i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SIKAP KELUARGA USIA LANJUT DALAM PENCEGAHAN JATUH DI RUMAH DI DUSUN GAMPING KIDUL AMBAR KETAWANG SLEMAN YOGYKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SUSANTI TRI NUGRAENI 20040320087 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2008
91
Embed
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8640.pdf · Ayes, Dewi, Imah, Catur, Uly, Ria, Nana, Ojul, Imoet, Sasa, Mb Wedha dan semua teman yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SIKAP KELUARGA USIA LANJUT DALAM PENCEGAHAN
JATUH DI RUMAH DI DUSUN GAMPING KIDUL AMBAR KETAWAN G SLEMAN YOGYKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
SUSANTI TRI NUGRAENI 20040320087
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2008
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SIKAP KELUARGA USIA LANJUT DALAM
PENCEGAHAN JATUH DI RUMAH Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Pada tanggal: 5 November 2008
SUSANTI TRI NUGRAENI 20040320087
Dosen Pembimbing
( Uswatun Khasanah, MNS )
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SIKAP KELUARGA USIA LANJUT DALAM PENCEGAHAN
JATUH DI RUMAH DI DUSUN GAMPING KIDUL AMBAR KETAWAN G SLEMAN YOGYKARTA
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 5 November 2008
Oleh:
SUSANTI TRI NUGRAENI
NIM 20040320087
Dewan Penguji:
Uswatun Khasanah, MNS (………………….)
Nunuk Sri Purwanti, S.Kp.M.kes (.….……..……….)
Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
berkah, hidayah dan nikmat-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Keluarga Dengan Sikap Keluarga Lansia Dalam Pencegahan Jatuh
di Rumah”.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam
memperoleh gelar sarjana keperawatan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penyusunan karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan
menyusun karya tulis ilmiah.
2. Uswatun Khasanah, MNS., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.
v
3. Nunuk Sri Purwanti, S.kp.M.kes., selaku Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.
4. Kepala kelurahan dan bapak dukuh Gamping Kidul beserta staff yang
telah memberi ijin dan banyak membantu pelaksanaan penelitian.
5. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Tukiran dan Ibu Yuliati) dan kedua
kakakku tercinta (Jati Wibowo dan Santoso Dwi Nugroho) serta Mas
Nur dan keluarga yang tiada henti mendo’a kan, memberi dukungan
baik moril maupun materil, menjadi semangat dan sumber inspirasi
Daftar Tabel Halaman Tabel 1 Instrumen penelitian................................................................ 53 Tabel 2 Instrument penelitian sikap.................................................... 54 Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan golongan umur
di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008........................................................................................ 59
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008........................................................................................ 59
Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan golongan tingkat
pendidikan, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008........................... 59
Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan golongan jenis
pekerjaan, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008........................................................ 60
Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan hubungan keluarga
Dengan usia lanjut di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008........................... 60
Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan golongan tingkat
pengetahuan keluarga, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008............................ 61
Tabel 9 Karakteristik sikap keluarga dalam pencegahan jatuh
usia lanjut di rumah, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008........................... . 61
Tabel 10 Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Keluarga usia lanjut dalam pencegahan
xii
jatuh di rumah di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008............................ 62
Tabel 11 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Keluarga Usia Lanjut dalam Pencegahan Jatuh di Rumah di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta 2008............................ 62
xiii
DAFTAR SKEMA Skema 1 Kerangka konsep Penelitian…………………………..…...... 48
Skema 2 Hubungan antar variabel.......................................................... 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji validitas dan reabilitas kuesioner
Lampiran 2. Data Tabulasi Pengetahuan dan Sikap
Lampiran 3. Hasil korelasi
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Reponden
Lampiran 6. Kuesioner
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kepada Kelurahan Ambar Ketawang Gamping Kidul
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kepada Kepala Daerah Cq. Kepala Bappeda Sleman.
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian dari Kelurahan Ambar Ketawang Gamping
Kidul Sleman, Yogyakarta
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Sleman
xv
Susanti Tri Nugraeni.(2008). Hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan sikap keluarga usia lanjut dalam pencegahan jatuh di rumah di dusun gamping kidul ambar ketawang sleman yogykarta.
Pembimbing: Uswatun Khasanah, MNS
INTISARI
Seiring meningkatnya jumlah populasi warga usia lanjut di Indonesia, pengetahuan dan sikap tentang pencegahan jatuh lansia di rumah menjadi suatu hal yang sangat penting. Lansia memiliki ketakutan yang sangat realistis untuk mengalami jatuh. Hanya sekitar 5 sampai 6 % jatuh terjadi dalam suatu cedera yang serius, tetapi konsekuensi dari jatuh mungkin lebih daripada sekedar cedera yang serius. Jatuh dapat juga memalukan dan menyakitkan dan dapat menyebabkan keterbatasan aktifitas dan kemandirian atau kehilangan rasa percaya diri. Metode penelitin yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah keluarga yang memiliki usia lanjut 60 tahun ke atas, untuk cara mengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, uji statistik dengan menggunakan SPSS dengan range spearman corelation. Jumlah populasi 140 dan sampel dalam penelitian ini 30 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam pencegahan jatuh di rumah di Dusun Gamping Kidul Kel. Ambar Ketawang, Sleman Yogyakarta. Dari hasil penelitian di dapatkan pengetahuan baik yaitu pada 14 orang dengan prosentase 46,0%, untuk sikap categori baik yaitu 21 orang dengan prosentase 70%.
