2 | Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 6(3) ISSN 2443-0439 HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN TRIMESTER KETIGA, USIA, PARITAS, JARAK KELAHIRAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP ANTROPOMETRI BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Grasia Angger Ayu Wilujeng a , Sukartini b , Danial c , a Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman b Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman c Laboratorium Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman Korespondensi: [email protected]Abstrak Pertumbuhan bayi baru lahir dapat diukur dengan antropometrinya. Pertumbuhan bayi diakui secara internasional sebagai indikator penting status gizi dan kesehatan dalam populasi. Angka kejadian berat bayi lahir rendah dan stunting di Indonesia sendiri cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin trimester ketiga, usia, paritas, jarak kelahiran dan pendidikan ibu terhadap antropometri bayi baru lahir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional dengan pengambilan sampel penelitian dipilih secara consecutive sampling. Besar sampel dari penelitian ini adalah 78 responden. Data dari penelitian ini didapatkan dari data rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil uji statistik menunjukkan faktor yang berhubungan dengan berat lahir bayi adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p = 0,008) dan paritas (p = 0,020). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan berat lahir bayi adalah usia ibu (p = 0,453), jarak kelahiran (p = 1,000) dan pendidikan ibu (p = 0,751). Faktor yang tidak berhubungan dengan panjang bayi adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p = 0,577), usia ibu (p = 1,00), paritas (p= 0,100), jarak kelahiran (0,752) dan pendidikan ibu (0,900). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan lingkar kepala adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p= 0,713), usia (p= 0,884), paritas (p= 0,646), jarak kelahiran (p = 0,171 dan pendidikan ibu (p= 0,788). Kata Kunci : Antropometri bayi, Kadar hemoglobin, Usia ibu, Paritas, Jarak kelahiran, Pendidikan ibu Abstract Newborn baby growth can be measured by their anthropometry. Baby growth is internationally accepted as an important indicator of nutrition and health status of a population. The number of low birth weight and stunting baby cases in Indonesia is quite high. The purpose of this study was to determine the association between third trimester hemoglobin levels, age, parity, birth spacing, and education level of pregnant women with newborn baby anthropometry. This study was an observational analytic with cross sectional method and the sampling was chosen by consecutive sampling. The sample size was 78 respondents. Data research variable were taken from medical records at Abdul Wahab Sjahranie hospital Samarinda. The statistical analysis result showed that factors associated with newborn baby weight were third trimester hemoglobin levels (p = 0,008) and parity of pregnant women (p = 0,020). While the factors not associated to the newborn baby weight were maternal age (p = 0,453), birth spacing (p = 1,000), and maternal education level (p = 0,751). The factors not associated to the newborn baby length were third trimester hemoglobin levels (p = 0,577), age (p = 1,000), parity (p = 0,100), birth spacing (p = 0,752), and education level of pregnant women (p = 0,900). The factors not associated with newborn baby head circumference were maternal third trimester hemoglobin levels (p = 0,713), age (p = 0,884), parity (p = 0,646), birth spacing (p = 0,171), and education level (p = 0,788). Keyword: Baby anthropometry, hemoglobin levels, maternal age, parity, birth spacing, education level
13
Embed
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN TRIMESTER KETIGA, …fk.unmul.ac.id/public/penelitian... · c Laboratorium Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman Korespondensi:...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
a Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman b Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman c Laboratorium Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman Korespondensi: [email protected]
Abstrak Pertumbuhan bayi baru lahir dapat diukur dengan antropometrinya. Pertumbuhan bayi diakui secara internasional sebagai indikator penting status gizi dan kesehatan dalam populasi. Angka kejadian berat bayi lahir rendah dan stunting di Indonesia sendiri cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin trimester ketiga, usia, paritas, jarak kelahiran dan pendidikan ibu terhadap antropometri bayi baru lahir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional dengan pengambilan sampel penelitian dipilih secara consecutive sampling. Besar sampel dari penelitian ini adalah 78 responden. Data dari penelitian ini didapatkan dari data rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil uji statistik menunjukkan faktor yang berhubungan dengan berat lahir bayi adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p = 0,008) dan paritas (p = 0,020). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan berat lahir bayi adalah usia ibu (p = 0,453), jarak kelahiran (p = 1,000) dan pendidikan ibu (p = 0,751). Faktor yang tidak berhubungan dengan panjang bayi adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p = 0,577), usia ibu (p = 1,00), paritas (p= 0,100), jarak kelahiran (0,752) dan pendidikan ibu (0,900). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan lingkar kepala adalah kadar hemoglobin trimester ketiga (p= 0,713), usia (p= 0,884), paritas (p= 0,646), jarak kelahiran (p = 0,171 dan pendidikan ibu (p= 0,788). Kata Kunci : Antropometri bayi, Kadar hemoglobin, Usia ibu, Paritas, Jarak kelahiran, Pendidikan ibu
