Page 1
Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Communication Apprehension Pada
Mahasiswa
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Ineke Yuliana Bureni
NIM : 119114028
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
HALAMAN MOTTO
1 Petrus 5 : 7
Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-
Nya, sebab Ia yang memelihara kamu
Amsal 19: 20
“Dengarkanlah nasihat dan terimalah
didikan, supaya engkau menjadi bijak di
masa depan”
Albert Einstein
“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang,
kau harus terus bergerak ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada :
Tuhan Yesus sebagai sumber kehidupan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan
didunia fana ini
Mama, dan papa sebagai alasan saya untuk menyelesaikan skripsi ini
Sahabat di tanah perantauan yang selalu ingin aku cepat lulus ; Anggi, Monik
Rintan, Monik Susi, Tia, dan Elsa
Pacar yang tidak bisa saya sebutkan namanya karena mungkin ini akan dibaca
banyak orang, terimakasih banyak sudah menolong dan memaksaku untuk
menyelesaikan karya ilmiah ini
Skripsi ini saya persembahkan untuk kalian individu terpenting dalam hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Communication
Apprehension Pada Mahasiswa
Ineke Yuliana Bureni
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy
dengan communication apprehension pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan subjek 40 mahasiswa perempuan. Instrumen untuk mengukur self efficacy yaitu skala general self
efficacy yang dikembangkan oleh Matthias Jerusalem dan Ralf Schwarzer terdiri
10 item dan adaptasi skala PRCA-24 untuk mengukur communication
apprehension terdiri 24 item. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis
data penelitian ini adalah Person Product Moment karena distribusi data normal.
Nilai koefisien korelasi (-0,178 dengan p = 0,136) menunjukkan tidak terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dengan communication
apprehension. Hal tersebut membuat hipotesis pada penelitian ini ditolak.
Kata Kunci : self efficacy, Communication apprehension, GSE, PRCA-24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF EFFICACY AND
COMMUNICATION APPREHENSION FOR COLLEGE
STUDENT
Ineke yuliana Bureni
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the relationship between self
efficacy and communication apprehension for Psychology students in Sanata
Dharma University. This research use 40 female students as subject. The
instrument that used to measure self efficacy of a general self efficacy scale that
contents 10 items from Mathias Jerusalem and Ralf Schwarzer also using an
adaptation of PRCA-24 scale that consists of 24 items to measuring
communication apprehension. Statistics method that used to analyz this research
data is Person Product Moment, because of the data distribution is a normal data.
The coefficient correlation value (-0,178 with p =0,136) show that there was no
correlation negative significant between self efficacy with communication
apprehension. It meant that the hypothesis of this research was rejected.
Keywords: Self efficacy, communication apprehension, GSE, PRCA-24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua yang telah diberikan
kepada penulis sehingga atas bimbingan dan pertolongan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara self Efficacy dengan
Communication Apprehension pada Mahasiswa” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung sehingga,
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Titik Kristiyani M.Psi.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
2. Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D selaku Dosen Pembimbing
Akademik
4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto,M.si selaku Dosen pembimbing Skripsi
yang telah memberikan dukungan dan kesabarannya selama penulis
menyelesaikan tugas akhir.
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
6. Apnel Bureni dan Anastasia Albina Anny, selaku orang tua yang
menyayangi, selalu mendoakan, dan mendorong penulis agar segera
menyelesaikan skripsi
7. Antonius Mighael Bureni dan Jonathan Kelvin selaku adik laki – laki dan
sepupu laki – laki yang selalu menjadi tempat curhat yang baik bagi
penulis
8. Christina Poline Wisanggeni selaku tante yang selalu menyayangi dan
mengurus penulis ketika sehat dan sakit
9. Tante dan om dan seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang selalu menanyakan kapan selesai kuliah, penulis ucapkan
terimakasih
10. Sahabat – sahabat tersayang, Eleonora Anggi, Yanti Mada, Gabriela Yosi,
Agnes Tya, Ivana Astuti, Elisabeth Christi, Claudia Sandy dan teman –
teman lain yang selalu mendengarkan curhatan penulis. I love you guys
11. Sahabat – Sahabat Kos majus, Monik, Elsa, Tya, Icha, Ruth, Anggun,
Priska, Reta, Anggi ,dan beberapa anak lain yang sudah lupa namanya,
terimakasih sudah menjadi teman yang paling baik dan mau mencoba
mengertiku. I love you guys
12. Pundak teman untuk menangis pada saat proses akhir mengerjakan skripsi;
Eleonora Anggi dan Ruth Intan, terimakasih banyak sudah mendengarkan
keluhku dan selalu membuatku menghilangkan pikiran negatif ketika
situasi mendesak. I love you guys
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
13. Pacar yang selalu menemani, menolong dan memaksa saya untuk
mengerjakan skripsi, terimakasih sudah peduli dan menyayangi saya.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah selalu
menanyakan KAPAN LULUS ketika bertemu dan yang sudah hadir di
dalam mewarnai kehidupan penulis. Semoga Tuhan selalu memberkati.
Amin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIANKARYA..................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................ix
KATA PENGATAR ...............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................10
1. Manfaat Teoritis...................................................................................10
2. Manfaat Praktis....................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12
A. Communication Apprehesion.....................................................................12
1. Pengertian ............................................................................................12
2. Tipe – Tipe ..........................................................................................13
3. Karakteristik.........................................................................................16
4. Efek Communication Apprehesion......................................................17
5. Personal Report Communication Apprehesion-24..............................17
6. Perhitungan Personal Report Communication Apprehesion-24..........20
7. Interpretasi Personal Report Communication Apprehesion-24...........22
8. Penelitian Sebelumnya ........................................................................23
B. Self Efficacy................................................................................................24
1. Pengertian Self Efficacy........................................................................24
2. Sumber Self Efficacy............................................................................25
3. Dimensi Self Efficacy...........................................................................28
4. Fungsi Self Efficacy .............................................................................29
5. General Self-Efficacy Scale..................................................................30
6. Penelitian Sebelumnya.........................................................................32
C. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma .....................33
1. Pengertian Mahasiswa..........................................................................33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
2. Wanita..................................................................................................33
3. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma................34
D. Dinamika Variabel.....................................................................................35
E. Skema Penelitian........................................................................................37
F. Hipotesis Penelitian ...................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................38
A. Jenis Penelitian ..........................................................................................38
B. Variabel Penelitian.....................................................................................38
1. Self Efficacy .........................................................................................38
2. Communication Apprehension.............................................................39
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................40
D. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................40
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................40
1. Personal Report Communication Apprehesion-24 (PRCA-24)...........40
2. General Self Efficacy (GSE)................................................................42
F. Proses Adaptasi Skala................................................................................43
G. Metode Pengumpulan Data........................................................................44
H. Validitas, Reliabilitas, Seleksi Item dan Kategorisasi...............................44
1. Validitas...............................................................................................44
2. Reliabilitas............................................................................................45
3. Seleksi Item..........................................................................................46
4. Kategorisasi..........................................................................................47
I. Teknis Analisis Data ................................................................................47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
1. Uji Asumsi ..........................................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................50
A. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................50
B. Deskripsi Subjek Penelitian.......................................................................50
C. Deskripsi data Penelitian............................................................................55
D. Analisis Data Penelitian ............................................................................55
a. Uji Normalitas......................................................................................56
b. Uji Linearitas........................................................................................57
c. Uji Hipotesis.........................................................................................57
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN.......61
A. Kesimpulan ...............................................................................................61
B. Keterbatasan Penelitian..............................................................................61
C. Saran ..........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
DAFTAR TABEL
TABEL 1: Blue Print Kuesioner PRCA-24 ..........................................................41
TABEL2: Skor kuesioner PRCA -24 ....................................................................42
TABEL 3 : Pemberian Skor Item Skala self efficacy.............................................42
TABEL 4 : Deskripsi Statistik Data Penelitian......................................................51
TABEL 5 : Uji t Mean Empirik dan Hipotetik Self efficacy..................................52
TABEL6: Uji t Mean Empirik dan Hipotetik Communication Apprehension.......53
TABEL 7 : Rumus Kategorisasi ...........................................................................53
TABEL 8 : Kategorisasi self efficacy.....................................................................54
TABEL 9 : Kategorisasi communication apprehension........................................54
TABEL10: Uji Normalitas ....................................................................................55
TABEL 11: Uji Linearitas.....................................................................................56
TABEL 12: Uji Korelasi........................................................................................57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Penelitian...........................................................................70
LAMPIRAN 2. Hasil Uji reliabilitas Skala Communication Apprehension..........80
LAMPIRAN 3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy.....................................82
LAMPIRAN 4. Uji T dan Uji Kategorisasi...........................................................85
LAMPIRAN 5. Uji Asumsi ..................................................................................88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi selalu diperlukan oleh setiap manusia untuk menjalankan
perannya sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan manusia lain untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi digunakan sebagai alat untuk
mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan sesama (Inah, 2013).
Komunikasi menggambarkan bagaimana seseorang melihat, merasakan,
mendengar, dan memahami sekeliling baik lingkungan ataupun orang lain
(Anwar, 2009). Pentingnya komunikasi terbukti dari penelitian Berlo yang
menjelaskan bahwa manusia mengalokasikan waktunya sebesar 70 persen untuk
berkomunikasi (dalam Morrisan, 2010). Hal ini berarti bahwa hampir seluruh
kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi.
Komunikasi menyentuh seluruh bidang kehidupan manusia tidak
terkecuali dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya
dukungan komunikasi karena komunikasi memegang peranan dalam proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses bertanya, memuji dan pemberian
feedback selain itu, adanya hubungan interpersonal yang terjadi antara pengajar
dengan murid, dan antar murid (Elliot Kratochwill, Littlefielf cook & Travers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
2
dalam Anwar, 2009). Proses pembelajaran dilakukan seperti bebicara dan
mendengarkan secara bergantian seperti halnya dosen menjelaskan dan
mahasiswa bertanya, atau mahasiswa mempresentasikan dan dosen memberikan
feeedback, proses tersebutlah yang menjadi bagian penting dari pendidikan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan mahasiswa
sebagai orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa
memiliki tanggung jawab untuk dapat menjadi media participant yang
berkompeten dalam berbagai setting lingkungan sehingga dapat menggunakan
ilmu yang dimilikinya secara efektif. Selain itu, dalam surat kabar digital yaitu
harian kompas mengungkapkan bahwa mahasiswa sebagai intelektual muda
dituntut untuk memiliki soft skill yaitu ketrampilan dalam berkomunikasi (Tak
Hanya Cerdas Generasi Muda Butuh Soft Skill untuk jadi pemimpin masa depan.
diakses pada 26 November 2018 ). Rachmi, & Khotimah (dalam Reyhan, 2014)
mengungkapkan bahwa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan dirancang
untuk memfasilitasi individu sehingga menjadi pribadi yang mandiri, memiliki
kemampuan berbicara, dan berfikir kritis hal tersebut dilakukan dengan cara
berinisiatif dalam mencari informasi, melakukan presentasi, mengembangkan
keterampilan komunikasi seperti melakukan diskusi kelompok, diskusi kelas dan
rapat organisasi. Universitas Sanata Dharma mengembangkan Soft skill
mahasiswanya dengan cara, metode pengajaran dua arah, mewajibkan mahasiswa
untuk memiliki sertifikat bukti dari keterlibatannya dalam suatu organisasi baik
dalam ataupun diluar universitas, melakukan kuliah kerja nyata dan hal – hal
lainnya yang dapat digunakan untuk mengembangkan soft skill yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
3
Komunikasi dibutuhkan oleh semua jurusan pendidikan tidak terkecuali
Psikologi yang bergerak dalam bidang sosial. Mahasiswa Psikologi dituntut untuk
terampil dalam berkomunikasi di berbagai setting lingkungan sehingga
kemampuan dalam berkomunikasi menjadi nilai jual yang ditawarkan oleh lulusan
psikologi untuk mampu berhadapan langsung dengan orang lain. Menghasilkan
lulusan Sarjana Psikologi dan professional helper yang berkompeten,
bersemangat, mampu berkomunikasi baik intra, antar pribadi maupun dengan
khalayak luas merupakan misi Universitas Sanata Dharma (Buku Pedoman
Program Studi Psikologi, 2011). Namun, tidak semua mahasiswa psikologi
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi. Beberapa mahasiswa Fakultas
Psikologi mengaku bahwa mereka mengalami kecemasan pada saat melakukan
komunikasi dengan orang lain misalnya; pada saat presentasi, bertanya pada
dosen, komunitas atau bahkan organisasi (Hasil wawancara, NN, 2018).