Kesimpulan pada penelitin ini sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan baik dan sebagian besar sikap keluarga tentang pencegahan jatuh usia lanjut dirumah dengan kategori cukup, jadi terdapat hubungan yang yang bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap sikap keluarga tentang pencegahan jatuh usia lanjut di rumah di Dusun Gamping Kidul Kel. Ambar Ketawang, Sleman Yogyakarta. Ini di buktikan dengan hasil signifikan 0,007 < 0,05 sehingga Ho di tolak. Kata kunci: Pengetahuan keluarga, sikap keluarga dalam pencegahan jatuh.
xvi
Susanti Tri Nugraeni. (2008). The correlation between family knowledge level with families attitude who has older people in preventing of fall in their home in dusun gamping kidul ambar ketawang sleman yogykarta.
Advisers: Uswatun Khasanah, MNS
ABSTRACT
Along increasing of the older people population total in Indonesia, knowledge and attitude about fall preventing of older people in their home becomes an important thing. Older people has fear ness to fall and it’s a realistic think. It’s about 5 until 6 % the incident of fall that makes a serious injury, but the consequences of fall more than it. Fall is shameful and a painful. It also can make activity limitation, autonomous or lose the confidence.
Research method use a cross sectional approach. Subject of this research is the family that has the older people who have age more than 60 years. This research use questioner instrument and SPSS (range spearmen correlation) in statistical test. Population in this research is 140 and 30 respondents to sample.
The purpose of Identified the correlation between knowledge level toward family attitude in preventing older people of fall in their at home. The location of this research is Dusun Gamping Kidul, Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta.
The result of this research, we know that families education level with good category is 14persons (46,9%) and good category 21 person (70%). So there is a significant correlation between knowledge with family attitude about preventing older people of fall in their home. This research can prove by significant result 0,007 < 0, 05 so Ho was rejected. Keywsord: Family knowledge, family attitude preventing in older people.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan suatu bangsa dapat di lihat dari indikator harapan hidup
penduduknya, dimana dapat dilihat dari terjadinya penurunan angka
kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya harapan hidup waktu lahir.
Umur harapan hidup di Indonesia tahun 2000 mencapai lebih dari 70 tahun
(Darmojo, 2006). Hal ini memperlihatkan semakin tingginya jumlah
penduduk usia lanjut khususnya di pulau Jawa yaitu proporsi terbesar
berturut-turut di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur, yaitu
sebesar 12,58% dan 9,46%, sedangkan proporsi terkecil adalah Irian Jaya,
sebesar 1,65% (Notoatmodjo, 2007).
Lanjut usia (Lansia) oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan
bahwa antara 2005-2010 jumlah penduduk lansia sekitar 19 juta jiwa atau
8,5% dari seluruh jumlah penduduk. WHO telah memperhitungkan bahwa
di tahun 2025, Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga
lansia sebesar 41,4%, yang merupakan sebuah peningkatan tertinggi di
dunia (Notoatmodjo, 2007).
Notoatmodjo mengatakan meningkatnya jumlah penduduk lansia
menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan
lansia. Masalah tersebut jika tidak ditangani akan berkembang menjadi
masalah yang lebih kompleks. Masalah yang kompleks pada lansia seperti
perubahan fisik, mental, dan sosial. Lansia memiliki ketakutan yang sangat
xviii
realistis untuk mengalami jatuh. Meski hanya sekitar 5 sampai 6 % jatuh
terjadi dalam suatu cedera yang serius, tetapi konsekuensi dari jatuh
mungkin lebih daripada sekedar cedera yang serius. Menjadi lansia banyak
mengalami perubahan salah satunya adalah perubahan fisik sehingga dapat
menyebabkan terjadinya jatuh (Darmodjo, 2006).
(Stanley et al, 2006) menyatakan jatuh dapat juga memalukan,
menyakitkan dan dapat menyebabkan keterbatasan aktifitas serta
kemandirian atau kehilangan rasa percaya diri. Reuben dkk (1996)
mendapatkan insiden jatuh di masyarakat AS pada umur lebih dari 65
tahun berkisar sepertiga populasi lansia setiap tahun, dengan rata-rata jatuh
0,6 per orang. Sedangkan insiden jatuh di rumah 3 kali lebih banyak
(Tinetti, 1992 dalam buku Darmojo, 2006). Lima persen dari penderita
jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di rumah
sakit (Darmojo, 2006 ). Lansia yang telah mengalami jatuh dan perlu
untuk ditangani di rumah sakit memiliki kemungkinan meninggal
sebanyak 17 sampai 50% pada tahun berikutnya (Stanley et al, 2006)
Kecelakaan adalah merupakan penyebab kematian nomor enam
pada tahun 1992, dan nomor lima pada tahun 1994 untuk penderita lansia,
2/3 nya akibat jatuh. Kematian akibat jatuh sangat sulit diidentifikasi
karena sering tidak di sadari oleh keluarga atau dokter yang
memeriksanya, sebaliknya jatuh juga bisa merupakan akibat penyakit lain
misalnya serangan jatung mendadak (Tinetti,1992 dalam buku Darmojo,
2006).
xix
Jatuh seringkali di alami oleh para lanjut usia dan penyebabnya
bisa multi faktor, baik faktor instrinsik (dari dalam lanjut usia), misalnya:
gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan
sendi, dan sikope-dizzins, maupun faktor ekstrinsik, misalnya : lantai yang
licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang
karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya (Nugroho, 2000).
Fraktur collum femoris merupakan komplikasi utama akibat jatuh
pada lansia diderita oleh 200.000 lebih lansia di AS pertahun, yang
sebagian besar adalah wanita. Diperkirakan 1% lansia jatuh akan
mengalami fraktur collum femoris, 5% akan mengalami fraktur tulang
lain, seperti iga, humerus, pelvis, dan lain-lain, 5% perlukaan jaringan
lunak. Perlukaan jaringan lunak yang serius seperti subdural hematom,
hemarthroses, memar dan keseleo otot juga sering merupakan komplikasi
akibat jatuh (Kane et all, 1994 dalam buku Darmojo, 2006). Resiko untuk
terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan efek gabungan dari
penurunan respon perlindungan diri ketika jatuh akibat dari jatuh itu
sendiri (Reuben, 1996 dalam buku Darmojo).