Abstract
Newborn baby growth can be measured by their anthropometry. Baby growth is internationally accepted as an important indicator of nutrition and health status of a population. The number of low birth weight and stunting baby cases in Indonesia is quite high. The purpose of this study was to determine the association between third trimester hemoglobin levels, age, parity, birth spacing, and education level of pregnant women with newborn baby anthropometry. This study was an observational analytic with cross sectional method and the sampling was chosen by consecutive sampling. The sample size was 78 respondents. Data research variable were taken from medical records at Abdul Wahab Sjahranie hospital Samarinda. The statistical analysis result showed that factors associated with newborn baby weight were third trimester hemoglobin levels (p = 0,008) and parity of pregnant women (p = 0,020). While the factors not associated to the newborn baby weight were maternal age (p = 0,453), birth spacing (p = 1,000), and maternal education level (p = 0,751). The factors not associated to the newborn baby length were third trimester hemoglobin levels (p = 0,577), age (p = 1,000), parity (p = 0,100), birth spacing (p = 0,752), and education level of pregnant women (p = 0,900). The factors not associated with newborn baby head circumference were maternal third trimester hemoglobin levels (p = 0,713), age (p = 0,884), parity (p = 0,646), birth spacing (p = 0,171), and education level (p = 0,788). Keyword: Baby anthropometry, hemoglobin levels, maternal age, parity, birth spacing, education level
Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 6(3) | 3
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan proses yang sangat
penting dalam kehidupan wanita. Kehamilan yang
normal akan terjadi selama 40 minggu diukur dari
proses terjadinya fertilisasi hingga lahirnya bayi.1
Selama 40 minggu masa kehamilan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
janin di dalam uterus. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari ibu, plasenta maupun janin.2 Beberapa
faktor dari ibu yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin adalah kadar hemoglobin,
paritas, usia ibu hamil, jarak kelahiran serta status
sosial dan ekonomi seperti pendidikan.3 Faktor-
faktor dalam kehamilan tersebut dapat
mempengaruhi antropometri bayi baru lahir.
Antropometri adalah pengukuran tubuh non invasif
dan kuantitatif yang digunakan untuk menilai
parameter pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan. Pengukuran antropometri yaitu panjang
badan, berat badan dan lingkar kepala dapat
digunakan untuk menentukan pertumbuhan,
kesehatan dan kesejahteraan anak.4 Antropometri
bayi yang buruk akan meningkatkan risiko
menderita penyakit bahkan kematian.5
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
antropometri selama kehamilan adalah kadar
hemoglobin. Secara global anemia di dunia
didominasi oleh anak-anak dan ibu hamil.
Sebanyak 38,2% ibu hamil di seluruh dunia
mengalami anemia. Asia Tenggara merupakan
salah satu dari 3 regio utama yang menyumbang
angka anemia. Sebanyak 38,9% sampai 48,7% ibu
hamil di regio tersebut mengalami anemia.6
Indonesia memiliki angka anemia pada ibu hamil
cukup tinggi yaitu sebesar 37,1%.7 Permasalahan
kadar hemoglobin tidak hanya sebatas pada
anemia saja, menurut Ziaei dalam Wang et.al kadar
hemoglobin selama kehamilan yang sangat tinggi
yaitu lebih dari 13,2 g/dL dapat meningkatkan
risiko berat bayi lahir rendah.8 Nilai hemoglobin
yang bermakna adalah pada trimester ketiga sebab
anemia pada trimester ini dapat mempengaruhi
antropometri bayi baru lahir.9 Selain itu nilai
hemoglobin trimester ketiga adalah nilai yang
paling sering diukur di Indonesia.10
Antropometri bayi tidak hanya dipengaruhi
oleh kadar hemoglobin saja, namun juga
dipengaruhi oleh usia ibu hamil, paritas, dan jarak
kelahiran.11 Usia ibu hamil adalah salah satu faktor
yang tidak dapat diabaikan. Usia ibu kurang dari 20
tahun ataupun lebih dari 35 tahun dapat
menyebabkan penurunan nilai antropometri bayi
baru lahir. Ibu yang baru pertama kali melahirkan
atau lebih dari empat kali melahirkan juga memiliki
risiko melahirkan BBLR.12 Ibu primipara atau
grandemultipara akan menyebabkan gangguan
asupan nutrisi dari ibu ke janin sehingga akan
mempengaruhi antropometri bayinya.13 Pengaruh
jarak kelahiran yang pendek menurut Dewey &
Cohen dalam Wendt, Gibbs, Peters, & Hogue
adalah jarak kehamilan yang pendek akan
menyebabkan ibu tidak memiliki waktu yang cukup
untuk mengembalikan cadangan nutrisi yang
diperlukan selama kehamilan.14 Hal ini akan
menyebabkan ibu dan anaknya rentan mengalami
gizi kurang selama kehamilan yang kemudian
berdampak pada antropometri bayinya.
