HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Felicitas Dwi M.H NIM : 031334041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Embed
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME ... · antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa (Hal ini didukung oleh hasil perhitungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL
SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Felicitas Dwi M.H
NIM : 031334041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL
SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Felicitas Dwi M.H
NIM : 031334041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”( Matius 7:7 )
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur,”( Matius 5:4) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. ( Matius 11:28 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Persembahan
Dengan penuh cinta Karya ini Kupersembahkan untuk
Bapak dan Ibu terkasih untuk segala doa dan pengorbanannya Yang tak ternilai….
Suami dan anakku Mas Moko dan Thomas tercinta untuk semua cinta,
kasih dan sayangmu.
My God Jesus Christ’ Terimakasih untuk semua anugerah terindah
Yang telah Kau berikan selama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Felicitas Dwi M.H Nomor Mahasiswa : 031334041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 1 April 2008 Yang menyatakan
Felicitas Dwi M.H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Maret 2008 Penulis,
Felicitas Dwi M.H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA Studi kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta
Felicitas Dwi M.H Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa, (2) hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 545 responden. Jumlah sampel penelitian sebanyak 221 responden. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuesioner tertutup dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis koefisien korelasi berganda untuk tiga variabel Product Moment dan teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa (Hal ini didukung oleh hasil perhitungan Fhitung = 2,707, koefisien korelasi = 0,139 dengan nilai signifikansi = 0,059), (2) ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa (Hal ini didukung oleh hasil perhitungan Fhitung = 0,931, koefisien korelasi = 0,078 dengan nilai signifikansi = 0,251).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF STUDENTS’ PERCEPTION ON THE
TEACHERS’ PROFESSIONALISM AND STUDENTS’ EMOTIONAL
INTELLEGENCE TOWARD STUDENTS ACHIEVEMENTS
A Study Case on the Students in SMK YPKK I, Sleman, Yogyakarta
Felicitas Dwi M.H Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aimed to find out (1) a positive and significant relationship
between the students’ perception on the teachers’ professionalism toward students’ achievement, (2) a positive and significant relationship between the students’ emotional intelligence toward students’ achievement.
The research was conducted in SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta. The population of this research was 545 respondents. The sample was 221 respondents. The researcher used purposive sampling to take the sample. A closed and documentation questionnaire method was used to collect the data. Double correlation coefficient analysis technique was used to analyze the data for three variables Product Moment and Double Regression Analysis Technique.
The results of this research were (1) there was a positive and significant relationship between the students’ perception on the teachers’ professionalism toward students’ achievement (this could be supported with the result of the calculation Fcount
= 2,707, correlation coefficient = 0,139 with significant result = 0,059), (2) a positive and significant relationship between the students’ emotional intelligence toward students’ achievement (this could be supported with calculation result Fcount = 0,391, correlation coefficient = 0,078 with significant result = 0,251).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Pemurah karena
skripsi yang berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru
dan Kecerdasan Emosional Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” telah selesai tepat
pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis
menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan
mendapat berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pendidikan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
leadership; (e)kolaborasi dan kooperasi; (f)ada kemampuan untuk
membangun tim.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosi
dalam diri seseorang ada 2.
a. Faktor internal
Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk
menanggapi lingkungan sekitar. Menurut Goleman (1999:23), faktor ini
berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak
emosional seseorang.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal dimaksudkan sebagai faktor yang datang dari luar
individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh
luas yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok,
antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat
bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara, misal media massa. Faktor
lain dapat melalui lingkungan fisik tempat manusia berada ketika
berkomunikasi dengan pihak lain, melalui lingkungan sosial di mana
keberadaan manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
hadir di sana, serta melalui keikutsertaan individu dalam berbagai kegiatan
seperti keaktifan di dalam mengikuti berbagai organisasi (Goleman,
1997:275-279).
4. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi
Menurut Goleman (1997:403-405), orang dengan kecerdasan
emosi yang tinggi mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
a. selalu positif pada saat menangani situasi-situasi dalam hidupnya;
b. terampil dalam membina emosinya, mengenali kesadaran emosi diri dan
ekspresi emosi, dan kesadaran emosi terhadap orang lain;
c. memiliki kecakapan kecerdasan emosi, meliputi intensionalitas,
kreativitas, hubungan antar pribadi dan ketidakpuasan konstruktif;
d. optimal pada nilai-nilai belas kasihan atau empati, intuisi, radius
kepercayaan, daya pribadi, dan integritas;
e. optimal pada kesehatan secara umum, kualitas hidup, relationship
quotient, dan kinerja optimal.
Menurut Goleman (1997:214-215), ciri-ciri orang yang memiliki
kecerdasan emosional yang rendah adalah:
a. dikuasai dorongan hati, kurang memiliki kendali diri, menderita
kekurangmampuan pengendalian moral;
b. menerima kritik dari orang lain sebagai serangan pribadi dan bukan
sebagai keluhan yang harus diatasi;
c. bersifat prasangka pada orang lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. menutup diri atau sikap bertahan yang pasif;
e. mudah patah semangat;
f. amarah gampang meledak.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (1983:161) berpendapat bahwa prestasi merupakan suatu
kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses
yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan
yang hasilnya dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan
menggunakan alat yaitu tes. Hasil tes dapat berupa angka, simbol yang dapat
dijelaskan seberapa tingkat kecakapannya.
Prestasi menurut Nasution (1982:35) adalah hasil yang dicapai atau
apa yang dihasilkan. Prestasi juga merupakan hasil yang telah dicapai atau
dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Poerwodarminto, 1997:88). Dengan
demikian, prestasi merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah
mengadakan suatu aktivitas, meskipun hal yang serupa telah diperoleh dari
apa saja, asal pekerjaan itu dilakukan oleh seseorang, hasil yang diperoleh
dapat diwujudkan dalam hasil yang tinggi atau sebaliknya. Hal ini tergantung
daripada usaha dan kemampuan masing-masing individu di samping faktor-
faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut.
Menurut Gage (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pengalaman. Gage (1984) juga mengemukakan, bahwa ada lima bentuk
belajar,
a) Belajar responden
b) Belajar kontiguitas
c) Belajar operant
d) Belajar observasional
e) Belajar kognitif
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 1987:3).
Menurut Winkel (2004:59), berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses kegiatan sebagai hasil reaksi terhadap lingkungan yang
mengakibatkan perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman keterampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu akan nampak dalam hasil belajar yang
dihasilkan oleh anak terhadap pertanyaan/ persoalan/ tugas yang diberikan
oleh guru.
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan, misalnya dengan mengamati, membaca, mendengarkan,
meniru dan sebagainya. Belajar itu sendiri akan lebih efektif jika si subjek
belajar mengalami atau melakukannya sendiri sehingga apa yang mereka
pelajari tidak bersifat verbal. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam
beberapa situasi.
1) Mendengarkan
Situasi ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar.
Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini, tergantung ada atau
tidaknya kebutuhan, motivasi dan set seseorang itu. Dengan adanya
kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya
mendengarkan, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan.
Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi
perkembangan pribadi seseorang.
2) Memandang
Setiap stimuli visual memberi kesempatan kepada bagi seseorang untuk
belajar. Apabila kita memandang segala sesuatu dengan set tertentu untuk
mencapai tujuan yang mengakibatkan perkembangan dari kita, maka
dalam hal yang demikian kita sudah belajar.
3) Meraba, membau dan mencicipi/mencecap
Meraba, membau dan mencicipi/mencecap adalah aktivitas sensoris seperti
halnya pada mendengarkan dan memandang. Segenap stimuli yang dapat
diraba, dicium dan dicecap merupakan situasi yang memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk belajar.
4) Menulis atau mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu
orang menyadari kebutuhan serta tujuannya, serta menggunakan set
tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5) Membaca
Belajar adalah aktif, dan membaca untuk untuk keperluan belajar
hendaknya dilakukan di meja belajar dari pada di tempat tidur, karena
dengan sambil tiduran itu perhatian dapat terbagi.
Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi
tiga macam,
a) Faktor-faktor stimuli belajar
Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar,
antara lain: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran,
berartinya bahan pelajaran, berat-ringannya tugas, suasana lingkungan
eksternal.
b) Faktor-faktor metode belajar
Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut: kegiatan berlatih
atau praktik, “overlearning” dan “drill”, resitasi selama belajar,
pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan
dengan bagian-bagian, penggunaan indera, penggunaan set dalam belajar,
bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi insentif.
c) Faktor-faktor individual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
seseorang. Adapun faktor- faktor individual itu menyangkut hal-hal berikut
ini: kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,
kondisi kesehatan rohani, motivasi.
Prestasi belajar menurut Suratinah Tirtonegoro (1984:42), adalah
pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh anak dalam periode tertentu. Sunaryo (1983:10-13), prestasi belajar
adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik. Tingkat kemampuan siswa dalam proses
belajarnya dapat diketahui dari prestasi belajarnya.
Winkel (2004:60), menyimpulkan bahwa prestasi belajar sebagai
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan hasil dari apa
yang telah dilakukan seseorang tersebut. Hasil belajar anak akan nampak
dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru
(Mulyono, 1990:100).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan atau
keterampilan-keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang
lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak
antara lain:
1. Faktor yang berasal dari dalam diri anak (internal) yang meliputi:
a) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting dan sangat menentukan
berhasil tidaknya studi seseorang. Kecerdasan meliputi kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional. Kalau seorang murid mempunyai
tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensial ia
dapat mencapai prestasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan
demikian, diharapkan mereka dapat mencapai prestasi yang tinggi
sesuai dengan keadaan masing-masing.
b) Bakat
Adalah potensi atau kemampuan. Kalau diberi bakat untuk
dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
Seorang murid yang mempunyai bakat dalam suatu mata pelajaran
tertentu maka besar kemungkinan ia dapat mencapai prestasi yang
tinggi.
c) Minat dan perhatian
Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang sangat
erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu
biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tertentu.
d) Motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha
serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
e) Kesehatan Jasmani
Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat belajar secara aktif.
f) Cara Belajar
Keberhasilan studi murid dipengaruhi oleh cara belajarnya. Cara belajar
yang efisien memungkinkannya untuk mencapai prestasi yang lebih
tinggi.
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), meliputi:
a) Lingkungan
Lingkungan alam: keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk
ikut mempengaruhi kesegaran jiwa siswa, sehingga memungkinkan
hasil belajarnya akan lebih tinggi.
Lingkungan keluarga: keadaan ekonomi keluarga yang serba kurang
atau miskin dapat menjadikan anak mengalami kesukaran tertentu
dalam belajarnya.
Lingkungan masyarakat: meliputi teman-teman sepergaulan yang
membawa anak mengikuti hal yang tidak bermanfaat.
b) Sekolah
Para guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkannya, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.
c) Peralatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lengkap tidaknya peralatan belajar, dapat menimbulkan prestasi belajar
siswa. Untuk peralatan belajar yang lengkap akan membuat siswa lebih
mudah untuk belajar.
D. Hubungan Antar Variabel Penelitian
1. Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan
prestasi belajar siswa
Seorang guru mempunyai peran yang sangat besar di dalam kelas.
Mereka tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pelajaran saja tetapi juga
dituntut untuk bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Seorang guru yang menurut pandangan siswa benar-benar profesional
dibidangnya bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
terasa hidup. Mereka bisa menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang
menarik. Mereka juga bisa menyampaikan materi pelajaran yang bermutu
dan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi karena mereka
menguasai bahan yang mereka ajarkan. Materi yang diberikan juga sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan bekal ilmu yang benar-benar
bermutu diharapkan siswa bisa memperoleh pengetahuan yang luas dan
mendalam sehingga mereka bisa mengerjakan ujian dengan baik. Bila siswa
bisa mengerjakan ujian dengan baik diharapkan prestasi belajarnya juga baik.
Suasana belajar yang menyenangkan, guru yang menyenangkan,
materi pelajaran yang disampaikan secara menarik akan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
semangat pada siswa untuk belajar lebih giat sehingga diharapkan prestasi
belajar merekapun tinggi.
2. Hubungan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar
siswa.
