audiens bisa
menyaksikan penyanyi secara langsung atau menonton video clip
musik tersebut. Radio pun harus memiliki daya tarik dari program
siaran musik, yaitu dengan mengadakan program siaran request
16
Naiza Rosalia, 2010. Faktor – Faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi
Pendengar Radio di Kota Semarang, Jurnal Interaksi, h. 81 – 84.
Page 40
22
atau selalu update tentang musik – musik terbaru di kancah
nasional maupun internasional.
Isi program siaran. Produser dan kru radio lainnya harus kreatif
dalam menyusun isi dari program siaran, seperti jenis program
siaran, tema yang diangkat, hingga efek – efek suara yang
dibutuhkan. Semakin kreatif dan inovatif program tersebut, tidak
memungkinkan audiens pendengar juga semakin banyak.
Game. Permainan yang dibawakan oleh penyiar, seperti kuis yang
berhadiah merupakan faktor yang menjadi daya tarik audiens.
Game mampu mempertahankan loyalitas audiens untuk tetap
bertahan pada sebuah stasiun radio. Pendengar menyukai interaksi
dengan penyiar, apalagi yang bersifat menantang dan berhadiah.
Oleh karena itu, kru radio terus mengasah kreatifitas untuk terus
menciptakan permainan yang menarik dan hadiah yang disukai
oleh para pendengar.
2) Faktor materi siaran
Secara garis besar, materi siaran merupakan hal yang
berhubungan dengan siaran – siaran yang mengudara dan menarik hati
para audiens. Pada faktor materi siaran, Naiza menjabarkan menjadi
empat variabel, antara lain :
Penyiar. Penyiar merupakan bagian dari materi siaran. Pasalnya,
penyiar adalah orang yang menyampaikan tentang informasi yang
berkaitan dengan program, baik informasi mengenai iklan, lagu,
Page 41
23
atau promosi tentang sebuah program siaran baru maupun
promosi tentang stasiun radio tersebut. Penyiar yang baik adalah
penyiar yang mampu menyampaikan informasi secara jelas
sehingga penjelasan dari tutur katanya dapat dimengerti oleh
berbagai lapisan masyarakat.
Posisi brand. Hal ini lebih menitikberatkan pada usia brand radio
atau program siaran sehingga dapat berpengaruh pada materi
siaran yang diungkapkan oleh penyiar. Contohnya, jika stasiun
radio masih tergolong baru, maka penyiar akan terus berpromosi
mengenai stasiun radio tersebut. Jika salah satu program siaran
tergolong baru, maka penyiar juga akan berpromosi mengenai
program siaran tersebut. Tujuannya, agar target pendengar mampu
mengingat nama stasiun radio atau nama program siaran yang
masih tergolong baru.
Berita. Berita yang tidak disangka – sangka oleh pendengar dapat
menjadi daya tarik dari sebuah stasiun radio. Tentunya, berita
yang disampaikan oleh penyiar bersifat singkat, padat, dan jelas.
Berita yang diucapkan oleh penyiar termasuk materi dalam
penyiaran.
Media sosial.Media sosial berupa facebook dan twitter dari radio
sering dibanjiri oleh para pendengar yang mencurahkan berbagai
komentar. Para pendengar pun berharap komentar mereka yang
diposting via media sosial akan dibacakan oleh penyiar.
Page 42
24
Komentar, pesan, dan berita yang disampaikan melalui media
sosial memiliki nilai lebih dan menjadi salah satu faktor daya
tarik sebuah stasiun radio.
3) Faktor Audio Environment
Pada dasarnya, siaran radio merupakan „bisnis telinga‟. Segala
sesuatu yang berhubungan dengan audio pun harus indah. Oleh karena
itu, hal yang berhubungan untuk memperindah audio pada saat siaran
dilakukansangat dibutuhkan sebagai daya tarik siaran radio. Pada
faktor audio environtment, Naiza menjabarkan menjadi dua variabel
dalam faktor ini, antara lain :
Efek suara. Efek suara digunakan untuk melengkapi sebuah drama
atau games (permainan). Efek suara berguna untuk menciptakan
efek yang lebih dramatis, sehingga pendengar dapat
memvisualisasikan apa yang sedang disiarkan. Singkat kata, efek
suara akan memperkaya audio pada saat siaran.
Feature. Banyak cara yang digunakan stasiun radio untuk
menyampaikan informasi. Selain berita, ada bentuk informasi lain
yang digunakan untuk pelaporan fakta dengan gaya bercerita atau
bertutur. Feature banyak macamnya, seperti news feature, sidebar,
historical features, news background, personality sketches, dan
lainnya. Siapapun dapat membuat feature, namun sebelumnya harus
menguasai radio script, writing style, dan kemampuan meramu
fakta tanpa menyimpang. Untuk meramu feature menjadi menarik,
Page 43
25
maka dibutuhkan efek suara yang mendukung. Misalkan, efek
suara alam seperti gemericik air atau suara angin, efek suara nat
sound (situasi) seperti keramaian manusia yang mencerminkan
kepanikan atau suara jangkrik yang menandakan sepi , dan musik
untuk memperoleh efek dramatis.
4) Faktor Brand Action
Faktor keempat ini cukup berbeda dari tiga faktor lainnya.
Faktor brand action tidak bersinggungan langsung dengan kegiatan
on air. Namun, faktor tersebut juga menjadi daya tarik dari sebuah
stasiun radio. Pada faktor brand action, Naiza menjabarkan menjadi
tiga variabel, antara lain :
Radio streaming. Perkembangan teknologi menjadikan tiap stasiun
radio memiliki streaming di website pribadi milik radio. Asalkan
para pendengar memiliki jaringan internet yang kuat, mereka
dapat mengakses siaran radio via internet. Jadi, keberadaan radio
streaming dapat menjadi daya tarik stasiun radio karena
mempermudah pendengar untuk mengikuti siaran radio tanpa
harus membawa radio kemana – mana dan bergantung pada
pemancar. Pendengar sepenuhnya bergantung pada koneksi internet
yang lebih mudah untuk diperoleh.
Kegiatan off air. Kegiatan off air merupakan sebuah kegiatan
yang lazim dilaksanakan oleh perusahaan radio untuk
meningkatkan brand. Kegiatan off air sering dijadikan ajang
Page 44
26
promosi bagi stasiun radio, baik mempromosikan brand, channel
radio, maupun program – program siaran andalannya. Pada kegiatan
off air, para pendengar dapat bertemu langsung dengan staf yang
bekerja di perusahaan radio tersebut. Kegiatan off air menjadi
salah satu pendongkrak daya tarik stasiun radio, walaupun biaya
yang harus dikeluarkan cukup mahal dibandingkan biaya on air.
Endorse. Pendengar pasti tertarik apabila stasiun radio mampu
menghadirkan narasumber yang terkenal dan banyak memberikan
pengaruh untuk berbincang di stasiun radio. Informasi yang
disampaikan oleh para narasumber yang terkenal lebih mudah
diserap oleh para pendengar. Media yang memiliki akses untuk
menghubungi orang – orang terkenal dan berpengaruh, seperti artis,
penyanyi, penulis, motivator, politikus, dan lainnya lebih banyak
dilirik oleh para audiens. Bahkan, tak jarang radio mencuri
kesempatan agar orang – orang terkenal tersebut dapat
mempromosikan siaran radionya, sekaligus menjadi ajang promosi
dari radio tersebut.
B. Program Siaran Radio
Astuti (2008) menyatakan, program siaran adalah segala hal yang
ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiens.17
Sementara itu, Rosalia (2010) menuliskan bahwa program siaran radio
17
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio, Teori dan Praktik, (Bandung, Simbiosa
Rekatama Media ; 2009)., h.44
Page 45
27
merupakan faktor utama yang menjadi daya tarik dari stasiun radio18
.
Program siaran yang diminati oleh pendengar radio harus memiliki kualitas
pemancar yang baik. Selain itu, isi dari program siaran yang disampaikan
pun harus jelas, menarik, dan disukai oleh segmentasi pendengar. Pemahaman
pendengar radio pada isi program siaran radio berperan penting dalam
pembuatan keputusan suatu program radio. Pasalnya, isi dari program yang
disajikan menjadi salah satu faktor yang membuat audiens tertarik untuk
mengikuti siaran yang mengudara dan tertangkap oleh gelombang radio.
Morrisan (2013) menuliskan, dalam manajemen penyiaran, program
siaran pun memiliki strategi yang ditinjau dari aspek manajemen. Pertama,
program siaran radio melalui tahap perencanaan program. Perencanaan
program biasanya diarahkan kepada program apa yang diproduksi, pemilihan
program apa yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program untuk
menarik sebanyak mungkin audiens yang tersedia pada waktu tertentu.19
Pada tahap perencanaan program, pengelola media telah merancang strategi
agar mendapatkan audiens sebanyak mungkin dan mempertahankan
keloyalitasan audiens di program siaran mereka. 20
Selanjutnya, program siaran produksi dan pembelian program. Pada
tahap ini, penanggung jawab program akan melaksanakan rencana yang telah
ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program tersebut atau
18
Naiza Rosalia, 2010. Faktor – Faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi
Pendengar Radio di Kota Semarang, Jurnal Interaksi, h. 81 19
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta : Kencana Media Group, 2013), cet-4, h.274 20
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
h.274
Page 46
28
memperoleh dengan cara akuisisi dengan pihak lain. Pada tahap ini, program
dimulai dari ide atau gagasan dari pengelola media, penanggungjawab, atau
siapapun yang terlibat dalam pengelolaan media penyiaran tersebut.
Setelah melalui tahap produksi dan pembelian program, berikutnya
adalah tahap paling klimaks, yakni eksekusi program. Pada tahap ini, program
yang telah dipilih akan ditayangkan sesuai dengan susunan rencana.
Penayangan program tidak bisa dilakukan sembarangan. Program – program
tersebut harus melihat jadwal dari program siaran yang telah tayang
sebelumnya. 21
Pada tahap akhir, program siaran harus melalui tahap pengawasan
dan evaluasi program. Para kru yang tergabung dalam perencanaan program
ini akan menilai, seberapa jauh rencana dan tujuan yang telah tercapai.
Apabila program yang mengudara tidak berhasil menyedot audiens seperti
yang ditargetkan, maka langkah – langkah perbaikan perlu direncanakan. 22
C. Inovasi
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide,
perilaku, produk, informasi, dan praktek – praktek baru yang belum banyak
diketahui, diterima, dan diterapkan, dilaksanakan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau
mendorong terjadinya perubahan – perubahan di segala aspek kehidupan
21
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
h. 275 22
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
h. 276
Page 47
29
masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan – perbaikan mutu hidup setiap
individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.23
Sementara itu, menurut Rogers (1983), inovasi merupakan sebuah ide,
praktek, atau objek pemikiran yang baru dirasakan oleh individu atau satuan
kelompok yang mengadopsi. Inovasi dapat berwujud sebuah ide, praktik, dan
objek yang sebelumnya belum pernah dicoba, diamati, dan digunakan oleh
individu. Pernyataan di atas sesuai dengan tulisan Rogers (1983), yakni :
An innovation is an idea, practice, or object that is preceived as new
by an individual or other unit of adoption. It matters little, so far as
human behavior is concerned, whether or not an idea is “objectively”
new as measured by the lapse of time since it‟s first use or
discovery. The perceived newness of the idea for the individual
determines his or her reaction to it. If the idea seems new to the
individual, it is an innovation.24
D. Teori Difusi Inovasi
1. Sejarah dan Perkembangan Teori Difusi Inovasi
Teori difusi inovasi mulai mendunia sejak riset Everett M. Rogers
dan beberapa peneliti lainnya terbit pada tahun 1950. Mereka meneliti
topik yang sedang kontemporer pada masa itu, yaitu bidang pemasaran
dan budaya. Hasil dari penelitian difusi inovasi membuahkan tulisan
yang dijadikan rujukan penelitian di bidang pertanian dan komunikasi
pembangunan, antara lain buku Diffusion of Innovation karya Everett M.
Rogers (1961), Communication of Innovation karya F. Floyd Shoemaker
23
Mardikanto, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, (Solo : UNS Press, 1993), h.17. 24
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 11
Page 48
30
dan Everett M. Rogers (1962), A Cross Cultural Approach karya
Lawrence A. Brown (1971), dan A New Perspective Diffusion of
Innovation karya Lawrence (1981).
Sebelum Everett M. Rogers menerbitkan buku Diffusion of
Innovation, teori tersebut terlebih dahulu ditemukan oleh sosiolog
Perancis, yaitu Gabriel Trade. Ia memperkenalkan kurva difusi berbentuk
S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva tersebut menggambarkan bagaimana
suatu inovasi diadopsi oleh masyarakat dari dimensi waktu. Kurva ini
terdiri dari dua sumbu, dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat
adopsi dan sumbu lainnya menggambarkan dimensi waktu. Sejak saat itu,
tingkat adopsi dan cara melakukan difusi inovasi menjadi kajian dalam
ilmu sosial. Peneliti – peneliti sosial mulai bergerak untuk menggunakan
kurva S sebagai teori riset mereka.
Pada tahun 1940, peneliti Bryce Rian dan Neal Gross
menggunakan teori tersebut untuk meneliti tingkat adopsi inovasi petani
di Iowa, Amerika terhadap jagung hibrida. Jagung hibrida merupakan
sebuah temuan baru di Amerika saat itu. Apalagi, inovasi jagung hibrida
memiliki kesesuaian dengan negara empat musim. Objek penelitian
mereka adalah tingkat adopsi 259 petani yang hidup di desa – desa
pinggiran Iowa. Dua peneliti tersebut bertanya kepada para petani,
bagaimana mereka mendapatkan informasi mengenai jagung hibrida dan
bagaimana cara mereka menerapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Page 49
31
Seluruh petani di dua desa pinggiran Iowa berhasil mengadopsi
inovasi jagung hibrida setelah inovator menyebarkan informasi selama 9
tahun. Inovator yang diterjunkan ke dua desa tersebut sangat menguasai
ilmu pertanian, namun sulit untuk meyakinkan para petani agar
mengadopsi inovasi tersebut karena terkendala faktor – faktor yang
mempengaruhi tingkat adopsi. Faktor – faktor tersebut antara lain
karakteristik adopter, karakteristik inovasi, sistem sosial, dan saluran
komunikasi.
Pada akhirnya, peneliti menggabungkan dua cara berkomunikasi,
yaitu menggunakan media massa dan interpersonal. Beberapa petani
tertarik dan lebih sigap dalam mencari informasi tentang inovasi. Para
petani inilah yang lebih cepat mengadopsi inovasi. Para petani tertarik
dengan penjelasan inovator mengenai keuntungan, kesesuaian dan tingkat
kerumitan pengelolaan jagung hibrida. Setelah mencoba olah tanam
jagung hibrida dan terlihat hasil positif jagung hibrida, para petani pun
mengadopsinya. Setelah itu, petani yang telah berhasil akan menjelaskan
secara interpersonal kepada petani lainnya.25
Begitulah saluran komunikasi
yang digunakan oleh masyarakat di pinggiran Iowa saat itu sehingga
seluruh petani berhasil mengadopsi inovasi tersebut.
Kontribusi dari teori difusi inovasi terhadap perubahan sikap
manusia berkembang dari tahun ke tahun. Pada era 1950-an, teori difusi
25
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 32 – 34
Page 50
32
inovasi hanya ditujukan untuk para petani saja. Perkembangan terjadi
para era 1960-an, ketika para peneliti mulai menggunakan teori tersebut
ke dalam penelitian yang berhubungan dengan peningkatan ekonomi di
Amerika Serikat. Artinya, tidak hanya bidang pertanian saja yang
dijadikan tema penelitian, tetapi juga bidang profesi lain yang perlu
mengenal inovasi – inovasi terbaru untuk meningkatkan ekonomi mereka.
Pada tahun 1970-an, teori difusi inovasi digunakan untuk penelitian di
negara – negara berkembang. Tujuannya, agar ekonomi di negara – negara
berkembang semakin meningkat. Meskipun teori difusi inovasi sempat
menuai kritikan dari para ahli sosiologi karena bias, teori tersebut tetap
digunakan untuk penelitian – penelitian sosial hingga masa kini.26
2. Proses Adopsi Inovasi
Adopsi dan difusi inovasi memiliki hubungan yang sangat erat.
Rogers (1983) telah menjelaskan bahwa adopsi merupakan keputusan untuk
menggunakan inovasi, yaitu gagasan, metode, dan objek yang dianggap baru
oleh seseorang atau sekelompok orang. Inovasi tersebut digunakan untuk
perubahan pada aspek kehidupan masyarakat untuk perubahan mutu
kehidupan menjadi lebih baik.
Individu telah melewati berbagai tahapan untuk mengadopsi inovasi.
Keberhasilan individu dalam mengadopsi inovasi ditandai dengan perubahan
pengetahuan , perubahan sifat, dan perilaku individu. Tolak ukur dari tingkat
adopsi individu adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu
26
Rogers, Diffusion of Innovation., pg 91
Page 51
33
untuk menerapkan inovasi dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini tertulis
dalam teori Rogers (1983), yaitu :
Newness in an innovation need not just involve new knowledge.
Someone may have known about an innovation for some time, but
not yet developed a favorable or unfavorable attitude toward it, nor
have adopted or rejected it. The “newness” aspect of an innovation
may be expressed in terms of knowledge, persuasion, and a decision
to adopt. 27
Sementara itu, proses pengambilan keputusan adopsi inovasi (decision
process) merupakan pengenalan inovasi yang menambah pengetahuan
individu tentang hal ihwal mengenai inovasi. Pengetahuan tersebut
mendorong sikap individu untuk mendukung keberadaan inovasi dan
menggunakannya dalam kehidupan sehari – hari. Rogers (1983) menuliskan :
The innovation-decision process is the process through which an
individual (or other decision-making unit) passes from first
knowledge of an innovation, to forming an attitude toward the
innovation, to decision adopt or reject, to implementation of the new
idea, and to confirmation og this decision. 28
Adapun konsep lima tahap yang dimaksud oleh Rogers (1983)
tercantum sebagai berikut :
a. Proses pengetahuan (knowledge)
Pada tahap ini, individu mengetahui hadirnya inovasi dan
memperoleh dasar – dasar pengetahuan mengenai inovasi, seperti fungsi
dari inovasi, cara menggunakan inovasi, isi dari inovasi, dan lain – lain.
Individu memperoleh informasi tentang inovasi melalui berbagai
medium, seperti mengikuti penyuluhan, mendengarnya dari orang – orang
27
Rogers, Diffusion of Innovation., pg. 11 28
Rogers, Diffusion of Innovation., pg. 163
Page 52
34
terdekat, mengetahui dari media massa, atau mengetahui dari media
sosial.
b. Proses persuasi (persuation)
Proses persuasi merupakan proses dimana seseorang membentuk
sikap untuk mendukung atau tidak mendukung inovasi. Pada proses
persuasi, berbagai pihak membujuk individu untuk menggunakan inovasi
dalam kehidupan sehari – hari. Rogers (1983) menuliskan, penggunaan
komunikasi interpersonal lebih efektif pada proses persuasi.
c. Proses keputusan (decision)
Proses keputusan merupakan proses dimana individu mengambil
pilihan untuk menerima atau menolak inovasi. Namun, hasil dari
keputusan tersebut belum bisa dikatakan sebagai keputusan final. Masih
banyak pengaruh – pengaruh dari faktor – faktor pendorong inovasi
sehingga individu dapat mengubah keputusannya.
d. Proses penerapan (implementation)
Individu telah mengambil keputusan untuk mengadopsi atau
menolak inovasi. Selanjutnya, individu akan mencoba inovasi dan
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mencoba
inovasi dalam skala kecil dan mengimplementasikan dalam jangka
waktu singkat, individu memperoleh alasan yang semakin kuat untuk
menerima atau menolak inovasi tersebut.
Page 53
35
e. Proses konfirmasi (confirmation)
Individu telah memperoleh sejumlah informasi melalui berbagai
sumber tentang inovasi yang ditawarkan. Individu juga telah mencoba
penerapan inovasi dalam skala kecil dan dalam kurun waktu singkat.
Pada tahap konfirmasi, individu menguatkan keputusannya menolak atau
menerima inovasi tersebut. Individu tidak hanya melihat fungsi inovasi
untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masyarakat banyak.
Menurut Samsudin (1982), adopsi adalah suatu proses yang
dimulai dari keluarnya ide – ide dari satu pihak, disampaikan kepada
pihak kedua, hingga diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai
pihak kedua.29
Definisi ter sebut tidak jauh berbeda dengan definisi yang
diutarakan Everett M. Rogers. Intinya, ketika individu menerima
informasi tentang inovasi hingga memutuskan untuk mengadopsi inovasi
tersebut, individu akan melalui beberapa tahap atau proses. Samsudin
membagi tahapan adopsi sebagai berikut :
1) Tahap kesadaran (Awarness Stage)
Pada tahap ini, individu sebagai calon adopter sudah menyadari
adanya hal yang baru atau tidak biasa di lingkungannya. Calon adopter
mengetahui keberadaan inovasi dari isu – isu di lingkungan sekitar,
mendengar dari seseorang, membaca, atau melihat. Namun, apa yang
dipahami oleh calon adopter tersebut belum mendalam. Calon adopter
29
Samsudin, U.S, Dasar – Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian, (Bandung :
Binacipta, 1982), h.19
Page 54
36
hanya mengetahui hal – hal dasar mengenai inovasi, seperti definisi
inovasi, cara menggunakan inovasi, manfaat inovasi, dan lain – lain.
2) Tahap minat (Interest Stage)
Pada tahap ini, calon adopter ingin mengetahui lebih banyak
tentang inovasi yang telah diketahui dan digunakan oleh orang – orang
di lingkungan sekitar. Calon adopter menginginkan keterangan –
keterangan yang lebih rinci lagi sebelum mengadopsi inovasi. Kepekaan
calon adopter terhadap objek, kondisi, dan situasi lingkungan sangat
menentukan dalam tahap ini.
3) Tahap Penilaian (Evaluation Stage)
Pada tahapan ini, calon adopter mulai mempertimbangkan dan
menilai inovasi tersebut. Ia menghubungkan fungsi dari inovasi tersebut
dengan keadaannya sendiri, seperti kesanggupan calon adopter dalam
mengadopsi inovasi, resiko yang harus ditanggungnya jika menerima
inovasi tersebut, dampak di masa mendatang setelah mengadopsi inovasi
yang ditawarkan, dan berbagai pertimbangan lainnya.
4) Tahap percobaan (Trial Stage)
Setelah melakukan penilaian, calon adopter mulai menguji coba
inovasi untuk mencari penguatan dan keyakinan bahwa inovasi tersebut
memang pantas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Seseorang, sekelompok orang, atau media dari instansi yang menawarkan
Page 55
37
inovasi tersebut mampu mengubah penilaian calon adopter terhadap
inovasi yang ditawarkan. Calon dopter akan semakin yakin untuk
mengadopsi inovasi apabila terlihat bukti nyata dari hasil uji coba
inovasi.
Apabila calon adopter telah yakin tentang inovasi tersebut, maka
ia akan menerapkannya lebih luas. Namun, apabila gagal, maka adopter
sulit untuk percaya lagi. Pada tahap ini, para adopter yang gagal
mencoba akan menolak mengadopsi atau kembali mengulangi
percobaannya sampai ia mendapat keyakinan.
5) Tahap penerimaan (Adoption)
Pada tahap ini, adopter sudah yakin akan kebenaran atau
keunggulan dari inovasi. Adopter menerapkan anjuran secara luas dan
berlanjut. Ia juga akan menganjurkan kepada orang lain untuk
mengadopsi inovasi tersebut.
Individu yang mengikuti tahap demi tahap proses adopsi inovasi
(innovation-decision) sewaktu – waktu dapat mengambil keputusan untuk
kembali ke tahap sebelumnya. Individu memutuskan untuk kembali ke tahap
sebelumnya karena individu tidak yakin terhadap inovasi yang telah
diterapkan. Misalnya, individu telah berada di tahap implementasi. Setelah
mencoba inovasi tersebut, individu masih tidak yakin terhadap inovasi
tersebut. Individu dapat kembali ke tahap pengetahuan untuk kembali
mencari tahu tentang inovasi tersebut lebih detail lagi.
Page 56
38
Pada tiap tahapan yang dilalui individu untuk mengadopsi inovasi,
individu telah mengalami perubahan psikologi. Individu akan mengalami
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Walaupun pada akhirnya tidak
semua individu memutuskan untuk mengadopsi inovasi, paling tidak individu
telah memiliki persepsi yang berbeda terhadap inovasi yang ditawarkan.
a. Perubahan pengetahuan
Wiggin (1962) menuliskan, pengetahuan merupakan hasil mengingat
sesuatu yang familiar, seperti objek atau informasi yang pernah diterima
oleh individu secara sengaja maupun tidak sengaja.30
Sementara itu, Solso
dan Maclin (2008) mendefinisikan pengetahuan adalah penyimpanan,
pengintegrasian, dan pengorganisasian informasi dalam memori.31
Sebelum memutuskan untuk mengadopsi inovasi, individu akan
mengalami perubahan pengetahuan terlebih dahulu. Individu yang awal
mulanya tidak mengetahui hal ihwal tentang inovasi akan menjadi tahu
tentang inovasi tersebut. Solso dan Maclin (2008) menjelaskan tentang
representasi pengetahuan yang diperoleh individu ketika mendengarkan
informasi tanpa melihat bentuk visual dari komunikasi tersebut. Ketika
individu mendengarkan informasi berupa pernyataan maupun pertanyaan,
terjadilah suatu pencocokan antara elemen – elemen informasi dengan konsep
30
Gladys A. Wiggin, Education and Nationalism, (USA, McGraw-Hill Book
Company, Inc ; 1962), pg. 188 31
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif, (Jakarta,
Penerbit Erlangga ; 2008), cet-8, h. 273
Page 57
39
yang telah disimpan dalam otak individu.32
Contohnya, individu
mendengarkan informasi dari radio tentang kuliner khas Jawa Timur
bernama „rujak tolet‟. Individu yang sudah pernah melihat bentuk rujak tolet
dapat berpikir bahwa rujak tolet adalah campuran antara buah papaya dan
tahu goreng yang disiram oleh bumbu petis khas Jawa Timur. Sementara
itu, individu yang belum tahu bentuk konkret rujak tolet akan
menggambarkan rujak tolet sama seperti rujak – rujak yang telah diketahui
sebelumnya. Individu dapat membayangkan bahwa rujak tolet sama dengan
rujak buah atau rujak cingur karena pikiran individu terbentuk dari konsepsi
lama.
b. Perubahan sikap
Perubahan pengetahuan dapat mencari pemicu untuk mendorong
perubahan sikap. Rakhmat (2011) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide,
situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan
untuk berperilaku dengan cara – cara tertentu terhadap objek sikap.33
Perrow
(1970) menuliskan, sikap adalah keyakinan seseorang dalam suatu objek atau
situasi yang relatif tetap dan teratur disertai timbulnya perasaan tertentu dan
memberikan dasar untuk merespon dengan cara tertentu yang dipilihnya.34
32
Solso dan Maclin, Psikologi Kognitif, h. 289 33
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya ; 2011),
cet-26, h.39 34
Charles Perrow, Organizational Analysis : A Sociological View (London, Tavistock
Publication ; 1970), h.6
Page 58
40
Individu memiliki kecenderungan sikap untuk mendukung atau tidak
mendukung inovasi yang ditawarkan. Individu cenderung mendukung inovasi
yang sesuai dengan kesukaan individu, keinginan individu, atau kebutuhan
individu. Secara sadar maupun tidak sadar, individu dapat menilai bahwa
inovasi yang ditawarkan sesuai dengan apa yang mereka suka, inginkan, atau
butuhkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Rogers :
Scholar of diffusion feel that an individual gains awareness-knowladge only
through behavior that must be initiated, and that awareness isn‟t just a
passive activity. The predispositions of individuals influence their behavior
toward communication messages and the effect that such messages are
likely to have. Individuals generally tend to expose themselves to ideas that
are in accordance with their intendency. 35
Pada tahap difusi inovasi, individu menerima informasi tentang inovasi
secara sadar. Terpaan dari saluran komunikasi membentuk tiga dimensi efek
penerimaan pesan, yaitu efek kognitif, afektif, dan behavioral. Efek kognitif
muncul ketika sumber informasi membantu individu mempelajari informasi
yang bermanfaat. Melalui sumber informasi, individu dapat memperoleh
informasi mengenai benda atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Solso
dan Maclin (2008) menjelaskan, sumber informasi berupa media massa tidak
hanya membawa efek kognitif semata. Media massa juga membawa efek
prososial kognitif, afektif, dan behavioral. Efek prososial kognitif adalah
manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. 36
Contohnya, individu yang tidak
pernah belajar dan berbicara menggunakan Bahasa Jawa. Setelah
mendengarkan program siaran radio yang menggunakan bahasa Jawa secara
35
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 166 36
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif, (Jakarta,
Penerbit Erlangga ; 2008), cet-8, h. 336 – 337
Page 59
41
rutin, individu dapat berbicara dengan bahasa Jawa secara fasih. Peristiwa
tersebut merupakan contoh dari efek prososial kognitif.
Untuk efek proposial afektif, individu akan mengalami perubahan
psikologis yang lebih besar lagi dibandingkan efek proposial kognitif. Ketika
individu mendengarkan program siaran radio tentang suatu tempat yang
terkena bencana alam, individu tidak hanya memahami tentang bencana
tersebut. Individu juga memiliki keinginan untuk memberi bantuan pada
korban yang terkena bencana alam Efek – efek tersebut menyimpulkan bahwa
individu memberi dukungan terhadap informasi yang disampaikan oleh
media massa.
c. Perubahan perilaku
Syam (2009) menyatakan bahwa tindakan atau perilaku termasuk dalam
pilihan individu. Perilaku manusia terjadi karena bereaksi terhadap dunia
luar.37
Sementara itu, Rakhmat (2008) menuliskan, individu cenderung meniru
perilaku seperti yang diamati lewat media massa karena pengaruh stimulus.
Efek behavioral merupakan akibat terpaan media massa yang timbul dalam
diri individu dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.38
Solso dan
Maclin (2008) berpendapat, perilaku merupakan perpaduan dari faktor – faktor
kognitif dan lingkungan.39
Artinya, individu mampu melakukan tindakan atau
37
Nina W. Syam, Sosiologi Komunikasi, (Bandung, Humaniora ; 2009), h.105 38
Jalaluddin Rakmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya ; 2011),
cet-26, h.241 39
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif, (Jakarta,
Penerbit Erlangga ; 2008), cet-8, h. 434
Page 60
42
perilaku bila terjadi hubungan yang positif antara stimuli yang diamati oleh
individu dan karakteristik dalam diri individu sendiri.
Pada teori difusi inovasi, Rogers (1983) menyatakan bahwa proses
implementasi merupakan proses dimana individu telah mengalami kemajuan
mental. Individu dapat mempraktekkan ide – ide baru tersebut dan
menerapkan dalam kehidupan sehari – hari. Pernyataan tersebut berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Rogers (1983), yaitu :
Until the implementation stage, the innovation-decision process ha been a
strictly mental exercise. But implementation involves overt behavior change,
as the new idea is actually put into practice. Past conceptualizations of the
innovation-decision process have generally not fully recognized the
importance, or even the existence, of the implementation stage. It is iften one
thing for individual to decide to adopt a new idea, and quite a different
thing to put the innovation into use. 40
Individu telah mengetahui konsep inovasi tersebut, mulai dari cara
menggunakannya, kepentingan dari inovasi tersebut, dan lain sebagainya.
Perilaku mengimplementasikan inovasi merupakan perpaduan antara efek –
efek kognitif yang diperoleh dari pengetahuan dan sikap individu yang
cenderung mendukung atau menolak inovasi.
3. Kategori Adopter
Pada praktiknya, tiap individu memiliki sikap dan reaksi masing –
masing ketika sebuah inovasi ditawarkan kepada mereka. tidak semua
individu memiliki waktu, kesempatan, ketekunan, kesanggupan, dan keuletan
yang sama untuk menjalani proses adopsi inovasi. Ada individu yang
40
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 163
Page 61
43
langsung mencoba inovasi tersebut, namun ada pula yang butuh dukungan
dari orang lain untuk mengadopsi inovasi tersebut. Rogers (1983) membagi
kategori adopter ke dalam lima kelompok sesuai dengan karakteristik
adopter dan nilai – nilai sosial yang dominan, yaitu:
1) Kelompok inovator
Individu yang tergabung dalam kelompok inovator disebut
sebagai kelompok perintis atau pelopor. Mereka gemar mencoba inovasi
baru dan bersedia menghadapi resiko.41
Individu yang termasuk dalam
kelompok ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, kemampuan
finansial yang tinggi, jaringan komunikasi yang sangat luas, dan
berstatus sosial tinggi. Pada tahap adopsi inovasi, kelompok inovator
berpartisipasi aktif dalam menyebarkan inovasi. Zubir dan Isdianto (2011)
menyebutkan, ciri utama dari kelompok inovator antara lain :
1. Berani mencoba hal – hal baru.
2. Tidak tertinggal informasi meskipun berbeda jarak
geografis antara penyampai informasi dan penerima
informasi.
3. Sebagian besar orang – orang yang tergabung dalam
kelompok inovator memiliki gaya hidup yang dinamis di
perkotaan.
4. Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
41
Rogers, Diffusion of Innovation., pg 247
Page 62
44
5. Kemampuan finansial tinggi.42
2) Kelompok pengadopsi dini (early adopter)
Jika jaringan kelompok inovator berada pada tingkat
kosmopolitan, maka jaringan kelompok pengadopsi dini berada pada
tingkat lokal. Kelompok ini lebih selektif dalam menilai inovasi yang
masuk dalam kehidupan mereka. Mereka akan menghasilkan opini – opini
tentang inovasi yang menjadi rujukan kelompok adopter yang berada di
bawah mereka untuk mengadopsi atau menolak adopsi.43
Mereka tidak akan mengadopsi sebelum menggali informasi
sedalam mungkin dan melakukan pengamatan secermat mungkin tentang
inovasi tersebut. Kelompok pengadopsi dini menjadi kepercayaan pada
kelompok sosialnya. Maka, peran utama individu pada kelompok ini
adalah menjadi mitra dalam menyebarkan inovasi sehingga mempercepat
proses adopsi pada kelompok sosial. Zubir dan Isdianto (2011)
menyebutkan, ciri utama dari kelompok pengadopsi dini antara lain :
1. Berperan sebagai pemuka pendapat.
2. Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Akses informasi yang dimiliki oleh individu dalam
kelompok ini sangat tinggi.
42
Edward, Zubir., Joko Isdianto. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat Keinovatian
Masyarakat Nelayan Mulia Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat),
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka, h.71 43
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 247
Page 63
45
4. Mencari informasi lengkap tentang inovasi dari berbagai
media sebelum memutuskan untuk mengadopsi inovasi. 44
3) Kelompok pengadopsi awal (early majority)
Kelompok pengadopsi awal memiliki tingkat pengetahuan di
bawah kelompok pengadopsi dini dan inovator. Kelompok pengadopsi
awal jarang mencari informasi mengenai inovasi yang ditawarkan kepada
mereka. 45
Kelompok ini hanya menerima inovasi yang memberikan
keuntungan relatif kepada mereka. Mereka akan memperhitungkan nilai –
nilai dari inovasi tersebut, sebab kegagalan dari inovasi yang ditawarkan
akan berpengaruh kepada kehidupan mereka. Zubir dan Isdianto (2011)
menuliskan, ciri utama dari kelompok ini antara lain :
1. Individu sangat mempertimbangkan keuntungan dari inovasi
yang akan diadopsi.