Nugroho (2000), mengatakan lanjut usia harus dicegah agar tidak
jatuh dengan cara mengidentifikasi faktor resiko, menilai, mengawasi
keseimbangan dan gaya berjalan, mengatur serta mengatasi faktor
situasional. Peran keluarga untuk perawatan lanjut usia sangats penting
karena keluarga merupakan orang terdekat dari lansia sehingga diharapkan
dapat meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan lansia menuju
xx
masa tua yang sehat dan bahagia. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan
yang baik karena diharapkan dengan pengetahuan yang baik timbul sikap
yang lebih baik. Pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang
peranan yang penting dalam penentuan sikap yang utuh, sehingga Pada
prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut usia sangat penting dan
lebih utama dari pada mengobati akibatnya (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di peroleh data bahwa di
Kelurahan Ambar Ketawang terutama di Dusun Gamping Kidul terdapat
140 keluarga yang tinggal bersama keluarga, ini di peroleh dari data
penjaringan usia lanjut tahun 2003 sehingga peneliti memutuskan untuk
melakukan penelitian di daerah tersebut.
Menurut Hardywinata (1999), permasalahan umum pada usia
lanjut adalah makin lemahnya nilai kekerabatan, sehingga keluarga yang
berusia lanjut kurang di perhatikan, dihargai dihormati, berhubung terjadi
perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah
pada bentuk keluarga kecil. Sedangkan menurut Departemen Sosial R.I,
(1998), masalah yang dihadapi oleh kelompok usia lanjut antara lain : (1)
ketiadaan sanak keluarga, kerabat, dan masyarakat lingkungan yang dapat
memberikan bantuan tempat tinggal dan penghidupan; (2) kesulitan
hubungan antara usia lanjut dengan keluarga di tempat selama ia tinggal;
(3) ketidak mampuan secara ekonomi dari keluarga untuk menjamin
kehidupan secara layak ; (4) berkurangnya kesempatan keluarga untuk
memberikan pelayanan kepada usia lanjut. Perawatan usia lanjut bertujuan
xxi
mempertahankan kesehatan dan kemampuan usia lanjut dengan jalan
perawatan serta membantu mepertahankan dan membesarkan semangat
hidup mereka, selajutnya menolong dan merawat usia lanjut yang
menderita gangguan tertentu.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan permasalahan
peneliti adalah ’’Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga
dengan sikap keluarga usia lajut di Dusun Gamping Kidul Ambar
Ketawang Sleman Yogyakarta 2008?’’.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
keluarga dalam pencegahan jatuh usia lanjut dirumah.
2. Tujuan khusus
a) Diketahui tingkat pengetahuan tentang pencegahan jatuh usia
lanjut.
b) Diketahui sikap keluarga dalam pencegahan jatuh usia lanjut.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi keperawatan
Untuk meningkatkan wawasan keperawatan dalam praktek
keperawatan dengan usia lanjut.
xxii
2. Manfaat bagi keluarga
Sebagai dasar untuk mengembangkan tingkat pengetahuan yang baik,
dalam menjalankan tingkat pencegahan jatuh untuk para usia lanjut di
dalam keluarga. Memperoleh pengetahuan, keterampilan yang spesifik
dalam rangka peningkatan kesehatan usia lanjut.
4. Manfaat bagi puskesmas
Dapat digunakan sebagai informasi kepada pengelola program
kesehatan usia lanjut khususnya dalam pencegahan jatuh usia lanjut
dirumah. Dapat menggunakan strategi yang sama dalam upaya
pencegahan jatuh usia lanjut di rumah dengan melibatkan peran aktif
keluarga
E. Ruang lingkup
1. Responden
Semua keluarga yang mempunyai usia lanjut di Dusun Gamping Kidul
Kelurahan Ambar Ketawang, karena keluarga mempunyai peranan
yang sangat penting terutama dalam pencegahan jatuh lanjut usia di
rumah.
2. Tempat
Di wilayah Dusun Gamping Kidul Kelurahan Ambar Ketawang
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
3. Waktu
Penelitian ini di lakukan di bulan Agustus 2008 di wilayah Dusun
Gamping Kidul Kelurahan Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta.
xxiii
4. Materi
Materi penelitian yang di ambil adalah tingkat pengetahuan dengan
sikap keluarga dalam pencegahan jatuh usia lanjut di rumah.
F. Keaslian penelitian
Penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan di lakukan adalah ;
Wibisono (2000), Pengetahuan dan Perilaku Ibu yang Memiliki
Balita Tentang Upaya Pencegahan Kecelakaan di Rumah Pada Balita dan
faktor-faktor yang berhubungan di Kelurahan Pisangan Baru Kecamatan
Matraman Jakarta Timur 2000. Penelitian ini menggunakan disain
penelitian cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan perilaku ibu yang memiliki balita tentang upaya pencegahan
kecelakaan di rumah serta diketahuinya pola kecelakaan dalam 3 bulan
terakhir dan faktor-faktor yang berhubungan. Jumlah responden yang
didapatkan sebanyak 108 responden. Karakteristik kejadian kecelakaan di
ambil dalam 3 bulan terakhir. Hasil penelitian mendapatkan pengetahuan
responden rendah sebanyak 65,7%, perilaku responden yang kurang
sebanyak 57,4%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan
adalah aktifitas sosial. Semakin banyak kegiatan yang di ikuti semakain
baik pengetahuan responden. Faktor yang berhubungan dengan perilaku
adalah pendidikan dan pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan yang di
ikuti dan semakin baik pengetahuan maka semakin baik perilaku
responden untuk pencegahan kecelakaan. Sebanyak 63,9% balita usia 0-5
xxiv
tahuan mengalami kecelakaan dalam 3 bulan terakhir. Kecelakaan yang
paling sering terjadi adalah jatuh sebanyak 62,2%. Perbedaan antara
penelitian ini dengan yang akan di teliti terletak pada variabel dan subyek
penelitian.