Calon ibu yang memiliki pendidikan formal
yang tinggi lebih siap untuk menghadapi
kehamilan. Masyarakat dengan pendidikan formal
yang tinggi lebih mudah untuk memahami dampak
negatif dari kurang gizi bagi dirinya dan calon bayi,
termasuk berat lahir bayi, panjang lahir dan lingkar
kepala.
SIMPULAN
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara kadar hemoglobin
trimester ketiga dan paritas terhadap berat lahir
bayi, sedangkan tidak didapatkan hubungan antara
jarak kelahiran, usia dan pendidikan ibu dengan
berat lahir bayi. Kadar hemoglobin trimester
ketiga, usia, paritas, jarak kelahiran dan pendidikan
ibu tidak berhubungan dengan panjang bayi dan
lingkar kepala bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rachimhadhi T. Pembuahan, Nidasi, Dan Plasentasi. In Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
2. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis. 2009;: p. 23-29.
3. Sharma M, Mishra S. Maternal Risk Factors and Consequences of Low Birth Weight in Infants. IOSR Journal of Humanities And Social Science. 2013;: p. PP39-45.
4. California Departement of Health Care Service. Anthropometric Measurements. Health Assesment Guidelines. 2016;: p. 1-7
5. WHO. Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profil Indicator Geneva: WHO; 2010.
6. WHO. The global prevalance of anemia in 2011. 2015;: p. 4
7. Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2016 Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017
8. Wang L, Mei Z, Li H, Zhang Y, Liu J. Modifying Effect of Maternal Hb Concentration on Infant Birth Weight in Women Receiving Prenatal Iron-Containing Supplement. The British Journal of Nutrition. 2016;: p. 644-649.
9. Bhardwaj AK, Narang S, Sharma P, Madaan G. Effect of Third Trimester Maternal Hemoglobin Upon Newborn Anthropometry. Jurnal of Nepal Paediatric Society. 2013; 33(3): p. 186-189.
10. Putri UR. Hubungan antara Kadar Hemoglobin Trimester Ketiga dengan Antropometri Bayi Baru Lahir di RSPAD Gatot Soebroto Didkesad. Skripsi. 2014
11. Sukarni I, Sudarti. PATOLOGI : Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Risiko Tinggi Yogyakarta: Nuha Medika; 2014
12. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak Jakarta: EGC; 2012
14. Wendt A, Gibbs CM, Peters S, Hogue CJ. Impact of Increasing Inter-Pregnancy Interval on Maternal and Infant Health. Pediatric and Perinatal Epidemiologi. 2015;: p. 239-258.
15. Victor R. Handbook of Anthropometry Physical Measures of Human from Health and Disease New York: Springer; 2012
16. RISKESDAS. depkes website. [Online].; 2013 [cited 2017 Oktober 07. Available from: HYPERLINK "http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%2520riskesdas%25202013.pdf"http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%2520riskesdas%25202013.pdf .
17. Tabrizi FM, Barjasteh S. Maternal Hemoglobin Levels During Pregnancy and Their Association with Birth Weight of Neonatus. Iranian Journal of Pediatric Hematology and Oncology. 2015;: p. 211-217.
18. Gant NF, Cunningham FG. Basic Ginecology and Obstetrics Jakarta: EGC; 2010.
19. Setiawan , Lipoeto NI, Izzah AZ. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III
Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 6(3) | 13
dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. Journal FK Unad. 2013;: p. 34-37.
20. Laflamme EM. Maternal Hemoglobin Concentration and Pregnancy Outcomes: a Study of The Effect of Elevation in El Alto. MJM. 2010;: p. 47-55.
21. Ruchayati. Hubungan Kadar Hemoglobin dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Panjang Bayi Lahir di Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2010;: p. 1-8.
