-
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA
HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH
KOTA BATAM TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
Oleh :
SUNARYO
NPM 61109031
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2013
-
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA
HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH KOTA
BATAM TAHUN 2012
Nama : Sunaryo
NPM : 61109031
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Seminar SKRIPSI
Program Studi Kedokteran Universitas Batam Tahun Akademik
2012/2013
Batam, 25 Februari 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Putra Hendra, Sp.PD Rini Susanti, M.Pd
-
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
BATAM
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA : SUNARYO
NPM : 61109031
PROGRAM STUDI : S1 KEDOKTERAN
FAKULTAS : KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JUDUL SKRIPSI :
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA
HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012
Batam, Februari 2013
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Putra Hendra, Sp.PD Rini Susanti, M.Pd
Mengetahui :
Ketua Program Studi Dekan Fakultas
S1 Kedokteran Kedokteran dan Ilm Kesehatan
Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc dr. Muharso, SKM
-
MOTTO
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika
memulai sekarang,
tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak di
ketahui, dan Anda
tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu.
(William Feather)
The way to be ahead is getting started now. If you star now,
next year you will
know a lot of things are unknow right now, and you will not know
the future if you
are waiting. (William Feather)
-
BIODATA PENULIS
Nama : Sunaryo
Npm : 61109031
Tempat & Tanggal Lahir : Palembang, 7 Januari 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perum. Dotamana Grand Bsi H/25 Batam Center
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (1997-2003) : SD Negeri Telang Rejo
SMP (2003-2006) : SMP Negeri 1 Muara Telang
SMU (2006-2009) : Madrasah Aliyah (IPA) PP.Qodratullah
S1 KEDOKTERAN (2009-2013) : Fakultas Kedokteran Universitas
Batam
-
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
BATAM
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN
SKRIPSI, 20 FEBRUARI 2013
NAMA : Sunaryo
NPM : 61109031
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA
HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kadar
Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita
Demam Berdarah
Dengue (DBD). Penelitian dilaksanakan di Bagian Poli Anak dan
Poli Penyakit
Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari
23 Februari 2013.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah cross
sectional analytic.
Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang, sedangkan sampel
yang diguanakan
dalam penelitian sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang
digunakan adalah
purposive random sampling. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data
dengan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
tabel dan
dianalisis menggunakan Uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian
Poli Anak
dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada
tanggal 23
Januari-23 Februari, maka diperoleh jumlah penderita yang
mempunyai kadar
Trombositopenia rendah (di bawah 50.000/ul) adalah (20%) atau 12
orang dimana
jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita
Demam Berdarah
Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia tinggi (di
atas 50.000/ul)
adalah (80%) atau 48 orang.
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa persentasi terjadinya
Demam
Berdarah Dengue (DBD) meningkat antara umur 7 tahun-13 tahun,
sedangkan dari
hasil analisis data didapatkan bahwa tidak selalu penderita
Demam Berdarah
Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia di bawah
50.000/ul masa
perawatannya lebih lama di banding yang kadar Trombositopenianya
di atas
50.000/ul. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sacara
statistik tidak terdapat
hubungan antara kadar Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan.
Kata kunci : kadar trombositopenia demam berdarah dengue
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES BATAM
UNIVERSITY
-
MEDICINE DEPARTMENT
SKRIPSI, FEBRUARY 23rd
2013
NAME : Sunaryo
NPM : 61109031
THE CORRELATION BETWEEN THROMBOCYTOPENIA AND THE
DURATION OF HOSPITALIZATION TOWARDS PATIENTS
UNDERGOING DENGUE HEMORRHAGIC FEVER AT RSUD EMBUNG
FATIMAH BATAM CITY IN THE YEAR OF 2012.
ABSTRACT
The objectives of this study is to evaluate the correlation
between the degree
of thrombocytopenia and duration of hospitalization to patients
who is undergoing
Dengue Hemorrhagic Fever. This study is conducted in Children
Poly and Internist
Poly at Public Hospital in Batam City from January 23rd
to February 23rd
2013.
This study uses approach called as a cross sectional analytic.
The population
of this study is 80 patients, while the sample that is used
consist of 60 patients. The
technique of sampling in this study is purposive random
sampling. Technique of
collecting the data is by interviewing. The data is presented in
form of table and it is
analyzed by using Chi Square test.
Based on the result of study which has been conducted in
Children Poly and
Internist Poly at Public Hospital of Batam City started from
January 23rd
to
February 23rd
, so it is gained the total of patients who have low degree
of
thrombocytopenia (under 50.000/ul) consist of 20 % of population
or 12 patients.
While, It is less than the total of patients who have high
degree of
thrombocytopenia (up to 50.000/ul) consist of 80 % of population
or 48 patients.
From that table showed that the percentage of occuring Dengue
Hemorrhagic
Fever increases between 7 up to 13 years old, while the result
of data analysis
gained, it doesnt meant that patients who have the degree of
thrombocytopenia which is less than 50.000/ul, always have the
hospitalization time longer than the
high degree of thrombocytopenia. Therefore, it can be concluded
that there is no
correlation between degree of thrombocytopenia and duration of
hospitalization
statistically.
Key words : thrombocytopenia rate incidence of dengue
hemorrhagic fever
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat
dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
penyusunan SKRIPSI
ini. Penyelesaian SKRIPSI ini banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang
tulus kepada :
1. Rektor Universitas Batam Prof. Dr. Ir. M. Jemmy Rumengan, SE.
MM
2. Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Batam Dr.
dr. Muharso, SKM
3. Ketua Program Studi S1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kesehatan
Universitas
Batam Dr. dr. Ibrahim,SH. M.Sc
4. Dr. Putra Hendra, Sp.PD selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan
bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.
5. Rini Susanti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan
bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.
6. Kedua Orang Tua saya yang selalu memotivasi sehingga
penyelesaian
SKRIPSI ini bisa terselesaikan tepat waktu.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan SKRIPSI ini
baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
semua.
Batam, 25 Februari
2013
Penulis
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..
....................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ..
.......................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...