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan
tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga
agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan
berdoa (Goleman, 1999:45). Seorang siswa yang mempunyai kecerdasan
emosional yang tinggi akan dapat menggunakan kemampuan dan potensi
emosionalnya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas untuk
mendalami mata pelajaran yang dipelajari. Seorang siswa dengan kecerdasan
emosional yang tinggi akan mampu menghargai orang lain terutama guru
ketika memberikan penjelasan di depan kelas, mampu mengendalikan emosi
dan dorongan negatif, mampu memotivasi dirinya sendiri saat belajar,
mampu bekerja sama di dalam kelompoknya di kelas. Dengan kecerdasan
emosional yang tinggi diharapkan prestasi belajar siswa pun tinggi.
3. Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Seorang guru yang menurut pandangan siswa profesional mampu
menyampaikan materi pelajaran secara menyenangkan. Guru juga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mengelola kelas dan interaksi belajar mengajar sehingga tercipta suasana
belajar yang kondusif. Suasana belajar yang seperti ini akan menimbulkan
semangat belajar siswa. Di dalam kelas pun, siswa dapat membawa dirinya
sendiri, mengenali emosinya, mengenali lingkungan sekitarnya, memotivasi
dirinya sendiri saat belajar serta mampu bekerja sama dengan kelompok
belajarnya. Jika setiap siswa memiliki kecerdasan emosional yang seperti
demikian, maka akan sangat membantu siswa dalam belajarnya. Bila siswa
mampu mengembangkan kecerdasan emosional dengan baik, diharapkan
prestasi belajarnya akan tinggi pula.
E. Hipotesis
H1: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa.
H2: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa.
H3: Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
profesionalisme guru dan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
terbatas pada usaha untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat
tentang material atau fenomena yang sedang diselidiki (Ibnu, 1996;274).
Penelitian ini juga merupakan penelitian korelasional. Sumanto (1990:6-7)
mengatakan bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan
untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan ada
antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini juga merupakan penelitian studi
kasus yaitu penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut
terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang
diteliti (Arikunto, 1998:131).
B. Lokasi dan waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian di SMK YPKK 1
Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah individu yang dilibatkan dalam penelitian
dari mana data diperoleh. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI
dan XII jurusan akuntansi SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta.
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang profesionalisme
guru, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar siswa.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (1999:55), populasi yaitu kumpulan wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka populasi
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, XI dan XII SMK YPKK I
Sleman, Yogyakarta yang seluruhnya berjumlah 545 orang.
2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu cara pemilihan sampel dengan kriteria tertentu.
Anggota populasi diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan
keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang tidak dipilih (Suharsimi, 2002:117). Sampel yang diambil adalah kelas
XI dan XII jurusan akuntansi, kecuali kelas XI Ak 1 dan XI AK 2 yang
sedang melaksanakan Praktek Industri (PI), sehingga tidak dapat dijadikan
sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 221 responden dari
populasi sebanyak 545 orang.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 1991:134). Dalam
penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut.
1) Variabel independen (bebas) adalah himpunan seluruh gejala yang
memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan kecerdasan
emosional siswa.
2) Variabel dependen (tidak bebas) adalah himpunan seluruh gejala yang
memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya berfungsi menerima diri
dengan kondisi lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Definisi dan Pengukuran Variabe l Penelitian
1. Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru
Persepsi siswa tentang profesionalisme guru adalah proses
memahami, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan
profesionalisme guru melalui panca indera siswa. Menurut Samana
(1994:61-69), terdapat enam aspek yang dapat memberikan penilaian
kepada siswa mengenai persepsi siswa tentang profesionalisme guru,
yaitu: penguasaan bahan ajar, pengelolaan kelas dan interaksi belajar
mengajar, pengelolaan program belajar mengajar, pelayanan bimbingan
dan konseling, penggunaan media dan sumber pelajaran, dan penilaian
prestasi belajar siswa. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru
dibatasi dengan dua nilai yaitu persepsi positif dan persepsi negatif.