22. IDAI. Buku Ajar Neonatologi Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014
23. IDAI. Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi Jakarta: Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI; 2015.
24. Hutabarat M. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2010.
25. Hassan , Shalaan , El-Masry. Relationship Between Maternal Characteristic and Neonatal Birth Size in Egypt. Eastern Mediteranean Health Journal. 2011;: p. 281-289
26. Darwanty J, Antini A. Kontribusi Asam Folat dan Kadar Haemoglobin pada Ibu Hamil terhadap Pertumbuhan Otak Janin di Kabupaten Karawang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2012; 3: p. 82-90.
27. Mahayana SAS, Chundrayetty E, Yulistini. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal FK Unand. 2015;: p. 664-673.
28. Sholiha H, Sumarmi S. Analisis Kejadian BBLR pada Primigravida. Media Gizi Indonesia. 2015;: p. 57-63.
29. Berkowitz CD. Pediatric a Primary Care Approach. 4th ed.: American Academy of Pediatrics; 2012.
30. Sukmani KN. Korelasi Umur Ibu Melahirkan dengan Panjang Lahir dan Berat Badan Lahir Bayi Umur 0 Hari di Kecamatan Genteng-Kabupaten Banyuwangi. Antro Unair. 2016;: p. 288-298.
31. Veghari G. Maternal Age and BMI Corellation to Infant Birth Size. International Journal of Medical Research. 2016;: p. 151-155
32. Feleke d. Maternal Age, Parity, and Gestational Age on The Size of The Newborn. Pubmed. 1999.
33. Shajari H, Marsoosy V, Aslani M, Mohammady , Heshmaty P. The Effect of Maternal Age, Gestational Age and Parity on The Size of Newborn. Acta Medica Irania. 2006;: p. 400-404.
34. Wahyuningrum T, Saudah N, Novita S, Widia W. Hubungan Paritas dengan Berat Bayi Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Midwiferia. 2015;: p. 87-92.
35. Bora B, Das U. The Effect of Maternal Age, Parity, and Hemoglobin Levels on Neonatal Birth Weight. Indian J Physiol Pharmacol. 2015;: p. 285-289.
36. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
37. Miletic T, Stoini E, Mikulandra F, Tadin I, Roje D, Milic N. Effect of Parenteral Anthropometric Parameters on Neonatal Birth Weight and Birth Lenght. Coll Anthropol. 2007;: p. 993-997.
38. Vaarno J. Lenght and Head Circumference at Birth: Association with Birth Outcome and Morbidity in Macrosomic Finish Infant. Master's Thesis. 2014;: p. 1-65.
39. Yanti EM, Sukri S. Hubungan Usia dan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Skripsi STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. 2014;: p. 1-15.
40. Malvika D, Rout AJ, Ram R, Saha JB, Chakraborty M, Bisnas N. Relationship Between Low Birth Weight of Babys and Antenatal Care of Mother: a Cross Sectional Study at a Tertiary Care Hospital of Kishanganj Bihar. Global Journal of Medicine an Public Health. 2015;: p. 1-9.
41. Karima K, Achadi E. Status Gizi Ibu dan Berat Lahir Bayi. Jurnal Kesehatan Masyarakan Nasional. 2012;: p. 112-119.
42. Ragab S, Hamid A, Heiba M, Elalen O. Effect of Interpregnancy Interval on Pregnancy Outcome Among Pregnant Woman Attending
Delivery at Belqas Hospital. Journal of Nursing and Health Science. 2015;: p. 05-13.
43. Mahayana SA, Chundrayetty E, Yulistini. Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Berat Lahir Rendah di RSUP dr. M. Djamil Padang. Jurnal FK Unand. 2015;: p. 664-673
44. Silva L, Jansen P, Steegers E, Jaddoe V, Arends L, Tiemeier H, et al. Mother's Educational Level and Fetal Growth: The Genesis of Health Inequalities. International Journal of Epidemiology. 2010;: p. 1250-1261.
45. McCowan L, Horgan RP. Risk Factors for small for gestational age infants. Best Practice & Research Clinical Obstetric and Gynaecology. 2009;: p. 779-793.
46. Elshibly E, Schmalisch. Relationship Between Maternal and Newborn Anthropometric Measurement in Sudan. Pediatric International. 2009;: p. 326-331.
47. Kabir A, Rahman J, Shamim A, Klemm R, Labrique A, Rashid M, et al. Identifying Maternal and Infant Factor Associated with Newborn Size in Rural Bangladesh. PLOS. 2017.