Nurwahyuni (2005), melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Sikap Keluarga Dalam Perawatan
Usila Di Rumah Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngebel Kasihan Bantul.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam perawatan usila di rumah.
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah
keluarga yang memiliki usia lanjut di atas 60 tahun ke atas, untuk cara
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan sikap keluarga tentang perawatan usia lanjut di
rumah. Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah
terletak pada variabel terikatnya. Persamaannya terletak pada variabel
sikap keluarga.
Utami (2005), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Keluarga Dalam Perawatan Usia Lanjut Di Rumah Di Kasihan
Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan
desain one group pretest postest, dengan subyek keluarga yang memilki
xxv
usia lanjut 60 tahun ke atas dan cara pengumpulan datanya menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap perilaku
keluarga dalam perawatan usia lanjut di rumah. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan di lakukan adalah bahwa pada penelitian ini
variabel penelitiannya lebih luas dan menggunakan intervensi sedangkan
pada penelitian yang akan di lakukan variabel yang di teliti lebih khusus
yaitu mengenai jatuh dan tidak menggunakan intervensi.
xxvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jatuh
1. Pengertian jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring,
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996 dalam Darmojo, 2006).
2. Penyebab
Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan
beberapa faktor, antara lain : (Darmojo, 2006)
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama ( 30-50% kasus
jatuh lansia ) murni kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung dan
gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan
akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda
yang ada di rumah tertabrak, lalu jatuh.
b. Nyeri kepala dan vertigo
c. Hipotensi orthostatic; Hipovolemia atau curah jantung yang rendah,
disfungsi otonom, penurunan kembalinya darah vena ke jantung,
terlalu lama berbaring, pengaruh obat-obat hipotensi, hipotensi
sesudah makan.
xxvii
d. Obat- obatan; diuretic atau antihipertensi, anti depresent trisiklik,
Dari penelitian tersebut kemudian di ketegorikan kedalam skor menurut
Arikunto (2006), yaitu rentang skor kategori yang membagi sama besar. Cara
perhitungan adalah jawaban antar skor minimum dan maksimum (range)
dibagi menurut kategori sehingga diperoleh skor Kategori sikap dan
pengetahuan adalah; Baik, cukup dan kurang.
H. Uji validitas dan Reabilitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kualitas
suatu instrumen (Suharsini, 1997 cit Nurwahyuni 2005 ). ssssUji Validitas dan
Reabilitas di lakukan di Rw 16 Di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang
lxxi
Sleman Yogyakarta, dengan beranggapan bahwa karakteristik keluarga yang
memiliki lansia sama dengan responden yang akan di teliti. Uji Validitas dan
Reabilitas di lakukan pada bulan Agustus 8-13 Agustus 2008, dilakukan
terhadap 10 responden dari 20 pertanyaan pengetahuan dan 20 item
pertanyaan sikap. Suatu variabel dinyatakan valid bila skor variabel tersebut
berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Metode yang digunakan
dalam uji validitas ini yaitu dengan menggunakan metode korelasi pearson
product moment. Rumus korelasi
( )( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑
−−
−=
2222 yyNxxN
yxxyNrn Pearson product moment
(Arikunto, 2006).
Keterangan :
X : tingkat pengetahuan keluarga
Y : sikap keluarga
R : korelasi
Kesimpulan :
Ho ditolak jika nilai sig. < 0.05
Ho diterima jika nilai sig. > 0.05
Ho ditolak artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga
dengan sikap keluarga. Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan keluarga dengan sikap keluarga.
Hasil uji validitas dari 20 pertanyaan pengetahuan yang tidak
dinyatakan valid ada 4 pertanyaan, yang terdiri dari 3 pertanyaan yang di
lxxii
nyatakan gugur dan satu pertanyaan di gunakan kembali setelah di modifikasi
dan di revisi, karena pentingnya instrument tersebut sehingga tidak di
gugurkan. Pertanyaan sikap dari 20 pertanyaan dinyatakan gugur 3
pertanyaan.
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi responden dalam
merespon instrumen. Uji realibilitas dilakukan setelah uji validitas, hanya item
yang valid saja yang dilibatkan dalam uji reliabilitas. Uji reliabilitas yang
digunakan adalah Alpa Cronbach (Notoatmodjo, 2002).
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha > 0,6.
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai dari masing-masing kuesioner yaitu
0,914 untuk kuesioner pengetahuan dan 0,915 untuk sikap, dari hasil uji
reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini telah reliabel.
I. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang tingkat pengetahuan dan sikap keluarga.
1. Mendapatkan ijin dari kepala Rw
2. Mendata keluarga yang memiliki usia lanjut, mengambil data ini peneliti
mengerjakan tanpa asisten.
3. Memilih responden untuk sampel penelitian dengan cara Random
Sampling, yaitu dari 140 populasi keluarga yang memiliki lansia dipilih
secara acak 30 responden
4. Menguji kuesioner pada responden
lxxiii
5. Mengecek kelengkapan kuesioner
J. Tehnik pengelolaan data dan analisa data
Uji hipotesis untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
dan sikap keluarga dalam mencegah jatuh menggunakan uji korelasi
Spearman (rs) karena variabel bebas dan variabel terikat merupakan data
ordinal (Nursalam, 2003). Jika hasil yang diperoleh p<0,05 maka berarti
terdapat hubungan antara variabel yang diuji dan jika p>0,05 berarti tidak
terdapat hubungan antara variabel yang diuji (Dahlan, 2004).
Data-data hasil jawaban kuesioner diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing
Memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas, serta melakukan
pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan.
2. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode dalam master data.
3. Menjumlahkan data yang benar selanjutnya dimasukkan dalam rumus:
%100xn
xP =
Dimana: P : prosentase (%)
x : jumlah jawaban yang benar
n : jumlah nilai maksimal
Kemudian hasilnya dimasukkan kedalam kategori kualitatif. Penilaian
kategori kualitatif menurut Arikunto (2006) adalah: baik bila
lxxiv
persentasenya 76-100%, cukup bila persentasenya 56-75%, dan kurang
bila persentasenya ≤55%.
lxxv
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran umum
Penelitian ini di lakukan di wilayah Dusun Gamping Kidul Ambar
Ketawang Sleman Yogyakarta, yang terdiri dari empat RW yaitu Rw
16,17,18 dan Rw 19. Dengan jumlah lansia sebanyak 140 orang. Dan
dilakukan pada bulan Agustus yaitu tentang Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Keluarga Dengan Sikap Keluarga Usia Lanjut Dalam
Pencegahan Jatuh Di Rumah.
2. Karakteristik Responden
Pengambilan responden di lakukan pada keluarga yang memiliki
usia lanjut sesuai dengan kriteria sampel, dengan jumlah responden yaitu
30 responden, dilaksanakan di bulan Agustus 2008, bertempat di Dusun
Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta. Karakteristik
keluarga sebagai responden meliputi ; umur, tingkat pendidikan, pekerjaan
dan keluarga utama, hubungan dengan lansia, apakah tinggal serumah atau
tidak. Dari data tersebut di dapat informasi bahwa 100% usia lanjut tinggal
serumah dengan keluarganya.
lxxvi
Tabel 3 : Karakteristik responden berdasarkan golongan umur, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No Umur Frekuensi Prosentase % 1 2 3 4 5 6
18 - 25 tahun 26 - 33 tahun 34 – 41 tahun 42 - 49 tahun 50 – 57 tahun 58 – 65 tahun
6 10 7 4 2 1
20,0 33,3 23,3 13,3 6,7 3,3
Jumlah Total 30 100
Berdasarkan golongan umur reponden, pada kelompok tertinggi pada
golongan umur antara 58-65 tahun yaitu sebanyak 1 orang ( 3,3 %)
berusia 61 tahun. Dan kelompok umur responden terbanyak adalah 33,3%
pada kelompok umur 26-33 tahun dengan jumlah 10 orang.
Tabel 4 : Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No. Jenis kelamin Jumlah Prosentase% 1 2
Laki – laki Perempuan
10 orang 20 orang
33,3 66,7
Jumlah Total 30 orang 100
Berdasarkan data responden di peroleh data jumlah responden laki-laki
berjumlah 10 jiwa (33,3%) dan perempuan berjumlah 20 jiwa (66,6%).
Tabel 5 : Karakteristik responden berdasarkan golongan tingkat pendidikan, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No. Jenis pendidikan Jumlah Prosentase % 1 2 3 4 5
SD SLTP SLTA Diploma Sarjana
6 7 14 2 1
20,0 43,3 90,0 96,7
Jumlah Total 30 100
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar
berpendidikan SLTA sebanyak 14 orang (90,0%), disini peneliti
lxxvii
mendapatkan hasil terbanyak pada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar
14 orang.
Tabel 6 : Karakteristik responden berdasarkan golongan jenis pekerjaan, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No. Jenis pekerjaan Jumlah Prosentase%
1 2 3 4 5
Karyawan/swasta Wiraswasta Buruh Petani Tidak bekerja
5 7 7 1 10
16,7 23,3 23,3 3,3 33,3
Jumlah Total 30 100
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan sebagian besar
keluarga tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu berjumlah 10
orang (33,3%) dan sebagian besar lainnya bekerja sebagai wiraswasta dan
buruh masing-masing sebesar 7 orang ( 23,3%)
Tabel 7 : Karakteristik responden berdasarkan hubungan keluarga dengan usia lanjut di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No. Jenis Hubungan dengan keluarga
Jumlah Prosentase%
1 2 3
Anak Menantu Cucu
20 6 4
66,7 20,0 13,3
Jumlah Total 30 100
Karakteristik responden berdasarkan hubungan usia lanjut dengan
keluarga terbesar adalah anak yaitu 20 orang (66,6%) dari hasil penelitian
di dapatkan yang banyak hubungannya dengan usia lanjut adalah anak.
lxxviii
3. Pengetahuan responden tentang usia lanjut.
Tabel 8 : Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Tingkat Pengetahuan Keluarga, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No Tingkat pengetahuan Jumlah Prosentase % 1 2 3
Baik Cukup kurang
14 13 3
46,7% 43,3% 10,0%
Jumlah Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pengetahuan responden pada pencegahan
jatuh usia lanjut di rumah dengan kategori baik lebih banyak yaitu
sebanyak yaitu 14 orang (46,7%) kategori cukup 13(43%) dan terendah
pada tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 3 orang (10,0%).
4. Sikap keluarga tentang pencegahan jatuh pada usia lanjut di rumah .
Tabel 9 : Karakteristik sikap keluarga dalam pencegahan jatuh usia lanjut di rumah, di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
No Sikap Jumlah Prosentase % 1 2 3
Baik Cukup Kurang
21 9 0
70,0% 30,0%
0% Jumlah Total 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan sikap keluarga baik dalam
pencegahan jatuh di rumah sebanyak 21 orang (70,0%) untuk kategori
cukup 9 (30%) dan terendah dengan kategori kurang yaitu sebanyak 0
orang (0%).
lxxix
Tabel 10 : Tabel Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dan Sikap Keluarga Usia Lanjut dalam Pencegahan Jatuh di Rumah di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
Sikap Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
Baik 13 43%
1 3%
0 0%
14 46,0%
Cukup 7 23%
6 20%
0 0%
13 43%
Kurang 1 3%
2 7%
0 0%
3 10%
Jumlah 21 70%
9 30%
0 0%
30 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 14 responden yang
mempunyai pengetahuan baik, 13 orang bersikap baik, 1 orang
mempunyai sikap cukup dan 0 orang bersikap kurang. Responden yang
mempunyai pengetahuan cukup 13 orang, yang terdiri dari 7 orang
bersikap baik, 6 orang sikap cukup dan 0 orang bersikap kurang.
Responden yang mempunyai pengetahuan kurang terdiri dari 1 orang
bersikap baik dan 2 orang bersikap cukup. Jadi secara keseluruhan ada 21
orang yang bersikap baik 9 orang mempunyai sikap cukup dan tidak ada
yang bersikap kurang. Hasil analisa data dengan uji Range Spearmant
yaitu ada hubungan antara dua variabel ini di buktikan dengan hasil
signifikan 0,007 < 0,05 sehingga HO di tolak.
lxxx
5. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Keluarga Usia
Lanjut Dalam Pencegahan Jatuh Di Rumah.
Tabel 11 ; Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Keluarga Usia Lanjut Dalam Pencegahan Jatuh Di Rumah di Dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman, Yogyakarta 2008.
Variabel Sikap P. value
Tingkat pengetahuan 0,484 0,007
Berdasarkan tabel di atas di ketahui nilai korelasi 0,484 bernilai positif
yaitu semakin baik tingkat pengetahuan semakin baik pula sikap dengan
nilai signifikan 0,007 < 0,05, hal ini menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan responden pada
pencegahan jatuh usia lanjut di rumah dengan kategori baik lebih banyak
yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) kategori cukup 13 (43%) dan terendah
pada tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 3 orang (10,0%).
Pengetahuan responden dalam penelitian ini meliputi tingkat
pengetahuan keluarga tentang pencegahan jatuh pada lansia. Yang harus
diperhatikan keluarga untuk meminimalkan terjatuhnya anggota keluarga
terutama yang berusia lanjut adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi faktor resiko
Setiap anggota keluarga harus jeli terhadap faktor – faktor
intrinsik resiko jatuh pada lansia, sehingga perlu di adakan
lxxxi
pemeriksaan terhadap kesehatan. Faktor intinsik yang di maksud
seperti keadaan sensorik, neurologik, muskuluskletal dan penyakit
sistemik yang sering menyebabkan jatuh dengan cara memeriksakan
secara dini ke dokter atau petugas kesehatan sebelum ataupun setelah
jatuh agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah. Sedangkan
keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan
lansia jatuh dapat di perbaiki dengan cara penerangan rumah harus
datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah di lihat dan
alat-alat yang sudah lapuk sebaiknya di ganti serta kamar mandi
sebaiknya tidak licin dan diberi pegangan.
Keluarga juga sangat berperan aktif dalam mengawasi usia
lanjut terutama dalam hal penggunaan obat seperti obat yang dapat
menurunkan kewaspadaan karena resiko dari penggunaan obat tersebut
adalah terjadinya jatuh. Untuk lansia yang menggunakan alat bantu
seperti tongkat, tripod, kruk atau walker keluarga juga harus
memperhatikan bahan dari alat tersebut yaitu harus kuat tetapi ringan
aan dan tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi badan
lansia (Darmojo, 2006).
b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan
Keseimbangan dan gaya berjalan lansia sangat berpengaruh
terhadap resiko terjadinya jatuh dan keluarga adalah orang terdekat
lansia untuk itu keluaraga berperan aktif dalam menilai atau
mengevaluasi keseimbangan badannya seperti pada saat lansia
lxxxii
melakukan gerakan pindah tempat, dan pindah posisi, yaitu dengan
cara menilai apakah lansia dapat menapakan kakinya dengan baik dan
benar serta tidak mudah goyah.
c. Mengatur / mengatasi faktor situasinal
Pada umumnya lansia di Kelurahan Ambar Ketawang Gamping
kidul sebagai lansia produktif untuk itu peran serta keluarga dalam
mengawai aktifitas fisik lansia yang berlebihan sangatlah penting
karena faktor situasional seperti aktifitas fisik sangat berpengaruh
terhadap terjadinya jatuh. Penulis melihat bahwa keluarga lansia di
daerah tersebut sangat peduli terhadap lansia sehingga keluarga selalu
mengingatakan kegiatan apa yang bisa dan tidak di lakukan oleh lansia
sehingga resiko dari jatuh itu sendiri dapat di minimalkan.
Berdasarkan tabel 7 di atas, sebagian besar responden dengan
tingkat pengetahuan keluarga dalam pencegahan jatuh di rumah dalam
kategori baik yaitu 14 orang dengan prosentase 46,7%. Dapat di
gunakan untuk membantu mengingat informasi yang di terima tentang
usia lanjut dan ini di dukung oleh (Dewi, 2004) dengan judul pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap keluarga dalam perawatan usia lanjut. Dengan adanya
pengetahuan yang dimiliki tiap-tiap anggota keluarga akan
meminimalis angka jatuhnya lansia di Kelurahan Ambar Ketawang,
Gamping Kidul, Sleman, Yogyakarta.
lxxxiii
2. Sikap
Menurut Purwanto (1999), sikap adalah pandangan atau perasaan
yang di sertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap dari
objek tadi. berdasarkan tabel 7 di atas sebagian besar tingkat pengetahuan
dan sikap keluarga dalam pencegahan jatuh lansia di rumah pada kategori
cukup yaitu sebanyak 21 orang dengan prosentase 70,9%. Hal ini di
sebabkan keluarga sudah cukup sadar akan pentingnya merawat usia lanjut
khususnya dalam pencegahan jatuh di rumah.
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang di sertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap dari obyek. Jadi sikap
senantiasa terarah terhadap suatu hal, suatu obyek, tidak ada sikap yang
tanpa obyek. Sikap mungkin terarah terhadap benda-benda, orang-orang,
tetapi juga bisa pada peristiwa-peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga-
lembaga bahkan terhadap norma-norma dan nilai-nilai.
Menurut Rahayu (1996) yang menyatakan bahwa sikap keluarga
yang pertama adalah menerima dan merawatnya di rumah. Hal ini di
landasi pada nilai-nilai budaya dan kemanusiaan serta penegakan hukum.
Romziah (1996) mengemukakan kultur sosial budaya indonesia
telah menanamkan penghormatan kepada orang tua agar mereka tinggal
bersama dengan anak-anaknya tanpa memandang status sosial ekonomi
anak.
Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal ini masih
berbeda dalam suatu tingkat pengetahuan yang dimiliki setiap orang.
lxxxiv
Tingkat pengetahuan mengenai suatu objek itu. Tingkat pengetahuan saja
belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Tingkat pengetahuan
mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila tingkat pengetahuan itu
disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan tingkat pengetahuan
terhadap objek itu. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis
menuju suatu tujuan, maka akan berusaha mencapai tujuan. Sikap dapat
merupakan suatu tingkat pengetahuan, sikap ini dapat bersifat positif dapat
pula bersifat negatif. Dalam sikap positif cenderung ketindakan yang
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam
sikap negatife cenderung ketindakan yang menjauhi, menghindari, dan
menyukai objek tertentu.
Perubahan sikap menurut Azwar (2000) dapat di ubah dengan
strategi persuasi. Dengan cara memasukan ide, pemikiran dan bahkan
fakta baru lewat pesan yang di sampaikan dengan cara berkomunikatif.
Sikap dapat dibentuk melalui empat macam cara dengan cara adopsi,
integrasi, dan trauma.
Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, dan tidak dapat di
lihat secara langsung. Sikap hanya dapat di tafsirkan dari perilaku yang
nampak (Notoatmodjo, 2007).
3. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap keluarga lansia dalam
pencegahan jatuh di rumah.
Hasil analisa di atas dengan uji dengan Range spearman
menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan
lxxxv
sikap keluarga usia lanjut dalam pencegahan jatuh di Dusun Gamping
Kidul Kelurahan Ambar Ketawang Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Hal tersebut di karenakan kesehatan untuk para keluarga sangatlah
penting, dan rasa sayang keluarga terhadap lansia sehingga keluarga selalu
melakukan yang terbaik dengan salah satu cara mencegah terjadinya suatu
penyakit Keluarga sendiri sadar akan pentingnya kesehatan bagi diri dan
keluarganya. Keluarga juga dalam mengambil keputusan selalu yang
terbaik dan tepat untuk keluarganya. Keluarga dalam mencegah jatuh pada
lansia cukup baik ini dapat dilihat dalam mempertahankan suasana rumah
yang menguntungkan kesehatan dan mempertahankan hubungan timbal
balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan ( Friedman, 1998).
Pengetahuan itu lebih bersifat pengalaman terhadap benda atau hal
secara objek, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( Sarwono, 1997). Sikap
adalah kesiapan untuk bertindak (Rusmi, 1999). Di antara berbagai faktor
yang mempengaruhi pembentukn sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan orang lain yang di anggap penting , lembaga pendidikan atau
lembaga agama dan media masa. Serta faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi jenis
kelamin, umur, pendidikan, pengalaman, dan faktor eksternal meliputi
lembaga pendidikan dan lembaga agama, media masa (Azwar, 2000).
Diantara orang yang bisa di anggap penting bagi induvidu adalah
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman dekat, guru,
lxxxvi
temen kerja, istri atau suami dan lain-lain. Pengetahuan memegang
peranan yang sangat penting dalam penentuan sikap yang utuh
(Notoatmodjo, 2003). Sikap seseorang dapat berubah dengan di
perolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu ( Sarwono, 1993).
C. Faktor pendukung dan penghambat
Ada faktor pendukung dan penghambat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Faktor pendukung
Faktor tempat merupakan faktor pendukung utama di mana di Dusun
Gamping Kidul ini di gunakan untuk melakukan penelitian bagi
mahasiswa PSIK maupun dari institusi lain. Kepala Dusun yang telah
meluangkan waktu untuk menunjukan alamat dan para pengurus
posyandu lansia dari masing-masing Rw yang turut membantu.
2. Faktor penghambat
Penghambat dalam penelitian ini adalah jarak rumah koresponden
yang berjauhan dan kesibukan keluarga juga menjadi pertimbangan
dalam memberikan kuesioner, sehingga peneliti harus mencari waktu
luang dari anggota keluarga yang siap untuk mengisi kuesioner. Hal ini
di lakukan agar keluarga yang digunakan sebagai responden tidak
merasa terganggu dengan keberadaan dan tugas yang penulis lakukan.
Selain itu, dengan adanya waktu yang luang, koresponden dapat lebih
konsentrasi atau lebih perhatian dalam memberikan jawaban.
lxxxvii
D. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian yang telah di lakukan banyak keterbatasan yang
penulis miliki antara lain ;
1. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan untuk meneliti
hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap keluarga
dalam mencegah lansia jatuh di rumah adalah menggunakan
kuesioner, kemungkinan terdapat keterbatasan yaitu kurangnya
kemampuan dan keterampilan peneliti dalam membuat kuesioner.
Penulis menggunakan pengetahuan untuk mengetahui cara
pencegahan dan sikap yang responden ambil pada pencegahan
jatuh usia lanjut di rumah.
2. Perilaku yang seharusnya menjadi inti dari tugas merawat usia
lanjut kurang di kaji lebih dalam, penyusunan kuesioner yang
terbatas serta observasi secara langsung langsung yang kurang
menjadikan hasil penelitian terbatas pada subyektif.
lxxxviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan usia lnjut
di rumah adalah baik sebanyak 46,7%.
2. Sebagian besar sikap keluarga dalam pencegahan jatuh menunjukan sikap
yang cukup yaitu 70,9%
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
sikap keluarga lansia dalam pencegahan jatuh di rumah dengan nilai
signifikan α: 0,007 < 0,05.
B. Saran
Dari penelitian yang peneliti lakukan untuk pengembangan keperawatan ada
beberapa hal yang peneliti sarankan :
1. Bagi Ilmu Keperawatan
a. Khususnya ilmu keperawatan keluarga, hendaknya fungsi keluarga
dalam perawatan kesehatan lebih dioptimalkan yang berkaitan dengan
masalah perawatan dalam keluarga mengenai usia lanjut terutama yang
berkaitan dengan penelitian ini yaitu mengenai pencegahan jatuh.
b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan sikap keluarga dalam pencegahan jatuh di rumah, hal
ini untuk pengembangan ilmu perawatan komunitas.
lxxxix
2. Bagi Responden
Kepada keluarga agar dapat mengetahui akan pentingnya pencegahan
jatuh lanjut usia di rumah, sehingga untuk terjadinya komplikasi akibat
jatuh itu dapat di di cegah secara dini.
3. Bagi Puskesmas
Supaya menambah promosi-proosi tentang pencegahan jatuh pada lansia
di rumah dengan cara menyebarkan brosur, info tentang pencegahan jatuh
pada usia lanjut di rumah.
xc
DAFTAR PUSTAKA
Alami,A,W, (2005), Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku K eluarga Dalam Perawatan Usia Lanjut Di Rumah (Home Care)Di Kasihan Bantul Yogyakarta,Lapoan Penelitian
Arikunto,S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
Rineke Cipta. Azwar, S., (1997). Sikap Manusia Teory dan Pengukurannya. Edisi 11. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta Darmojo, (2006). Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut(3 ed)Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Dahlan, S. (2004). Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan. PT Arkans International Education In Harmoni
Depkes RI, (1993), Buku Pedoman Pengukuran Keberhasilan Pelatihan, Depkes RI, Jakarta.
--------------(1998), Buku Pedoman Pengukuran Keberhasilan Pelatihan, Depkes RI, Jakarta.
--------------(2000), Buku Pedoman Pengukuran Keberhasilan Pelatihan, Depkes RI, Jakarta.
Friedman,Marilyn M.(1998). Keperawatn keluarga Teori dan praktik (3 ed)Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Hamid, A.R.A, Anastasia, Wibisono, Pngetahuan dan perilaku ibu yang memiliki
balita tentang upaya pencegahan kecelakaan di rumah pada balita dan faktor-faktor yang berhubungan di Kelurahan Pisangan Baru Kecamatan Mantraman Jakarta Timur Tahun 2000, dalam : Kumpulan makalah penelitian dan karya tulis ilmiah terbaik tingkat nasional The Indonesian Medical And Health Students’ Symposium, Jakarta, 2000.
Hardywinoto, (1999), Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Marilyn M. Friedman., (1998). Keperawatan Keluarga. Teori dan Praktek. Edisi
111.EGC. Jakarta.
xci
Mubarak,Iqbal W dkk(2006).Buku ajar Ilmu keprawatan komunitas 2 Jakarta: CV.Sagung Seto.
Notoatmodjo, S, (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Perilakui, Jakarta :
Rineka Cipta Nugroho W.,(2000). Keperawatan Gerontik. Cetakan 11. EGC. Jkarta. Nurwahyuni, (2005), Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Sikap
Keluarga Dalam perawatan Usila Di Rumah Wilayah Kerja Puskesmas Ngebel Kasihan Bantul, Laporan penelitian.
Nursalam. (2003). Konsep & penerapan metodologi penelitianiIlmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Prihandana,S.(2003).Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di rumah pada balita di dusun meijing kidul ambar ketawang kecamatan gamping kabupaten Sleman.Skripsi strata satu, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Prawitasari, (1993). Aspek Sosio-Psikologi Lansia di Indonesia. Buletin Psikologi II No. 1 Pp: 27-34
Rahayu, RA., (1996). Aspek Sosial Ekonomi Pada Lansia. Makalah Penelitian
Gerontik Tingkat Nasioal. Sarwono,S.,(1997). Sosiologi kesehatan Beberapa Konsep Serta Aplikasinya.
Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Stanley, (2006).Buku ajar keperawatan gerontik(3 ed)Jakaarta.
Shohiba S. Rao, M.D.,Prevention Of Falls In Older Patients. American Family Physician.,University Of Texas Southwestern,Dallas, Texas.