Persepsi siswa ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari angket persepsi
siswa tentang profesionalisme guru. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasi persepsi siswa tentang profesionalisme guru.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang Profesionalisme
Guru No. Item Dimensi
Positif Negatif Penguasaan bahan ajar 1,2,5 3,4 Pengelolaan kelas dan interaksi belajar mengajar
6,7,9 8,10
Pengelolaan program belajar mengajar 11,12,14,15 13 Pelayanan bimbingan dan konseling 16,18,19 17,20 Penggunaan media dan sumber pelajaran 21,23,25 22,24
Penilaian prestasi belajar siswa 27,28,29,30 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati
dan tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan
menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,
berempati dan berdoa. Menurut Goleman (1999:57-59), ada lima dimensi
Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih
kecil dari taraf signifikans i 5% maka signifikan, artinya ada beda antara
distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran
data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Jika
probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf
signifikansi 5% maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara
distribusi data yang dianalisis dengan data teoritis sehingga sebaran data
variabel adalah normal pada taraf signifikansi 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
d. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel
mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian ini
menggunakan Uji F (Sudjana, 1992:332) dengan rumus sebagai berikut:
2
2
SeS
F TC=
Keterangan : F = Nilai F untuk garis regresi S2 = Varians tuna cocok Se2 = Varians kekeliruan
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas masih harus
diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan cara
membandingkan F hasil perhitungan dengan Ftabel pada taraf signifikansi
5%. Jika Fhitung lebih kecil dibandingkan Ftabel maka perhitungan di atas
signifikan.
I. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya hubungan variabel-variabel
bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel
bebas tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Uji multikolinearitas ini
diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang
memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu
model. Kemiripan ini akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kuat antara variabel independent yang satu dengan variabel independen
yang lain (Bhuono, 2005:58-59). Untuk menguji multikolinearitas dapat
digunakan nilai variance inflating factor (VIF), Conditioan Index (CI),
matrik korelasi dan nilai koefisien determinasinya (R2).
Menurut Bhuono (2005:60), untuk mendeteksi masalah
multikolinearitas dapat digunakan rumus sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal,
antara lain:
a) Jika nilai variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikolinearitas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka
Tolerance=1/10=0,10. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah
Tolerance (Sunyoto, 1997: 93).
b) Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen
lebih kecil atau sama dengan 0,60, maka model dapat dinyatakan bebas
dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih besar dari 0,60 maka
diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel
independen sehingga terjadi multikolinearitas (Sunyoto, 1997: 89)
c) Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun RSquare di
atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
terhadap variabel dependen, maka ditengarai model terkena
multikolinearitas (Bhuono, 2005: 59).
d) Nilai Condition Index (CI) yang melebihi 30 (Gujarati, 2003:362)
Cara mengatasi multikolinieritas, yaitu:
1) menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai
koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan multikolinieritas.
2) Jika tidak dihilangkan (nomor 1) hanya digunakan untuk membantu
memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan.
3) Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan
menggunakan logaritma natural (ln).
4) Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian, dan
metode ridge.
b. Heterokedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama
atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi
homokedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi
heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heterokedastisitas (Sunyoto, 2007:93).
Untuk melihat ada tidaknya gejala heterokedastisitas dalam
penelitian ini, maka digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Sunyoto,
2007: 110). Rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
( )
−−= ∑
161
2
nn
dr i
s
Di mana di perbedaan rank dua karakteristik ke i. Diperoleh dengan
jalan mencari selisih rank antara residual harga mutlak (tanpa
memperhatikan tanda negatif dan positif) dengan nilai variabel untuk
seluruh pengamatan yang dipakai serta disusun rangkingnya menaik atau
menurun. Jika dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan korelasi yang
signifikan maka dikatakan ada heterokedastisitas. Untuk menguji
signifikansi koefisien korelasi dilakukan dengan uji t, sebagaimana
diformulasikan dalam rumus berikut.
t = r
rs
sn
21
2
−
−
Setelah menghitung besarnya t (thitung) kemudian dibandingkan dengan ttabel
pada derajat bebas (df) n-2 pada tingkat kepercayaan tertentu. Jika thitung
lebih besar dari ttabel maka signifikan.