.......................................................................
iii
MOTTO
............................................................................................................
iv
BIODATA PENULIS
.....................................................................................
v
ABSTRAK
.....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR
....................................................................................
vii
DAFTAR ISI
...................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................
x
DAFTAR TABEL
.........................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK
........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
..............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
.........................................................................
4
1.3. Tujuan Penelitian
..........................................................................
5
1.3.1. Tujuan Umum
.....................................................................
5
1.3.2. Tujuan Khusus
.....................................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian
........................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi
................................................................................
7
2.2. Teori Pustaka
................................................................................
8
2.2.1. Definisi
................................................................................
8
2.2.2. Etiologi
................................................................................
8
2.2.3. Patogenesis
..........................................................................
9
2.2.4. Manifestasi Klinis dan Perjalanan Penyakit
........................ 12
2.2.5. Pemeriksaan Penunjang
...................................................... 13
2.2.5.1. Laboratorium
........................................................... 13
2.2.5.2. Pemeriksaan Radiologis
.......................................... 14
2.2.6. Demam Dengue (DD)
......................................................... 15
2.2.7. Demam Berdarah Dengue (DBD)
....................................... 15
2.2.8. Diagnosis Banding
..............................................................
16
2.2.9. Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue
.............................. 17
2.2.10. Penatalaksanaan
................................................................
17
2.2.11. Prognosis
...........................................................................
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
......................................................... 20
3.2. Hipotesa
.......................................................................................
20
3.3. Variabel Penelitian
........................................................................
20
3.4. Defenisi Operasional
.....................................................................
21
3.5. Desain Penelitian
..........................................................................
21
3.6. Populasi dan Sampel
.....................................................................
22
3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
........................................................ 23
3.8. Pengumpulan Data
........................................................................
23
3.9. Pengolahan
Data............................................................................
24
3.10. Analisa Data
................................................................................
24
3.11. Jadwal Penelitian
.........................................................................
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
4.1. Hasil Penelitian dan Analisa Data
................................................ 25
4.1.1. Hasil Penelitian
...................................................................
25
4.1.2. Analisa Data
........................................................................
32
4.2. Pembahasan
..................................................................................
42
4.3. Keterbatasan Penelitian
................................................................
37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
..................................................................................
48
5.2. Saran
.............................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................
50
LAMPIRAN
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 2 Permohonan izin Permintaan data ke RSUD Embung
Fatimah Kota
Batam
Lampiran 3 Surat Persetujuan Permintaan data dari RSUD Embung
Fatimah
Kota Batam
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue ..
17 Tabel 4.1. Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut
jenis kelamin
... 25 Tabel 4.2. Distribusi kejadian demam berdarah dengue
menurut usia.
................................. 26 Tabel 4.3. Distribusi
Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah dengue
..............................................................................................................
26
Tabel 4.4. Distribusi kadar Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan
menurut jenis kelamin..... 28 Tabel 4.5. Data Konfirmasi Demam
Berdarah Dengue di Rumah Sakit
Tahun 2004-2008... 44
-
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. : Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita
Demam Berdarah Dengue (DBD) ........... 27
Grafik 4.3. : Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per
100.000
Penduduk di Indonesia Tahun
2009......... 43
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan
sub-tropis.Data
dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempatiurutan pertama
dalam jumlah
penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga
tahun 2009, WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara
Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Demam berdarah dengue pada negara-negara tropis, umumnya
meningkatan pada
musim penghujan di mana banyak genangan air bersih yang menjadi
tempat
berkembang biak nyamuk Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah
Dengue
merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dan dapat
menimbulkan
kematian dalam waktu singkat bila tidak segera ditangani.Umumnya
wabah
demam berdarah kembali meningkat menjelang awal musim kemarau di
daerah
perkotaan (Suroso & Umar 1999).
Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di
kepulauan Karibia
dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang
menyerupai
Dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis dan
beriklim sedang.
Penyakit DBD di Asia Tenggara ditemukan pertama kali di Manila
tahun 1954
dan Bangkok tahun 1958 (Soegijanto S, Sustini F, 2004).Demam
Berdarah
Dengue dilaporkan menjadi epidemic di Hanoi (1958), Malaysia
(1962-1964),
Saigon (1965), dan Calcutta. (1963) (Soedarmo, 2002)
DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968,
tetapi
konfirmasi virologist baru diperoleh tahun 1970.
-
Kasus pertama di Jakarta dilaporkan tahun 1968, diikuti laporan
dari Bandung
(1972) dan Yogyakarta (1972) (Soedarmo, 2002).
Epidemic di luar Jawa dilaporkan tahun 1972 di Sumatera Barat
dan Lampung,
disusul Riau, Sulawesi Utara, dan Bali (1973), serta Kalimantan
Selatan dan
Nusa Tenggara Barat (1974). DBD telah menyebar ke seluruh
propinsi di
Indonesia sejak tahun 1997 dan telah terjangkit di daerah
pedesaan (Suroso T,
1999).
Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai 140.000 kasus
dan 1.380
orang meninggal, dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,98%.
Selama tahun
2008, kasus DBD menurun menjadi 137.469 kasus dan jumlah
kematian
sebanyak 1187 kasus (CFR 0,86%). Tahun 2009 terdapat 77.489
kasus DBD,
angka kematian mencapai 585 orang dengan CFR sebesar 0,76%.
(Rita
Kusriastuti, 2009).
Berdasarkan data dari Depkes RI pada tahun 2010, jumlah kasus
DBD di
Indonesia dari Januari s/d Maret 2010 sebanyak 14.875 kasus,
dengan angka
kematian 167 orang dengan CFR sebesar 1,13%.Walaupun menurun
secara
signifikan, angka kematian di beberapa propinsi masih tetap
lebih dari 1%.Hal ini
beberapa bahwa kabupaten/kota belum mencapai target nasional
Case Fatality
Rate (CFR) yaitu
-
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Batam sendiri pada
dua tahun
terakhir terjadi penurunan angka kesakitan DBD. Pada tiga tahun
terakhir terjadi
penurunan yang mana pada tahun 2011 insiden rate( IR ) DBD
adalah 60,19 per
100.000 penduduk. Tahun 2010 adalah 76,78 per 100.000
penduduk,jika
dibandingkan dengan tahun 2009 ( IR 122,99 per 100.000 penduduk
) terjadi
penurunan.
Melihat kejadian kasus DBD setiap bulannya pada tahun 2010 dan
2011 di kota
Batam terdapat perbedaan pola musim penularan,akan tetapi
terdapat persamaan
puncak kasus yang terjadi pada bulan Desember. Penyakit DBD
menyerang
hampir seluruh wilayah di kota Batam termasuk daerah
pedalaman.
Kejadian DBD banyak terjadi di daerah Kecamatan Sekupang dengan
proporsi
sekitar 20% dari kerjadian DBD di kota Batam tahun 2011. Pada
daerah lainnya
di Kota Batam kejadian DBD berkisar 40-70 kasus dan bahkan
daerah Bulang
tidak terdapat kasus DBD. (Dinas Kesehatan Kota Batam, 2011)
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik.
(Suhendro,
Nainggolan, Chen, 2006).
Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan
adanya
kebocoran plasma.(WHO, 1997).Penyakit DBD disebabkan oleh virus
Dengue
dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke
manusia melalui
gigitan nyamukAedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue
penyebab
Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
DengueShock
Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus
(Arbovirosis)
-
yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili
Flaviviride, dan
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3,
Den-4.(Suhendro,
Nainggolan, Chen, 2006).
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang
dari
100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat
berkurangnya
produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.Namun, umumnya
tidak
ada manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari
100.000/mm3
dan lebih
lanjut dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang
menyertai,
seperti leukemia atau penyakit hati.(Patofisiologi, Edisi 6,
Price, Sylvia A. and
Lorraine M. Wilson).
Survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Embung
Fatimah Kota Batam menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue
pada
tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya,
kasus
terbanyak terjadi pada anak-anak antara umur 3 bulan 13
tahun.
Pada studi epidemiologi belum di jelaskan dengan pasti adanya
hubungan kadar
Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan
lamanya hari
perawatan. Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan antara
kadar
Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan
lamanya hari
perawatan, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi antara
Hubungan
antara Trombositopenia dengan Lamanya Hari Perawatan pada
Penderita Demam
Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun
2012.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan
pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum
Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012?
-
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini di bertujuan untuk mengetahui
hubungan
antara Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada
Penderita
DemamBerdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Embung
Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
1.3.2. Adapun tujuan khusus dari Penelitian ini adalah :
1.3.2.1. Mengidentifikasi apakah terdapat kadar Trombositopenia
yang
rendahatau di bawah 50.000/ul pada Penderita Demam Berdarah
Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun
2012.
1.3.2.2. Mengidentifikasi angka kejadian Demam Berdarah Dengue
di
RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikannya
secara
langsung serta mengetahui secara keilmuan tentangHubungan
antara
Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada Penderita
Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Embung
Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
-
1.4.2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan bacaan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
masyarakat
tentang Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
1.4.3 Bagi Peneliti lain
Diharapkan dapat menjadi bahan kajian serta motivasi untuk
penelitian
lebih lanjut.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi
Demam berdarah dengue (DBD) tersebar di wilayah Asia Tenggara,
Pasifik
Barat dan Karibia.Indonesia merupakan wilayah endemis dengan
sebaran di
seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6
hingga 15 per
100.000 penduduk (1989 hingga 1995), dan pernah meningkat tajam
saat
kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun
1998,
sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2%
pada tahun
1999.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk
Genus Aedes
(terutama A. aegypti dan A. albapictus).Peningkatan kasus setiap
tahunnya
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat
perindukan
bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak
mandi, kaleng bekas
dan tempat penampungan air lainnya).
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi
virus dengue
yaitu :
1). Vektor: perkembang biakan vector, kebiasaan menggigit,
kepadatan vector
dilingkungan, transportasi vector dilingkungan, transportasi
vector dari satu
tempat ke tempat lain.
2). Pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga,
mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, usis dan jenis kelamin.
3). Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan
penduduk.
(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
-
2.2. Teori Pustaka
2.2.1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopeniadan
diathesis hemoragik.Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai
oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan
di rongga tubuh.Sindrom renjatan dengue (dengue syok syndrome)
adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok
(Suhendro,
Nainggolan, Chen, 2006).
2.2.2. Etiologi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30mm terdiri dari
asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 10.
Terdapat 4 serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah
dengue, keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara
serotype
dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese
encephalitis dan West Nile virus (Suhendro, Nainggolan, Chen
2006).
-
2.2.3 Patogenesis Demam Berdarah Dengue (DBD)
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini
masih
diperdebatkan.Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang
kuat bahwa
mekanisme immunopatologis berperan dalam terjadinya demam
berdarah
dengue dan sindrom renjatan dengue.
Secondary heterologus dengue infection
Virus replication Anamnestic antibody response
Virus antibody complex
Platelet aggregation Coagulation activation Complement
Impaired platelet Platelet factor Plasmin activation
function III release Activated Hagemen Anaphylatoxi
Platelet removal by RES Consumptive Kinin
Thrombocytopenia Cloting factors Kini
Vascular permeability
Excessive FDP Shock
Gambar 1. Hipotesis secondary heterologous infection
(Sumber: Suvatt 1977-dikutip dari Sumarmo)
Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD
adalah :
a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berperan
dalam proses
netralisasi virus, sitolisis yang dimensi komplemen dan
sitotoksisitas yang
dimediasi antibody. Antibody terhadap virus dengue berperan
dalam
mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag.
Hipotesis ini
disebut antibody dependent enhancement (ADE).
b) Limfosit T bai T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan
dalam
respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper
yaitu THI
akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin, sedangkan
TH2
memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10.
-
c) Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis ini
menyebabkan virus
dengan opsonisasi antibody. Namun proses ini menyebabkan
peningkatan
replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag.
d) Selain itu aktivasi komplemen oleh kompleks imun
menyebabkan
terbentuknya C3a dan C5a.
Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis secondary
heterologous
infection yang menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang
terinfeksi ulang
virus dengue dengan tipe yang berbeda.Re-infeksi menyebabkan
reaksi
anamnestik antibody sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks
imun
yang tinggi.
Kurang dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan
peneliti
lain, menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi
makrofag
yang me-fagositosis kompleks virus-antibody non netralisasi
sehingga virus
bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus
dengue
menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga
disekresi berbagai
mediator inflamasi seperti TNF-a, IL-1, PAF (platelet activating
factor), IL-6
dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel
endotel dan terjadi
kebocoran plasma.Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui
aktivasi oleh
kompleks virus-antibody yang juga mengakibatkan terjadinya
kebocoran
plasma.
Tombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme
:
1) Supresi sumsum tulang
2) Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.
Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (
-
Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses
hematopoiesis
termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada
saat terjadi
trombositopenia justru menunjukkan kenaikkan, hal ini
menunjukkan
terjadinya stimulasi trombositopenia. Destruksi trombosit
terjadi melalui
pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibody VD, konsumsi
trombosit
selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan
fungsi
trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP,
peningkatan
kadar b-tromboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda
degranulasi
trombosit.
Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengue
endotel yang
menyebabkan disfungsi endotel.Berbagai penelitian
menunjukkan
terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue
stadium
-
III dan IV.Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi
melalui
aktivasi jalur akstrinsik (tissue factor pathway). Jalur
intrinsic juga
berperan melalui aktivasi factor Xia namun tidak melalui
aktivasi kontak
(kalikrein CI-inhibitor complex). (Suhendro, Nainggolan, Chen,
2006).
2.2.4 Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat
asimtomatik, atau dapat
berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah
dengue atau
sindrom syok dengue (SSD).
Pada umumnya pasien mengalami fase demam 2-7 hari, yang diikuti
oleh fase
kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak
demam, akan
tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak
mendapat pengobatan
adekuat (Kabra, Jain, Singhal, 1999).
Dengue Virus Infection
Asymtomatic Symptomatic
Undifferentiated Dengue fever Dengue Haemorrhagic
fever syndrome fever
Without With Unussual No shock Dengue Shock
Haemorrhage haemorrahage Syndrome
Dengue Dengue
Fever Haemorrhagic fever
Gambar 3.Manifestasi klinis infeksi virus dengue (Sumber :
Monograph on
Dengue/Dengue Haemorragic fever, WHO 1993)
-
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang Demam Berdarah Dengue (DBD)
2.2.5.1 Laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien
tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah
tepi
untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran
limfosit
plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell
culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik
RT-PCR
(Reserve Transcriptase polymerase Chain Reaction), namun
karena
teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi
adanya
antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody IgM maupun
IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat
ditemui
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai
adanya
limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit
yang
pada fase syok akan meningkat.
Trombosit : umumnya dapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya
pada
hari ke-3 demam.
Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-
Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi
perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
-
Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat
kebocoran
plasma.
SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase) : dapat meningkat.
Ureum, Kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
Golongan darah : dan cross match (uji cocok serasi): bila
akan
diberikan transfuse darah atau komponen darah.
Immune serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap
dengue.
IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu
ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14,
pada
infeksi sekuder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
Uji HI : dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta
saat
pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan
surveilans. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
2.2.5.2 Pemeriksaan Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada
hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi
pleura
dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto
rontgen
dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien
tidur
pada sisi badan sebelah kanan). Asietes dan efusi pleura dapat
pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.
-
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang
3-14
hari), timbul gejala prodromal yang tidak khas seperti : nyeri
kepala,
nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.(Suhendro,
Nainggolan,
Chen, 2006).
2.2.6 Demam Dengue (DD)
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan
dua
atau lebih fase manifestasi klinis sebagai berikut :
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Mialgia / artralgia
Ruam kulit
Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bending positif).
Leukopenia
Dan pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan
pasien
DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang
sama.
2.2.7 Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila
semua
hal di bawah ini dipenuhi :
Demam atau riwayat dema akut, antara 2-7 hari, biasanya
bifasik.
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarah berikut :
Uji bending positif
Petekie, ekimosis, atau purpura.
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarah gusi),
atau
perdarahan dari tempat lain.
Hematemesis atau melena
-
Trombositopenia (jumlah trombosit 20% dibandingkan standar
sesuai dengan
umur dan jenis kelamin
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara
DD
dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran
plasma.(WHO, 1997).
2.2.8 Diagnosis Banding
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat
kesesuaian
klinis dengan demam tiroid, campak, influenza, chikungunya
dan
leptospirosis.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
Seluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi
dengan
manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun (
-
2.2.9 Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue
Untuk menentukan penatalaksanaan pasien infeksi virus dengue,
perlu
diketahui klasifikasi derajat penyakit seperti tertera pada
table 1.
Tabel 1. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda:
sakit kepala, nyeri retro-orbital,
mialgia, atralgia
Leukopenia
Trombositopenia, tidak
ditemukan bukti
kebocoran plasma
Serologi
Dengue
Positif
DBD I Gejala di atas ditambah uji bending
positif
Trombositopenia
(
-
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang
paling
penting dalam penanganan kasus DBD.Asupan cairan pasien harus
tetap
dijaga, terutama cairan oral.Jika asupan cairan oral pasien
tidak mampu
dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui
intravena
untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara
bermakna.
Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah :
1. Tirah baring
2. Makan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2
liter
dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirop) atau air
tawar
ditambah garam.
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia
dapat
diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin,
atau
dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahaya
perdarahan.
4. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi
infeksi
sekunder.
Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
1. Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12-48 jam
setelah
renjatan terjadi diatasi.
2. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan
pernapasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari
pertama selanjutnya tiap 24 jam.
Pada pasien Dengue Syok Syndrome (DSS) diberi cairan intravena
yang
diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, laktat Ringer yang
dipertahankan
selama 12-48 jam setelah renjatan teratasi.
