HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: A. Tyasning Hayu Indrastuti NIM : 999114015 NIRM : 990051121705120014 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
157
Embed
HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDERrepository.usd.ac.id/29937/2/999114015_Full[1].pdfHUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Skripsi Diajukan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER
DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
A. Tyasning Hayu Indrastuti
NIM : 999114015
NIRM : 990051121705120014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
HERE’S TO THE WOMAN
...who knows where she's going and will keep on until she gets there;
who knows not only what she wants from life but what she has to offer in return...
HERE'S TO THE WOMAN
Who is loyal to family and friends, who expects no more from others
than she is willing to give;
HERE'S TO THE WOMAN
Who guides and inspires not by quoting others philosophies but by
living her own good example; who accepts both victories and disappointments
with the same grace, and who can rise above life's challenges and move on...
HERE'S TO THE WOMAN
Who gives the gifts of her thoughtfulness, which shows her caring with a word of support,
her understanding with a smile; a woman who brings joy to others
just by being herself...
(Anonim)
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Allah Bapa yang telah mengajarkanku mencintai hidup, walau
terkadang aku tak memahami rencana-Mu tapi aku yakin rencana-Mu selalu indah bagiku.
Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat yang telah membawaku
”Pulang” karena hanyalah hati-Mu rumah terindah.
Bunda Maria yang telah mengajariku pasrah kepoda kehendak Bapa karena Ia akan menjadikan segalanya indah pada waktunya.
Bapakku tercinta, F. A Djoko Koestijono yang selalu memberikan
kekuatan di saat aku rapuh.
Ibuku tersayang, Christiana Sri Sumini yang selalu menyebut namaku dalam setiap doa.
Mas-ku, Yohanes Satyasto Agung Nugroho.
Adik-adikku Yasinta Pranyaningtyas Kesanti, Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito, dan Fabiola Tyaswening Kendhiarthani yang telah menjadi anugerah-anugerah indah yang Tuhan berikan padaku.
I Dewa Gede Kusuma Jaya, yang selalu menjadi cinta, inspirasi, kekuatan dan separuh dari nafas dan hidupku.
Keluarga IFO (In Fonem Omnia), yang selalu membuatku merasa
dicintai.
ABSTRAK A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Hubungan Antara Stereotip Gender Dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan: Fakultas Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian berjumlah 54 orang mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan yang disusun oleh peneliti. Skoring untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan dibagi menjadi dua, yaitu skor untuk atribusi terhadap kesuksesan perempuan dan skor untuk atribusi terhadap kegagalan perempuan. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach adalah sebesar 0,918 untuk skala stereotip gender dan 0,861 untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan.
Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan perempuan menggunakan teknik korelasi Spearman. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah 0,296 dengan taraf signifikasi 0,015 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah -0,396 dengan taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
ABSTRACT
A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Correlation Between Gender Stereotype and Attribution of Women Learning Achievement: Faculty of Psychology, Psychology Study Programme, Sanata Dharma University.
The research’s objective was to find out the relation between gender stereotype and attribution of women learning achievement. The proposed hypothesis was the positive relation between gender stereotype and attribution external of women successes and the positive relation between gender stereotype and attribution internal of women failure.
This research was a correlational research. The subject of this research was 54 male students of the Faculty of Engineering, Department Civil Engineering, Atma Jaya Yogyakarta University. The data collecting method in this research was using scale method. Scales used in this research are gender stereotype and attribution of women learning achievement scales which was arranged by the researcher. Scoring for attribution of women learning achievement was consider of two score, that is score for attribution of women’s success and score for attribution of women’s failure. The reliability coefficient result using the Alpha-Cronbach method are 0,918 for the gender stereotype scale and 0,861 for the attribution of learning achievement.
The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s success was using Spearman correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was 0,296 with the significant standard 0,015 (p < 0,05). This result was shown that there was positive correlation between gender stereotype and attribution external of women’s success. It shows that the hypothesis of this research was accepted.
The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s failure was using Product Moment correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was -0,396 with the significant standard 0,002 (p < 0,01). This result was shown that there was no positive correlation between gender stereotype and attribution internal of women’s failure. It shows that the hypothesis of this research was refused.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas kasih-Nya
yang tak berkesudahan dan selalu diperbaharui setiap hari hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Stereotip Gender
dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar.”
Penulisan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Yesus Kristus Penyelamatku dan Bunda Maria....yang tidak pernah lelah
membimbing langkahku, mengangkatku saat ku jatuh, membawaku pulang
saat aku tersesat dan menjadi kekuatanku dalam mewujudkan harapan dan
melindungiku dalam meniti hari-hari.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Y. Agung Santoso, S. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho S.Psi.
selaku dosen penguji.
5. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., Ibu Titik Kristiyani S. Psi., dan Ibu A.
Tanti Arini, S. Psi. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dan mengajarkan
banyak hal.
7. Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji dan Mbak Nanik yang telah banyak
membantu. Pak Giono yang setiap pagi selalu menyapaku dan memberiku
senyuman.
8. Dekan Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
9. Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya
Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
10. Bapak F. A. Djoko Koestijono dan Ibu Christiana Sri Sumini, kedua
orangtuaku yang telah merawat, mendidik dan memperjuangkan hidupku.