Morrissan (2010) mendefinisikan kecemasan komunikasi sebagai
kecemasan yang cenderung dialami oleh individu dalam berbagai situasi yang
berbeda dan waktu yang relatif lama. Menurut Rahmat (dalam Wahyuni, 2014)
kecemasan berkomunikasi dengan orang lain dikenal dengan istilah
communication apprehension. Lukmantoro menyatakan bahwa di dalam
kehidupan akademis pada dasarnya setiap individu berpotensi untuk mengalami
communication apprehension. Hal ini bisa terjadi baik pada pengajar maupun
pada mahasiswa. Menurut Rachmi & Khotimah (dalam Reyhan, 2014)
menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan disebuah universitas Indonesia
mengungkapkan 73 persen mahasiswa yang menjadi partisipan memiliki tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
4
kecemasan komunikasi yang tinggi. Di Amerika diperkirakan 20 persen
populasinya mengalami communication apprehension yang tergolong cukup
tinggi (McCroskey, 1976).
Richmond dan McCroskey (dalam Hassal, et al. 2013) menyatakan bahwa
individu yang memiliki komunikasi dengan kategori tinggi akan takut untuk
berkomunikasi dengan orang lain sehingga, individu tersebut berfikir bahwa
komunikasi merupakan sesuatu yang harus dihindari. Muslimin (2013) juga
menambahkan mengenai karakteristik orang yang memiliki communication
apprehension akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin untuk
berkomunikasi dan jika terpaksa untuk melakukan komunikasi biasanya
pembicaraannya menjadi tidak relevan. Beberapa karakteristik juga ditambahkan
oleh McCroskey (1976) yaitu tidak komunikatif, tidak memiliki ketertarikan
sosial, dan tidak dapat dipercaya.
Lee (2015) perubahan fisik dan psikologis akan terjadi ketika seorang
individu mengalami kecemasan komunikasi. Respon fisik seperti telapak tangan
berkeringat, nafas pendek, jantung berdebar, dan berbicara dengan terbata – bata
sedangkan respon psikologis yang timbul meliputi; perasaan negatif, pikiran
kosong dan kebingungan. Javis (2002) menambahkan respon psikologis yang
muncul yaitu kekhawatiran tentang kinerja, ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi, dan tidak fokus (dalam Suhartono & Herdiana, 2017). Hasil
wawancara dengan mahasiwa fakultas Psikologi mengungkapkan bahwa respon
fisik dan psikologis yang dijelaskan oleh Lee dan Javis terjadi pada diri mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
5
seperti jantung berderak cepat, banyak mengeluarkan keringat, mempercepat
tempo bicara, merasa gugup, tidak nyaman dengan diri sendiri
Devito (2011) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
communication apprehension yaitu situasi atau konteks komunikasi yang
tergolong baru bagi individu, pengalaman negatif di masa lalu, serta berbicara
dengan orang yang dianggap lebih superior (dalam Suhartono dan Herdiana,
2017). Selain itu, jenis kelamin juga menjadi faktor yang mempengaruhi
communication apprehension. Micolay (2018) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa perempuan memiliki tingkat communication
apprehension lebih tinggi dibandingkan dengan laki- laki. Hal ini karena,
perempuan memiliki perasaan lebih sensitif dan rentan terhadap perasaan negatif
yang nantinya akan mempengaruhi keadaan psikologisnya (Clark, dalam Djayati
dan Rahmatika, 2015).
Penelitian communication apprehension di Indonesia lebih banyak
meneliti comunication apprehension pada satu konteks komunikasi yaitu public
speaking seperti penelitian yang dilakukan Suhartono, dan Herdina (2017)
meneliti mengenai hubungan antara self esteem dengan kecemasan komunikasi
public speaking pada mahasiswa baru, selain itu wahyuni (2014) megenai
hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum
pada mahasiswa psikologi. Penelitian lainnya Anwar (2009) melakukan penelitian
dengan judul hubungan antara self efficacy dengan kecemasan berbicara di depan
umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
6
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian mereka mengalami kecemasan
komunikasi di depan umum.
Post Report of Communication Apprehension-24 (PRCA-24) merupakan
alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengukur Communication
apprehension. PRCA-24 merupakan skala milik McCroskey yang memiliki 24
item pernyataan yang dibagi ke dalam 4 konteks komunikasi. PRCA-24 memiliki
validitas prediktif yang sangat tinggi dan reliabilitas skala dikatakan reliabel
dengan reliabitas 0,75 sampai 0,90. PRCA-24 ini telah banyak digunakan oleh
penelitian – penelitian sebelumnya untuk mengukur kecemasan komunikasi
namun hanya pada public speaking. Hal sangat disayangkan karena McCroskey
menyarankan instrumen lain yang dianggap lebih handal untuk mengukur public
speaking yaitu Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA)
dibandingkan dengan PRCA-24. PRCA-24 memberikan informasi pada setiap
konteks komunikasi yaitu; group discussion, meetings, interpersonal, public
speaking (http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm).
Kecemasan yang terjadi pada masing-masing individu sangat beragam
tergantung pada penilaian individu terhadap kemampuan yang dimilikinya disebut
self efficacy (Sarifino, dalam Suhartono & Herdiana, 2017). Self efficacy akan
mempengaruhi individu dalam bereaksi terhadap sesuatu yang menekan. Menurut
Bandura (1997) self efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seorang terhadap
kemampuannya untuk mengelola perilakunya dalam melakukan tugas, mengatasi
rintangan, dan mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Self efficacy memiliki
pengaruh yang besar bagaimana seseorang berusaha mencapai sasaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
7
diinginkan, menyelesaikan tugas, dan mengatasi rintangan. Salah satu fungsi self
efficacy yaitu untuk melatih kontrol seseorang dalam menghadapi tekanan atau
tantangan yang hadir di kehidupannya (Bandura, 1997).
Keyakinan terhadap diri sendiri sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk
mengelola perilakunya dalam mengambil tindakan, mengoptimalkan usaha dan
bersikap ulet (Prakoso, dalam Anwar, 2009). Self efficacy secara efektif dapat
berkontribusi dalam pengurangan kecemasan yang dialami seorang individu
(Dwyer, Kangas & Fus.A, 1999). Santrock (2008) menyatakan bahwa individu
yang memiliki self efficacy yang tinggi biasanya bersikap tekun dan tidak mudah
menyerah ketika harus berhadapan dengan kesulitan atau tantangan bahkan pada
kegagalan.
General Self Efficacy merupakan salah satu skala milik Matthias
Jerusalem dan Ralf Schwarzer yang fungsinya untuk mengukur self efficacy yang
dimiliki oleh individu. Instrumen ini memiliki 10 item pernyataan dengan
koefisien reliabilitas skala self efficacy milik Ralf Schwarzer 0,78 sampai 0,91
sehingga dapat dikatakan reliabel. Penelitian yang dilakukan di Indonesia
menggunakan skala ini yaitu Istifa (2011) mengenai pengaruh self efficacy dan
kecemasan akademis terhadap self –regulated Learning Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta, Setiani (2015) sumber coping dan
strategi coping pada remaja, Rahmawati (2017) yang menggunakan skala tersebut
untuk subjek lansia berjumlah 119 orang dan Syifa (2018) yang mengkaitkan self
efficacy dengan perilaku mencontek. Responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini sangat bervariasi dari remaja hingga lansia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
8
Penelitian mengenai self efficacy dengan communication telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Dwyer
Kangas & Dennis (2002) dengan judul perceptions of communication competence
,Self –efficacy, and trait communication apprehension : Is there an impact on
basic course success? Menggunakan skala PRCA-24, skala adaptasi self efficacy
dari Pintrich dan DeGroot’s dan perceptions of communication competence diukur
dengan menggunakan Self-Perceived Public Speaking Competency Scale (SPPSC)
yang dikembangkan oleh Ellis. Hasil penelitian bahwa hubungan signifikan
dengan korelasi paling kuat yaitu antara self efficacy dengan communication
apprehension pada mahasiswa kursus public speaking. Penelitian tersebut juga
mengungkapkan bahwa tingginya tingkat communication diikuti oleh rendahnya
self efficacy. Penelitian Micolay (2018) yang memfokuskan penelitiannya kepada
communication apprehension, namun hanya pada meetings dan komunikasi
interpersonal dari penelitiannya menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat
communication lebih tinggi dibandingkan laki – laki selain itu, communication
apprehension dan self efficacy tidak memiliki perbedaan pada penggunaan
layanan di kampus.
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2017) mengenai
hubungan usia, jenis kelamin, dan etnis terhadap kecemasan komunikasi
(communication apprehension) pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung memberikan hasil bahwa kecemasan komunikasi yang
dialami oleh dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dengan usia remaja pada
mahasiswa kedokteran di lampung. Selain itu, penelitian ini juga menyatakan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
9
hubungan usia dan jenis kelamin terhadap communication apprehension, namun
tidak ada hubungan communication apprehension terhadap etnis.
Dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya penulis
ingin mengetahui hubungan antara self efficacy dengan communication
apprehension pada mahasiswa Fakultas Psikologi dengan menggunakan skala
adaptasi PRCA-24 dan General Self Efficacy. Peneliti menggunakan skala PRCA-
24 milik McCroskey karena skala ini merupakan instrumen yang lebih baik
dibandingkan dengan instrumen sebelumnya dan PRCA-24 ini memberikan
informasi pada setiap konteks komunikasi yaitu group discussion, meetings,
interpersonal, dan public speaking. Peneliti juga menggunakan skala General
Self Efficacy milik Matthias Jerusalem and Ralf Schwarzer karena memiliki
koefisien reliabilitas yang tergolong reliabel. Menurut Ralf Schwarzer (dalam,
Ishtifa 2011) skala ini dapat dibuktikan melalui validitas diskriminan dan validitas
konvergen sehingga skala dapat dipergunakan pada masa dan jangka waktu yang
berbeda serta dengan karakteristik responden yang berbeda. Penggunaan
responden yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi karena sebagai calon sarjana
Psikologi yang nantinya dapat bekerja sebagai ilmuan atau praktisi yang terampil
berkomunikasi diberbagai lembaga atau instansi kerja (Website resmi Universitas
Sanata Dharma, diakses pada 13 desember 2018). Selain itu, misi Universitas
dalam buku Pedoman Program Studi Psikologi (2011) yang ingin menghasilkan
lulusan sebagai Sarjana Psikologi dan professional helper yang berkompeten,
bersemangat, mampu berkomunikasi baik intra, antar pribadi maupun dengan
khalayak luas sehingga informasi mengenai communication apprehension dan self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
10
efficacy akan sangat berguna bagi mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti ingin
melihat hubungan antara Self Efficacy dengan communication apprehension pada
mahasiwa.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah ada hubungan antara self efficacy dengan communication
apprehension pada mahasiswa
C. Tujuan Penelitian
Tujuan di dalam penelitian ini yaitu
1. Mengetahui hubungan antara self efficacy dengan communication
apprehension pada mahasiswa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis maupun manfaat teoritis.
1. Manfaat teoritis
- Penelitian ini berharap dapat memberikan sumbangan pengetahuan
pada bidang psikologi, khususnya yang berkaitan dengan self efficacy
dan communication apprehension
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
11
2. Manfaat Praktis
- Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa terkait
dengan pentingnya self efficacy pada seorang individu dan
communication apprehension yang terjadi di mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Communication Apprehension
1. Pengertian Communication Apprehension
Konsep awal dari communication apprehension melihat
communication apprehension sebagai kecemasan yang berkaitan
dengan komunikasi oral. Secara teoritik, Communication apprehension
dibagi menjadi dua perspektif yaitu trait-like prodisposition dan state-
like response. Trait-like predisposition yaitu kecemasan
berkomunikasi yang muncul dalam diri seseorang dalam semua
konteks komunikasi sedangkan state-like response yaitu kecemasan
yang timbul karena situasi tertentu yang menyebabkan seseorang
mengalami kecemasan komunikasi (McCroskey & Beatty, 1986)
Menurut Morrissan (2010) kecemasan berkomunikasi ialah
kecemasan yang cenderung dialami oleh individu dalam berbagai
situasi yang bebeda dan waktu yang relatif lama. Communication
Apprehension merupakan reaksi kecemasan atau ketakutan yang
terjadi pada individu dalam melakukan komunikasi nyata atau
diantisipasi baik dalam melakukan komunikasi di public maupun
komunikasi antar pribadi (McCroskey, 1976). Individu yang memiliki
kecemasan komunikasi yang tinggi akan berusaha keras untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
13
menghindari komunikasi dengan orang lain, jika terpaksa melakukan
komunikasi individu akan merasa tidak nyaman, tegang, dan malu.