2. Interaksi kepada antara individu dengan kelompok internal
sangat tinggi. 46
4) Kelompok pengadopsi akhir (late majority)
Individu yang tergabung dalam kelompok ini memiliki pendidikan
rendah dan berusia lebih tua dibandingkan kelompok pengadopsi lain.
44
Edward, Zubir., Joko Isdianto. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat Keinovatian
Masyarakat Nelayan Mulia Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat),
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka, h.72 45
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 248 46
Edward, Zubir., Joko Isdianto. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat Keinovatian
Masyarakat Nelayan Mulia Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat),
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka, h.74
Page 64
46
Faktor penghambat yang terdapat pada kelompok ini adalah kepercayaan
para calon adopter kepada norma dan adat yang berlaku di lingkungan
sosialnya. Selain itu, kelompok pengadopsi akhir ini juga telah mengalami
pengalaman pahit ketika menjalani proses adopsi inovasi sebelumnya.
Mereka telah merasakan ketidakcocokan atau kegagalan terhadap inovasi
yang ditawarkan sehingga tidak ingin resiko yang sama terulang
kembali. 47
Zubir dan Isdianto (2011) menyebutkan, ciri utama dari
kelompok ini ialah :
1. Individu yang tergabung dalam kelompok ini berusia
lebih tua dibandingkan pengadopsi dari kelompok
inovator, pengadopsi dini, dan pengadopsi awal.
2. Individu yang tergabung dalam kelompok ini memiliki
tingkat ekonomi lebih rendah dibandingkan pengadopsi
dari kelompok lain.
3. Individu menerima inovasi karena faktor internal, bukan
karena ingin tahu atau karena dipengaruhi oleh orang –
orang terdekatnya. Contohnya, individu mengadopsi
program siaran atau isi berita karena kedekatan geografis
individu dengan berita yang disiarkan. Contoh berikutnya,
47
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 249
Page 65
47
individu mengadopsi inovasi berupa program siaran rohani
yang sesuai dengan agama yang dianut olehnya. 48
5) Kelompok tradisional (laggard)
Kelompok ini umumnya berusia lanjut, berpendidikan rendah,
status sosial ekonomi rendah, dan tidak suka dengan adanya perubahan
dalam kehidupan sehari – hari. Pola hubungan individu pada kelompok ini
pun terbatas pada kelompok lokal saja. 49
Mereka akan mengadopsi
sebuah inovasi ketika individu yang tergabung pada kelompok lain telah
mengadopsi inovasi yang lebih baik dan modern. Menurut Zubir dan
Isdianto (2011), ciri dari kelompok ini adalah :
1. Individu yang tergabung dalam kelompok ini memiliki
tingkat pendidikan rendah dan wawasan terbatas.
2. Individu pada kelompok ini tidak ingin mencari tahu
informasi tentang inovasi yang ada dalam kehidupan
sehari – hari. 50
4. Faktor – Faktor Pendorong Adopsi Inovasi
a. Karakteristik adopter
Masing – masing adopter berbeda – beda keputusan dalam
mengadopsi inovasi. Adopter yang berprofesi sebagai peternak, tentu tidak
48
Edward, Zubir., Joko Isdianto. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat Keinovatian
Masyarakat Nelayan Mulia Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat),
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka, h.76 49
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 250 50
Edward, Zubir., Joko Isdianto. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat Keinovatian
Masyarakat Nelayan Mulia Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat),
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka, h.77
Page 66
48
akan mengadopsi inovasi yang ditawarkan untuk petani. Adopter yang
berjenis kelamin laki – laki tidak ingin mengadopsi inovasi konten
program siaran tentang tips merawat kehamilan yang diperuntukkan bagi
ibu – ibu. Begitu pula dengan adopter perempuan, hanya sedikit yang mau
mengadopsi siaran tentang sepak bola yang diperuntukkan bagi pemirsa
berjenis kelamin laki – laki.
Untuk itu, kategori adopter dirasa penting sebagai variabel yang
mempengaruhi. Pada penelitian kali ini, peneliti akan membagi menjadi
dua variabel untuk karakteristik adopter.
1) Tingkat pendidikan. Adopter dapat dikelompokkan menurut tingkat
pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan
biasanya menentukan tingkat intelektualitas individu. Individu yang
berintelektualitas tinggi cenderung mendengarkan program siaran
yang memerlukan pemikiran, analisis, berkonsep baru, dan memberi
tertantang kepada individu untuk menggali hal – hal baru.
Sebaliknya, individu yang berintelektualitas rendah hanya
menginginkan program siaran yang ringan, mudah dipahami, dan
berhubungan dengan permasalahan sehari – hari yang dekat dengan
kehidupan individu.
2) Kecepatan individu mengenal inovasi. Berdasarkan asumsi dari
teori difusi inovasi, semakin cepat individu mengenal inovasi,
maka semakin cepat individu mengadopsi inovasi. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka tahun pertama individu mengenal
Page 67
49
program siaran Iki Suroboyo Rek termasuk ke dalam faktor –
faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi. Tiap individu memiliki
waktu yang berbeda – beda ketika mengadopsi sebuah inovasi.
Contohnya, individu yang telah mengenal inovasi pada tahun
2013 memiliki pengetahuan lebih daripada individu yang baru
mengenal inovasi tersebut pada tahun 2015. Individu yang telah
menggunakan inovasi pada tahun 2013 sudah mahir dalam
menguji coba inovasi tersebut daripada individu yang
menggunakan inovasi pada tahun 2015. Pada akhirnya, kecepatan
individu dalam mengenal inovasi ini akan menentukan untuk
mengadopsi inovasi atau menolak adopsi inovasi.
b. Karakteristik inovasi
Inovasi merupakan ide, gagasan, metode, tindakan, atau
metode yang bersifat baru. Ketika novasi tersebut diperkenalkan
kepada tiap individu atau kelompok, inovasi tersebut akan
diadopsi atau ditolak. Salah satu faktor yang mempengaruhi agar
inovasi diterima adalah karakteristik inovasi. Rogers (1983)
menjelaskan karakteristik inovasi sebagai berikut :
1) Inovasi memiliki keuntungan relatif (relative advantage) ; yaitu
inovasi baru memberikan keuntungan relatif daripada inovasi yang
sebelumnya. Keuntungan tersebut tidak hanya terbatas pada segi
ekonomi saja, tetapi juga mencakup keuntungan bertambahnya
Page 68
50
pengetahuan, pemenuhan kebutuhan fisiologis, psikologis, maupun
kebutuhan sosiologis.
2) Kesesuaian (compatibility) ; yaitu inovasi yang ditawarkan memiliki
kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, pengalaman sebelumnya,
dan nilai, norma, serta adat setempat.
3) Kerumitan (complexity) ; yaitu inovasi dinilai kerumitannya oleh
individu. Inovasi baru yang mudah untuk dimengerti dan
disampaikan, baik dalam arti mudahnya bagi komunikator maupun
mudah untuk dipahami oleh komunikan akan diadopsi lebih
cepat.
4) Mudah diuji coba (trability) ; yaitu suatu inovasi akan mudah
diadopsi apabila dapat dicoba terlebih dahulu.
5) Mudah diamati (observability) ; yaitu suatu inovasi akan mudah
diadopsi apabila dapat dilihat dengan mata.
c. Saluran komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
komunikator terhadap komunikan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan komunikator. Sementara itu, saluran komunikasi adalah
sarana atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari sumber informasi kepada sasaran. Rogers (1983) menuliskan,
communication channel is the means by which a message gets from
Page 69
51
source to a receiver. 51
Saluran komunikasi berperan sebagai
perantara yang menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima
pesan.
Saluran komunikasi juga disebut sebagai media untuk
bersosialisasi. Media sosialisasi merupakan tempat di mana sosialisasi
itu terjadi.52
Media akan membantu individu untuk menerima
informasi sehingga individu dapat mempelajari pesan – pesan yang
terkandung dalam informasi tersebut.
Rogers (1983) menuliskan, sumber komunikasi dalam proses
adopsi inovasi dibagi menjadi dua, yaitu media massa dan media
interpersonal. Seiring dengan perkembangan saluran komunikasi dari
waktu ke waktu, manusia juga menginginkan media komunikasi yang
praktis dan mudah digunakan. Salah satu media yang semakin praktis
dan popular di kalangan masyarakat adalah media sosial. Adapun
penjelasan dari masing – masing saluran komunikasi terpapar seperti
di bawah ini :
1. Media massa
Doob (1985) menuliskan, media massa merupakan saluran dari
komunikasi yang dapat menyedot perhatian banyak orang. Media
massa merupakan komunikasi satu arah. Artinya, komunikan
menerima informasi dari komunikator, maka komunikan tidak dapat
51
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan
Publisher, 1983),3rd edition, pg. 209 52
Narwoko, Dwi J., Suyanto, Bagong. Sosiologi. Teks Pengantar dan Terapan.
(Jakarta : Kencana Media Prenada Group, 2004). Cet-4, h. 92
Page 70
52
berinteraksi dengan komunikator. Individu selaku komunikan hanya
bisa menerima informasi dari komunikator tanpa sempat memilah
komunikasi yang benar dan yang tidak benar. Doob (1985) menulis:
The mass media are the instrument of communication that
reach a large audience without any personal contact
between the senders and the receivers. Books, records,
newspapers, magazines, television, radio, and movies are the
most prominent mass media. 53
Sementara itu, Rogers (1983) menuliskan bahwa media massa
memiliki kelebihan untuk proses adopsi inovasi. Adapun kelebihan
dari media massa adalah :
Media massa mampu menyebarkan pesan ke khalayak luas ;
Menyebarkan pengetahuan dan informasi ;
Media massa menyampaikan hal – hal yang sudah pasti.54
2. Media interpersonal
Pearson (2008) mendefinisikan media interpersonal sebagai
berikut, the process of using messages to generate meaning between at
least two people in a situation that allows mutual opportunities for both
speaking and listening.55
Media interpersonal adalah komunikasi
tatap muka antara dua individu atau lebih. Kelebihan dari media
interpersonal untuk proses adopsi inovasi antara lain:
53
Christoper Based Doob, Sociology : An Introduction, (New York : CBS College
Publising, 1985), 1st edition, h. 112
54 Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 198 55
Judy Pearson.,Paul Nelson.,Scott Titsworth., Lynn Harter., Human Communication,
(New York : Higher Education, Inc. , 2008), 3rd
edition, pg. 136
Page 71
53
Media interpersonal adalah komunikasi tatap muka. Maka,
salah satu individu bisa mengklarifikasi apabila terdapat
kesalahan yang disampaikan oleh individu lain.
Agen pembaru dapat menggunakan media interpersonal
untuk pendekatan sosial-psikologis kepada adopter.
Media interpersonal lebih kuat untuk mengubah reaksi
(sikap) individu ketika mengadopsi inovasi.56
Secara rinci, beberapa saluran komunikasi interpersonal yang
sering digunakan oleh individu antara lain :
a) Keluarga. Keluarga merupakan institusi yang paling penting
pengaruhnya terhadap proses sosialisasi. Hal ini penting
mengingat berbagai kondisi yang dimiliki oleh keluarga.
Pertama, keluarga merupakan kelompok primer yang selalu
bertatap muka di antara anggotanya, sehingga dapat selalu
mengikuti perkembangan anggota keluarganya. Kedua, orang
tua mempunyai kondisi yang tinggi untuk memberitahu anak –
anaknya terhadap hal – hal yang baik dan buruk, sehingga
tumbuh hubungan emosional di antara orang tua dan anak.
Ketiga, terdapat hubungan sosial yang tetap, maka dengan
sendrinya orang tua memiliki peran penting terhadap proses
sosialisasi anak.57
56
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmillan Publisher,
1983),3rd edition, pg. 199 57
Narwoko, Dwi J., Suyanto, Bagong. Sosiologi. Teks Pengantar dan Terapan.
(Jakarta : Kencana Media Prenada Group, 2004). Cet-4, h. 92
Page 72
54
b) Teman. Teman merupakan agen sosialisasi yang pengaruhnya
besar terhadap pembentukan perilaku seseorang. Di dalam
dunia pertemanan, individu mempelajari berbagai hal baru
yang acapkali berbeda dengan apa yang mereka pelajari dari
keluarga.
3. Media sosial
Kaplan dan Haenlenin (2010) mendefinisikan media sosial
sebagai kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content.58
Sementara itu, Collier (2013)
menuliskan pengertian media sosial sebagai berikut :
Social media refers to varied methods and web-based
application for online media that enable social interaction.
These platforms are accessible to businesses and consumers
though scalable publishing techniques via blogs and public
sites. User generated content is augmented by person-to-person
interaction and conservation is encouraged. Social media is the
place where social business, communication, networking, and
social commerce are played out. 59
Media sosial memiliki berbagai macam bentuk, termasuk
majalah, forum internet, weblog, blog sosial, wikipedia, podcast, dan
bookmark sosial. Penggunaan media sosial secara rutin akan
menghadirkan komunitas virtual di dalam kehidupan sosial. Nasrullah
(2012) menuliskan, komunitas virtual adalah kumpulan pengguna (user)
58
Andreas Kaplan., Michael Haenlein. 2010. Users of the World, Unite the
Challenges and Opportunities of Social Media, Journal Business Horizon Indiana University
7th
Edition, pg. 59 59
Marsha Collier, Social Media Commerce for Dummies, (Hoboken : John Willey
and Sons, Inc., 2013), h. 9
Page 73
55
yang dibentuk secara online yang masing – masing menggunakan
identitas nyatu atau rekaan (avatar) serta informasi online tertentu
untuk melakukan komunikasi atau interaksi secara terus-menerus
melalui mediasi jaringan komputer. 60
Media sosial mempunyai empat
ciri utama yang membedakan media tersebut dengan media – media
lain, yaitu :
Pesan oleh pemilik akun tidak hanya disampaikan untuk satu
orang saja, namun bisa disampaikan kepada berbagai orang.
Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui gatekeeper
Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat ditangkap dan
sampai ke telinga orang yang dituju dibandingkan media lain.
Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.61
5. Esensi Teori Difusi Inovasi
Difusi merupakan salah satu jenis komunikasi yang berkaitan dengan
penyebaran pesan – pesan yang memuat informasi tentang sebuah ide baru.
Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelaku menciptakan
informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai persepsi yang sama.
Di dalam pesan komunikasi tersebut terdapat informasi mengenai ide – ide
baru sehingga individu yang menerima pesan dapat mengetahui dan
60
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta : Kencana
Media Prenada Grup, 2012), h.139 61
Andreas Kaplan., Michael Haenlein. 2010. Users of the World, Unite the
Challenges and Opportunities of Social Media, Journal Business Horizon Indiana University
7th
Edition, pg. 68
Page 74
56
mengimplikasian ide – ide baru dalam kehidupan sehari – hari. Rogers (1983)
menuliskan :
Diffusion is a special type of communication, in which the messages
are concerned with a new idea. It is this newness of the idea in the
message content of communication that gives diffusion its special
character.The newness means that some degree of uncertainty is
involved. 62
Asumsi utama yang dapat disimpulkan dari teori difusi inovasi adalah:
1) Difusi inovasi adalah proses sosial yang mengkomunikasikan
informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif oleh
individu. Inovasi dipandang sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh individu yang mengadopsi inovasi.
2) Individu yang mengadopsi inovasi memandang ide, metode, benda,
dan hal – hal inovatif lainnya sebagai inovasi yang memiliki
keuntungan relatif, kesesuaian, tingkat kerumitan yang rendah,
mudah dicoba, dan mudah diamati secara konkret.
3) Secara umum, individu akan melalui lima tahapan dalam
mengadopsi inovasi. Lima tahapan tersebut adalah tahap
pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan sementara, tahap
implementasi dalam skala kecil, dan tahap konfirmasi keputusan.
Pada tahapan tersebut, individu akan mengalami perubahan
pengetahuan, sikap, dan perilaku karena terpengaruh oleh faktor –
faktor yang mendorong individu untuk mengadopsi atau menolak
adopsi inovasi.
62
Rogers., Diffusion of Innovation, pg. 6
Page 75
57
4) Ada lima kelompok masyarakat dalam tingkat adopsi inovasi.
Lima kelompok masyarakat terbagi menjadi inovator, pengadopsi
dini, pengadopsi awal, pengadopsi akhir, dan tradisional.
6. Kelemahan Teori Difusi Inovasi
Rogers (1983) telah menuliskan sejumlah kelemahan dalam
menggunakan teori difusi inovasi dalam penelitian ilmu penyuluhan
pertanian dan kajian ilmu sosial lainnya. Secara garis besar, berikut adalah
kelemahan dari teori difusi inovasi :
1) Bias pro-innovation
Rogers (1983) menjelaskan, bias pro-innovation merupakan prasangka
yang berlebihan terhadap suatu inovasi. Pandangan sejumlah orang
menganggap bahwa kehadiran sebuah inovasi merupakan sesuatu yang
dianggap baik untuk perubahan pola pikir masyarakat, tetapi pada
kenyataannya tidak demikian. Prasangka yang berlebihan pada sebuah
inovasi, baik prasangka peneliti maupun adopter, akan berpotensi tidak
akurat pada hasil penelitian. Rogers (1983) menuliskan :
Seldom is the pro-innovation bias straightfordwardly stated in
diffusion publications. Rather, the bias is assumed and implied. This
lack of recognition of the pro-innovation bias makes it especially
troublesome and potentially dangerous in an intellectual science. 63
2) Bias dalam mengelompokkan adopter
Kelompok adopter terbagi menjadi lima, yaitu inovator, pengadopsi
dini, pengadopsi awal, pengadopsi akhir, dan tradisional. Teori difusi
63
Rogers., Diffusion of Innovation, pg. 92
Page 76
58
inovasi langsung mengelompokkan individu yang memiliki sedikit
pengetahuan tentang inovasi ke dalam kelompok tradisional. Padahal,
individu yang memiliki sedikit pengetahuan tentang inovasi belum tentu
termasuk dalam kelompok tradisional. Individu tidak mengetahui tentang
inovasi karena individu tidak tertarik, tidak butuh, atau tidak menginginkan
inovasi. Individu tidak mengetahui inovasi karena media yang
menyampaikan informasi tentang inovasi tidak menyiarkan dengan baik.
Pernyataan di atas didukung oleh pernyataan Rogers (1983), yaitu :
This source-bias is perhaps even suggester by the words that we use
to describe this field of research : “diffusion” research might have
been called something like “problem solving”, “innovation seeking”,
or the „evaluation of innovations” had the audience originally been
a stronge influence on this research. 64
3) Bias dalam menggali kembali ingatan responden
Pada teori difusi inovasi, individu akan mengalami perubahan
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Perubahan tersebut terjadi pada tahapan
pengetahuan, persuasi, pengambilan keputusan sementara, implementasi
dalam skala kecil, dan konfirmasi keputusan. Kelemahan dari penelitian
difusi inovasi adalah ingatan individu yang bias ketika mengingat kapan
individu mengetahui inovasi, apa saja yang individu ketahui pertama kali
tentang inovasi, dari mana saja individu mengetahui inovasi, dan lain –
lain.
Rogers (1983) menyebut kelemahan ini sebagai the recall problem.
Dengan kata lain, teori difusi inovasi memiliki kelemahan ketika individu
64
Rogers., Diffusion of Innovation, pg. 103
Page 77
59
„memanggil kembali‟ ingatan mereka. Secara rinci, Rogers (1983)
menuliskan :
One weakness of diffusion research is it‟s dependence upon
recall data from respondents as to their date of adoption of
a new idea. Essentially, the respondent is asked to look back
over his or her shoulder in time and reconstruct his or her
past history of innovation experiences.65
E. Hipotesis Teori
Berdasarkan teori yang telah tersaji di atas, hipotesis berdasarkan
teori difusi inovasi adalah :
1. Terdapat hubungan antara karakteristik adopter dengan tingkat
adopsi inovasi.
2. Terdapat hubungan antara karakteristik inovasi dengan tingkat
adopsi inovasi.
3. Terdapat hubungan antara saluran komunikasi dengan tingkat
adopsi inovasi.
65
Rogers., Diffusion of Innovation, pg. 113
Page 78
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Pada sebuah riset, peneliti membutuhkan konstelasi teori, nilai, dan
tema pemikian untuk memahami metode apa yang tepat untuk digunakan
dalam pembahasan masalah. Para peneliti membutuhkan pilihan paradigma
agar penelitian yang dilaksanakan menemukan solusi pemecahan yang tepat.
Paradigma adalah kerangka penyusunan umum untuk teori dan
penelitian yang mencakup asumsi dasar perosalan inti, model dari penelitian,
dan metode untuk menjawab pertanyaan.66
Sementara itu, menurut Dila (2007),
paradigma merupakan dasar berpikir seseorang dalam melihat suatu realitas
sehingga mampu mempengaruhi apa yang dipilih, dilihat, dan diketahui.
Kekuatan paradigma terletak pada kemampuan memahami masalah sehingga
dapat menuntun seseorang dalam memahami apa yang ia lihat, bagaimana
cara melihatnya, dan apa yang dianggap menjadi masalah, sehingga seseorang
mampu menemukan metode serta solusi pemecahannya.67
Paradigma yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma positivisme. Paradigma positivisme menyiratkan bahwa penelitian
tersebut mengandung hubungan sebab akibat. Lawrence (2013) menuliskan,
penelitian yang menggunakan paradigma positivisme cenderung
66
Neuman Lawrence, Social Research Methods : Qualitative and Quantitative
Approaches (Boston; Pearson Education Inc, 2013), 7th edition, pg. 108 67
Sumadi Dila, Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terbaru, (Bandung ; Simbosa
Rekatama Media, 2007), Cet-1, h.56.
Page 79
61
menggunakan data kuantitaitf akurat dan sering menggunakan eksperimen,
survei, dan statistic untuk mencari hubungan sebab-akibat.68
Masing-masing paradigma memiliki definisi, karakteristik, dan
hubungan dengan kebenaran dan keyakinan. Epistimologi dari paradigma
positivisme adalah metode hypothetico-deductive. Louw (1998) menuliskan :
The researcher use hypotetico-deductive reasoning. This means that
they inspect the data, hypothesise that a particular theory or
explanation best explain the data, deduce that in reality certain
events should happen if their theory or explanation is correct, then
test their theory or explanation by seeing whether the predicted
phenomenon in fact does occur. In hypotethico-deductive reasoning,
thingking begins with the possible and then moves to the real.69
Berdasarkan kutipan di atas, peneliti melakukan beberapa tahap sesuai
dengan pemikiran hypothetico-deductive. Tahap pertama adalah observasi
terlebih dahulu, mengumpulkan data awal (pre-liminary information
gathering), merumuskan teori, mengumpulkan data lanjutan, menganalisis data
yang telah dikumpulkan, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang tepat untuk penelitian ini adalah pendekatan
kuantitaitf. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti tentang
perubahan tipologi sosial suatu kelompok tertentu.70
Umumnya, perumusan
masalah yang diajukan untuk penelitian kuantitatif berkaitan dengan tingkat
perubahan yang tumbuh atau berkembang dalam suatu kelompok yang
68
Neuman Lawrence, Social Research Methods : Qualitative and Quantitative
Approaches (Boston; Pearson Education Inc, 2013), 7th edition, pg. 109 69
Da Louw Ae Louw, Human Developtment, (Pinendlands Cape Town : Kagiso
Tertiary, 1998), 2nd
Edition, h.81 70
Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet-4, h. 134
Page 80
62
sedang diteliti, atau untuk mencari tahu tingkat paling dominan yang tumbuh
dan diaplikasikan oleh kelompok yang diteliti.
Lawrence (2013) menuliskan karakteristik pendekatan kuantitatif
sebagai berikut:
1) Penelitian menggunakan skala penguruan yang jelas;
2) Konsep berada dalam bentuk variabel yang jelas;
3) Pengukuran ditetapkan terlebih dahulu sebelum pengumpulan
data dan ada standarisasinya ;
4) Data berada dalam bentuk angka ;
5) Teori umumnya bersifat kasual dan deduktif ; dan
6) Analisis dilakukan dengan menggunakan statitik, tabel, atau
grafik. Analisis tersebut menjelaskan hubungan hasil penelitian
dengan tujuan penelitian. 71
Pada penelitian ini, tingkat adopsi pendengar program radio akan
diukur. Tingkat adopsi ditandai dengan perubahan pengetahuan individu
tentang inovasi, sikap individu terhadap inovasi, dan perilaku individu dalam
menerapkan inovasi dalam kehidupan sehari – hari. Tentunya, perubahan
tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi,
yaitu karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran komunikasi.
C. Jenis Penelitian
Di dalam riset perilaku dan sosial, hubungan antara dua variabel atau
lebih dari dua variabel dapat dilakukan dengan jenis penelitian eksplanatif
71
Neuman Lawrence, Social Research Methods : Qualitative and Quantitative
Approaches (Boston; Pearson Education Inc, 2013), 7th edition, pg. 145
Page 81
63
kausalitas. Borders (2010) menuliskan, penelitian eksplanatif kausalitas
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan sebab akibat
antar variabel.72
Penelitian ini akan membahas tentang hubungan antara
faktor – faktor yang mendorong individu untuk mengadopsi inovasi dengan
tingkat adopsi inovasi individu.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak – pihak yang dijadikan sebagai sampel
dalam sebuah penelitian.73
Subjek pada penelitian ini adalah individu yang
mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Objek penelitian adalah sifat atau keadaan dari suatu benda, orang,
atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan
yang dimaksud dapat berupa sifat, kuantitas, dan kualitas dari perilaku,
kegiatan, pendapat, pandangan, pemikiran, penilaian, sikap pro-kontra, simpati-
antipati, keadaan batin, dan proses terbentuknya suatu keputusan. 74
Objek
pada penelitian ini adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu. Beberapa faktor menyebabkan perubahan tersebut, yaitu faktor
karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran komunikasi.
72
Beyond Borders, Communication Modernity and History, (Jakarta; LSPR
Communication Research Conference, 2010). Cet-1, h.56 73
Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet-4, h. 39 74
Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan, hal 47
Page 82
64
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Di dalam ilmu sosial, tidak semua subjek dan objek harus
dijadikan pengamatan, sebab peneliti pun memiliki keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya. Pada hakikatnya, seorang peneliti dapat mempelajari
dan mendeskripsikan sifat suatu objek atau fenomena hanya dengan
mempelajari dan mengamati beberapa dari objek dan fenomena
tersebut.
Sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti inilah yang
disebut sampel. Sedangkan keseluruhan objek atau fenomena yang
diteliti disebut populasi.75
Populasi dari penelitian ini adalah
masyarakat Kota Surabaya. Populasi dibagi lagi ke dalam tingkatan –
tingkatan tertentu sehingga terbentuk kerangka sampling pada
penelitian ini.
Idealnya, kerangka sampling berisi daftar tiap satuan yang
tedapat dalam populasi yang dikaji, tetapi biasanya kerangka tersebut
hanya mewakili suatu bagian dari populasi. Semakin akurat dalam
mewakili seluruh populasi, kerangka sampling tersebut semakin baik.76
Chadwick (1991) menuliskan, sebelum kerangka sampling terbentuk,
peneliti menentukan terlebih dahulu parameter dari sampling tersebut.
75
Rachmat Kristanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2009), Cet. 4, h. 151 76
Bruce. A Chadwick, Social Science Research Methods, (New Jersey; Prentice Hall
International Inc, 1991), h. 65
Page 83
65
Parameter adalah karakteristik suatu populasi.77
Chadwick (1991)
meneliti tentang kepuasan orang – orang yang sudah menikah di usia
muda dan tinggal kawasan Utah, Amerika Serikat. Maka, parameter
yang menggambarkan populasi tersebut adalah pasangan suami istri
yang sudah menikah di usia 20 – 25 tahun dan tinggal di kawasan
Utah, Amerika Serikat.
Pada penelitian ini, populasi dari penelitian adalah masyarakat
Kota Surabaya. Parameter dari masyarakat Kota Surabaya yang hendak
dijadikan kerangka sampling adalah sebagai berikut :
a) Masyarakat Kota Surabaya memiliki akun facebook dan pernah
mengikuti fanpage JeJe Radio Surabaya.
b) Masyarakat Kota Surabaya yang memiliki akun twitter dan
pernah mengikuti akun twitter @jejeradioSBY.
c) Masyarakat Kota Surabaya yang sedang menempuh pendidikan
SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat, dan perguruan tinggi di
sekolah dan universitas di Kota Surabaya.
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2006) menulis bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
77
Chadwick, Social Science Research Methods, h.65
Page 84
66
dapat mewakili seluruh populasi.78
Sugiyono (2004) memberi pengertian
bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.79
Buchari berpendapat bahwa sampel memberi
harapan terhadap hasil (kesimpulan) yang diperoleh sebagai gambaran
yang sesuai dengan karakteristik populasi, sehingga hasil kesimpulan
dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi.80
Berdasarkan pengertian di atas, sampel adalah bagian dari populasi
yang memiliki karakteristik tertentu yang akan diteliti sehingga hasil
kesimpulan dari penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat kota Surabaya
yang berjumlah 2.902.520 orang81
. Setelah membentuk kerangka
sampling berdasarkan karakteristik sampling, maka jumlah populasi
adalah 2.457 orang. Jumlah tersebut dibuat menjadi sampel responden
yang mewakili dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat
kesalahan sebesar 5%, sehingga jumlah sampel sebesar 344 orang.
Rumus slovin tercantum sebagai berikut :
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁 (𝑒)2
78
Suharsimi Arikunto, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2006),
h.117 79
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung, Alfabeta, 2004), h.57 80
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung; Alfabeta, 2009), h.8 81
www.dispendukcapil.surabaya.go.id (alamat website Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Surabaya ini diakses pada tanggal 1 Juli 2015)
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
e = sampling error (5%)
Page 85
67
𝑛 = 2457
1 + 2457 (0,05)2
= 2.457
1 + 6,1425
= 343,99 (dibulatkan menjadi 344)
Maka, responden sampel berjumlah 344 orang.
Setelah membentuk 344 orang sebagai sampel, maka pemilihan
sampel dari populasi sebesar 2.457 orang akan dipilih secara acak.
Caranya adalah dengan menggunakan sampel bertingkat. Sampel
bertingkat digunakan bila peneliti ingin memastikan bahwa segmen
tertentu dari populasi tersebut terwakili dalam sampel. Pada sampel
bertingkat, populasi dibagi menjadi sub-kelompok yang disebut strata.82
Pada penelitian ini, strata dibagi berdasarkan tingkat pendidikan.
Strata pertama adalah individu dengan tingkat pendidikan SMP. Strata
kedua adalah individu dengan tingkat pendidikan SMA. Strata ketiga
adalah individu dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Adapun
jumlah dari populasi sebesar 2.457 orang, sampel dengan tingkat
pendidikan SMP adalah 392 orang, sampel dengan tingkat pendidikan
SMA adalah 779 orang, dan sampel dengan tingkat pendidikan
perguruan tinggi adalah 1.286 orang.
82
Bruce. A Chadwick, Social Science Research Methods, (New Jersey; Prentice Hall
International Inc, 1991), h. 73
Page 86
68
Strata 1 (Responden SMP/sederajat)
𝑛 = 344
2.457𝑥392 = 𝟓𝟒,𝟖𝟖
Responden tingkat SMP/sederajat berjumlah 55 orang.
Strata 2 (Responden SMA/sederajat)
𝑛 = 344
2.457𝑥779 = 𝟏𝟎𝟗,𝟎𝟔
Responden tingkat SMA/sederajat berjumlah 109 orang.
Strata 3 (Responden Perguruan Tinggi/sederajat)
𝑛 = 344
2.457𝑥1.286 = 𝟏𝟖𝟎,𝟎𝟓
Responden tingkat perguruan tinggi/sederajat berjumlah 180
orang.
Cara penarikan sampel penelitian ini adalah penarikan
sampling acak sederhana (Simple Random Sampling). Wibisono (2003)
menuliskan, pada sampling acak sederhana, tiap elemen dalam
populasi mempunyai peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih
menjadi subjek penelitian. Pengambilan sampel secara acak
mempunyai tingkat kebiasan yang sedikit dan menawarkan
generalizability yang baik.83
Untuk individu yang sedang menempuh pendidikan tingkat
SMP, terdapat 392 individu yang memenuhi persyaratan sebagai
responden penelitian. Dari 392 responden, peneliti mengambil secara
83
Dermawan Wibisono, Riset Bisnis : Panduan Bagi Praktisi dan Akademisi, (Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.45
Page 87
69
acak sebanyak 55 sampel penelitian. Untuk individu yang sedang
menempuh pendidikan tingkat SMA, terdapat 779 individu yang
memenuhi persyaratan sebagai responden penelitian. Dari 779
responden, peneliti mengambil secara acak sebanyak 109 sampel
penelitian. Untuk individu yang sedang menempuh pendidikan
perguruan tinggi, sejumlah 1.286 individu memenuhi persyaratan
sebagai responden penelitian. Dari 1.286 responden, peneliti
mengambil secara acak sebanyak 180 sampel penelitian. Adapun tiap
responden dari masing- masing strata mempunyai peluang 0,14 untuk
terpilih.
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden melalui
telepon. Metode ini lebih akrab dikenal sebagai telepon survei. Peneliti
mewawancarai responden berdasarkan pertanyaan di dalam kuesioner yang
telah dibuat oleh peneliti. Setelah responden memberikan jawaban kepada
peneliti, maka peneliti akan mengisi angket sesuai dengan jawaban
responden.
Adapun tempat pengumpulan data dilakukan di Kantor JeJe Radio.
Kantor tersebut beralamat di Jl. Embong Gayam No. 27 – 29, Surabaya, Jawa
Timur. Pengambilan data dilakukan sejak bulan April hingga Mei 2015.
Page 88
70
G. Operasionalisasi Variabel
1. Faktor – Faktor Pendorong Adopsi Inovasi
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel X
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN SKALA
Karakteristik
Adopter
Tingkat
pendidikan
responden
Tingkat
pendidikan
responden
berdasarkan
pendidikan yang
sedang ditempuh
oleh individu
ketika penelitian
sedang
berlangsung.
Tingkat
pendidikan
individu
mempengaruhi
pengetahuan,
sikap, dan
perilaku individu.
Skor 1 = Responden sedang
menempuh pendidikan di bangku
SMP.
Skor 2 = Responden sedang
menempuh pendidikan di bangku
SMU.
Skor 3 = Responden sedang
menempuh pendidikan di
Perguruan Tinggi.
Ordinal
Karakteristik
Adopter
Tahun
responden
mengakses
program
siaran
Tingkat
kecepatan
responden
berdasarkan
tahun mendengar
program siaran
Iki Suroboyo Rek
Skor 1 = Responden
mendengarkan program siaran
pada tahun 2015
Skor 2 = Responden
mendengarkan program siaran
pada tahun 2014
Skor 3 = Responden
mendengarkan program siaran
pada tahun 2015
Ordinal
Karakteristik
Inovasi
Keuntungan
relatif
Program siaran
Iki Suroboyo Rek
memberikan
keuntungan
kepada individu
Skor 1 = Inovasi tidak memberi
keuntungan. Responden tidak
memperoleh keuntungan sama
sekali dari program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 2 = Inovasi memberi
keuntungan. Responden
memperoleh keuntungan berupa
pengetahuan, informasi, dan
hiburan setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo
Ordinal
Page 89
71
Rek.
Skor 3 = Inovasi sangat
menguntungkan. Responden
memperoleh keuntungan lebih
dari pengetahuan, informasi, dan
hiburan setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo
Rek.
Karakteristik
Inovasi
Inovasi
sesuai
dengan
kebutuhan
individu
Program siaran
Iki Suroboyo Rek
sesuai dengan
kebutuhan
individu.
Skor 1 = Inovasi tidak sesuai
dengan kebutuhan responden.
Responden tidak membutuhkan
isi dari program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 2 = Inovasi sesuai dengan
kebutuhan responden. Responden
membutuhkan program siaran Iki
Suroboyo Rek sebagai sarana
hiburan.
Skor 3 = Inovasi sangat sesuai
dengan kebutuhan responden.
Responden membutuhkan
program siaran Iki Suroboyo Rek
lebih dari sekadar hiburan, yaitu
sebagai sarana pengetahuan dan
informasi.
Ordinal
Karakteristik
Inovasi
Inovasi
mudah
untuk
dipahami
Isi dari program
siaran Iki
Suroboyo Rek
tidak rumit atau
mudah untuk
dipahami oleh
individu.
Skor 1 = Isi dari program siaran
tidak mudah untuk dipahami.
Responden tidak memahami
sama sekali dari program siaran
tersebut dan tidak mampu
menemukan jawaban dari
kerumitan memahami isi dari
program siaran tersebut.
Skor 2 = Isi dari program siaran
mudah untuk dipahami.
Responden tidak memahami isi
dari program siaran tersebut,
namun responden dapat
menemukan solusi untuk
menjawab kerumitan dari isi
program siaran tersebut.
Skor 3 = Isi dari program siaran
sangat mudah untuk dipahami.
Responden langsung memahami
isi dari program siaran tersebut
setelah mengakses program
siaran Iki Suroboyo Rek.
Ordinal
Page 90
72
Karakteristik
Inovasi Isi
program
siaran
mudah
untuk
diakses.
Isi program
siaran Iki
Suroboyo
Rek mudah
diakses
melalui
radio.
Isi program
siaran Iki
Suroboyo Rek
mudah untuk
didengar melalui
radio yang
dimiliki oleh
individu.
Skor 1 = Isi program siaran
tidak mudah untuk diakses
melalui radio. Responden tidak
mampu mengatasi kendala ketika
radio tidak dapat menangkap
program siaran Iki Suroboyo
Rek.
Skor 2 = Isi program siaran
mudah untuk diakses melalui
radio. Responden mampu
mengatasi kendala ketika radio
tidak dapat menangkap program
siaran Iki Suroboyo Rek.
Skor 3 = Isi program sairan Iki
Suroboyo Rek mudah untu
diakses. Responden tidak
menemui kesulitan sama sekali
untuk mengakses isi program
siaran melalui radio.
Ordinal
Karakteristik
Inovasi Isi
program
siaran
mudah
untuk
diakses.
Isi program
siaran
mudah
untuk
diakses
melalui
twitter.
Isi program
siaran Iki
Suroboyo Rek
mudah untuk
diakses
menggunakan
twitter.
Skor 1 = Isi program siaran
tidak mudah untuk diakses
menggunakan twitter. Responden
tidak mampu mengatasi kendala
ketika media sosial twitter tidak
dapat mengakses isi program
siaran.
Skor 2 = Isi program siaran
mudah untuk diakses
menggunakan twitter. Responden
mampu mengatasi kendala ketika
media sosial tiwitter tidak dapat
mengakses isi program siaran.
Skor 3 = Isi program siaran
sangat mudah untuk diakses
menggunakan twitter. Responden
tidak menemui kendala sama
sekali ketika mengakses isi
program siaran melalui twitter.
Ordinal
Karakteristik
Inovasi Isi
program
siaran
mudah
untuk
diakses.
Isi program
siaran
mudah
untuk
Isi program
siaran Iki
Suroboyo Rek
mudah untuk
diakses
menggunakan
facebook.
Skor 1 = Isi program siaran sulit
untuk diakses menggunakan
facebook. Responden tidak
mampu mengatasi kendala ketika
media sosial facebook tidak
dapat mengakses isi program
siaran.
Skor 2 = Isi program siaran
mudah untuk diakses
menggunakan facebook.
Ordinal
Page 91
73
diakses
melalui
facebook.
Responden mampu mengatasi
kendala ketika media sosial
facebook tidak dapat mengakses
isi program siaran.
Skor 3 = Isi program siaran
sangat mudah untuk diakses
menggunakan facebook.
Responden tidak menemui
kendala sama sekali ketika
mengakses isi program siaran
melalui facebook.
Karakteristik
Inovasi Isi
program
sairan Iki
Suroboyo
Rek mudah
untuk
diamati.
Lokasi
sejarah Kota
Surabaya
dan budaya
Jawa Timur
mudah
untuk
diamati.
Lokasi sejarah
Kota Surabaya
dan budaya Jawa
Timur yang
disiarkan pada
program siaran
Iki Suroboyo Rek
mudah
dikunjungi oleh
individu.
Skor 1 = Lokasi tidak mudah
untuk diamati. Responden tidak
mampu mengatasi kendala ketika
ingin mengunjungi lokasi sejarah
dan budaya.
Skor 2 = Lokasi mudah untuk
diamati. Responden masih
mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kendala ketika lokasi
sejarah dan budaya sulit untuk
dikunjungi.
Skor 3 = Lokasi sangat mudah
untuk diamati. Responden tidak
menemui kesulitan sama sekali
ketika mengunjungi lokasi
sejarah dan budaya.
Ordinal
Karakteristik
Inovasi Isi
program
sairan Iki
Suroboyo
Rek mudah
untuk
diamati.
Kuliner
khas Jawa
Timur
mudah
untuk
dikonsumsi.
Kuliner khas
Jawa Timur yang
disiarkan pada
program siaran
Iki Suroboyo Rek
mudah untuk
dikonsumsi oleh
individu..
Skor 1 = Kuliner tidak mudah
untuk dikonsumsi. Responden
tidak mampu mengatasi kendala
ketika ingin mengonsumsi
kuliner khas Jawa Timur.
Skor 2 = Kuliner mudah untuk
dikonsumsi. Responden masih
mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kendala ketika kuliner
khas Jawa Timur sulit untuk
dikonsumsi.
Skor 3 = Kuliner sangat mudah
untuk dikonsumsi. Rsponden
tidak menemui kesulitan sama
sekali ketika mengkonsumsi
kuliner khas Jawa Timur.
Ordinal
Karakteristik
Inovasi Isi
program
sairan Iki
Suroboyo
Upacara adat dan
festival budaya
Jawa Timur pada
program siaran
Skor 1 = Upacara adat dan
festival budaya tidak mudah
untuk diikuti. Responden tidak
mampu mengatasi kendala ketika
Ordinal
Page 92
74
Rek mudah
untuk
diamati.
Upacara
adat dan
festival
budaya
Jawa Timur
mudah
untuk
diikuti..
Iki Suroboyo Rek
mudah diikuti
oleh individu. .
ingin mengunjungi upacara adat
dan festival budaya khas Jawa
Timur.
Skor 2 = Upacara adat dan
festival budaya mudah untuk
diikuti. Responden masih mampu
menemukan solusi untuk
mengatasi kendala ketika upacara
adat dan festival budaya sulit
untuk diamati.
Skor 3 = Upacara adat dan
festival budaya sangat mudah
untuk diikuti. Responden tidak
menemui kesulitan sama sekali
ketika berkunjung ke upacara
adat dan festival budaya.
Saluran
Komunikasi
Jumlah
media
sumber
informasi
Kuantitas jumlah
media sumber
informasi untuk
mengakses
program siaran
Iki Suroboyo
Rek. Adapun
jenis informasi
terbagi menjadi :
1. Teman
2. Keluarga
3. Iklan promosi
konten pada
JeJe Radio
4. Rubrik
advetorial di
majalah
5. Website
6. Facebook
7. Twitter
8. Youtube
9. Instagram
10. Line
Skor 1 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 1 jenis
sumber informasi.
Skor 2 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 2 jenis
sumber informasi.
Skor 3 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 3 jenis
sumber informasi.
Skor 4 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 4 jenis
sumber informasi.
Skor 5 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 5 jenis
sumber informasi.
Skor 6 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 6 jenis
sumber informasi.
Skor 7 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 7 jenis
sumber informasi.
Interval
Page 93
75
Skor 8 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 8 jenis
sumber informasi.
Skor 9 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 9 jenis
sumber informasi.
Skor 10 = Individu mendengar
informasi tentang program siaran
Iki Suroboyo Rek dari 10 jenis
sumber informasi.
Saluran
Komunikasi
Media yang
digunakan
untuk
mengakses
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek.
Kuantitas media
yang digunakan
individu untuk
mengakses
program siaran
Iki Suroboyo
Rek. Adapun
fasilitas media
informasi terbagi
menjadi :
1. Radio antena
(radio
pemancar)
2. Radio
streaming
3. Radio ponsel
4. Radio mobil
5. Kilasan isi
program
siaran di
twitter JeJe
Radio
6. Kilasan isi
program
siaran di
facebook JeJe
Radio
7. Kilasan isi
siaran di
Youtube JeJe
Radio
8. Kilasan isi
siaran di
Instagram
JeJe Radio
Skor 1 = Individu menggunakan 1
jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 2 = Individu menggunakan
2 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 3 = Individu menggunakan
3 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 4 = Individu menggunakan
4 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 5 = Individu menggunakan
5 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 6 = Individu menggunakan
6 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 7 = Individu menggunakan 7
jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Skor 8 = Individu menggunakan
8 jenis fasilitas media untuk
mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Interval
Page 94
76
Saluran
Komunikasi
Frekuensi
mendengar
radio
Kuantitas waktu
responden
mendengarkan
program siaran
Iki Suroboyo
Rek.
Adapun waktu
responden
mendengarkan isi
program siaran
adalah :
1. Hari Sabtu
pukul 08.00
2. Hari Sabtu
pukul 12.00
3. Hari Sabtu
pukul 18.00
4. Hari Sabtu
pukul 21.00
5. Hari Minggu
pukul 08.00
6. Hari Minggu
pukul 12.00
7. Hari Minggu
pukul 18.00
8. Hari Minggu
pukul 21.00
Skor 1 = Individu mendengarkan
program siaran 1 kali dalam
satu minggu.
Skor 2 = Individu mendengarkan
program siaran 2 kali dalam
satu minggu.
Skor 3 = Individu mendengarkan
program siaran 3 kali dalam
satu minggu.
Skor 4 = Individu mendengarkan
program siaran 4 kali dalam
satu minggu.
Skor 5 = Individu mendengarkan
program siaran 5 kali dalam
satu minggu.
Skor 6 = Individu mendengarkan
program siaran 6 kali dalam
satu minggu.
Skor 7 = Individu mendengarkan
program siaran 7 kali dalam
satu minggu.
Skor 8 = Individu mendengarkan
program siaran 8 kali dalam
satu minggu.
Interval
2. Tingkat Adopsi Inovasi
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel Y
VARIANEL DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN SKALA
Pengetahuan Pengetahuan
terhadap
lokasi sejarah
Kota
Surabaya dan
budaya Jawa
Timur
Responden dapat
menyebutkan
lokasi sejarah
Kota Surabaya
dan budaya Jawa
Timur seperti isi
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan lokasi
sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur yang
diketahui dari program siaran
Iki Suroboyo Rek sebanyak
mungkin. Peneliti tidak
membatasi jumlah lokasi
sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur yang
disebutkan oleh responden.
Rasio
Pengetahuan Pengetahuan
terhadap
upacara adat
dan festival
budaya Jawa
Timur.
Responden dapat
menyebutkan
upacara adat dan
festival budaya
Jawa Timur
seperti isi
program siaran Iki
Responden menyebutkan
upacara adat dan festival
budaya Jawa Timur yang
diketahui dari program siaran
Iki Suroboyo Rek sebanyak
mungkin. Peneliti tidak
membatasi jumlah upacara
Rasio
Page 95
77
Suroboyo Rek.
adat dan festival budaya Jawa
Timur yang disebutkan oleh
responden.
Pengetahuan Pengetahuan
terhadap
kuliner khas
Jawa Timur.
Responden dapat
menyebutkan
kuliner khas Jawa
Timur seperti isi
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan
kuliner khas Jawa Timur yang
diketahui dari program siaran
Iki Suroboyo Rek sebanyak
mungkin. Peneliti tidak
membatasi jumlah kuliner khas
Jawa Timur yang disebutkan
oleh responden.
Rasio
Pengetahuan Pengetahuan
terhadap
sejarah Kota
Surabaya.
Responden dapat
menceritakan
sejarah Kota
Surabaya seperti
isi program siaran
Iki Suroboyo Rek.
Responden menceritakan
sejarah – sejarah Kota
Surabaya yang diketahui dari
program siaran Iki Suroboyo
Rek sebanyak mungkin.
Peneliti tidak membatasi
jumlah sejarah yang
disebutkan oleh responden.
Rasio
Pengetahuan Pengetahuan
terhadap
tokoh penting
di Kota
Surabaya dan
Jawa Timur.
Responden dapat
menceritakan
tentang tokoh
penting di Kota
Surabaya dan
Jawa Timur
seperti isi
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menceritakan
tentang tokoh – tokoh penting
di Kota Surabaya dan Jawa
Timur yang diketahui dari
program siaran Iki Suroboyo
Rek sebanyak mungkin.
Peneliti tidak membtasi jumlah
sejarah yang disebutkan oleh
responden.
Rasio
Sikap Sikap
responden
terhadap
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek
Responden
memiliki minat
untuk mendukung
program siaran Iki
Suroboyo Rek
tetap menyiarkan
isi program siaran
tentang Kota
Surabaya dan
Jawa Timur.
Skor 1 = Responden tidak
berminat untuk mendukung
inovasi program siaran Iki
Suroboyo Rek. Responden
ingin program siaran Iki
Suroboyo Rek dihentikan
penyiarannya.
Skor 2 = Responden tidak
berminat untuk mendukung
inovasi dan karya – karya baru
pada program siaran Iki
Suroboyo Rek. Responden telah
merasa puas dengan apa yang
disajikan oleh program siaran
Iki Suroboyo Rek saat ini.
Skor 3 = Responden berminat
untuk mendukung inovasi dan
karya – karya program siaran
Iki Suroboyo Rek. Responden
merasa sangat puas dan
menginginkan program siaran
Iki Suroboyo Rek terus
berinovasi sehingga program
siaran terus berkembang ke
arah yang lebih baik ke depan
Ordinal
Page 96
78
Perilaku Perilaku
responden
setelah
mengetahui
lokasi sejarah
Kota
Surabaya dan
budaya Jawa
Timur isi
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek.
Responden
mengunjungi
lokasi sejarah dan
budaya Jawa
Timur sesuai
dengan isi dari
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan
jumlah lokasi sejarah dan
budaya Jawa Timur yang
dikunjungi setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo
Rek. Peneliti tidak membatasi
responden untuk menyebutkan
jumlah lokasi sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa
Timur yang telah dikunjungi.
Rasio
Perilaku Perilaku
responden
setelah
mengetahui
upacara adat
dan festival
budaya Jawa
Timur isi
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek.
Responden
mengunjungi dan
mengikuti upacara
adat dan festival
budaya Jawa
Timur sesuai
dengan isi dari
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan
jumlah upacara adat dan
festival budaya yang
dikunjungi dan diikuti setelah
mendengar program siaran Iki
Suroboyo Rek. Peneliti tidak
membatasi responden untuk
menyebutkan jumlah upacara
adat dan festival budaya Jawa
Timur yang telah dikunjungi
dan diikuti.
Rasio
Perilaku Perilaku
responden
setelah
mengetahui
kuliner khas
Jawa Timur
dari isi
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek.
Responden
mengonsumsi
kuliner khas Jawa
Timur sesuai
dengan isi dari
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan
jumlah kuliner yang telah
dikonsumsi setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo
Rek. Peneliti tidak membatasi
responden untuk menyebutkan
jumlah kuliner khas Jawa
Timur yang t elah dikonsumsi.
Rasio
Perilaku Perilaku
responden
setelah
mengetahui
sejarah Kota
Surabaya dari
isi program
siaran Iki
Suroboyo
Rek..
Responden
menceritakan
sejarah Kota
Surabaya kepada
orang lain sesuai
dengan isi dari
program siaran Iki
Suroboyo Rek.
Responden menyebutkan
jumlah sejarah yang telah
diceritakan kepada orang lain
setelah mendengar program
siaran Iki Suroboyo Rek.
Peneliti tidak membatasi
responden untuk menyebutkan
jumlah sejarah yang telah
diceritakan kepada orang lain.
Rasio
Perilaku Perilaku
responden
setelah
mengetahui
tokoh – tokoh
Responden
menceritakan
tentang tokoh –
tokoh penting di
Kota Surabaya
Responden menyebutkan
jumlah tokoh – tokoh penting
yang telah diceritakan kepada
orang lain setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo
Rasio
Page 97
79
penting di
Kota
Surabaya isi
program
siaran Iki
Suroboyo
Rek.
dan Jawa Timur
kepada orang lain
sesuai dengan isi
dari program
siaran Iki
Suroboyo Rek.
Rek. Peneliti tidak membatasi
responden untuk menyebutkan
jumlah tokoh – tokoh penting
yang telah diceritakan kepada
orang lain.
H. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan :
1) Data primer, yaitu data yang bersumber langsung dari responden.
Data primer diperoleh dari hasil tanya – jawab antara peneliti
dengan responden melalui telepon.
2) Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari sumber – sumber
lain untuk mendukung perolehan data primer. Adapun data sekunder
terdiri dari :
Pencarian data pendukung di buku, jurnal, dan karya yang
tidak diterbitkan seperti skripsi dan tesis.
Hasil wawancara antara peneliti dengan head news and
content progam siaran JeJe Radio. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui tentang profil radio dan garis besar
mengenai program siaran Iki Suroboyo Rek.
Pengamatan followers di twitter dan friends di facebook
milik JeJe Radio. Pengamatan tersebut berguna untuk
beberapa hal, seperti mengetahui jumlah populasi dan sampel
Page 98
80
penelitian, dokumentasi kilasan program siaran di media
sosial JeJe Radio, dan mengamati respon para followes dan
friends JeJe Radio di media sosial.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan dalam
benda, tetap hanya dapat dilihat pada penggunaanya, seperti melalui
angket, wawancara, pengamatan, ujian, dokumentasi, dan lain – lain.84
Untuk penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Pertanyaan di dalam kuesioner tersebut
ditanyakan kepada responden melalui wawancara survei via telepon.
Leon, Brown, dan Ruch (2005) menuliskan :
The telephone interview survey is similar to the in-person
structured interview in design expect some of the conservation
dialogue is written for the telephone interviewer and there is
generally greater control over the interview process than with
the in-person interview.85
Wawancara survei tidak jauh berbeda dengan wawancara tatap
muka antara pewawancara dengan responden. Pada penelitian ini,
wawancara bersifat terstruktur dan berpedoman pada angket.
Pewawancara memiliki beberapa tugas penting untuk memperoleh data
yang valid, yaitu menulis hasil wawancara pada angket sesuai dengan
84
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung; Alfabeta, 2009), h.37 85
Joseph J. Leon., Wayne C. Brown., Libby O. Ruch., Telephone Survey, Methods
and Practices, (Honolulu; Streamline Survey Inc, 2005), h. 25
Page 99
81
jawaban responden. Selain itu, pewawancara juga bertugas untuk
mengontrol responden agar menjawab pertanyaan sesuai konteks.
I. Validitas dan Reliabilitas Data
Data yang terkumpul pada penelitian ini diukur menggunakan skala
pengukuran rasio, interval, dan ordinal. Sebelum melakukan pengukuran,
peneliti harus mencari kebenaran dari teknik pengukuran terlebih dulu
melalui instrumen pengukuran dan reliabilitas. Pengukuran yang tepat akan
menghasilkan data yang tepat untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat.
Apabila seseorang ingin mengukur panjang kain, maka pengukur harus
menggunakan meteran, bukan menggunakan neraca atau timbangan. Hasil dari
pengukuran menggunakan meteran akan memperoleh hasil yang tepat dan
sesuai dengan keinginan pengukur.
Setelah hasil dari instrumen pengukuran dan validitas terbukti benar,
peneliti akan mengumpulkan data dan melakukan analisis data tersebut
untuk menemukan kesimpulan dari penelitian ini.
1. Validitas Data
Validitas berfungsi penting dalam penelitian karena peneliti bisa
mengetahui data yang terkumpul merupakan data yang baik atau data
sampah saja. Demikian juga dalam hal pengujian hipotesis penelitian
tidak akan tepat mengenai sasarannya apabila data yang diperoleh tidak
dihasilkan dari alat ukur yang baik. Maka, untuk memperoleh data yang
Page 100
82
baik, diperlukan alat ukur yang baik. Untuk memperoleh alat ukur yang
baik pula, maka diperlukan uji validitas yang baik.
Prabandari (2012) menyampaikan, terdapat beragam faktor yang
mempengaruhi validitas instrument.86
Faktor pertama adalah administrasi,
yaitu pelaksanaan pengambilan data. Faktor kedua adalah scoring. Peneliti
memastikan item – item positif-negatif dan unfavourable-favourable dalam
blue print yang dibuat setelah melaksanakan try out. Faktor ketiga
adalah agregat, yaitu pembobotan dan penjumlahan. Bobot yang
digunakan oleh peneliti kemungkinan tidak pas untuk penelitian ini.
Faktor keempat adalah generalisasi, yaitu dasar penetapan sebagai
variabel. Terdapat kemungkinan bahwa kesalahan dalam penyebaran
kuesioner disebabkan oleh kategoriasi variabel yang tidak tepat. Faktor
kelima adalah ekstrapolasi, yaitu kondisi pengambilan data. Terdapat
kemungkian bahwa adanya ranah yang tidak terukur dalam metode
pengambilan data. Adapun jumlah responden yang mengikuti try out
sebagai objek untuk menguji validitas berjumlah 10% dari jumlah strata
pada sampel populasi, yaitu :
Tabel 3.3 Jumlah responden yang mengikuti try out uji validitas
Strata Kategori Jumlah
1 SMP/MTs/sederajat 55 x 10% = 5 orang
2 SMA/SMK/MA/sederajat 109 x 10% = 11 orang
3 Perguruan tinggi 180 x 10% = 18 orang
Sumber : data primer, 2015
86
Yogi Suryo Prabandari, 2012. Print out materi kuliah Menyusun Instrumen Serta
Validitas dan Reliabilitasnya, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta.
Page 101
83
Untuk pengukuran validitas, Sugiyono (2004) menuliskan, bila
koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka
butir instrument dinyatakan valid. 87
Dari uji coba koefisien, beberapa butir
instrumen pengukuran dinyatakan valid dan tidak valid. Instrumen yang
tidak valid berjunlah 6 item, sementara instrument yang valid berjumlah
14 item (Lihat lampiran 5).
2. Reliabilitas Data
Babbie (2014) menuliskan, reliability is a matter of whether a
particular technique, applied repeatedly to the same object, yield the same
result each time. Realibility , homewever, doesn‟t ensure accuracy any
more than does precision. 88
Reliabilitas instrumen menunjukkan pada
pengertian derajat kekonsistenan respons yang diberikan oleh responden
terhadap butir – butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Hasil uji
reliabilitas berfungsi untuk mengetahui tingkat kekonsistenan angket yang
digunakan oleh peneliti sehingga angket tersebut dapat diandalkan,
meskipun penelitian tersebut ditanyakan berulang kali oleh angket yang
sama. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu SPSS Alpha
Cornbach‟s.
Interpretasi dari reliabilitas dari penghitungan nilai Alpha adalah
0,563 (lihat lampiran 6). Borders (2010) menuliskan, apabila nilai dari
87
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung ; Alfabeta, 2004), h.109 88
Earl Babbie, The Basics of Social Research International Edition, (Canada ;
Wadsworth Cengage Learning, 2014), 6th
edition, h.152
Page 102
84
reliabilitas lebih tinggi dari rtabel, maka item- item dalam angket kuesinoer
penelitian dapat digunakan untuk penelitian yang sama dalam kurun
waktu yang berbeda. Harga rtabel dengan jumlah n = 34 dan taraf
signifikansi 5% adalah 0,339. Artinya, data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat realibel karena nilai dari reliabilitas (0,563) lebih
besar daripada harga rtabel (0,339).
J. Teknik Analisa Data
1. Analisis Tingkat Adopsi Inovasi
Berdasarkan teori difusi inovasi, tingkat adopsi inovasi dapat
diukur dengan perkembangan pengetahuan individu terhadap inovasi,
perubahan sikap individu dalam memandang inovasi, dan perilaku
individu untuk menggunakan inovasi dalam kehidupan sehari – hari.
Untuk membagi kelompok tingkat adopsi inovasi secara statistik, peneliti
mencari nilai tengah dari hasil penjumlahan skor dari pengetahuan
individu tentang program siaran Iki Suroboyo Rek, sikap individu
terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek, dan perilaku individu
menerapkan isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Faisal (1989)
menuliskan, ukuran pemusatan untuk mencari nilai tengah yang sesuai
dengan skala data parametrik (trmasuk penyusunan dan penyajian
distribusi frekuensi) adalah ukuran pemusatan mean (rerata).89
Oleh
karena itu, formula yang digunakan untuk mengukur nilai tengah tersaji
sebagai berikut :
89
Sanapiah Faisal, Format – Format Penelitian Sosial, (Jakarta ; PT. Rajagrafindo
Persada, 1989), h.180
Page 103
85
M = fX
N
Keterangan :
M : Mean
∑fX : Total dari frekuensi dan besarnya bilangan secara
berturut – turut
N : Jumlah unit/ bilangan
Adapun data yang digunakan adalah data kelompok. Faisal (1989)
menuliskan, rerata (mean) pada data kelompok pada dasarnya sama dengan
penghitungan data tunggal. Namun, dalam hubungan ini, mean dihitung
bertolak dari nilai titik tengah interval kelas.90
Berdasarkan hasil dari
penghitungan rerata dengan formula di atas, peneliti akan membagi tingkat
adopsi inovasi individu menjadi tiga kelompok, yakni kelompok tingkat
adopsi rendah, tingkat adopsi sedang, dan tingkat adopsi tinggi.
2. Analisis Korelasi Variabel Dependen dan Independen
a. Uji signifikansi konsep penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan variabel faktor –
faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi (X) terhadap tingkat adopsi
masyarakat Kota Surabaya (Y). Variabel dependen (X) terdiri dari beberapa
faktor, yaitu faktor karakteristik individu (X1), karakteristik inovasi (X2), dan
saluran komunikasi (X3). Sebelum menganalisis data dengan formula
korelasi, peneliti harus memastikan bahwa konsep penelitian dapat diterima.
90
Faisal, Format – Format Penelitian Sosial, h.180
Page 104
86
Peneliti harus memastikan bahwa variabel karakteristik individu, karakteristik
inovasi, dan saluran komunikasi memiliki korelasi dengan tingkat adopsi
secara simultan. Untuk memastikan hal tersebut, peneliti menguji dengan
metode one way anova atau Uji F (fisher test). Alma (2012) menuliskan, guna
dari pengujian menggunakan one way anova adalah menguji kemampuan
generalisasi. One way anova dapat melihat perbandingan lebih dari dua
kelompok data dan hasil dari one way anova dapat menentukan signifikansi
hasil penelitian sehingga sampel dapat digeneralisasikan.91
Adapun formula
dari metode one way anova adalah :
𝐾𝑅 = 𝐽𝐾
𝑑𝑏
Keterangan :
KR : Kuadrat rerata
JK : Jumlah kuadrat (some of square)
db : Derajat bebas (degree of freedom)
Sementara itu, formula untuk menghitung Fhitung dan Ftabel tersaji di
bawah ini :
Fhitung = 𝐾𝑅 (𝐴)
𝐾𝑅 (𝐷)
Ftabel = F(1- α) (dbA, dbD)
91
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung; Alfabeta, 2009), h.190
Page 105
87
b. Uji korelasi
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara
karakteristik inovasi, karakteristik adopter, dan saluran komunikasi terhadap
tingkat adopsi inovasi. Untuk menganalisis data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan uji korelasi Pearson Product Momment (PPM) dengan alat
bantu aplikasi SPSS 20.00. Alma (2012) menuliskan, PPM mencari hubungan
variabel X dan variabel Y dengan data berbentuk interval dan rasio.92
Berdasarkan operasionalisasi variabel, terdapat tiga jenis data yang digunakan
pada penelitian ini, yaitu data ordinal, interval, dan rasio. Untuk menemukan
hubungan antara variabel X dan Y, peneliti akan menggunakan data interval
dan rasio. Agar semua data menjadi sama, maka data ordinal akan diubah
menjadi data interval menggunakan aplikasi Metode Succsesive Interva.
Lambang dari nilai korelasi PPM adalah huruf r. Ketentuan nilai r
tidak lebih dari harga -1 < r < +1. Apabila r = -1, artinya korelasinya
negatif sempurna, r = 0 berarti tidak ada korelasi, dan r =1 berarti korelasi
bernilai positif sempurna. Formula untuk menghitung nilai r adalah :
𝑟 = 𝑛 𝑥𝑦 − ( 𝑥) ( 𝑦)
[(𝑛 𝑥2 − ( 𝑥2)]− [𝑛 𝑦2 − ( 𝑦2)]
Sumber : Alma, 2012
Alma (2012) menuliskan, interpretasi dari koefisien korelasi nilai r
adalah sebagai berikut :
92
Alma, Pengantar Statistika Sosial, h.217
Page 106
88
TABEL 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber : Alma, 2012
Sementara itu, Chadwick (1991) menuliskan, statistik yang
memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah sautu hubungan itu
bermakna atau tidak, biasanya menggunakan pengujian signifikansi. 93
Uji
signifikansi akan menghasilkan angka (taraf signifikansi) yang menentukan
apakah hubungan tersebut benar – benar ada.94
Pada uji korelasi PPM,
pengujian signifikansi dilakukan dengan formula sebagai berikut :
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 𝑛 − 2
1− 𝑟2
Sumber : Riduwan, 2012
Kaidah pengujian :
Jika thitung > ttabel, maka korelasi dinyatakan signifikan.
Jika thitung < ttabel, maka korelasi dinyatakan tidak signifikan.
K. Hipotesis Statistik
1. Pearson‟s X1 < 0 dan thitung X1 > ttabel, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara karakteristik adopter dengan tingkat adopsi inovasi.
93
Chadwick, Bruce. A, Social Science Research Methods, (New Jersey; Prentice Hall
International Inc, 1991), h. 413 94
Chadwick, A, Social Science Research Methods, h. 415
Page 107
89
2. Pearson‟s X2 < 0 dan thitung X2 > ttabel, artinya terdapat hubungan antara
karakteristik inovasi dengan tingkat adopsi inovasi.
3. Pearson‟s X3 < 0 dan thitung X3 > ttabel, artinya terdapat hubungan
antara saluran komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi.
Page 108
90
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum JeJe Radio
1. Sejarah dan Perkembangan JeJe Radio
JeJe Radio telah mengudara selama 14 tahun. Radio ini berdiri
pada tanggal 28 Februari 2001. Pada tahun 2001 hingga 2010, JeJe
Radio berlokasi di lantai dasar Wisma BII Jl. Pemuda No. 60, Surabaya.
Awal mulanya, radio tersebut menggunakan brand JJ Radio dan
kemudian berubah menjadi Jeje Radio. Jargon JJ Radio yang paling
terkenal adalah The Radio For The Bussines People karena segmentasi
audiens JJ Radio mencakup kalangan pebisnis yang berusia 20 – 40
tahun dengan tingkat pendidikan sarjana.
Program utama dari JJ Radio adalah siaran bertema bisnis.Tema
siaran pertama yang diudarakan oleh JJ Radio Surabaya adalah bisnis
di bidang kesehatan. Pada siaran pertama tersebut, JJ Radio membahas
tentang bagaimana rumah sakit layak dijadikan tempat untuk berbisnis
dan memiliki peluang menghasilkan keuntungan besar tanpa melalaikan
layanan kesehatan kepada para pelanggan.
Pada tahun 2010, segala hal tentang JJ Radio mulai berubah. JJ
Radio mengubah brand menjadi JeJe Radio. Program siaran yang
ditargetkan untuk pebisnis diubah menjadi program untuk remaja. JeJe
Radio memutuskan untuk berganti brand dan konsep karena radio –
radio lain di Surabaya melakukan hal yang sama, seperti radio Gen FM,
Page 109
91
EBS FM, dan Radio Suara Surabaya. Radio – radio tersebut menyajikan
program yang disukai oleh remaja, seperti program musik dan kuis.
Segmentasinya audiens JeJe Radio berganti remaja yang masih
menempuh bangku sekolah dan bangku kuliah. Kantor yang awal mula
berlokasi di Wisma BII ke Jl. Embong Gayam No. 27, Surabaya.
Gambar logo JJ Radio dan JeJe Radio adalah sebagai berikut :
Sumber gambar : Twitter JeJe Radio, diakses pada 31 Januari 2015
Gambar 4.1 Logo JJ Radio sejak tahun 2001 – 2012
Sumber gambar : Twitter JeJe Radio, diakses pada 31 Januari 2015
Gambar 4.2 . Logo JeJe Radio sejak tahun 2012 hingga sekarang.
Keahlian sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan
terbesar ketika JJ Radio mengganti brand menjadi JeJe Radio. SDM
yang dimiliki oleh JJ Radio merupakan tenaga kerja yang memiliki
Page 110
92
kemampuan program siaran bisnis. Tantangan terbesar ketika JeJe Radio
mengganti konsep dan segmentasi adalah mundurnya para pekerja.
Pekerja yang mengelola siaran bisnis merasa tidak cocok untuk
mengelola program siaran untuk remaja.
Untuk mengatasi hal tersebut, JeJe Radio melakukan pembaharuan
yang cukup beresiko karena mengeluarkan biaya tinggi, yaitu menarik
para pekerja yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang radio,
penyiaran, dan manajemen. Para pekerja tersebut memiliki pengalaman
mumpuni, bahkan berasal dari media – media terkenal lain di Kota
Surabaya. Perlahan – lahan, nama JeJe Radio makin dikenal dan disukai
pendengar remaja di Kota Surabaya.
Sepanjang tumbuh kembang stasiun radio JJ Radio hingga
menjadi JeJe Radio, stasiun radio yang saat ini berusia 14 tahun itu
telah melewati perkembangan teknologi penyiaran dalam menyampaikan
informasi. Pada tahun 2001, JJ Radio masih menggunakan rekaman
kaset pita yang harus dirawat dengan baik agar tidak lembab dan
berjamur.Selanjutnya, JJ Radio mulai menggunakan tape deck yang
lebih praktis dibandingkan kaset pita. Tape deck yang berukuran besar
dan dianggap menyusahkan operasionalnya kemudian tergantikan oleh
penggunaan VCD . Saat ini, Jeje Radio telah menggunakan MP3 dan
Page 111
93
aplikasi software RCS untuk mengudara dan menyajikan informasi
seperti yang dibutuhkan oleh pendengar.95
2. Program Siaran di JeJe Radio
Program siaran radio yang dikelola oleh JeJe Radio terbagi menjadi
dua, yaitu program prime time dan program konten. Program prime time
ditujukan untuk kerjasama antara JeJe Radio dengan perusahaan lain.96
Contoh dari program prime time antara lain :
a) Maraton Hits
Program siaran yang memiliki jargon Fun and Friendly ini
merupakan program radio berupa musik yang sedang populer di
kalangan remaja. Program ini menayangkan 9 lagu tanpa jeda iklan.
Untuk iklan di Maraton Hits , JeJe Radio biasanya bekerjasama dengan
beberapa perusahaan yang mengeluarkan album terbaru atau perusahaan
yang akan mengadakan konser musik. Program ini tayang setiap hari.97
b) Jogging Pagi
Program ini juga menayangkan musik yang sedang populer di
kalangan remaja. Perbedaan antara Jogging Pagi dengan Maraton Hits
terletak pada rangkaian kuis yang diadakan oleh Jogging Pagi. Kuis
pertama adalah kuis Jengkol Pagi, yaitu para penyiar akan menelepon
pendengar secara acak dan akan ditanyakan sesuatu yang unik atau
95
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015. 96
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015. 97
www.jejeradio-programs.com. Website ini diakses pada tanggal 30 April 2015.
Page 112
94
aneh. Setelah kuis Jengkol Pagi, Jogging Pagi juga mengadakan kuis Cak
Juis yang membagi – bagi hadiah berupa voucher dari sponsor – sponsor
yang bekerjasama dengan JeJe Radio. Selain kuis, JeJe Radio juga
menyisipkan program Tauge (Tau Gak Sih) di sela – sela siaran musik
dan kuis.98
c) Jalan – Jalan Sore
Siaran Jalan – Jalan Sore (JJS) dibawakan oleh Danie Cung secara
live ini meliput tempat – tempat favorit di kawasan lokal, nasional, dan
internasional. Biasanya, program JJS dibawakan untuk mempromosikan
tempat – tempat tertentu, seperti kafe, restoran, atau tempat – tempat untuk
bersantai di sore hari yang terletak di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
Lama kelamaan, program tersebut berkembang. Tempat yang diliput tidak
hanya di Surabaya. JeJe Radio pernah meliput secara live dari Solo,
Yogyakarta, dan Jakarta. Bahkan, pada awal April 2015, JeJe Radio
sempat meliput secara langsung tentang restoran untuk bersantai di
Bangkok, Thailand.
Selain program prime time, JeJe Radio juga memiliki program
konten. Program tersebut terbagi menjadi 3. Berikut penjelasan singkat
mengenai program konten99
:
a) Hits News
Program yang dibawakan oleh Tika, Rizan, dan Ian ini hadir
dalam bentuk berita di kawasan lokal, nasional, hingga internasional.
98
T ika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015. 99
www.jejeradio-programs.com. Website ini diakses pada tanggal 30 April 2015.
Page 113
95
Sajian berita tersebut hadir setiap 30 menit sekali sejak pukul 06.00
hingga 00.00.
b) Sport News
Program siaran Sport News menghadirkan berita olahraga setiap
hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 dan 00.00 selama 30 menit.
Program tersebut mengudara tiap akhir pekan untuk menyiarkan acara
olahraga secara live, seperti sepakbola, bulu tangkis, MotoGP, dan berita
olahraga lainnya. Selain mengadakan secara live, Sport News juga
menyiarkan talkshow dengan pakar olahraga untuk memprediksi hasil
dari pertandingan.
c) Iki Suroboyo Rek (ISR)
Program siaran ISR merupakan program yang paling baru
diantara program - program lainnya. Program ini menyampaikan ulasan –
ulasan tentang Kota Surabaya. Program tersebut tayang setiap akhir
pekan pukul 08.00, 12.00, 18.00, dan 21.00. Durasi tayangan program
tersebut adalah 15 menit tanpa jeda iklan, musik, dan kuis.
3. Divisi Operasional JeJe Radio
Saat ini, JeJe Radio memiliki lima divisi. Divisi tersebut terbagi
menjadi divisi manajemen, divisi produksi, divisi online dan media sosial,
divisi news and content, dan divisi teknisi. Rincian pembagian divisi dalam
kepengurusan manajemen JeJe Radio 100
:
100
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015.
Page 114
96
a) Divisi manajemen
- Divisi Human Resourche Development (HRD)
Divisi ini berfungsi untuk menangani masalah
karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja guna
menunjang aktifitas perusahaan agar mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
- Divisi marketing
o Divisi promosi
Tugas dari divisi promosi adalah menetapkan dan
mengatur hal – hal yang berhubungan dengan promosi.
Promosi tersebut dilakukan melalui berbagai media, baik
media cetak, elektronik, sosial, hingga media interpersonal.
o Divisi marketing support
Divisi marketing support merupakan divisi yang
menyokong pelayanan untuk divisi sales dan marketing.
Divisi marketing support menyiapkan penjualan atau
pemesanan ulang yang berkelanjutan, mulai dari
menyiapkan produk, proposal, presentasi, demo produk, riset
pemasaran, dan persiapan tender.
o Divisi marketing traffic
Anggota yang tergabung dalam divisi marketing
traffic bertugas dalam beberapa hal yang terkait dengan
pemasaran dan riset. Beberapa tugas yang dilaksanakan
Page 115
97
oleh marketing traffic adalah membuat promo – promo
bulanan, update konten ke tiap media sosial milik
perusahaan, dan memaksimalkan traffic dari search engine.
- Divisi administrasi
Divisi administrasi berfungsi untuk memberikan informasi
layanan yang baik di bidang administrasi yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif sehingga
memberikan dampak yang baik kepada divisi – divisi lainnya.
Secara umum, tugas dari divisi administrasi adalah
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh divisi manajemen
secara keseluruhan, melakukan pengarsipan data, dan
pengadministrasian seluruh kegiatan.
- Divisi riset
Divisi riset berperan sangat penting dalam perkembangan
JeJe Radio secara keseluruhan. Divisi riset melakukan survei
untuk meneliti peringkat JeJe Radio di mata pendengar. Tak
hanya mengukur peringkat JeJe Radio, anggota yang tergabung
dalam divisi riset pun mengukur kepuasan pendengar terhadap
masing – masing program siaran. Hasil dari riset tersebut dapat
menjadi acuan sponsorship untuk mengadakan kerjasama
dengan JeJe Radio.
Page 116
98
- Operasional manajemen
Secara umum, operasional manajemen memilki tanggung
jawab untuk memproduksi barang dan jasa organisasi. Produk
yang dijual oleh JeJe radio adalah informasi dan hiburan.
Sesuai dengan kesepakatan antara JeJe Radio dengan
sponsorship, operasional manajemen bertanggung jawab untuk
menyajikan informasi secara tepat waktu dan bermutu sesuai
dengan kesepakatan antara JeJe Radio dan sponsorship.
b) Divisi produksi
- Divisi inti produksi
o Koordinator on air
Koordinator on air bertanggung jawab terhadap
program siaran yang mengudara. Koordinator on air
melaksanakan kegiatan siaran berita, lagu, informasi, jingel,
iklan layanan masyarakat, dan lain – lain.
o Tim produksi online
Saat ini, produksi berita via online makin gencar
untuk dijalankan. JeJe Radio juga memproduksi berita foto
untuk disampaikan lewat kilasan twitter, facebook,
instagram, dan website JeJe Radio.
o Tim kreatif
Tugas dari tim kreatif adalah membuat program baru
di radio agar inovasi program siaran bermunculan. Tim
Page 117
99
kreatif biasanya membuat acara – acara baru yang belum
pernah dijalankan oleh radio lain.
o Music director
Di dalam perusahaan media elektronik, seseresponden
yang berada dalam divisi music director wajib memiliki
selera musik yang baik dan memiliki wawasan untuk tiap
genre musik. Tugas music director beragam, antara lain
membuat chart lagu, bertanggungjawab terhadap database
lagu, mengatur time clock beat musik, memastikan agar
penyiar tidak keluar dari playlist yang telah disusun oleh
music director, dan membuat playlist harian, mingguan, dan
bulanan.
- Divisi online dan media sosial
Divisi online dan media sosial tidak hanya bertanggung
jawab terhadap apa yang mereka tulis di twitter, facebook,
instagram, dan line milik JeJe Radio. Divisi online dan media
sosial juga bertugas untuk menjawab pertanyaan, request, kritik,
saran, dan komentar yang masuk di media sosial. Divisi ini
juga bertugas untuk memperbarui informasi – informasi yang
disajikan di website dan media sosial JeJe Radio agar
pendengar tidak tertinggal informasi dan merasa nyaman
mengakses online dan media sosial milik JeJe Radio.
Page 118
100
- Divisi news and content
Divisi news and content bertanggung jawab dalam
menyelesaikan kegiatan jurnalistik dan pemberitaan. Koordinator
dalam divisi news and content bertugas untuk mengatur materi
sesuai dengan program acara, menyusun bahan reportase, dan
mencari referensi atau sumber informasi untuk berita yang
akan disajikan.
- Divisi teknisi
Secara umum, tugas dari divisi teknisi adalah memastikan
bahwa teknologi yang digunakan dalam bidang penyiaran
berada dalam kondisi sempurna. Divisi teknisi juga harus rutin
dalam memeriksa dan mengecek kembali kondisi peralatan
teknis dan melakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan.
4. Isi program siaran Iki Suroboyo Rek
Program Iki Suroboyo Rek merupakan program terbaru dibanding
program yang lainnya. Program Iki Suroboyo Rek baru terbit pada bulan
Desember 2013 dan menjadi salah satu program utama yang dimiliki oleh
JeJe Radio. Artinya, hingga saat ini, belum ada radio di Surabaya yang
memiliki siaran serupa.
“Tujuan utama tim kreatif JeJe Radio membuat program ISR adalah
mengenalkan sejarah Surabaya dan budaya Jawa Timur kepada
anak – anak muda. Tiap tahun, ada dua atau tiga pusat perbelanjaan
yang diresmikan di Surabaya. Semakin banyak tempat – tempat
nongkrong yang ada di Surabaya. Semakin banyak bisnis rumah
makan luar negeri, festival – festival luar negeri yang ada di
Surabaya. Tidak heran kalau anak – anak muda di Surabaya sudah
lupa dengan budaya Jawa Timur dan sejarah Kota Surabaya.
Terlebih lagi, image wisata Surabaya sedang buruk – buruknya di
Page 119
101
mata responden luar karena kontroversi kebun binatang Surabaya
dan penutupan gang dolli. Lewat program ISR, kami akan
memperkenalkan sejarah dan budaya Surabaya agar responden lain
tahu bahwa tidak hanya kebun binatang yang terkenal di Kota
Surabaya....”101
JeJe Radio bekerjasama dengan beberapa pihak untuk mengambil
menyiarkan informasi tentang sejarah kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur. Beberapa sumber informasi yang menjalin hubungan baik dengan
JeJe Radio adalah Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Paguyuban Cak Daning,
Komunitas Surabaya Punya Cerita, dan Soerabaya Herritage Track milik
Samporena. Siaran ISR juga mengudara sesuai dengan hari – hari besar yang
berhubungan sejarah atau budaya Kota Surabaya, seperti mengenalkan
kelenteng di Kota Surabaya ketika imlek, perpustakaan di Kota Surabaya
ketika hari pendidikan, dan lain – lain.
Program siaran ISR menyiarkan lima tema utama pada waktu yang
telah ditentukan. Tema dan contoh siaran dari program ISR antara lain :
1. Lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur di
kawasan Kota Surabaya dan sekitarnya. Contoh dari siaran tentang
lokasi sejarah dan budaya adalah sebagai berikut :
o Masjid Akbar Surabaya
o Masjid dan makam Sunan Ampel
o Hutan mangrove Surabaya
o Gereja Kepanjen Surabaya
101
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015.
Page 120
102
2. Upacara adat dan festival budaya Jawa Timur. Contoh dari siaran
tentang upacara adat dan festival budaya Jawa Timur adalah
sebagai berikut :
o Ludruk
o Barongsai Singo Wulung
o Upacara adat riyoyo kupat
o Festival budaya Rujak Uleg
3. Kuliner khas Jawa Timur. Contoh dari siaran tentang kuliner khas
Jawa Timur adalah sebagai berikut :
o Rujak tolet
o Pecel semanggi
4. Ringkasan singkat sejarah penting tentang kota Surabaya. Contoh
dari siaran tentang sejarah di Kota Surabaya adalah sebagai
berikut :
o Sejarah perjuangan wartawan di Surabaya
o Sejarah Kembang Jepun sejak Sriwijaya masih berkuasa
hingga penjajahan Belanda.
5. Profil tokoh – tokoh penting di Kota Surabaya. Tokoh yang
dibahas pada siaran ini tidak hanya pahlawan, atlet, artis, seniman,
dan responden – responden terkenal lain yang lahir di Surabaya,
tumbuh besar di Surabaya, atau membawa perkembangan berarti
untuk Kota Surabaya. JeJe Radio juga membahas tentang
Page 121
103
masyarakat sipil yang memiliki nilai berita. Berikut contoh dari
siaran tentang profil tokoh di Kota Surabaya :
o Sunan Ampel sebagai tokoh religi dari Jawa Timur
o Didi Petet sebagai aktor yang lahir di Surabaya.
o Cak Sidik sebagai pemain ludruk senior di Surabaya.
o Khalifah Hisyam sebagai pendakwah muda yang
berasal dari Surabaya.
5. Media Publikasi Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek
Sebagai salah satu program siaran di JeJe Radio, JeJe Radio
menggunakan beberapa media untuk menyampaikan informasi tentang
sejarah Surabaya dan budaya Jawa Timur. 102
Media tersebut terdiri dari :
1. Siaran on air Jeje Radio.
2. Kilasan isi berita di twitter @jejeradioSBY.
Sumber gambar : Twitter JeJe Radio, diakses pada 31 Januari 2015
Gambar 4.3 Kilasan Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
twitter JeJe Radio Surabaya
102
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015.
Page 122
104
3. Kilasan isi berita di facebook Jeje Radio Surabaya.
Sumber gambar : Facebook JeJe Radio, diakses pada 12 April 2015
Gambar 4.4 Kilasan Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
facebook JeJe Radio Surabaya
4. Berita foto di instagram @jejeradiosby.
Gambar 4.5 Kilasan Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
Instagram JeJe Radio Surabaya
Sumber gambar : Instagram JeJe Radio,
diakses pada 12 April 2015
Page 123
105
5. Berita audio visual di youtube Jeje Radio. Tayangan di Youtube
berisi siaran yang melibatkan wawancara eksklusif antara JeJe Radio
dengan narasumber – narasumber terkenal.
Sumber gambar : Youtube JeJe Radio, diakses pada 19 November 2015
Gambar 4.6 Kilasan Isi Program Siaran Iki Suroboyo Rek di
Youtube JeJe Radio Surabaya
6. Acara off air Jeje Radio. JeJe Radio menggalang siaran off air setiap
dua hingga tiga kali dalam waktu 2 bulan.
Sumber gambar : Dokumentasi JeJe Radio
Gambar 4.7 Acara off air JeJe Radio di Tunjungan Plaza
Page 124
106
7. Kerjasama antara JeJe Radio pernah bekerjasama dengan beberapa
media cetak untuk memuat kilasan informasi, antara lain majalah CT
Magz, Majalah Surabaya City Guide (SCG), Provoke Surabaya
Magazine, dan koran Kabar Surabaya edisi akhir pekan. Namun,
kilasan dari program siaran tersebut tidak rutin dijalankan. Apabila
masa kontrak telah habis, maka kilasan informasi tersebut tidak
dicetak oleh perusahaan media cetak.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Adopter
Berdasarkan teori difusi inovasi, salah satu variabel yang
mempengaruhi tingkat adopsi pendengar program Iki Suroboyo Rek
adalah karakteristik adopter. Pada penelitian ini, karakteristik adopter (X1)
yang diteliti terbagi menjadi 2, yaitu : (1) pendidikan yang sedang
ditempuh oleh individu selaku responden (X1.1), dan (2) tahun
mendengarkan program Iki Suroboyo Rek untuk pertama kali (X1.2).
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan formal merupakan lama pendidikan yang ditempuh
oleh individu selama di bangku sekolah. Individu yang berpendidikan
tinggi cenderung terbuka untuk menerima hal – hal baru, berani untuk
mencoba hal baru, dan tidak takut pada resiko. Pendidikan memiliki
pengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi. Pendidikan formal dari individu
yang mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Page 125
107
TABEL 4.1. Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan
Kategori Jumlah
responden
Presentase (%)
Tingkat pendidikan SMP 55 responden 16%
Tingkat pendidikan SMA 109 responden 32%
Tingkat pendidikan Perguruan Tinggi 180 responden 52%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.1, individu yang sedang menempuh pendidikan di
bangku SMP berjumlah 55 responden (16%). Individu yang sedang
menempuh pendidikan di bangku SMA berjumlah 109 responden (32%).
Sisanya, yakni 180 individu (52%) sedang menempuh pendidikan di bangku
perguruan tinggi. Tabel di atas menunjukkan bahwa individu yang
mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek didominasi oleh mahasiswa.
b. Tahun mengakses program siaran
Tahun mengakses program siaran berpengaruh terhadap tingkat adopsi
inovasi. Individu yang mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek terlebih
dahulu lebih cepat mengadopsi isi program siaran tersebut. Hasil pengukuran
tahun mengakses program siaran dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 4.2. Jumlah responden berdasarkan tahun mengakses program
siaran untuk pertama kali
Kategori Jumlah responden Presentase
Tahun 2015 51 responden 15%
Tahun 2014 236 responden 68%
Tahun 2013 57 responden 17%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Page 126
108
Berdasarkan penjabaran pada tabel 4.2, sejumlah 51 responden (15%)
mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek pada tahun 2015, sejumlah
individu yang mengakses program siaran pada tahun 2014 berjumlah 236
responden (68%) dan individu yang mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek tahun 2013 hanya berjumlah 57 responden ( 17% ).
Jumlah individu yang mengakses program siaran di tahun 2014 lebih
banyak dibandingkan individu yang mengakses program siaran pada tahun
2015 dan 2013. Tabel di atas memiliki kesimpulan bahwa lebih banyak
individu yang sudah mengenal program siaran Iki Suroboyo Rek selama
kurang lebih setahun.
2. Karakteristik inovasi
a. Keuntungan relatif
Suatu inovasi akan mudah diadopsi apabila memberikan
keuntungan bagi calon adopternya. Begitu pula dengan inovasi berupa
program siaran radio. Inovasi tersebut akan lebih mudah diadopsi apabila
memberikan keuntungan yang lebih kepada calon adopternya. Adapun
persepsi individu terhadap keuntungan relatif program siaran Iki
Suroboyo Rek tersaji dalam tabel berikut :
Page 127
109
TABEL 4.3. Persepsi responden tentang keuntungan relatif program siaran
Iki Suroboyo Rek
Kategori Jumlah
responden
Presentase
Tidak menguntungkan 4 responden 1%
Menguntungkan 81 responden 23%
Sangat menguntungkan 256 responden 76%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.3, terdapat 4 responden (1%) yang menilai bahwa
program siaran Iki Suroboyo Rek tidak memberikan keuntungan bagi
mereka. Individu menilai bahwa program siaran Iki Suroboyo Rek tidak
membawa perubahan apapun dalam kehidupan sehari – hari mereka, baik
perubahan psikologis, ekonomis, maupun sosiologis. Oleh karena itu, individu
memberikan penilaian bahwa program siaran tersebut tidak memberikan
keuntungan relatif.
Sebanyak 81 responden (23%) menilai bahwa program siaran Iki
Suroboyo Rek memberikan keuntungan relatif kepada mereka. Individu
menilai bahwa program siaran Iki Suroboyo Rek memberikan keuntungan
berupa bertambahnya pengetahuan, informasi, dan sebagai sarana hiburan
seperti fungsi media pada umumnya.
Selanjutnya, 256 responden (76%) menilai bahwa program siaran Iki
Suroboyo Rek sangat menguntungkan bagi mereka. Individu tidak hanya
memperoleh keuntungan berupa pengetahuan, informasi, dan hiburan saja.
Individu memperoleh keuntungan psikologis, sosiologis, maupun ekonomis.
Page 128
110
Individu mengakui bahwa program siaran Iki Suroboyo Rek tidak hanya
memberikan pengetahuan, informasi, dan hiburan saja. Beberapa individu
memperoleh sumber informasi untuk menulis tentang sejarah Kota Surabaya
dan budaya Jawa Timur. Beberapa individu juga dapat menjadi guide di
Kota Surabaya setelah memperoleh pengetahuan tentang lokasi sejarah dan
budaya, festival budaya, upacara adat khas Jawa Timur, dan kuliner khas
Jawa Timur setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
b. Inovasi sesuai dengan kebutuhan individu
Sebuah inovasi mudah untuk diadopsi apabila sesuai dengan
kebutuhan calon adopternya. Begitu pula dengan program siaran Iki
Suroboyo Rek, tentunya akan lebih mudah diadopsi oleh calon adopter
apabila program siaran tersebut sesuai dengan kebutuhan individu yang
mengakses isi program siaran tersebut. Adapun penilaian individu tentang
kesesuaian tersaji pada tabel berikut :
TABEL 4.4. Persepsi responden tentang kesesuaian inovasi dengan
kebutuhan responden
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak sesuai 0 responden 0%
Sesuai 65 responden 19%
Sangat sesuai 279 responden 81%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.4, tertulis bahwa tidak ada responden yang menilai
bahwa inovasi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini membuktikan
Page 129
111
bahwa masyarakat di Kota Surabaya membutuhkan informasi mengenai
sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur.
Selanjutnya, sejumlah 65 responden (19%) menilai bahwa inovasi
sesuai dengan kebutuhan mereka. Individu menilai bahwa program siaran Iki
Suroboyo Rek sesuai dengan kebutuhan individu sebagai sarana hiburan dan
penghilang kebosanan.
Sisanya, sejumlah 279 responden (81%) memberikan penilaian bahwa
inovasi sangat sesuai dengan kebutuhan mereka. Individu menilai bahwa
program siaran Iki Suroboyo Rek menjadi tidak hanya menjadi sarana
hiburan saja, tetapi juga sarana informasi dan pengetahuan yang sesuai
dengan kebutuhan individu.
c. Inovasi mudah untuk dipahami
Inovasi yang mudah untuk dipahami akan mempengaruhi kecepatan
individu untuk mengadopsi inovasi. Begitu pula dengan program siaran Iki
Suroboyo Rek. Semakin mudah isi program siaran Iki Suroboyo Rek
dipahami oleh individu, maka inovasi tersebut semakin mudah untuk
diadopsi. Berikut persepsi individu terhadap kemudahan memahami inovasi :
TABEL 4.5. Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
dipahami
Kategori Jumlah
responden
Presentase
Tidak mudah 0 responden 0%
Mudah 7 responden 2%
Sangat mudah 337 responden 98%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Page 130
112
Pada tabel 4.5, tidak ada responden yang menilai bahwa program
siaran Iki Suroboyo Rek tidak mudah untuk dipahami. Artinya, individu yang
mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek memahami maksud dari isi
program siaran Iki Suroboyo Rek.
Selanjutnya, sejumlah 7 responden (2%) menilai bahwa program
siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk dipahami. Ketika mendengarkan isi
dari program siaran Iki Suroboyo Rek, individu langsung memahami pesan –
pesan yang disampaikan oleh penyiar. Meskipun demikian, individu juga
tidak mudah mencerna isi siaran apabila penyiar menggunakan istilah –
istilah dalam bahasa Jawa, bahasa Inggris, maupun istilah yang terasa asing
di telinga pendengar. Begitu pula bagi individu yang mengakses melalui
media sosial. Individu akan merasa sedikit kesulitan apabila admin media
sosial menulis kilasan isi program siaran menggunakan bahasa yang masih
asing di telinga individu. Namun, kesulitan tersebut mudah untuk diatasi.
Individu bertanya kepada orang lain, mencari di kamus, dan mencari di
internet tentang definisi dari kata-kata yang terasa asing di telinga individu.
Sisanya, yakni 337 responden (98%) menilai bahwa program siaran
Iki Suroboyo Rek sangat mudah untuk dipahami. Individu langsung
memahami maksud dari isi program siaran Iki Suroboyo Rek ketika
mendengarkan siaran di radio atau membaca kilasan isi program siaran di
media sosial. Individu tidak membutuhkan bantuan orang lain, internet, dan
media lain untuk memahami isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Page 131
113
d. Inovasi mudah untuk diakses
Teori difusi inovasi menjelaskan bahwa inovasi yang dapat diuji
coba dalam skala kecil lebih mudah untuk diadopsi, sebab individu dapat
melihat secara konkret bahwa inovasi tersebut layak untuk diadopsi. Bentuk
konkret dari program siaran Iki Suroboyo Rek adalah isi program siaran
yang dapat didengar melalui radio dan isi program siaran yang dapat
diakses melalui media sosial. Peneliti memiliki asumsi bahwa semakin
mudah program siaran Iki Suroboyo Rek diakses melalui radio, maka
individu lebih cepat mengadopsi inovasi. Semakin mudah program siaran Iki
Suroboyo Rek diakses melalui twitter, maka individu lebih cepat mengadopsi
inovasi. Semakin mudah program siaran Iki Suroboyo Rek diakses melalui
facebook, maka individu lebih cepat mengadopsi inovasi.
1) Inovasi mudah diakses melalui radio
Inovasi yang mudah diakses memberikan keyakinan individu untuk
mengadopsi inovasi. Individu semakin cepat mengadopsi program siaran Iki
Suroboyo Rek apabila isi dari program siaran tersebut mudah untuk diakses
melalui media radio milik individu. Adapun persepsi individu tentang
kemudahan mengakses program siaran melalui radio tersaji sebagai berikut:
Page 132
114
TABEL 4.6. Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui radio.
Kategori Jumlah
responden
Presentase
Tidak mudah diakses 21 responden 6%
Mudah diakses 42 responden 12%
Sangat mudah diakses 281 responden 82%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.6, sejumlah 21 responden (6%) memberikan
penilaian bahwa tidak mudah untuk mengakses program siaran Iki Suroboyo
Rek melalui radio. Artinya, individu memiliki kendala yang sangat sulit
untuk mengakses program siaran tersebut melalui radio dan kendala tersebut
sulit untuk terselesaikan. Salah satu contoh dari kendala yang menyebabkan
program siaran radio tidak mudah untuk diakses adalah individu tidak
memiliki sarana untuk mendengarkan radio. Individu menggunakan alternatif
lain untuk mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek, yaitu
menggunakan media sosial.
Selanjutnya, 42 responden (12%) memberikan penilaian bahwa
program siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk diakses. Artinya, individu
terkadang menemui kendala ketika sedang mengakses program siaran Iki
Suroboyo Rek, namun kendala tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Contoh dari kendala yang ditemui individu adalah tidak memiliki headset
untuk mendengarkan radio melalui ponsel atau paket internet habis sehingga
tidak dapat mendengarkan radio streaming.
Page 133
115
Sisanya, sejumlah 281 responden (82%) memiliki persepsi bahwa
program siaran Iki Suroboyo Rek sangat mudah untuk diakses. Individu tidak
menemui kendala sama sekali ketika mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek melalui radio.
2) Inovasi mudah diakses melalui twitter
Inovasi yang mudah diakses menambah keyakinan individu untuk
mengadopsi inovasi. Individu semakin cepat mengadopsi program siaran Iki
Suroboyo Rek apabila isi dari program siaran tersebut mudah untuk diakses
melalui twitter milik individu. Pernyataan di atas didukung oleh kutipan
wawancara antara peneliti dengan kepala divisi head and content JeJe
Radio :
“Saat ini, JeJe Radio lebih mudah untuk mempromosikan sesuatu
melalui media sosial. Media sosial di JeJe Radio yang saat ini
memiliki banyak peminat adalah twitter…”103
. Adapun persepsi responden terkait kemudahan mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek melalui twitter tersaji pada tabel berikut :
TABEL 4.7. Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui twitter
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak mudah diakses 4 responden 1%
Mudah diakses 9 responden 3%
Sangat mudah diakses 331 responden 96%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
103
Tika Sulistya, Kepala Divisi News and Content JeJe Radio, Wawancara Pribadi,
Surabaya, 29 April 2015.
Page 134
116
Berdasarkan tabel 4.7, sejumlah 4 responden (1%) menyatakan bahwa
twitter tidak mudah untuk diakses. Artinya, individu memiliki kendala ketika
mengakses twitter JeJe Radio untuk memperoleh isi program siaran Iki
Suroboyo Rek dan kendala tersebut sangat sulit untuk diselesaikan. Contoh
dari kendala yang ditemui oleh individu adalah tidak mempunyai fasilitas
untuk dapat membuka twitter kapan saja dan dimana saja.
Selanjutnya, sejumlah 9 responden (3%) memiliki persepsi bahwa
twitter mudah untuk diakses. Meski terkadang individu memiliki kendala
ketika mengakses twitter JeJe Radio untuk memperoleh isi program siaran
Iki Suroboyo Rek. Namun, kendala yang ditemui oleh individu dapat diatasi
dalam waktu singkat. Contoh dari kendala yang ditemui oleh individu adalah
jaringan untuk membuka twitter terhambat sehingga individu tidak dapat
mengikuti isi program siaran Iki Suroboyo Rek dengan cepat.
Berikutnya, 331 responden (96%) menilai bahwa program siaran Iki
Suroboyo Rek sangat mudah diakses melalui twitter. Individu tidak memiliki
kendala yang berarti selama mengakses isi program siaran melalui media
sosial twitter. Individu memiliki teknologi yang praktis untuk membuka
twitter, seperti ponsel dan tab. Selain itu, individu juga tidak kesulitan untuk
mengakses twitter karena jaringan internet dari data seluler menyediakan
paket internet yang murah dan wifi mudah dijangkau dari tempat tinggal
individu.
Page 135
117
3) Inovasi mudah diakses melalui facebook
Tidak hanya media sosial twitter yang berhasil menjaring perhatian
para calon adopter. Facebook merupakan salah satu media sosial yang juga
menjaring perhatian calon adopter untuk mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.. Persepsi responden terkait kemudahan mengakses isi program
siaran Iki Suroboyo Rek melalui facebook tersaji pada tabel di bawah ini :
TABEL 4.8. Persepsi responden tentang isi program siaran mudah
diakses melalui facebook
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak mudah diakses 10 responden 3%
Mudah diakses 17 responden 5%
Sangat mudah diakses 317 responden 92%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.8, sejumlah 10 responden (3%) tidak mudah
mengakses facebook JeJe Radio untuk memperoleh isi dari program siaran
Iki Suroboyo Rek. Artinya, individu menemui kendala untuk mengakses
facebook JeJe Radio dan kendala tersebut sangat sulit untuk diatasi. Contoh
dari kendala tersebut adalah individu sudah jarang atau tidak lagi
menggunakan facebook seiring munculnya media sosial – media sosial
lainnya.
Selanjutnya, sejumlah 17 responden (5%) mudah untuk mengakses
facebook JeJe Radio untuk memperoleh isi dari program siaran Iki
Suroboyo Rek. Artinya, individu menemui kendala untuk mengakses facebook
Page 136
118
JeJe Radio, namun kendala tersebut dapat diatasi dalam waktu singkat.
Contoh dari kendala tersebut adalah paket internet yang tidak mencukupi
untuk membuka foto berita di facebook. Foto tersebut merupakan bagian
dari isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Sisanya, sejumlah 317 responden (92%) sangat mudah untuk
mengakses facebook JeJe Radio. Individu yang tergabung dalam kelompok
ini tidak menemui kendala apapun ketika mengakses isi program siaran Iki
Suroboyo Rek melalui facebook. Individu telah memiliki teknologi yang
praktis untuk membuka twitter, seperti ponsel dan tab. Individu juga tidak
kesulitan untuk mengakses twitter karena jaringan internet dari data seluler
menyediakan paket internet yang murah dan wifi yang mudah di jangkau
dari tempat tinggal individu.
e. Inovasi mudah untuk diamati secara konkret
Inovasi berbentuk fisik memiliki satu kelebihan agar adopter lebih
cepat mengadopsi, yaitu inovasi mudah untuk diamati dengan mata
telanjang. Contohnya, inovasi berupa pupuk dari sampah organik terhadap
pertumbuhan padi. Petani yang berperan sebagai adopter dapat melihat
secara jelas bagaimana tampilan padi yang tumbuh menggunakan pupuk
yang terbuat dari sampah organik. Hasil pengamatan menjadi pertimbangan
bagi petani untuk mengadopsi atau menolak inovasi pupuk sampah organik.
Berbeda halnya dengan inovasi berupa isi program siaran yang sulit
untuk diamati secara konkret. Isi dari program siaran radio adalah lokasi
Page 137
119
sejarah Surabaya dan budaya Jawa Timur, kuliner khas Jawa Timur, upacara
adat dan festival budaya Jawa Timur, sejarah Kota Surabaya, dan tokoh –
tokoh penting di Jawa Timur. Individu akan memberikan penilaian kepada
isi program siaran Iki Suroboyo Rek apabila isi dari program siaran tersebut
dapat dilihat secara fisik. Misalnya, tempat – tempat sejarah dan budaya Jawa
Timur yang disiarkan oleh program siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk
dikunjungi, kuliner khas Jawa Timur mudah untuk dicicipi, dan upacara adat
dan festival budaya khas Jawa Timur mudah untuk diikuti. Semakin mudah
isi dari program siaran tersebut diamati secara konkret, maka individu
semakin mudah untuk mengadopsi inovasi.
1) Lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur mudah
untuk dikunjungi
Salah satu tema dari program siaran Iki Suroboyo Rek adalah ulasan
tentang lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Apabila calon
adopter memiliki persepsi bahwa lokasi sejarah dan budaya mudah untuk
dikunjungi, maka calon adopter semakin cepat untuk mengadopsi inovasi.
TABEL 4.9. Persepsi responden tentang lokasi sejarah Kota Surabaya
dan budaya Jawa Timur mudah untuk dikunjungi.
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak mudah dikunjungi 33 responden 9%
Mudah dikunjungi 47 responden 14%
Sangat mudah dikunjungi 264 responden 77%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Page 138
120
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa 33 responden (9%)
memiliki persepsi bahwa lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur tidak mudah untuk dikunjungi. Artinya, individu memiliki kendala
yang sangat sulit untuk mengunjungi lokasi sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur. Salah satu kendala yang tidak bisa terhindarkan adalah
kepercayaan individu. Individu yang beragama non-muslim sulit untuk
berkunjung ke Masjid Sunan Ampel. Sebaliknya, individu yang muslim sulit
untuk berkunjung ke gereja yang menyimpan sejarah tentang perawan Maria.
Sementara itu, sejumlah 47 responden (14%) memiliki persepsi bahwa
lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur mudah untuk
dikunjungi. Meski terkadang individu menemui kendala ketika mengunjungi
lokasi sejarah dan budaya sesuai dengan isi program siaran Iki Suroboyo
Rek. Contoh dari kendala yang paling sering ditemui oleh individu adalah
jarak antara lokasi dan tempat tinggal individu terhitung sangat jauh, dan
individu tidak tahu petunjuk arah ke lokasi tersebut.
Sejumlah 264 responden (77%) memiliki persepsi bahwa lokasi
sejarah Kota Suraaya dan budaya Jawa Timur sangat mudah untuk
dikunjungi. Individu tidak memiliki kendala untuk mengunjungi lokasi –
lokasi sejarah dan budaya tersebut.
2) Kuliner khas Jawa Timur mudah dikonsumsi
Tema yang sering diusung pada program siaran Iki Suroboyo Rek
adalah tema tentang kuliner khas Jawa Timur. Apabila calon adopter
Page 139
121
memiliki persepsi bahwa kuliner khas Jawa Timur mudah untuk dikonsumsi,
maka inovasi semakin cepat untuk diadopsi.