-
Bila tidak tampak adanya perbaikkan dapat diberikan plasma atau
plasma
ekspanser atau dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15-29
ml/kg berat
badan dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.
Bila pada
pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi
transfuse
darah.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
2.2.11 Prognosis
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada.Pada DBD/DSS
mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di
Surabaya,
Semarang, dan Jakarta Menunjukkan bahwa prognosis dan
perjalanan
penyakit umumnya lebih ringan dari pada anak-anak.(Suhendro,
Nainggolan,
Chen, 2006).
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka Kerja Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya
hari perawatan
pada Penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Embung Fatimah
Kota Batam Tahun 2012
3.2. Hipotesa
Ada Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan pada
Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum
Daerah
Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
3.3. Variable Penelitian
1. Variable Independen : Kadar Trombositopenia
2. Variable Dependen : Demam Berdarah Dengue
3. Variable luar :
a. terkendali : umur, jenis kelamin
Lama Hari
Perawatan
Lama Hari
Perawatan
Trombosit di
bawah 50.000/ul
Trombosit di
atas 50.000/ul
Trombositopenia Demam Berdarah
Dengue (DBD)
-
b. tak terkendali : kepadatan penduduk, lingkungan, musim
penghujan
3.4. Definisi Operasional
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi
yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan
diathesis
hemoragik.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan
adanya
kebocoran plasma.(WHO, 1997).
2. Trombositopenia
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang
dari
100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan
akibat
berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran
trombosit.Namun,
umumnya tidak ada manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang
dari
100.000/mm3
dan lebih lanjut dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang
mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia atau
penyakit
hati.(Patofisiologi, Edisi 6, Price, Sylvia A. and Lorraine M.
Wilson).
3.5 Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi korelasi
dimanapenelitian
hubungan antara dua variabel pada suatu situasi ataukelompok
subjek dengan
pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variable
bebas dan
-
variable terikat dikumpulkan dalam waktuyang sama (Dr.
Soekidjo
Notoadmojo,2002).
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari
obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil
simpulan.
Populasi Penelitian ini adalah seluruh penderita Demam Berdarah
Dengue
(DBD) yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah
Kota
Batam tahun 2012 dengan jumlah penderita sebanyak 80 orang.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki
populasi.Sedangkan untuk sampel penelitian ini adalah seluruh
dari
penderita demam berdarah dengue yang pernah di rawat inap di
Rumah
Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam tahun 2012.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random
Sampling
yaitu Pengambilan sampel secara random atau acak.Teknik
pengambilan
sampel dari populasi mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu kriteria
inklusi dan
kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2010). Sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah:
-
1. Pasien demam berdarah dengue yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
2. Pasien demam berdarah dengue yang di diperiksa kadar
Trombositnya.
3. Dapat memebaca dan menulis
4. Sehat jiwa
5. Mampu mendengar
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat
sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:
1.Menderita gangguan kesehatan jiwa
2.Tidak mampu mendengar dan membaca
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di bagian Rekam Medis RSUD Embung Fatimah
Kota
Batam pada bulan Januari-Februari 2013.
3.8 Pengumpulan Data
Catatan Rekam Medis pasien Demam Berdarah Dengue di bagian Poli
Anak dan
Penyakit Dalam RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada bulan April
2012
Januari 2013.
-
3.9 Pengolahan Data
Pengukuran kadar Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah
Dengue
oleh ahli laboratorium klinik RSUD Embung Fatimah Kota Batam.
Untuk
selanjutnya data yang terkumpul diolah sesuai masalah penelitian
yang pada
akhirnya dapat mengetahui hubungan antara trombositopenia dengue
dengan
lamanya hari perawatan pada penderita demam berdarah dengue.
3.10. Analisa Data
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan
histogram, dengan
menggunakan rumus chi kuadrat menggunakan program SPSS 16.0
for
window.
3.11. Jadwal Penelitian
Penelitian di lakukan pada tanggal 23 Januari 23 Februari
2013
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Analisa
Telah dilaksanakan penelitian di RSUD Embung Fatimah Kota Batam
pada
tanggal 23 Januari 23 Februari 2013. Dari penelitian didapatkan
80 orang yang
memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian, kemudian di
tentukan
besarnya sampel penelitian sebanyak 60 sampel berdasarkan rumus
penentuan
besar sampel. Penentuan sampel menggunakan cara random sampling
yang di
sajikan sebagai berikut.
Tabel 4.1.
Distribusi kejadian demam berdarah denguemenurut jenis
kelamin.
Jenis Kelamin Demam Berdarah Dengue (DBD) %
Laki-Laki 38 63,3
Perempuan 22 36,7
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 1 di atas tampak bahwa menurut jenis kelamin
didapatkan
kejadian demam berdarah dengue pada laki-laki sebanyak 38 sampel
(63,3%) dan
pada perempuan sebanyak 22 sampel (36,7%).
-
Tabel 4.2.
Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut usia.
Usia Demam Berdarah Dengue (DBD) %
3 Bulan 2 Tahun 10 16,7
3 Tahun 6 Tahun 20 33,3
7 Tahun 13 Tahun 29 48,3
14 Tahun 41 Tahun 1 1,7
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 2 di atas maka tampak bahwa kejadian demam
berdarah dengue
pada umur 3 bulan2 tahun sebanyak 10 sampel (16,7%), pada umur 3
tahun6
tahun sebanyak 20 sampel (33,3%), terbanyak pada kelompok 7-13
tahun dengan
presentase (48,3%) dan paling sedikit pada kelompok usia 14-41
tahun dengan
presentase (1,7%).
Tabel 4.3.
Distribusi Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah
dengue
Kadar Trombositopenia Demam Berdarah Dengue
(DBD)
%
Rendah 12 (Di Bawah 50.000/ul) 20
Tinggi 48 (Di Atas 50.000/ul) 80
Jumlah 60 100
-
Berdasarkan tabel 3 di atas, sebagian besar kejadian demam
berdarah dengue
memiliki kadar trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul
sebanyak 12
sampel (20%) dan sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi
atau di atas
50.000/ul sebanyak 48 sampel (80%).
Histogram
Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa kadar
trombositopenia pada
penderita demam berdarah dengue di atas 50.000/ul sebanyak 48
sampel (80%)
dan kadar trombositopenia di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel
atau (20%).
0
10
20
30
40
50
60
Trombositopenia di atas50.000/ul
Trombositopenia di bawah50.000/ul
-
Tabel 4.4.
Distribusi kadar Trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan
menurut jenis kelamin
Laki-Laki
Di Atas 50.000/ul Lama Hari
Perawatan
Di Bawah 50.000/ul Lama Hari
Perawatan
Alif, 9 Tahun
(71.000/ul)
4 Arif, 10 Tahun 9
Bulan (37.000/ul)
8
Naufal, 10 Tahun
(53.000/ul)
5 Ragil, 4 Tahun 1
Bulan (48.000/ul)
6
Ridho, 8 Tahun
(97.000/ul)
3 Dimas, 11 Tahun
(41.000/ul)
4
Ramadhan, 6 Tahun
(71.000/ul)
2 Azril, 2 Tahun 6
Bulan (42.000/ul)
3
Faiz, 3 Tahun
(60.000/ul)
3 Hariansyah, 9
Tahun (47.000/ul)
6
Niko, 2 Tahun
(69.000/ul)
2 Daniel, 11 Tahun 6
Bulan (45.000/ul)
4
Afif, 2 Tahun
(77.000/ul)
3 Zaki, 4 Bulan
(37.000/ul)
4
Danu, 5 Tahun
(96.000/ul)
3
Hafiz, 5 Tahun
(53.000/ul)
6
Zainul 5 Tahun 1
-
(50.000/ul)
Fahri, 7 Tahun
(98.000/ul)
3
Riandi, 6 Tahun
(66.000/ul)
3
Fajar, 7 Tahun
(135.000/ul)
2
Doli, 2 Tahun
(57.000/ul)
4
Haidir, 2 Tahun
(63.000/ul)
4
Rifki, 13 Tahun
(133.000/ul)
3
Bima, 3 Bulan
(50.000/ul)
4
Gilang 11 Tahun 5
Bulan (69.000/ul)
3
Rut, 10 Tahun
(83.000/ul)
6
Yeremia, 13 Tahun
(81.000/ul)
3
Dimas, 5 Tahun 8
Bulan (69.000/ul)
3
Angga, 4 Tahun
(50.000/ul)
2
-
Andeswa, 10 Tahun
(80.000/ul)
4
Rizki, 5 Tahun
(67.000/ul)
2
Julius, 7 Tahun
(93.000/ul)
3
Edo, 12 Tahun
(131.000/ul)
5
Fajar, 12 Tahun 4
Bulan (115.000/ul)
6
Zidan, 6 Tahun
(115.000/ul)
6
Aditya, 7 Tahun 5
Bulan (50.000/ul)
4
Luthfy, 8 Tahun
(55.000/ul)
5
Tengku, 6 Tahun 6
Bulan(58.000/ul)
4
-
Perempuan
Di Atas 50.000/ul Lama Hari
Perawatan
Di Bawah 50.000/ul Lama Hari
Perawatan
Gusneli, 41 Tahun
(128.000/ul)
2 Pingkan, 4 Tahun
(43.000/ul)
5
Sabrina, 10 Tahun
(134.000/ul)4
5 Tasya, 7 Tahun
(40.000/ul)
6
Daniar, 6 Tah4un
(75.000/ul)
2 Marini, 8 Tahun
(40.000/ul)
4
Cindy, 8 Tahun
(70.000/ul)
3 Jilian, 8 Tahun
(32.000/ul)
4
Ulya, 4 Bulan
(93.000/ul)
3 Elsa, 7 Bulan
(47.000/ul)
4
Siti, 5 Tahun 10
Bulan (63.000/ul)
9
Serin 6 Tahun
(121.000/ul)
4
Natasya, 12 Tahun
(54.000/ul)
5
Tabina, 7 Tahun
(50.000/ul)
7
Nida, 1 Tahun 7
Bulan (50.000/ul)
4
Robeka, 5 Tahun
(84.000/ul)
6
-
Desi, 10 Tahun
(95.000/ul)
2
Muaminatul, 7
Tahun (88.000/ul)
4
Tisa, 1 Tahun
(64.000/ul)
8
Enjelina, 13 Tahun
(81.000/ul)
3
Nadya, 6 Tahun
(77.000/ul)
4
Amara, 3 Tahun 3
Bulan (61.000/ul)
3
Berdasarkan tabel 4 di atas, distribusi kejadian kadar
Trombositopenia dengan
lamanya hari perawatan menurut jenis kelamin di peroleh hasil
bahwa pada
4.2 Analisa Data
Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan
menggunakan uji Chi
Square dengan nilai : 0,05 didapatkan nilai : 0,278 < (0,05).
Jadi Ho
diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient
Contingency
didapatkan value 0,375.Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara
trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita
demam berdarah
dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam Tahun 2012.
-
FREQUENCIES VARIABLES=LamanyaHariPerawatan Trombositopenia
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Lamanya HariPerawatan Trombositopenia
N Valid 60 60
Missing 0 0
-
Frequency Table
Lamanya Hari Perawatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Satu Hari 1 1.7 1.7 1.7
Dua Hari 8 13.3 13.3 15.0
Tiga Hari 16 26.7 26.7 41.7
Empat Hari 17 28.3 28.3 70.0
Lima Hari 6 10.0 10.0 80.0
Enam Hari 8 13.3 13.3 93.3
Tujuh Hari 1 1.7 1.7 95.0
Delapan Hari 2 3.3 3.3 98.3
Sembilan Hari 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
-
Trombositopenia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Di Atas 48 80.0 80.0 80.0
Di Bawah 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
-
CROSSTABS
/TABLES=LamanyaHariPerawatan BY Trombositopenia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LamanyaHariPerawatan *
Trombositopenia
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
-
Lamanya Hari Perawatan * Trombositopenia Crosstabulation
Count
Trombositopenia
Total Di Atas Di Bawah
- LamanyaHariPerawatan Satu Hari 1 0 1
Dua Hari 8 0 8
Tiga Hari 15 1 16
Empat Hari 11 6 17
Lima Hari 5 1 6
Enam Hari 5 3 8
Tujuh Hari 1 0 1
Delapan Hari 1 1 2
Sembilan Hari 1 0 1
Total 48 12 60
-
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.824a 8 .278
Likelihood Ratio 11.728 8 .164
Linear-by-Linear
Association
3.376 1 .066
N of Valid Cases 60
a. 14 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum
expected
count is .20.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .375 .278
N of Valid Cases 60
-
NPAR TEST
/CHISQUARE = Lamanya Hari Perawatan Trombositopenia
/EXPECTED=EQUAL /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests [DataSet0]
Chi-Square Test
Frequencies
Lamanya Hari Perawatan
Observed N Expected N Residual
Satu Hari 1 6.7 -5.7
Dua Hari 8 6.7 1.3
Tiga Hari 16 6.7 9.3
Empat Hari 17 6.7 10.3
Lima Hari 6 6.7 -.7
Enam Hari 8 6.7 1.3
Tujuh Hari 1 6.7 -5.7
Delapan Hari 2 6.7 -4.7
Sembilan Hari 1 6.7 -5.7
-
Lamanya Hari Perawatan
Observed N Expected N Residual
Satu Hari 1 6.7 -5.7
Dua Hari 8 6.7 1.3
Tiga Hari 16 6.7 9.3
Empat Hari 17 6.7 10.3
Lima Hari 6 6.7 -.7
Enam Hari 8 6.7 1.3
Tujuh Hari 1 6.7 -5.7
Delapan Hari 2 6.7 -4.7
Sembilan Hari 1 6.7 -5.7
Total 60
-
Trombositopenia
Observed N Expected N Residual
Di Atas 48 30.0 18.0
Di Bawah 12 30.0 -18.0
Total 60
Test Statistics
Lamanya Hari Perawatan Trombositopenia
Chi-Square 47.400a 21.600
b
df 8 1
Asymp. Sig. .000 .000
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 6.7.
b. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 30.0.
-
4.2 Pembahasan
Secara umum dari hasil penelitian didapatkan bahwa kadar
trombositopenia
rendah atau di bawah 50.000/ul tidak selalu masa perawatannya
lebih lama di
bandingkan yang kadar trombositopenia di atas 50.000/ul.
Setelah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Batam
menujukkan bahwa data yang diperoleh pada pasien demam berdarah
dengue
pada tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun
sebelumnya.
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik.Pada
DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.Sindrom
renjatan dengue
(dengue syok syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh
renjatan/syok (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
-
Gambar 4.3
Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000
Penduduk
di Indonesia Tahun 2009
(Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009)
Pada tahun 2009 tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi
dengan Angka
Insiden (AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi (313 kasus
per 100.000
penduduk), sedangkan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi
dengan Angka
Insiden (AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) terendah (8 kasus per
100.000
penduduk). Terdapat 11 (33%) provinsi termasuk dalam daerah
resiko tinggi (AI >
55 kasus per 100.000 penduduk). Sedangkan untuk provinsi
Kepulauan Riau
menduduki peringkat ke 5 Angka Insiden (AI) Demam Berdarah
Dengue (DBD)
(115 kasus per 100.000 penduduk).
-
Tabel 4.5
Data Konfirmasi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Tahun
2004-2008
No Tahun Rawat Jalan Rawat Inap 50
Peringkat
Kematian
Laki-
Laki
Perempuan Total Laki-
Laki
Perempuan Total
1 2004 13.960 12.536 26.496 26.420 23.321 49.741 19
2 2005 23.041 19.866 42.907 40.913 36.626 77.539 30
3 2006 22.699 20.905 43.604 42.312 39.080 81.392 30
4 2007 27.226 28.120 55.346 42.603 38.172 80.775 19
5 2008 4.467 4.214 8.681 47.334 43.132 90.466
(Sumber : Ditjen Yanmed Depkes RI, 2005, 2006, 2007, 2008,
2009)
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit
Laporan kasus rawat inap dan kasus rawat jalan pasien Demam
Berdarah Dengue
(DBD) di Rumah Sakit dari tahun 2004-2008 (Tabel 4.5) tidak
diketahui jumlah
rumah sakit yang melaporkan dari tahun ke tahun, sehingga sulit
menganalisis atau
menginterpretasi data tersebut. Dari data ini tampak cukup
banyak pasien Demam
Berdarah Dengue (DBD) yang di rawat jalan, sehingga perlu
dilakukan validasi data
apakah pasien rawat jalan adalah pasien control pasca rawat inap
saja atau pasien
lama ditambah dengan pasien baru. Dari data ini tampak peringkat
kematian Demam
Berdarah Dengue (menurut 50 peringkat kematian), tidak termasuk
dalam 10 besar
penyebab kematian.
-
Pemeriksaa laboratorium standar yang diajukan oleh World Health
Organization
(1997) yang di adaptasi oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia untuk
Demam Berdarah Dengue adalah Trombositopenia dan Uji Torniquet
(Thomas
Suroso dkk, 2000).
Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan, selain
pemeriksaan standar
World Health Organization (WHO) pada penderita Demam Berdarah
Dengue
(DBD) :
Pemeriksaan Darah Tepi
Pemeriksaan darah tepi dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan yang
terjadi dalam darah baik secara seluler maupun perubahan
komposisi darah.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan salah satunya adalah :
Pemeriksaan Hematokrit (Ht)
Tujuannya, untuk mengetahui adanya hemokonsentrasi yang terjadi
pada
penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Nilai Hematokrit adalah :
besarnya
volume total sel-sel darah, khususnya eritrosit dibandingkan
volume keseluruhan
darah dan dinyatakan dalam %. prinsip pemeriksaannya adalah
darah dengan
antikoagulan diputar atau disentrifuge kemudian dibandingkan
panjang kolom
total cairan. Ada 2 metode pemeriksaan, yaitu makrohematokrit
menggunakan
tabung wintrobe dan pemeriksaan mikrohematokrit menggunakan
tabung
hematokrit. (Riadi Wirawan, Erwin Silman, 1998)
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Rekam
Medis Rumah
Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 23
Januari-23
Februari 2013 diperoleh hasil seperti pada (Tabel 1) Distribusi
kejadian demam
berdarah dengue menurut jenis kelamin. Dapat terlihat bahwa pada
laki-laki
sebanyak 38 sampel (63,3%) dan pada perempuan sebanyak 22 sampel
(36,7%).
-
Pada (tabel 2) tampak bahwa kejadian demam berdarah dengue
terbanyak pada
kelompok 7-13 tahun dengan presentase (48,3%) dan paling sedikit
pada
kelompok usia 14-41 tahun dengan presentase (1,7%). Sedangkan
pada (tabel 3)
sebagian besar kejadian demam berdarah dengue memiliki kadar
trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul sebanyak 12
sampel (20%) dan
sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi atau di atas
50.000/ul sebanyak 48
sampel (80%).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
secara statistik
tidak terdapat hubungan antara kadar Trombositopenia dengan
lamanya hari
perawatan pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil dari
penelitian
ini sendiri tidak signifikan yang kemungkinan disebabkan oleh
jumlah populasi
yang diambil tidak selektif dan bersifat hanya pada satu Rumah
Sakit atau tidak
bervariasi.
Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis secondary
heterologous
infection yang menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang
terinfeksi ulang
virus dengue dengan tipe yang berbeda.Re-infeksi menyebabkan
reaksi
anamnestik antibody sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks
imun yang
tinggi.
Kurang dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan
peneliti
lain, menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi
makrofag
yang me-fagositosis kompleks virus-antibody non netralisasi
sehingga virus
bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus
dengue
menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga
disekresi berbagai
mediator inflamasi seperti TNF-a, IL-1, PAF (platelet activating
factor), IL-6
dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel
endotel dan terjadi
-
kebocoran plasma.Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui
aktivasi oleh
kompleks virus-antibody yang juga mengakibatkan terjadinya
kebocoran plasma.
4.3. KeterbatasanPenelitian
Meskipun telah mendapatkan gambaran tentang kadar
trombositopenia, umur,
dan jenis kelamin pada penderita demam berdarah dengue. Namun
dalam
penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu : penelitian
ini tidak
memfokuskan pada semua hasil uji laboratorium pada penderita
demam
berdarah dengue, keterbatasan sampel, dan hanya memfokuskan pada
satu
Rumah Sakit sehingga penelitian ini masih diperlukan adanya
penelitian lanjut.
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang
signifikan, pada penderita
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kadar Trombositopenia
rendah
atau di bawah 50.000/ul tidak selalu mengalami masa perawatan
lebih lama
di bandingkan dengan kadar Trombositopenia di atas
50.000/ul.
5.1.2. Jumlah pasien demam berdarah dengue di RSUD Embung
Fatimah pada
tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun
sebelumnya.
5.1.3. Uji statistikChi Square dengan nilai : 0,05 didapatkan
nilai : 0,278 <
(0,05). Jadi Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi
Coefficient
Contingency didapatkan value 0,375. Dapat disimpulkan bahwa
tidak ada
hubungan antara trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Peneliti Lain
5.2.1.1. Perlu diadakan penelitian lanjutan karena dari hasil
yang didapatkan
menunjukkan bahwa kadar trombositopenia rendah atau di bawah
50.000/ul tidak selalu masa perawatannya lebih lama di
bandingkan
yang kadar trombositopenia di atas 50.000/ul.
5.2.1.1. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang Uji
Pemeriksaan
Laboratorium Hematokrit.
5.2.2. Bagi RSUD Embung Fatimah
Meningkatkan mutu pelayanan terkait masalah penyakit demam
berdarah
dengue karena Setelah dilakukan penelitian di RSUD Embung
Fatimah Kota
-
Batam menujukkan bahwa data yang diperoleh pada pasien demam
berdarah
dengue pada tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan
tahun
sebelumnya.
5.2.3. Bagi Masyarakat
Menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat agar terhindar dari penyakit
Demam
Berdarah Dengue (DBD).
-
DAFTAR PUSTAKA
Katzung. 2002. Farmakologi: Dasar dan Kinik Buku-2 Edisi-8. alih
bahasa oleh
BagianFarmakologi FKUI. Jakarta: Salemba medika. Hal. 449-454,
464-465
Nainggolan F. (2007). Epidemiology and Clinical Pathogenesis of
Dengue in
Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue
Outbreaks; University of
Indonesia; Jakarta; November 22
Partakusuma L. (2007); Diagnostic for Dengue; presented at
Seminar for
Dengue Management; Borobudur Hotel; Jakarta, June 20.
Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku
Ajar Ilmu
PenyakitDalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Polson, A.K., Chris C., Chang M.S., James G.O., Ngan C., and Sam
C. R.,.
Susceptibility of Two Cambodian Population of Aedesaegypti
Mosquitos Larvae to
Temephos During 2001. Dengue Buletin. 2001, 25 : 79-83.
Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGC
Pudjihardjo, dkk. 1993. Metode penelitian dan Statistik terapan.
Surabaya:
AirlanggaUniversity Press. Hal. 57-58
Subdirektorat Arbovirosis, Database kasus DBD di Indonersia
Tahun 1968
2009, Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI
Subdirektorat Arbovirosis, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Di
Indonesia,
Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, 2006
-
Suroso T. Anti Larvae (Aedes aegypti) Programmes Through
Community
Participation in Indonesia.Dengue Newsletter, 1982. 8 (no1 &
2): 12-15.
Suwandono et al. (2007.)Dengue Virus epidemiology in major
cities of
Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue
Outbreaks; University of
Indonesia; Jakarta; November 22.
WHO (1999).Guideline of treatment of Dengue Fever / Dengue
Hemorrhagic
Fever in Small Hospitals; New Delhi.
World Health Organization.Dengue Guidelines for Diagnosis,
Treatment,
Prevention and Control.New edition. Geneva. 2009.