Terima kasih untuk dukungan, cinta dan harapan yang tak pernah putus akan
keberhasilanku serta pengorbanan yang luar biasa.
11. Mas-ku satu-satunya Yohanes Satyasto Agung Nugroho yang meskipun tidak
banyak berkata-kata tetapi aku yakin selalu mencintai dan mendukungku.
Terima kasih untuk dukungan moril dan materilnya, Mas. Akhirnya
perjuangan Mas Agung ngga sia-sia. Mbak Junita yang selalu memberi
dukungan lewat SMS, thanks untuk bersedia mandampingi Mas Agung.
12. Adik-adikku yang selalu menceriakan hari-hariku di rumah. Yasinta
Pranyaningtyas Kesanti....you are the best sista in the world, gak ada duanya
deh. Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito dan Fabiola Tyaswening
Kendhiarthani…malaikat-malaikat kecilku yang sekarang beranjak remaja,
terimakasih untuk selalu memberikan senyuman dan kasih sayang.
13. I Dewa Gede Kusuma Jaya yang selalu setia dengan cintanya. Terima kasih
untuk selalu ada di saat-saat indahku dan juga di saat-saat burukku. Kamu
datang justru pada saat aku telah jatuh dan cintamu yang membuatku mampu
untuk selalu bertahan dan menjadi kuat. Maafkan kemanjaan dan keegoisanku
selama ini. Luv u, De...
14. Pribadi-pribadi yang pernah hadir dalam hatiku, mengisinya dengan cinta
meskipun kemudian berlalu. Terimakasih karena pernah berbagi suka duka
denganku dan membantuku menjalani proses pendewasaanku.
15. IFO, keluargaku dalam KHK yang telah banyak memberikan kekuatan dan
cinta. Terima kasih membuat hidupku jadi lebih hidup. Dian’Tikoez’...thanks
untuk selalu setia mendengar keluh kesahku. Ayo semangat...kamu pasti bisa!
Anna....aku bersyukur bisa mengenalmu dan belajar banyak darimu.
Advent...meskipun jauh tapi dukungamu selalu kurasakan, thanks bro....
Mean empiris yang diperoleh untuk skala stereotip gender sebesar
115,81 dan mean teoritisnya sebesar 125. Nilai mean empiris lebih kecil dari
mean teroritisnya, ini berarti tingkat stereotip gender subyek rendah. Mean
empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap kesuksesan perempuan
sebesar 3,91 sedangkan nilai mean teoritisnya 6,5. Nilai mean empiris lebih
kecil dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat atribusi subyek terhadap
kesuksesan rendah. Mean empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap
kegagalan perempuan sebesar 8,93 sedangkan nilai mean teoritisnya 7,5. Nilai
mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat
atribusi subyek terhadap kegagalan tinggi.
Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan untuk mengetahui
jumlah subyek pada masing-masing kategori. Penggunaan kategori jenjang
bertujuan untuk menempatkan subyek ke dalam kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.
Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah,
sedang, dan tinggi (Azwar,2000). Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11 Norma Kategori Skor Skala
Rentang Nilai Kategorisasi
X < (μ – 1,0σ) (μ – 1,0σ) < X ≤ (μ + 1,0σ)
(μ + 1,0σ) ≤ X
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategori respon subyek
sebagai berikut:
Tabel 12 Kategori Skor Subyek Pada Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap
Prestasi Belajar Perempuan
Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip Gender Sukses Gagal KategorisasiSubyek Prosentase Subyek Prosentase Subyek Prosentase
Rendah Sedang Tinggi
0 54 0
0 100%
0
32 19 3
59,25% 35,18% 5,55%
10 26 18
18,51% 48,14% 33,33%
Total 54 100% 54 100% 54 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 54 orang (100%)
termasuk dalam kategori subyek yang memiliki sterotip gender sedang, maka
untuk skala stereotip gender tidak ada subyek yang masuk kategori rendah dan
tinggi. Tabel tersebut menunjukkan untuk atribusi terhadap kesuksesan
perempuan terdapat 32 orang subyek (59,25%) yang termasuk dalam kategori
mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang rendah, 19 orang
subyek (35,18%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap
kesuksesan perempuan yang sedang, dan 3 orang subyek (5,55%) termasuk
dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang
tinggi. Tabel tersebut juga menunjukkan untuk atribusi terhadap kegagalan
perempuan terdapat 10 orang subyek (18,51%) yang termasuk dalam kategori
mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang rendah, 26 orang
subyek (48,14%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap
kegagalan perempuan yang sedang, dan 18 orang subyek (33,33%) termasuk
dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang
tinggi.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran variabel
bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari
program SPSS for windows versi 12.0.
Asumsi uji normalitas adalah jika nilai p > 0,05 maka sebaran skor
yang diperoleh adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran untuk
variabel stereotip gender dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
diperoleh Z sebesar 0,943 (p = 0,337 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel stereotip gender mempunyai sebaran yang normal. Variabel atribusi
terhadap kesuksesan mempunyai Z sebesar 1,466 (p = 0,027 , p < 0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel atribusi terhadap kesuksesan perempuan
mempunyai sebaran yang tidak normal. Variabel atribusi terhadap kegagalan
mempunyai Z sebesar 0,637 (p = 0,812 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran
yang normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 13 Tabel Uji Normalitas
Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip
gender Sukses Gagal K-S Z 0,943 1,466 0,637
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,337 0,027 0,812
b. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar variabel
penelitian bersifat linear atau tidak. Pengujian linearitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS for Windows versi 12.0. Hasil perhitungan uji linearitas
adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi terhadap Kesuksesan
Perempuan
F Sign.
Atribusi Sukses* Stereotip Gender
(combined) Linearity
Deviation from Linearity
0,863 4,204 0,696
0,633 0,049 0,801
Tabel 15 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi Kegagalan Perempuan
F Sign.
Atribusi Gagal* Stereotip Gender
(combined) Linearity
Deviation from Linearity
0,840 7,786 0,493
0,657 0,009 0,950
Hasil uji linearitas untuk variabel stereotip gender dan atribusi terhadap
kesuksesan perempuan menunjukkan nilai F = 4,204 dengan p = 0,049
(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel
stereotip gender dengan atribusi terhadap kesuksesan perempuan linear. Hasil
uji linearitas untuk variabel stereotip gender dengan atribusi terhadap
kegagalan perempuan menunjukkan nilai F = 7,786 dengan p = 0,009
(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel
stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan linear.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah
hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan positif antara stereotip gender
dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan
positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan
perempuan belajar terbukti. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi dengan bantuan program SPSS for windows versi 12.0.
Hasil uji normalitas mengatakan bahwa variabel atribusi terhadap
kegagalan perempuan mempunyai sebaran yang tidak normal sehingga uji
korelasi tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson, maka uji korelasi dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi Spearman’s rho dari Spearman sebagai pengganti. Hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip gender dengan
atribusi terhadap kesuksesan perempuan signifikan karena koefisien korelasi
(r) yang diperoleh sebesar 0,296 dengan taraf signifikasi sebesar 0,015
(p < 0,05).
Variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran
yang normal sehingga untuk uji korelasi digunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan
perempuan karena koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar -0,396 dengan
taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01).
Sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap kesuksesan
perempuan dapat dilihat melalui koefisien determinasinya, yaitu r squared
sebesar 0,068. Koefisien determinasi sebesar 0,087 berarti 8,7% atribusi
terhadap kesuksesan perempuan dipengaruhi oleh stereotip gender.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara stereotip
gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hal ini
berarti hipotesis yang mengatakan bahwa ada hubungan postif antara
stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan
diterima.
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stereotip
gender seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan semakin
bersifat eksternal. Hal tersebut diketahui dari skor korelasi sebesar 0,296
dengan taraf signifikasi sebesar 0,015 (p < 0,05).
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan dapat terjadi karena mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat sejak kecil telah mengenal adanya stereotip gender
yang membeda-bedakan kemampuan laki-laki dengan perempuan. Ketika
beranjak dewasa pun pandangan yang telah melekat sejak kanak-kanak itu
tetap mereka anggap benar, sehingga meskipun mahasiswa telah dapat
menerima keberadaan perempuan yang memilih melanjutkan pendidikan
di bidang teknik, mereka tidak sepenuhnya menganggap perempuan
memiliki kemampuan di bidang ini. Hal ini membuat mereka masih
kurang mengakui kesuksesan perempuan di bidang teknik, sehingga ketika
kaum perempuan mengalami kesuksesan, mahasiswa cenderung memiliki
anggapan bahwa kesuksesan tersebut disebabkan adanya nasib yang baik
dan tingkat kesulitan tugas yang rendah dan bukan disebabkan karena
kaum perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan di bidang ini.
Data lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data statistik
deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip
gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap
kesuksesan mean empiris juga lebih kecil dari mean teoritisnya. Ini berarti
subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi
terhadap kesuksesan yang rendah juga.
Besarnya sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap
kesuksesan perempuan adalah 8,7% sehingga dapat dikatakan bahwa
stereotip gender hanya mempunyai peranan yang kecil dalam proses
atribusi terhadap kesuksesan perempuan karena masih ada 91,3% faktor
lain di luar stereotip gender yang dapat mempengaruhi atribusi terhadap
kesuksesan perempuan, seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi,
kesempatan, kesehatan, emosi dan juga kemungkinan adanya bias.
Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa pada data kategori
skor subyek untuk skala stereotip gender, seluruh subyek masuk dalam
kategori sedang (100%). Hal ini dapat terjadi karena penelitian ini
dilakukan di dunia pendidikan. Tingkat pendidikan mahasiswa yang cukup
tinggi membuat cara pandang mereka terhadap suatu permasalahan
menjadi semakin luas. Saifullah (dalam Wardoyo, 2002) mengungkapkan
bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh setiap individu akan
memberikan perbedaan pandangan antara individu yang satu dengan yang
lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dijalani individu,
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, demikian pula
sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai salah
satu golongan berpendidikan telah mampu menghargai lawan jenisnya dan
mendukung adanya kesetaraan gender.
Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kesuksesan
perempuan menunjukkan subyek yang masuk ke dalam kategori rendah
59,25% atau sebanyak 32 orang, untuk kategori sedang 35,18% atau
sebanyak 19 orang, dan untuk kategori tinggi 5,55% atau sebanyak 3
orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi
terhadap kesuksesan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai
kategori rendah dalam mengatribusikan kesuksesan perempuan. Hal ini
berarti subyek cenderung untuk mengatribusikan kesuksesan perempuan
kepada penyebab internal, yaitu disebabkan karena adanya usaha dan
kemampuan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan subyek yang
cukup tinggi sehingga cara pandang subyek juga menjadi lebih luas.
Mahasiswa sudah dapat berpikir secara obyektif sehingga dalam mencari
penyebab terjadinya suatu peristiwa mereka tidak hanya melihat dari sudut
pandang negatif tetapi melihat berdasarkan kenyatan yang terjadi.
2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap
kegagalan perempuan
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan positif antara
stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.
Hal ini berarti hipotesis kedua yang mengatakan ada hubungan positif
antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan
perempuan ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip
gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan tidak menunjukkan
atribusi internal yang tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal
penelitian yang mengatakan bahwa antara stereotip gender dengan atribusi
terhadap kegagalan perempuan terdapat hubungan yang positif, yang
berarti semakin tinggi stereotip gender maka atribusi terhadap kegagalan
seharusnya semakin bersifat internal.
Hipotesis penelitian berbeda dengan hasil penelitian karena
menurut Markovsky (dalam Wardoyo, 2002) setiap lingkungan sosial
budaya yang berbeda akan menghasilkan persepsi sosial dan reaksi yang
berbeda pula. Lingkungan kampus sebagai tempat dilakukannya penelitian
memungkinkan hasil penelitian ini tidak terbukti. Hal ini disebabkan
karena mahasiswa yang berada di lingkungan kampus mempunyai
anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang
sama sehingga budaya patriarki (dominasi laki-laki terhadap perempuan)
yang telah lama tertanam dalam masyarakat perlahan-lahan mulai
memudar dan kurang bisa diterima lagi oleh mahasiswa. Hal ini
menyebabkan mahasiswa tidak lagi memiliki anggapan bahwa mahasiswi
memiliki kemampuan yang berbeda dengan mahasiswa dalam bidang
pendidikan yang selama ini dikhususkan untuk laki-laki, yaitu bidang
teknik sehingga kegagalan mahasiswi pun diatribusikan sebagai akibat dari
nasib yang kurang baik atau tugas yang sulit dan bukan karena perempuan
kurang berusaha atau tidak mempunyai kemampuan.
Data lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah data statistik
deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip
gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap
kegagalan mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya. Ini berarti
subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi
terhadap kegagalan perempuan yang tinggi.
Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kegagalan
perempuan menunjukkan subyek yang masuk dalam kategori rendah
18,51% atau sebanyak 10 orang, untuk kategori sedang 48,14% atau
sebanyak 26 orang, dan untuk kategori tinggi 33,33% atau sebanyak 18
orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi
terhadap kegagalan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai
kategori sedang dalam mengatribusikan kegagalan perempuan. Ini berarti
subyek cenderung mengatribusikan kegagalan perempuan dapat terjadi
karena adanya penyebab internal dan penyebab eksternal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian menunjukkan skor
korelasi untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan
perempuan adalah 0,262 dengan taraf signifikasi 0,028 (p < 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi terhadap kesuksesan perempuan.
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap
kesuksesan perempuan menunjukkan bahwa semakin tinggi stereotip
gender seseorang maka atribusi yang dilakukannya untuk menjelaskan
kesuksesan perempuan semakin bersifat eksternal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek
semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi
terhadap kesuksesan perempuan jumlah subyek yang terbanyak masuk
dalam kategori rendah (59,25%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek
mempunyai stereotip gender yang berada dalam kategori sedang atau
dengan kata lain mereka sudah mengakui adanya kesetaraan gender tetapi
tetap menginginkan perempuan menyadari kodratnya dan mempunyai
kecenderungan mengatribusikan kesuksesan perempuan karena adanya
penyebab internal, yaitu usaha dan kemampuan.
2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap
kegagalan perempuan
Kesimpulan kedua yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Skor korelasi untuk
stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan adalah -0,369
dengan taraf signifikasi 0,003 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal
terhadap kegagalan perempuan.
Tidak terdapatnya hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi internal terhadap kegagalan perempuan menunjukkan bahwa
semakin tinggi stereotip gender seseorang maka ia belum tentu
mengatribusikan kegagalan perempuan disebabkan karena adanya
penyebab internal tetapi bisa juga karena adanya penyebab eksternal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek
semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi
terhadap kegagalan perempuan yang terbesar masuk dalam kategori
sedang (48,14%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek sudah mendukung
adanya kesetaraan gender walaupun masih mengharapkan agar perempuan
tidak melupakan kodratnya. Subyek yang sudah mendukung adanya
kesetaraan gender tersebut kemudian mengatribusikan kegagalan
perempuan bisa terjadi karena penyebab internal tetapi juga bisa karena
penyebab eksternal.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa ada hubungan positif
antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan
perempuan dan tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada situasi sukses, mahasiswa akan mengatribusikan kesuksesan
mahasiswi kepada penyebab ekternal, sedangkan pada situasi gagal
mahasiswa akan mengatribusikan kegagalan mahasiswi dapat terjadi
karena penyebab internal dan juga penyebab ekternal. Maka peneliti
memberikan saran kepada mahasiswa untuk memberikan kesempatan lebih
luas lagi kepada perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan
selalu memberikan dukungan sehingga suatu saat nanti mahasiswa dapat
mengakui sepenuhnya bahwa kesuksesan perempuan terjadi karena
perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan yang sama dengan
laki-laki dan kegagalan perempuan terjadi karena memang nasib yang
kurang baik dan tugas yang terlalu sulit.
2. Bagi peneliti lain
Penelitian ini hanya mengungkap sebagian kecil dari penyebab-
penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar perempuan, yaitu
pengaruh stereotip gender sebesar 6,8% untuk atribusi terhadap
kesuksesan perempuan dan 13,61% untuk atribusi terhadap kegagalan
perempuan. Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar
memasukkan adanya penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar
perempuan seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi, kesempatan,
kesehatan, dan kemungkinan adanya bias lain.
DAFTAR PUSTAKA Aronson, E., Wilson, T. D & Akert, R. M. 2005. Social Psychology Fifth Edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc. Azwar, S. 1999. Pengantar Psikolologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A. & Byrne, D. 1997. Social Psychology (8th ed). Boston: Allyn &
Bacon. Baron, R. A. & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga Berk, L. E. 2000. Child Development Fifth Edition. Massachusetts: Allyn &
Bacon. Brannon, L. 1996. Gender Psychological Perspective. Massachusetts: Allyn &
Bacon. Dayakisni, T & Yuniardi, S. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Universitas
Muhamadiyah Malang. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Franzoi, S. L. 2003. Social Psychology Third Edition. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc. Gerrig, R. J & Zimbardo, P. G. 2002. Psychology And Life Sixteenth Edition.
Boston: Allyn & Bacon.
Hadi, S. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen ( Angket, Tes dan Skala nilai dengan BASICA ). Yogyakarta: Andi Offset.
Halonen, J. S & Santrock, J. W. 1999. Psychology Context And Application Third
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Handayani, T & Sugiarti. 2001. Konsep Dan Teknik Penelitian Gender. Malang:
Pusat Studi Wanita Dan Kemasyarakatan Universitas Muhamadiyah Malang.
Handayani, C. S. 2002. Perbedaan Dan Persamaan Stereotip Gender Dan
Kecenderungan Memilih Pemimpin Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Suku Bangsa Batak Dan Jawa. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma No. 11 hal 6-21.
Hurlock, E. B. 1989. Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi Keenam). Jakarta:
Erlangga. Lemme, B. H. 1995. Developmen In Adulthood. Massachusetts: Allyn & Bacon. Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T.
Rineka Cipta. Myers, D. G. 1999. Social Psychology Sixth Edition. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc. Purwanto, N. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Rajab, B. 2002. Pendidikan Sekolah Dan Perubahan Kedudukan Perempuan.
Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Dan Kesetaraan No. 23 hal 19-33. Robinson, K & Bessell, S. 2002. Women In Indonesia: Gender, Equity And
Development. Singapore: Seng Lee Press Pte, Ltd.
Sears, D. O., Taylor, S. E & Peplau, L. A. 1994. Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Shaver, K. G. 1977. Principles Of Social Psychology. Massachusetts: Winthrop
Publisher, Inc. Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: P.T. RajaGrafindo Persada. Wardoyo, Y. S. 2002. Hubungan Antara Persepsi Pria Terhadap Tampilan Fisik
Wanita Dengan Intensi Melakukan Pelecehan Seksual Pada Pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Weiten, W. 1998. Psychology Themes And Variations Fourth Edition. California:
Brooks/Cole Publishing Company. Woolfolk, A. 2005. Educational Psychology Ninth Edition: Active Learning. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A: SKALA TRY OUT
1. SKALA STEREOTIP GENDER
2. SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PEREMPUAN
SKALA A
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 70 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya perempuan sebaiknya belajar mengurus rumah saja supaya bisa menjadi istri yang baik.
2. Menurut saya laki-laki lebih unggul daripada perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan.
3. Menurut saya perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya tugas utamanya adalah mengurus rumah.
4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-laki dan perempuan memperoleh perlakuan yang sama dalam segala hal.
5. Menurut saya perempuan layak diberi kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.
6. Menurut saya perempuan bisa saja lebih unggul daripada laki-laki jika diberi kesempatan.
7. Saya senang jika nilai saya lebih tinggi daripada nilai teman perempuan saya.
8. Saya kurang suka jika harus belajar bersama-sama dengan perempuan karena mereka biasanya berisik.
9. Saya malu jika nilai yang saya peroleh lebih rendah daripada nilai teman perempuan saya.
10. Saya senang jika teman perempuan saya memperoleh nilai yang seimbang dengan nila saya.
11. Saya senang apabila teman perempuan saya yang mengambil jurusan ini lebih banyak daripada sekarang ini.
12. Saya merasa prihatin karena jumlah perempuan yang memperoleh pendidikan tinggi masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah laki-laki.
13. Saya akan berusaha supaya nilai saya lebih baik daripada nilai teman perempuan saya.
14. Saya dapat lebih berkonsentrasi dalam kuliah jika di kelas saya tidak ada teman perempuan.
15. Saya akan menjelek-jelekkan teman perempuan yang mempunyai keinginan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.
16. Saya mendukung teman perempuan yang ingin memperoleh pendidikan tinggi.
17. Saya mendukung adanya perjuangan kaum perempuan untuk memperoleh persamaan hak.
18. Saya tidak keberatan jika pacar lebih pandai daripada saya.
19. Menurut saya perempuan yang mengejar prestasi telah menyalahi kodratnya sebagai perempuan.
20. Menurut saya laki-laki lebih kompeten daripada perempuan.
21. Menurut saya harapan yang dibebankan masyarakat pada laki-laki lebih berat daripada yang dibebankan pada perempuan.
22. Menurut saya tidak ada salahnya perempuan menjadi pemimpin.
23. Menurut saya tidak ada salahnya laki-laki bekerja di dapur dan mengurus rumah.
24. Menurut saya perempuan juga bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukan laki-laki seperti mengecat, memaku, atau membetulkan genteng.
25. Saya merasa senang jika pacar saya pandai memasak, menjahit, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.
26. Saya lebih suka jika melihat teman perempuan saya memakai rok daripada jika dia memakai celana panjang.
27. Saya suka bila dapat melindungi dan menjaga teman perempuan saya.
28. Saya lebih menyukai perempuan yang berwawasan luas dan senang membaca.
29. Saya merasa bangga berjalan bersama teman perempuan yang lebih berprestasi daripada saya.
30. Saya suka perempuan yang bisa membela dirinya sendiri.
31. Saya mempunyai keinginan agar kelak istri saya tidak bekerja.
32. Saya tidak akan memilih perempuan yang lebih pandai dari saya menjadi pacar saya.
33. Saya akan menunjukkan bahwa posisi perempuan memang seharusnya berada di bawah laki-laki.
34. Saya memberi kesempatan pada teman perempuan untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
35. Saya tidak mempermasalahkan ketidakmampuan pacar dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
36. Saya tidak berambisi mempunyai pacar yang pandai berdandan dan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
37. Menurut saya perempuan tidak cocok mengambil bidang ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
38. Menurut saya perempuan yang lebih pandai dari saya tidaklah menarik.
39. Menurut saya perempuan lebih cocok jalan-jalan ke butik daripada ke toko buku.
40. Menurut saya perempuan lebih menarik jika ia mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi.
41. Menurut saya perempuan yang senang berbelanja adalah perempuan yang membosankan.
42. Menurut saya perempuan harus disanjung karena mempunyai tugas yang berat sebagai ibu dan terkadang juga menjadi tulang punggung keluarga.
43. Saya lebih senang jika teman-teman perempuan saya lebih menyadari kodratnya sebagai perempuan sehingga mereka lebih fokus pada peran sebagai calon ibu rumah tangga.
44. Saya tidak suka jika pacar saya bisa menggunakan alat-alat pertukangan yang identik dengan laki-laki.
45. Saya tidak suka perempuan yang lebih kuat daripada saya.
46. Saya tidak malu bila saya lebih pandai mengerjakan pekerjaan rumah tangga bila dibandingkan dengan pacar saya.
47. Saya suka perempuan yang mandiri dan pandai berorganisasi.
48. Saya lebih suka perempuan yang berani memperjuangkan cita-citanya dengan bekerja daripada perempuan yang memilih tinggal di rumah.
49. Saya tidak suka jika harus bersaing dengan perempuan karena saya tahu bahwa saya lebih unggul daripada mereka.
50. Saya meminta pacar saya untuk belajar melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.
51. Saya melarang pacar saya mempelajari penggunaan alat-alat listrik dan pertukangan karena alat-alat tersebut tidak cocok untuk perempuan.
52. Saya akan mengajari pacar saya menggunakan alat-alat listrik dan pertukangan meskipun alat-alat tersebut identik dengan kaum laki-laki.
53. Saya memilih perempuan yang tegas dan mandiri sebagai pacar saya.
54. Saya suka berdiskusi dengan perempuan yang berwawasan luas dan proaktif.
55. Menurut saya perempuan adalah makhluk yang lemah dan perlu dilindungi.
56. Menurut saya jika ingin bekerja, sebaiknya perempuan memilih pekerjaan yang sesuai, misalnya saja menjadi perawat dan sekertaris.
57. Menurut saya laki-laki lebih berpengaruh daripada perempuan.
58. Menurut saya perempuan juga cocok dengan jenis pekerjaan yang biasanya didominasi laki-laki.
59. Menurut saya adanya diskriminasi terhadap kaum perempuan tidak lagi sesuai dengan perkembangan jaman.
60. Saya merasa kasihan pada perempuan yang berusaha mati-matian memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya ia hanya akan tinggal di dapur dan mengurus rumah tangga.
61. Saya lebih tertarik pada perempuan yang lemah lembut dan penurut.
62. Saya merasa prihatin jika ada perempuan yang mati-matian memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan karena itu pekerjaan yang sia-sia.
63. Saya suka perempuan yang berani memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan.
64. Saya suka perempuan yang bisa menjadi pemimpin.
65. Saya lebih tertarik pada perempuan yang proaktif daripada perempuan yang pasif.
66. Saya memilih perempuan yang lemah lembut dan penurut sebagai pacar saya.
67. Saya tidak mendukung adanya usaha perjuangan persamaan hak kaum perempuan.
68. Saya membantu teman perempuan yang mempunyai keinginan kuat untuk maju dan berani memperjuangkan cita-citanya.
69. Saya berusaha terlibat dalam kegiatan yang mendukung persamaan hak kaum perempuan.
70 Saya menegur teman yang memandang rendah kaum perempuan.
SKALA B
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 36 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
a. Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
memuaskan (sukses) dalam studi karena……
No Pernyataan a. Mereka rajin mencatat materi yang diberikan dosen. 1. b. Materi kuliah memang tidak sulit a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.
2. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 3. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka memahami materi
yang sulit. a. Mereka mudah menyerap materi yang diajarkan.
4. b. Ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga soal yang sulit menjadi mudah karena bisa dikerjakan bersama-sama.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 5. b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang mudah
dipahami. 6. b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah dipahami. 7. b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan dosen.
a. Mereka hanya beruntung. 8. b. Mereka memang cerdas. a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi
kuliah. 9. b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga semua jawaban dapat dilihat di buku.
a. Mereka jarang bolos kuliah. 10. b. Soal yang keluar dalam ujian semua sudah pernah dibahas oleh dosen
pengampu. a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini. 11. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah dipahami. a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 12. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal yang keluar
pada saat ujian. 13. b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan sungguh-sungguh.
a. Kebetulan dosennya memang murah nilai. 14. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat
kuliah dengan serius. a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam
mempelajari materi yang sulit. 15. b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat. a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
16. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk belajar. 17. b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun. a. Mereka mempunyai kemampuan berpikir yang seimbang dengan laki-
laki. 18. b. Mereka tidak mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.
b. Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……
No Pernyataan a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 19. b. Materi kuliah memang sulit a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang ini.
20. b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 21. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka memahami materi
yang sulit. a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.
22. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian sendiri tanpa bantuan orang lain.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 23. b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit dipahami.
24. b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit dipahami. 25. b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen. a. Mereka tidak beruntung. 26. b. Mereka kurang cerdas. a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan
materi kuliah. 27. b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku). a. Mereka sering bolos kuliah.
28. b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah dibahas oleh dosen pengampu.
a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 29. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami. a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 30. b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang keluar pada saat
ujian. 31. b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.
a. Dosennya tidak murah nilai.
32. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat kuliah dengan serius.
a. Jarang ada teman yang mau membantu mereka dalam mempelajari materi yang sulit. 33.
b. Ingatan mereka kurang kuat. a. Mereka kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
34. b. Mereka kurang pintar sehingga harus belajar susah payah agar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar. 35. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-laki. 36. b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.
TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI
LAMPIRAN B: SKALA
PENELITIAN
SKALA STEREOTIP GENDER
DAN
SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
SKALA STEREOTIP GENDER
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 50 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya perempuan sebaiknya
belajar mengurus rumah saja supaya
bisa menjadi istri yang baik.
2. Menurut saya laki-laki lebih unggul
daripada perempuan, khususnya
dalam bidang pendidikan.
3. Menurut saya perempuan tidak perlu
memperoleh pendidikan tinggi karena
pada akhirnya tugas utamanya adalah
mengurus rumah.
4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-
laki dan perempuan memperoleh
perlakuan yang sama dalam segala
hal.
5. Menurut saya perempuan layak diberi
kesempatan memperoleh pendidikan
tinggi.
6. Menurut saya perempuan bisa saja
lebih unggul daripada laki-laki jika
diberi kesempatan.
7. Saya senang jika nilai saya lebih
tinggi daripada nilai teman
perempuan saya.
8. Saya kurang suka jika harus belajar
bersama-sama dengan perempuan
karena mereka biasanya berisik.
9. Saya senang apabila teman
perempuan saya yang mengambil
jurusan ini lebih banyak daripada
sekarang ini.
10. Saya merasa prihatin karena jumlah
perempuan yang memperoleh
pendidikan tinggi masih sangat
sedikit bila dibandingkan dengan
jumlah laki-laki.
11. Saya akan menjelek-jelekkan teman
perempuan yang mempunyai
keinginan memperoleh pendidikan
setinggi-tingginya.
12. Saya mendukung teman perempuan
yang ingin memperoleh pendidikan
tinggi.
13. Saya mendukung adanya perjuangan
kaum perempuan untuk memperoleh
persamaan hak.
14. Saya tidak keberatan jika pacar lebih
pandai daripada saya.
15. Menurut saya perempuan yang
mengejar prestasi telah menyalahi
kodratnya sebagai perempuan.
16. Menurut saya laki-laki lebih
kompeten daripada perempuan.
17 Menurut saya tidak ada salahnya laki-
laki bekerja di dapur dan mengurus
rumah.
18. Menurut saya perempuan juga bisa
mengerjakan hal-hal yang biasa
dilakukan laki-laki seperti mengecat,
memaku, atau membetulkan genteng.