TABEL 4.10. Persepsi responden tentang kuliner khas Jawa Timur
mudah untuk dikonsumsi
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak mudah dikonsumsi 60 responden 17%
Mudah dikonsumsi 79 responden 23%
Sangat mudah dikonsumsi 205 responden 60%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan penjabaran pada tabel 4.10, tertulis bahwa 60 responden
(17%) tidak mudah untuk mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur. Artinya,
individu memiliki kesulitan ketika hendak mengonsumsi kuliner khas Jawa
Tmur dan kesulitan tersebut sulit untuk diatasi. Contoh dari kesulitan
tersebut bersumber pada diri individu sendiri. Individu lebih berminat untuk
mengonsumsi kuliner dari daerah lain dibandingkan kuliner khas Jawa Timur.
Sejumlah 79 responden (23%) mudah untuk mengonsumsi kuliner
khas Jawa Timur. Artinya, individu tidak memiliki kesulitan ketika
mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur. Meskipun demikian, individu masih
menemui beberapa kendala yang menyebabkan individu tidak mudah untuk
mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur seperti yang disiarkan pada program
siaran Iki Suroboyo Rek. Kendala tersebut tergolong kendala yang mudah
untuk diatasi oleh individu. Contoh dari kendala tersebut adalah lokasi
rumah makan atau penjual yang menjajakan panganan khas Jawa Timur
jauh dari rumah individu.
Page 140
122
Sisanya, sejumlah 205 responden (60%) sangat mudah untuk
mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur. Artinya, individu tidak menemui
kendala yang berarti ketika ingin mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur
yang sesuai dengan isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
3) Upacara adat dan festival budaya Jawa Timur mudah untuk
dikunjungi
Upacara adat dan festival budaya Jawa Timur merupakan salah satu
tema dari isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Apabila calon adopter
memiliki persepsi bahwa upacara adat dan festival budaya Jawa Timur
mudah untuk dikunjungi, maka tingkat adopsi inovasi semakin cepat
tercapai. Persepsi individu terhadap kemudahan untuk mengunjungi upacara
adat dan festival budaya Jawa Timur dapat dilihat pada table 4.11.
TABEL 4.11. Persepsi responden tentang upacara adat dan festival
budaya Jawa Timur mudah untuk diikuti.
Kategori Jumlah responden Presentase
Tidak mudah dikunjungi 107 responden 31%
Mudah dikunjungi 107 responden 31%
Sangat mudah dikunjungi 130 responden 38%
TOTAL 344 responden 100%
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.11, sejumlah 107 responden (31%) menilai bahwa
upacara adat dan festival budaya Jawa Timur tidak mudah untuk diikuti.
Artinya, individu menemui kesulitan ketika hendak mengikuti upacara adat
dan festival budaya Jawa Timur dan kesulitan tersebut sulit untuk
Page 141
123
dipecahkan. Contoh dari kesulitan yang ditemui oleh individu adalah
keyakinan yang dianut oleh individu. Individu yang beragama non-muslim
sulit untuk mengikuti upacara adat Riyoyo Kupat.
Sementara itu, sejumlah 107 responden (31%) menilai bahwa upacara
adat dan festival budaya Jawa Timur mudah untuk dikunjungi. Meskipun
demikian, terkadang individu menemui kesulitan ketika hendak mengunjungi
upacara adat dan festival budaya Jawa Timur. Kesulitan tersebut mudah
masih tergolong kesulitan yang mudah untuk diatasi. Contoh dari kesulitan
yang ditemui oleh individu adalah atribut untuk mengikuti upacara adat dan
festival budaya yang tidak dimiliki oleh individu. Misalkan, untuk upacara
adat yang membutuhkan songket, tidak semua individu memiliki atribut
tersebut. Selain iru, lokasi upacara adat dan festival budaya juga tergolong
jauh, sehingga individu kesulitan untuk mencari transportasi umum untuk
mengunjungi upacara adat dan festival budaya tersebut.
Sejumlah 130 responden (38%) menilai bahwa upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur sangat mudah untuk dikunjungi. Artinya,
individu tidak menemui kesulitan yang berarti ketika mengikuti upacara adat
dan festival budaya Jawa Timur sesuai dengan isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
3. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi atau media berperan penting dalam penyebaran
informasi tentang inovasi. Tanpa peranan media, masyarakat di Kota
Page 142
124
Surabaya tidak dapat mengetahui bahwa JeJe Radio membuat inovasi berupa
program siaran radio Iki Suroboyo Rek. Isi media mempengaruhi persepsi
individu untuk mengadopsi atau menolak inovasi.
a. Jumlah sumber informasi yang digunakan individu
Sumber informasi merupakan asal dari suatu informasi. Individu
selaku calon adopter tentunya akan memperoleh informasi dari berbagai
macam sumber informasi, mulai dari sumber informasi interpersonal, media
massa, hingga media sosial. Semakin banyak sumber informasi yang
dimanfaatkan, maka individu semakin cepat untuk mengadopsi inovasi.
TABEL 4.12. Jumlah responden berdasarkan jumlah sumber informasi
yang digunakan individu untuk mencari informasi tentang inovasi
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.12, dapat dilihat bahwa sejumlah 129 responden
(37%) menggunakan tiga sumber informasi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar individu yang mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek
memanfaatkan lebih daru dua media untuk memperoleh informasi tentang
inovasi program siaran. Bahkan, sejumlah 85 responden (25%) menggunakan
empat sumber untuk mencari informasi tentang program siaran Iki Suroboyo
Jumlah sumber
informasi
Jumlah responden Presentase
1 22 responden 6%
2 61 responden 18%
3 129 responden 37%
4 85 responden 25%
5 47 responden 14%
TOTAL 344 responden 100%
Page 143
125
Rek. Hal ini menegaskan bahwa sebagian besar individu tidak selalu percaya
pada satu media saja. Individu membutuhkan informasi dari media lain agar
keyakinan individu untuk mengadopsi inovasi semakin kuat.
Pada tabel 4.12, dapat diketahui bahwa 22 responden (6%) saja yang
mencari informasi tentang inovasi melalui satu sumber. Jumlah tersebut lebih
sedikit dibandingkan individu yang mencari informasi mengenai program
siaran melalui dua hingga lima sumber informasi.
TABEL 4.13. Jumlah responden berdasarkan jenis sumber informasi
yang digunakan untuk mengetahui informasi tentang inovasi
Jenis media Jumlah responden
1) Interpersonal
Teman 12 responden
Keluarga 9 responden
2) Media massa
Iklan promosi konten di radio 21 responden
Majalah 43 responden
3) Media sosial
Facebook 318 responden
Twitter 332 responden
Youtube 10 responden
Instagram 82 responden
Official line 18 responden
Website JeJe Radio 261 responden Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.13, terlihat bahwa media sosial menjadi sumber
informasi yang banyak digunakan oleh individu. Adapun media sosial yang
paling banyak digunakan individu adalah twitter. Setelah twitter, individu
juga menggunakan facebook sebagai sumber informasi. Individu juga
mengakses website JeJe Radio untuk mencari informasi mengenai program
siaran Iki Suroboyo Rek. Hal ini membuktikan bahwa individu lebih
Page 144
126
mengandalkan media sosial untuk mencari informasi mengenai program
siaran radio.
b. Media yang digunakan untuk mengakses program siaran
Berbagai media digunakan oleh individu untuk mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek. Adapun media yang digunakan untuk
mengakses isi program siaran adalah radio dan media sosial. Radio pun
masih terdiri dari berbagai fasilitas radio, seperti radio ponsel, radio
pemancar, radio mobil, dan radio streaming. Sementara media sosial yang
digunakan oleh individu untuk mengakses isi program siaran Iki Suroboyo
Rek adalah twitter, facebook, youtube, dan instagram. Semakin banyak media
yang digunakan oleh individu untuk mengakses isi program siaran, maka
individu semakin cepat untuk mengadopsi inovasi. Adapun jumlah media
yang digunakan individu untuk mengakses program siaran tersaji pada tabel
4.14 di bawah ini :
TABEL 4.14. Jumlah responden berdasarkan jumlah media yang
digunakan untuk mengakses isi program siaran
Jumlah jenis media
yang digunakan
Jumlah responden Presentase
1 10 responden 3%
2 243 responden 62%
3 67 responden 19%
4 50 responden 15%
5 3 responden 1%
TOTAL 344 Responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.14, tertulis bahwa 243 responden (62%) menggunakan
dua media untuk mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Hal ini
Page 145
127
menunjukkan bahwa individu menggunakan lebih dari satu media untuk
mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Individu merasa kebutuhan
informasi terpenuhi ketika mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek
dengan berbagai macam media. Individu dapat mendengarkan program siaran
Iki Suroboyo Rek di radio ponsel atau streaming. Apabila individu tidak
sempat mendengarkan radio, individu memilih untuk membaca kilasan isi
program siaran melalui twitter, facebook, atau instagram.
Masing – masing media sosial pun memiliki kekurangan dan
kelebihan tersendiri. Twitter lebih praktis, tetapi terbatas dengan ketentuan
160 huruf untuk satu kali post. Oleh karena itu, individu harus mengamati
tiap post dengan hastag #Ikisuroboyorek untuk mengikuti perkembangan
kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Sementara itu, facebook bisa
memuat foto beserta kalimat – kalimat yang panjang. Namun, kalimat yang
panjang tersebut dapat membuat individu yang membaca kilasan program
siaran menjadi bosan. Terlebih lagi, individu yang menggunakan facebook
semakin menipis seiring munculnya media sosial – media sosial lainnya.
Adapun jenis media yang digunakan oleh individu untuk mengakses
isi program Iki Suroboyo Rek tersaji dalam tabel 4.15 di bawah ini :
Page 146
128
TABEL 4.15. Jumlah responden berdasarkan jenis media untuk
mengakses isi program siaran
Jenis media Jumlah responden
1) Radio
Radio antena (radio pemancar) 4 responden
Radio streaming 69 responden
Radio ponsel 143 responden
Radio mobil 9 responden
2) Media sosial
Kilasan di Twitter 332 responden
Kilasan di Facebook 318 responden
Youtube 8 responden
Instagram 29 responden
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.15, tertulis bahwa lebih dari 300 responden
menggunakan media sosial twitter dan facebook untuk mengakses program
siaran Iki Suroboyo Rek. Individu menilai bahwa media sosial memiliki
kelebihan. Setelah membaca kilasan isi program siaran Iki Suroboyo Rek,
individu dapat meninggalkan request, komentar, dan kritikan di kolom
komentar facebook atau reply twitter. Cara seperti itu lebih murah dan
mudah dibandingkan harus mengirim SMS atau telepon ke stasiun radio.
Selain itu, kilasan isi siaran di media sosial juga dapat dibaca kapan saja
dan di mana saja selama individu masih memiliki fasilitas untuk membuka
media sosial. Berbeda dengan program siaran radio. Ketika program siaran
Iki Suroboyo Rek mengudara pukul 18.00, maka individu harus stay tune
atau tetap mendengarkan program siaran tepat pukul 18.00.
Untuk media radio, sejumlah 143 responden menggunakan media
radio ponsel dan 69 responden menggunakan media radio streaming. Dua
Page 147
129
media radio tersebut lebih praktis dibandingkan radio pemancar atau radio
mobil. Untuk radio streaming, individu hanya membutuhkan laptop dan
jaringan internet. Sementara itu, untuk radio ponsel, individu hanya
membutuhkan headset sebagai penangkap gelombang siaran.
c. Frekuensi mendengar program siaran
Program siaran Iki Suroboyo Rek mengudara tiap hari Sabtu dan
Minggu pukul 08.00, 12.00, 18.00, dan 20.00. Program siaran tersebut
memiliki durasi 15 – 20 menit. Dalam kurun waktu satu minggu, individu
dapat mendengarkan program siaran tersebut selama delapan kali.
Semakin sering inovasi digunakan, maka individu semakin cepat
untuk mengadopsi inovasi. Semakin tinggi frekuensi individu mendengarkan
program siaran Iki Suroboyo Rek, maka individu semakin cepat mengadopsi
inovasi. Adapun jumlah individu berdasarkan frekuensi mendengar program
siaran r adio tersaji pada table 4.16 dibawah ini :
TABEL 4.16. Jumlah responden berdasarkan frekuensi mendengar
program siaran melalui radio
Frekuensi mendengar radio Jumlah responden Presentase
0 kali dalam satu minggu 37 responden 11%
1 kali dalam satu minggu 221 responden 64%
2 kali dalam satu minggu 72 responden 21%
3 kali dalam satu minggu 5 responden 1%
4 kali dalam satu minggu 9 responden 3%
TOTAL 344 Responden 100% Sumber : data primer, 2015
Page 148
130
Pada tabel 4.16, dapat diketahui bahwa 37 responden (11%) tidak
mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek. Hal ini menunjukkan
bahwa individu mengikuti program siaran Iki Suroboyo Rek melalui media
lain selain radio, yaitu media sosial. Di sisi lain, sejumlah 221 responden
(64%) mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek sebanyak satu kali
dalam seminggu. Artinya, individu meluangkan waktu 15 – 20 menit untuk
mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek di akhir pekan. Selain itu,
sejumlah 72 responden (21%) meluangkan waktu 30 – 40 menit untuk
mendengarkan program siaran tentang sejarah Kota Surabaya dan budaya
Jawa Timur di akhir pekan. Adapun sebaran waktu individu untuk
mendengarkan program siaran tersaji dalam tabel 4.17 di bawah ini :
TABEL 4.17. Jumlah responden berdasarkan waktu individu
mendengarkan program siaran dalam satu minggu
Waktu mendengarkan program
siaran
Jumlah responden
Sabtu, pukul 08.00 14 responden
Sabtu, pukul 12.00 33 responden
Sabtu, pukul 18.00 3 responden
Sabtu, pukul 20.00 92 responden
Minggu, pukul 08.00 12 responden
Minggu, pukul 12.00 44 responden
Minggu, pukul 18.00 110 responden
Minggu, pukul 20.00 108 responden
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.17, terdapat kesimpulan bahwa 110 responden
mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek pada hari Minggu pukul
18.00. Selanjutnya, 108 responden mendengarkan program siaran pada hari
Page 149
131
Minggu pukul 20.00. Pada hari Sabtu, 92 responden mendengarkan pada
pukul 20.00.
Tabel di atas menunjukkan bahwa program siaran Iki Suroboyo Rek
didengar oleh banyak orang pada pukul 18.00 dan 20.00. Hal ini
berhubungan dengan program siaran menarik di JeJe Radio yang mengudara
pukul 17.00 dan 19.00, antara lain program siaran musik Maraton Hits dan
program siaran Jalan – Jalan Sore yang menyampaikan informasi tentang
berbagai tempat menarik untuk jalan – jalan di seluruh Indonesia.
4. Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
a. Pengetahuan individu terhadap inovasi
Rogers (1983) menuliskan, the innovation-decision process is the
process through which individual passes from first knowledge of an
innovation, to forming an attitude toward the innovation, to a decision to
adopt or reject, to implementation of the new idea, and to confirmation of
this decision .104
Proses adopsi inovasi dimulai dari perubahan pengetahuan
individu terhadap sebuah inovasi. Sebelum mengakses isi program siaran iki
Suroboyo Rek, individu tidak banyak mengetahui tentang sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur. Setelah mendengarkan siaran Iki Suroboyo
Rek, individu menjadi tahu tentang sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur. Apabila individu rutin mendengarkan radio dan mengakses kilasan
informasi Iki Suroboyo Rek melalui media sosial, maka individu lebih
104
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmilan Publisher,
1983), 3rd
Edition, h. 163
Page 150
132
banyak mengetahui isi dari program siaran tersebut dan mampu
mendeskripsikannya dengan baik.
1) Pengetahuan individu terhadap lokasi sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur
TABEL 4.18. Jumlah responden berdasarkan jumlah lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang diketahui oleh
responden
Jumlah tempat yang
disebutkan
Jumlah responden Presentase
1 13 responden 4%
2 31 responden 9%
3 85 responden 25%
4 65 responden 19%
5 71 responden 21%
6 41 responden 11%
7 24 responden 7%
8 14 responden 4%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.18, tertulis bahwa sejumlah 85 responden (25%) dapat
menyebutkan tiga tempat, 71 responden (21%) dapat menyebutkan lima
tempat, dan 65 responden (19%) dapat menyebutkan empat tempat.
Sementara jumlah individu yang mengetahui satu tempat hanya berjumlah
13 responden (4%) saja. Hal ini menunjukkan bahwa individu mengetahui
lebih dari satu tempat setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek.
Page 151
133
TABEL 4.19 Jumlah responden berdasarkan nama lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang diketahui oleh
responden
Nama lokasi Jumlah responden Presentase
Museum Kanker 41 responden 12%
Masjid Cheng Hoo 36 responden 10%
Monumen Pers Surabaya 34 responden 9%
Pintu Air Wonokromo 22 responden 6%
Gereja Nginden 20 responden 5%
Lain – lain 191 responden 58%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.19, sejumlah 41 responden (12%) mengetahui lokasi
Museum Kanker dari program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, yaitu 36
responden (10%) mengetahui lokasi Masjid Cheng Hoo dari program siaran
Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 34 responden (9%) mengetahui lokasi Monumen
Pers Surabaya setelah mendengarkan isi dari program siaran Iki Suroboyo
Rek. Selanjutnya, sejumlah 22 responden (6%) mengetahui lokasi Pintu Air
Wonokromo dari program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, yaitu 20
responden (5%) mengetahui posisi Gereja Nginden sebagai gereja terbesar
di ASEAN setelah mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek. Sisanya,
yakni sejumlah 191 responden (58%) mengetahui lokasi – lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang lainnya dari program siaran
Iki Suroboyo Rek, seperti depot es krim Zhangrandy, Masjid Akbar, Kya
Kya, Jembatan Merah, dan lain – lain.
Page 152
134
2) Pengetahuan individu terhadap upacara adat dan festival budaya
Jawa Timur
TABEL 4.20. Jumlah responden berdasarkan jumlah upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur yang diketahui oleh responden.
Jumlah upacara dan festival yang
disebutkan
Jumlah
responden
Presentase
0 15 responden 4%
1 75 responden 22%
2 126 responden 37%
3 78 responden 23%
4 42 responden 12%
5 8 responden 2%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Sejumlah 126 responden (37%) mengetahui dua jenis upacara adat
dan festival budaya Jawa Timur. Selanjutnya, 78 responden (23%)
mengetahui tiga jenis upacara adat dan festival budaya Jawa Timur dan 75
responden (22%) mengetahui satu jenis upacara adat dan festival budaya
Jawa Timur. Jumlah tersebut masih lebih banyak bila dibandingkan dengan
individu yang tidak mengetahui upacara adat dan festival budaya sama
sekali. Individu yang tidak mengetahui upacara adat dan festival budaya
berjumlah 15 responden (4%).
Page 153
135
TABEL 4.21. Jumlah responden berdasarkan upacara adat dan festival
budaya Jawa Timur yang diketahui oleh responden
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Festival Tunjungan 88 responden 26%
Riyoyo Kupat 71 responden 21%
Festival Rujak Uleg 50 responden 14%
Petik Angpau 42 responden 12%
Barongsai Singo Wulung 33 responden 9%
Lain – lain 45 responden 14%
Tidak tahu 15 responden 4%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.21, tertulis dapat diketahui bahwa 88 responden (26%)
mengetahui tentang festival budaya Tunjungan setelah mengakses program
siaran Iki Suroboyo Rek. Selain festival Tunjungan, sejumlah 71 responden
(21%) bertambah pengetahuan tentang upacara adat Riyoyo Kupat setelah
mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, yaitu 50 responden
(14%) mengetahui tentang Festival Rujak Uleg setelah mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 42 responden (12%) mengetahui
informasi tentang upacara adat Tiong Hoa Petik Angpau setelah mengakses
isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 33 responden (9%)
mengetahui informasi tentang Barongsai Singo Wulung setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo Rek. Sisanya, yakni 45 responden (14%)
mengetahui upacara adat dan festival budaya Jawa Timur lain, seperti
festival budaya Soerabadja Tempoe Doeloe, ludruk, reog Ponorogo, dan lain –
lain.
Page 154
136
3) Pengetahuan individu terhadap kuliner khas Jawa Timur
TABEL 4.22. Jumlah responden berdasarkan jumlah kuliner khas Jawa
Timur yang diketahui oleh responden
Jumlah kuliner yang disebutkan Jumlah responden Presentase
0 7 responden 2%
1 68 responden 20%
2 99 responden 29%
3 103 responden 29%
4 48 responden 14%
5 16 responden 5%
6 2 responden 0,5%
7 1 responden 0,5%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.22, dapat diketahui bahwa sebagian besar individu
mengetahui dua hingga tiga kuliner khas Jawa Timur setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 99 responden (29%) mengetahui
dua kuliner khas Jawa Timur dan 103 responden (29%) mengetahui tiga
kuliner khas Jawa Timur. Individu yang tidak mengetahui tentang kuliner
khas Jawa Timur berjumlah 7 responden (2%). Jumlah tersebut masih lebih
banyak dibandingkan individu yang mengetahui enam hingga tujuh kuliner
khas Jawa Timur. Individu yang mengetahui enam kuliner khas Jawa Timur
berjumlah 2 responden (0,5%) dan individu yang mengetahui tujuh kuliner
khas Jawa Timur berjumlah 1 responden (0,5%).
Page 155
137
TABEL 4.23. Jumlah responden berdasarkan kuliner khas Jawa Timur
yang diketahui oleh responden.
Nama kuliner khas Jawa Timur Jumlah responden Presentase
Rujak tolet 102 responden 30%
Pecel semanggi 49 respo nden 14%
Minuman sinom 32 responden 9%
Angsle 25 responden 7%
Teh kocok 22 responden 6%
Lain – lain 107 responden 32%
Tidak tahu 7 responden 2%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.23, tertulis bahwa 7 responden (2%) tidak bertambah
pengetahuan mengenai kuliner khas Jawa Timur walau telah mendengarkan
isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, sejumlah 102
responden (30%) mengetahui tentang rujak tolet setelah mendengar program
siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 49 responden (14%) bertambah
pengetahuan mengenai pecel semanggi, salah satu kuliner yang telah
disiarkan pada program Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 32 responden (9%)
mengetahui tentang minuman sinom setelah mendengarkan program siaran
Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 25 responden (7%) mengetahui tentang angsle
setelah mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 22
responden (6%) mengetahui tentang teh kocok setelah mendengarkan
program siaran Iki Suroboyo Rek. Sisanya, yaitu 107 responden (32%)
mengetahui ku liner khas Jawa Timur yang lainnya setelah mendengarkan
program siaran Iki Suroboyo Rek, seperti brem Madiun, soto Lamongan, es
gudir, dan lain – lain.
Page 156
138
4) Pengetahuan individu terhadap sejarah Kota Surabaya
TABEL 4.24. Jumlah responden berdasarkan jumlah sejarah Kota
Surabaya yang diketahui oleh responden
Jumlah sejarah yang
disebutkan
Jumlah responden Presentase
0 15 responden 4%
1 102 responden 30,7%
2 141 responden 41%
3 72 responden 21%
4 13 responden 3%
5 1 responden 0,3%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.24, dapat dilihat bahwa sebagian besar individu
cenderung mengetahui satu hingga dua sejarah tentang Kota Surabaya
setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek. Tertulis di dalam tabel
bahwa 102 responden (30,7%) mengetahui satu sejarah Kota Surabaya dan
141 responden (41%) mengetahui dua sejarah Kota Surabaya. Selanjutnya, 72
responden (21%) mengetahui tiga sejarah Kota Surabaya setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo Rek. Individu yang tidak mengetahui sejarah
Kota Surabaya berjumlah 15 responden (4%). Jumlah tersebut lebih banyak
dibandingkan individu yang mengetahui empat hingga lima sejarah Kota
Surabaya setelah mendengar isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Page 157
139
TABEL 4.25. Jumlah responden berdasarkan sejarah Kota Surabaya
yang diketahui oleh responden
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Sejarah Tunjungan Plaza 96 responden 25%
Jejak muslim Tiong Hoa di
Surabaya
53 responden 15%
Sejarah dan kontroversi Gang Dolly 39 responden 11%
Sejarah Monumen Pers Surabaya 34 responden 10%
Sejarah kelahiran perawan Maria 20 responden 6%
Lain – lain 106 responden 29%
Tidak tahu 15 responden 4%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Sementara itu, pada tabel 4.25, sebagian besar individu dapat
menyebutkan tentang sejarah Tunjungan Plaza. Sejumlah 96 responden (25%)
dapat menjabarkan tentang sejarah Tunjungan Plaza setelah mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, 53 responden (15%) dapat
menjabarkan tentang sejarah jejak muslim Tiong Hoa di Surabaya setelah
mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Selain jejak muslim Tiong
Hoa, sejumlah 39 responden (11%) memahami tentang sejarah dan
kontroversi Gang Dolly setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo
Rek. Sejumlah 34 responden (10%) mengetahui sejarah berdirinya monument
pers Surabaya setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Selain itu, sejumlah 20 responden (6%) mengetahui tentang sejarah kelahiran
perawan Maria di sebuah gereja di Surabaya setelah mendengar program
siaran Iki Suroboyo Rek. Sisanya, yakni 106 responden (29%) mengetahui
sejarah – sejarah lain di Kota Surabaya, seperti sejarah Sunan Ampel, sejarah
Page 158
140
Pelabuhan Tanjung Perak, sejarah Kalimas, dan sejarah – sejarah lainnya
setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
5) Pengetahuan individu terhadap tokoh – tokoh penting di Kota
Surabaya
TABEL 4.26 . Jumlah responden berdasarkan jumlah tokoh – tokoh
penting di Kota Surabaya yang diketahui oleh responden
Jumlah tokoh yang disebutkan Jumlah responden Presentase
0 60 responden 17%
1 163 responden 47%
2 87 responden 26%
3 29 responden 8%
4 5 responden 2%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.26, dapat diketahui bahwa sebagian besar individu hanya
mengetahui tentang satu tokoh penting di Kota Surabaya. Tertulis bahwa
163 responden (47%) mengetahui satu tokoh di Kota Surabaya setelah
mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek. Individu yang mengetahui dua
tokoh di Kota Surabaya setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo
Rek berjumlah 87 responden (26%). Hanya 5 responden (2%) yang
mengetahui empat tokoh penting di Kota Surabaya setelah mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek. Bahkan, sejumlah 60 responden (17%)
tidak mengetahui tokoh penting di Kota Surabaya meskipun telah
mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek.
Page 159
141
TABEL 4.27. Jumlah responden berdasarkan tokoh – tokoh penting di
Kota Surabaya
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Pak Dul 59 responden 16%
W.R Soepratman 44 responden 13%
Mochamad Zainuri 27 responden 9%
Dermawanti 20 responden 8%
K.H Mas Mansyur 16 responden 5%
Lain – lain 118 responden 33%
Tidak tahu 60 responden 17%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Sementara itu, pada tabel 4.27, tertulis bahwa tokoh yang paling
banyak diketahui oleh individu yang mengakses program siaran Iki
Suroboyo Rek adalah tokoh masyarakat sipil. Sejumlah 59 individu (16%)
mengetahui tentang Pak Dul, masyarakat sipil yang sukarela menambal jalan
– jalan yang berlubang di Kota Surabaya karena Pak Dul tidak ingin
korban kecelakaan di Surabaya bertambah. Selanjutnya, pengetahuan individu
tentang tokoh sejarah W.R Supratman bertambah. Sejumlah 44 individu
(13%) menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa W.R Supratman adalah
tokoh yang berasal dari Surabaya setelah mendengar program siaran Iki
Suroboyo Rek. Sejumlah 27 individu (9%) mengetahui tokoh fisikawan asal
Surabaya, yaitu Mochamad Zainuri yang berhasil menemukan kapal perang
siluman, yaitu kapal perang yang tidak bisa dideteksi oleh radar apapun.
Selanjutnya, sejumlah 20 individu (8%) mengetahui tentang Dermawanti,
pembantu rumah tangga yang berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 3,5
tahun di Universitas Surabaya Jurusan Teknik Arsitektur. Ia menyisihkan
Page 160
142
gaji yang diberikan majikannya untuk biaya kuliah. Pembantu rumah tangga
tersebut bahkan dibiayai oleh majikannya untuk melanjutkan magister.
Sejumlah 16 individu (5%) mengetahui tentang tokoh religi Islam di
Surabaya, yaitu K.H Mas Mansyur. Sisanya, yaitu 108 individu (33%)
mengetahui tentang tokoh – tokoh yang lain, seperti Sunan Ampel, Gubernur
Suryo, Walikota Risma, dan lain – lain.
b. Sikap individu terhadap inovasi
Berdasarkan teori difusi inovasi, indikator untuk mengukur tingkat
adopsi inovasi tidak hanya terletak pada perubahan pengetahuan saja, tetapi
juga perubahan sikap. Rakhmat (2011) mendefinisikan sikap adalah
kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi
objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara – cara tertentu terhadap objek
sikap.105
Pada penelitian ini, peneliti mengukur sikap individu berdasarkan
keyakinan individu untuk mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek.
Individu mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek agar terus berinovasi,
menghasilkan karya – karya yang semakin baik, dan tidak berhenti di tengah
jalan. Sikap tersebut akan mendorong individu untuk mengadopsi isi
program siaran Iki Suroboyo Rek dalam kehidupan sehari – hari. Adapun
105
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya ; 2011),
cet-26, h.39
Page 161
143
sikap individu terhadap inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek tersaji
dalam tabel 4.28 di bawah ini :
TABEL 4.28. Jumlah responden berdasarkan sikap responden untuk
mendukung kemajuan program Iki Suroboyo Rek
Jenis sikap Jumlah
responden
Presentase
Individu sangat tidak berminat untuk
mendukung program siaran Iki Suroboyo
Rek. Individu menilai program siaran Iki
Suroboyo Rek lebih baik dihentikan.
0 responden 0%
Individu tidak berminat untuk
mendukung program siaran Iki Suroboyo
Rek. Individu sudah merasa puas dengan
program siaran Iki Suroboyo Rek saat
ini.
43 responden 12%
Individu berminat untuk mendukung
perkembangan program siaran Iki
Suroboyo Rek. Individu mengharapkan
program siaran Iki Suroboyo Rek terus
menghasilkan karya – karya yang lebih
baik lagi.
301 responden 88%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.28, sejumlah 301 responden (88%) berminat untuk
mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek agar terus berinovasi dan
menghasilkan karya – karya yang lebih baik lagi ke depannya. Bahkan,
mereka cenderung mengharapkan radio – radio dan televisi lokal juga
menyajikan tayangan seperti program siaran Iki Suroboyo Rek agar
kebudayaan dan sejarah di daerah masing – masing tetap terjaga dan dikenal
oleh generasi muda. Individu sangat mendukung program siaran Iki
Suroboyo Rek karena telah memperoleh pengetahuan dan informasi dari
program siaran tersebut.
Page 162
144
Sementara itu, 43 responden (12%) tidak memiliki minat untuk
mendukung inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek ke depannya.. Bagi
mereka, isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek sudah cukup untuk
menambah pengetahuan, informasi, dan hiburan. Hal yang dapat disimpulkan
dari tabel di atas adalah sejumlah 344 responden tetap memiliki minat
untuk mendengarkan atau mengakses isi dari program siaran Iki Suroboyo
Rek, meskipun sebagian kecil individu tidak menaruh minat terhadap
perubahan program siaran Iki Suroboyo Rek untuk menjadi lebih baik lagi
ke depannya.
c. Perilaku individu dalam menerapkan inovasi
Berdasarkan analisis di atas, individu telah melewati dua tahap adopsi
inovasi, yaitu perubahan pengetahuan dan sikap. Analisis pada tabel – tabel
sebelumnya menyatakan bahwa individu cenderung bertambah pengetahuan
tentang sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Sebagian besar
ndividu juga mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek untuk
menghasilkan karya – karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Setelah melewati tahap pengetahuan dan sikap, individu akan
menerapkan isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek ke dalam kehidupan
sehari – hari. Bentuk dari penerapan tersebut adalah berkunjung ke lokasi
yang diketahui individu dari program siaran Iki Suroboyo Rek, mengikuti
upacara adat dan budaya yang telah diketahui individu dari program siaran
Iki Suroboyo Rek, mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur seperti yang
Page 163
145
diketahui individu setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek,
dan menceritakan sejarah dan tokoh Kota Surabaya kepada responden lain
sesuai dengan isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
1) Mengunjungi lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur
TABEL 4.29. Jumlah responden berdasarkan jumlah lokasi sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang telah dikunjungi
Jumlah tempat yang dikunjungi Jumlah responden Presentase
0 10 responden 3%
1 73 responden 21%
2 132 responden 39%
3 85 responden 25%
4 33 responden 9%
5 11 responden 3%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.29, dapat diketahui bahwa 132 responden (39%) telah
berkunjung ke dua lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur
setelah mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek. Bahkan, 85 responden
(25%) juga telah berkunjung ke tiga lokasi sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dengan individu
yang hanya mengunjungi satu lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya
Jawa Timur, yaitu 73 responden (21%). Namun, sejumlah 10 responden (3%)
tidak mengunjungi lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur,
meskipun pengtahuan individu tentang lokasi – lokasi tersebut telah
bertambah. Individu memperhitungkan beberapa hal sebelum mengunjungi
lokasi tersebut, seperti keyakinan yang dianut oleh individu tidak sesuai
Page 164
146
dengan lokasi budaya yang hendak dikunjungi dan jarak antara tempat
tinggal individu dengan lokasi yang hendak dikunjungi.
Adapun lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur yang
telah dikunjungi oleh individu setelah mendengar program siaran Iki
Suroboyo Rek tersaji dalam tabel 4.30 di bawah ini :
TABEL 4.30. Jumlah responden berdasarkan lokasi sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur yang telah dikunjungi.
Nama lokasi Jumlah responden Presentase
Museum Kanker 33 responden 9%
Monumen Pers Surabaya 30 responden 9%
Pintu air Wonokromo 30 responden 9%
Depot Zhangrandy 18 responden 5%
Kelenteng Hok Ang Kyong 14 responden 4%
Lain – lain 209 responden 61%
Tidak mengunjungi 10 responden 3%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Sementara itu, pada tabel 4.30, sejumlah 33 responden (9%)
mengunjungi Museum Kanker setelah mendengar program siaran Iki
Suroboyo Rek. Selain Museum Kanker, sejumlah 30 responden (9%)
mengunjungi Monumen Pers Surabaya dan Pintu Air Wonokromo. Sejumlah
18 responden (5%) mengunjungi depot es krim tertua di Surabaya, yaitu
Depot Zhangrandy. Sejumlah 14 responden (4%) mengunjungi Kelenteng
Hok Ang Kyong di Surabaya. Sisanya, yaitu 209 responden (61%)
mengunjungi bermacam – macam tempat, seperti Masjid Akbar, Gereja
Nginden, Pelabuhan Kalimas, dan lain – lain. Sementara itu, 10 responden
(3%) tidak mengunjungi lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Page 165
147
Timur meskipun pengetahuan individu telah meningkat setelah mendengar
program siaran Iki Suroboyo Rek.
Berdasarkan keterangan dari dua tabel di atas, peneliti
membandingkan dengan tabel 4.18 dan 4.19 mengenai pengetahuan individu
tentang lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur setelah
mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek. Peneliti dapat menyimpulkan
bahwa individu telah bertambah pengetahuan tentang lokasi sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur setelah mengakses program siaran Iki
Suroboyo Rek. Namun, individu belum tentu menerapkan perilaku untuk
mengunjungi lokasi – lokasi telah mereka ketahui. Berbagai alasan
menyebabkan individu tidak dapat mengunjungi lokasi – lokasi tersebut. Salah
satunya adalah keyakinan yang dianut oleh individu. Individu yang beragama
Islam tidak mengunjungi Gereja Nginden meskipun individu telah
mengetahui hal ihwal tentang gereja tersebut dari program siaran Iki
Suroboyo Rek. Begitu pula sebaliknya, individu yang beragama Kristen tidak
mengunjungi Masjid Cheng Hoo meski individu mengetahui hal ihwal
tentang masjid tersebut.
Page 166
148
2) Mengikuti upacara adat dan festival budaya Jawa Timur
TABEL 4.31. Jumlah responden berdasarkan jumlah upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur yang telah dikunjungi
Jumlah upacara yang dikunjungi Jumlah responden Presentase
0 62 responden 18%
1 192 responden 56%
2 72 responden 21%
3 18 responden 5%
TOTAL 344 Responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.31, dapat diketahui bahwa 92 responden (56%) hanya
mengunjungi satu upacara adat dan festival budaya Jawa Timur. Sementara
itu, sejumlah 72 responden (21%) mengunjungi dua upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo
Rek. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan individu yang tidak
mengunjungi upacara adat sama sekali, yakni 62 responden (18%).Beberapa
individu juga memiliki alasan untuk tidak mengunjungi upacara adat dan
festival budaya meskipun pengetahuan individu tentang upacara adat dan
festival budaya Jawa Timur telah bertambah setelah mendengarkan isi dari
program siaran Iki Suroboyo Rek. Alasan yang menghalangi individu untuk
mengikuti upacara adat dan festival budaya antara lain keyakinan yang
dianut oleh individu dan atribut beserta aturan tertentu yang menyulitkan
individu untuk mengikuti upacara adat Iki Suroboyo Rek.
Adapun upacara adat dan festival budaya Jawa Timur yang telah
diikuti oleh individu setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek
tersaji dalam tabel 4.32, yaitu :
Page 167
149
TABEL 4.32. Jumlah responden berdasarkan upacara adat dan festival
budaya Jaw a Timur yang telah dikunjungi
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Festival Tunjungan 80 responden 23%
Festival Rujak Uleg 69 responden 21%
Riyoyo Kupat 52 responden 15%
Ludruk 20 responden 6%
Petik Angpau 18 responden 5%
Lain – lain 43 responden 12%
Tidak mengikuti 62 responden 18%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.32, jumlah individu yang mengikut Festival Tunjungan
adalah 80 responden (23%). Individu yang mengikuti Festival Rujak Uleg
berjumlah 69 responden (21%). Individu yang mengikuti upacara adat Riyoyo
Kupat berjumlah 52 responden (15%). Individu yang mengikuti kesenian
ludruk berjumlah 20 responden (6%), dan individu yang mengikuti upacara
adat petik angpau berjumlah 18 responden (5%). Sejumlah 43 responden
(12%) mengikuti upacara adat yang lain, seperti barongsai singo wulung,
Upacara Ngurit, dan lain – lain. Sisanya, yaitu 62 responden (18%) tidak
mengikuti upacara adat sama sekali.
Berdasarkan keterangan dari dua tabel di atas, peneliti
membandingkan dengan tabel 4.20 dan 4.21 mengenai pengetahuan individu
tentang upacara adat dan festival budaya Jawa Timur. Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa individu telah bertambah pengetahuan tentang upacara
adat dan festival budaya Jawa Timur setelah mengakses program siaran Iki
Suroboyo Rek. Namun, individu belum tentu menerapkan perilaku untuk
Page 168
150
mengikuti upacara adat dan festival budaya yang telah mereka ketahui.
Berbagai alasan menyebabkan individu tidak dapat mengikuti upacara adat
dan festival tersebut. Salah satunya adalah keyakinan yang dianut oleh
individu. Individu yang beragama non-muslim tidak mengikuti upacara adat
Riyoyo Kupat yang diadakan setelah Idul Fitri. Pengetahuan individu tentang
upacara adat Riyoyo Kupat memang bertambah, tetapi individu tidak
mengikuti upacara adat tersebut.
3) Mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur
TABEL 4.33. Jumlah responden berdasarkan jumlah kuliner Jawa
Timur yang telah dikonsumsi
Jumlah kuliner yang dikonsumsi Jumlah responden Presentase
0 68 responden 20%
1 165 responden 48%
2 88 responden 26%
3 23 responden 6%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.33, dapat diketahui bahwa 165 responden (48%)
mengonsumsi satu kuliner khas Jawa Timur setelah mendengar program
siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, 88 responden (26%) mengonsumsi dua
kuliner khas Jawa Timur setelah mendengar program siaran Iki Suroboyo
Rek. Jumlah individu yang tidak mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur
juga terhitung banyak, yaitu 68 responden (20%). Beberapa hal menjadi
penyebab utama individu tidak mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur
meskipun pengetahuan individu tentang kuliner bertambah. Pertama, individu
Page 169
151
tidak gemar menyantap panganan khas daerah. Kedua, individu kesulitan
mencari rumah makan yang menyajikan makanan khas Jawa Timur.
Adapun kuliner khas Jawa Timur yang telah dikonsumsi oleh
individu setelah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek tersaji pada
tabel 4.34 di bawah ini :
TABEL 4.34. Jumlah responden berdasarkan kuliner khas Jawa Timur
yang telah dikonsumsi
Nama kuliner khas Jawa
Timur
Jumlah responden Presentase
Rujak tolet 87 responden 30%
Pecel semanggi 40 responden 14%
Angsle 22 responden 9%
Teh kocok 19 responden 7%
Sate klopo 12 responden 6%
Lain – lain 96 responden 32%
Tidak mengonsumsi 68 responden 20%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.34, tertulis bahwa sejumlah 87 responden (30%)
mengonsumsi rujak tolet setelah mengakses informasi tentang rujak tolet
pada program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 40 responden (14%)
mengonsumsi pecel semanggi, 22 responden (9%) mengonsumsi angsle, 19
responden (7%) mengonsumsi teh kocok, dan 12 responden (6%)
mengonsumsi sate klopo setelah mengakses informasi tentang kuliner –
kuliner khas Jawa Timur tersebut dari isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Sejumlah 96 responden (32%) mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur yang
lainnya, seperti sinom, rujak cingur, dan lain – lain setelah mengetahui
informasi tentang program siaran tersebut dari isi program siaran Iki
Page 170
152
Suroboyo Rek. Sisanya, yaitu 68 responden (20%) tidak mengonsumsi
kuliner khas Jawa Timur, meski beberapa individu telah bertambah
pengetahuan tentang kuliner khas Jawa Timur dari isi program siaran Iki
Suroboyo Rek.
4) Menceritakan sejarah Kota Surabaya
TABEL 4.35. Jumlah responden berdasarkan jumlah sejarah Kota
Surabaya yang telah diceritakan kepada responden lain
Jumlah sejarah yang diceritakan Jumlah responden Presentase
0 82 responden 24%
1 181 responden 52%
2 71 responden 21%
3 10 responden 3%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.35, dapat diketahui bahwa 181 responden (52%)
menceritakan satu sejarah Kota Surabaya kepada orang lain. Selanjutnya, 71
responden (21%) menceritakan dua sejarah Kota Surabaya kepada orang
lain. Bahkan, 82 responden (24%) tidak menceritakan sejarah sama sekali
kepada orang lain. Beberapa alasan menjadi penyebab individu tidak
menceritakan sejarah Kota Surabaya kepada orang lain meskipun
pengetahuan individu tentang sejarah Kota Surabaya telah bertambah setelah
mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Pertama, individu menilai
bahwa orang lain telah mempelajari sejarah Kota Surabaya pada masa –
masa sekolah. Kedua, individu menilai bahwa orang lain dapat mengetahui
sejarah Kota Surabaya yang lebih lengkap dari media lain, bukan dari
sumber interpersonal.
Page 171
153
Adapun sejarah Kota Surabaya yang telah diceritakan oleh individu
kepada orang lain setelah mendengar isi program siaran Iki Suroboyo Rek
tersaji dalam tabel 4.36 di bawah ini :
TABEL 4.36. Jumlah responden berdasarkan sejarah Kota Surabaya
yang telah diceritakan kepada responden lain
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Sejarah Tunjungan Plaza 38 responden 11%
Jejak muslim Tiong Hoa di
Surabaya
33 responden 10%
Sejarah dan kontroversi Gang Dolly 30 responden 9%
Sejarah Monumen Pers Surabaya 25 responden 7%
Sejarah kelahiran perawan Maria 23 responden 7%
Lain – lain 113 responden 32%
Tidak diceritakan 82 responden 24%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.36, sejumlah 82 responden (24%) tidak menceritakan
sejarah Kota Surabaya kepada responden lain. Sejarah yang paling banyak
diceritakan oleh individu adalah sejarah Tunjungan Plaza. Individu yang
menceritakan sejarah Tunjungan Plaza berjumlah 38 responden (11%).
Individu yang menceritakan tentang jejak muslim Tiong Hoa di Surabaya
berjumlah 33 responden (10%). Individu yang menceritakan tentang sejarah
dan kontroversi Gang Dolly berjumlah 30 responden (9%). Individu yang
menceritakan tentang sejarah monument pers Surabaya berjumlah 25
responden (7%). Individu yang menceritakan tentang sejarah kelahiran
perawan Maria di salah satu gereja di Surabaya berjumlah 23 responden
(7%). Sisanya, yaitu 113 responden (32%) menceritakan sejarah – sejarah
Page 172
154
Kota Surabaya yang lain, seperti sejarah Sunan Ampel, sejarah W.R
Supratman, sejarah Jembatan Merah, dan lain – lain.
5) Menceritakan tokoh Kota Surabaya
TABEL 4.37. Jumlah responden berdasarkan jumlah tokoh di Kota
Surabaya yang telah diceritakan kepada responden lain
Jumlah tokoh yang diceritakan Jumlah responden Presentase
0 176 responden 51%
1 143 responden 41,5%
2 23 responden 7%
3 2 responden 0,5%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.37, sejumlah 143 responden (41,5%) menceritakan satu
tokoh Kota Surabaya kepada orang lain. Namun, 176 responden (51%) tidak
menceritakan satupun tokoh Kota Surabaya kepada orang lain. Individu
memiliki persepsi bahwa tokoh – tokoh di Kota Surabaya, terutama tokoh
pahlawan sudah tidak asing lagi. Selain itu, individu juga menilai bahwa
orang lain dapat mengakses internet dan berbagai media lain untuk mencari
tahu tentang tokoh – tokoh pahlawan, tokoh religi, dan tokoh pemerintahan.
Individu cenderung menceritakan tokoh yang memiliki jasa besar di
kalangan masyarakat sipil maupun tokoh yang memiliki kisah inspiratif bagi
individu. Adapun tokoh – tokoh di Kota Surabaya yang telah diceritakan oleh
individu tertulis dalam tabel 4.38, yaitu :
Page 173
155
TABEL 4.38. Jumlah responden berdasarkan tokoh di Kota Surabaya
yang telah diceritakan kepada responden lain
Nama upacara adat dan festival
budaya
Jumlah responden Presentase
Pak Dul 51 responden 15%
Mochamad Zainuri 20 responden 6%
Dermawanti 18 responden 5%
K.H Mas Mansyur 11 responden 3%
Lain – lain 68 responden 20%
Tidak menceritakan 176 responden 51%
TOTAL 344 responden 100% Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 4.38 tertulis bahwa Pak Dul merupakan tokoh di Kota
Surabaya yang paling banyak diketahui dan diceritakan oleh individu yang
mengakses isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek. Sejumlah 51 responden
(15%) menceritakan Pak Dul, masyarakat sipil yang menambal jalan di Kota
Surabaya dengan sukarela agar para pengendara sepeda motor tidak jatuh.
Selanjutnya, 20 responden (6%) menceritakan tentang Mochamad Zainuri,
penemu kapal perang siluman, yaitu kapal perang yang tidak terdeteksi oleh
radar. Sejumlah 18 responden (5%) menceritakan tentang Dermawanti,
pembantu rumah tangga yang berhasil lulus menjadi sarjana di salah satu
universitas di Surabaya dalam waktu 3,5 tahun dengan nilai yang sangat
memuaskan. Sejumlah 11 responden (3%) menceritakan tentang tokoh agama
di Surabaya, yaitu K.H Mas Mansyur setelah mendengar isi dari program
siaran Iki Suroboyo Rek. Sisanya, yaitu 68 responden (20%) menceritakan
tentang tokoh – tokoh lain, seperti W.R Supratman, Sunan Ampel, dan lain –
lain.
Page 174
156
5. Tingkat adopsi inovasi
Tingkat adopsi inovasi terdiri dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek. Untuk
mengukur tingkat adopsi inovasi, maka skor dari pengetahuan, sikap, dan
perilaku individu harus dijumlahkan terlebih dahulu. Pengetahuan individu
terdiri dari jumlah lokasi sejarah dan budaya, jumlah upacara adat dan
festival budaya, jumlah kuliner khas Jawa Timur, jumlah sejarah Kota
Surabaya, dan jumlah tokoh penting di Kota Surabaya yang berhasil
disebutkan oleh individu. Sementara itu, sikap individu diukur dari dukungan
individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek. Selanjutnya, perilaku
individu dinilai dari jumlah lokasi sejarah dan budaya yang telah dikunjungi
oleh individu, jumlah upacara adat dan festival budaya yang telah diikuti
oleh individu, jumlah kuliner yang telah dikonsumsi oleh individu, jumlah
sejarah yang telah diceritakan individu kepada orang lain, dan jumlah tokoh
yang telah diceritakan individu kepada orang lain.
Untuk membagi adopter menjadi tiga kelompok, peneliti wajib
mengetahui nilai tengah terlebih dahulu. Faisal (1983) menuliskan, ukuran
pemusatan nilai tengah yang sesuai untuk skala parametric adalah
pemusatan menggunakan formula mean.106
Adapun formula yang digunakan
untuk menghitung mean data kelompok adalah :
M = 𝑓𝑋
𝑁
106
Sanapiah Faisal, Format – Format Penelitian Sosial, (Jakarta ; PT. Rajagrafindo
Persada, 1989), h.180
Page 175
157
TABEL 4.39 Penghitungan nilai tengah untuk mengelompokkan
tingkat adopsi inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Interval x F ∑fX
7 – 19 12.5 143 1987,5
20 – 32 25,5 185 4156,5
33 – 45 38,5 22 847
TOTAL 344 6996
Sumber : Data primer, 2015
Berdasarkan data di atas yang dihitung menggunakan formula mean
data berkelompok, nilai tengah yang diperoleh adalah 20,332. Untuk itu,
angka yang ditentukan peneliti untuk menentukan nilai tengah berkisar di
angka 20,332, yaitu angka 19, 20, 21, hingga 22. Berdasarkan hasil
penghitungan tersebut, maka peneliti membuat indikator dari tingkat adopsi
inovasi adopter terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek sebagai berikut :
TABEL 4.40. Jumlah responden berdasarkan tingkat adopsi inovasi
program siaran Iki Suroboyo Rek
Skor Kategori Jumlah
responden
Presentase
7 – 18 Tingkat adopsi rendah 143 responden 42%
19 – 22 Tingkat adopsi sedang 31 responden 9%
23 – 45 Tingkat adopsi tinggi 170 responden 49%
Sumber : data primer, 2015
Tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo
Rek terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat adopsi rendah, sedang, dan tinggi.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.40, sejumlah 143 individu (42%)
tergolong ke dalam tingkat adopsi rendah. Selanjutnya, 31 individu (9%)
Page 176
158
tergolong dalam tingkat adopsi sedang. Sisanya, yaitu 170 individu (49%)
tergolong ke dalam tingkat adopsi tinggi. Hal yang dapat disimpulkan adalah
tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek
didominasi oleh tingkat adopsi inovasi sedang.
C. Analisis Temuan Data
1. Hasil Uji Signifikansi Konsep Penelitian
Sebelum menganalisis korelasi antara variabel dependen dan variabel
independen, peneliti harus memastikan bahwa konsep dari penelitian ini
terbukti benar. Peneliti memastikan bahwa karakteristik adopter, karakteristik
inovasi, dan saluran komunikasi mempengaruhi tingkat adopsi inovasi.
Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka konsep penelitian dinyatakan benar. Adapun
nilai Fhitung diperoleh dengan metode one way anova. Hasil dari uji
signifikansi konsep penelitian dengan one way anova tersaji sebagai berikut:
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 265.910 3 88.637 16.733 .000b
Residual 1801.009 340 5.297
Total 2066.919 343
a. Dependent Variable: Tingkat adopsi invs
b. Predictors: (Constant), Kr. Adopter, Kr. Inovasi, Saluran Kom
H0 : Variabel karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran
komunikasi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi.
Page 177
159
H1 : Variabel karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran
komunikasi memiliki pengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi.
Hasil dari uji perbandingan menggunakan metode one way anova
menandakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ketiga variabel
memiliki pengaruh secara simultan terhadap tingkat adopsi program siaran
Iki Suroboyo Rek. Hal tersebut dibuktikan dengan Fhitung (16,733) > Ftabel
(3,36) dengan nilai signifikansi (0,000) < nilai taraf signifikan (α) = 0,005.
2. Hasil Uji Korelasi
Skala yang digunakan pada variabel dependen dan variabel
independen adalah skala parametik, yaitu skala rasio dan interval. Oleh
karena itu, untuk menguji hubungan antara tingkat adopsi (Y) dan faktor –
faktor yang mendorong tingkat adopsi inovasi (X), peneliti menggunakan uji
korelasi Pearson Product Momment (PPM).
Ada tiga interpretasi korelasi hasil analisis dalam tiap uji korelasi.
Pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel. Kedua, melihat signifikansi
hubungan dua variabel. Ketiga, melihat arah hubungan antara dua variabel.
Untuk melihat interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel,
Alma (2012) menyebutkan bahwa terdapat lima tingkatan pada interpretasi
koefisien nilai r. Lima tingkatan tersebut terdiri dari tingkat hubungan sangat
rendah, tingkat hubungan rendah, tingkat hubungan cukup, tingkat hubungan
kuat, dan tingkat hubungan skala kuat. Nilai r tidak lebih dari harga -1 < r
< +1. Apabila r = -1, artinya korelasinya memiliki nilai negatif sempurna.
Page 178
160
Apabila r = 0, artinya tidak ada korelasi. Apabila r = +1, artinya korelasi
mencapai sempurna positif.
Interpretasi berikutnya adalah melihat signifikansi hubungan dua
variabel. Untuk mengetahui signifikansi hubungan dua variabel, peneliti harus
mengetahui jumlah thitung dari masing – masing variabel untuk dibandingkan
dengan ttabel. Korelasi dua variabel dinyatakan signifikan apabila thitung >
ttabel. Ketentuan nilai ttabel dari α = 5% (0,05) dengan db = 342 adalah 1,960.
Sementara besar nilai thitung dapat ditentukan apabila peneliti telah
memperoleh nilai r terlebih dahulu. Penjabaran dari penghitungan ttabel dapat
dilihat pada daftar lampiran.
Interpretasi ketiga adalah melihat arah korelasi. Arah hubungan dapat
dilihat dari perolehan nilai r. Apabila koefisien nilai r adalah positif, maka
arah hubungan berbanding lurus. Artinya, semakin besar variabel X, maka
variabel Y juga akan semakin besar. Semakin kecil variabel X, maka
variabel Y juga akan semakin kecil. Sebaliknya, apabila hasil dari nilai
korelasi ( r ) adalah negatif, maka arah hubungan berbanding berlawanan.
Artinya, semakin besar variabel X, maka variabel Y akan mengecil. Semakin
kecil variabel X, maka variabel Y semakin membesar.
Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti telah menetapkan tingkat
signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Hipotesis nol (H0) akan diterima apabila
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Sementara itu, hipotesis alternatif
(H1) akan diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.
Page 179
161
a. Hubungan antara karakteristik adopter dan tingkat adopsi inovasi
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .481**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .481** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi
inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan
tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,481. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 10,146. Hasil
Page 180
162
dari pengujian hipotesis adalah 10,146 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi inovasi.
Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,481 (positif), maka dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan individu, maka tingkat
adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin
tinggi.
2. Hubungan antara tahun individu mengakses isi program siaran dan
tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .313**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .313** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara tahun individu mengakses isi
program siaran dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara tahun individu mengakses isi program
siaran dengan tingkat adopsi inovasi.
Page 181
163
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara tahun mengakses isi
program siaran dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,313. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah lemah.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 6,094. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 6,094 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tahun individu mengakses isi program siaran dan
tingkat adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,313
(positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin lambat individu mengakses
isi program siaran Iki Suroboyo Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu
terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin lemah.
Page 182
164
b. Hubungan antara karakteristik inovasi dan tingkat adopsi inovasi
1) Hubungan antara keuntungan relatif dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .499**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .499** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara keuntungan relatif dengan tingkat
adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara keuntungan relatif dengan tingkat adopsi
inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara keuntungan relatif
dengan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,499. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 10,648. Hasil
Page 183
165
dari pengujian hipotesis adalah 10,648 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara keuntungan relatif dan tingkat adopsi inovasi. Dengan
melihat koefisien korelasi sebesar 0,499 (positif), maka dapat disimpulkan
bahwa semakin besar keuntungan relatif dari program siaran Iki Suroboyo
Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki
Suroboyo Rek semakin tinggi.
2. Hubungan antara inovasi yang sesuai dengan kebutuhan individu
dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .521**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .521** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara inovasi yang sesuai dengan
kebutuhan individu dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara inovasi yang sesuai dengan kebutuhan
individu dengan tingkat adopsi inovasi.
Page 184
166
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara inovasi yang sesuai
dengan kebutuhan individu dengan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,521. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 11,288. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 11,288 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara inovasi yang sesuai dengan kebutuhan individu dan
tingkat adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,499
(positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kebutuhan individu
terhadap informasi, maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap program
siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
Page 185
167
3. Hubungan antara inovasi mudah dipahami dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .605**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .605** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara inovasi mudah untuk dipahami
dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara inovasi mudah untuk dipahami dengan
tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara inovasi yang mudah
dipahami dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,605. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah kuat.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 14,051. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 14,051 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Page 186
168
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara inovasi yang mudah untuk dipahami dan tingkat
adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,605 (positif),
maka dapat disimpulkan bahwa semakin kuat pemahaman individu terhadap
program siaran radio, maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap program
siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
4. Hubungan antara inovasi mudah diakses dan tingkat adopsi
4a. Hubungan antara isi program siaran Iki Suroboyo Rek
mudah diakses melalui radio dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .502**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .502** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses
oleh radio dengan tingkat adopsi.
H1 : Terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses dengan
tingkat adopsi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
Page 187
169
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara isi program siaran
mudah diakses melalui radio dan tingkat adopsi inovasi. Adapun nilai r
yang tertera di tabel adalah 0,502. Hal ini menunjukkan kekuatan hubungan
dari korelasi di atas adalah cukup. Sementara itu, besar thitung dari uji
signifikansi korelasi adalah 10,734. Hasil dari pengujian hipotesis adalah
10,734 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara isi program siaran mudah diakses melalui radio dan
tingkat adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,502
(positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin kuat sinyal program siaran
Iki Suroboyo Rek yang ditangkap oleh radio milik individu, maka tingkat
adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin
tinggi.
4b. Hubungan antara isi program siaran Iki Suroboyo Rek mudah
diakses melalui twitter dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .601**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .601** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 188
170
H0 : Tidak terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses
melalui twitter dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses melalui
twitter dengan tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara kemudahan mengakses
isi program siaran melalui twitter dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,601. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah kuat.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 13,906. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 13,906 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara isi program siaran mudah diakses melalui twitter dan
tingkat adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,601
(positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin mudah mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek melalui twitter, maka tingkat adopsi
inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
Page 189
171
4c. Hubungan antara isi program siaran Iki Suroboyo Rek mudah
diakses melalui facebook dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .589**
Sig. (2-tailed) .001
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .589** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses
melalui facebook dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara isi program siaran mudah diakses melalui
facebook dengan tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
0,001 sehingga diperoleh persamaan 0,001 < 0,05. Persamaan tersebut
menegaskan bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara isi program
siaran mudah diakses melalui facebook dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,589. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 13,478. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 13,478 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Page 190
172
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel di atas. Dengan melihat koefisien
korelasi sebesar 0,589 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin
mudah mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek melalui facebook,
maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo
Rek semakin tinggi.
5. Hubungan antara inovasi mudah diamati secara konkret dan
tingkat adopsi
5a. Hubungan antara lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya
Jawa Timur mudah untuk dikunjungi dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .448**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .448** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara lokasi sejarah dan budaya mudah
untuk dikunjungi dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara lokasi sejarah dan budaya mudah untuk
dikunjungi dengan tingkat adopsi inovasi.
Page 191
173
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
0,000 sehingga diperoleh persamaan 0,000 < 0,05. Persamaan tersebut
menegaskan bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara kemudahan
mengunjungi lokasi sejarah dan budaya di Kota Surabaya dengan tingkat
adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,448. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 9,226. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 9,226 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel di atas. Dengan melihat koefisien
korelasi sebesar 0,448 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin
mudah mengunjungi lokasi sejarah dan budaya sesuai dengan isi program
siaran Iki Suroboyo Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap
program siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
Page 192
174
5b. Hubungan antara kuliner khas Jawa Timur mudah untuk
dikonsumsi dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .426**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .426** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kuliner Jawa Timur mudah untuk
dikonsumsi dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan kuliner Jawa Timur mudah untuk dikonsumsi
dengan tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara kemudahan
mengonsumsi kuliner khas Jawa Timur dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,426. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 8,707. Hasil
Page 193
175
dari pengujian hipotesis adalah 8,707 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel di atas. Dengan melihat koefisien
korelasi sebesar 0,426 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin
mudah mengonsumsi kuliner Jawa Timur seperti isi program siaran Iki
Suroboyo Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran
Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
5c. Hubungan antara upacara adat dan festival budaya Jawa Timur
mudah untuk dikunjungi dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .370
Sig. (2-tailed) .004
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .370 1
Sig. (2-tailed) .004
N 344 344
H0 : Tidak terdapat hubungan upacara adat dan festival budaya Jawa
Timur mudah untuk dikunjungi dengan tingkat adopsi.
H1 : Terdapat hubungan antara upacara adat dan festival budaya Jawa
Timur mudah untuk dikunjungi dengan tingkat adopsi.
Page 194
176
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
0,004 sehingga diperoleh persamaan 0,004 > 0,05. Persamaan tersebut
menegaskan bahwa H0 diterima. Artinya, terdapat hubungan antara
kemudahan mengikuti upacara adat dan festival budaya dengan tingkat
adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,370. Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah rendah.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 7,365. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 7,365 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel di atas. Dengan melihat koefisien
korelasi sebesar 0,370 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin
mudah mengikuti upacara adat dan festival budaya sesuai dengan isi
program siaran Iki Suroboyo Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu
terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
Page 195
177
c. Hubungan antara saluran komunikasi dan tingkat adopsi inovasi
1. Hubungan antara jumlah saluran komunikasi dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .618**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .618** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara jumlah media sumber informasi
yang digunakan individu dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara jumlah media sumber informasi yang
digunakan individu dengan tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 < 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara jumlah media sumber
informasi dan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,618 Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah kuat.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 14,537. Hasil
Page 196
178
dari pengujian hipotesis adalah 14,537 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel di atas. Dengan melihat koefisien
korelasi sebesar 0,618 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak jumlah saluran komunikasi yang digunakan oleh individu untuk
mencari tahu informasi tentang program siaran Iki Suroboyo Rek, maka
tingkat adopsi inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek
semakin tinggi.
2. Hubungan antara media yang digunakan untuk mengakses program
siaran dan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .422**
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .422** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 344 344
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara media yang digunakan untuk
mengakses program siaran dengan tingkat adopsi inovasi.
Page 197
179
H1 : Terdapat hubungan antara media yang digunakan untuk mengakses
program siaran dengan tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0 > 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara media yang digunakan
untuk mengakses isi program siaran dengan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,422 Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah cukup.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 9,112. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 9,112 (thitung) > 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah signifikan.
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara media yang digunakan untuk mengakses program
siaran dengan tingkat adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi
sebesar 0,442 (positif), maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
media komunikasi yang digunakan oleh individu, maka tingkat adopsi
inovasi individu terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
Page 198
180
3. Hubungan antara frekuensi mendengarkan program siaran Iki
Suroboyo Rekdan tingkat adopsi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .053
Sig. (2-tailed) .327
N 344 344
VAR00002 Pearson Correlation .053 1
Sig. (2-tailed) .327
N 344 344
H0 : Tidak terdapat hubungan antara frekuensi mendengar program siaran
Iki Suroboyo Rek dengan tingkat adopsi inovasi.
H1 : Terdapat hubungan antara frekuensi mendengar program siaran Iki
Suroboyo Rek tingkat adopsi inovasi.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0
sehingga diperoleh persamaan 0,327 > 0,05. Persamaan tersebut menegaskan
bahwa H0 diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan antara frekuensi
mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek dengan tingkat adopsi inovasi.
Adapun nilai r yang tertera di tabel adalah 0,053 Hal ini
menunjukkan kekuatan hubungan dari korelasi di atas adalah sangat rendah.
Sementara itu, besar thitung dari uji signifikansi korelasi adalah 0,981. Hasil
dari pengujian hipotesis adalah 0,981 (thitung) < 1,96 (ttabel), maka harga
koefisien korelasi adalah tidak signifikan.
Page 199
181
Dari analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang tidak signifikan antara frekuensi mendengarkan radio dan tingkat
adopsi inovasi. Dengan melihat koefisien korelasi sebesar 0,053 (positif),
maka dapat disimpulkan bahwa semakin sering individu mendengarkan
program siaran Iki Suroboyo Rek, maka tingkat adopsi inovasi individu
terhadap program siaran Iki Suroboyo Rek semakin tinggi.
D. Interpretasi
Hasil analisis melalui uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara variabel tingkat adopsi dengan variabel faktor –
faktor yang mendorong individu untuk mengadopsi inovasi. Adapun faktor –
faktor yang mendorong individu untuk mengadopsi inovasi adalah
karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran komunikasi. Analisis
korelasi tersebut sejalan dengan teori difusi inovasi. Teori tersebut
menyatakan bahwa individu yang mengadopsi inovasi telah mengalami
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Perubahan tersebut didorong oleh
berbagai faktor, antara lain (1) faktor karakteristik adopter yang terbagi
menjadi tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, dan identitas dari individu yang
mengadopsi inovasi, (2) faktor karakteristik inovasi yang terbagi menjadi
keuntungan relatif, inovasi sesuai dengan kebutuhan individu, inovasi tidak
rumit untuk digunakan, inovasi mudah diuji coba, dan inovasi mudah untuk
diamati, dan (3) faktor saluran komunikasi, yaitu media yang memberikan
informasi tentang inovasi kepada individu.
Page 200
182
Pada penelitian ini, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat
tiga faktor yang memiliki peran paling kuat dalam mendorong individu
untuk mengadopsi inovasi. Faktor pertama adalah inovasi mudah untuk
dipahami. Variabel inovasi mudah untuk dipahami memiliki koefisien
korelasi sebesar 0,605. Faktor kedua adalah inovasi mudah diakses
menggunakan twitter. Variabel inovasi mudah diakses menggunakan twitter
memiliki koefisien korelasi sebesar 0,601. Faktor ketiga adalah jumlah
sumber informasi yang digunakan oleh individu. Variabel jumlah sumber
informasi memiliki koefisien korelasi sebesar 0,618. Faktor – faktor lain juga
memiliki peran dalam mendorong individu untuk mengadopsi inovasi, tetapi
hasil koefisien korelasi dari faktor – faktor lain tidak sebesar tiga faktor
yang telah disebutkan di atas.
Berdasarkan uji korelasi seperti yang telah dijelaskan di atas, salah
satu faktor yang mendorong individu untuk mengadopsi program siaran Iki
Suroboyo Rek adalah isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek mudah
untuk dipahami. Temuan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Rogers (1983), yaitu :
Complexity is the degree to which an innovation is perceived as
relatively difficult to understand and use. Any innovation may be
classifed on the complexity-simplicity continuum. Some innovation are
clear in their meaning to potential adopters while others are not. 107
Kutipan teori di atas menjelaskan bahwa sebuah inovasi relatif
diterima oleh individu, baik inovasi yang bersifat kompleksitas maupun
107
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmilan Publisher,
1983), 3rd
Edition, h. 230 – 231
Page 201
183
inovasi yang bersifat sederhana. Sebagian besar individu mudah untuk
menerima inovasi karena pada dasarnya individu sudah mengetahui definisi,
fungsi, cara menggunakan, dan hal lain tentang inovasi. Beberapa individu
sulit untuk mengadopsi inovasi karena individu tidak mengetahui apa – apa
tentang inovasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menilai isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk dipahami.
Sejumlah 337 responden menilai bahwa isi program siaran Iki Suroboyo
Rek sangat mudah untuk dipahami.108
Para responden memiliki persepsi
bahwa inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek merupakan inovasi yang
bersifat sederhana sehingga mudah untuk diadopsi oleh masyarakat Kota
Surabaya. Responden juga menyatakan bahwa mereka tidak perlu bertanya
kepada orang lain atau mencari refrensi dari media lain untuk memahami
informasi yang disampaikan pada program siaran Iki Suroboyo Rek.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa variabel inovasi mudah
untuk dipahami merupakan faktor yang mendorong individu untuk
mengadopsi inovasi. Pada hasil penelitian Prabayanti (2010), sebagian besar
petani menilai bahwa inovasi biopestisida memiliki tingkat kemudahan yang
sangat tinggi. Petani dapat mengambil bahan untuk membuat biopestisida
dari lingkungan sekitar dan cara membuat biopestisida juga terhitung mudah
daripada membuat pestisida dengan bahan dasar kimia. Di sisi lain, beberapa
petani memiliki persepsi bahwa biopestisida merupakan inovasi yang
108
Lihat tabel 4.5, h.108
Page 202
184
bersifat kompleksitas. Meskipun para petani dapat membuat biopestisida dari
bahan – bahan yang terdapat di lingkungan sekitar, mereka juga menilai
bahwa pembuatan biopestisida membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Walaupun beberapa petani menganggap bahwa biopestisida merupakan
inovasi yang kompleksitas, mereka bersedia mengadopsi inovasi tersebut
karena pada dasarnya petani membutuhkan pestisida dengan harga
terjangkau untuk memperoleh hasil pertanian yang memuaskan.
Faktor kedua yang memiliki kekuatan untuk mendorong individu
mengadopsi inovasi adalah isi program siaran Iki Suroboyo Rek mudah
diakses melalui twitter. Semakin mudah individu mencoba untuk mengakses
isi program siaran Iki Suroboyo Rek melalui twitter, maka individu semakin
cepat mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi. Faktor tersebut sesuai
dengan pernyataan Rogers (1983), yaitu :
Trialability is the degree to which an innovation may be
experimented with on a limited basis. New ideas that can be tried
on the installment plan will generally be adopted more rapidly than
innovations that are not divisible. An innovation that is trialable is
less uncertain for the adopter. Some innovation are more difficult to
divide for trial than others. 109
Kutipan teori di atas menjelaskan bahwa inovasi yang dapat diuji
coba dalam skala kecil terlebih dahulu lebih mudah untuk diadopsi daripada
inovasi yang tidak dapat dicoba sama sekali. Hasil dari uji coba inovasi
dapat menjadi bukti konkret bagi individu. Bukti konkret tersebut menjadi
bahan pertimbangan individu untuk mengadopsi atau menolak inovasi.
109
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmilan Publisher,
1983), 3rd
Edition, h. 231
Page 203
185
Peneliti mengasumsikan bahwa salah satu bentuk konkret dari inovasi
program siaran Iki Suroboyo Rek adalah kilasan isi siaran di media twitter.
Apabila isi program siaran Iki Suroboyo Rek mudah diakses melalui twitter,
maka individu semakin cepat mengadopsi program siaran tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi
bahwa isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk diakses
melalui twitter. Responden tidak menemui kesulitan sama sekali ketika
mengakses twitter JeJe Radio untuk membaca kilasan program siaran Iki
Suroboyo Rek. Responden menilai bahwa twitter merupakan media yang
praktis untuk memperoleh informasi. Salah satu bentuk praktis dari twitter
adalah individu tidak perlu menyalakan radio pukul 08.00, 12.00, 18.00, atau
20.00 untuk mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek. Individu dapat
mengakses isi program siaran kapan saja dan dimana saja menggunakan
twitter selama individu memiliki fasilitas yang memadai.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa twitter merupakan media
yang memiliki pengaruh kuat bagi individu untuk mengadopsi inovasi. Pada
penelitian Fardilah (2014), twitter merupakan inovasi bagi para mahasiswa di
Surabaya untuk menuangkan gagasan kritis. Mahasiswa menilai bahwa
twitter merupakan media yang sederhana dan praktis, sehingga mereka tidak
memiliki rasa khawatir untuk mencoba media sosial ini. Mahasiswa tertarik
untuk mencoba twitter karena pengaruh dua hal. Pertama, pengaruh internal,
yaitu karakteristik twitter sebagai media yang praktis dan murah untuk
menuangkan gagasan kritis mahasiswa. Dengan menggunakan twitter, gagasan
Page 204
186
tersebut cepat memperoleh respon dari orang lain. Kedua, pengaruh eksternal,
yaitu pengaruh teman, keluarga, dan lingkungan sekitar. Kelompok eksternal
telah menggunakan twitter terlebih dahulu dan memberikan penilaian bahwa
twitter sangat mudah untuk digunakan. Penilaian tersebut memberi keyakinan
bagi individu yang belum pernah menggunakan twitter untuk mulai
menggunakan twitter sebagai sarana menyampaikan pemikiran – pemikiran
kritis individu.110
Faktor terakhir yang memiliki kekuatan untuk mendorong individu
mengadopsi program siaran Iki Suroboyo Rek adalah jumlah sumber
informasi yang digunakan oleh individu. Peneliti mengasumsikan, semakin
banyak jumlah sumber informasi yang digunakan oleh individu, maka
individu semakin cepat mengadopsi inovasi. Asumsi ini berdasar pada
penelitian – penelitian terdahulu. Penelitian – penelitian terdahulu membuktikan
bahwa kuantitas sumber informasi yang dimanfaatkan oleh individu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi.
Pada hasil penelitian Prabayanti (2014) tentang kuantitas sumber informasi
yang dimanfaatkan oleh petani untuk mencari tahu informasi mengenai
inovasi biopestisida, terlihat bahwa kuantitas sumber informasi sangat
berpengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi petani. Adapun ragam sumber
informasi yang digunakan oleh petani untuk mencari informasi tentang
biopestisida adalah penyuluhan dinas pertanian, penyuluhan mahasiswa
110
Dede Fardilah, Ferry Dermawan, dan Maman Chamallah. 2011. Eksistensi Media
Jejaring Sosial Twitter Sebagai Sarana Berpikir Kritis. Bandung : Jurnal Sosial, Ekonomi,
dan Humaniora LPPM Universitas Islam Bandung Vol. 4 No. 1, h.11
Page 205
187
pertanian, ketua kelompok tani, petani lain, keluarga petani, dan leaflet.
Hasilnya, sebagian besar petani menggunakan 4 sumber informasi untuk
mencari tahu tentang inovasi biopestisida. 111
Pada penelitian ini, kuantitas sumber informasi juga memiliki
pengaruh paling kuat dibandingkan faktor – faktor lainnya. Pernyataan
tersebut sesuai dengan besar koefisien korelasi antara variabel tingkat adopsi
inovasi dan variabel jumlah sumber informasi, yaitu 0,618.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
penelitian menggunakan lebih dari satu jenis sumber informasi. Sejumlah
129 responden menggunakan tiga jenis sumber informasi dan sejumlah 85
responden menggunakan empat jenis sumber informasi untuk mencari tahu
informasi tentang program siaran Iki Suroboyo Rek.112
Responden
menyatakan bahwa satu sumber saja tidak menyajikan informasi yang cukup
lengkap bagi mereka. Oleh karena itu, responden mencari informasi
menggunakan media lain. Tujuannya untuk melengkapi informasi yang telah
responden peroleh sebelumnya.
Rogers (1983) menyebutkan bahwa sumber informasi individu terbagi
menjadi media interpersonal dan media massa. Media interpersonal dan
media massa merupakan sumber informasi yang memiliki kekuatan untuk
111
Hening Prabayanti, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Biopestisida
Oleh Petani Di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar, Skripsi Fakultas Pertanian
(Solo : Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret), h.89 112
Lihat tabel 4.12, h.120
Page 206
188
mempengaruhi individu dalam mengadopsi inovasi. Berikut kutipan dari
Rogers (1983) :
Mass media channels are relatively more important at the knowledge
stage. Interpersonal channels are relatively more important at the
persuasion stage in the innovation-decission process. Interpersonal
channels persuade an individual to form or to change a strongly
held attitude. This role of interpersonal channels is especially
important in persuading to adopt an innovation. 113
Kutipan teori di atas menjelaskan tentang kegunaan relatif dari media
massa dan media interpersonal. Rogers (1983) menyatakan, media massa
berfungsi ketika individu berada pada tahap pengetahuan. Media massa
berfungsi untuk menyebarkan pengetahuan tentang definisi inovasi, cara
menggunakan inovasi, fungsi inovasi, dan informasi secara umum tentang
inovasi. Hal ini menunjukkan bahwa media massa cenderung memiliki peran
sebagai sumber informasi. Sementara itu, media interpersonal relatif berguna
pada tahap persuasi. Media interpersonal memiliki kekuatan untuk membujuk
individu agar mengadopsi inovasi.
Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
individu tidak hanya menggunakan media interpersonal dan media massa
sebagai sumber informasi. Individu cenderung menggunakan media sosial
sebagai sumber informasi. Berdasarkan temuan data di lapangan, sejumlah
332 responden menggunakan twitter, 318 responden menggunakan facebook,
dan 261 responden menggunakan website sebagai sumber informasi. 114
113
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovation, (London : Collier Macmilan Publisher,
1983), 3rd
Edition, h. 209 114
Lihat tabel 4.13, h.121
Page 207
189
Individu yang menggunakan media massa sebagai sumber informasi
berjumlah lebih sedikit dibandingkan individu yang menggunakan media
sosial. Sejumlah 21 responden mengetahui informasi tentang inovasi program
siaran Iki Suroboyo Rek dari iklan promosi konten di radio dan 43
responden mengetahui informasi tentang inovasi program siaran Iki
Suroboyo Rek dari rubrik advertorial di majalah. 115
Hanya sebagian kecil individu yang mengetahui informasi tentang
inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek dari media interpersonal. Sejumlah
12 responden mengetahui informasi tentang inovasi program siaran Iki
Suroboyo Rek dari teman dan 9 responden mengetahui informasi tentang
inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek dari keluarga. 116
Temuan ini tidak sepenuhnya sejalan dengan teori difusi inovasi
yang menyatakan bahwa individu relatif mengguakan media massa sebagai
sumber informasi. Hasil dari temuan di lapangan menunjukkan bahwa
individu memilih menggunakan media sosial sebagai sumber informasi
dibandingkan media massa dan media interpersonal.
Hasil dari uji korelasi menunjukkan bahwa sejumlah faktor lain juga
memiliki kekuatan untuk mendorong individu mengadopsi inovasi, meskipun
faktor – faktor tersebut tidak memiliki kekuatan yang besar. Faktor – faktor
tersebut antara lain (1) tingkat pendidikan formal adopter, (2) tahun adopter
mengakses program siaran Iki Suroboyo Rek untuk pertama kali, (3)
115
Lihat tabel 4.13, h.121 116
Lihat tabel 4.13, h.121
Page 208
190
keuntungan relatif, (4) kesesuaian inovasi dengan kebutuhan adopter, (5) isi
program siaran mudah diakses melalui radio, (6) isi program siaran mudah
diakses melalui facebook, (7) lokasi sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur mudah untuk diamati, (8) upacara adat dan festival budaya Jawa
Timur mudah untuk dikunjungi, (9) kuliner khas Jawa Timur mudah untuk
diperoleh, dan (10) media yang digunakan individu untuk mengakses isi
program siaran Iki Suroboyo Rek.
E. Kelemahan Penelitian
1. Metode pengumpulan data
Peneliti menggunakan wawancara survei melalui telepon sebagai
metode pengumpulan data penelitian. Chadwick (1991) menuliskan,
metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan
dari metode wawancara survei adalah biaya yang murah karena peneliti
tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos transportasi. Selain itu,
wawancara survei juga lebih praktis. Apabila responden yang dituju
sedang tidak ada di tempat, peneliti tidak usah buang – buang tenaga dan
uang untuk berjalan lagi ke rumah responden lainnya. Peneliti dapat
menghubungi responden pada waktu siang atau malam melalui telepon
tanpa membuang – buang waktu. Babbie (2014) menyatakan, when
interviewing by telephone, you can dress any way you please without
affecting he answers respondents give, and sometimes respondents will
be more honest in giving socially disapproves answers if the don‟t have
Page 209
191
to look you in the eye.117
Responden dapat menjawab pertanyaan lebih
jujur tanpa harus bertatap muka, terlebih lagi untuk pertanyaan –
pertanyaan yang bersifat sensitif.
Masing – masing metode pengumpulan data memiliki kelebihan
dan kelemahan. Chadwick (1991) juga menuliskan kelemahan dari
metode pengumpulan data menggunakan wawancara survei lewat telepon,
yaitu keterbatasan panjangnya wawancara dan peneliti tidak dapat
bertatap muka dengan responden. Kelemahan tersebut juga dialami oleh
peneliti. Peneliti sulit untuk menghentikan responden yang berbicara
terlalu panjang lebar, bahkan hingga keluar dari topik pembicaraan yang
seharusnya. Keterbatasan waktu dan kesulitan untuk bertatap muka juga
menyebabkan peneliti sulit untuk bertanya ulang apabila jawaban yang
diinginkan oleh peneliti masih dianggap belum sempurna.
2. Penggunaan jenis penelitian eksplanatif untuk mengukur
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
Paradigma dari penelitian skripsi ini adalah positivisme,
pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah kuantitatif, dan jenis
penelitian adalah eksplanatif. Peneliti menjabarkan hasil penelitian
dengan cara mendeskripsikan perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang terjadi pada responden penelitian secara general. Peneliti
memberikan pertanyaan via telepon kepada responden. Responden
117
Earl Babbie, The Basics of Social Research, (Canada ; Wadsworth Cengage
Learning, 2014), 6th
edition, pg. 286
Page 210
192
memberikan jawaban yang mencerminkan perubahan pengetahuan, sikap,
dan perilaku responden setelah menerima isi dari program siaran Iki
Suroboyo Rek. Jawaban responden menghasilkan temuan data dan
peneliti menganalisis korelasi hubungan antara tingkat adopsi inovasi
dengan faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan individu untuk
mengadopsi inovasi.
Untuk menguji perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku, metode
penelitian yang sering digunakan oleh para ahli adalah metode
eksperimental. Babbie (2014) menyebutkan, controlled experiment is a
research method commonly associated with the natural science.
Experiments often involve putting people in unusual, controlled situation
to see how they will respond. 118
Untuk melihat respon yang sebenarnya
dari individu, peneliti harus mengobservasi pengetahuan, sikap, dan
perilaku individu sebelum mendengarkan program siaran Iki Suroboyo
Rek (pretesting) dan kembali mengobservasi setelah mendengarkan
program siaran tersebut (posttesting). Kelebihan dari penelitian
eksperimental adalah peneliti dapat menilai secara langsung tentang
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Penelitian tanpa pratesting dan posttesting tidak menutup
kemungkinan bahwa responden telah mengetahui tentang sejarah, tokoh
Kota Surabaya, kuliner khas Jawa Timur, dan lain – lain dari berbagai
media sebelum mengakses isi program siaran Iki Suroboyo Rek. Di sisi
118
Babbie, The Basics of Social Research, h. 238 – 239
Page 211
193
lain, terdapat kemungkinan bahwa responden sebenarnya masih
menyimpan pengetahuan tentang hal – hal yang telah mereka dengar dari
program siaran Iki Suroboyo Rek, namun tidak mengingat dengan jelas,
atau bahkan sudah lupa tentang apa yang mereka peroleh dari program
siaran tersebut. Lotus dan Palmer (dalam Solso dan Maclin, 2008)
mengungkap tentang kekeliruan – kekeliruan memori pada individu.
Individu menerima banyak informasi dari beragam sumber informasi,
sehingga individu cenderung tidak mengingat lagi tentang sumber
informasi yang paling pertama memberikan pengetahuan kepada
individu. Bahkan, kekeliruan memori tersebut dapat dibentuk ketika
peneliti memberikan pertanyaan yang sengaja diarahkan untuk
membentuk memori tersebut. 119
Sebagai contoh, responden mengetahui tokoh W.R Supratman dari
buku pelajaran sekolah. Beberapa hari kemudian, responden juga
mengetahui sejarah W.R Supratman yang lebih dalam lagi ketika
mendengar program siaran Iki Suroboyo Rek. Ketika peneliti bertanya
tentang siapa tokoh yang diketahui responden dari program siaran Iki
Suroboyo Rek, responden dengan cepat menjawab bahwa ia mengetahui
tokoh W.R Supratman dari program siaran Iki Suroboyo Rek. Solso dan
Maclin (2008) menamakan kejadian tersebut sebagai kekeliruan memori
terhadap pengetahuan sebelumnya. Persepsi responden dipengaruhi oleh
119
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin, Psikologi Kognitif, (Jakarta,
Penerbit Erlangga ; 2008), cet-8, h. 223
Page 212
194
pengetahuan responden, hipotesis yang telah disusun oleh responden,
prasangka – prasangka responden, dan sinyal – sinyal sensorik.
Peneliti memiliki alasan sehingga tidak menggunakan metode
eksperimental. Peneliti menggunakan penelitian korelasional karena
program siaran Iki Suroboyo Rek telah mengudara sejak tahun 2013.
Saat peneliti mengangkat tema ini pada tahun 2015, peneliti tidak dapat
menerapkan jenis penelitian eksperimental terhadap responden sebelum
mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek terlebih dahulu.
Page 213
195
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sasaran akhir dari sebuah penelitian tentunya menjawab pertanyaan
yang telah terangkum dalam rumusan masalah. Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan yang mengkaji hubungan antara faktor – faktor yang
mempengaruhi adopsi inovasi dan tingkat adopsi masyarakat Kota Surabaya
terhadap isi program siaran Iki Suroboyo Rek, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1) Terdapat hubungan antara karakteristik adopter (tingkat pendidikan
dan tahun individu mengenal inovasi) dan tingkat adopsi masyarakat
Kota Surabaya terhadap inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Semakin tinggi tingkat pendidikan individu dan semakin lama
individu mengenal program siaran Iki Suroboyo Rek, maka individu
semakin cepat mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi.
2) Terdapat hubungan antara karakteristik inovasi (keuntungan relatif,
kesesuaian antara inovasi dengan kebutuhan individu, kemudahan
memahami inovasi, inovasi mudah diuji coba, dan inovais mudah
diamati) dan tingkat adopsi masyarakat Kota Surabaya terhadap
inovasi program siaran Iki Suroboyo Rek. Faktor karakteristik
inovasi yang memiliki hubungan kuat dengan tingkat adopsi inovasi
adalah kemudahan memahami isi program siaran Iki Suroboyo Rek.
Sementara itu, faktor karakteristik inovasi yang memiliki hubungan
Page 214
196
paling lemah dengan tingkat adopsi inovasi adalah kemudahan
untuk mengikuti upacara adat dan festival budaya Jawa Timur.
3) Terdapat hubungan antara saluran komunikasi (jumlah sumber
informasi, media yang digunakan individu untuk mengakses program
siaran Iki Suroboyo Rek, dan frekuensi individu mendengar radio)
dengan tingkat adopsi inovasi. Faktor saluran komunikasi yang
memiliki hubungan kuat dengan tingkat adopsi inovasi adalah
jumlah sumber informasi yang digunakan oleh individu. Sementara
itu, faktor saluran komunikasi yang paling lemah dengan tingkat
adopsi inovasi adalah frekuensi individu mendengarkan isi program
siaran Iki Suroboyo Rek melalui radio.
2. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji hubungan
antara faktor – faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi dan tingkat adopsi
masyarakat Kota Surabaya terhadap isi program siaran Iki Suroboyo Rek,
peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut :
a. Saran untuk peneliti selanjutnya
1) Variabel pada penelitian ini tidak hanya terpaku pada apa
yang tertulis di teori difusi inovasi saja, tetapi juga pada
beberapa variabel yang dibuat berdasarkan kondisi di
lapangan. Untuk penelitian – penelitian lain yang menggunakan
teori difusi inovasi, beberapa variabel yang berkaitan dengan
kondisi lapangan sangat perlu diperhatikan. Terdapat
Page 215
197
kemungkinan bahwa variabel tersebut ternyata memiliki peran
paling besar dalam mempengaruhi tingkat adopsi inovasi.
2) Penelitian tentang adopsi inovasi dapat diperkuat dengan
metode penelitian pre-test dan post-test. Metode tersebut
mengharuskan peneliti untuk mengamati pengetahuan, sikap, dan
perilaku individu sebelum mengadopsi inovasi dan sesudah
mengadopsi inovasi. Hasil pre-test dan post-test terhadap
pengetahuan, sikap, dan perilaku individu dapat menjadi bahan
untuk menganalisis tingkat adopsi inovasi individu dan faktor
apa saja yang mendorong individu untuk mengadopsi inovasi.
3) Penelitian yang menggunakan teori difusi inovasi masih
berjumlah sangat sedikit di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
bahkan tidak ditemukan di perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM). Pada era teknologi
seperti sekarang ini, banyak inovasi – inovasi tentang media
massa yang bermunculan. Untuk itu, penelitian tentang
munculnya beragam inovasi di bidang media massa sebaiknya
lebih ditingkatkan lagi. Semoga hasil penelitian tentang difusi
inovasi dan adopsi inovasi selanjutnya dari mahasiswa
FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih memuaskan
daripada penelitian ini.
Page 216
198
b. Saran untuk perusahaan – perusahaan radio
1) Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa individu lebih
tertarik mencari informasi menggunakan media sosial. Untuk
itu, bagi perusahaan – perusahaan radio di kota – kota besar
Indonesia, kilasan isi siaran di media sosial sebaiknya semakin
ditingkatkan. Penggunaan media sosial lebih efektif untuk
menyampaikan informasi dibandingkan media massa atau
media interpersonal.
2) Masyarakat di kota Surabaya mendukung program siaran Iki
Suroboyo Rek untuk menghasilkan karya – karya yang
berkualitas dan inovatif. Berkat isi program siaran Iki
Suroboyo Rek, pengetahuan individu tentang sejarah Kota
Surabaya dan budaya Jawa Timur meningkat. Untuk itu, radio
– radio di daerah lain selain Surabaya disarankan untuk
membuat program siaran seperti Iki Suroboyo Rek untuk
memperkenalkan sejarah dan budaya di daerah masing –
masing. Program siaran tersebut beerfungsi untuk menambah
pengetahuan, sikap, dan perilaku individu untuk mengenal dan
menjaga kebudayaan daerah masing – masing.
Page 217
199
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aan, Munawar Syamsudin. 2013. Metode Riset Kuantitatif Komunikasi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ali, Muhammad. 2014. Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Jakarta : Penerbit
Bumi Askara.
Alma, Buchari. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.
Astuti, Santi Indra. 2009. Jurnalisme Radio, Teori dan Praktik. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Azra, Azyumardi., 2002. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Jakarta : UIN Jakarta Press.
Babbie, Earl. 2014. The Basics of Social Research 6th
Edition. Canada :
Wadsworth Cengage Learning Company.
Borders, Beyond. 2010. Communication Modernity and History. Jakarta : LSPR
Communication Research Conference.
Chadwick, Bruce A. 1991. Social Science Research Methods. New Jersey :
Prentice Hall International Inc.
Collier, Marsha. 2013. Social Media Commerce for Dummies. Hoboken : John
Willey and Sons, Inc.
Darsono, 2009. Budaya Organisasi Kajian Tentang Organisasi Budaya,
Ekonomi, Sosial, dan Politik. Jakarta : Nusantara Consulting.
Dila, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terbaru. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Doob, Christoper Bates. 1985. Sociology : An Introduction. New York : CBS
College Publishing.
Faisal, Sanapiah. 1989. Format – Format Penelitian Sosial. Jakara : PT.
Grafindo Persada.
Horton, Paul B., Chester, L. Hunt. 1984. Sociology Eight Edition. New York :
McGraw-Hill, Inc.
Kottler, Philip., Keller, Kevin Lane. 2012. Marketing Management 14th
Edition.
New Jersey : Pearson Education Inc.
Kristanto, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Page 218
200
Leon, Joseph J., Brown, Wayne C., Ruch, Libby O. 2005. Telephone Survey.
Methods and Practices. Honolulu : Stramline Survey Inc.
Lawrence, Neuman. 2013. Social Research Methods : Qualitative and
Quantitaive Approacehs 7th
Edition. Boston: Pearson Education Inc.
Leydesdorff, Loet. 2000. A Sociological Theory of Communication : The Self
Organization of the Knowledge-Based Society 8th
Edition. Florida :
Universal Publisher.
Louw, De Louw Ae. 1998. Human Development 2nd
Edition. Pinendlands Cape
Town: Kagiso Tertiary.
Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Solo : UNS Press.
Morrisan. 2013. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Jakarta : Kencana Media Group.
Narwoko, Dwi J., Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta ; Kencana Prenada Media Group.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Pearson, Judy., Nelson, Paul., Titsworth, Scott., Harter, Lynn. 2008. Human
Communication Third Edition. New York : McGraw Hill-Higher
Education, Inc.
Perrow, Charles. 1970. Organizational Analysis : A Sociological View. London :
Tavistock Publication.
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi Edisi 26. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of Innovation 3rd
Edition. London : Collier
Macmilan Publisher.
Solso, Robert L., Maclin, Otto H., Maclin, Kimberly. Psikologi Kognitif Edisi
Kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sumadiria, Harris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.
Yogyakarta : Media Pressindo.
Sutinah., Suyanto, Bagong. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana
Media Group.
Page 219
201
Syam, Nina W. 2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung : Penerbit Humaniora.
U.S, Samsudin. 1982. Dasar – Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.
Bandung : Binacipta.
Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis : Panduan Bagi Praktisi dan
Akademisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Wiggin, Gladys. A. 1962. Education and Nationalism. USA : McGraw-Hill
Book Company, Inc.
Jurnal
Baron, Michelle.,Graham, Charles R. 2007. Identifying Key Factors in
Adoption of Innovative Practice. Birgham Young University.
Fardilah, Dedeh., Demawan, Ferry., Chamallah, Maman. 2014. Eksistensi Media
Jejaring Sosial Twitter Sebagai Sarana Berpikir Kritis. Jurnal Sosial,
Ekonomi, dan Humaniora LPPM Universitas Islam Bandung Vol. 4
No.1.
Herdiawan, Gian.. 2014. Diskontinuitas Penerapan Inovasi Biogas Oleh
Peternak Sapi Perah. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran,
Vol. 1 No.1.
Ilmiputri, Chitta Amalia., Sofhani, Tubagus Furqan. 2011. Difusi Inovasi Model
Representasi Masyarakat Dalam Perencanaan Publik di Kabupaten
Sumedang, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK V1N2 ITB.
Kaplan, Andreas., Haenlein, Michael. 2010. Users of the World, Unite the
Challenges and Opportunities of Social Media. Journal Business
Horizon Indiana University 7th
Edition.
Pratiwi, Mega Nur. 2014. Peran Binamitra dalam Sosialisasi Kewajiban
Menggunakan Helm SNI Bagi Pengendara Sepeda Motor di
Kabupaten Kutai. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Mulawarman Vol 2 No 1.
Pooley, Jefferson D., Socolow, Michael J. 2013. Checking Up on The
Invansion from Mars : Hadley Catril, Paul F. Lazarfield, and the
Making of a Misremembered Classic. International Journal of
Communication 7.
Rosalia, Naiza. 2010. Faktor – Faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi
Pendengar Radio di Kota Semarang, Jurnal Interaksi Universitas
Diponegoro.
Starquadine, Gary S, etc. 2005. Continouing Education Article (Assesing
Probable Succes : Applying Rogers „Diffusion of Innovations‟ Theory
to Agroforestry). International Journal of Agriculture and Biology.
Page 220
202
Zubir, Edward., Isdianto, Joko. 2011. Kategori Adopter dan Tingkat
Keinovatian Masyarakat Nelayan (Studi Kasus Nelayan Desa Tanjung
Satai Pulau Maya Karimata dan Desa Harapan Mulia Sukadana,
Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat). Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka.
Skripsi
Adelia, Lia. 2014. Evektifitas Program Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Terhadap Pengembangan Masyarakat Dalam Mengolah Hasil
Pertanian. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia Program Studi
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Prabayanti, Hening. 2010. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi
Biopestisida Oleh Petani di Kecamatan Mojogedang, Kabupaten
Karanganyar. Solo : Fakultas Pertanian Program Studi Komunikasi dan
Penyuluhan Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Tesis
Ordika, Dwi Bagus. 2012. Difusi Inovasi Posyandu Peduli Tumbuh Aktif
Tanggap oleh PT. Netsle Indonesia – Dancow Batita Bekerjasama
dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
di Kota Malang Tahun 2012. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Syarifruddin. 2003. Pengaruh Media Cetak Dalam Proses Adopsi Inovasi dan
Difusi Inovasi Beternak Ayam Broiler di Kota Kendari. Yogyakarta :
Program Studi Ekonomi Pertanian dan Peternakan Universitas Gadjah
Mada.
Website
Facebook JeJe Radio Surabaya
Instagram JeJe Radio Surabaya
Twitter @jejeradioSBY
Youtube JeJe Radio SBY
www.dispendukcapil.surabaya.go.id
www.jejeradio.com
Page 221
203
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Page 222
204
LAMPIRAN 1 : TRANSKRIP HASIL WAWANCARA ANTARA PENELITI
DAN HEAD NEWS AND CONTENT JEJE RADIO SURABAYA
Bagaimana sejarah dan perkembangan JeJe Radio?
Awalnya, nama radio ini bukan JeJe Radio, tapi JJ Media. JeJe Radio berkembang
dari JJ Media yang merupakan radio bisnis. Pada tahun 2001 sampai 2010, JJ
Media masih menjadi radio yang bersegmentasi untuk para pebisnis. Secara rinci,
segmentasi JJ Media adalah orang – orang yang menjalankan bisnis, berkutat di
dunia bisnis, minimal lulusan S1. Dulu tema pertama yang kami siarkan adalah
tema menjalankan rumah sakit sebagai lahan bisnis, tapi tidak melupakan tujuan
utama melayani kesehatan masyarakat. Kan sekali dayung, dua-tiga pulai
terlampaui. Bisnis rumah sakit bisa bikin kebaikan dengan cara menyembuhkan
orang sekaligus menjadi lahan bisnis yang meraup keuntungan. Kantornya JJ
Media juga bukan di sini, tapi masih di dasar Wisma BII Surabaya. Sekarang,
kantor di belakang Gramedia Expo Basuki Rahmat ini adalah kantor milik JeJe
Radio sendiri.
Beberapa tahun setelah JJ Media beroperasi, radio – radio swasta yang ada di
Jakarta mulai membuka cabang di Surabaya. Mulai dari Gen FM, Prambors FM,
dan lain – lain yang sudah punya branding top di Indonesia. Saingan bisnis radio
semakin banyak. Peminat JJ Media mulai tertarik oleh program siaran yang
disiarkan oleh radio – radio tersebut. Oleh karena itu, JeJe Radio memutuskan untuk
mengubah brand, logo, segmentasi pendengar, sampai konsep – konsep siarannya.
Awalnya, segmentasinya hanya untuk lulusan S1 yang berkutat di bidang bisnis
dan usianya 20 – 40 tahun. Tapi, selanjutnya kami ganti program siaran yang
konsepnya remaja banget. Segmentasi pendengar kami adalah remaja yang masih
bersekolah di SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Usianya responden berkisar 12
sampai 24 tahun.
Ketika JJ Media berganti brand menjadi JeJe Radio, apakah ada kesulitan
ketika perubahan tersebut terjadi?
Kesulitan paling utama adalah SDM – SDM yang mulai mundur. SDM yang
dimiliki JJ Media adalah SDM yang memiliki kemampuan tentang manajemen dan
bisnis. Mereka bisa membuat program siaran tentang bisnis menjadi menarik. Tapi,
ketika JJ Media berganti brand jadi JeJe Radio, mereka mulai mundur. SDM –
SDM mundur karena merasa tidak cocok bekerja di program siaran untuk remaja.
Kendala tersebut kami atasi dengan percobaan yang cukup beresiko. Kami
menawarkan gaji yang cukup tinggi untuk orang – orang yang berstatus „alumni‟
dari media – media ternama. Kami rekrut reporter, penyiar, SDM yang ahli di bidang
manajemen, teknisi yang dulunya bekerja di media besar untuk bergabung bersama
JeJe Radio. Jadi, ketika JeJe Radio mulai beroperasi untuk pertama kali, kami tidak
Page 223
205
mempekerjakan fresh graduate, tapi orang – orang sudah punya kemampuan
mumpuni. Kami tidak perlu mengajarkan mereka cara menjadi reporter handal, tidak
perlu training penyiar untuk siaran, karena pada dasarnya mereka yang bekerja
juga sudah handal. Mereka sudah jadi pakar tanpa perlu kami ajari.
Modal yang kami keluarkan cukup besar untuk merekrut mereka. Alhamdulillah,
kerja keras dan modal kami yang cukup besar untuk merekrut mereka tidak sia –
sia. Dalam waktu sebulan, nama JeJe Radio sama dengan radio – radio swasta
lainnya.
Kendala selanjutnya adalah penyimpanan dokumentasi. Karena kantor JJ Media di
wisma BII pindah ke sini, kami jadi kehilangan banyak dokumentasi siaran.
Soalnya, dulu dokumentasi siaran JJ Media masih menggunakan rekaman kaset pita.
Tiap kotak kaset harus ditempel tanggal, nama siaran, tema siaran supaya gampang
carinya. Tapi, resikonya adalah kami harus merawat dokumentasi tersebut baik –
baik supaya tidak lembab atau tidak jamuran. Namun, ketika pindah – pindah dari
wisma BII ke belakang Gramedia sini, kasetnya banyak yang hilang. Selain hilang,
kaset pitanya juga ada yang lembab dan berjamur sehingga kita tidak bisa
mendengar siaran lama lagi.
Selain kaset pita, dokumentasi kami juga ada yang menggunakan VCD. Setelah era
kaset pita, terbitlah era VCD menggunakan tape deck kalau mau memutar ulang
rekaman siaran. Sayangnya, VCD juga banyak yang gores dan tidak bisa diputar
ulang lagi. Nasib kaset VCD juga sama seperti nasib kaset pita. Akhirnya
dokumentasi yang tersimpan di JeJe Radio adalah dokumentasi yang menggunakan
mp3 dan aplikasi software RCS saja. Dokumentasi kaset pita dan VCD sudah tidak
bisa diputar lagi sekarang.
Bagaimana sejarah dan perkembangan program siaran Iki Suroboyo Rek?
Program siaran Iki Suroboyo Rek atau ISR ini adalah program yang paling baru
dari semua program yang dibuat sama tim kreatif JeJe Radio. Kalau program lain
dibuat tahun 2010, program ISR ini baru mengudara kalau nggak salah di akhir
tahun 2013. Semuanya dimulai ketika tim kreatif JeJe Radio ingin mengangkat
konten yang menyangkut soal sejarah dan budaya Kota Surabaya. Surabaya ini kota
yang kaya akan sejarah, kota yang kaya akan budaya. Surabaya merupakan tempat
tinggal orang – orang pendatang sejak zaman dahulu sehingga kultur di sini sudah
tercampur baur. Sebut saja Kampung Arab, dimana orang – orang di tempat ini
adalah orang Arab yang sudah hidup sejak zaman perjuangan Sunan Ampel. Orang
– orang Arab ini tinggal di pinggiran Kota Surabaya dan akhirnya berbaur dengan
masyarakat Surabaya tulen, sehingga terjadilah asimilasi budaya. Selain Kampung
Arab, ada juga kampung pecinan yang dikenal sejak zaman dulu sebagai orang –
orang yang membawa perdagangan di Surabaya. Intinya, Surabaya ini punya banyak
cerita.
Page 224
206
Tujuan utama tim kreatif dari JeJe Radio membuat program ISR adalah
mengenalkan sejarah Surabaya dan budaya Jawa Timur kepada anak – anak muda.
Sekarang ini, setiap tahun selalu ada dua sampai tiga pusat perbelanjaan yang
diresmikan di Surabaya. Semakin banyak tempat – tempat nongkrong yang ada di
Surabaya. Semakin banyak bisnis rumah makan luar negeri, festival luar negeri
kayak Japan – Japan atau Korean – Korean gitu. Ya tidak heran kalau anak – anak
muda di Surabaya sudah lupa sama sejarah Kota Surabaya dan budaya Jawa
Timur. Padahal Surabaya punya banyak cerita. Kan lucu kalau anak – anak Surabaya
sendiri nggak tahu sejarah dan asal usulnya kota ini. Makanya, lewat program ISR,
kami akan memperkenalkan sejarah dan budaya Surabaya supaya orang lain tahu
kalau di Surabaya itu nggak hanya ada kebun binatang yang singanya mati terus.
Nggak hanya ada gang dolly. Kan tempat – tempat itu lagi fenomenal dan
kontroversial. Kasus di sana bikin nama Surabaya jadi nggak bagus. Di program
ISR, kami ulas semua hal yang punya cerita di Surabaya, mulai dari lokasi sejarah
dan budaya, upacara adat dan festival budaya, kuliner khas Jawa Timur, sejarah –
sejarah Kota Surabaya, dan tokoh – tokoh yang namanya penting untuk diingat anak
– anak Suroboyo. Jadi, ceritanya ini kami lagi bertanding dengan budaya luar untuk
menarik perhatian anak – anak muda di Surabaya.
Media apa saja yang digunakan oleh JeJe Radio untuk menyampaikan
informasi tentang isi siaran Iki Suroboyo Rek?
Tentunya, media utama kami adalah radio. Kami mengudarakan siaran pukul 08.00,
12.00, 18.00, dan 21.00. Untuk mengantisipasi pendengar yang tidak sempat
mendengarkan program siaran, kami juga memposting kilasan program siaran lewat
media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, dan lain – lain. Sampai sekarang,
media sosial yang paling banyak dikunjungi adalah twitter.
Dulu, pas tahun 2013, JeJe Radio membuat konten promosi tentang program siaran
ISR. Divisi yang mengurus website dan medsos juga memberikan space kosong di
website untuk menaruh informasi tentang program siaran ISR. Itu merupakan cara –
cara JeJe Radio mempromosikan program ISR. Lalu, pada tahun 2014, JeJe Radio
sempat bekerja sama dengan beberapa majalah yang segmentasinya anak muda.
Ada majalah CT Magz, majalah Surabaya City Guide, majalah Provoke. Kami
mempromosikan JeJe Radio serta selingan – selingan promosi ISR di situ.
Kemudian, kami juga sempat bekerjasama dengan surat kabar di Surabaya. Surat
kabar – surat kabar itu memberikan kolom untuk JeJe Radio. Kolom itu bukan
promosi saja, tapi juga untuk mengisi rubrik tentang sejarah Kota Surabaya dan
budaya Jawa Timur. Jadi, isi dari program siaran dibentuk jadi tulisan berita
deskriptif dan tulisannya ditaruh di kolom JeJe Radio yang ada di surat kabar itu.
Siapa saja narasumber informasi program siaran Iki Suroboyo Rek?
Kami bekerjasama dengan beberapa sumber, mulai dari dinas pariwisata Kota
Surabaya, dinas pariwisata Jawa Timur, Paguyuban Cak Daning, Komunitas Surabaya
Page 225
207
Punya Cerita yang selalu posting – posting informasi di blog mereka, dan
Soerabadja Herritage Track milik Sampoerna. Kami juga punya beberapa
koresponden dari berbagai daerah lain di Jawa Timur, seperti di Madiun,
Banyuwangi, Malang, Kediri, dan lain – lain. Nah, dari berbagai macam sumber
tersebut, kami merangkainya jadi satu. Alhamdulillah, hingga saat ini, tetap program
siaran ISR yang paling lengkap dalam menyampaikan informasi tentang sejarah
Kota Surabaya dan budaya Jawa Timur. Bahkan, kadang – kadang ada pendengar
yang menyampaikan tentang upacara adat di daerah mereka, kuliner khas daerah
mereka, tokoh – tokoh penting, dan lain – lain. Ya kalau tema yang disampaikan oleh
pendengar memang menarik dan belum pernah disiarkan oleh JeJe Radio, pasti
kami akan jadikan usulan pendengar sebagai bahan siaran selanjutnya.
Apakah terdapat kendala ketika program siaran Iki Suroboyo Rek mulai
dikenal oleh masyarakat, khususnya oleh anak – anak muda Surabaya? Seperti
banyak yang protes karena siaran ini sudah tidak modern, bahasa penyiarnya
sulit dipahami, atau semacamnya.
Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada pendengar yang bertanya seperti itu
kepada kami. Malah, para pendengar banyak yang bertanya via twitter, line office,
facebook. Mereka bertanya, monumen iku letaknya di mana e, min?, festival
budayane kapan digelar min?, dan semacamnya. Saya pribadi menilai bahwa
komentar tersebut berbuah positif. Artinya, para pendengar sekarang punya antusias
untuk mengunjungi tempat, festival budaya, upacara adat. Intinya, respon mereka
positif untuk program siaran ISR.
Tidak ada kendala yang begitu berarti, bahkan setelah kami mengubah jadwal
acara. Pada tahun 2013 sampai menjelang akhir 2014, kami menayangkan program
siaran ISR enam kali dalam satu hari. Kami tayangkan pukul 06.00, 08.00, 12.00,
15.00, 18.00, dan 21.00. Tapi, setelah itu kami mengganti beberapa jadwal, termasuk
jadwal konten Sport News. Sebelumnya, Sport News kan hanya ada pada jam 16.00
dan 00.00. Tapi, kami buat Sport News mengudara jadi tiga kali, yaitu pada jam
06.00, 15.00, dan 00.00. Kami juga punya alasan untuk mengganti jam dari program
siaran tersebut. Pada jam 15.00 kami tampilkan prediksi siapa yang akan menang,
bagaimana persiapan pertandingan, dan sebagainya. Pada jam 00.00, kami
melaporkan berita – berita jalannya pertandingan, sementara jam 06.00 adalah siaran
ulangnya. Maka itu, sekarang ISR hanya tayang pukul 08.00, 12.00, 18.00, dan
21.00.
Untuk segi bahasa, JeJe Radio adalah media untuk anak muda. Jadi, bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang dekat dengan anak – anak muda sekarang, khususnya
anak – anak muda di Surabaya. Sejauh ini juga belum ada pendengar yang
memberikan protes untuk bahasa yang digunakan oleh penyiar.
Bukankah tadi Mbak Tika mengatakan kalau banyak pendengar yang
merespon positif dan bertanya tentang letak lokasi sejarah dan budaya, waktu
Page 226
208
dan tempat festival budaya, dan lain – lain. Kenapa JeJe Radio tidak sekalian
saja menyiarkan tentang hal – hal tersebut?
Singkatnya, kami hanya menyampaikan isi siaran secara garis besar saja. Hingga
saat ini, siaran Iki Suroboyo Rek masih belum memenuhi keinginan pendengar
tentang keterangan petunjuk jalan ke arah lokasi, harga tiket masuk, kalau mau ke
tempat A harus naik angkutan apa, dan lain – lain. JeJe Radio hanya memberi
informasi kepada masyarakat Kota Surabaya tentang lokasi budaya dan sejarah,
bukan berperan sebagai agen penjualan tiket atau sebagai agen dinas pariwisata.
Lagipula, hal ini juga masih menjadi bahan rundingan saya, teman – teman kru
redaksi, dan teman – teman tim kreatif. Ada yang berpendapat bahwa program ISR
hanya menyampaikan informasi dan tetap berpegang teguh pada konsep awal.
Maksud saya, konsep yang sudah ditetapkan jangan diubah dan jangan ikut – ikutan
apa yang pasar inginkan. Ada juga yang berpendapat sebaliknya. Yah, intinya, hal
yang disampaikan oleh pendengar ini bisa menjadi bahan evaluasi kami ke
depannya.
Page 227
209
LAMPIRAN 2 : KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENGUKURAN TINGKAT ADOPSI INOVASI MASYARAKAT
KOTA SURABAYA TERHADAP PROGRAM SIARAN IKI SUROBOYO REK
DI JEJE RADIO 105,10 FM
Asslamau‟alaikum. Wr. Wb
Salam sejahtera untuk responden yang memperoleh angket ini.
Saya Gita Juniarti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sedang menempuh pendidikan di program studi Jurnalistik. Saat ini,
saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi berjudul “Tingkat Adopsi Inovasi
Masyarakat Kota Surabaya Terhadap Program Siaran Iki Suroboyo Rek di Jeje
Radio 105,10 FM”. Untuk melengkapi penelitian tersebut, saya membutuhkan
pendapat Saudara/i tentang isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek.
Sebelum memasuki pertanyaan kuesioner, saya akan menuliskan penjelasan singkat
mengenai gambaran dan istilah dalam penelitian ini. Diharapkan Saudara/i
membaca penjelasan berikut agar tidak terjadi kesalahan dalam pengisian
angket. Berikut penjelasan tersebut :
1. Program siaran Iki Suroboyo Rek merupakan program terbaru dari Jeje Radio
yang sudah mulai mengudara di menjelang akhir tahun 2013. Program siaran
tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengenalkan Kota Surabaya dan budaya
Jawa Timur, mulai dari tempat bersejarah, tempat yang berhubungan dengan
budaya Jawa Timur, upacara adat, hari besar, kuliner khas, sejarah Kota
Surabaya secara umum, dan tokoh – tokoh besar yang berhubungan dengan
sejarah Kota Surabaya serta kebudayaan Jawa Timur.
2. Program siaran Iki Suroboyo Rek mengudara tiap akhir pekan dan pada jam
tertentu, yaitu tiap hari Sabtu dan Minggu pukul 08.00, 12.00, 18.00, dan 21.00.
Program tersebut mengudara dengan durasi 15 – 20 menit tanpa jeda iklan.
Informasi tersebut disampaikan dengan beragam cara, seperti siaran sambil
membacakan teks, siaran live dari lokasinya langsung, atau wawancara secara
langsung maupun via telepon dengan pakar atau tokoh yang berhubungan
dengan sejarah Surabaya dan budaya Jawa Timur.
3. Program Iki Suroboyo Rek menggunakan berbagai media untuk menyampaikan
siaran, antara lain melalui radio pemancar, radio streaming, dan menulis kilasan
siaran melalui media sosial. Media sosial yang digunakan antara lain twitter
@jejeradioSBY, facebook Jeje Radio Surabaya, instagram @jejeradiosurabaya,
line, dan youtube.
4. Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah tentang perkembangan psikologi
dalam diri Saudara/i selaku responden setelah mendengarkan program siaran
Iki Suroboyo Rek. Perkembangan tersebut mencakup perkembangan pengetahuan
Saudara/i dalam menjabarkan isi dari program siaran tersebut, sikap Saudara/i
untuk menerapkan isi dari program siaran itu, dan perilaku Saudara/i dalam
Page 228
210
mengaplikasikan isi dari program siaran. Berbagai faktor mempengaruhi
perkembangan pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam diri Saudara/i. Faktor
tersebut antara lain karakteristik Saudara/i selaku pendengar, karakteristik
inovasi, dan saluran komunikasi. Adapun karakteristik Saudara/i adalah identitas
yang mencakup tingkat pendidikan dan kapan pertama kali Saudara/i
mendengarkan siaran Iki Suroboyo Rek. Sementara untuk karakteristik inovasi
merupakan karakteristik dari program siaran Iki Suroboyo Rek, seperti
keuntungan yang diberikan oleh program siaran tersebut, kesesuaian antara isi
siaran dengan kebutuhan Saudara/i, tingkat kerumitan dari program siaran
tersebut, isi dari program tersebut mudah dicoba, dan isi dari program tersebut
mudah diamati. Sedangkan saluran komunikasi mencakup media apa saja yang
digunakan Saudara/i untuk mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek.
Saudara/i akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan penjelasan di
atas. Adapun kriteria responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Saudara/i pernah mendengarkan program siaran Iki Suroboyo Rek. mengikuti
(follow) akun twitter Jeje Radio ;
2. Saudara/i mengikuti (follow, add as friend) twitter dan facebook milik Jeje
Radio Surabaya ;
3. Saudara/i berdomisili di Surabaya pada saat kuesioner dibagikan ; dan
4. Saudara/i sedang menempuh pendidikan di bangku SMP/MTs/sederajat,
SMA/MA/SMK/sederajat, dan Perguruan Tinggi di Kota Surabaya.
Untuk Saudara/i yang memenuhi syarat di atas, Saudara/i dapat mengisi
identitas responden pada lembar di bawah ini. Saya memohon kesediaan Saudara/i
untuk mengsi data responden ini dengan sungguh-sungguh dan benar. Kesediaan
Saudara/i untuk menjadi responden sangat diharapkan oleh peneliti. Adapun
identitas Saudara/i akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian skripsi ini.
Harap Saudara/i telah mendaftar menjadi responden penelitian ini
paling lambat tanggal 6 April 2015. Untuk beberapa responden yang beruntung,
peneliti telah menyiapkan sejumlah cindera mata dari Singapura, Malaysia, dan
Jepang.
Apabila terhadap istilah, kalimat, atau kata – kata yang kurang jelas dalam
kuesioner ini, Saudara/i dapat menghubungi saya pada e-mail [email protected] ,
twitter @gitajunn, atau melalui SMS/Whatsapp pada nomor 081310302137. Atas
kesediaan Saudara/i untuk mendaftar menjadi responden, peneliti mengucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Gita Juniarti
Program Srudi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 229
211
ANGKET PENGUMPULAN SAMPEL PENELITIAN
TINGKAT ADOPSI INOVASI MASYARAKAT KOTA SURABAYA
TERHADAP PROGRAM SIARAN IKI SUROBOYO REK DI JEJE RADIO
105,10 FM
Nama *
E-mail *
Nomor telepon/HP *
Apakah Saudara/i mengikuti (follow) twitter @JeJeRadioSBY? *
Ya
Tidak
Apakah Saudara/i mengetahui tentang program siaran "Iki Suroboyo
Rek"?*
Ya
Tidak
Apakah Saudara/i berdomisili di Kota Surabaya? *
Ya
Tidak
Pilihlah salah satu identitas yang menggambarkan tentang tingkat
pendidikan yang SEDANG Saudara/i tempuh pada saat ini *
Saya sedang bersekolah di SMP/MTs/sederajat
Saya sedang bersekolah di SMA/SMK/MA/sederajat
Saya sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi
Page 230
212
TINGKAT ADOPSI INOVASI MASYARAKAT KOTA SURABAYA
TERHADAP PROGRAM SIARAN IKI SUROBOYO REK DI JEJE RADIO
105,10 FM
Nomor Responden : ___
Identitas responden
Nama : ___________________________________
Usia : ___________________________________
Sekolah/universitas : ___________________________________
I. KARAKTERISTIK ADOPTER
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban di bawah ini!
Kapan pertama kali Anda mendengarkan siaran Iki Suroboyo Rek?
O Tahun 2015
O Tahun 2014
O Tahun 2013
II. TINGKAT ADOPSI PROGRAM SIARAN IKI SUROBOYO REK
Petunjuk : Isilah jawaban di bawah ini sesuai dengan apa yang Anda ketahui.
Apabila Anda mengetahui lebih dari 10, silahkan Anda menambahkan sesuai
dengan jumlah yang Anda ketahui.
a. Dimensi pengetahuan
1. Sebutkan tempat di Surabaya yang telah Anda ketahui setelah
menerima informasi dari program siaran Iki Suroboyo Rek! (Boleh
menjawab lebih dari 1)
1) ..........................................................................................................
2) ..........................................................................................................
3) ...........................................................................................................
4) ...........................................................................................................
5) ............................................................................................................
6) ….........................................................................................................
7) ..............................................................................................................
8) ..............................................................................................................
9) ..............................................................................................................
10) ..............................................................................................................
Page 231
213
2. Sebutkan upacara adat Jawa Timur dan hari besar Surabaya yang telah
Anda ketahui setelah menerima informasi dari program siaran Iki
Suroboyo Rek! (Boleh menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
3. Sebutkan kuliner khas Jawa Timur yang telah Anda ketahui setelah
menerima informasi dari program siaran Iki Suroboyo Rek! (Boleh
menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
4. Sebutkan sejarah Surabaya yang telah Anda ketahui setelah menerima
informasi dari program siaran Iki Suroboyo Rek! (Boleh menjawab
lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
Page 232
214
5. Sebutkan tokoh terkenal dan penting di Surabaya yang telah Anda
ketahui setelah menerima informasi dari program siaran Iki Suroboyo
Rek! (Boleh menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
b. Dimensi sikap
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan
berikut.
6. Bagimana penilaian Anda tentang program siaran Iki Suroboyo Rek?
a. Saya tidak mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek. Saya
ingin program siaran tersebut dihentikan saja.
b. Saya mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek untuk terus
menghasilkan karya – karya yang inovatif dan radio – radio di
daerah lain juga bisa belajar dari program siaran Iki Suroboyo Rek.
c. Saya mendukung program siaran Iki Suroboyo Rek. Saya sudah
cukup puas dengan isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek saat
ini.
c. Dimensi Perilaku
Petunjuk : Isilah jawaban di bawah ini sesuai dengan apa yang Anda
ketahui. Apabila Anda mengetahui lebih dari 10, silahkan Anda
menambahkan sesuai dengan jumlah yang Anda ketahui.
7. Sebutkan tempat di Surabaya yang telah Anda kunjungi setelah
menerima informasi dari program siaran Iki Suroboyo Rek! (Boleh
menjawab lebih dari 1)
8. Sebutkan upacara adat Jawa Timur dan hari besar Surabaya yang telah
Anda/keluarga anda laksanakan/rayakan setelah menerima informasi dari
program siaran Iki Suroboyo Rek! (Boleh menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
Page 233
215
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
9. Sebutkan kuliner khas Jawa Timur yang telah Anda konsumsi dalam
kehidupan sehari – hari setelah menerima informasi dari program siaran
Iki Suroboyo Rek! (Boleh menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
10. Sebutkan sejarah Kota Surabaya yang telah Anda ceritakan kepada
orang – orang terdekat setelah menerima informasi dari program siaran
Iki Suroboyo Rek ! (Boleh 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
11. Sebutkan tokoh terkenal dan penting yang telah Anda ceritakan kepada
orang – orang terdekat setelah menerima informasi dari program siaran
Iki Suroboyo Rek ! (Boleh menjawab lebih dari 1)
1) ………………………………………………………………………….
2) ………………………………………………………………………….
3) ………………………………………………………………………….
4) ………………………………………………………………………….
5) ………………………………………………………………………….
6) ………………………………………………………………………….
Page 234
216
7) ………………………………………………………………………….
8) ………………………………………………………………………….
9) ………………………………………………………………………….
10) ………………………………………………………………………….
III. KARAKTERISTIK INOVASI
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan di
bawah ini!
a. Keuntungan relatif
1. Apakah isi program siaran Iki Suroboyo Rek memberi keuntungan
relatif untuk Anda?
a. Sangat menguntungkan
b. Menguntungkan
c. Tidak menguntungkan
b. Kesesuaian
2. Apakah isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek sesuai dengan
kebutuhan Anda?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
c. Tingkat kerumitan
3. Apakah isi dari program siaran Iki Suroboyo Rek mudah untuk
dipahami?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
d. Mudah untuk dicoba
4. Apakah teknologi (radio di ponsel, streaming, mobil, dll) yang Anda
miliki mudah untuk menangkap siaran radio Iki Suroboyo Rek?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
5. Apakah informasi tentang kilasan siaran radio Iki Suroboyo Rek
mudah diakses via twitter?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
6. Apakah informasi tentang kilasan siaran radio Iki Suroboyo Rek
mudah diakses via facebook?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
Page 235
217
e. Mudah untuk diamati
7. Apakah lokasi budaya Jawa Timur yang disiarkan Jeje Radio
mudah untuk dikunjungi?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
8. Apakah kuliner khas Jawa Timur mudah untuk ditemukan di Kota
Surabaya atau untuk diolah sendiri?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
9. Apakah penerapan upacara adat khas Jawa Timur dan hari – hari
besar di Kota Surabaya mudah untuk diamati?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Tidak mudah
IV. SALURAN KOMUNIKASI
a. Jumlah media sumber informasi
1. Darimana Anda memperoleh informasi tentang program siaran Iki
Suroboyo Rek? (Boleh jawab lebih dari 1)
a. Teman
b. Keluarga
c. Iklan promosi content di Jeje Radio
d. Majalah
e. Website Jeje Radio
f. Twitter Jeje Radio
g. Facebook Jeje Radio
h. Lainnya, .......................................................
b. Fasilitas sumber informasi
2. Apa saja jenis radio yang Anda gunakan untuk mendengarkan
informasi siaran Iki Suroboyo Rek?
a. Radio pemancar
b. Radio streaming
c. Radio ponsel
d. Radio mobil
e. Lainnya, ................................................................
Page 236
218
3. Apa saja media sosial yang Anda gunakan untuk mengakses
informasi siaran Iki Suroboyo Rek?
a. Twitter
b. Facebook
c. Instagram
d. Youtube
e. Lainnya, ................................................................
c. Frekuensi adopter mengakses sumber informasi
4. Kapan saja Anda mendengarkan radio dari berbagai sumber tentang
isi siaran Jeje Radio? (Boleh menjawab lebih dari 1)
a. Tidak pernah
b. Sabtu pukul 08.00 f. Minggu pukul 08.00
c. Sabtu pukul 12.00 g. Minggu pukul 12.00
d. Sabtu pukul 18.00 h. Minggu pukul 18.00
e. Sabtu pukul 20.00 i. Minggu pukul 20.00
Page 237
217
LAMPIRAN 3 : OUTPUT NILAI DALAM BENTUK SKALA PARAMETRIK
Nomor Respon-den
Y1 Y2 Y3 X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3 X2.5.1 X2.5.2 X2.5.3 X3.1 X3.2 X3.3
1 12 2.292 4 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 2 1 2 2 8 2.292 3 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 4 2 2 3 16 3.321 5 3.012 2.112 1 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 4 7 2.292 1 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 3 5 10 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 6 6 3.321 1 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 2.223 3,421 2.091 1 2.205 1.902 1 2 1 7 7 2.292 1 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 5 3 1 8 6 3.321 3 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 1 1 5 3 1 9 16 3.321 7 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 4 3 1 10 10 2.292 2 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 11 7 3.321 2 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 2 12 14 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 0 13 11 3.321 1 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 2.205 1.902 3 2 1 14 11 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 1 1 1 1 1 2 1 15 13 3.321 4 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 2 16 13 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 17 10 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 3 2 2 18 11 2.292 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 0 19 10 3.321 3 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 4 2 4 20 15 2.292 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 21 14 2.292 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2,332 2.091 2.993 3.201 2.961 5 2 1 22 15 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 0 23 16 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 24 18 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 25 15 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 2 26 11 3.321 1 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 1 1 3 2 1 27 11 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 28 11 2.292 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 29 12 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 1 30 7 2.292 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 1 1,000 1 2.993 3.201 2.961 2 1 2 31 10 2.292 5 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 32 12 3.321 3 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 1 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 33 7 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 1 2.993 3.201 2.961 2 2 3
Page 238
218
34 8 3.321 1 2.011 2.112 2.112 2.027 2.301 2.223 1,000 1 1 1 1 1 1 2 35 10 2.292 0 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 4 3 0 36 11 2.292 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 5 2 1 37 15 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2,332 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 0 38 17 2.292 2 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 1,000 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 39 3 2.292 2 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 3 2 40 11 2.292 4 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 3 41 13 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 1 1 2 3 4 42 8 3.321 5 2.011 2.112 1 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1 3.201 2.961 1 2 1 43 11 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 44 6 3.321 2 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 1 2 1 45 4 3.321 0 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 46 11 3.321 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.013 3.421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 3 47 12 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2.332 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 2 48 16 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 0 49 17 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 50 11 3.321 3 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 2 51 18 2.292 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 52 15 3.321 2 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1 3.201 2.961 4 2 0 53 5 3.321 1 3.012 2.112 1 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 2 54 22 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 0 55 13 3.321 5 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 56 6 3.321 1 3.012 2.112 2.112 3.006 2.301 3.031 3,421 3.031 1 1 1 5 2 2 57 19 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 0 58 9 2.292 1 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 2 3 2 59 6 3.321 2 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 1 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 2 60 11 2.292 4 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 2 2 1 61 10 2.292 6 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 62 6 2.292 3 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 63 11 2.292 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 64 12 2.292 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 4 65 6 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 4 2 1 66 10 2.292 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 67 9 3.321 4 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 68 10 2.292 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 69 8 2.292 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 70 8 2.292 2 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 2 71 11 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 4 72 8 2.292 5 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 73 12 2.292 6 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 2
Page 239
219
74 15 3.321 9 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 0 75 9 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 76 14 3.321 7 2.011 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 77 10 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 2.993 1 1 3 4 1 78 11 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 79 10 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 1 80 13 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 81 9 3.321 4 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 82 12 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 83 8 3.321 2 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 1 1 84 5 3.321 1 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 2 2 1 85 4 3.321 2 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1 1 1 3 2 0 86 5 3.321 4 1 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 5 2 1 87 9 3.321 3 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 88 7 2.292 3 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 89 8 3.321 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 2 2 1 90 5 3.321 2 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 2 91 7 3.321 3 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 0 92 8 3.321 6 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 93 9 2.292 4 1 2.112 2.112 3.006 3.013 2.223 2,332 2.091 2.993 3.201 2.961 4 2 2 94 10 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 95 11 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 2 96 7 3.321 4 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 3 2 97 6 3.321 3 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 98 8 3.321 3 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 99 12 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 100 9 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 101 9 3.321 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 102 7 3.321 4 1 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 103 10 3.321 4 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 2,332 3.031 2.993 2.205 1.902 2 2 2 104 9 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 105 4 3.321 3 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 2 106 6 3.321 4 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 2 3 1 107 7 3.321 3 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 5 2 4 108 7 3.321 2 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 4 109 9 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 1 1 3.201 2.961 2 2 1 110 10 3.321 5 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 2 2 2 111 6 3.321 1 1 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 1 1 3 2 1 112 8 3.321 3 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 1 113 9 3.321 6 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2
Page 240
220
114 6 3.321 2 1 2.112 2.112 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 115 5 3.321 3 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 116 8 3.321 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 117 7 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 5 3 1 118 12 3.321 8 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 119 12 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 2 120 7 3.321 4 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 121 9 3.321 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 122 9 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 123 7 3.321 2 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 0 124 15 3.321 10 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 125 5 3.321 4 1 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 126 8 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 2 2 1 127 9 3.321 7 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 128 12 3.321 8 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 0 129 6 3.321 1 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 2 2 1 130 5 3.321 1 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 0 131 10 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 5 4 1 132 8 3.321 3 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 133 8 3.321 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 134 10 3.321 3 1 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 3 2 0 135 10 3.321 6 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 136 9 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 137 8 3.321 5 1 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 2 138 8 3.321 4 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 4 4 0 139 12 2.292 5 1 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 5 2 140 8 3.321 1 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 3 4 2 141 10 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 142 7 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 3 2 1 143 9 3.321 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 4 2 2 144 9 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 4 2 1 145 13 3.321 9 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 146 8 3.321 3 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 3 2 1 147 6 3.321 2 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 148 14 3.321 7 2.011 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 149 10 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 150 8 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 1 151 14 3.321 9 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 152 18 3.321 10 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 0 153 9 3.321 5 2.011 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1
Page 241
221
154 8 3.321 2 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 1 155 9 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 1 2.993 3.201 2.961 2 2 1 156 13 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2,332 3.031 2.993 2.205 1.902 2 2 1 157 11 3.321 9 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 0 158 11 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 1 159 13 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 160 10 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 161 15 3.321 5 2.011 2.112 2.112 3.006 2.301 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 0 162 8 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 1 1,000 1 1 3.201 2.961 2 1 2 163 10 3.321 5 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 164 10 3.321 4 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 165 14 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 5 0 166 17 3.321 12 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 6 0 167 16 3.321 10 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 168 10 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 169 14 3.321 10 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 2 170 11 3.321 4 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 171 13 3.321 6 2.011 2.112 2.992 2.027 3.013 1 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 172 12 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 173 5 3.321 2 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 1 2 2 174 12 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 1 2.993 3.201 2.961 2 2 2 175 14 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 176 22 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 177 11 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 1 1 178 17 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 179 13 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 2 180 24 3.321 16 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 2 181 19 3.321 10 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 0 182 18 3.321 12 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 5 2 1 183 20 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 184 7 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 1 185 13 3.321 8 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 186 16 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 187 13 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 188 16 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 2 2 1 189 16 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 190 15 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 191 9 3.321 5 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1 1 1 5 2 2 192 17 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 2 193 18 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 2.301 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 5 4 1
Page 242
222
194 15 3.321 8 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 1 195 15 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 2.205 1.902 3 2 2 196 13 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 1 197 9 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 1 198 14 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 2 199 11 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2,332 2.091 2.993 3.201 2.961 3 2 1 200 13 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 2 201 13 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 0 202 13 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 4 2 1 203 9 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 2 204 12 3.321 3 2.011 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 205 7 3.321 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 3 2 1 206 13 3.321 9 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 2 2 1 207 11 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 208 10 3.321 4 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 4 2 2 209 13 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 210 8 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 0 211 16 3.321 8 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 2.223 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 4 2 1 212 13 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 213 15 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 214 8 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 215 8 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 216 11 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 4 1 217 11 3.321 7 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 218 13 3.321 6 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 3 4 1 219 13 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 220 12 3.321 5 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 221 15 3.321 8 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 1 222 11 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 223 9 3.321 4 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 224 12 3.321 4 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 225 11 3.321 7 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 226 9 3.321 4 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 227 12 2.292 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 4 2 2 228 10 3.321 3 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1 2.205 1.902 1 2 1 229 9 2.292 5 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 2.205 1.902 3 2 1 230 8 3.321 3 2.011 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 231 17 3.321 8 2.011 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 232 12 3.321 6 2.011 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 1 233 15 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2
Page 243
223
234 22 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 5 4 1 235 19 3.321 12 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 236 12 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 2,332 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 1 237 17 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 0 238 15 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 239 8 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 240 12 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 2 1 1 241 22 3.321 14 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 242 13 3.321 8 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 243 12 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 1 244 15 3.321 6 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 4 2 4 245 15 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 2 246 14 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 3 2 1 247 15 3.321 8 3.012 2.112 2.992 2.027 2.301 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 2 248 15 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 4 4 2 249 8 3.321 6 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 2 2 1 250 19 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 251 13 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 1 252 11 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 253 18 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1 2.205 1.902 5 4 2 254 12 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 255 10 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 4 1 256 14 3.321 6 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 1 1 5 2 1 257 22 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 258 15 3.321 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 2 259 12 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 260 12 3.321 5 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 4 2 261 13 3.321 7 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 5 2 1 262 10 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1 2.205 1.902 1 2 1 263 16 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 3.201 2.961 5 2 1 264 21 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 265 14 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 266 12 3.321 7 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 267 9 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 4 268 22 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 4 1 269 14 3.321 7 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 270 12 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 271 18 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 5 3 1 272 10 3.321 6 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 1 273 17 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1
Page 244
224
274 12 3.321 8 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 5 2 2 275 14 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 4 1 276 16 3.321 7 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 2 1 277 13 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 278 15 3.321 7 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 3 1 279 9 3.321 5 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 4 4 0 280 18 3.321 15 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 2 281 23 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 1 282 14 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 283 11 2.292 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 1 2 2 284 16 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 2,332 2.091 1.992 1 1 5 2 1 285 18 3.321 8 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 5 2 1 286 13 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 0 287 8 3.321 5 3.012 2.112 2.112 3.006 2.301 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 1 288 10 2.292 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 1 289 15 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 3 2 0 290 20 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 291 21 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 5 2 1 292 14 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 2 293 14 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 4 1 294 12 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 295 18 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 0 296 10 3.321 3 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 2 1 1 297 14 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 1 1 2 4 1 298 14 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 3 299 15 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 300 11 3.321 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 1 2 2 301 19 3.321 12 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 2 1 302 8 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 2 1 1 303 13 3.321 6 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 304 16 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 1 305 16 3.321 10 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 3 1 306 15 3.321 10 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 1 307 12 2.292 5 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 2 2 308 18 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 309 18 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 310 11 3.321 7 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 3 1 311 16 3.321 11 3.012 2.112 1 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 312 11 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 313 16 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 5 3 1
Page 245
225
314 21 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 315 11 3.321 3 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 2.223 3,421 3.031 1.992 1 1 3 2 1 316 19 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 2.301 3.031 3,421 1 1 1 1 1 2 1 317 9 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 1 318 22 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 3 1 319 14 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1 2.205 1.902 5 3 1 320 12 3.321 6 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 3 0 321 22 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 2 2 0 322 13 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 1 2 1 323 9 3.321 3 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 2.223 3,421 3.031 1 1 1 5 2 2 324 9 3.321 5 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 5 3 1 325 21 3.321 13 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 4 4 326 15 3.321 9 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 2 1 327 11 3.321 8 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1 3.201 2.961 1 3 1 328 11 2.292 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 329 18 3.321 11 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 3.031 3,421 2.091 2.993 2.205 1.902 3 3 1 330 21 3.321 14 3.012 2.112 2.992 3.0 06 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 3 3 1 331 8 3.321 4 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 1 1 4 3 1 332 19 3.321 12 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 3 2 333 15 3.321 8 3.012 2.112 1 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 334 18 3.321 8 3.012 2.112 2.112 2.027 3.013 3.031 3,421 3.031 1.992 2.205 1.902 3 2 1 335 17 3.321 11 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 2 1 336 18 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 4 2 1 337 17 3.321 7 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 3 3 1 338 12 3.321 3 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 2.205 1.902 4 4 1 339 13 3.321 8 3.012 2.112 2.112 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 3 1 2 340 13 3.321 9 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 3.201 2.961 5 3 2 341 15 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 1 1 1 1 2 3 1 342 17 3.321 8 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 3.031 3,421 3.031 2.993 1 1 2 3 1 343 17 3.321 8 3.012 2.112 2.992 2.027 3.013 1 3,421 3.031 1.992 3.201 2.961 5 3 1 344 18 3.321 12 3.012 2.112 2.992 3.006 3.013 1 3,421 3.031 1.992 1 1 1 2 1
∑ 3110 1098,17
1639
814,357
762,528
947,128
967,423
1031,488
966,059
1007,082
977,004
916,776
890,401
797,929
1106 812 417
Page 246
226
226
LAMPIRAN 4 : HASIL t-hitung
Variabel r n-2 𝑛 − 2 r ( 𝑛 − 2) r2 1− 𝑟 t-hitung
X1.1 0,481 342 18,493 8,895 0,231 0,876 10,146
X1.2 0,313 342 18,493 5,788 0,097 0,949 6,094
X2.1 0,499 342 18,493 9,228 0,249 0,866 10,468
X2.2 0,521 342 18,493 9,634 0,271 0,853 11,288
X2.3 0,605 342 18,493 11,188 0,366 0,796 14,051
X2.4.1 0,502 342 18,493 9,283 0,252 0,747 10,734
X2.4.2 0,601 342 18,493 11,114 0,361 0,799 13,906
X2.4.3 0,589 342 18,493 10,892 0,346 0,808 13,478
X2.5.1 0,448 342 18,493 8,284 0,2007 0,894 9,226
X2.5.2 0,426 342 18,493 7,878 0,181 0,904 8,7077
X2.5.3 0,370 342 18,493 6,842 0,139 0,929 7,365
X3.1 0,618 342 18,493 11,428 0,381 0,786 14,537
X3.2 0,442 342 18,493 8,174 0,195 0,897 9,112
X3.3 0,053 342 18,493 0,981 0,002 0,998 0,981
Page 247
227
227
LAMPIRAN 5 : HASIL UJI VALIDITAS
Pertanyaan Skor Keterangan
Item_1 0,526 > 0,3 Valid
Item_2 0,172 < 0,3 Tidak valid
Item_3 0,043 < 0,3 Tidak valid
Item_4 0,495 > 0,3 Valid
Item_5 0,495 > 0,3 Valid
Item_6 0,515 > 0,3 Valid
Item_7 0,581 > 0,3 Valid
Item_8 0,315 > 0,3 Valid
Item_9 0,376 > 0,3 Valid
Item_10 0,416 > 0,3 Valid
Item_11 0,076 < 0,3 Tidak valid
Item_12 -0,315 < 0,3 Tidak valid
Item_13 0,356 > 0,3 Valid
Item_14 0,115 < 0,3 Tidak valid
Item_15 0,526 > 0,3 Valid
Item_16 0,347 > 0,3 Valid
Item_17 0,422 > 0,3 Valid
Item_18 0,392 > 0,3 Valid
Item_19 0,122 < 0,3 Tidak valid
Item_20 0,443 > 0,3 Valid
Page 248
228
228
LAMPIRAN 6 : HASIL UJI RELIABILITAS
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.563 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 32.06 14.663 .526 .501
Item_2 32.56 15.042 .495 .524
Item_3 32.56 15.042 .495 .524
Item_4 32.21 14.714 .515 .507
Item_5 31.91 14.507 .581 .494
Item_6 31.47 15.226 .315 .558
Item_7 31.88 15.258 .376 .549
Item_8 31.56 15.769 .416 .541
Item_9 31.47 14.923 .376 .539
Item_10 32.06 14.724 .526 .501
Item_11 31.79 14.290 .347 .551
Item_12 31.76 13.761 .422 .538
Item_13 32.26 14.928 .392 .546
Item_14 32.18 14.271 .443 .531