Cara yang termudah untuk mengatasi permasalahan
heterokedastisitas adalah dengan mentransformasi persamaan regresi ke
dalam bentuk logaritma (hanya salah satu yang dianggap mudah),
sehingga regresi yang semula berbentuk Y = A + BX + e akan menjadi
LnY = A + B Ln X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
J. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Teknik Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien korelasi berganda adalah koefisien korelasi untuk
mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih (Hasan,
2004:66). Untuk menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru
(X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dan menguji hipotesis kedua yaitu
terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional (X2)
dengan prestasi belajar siswa (Y), maka penulis menggunakan analisis
koefisien korelasi berganda untuk tiga variabel. Adapun rumus dari
koefisien korelasi berganda untuk tiga variabel (Hasan, 2004:66) adalah
sebagai berikut.
R Y1.2 =r
rrrrr YYYY2
12
1221
2
2
2
1
1
2
−
−+
Keterangan:
R Y1.2 = koefisien korelasi linear berganda tiga variabel rY1 = koefisien korelasi variabel Y dan X1 rY2 = koefisien korelasi variabel Y dan X2 r12 = koefisien korelasi variabel X1 dan X2
2. Uji Statisitik Koefisien Korelasi Berganda
Uji statistik koefisien korelasi berganda digunakan untuk menguji
signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel. Untuk koefisien
korelasi berganda, uji statistiknya menggunakan rumus F0 (Hasan,
2004:99), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
F0 = )1/()1(
/2
2
−−− kn
k
RR
Keterangan :
R = koefisien korelasi berganda K = jumlah variabel independen N = jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila nilai F0 lebih besar
dari nilai F(v1)(v2) pada taraf signifikansi 5% maka berarti antara variabel
yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan jika
didapatkan nilai F0 lebih kecil dari nilai F(v1)(v2) maka berarti antar variabel
tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan (Nilai Ftabel memiliki
V1=k dan V2=n-k-1).
3. Teknik Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis ketiga, yaitu terdapat hubungan positif
dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru (X1) dan
kecerdasan emosional (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y), digunakan
teknik analisis regresi (Sunyoto, 2007:115)sebagai berikut.
Y = a+b1X1+b2X2
Keterangan:
Y = Prestasi Belajar a = Nilai konstanta b = Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel x. X1 = Persepsi siswa tentang profesionalisme guru X2 = Kecerdasan emosional
Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi Y = a+b1x1+b2x2, harga a,
b1, b2, dapat menggunakan persamaan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
∑ =Y an + b1 ∑ X 1 + b2 ∑ X 2
∑ X 1Y = a ∑ X 1 + b1 ∑ X12 + b2 ∑ X1X2
∑ X2Y = a ∑ X 1 + b1 ∑ X1X2 + b2 ∑ X2
4. Uji Statistik Regresi Linear Berganda
Uji statistik regresi linear berganda digunakan untuk menguji
signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui
koefisien regresinya. Untuk regresi linear berganda, uji statistiknya dapat
dibedakan atas dua (Hasan, 2004:107), yaitu sebagai berikut.
F0= R
Rk
kn)2
2
1(
)1(
−
−−
Keterangan: R = Koefisien regresi
n = Banyaknya data k = Jumlah variabel independen
Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila nilai Fhitung lebih
besar dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka berarti antara
variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Jika
didapatkan nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel maka berarti antar
variabel tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan (Nilai Ftabel
memiliki derajat bebas (db), v1 = m-1; v2 = n-m, m = jumlah variabel, n =
Gimin. 1997. Intensitas Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Frekuensi Penataran, Kompetensi Dasar Mengajar, dan Performansi mengajar. Jurnal Ilmu Pendidikan
Goleman, Daniel. 1997. “Kecerdasan Emosional Apa itu?”. http://www.balipost.co.id/balipost-cetak/2004/12/5/kel3.html
Goleman, D. 2001. Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Gultom, Charles. 2006. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Yogyakarta: USD
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Kurniadi R, Dhanang. 2006. Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme Guru, Kedisiplinan dalam Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi. Yogyakarta: USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Liana Wati, Ika. 2003. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru, Motivasi Berprestasi dan Variasi Gaya Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar. Yogyakarta: USD
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius
Melianawati, Prihanto, Sutyas dan Thyo Anggoro. 2001. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Karyawan. Jurnal Psikologi
Ohoiwutun, Christina Ratnaningsih. 2001. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru dan Motivasi Belajar Siswa. Yogyakarta: USD
Partino. 1999. Pengaruh Program Pendidikan Akta Mengajar IV terhadap Sikap Profesional Guru Agama Katholik. Jurnal Ilmu Pendidikan
Wardani, IG.A.K. 1999. Program Pemberdayaan Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan
Widayat dan Amirrulah. 2002. Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia
Zahera, S. 1997. Hubungan Konsep Diri dan Kepuasan Kerja dengan Sikap Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Ilmu Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Mrican, Tromol Pos 29 YOGYAKARTA (0274) 515352, 513301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hal: Pengisian Kuesioner Kepada Yth: Siswa-siswi kelas 2 dan kelas 3 SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru dan Kecerdasan Emosional Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” dalam rangka penyusunan skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara menjadi responden penelitian ini. Saya berharap Saudara berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara dan memastikan bahwa jawaban Saudara hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu aktivitas Saudara. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya. Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya mengucapkan terima kasih. Yogyakarta, Agustus 2007 Mengetahui, Hormat saya,
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Kuesioner ini terdiri dari 3 (tiga) bagian:
Bagian I Identitas Responden Bagian II Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru Bagian III Kecerdasan Emosional
2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang paling Saudara anggap sesuai dengan keadaan pada kotak yang telah disediakan di sebelah kanan setiap pernyataan.
3. Untuk Kuesioner bagian II dan III, pilihlah:
SS jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan S jika Saudara setuju dengan pernyataan TS jika Saudara tidak setuju dengan pernyataan STS jika Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan
4. Selesai mengerjakan telitilah kembali dan pastikan bahwa setiap pernyataan dalam
kuesioner ini telah semuanya dijawab.
Bagian I
1. Nama Siswa (Wajib diisi) : 2. Jenis Kelamin : L/P 3. Kelas/Jurusan/No.absen :
Bagian II
Pendapat No Pernyataan SS S TS STS
A. Penguasaan Bahan Ajar 1/ Guru menerangkan materi pelajaran Akuntansi secara
jelas dan terperinci SS S TS STS
2/ Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru memberikan contoh-contoh yang konkrit (nyata)
SS S TS STS
3/ Saya tidak tahu manfaat pelajaran yang sedang saya pelajari, karena guru saya tidak menjelaskannya
SS S TS STS
4/ Guru tidak memberikan ringkasan materi pelajaran saat pelajaran berakhir
SS S TS STS
5/ Guru selalu bisa menjawab pertanyaan dari siswa dengan baik
SS S TS STS
B. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar 6/ Guru dan siswa membuat peraturan bersama dengan
siswa pada awal pelajaran SS S TS STS
7/ Guru memberi sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan bersama ketika mengikuti pelajaran
SS S TS STS
8/ Guru sering terlambat untuk memulai pelajaran SS S TS STS 9/ Guru memberi semangat kepada siswa yang kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran SS S TS STS
10/ Guru hanya akrab pada siswa tertentu saja SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pendapat No Pernyataan
SS S TS STS C. Pengelolaan Program Belajar Mengajar 11/ Sebelum memulai materi baru, guru selalu
menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari materi tersebut
SS S TS STS
12/ Guru menjelaskan buku wajib dan buku pendukung yang akan digunakan dalam proses Belajar-Mengajar
SS S TS STS
13/ Pada saat pelajaran, guru hanya menggunakan satu metode mengajar (mis: ceramah saja, diskusi saja)
SS S TS STS
14/ Guru selalu memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah oleh siswa
SS S TS STS
15/ Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila menemui kesulitan
SS S TS STS
D. Pelayanan Bimbingan dan Konseling 16/ Guru membantu siswa memecahkan masalah yang
sedang dihadapi SS S TS STS
17/ Guru tidak peduli dengan kesulitan yang dialami para siswanya
SS S TS STS
18/ Guru menyediakan waktu khusus untuk bimbingan siswa
SS S TS STS
19/ Guru memanggil dan menegur para siswanya yang mendapatkan nilai jelek (di ruang guru)
SS S TS STS
20/ Guru tidak dapat memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi para siswanya
SS S TS STS
E. Penggunaan Media dan Sumber pelajaran 21/ Guru menggunakan media pembelajaran yang tersedia
dengan tepat (gambar, OHP, papan tulis) SS S TS STS
22/ Penjelasan yang guru berikan, tidak ada atau tidak sesuai dengan buku wajib/buku pendukung
SS S TS STS
23/ Guru sudah menggunakan sumber pelajaran yang terbaru dan bermutu (sesuai dengan kebutuhan)
SS S TS STS
24/ Guru mewajibkan setiap siswanya untuk memiliki buku pelajaran
SS S TS STS
25/ Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang ada dengan baik
SS S TS STS
F. Penilaian Prestasi Belajar Siswa 26/ Dalam memberikan nilai, guru selalu pilih kasih (siswa
tertentu mendapatkan nilai baik) SS S TS STS
27/ Nilai yang diberikan guru, tidak hanya dari ulangan harian maupun ulangan umum, tetapi juga penilaian keseharian di dalam kelas (Tanya jawab, keaktifan di kelas)
SS S TS STS
28/ Penilaian prestasi belajar siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (kemampuan siswa yang sebenarnya)
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
29/ Penilaian oleh guru sudah sangat adil, tanpa melihat siapa yang diberi nilai
SS S TS STS
30/ Penilaian oleh guru sudah sesuai dengan kesepakatan bersama atau sesuai dengan peraturan di sekolah
SS S TS STS
Bagian III
Pendapat No. Pernyataan SS S TS STS
1/ Saya menyadari bahwa diri saya memiliki berbagai kekurangan.
SS S TS STS
2/ Saya adalah orang yang memiliki keyakinan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan dengan kemampuan yang saya miliki.
SS S TS STS
3/ Saya menyadari bahwa diri saya mempunyai kelebihan/keunggulan yang dapat terus saya kembangkan.
SS S TS STS
4/ Saya dapat mengenali emosi dalam diri sendiri (misal: sikap tanggap terhadap situasi tertentu atau orang lain).
SS
S TS STS
5/ Saya dapat mengendalikan emosi dan dorongan negatif (misal: bermalas-malasan) saat menyelesaikan suatu tugas dari guru.
SS
S TS STS
6/ Saya menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam mengerjakan soal-soal ujian.
SS
S TS STS
7/ Saya mau bertanggung jawab atas hasil-hasil pekerjaan (misal: hasil ujian yang buruk).
SS
S TS STS
8/ Saya mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi lingkungan sekitar.
SS
S TS STS
9/ Saya menyukai berbagai ide dan informasi baru yang positif.
SS
S TS STS
10/ Saya dapat memotivasi diri saat kondisi terpuruk untuk suatu tujuan hidup di masa mendatang.
SS
S TS STS
11/ Saya dapat memahami sasaran kelompok dan dapat menyesuaikan diri dengan usaha yang dijalankan kelompok.
SS
S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
12/ Saya suka memanfaatkan kesempatan baik yang diberikan kepada saya.
SS
S TS STS
13/ Saya siap menanggung resiko kegagalan atau mengatasi hambatan dalam usaha mencapai tujuan.
SS
S TS STS
14/ Saya dapat memahami orang lain seperti saya memahami diri saya sendiri.
SS
S TS STS
15/ Saya dapat mempengaruhi diri saya sendiri untuk berubah ke hal yang lebih baik.
SS
S TS STS
16/ Saya tulus dalam memberikan pelayanan kepada orang lain.
SS S TS STS
17/ Saya suka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk meraih hasil yang lebih baik.
SS
S TS STS
18/ Saya mampu memahami kondisi emosi orang lain dan dapat memanfaatkannya sebagai sumber kekuatan untuk bekerja sama.
SS
S TS STS
19/ Saya mampu mempengaruhi orang lain melakukan hal yang saya harapkan.
SS
S TS STS
20/ Saya adalah orang yang memahami berbagai pendapat orang lain dan memberikan jalan pemecahan yang dapat diterima secara bersama.
SS
S TS STS
21/ Saya terbuka untuk menerima pendapat orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas saya.
SS
S TS STS
22/ Saya dapat menjadi teladan bagi orang lain dalam hal ucapan dan tindakan.
SS
S TS STS
23/ Saya mudah bekerja sama dengan siapa saja dalam suatu kelompok.
SS
S TS STS
24/ Saya dapat menciptakan suasana kompak dalam suatu kelompok.