Kecemasan komunikasi atau Communication Apprehension,
menurut Burgoon dan Ruffner (dalam Dewi & andrianto, 2006)
sebagai suatu reaksi negatif berupa kecemasan yang dialami seseorang
ketika berkomunikasi antar pribadi, komunikasi di depan umum
maupun komunikasi massa.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
Communication Apprehension yang dimaksudkan adalah reaksi negatif
yang timbul pada individu berupa perasaan kecemasan, ketakutan,
kekhawatiran, gugup dan tegang pada saat berbicara dengan orang
lain.
2. Tipe -Tipe Communication Apprehension
Mc Croskey (1984) menyebutkan kecemasan berkomunikasi dalam
4 (empat) tipe yaitu :
a. Traitlike Communication Apprehension
Tipe ini digunakan melihat kesemasan komunikasi sebagai
sifat sejati yang sulit diubah. Kecemasan tipe ini dipandang sebagai
kecemasan komunikasi yang relatif panjang. Tipe ini dipandang
jika individu dihadapkan pada berbagai konteks komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
14
b. Context-Based Communication Apprehension
Kecemasan komunikasi dalam sudut pandang ini
menunjukkan orientasi terhadap komunikasi dalam konteks yang
digeneralisasikan. Individu dengan tipe ini merasa sangat cemas
dalam berkomunikasi di satu konteks tetapi tidak cemas dalam
konteks komunikasi yang lain.
c. Person- Group Communication Apprehension
Tipe ini menggambarkan reaksi dari individu dalam
berkomunikasi dengan individu atau kelompok dalam waktu
tertentu. Orang dengan kecemasan komunikasi tipe ini
memperlihatkan bahwa beberapa orang atau kelompok membuat
orang tersebut merasa sangat cemas. Hal ini tidak dipandang
sebagai respon terhadap kendala situasi yang dihasilkan oleh orang
atau kelompok lain. Dalam tipe ini, CA muncul karena
ketidakfamiliaran/ tidak dikenal dengan orang yang diajak
komunikasi.
d. Situasional Communication Apprehension
Reaksi yang dimunculkan oleh individu dalam
berkomunikasi dengan individu atau kelompok tertentu dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. CA terjadi lebih pada situasi
yang khusus bukan pada situasi seperti kehidupan sehari – hari.
Kecemasan komunikasi akan muncul ketika seseorang
mendapatkan perhatian yang tidak biasa dari orang lain. Tipe ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
15
lebih pada sebagai respon dari keadaan situasional yang dihasilkan
oleh orang ataupun kelompok lain dan bukan berdasarkan
kepribadian.
Menurut Horwits (2001) communication apprehension memiliki empat
tipe:
a. Aspek kognitif
Dalam hal ini individu memberikan perhatian yang berlebihan
terhadap diri sendiri dan juga pandangan atau penilaian orang lain.
b. Aspek Motorik
Timbulnya perasaan malu, gelisah, dan bingung, jika harus
berbicara di depan umum.
c. Perubahan Fisiologis
Ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan nadi, keringat
berlebihan, tangan dan kaki dingin serta perut yang mulas atau
sakit.
d. Perilaku motorik
Ditandai dengan berbicara yang terpatah – patah, lebih memilih
untuk tidak berbicara, gemetaran, selalu merunduk atau berusaha
untuk mengindari tatap mata dengan lawan jenis
Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh beberapa
penelitian di atas, peneliti menggunakan empat tipe Communication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
16
Apprehension yang dikemukakan oleh McCroskey sesuai dengan
kebutuhan penelitian ini.
3. Karakteristik Communication Apprehension
McCroskey (1984) menyatakan Communication Apprehension
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Internal Discomfort
Individu yang memiliki kecemasan komunikasi akan
mengalami perasaan yang tidak nyaman terhadap dirinya
sendiri. Hal ini menimbulkan respon negatif seperti ketakutan
atau kekhawatiran sehingga individu akan terlihat panik, malu
dan gugup.
b. Avoidance of communication
Individu yang mengalami kecemasan komunikasi akan
cenderung mencoba untuk menghindar dari situasi komunikasi.
Mereka biasanya merespon pertanyaan dengan singkat atau
berbicara seperlunya.
c. Communication Disruption
Individu yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi
akan mencoba untuk menarik diri dalam situasi komunikasi.
Individu akan mengurangi keterlibatannya dalam melakukan
komunikasi dengan orang lain. Hal yang sama diungkapkan
oleh Hassal et. al (2013) mengungkapkan bahwa individu akan
melakukan penghindaran seperti, memilih tempat duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
17
diujung, dan memilih rumah yang lingkungannya tidak banyak
interaksi komunikasi.
d. Overcommunication
Individu yang memiliki kecemasan komunikasi yang tinggi
akan menampilkan respon yang berlebihan untuk menutupi
kekurangan yang dimilikinya dalam hal berkomunikasi.
Misalnya, pada saat presentasi di depan kelas individu
mengucapkan kalimat – kalimat yang tidak sesuai dengan tema
yang sedang dibawakan.
4. Efek Communication Apprehension
McCroskey (1976) menyatakan bahwa individu yang memiliki
Communication Apprehension biasanya tidak dianggap secara positif
oleh orang lain, tidak dianggap responsif, tidak komunikatif, tidak
memiliki ketertarikan sosial, tidak kompeten, tidak dapat dipercaya,
dan sulit untuk dimengerti. Selain itu Hassal, et al.(2013)
mengungkapkan seseorang yang memiliki kecemasan komunikasi akan
memilih untuk menghindari komunikasi karena dianggap sesuatu yang
tidak menyenangkan.
5. Personal Report Communication Apprehension-24
Personal Report Communication Apprehension-24 merupakan
instrumen yang paling banyak digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
18
communication apprehension yang dikembangkan oleh McCroskey
(http://www.jamescmccroskey.com).
Instrumen ini memiliki empat konteks komunikasi yang di
perkirakan paling relevan dengan communication apprehension.
Konteks komunikasi tersebut yaitu :
1. Group Discussion
Tingkat kecemasan komunikasi yang terjadi ketika individu
berkomunikasi dengan beberapa orang dalam seuatu kelompok
kecil. Group discussion diukur dengan enam item pernyataan milik
McCroskey sebagai berikut:
a.Saya tidak suka berpartisipasi dalam diskusi kelompok
b.Biasanya saya merasa nyaman saat berpartisipasi dalam
diskusi kelompok
c. Saya merasa tegang dan gugup saat berpartisipasi dalam
diskusi kelompok
d. Saya ingin terlibat dalam diskusi kelompok
e. Terlibat dalam diskusi kelompok dengan orang – orang baru
membuat saya tegang dan gugup
f. Saya merasa tenang dan rileks saat berpartisipasi dalam
diskusi kelompok
2. Meeting
Kecemasan dalam konteks meeting adalah tingkat kecemasan
komunikasi ketika berkomunikasi dengan beberapa orang saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
19
berada dalam pertemuan ataupun rapat. Konteks Meeting diukur
dengan enam pernyataan milik McCroskey sebagai berikut;
a. Biasanya, saya gugup saat harus berpartisipasi dalam
pertemuan atau rapat.
b. Biasanya saya merasa nyaman ketika harus berpartisipasi
dalam sebuah rapat atau pertemuan.
c. Saya sangat tenang dan bersikap santai ketika saya
dipanggil untuk mengungkapkan pendapat saya pada saat
rapat atau pertemuan.
d. Saya takut mengekpresikan diri saya di dalam pertemuan
atau rapat.
e. Melakukan komunikasi dalam pertemuan atau rapat
biasanya membuat saya tidak nyaman.
f. Saya sangat santai ketika menjawab pertayaan saat rapat/
pertemuan.
3. Interpersonal
Kecemasan dengan individu lain (interpersonal) adalah
tingkat kecemasan komunikasi ketika berkomunikasi dengan
individu dalam interaksi dengan satu orang. Interpersonal diukur
dengan enam item penyataan milik McCroskey sebagai berikut :
a. Saat berpartisipasi dalam percakapan dengan kenalan baru
saya merasa gugup.
b. Saya tidak merasa takut saat berbicara di dalam percakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
20
c. Biasanya saya sangat tegang dan gugup dalam percakapan.
d. Saya biasanya sangat tenang dan santai dalam percakapan
e. Saat berbicara dengan orang yang baru saya kenal, saya merasa
sangat santai.
f. Saya takut untuk berbicara dalam pembicaraan.
4. Public Speaking (komunikasi yang dilakukan di muka umum)
Kecemasan dalam konteks public speaking adalah tingkat
kecemasan komunikasi dengan banyak orang dalam situasi formal.
Public Speaking diukur dengan menggunakan enam item
pernyataan McCroskey:
a. Saya tidak merasa takut untuk berbicara di depan umum.
b. Bagian tertentu dari tubuh saya sangat tegang dan kaku ketika
berbicara di depan umum.
c. Saya merasa santai saat berbicara di depan umum.
d. Pikiran saya menjadi bingung dan campur aduk ketika saya
berbicara di depan umum.
e. Saya berbicara di depan umum dengan penuh percaya diri.
f. Saat saya berbicara di depan umum, saya sangat gugup
sehingga saya lupa dengan apa yang akan saya sampaikan.
6. Perhitungan Personal Report Communication Apprehension-24
Skor yang di dapatkan pada Personal Report Communication
Apprehension-24 berkisar dari 24 – 120. Perhitungan Personal Report
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
21
of Communication Apprehension (PRCA-24) dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut
(http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm) :
a. Perhitungan Group Discussion
Perhitungan dalam Group Discussion sebagai berikut :
18 – (Skor jawaban item 2, 4, & 6) + (Skor jawaban item 1, 3, & 5)
b. Perhitungan Meetings
Perhitungan dalam Meetings sebagai berikut :
18 – (Skor jawaban item 8, 9, & 12 ) + (Skor jawaban item 7, 10,
& 11)
c. Perhitungan Interpersonal
Perhitungan dalam Interpersonal sebagai berikut :
18 – (Skor jawaban item 14, 16 & 17 ) + (Skor jawaban item 13,
15, & 18)
d. Perhitungan Public Speaking
Perhitungan dalam Public Speaking sebagai berikut :
18 – (Skor jawaban item 19, 21 & 23 ) + (Skor jawaban item 20,
22, & 24)
e. Total Skor Keseluruhan
Perhitungan total PRCA- 24 secara keseluruhan dihitung sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
22
Jumlah dari perhitungan group discussion + jumlah dari
perhitungan meetings + jumlah dari perhitungan interpersonal +
jumlah dari perhitungan public Speaking
7. Interpretasi Skor Personal Report Communication Apprehension-
24
Interpretasi yang dapat ditarik dari skor yang diperoleh pada
Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24) sebagai
berikut :
Konteks High Low
Group >20 <11
Meeting >20 <13
Interpersonal >18 <11
Public Speaking >24 <14
Total >80 <51
Sumber : http://www.jamescmccroskey.com
a. Pada konteks Group, skor CA lebih dari 20 dapat diartikan
bahwa subjek masuk dalam kategori tinggi sedangkan subjek
yang memiliki skor kurang dari 11 masuk dalam kategori rendah.
b. Skor CA pada konteks Meeting tergolong tinggi jika subjek
mendapatkan skor lebih dari 20 dan tergolong rendah jika
mendapatkan skor kurang dari 13.
c. Subjek yang memiliki CA dalam kategori tinggi pada konteks
interpersonal jika skor yang diperoleh lebih dari 18 dan kategori
rendah jika mendapatkan skor kurang dari 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
23
d. Pada Public Speaking, subjek memiliki CA kategori tinggi jika
mendapatkan skor lebih dari 24 dan masuk dalam kategori rendah
jika mendapatkan skor kurang dari 14.
e. Skor total dari empat konteks dapat diinterpretasikan bahwa
subjek yang mendapatkan skor CA kurang dari 51 tergolong
dalam kategori rendah, sedangkan subjek yang mendapatkan skor
CA lebih dari 80 tergolong dalam kategori tinggi.
8. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2016) menggunakan
skala PRCA-24 milik McCroskey diberikan kepada subjek penelitian
yaitu mahasiswa semester 3 atau semester 5 dan belum pernah
mengikuti kerja Praktik atau Praktik Lapangan dengan total sampel
yang digunakan sebanyak 100 orang. Penelitian ini tidak menggunakan
seluruh item pernyataan yang ada di skala tersebut karena satu item
dinyatakan gugur. Penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat
kecemasan komunikasi mahasiswa cenderung pada kategori sedang
dan sumbangan efektif konsep diri pada kecemasan komunikasi
sebesar 25,7% sedangkan 74% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.