19. Saya lebih menyukai perempuan yang
berwawasan luas dan senang
membaca.
20. Saya suka perempuan yang bisa
membela dirinya sendiri.
21. Saya tidak akan memilih perempuan
yang lebih pandai dari saya menjadi
pacar saya.
22. Saya akan menunjukkan bahwa posisi
perempuan memang seharusnya
berada di bawah laki-laki.
23. Saya memberi kesempatan pada
teman perempuan untuk mencari ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya.
24. Saya tidak mempermasalahkan
ketidakmampuan pacar dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga.
25. Saya tidak berambisi mempunyai
pacar yang pandai berdandan dan
mampu mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan rumah tangga.
26. Menurut saya perempuan tidak cocok
mengambil bidang ilmu yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
27. Menurut saya perempuan yang lebih
pandai dari saya tidaklah menarik.
28. Menurut saya perempuan lebih
menarik jika ia mempunyai
kemampuan intelektual yang tinggi.
29. Saya lebih senang jika teman-teman
perempuan lebih menyadari
kodratnya sehingga mereka lebih
fokus pada peran sebagai calon ibu
rumah tangga.
30. Saya tidak suka jika pacar saya bisa
menggunakan alat-alat pertukangan.
31. Saya tidak malu bila saya lebih
pandai mengerjakan pekerjaan rumah
tangga bila dibandingkan dengan
pacar saya.
32. Saya suka perempuan yang mandiri
dan pandai berorganisasi.
33. Saya lebih suka perempuan yang
berani memperjuangkan cita-citanya
dengan bekerja daripada perempuan
yang memilih tinggal di rumah.
34. Saya tidak suka jika harus bersaing
dengan perempuan karena saya tahu
bahwa saya lebih unggul daripada
mereka.
35. Saya meminta pacar saya untuk
belajar melakukan pekerjaan-
pekerjaan rumah tangga agar kelak
dapat menjadi ibu rumah tangga yang
baik.
36. Saya akan mengajari pacar saya
menggunakan alat-alat listrik dan
pertukangan meskipun alat-alat
tersebut identik dengan kaum laki-
laki.
37. Saya memilih perempuan yang tegas
dan mandiri sebagai pacar saya.
38. Saya suka berdiskusi dengan
perempuan yang berwawasan luas
dan proaktif.
39. Menurut saya jika ingin bekerja,
sebaiknya perempuan memilih
pekerjaan yang sesuai, misalnya saja
menjadi perawat dan sekertaris.
40. Menurut saya laki-laki lebih
berpengaruh daripada perempuan.
41. Menurut saya perempuan juga cocok
dengan jenis pekerjaan yang biasanya
didominasi laki-laki.
42. Menurut saya adanya diskriminasi
terhadap kaum perempuan tidak lagi
sesuai dengan perkembangan jaman.
43. Saya lebih tertarik pada perempuan
yang lemah lembut dan penurut.
44. Saya suka perempuan yang berani
memperjuangkan persamaan hak
kaum perempuan.
45. Saya suka perempuan yang bisa
menjadi pemimpin.
46. Saya lebih tertarik pada perempuan
yang proaktif daripada perempuan
yang pasif.
47. Saya memilih perempuan yang lemah
lembut dan penurut sebagai pacar
saya.
48. Saya tidak mendukung adanya usaha
perjuangan persamaan hak kaum
perempuan.
49. Saya membantu teman perempuan
yang mempunyai keinginan kuat
untuk maju dan berani
memperjuangkan cita-citanya.
50 Saya menegur teman yang
memandang rendah kaum perempuan.
SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 28 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
memuaskan (sukses) dalam studi karena……
No Pernyataan
a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.
1. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen
sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
2. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka
memahami materi yang sulit.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 3.
b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian.
a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang
mudah dipahami. 4.
b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang
kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah
dipahami. 5.
b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan
dosen.
a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan
materi kuliah. 6.
b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga
semua jawaban dapat dilihat di buku.
a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini.
7. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah
dipahami.
a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik.
8. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik.
a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal
yang keluar pada saat ujian. 9.
b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan
sungguh-sungguh.
a. Kebetulan dosennya memang murah nilai.
10. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen
pada saat kuliah dengan serius.
a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam
mempelajari materi yang sulit. 11.
b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat.
a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
12. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka
bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk
belajar. 13.
b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun.
Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……
No Pernyataan
a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 14.
b. Materi kuliah memang sulit
a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang
ini. 15.
b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan
dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
16. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka
memahami materi yang sulit.
a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.
17. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di
rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian
sendiri tanpa bantuan orang lain.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 18.
b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian.
a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit
dipahami. 19.
b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang
kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit
dipahami. 20.
b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen.
a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan
dengan materi kuliah. 21.
b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku).
22. a. Mereka sering bolos kuliah.
b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah
dibahas oleh dosen pengampu.
a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 23.
b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami.
a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan
baik. 24.
b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik.
a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang
keluar pada saat ujian. 25.
b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
perkuliahan di kelas.
a. Dosennya tidak murah nilai.
26. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada
saat kuliah dengan serius.
a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar.
27. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun
sebelumnya.
a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-
laki. 28.
b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang