HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA KABUPATEN BUTON UTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan Disusun Oleh NESA ISMAWATI P00312017074 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018
110
Embed
HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe)
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA
KABUPATEN BUTON UTARA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan
Disusun
Oleh
NESA ISMAWATI P00312017074
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN
KENDARI 2018
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe)
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi sarjana
kebidanan pada program studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikat
dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik Kesehatan
Kendari maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian
yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya
Kendari, 2018
Nesa Ismawati NIM. P0031217074
KATA PENGANTAR
Pertama - tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan
Karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penyusunan skripsi penelitian ini dapat terlaksana dan
terselesaikan berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan
yang setinggi - tingginya kepada ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH sebagai
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan,
petunjuk dan nasehat dalam penelitian serta kemudahan dalam
berkonsultasi semoga curahan nikmat, keselamatan dan kesehatan dari
Allah selalu mengiringi beliau dan ibu Hj.Sitti Zaenab, SKM,SST,M.Keb
sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,
tuntunan penelitian di lapangan, cara berpikir konseptual, logis dan ilmiah,
waktu dan tenaga dengan penuh kesabaran, perhatian serta pengertian
semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang kekal kepada
beliau.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sama, juga penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu, antara
lain:
1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekes Kemenkes Kendari
3. Ibu Askrening, SKM,M.Kes, ibu Hendra Yulita, SKM.,MPH, dan Andi
Malahayati N, S.Si.T,M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan tenaga dalam ujian skripsi ini.
4. Semua Staf Dosen dan pengelola pada Jurusan Kebidanan Poltekes
Kemenkes Kendari yang telah memberikan sumbangsih selama
penyusunan skripsi ini.
5. Suami saya tersayang Ardan yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.
6. Kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang telah
memberikan dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada
Poltekkes Kemenkes Kendari.
Rasanya dengan segala kerendahan hati dan senantiasa
mengharapkan ridhan-Nya karena kepada-Nya jugalah tempat segala
sesuatu. Penulis terbuka atas segala saran dan kritikan yang konstruktif
demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, khususnya bagi teman -
berumur antara 21-25 tahun, hanya 3 (7,1%) responden
berumur 36 – 40 tahun.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
(Rush, 2001 dalam Mulyani, 2016).
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini yaitu tingkat
pendidikan terakhir atau yang sementara ditempuh oleh
57
responden. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah jenjang pendidikan formal yang pernah di ikuti oleh
responden yang dibuktikan oleh ijazah yang sah. Distribusi
responden menurut pendidikan terakhir disajikan pada
tabel2:
Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)
SD 5 11,9 SMP 10 23,8 SMA 17 40,5
DIII/Akademik 2 4,8 S1/Sarjana 8 19,0
Total 42 100 Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 17 (40,5%)
responden dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat, dan
hanya 2 (4,8%) responden dengan tingkat pendidikan
DIII/Akademik.
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan
responden yang menghasilkan uang untuk menghidupi
keluarganya. Dimana dalam penelitian ini pekerjaan
responden bervariasi. Distribusi responden menurut tingkat
pekerjaannya disajikan pada tabel 3:
58
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)
PNS 4 9.5
Pedangang 2 4.8
Honorer 5 11.9
Tani 10 23.8
IRT 21 50
Total 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 21 (50%)
responden adalah Ibu Rumah Tangga atau IRT dan hanya 2
(4,8%) responden adalah pedagang.
2. Analisis Univariat
a. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe)
Notoatmodjo (2007) memberi batasan pengertian
tentang kepatuhan berasal dari kata patuh yang artinya suka,
menurut, taat melaksanakan perbuatan sesuai aturan yang
dianjurkan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku seseorang
dalam mengambil suatu tindakan dan kepentingannya.
Berdasarkan konsep ini dapat diartikan bahwa kepatuhan
konsumsi tablet besi (Fe) adalah meminum tablet Fe sesuai
dengan dianjurkan. Distribusi responden menurut kepatuhan
mengkonsumsi tabelet besi (Fe) pada ibu hamil dapat
disajikan disajikan pada table 4 berikut ini:
59
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Kepatuhan Mengkonsumsi
Fe
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Tidak Patuh 28 66.7
Patuh 14 33.3
Total 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar atau
sebanyak 28 (66,7%) responden tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) sedangkan 14 (33,3%)
responden termasuk patuh dalam mengkonsumsi tablet besi
(Fe) selama hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara
Kabupaten Buton Utara yang diperoleh sebagian besar
berada pada kategori tidak patuh.
b. Tradisi/Kebiasaan
Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan
merupakan sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama
dan terus menjadi bagian dari kehiduap suatu kelompok
masyarakat, seringkali dilakukan oleh suatu negara,
kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Pengertian lain
dari tradisi adalah segala sesuatu yang diwariskan atau
disalurkan dari masa lalu ke masa saat ini atau sekarang
60
(Saefullah, 2007). Distribusi responden menurut faktor
tradisi/kebiasaan disajikan pada tabel 5:
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tradisi atau Kebiasaan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Tradisi Jumlah(n) Persentase (%)
Kurang 28 66.7
Baik 14 33.3
Jumlah 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 28 (66,7%)
responden memiliki tradsis/kebiasaan yang kurang baik saat
hamil dan 14 (33,3%) responden memiliki tradisi/kebiasaan
yang baik saat hamil.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi dasar
dari seseorang untuk memperoleh pemahaman atau
pengertian tentang sebuah konsep dalam kehidupannya
sehari–hari. Dengan pendidikan dapat memudahkan
seseorang dalam mensintesis ransangan baik berupa
informasi atau apa saja pada dirinya. Pendidikan juga
merupakan salah satu sumber untuk memperoleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).
Distribusi responden berdasarkan pendidikan disajikan pada
tabel 6:
61
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Pendidikan Jumlah(n) Persentase (%)
Rendah 15 35.7
Tinggi 27 64.3
Total 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu
sebanyak 27 (64,3%) responden memiliki pendidikan dengan
kategori tinggi, hanya 15 (35,7%) responden memiliki
pendidikan dengan kategori rendah.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk melihat
adanya hubungan antara faktor tradisi/kebiasaan dan tingkat
pendidikan, dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)
pada ibu hamil. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square
yang disesuaikan dengan sifat data dan tujuan penelitian. Hasil
analisis bivariat masing – masing variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Hubungan Tradisi/Kebiasaan makan dengan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan
Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Hasil analisis hubungan faktor taradisi atau kebiasaan
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan
62
Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara disajikan pada
tabel7:
Tabel 7 Hubungan Tradisi /Kebiasaan makan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Tradisi
Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Besi (Fe) Jumlah (n) x²
(ΡValue) Tidak Patuh Patuh
n % n % N %
Kurang 21 75,0 5 35.7 26 100
6,108 (0.013) Baik 7 43.8 9 56.2 16 100
Total 28 66,7 14 33,3 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 26
responden dengan kategori tradisi atau kebiasaan yang
kurang baik, 21 (75,0%) responden tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil dan sebanyak 5
(35,7%) responden dengan tradisi/kebiasaan yang kurang
baik patuh dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil.
Diantara 16 responden dengan kategori tradisi/kebiasaan
yang baik, terdapat 7 (43,8%) responden yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet Fe dan 9 (56,2%) responden yang
memiliki tradisi/kebiasaan yang baik saat hamil tergolong
patuh dalam mengkonsumsi tablet besi saat hamil.
63
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre
diperoleh nilai p = 0,013 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ
(0,013) < nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan
yang signifikan antara faktor tradisi/kebiasaan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu
Utara Kabupaten Buton Utara.
b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan
Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Hasil analisis hubungan faktor pendidikan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu
Utara Kabupaten Buton Utara disajikan pada tabel 8:
Tabel 8 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Tingkat
Pendidikan
Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Besi (Fe) Jumlah (n)
x²(ΡValue) Tidak Patuh Patuh
n % N % n %
Rendah 14 93,3 1 6,7 15 100
7,467(0.006) Tinggi 14 51,9 13 48,1 27 100
Total 28 66,7 14 33,3 42 100
Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018
64
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 15
responden dengan kategori tingkat pendidikan yang rendah,
terdapat 14 (93,3%) responden tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil dan sebanyak 1
(6,7%) responden patuh dalam mengkonsumsi tablet besi
(Fe) saat hamil. Diantara 27 responden dengan kategori
tingkat pendidikan yang tinggi, terdapat 14 (51,9%)
responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dan 13
(48,10%) responden patuh dalam mengkonsumsi Fe saat
hamil.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ
(0,006) < nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan
yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu
Utara Kabupaten Buton Utara.
B. Pembahasan
1. Faktor Tradisi/Kebiasaan makan saat hamil
Tradisi dalam arti yang sempit yaitu suatu warisan-warisan
sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan
hidup di masa kini, yang masih tetap kuat ikatannya dengan
kehidupan masa kini. Tradisi dari sudut aspek benda materialnya
65
adalah benda material yang menunjukkan dan mengingatkan
hubungan khususnya dengan kehidupan masa lalu. Misalnya adalah
candi, puing kuno, kereta kencana, beberapa benda-benda
peninggalan lainnya, jelas termasuk ke dalam pengertian tradisi
(Saefullah, 2007).
Hasil penelitian ini dalam analisis univariat ditemukan bahwa
dari 42 responden sebagian besar 28 (66,7%) memiliki tradisi atau
kebiasaan yang tergolong kurang baik, terutama kebiasaan saat
makan pada waktu hamil dan terdapat 14 (33,3%) responden yang
memiliki tradisi/kebiasaan yang tergolong baik pada saat hamil. Hal
Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya faktor tradisi atau
kebiasaan dalam lingkungan keluarga, terutama kebiasaan makan
bagi ibu hamil, termasuk untuk menentukan pengambilan sikap
dalam mengikuti program pelayanan kesehatan seperti kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Fe). Seperti halnya dengan penelitian
Adila (2013) yang menemukan bahwa sebagian besar yaitu 84,5%
responden ibu hamil yang diteliti memiliki budaya melakukan
pemeriksaan kehamilan secara lengkap dan mengikuti perawatan
kehamilan dengan baik termasuk dalam mengkonsumsi tablet Fe
adalah mereka yang memiliki kebiasaan yang baik pada saat
menjalani kehamilan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan
bahwa sebagian besar ibu hamil yang ada diwilayah kerja
66
Puskesmas Waode Buri memiliki kebiasaan pantang terhadap
makanan tertentu saat hamil seperti makan ikan dan sejenisnya yang
amis – amis.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre
diperoleh nilai p = 0,013 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ (0,013) <
nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara faktor tradisi atau kebiasaan dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet gizi besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten
Buton Utara.
Tradisi atau kebiasaan adalah merupakan salah satu proses
yang berlangsung secara berulang dan turun temurun dalam suatu
lingkungan keluarga atau masyarakat. Hasil penelitian ini juga
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor
tradisi/budaya dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)
pada ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri
Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara. Ini dapat terjadi
karena sebagian besar masyarakat khususnya ibu hamil yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Waode Buri memiliki kekerabatan yang
kental dan memiliki kultur dan tradisi yang sama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan
bahwa sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri masih meyakini tradisi – tradisi warisan dari
67
orang – orang tua mereke misalnya memeriksakan kehamilannya
pada dukun beranak. Hal ini dapat menurunkan motivasi ibu hamil
untuk mengikuti tatalaksana pada masa kehamilan yang
dilaksanakan oleh fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Ibu hamil
yang ada diwilayah kerja Puskesmas Waode Buri menganggap
bahwa tablet besi atau Fe tidak terlalu penting bagi ibu hamil karena
bukan merupakan obat seperti antibiotic yang bermanfaat untuk
menyembuhkan suatu penyakit misalnya penyakit infeksi. Apa lagi
mereka merasa sehat, selain itu responden tidak patuh minum tablet
Fe karena harus diminum dalam jangka waktu yang lumayan lama
dengan frekuensi tiap hari.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
pernah dilakukan oleh Suryawati (2007) di Jepara yang menemukan
bahwa ada hubungan antara faktor social budaya dengan
perawatan kehamilan pada ibu hamil. Dalam penelitiannya yang
melihat bagaimana kepatuhan ibu dalam melaksanakan proses
perawatan kehamilan termasuk mengikuti tatalaksana tablet besi
(Fe), dengan uji yang sama yaitu Che-squer menemukan nilai p =
0,012.
Sementara penelitian lain yang tidak sejalan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilaksanakan oleh
Faiqoh & Hendrati (2014) yang di lakukan di Semarang menemukan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor budaya dengan kepatuhan
68
perawatan dalam masa kehamilan dengan nilai p = 0,071. Hal ini
dimungkinkan karena karakter responden kultur dalam sampel
penelitian ini juga sangat berbeda. Selain itu tingkat pemehaman
antara masyarakat pedesaan sebagai tempat penelitian ini berbeda
dengan tingkat pemahaman dan pengetahuan ibu hamil di wilayah
perkotaan seperti ditempat penelitian Faiqoh & Hendrati.
2. Faktor Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi dasar dari
seseorang untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang
sebuah konsep dalam kehidupannya sehari – hari. Dengan
pendidikan dapat memudahkan seseorang dalam mensintesis
ransangan baik berupa informasi atau apa saja pada dirinya.
Pendidikan juga merupakan salah satu sumber untuk memperoleh
pengetahuan (Notoadmodjo, 2011).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre
diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ (0,006) <
nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet
besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri
Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.
Secara teori tingkat pendidikan yang tinggi akan membuka
atau menambah pengetahuan dari seseorang termasuk dalam hal
manajemen pelayanan kesehatan. Artinya bahwa seseorang dengan
69
pendidikan yang tinggi akan membuat seseorang menjadi
berperilaku yang lebih baik seperti perilaku tidak merugikan orang
lain serta perilaku mencari pelayanan kesehatan ketika sakit dan
mengikuti tatalaksana pengobatan.
Hasil analisis univariat dalam penelitian ini menunjukan
sebagian besar yaitu sekitar 64,3% responden memiliki tingkat
pendidikan dengan kategori tinggi dan hanya 35,7% responden
dengan kategori pendidikan rendah dan pada analaisis selanjutnya
menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe). Hal ini sesuai dengan teori
pendidikan yang dikemukakan oleh (Notoadmodjo, 2011).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre
diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05 yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten
Buton Utara. Hasil penelitian ini didukung oleh yang pernah
dilakukan oleh Mulyani (2016) yang melakukan penelitian dengan
judul :Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu
Hamil Usia Gestasi 36 – 40 Minggu Tentang Cara Menyusui Di
Wilayah Puskesmas Pisangan” yang menemukan bahwa ada
pengaruh antara tingkat pendidikan dengan K4 dengan nilai ᵖ =
0,0001. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah
70
penelitian yang pernah dilakukan oleh Soraya (2013) yang meneliti
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Anemia Pada Ibu Hamil
dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Table Besi (Fe) di Puskesmas
Keling II Kabupaten Jepara juga menemukan bahwa ada hubungan
antara faktor pendidikan dengan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) dengan nilai p = 0,009. Hal ini
memang karena pendidikan seseorang dapat membentuk perilaku
posistif dari seseorang dalam merespon sebuah informasi
kesehatan.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa sebagian besar
tingkat pendidikan responden 27 (64,3%) tergolong dalam kategori
tinggi dan hanya 15 (35,7%) responden memiliki pendidikan dengan
kategori rendah. Situasi ini menjadi salah satu kendala tersendiri
dalam memberikan pemahaman kepada ibu hamil terkait pentingnya
tablet Fe untuk dikonsumsi saat hamil.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Khotimah (2016)
menemukan hal yang sama yaitu factor pendidikan berpengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care dimana salah satu
sub variabel yang dilihat adalah keteraturan ibu hamil dalam
meminum tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehataan dalam
hal ini bidan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan sangat
berpengaruh atau berhubungan dengan pengambilan sikap dari
71
seseorang, kareana semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah untuk memahami sebuah konsep.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi tablet Fe pada
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan
Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara yang diperoleh sebagian
besar berada pada kategori tidak patuh.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 28 (66,7%)
responden memiliki tradsis/kebiasaan yang kurang baik saat hamil
dan 14 (33,3%) responden memiliki tradisi/kebiasaan yang baik
saat hamil.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu
sebanyak 27 (64,3%) responden memiliki pendidikan dengan
kategori tinggi, hanya 15 (35,7%) responden memiliki pendidikan
dengan kategori rendah.
4. Ada hubungan antara faktor tradisi/budaya dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten
Buton Utara.
5. Ada hubungan antara faktor pendidikan dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten
Buton Utara.
73
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta
kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran terhadap
masyarakat tentang pentingnya pemberian tablet besi (Fe) bagi ibu
hamil seperti melakukan promosi, penyuluhan kesehatan secara
langsung sehingga masyarakat (ibu hamil) menjadi paham dan
mengikuti layanan serta patuh dalam mengkonsumsi tablet besi
(Fe).
2. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar selalu melakukan
perawatan kehamilan dangan memanfaatkan antenatal care dan
mengikuti anjuran petugas kesehatan seperti dokter dan bidan agar
terhindar dari resiko komplikasi kehamilan atau kematian pada ibu
dan bayi.
3. Kepada pihak puskesmas agar lebih meningkatkan kualitas dan
memperhatikan pelayanan kesehatan khususnya ibu hamil dan
selalu memonitor kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
Fe melalui kunjungan antenatal care.
4. Diharapkan bagi calon peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi
(Fe) bagi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
ANI, L. 2015. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil & Hamil. Jakarta : EGC.
AHMADI, ABU. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
ARISMAN, M. 2009. Buka Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
ARDILA & MITA. 2013. Budaya Kehamilan dan Persalinan.
DAHLAN, S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta:
Salemba Medika. DEWOTO, H. & WARDINI, S. 2012. Anemia Defisiensi Dan Eritropoietin.
Sunawan SG, dkk (eds). Farmakologi dan Terapi, 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
DINKES PROVINSI SULTRA, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_
PROVINSI_2016/28_Sultra_2016.pdf Diakses Tangggal 26 Juni 2018.
DINKES BUTON UTARA, 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Buton Utara Tahun 2017.
FAIQOH, E. & HENDRATI, L. Y. 2014. Hubungan karakteristik ibu, ANC
dan kepatuhan perawatan ibu hamil dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2, 216-226.
IPA, M., PRASETYO, D. A. & KASNODIHARDJO, K. 2016. Praktik
Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan Dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7, 25-36. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/pdf Diakses Tanggal 27 Juni 2018.
KHOTIMAH, A. R. & DUPAI, L. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau Kecamatan Kambu Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2.
KEMENKES RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf. Dikases Tanggal 20 Juni 2018.
KUMENDONG, L. G., KUNDRE, R. & BATAHA, Y. 2015. Hubungan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Badan lahir (BBL) Bayi Di RSU Pancaran Kasih Gmim Manado Tahun 2015. Jurnal Keperawatan, 3. Diakses 27 Juni 2018.
MULYANI, Y. S. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Usia Gestasi 36-40 Minggu Tentang Cara Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.
MUDYAHARDJO, R. 2001. Pengantar pendidikan: Sebuah Studi Awal
Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia, Divisi Buku Perguruan Tinggi, Raja Grafindo Persada. https://nie07independent.wordpress.com/konsep-pendidikan/
NOTOATMODJO, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
---------, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarata : Rineka
Cipta.
---------, 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
---------, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarata : Rineka
Cipta.
NASIR, A., MUHITH, A. & IDEPUTRI, M. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis Dan Thesis Untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 244-5.
OLA, V. & MENINDA., 2013. Sosial Budaya Pada Kehamilan.
RAMAWATI, D. & SEJATI, W. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuha Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa SOkaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman, 3, 114-124. https://media.neliti.com/.../104370-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuha. Diakses Tanggal 25 Juni 2018.
RIYANTO, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
SAEFULLAH, A. 2007. Tradisi Sompa, Studi Tentang Pandangan Hidup
Masyarakat Wajo di Tengah Perubahan Sosial. Skripsi SHI. Universitas Islam Negeri Malang Tahun 2007.
SAIFUDDIN, A. B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 100, 111-2.
SARYONO, S. & KES, M. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan
Penuntun Praktis Bagi Pemula. Mitra Cendikia Press, Yogyakarta: Mira Cendikia.
SUKARDJO, M. & KOMARUDIN, U. 2016. Landasan pendidikan, Rajawali
Pers. SURYAWATI, C. 2007. Faktor Sosial Budaya Dalam Praktik Perawatan
Kehamilan, Persalinan, Dan Pasca Persalinan (Studi Di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). The Indonesian Journal of Health Promotion (Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia), 2, 21-31. www. Ejournal.undip.ac.id. Di akses pada tanggal 14 20 Juli 2018.
SUHARSIMI, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
SORAYA, M. N. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
pada Ibu Hamil dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Tahun 2013.
VONGVICHIT, P., ISARANURUG, S., NANTHAMONGKOLCHAI, S. &
VORAMONGKOL, N. 2003. Compliance Of Pregnant Women Regarding Iron Supplementation In Vientiane Municipality, Lao PDR. Journal of Public Health, 1, 42.
http://www.aidhd.mahidol.ac.th/sites/default/files/images/new/pdf/journal/janapr2004/4.pdf Diakses Tanggal 25 Juni 2018.
WARYANA, S. & KES, M. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Rihama. WHO, 2017. Worid Health Statistic 2017 : Monitoring Health fo SDg”s.
Available: www.who.int/gho/.../world_health_statistics/2017/en/ Diakses Tanggal 27 20018.
WIBOWO, A. Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Menggunakan Pil Besi di Cianjur. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/ef0144dbb606d968cbbe04d94c5c9ca885713b2c.pdf Diakses Tanggal 27 Juni 2018.
WAHYUNI, T., 2010. Compliance Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Yang Dipengaruhi Sosial Budaya Kutai Di Kotamadya Samarinda Study Grounded Theory. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
ZAHRO, 2012. Perilaku Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan
Kebidanan. http://mynameiszahro.blogspot.com/2012/06/perilaku-dan-social-budaya-yang.html. Diakses Tanggal 20 Juni 2018.