Penelitian lain yang ada di Indonesia yang dilakukan oleh Pradita
(2017) mengenai evaluasi communication apprehension mahasiswa
Akutansi Universitas Sanata Dharma dengan menggunakan skala
PRCA-24 milik McCroskey diberikan kepada mahasiswa akutansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
24
angkatan 2013, 2014, dan 2015. Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa mahasiswa akutansi dapat berkomunikasi secra lisan namun
cenderung lebih pasif untuk berkomunikasi dalam bentuk komunikasi
kelompok, individu dan di depan umum.
Suhartono dan Herdiana (2017) melakukan penelitian dengan judul
hubungan antara self esteem dengan kecemasan komunikasi public
speaking mahasiswa baru dengan menggunakan skala PRCA-24. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa adanya hubungan signifikan dengan
tingkat sedang antara self esteem dengan kecemasan komunikasi
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 2015-1016 dan
ada faktor lain diluar self esteem sebesar 54,3 persen.
B. Self Efficacy
1. Pengertian Self efficacy
Menurut Bandura (1997) Self Efficacy, yaitu keyakinan yang
dimiliki seseorang terhadap kompetensi atau kemampuannya untuk
mengelola perilakunya dalam melakukan suatu tugas, mengatasi
rintangan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Individu yang
memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki akan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan secara efektif untuk
mengatasi setiap hambatan yang sedang dialami. Perasaan yang kuat
pada self efficacy dapat meningkatkan performa fisik, tugas akademis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
25
dan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan depresi (dalam
Baron & Byrne, 2004).
Robbins (2007) Self efficacy dikenal dengan teori kognitif sosial
atau penalaran sosial yang mengarah pada keyakinan seorang individu
pada dirinya dalam menjalankan suatu tugas. Individu yang memiliki
self efficacy yang tinggi sangat yakin dengan kemampuan kinerja yang
dimilikinya (dalam Ivancevich, konopaske, & Matteson, 2007)
Berdasarkan pendapat di atas penelitian ini menggunakan definisi
dari Bandura bahwa self efficacy sebagai keyakinan yang dimiliki
seseorang terhadap kompetensi atau kemampuannya untuk mengelola
perilakunya dalam melakukan suatu tugas, mengatasi hambatan, dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sumber Self Efficacy
Self efficacy yang dimiliki seseorang individu dapat diperoleh,
diubah, ditingkatkan atau bahkan diturunkan melalui empat sumber
utama. Keempat sumber tersebut akan mempengaruhi perkembangan
self efficacy di dalam diri seorang individu. Bandura (1997)
mengungkapkan empat sumber tersebut yaitu :
a. Enactive mastery experience (Pencapaian Hasil)
Sumber self efficacy ini merupakan sumber yang paling
penting karena pengalaman – pengalaman masa lalu yang secara
langsung dialami oleh seorang individu akan menjadi penentu self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
26
efficacy yang dimilikinya. Perkembangan self efficacy yang terjadi
pada individu ditentukan oleh pengalaman berhasil atau kegagalan
pada pengalaman sebelumnya. Individu yang memiliki
pengalaman berhasil dalam menyelesaikan suatu masalah, hal ini
dapat meningkatkan penilaian akan self efficacy yang dimilikinya.
Pengalaman berhasil yang dicapai individu juga dapat mengurangi
kegagalan, khususnya jika kegagalan tersebut timbul disaat awal
individu melakukan suatu tugas.
b. Vicarious experience (Pengalaman orang lain)
Self efficacy dapat dipengaruhi oleh pengamatan yang
dilakukan individu terhadap pengalaman orang lain. Seorang
individu mengamati tingkah laku, pola pikir dan strategi dalam
menghadapi masalah melalui figur seorang model. Perkembangan
self efficacy dipengaruhi oleh keberhasilan model yang diamati.
Pada saat melihat model dengan kemampuan yang sama dapat
berhasil dalam suatu tugas maka, individu juga akan merasa yakin
bahwa dirinya mampu untuk berhasil. Sebaliknya, self efficacy
dapat turun apabila, model yang dijadikan sebagai panutan
mengalami kegagalan dalam melakukan suatu tugas walaupun
telah berusaha keras. Peran vicarious experience terhadap self
efficacy seseorang individu sangat dipengaruhi oleh persepsi
mengenai persamaan individu dengan figur model yang diamati.
Semakin seornag individu mirip dengan model, maka kesuksesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
27
dan kegagalan model akan semakin mempengaruhi self efficacy
individu tersebut.
c. Verbal Persuaion (Persuasi Verbal)
Verbal Persuation berkaitan dengan pemberian informasi
seperti nasehat, saran dan bimbingan dari orang lain sehingga
mampu meningkatkan self efficacy yang dimiliki individu untuk
mencapai target yang diinginkan. Dorongan semangat yang
diberikan kepada seorang individu diharapkan dapat mengarahkan
individu agar berusaha lebih keras untuk mencapai kesuksesan.
Tinggi rendahnya self efficacy seorang individu dipengaruhi oleh
kemampuan persuasi verbal yang dilakukan oleh orang lain.
d. Pshysiological states (Kondisi Fisiologis)
Keadaan Fisiologis seorang individu dijadikan sumber
informasi untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan
dirinya. Individu merasa bahwa ketegangan yang terjadi pada
dirinya berupa gejala – gejala somatik di saat situasi menekan
merupakan suatu tanda bahwa dirinya tidak mampu menguasai
suatu keadaan. Emosi seorang individu juga mempengaruhi self
efficacy yang dimiliki. Ketika individu merasa sedih, memiliki
tingkat setres yang tinggi, dan kecemasan yang berlebihan maka
penilaian terhadap diri cenderung rendah. Ada empat cara dalam
merubah self efficacy pada diri seseorang yaitu meningkatkan
kondisi tubuh, menurunkan setres, mengubah emosi negatif, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
28
memperbaiki kesalahan mengartikan terhadap keadaan tubuh
(dalam Buletin Psikologi, 2012)
3. Dimensi Self Efficacy
Self efficacy memiliki dampak penting terhadap perilaku individu.
Bandura (1997) mengungkapkan ada tiga aspek dalam self efficacy,
yaitu:
a. Magnitude / Level (Tingkat Kesulitan Tugas)
Aspek dalam Magnitude atau level berkaitan dengan tingkat
kesulitan tugas yang diyakini dapat diselesaikan oleh seorang
individu dalam suatu tugas. Persepsi setiap individu akan berbeda
dalam memandang suatu tugas dari yang paling sederhana,
menengah hingga tinggi. Seorang individu akan mencoba perilaku
yang dianggap mampu dilakukan namun akan menghindari situasi
dan perilaku yang dianggap diluar batas kemampuan yang
dimiliki. Penilaian self efficacy akan berbeda – beda pada setiap
individu. Ada individu yang memiliki self efficacy yang tinggi
hanya pada tugas yang bersifat mudah dan sederhana, namun
adapula yang memiliki self efficacy tinggi pada tugas yang
bersifat sulit dan rumit.
b. Generality (Luas Bidang Perlaku)
Aspek dalam Generality berkaitan dengan keyakinan seorang
individu akan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
29
suatu aktivitas yang tidak terbatas hanya pada satu situasi tertentu
atau satu aktivitas tertentu namun dapat melakukan serangkaian
tugas yang bervariasi.
c. Strength (Kemantapan Keyakinan)
Aspek dalam Strength berkaitan dengan kuat atau lemahnya
self efficacy yang dimiliki oleh seorang individu. Individu dengan
self efficacy yang rendah akan mudah menyerah apabila
menghadapi tantangan dalam menyelesaikan tugas sebaliknya
individu dengan self efficacy yang tinggi akan mendorong individu
untuk bertahan dalam usahanya menyelesaikan tugas walaupun
mendapatkan rintangan yang tidak menyenangkan. Pengalaman
memiliki peran yang besar dalam aspek strength. Pengalaman yang
buruk atau kurang menyenangkan akan membuat self efficacy yang
dimiliki melemah sebaliknya pengalaman yang menyenangkan
akan membuat self efficacy yang dimiliki menguat sehingga
mendorong individu untuk tetap berusaha menyelesaikan kesulitan
yang dihadapi.
4. Fungsi Self Efficacy
Menurut Bandura (1997) fungsi dari self efficacy yaitu melatih
kontrol terhadap stressor, mempengaruhi kepercayaan individu, dan
membantu untuk bertindak secara tepat dan terarah sehingga tujuan
yang di capai dapat diraih. Self efficacy juga berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
30
menumbuhkan dan mengembangkan daya psikologis mahasiswa
misalnya, motivasi, minat dan perhatian untuk mengoptimalkan usaha
yang dikerahkan individu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Hartono,2012)
5. General Self-Efficacy Scale
General Self-Efficacy Scale merupakan alat ukur yang dirancang
untuk menilai keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang berguna
dalam mengatasi masalah yang ada di dalam kehidupan. Skala telah
digunakan oleh banyak penelitian dan awalnya dikembangkan dalam
bahasa Jerman oleh Matthias Jerusalem dan Ralf Schwarzer. Skala ini
didesain untuk usia diatas 12 tahun. Instrumen pada skala ini awalnya
berjumlah 20 item pernyataan, kemudian berkurang menjadi 10 item
pernyataan. Pada skala ini tidak terdapat keterangan mengenai item
favorabel dan unfavorabel. Skala ini telah diadaptasi ke dalam 32
bahasa termasuk Bahasa Indonesia. Informasi mengenai skala General
Self efficacy, beserta panduan penggunaannya dapat diakses melalui
situs yang telah di sediakan yaitu (http://userpage.fu-
berlin.de/~health/selfscal.htm).
Instrumen ini memiliki empat pilihan jawaban yaitu tidak setuju,
agak setuju, hampir setuju, dan sangat setuju. General Self – Efficacy
Scale memiliki 10 item pernyataan sebagai berikut ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
31
No Item Pernyataan
1 Pemecahan soal – soal yang sulit selalu berhasil bagi saya,
kalau saya berusaha
2 Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan mencari
cara dan jalan untuk meneruskannya
3 Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan niat dan
tujuan saya
4 Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu bagaimana
saya harus bertingkah laku
5 Kalau saya akan berkonfrontasi dengan sesuatu yang baru, saya
tahu bagaimana saya dapat menanggulanginya
6 Untuk setiap problem saya mempunyai pemecahan
7 Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang, karena saya
selalu dapat mengandalkan kemampuan saya
8 Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya saya mempunyai
banyak ide untuk mengatasinya
9 Juga dalam kejadian yang tidak terduga saya kira, bahwa saya
akan dapat menanganinya dengan baik
10 Apapun yang terjadi, saya akan siap menanganinya
Sumber : (http://userpage.fu-berlin.de/~health/selfscal.htm)
General Self efficacy Scale memiliki skor yang berkisar antara 10 –
40. Perhitungan dalam skala ini dengan cara menjumlahkan setiap skor
yang di dapatkan oleh subjek pada setiap item pernyataan. Selain itu,
koefisien reliabilitas skala self efficacy ini yaitu 0,75 sampai 0,90.
Validitas pada skala ini teruji secara Internasional dan di Indonesia
dengan nilai 0,373 – 0,573 (dalam Rahmawati, 2017). General Self
efficacy scale ini berkorelasi positif dengan optimisme dan kepuasan
bekerja sedangkan berkorelasi negatif dengan kecemasan, depresi,
setres, kelelahan, dan keluhan kesehatan (Romppel dalam
Masruloh,2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
32
6. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Ishtifa (2011) dengan judul
pengaruh self efficacy dan kecemasan Akademis terhadap self –
regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Jakarta dengan menggunakan skala General Self Efficacy
diberikan kepada subjek berjumlah 200 orang mahasiswa fakultas
Psikologi UIN yang masih aktif dan berusia 18-21 tahun. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa self efficacy secara positif signifikan
mempengaruhi self regulated learning pada mahasiswa Fakultas
Psikologi UIN.
Penelitian dilakukan oleh Setiani (2015) yang ingin melihat
mengenai korelasi sumber coping dan strategi coping pada remaja.
Peneliti ini menggunakan beberapa skala adaptasi untuk mengukur
sumber coping salah satunya yaitu self efficacy yang di ukur dengan
skala General Self Efficacy milik Matthias Jerusalem dan Ralf
Schwarzer. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa self efficacy
berkorelasi negatif dengan strategi coping maladaptif.
Rahmawati (2017) menggunakan skala General Self Efficacy
dengan judul hubungan antara self efficacy dengan tingkat setres pada
lansia pensiunan di Paguyuban Wredatama Universitas Diponegoro.
Peneliti menggunakan skala general self efficacy dan skala Depresion
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Hasil dari penelitian tersebut yang
melibatkan 119 orang yaitu adanya hubungan negatif antara self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
33
efficacy dengan tingkat setres pada pensiunan lansia. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Syifa 2018 menggunakan 175 subjek mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah dengan hasil yang
menunjukkan variabel self efficacy yang diukur dengan skala general
self efficacy memberikan sumbangan efektif terhadap variabel perilaku
mencontek sebesar 1,14%.
C. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seorang yang terdaftar dan menempuh
pendidikan di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik,
institute, dan universitas degan rentang usia dari 18 sampai 25
tahun (Nurnaini, 2014). Selain itu, Kartono (Ulfah, 2010)
menyatakan bahwa mahasiswa ialah orang-orang yang mempunyai
kemampuan dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal
di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum
intelektual.
2. Wanita
Wikipedia menyatakan wanita merupakan kata umum yang
digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa dan memiliki
alat reproduksi berupa Vagina. Penelitian ini menggunakan subjek
perempuan hal ini karena pada penelitian sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
34
mengungkapkan hasil bahwa perempuan memiliki communication
apprehension yang tergolong tinggi. Selain itu, Clark (dalam
Djayati dan Rahmatika, 2015) mengungkapkan bahwa perempuan
lebih sensitif dan rentan terhadap perasaan negatif akibatnya akan
mempengaruhi terhadap keadaan psikologisnya.
3. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Angkatan 2015
Individu yang terdaftar dan belajar di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma angkatan 2015 merupakan
mahasiswa/mahasiswi yang telah menempuh pendidikan sampai
pada semester 7 (tujuh) di Fakultas Psikologi. Peneliti
menggunakan subjek angkatan 2015 karena mahasiswa tersebut
telah menempuh minimal 152 satuan kredit semester (sks) yang
didalamnya terdapat praktek alat tes Psikologi sehingga memiliki
pengalaman yang cukup dalam berbagai setting komunikasi. Selain
itu, mahasiswa semester tujuh saat ini sedang menempuh mata
kuliah seminar yang didalamnya mahasiswa dituntut untuk
menjelaskan idenya baik secara lisan maupun tulisan yang
menimbulkan kecemasan ketika tuntutan tersebut tidak dapat
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
35
D. Dinamika Variabel
Mahasiswa merupakan intelektual muda yang memiliki softskill
komunikasi sehingga dapat menjadi media partisipant yang berkompeten
dalam berbagai setting lingkungan yang dapat menyalurkan ilmu yang
dimiliki untuk masyarakat. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki
softskill tersebut karena adanya kecemasan komunikasi yang dialami.
Morrissan (2010) mendefinisikan kecemasan komunikasi sebagai
kecemasan yang cenderung dialami oleh individu dalam berbagai situasi
yang berbeda dan waktu yang relatif lama. Menurut Rahmat (dalam
Wahyuni, 2014) kecemasan berkomunikasi dengan orang lain dikenal
dengan istilah communication apprehension.
Lukmantoro menyatakan bahwa di dalam kehidupan akademis
pada dasarnya setiap individu berpotensi untuk mengalami communication
apprehension. Hal ini bisa terjadi baik pada pengajar maupun pada
mahasiswa. Richmond dan McCroskey (dalam Hassal, et al. 2013)
menyatakan bahwa individu yang memiliki komunikasi dengan kategori
tinggi akan takut untuk berkomunikasi dengan orang lain sehingga,
individu tersebut berfikir bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang
harus dihindari. Muslimin (2013) juga menambahkan mengenai
karakteristik orang yang memiliki communication apprehension akan
menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin untuk
berkomunikasi dan jika terpaksa untuk melakukan komunikasi biasanya
pembicaraannya menjadi tidak relevan. Beberapa karakteristik juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
36
ditambahkan oleh McCroskey (1976) yaitu tidak komunikatif, tidak
memiliki ketertarikan sosial, dan tidak dapat dipercaya.
Kecemasan yang terjadi pada masing-masing individu sangat
beragam tergantung pada penilaian individu terhadap kemampuan yang
dimilikinya disebut self efficacy (Sarifino, dalam Suhartono & Herdiana,
2017). Self efficacy akan mempengaruhi individu dalam bereaksi terhadap
sesuatu yang menekan. Menurut Bandura (1997) self efficacy merupakan
keyakinan yang dimiliki seorang terhadap kemampuannya untuk
mengelola perilakunya dalam melakukan tugas, mengatasi rintangan, dan
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Self efficacy memiliki pengaruh
yang besar bagaimana seseorang berusaha mencapai sasaran yang
diinginkan, menyelesaikan tugas, dan mengatasi rintangan.
Keyakinan terhadap diri sendiri sangat diperlukan oleh mahasiswa
untuk mengelola perilakunya dalam mengambil tindakan, mengoptimalkan
usaha dan bersikap ulet (Prakoso, dalam Anwar, 2009). Self efficacy secara
efektif dapat berkontribusi dalam pengurangan kecemasan yang dialami
seorang individu (Dwyer, Kangas & Fus.A, 1999). Santrock (2008)
menyatakan bahwa individu yang memiliki self efficacy yang tinggi
biasanya bersikap tekun dan tidak mudah menyerah ketika harus
berhadapan dengan kesulitan atau tantangan bahkan pada kegagalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
37
E. Skema Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut, ditemukan hipotesis berupa adanya
hubungan negatif signifikan antara self efficacy dengan communication
apprehension pada mahasiswa
X (Variabel Bebas)
Self Efficacy
Y (Variabel Tergantung)
Communication
Apprehension
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki variasi pada suatu
variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain
berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Peneliti ingin melihat
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel self efficacy dan variabel
communication apprehension.
B. Variabel Penelitian
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu self
efficacy dan yang menjadi variabel dependen adalah communication
apprehension.
1. Self efficacy
Self efficacy yang dimaksud dalam penelitian ini menggunakan
definisi milik Bandura (1997), yaitu keyakinan yang dimiliki seseorang
terhadap kompetensi atau kemampuannya untuk mengelola perilakunya
dalam melakukan suatu tugas, mengatasi hambatan, dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
39
Self efficacy yang diukur dengan menggunakan skala General Self
Efficacy scale (GSE) dikembangkan oleh Matthias Jerusalem and Ralf
Schwarzer. Instrumen ini memiliki 10 item pernyataan dan memiliki
empat pilihan jawaban. Tinggi rendahnya self efficacy yang ada di dalam
diri subjek dilihat dari jumlah skor yang di dapatkan.
2. Communication apprehension
Communication Apprehension merupakan reaksi kecemasan atau
ketakutan yang terjadi pada individu dalam melakukan komunikasi nyata
atau diantisipasi baik dalam melakukan komunikasi di publik maupun
komunikasi antar pribadi.
Communication apprehension diukur dengan menggunakan skala
PRCA-24 (Post report of Communication Apprehension) yang disusun
oleh McCroskey. Instrumen ini paling banyak digunakan untuk mengukur
communication apprehension dan tergolong dapat diandalkan karena
memiliki validitas prediktif yang sangat tinggi
(http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm). Instrumen ini
memiliki 24 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban. Tinggi
rendahnya communication apprehension dilihat pada jawaban subjek
dalam skala dengan menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan oleh
McCroskey pada setiap konteks komunikasi maupun semua konteks
komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
40
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2015 yang masih aktif
dengan populasi 155 orang terbagi dalam 122 perempuan dan 33 orang
laki – laki. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40
perempuan Fakultas Psikologi angkatan 2015. Penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu pemilihan subjek berdasarkan kriteria
tertentu yang berkaitan dengan populasi yang diketahui sebelumnya.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018 selama 2 hari.
Tempat penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
E. Instrumen Penelitian
1. PRCA-24
Communication apprehension diukur dengan menggunakan skala
PRCA-24 (Post report of Communication Apprehension) yang
disusun oleh McCroskey. Instrumen tersebut yang paling banyak
digunakan untuk mengukur communication apprehension dan
instrumen ini lebih baik di atas instrumen versi sebelumnya (seperti;
PRCA10,PRCA-24B). Skala ini memiliki mean total sebesar 65,6 dan
standard deviation sebesar 15,3. Instrumen ini sangat dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
41
diandalkan dan memiliki validitas prediktif yang sangat tinggi (alfa
regularly > .90). Skala ini dapat diakses dalam website yang telah
disediakan untuk memudahkan peneliti selanjutnya mendapatkan
informasi mengenai PRCA-24
(http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm). Peneliti
mendapatkan skala tersebut dalam bentuk bahasa inggris sehingga
harus melakukan proses adaptasi skala untuk mengubah ke bahasa
indonesia.
Personal Report Communication Apprehension terdiri dari dua
kelompok pernyataan, yaitu 12 pernyataan Favorable (mendukung
pernyataan) dan 12 unfavorable (tidak mendukung pernyataan), dapat
dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 1. Blue Print Kuesioner PRCA
Konteks Nomor Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Group Discussion 1, 3, 5 2, 4, 6 6
Meetings 7, 10, 11 8, 9, 12 6
Interpersonal 13, 15 18 14, 16, 17 6
Public Speaking 20, 22, 24 19, 21, 23 6
Pada setiap jawaban item istrumen dengan menggunakan skala
Likert lima poin mempunyai gradasi dari sangat positif sampai yang
sangat negatif sehingga setiap item yang diukur memuat lima pilihan
jawaban sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
42
Tabel 2. Skor Kuesioner Personal Report of Communication
Apprehension (PRCA-24)
Pernyataan STS TS R S SS
Favorable 1 2 3 4 5
Unfavorable 5 4 3 2 1
2. General Self Efficacy (GSE)
Self efficacy yang diukur dengan menggunakan skala yang
diadaptasi dari General Self Efficacy scale (GSE) disusun oleh
Matthias Jerusalem and Ralf Schwarzer. Instrumen ini memiliki 10
item pernyataan dan memiliki empat pilihan jawaban yaitu sangat
sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. General self
Efficacy scale telah diadaptasi ke dalam 32 bahasa termasuk bahasa
indonesia dengan koefisien internal berkisar antara 0,78 sampai 0,91.
Peneliti mendapatkan skala tersebut dari website resmi yaitu
(http://userpage.fu-berlin.de/health/selfscal.htm).
Berikut ini merupakan tabel pemberia skor item pada skala self
efficacy:
Tabel 3. Pemberian Skor Item Skala self efficacy
Jawaban Skor
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Tidak sesuai 2
Sangat tidak
sesuai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
43
F. Proses Adaptasi Skala
Penelitian ini menggunakan adaptasi skala hanya pada variabel
dependen yaitu communication apprehension. Skala yang digunakan untuk
mengukur communication apprehension adalah skala PRCA-24 yang
disusun oleh McCroskey diakses melalui website yaitu
(http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm). Proses yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menerjemahkan skala asli dalam bahasa
inggris ke dalam bahasa tujuan yaitu bahasa indonesia. Penerjemahan
skala awalnya dilakukan oleh seorang Sarjana S1 bahasa inggris dan
hasilnya diserahkan kepada seorang Sarjana S1 Psikologi. Namun, proses
adaptasi skala ini tidak mengikuti prosedur teknik penerjemahan kembali
atau back translation technique (Brislin dalam Supratiknya,2006). Peneliti
tidak melakukan back translation technique dengan baik dikarenakan
adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian.
Pada skala General Self Efficacy (GSE) peneliti tidak melakukan
proses adaptasi skala. Hal ini karena General Self Efficacy scale (GSE)
yang disusun oleh Matthias Jerusalem and Ralf Schwarzer tersebut sudah
diterjemahkan ke dalam 32 bahasa termasuk bahasa indonesia sesuai
dengan kebutuhan penulis yang dapat diakses melalui website resmi milik
mereka yaitu (http://userpage.gu-berlin.de/health/selfscal.htm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
44
G. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan
metode survei yang diberikan secara langsung kepada responden
penelitian, yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2015. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesioner tertutup yang disertai alternatif jawaban sehingga responden
cukup memberikan tanda (✔) pada salah satu jawaban yang paling
menggambarkan diri responden. Peneliti hanya melakukan satu kali
pengambilan data untuk dijadikan try out dan data penelitian. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
H. Validitas, Reliabilitas, Seleksi Item dan Kategorisasi
1. Validitas
Validitas yaitu mengenai sejauhmana alat ukur mampu mengukur
secara tepat dan cermat dalam melaksanakan fungsi yang akan
diukurnya (Azwar, 2003). Validitas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi yaitu
validitas yang didapatkan lewat pengujian terhadap isi dari skala
melalui professional judgment sedangkan validitas konstruk adalah
validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkapkan suatu
konstruk teoritik yang hendak diukur (Allen dan Yen dalam Azwar,
2003). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows versi 22 dengan mencari koefisien korelasi item total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
45
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kepercayaan hasil alat ukur yang mengandung
makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2012). Reliabilitas skala
dalam penelitian ini diperoleh melalui koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach yang diolah dengan menggunakan perhitungan statistik
program SPSS for Windows versi 22.
Daya diskriminasi diperoleh dengan mengkorelasikan antar skor
item dengan skor item total. Korelasi antara skor item dengan skor
item total disebut koefisien korelasi item total. Besarnya koefisien
korelasi item total bergerak antara 0 sampai 1,00. Daya diskriminasi
dikatakan baik apabila skor semakin mendekati 1,00 sebaliknya jika
semakin mendekati 0 maka item tersebut memiliki daya diskriminasi
yang rendah (Azwar, 2009).
Azwar (2003) mengungkapkan suatu alat ukur dapat dikatakan
reliabel apabila memiliki koefisien alpha minimal 0,60. Hasil output
SPSS pada skala General Self Efficacy diperoleh Alpha Cronbach
sebesar 0,790 yang masuk dalam kategori cukup tinggi sedangkan
Alpha Cronbach sebesar 0,90 pada skala PRCA-24 yang tergolong
tinggi. Daya diskriminasi pada skala General Self Efficacy 0,290
sampai 0,617.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
46
3. Seleksi Item
Peneliti hanya melakukan satu kali pengambilan data untuk
dijadikan try out dan data penelitian. Hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu yang dimiliki oleh peneliti. Peneliti menggunakan Corrected
item total dengan minimal nilai 0,2 (rix ≥ 0,2) untuk memilih item
yang akan digunakan. Skala General Self Efficacy scale (GSE) disusun
oleh Matthias Jerusalem and Ralf Schwarzer memiliki 10 item
pernyataan. Penelitian ini melakukan try out yang menghasilkan item
pertama dinyatakan gugur karena memiliki rix sebesar 0,066 yang
berarti bahwa 0,2 ≥ rix . Total item yang digunakan dalam skala
General Self Efficacy yaitu 9 item pernyataan. Penelitian ini
menggunakan skala PRCA-24 untuk mengukur communication
apprehension. Skala ini terdiri dari 24 item pernyataan yang tersebar
dalam 4 konteks komunikasi. Hasil output spss menyatakan bahwa ada
dua nomor item yang memiliki corrected item total < 0,2 yaitu pada
item 13 dan item 24. Peneliti memutuskan untuk tidak menggugurkan
item tersebut karena pengguguran item akan mengurangi bobot dari
validitas isi yang ada di dalam skala PRCA-24. Selain itu, PRCA-24
memiliki perhitungan skor yang telah ditetapkan sehingga jika
dilakukan pengguguran maka akan mengurangi kualitas dalam
interpretasi skor – skor yang telah di tetapkan. Selain itu, asumsi lain
bahwa Alpha Cronbach yang dimiliki oleh skala ini tergolong tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
47
yaitu sebesar 0,90. Peneliti menggunakan 24 item pernyataan untuk
skala communication apprehension .
4. Kategorisasi
Kategorisasi ini berfungsi untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
yang kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,2009).
Kontinum rentang pada penelitian ini yaitu kategori rendah, sedang
dan kategori tinggi (Azwar,2012). Berikut tabel kategorisasi yang
dimaksudkan:
Kategorisasi
Kategori Rumus Kategori
Kategori Tinggi ( µ + 1.0 (σ) ) ≤ X
Kategori Sedang ( µ - 1.0 (σ) ) ≤ X < ( µ +
1.0 (σ) )
Kategori Rendah X < ( µ - 1.0 (σ) )
Keterangan :
µ = Mean teoritik
σ = SD (Standar Deviasi)
I. Teknis Analisis Data
Penelitian ini melakukan analisis statistik dengan membandingkan
skor mean teoritik dan mean empirik dan melakukan uji T. Melihat
hubungan antara self efficacy dengan communication apprehension
dilakukan dengan melakukan uji korelasi namun sebelum melakukan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
48
korelasi peneliti melakukan uji normalitas dan uji linearitas terlebih
dahulu.
1. Uji Asumsi
A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh tergolong distribusi normal atau tidak normal. Data
yang berdistribusi normal dianggap dapat mewakili populasi
(Santoso, 2010). Di dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan
dengan program SPSS for windows versi 22 dengan menggunakan
uji One sample shapiro-wilk. Shapiro-wilk dianggap lebih akurat
jika penelitian memiliki subjek yang kurang dari 50 (Santosa,
2010). Distribusi data dinyatakan normal bila nilai signifikansinya
lebih dari 0,1 (p>0,1)
B. Uji linearitas
Uji Linearitas merupakan uji yang dilakukan untuk melihat
apakah antarvariabel yang akan dianalisis memiliki hubungan
linear atau tidak memiliki hubungan linear (Santoso, 2010).
Penelitian ini menggunakan SPSS for windows 22. Hubungan
dinyatakan linear bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(p<0,05) . linearitas juga dapat dilihat dari nilai dari output SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
49
dari Deviation from linearity lebih besar dari 0,05 maka dikatakan
data tersebut linear (Santoso, 2010).
C. Uji hipotesis
Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan SPSS for
windows 22 yaitu uji korelasi Person Product Moment.
Pengujian korelasi kedua variabel dilakukan dengan cara
membandingkan probability value (p) dengan tingkat
signifikansi (a). Peneliti menggunakan nilai (a) sebesar 0,05.
Jika koefisien korelasi memiliki taraf signifikansi p<0,05 maka
terdapat korelasi yang signifikan sedangkan jika p> 0,05 maka
kedua variabel tersebut dianggap tidak signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 – 23 November 2018.
Peneliti menyebarkan 40 skala pada 40 mahasiswa fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma angkatan 2015. Pelaksanaan penelitian
dilakukan oleh peneliti dan dibantu asisten. Peneliti menjelaskan mengenai
pengisian identitas dan petunjuk mengerjakan sebelum subjek mengisi
skala yang telah diberikan. Pengumpulan data menggunakan dua skala
yaitu self efficacy dan skala adaptasi communication apprehension.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 40 orang yang seluruhnya mahasiswa
aktif fakultas Psikologi angkatan 2015. Penelitian ini menggunakan subjek
yang memiliki jenis kelamin perempuan. Selain itu, subjek dalam
penelitian ini merupakan mahasiswi yang telah memiliki pengalaman
berorganisasi dengan cara mengikuti kegiatan organisasi di dalam maupun
di luar kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
51
C. Deskripsi data Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah diperoleh, hasil analisis data
yang akan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel N MIN MAX MEAN SD
HIP EM
P
HIP EMP HIP EM HIP
Self efficacy 40 9 20 36 40 22,5 28,93 4,5
Communicatio
n apprehension
40 22 30 110 90 66 59,98 14,67
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek berjumlah 40
orang, skor empirik yang diperoleh pada skala self efficacy adalah 28,93
dengan standar deviasi sebesar 4,5. Mean hipotetik dari skala self efficacy
adalah sebesar 22,5. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik dari self
efficacy lebih besar daripada mean hipotetiknya, sehingga dapat diartikan
bahwa self efficacy dalam diri subjek cenderung tinggi. Pada Skala
communication apprehension diperoleh mean empirik dari 40 subjek
59,98 dengan standar deviasi 14,67. Hal ini menunjukkan bahwa mean
empirik lebih kecil dari mean hipotetiknya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa communication apprehension dalam diri subjek tergolong rendah.
Peneliti melakukan uji t untuk melihat apakah ada perbedaan yang
signifikan pada mean empirik dan hipotetik pada variabel self efficacy dan
variabel communication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
52
1. Uji t Variabel self efficacy
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai hasil uji t mean
empirik dan hipotetik dari variabel self efficacy
Tabel 5. Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel self
efficacy
One-Sample Test
Test Value = 22.5
t Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Self efficacy
11,478 39 ,000 6,425 5,29 7,56
Nilai t sebesar 11,478 dengan nilai signifikansi 0,000. Jika
sig > α maka Ha ditolak, sebaliknya jika Sig < α maka Ha diterima.
Hasil data diatas menyatakan bahwa Sig < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean
empirik dan mean hipotetik pada variabel self efficacy. Hal ini
dapat ditarik kesimpulan yaitu subjek tergolong dalam kategori
tinggi pada self efficacy.
2. Uji t Variabel Communication Apprehension
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai hasil uji t mean
empirik dan hipotetik dari variabel self efficacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
53
Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel
communication apprehension
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai t sebesar -2,756
dengan nilai signifikansi 0,009. Jika nilai sig > α, maka Ha ditolak,
sebaliknya jika Sig < α maka Ha diterima. Nilai α sebesar 0,05 .
Tabel diatas menunjukkan sig <0,05 sehingga Ha diterima.
Kesimpulan yang bisa diambil bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel
communication apprehension yang dimiliki oleh subjek.
3. Kategorisasi
Kontinum jenjang yang digunakan oleh penelitian ini terdiri
dari 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah
(Azwar,2012).
Tabel 7. Rumus kategorisasi
Kategori Rumus Kategori
Kategori Tinggi ( µ + 1.0 (σ) ) ≤ X
Kategori Sedang ( µ - 1.0 (σ) ) ≤ X < ( µ +
1.0 (σ) )
Kategori Rendah X < ( µ - 1) ).0 (σ
One-Sample Test
Test Value = 66
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Communicatio
n apprehension -2,756 39 ,009 -6,025 -10,45 -1,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
54
Tabel 8. Kategorisasi self efficacy
kategorisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 4 10,0 10,0 10,0
Sedang 25 62,5 62,5 72,5
Tinggi 11 27,5 27,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
Hasil menunjukkan bahwa ada 4 individu tergolong dalam
kategori rendah dengan presentase 10 %, sedangkan 25 orang pada
kategori sedang 62,6 % dan ada 11 orang tergolong dalam kategori
tinggi sebesar 27 %.
Tabel 9. Kategorisasi communication apprehension
KategorisasiCA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 19 47,5 47,5 47,5
tinggi 21 52,5 52,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
Hasil menunjukkan bahwa 19 individu memiliki
communication apprehension tergolong dalam kategori tinggi
sebesar 47% sedangkan ada 21 individu lainnya tergolong dalam
kategori tinggi sebesar 52,5 %. Kategori rendah sebesar 0 yang
berarti bahwa tidak terdapat individu dalam kategori ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
55
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Distribusi data dikatakan normal apabila nilai p>0,1
(Santoso, 2010). Teknik yang digunakan untuk uji normalitas
dalam penelitian ini yaitu shapiro-wilk dalam program SPSS for
windows 22. Shapiro-wilk dianggap lebih akurat jika penelitian
memiliki subjek yang kurang dari 50 (Santosa, 2010). Hasil dari
SPSS untuk uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 10. Uji Normalitas
Nilai Signifikansi dari penelitian ini yaitu 0,895 dan 0,158
yang menunjukkan bahwa variabel self efficacy dan
communication apprehension mengikuti distribusi normal. Hal ini
dikarenakan nilai signifikansi lebih besar dari 0,1.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Communication
apprehension ,084 40 ,200* ,986 40 ,895
Self Effikasi ,118 40 ,175 ,959 40 ,158
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
56
b. Uji Linearitas
Nilai signifikansi pada linearity yang diperoleh lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05) maka, variabel tersebut dianggap linear. Jika
nilai dari Deviation from linearity lebih besar dari 0,05 maka
dikatakan data tersebut linear (Santoso, 2010). Penelitian ini
menggunakan Test for Linearity dalam program SPSS for windows
22. Hasil pengujian linearitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 11. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Communication
apprehension *
Self Effikasi
Between
Groups
(Combined) 4172,775 13 320,983 2,544 ,021
Linearity 1339,271 1 1339,271 10,616 ,003
Deviation
from
Linearity
2833,504 12 236,125 1,872 ,088
Within Groups 3280,200 26 126,162
Total 7452,975 39
Hasil Uji Linearitas menggunakan tes for linearity dalam
SPSS menunjukkan bahwa nilai linearity kurang dari 0,05
sehingga variabel tersebut dikatakan linear. Hal ini dikarenakan
signifikansi yang di dapatkan yaitu 0,003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
57
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Person Product Moment
pada SPSS for windows versi 22. Nilai yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,05. Apabila nilai p<α dapat disimpulkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan (Santoso, 2010). Hasil
korelasi dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 12. Uji Korelasi
Correlations
CA SE
CA Pearson Correlation 1 -.178
Sig. (1-tailed) .136
N 40 40
SE Pearson Correlation -.178 1
Sig. (1-tailed) .136 N 40 40
Hasil Pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi
Person Product Moment menunjukkan bahwa nilai p pada kedua
variabel yaitu 0,136 yang berarti bahwa nilai p >0,05 dan korelasi
yang didapatkan -0,178. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan self efficacy
dengan communication apprehension pada sampel mahasiswa fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
58
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2015. Hasil
pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,136) yang lebih besar dari α
(0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan signifikan antara self
efficacy dengan communication apprehension. Output SPSS juga
menunjukkan nilai koefisien korelasi antara self efficacy dengan
communication apprehension dalam penelitian ini mencapai r = - 0,178.
Hal ini berarti bahwa korelasi kedua variabel memiliki arah korelasi
negatif. Korelasi negatif berarti apabila variabel self efficacy rendah maka,
individu cenderung memiliki communication apprehension yang tinggi.
Sebaliknya, apabila variabel self efficacy tinggi maka, individu cenderung
memiliki communication apprehension yang tergolong rendah. Hasil
penelitian ini serupa dengan hasil penelitian McDougall dan Kang (2003)
menyatakan adanya korelasi negatif antara self efficacy dengan kecemasan
(dalam buletin psikologi, 2012). Namun, Hal ini berbeda pada penelitian
yang dilakukan oleh Hassal et.al dengan judul communication
apprehension and communication self efficacy in accounting student yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa sumber self efficacy yang paling bepengaruh
untuk menurunkan communication apprehension adalah enactive mastery
experience. Tidak adanya hubungan antara self efficacy dengan
communication apprehension pada mahasiswi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mungkin dikarenakan ada faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
59
lain yang mempengaruhi communication apprehension pada mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2014) menyatakan bahwa ada
hubungan negatif antara self awareness dan communication apprehension
pada mahasiswa keguruan dan ilmu pengetahuan universitas Sanata
Dharma. Selain itu, penelitian yang dilakukan McCroskey, Daly, dan
Sorensen (dalam reyhan, 2014) menyatakan bahwa communication
memiliki hubungan yang signifikan dengan enam kepribadian yaitu
adventurousness, surgency,general anxiety, self control, emotional
maturity, tolerance for ambiguity. Faktor lain diungkapkan oleh Burgoon
dan Ruffner (dalam Wahyuni, 2014) salah satu faktor yang paling
berperan dalam mempengaruhi communication apprehension ialah
pengalaman individu. Namun dalam kasus self efficacy dengan
communication apprehension Dwyer Kangas & Fus (2002) dalam
penelitiannya memberikan saran bahwa lebih baik membantu individu
untuk meningkatkan self efficacy yang dimilikinya dibandingkan dengan
berfokus hanya pada cara untuk menurunkan communication yang dimiliki
oleh seorang individu.
Penelitian ini menggunakan 40 subjek perempuan mengungkapkan
bahwa ada 21 (52,5 %) orang perempuan yang tergolong dalam kategori
tinggi dan 19 (47,5%) lainnya tergolong dalam kategori sedang dan tidak
ada orang yang masuk dalam kategori rendah terkait communication
apprehension. Hal ini berarti bahwa sebagian besar mahasiswi fakultas
Psikologi angkatan 2015 memiliki communication apprehension yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
60
tergolong tinggi. McCroskey (1984) mengungkapkan bahwa subjek yang
memiliki communication apprehension di dalam dirinya memiliki
timbulnya rasa tidaknyaman pada diri sendiri, menghindari komunikasi,
menarik diri, dan berbicara berlebihan.
Self Efficacy yang dimiliki oleh subjek perempuan dalam penelitian
ini yaitu 4 subjek kategori rendah, 25 subjek dalam kategori sedang dan 11
subjek dengan kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa mahasiswi fakultas
Psikologi angkatan 2015 hanya sedikit orang yang memiliki self efficacy
yang tergolong rendah dan sebagian besar sisanya masuk dalam kategori
sedang dan tinggi. Schunk dalam (Dwyer Kangas & Fuss,2002) individu
yang memiliki self efficacy dalam kategori tinggi lebih mudah dalam
berpartisipasi dengan orang lain, bekerja keras, dan mampu bertahan
dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang di hadapi. Bandura
(dalam Rahmawati, 2016) menambahkan bahwa individu akan memiliki
sikap yang optimis, memiliki pemikiran yang positif, tidak takut pada
kegagalan dan dapat mengatasi kecemasan yang dialaminya. Hal serupa
juga diungkapkan oleh Patton (dalam Harahap,Permana, & Astuti ,2016)
Self efficacy tinggi akan memiliki optimisme dan harapan serta tidak
mudah menyerah saat menghadapi berbagai situasi misalnya kecemasan
bahkan stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
61
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan :
1. Self efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma tergolong pada kategori sedang 62,5% dan
27,5% pada kategori tinggi
2. Communication apprehension pada mahasiswa fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yaitu 52,5% tergolong tinggi
3. Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dan
communication apprehension pada mahasiswa Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2015. Hasil perhitungan SPSS
for windows versi 22 diperoleh p sebesar 0,136 (p>0,05).
B. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti melakukan pengambilan data satu kali untuk tryout dan data
sesungguhnya karena keterbatasan waktu sehingga mungkin
mempengaruhi pada hasil penelitian.
2. Subjek hanya berjumlah 40 orang yang diduga kurang mewakili
populasi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
62
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, perlu kiranya
beberapa saran yang ditujukan kepada subjek penelitian, Fakultas
Psikologi, dan penelitian selanjutnya
1. Bagi Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
communication apprehension yang dimiliki oleh mahasiswa
tergolong tinggi dan self efficacy yang dimiliki oleh subjek juga
tergolong sedang sehingga diharapkan mahasiswa untuk dapat
menurunkan tingkat communication apprehension yang
dimiliki.
2. Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Untuk Institusi penelitian diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam menurunkan communication apprehension
yang tergolong dalam kategori tinggi.
3. Saran Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya
mengetahui hubungan antara self efficacy dengan
communication apprehension namun dapat melihat faktor –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
63
faktor self efficacy yang mempengaruhi communication
apprehension pada mahasiswa Fakultas Psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
64
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, AID. (2009). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan
Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara. Skripsi Universitas Sumatera Utara,
Medan
Azwar,Saifuddin. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
(2003). Relibilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
(2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
(2009). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bandura, A. (1997). Self Efficacy The Exercise of Control. America :W.H
Freeman and Company. New York
Buku Pedoman Program Studi Psikologi tahun 2011. Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Buletin Psikologi, Volume 20, No, 1-2, 2012 :18-25. Efikasi diri : Tinjauan
Teori Albert Bandura. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Burgoon,M. And Ruffer, M. (1978) . Human communication. New York :Holt
Rinehart and Winston.
Byre Donn & Baron,Robert. (2004). Psikologi Sosial (Jilid 1 edisi kesepuluh).
Alih Bahasa: Ratna Djuwita.
Deviyanthi, NMFS dan Widiasavitri, PN. (2016). Hubungan Antara self efficacy
Dengan Kecemasan Komunikasi Dalam Mempresentaskan Tugas Di
Depan Kelas. Fakultas Psikologi Universitas Udayana. Vol.3, No 2, 342
-353
Dewi,AP & Andriyanto.S (2006). Hubungan Antara Pola Pikir Dengan
Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas
Keguruan. Skripsi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Indonesia.
Djayanti,W & Rahmatika,R. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan
Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswi.junal
Psikogenesis.Vol 3, No 2
Dwyer, Kangas & Fus, D. (2002). Perception of Communication Competence,
Self efficacy, and Trait Communiaction Apprehension : Is there an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
65
Impact on Basic Course Success? Communication Research Report 19
(1) 29-37
.(2009).”Communication Apprehension, Self Efficacy,
and Grades in the Basic Course:Correlations and Implications” Basic
Communication Course Annual : Vol. 11
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(https://www.usd.ac.id/subuniv.php?id=f&kode=psikologi diakses
pada 13 desember 2018)
Hartono, D. Rahmawati. (2012). Pengaruh Self Efficacy (Efikasi Diri) Terhadap
Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Hasibuan, NC. (2017). Hubungan usia, Jenis Kelamin, dan Etnis Terhadap Kecemasan
Komunikasi (Communication apprehension) Pada Mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung
Hassal, Trevor; Arquero, Jose L.; Joyce, John dan Gonzales, Jose M. (2013).
Communication apprehension and Communication Self-Efficacy in
Accounting Students. Asian Review of Accounting, vol. 21 (2). 160-175.
Horwitz, E. (2001). Language Anxiety and Achievement. Annual Review of
Applied Linguistics,21, 112-126
Inah, ET. (2013). Peranan Komunikasi dalam Pendidikan. Jurnal Al-Tab’dib.
Vol.6 No.1
Ishtifa,H. (2011). Pengaruh Self Efficacy dan Kecemasan Akademis Terhadap
Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ivancevich. M. John, K, R. & Matteson T. (2007). Perilaku & Manajemen
Organisasi. Erlangga.
Lee,A,FT. (2015). Communication apprehension and Temperament: A
communibiological Perspective In accounting Education. Univesity
Tunku Abdul Rahman
Lukmantoro,T. Tingkat Kecemasan Komunikasi Mahasiswa dalam lingkup
Akademis . Staf pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Diponegoro Semarang.
Masruroh, S. (2017). Hubungan Efikasi Diri Terhadap Hasil Belajar Blok
Emergency Medicine Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Bandar Lampung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
66
McCroskey,J.C. (1982). An Introduction to Rhetorical Communication (4th Ed).
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall (Diakses dari
http://www.jamescmccroskey.com/measures/prca24.htm)
(1984). The Communication Apprehension Perspective. Jurnal
Online diakses dari
http://www.jamescmcroskey.com/publications/bookchapters/003_1984
_C1.pdf
(1976). Communication Apprehension In the Classroom: A
Symposium . The Problem Of Communication Apprehension In The
Classroom. Vol 4,.No 2
McCroskey, J. C., & Adersen, J.F.(1976). The Relationship Between
Communication and Academic Achievement Among college Student.
Human Communication Research, 3(1), 73-81.
McCroskey, J. C., .& Beatty, M.J. (1986). Oral Communication Apprehension
(jamesmccroskey.com/publications/bookchapters/007_1986_C21.pdf
diakses pada tanggal 22 september 2018
Mikolay, Ashley. (2018). Communication apprehension, Self-Efficacy, and
Their Effects on the Utilization of On-Campus Servis. Honors Research
Projects
Morrissan. (2010). Psikologi Komunikasi. Ghalia : Indonesia.
Muslimin, K. (2013). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Komunikasi Di Depan Umum. Penelitian Studi Komunikasi FISIP
UNDIP, Semarang.
Nugraheni, Y. (2014). Hubungan antara self awareness dan communication
Apprehension Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma. Sripsi Fakultas Keguruan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Nurnaini.(2014). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Penyandang Tunadaksa.
Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Harahap,F.Permana,H.Astuti,B. (2016). Hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan
dalam menghadapi Ujian pada Siswa kelas IX di MTS Al Hikmah Brebes.
Jurnal Hisbah. Vol 13, No. 1 . 51-68
Pradita, A.(2017). Evaluasi Communication Apprehension Mahasiswa Akutansi
Universitas Sanata Dharma Skripsi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Rahmawati, R. (2017). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Tingkat Setres Pada
Lansia Pensiunan Di Peguyuban Wredatama Universitas Diponegoro
Semarang. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
67
Reyhan. (2014). Pengaruh Trait, Kepribadian, Self-Esteem, Dan Jenis Kelamin
Terhadap Kecemasan Berkomunikasi Mahasiswa Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatuloh Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
Santrock, J.W.(2008). Psikologi Pendidikan: Edisi Kedua. Jakarta
Schwarzer, R. & Jerusalem, M. (1995). Generalized Self Efficacy Scale.
Ralfschwarzer.de (Diakses dari http://userpage.fu-
berlin.de/health/engscal.htm )
Santoso,A .(2010) Statistik Untuk Psikologi :dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Setiani, D. (2015). Studi Korelasi Sumber Coping & Strategi Coping Pada
Remaja. Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Suhartono,NAW & Herdiana,I. (2017). Hubungan antara self esteem dengan
kecemasan komunikasi public speaking mahasiswa baru. Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
Supratiknya, A. (2006). Konstrual Diri di Kalangan Mahasiswa. Insan Media
Psikologi, Vol 8. No 2, 89-99
Syifa, A. (2018). Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Efikasi Diri Dan Persepsi
Mahasiswa Terhadap Harapan Orang Tua. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tak Hanya Cerdas Generasi Muda Butuh Softskill Untuk Jadi Pemimpin Masa Depan.
Kompas.com (diakses dari kompas.com/read/2018/10/26/150942328/tak-
hanya-cerdas-generasi-muda-butuh-soft-skill-untuk-jadi-pemimpin-masa-
depan)pada tanggal 26 November 2018
Ulfah, S. Hadijah. (2010). Efikasi Diri Mahasiswa Yang Bekerja Pada Saat
Penyusunan Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiah
Surakarta.
Wahyuni, E. (2015). Hubungan Self-Efficacy Dan Keterampilan Komunikasi.
Jurnal Komunikasi Islam.Vol. 5 (1)
Wahyuni, S. (2014). Hubungan Antara Kepercaycaan Diri Dengan Kecemasan
Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi. Journal
Psikologi, (1): 50-64
Witjaksono. PCY. (2016). Hubungan Antara Konsep Diri dan Kecemasan
Komunikasi Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Satya Wacana Salatiga. Skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Satya Wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
69
LAMPIRAN 1
SKALA PENGUKURAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
70
SKALA
PENGUKURAN
Disusun oleh :
Ineke Yuliana Bureni
119114028
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
71
Dengan Hormat,
Saya Ineke Yuliana Bureni, mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas Akhir (Skripsi) sebagai
syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut saya memohon partisipasi anda untuk
melungkan waktu dalam mengisi skala yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian A dan
Bagian B.
Saya mengharapkan kesediaan untuk mengisi dengan jujur setiap pernyataan
sesuai dengan keadaan dan perasaan anda tanpa dipengaruhi oleh apapun. Semua jawaban
yang akan anda berikan adalah jawaban benar. Oleh karena itu, jawaban anda akan
sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya sehingga saya mohon
jawaban anda yang anda berikan benar – benar menggambarkan diri anda. Semua
pernyataan mohon dikerjakan tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk yang
ada.
Atas waktu dan kesediaan anda dalam mengisi kuesioner, saya ucapkan
terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
72
IDENTITAS DIRI RESPONDEN
Nama (Inisial) :...............................................................
Bagian A
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat pernyataan yang berisikan komunikasi yang sering
dilakukan. Anda diharapkan untuk membaca dan memahami masing – masing
pernyataan dengan baik. Tugas andamemilih salah satu jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Andadapat menjawab pernyataan dengan tanda centang
(√) pada salah satu dari lima (5) alternatif jawaban di bawah ini:
SS artinya pernyataan Sangat Sesuaidengan diri dan pengalaman kehidupan
sehari - hari
S artinya pernyataan Sesuaidengan diri dan pengalaman kehidupan sehari –
hari
N artinya pernyataan Netraldengan diri dan pengalaman kehidupan sehari –
hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
73
TS artinya pernyataan Tidak Sesuaidengan diri dan pengalaman kehidupan
sehari - hari
STS artinya pernyataanSangat Tidak Sesuaidengan diri dan pengalaman
kehidupan sehari - hari
Contoh :
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya merasa senang
ketika presentasi
√
Pada contoh diatas, terdapat pernyataan “Saya merasa senang ketika
presentasi”. Apabila pernyataan tersebut sesuai kondisi anda saat ini, maka
berikan tanda centang (√) pada kolom SS (Sangat Sesuai)
Apabila kalian ingin mengganti jawaban dengan jawaban lain, silahkan
memberikan dua garis (=) ditengah – tengah tanda (√), lalu berikan tanda centang
(√) pada kolom yang lebih sesuai dengan kondisi anda.
Contoh :
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya merasa senang
ketika presentasi
≠ √
Pernyataan yang sudah ada harus diisi, usahakan agar Jangan sampai ada
pernyataan yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
74
Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai degan diri anda!
No Item SS S N TS STS
1 Saya tidak suka berpartisipasi dalam
diskusi kelompok
2 Biasanya saya merasa nyaman saat
berpartisipasi dalam diskusi kelompok
3 Saya merasa tegang dan gugup saat
berpartisipasi dalam diskusi kelompok
4 Saya ingin terlibat dalam diskusi
kelompok
5 Terlibat dalam diskusi kelompok
dengan orang – orang baru membuat
saya tegang dan gugup
6 Saya merasa tenang dan rileks saat
berpartisipasi dalam diskusi kelompok
7 Biasanya, saya gugup saat harus
berpartisipasi dalam pertemuan atau
rapat.
8 Biasanya saya merasa nyaman ketika
harus berpartisipasi dalam sebuah rapat
atau pertemuan
9 Saya sangat tenang dan bersikap santai
ketika saya dipanggil untuk
mengungkapkan pendapat saya pada
saat rapat atau pertemuan.
10 Saya takut mengekpresikan diri saya di
dalam pertemuan atau rapat.
11 Melakukan komunikasi dalam
pertemuan atau rapat biasanya
membuat saya tidak nyaman
12 Saya sangat santai ketika menjawab
pertayaan saat rapat/ pertemuan
13 Saat berpartisipasi dalam percakapan
dengan kenalan baru saya merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
75
gugup
14 Saya tidak merasa takut saat berbicara
di dalam percakapan
15 Biasanya saya sangat tegang dan gugup
dalam percakapan
16 Saya biasanya sangat tenang dan santai
dalam percakapan
17 Saat berbicara dengan orang yang baru
saya kenal, saya merasa sangat santai
18 Saya takut untuk berbicara dalam
pembicaraan
19 Saya tidak merasa takut untuk
berbicara di depan umum
20 Bagian tertentu dari tubuh saya sangat
tegang dan kaku ketika berbicara di
depan umum
21 Saya merasa santai saat berbicara di
depan umum
22 Pikiran saya menjadi bingung dan
campur aduk ketika saya berbicara di
depan umum
23 Saya berbicara di depan umum dengan
penuh percaya diri
24 Saat saya berbicara di depan umum,
saya sangat gugup sehingga saya lupa
dengan apa yang akan saya sampaikan.
Sumber : McCroskey, 1984
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
76
Bagian B
Petunjuk Pengisian
Bacalah dan pahamilah setiap pernyataan berikut dan kemudian nyatakanlah
kesesuaian dengan keadaan anda, dengan cara memberikan tanda centang
(√)pada empat alternatif jawaban dibawah ini
SS artinya pernyataan Sangat Sesuai dengan diri dan pengalaman
kehidupan sehari - hari
S artinya pernyataan Sesuai dengan diri dan pengalaman kehidupan sehari
– hari
TS artinya pernyataan Tidak Sesuai dengan diri dan pengalaman kehidupan
sehari - hari
STS artinya pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan diri dan pengalaman
kehidupan sehari – hari
Contoh :
No. Pernyataan SS S TS STS
1.
Saya senang
mengerjakan tugas
kuliah
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
77
Pada contoh diatas, terdapat pernyataan “Saya senang mengerjakan tugas kuliah”.
Apabila pernyataan tersebut sesuai kondisi anda saat ini, maka berikan tanda
centang (√) pada kolom SS (Sangat Sesuai)
Apabila kalian ingin mengganti jawaban dengan jawaban lain, silahkan
memberikan dua garis (=) ditengah – tengah tanda (√) , lalu berikan tanda centang
(√) pada kolom yang lebih sesuai dengan kondisi anda
Contoh:
No. Pernyataan SS S TS STS
1.
Saya senang
mengerjakan tugas
kuliah
≠ √
Pernyataan yang sudah ada harus diisi, usahakan agar Jangan sampai ada pernyataan
yang terlewatkan.
“SELAMAT MENGERJAKAN”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
78
Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai degan diri anda!
No Item SS S TS STS
1 Pemecahan soal – soal yang sulit selalu
berhasil bagi saya, kalau saya berusaha
2 Jika seseorang menghambat tujuan saya,
saya akan mencari cara dan jalan untuk
meneruskannya
3 Saya tidak mempunyai kesulitan untuk
melaksanakan niat dan tujuan saya
4 Dalam situasi yang tidak terduga saya
selalu tahu bagaimana saya harus
bertingkah laku
5 Kalau saya akan konfrontasi dengan
sesuatu yang barum saya tahu bagaimana
saya dapat menanggulanginya
6 Untuk setiap problem saya mempunyai
pemecahan
7 Saya dapat menghadapi kesulitan dengan
tenang, karena saya selalu dapat
mengandalkan kemampuan saya
8 Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya
saya mempunyai banyak ide untuk
mengatasinya
9 Juga dalam kejadian yang tidak terduga
saya kira, bahwa saya akan dapat
menanganinya dengan baik
10 Apapun yang terjadi, saya akan siap
menangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
79
LAMPIRAN 2
HASIL UJI RELIABILITAS SKALA
COMMUNICATION APPREHENSION
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
80
1. SKALA COMMUNICATION APPREHENSION (AWAL)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.910 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 63.10 182.554 .730 .902
item2 62.70 186.574 .607 .905
item3 62.62 183.574 .621 .904
item4 62.75 186.808 .472 .907
item5 62.40 188.605 .499 .907
item6 62.32 181.456 .710 .902
item7 62.45 181.690 .684 .903
item8 62.52 182.256 .745 .902
item9 62.32 184.533 .595 .905
item10 62.40 184.708 .518 .907
item11 62.42 181.738 .612 .904
item12 62.47 189.487 .497 .907
item13 62.47 195.384 .174 .914
item14 62.62 179.420 .690 .903
item15 62.72 187.743 .521 .906
item16 62.95 187.331 .565 .906
item17 62.92 186.020 .578 .905
item18 62.85 182.131 .668 .903
item19 62.37 188.651 .472 .907
item20 62.42 193.481 .244 .912
item21 62.25 185.628 .546 .906
item22 62.32 189.917 .387 .909
item23 62.37 188.599 .506 .907
item24 62.52 199.487 .043 .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
81
LAMPIRAN 3
HASIL UJI RELIABILITAS SKALA SELF
EFFICACY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
82
1. SKALA SELF EFFICACY (AWAL)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 25.68 11.917 .066 .790
item2 25.73 11.487 .321 .760
item3 26.50 10.205 .344 .763
item4 26.15 10.490 .513 .738
item5 26.00 10.615 .384 .752
item6 26.13 9.702 .597 .722
item7 26.13 9.599 .578 .724
item8 26.10 9.836 .629 .720
item9 26.08 9.866 .583 .725
item10 25.85 10.438 .360 .757
2. SKALA SLEF EFFICACY (SETELAH ELIMINASI)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
83
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item2 22.48 10.922 .310 .789
item3 23.25 9.885 .290 .803
item4 22.90 9.887 .524 .765
item5 22.75 10.090 .370 .784
item6 22.88 9.087 .617 .749
item7 22.88 8.933 .612 .749
item8 22.85 9.156 .669 .744
item9 22.83 9.225 .610 .751
item10 22.60 9.785 .380 .785
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
84
LAMPIRAN 4
UJI T dan UJI KATEGORISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
85
1. VARIABEL SELF EFFICACY
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Self Effikasi 40 28,93 3,540 ,560
One-Sample Test
Test Value = 22.5
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Self Effikasi 11,478 39 ,000 6,425 5,29 7,56
2. VARIABEL COMMUNICATION APPREHENSION
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Communication apprehension 40 59,98 13,824 2,186
One-Sample Test
Test Value = 66
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Communication
apprehension -2,756 39 ,009 -6,025 -10,45 -1,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
86
3. KATEGORISASI
a. Kategorisasi Self Efficacy
Kategorisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 4 10,0 10,0 10,0
sedang 25 62,5 62,5 72,5
tinggi 11 27,5 27,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
b. Kategorisasi Communication apprehension
KategorisasiCA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 19 47,5 47,5 47,5
tinggi 21 52,5 52,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
87
LAMPIRAN 5
UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
88
1. UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Communication
apprehension ,084 40 ,200* ,986 40 ,895
Self Effikasi ,118 40 ,175 ,959 40 ,158
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
2. UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Communication
apprehension * Self
Effikasi
Between
Groups
(Combined) 4172,775 13 320,983 2,544 ,021
Linearity 1339,271 1 1339,271 10,616 ,003
Deviation from
Linearity 2833,504 12 236,125 1,872 ,088
Within Groups 3280,200 26 126,162 Total 7452,975 39
3. UJI KORELASI
Correlations
CA SE
CA Pearson Correlation 1 -.178
Sig. (1-tailed) .136
N 40 40
SE Pearson Correlation -.178 1
Sig. (1-tailed) .136 N 40 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI